BAB III PERANCANGAN KREATIF IKLAN · 16 BAB III PERANCANGAN KREATIF IKLAN 3.1 Profil Perusahaan dan...
Transcript of BAB III PERANCANGAN KREATIF IKLAN · 16 BAB III PERANCANGAN KREATIF IKLAN 3.1 Profil Perusahaan dan...
16
BAB III
PERANCANGAN KREATIF IKLAN
3.1 Profil Perusahaan dan Analisis Situasi
3.1.1 Profil Perusahaan
Ummy Bakery by Helen Chu adalah sebuah usaha yang bergerak dalam bidang
bakery supplier. Usaha ini didirikan pada tahun 2001 oleh ibu Helen Chu yang
sekaligus merupakan pemilik dari usaha ini. Ummi Bakery telah berkomitmen untuk
terus membantu mereka yang ingin memanfaatkan peluang usaha selama kurang
lebih 18 tahun dengan roti yang ekonomis dengan kualitas premium.
Berawal dari keinginan ibu Helen memanfaatkan minimnya persaingan dalam
usaha bakery, maka pada 2001 didirikanlah usaha ini dengan konsep bakery supplier
dengan harga yang ekonomis untuk konsumen dengan penghasilan menengah ke
bawah yang memang ditujukan untuk dijual kembali. Sebelum kepada konsep
supplier, ibu Helen sempat mendirikan usaha dengan menjual langsung kepada
konsumen secara personal yang berlokasi di Tamrin dan Sudirman, Jakarta. Tidak
hanya memproduksi roti, Ummi Bakery juga memproduksi kue kering serta
membuka kedai roti bakar disamping tokonya dengan harga ekonomis.
Kini, usaha yang berpusat di Ruko Taman Harmoni, Pondok Cabe, Tangerang
Selatan itu telah memiliki cabang di Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur, dan
Bandung. Dengan varian roti berkualitas premium dan harga yang ekonomis dengan
kisaran harga satuan Rp1800,-, Ummi Bakery mampu memproduksi kurang lebih
10.000 roti setiap harinya dengan pendapatan kotor senilai Rp18.000.000,- perhari.
17
Dalam memproduksi dan mendistribusikan produknya, Ummi Bakery telah
bersertifikat halal dari MUI serta bersertifikat PIRT dari Dinas Kesehatan. Dengan
adanya Ummi Bakery diharapkan dapat membantu konsumen kelas menengah ke
bawah untuk mampu melihat peluang usaha yang lebih menguntungkan.
1. Visi :
a. Menciptakan peluang usaha bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah
b. Menjadi contoh UKM berkelas
2. Misi :
a. Memperluas jaringan Ummi Bakery, sehingga mampu menciptakan peluang
usaha yang lebih besar
b. Menciptakan roti yang berkualitas stabil dan halal dengan harga yang terjangkau
c. Melakukan perbaikan secara terus menerus dalam bidang pemasaran maupun
produksi
d. Memberi keuntungan yang baik kepada setiap agen
3.1.2 Analisa lingkungan dan kondisi pasar
1. Kondisi Pasar dan Perilaku Konsumen
Secara umum, mayoritas masyarakat Indonesia menunjukan perilaku yang
konsumtif. Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi juga semakin canggih
dan mempermudah keseharian yang tentunya turut merubah hampir setiap aspek
seperti gaya hidup, dan perilaku manusia. Tentunya dengan perkembangan tersebut
tidak hanya menimbulkan dampak positif namun, juga negatif, seperti masyarakat
Indonesia lebih konsumtif lebih dari sebelumnya.
Pada akhirnya hal tersebut berpengaruh pada semakin pesatnya bisnis kuliner
seperti contohnya, bakery. Bisnis bakery semakin menjamur dengan banyaknya gerai-
18
gerai dan pabrik yang buka baik produsen besar maupun UMKM. Menurut data
Kementerian Koperasi dan UKM, pada 2016 jumlah UMKM mencapai angka
61.651.177 usaha. Sedangkan, pada 2017 mencapai 62.922.617 usaha. Tingginya
peminat pada roti pun semakin meningkatkan persaingan dalam bisnis ini. Harga dari
tiap produsen bermacam-macam, mulai dari yang premium sampai yang terjangkau.
Namun, masyarakat Indonesia secara umum mengonsumsi roti secara personal
(perorangan) dikarenakan memang secara umum produk roti yang dikenal dan
dikonsumsi adalah produsen besar yang umumnya memang menjual langsung ke
konsumen. Tidak banyak dari masyarakat yang melihat bahwa proses jual beli tidak
hanya sebatas membeli dan memakai namun, juga masih ada kemungkinan lain dengan
me-resell kembali suatu produk. Sistem seperti ini jarang diterapkan pada bisnis roti
sehingga, peluang bisnis dengan sistem seperti ini cenderung lebih menguntungkan
tidak hanya produsen tetapi juga konsumen karena dapat di-resell kembali.
Ummi Bakery adalah satu dari sekian banyak produsen roti di Indonesia dengan
menggunakan sistem supplier yang memberi kebebasan pada konsumen untuk me-
resell kembali. Selama 18 tahun masih menjaga posisinya sebagai salah satu supplier
yang memberikan roti kualitas premium dengan harga yang amat terjangkau. Dengan
tetap mempertahankan konsep bakery supplier, kini Ummi Bakery memiliki lebih dari
100 agen reseller yang terus membeli stok secara berkala setiap minggunya. Dari hasil
wawancara terhadap ibu Helen Chu selaku pendiri sekaligus pemilik dari Ummi
Bakery, omzet perhari dapat mencapai Rp18.000.000,- yang dalam setahun mencapai
kira-kira Rp 6,4 milyar.
19
Dalam meraih data konsumen, penulis melakukan dua metode yakni, wawancara
secara langsung ke konsumen di sekitar lokasi usaha Ummi Bakery, dan menyebar
kuesioner secara online.
Data yang berhasil didapat dari wawancara secara langsung di lokasi usaha Ummi
Bakery yang berjumlah 6 responden, dengan kisaran umur 13-30 tahun. 3 perempuan,
dan 3 laki-laki. Dari hasil wawancara tersebut 3 dari mereka menyatakan merupakan
konsumen secara personal, dan 3 lainnya menyatakan bahwa mereka merupakan
reseller.
Frekuensi pembelian pun bervariasi. Adapun, 2 responden personal menyatakan
mengonsumsi hampir setiap hari. Dan, 1 responden personal lain menyatakan baru
melakukan pembelian pertamanya. 1 responden lainnya menyatakan bahwa cukup
jarang mengonsumsi Ummi Bakery. Alasan pembelian ke-3 responden ini tidak terlalu
beda, 2 menyatakan bahwa, harga yang ditawarkan terjangkau dengan rasa yang enak,
sedangkan 1 lainnya hanya untuk keperluan pribadi.
Sedangkan untuk responden reseller, 2 responden menyatakan mengonsumsi 2
kali dalam seminggu sedangkan, 1 lainnya menyatakan cukup jarang mengonsumsi.
Adapun, 2 responden menyatakan bahwa harga yang murah untuk di-resell menjadi
alasan mereka dalam mengonsumi Ummi Bakery. dan 1 responden lainnya
menyatakan alasannya bahwa rasa yang ditawarkan dari Ummi Bakery.
Sedangkan hasil yang diperoleh dari kuesioner online kepada 10 responden di
antaranya terdapat 7 laki-laki, dan 3 perempuan, rentang usia rata-rata 18-35 tahun, 8
orang berstatus mahasiswa, dan 2 lainnya sebagai pekerja swasta. Dengan hasil
kuesioner, 5 responden menyatakan mengetahui Ummi Bakery, dan 3 responden tidak
mengetahui Ummi Bakery, lalu 2 lainnya menyatakan mungkin mereka mengetahui
20
Ummi Bakery. Dari 10 responden, seluruhnya menyatakan mereka adalah konsumen
personal.
Dari hasil data di atas dapat disimpulkan bahwa Ummi Bakery memiliki brand
awareness yang baik di mata konsumen, Namun, sebagian besar dari konsumen
tersebut adalah konsumen personal. Tentunya, hal ini tidak salah. Namun, sejalan
dengan visi Ummi Bakery yang mana tujuannya adalah menggaet para reseller baru,
hal ini harus diperhatikan. Dengan terus menggaet reseller-reseller baru maka, brand
awareness Ummi Bakery sebagai bakery supplier akan semakin dikenal luas.
Politik
Dari segi politik, pemerintah mengatur dalam UU no. 7 tahun 2014 tentang
perdagangan. Dalam pasal 5 ayat 1 yang salah satunya mengatur peningkatan akses
pasar bagi produk dalam negeri. Dan pasal 5 ayat 3, Kebijakan Perdagangan Dalam
Negeri yang mengatur pengembangan dan penguatan usaha di bidang Perdagangan
Dalam Negeri, termasuk koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah, serta
pemberian fasilitas pengembangan sarana perdagangan. Dengan adanya UU ini tentu
sangat membantu Ummi Bakery untuk mengembangkan posisi usahanya di pasar.
Ekonomi
Kurang stabilnya perekonomian Indonesia tentunya berpengaruh pada harga
bahan baku produksi namun, pengaruhnya tidak signifikan sehingga roti masih bisa
dijangkau oleh masyarakat ekonomi ke bawah.
Sosial
Dari segi sosial, masyarakat Indonesia banyak yang mengonsumsi roti setiap
harinya dari harga yang terjangkau sampai premium. Namun, mayoritas dari mereka
21
banyak yang hanya sekedar mengonsumsinya secara personal. Meski begitu, tak
sedikit pula dari mereka yang mencoba untuk mencoba peluang usaha dengan menjadi
agen dari supplier roti. Hal ini menjadi keuntungan sendiri mengingat tak banyak
menggunakan sistem agen supplier untuk roti.
Teknologi
Dengan adanya perkembangan teknologi, produksi Ummi Bakery meningkat
dengan menggunakan berbagai alat dalam produksinya seperti mesin aduk, oven listrik
dan gas, dan mesin pemotong tawar. Perkembangan teknologi tentunya juga
mempengaruhi proses promosi dan penjualan. Dengan adanya sosial media, dan
website tentunya proses pencarian informasi barang serta pemesanan pun menjadi
semakin mudah.
2. Aspek Strategi Pemasaran
a. Produk
Ummi Bakery sebagai bakery supplier memproduksi berbagai varian roti
dengan berbagai bahan berkualitas. Roti Ummi Bakery dibuat dengan menggunakan
adonan bahan dari adonan tepung terigu berprotein tinggi, susu, mentega, telur,
garam, air, pengembang, dan pengempuk. Semua adonan tersebut diolah
menggunakan berbagai alat seperti mesin aduk, oven listrik dan gas, dan mesin
pemotong tawar.
Ummi Bakery memproduksi varian roti seperti roti coklat, coklat keju, keju,
moka, pisang, pisang keju, kacang, srikaya, pizza, sosis, dan susu keju. Roti-roti
tersebut dikemas dalam kemasan plastik dengan bobot 55 gram. Selain roti, Ummi
Bakery juga memproduksi kue kering yang dipasarkan setahun sekali ketika hari raya
22
tiba. Produk Ummi Bakery dapat dikonsumsi baik personal maupun resell.
Pemesanan dapat dilakukan secara online maupun datang langsung ke toko. Restock
bagi reseller umumnya sekali dalam seminggu. Reseller diberi kebebasan dalam
menentukan harga jual mereka, dan mengganti kemasan dengan versi mereka sendiri.
b. Price
Varian roti : Rp 1800
Varian kue kering : Rp 37000 – Rp 43000
c. Place
Sampai saat ini pendistribusian Ummi Bakery berpusat di Jl. Cabe Raya A 8,
Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Dan untuk konsumen yang berada di luar
jangkauan tempat tersebut masih bisa melalui cabang lain di :
1) Jl. Condet Raya no. 16A, Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur
2) Jl. Pelesiran no. 28, Bandung, Jawa Barat
3) Jl. Nusantara Raya no. A26, Aren Jaya, Bekasi Timur, Bekasi, Jawa Barat
d. Promotion
Dalam hal promosi, sejauh ini Ummi Bakery melakukan promosi melalui
Facebook dan Instagram pribadi mereka di @ummibakerybyhelenchu.
3. Kompetitor dan Diferensiasi
a. Primer
Perusahaan : Majestyk Bakery & Cakes
Produk : Bakery, dan Cake
Brand : Majestyk Bakery & Cakes
23
Alamat :
1) Jl. Ir H. Juanda No. 1 M Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan,
Banten
2) Jl. Jatiwaringin Raya No. 194 Jatiwaringin, Pondok Gede, Jakarta Timur
3) Jl. KH. Noer Alie No. 8-9 Kayu Ringin Jaya, Bekasi
Produk dan Harga :
Varian roti : Rp 2200 – Rp 6000
Kelebihan :
1) Memiliki banyak outlet yang tersebar luas
2) Memiliki variasi menu bakery yang sangat banyak dengan harga yang
terjangkau untuk berbagai kalangan.
Kekurangan :
Beberapa produk memiliki harga yang sedikit lebih mahal dibanding kompetitor
lainnya
b. Sekunder
Perusahaan : Lauw Bakery
Produk : Roti
Brand : Lauw Bakery
Alamat :
24
Jl. Rumah Sakit Fatmawati No. 42, RT.9/RW.7, Cipete Utara, Kebayoran Baru,
RT.1/RW.1, Cipete Utara, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta
Produk dan Harga :
Varian roti : Rp 6500 – Rp 8500
Kelebihan :
1) Memiliki varian roti yang lebih beragam
2) Lebih dikenal luas masyarakat ibukota
Kekurangan :
Harga yang lebih mahal ketimbang kompetitor lainnya
Diferensiasi Produk
Perbandingan ke-3 produsen roti dapat dilihat sebagai berikut :
a. Segi awareness
Dari segi awareness Ummi Bakery memiliki awareness yang baik untuk
kawasan ibukota dan sekitarnya. Selain itu, Majestyk memiliki awareness yang lebih
baik dibanding 2 lainnya dikarenakan sudah memiliki banyak cabang yang tersebar
bukan hanya di ibukota. Sedangkan untuk Lauw Bakery, Lauw Bakery memiliki
awareness yang baik di masyarakat ibukota mengingat Lauw Bakery sudah ada sejak
dulu di Jakarta.
b. Segi Harga dan Produk
Dari segi harga, Ummi Bakery menawarkan harga yang amat terjangkau bagi
semua kalangan dengan varian dan kualitas roti yang bisa bersaing dengan 2
25
kompetitor lainnya. Sedangkan, Majestyk Bakery memiliki harga sedikit lebih mahal
dibanding Ummi Bakery untuk varian roti yang lebih beragam. Untuk Lauw Bakery,
harga yang dipatok jauh lebih mahal dibanding 2 kompetitornya, dan varian roti yang
lebih banyak.
4. Analisis SWOT
a. Strength
1) Harga yang murah untuk roti kualitas premium
2) Sistem supplier yang jarang digunakan produsen roti saat ini
b. Weakness
1) Masih kurangnya awareness sebagai bread supplier
c. Opportunity
a. Tidak banyak produsen yang menggunakan sistem bread supplier
d. Threat
1) Menjamurnya produsen roti-roti premium dengan harga yang semakin
terjangkau
5. Tujuan Pemasaran
Meningkatkan penjualan sebesar 30% dari tahun sebelumnya, dan memperoleh
seratus agen baru.
26
3.2 Strategi Kreatif Iklan
3.2.1 Perancangan Strategi Kreatif
1. Advertising Objective
Meningkatkan awareness Ummi Bakery sebagai bakery supplier, dan menggaet
reseller baru.
2. Target Audience
a. Primer
a. Demografi
Gender : Laki-laki dan Perempuan
Usia : 18-50 tahun
Status : Ibu rumah tangga, mahasiswa, pekerja muda
SES :
a) C2 (1000.000 - 1.500.000)
b) D (700.000 – 1000.000)
c) E (<700.000)
b. Geografi
Orang yang tinggal di daerah perkotaan
c. Psikografi
Orang yang memiliki minat dalam berbisnis
d. Behavioral
Orang yang mencari manfaat dan keuntungan dari suatu produk.
e. Profile Consumer
Mawar adalah seorang mahasiswi sekaligus pekerja swasta berusia 24 tahun.
Bertempat tinggal di Jakarta. Pendapatan perbulannya relatif stabil namun, Mawar
27
masih merasa perlu mencari tambahan uang untuk menopang kehidupannya di
ibukota. Mawar mencari bisnis online di berbagai di media sosial seperti Facebook,
dan Instagram. Akhirnya, Mawar menemukan Ummi Bakery yang merupakan
bakery supplier di salah satu media sosial. Melihat harga yang ditawarkan amat
terjangkau, dan memberikan kebebasan pada para reseller-nya dalam menentukan
harga ataupun menambahkan label pribadi maka, Mawar pun tertarik dengan apa
yang ditawarkan. Dengan berbagai varian roti dan fasilitas yang ada, Mawar pun
menjadi reseller Ummi Bakery
b. Sekunder
1) Demografi
Gender : Laki-laki dan perempuan
Usia : 11 – 50 tahun
Status : Pelajar, mahasiswa, pekerja, ibu rumah tangga
SES :
a. D (700.000 – 1000.000)
b. E (<700.000)
2) Geografi
Orang yang tinggal di daerah perkotaan
3) Psikografi
Orang yang mencari kenikmatan dalam mengonsumsi roti
4) Behavioral
Orang yang kesehariannya mengonsumsi roti.
5) Profile Consumer
Samid adalah seorang mahasiswa sekaligus freelancer yang tinggal di Tangerang
Selatan. Samid seorang yang amat aktif sehingga jarang mengonsumsi nasi. Oleh
28
karena itu, sebagai gantinya Samid mengonsumsi roti. Samid selalu mencari roti
yang tidak hanya lezat namun juga terjangkau. Suatu hari Samid membeli roti di
salah satu penjual, roti tersebut tidak hanya murah namun juga lezat, tertarik dengan
hal tersebut Samid pun menanyakan dari mana penjual roti tersebut menyuplai, dan
akhirnya Samid pun mengenal Ummi Bakery. Kini, Samid secara aktif membeli roti
di Ummi Bakery.
6) Insight
Harga dan fasilitas yang disediakan harus didukung dengan kualitas roti yang
dihasilkan agar konsumen baik reseller maupun personal tetap mendapat layanan
yang memuaskan dan berkualitas.
3. Promise/Positioning
Bakery supplier yang menawarkan kualitas premium dengan harga terjangkau
agar mudah di-resell kembali.
4. Support/Reason Why
a. Ummi Bakery memiliki harga yang amat terjangkau dan kualitas tepung terigu
dengan protein tinggi.
b. Memberi kebebasan bagi konsumen yang ingin me-resell kembali produk Ummi
Bakery seperti menggunakan kemasan versi pribadi, dan bebas menentukan
harga jual kembali.
5. Brand Character
Untung, Harga Bersahabat, Enak, Berkualitas
6. Big Idea
“Roti untung”
29
7. Tone and Manner Communication
Pendekatan pesan iklan :
Pendekatan secara rasional. Karena erat kaitannya dengan menggaet reseller baru
maka perlu menampilkan manfaat apa yang perlu ditampilkan serta, pendekatan
emosional yang lebih mudah menarik perhatian konsumen.
Gaya penyampaian pesan :
Gaya penyampaian secara life style yang memfokuskan bagaimana kehidupan
sehari-hari dapat mensugesti target audience.
Daya tarik pesan :
Daya tarik rasional, karena menyangkut manfaat, dan penawaran dari produk serta
menarik target audience untuk menjadi reseller baru.
8. Mandatories
a. Menampilkan logo dan brand perusahaan
b. Menonjolkan kalimat persuasi untuk mengajak agen baru
c. Menampilkan media sosial Ummi Bakery
d. Menggunakan warna dengan tema klasik
3.2.2 Konsep dan Strategi Media
1. Tinjauan Media
Menurut Indriana (Ardiyanti, Usman, & Bandu, 2018) media berarti perantara,
yaitu perantara antara sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa hal
yang termasuk media adalah film, televisi, diagram, media cetak, dan lain-lain.
Contoh dari beberapa media tersebut bisa dijadikan sebagai media pengajaran
jika dapat membawa pesan- pesan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
2. Strategi Eksekusi Media
Ummi Bakery menggunakan media cetak sebagai sarana promosi iklannya. Media
cetak memiliki keuntungan biaya yang lebih murah dibanding media lainnya. Media
30
cetak juga lebih memuat pesan iklan secara singkat dan padat sehingga siapapun yang
melihatnya dapat segera memahami iklan tersebut.
Majalah : SWA
Majalah SWA diterbitkan oleh PT Swasembada Media Bisnis. Majalah SWA
merupakan majalah bisnis yang terbit secara dwi mingguan sejak 1 April 1985.
Majalah SWA berpusat di Jl. Taman Tanah Abang III/23, Jakarta Pusat. Majalah SWA
memiliki sirkulasi lebih dari 50000 eksemplar, dan telah dibaca lebih dari 200000
orang di seluruh Indonesia. Majalah SWA selalu menyajikan pembahasan bisnis yang
mendalam, persoalan bisnis, dan berbagai solusi yang diberikan berdasarkan riset.
Majalah SWA sangat sesuai bagi siapapun yang berkecimpung dalam dunia bisnis baik
profesional, wirausahawan, maupun pemula yang baru memulai bisnis.
Adapun memasang iklan di majalah SWA merupakan pilihan yang tepat untuk
menargetkan pembaca yang berminat pada bisnis. Tentunya hal ini sesuai dengan
target audiens dari Ummi Bakery yakni. orang yang memiliki minat dalam bisnis.
Tarif : Rp44.500.000
Ukuran : 210mm x 275mm, (Full Color)
Position : Cover 3
31
3.3 Eksekusi Perancangan
3.3.1 Pertimbangan Pemilihan Karya
Berdasarkan pemilihan dan pertimbangan klien yang diwakili langsung oleh
owner Ummi Bakery yakni, ibu Helen Chu memutuskan memilih tiga karya terbaik
yakni :
1. Versi ”Lebih Untung”
2. Versi “Lebih Praktis”
3. Versi “Enak Jadi Reseller ‘kan?”
Adapun dipilihnya ketiga karya tersebut karena sudah memenuhi mandatories
dari Ummi Bakery.
32
3.3.2 Karya Iklan
1. Iklan versi ”Lebih Untung”
Gambar III.1
Iklan Cetak Versi “Lebih Untung”
33
Penempatan iklan pada majalah SWA
Gambar III.2
Penempatan Media Iklan Cetak Versi “Lebih Untung”
34
2. Iklan cetak versi ”Lebih Praktis”
Gambar III.3
Iklan Cetak versi “Lebih Praktis”
35
Penempatan iklan pada majalah SWA
Gambar III.4
Penempatan Media Iklan Cetak Versi “Lebih Praktis”
36
3. Iklan cetak versi ”Enak Jadi Reseller ‘kan?”
Gambar III.5
Iklan Cetak Versi “Enak Jadi Reseller ‘kan?”
37
Penempatan iklan pada majalah SWA
Gambar III.6.
Penempatan Media Iklan Cetak Versi “Enak Jadi Reseller ‘kan?”
38
3.4 Justifikasi Karya Iklan
3.4.1 Aspek Copy
Berdasarkan Creative Brief yang telah dibuat, penulis menentukan tagline dan
headline yang digunakan, dan pesan iklan yang akan disampaikan yang menjawab
permasalahan dari klien. Kemudian penulis tagline untuk versi pertama yakni “Jadi
Reseller Lebih Untung”, versi kedua “Jadi Reseller Lebih Praktis”, dan versi ketiga
“Enak Jadi Reseller ‘kan?”.
1. Versi “Lebih Untung”
Menggunakan tagline dengan kalimat “Yuk Gabung!” yang menyampaikan
bahwa Ummi Bakery mengajak audiens untuk bergabung sebagai reseller baru.
Headline “Jadi Reseller Lebih Untung” berusaha memberi keyakinan pada
audiens bahwa, menjadi reseller lebih untung. Didukung dengan body copy yang berisi
informasi mengenai keuntungan apa saja yang akan didapat bila menjadi reseller
Ummi Bakery.
Pada bagian bawah yakni, base line berisi informasi mengenai klien bagi audiens
yang mencari informasi lebih lanjut yang berisi alamat, dan sosial media klien.
a. Headline
Font : Calibri Bold.
“Jadi Reseller Lebih Untung” : 66,33 pt.
b. Tagline
Font : Calibri Bold.
“Yuk” : 178,93 pt
“Gabung” : 80,33 pt
39
“!” : 225,01 pt
c. Body Copy
Font : Calibri Bold.
“Semua Varian” : 44,68 pt.
“Cuma” : 49,06 pt.
“Rp1800” : 54,29 pt.
“Bebas” : 86,7 pt
“Tentukan Harga Sendiri” : 38,93 pt
“Memakai Kemasan Sendiri” : 33,45 pt
d. Base Line
Font : Calibri Regular
Kata “Jl. Cabe Raya A 8, Pondok Cabe, Tangerang Selatan” berukuran 19,47 pt.
Kata “@ummibakerybyhelenchu” berukuran 21,12 pt.
2. Versi “Lebih Praktis”
Menggunakan tagline dengan kalimat “Yuk Gabung!” yang menyampaikan
bahwa Ummi Bakery mengajak audiens untuk bergabung sebagai reseller baru.
Headline “Jadi Reseller Lebih Praktis” berusaha memberi keyakinan pada audiens
bahwa, menjadi reseller itu praktis. Didukung dengan body copy yang berisi informasi
mengenai cara memesan produk dan keuntungan yang akan didapat bila menjadi
reseller Ummi Bakery.
Pada bagian bawah yakni, base line berisi informasi mengenai klien bagi audiens
yang mencari informasi lebih lanjut yang berisi alamat, dan sosial media klien.
40
a. Headline
Font : Calibri Bold.
“Jadi Reseller Lebih Praktis” : 54,57 pt.
b. Tagline
Font : Calibri Bold.
“Yuk Gabung!” : 111,8 pt
c. Body Copy
Font : Calibri Bold.
“Bisa Order Lewat Smartphone Kamu” : 42,63 pt.
“&” : 29,08 pt.
“Tentukan Sendiri Harga Resell Kamu” : 46,23 pt.
“Varian Roti” : 53,21pt
“Cuma” : 32,61 pt
“Rp1800” : 48 pt
d. Base Line
Font : Calibri Bold
Kata “Jl. Cabe Raya A 8, Pondok Cabe, Tangerang Selatan” berukuran 23,69 pt.
Kata “@ummibakerybyhelenchu” berukuran 23,2 pt.
3. Versi “Enak Jadi Reseller ‘kan?”
Menggunakan tagline dengan kalimat “Yuk Gabung!” yang menyampaikan
bahwa Ummi Bakery mengajak audiens untuk bergabung sebagai reseller baru.
41
Headline “Enak Jadi Reseller ‘kan?” berusaha menunjukkan pada audiens
perbandingan antara menjadi reseller atau konsumen personal. Didukung dengan body
copy yang berisi informasi mengenai keuntungan yang akan didapat bila menjadi
reseller Ummi Bakery.
Pada bagian bawah yakni, base line berisi informasi mengenai klien bagi audiens
yang mencari informasi lebih lanjut yang berisi alamat, dan sosial media klien.
a. Headline
Font : Calibri Bold.
“Enak Jadi Reseller ‘kan?” : 133,46 pt.
b. Tagline
Font : Calibri Bold.
“Yuk Gabung!” : 94,23 pt
c. Body Copy
Font : Calibri Bold.
“Tentukan Sendiri Harganya” : 52,16 pt.
“Untungnya Buat Kamu Sendiri” : 51,79 pt.
“Varian Roti” : 18,85 pt
“Rp1800” : 46,34 pt
“Reseller” : 46,08 pt
“Personal” : 56,56 pt
d. Base Line
Font : Calibri Bold
42
Kata “Jl. Cabe Raya A 8, Pondok Cabe, Tangerang Selatan” berukuran 32,95 pt.
Kata “@ummibakerybyhelenchu” berukuran 25,45 pt.
3.4.2 Aspek Visual
1. Versi “Lebih Untung”
a. Uraian Langkah Berpikir
Penulis memperoleh ide, dan kemudian dituangkan ke dalam ilustrasi berupa
sketsa sebelum diubah menjadi desain digital. Ilustrasi berbentuk tumpukan roti, dan
beberapa teks yang memuat pesan iklan.
b. Deskripsi Konsep Visual
Visual pada iklan ini yakni, setumpuk roti yang disusun menunjukkan bahwa roti
dari Ummi Bakery bervariasi dengan tampilan yang menggugah. Dengan
background berwarna coklat yang senada dengan warna roti menambah daya tarik
dari visual ini sendiri. Dengan konsep ini, dapat membuat audiens beranggapan
bahwa roti tersebut selain menguntungkan namun, juga menggugah selera.
c. Penjelasan dan Penetapan Layout
Layout yang penulis gunakan adalah Rebus Layout, yang mana penggunaan
Layout tersebut menampilkan susunan antara objek dan teks yang saling berpadu
sehingga membentuk suatu cerita.
d. Elemen Desain
1) Background
Background yang digunakan berupa solid color warna coklat gelap yang diberi
gradiant overlay radial berwarna coklat terang. Ditambah dengan icon template
berbentuk roti yang diperbanyak berwarna hitam dengan opacity 10%, custom
43
shape berbentuk abstrak dan flag dengan warna coklat. Ditambah rectangle
berwarna putih pada bagian bawah untuk penempatan base line
2) Object
Objek yang digunakan adalah produk roti yang di susun sedemikian rupa yang
menunjukkan kesan menggugah selera.
3) Typography
Penulis menggunakan berbagai tipografi yang disusun di tengah layout.
Headline, Tagline, dan Body Copy penulis gunakan dengan font Calibri Bold
berwarna putih agar kontras dengan background coklat pada layout. Untuk Base
Line penulis gunakan font Calibri Regular dengan warna hitam agar kontras dengan
rectangle berwarna putih pada bagian bawah.
4) Supporting Elemen
Penulis menggunakan icon pendukung seperti template berbentuk roti, custom
shape berbentuk abstrak dan flag, logo produk, icon Instagram, dan icon Facebook.
44
5) Warna
Gambar III.7
Nomor warna iklan cetak versi “Lebih Untung”
e. Teknik Ilustrasi
Teknik ilustrasi yang penulis gunakan adalah menyeleksi dan menduplikasi
beberapa objek dari sumber foto yang telah diambil sebelumnya, dan menyesuaikan
size dari objek agar nyaman dilihat. Kemudian, penulis mengatur saturasi dari objek
roti tersebut agar senada dan menampilkan kesan menggugah. Setelah itu penulis
menambah template berbentuk roti yang diduplikat menjadi banyak sebagai
background, dan menurunkan opacity-nya. Terakhir penulis menambah custom
shape berbentuk abstrak yang di letakan di belakang tipografi yang diatur agar tetap
rapi dan nyaman dipandang, dan custom shape flag dibelakang tipografi “Rp1800”.
Semua proses tersebut penulis lakukan dengan software pengolah gambar Adobe
Photoshop CC 2014.
45
2. Versi “Lebih Praktis”
a. Uraian Langkah Berpikir
Penulis memperoleh ide, dan kemudian dituangkan ke dalam ilustrasi berupa
sketsa sebelum diubah menjadi desain digital. Ilustrasi berupa tangan manusia yang
sedang menggenggam smartphone yang berisi teks percakapa, dan beberapa teks
yang memuat pesan iklan.
b. Deskripsi Konsep Visual
Visual pada iklan ini yakni, smartphone yang digenggam menampilkan teks
pesan singkat antara Ummi Bakery dengan konsumen yang bermakna bahwa Ummi
Bakery melayani konsumennya dengan cepat dan memberi kemudahan pada
konsumen. Dengan background berwarna coklat yang menunjukkan kesan elegan
dipadu dengan tipografi berwarna putih yang kontras dengan background, ditambah
custom shape berbentuk flag untuk menempatkan tipografi di dalamnya. Konsep ini
dibuat dengan layout berbentuk horizontal agar teks dan gambar bisa menyatu
dengan baik. Dengan konsep ini, dapat membuat audiens beranggapan bahwa Ummi
Bakery tidak hanya memiliki produk yang berkualitas namun, juga layanan yang baik.
c. Penjelasan dan Penetapan Layout
Layout yang penulis gunakan adalah Rebus Layout, yang mana penggunaan
Layout tersebut menampilkan susunan antara objek dan teks yang saling berpadu
sehingga membentuk suatu cerita.
46
d. Elemen Desain
1) Background
Background yang digunakan berupa solid color warna coklat gelap yang diberi
brush berwarna coklat terang.
2) Object
Objek yang digunakan adalah tangan yang menggenggam samrtphone yang
diletakkan di samping tipografi.
3) Typography
Penulis menggunakan berbagai tipografi yang disusun di pinggir layout.
Headline, Tagline, Body Copy, dan Base Line penulis gunakan dengan font Calibri
Bold berwarna putih agar kontras dengan background coklat pada layout.
4) Supporting Elemen
Penulis menggunakan icon pendukung seperti custom shape berbentuk flag,
logo produk, icon Instagram, dan icon Facebook.
47
5) Warna
Gambar III.8
Nomor warna iklan cetak versi “Lebih Praktis”
e. Teknik Ilustrasi
Teknik ilustrasi yang penulis gunakan adalah menyeleksi dan menduplikasi
objek dari sumber foto yang telah diambil sebelumnya, dan menyesuaikan size dari
objek agar nyaman dilihat. Kemudian, penulis mengatur saturasi dari objek
smartphone yang digenggam tersebut agar tetap kontras dengan background. Setelah
itu penulis menambah tipografi berwarna putih di samping objek tersebut. Terakhir
penulis menambah custom shape berbentuk flag yang di letakan di bawah tipografi
yang diatur agar tetap rapi dan nyaman dipandang. Semua proses tersebut penulis
lakukan dengan software pengolah gambar Adobe Photoshop CC 2014.
48
3. Versi “Enak Jadi Reseller ‘kan?”
a. Uraian Langkah Berpikir
Penulis memperoleh ide, dan kemudian dituangkan ke dalam ilustrasi berupa
sketsa sebelum diubah menjadi desain digital. Ilustrasi berupa seorang pria dengan
pose yang berbeda diletakkan berlawanan secara vertikal dengan beberapa teks yang
memuat pesan iklan.
b. Deskripsi Konsep Visual
Visual pada iklan ini yakni, seorang pria dengan dua penampilan yang berbeda
diletakkan berlawanan secara vertikal. Konsep ini berusaha menunjukkan perubahan
seorang konsumen personal menjadi reseller. Dengan background berwarna coklat
terang dan coklat gelap yang menunjukkan kesan elegan dipadu dengan tipografi
berwarna coklat di atas custom shape berwarna putih yang kontras dengan
background. Dengan konsep ini, dapat membuat audiens beranggapan bahwa
menjadi reseller Ummi Bakery lebih menguntungkan apabila dibanding menjadi
konsumen biasa.
c. Penjelasan dan Penetapan Layout
Layout yang penulis gunakan adalah Rebus Layout, yang mana penggunaan
Layout tersebut menampilkan susunan antara objek dan teks yang saling berpadu
sehingga membentuk suatu cerita.
d. Elemen Desain
1) Background
Background yang digunakan berupa rectangle dengan solid color warna coklat
pada bagian atas dan coklat terang pada bagian bawah. Pada rectangle berwarna
coklat gelap diberi layer mask dan gradiant agar terlihat seperti efek transisi.
49
2) Object
Objek yang digunakan adalah model sebagai reseller, dan konsumen personal
3) Typography
Penulis menggunakan berbagai tipografi yang disusun di tengah dan bawah
layout. Headline, Tagline, Body Copy, dan Base Line penulis gunakan dengan font
Calibri Bold. Untuk headline dan tagline berwarna coklat terang. Body copy
berwarna putih dan coklat gelap.
4) Supporting Elemen
Penulis menggunakan icon pendukung seperti custom shape berbentuk flag,
price tag, logo produk, icon Instagram, dan icon Facebook.
5) Warna
Gambar III.9
Nomor warna iklan cetak “Enak Jadi Reseller ‘kan?”
50
e. Teknik Ilustrasi
Teknik ilustrasi yang penulis gunakan adalah menyeleksi dua objek dari sumber
foto yang telah diambil sebelumnya, dan menyesuaikan size dari objek agar dapat
terlihat menyatu satu sama lain. Setelah itu penulis menambah tipografi berwarna
putih pada bagian bawah objek. Kemudian, penulis menambah custom shape
berbentuk price tag yang di letakan pada sisi masing-masing objek dengan tipografi
di dalamnya, dan custom shape flag di tengah objek, serta pada bagian bawah objek
berupa headline. yang diatur agar tetap rapi dan nyaman dipandang. Semua proses
tersebut penulis lakukan dengan software pengolah gambar Adobe Photoshop CC
2014.
51
3.5 Time Table dan Anggaran Produksi
3.5.1 Time Table
Tabel III.1.
Time table
No. Tahap Kegiatan April
I II III IV
1. Pra Produksi Bertemu klien X
2. Perizinan logo X
3. Wawancara klien X
4. Company profile X
5. Client brief X
6. Penyerahan Client Brief X
7. Bimbingan X X X X
8. Creative Brief X
No. Kegiatan Mei
I II III IV
9. Revisi Creative brief X
10. Bimbingan X X X
13. Big idea dan konsep X
Pembuatan sketsa X
Revisi sketsa X
14. Persiapan Produksi X
No. Tahap Kegiatan Juni
I II III IV
1. Produksi Melakukan pemotretan X
3. Pemilihan hasil foto X
4. Bimbingan X X
No. Tahap Kegiatan Juli
I II III IV
1. Pasca Produksi Membuat desain X
2. Revisi desain X
3. Bimbingan X X X
4. Presentasi klien X
5. Approval karya X
6. Penyusunan laporan X X
52
3.5.2 Anggaran Produksi
Tabel III.2.
Anggaran produksi
No. Kegiatan Jumlah Biaya Total
Pra Produksi
1. Print bimbingan dan revisi 1 rim Rp45.000 Rp45.000
2. Transportasi 7 hari Rp20.000 Rp140.000
Produksi
3. Transportasi 2 hari Rp20.000 Rp40.000
4. Print bimbingan dan revisi 1 rim Rp45.000 Rp45.000
Pasca Produksi
5. Transportasi 3 hari Rp20.000 Rp60.000
6. Materai 6000 3 lembar Rp8.000 Rp24.000
7. CD-RW 1 keping Rp10.000 Rp10.000
8. Jilid dan cetak cover 3 rangkap Rp5.000 Rp15.000
9. Art Paper A4 3 lembar Rp5.000 Rp15.000
10. Cetak Karya A2 1 lembar Rp30.000 Rp30.000
Total Anggaran Produksi Rp409.000
3.6 Kendala dan Pemecahan
3.6.1 Kendala
Beberapa kendala yang penulis alami selama proses pengerjaan tugas akhir, antara
lain :
1. Sulit menemukan klien untuk tugas akhir
2. Sulit mencari referensi buku dan jurnal yang tepat dalam penyusunan tugas akhir
3. Sulit menemukan konsep iklan yang sesuai dengan big idea
4. Sulit menyesuaikan desain digital dengan ekspektasi awal.
53
3.6.2 Pemecahan
Solusi yang penulis lakukan dalam menghadapi kendala dalam penyusunan tugas
akhir :
1. Penulis terus berusaha mencari klien untuk diajak bekerja sama
2. Penulis mencari referensi di toko buku, dan website untuk mencari jurnal yang
akurat dan terpercaya, dan meminjam buku pada teman ataupun kerabat yang
memiliki referensi yang sesuai
3. Penulis mencari referensi iklan yang ada di majalah, tabloid, dan internet
Penulis meminta saran kepada teman dan kerabat yang lebih memahami desain digital,
dan berusaha memperbaiki kemampuan dalam desain digital.