BAB III PEMBAHASAN · 34 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya...

35
34 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bank Mandiri Tbk Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Expor Impor (Exim) dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) digabung menjadi Bank Mandiri. Keempat bank tersebut telah beroperasi di Indonesia dan mencatatakan sejarah perbankan Indonesia yang berawal dari 150 tahun yang lalu. Bank Bumi Daya awalnya merupakan perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV yang dinasionalisasi menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Kemudian pada tahun 1964, bank milik Inggris yaitu Chartered Bank juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberikan hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Setahun kemudian, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara 34 Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV. Pada tahun 1968, beralih nama menjadi Bank Bumi Daya. Bank Dagang Negara awalnya bernama Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan pada tahun 1857. Bank ini merupakan bank tertua di Indonesia yang berkedudukan di Batavia. Pada tahun 1949, namanya beralih menjadi

Transcript of BAB III PEMBAHASAN · 34 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya...

  • 34

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1. Tinjauan Umum PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta

    3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bank Mandiri Tbk

    Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari

    program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.

    Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank

    Dagang Negara (BDN), Bank Expor Impor (Exim) dan Bank Pembangunan

    Indonesia (Bapindo) digabung menjadi Bank Mandiri. Keempat bank tersebut telah

    beroperasi di Indonesia dan mencatatakan sejarah perbankan Indonesia yang berawal

    dari 150 tahun yang lalu.

    Bank Bumi Daya awalnya merupakan perusahaan Belanda De Nationale

    Handelsbank NV yang dinasionalisasi menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959.

    Kemudian pada tahun 1964, bank milik Inggris yaitu Chartered Bank juga

    dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberikan hak untuk melanjutkan operasi

    bank tersebut. Setahun kemudian, Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank

    Negara 34 Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV.

    Pada tahun 1968, beralih nama menjadi Bank Bumi Daya.

    Bank Dagang Negara awalnya bernama Nederlandsch Indische Escompto

    Maatschappij yang didirikan pada tahun 1857. Bank ini merupakan bank tertua di

    Indonesia yang berkedudukan di Batavia. Pada tahun 1949, namanya beralih menjadi

  • 35

    Escomptobank NV yang kemudian pada tahun 1960 dinasionalisasi menjadi Bank

    Dagang Negara. Bank Dagang Negara merupakan bank pemerintah yang membiayai

    sektor industri dan pertambangan.

    Bank Ekspor Impor Indonesia bermula dari perusahaan dagang Belanda

    N.V Nederlansche Handels Maarschappij pada tahun 1827 dan di tahun 1870

    berkembang di sektor perbankan. Kemudian pemerintah Indonesia menasionalisasi

    perusahaan ini pada tahun 1960 dan menggabungkan dengan Bank Negara Indonesia

    sehingga menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968, Bank Negara

    Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya menjadi Bank Negara Indonesia Unit

    II Divisi Ekspor-Impor. Bank ini yang akhirnya menjadi Bank Ekspor-Impor

    Indonesia yang merupakan bank milik pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor

    dan impor. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) awalnya merupakan Bank

    Industri Negara (BIN) yang merupakan bank industri yang berdiri tahun 1951. Misi

    BIN adalah mendukung perkembangan sektor ekonomi tertentu, yang berfokus pada

    perkebunan, industri, dan pertambangan.

    Pada tahun 1960, Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara kemudian

    digabungkan dengan BIN. Bapindo membantu pembangunan nasional 35 melalui

    pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur,

    transportasi, dan pariwisata.

    Perjalanan sejarah keempat bank milik pemerintah tersebut yang kemudian

    digabungkan dalam Bank Mandiri pada Juli 1999 menjadi warisan tak ternilai bagi

    Bank Mandiri. Sejak berdirinya, Bank Mandiri meneruskan pelayanan jasa perbankan

    dan keuangan yang telah menjadi tonggak sejarah dengan pengalaman lebih dari 150

  • 36

    tahun yang berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia pasca krisis

    moneter tahun 1998.

    Hingga September 2015, total aset Bank Mandiri telah mencapai Rp 905,8

    Triliun atau mengalami pertumbuhan sebanyak 13,5 persen bila dibandingkan total

    aset pada September 2014 yang sebesar Rp798,2 triliun. Ini mengukuhkan posisi

    Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia.PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

    melaporkan penyaluran kredit sebesar Rp 595,5 triliun selama tahun 2015. Capaian

    ini meningkat 12,3 persen dibandingkan Rp 530 triliun pada periode yang sama tahun

    sebelumnya.

    Kinerja Bank Mandiri juga didukung oleh perusahaan-perusahaan anak

    yang memberikan kontribusi pendapatan signifikan. Kini Bank Mandiri memiliki

    jaringan ATM terbesar, yaitu sejumlah 10.000 unit yang telah terpasang dan tersebar

    di seluruh Indonesia. Ini menjadikan Bank Mandiri sebagai bank terbaik dalam

    pelayanan selama 4 tahun berturut-turut dan menjadi perusahaan yang paling

    terpercaya di Indonesia untuk Good Corporate Govenance selama 5 tahun

    berturut-turut. Setelah memenuhi berbagai persyaratan dari Bank Indonesia, Bank

    Mandiri kini berhak untuk menyandang titel sebagai Bank Internasional yang telah

    beroperasi di sektor perbankan regional dan siap menjadi bank panutan di Indonesia.

    Hal ini turut didukung dengan visi Bank Mandiri untuk menjadi Lembaga Keuangan

    yang paling dikagumi dan paling progresif di Indonesia.

  • 37

    3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Unit Mikro Mandiri PT Bank Mandiri Tbk

    Cabang Nindya Karya Jakarta

    Struktur Organisasi Unit Mikro Mandiri PT Bank Mandiri Tbk Cabang

    Nindya Karya Jakarta dapat dilihat pada gambar III.1 dibawah ini :

    Sumber : PT Bank Mandiri Tbk, Cabang Nindya Karya Jakarta

    Gambar III.1.

    Struktur Organisasi Unit Mikro Mandiri

    PT Bank Mandiri Cab. Nindya Karya

    1. Kepala Cabang

    a. Bertugas memimpin sebuah unit atau cabang

    b. Bertanggung jawab terhadap portfolio cabang dengan target debitur dari

    sektor usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di area sekitar cabang,

    c. Bertanggung jawab terhadap pengambilan dan rekomendasi keputusan kredit

    d. Memonitor dan mensupervisi team marketing dalam pengajuan aplikasi,

    pencapaian target, hubungan dengan debitur serta kelancaran pembayaran

    angsuran debitur

    Kepala Cabang

    Manager Mikro

    Mandiri

    Mikro Kredit Analis Mikro Kredit Sales

  • 38

    e. Membangun jaringan bersama komunitas setempat terhadap

    perusahaan/bank.

    2. Manager Mikro Mandiri (MMM)

    a. Mengembangkan portofolio kredit sesuai target yang ditetapkan

    b. Melakukan supervisi dan pengawasan terhadap tugas-tugas Mandiri Kredit

    Sales (MKS) sehari-hari

    c. Memberikan keputusan kredit sesuai kewenangan yang dimilikinya.

    d. Menandatangani perjanjian kredit, menyimpan dan memelihara

    dokumen-dokumen aktif yang menyangkut kredit, debitur, dan sebagainya

    3. Mikro Kredit Analis (MKA)

    a. Melakukan analisa kredit, membuat nota analisa, melakukan compliance

    review sebelum aktivasi rekening pinjaman, melakukan verifikasi atas

    Laporan Kunjungan Nasabah (LKN), dan meyakini keakuratan data hasil

    penilaian agunan serta menerima setoran angsuran kredit

    b. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan kredit

    c. Melakukan proses analisa secara akurat atas dasar data dan dokumen yang

    disampaikan oleh calon debitur sesuai ketentuan yang berlaku

    d. Melakukan scoring dengan Mikro Banking Scoring Sistem (MBSS)

    e. Memberikan rekomendasi/usulan keputusan kredit kepada MMM

    f. Melakukan verifikasi debitur/dokumen/agunan bila diperlukan atas perintah

    MMM dan Kepala Cabang

  • 39

    g. Melakukan compliance review kelengkapan dokumen legal sebelum

    melakukan input aplikasi kredit

    h. Melakukan monitoring pembayaran angsuran kredit dan mencetak daftar

    debitur yang jatuh tempo.

    4. Mikro Kredit Sales (MKS)

    a. Melakukan pemasaran produk kredit mikro, mengumpulkan dokumen syarat

    pengajuan kredit dan mencocokan dengan yang asli, melakukan penilaian

    agunan serta menerima setoran angsuran kredit

    b. Mencari debitur (debitur) baru yang layak untuk dibiayai dan diberikan

    bantuan pinjaman kredit dengan mengisi dan menjalankan agenda harian

    secara baik dan benar

    c. Melakukan kunjungan debitur (on the spot)

    d. Mengumpulkan dan meyakini akurasi dan kebenaran data atau dokumen

    yang berkaitan dengan permohonan kredit

    e. Mengelola portfolio (pinjaman) debitur yang ada secara sehat dengan

    mengembangkan hubungan yang baik terhadap debitur. Antara lain: Cash

    Pick Up, Maintain Usaha, Top Up dan Collection.

    f. Melakukan penetrasi terhadap area penjualan maksimal 10 Km dari kantor

    cabang.

    g. Menjual dan bernegosiasi

    h. Membina hubungan dengan debitur.

  • 40

    3.1.3. Kegiatan Usaha PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta

    Sebagai Leading foreign exchange provider di Indonesia, PT Bank Mandiri

    Tbk, selalu mengutamakan keamanan, kemudahan dan kecepatan layanan dalam

    bertransaksi. Bank Mandiri memiliki berbagai produk dan layanan terbaik untuk

    memenuhi segala kebutuhan transaksi nasabahnya. Adapun produk dan jasa yang

    ditawarkan pada PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta yaitu :

    1. Mandiri Tabungan

    a. Nasabah bisa mendapatkan Mandiri Debit yang berfungsi sebagai kartu ATM

    dan kartu debit yang dapat digunakan untuk berbelanja dan pembayaran

    lainnya di merchant-merchant yang berlogo VISA baik di dalam maupun di

    luar negeri

    b. Nasabah dapat mengaktifkan layanan Autodebet untuk membantu nasabah

    dalam melakukan pembayaran berbagai tagihan rutin bulanan, seperti air,

    listrik, telepon, handphone, kartu kredit atau tagihan lainnya secara otomatis

    setiap bulannya sehingga Anda terhindar dari tunggakan tagihan.

    c. Nasabah dapat mengaktifkan Layanan Automatic Fund Transfer (AFT) untuk

    membantu melakukan transfer dana rutin secara otomatis kepada keluarga

    atau mitra bisnis sehingga tidak perlu khawatir kewajiban akan terlupakan.

    2. Mandiri Giro

    Bank Mandiri Cabang Nindya Karya Jakarta juga menawarkan transaksi

    perbankan menguntungkan melalui Mandiri Giro. Simpanan dana pihak ketiga

    dalam Rupiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

  • 41

    menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya sesuai

    ketentuan yang ditetapkan Bank Mandiri.

    3. Mandiri Deposito

    Mandiri Deposito Rupiah adalah simpanan berjangka dalam mata uang Rupiah

    dengan bunga menarik dan beragam keuntungan lainnya. Tersedia berbagai

    pilihan jangka waktu yang dapat nasabah tentukan sesuai dengan kebutuhan,

    yaitu: 1, 3, 6, 12, atau 24 bulan dan bebas memperpanjang deposito secara

    otomatis (Automatic Roll Over /ARO).

    4. Mandiri Money Transfer

    Jasa layanan Bank Mandiri kepada Nasabah untuk memberikan kemudahan

    dalam hal transaksi pengiriman dan penerimaan uang Valuta Asing antar Negara.

    5. Mandiri Kartu Kredit

    a. Mandiri Visa

    Produk :

    1) Platinum Card

    2) Gold & Seilver Card

    3) Golf Card

    4) Hypermart Card

    5) Corporate Card

  • 42

    b. Mandiri MasterCard

    Produk :

    1) Skyz & Everyday Card

    2) Feng Shui Card

    6. Mandiri Kredit Konsumer

    a. Mandiri KPR

    Adalah kredit pemilikan rumah dari Bank Mandiri yang diberikan kepada

    perorangan untuk keperluan pembelian rumah tinggal/apartemen/ruko/rukan

    yang dijual melalui developer atau non developer.

    b. Mandiri Kredit Tanpa Agunan

    Mandiri Kredit Tanpa Agunan adalah kredit perorangan tanpa agunan dari

    Bank Mandiri untuk berbagai kebutuhan seperti pendidikan, pernikahan,

    kesehatan, renovasi rumah dan kebutuhan keluarga lainnya.

    c. Mandiri Mitrakarya

    Adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah yang telah

    menyalurkan gaji melalui Bank Mandiri dan perusahaan tempat bekerja

    mempunyai Perjanjian Kerja Sama dengan Bank Mandiri. Fasilitas kredit ini

    dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti Kredit Tanpa Agunan,

    Pembelian Rumah dan Kredit Multifungsi dengan Agunan Rumah.

  • 43

    d. Mandiri Tunas Finance

    Adalah produk pembiayaan motor baru dan motor bekas bagi perorangan

    (individu)/perusahaan/badan hukum untuk keperluan pribadi, keluarga, atau

    usaha, dengan sumber pembayaran angsuran dari total penghasilan.

    7. Asuransi Axa Mandiri Financial Services

    AXA Mandiri menyediakan produk kombinasi asuransi dan investasi yang

    disebut unit-linked, yaitu Mandiri Investasi Sejahtera dan Mandiri Rencana

    Sejahtera. Selain itu terdapat produk asuransi jiwa murni yakni Mandiri Jiwa

    Sejahtera. Selain ketiga produk dasar ini, AXA Mandiri juga menyediakan

    perlindungan tambahan yang memberikan manfaat lebih antara lain Perlindungan

    Kecelakaan, Perlindungan Kesehatan, Perlindungan Pembayaran Premi dan

    perlindungan terhadap penyakit kritis.

    AXA Mandiri juga memberikan perlindungan yang disegmentasikan pada

    masing-masing nasabah. Untuk bisnis grup, AXA Mandiri menyediakan produk

    Mandiri Protection yang memberikan perlindungan bagi pemegang kartu kredit

    Mandiri Visa, serta proteksi asuransi jiwa bagi nasabah Consumer Loan.

    8. Payroll Package

    Jasa Layanan Bank kepada Nasabah untuk memberikan kemudahan dalam hal

    pembayaran gaji karyawannya. Hanya untuk nasabah yang telah mengisi

    permohonan kepada Bank Mandiri. Dilaksanakan setelah ada perjanjian kerja

    sama pelaksanaan payroll package.

    http://www.bankmandiri.co.id/article/555516327528.asphttp://www.bankmandiri.co.id/article/mrs.asphttp://www.bankmandiri.co.id/article/mrs.asphttp://www.bankmandiri.co.id/article/666616327528.asphttp://www.bankmandiri.co.id/article/666616327528.asp

  • 44

    9. Mandiri Kredit Mikro

    PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya menyediakan Kredit Usaha Mikro

    bagi nasabah yang membutuhkan Kredit Investasi (KI) dan atau Kredit Modal

    Kerja (KMK) untuk pengembangan usaha produktif maupun konsumtif skala

    mikro. Fasilitas pembiayaan ini dapat diberikan kepada semua pemilik usaha

    mikro dan usaha rumah tangga baik berbentuk perusahaan, kelompok usaha, dan

    perorangan (seperti pedagang, petani, peternak, dan nelayan).

    a. KUM (Kredit Usaha Mikro)

    Mandiri Kredit Usaha Mikro khusus diberikan kepada Usaha Mikro dengan

    maksimum limit kredit sebesar Rp 100 juta. Khusus untuk fasilitas top up

    diperkenankan sampai dengan limit Rp 200 juta.

    b. KSM (Kredit Serbaguna Mikro)

    Mandiri KSM ditunjukan bagi pegawai berpenghasilan tetap untuk tujuan

    konsumtif. Kredit yang diberikan untuk pembiayaan berbagai macam

    keperluan baik produktif maupun non produktif (konsumtif/sebaguna),

    selama tidak melanggar kesusilaan, ketertiban umum dan bertentangan

    dengan hukum.

  • 45

    3.2. Hasil Penelitian

    3.2.1. Analisa Prosedur Pemberian Kredit Usaha Mikro Pada PT Bank

    Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta

    PT Bank Mandiri Tbk merupakan badan usaha atau lembaga keuangan yang

    kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana

    ke masyarakat dalam bentuk pemberian kredit usaha mikro yang tertuang dalam

    produk KUM (Kredit Usaha Mikro).

    Mandiri Kredit Usaha Mikro ditujukan bagi masyarakat yang

    mengembangkan usaha mikro untuk tujuan produktif, contohnya antara lain warung

    sembako, makanan, minuman, kelontong, pakaian, dan lain-lain. Adapun kriteria

    usaha mikro yaitu :

    1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

    juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

    2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga

    ratus juta rupiah).

    Berikut adalah beberapa ketentuan dalam proses pengajuan dan pemberian

    Kredit Usaha Mikro di Bank Mandiri :

    1. RAC (Risk Acceptance Criteria)

    Sebagai langkah awal dalam pemberian kredit kepada pengusaha mikro, terlebih

    dahulu harus memperhatikan RAC. RAC terdiri dari :

    a. DSR (Debt Service Ratio) adalah perbandingan antara besarnya angsuran

    dengan penghasilan maks 35% dengan memperhitung-kan kewajiban

    keuangan lainnya.

  • 46

    b. Berdasarkan IDI – Bank Indonesia, calon debitur/debitur tidak memiliki

    kredit atau mempunyai kredit dengan kolektibilitas seluruhnya lancar dan

    tidak masuk Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro

    Kosong.

    c. Untuk KUM yang mensyaratkan agunan, maksimum LTV (Loan To Value)

    100%. LTV adalah perbandingan antara limit kredit dengan nilai agunan.

    2. Syarat-Syarat Pemohon :

    a. Usaha min 2 tahun di lokasi dengan bidang usaha yang sama.

    b. Usia min 21 tahun atau sudah menikah. Maksimal usia 60 tahun saat kredit

    lunas.

    c. Melampirkan bukti diri berupa KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu

    Keluarga) serta Surat Nikah (bagi yang menikah).

    d. Khusus kredit Rp 50 juta keatas dipersyaratkan NPWP (Nomor Pokok Wajib

    Pajak).

    e. Surat Keterangan Usaha dari Desa/Kelurahan, Dinas Pasar atau Otorita

    setempat dimana yang bersangkutan memiliki usaha atau Surat Ijin Usaha.

    f. Belum pernah memperoleh fasilitas kredit atau pernah/telah memperoleh

    fasilitas kredit dengan kolektibilitas “lancar” atau tidak dalam kondisi kredit

    bermasalah.

    3. Limit Kredit : Lebih dari Rp 10 juta sampai dengan Rp 100 juta.

    4. Jangka waktu : Maksimal 36 bulan

    5. Suku bunga : Tingkat suku bunga yang berlaku adalah suku bunga segmen

    mikro.

  • 47

    6. Agunan : Agunan kebendaan/Fixed Asset (minimal 100% dari limit kredit).

    7. Status Agunan :

    Atas nama Calon Debitur atau istri/suami calon debitur. Agunan milik pihak

    ketiga sebaiknya dihindari. Agunan pihak ketiga yang dapat diterima Bank

    adalah yang memenuhi syarat :

    a. Pihak ketiga tersebut memiliki hubungan keluarga satu derajat dengan

    debitur (orang tua, suami/istri, kakak/adik kandung, anak kandung).

    b. Pihak ketiga menyerahkan surat pernyataan yang berisi bahwa yang

    bersangkutan mengetahui/memahami segala resiko yang mungkin timbul

    sebagai akibat penyerahan asset sebagai agunan kredit sampai kredit

    dinyatakan lunas.

    c. Pengikatan agunan dilakukan secara langsung oleh pemilik agunan (tidak

    menggunakan sarana kuasa).

    8. Pengikatan Agunan :

    a. Agunan berupa stok dan piutang menggunakan surat kuasa menjual dibawah

    tangan.

    b. Agunan kebendaan berupa :

    1) Kendaraan bermotor minimal dengan surat kuasa menjual dibawah

    tangan dan dapat dilakukan blokir BPKB.

    2) Tanah/tanah dan bangunan :

    a) Limit ≤ Rp 50 juta min dilakukan pengikatan SKMHT.

    b) Limit > Rp 50 juta dilakukan pengikatan APHT.

  • 48

    9. Asuransi :

    a. Asuransi jiwa dipersyaratkan, minimal sebesar limit kredit dan jangka waktu

    kredit.

    b. Asuransi kerugian minimal sebesar limit kredit dan mengcover jangka waktu

    kredit.

    c. Asuransi dengan syarat Banker’s Clause Bank Mandiri.

    10. Provisi :

    a. Limit ≤ Rp 50 juta : 0,5 % dari limit kredit.

    b. Limit > Rp 50 juta : 1,0 % dari limit kredit.

    11. Biaya Administrasi :

    a. Limit ≤ Rp 50 juta : Rp 50 ribu.

    b. Limit > Rp 50 juta : Rp 100 ribu.

    12. Ketentuan Lain :

    a. Diwajibkan membuka Tabungan (mandiri tabungan/ mandiri tabungan mikro)

    a.n calon debitur.

    b. Pencairan, penarikan, dan pembayaran kredit dilakukan melalui Tabungan

    Mandiri.

    c. Denda keterlambatan pembayaran angsuran kredit (pokok dan bunga)

    sebesar 2% di atas suku bunga yang berlaku dan dihitung dari jumlah

    tunggakan.

  • 49

    13. Pelunasan Sebagian Sebelum Jatuh Tempo Kredit : Pelunasan sebagian kredit

    sebelum jatuh tempo diperkenankan, namun dikenakan denda sebesar 2% dari

    baki debet yang dilunasi dan biaya administrasi pelunasan sebagian sebesar 2%

    dari baki debet yang dilunasi.

    14. PJST (Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo) Kredit :

    a. Penalti 2% dari baki debet.

    b. Biaya administrasi 6% dari baki debet.

    c. Bila tanggal pelunasan tidak sama dengan tanggal jatuh tempo pembayaran

    angsuran bulanan, perhitungan didasarkan pada baki debet periode berjalan

    ditambah bunga berjalan.

    15. Waktu Proses : Maksimal 5 hari kerja setelah dokumen diterima lengkap.

    Pengelolaan kredit usaha mikro memperhatikan prinsip cepat, sederhana dan

    pendekatan hubungan. Prinsip cepat dilaksanakan melalui penjualan yang proaktif

    dengan mendatangi dan mengenali calon debitur, keputusan kredit di dalam satu atap

    untuk mempercepat proses kredit, dan pencairan cepat untuk memenuhi tuntutan

    bisnis dengan putaran tinggi. Prinsip sederhana dilaksanakan melalui administrasi dan

    persyaratan mudah dipenuhi dan proses kredit dilakukan didalam satu atap.

    Dalam proses pemberian kredit usaha mikro di Bank Mandiri terdapat

    beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh petugas pemberian kredit dan beberapa

    dokumen yang harus diserahkan oleh calon debitur.

  • 50

    Berikut ini adalah gambaran proses pemberian Kredit Usaha Mikro di PT Bank

    Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta :

    Sumber: Data Olahan Penulis

    Gambar. III. 2.

    Flowchart Proses Pemberian Kredit

    di PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya

    Disetujui

    Keputusan Di atas wewenang

    disposisi MMM ke

    Kepala Cabang

    Pengajuan Kredit Usaha

    Mikro

    Pengumpulan persyaratan dan informasi

    Investigasi dan verifikasi

    Analisis Kredit

    Usulan ke

    MMM

    Pemberitahuan

    melalui surat

    (Surat Penolakan

    Kredit)

    Penandatangana

    n

    - Perjanjian Kerjasama

    - Perjanjian Kredit

    - BAST

    - Surat Kuasa Menjual

    - Jadwal Angsuran,dll

    Pencairan Kredit

    Pengelolaan

    Pengawasan

    Feedback

    Nota

    Analisa

    Kredit

    Laporan

    Kunjungan

    Nasabah &

    Verifikasi

    Tidak

    T

    O

    L

    A

    K

    P

    E

    R

    M

    O

    H

    O

    N

    A

    N

    K

    R

    E

    D

    I

    T

    Memenuhi Syarat & Layak

    diteruskan

    Ditolak

    Layak diteruskan

    Data

    Kurang

    Tidak

  • 51

    1. Pengajuan Kredit Usaha Mikro

    Pada tahap ini calon debitur mengajukan permohonan kredit dan menyerahkan

    berkas persyaratan kepada Mikro Kredit Sales (MKS).

    a. Apabila Calon Debitur tertarik untuk melakukan peminjaman, maka MKS

    menyerahkan Formulir Aplikasi Kredit Usaha Mikro untuk diisi oleh Calon

    Debitur dan memberikan beberapa dokumen persyaratan awal seperti

    fotocopy KTP, fotocopy KTP suami/istri (bagi yang sudah menikah),

    fotocopy Kartu Keluarga dan NPWP.

    b. Apabila Calon Debitur tidak memenuhi persyaratan, maka permohonan

    kredit tidak dapat diproses lebih lanjut.

    Pada tahap ini, permasalahan yang sering terjadi adalah tidak bisa dihubunginya

    nomor yang diberikan calon debitur. Dalam formulir pengajuan kredit, calon

    debitur akan diminta untuk menuliskan data diri beserta nomor yang bisa

    dihubungi yang nantinya akan digunakan oleh bank untuk memverifikasi data

    diri. Baik itu nomor pribadi atau nomor tempat bekerja. Kegagalan verifikasi

    terjadi ketika bank tidak dapat menghubungi nomor yang diberikan. Solusi dari

    permasalahan ini adalah usahakan untuk selalu mengingatkan kepada calon

    debitur untuk memberikan nomor yang selalu siap menjawab dan bisa

    memberikan informasi yang valid tentang data diri calon debitur.

    2. Pengumpulan Persyaratan dan Informasi Calon Debitur

    Apabila Calon Debitur telah memenuhi syarat kualifikasi dan layak untuk

    diteruskan, maka MKS meminta Calon Debitur untuk melengkapi data

  • 52

    persyaratan pendukung calon debitur yang telah ditentukan, seperti informasi

    mengenai lokasi dan tempat usaha, surat izin usaha, surat nikah, rekening

    koran/tabungan, bukti pembayaran PBB tahun terakhir, sertifikat agunan seperti

    SHM, SHGB dan BPKB dan dokumen berharga lainnya seperti ijazah dan data

    keuangan seperti laporan keuangan, bukti/bon penjualan dan pembelian.

    Pada tahap ini, permasalahan yang sering terjadi adalah perbandingan jumlah

    limit dengan nilai agunan dibawah ketentuan yang diterapkan oleh bank. Sebagai

    contoh calon debitur mengajukan kredit senilai Rp. 50.000.000,- tetapi hanya

    bisa menjaminkan agunan BPKB motor yang mana nilainya hanya sekitar Rp.

    15.000.000,-.

    3. Investigasi dan Verifikasi

    Setelah melakukan pengumpulan data dan informasi tahap selanjutnya adalah

    proses investigasi dan verifikasi kredit calon debitur dengan melakukan kegiatan

    pengecekan/penelusuran untuk menilai kewajaran/kebenaran dari suatu

    objek/data/kegiatan. Pada tahap ini MKS melakukan kunjungan ke lokasi usaha,

    tempat tinggal dan tempat agunan sesuai dengan berkas yang berikan oleh Calon

    Debitur.

    Semua informasi yang diperoleh termasuk denah tempat usaha, tempat tinggal,

    dan tempat agunan calon debitur harus dituangkan dalam Laporan Kunjungan

    Nasabah (LKN).

    Setelah MKS membuat Laporan Kunjungan Nasabah (LKN), LKN tersebut

    diserahkan kepada MKA untuk dilakukan verifikasi atau pengecekan ulang

  • 53

    terhadap aplikasi kredit dan kelengkapan dokumen Calon Debitur atas hasil

    investigasi yang dilakukan dan diserahkan oleh MKS. Apabila terdapat

    ketidaklengkapan dokumen yang dipersyaratkan, maka MKA meminta MKS

    untuk melengkapi dokumen persyaratan. Verifikasi yang dilakukan meliputi

    verifikasi dokumen (kecocokan nama, KTP, alamat, tandatangan), verifikasi

    penghasilan (omzet, laba usaha, biaya usaha, penghasilan lain, biaya hidup,

    kemampuan membayar), verifikasi agunan (lokasi, legalitas, kesesuaian bentuk

    fisik kendaran, tanah atau bangunan) dan verifikasi hutang (angsuran bulanan

    kepada bank, leasing, koperasi, instansi lain).

    Pada tahap ini, permasalahan yang sering terjadi adalah calon drbitur

    mengajukan limit yang besar. Namun, jumlah limit kredit yang diberikan bank

    kepada calon debitur tidak ditentukan seenaknya saja. Besaran limit kredit akan

    disesuaikan dengan kondisi finansial. Terutama dilihat dari berapa besar

    penghasilan dan kemampuan membayar cicilan. Jika jumlah kredit yang diajukan

    terlampau besar dari pengasilan dan kemampuan membayar cicilan, maka bank

    akan menolak pengajuan calon debitur.

    4. Analisa Kredit

    Pada tahap ini MKA melakukan analisa kredit jika pemenuhan dokumen yang

    dipersyaratkan telah lengkap, setelah itu MKA mencetak nota analisa kredit

    untuk diajukan kepada Manager Mikro Mandiri (MMM) atau pemegang

    kewenangan memutus lainnya. Apabila dari analisa masih ada persyaratan

  • 54

    dokumen yang kurang, maka MKA meminta MKS untuk melengkapi data dan

    informasi calon debitur, apabila dari analisa permohonan tidak layak diteruskan

    maka permohonan pengajuan kredit usaha mikro ditolak dan tidak diteruskan.

    Apabila dari hasil analisa layak diteruskan, maka MKA mengusulkan ke

    Manager Mikro Mandiri (MMM) untuk diberikan keputusan apakah calon

    debitur diberikan kredit atau tidak.

    5. Persetujuan Kredit

    Pada tahap ini Manager Mikro Mandiri (MMM) memberikan menyetujui calon

    debitur tersebut untuk di berikan kredit atau tidak dengan melakukan penilaian

    nota analisa kredit yang disampaikan oleh MKA sebagai dasar pengembalian

    keputusan kredit dan/atau merekomendasikan ke tingkat yang lebih tinggi.

    Jika permohonan kredit yang akan diputus melebihi kewenangannya, maka

    MMM meneruskan Nota Analisa Kredit kepada pemegang kewenangan yang

    lebih tinggi seperti ke Kepala Cabang. Jika permohonan ditolak, maka MMM

    menugaskan MKA untuk membuat Surat Penolakan Kredit (SPK) yang

    ditandatangani MMM untuk disampaikan kepada pemohon.

    Jika hasil dari keputusan yang berwewenang dalam pemutusan kredit disetujui

    maka langkah selanjutnya adalah MKA membuat dan mencetak Surat Perjanjian

    Kerjasama (SPK) dan Perjanjian Kredit antara Bank Mandiri dan Calon Debitur.

  • 55

    6. Penandatanganan Perjanjian Kredit

    Pada tahap ini dilakukan perikatan pinjam meminjam uang secara tertulis antara

    Bank (sebagai kreditur) dengan pihak lain/ calon debitur yang mengatur hak dan

    kewajiban para pihak sebagai akibat adanya pinjam meminjam uang. Dengan

    penandatanganan PK, maka diperoleh bukti tertulis bahwa bank telah

    memberikan pinjaman sejumlah yang tertera pada PK tersebut kepada debitur

    yang telah menandatangani Akta PK, baik atas namanya sendiri ataupun yang

    diwakili perusahaan.

    Sebelum penandatanganan PK, MKS meminta calon debitur untuk:

    1) Menunjukkan dan/atau menyerahkan dokumen asli sesuai persyaratan yang

    diminta.

    2) Membayar biaya-biaya yang dipersyaratkan, seperti provisi, biaya

    administrasi, premi asuransi, dan sebagainya.

    3) MKS meminta calon debitur untuk membuka rekening tabungan sebagai

    sarana pencairan dan pembayaran angsuran.

    Pada tahap ini juga dilakukan perikatan pengamanan agunan dengan

    penandatangan Surat Kuasa Menjual dan Berita Acara Serah Terima Dokumen

    Agunan. Proses pengikatan agunan /penandatanganan dokumen pengamanan

    agunan dilakukan bersamaan dengan penandatanganan PK.

  • 56

    7. Pencairan Kredit

    Tahap ini merupakan tahap dimana Bank Mandiri memberikan dana kepada

    debitur atau disebut pula proses pencairan dana kredit. Setelah PK ditandatangani

    oleh Kepala Cabang dan Debitur, selanjutnya dilakukan pembukaan

    rekening/aktivasi rekening pinjaman. Setelah rekening pinjaman diaktivasi,

    MMM membuat nota pemindahbukuan ke rekening tabungan debitur.

    Pemindahbukuan dilakukan agar debitur dapat melakukan penarikan dana dari

    rekening tabungannya.

    8. Pengelolaan

    Kredit yang telah dicairkan harus dimonitoring untuk mengetahui perkembangan

    kondisi usaha debitur yang terlihat pada meningkat atau menurunnya omzet,

    kemampuan keuangan yang terlihat dari meningkat atau menurunnya laba, cash

    flow dan permasalahan utama yang dihadapi debitur sehubungan dengan usaha

    seperti kondisi kesehatan, pengeluaran yang tidak diperkirakan sebelumnya.

    9. Pengawasan

    Pada tahap ini debitur dipantau kembali bagaimana tenornya (jangka waktu

    peminjaman) setelah semua pemantauan dan hasilnya bagus maka debitur

    ditawarkan kembali untuk melakukan pinjaman kredit.

  • 57

    10. Feed Back

    Feed Back merupakan langkah dimana Bank Mandiri menawarkan kembali

    kepada debitur untuk melakukan peminjaman kembali kepada Bank Mandiri.

    Debitur yang ditawarkan merupakan yang memiliki/memenuhi kriteria yang baik.

    Apabila debitur menyetujui untuk melakukan peminjaman kembali pada Bank

    Mandiri maka debitur tersebut harus melakukan tahap awal kembali.

    Contoh Kasus :

    Pada tahun 2014, Calon Debitur bernama Yani mengajukan limit kredit

    sejumlah Rp. 150.000.000,- dalam jangka waktu 36 bulan. Data usaha diantaranya

    bentuk usaha perorangan, nama badan usaha Toko Hada, memiliki presentase

    kepemilikan sebesar 100 %, bidang usahanya adalah warung sembako, alamat usaha

    di pasar rebo, dan status kepemilikan tempat usaha adalah milik sendiri. Jenis agunan

    yang digunakan adalah SHM.

    Terdapat dokumen pendukung yang disampaikan ke Bank yaitu Copy KTP/

    identitas pemohon dan suami/ istri, copy surat nikah, Copy KK, foto terakhir

    pemohon ukuran 4x6, akte pendirian & perubahan perusahaan, legalitas usaha, surat

    keterangan usaha dari kelurahan setempat.

    Dari info yang penulis dapatkan, Surat berharga Yani yang sebagai agunan

    bank tidak tersedia. Kredit pada 2009 Yani meminjam pada PT Bank Rakyat

    Indonesia Cabang Jakarta Ps Minggu dengan menggunakan pinjaman perdagangan

    eceran investasi-kredit umum pedesaan (kupedes) yang menyatakan sudah LUNAS.

    Kemudian pada tanggal 2011 Yani meminjam kembali kepada PT Bank Rakyat

  • 58

    Indonesia Cabang Jakarta Ps Minggu dengan menggunakan yang pada tahun 2009

    dan menyatakan tidak ada tunggakan sekarang pun sudah LUNAS. Pada tahun 2012

    Yani Haryati meminjam kembali untuk kepentingan yang sama dengan melakukan

    resupervisi ke PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Jakarta-Kramat Jati dengan

    pemberitahuan LUNAS. Dan pada tahun 2013 Yani melakukan resupervisi kepada PT

    Bank Rakyat Indonesia Cabang Jakarta-Kramat Jati. Pada tahun 2011 Yani meminjam

    kepada PT Bank Central Asia Cabang Jakarta untuk kepentingan lain-lain –

    kendaraan – kredit konsumsi lainnya dengan status LUNAS. Dan kepada PT Bank

    Rakyat Indonesia Cabang Jakarta-Kramat Jati dengan status LUNAS. Tagihan lainnya,

    irrevocable L/C, garansi bank, kredit kelolaan pada Yani data tidak tersedia. Agunan

    dan penjamin Yani pun data tidak tersedia. Ini menunjukan bahwa Yani Haryati cukup

    bagus dalam catatan keuangan, tidak terdapat catatan hitam.

    Pada Laporan Kunjungan Nasabah (LKN) & Investigasi Kredit KUM dengan

    usaha kelontong sembako pada Yani menjelaskan tanggal kunjungan, contact person,

    pengajuan dengan take over beragunan dari Bank Rakyat Indonesia kepada Bank

    Mandiri mengajukan dana yang lebih besar, pemilik agunan menyatakan debitur.

    Terdapat juga keterangan dokumen, legalitas, & compliance dengan fakta

    bahwa alamat pada KTP lengkap & jelas sesuai tertera pada form aplikasi mandiri

    kredit usaha mikro, aplikasi telah ditandatangani & sesuai tandatangan pada KTP,

    usaha telah memiliki ijin dari kelurahan setempat, nama calon debitur/debitur pada

    aplikasi sama dengan nama pada KTP, pengisian aplikasi telah lengkap disertai

    tanggal, aplikasi sudah ditandatangani calon debitur, calon debitur termasuk segment

    mikro, dan calon debitur sudah menyerahkan dokumen lengkap. Yang diserahkan

  • 59

    dokumen copy KTP, copy surat nikah, copy KK, pas foto terakhir ukuran 4 x 6, surat

    keterangan usaha dari kelurahan, NPWP, bukti pembayaran PBB tahun terakhir, dan

    copy sertifikat tanah sebagai agunan dalam pemberian kredit.

    Terdapat keterangan investigasi dan verifikasi usaha, yaitu bidang usaha Yani

    sembako, alamat lokasi usaha Jl H Enjong No 63, Yani memiliki lama usaha hingga

    20 tahun dengan usaha yang sama dan memiliki SHU (Surat Keterangan Usaha),

    status tempat usaha sudah milik sendiri, kondisi bangunan usaha milik Yani

    permanent, skala usaha milik Yani toko hada, sarana dan prasarana sangat memadai,

    memiliki tempat khusus penyimpanan persedia yang beralamat di Jl H Enjong no 63,

    memiliki 2 pegawai, pengelola usaha adalah Yani, stabilitas & kontinuitas bahan baku

    sangat stabil & kontinyu, memiliki 10 lebih jumlah supplier/pemasok tetap/tempat

    kulukan tetap, tingkat ketergantungan terhadap suplier/pemasok/tempat kulukan

    tinggi.

    Proses pembayaran pelanggan yang digunakan Yani adalah pembayaran tunai,

    key person dalam menjalankan usaha adalah Yani sendiri, tingkat ketergantungan

    terhadap key person usaha sedang, tingkat keahlian Yani dalam menjalankan

    usahanya tinggi, prospek usaha yang dijalankan oleh Yani sangat baik, perkembangan

    usaha 2 tahun terakhir penambahan stok atau persedian cukup, cara penjualan dengan

    eceran, Proses pembayaran kepada supplier/pemasok tunai.

    Proses penjualan kepada pembeli dengan cara tunai, jumlah pelanggan

    tetap/utama berjumlah antara 10 hingga 15 pelanggan tetap, pelanggan yang

    diberikan kepada pelanggan tetap dengan cara pengantaran barang yang dibeli,

    kurang dari 5 pesaing dalam radius 1 km dari lokasi usaha, skala usaha pesaing

  • 60

    terhadap usaha Yani sama besar, lokasi usaha berada pada lingkungan pemukiman

    padat, posisi lokasi toko mudah dijangkau.

    Terdapat verifikasi keuangan usaha Yani yaitu : Yani menyerahkan laporan

    keuangan/pembukuan, dokumen/bukti kwitansi/invoice pembelian bahan baku,

    terdapat kwitansi pembelian barang/jasa usaha, reputasi usaha Yani menurut supplier

    baik. Usaha Yani memiliki omzet rata-rata perhari pada saat ramai Rp 4.500.000,- ,

    sedangkan omzet rata-rata perhari pada saat sepi Rp 2.000.000,-, dan omzet rata-rata

    perhari pada saat normal Rp 2.500.000,-. Pendapatan & biaya yang berisi tentang

    penghasilan pasangan dengan pekerjaannya sebesar Rp 3.000.000,-.

    Rincian pengeluaran biaya usaha/operasional listrik Rp 300.000,- dan telepon

    Rp 250.000,-. Yani rutin menabung jika memiliki keuntungan banyak, frekuensi

    menabung mingguan, nominal rata-rata setiap kali menabung sebesar Rp 2.000.000,-.

    Yani dengan membuka usaha sembako sudah dapat memperoleh harta berupa

    bangunan, tanah, motor, dan logam mulia.

    Yani pernah mengalami masa sulit dalam menjalankan usahanya dan pernah

    berhasil melewatinya. Konsistensi Yani terhadap usahanya dengan cara tidak pernah

    ganti usahanya. Karakter Yani berdasarkan hasil wawancara terhadap lingkungan

    sekitar positif, dengan menggunakan 3 orang. Catatan terhadap informasi yang Yani

    sampaikan pada saat kunjungan masuk akal. Yani terbuka dalam memberikan

    informasi.

    Rencana usaha Yani kedepannya adalah menambah stock barang sembako,

    membeli beberapa mesin, menjadi agen beras. Terdapat denah lokasi usaha Yani dan

    terdapat bukti keuangan dengan bentuk kwitansi yang dimiliki oleh Yani dalam

  • 61

    menjalankan usaha toko hada dengan tanggal yang berbeda.

    Terdapat nota analisa kredit permohonan Yani direkomendasi. Pada nota

    analisa tersebut terdapat permohonan debitur, informasi calon debitur, final score

    rekomendasi, hubungan dengan Bank Mandiri, hubungan dengan bank lain, analisa

    kualitatif, dan analisa kuantitatif, NIP MKS, nama MKS, NIP MKA, nama MKA,

    limit, tujuan. Selain itu terdapat keterangan dokumen usaha yang sudah diserahkan

    yaitu : copy surat nikah, copy sertifikat hak milik, copy NPWP. Dengan nilai agunan

    Rp 181.000.000,- ratio agunan terhadap pinjaman 120,67 %. Nota analisa tersebut

    juga berisi tentang keputusan approved, sifat kredit dengan perjanjian kredit-lainnya,

    jenis kredit take over unggulan beragunan, limit kredit Rp. 150.000.000,-, jangka

    waktu 36 bulan, angsuran perbulan Rp 6.011.667,- suku bunga 11,76 % nota analisa

    kredit usaha mikro ditandatangani oleh MKS dan MMM.

    Debitur/Yani juga melakukan pembayaran asuransi untuk mengurangi/

    mencegah resiko yang mungkin terjadi kepada debitur/Yani sebesar Rp 810.000,-

    sebagai bukti balas jasa kepada Bank Mandiri dari debitur.

    Debitur/Yani melakukan pembayaran provisi sebagai balas jasa kepada Bank

    Mandiri dari debitur dari Yani Haryati/debitur yang sudah diberikan kredit usaha

    sebesar Rp 1.700.000,-.

    Terdapat Perjanjian Kredit, Surat Kuasa Menjual Agunan dan BAST

    Dokumen Agunan yang ditandatangani oleh Yani dan Kepala Cabang. Terdapat pula

    jadwal angsuran yang harus dibayar oleh debitur/Yani selama 36 bulan jangka waktu

    yang diberikan oleh Bank Mandiri. Jadwal angsuran ini telah ditandatangani dibawah

    kanan yang bertanda bahwa debitur sudah mengerti dan paham tentang isi jadwal

  • 62

    angsuran tersebut.

    Pada tahap analisa kredit ini, Bank Mandiri sangat memperhatikan dan

    berpedoman pada prinsip 5 C untuk meminimalisir resiko wanprestasi kredit dan

    untuk memastikan layak atau tidaknya calon debitur untuk diberikan Kredit Usaha

    Mikro serta memiliki kemauan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban atas

    kredit yang diperolehnya.

  • 63

    3.2.2. Analisa Perbandingan Antara Jumlah Limit yang Diajukan oleh Calon

    Debitur dengan Jumlah yang Dicairkan oleh PT Bank Mandiri Tbk

    Cabang Nindya Karya Jakarta.

    Berikut ini merupakan perbandingan antara jumlah limit yang diajukan

    oleh Calon Debitur dengan jumlah yang dicairkan oleh PT Bank Mandiri Tbk Cabang

    Nindya Karya Jakarta :

    Tabel III.1

    Perbandingan Jumlah Limit yang Diajukan dengan Jumlah yang Dicairkan

    PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta

    Tahun 2014

    Periode

    Jumlah

    Debitur

    Jumlah Limit yang

    Diajukan

    (dalam Rp)

    Jumlah Limit

    yang Dicairkan

    (dalam Rp)

    Selisih

    (dalam Rp)

    Jan-Apr

    (Kuartal I)

    28 Org 1,215,000,000 1,005,000,000 210,000,000

    Mei-Agust

    (Kuartal II)

    32 Org 1,310,000,000 1,095,000,000 215,000,000

    Sept-Des

    (Kuartal III)

    15 Org 875,000,000 855,000,000 20,000,000

    Total 75 Org 3,400,000,000 2,955,000,000 445.000.000

    Sumber : Data Olahan Penulis

  • 64

    Dari Tabel III.1 di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut :

    Sumber : Data Olahan Penulis

    Gambar III.3

    Grafik Perbandingan Jumlah Limit yang Diajukan dengan Jumlah yang

    Dicairkan

    PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta

    Tahun 2014

    Dari data diatas tersebut dapat diketahui bahwa total limit yang diajukan

    Calon Debitur pada tahun 2014 mencapai Rp. 3.400.000.000,- (tiga milyar empat

    ratus juta rupiah), sementara total limit yang dicairkan oleh PT Bank Mandiri Tbk

    Cabang Nindya Karya sejumlah Rp. 2.955.000.000,- (dua milyar sembilan ratus lima

    puluh lima juta rupiah) atau selisih sebesar Rp. 445.000.000,- (empat ratus empat

    puluh lima juta rupiah).

  • 65

    Pada Kuartal I (Periode Januari - April), jumlah limit yang diajukan oleh

    Calon Debitur mencapai Rp. 1.215.000.000,- (satu milyar dua ratus lima belas juta

    rupiah) sedangkan jumlah yang dicairkan oleh PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya

    Karya sebesar Rp. 1.005.000.000,- (satu milyar lima juta rupiah).

    Pada Kuartal II (Periode Mei - Agustus), merupakan jumlah limit terbanyak

    yang diajukan oleh Calon Debitur yaitu mencapai Rp. 1.310.000.000,- (satu milyar

    tiga ratus sepuluh juta ribu rupiah), sedangkan jumlah limit yang dicairkan pada

    periode ini sebesar 1,095,000,000 (satu milyar sembilan puluh lima juta rupiah).

    Sementara pada Kuartal III (Periode September - Desember) tercatat

    merupakan jumlah limit terkecil yang diajukan oleh Calon Debitur dan dicairkan oleh

    Bank Mandiri dibandingkan dengan periode - periode sebelumnya. Pada Kuartal ini

    jumlah limit yang diajukan oleh Calon Debitur hanya sebesar Rp. 875.000.000,-

    (delapan ratus tujuh puluh lima juta rupiah), sedangkan jumlah limit yang dicairkan

    oleh Bank Mandiri sebesar Rp. 855.000.000,- (delapan ratus lima puluh lima juta

    rupiah).

    Dari uraian diatas dapat dicermati bahwa adanya selisih yang cukup

    signifikan antara jumlah limit yang diajukan dengan jumlah limit yang dicairkan.

    Menurut data yang diperoleh penulis, hal ini dikarenakan nilai agunan yang

    dijaminkan oleh Calon Debitur tidak sebanding atau bernilai lebih kecil dari jumlah

    limit yang diajukan sesuai dengan ketentuan Bank Mandiri bahwa nilai agunan

    minimal 100% dari jumlah limit kredit. Misalkan Calon Debitur X mengajukan limit

    kredit sebesar Rp. 50.000.000,-, sementara jaminan yang dijadikan agunan hanya

    berupa 1 buah BPKB motor yang nilai agunannya hanya sebesar Rp.10.000.000,-.

  • 66

    3.2.3. Analisa Perkembangan Kredit Usaha Mikro Pada PT Bank Mandiri Tbk

    Cabang Nindya Karya Jakarta.

    Berikut ini merupakan data pencairan kredit usaha mikro Tahun 2014 pada

    PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta:

    Tabel III.2

    Data Pencairan Kredit Usaha Mikro

    PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta

    Tahun 2014

    Periode Jumlah

    Debitur

    Jumlah Limit

    (dalam Rp)

    Kenaikan /

    Penurunan

    (dalam Rp)

    Kenaikan /

    Penurunan

    (dalam %)

    Jan-Apr

    (Kuartal I)

    28 Org 1,005,000,000 - -

    Mei-Agust

    (Kuartal II)

    32 Org 1,095,000,000 90,000,000 8.96%

    Sept-Des

    (Kuartal III)

    15 Org 855,000,000 (240,000,000) (21.92%)

    Total 75 Orang 2,955,000,000 (150.000.000,-) (12.96%)

    Sumber : Data Olahan Penulis

  • 67

    Dari Tabel III.2 di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut :

    Sumber : Data Olahan Penulis

    Gambar III.4

    Grafik Data Pencairan Kredit Usaha Mikro

    PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta

    Tahun 2014

    Dari data di atas tersebut dapat diketahui bahwa total Debitur Kredit Usaha

    Mikro di PT Bank Mandiri Tbk Cabang Nindya Karya Jakarta pada tahun 2014

    sejumlah 75 orang Debitur dengan total penyaluran pencairan kredit usaha mikro

    mencapai Rp. 2.955.000.000,- (dua milyar sembilan ratus lima puluh lima juta

    rupiah).

    Pencairan kredit terbanyak terjadi pada Kuartal II (periode Mei - Agustus)

    yang mencapai Rp. 1.095.000.000,- (satu milyar sembilan puluh lima juta rupiah),

    tumbuh sebanyak Rp. 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah) atau sebesar 8,96%

  • 68

    dari posisi Kuartal I (Periode Januari - April) senilai Rp. 1.005.000.000,- (satu milyar

    lima juta rupiah).

    Sedangkan jumlah pencairan kredit usaha mikro terkecil terjadi pada Kuartal

    III (periode September - Desember) yaitu senilai Rp. 855.000.000,- (delapan ratus

    lima puluh lima juta rupiah) dimana pada Kuartal ini terjadi penurunan penyaluran

    kredit dari kuartal sebelumnya sebesar Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta

    rupiah) atau sebesar 21,92%.

    Dari uraian di atas dapat dicermati bahwa kenaikan terjadi pada Kuartal II

    (Periode Mei - Agustus). Menurut data yang penulis peroleh, hal ini dikarenakan pada

    periode ini terjadi peningkatan motivasi masyarakat yang menekuni bidang usaha

    mikro untuk mengembangkan usahanya dalam persiapan menyambut bulan suci

    Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, antara lain mengembangkan usaha warung

    makanan, sembako maupun pakaian jadi. Sedangkan pada Kuartal III (Periode

    September - Desember) terjadi penurunan angka jumlah pencairan kredit yang cukup

    drastis. Hal ini disebabkan karena adanya imbas isu likuiditas yang ketat yang

    membuat Bank Mandiri mengurangi laju pertumbuhan kredit. Selain itu penurunan

    yang terjadi juga diakibatkan adanya pembagian pengelolaan kredit usaha mikro di

    tiap cabang dalam satu area agar dapat memenuhi target per tahun untuk setiap unit

    kredit mikro.