JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjabigcms.bisnis.com/file-data/1/2236/f7b9a6c0_Des17...8...

1

Transcript of JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjabigcms.bisnis.com/file-data/1/2236/f7b9a6c0_Des17...8...

8

Oleh Nida Sahara

JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menja­lin kerja sama dengan PT Visionet Internasional (OVO) untuk memperluas layanan transaksi dan mengakse­lerasi gerakan nasional nontunai. Sebagai tahap awal, nasabah Bank Mandiri dapat melakukan transaksi di jaringan merchant OVO dan begitu sebaliknya.

sabtu/minggu 31 maREt - 1 aPRiL 2018

Direktur Teknologi informasi dan Operasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans mengatakan, hingga saat ini

Bank Mandiri memiliki 17 juta na-sabah yang nantinya baik pengguna kartu debit, kartu kredit, e-money, dan

JAKARTA - Rapat Umum Pemeg-ang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS) menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 98,71 miliar, atau 22,5% dari laba bersih tahun buku 2017 senilai Rp 438,73 miliar. Jumlah tersebut setara dengan Rp 15 per lembar saham.

Presiden Direktur BWS Park Tae Yong mengatakan, dalam jang-ka pendek, karena pembayaran dividen tersebut, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) akan menurun dibandingkan posisi 31 Desember 2017 yang sebesar 24,86%.

"Meski demikian, tren pening-katan laba akan mendorong pen-ingkatan CAR menjadi 25,76% pada akhir 2018. Rasio tersebut cukup besar untuk melakukan ekspansi pembiayaan di tahun 2018,” kata Park usai RPUST BWS di Jakarta, Kamis (29/3).

Perolehan laba bersih 2017 yang sebesar Rp 438,73 miliar tersebut meningkat 41,61% dari tahun se-belumnya yang sebesar Rp 309,82 miliar. Sedangkan total aset pada 2017 sebesar Rp 27,09 triliun, men-

ingkat 19,69% dibandingkan tahun sebelumnyaRp 22,63 triliun. Jumlah ekuitas pada 2017 sebesar Rp 6,11 triliun, meningkat 38,42% diband-ingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,41 triliun.

Perseroan juga mampu menyalur-kan kredit senilai Rp 18,8 trilun, naik 14,38% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp 16,44 triliun. Dari jumlah tersebut, total penyaluran kredit UMKM dan mikro masing-masing mencapai Rp 1,32 triliun dan Rp 57 miliar.

Meski pertumbuhan kredit cukup besar, BWS tetap bisa menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dengan baik. Tercatat, NPL BWS hingga akhir 2017 berada di level 0,90%. "Target ini tercapai bahwa kami ingin mengurangi NPl dibawah 1%," tambah dia.

Bank yang punya obsesi naik ke kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) III pada 2020 ini juga ber-hasil menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 16,92 triliun hingga akhir 2017, tumbuh 13,78% dibanding tahun sebelumnya Rp 14,87 triliun. "BWS akan menguat-kan permodalan melalui pemupukan

laba ditahan secara organik untuk menjadi BUKU III pada 2020," un-gkap Park.

Aksi korporasi rights issue pada 2017 dengan nilai Rp 1,32 trilun juga menjadi catatan penting bagi BWS. "Untuk dana rights issue, semuanya sudah digunakan untuk pengembangan usaha. Dana terse-but digunakan untuk pelunasan obligasi maumpun investasi aset demi menunjang kegiatan usaha bank," jelas dia.

Adapun komposisi pemegang saham per 31 Desember 2017 BWS mayoritas masih dimiliki oleh Woori Bank Korea sebesar 79,88%. Sisanya dipegang oleh Arifin Panigoro sebesar 9,60%, dan publik sebesar 10,52%.

Dalam RUPST tersebut juga disepakati pergantian jajaran di-reksi. Posisi presiden direktur BWS akan digantikan oleh Choi Jung Hoon, ditambah lagi ada satu direksi baru yang diangkat yakni Mochamad Tri Budiono. Keduanya akan efektif menjabat setelah lulus uji kemampuan dan kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (ris)

e-cash dapat bertransaksi di jaringan mer-chant yang telah bermitra dengan OVO. Diharapkan, dengan kerja sama tersebut dapat meningkatkan volume transaksi digital Bank Mandiri.

Saat ini, Bank Mandiri mencatat memiliki 250 ribu merchant, sementara merchant OVO sekitar 23 ribu yang tersebar di 209 kota di seluruh Indo-nesia. "Melalui sinergi ini, kami yakin dapat mendorong akselerasi gerakan nasional nontunai dan meningkatkan penetrasi layanan Mandiri di seluruh segmen masyarakat," kata Rico di Ja-karta, Kamis (29/3).

Menurut Rico, pihaknya tidak men-ganggap perusahaan financial technology

(fintech) sebagai pesaing. Sebaliknya, perseroan mengaku antara bank dan fintech saling melengkapi untuk mengembangkan inovasi. "Kami selalu berusaha untuk terbuka ter-hadap inovasi. Terlebih di era digital ini, bekerja sama dengan perusahaan teknologi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan interoperabil-ity," ungkap Rico.

Hal serupa juga dapat dilakukan pengguna OVO di jaringan merchant yang telah bekerja sama dengan Bank Mandiri, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan transaksi nontunai bagi kedua pe-rusahaan.

Sementara itu, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Man-diri Thomas Wahyudi menuturkan, sepanjang tahun lalu transaksi melalui mesin electronic data capture (EDC) Bank Mandiri sebanyak 120 juta transaksi. Sedangkan volume transaksinya sebesar Rp 100 triliun. "Ini di luar e-money ya, pertumbu-hannya itu sekitar 10%," ungkap Thomas.

Sedangkan untuk transaksi e-money Bank Mandiri per bulan dapat mencapai 120 juta transaksi. Dengan volume transaksi mencapai lebih dari Rp 1 triliun per bulan. Menurut dia, dengan adanya elektronifikasi jalan tol, memberikan sumbangan 70% dari total transaksi e-money perseroan. "Karena tol ini besar, jadi masih me-

nyumbang 70% dari transaksi e-money kami," tutur dia.

Dengan menggandeng OVO, Thomas mengharapkan dapat mem-berikan kontribusi terhadap pening-katan jumlah transaksi dan volume transaksi.

Di sisi lain, Direktur Utama Visio-net Internasional Adrian Suherman mengungkapkan, dengan kemitraan ini, baik nasabah Bank Mandiri ataupun pengguna OVO dapat me-nerima manfaat dari cepatnya tran-saksi elektronik yang akan tersedia di puluhan ribu lokasi di seluruh Indonesia.

OVO akan menerima layanan Mandiri di aplikasinya dan dapat memanfaatkan jaringan elektronik Bank Mandiri seper ti ATM dan Mandiri Online sebagai ifrastruktur pendukung untuk pengembangan layanan OVO.

Ke depan, pengguna OVO juga bisa isi ulang saldo OVO Cash dan tarik dana melalui jaringan Bank Mandiri. "Selain kerja sama pay-ment, akan ada produk lain yang kami kembangkan, seperti fasilitas kredit dan produk investasi," terang Adrian.

Menurut dia, pemanfaatan jasa keuangan khususnya layanan pem-bayaran secara digital di Indonesia masih sangat rendah, yakni baru menjangkau 35% masyarakat. Dengan kerja sama OVO bersama Bank Man-

diri, dia menilai akan meningkatkan jangkauan tersebut.

Bidik 20 Juta Pengguna Adrian memaparkan, hingga saat

ini, pengguna OVO berjumlah 9,5 juta orang. Ditargetkan, sampai dengan akhir tahun ini pengguna OVO akan mencapai 15-20 juta orang.

Dia mengaku, target awal yang dibidik sudah terpenuhi. Oleh karena itu, pihaknya menargetkan angka yang lebih tinggi sampai akhir tahun ini. Jumlah angka transaksinya saja per hari bisa mencapai Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta.

"Faktor yang mendongkrak jumlah pengguna terlihat dari promo bayar parkir dalam mal Grup Lippo. Selain itu layanan redeem point dari tiap transaksi juga faktornya. Maka kami targetkan 15-20 juta pengguna tahun ini," papar Adrian.

Di samping itu, dari segi produk, pihaknya juga baru saja meluncur-kan investasi reksa dana yang bek-erja sama dengan Ciptadana untuk produk reksa dana pasar uang. Namun, fitur tersebut masih dalam bentuk beta dan akan dikembang-kan lagi. "Dengan perkembangan uang elektronik di Indonesia, kami ditantang untuk selalu meningkatkan layanan, salah satunya dengan mem-persiapkan channel dan akses untuk menjangkau lebih banyak pengguna," kata Adrian.

Zainudin
Typewriter
31 Maret 2018, Investor Daily | Hal.8