BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak...

19
21 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi Pusat Pemerintahan Bogor semula masih berada di wilayah Kota Bogor yaitu tepatnya di Panaragan, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, Ibu Kota Kabupaten Bogor dipindahkan dan ditetapkan di Cibinong. Sejak tahun 1990 pusat kegiatan pemerintahan menempati Kantor Pemerintahan di Cibinong. Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BAPPENDA) Kabupaten Bogor adalah suatu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 70 Tahun 2016 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2016 Nomor 70). Berdasarkan Peraturan Daerah No. 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah, Badan merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang melaksanakan fungsi penunjang keuangan di bidang pendapatan daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. BAPPENDA memiliki peran yang strategis, yakni di satu sisi merupakan pengelola pajak daerah, di sisi lain merupakan koordinator pendapatan daerah yang ikut bertanggung jawab atas keberhasilan penerimaan pendapatan daerah secara keseluruhan.

Transcript of BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak...

Page 1: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

21

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan/Organisasi

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan/Organisasi

Pusat Pemerintahan Bogor semula masih berada di wilayah Kota Bogor yaitu

tepatnya di Panaragan, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

1982, Ibu Kota Kabupaten Bogor dipindahkan dan ditetapkan di Cibinong. Sejak

tahun 1990 pusat kegiatan pemerintahan menempati Kantor Pemerintahan di

Cibinong.

Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (BAPPENDA) Kabupaten Bogor

adalah suatu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor yang

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 70 Tahun

2016 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten

Bogor Tahun 2016 Nomor 70).

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 70 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelolaan

Pendapatan Daerah, Badan merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang

melaksanakan fungsi penunjang keuangan di bidang pendapatan daerah, dipimpin

oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

BAPPENDA memiliki peran yang strategis, yakni di satu sisi merupakan

pengelola pajak daerah, di sisi lain merupakan koordinator pendapatan daerah yang

ikut bertanggung jawab atas keberhasilan penerimaan pendapatan daerah secara

keseluruhan.

Page 2: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

22

Adapun visi dan misi dari BAPPENDA Kab. Bogor yaitu :

1. Visi :

“Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten termaju di Indonesia”

2. Misi :

a. Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat

b. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Masyarakat dan Pengembangan Usaha

Berbasis Sumber Daya Alam dan Pariwisata

c. Meningkatkan Integrasi, Koneksitas, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur

Wilayah dan Pengeloaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

d. Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan dan

Pelayanan Kesehatan

e. Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Kerjasama Antar

Daerah dalam Kerangka Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.

3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi

1. Struktur Organisasi

BAPPENDA Kabupaten Bogor mempunyai fungsi pokok untuk Membantu

Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan di bidang pendapatan daerah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, BAPPENDA Kabupaten

Bogor mempunyai fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis pengelolaan pendapatan daerah;

b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis pengelolaan pendapatan daerah;

Page 3: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

23

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis

pengelolaan pendapatan daerah;

d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan

pemerintahan daerah di bidang pengelolaan pendapatan daerah; dan

e. Pelaksanaan administrasi Badan.

Struktur Organisasi BAPPENDA Kabupaten Bogor dapat dilihat pada

gambar sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI

BAPPENDA KABUPATEN BOGOR

Sumber : BAPPENDA Kabupaten Bogor

Gambar III.1

Struktur Organisasi BAPPENDA Kabupaten Bogor

2. Tata Kerja Organisasi

Dari struktur organisasi diatas, BAPPENDA Kabupaten Bogor memilik uraian

tugas sebagai berikut :

KEPALA

BADAN

SUB BAGIAN UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN

PROGRAM DAN

PELAPORAN

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN

KEUANGAN

BIDANG

RENCANA DAN

PEMBANGUNAN

BIDANG PAJAK

DAERAH

BIDANG PAJAK BUMI

DAN BANGUNAN P2

BIDANG BEA

PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN

BANGUNAN

Page 4: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

24

a. Kepala Badan

Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam memimpin dan

mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan.

b. Sekretariat

Membantu sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan dan penyusunan program

dan pelaporan Badan.

Fungsi :

1) Pengkoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan

Badan.

2) Pengelolaan rumah tangga, tata usaha, dan Kepegawaian Badan.

3) Penyusunan kebijakan penataan organisasi Badan.

4) Pengelolaan situs web Badan, dan

5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya.

c. Sub Bagian Program dan Pelaporan

Membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan dan penyusunan program

dan pelaporan Badan.

Fungsi :

1) Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program, monitoring, evaluasi,

dan pelaporan Badan.

2) Pelaksanaan pengelolaan hubungan masyarakat.

3) Pengelolaan penyusunan anggaran Badan.

4) Pengelolaan situs wen Badan, dan

5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan pimpinan sesuai bidang tugasnya.

Page 5: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

25

d. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan rumah tangga, tata usaha,

dan kepegawaian Badan.

Fungsi :

1) Pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Badan.

2) Pengelolaan barang/jasa Badan.

3) Penyiapan bahan penyusunan kebijakan penataan organisasi Badan.

4) Pengelolaan pelayanan administrasi kepegawaian Badan, dan

5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan bidang

tugasnya.

e. Sub Bagian Keuangan

Membantu Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan keuangan dinas.

Fungsi :

1) Penatausahaan keuangan Badan.

2) Penyusunan pelaporan keuangan Badan, dan

3) Pelaksaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya.

f. Bidang Perencanaan dan Pembangunan

Membantu Kepala Badan dalam melaksanakan perencanaan, pengembangan,

pengendalian, dan evaluasi serta koordinasi penerimaan pendapatan daerah.

Fungsi :

1) Perencanaan target penerimaan pajak daerah.

2) Pengoordinasian penyusunan target pendapatan daerah.

3) Pengembangan pengelolaan pendapatan daerah.

4) Penyusunan rancangan produk hukum di bidang pendapatan daerah.

5) Pengendalian dan evaluasi pengelolaan pendapatan daerah.

Page 6: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

26

6) Pengolahan data bagian desa dari penerimaan pajak daerah dan retribusi

daerah.

7) Pengelolaan dana transfer.

8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan pelaporan Bidang

Perencanaan dan Pengembangan, dan

9) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya.

g. Bidang Pajak Daerah

Membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan pajak

daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame,

pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker, dan

pajak air tanah.

Fungsi :

1) Pengelolaan pendaftaran wajib pajak daerah.

2) Pendataan dan pengadministrasian objek dan subjek pajak daerah.

3) Pengelolaan penagihan pajak daerah.

4) Pengelolaan perhitungan dan penerbitan dokumen-dokumen ketetapan pajak

daerah.

5) Pelaksaan pemeriksaan pajak daerah.

6) Pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah.

7) Pelaaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan pelaporan bidang pajak

daerah, dan

8) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuainya bidang

tugasnya.

Page 7: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

27

h. Bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

Fungsi :

1) Penyusunan kebijakan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan.

2) Pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan.

3) Pengolahan data Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

4) Pelaksanaan koordinasi pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan.

5) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyususnan pelaporan Bidang Pajak

Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan

6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya.

i. Bidang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pengelolaan pemungutan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Fungsi :

1) Pengelolaan validasi dan keberatan BPHTB.

2) Pelaksanaan verifikasi surat setoran pajak daerah BPHTB.

3) Pelaksanaan pendataan potensi BPHTB.

4) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan BPHTB, dan

5) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai bidang tugasnya.

Page 8: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

28

3.1.3. Kegiatan Organisasi

Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai oleh Badan Pengelolaan

Pendapatan Daerah, maka program dan kegiatan yang direncanakan adalah sebagai

berikut:

1. Program Dan Kegiatan Utama

Program Peningkatan dan Pengelolaan Pendapatan Daerah :

a. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-Sumber Pajak Daerah

b. Penyusunan Data dan Perhitungan Bagian Desa Dari Hasil Penerimaan

Pendapatan Daerah

c. Penagihan Pajak Daerah

d. Pemeriksaan dan Pengendalian Pajak Daerah

e. Perhitungan dan Penetapan Pajak Daerah

f. Pengolahan Data Penerimaan Pendapatan Daerah

g. Pendistribusian dan Pengendalian SPPT PBB

h. Penagihan PBB

i. Pelayanan Validasi BPHTB

j. Penelitian dan Verifikasi SSPD BPHTB

k. Evaluasi dan Pengendalian BPHTB

l. Pendaftaran Wajib Pajak Daerah

m. Pendataan Wajib Pajak Daerah

n. Penerbitan dan Pendistribusian Dokumen Ketetapan Pajak Daerah

o. Penyusunan Target Penerimaan Pendapatan Daerah

p. Analisis Zona Nilai Tanah

q. Up Dating Data PBB

Page 9: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

29

r. Pemeliharaan Basis Data Obyek Pajak PBB

s. Monitoring dan Pelaporan Pajak Daerah

t. Pendataan dan Pengolahan Data BPHTB

u. Penanganan Keberatan dan Pengurangan PBB

v. Verifikasi Data Obyek Pajak Bumi dan Bangunan

w. Monitoring dan Evaluasi PBB

x. Penetapan Nilai Perolehan (NPA) Air Tanah

y. Penerapan ISO Pelayanan Pajak Daerah

z. Pelayanan Loket PBB Perdesaan dan Perkotaan

2. Program Dan Kegiatan Penunjang

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran :

a. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

b. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

c. Penyediaan Alat Tulis Kantor

d. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

e. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

f. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan

g. Penyediaan Bahan Logistik Kantor

h. Penyediaan Makanan dan Minuman

i. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah

j. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran

k. Pelayanan dokumentasi dan arsip SKPD

l. Penyediaan Pelayanan Administrasi Kepegawaian

m. Penyediaan Pelayanan Administrasi Barang

n. Penyediaan Sewa Tempat

Page 10: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

30

o. Penyediaan Pelayanan Keamanan Kantor

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur :

a. Pengadaan Peralatan Kantor

b. Pengadaan Perlengkapan Kantor

c. Pengadaan Jaringan Listrik, Air, dan Telekomunikasi

d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

e. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

g. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor

h. Pemeliharaan rutin/berkala taman halaman kantor

Program Peningkatan Disiplin Aparatur :

a. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

b. Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur :

a. Pendidikan dan pelatihan formal

b. Pembinaan Mental dan Rohani bagi Aparatur

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

dan Keuangan :

a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

b. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran

c. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

d. Penyusunan Perencanaan Anggaran

e. Penatausahaan Keuangan SKPD

Page 11: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

31

f. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SKPD

g. Publikasi Kinerja SKPD

h. Penyusunan Renja SKPD

i. Penyusunan Renstra SKPD Transisi Tahun 2019 -2020

3.2. Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana diperlukan

sebuah pendekatan yang akan digunakan untuk pelaksanaan penelitian. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerimaan pajak hotel terhadap

PAD. Untuk mempermudah, peneliti menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 21.

3.2.1. Data Variabel X (Pajak Hotel)

Berikut adalah data laporan target dan realisasi penerimaan pajak hotel

Kabupaten Bogor tahun anggaran 2008-2018 :

Tabel III.2

Laporan target dan realisasi penerimaan pajak hotel

TAHUN TARGET

PENERIMAAN

REALISASI

PENERIMAAN

%

BERTAMBAH/(BER

KURANG)

2008 12.365.188.000,00 13.012.064.649,00 105,23% 646.876.649,00

2009 14.659.304.000,00 14.701.662.155,00 100,29% 42.358.155,00

2010 17.655.073.000,00 19.007.679.533,00 107,66% 1.352.606.533,00

2011 20.787.322.000,00 22.837.918.638,00 109,86% 2.050.596.638,00

2012 27.071.495.000,00 30.212.920.492,00 111,60% 3.141.425.492,00

2013 36.706.422.000,00 38.273.161.944,00 104,27% 1.566.739.944,00

2014 43.115.356.000,00 44.871.730.571,61 104,07% 1.756.374.571,61

2015 45.932.246.000,00 46.272.337.687,51 100,74% 340.091.687,51

2016 53.617.308.000,00 57.210.871.840,68 106,70% 3.593.563.840,68

2017 66.600.604.000,00 67.949.597.982,43 102,03% 1.348.993.982,43

2018 69.080.940.000,00 81.532.621.496,75 118,02% 12.451.681.496,75

Sumber : BAPPENDA Kab. Bogor Tahun Anggaran 2008-2018

Dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2008, realisasi penerimaan pajak

hotel sebesar Rp13.012.064.649,00 dari target penerimaan sebesar

Rp12.365.188.000,00. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar

Page 12: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

32

Rp14.701.662.155,00 dari target penerimaan sebesar Rp14.659.304.000,00. Pada

tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp19.007.679.533,00 dari target

penerimaan sebesar Rp17.655.073.000,00. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan

sebesar Rp22.837.918.638,00 dari target penerimaan sebesar Rp20.787.322.000,00.

Pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp30.212.920.492,00 dari target

penerimaan sebesar Rp27.071.495.000,00. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan

sebesar Rp38.273.161.944,00 dari target penerimaan sebesar Rp36.706.422.000,00.

Pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp44.871.730.571,00 dari target

penerimaan sebesar Rp43.115.356.000,00. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan

sebesar Rp46.272.337.687,51 dari target penerimaan sebesar Rp45.932.246.000,00.

Pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar Rp57.210.871.840,68 dari target

penerimaan sebesar Rp53.617.308.000,00. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan

sebesar Rp67.949.597.982,00 dari target penerimaan sebesar Rp66.600.604.000,00.

Dan pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar Rp81.532.621.496,75 dari

target penerimaan sebesar Rp69.080.940.000,00.

Berdasarkan data tabel III.2 diketahui bahwa penerimaan pajak hotel terus

terjadi peningkatan rata-rata sebesar 106,41% selama sebelas tahun terakhir (2008-

2018). Dari data diatas dapat kita lihat bahwa realisasi penerimaan pajak hotel dari

tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan pemungutan dan

penagihan yang dilakukan oleh BAPPENDA Kabupaten Bogor sudah baik hingga

tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya sangat sesuai dan

bertanggung jawab.

Page 13: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

33

3.2.2. Data Variabel Y (Pendapatan Asli Daerah)

Berikut adalah data laporan target dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Bogor tahun anggaran 2008-2018 :

Tabel III.3

Laporan target dan realisasi penerimaan PAD

TAHUN ANGGARAN REALISASI % BERTAMBAH/(BER

KURANG)

2008 290.940.055.000,00 316.635.690.464,00 108,83% 25.695.635.464,00

2009 321.074.025.000,00 337.903.884.329,00 105,24% 16.829.859.329,00

2010 381.351.329.000,00 399.263.956.504,00 104,70% 17.912.627.504,00

2011 597.836.367.000,00 685.121.399.928,00 114,60% 87.285.032.928,00

2012 911.453.125.000,00 1.068.548.454.296,00 117,24% 157.095.329.296,00

2013 1.164.506.393.000,00 1.261.034.564.121,00 108,29% 96.528.171.121,00

2014 1.481.027.789.000,00 1.712.937.376.136,16 115,66% 231.909.587.136,16

2015 1.785.300.132.000,00 2.002.320.991.117,09 112,16% 217.020.859.117,09

2016 2.065.822.879.000,00 2.292.175.034.011,00 110,96% 226.352.155.011,00

2017 2.282.578.507.000,00 3.041.872.447.905,35 133,26% 759.293.940.905,00

2018 2.475.535.726.000,00 2.791.260.275.141,18 112,75% 315.724.549.141,18

Sumber : BAPPENDA Kab. Bogor Tahun Anggaran 2008-2018

Dari tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2008, realisasi penerimaan

Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp316.635.690.464,00 dari anggaran sebesar

Rp290.940.055.000,00. Pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar

Rp337.903.884.329,00 dari anggaran sebesar Rp321.074.025.000,00. Pada tahun

2010 mengalami peningkatan sebesar Rp399.263.956.504,00 dari anggaran sebesar

Rp381.351.329.000,00. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar

Rp685.121.399.928,00 dari sebesar Rp597.836.367.000,00. Pada tahun 2012

mengalami peningkatan sebesar Rp1.068.548.454.296,00 dari anggaran sebesar

Rp911.453.125.000,00. Pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar

Rp1.261.034.564.121,00 dari anggaran sebesar Rp1.164.506.393.000,00. Pada tahun

2014 mengalami peningkatan sebesar Rp1.712.937.376.136,16 dari anggaran sebesar

Rp1.481.027.789.000,00. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar

Rp2.002.320.991.117,09 dari anggaran sebesar Rp1.785.300.132.000,00. Pada tahun

Page 14: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

34

2016 mengalami peningkatan sebesar Rp2.292.175.034.011,00 dari anggaran sebesar

Rp2.065.822.879.000,00. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar

Rp3.041.872.447.905,35 dari anggaran sebesar Rp2.282.578.507.000,00. Dan pada

tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar Rp2.791.260.275.141,18 dari anggaran

sebesar Rp2.475.535.726.000,00.

Berdasarkan data tabel III.3 diketahui bahwa penerimaan Pendapatan Asli

Daerah terus terjadi peningkatan rata-rata sebesar 113,06% selama sebelas tahun

terakhir (2008-2018).

3.2.3. Tabel Penolong

Tabel III.4

Tabel Penolong TAHUN X Y XY X

2 Y

2

2008 23,29 26,48 616,72 542,38 701,24

2009 23,41 26,55 621,48 548,09 704,69

2010 23,67 26,71 632,24 560,18 713,58

2011 23,85 27,25 650,03 568,90 742,72

2012 24,13 27,70 668,38 582,33 767,14

2013 24,37 27,86 678,96 593,80 776,34

2014 24,53 28,17 690,91 601,58 793,51

2015 24,56 28,33 695,61 603,09 802,32

2016 24,77 28,46 704,97 613,55 810,00

2017 24,94 28,74 716,92 622,10 826,19

2018 25,12 28,66 720,00 631,23 821,25

TOTAL 266,64 304,91 7396,21 6467,23 8458,99

Sumber : Hasil Olahan Penulis (2019)

3.3. Analisis pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah

3.3.1. Uji Koefisien Korelasi

Menurut Quadratullah (2014) analisis korelasi adalah alat statistik yang

digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara variabel yang satu

dengan yang lainnya. Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya

Page 15: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

35

hubungan antara dua variabel. Karakeristik korelasi dilambangkan dengan R dengan

nilai korelasi -1 sampai dengan 1. Koefisien korelasi (R) adalah keeratan hubungan

antara variabel X dengan variabel Y. Berikut hasil korelasi menggunakan IBM SPSS

Statistics 21 :

Tabel III.5

Uji Koefisien Korelasi

Correlations

Pajak Hotel PAD

Pajak Hotel

Pearson Correlation 1 ,987**

Sig. (2-tailed) ,000

N 11 11

PAD

Pearson Correlation ,987** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 11 11

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Data Olahan Penulis (2019)

Rumus yang digunakan dalam analisis korelasi adalah :

=

=

=

= 0,987

H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai Sig > 0.05, artinya tidak ada hubungan yang

signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

rxy = 𝑥𝑦

𝑥2 𝑦2

Page 16: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

36

H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai sig < 0.05, artinya terdapat hubungan yang

signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan

tabel korelasi diatas diketahui nilai sig. 0.000 < 0.05 maka H1 diterima.

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan antara pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara pajak hotel terhadap Pendapatan Asli

Daerah.

Ada hubungan antara pajak hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah, hubungan

dapat dilihat pada person correlation sebesar 0.987, yang artinya bahwa pajak hotel

memiliki hubungan yang sangat kuat dan searah terhadap Pendapatan Asli Daerah.

3.3.2. Uji Koefisien Determinasi

Menurut Quadratullah (2014) koefisien determinasi dilambangkan dengan r2.

Koefisien determinasi digunakan untuk mencari seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen, maka digunakanlah koefisien determinasi.

Dalam penelitian ini nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah R Square.

Berikut hasil determinasi menggunakan IBM SPSS Statistics 21 :

Tabel III.6

Uji Koefisien Determinasi

Sumber : Data Olahan Penulis (2019)

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,987a ,974 ,971 ,14368 ,974 340,422 1 9 ,000

a. Predictors: (Constant), Pajak Hotel

Page 17: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

37

Koefisien determinasi yang dapat dijadikan persen dengan rumus :

KD = r2

x 100%

KD = (0,987)2

x 100%

KD = (0.974) x 100%

KD = 97,4%

H0 diterima dan H2 ditolak jika nilai Sig > 0.05, artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

H0 ditolak dan H2 diterima jika nilai sig < 0.05, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan

table summary tersebut diketahui nilai sig. 0.000 < 0.05 maka H2 diterima.

Berdasarkan tabel III.6, dapat diketahui bahwa R Square adalah 0,974

memiliki arti bahwa pajak hotel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah sebesar 97,4%, sedangkan sisanya yaitu 2,6% di pengaruhi

oleh faktor lain.

3.3.3. Uji Persamaan Regresi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel dependen

terhadap variabel independen dengan skala pengukuran dalam suatu persamaan linier

regresi sederhana. Pada persamaan tersebut, nilai a dan b harus terlebih dahulu

ditentukan. Berikut hasil regresi menggunakan IBM SPSS Statistics 21 :

KD = r2

x 100%

Page 18: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

38

Tabel III.7

Uji Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -5,120 1,780 -2,876 ,018

Pajak Hotel 1,355 ,073 ,987 18,451 ,000

a. Dependent Variable: PAD

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 7,028 1 7,028 340,422 ,000b

Residual ,186 9 ,021

Total 7,214 10

a. Dependent Variable: PAD

b. Predictors: (Constant), Pajak Hotel

Sumber : Data Olahan Penulis (2019)

Persamaan umum dari regresi adalah:

Y = a + bX

a =

b =

2 2

b = –

2

=

=

=

= 1,355

a =

Page 19: BAB III PEMBAHASAN - BSI · daerah, yang meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak mineral bukan logam dan batuan, pajak penerangan jalan, pajak parker,

39

=

=

= -5,120

Berdasarkan tabel III.7 pada tabel anova diketahui nilai sig. 0.000 < 0.05

maka persamaan regresi yang terbentuk signifikan. Jadi persamaan yang terbentuk

adalah Y = -5,120+1,355X. Dapat disimpulkan bahwa jika pajak hotel 0 maka

Pendapatan Asli Daerah (-5,120). Apabila pajak hotel bertambah Rp1, maka

Pendapatan Asli Daerah bertambah pula sebesar Rp1,355. Koefisien tersebut bernilai

positif artinya terjadi hubungan positif dan signifikan antara pajak hotel dan

Pendapatan Asli Daerah. Semakin meningkat pajak hotel, semakin meningkat pula

Pendapatan Asli Daerah.