BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek...

18
33 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta selaku implementator Program Desa Mandiri Pangan. Objek penelitian adalah implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan sebagai variabel bebas (eksogen) dan ketahanan pangan masyarakat desa sebagai variabel terikat (endogen). 3.2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah survey explanatory, yang menuntut penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam indikator-indikator yang dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat digunakan model uji hipotesis. Permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan pengaruh maka analisis yang digunakan adalah Path Analysis atau analisis jalur. Analisis tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan terhadap variabel ketahanan pangan masyarakat desa. 3.3. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan bentuk bivariat, karena didasarkan pada dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) yaitu implementasi Program Desa Mandiri Pangan yang mencakup dimensi organisasi, interpretasi, dan aplikasi. Variabel terikat (dependent variable) adalah ketahanan pangan

Transcript of BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek...

33

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Perkebunan Kabupaten Purwakarta selaku implementator Program Desa Mandiri

Pangan. Objek penelitian adalah implementasi kebijakan Program Desa Mandiri

Pangan sebagai variabel bebas (eksogen) dan ketahanan pangan masyarakat desa

sebagai variabel terikat (endogen).

3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah survey explanatory, yang

menuntut penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam indikator-indikator

yang dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat digunakan model uji hipotesis.

Permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan pengaruh maka analisis yang

digunakan adalah Path Analysis atau analisis jalur. Analisis tersebut digunakan

untuk menganalisis pengaruh variabel implementasi kebijakan Program Desa

Mandiri Pangan terhadap variabel ketahanan pangan masyarakat desa.

3.3. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan bentuk bivariat, karena didasarkan pada dua

variabel yaitu variabel bebas (independent variable) yaitu implementasi Program

Desa Mandiri Pangan yang mencakup dimensi organisasi, interpretasi, dan

aplikasi. Variabel terikat (dependent variable) adalah ketahanan pangan

34

masyarakat desa yang meliputi sub variabel ketersediaan pangan, keterjangkauan

pangan, dan pemanfaatan pangan.

3.4. Operasionalisasi Variabel

Definisi konsep dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan merupakan rangkaian

tindakan pemerintah yang telah dirumuskan atau diformulasikan berdasarkan

potensi dan sumber daya yang dimiliki Kabupaten Purwakarta untuk

mengorganisasikan, melaksanakan dan mengawasi kebijakan Desa Mandiri

Pangan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan masyarakat desa.

2. Ketahanan pangan adalah terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat yang

tepat pada sasaran dan tujuan dengan dukungan pemerintah daerah melalui

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan.

35

Variabel-variabel tersebut dioperasionalkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Dimensi Indikator

Implementasi

kebijakan Program

Desa Mandiri Pangan

(X)

(Jones, 1991)

Organisasi

1. Sumberdaya petugas

2. Deskripsi pelaksanaan tugas

3. Sarana dan prasarana

Interpretasi

1. Pemahaman isi program

2. Tujuan program

3. Sosialisasi program

Aplikasi

1. Penyesuaian program dengan

lingkungan

2. Penilaian terhadap

keberhasilan program

3. Pengawasan terhadap

pelaksanaan program

Ketahanan Pangan

(Y)

(Riely, et.al, 1999)

Ketersediaan

pangan

1. Kepemilikan lahan

2. Sarana prasarana produksi

3. Jumlah produksi pangan

Keterjangkauan

pangan

1. Pendapatan rumah tangga

2. Keberadaan pasar

3. Persediaan pangan

Pemanfaatan

pangan

1. Pemahaman kandungan gizi

pangan yang dikonsumsi

2. Kesehatan anak

Sumber : Hasil analisis, 2009

Berdasarkan dimensi dan variabel indikator-indikator dalam tabel diatas,

baik variabel bebas maupun terikat kemudian diuraikan dalam bentuk pernyataan-

pernyataan yang relevan dengan penelitian. Pernyataan-pernyataan tersebut oleh

responden diberi tanggapan melalui jawaban dalam kuesioner sesuai dengan

pendapat mereka. Setiap pernyataan diberi bobot positif dan bobot negatif.

Pernyataan kuantitatif tersebut dibuat dengan sistem skor menurut skala likert

(likert summated rating) yang dipaparkan dalam tabel dibawah ini :

36

Tabel 3.2 Bobot Nilai Pernyataan dari Skala Likert

Alternatif Jawaban

Bobot Nilai

Item

Positif

Item

Negatif

Sangat memuaskan/Sangat Sesuai/ Sangat

Bermanfaat/Sangat Menunjang

1 5

Memuaskan / Sesuai/ Bermanfaat/ Menunjang 2 4

Cukup memuaskan/Cukup Sesuai/ Cukup

Bermanfaat/Cukup Menunjang

3 3

Tidak memuaskan/Tidak Sesuai/ Tidak

Bermanfaat/Tidak Menunjang

4 2

Sangat Tidak memuaskan/Sangat Tidak Sesuai/ Sangat

Tidak Bermanfaat/Sangat Tidak Menunjang

5 1

Sumber : Hasil analisis, 2009

3.5. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian menunjukkan serumpun atau sekelompok objek yang

menjadi sasaran penelitian, oleh karena itu populasi penelitian merupakan

keseluruhan (universum) dari objek yang dapat menjadi sumber data (Bungin,

2004 : 99). Penentuan sasaran populasi dalam penelitian ini adalah petugas atau

aparat dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan. Dan unit analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah petugas atau aparat Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Perkebunan.

Tabel 3.3 Populasi Penelitian Lapangan

No. Unit Populasi Ukuran

Populasi

1. Bidang Ketahanan Pangan dan Pengembangan

Usaha Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Perkebunan

16

2. Penyuluh Pertanian 8

3. Pegawai Kecamatan (Seksi Ekonomi) 8

4. Petugas Pendamping Program 4

5. Pegawai Dinas Kesehatan (Pendamping) 2

6. Petugas BPS (Pendamping) 2

Jumlah ukuran populasi (N) 40 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten

Purwakarta, 2009

37

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian dengan teknik sensus,

yaitu penelitian dengan menggunakan seluruh populasi sebagai responden.

Pemilihan teknik sensus dilakukan karena jumlah populasi yang relatif kecil.

3.6. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.6.1. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu :

1) Data Primer

Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner dan diperoleh langsung

dari informan yang memiliki kapasitas untuk memberikan deskripsi terhadap

implementasi kebijakan Program Desa Mandiri Pangan di Kabupaten Purwakarta.

2) Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur, dokumen-dokumen, dan

peraturan perundang-undangan yang relevan.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

1) Studi Kepustakaan dan Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara membaca, mengkaji dan menganalisis

sumber kepustakaan dan dokumentasi yang ada hubungannya dengan materi yang

diteliti.

2) Studi Lapangan

Pengumpulan data yang diperlukan dengan cara terjun ke lapangan untuk

mempelajari fenomena-fenomena seputar isu kebijakan Desa Mandiri Pangan di

Kabupaten Purwakarta melalui:

38

(1) Kuesioner

Pengumpulan data dan informasi terhadap responden dengan menggunakan

keusioner dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang

bersifat tertutup, di mana setiap item pertanyaan disediakan alternative

jawaban, sehingga responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban

yang dianggap sesuai dengan kenyataan.

(2) Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan responden

(narasumber) guna merekam persepsi dan opininya terhadap objek penelitian.

Wawancara dilakukan terhadap pihak-pihak terkait, baik responden maupun

informan. Wawancara dengan informan akan dilakukan terhadap Ketua

Kelompok Tani selaku perwakilan masyarakat desa yang menerima Program

Desa Mandiri Pangan di Desa Margaluyu dan Batutumpang.

3.7. Validitas dan Reliabitas Alat Ukur

Terdapat dua kriteria mutlak yang harus dipenuhi dalam pengambilan data

kuantitatif mengenai objek penelitian yaitu bahwa data yang diperoleh harus valid

dan reliabel. Hal tersebut dimaksudkan agar hasil penelitian yang dilakukan dapat

dipertanggung jawabkan dan dipercaya dalam hasil pengukurannya. Kuesioner

sebagai salah satu instrumen pengumpulan data harus diuji validitas dan

reliabilitasnya terlebih dahulu.

Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun

dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Hal yang harus diperhatikan dalam

menyusun instrumen penelitian yang valid yaitu harus diperhatikan isi dan

39

kegunaan alat ukur yang dipakai (Bungin, 2004 : 98). Uji validitas dimaksudkan

untuk mengukur setiap pertanyaan dalam kuesioner dalam mengungkap apa yang

ingin diukur (Singarimbun, 2003:124).

Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Karena uji validitas yang dilakukan

adalah pengujian setiap pertanyaan dalam kuesioner, maka uji dilakukan terhadap

setiap butir pertanyaan. Uji validitas dan reliabilitas diperoleh dari hasil pengujian

terhadap butir-butir pernyataan dalam dalam kuesioner. Item yang sahih dan

handal dapat dipergunakan sebagai instrumen penelitian sedangkan yang tidak

sahih dan tidak handal dikeluarkan dan tidak dipergunakan dalam daftar angket.

Selanjutnya untuk menentukan valid atau tidaknya butir-butir pertanyaan

dalam kuesioner dengan skala Likert, uji validitas dilakukan dengan teknik

korelasi tata jenjang (rank difference correlation). Ketentuan yang digunakan,

yaitu :

1) Jika t hitung ≥ t tabel, maka pertanyaan tersebut valid

2) Jika t hitung < t tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Pertanyaan yang tidak valid, tidak digunakan dalam penelitian ini. Langkah

yang ditempuh dalam menguji validitas instrumen, yaitu :

1. Menentukan hipotesis

H0 : Skor butir pernyataan tidak berkorelasi positif dengan komposit

faktornya.

H1 : Skor butir pernyataan berkorelasi positif dengan komposit faktornya.

2. Menghitung koefisien korelasi uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi

tata jenjang (rank difference correlation) dengan rumus :

40

rhoXY = 1 - 6 Σ D ² N (N ² - 1)

dimana :

rhoXY = Koefisien korelasi tata jenjang

D = Difference, sering digunakan juga B singkatan dari Beta.

D adalah beda antara jenjang setiap subjek

N = Banyaknya subjek

Dengan langkah yang sama dilakukan pengujian validitas terhadap butir

pernyataan pada variabel ketahanan pangan.

Reliabilitas menunjukkan pengukuran konsep yang konsisten. Tiga faktor

penting dalam mempertimbangkan apakah suatu pengujian reliabel adalah :

stability, internal reliability, dan interobserver concistency (Bryman, 2004 : 71).

Alat ukur atau instrumen penlitian stabil dari waktu ke waktu, dapat diterapkan

pada peristiwa yang berbeda untuk sampel yang sama, setiap indikator akan

membuat skala dan indeks tetap konsisten. Dengan demikian antar indikator yang

satu mempunyai hubungan dengan indikator yang lain.

Reliabilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur

sehingga alat ukur ini dapat dipercaya atau diandalkan. Untuk mencapai

reliabilitas perlu memperhatikan aspek : kemantapan, ketepatan, dan homogenitas

(Bungin, 2004 : 97). Nilai korelasi untuk mengukur validitas dan koefisien

reliabilitas dapat diukur dengan persamaan Cronbach yaitu dengan mengukur

internal consistecy, dengan rumus :

ijij

ij

rr

r

k

k

211

Keterangan :

α = nilai korelasi

k = banyaknya belahan tes

rij = varian belahan

41

jika skor ordinal : rij =1; rij Spearman

jika skor interval : rij =1; rij Pearson

Untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap item

pernyataan pada kuesioner digunakan alat bantu perangkat lunak SPSS versi 15.

Variabel yang telah diuji reliabel, jika nilai koefisien reliabilitas Spearman

Brown yang diperoleh positif dan signifikan. Jika koefisien reliabilitas negatif

atau non-signifikan, berarti variabel yang bersangkutan itu tidak reliabel, sehingga

kuesioner perlu diperbaiki.

Berdasarkan kriteria koefisien korelasi (r) dalam hubungannya dengan

penentuan tingkat reliabilitas, dengan kriteria sebagai berikut :

r = 0,90 - 1,00 : reliabilitas tinggi

r = 0,50 - 0,89 : reliabilitas sedang

r = 0,00 - 0,49 : reliabilitas rendah

3.8. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistika deskriptif dan

statistika inferensi. Statistika deskriptif sebagai metode yang berkaitan dengan

pengumpulan, penyajian dan perigkasan suatu gugus data sehingga memberikan

informasi yang berguna (Hajarisman, 2007 : 4) digunakan untuk menjelaskan

kuantitas pilihan jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam angket.

Sedangkan statistik inferens sebagai metode yang berhubungan dengan analisis

sebagian data untuk kemudian sampai pada masalah peramalan atau penarikan

kesimpulan mengenai seluruh gugus data induknya (Hajarisman, 2007 : 4),

digunakan untuk menjelaskan besar hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

42

Penelitian berupaya untuk mengungkapkan hubungan gejala alami atau

dalam bahasa statistik disebut sebagai upaya mengungkapkan hubungan antara

variabel serta apakah pola hubungan yang dipergunakan dapat digunakan untuk

membuat peramalan yang analisisnya disebut sebagai analisis regresi. Pola

hubungan yang memperlihatkan eratnya hubungan antar variabel disebut sebagai

analisis korelasi deangkan pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh sebuah

atau seperangkat variabel terhadap variabel lainnya disebut sebagai analisis jalur

(Sitepu, 1994 : 14). Data yang diperoleh adalah alat interval yang kemudian

diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 15.

3.8.1. Metode Sucessive Internal (MSI)

Metode Sucessive Interval (MSI) adalah metode untuk meningkatkan skala

data penelitian yang mempunyai skala data ordinal, menjadi skala interval

sehingga analisis regresi dapat dilakukan. Analisis regresi hanya dapat dilakukan

jika skala data yang mempunyai skala interval dan rasio. Sedangkan jika data

yang ada berskala ordinal atau nominal maka analisis regresi tidak dapat

dilakukan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam Metode Sucessive Interval adalah

sebagai berikut:

1) Memperhatikan nilai jawaban dari setiap pernyataan dalam kuesioner.

2) Untuk setiap jawaban pernyataan dilakukan penghitungan frekuensi responden

yang menjawab dengan skor 1,2,3,4, dan 5 (f). Menentukan berapa responden

yang memperoleh skor yang sudah ditentukan (frekuensi).

43

3) Setiap frekuensi pada responden yang bersesuaian dengan respon yang

dijawab dibagi dengan banyak respon total dan hasilnya = (p).

4) Menentukan proporsi kumulatif = (pk) (proporsi kumulatif mendekati

distribusi normal baku)

5) Dengan menggunakan tabel normal (tabel Z), menghitung Z untuk setiap

proporsi kumulatif.

6) Menentukan densitas normal (fd) yang sesuai dengan nilai Z yang diperoleh

7) Menentukan interval (scale value) untuk setiap skor jawaban dengan rumus

sebagai berikut :

owerLimitAreaBelowLLimitBelowUpperArea

itatUpperLimDensityLimitLoweratDensityValueScale

8) Menyesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu skala value (SV) yang

nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi = jawaban

responden yang terkecil melalui transformasi skala value :

1MInZZMinSV

9) Menyiapkan paangan data variabel bebas dan variabel terikat dari semua

sampel penelitian untuk pengujian hipotesis.

3.8.2. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi tata

jenjang (rank difference correlation). Analisis korelasi berguna untuk menentukan

seberapa kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien

korelasi tata jenjang menggunakan rumus :

rhoXY = 1 - 6Σ D ² N (N ² - 1)

44

dimana :

rhoXY = Koefisien korelasi tata jenjang

D = Difference, sering digunakan juga B singkatan dari Beta.

D adalah beda antara jenjang setiap subjek

N = Banyaknya subjek

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi, nilai r akan dikonsultasikan

dengan tabel interpretasi r. Kuatnya pengaruh dari koefisien jalur maupun

keeratan hubungan dari koefisien korelasi akan diinterpretasi sesuai dengan

tafsiran dari Sugiyono (2003: 231) yang dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Koefisien Korelasi r Klasifikasi Sugiyono

Interval Koefisien Tafsiran

Kurang dari 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2003: 231)

Selanjutnya untuk menyatakan bagaimana kontribusi variabel bebas

terhadap variabel terikat, dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi.

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi r dikali 100% dan

dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabe bebas mempunyai kontribusi

atau ikut menentukan variabel terikat. Untuk mengetahui derajat determinasi

digunakan rumus :

%1002 XrKD

dimana :

KD = Nilai Koefisien Determinan

R = Nilai Koefisien korelasi

45

3.8.3. Analisis Jalur

Analisis jalur digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh suatu

variabel terhadap variabel lainnya baik pengaruh langsung maupun tidak

langsung. Langkah dalam melakukan analisis data dengan menggunakan analisis

jalur sesuai dengan modifikasi dari Harun Al Rasjid dalam Nirwana SK Sitepu

(1994: 19-28). Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat disebut

koefisien jalur.

Karena koefisien jalur tidak memiliki satuan maka dapat disimpulkan bahwa

semakin besar koefisien jalur akan semakin besar pula pengaruh yang diberikan

oleh variabel tersebut. Syarat yang perlukan adalah :

1. Hubungan antar variabel merupakan hubungan linier

2. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain

3. Pola hubungan antar variabel adalah rekursif

4. Skala pengukuran baik pada variabel bebas maupun variabel terikat sekurang-

kurangnya adalah interval.

Langkah dalam melakukan analisis data dengan menggunakan analisis jalur

sesuai dengan modifikasi dari Harun Al Rasjid dalam Nirwana SK Sitepu (1994:

19-28) adalah sebagai berikut :

1) Membangun hipotesis konseptual :

Untuk memudahkan pengkajian atas penelitian ini maka disusunlah hipotesis

sebagai berikut :

H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara implementasi

Program Desa Mandiri Pangan yang ditentukan oleh dimensi

organisasi, interpretasi, dan aplikasi terhadap ketahanan

pangan.

46

rx1x2 Pyx1

rx1x3 Pyx2

rx2x3 Pyx3

Rx1x2

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara implementasi

Program Desa Mandiri Pangan yang ditentukan oleh dimensi

organisasi, interpretasi, dan aplikasi terhadap ketahanan

pangan.

2) Membuat diagram jalur hubungan kausal

Gambar 3.1 Proposisi Hipotetik Diagram Jalur Hubungan Kausal

Keterangan :

X1 : Organisasi

X2 : Interpretasi

X3 : Aplikasi

Y : Ketahanan Pangan

ɛ : Epsilon

Persamaan struktur sebagai berikut :

Pyx1 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel X1

terhadap variabel Y

Pyx2 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel X2

terhadap variabel Y

Pyx3 : Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel X3

terhadap variabel Y

Berdasarkan pada diagram jalur hipotesis penelitian diatas, maka bentuk

persamaan untuk diagram jalur tersebut adalah :

X 1

Y X 2

X 3

47

Y = PyX1.X1 + PyX2.X2 + PyX3.X3 + €

3) Koefisien korelasi antara variable X1, X2 dan X3 dengan variabel Y disusun

dalam matriks korelasi, dengan bentuk sebagai berikut :

3

2

1

33

3222

312111

321

321

X

X

X

Y

xrx

xrxxrx

xrxxrxxrx

ryxryxryXryy

XXXY

R

4) Koefisien korelasi antara variabel independen/eksogen yang disusun dengan

matriks korelasi, dengan bentuk sebagai berikut :

3

2

1

33

3222

312111

321

1X

X

X

xrx

xrxxrx

xrxxrxxrx

XXX

R

5) Menghitung matriks invers dari matriks korelasi antara variabel

independen/eksogenus (R1-1

) dengan menyusun matriks dalam bentuk sebagai

berikut :

3

2

1

33

3222

312111

321

1

1X

X

X

xCrx

xCrxxCrx

xCrxxCrxxCrx

XXX

R

6) Menghitung koefisien jalur Pyxi ; (i = 1,2,3) dengan rumus sebagai berikut:

3

2

1

33

3222

312111

4321

3

2

1

X

X

X

xCrx

xCrxxCrx

xCrxxCrxxCrx

XXXX

pyx

pyx

pyx

48

7) Menghitung R2y (X1, X2, X3) yaitu menyatakan determinan total X1, X2, X3

terhadap Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

3

2

1

)3,2,1()3,2,1(2

X

X

X

pyxpyxPyxXXXyR

8) Menghitung pengaruh variabel lain (Py€) yang tidak dimasukkan ke dalam

model dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

)3,2,1(1 2 XXXyRPy

Adapun seluruh proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program

statistik SPSS versi 15.

3.8.4. Penghitungan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Sehubungan dengan penelitian ini menjadikan seluruh populasi sebagai

sumber data dengan penyebutan penelitian sensus, maka secara kuantitatif analisis

data statistik dilakukan dengan cara deskriptif (statistik deskriptif) yang oleh

Sugiono (2008) disebut sebagai statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi atau tidak akan dilakukan uji signifikansi (uji-t dan uji F).

Untuk mengetahui pengaruh secara langsung maupun tidak langsung dari

masing-masing dimensi pada variabel implemetasi kebijakan terhadap ketahanan

pangan dilakukan dengan menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung pada

masing-masing dimensi. Untuk dimensi organisasi (Xi) terhadap ketahanan

pangan Y, maka dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

49

1) Pengaruh Dimensi X1 terhadap Y

Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung = Pyx1. Pyx1 = .......

Pengaruh X1 terhadap Y melalui X2 = Pyx1 . rx1x2 . Pyx2 = ........

Pengaruh X1 terhadap Y melalui X3 = Pyx1 . rx1x3 . Pyx3 = ……+

Pengaruh Total = ..........

Berdasarkan pada nilai pengaruh total diatas, maka dapat diketahui jumlah

pengaruh langsung dan tidak langsung dari dimensi X1 terhadap Y.

2) Pengaruh dimensi X2 terhadap Y

Pengaruh X2 terhadap Y secara langsung = Pyx2. Pyx2 = ..........

Pengaruh X2 terhadap Y melalui X1 = Pyx2 . rx1x2 . Pyx1 = ..........

Pengaruh X2 terhadap Y melalui X3 = Pyx2 . rx2x3 . Pyx3 = ........+

Pengaruh Total = ..........

Berdasarkan pada nilai pengaruh total diatas, maka dapat diketahui jumlah

pengaruh langsung dan tidak langsung dari dimensi X2 terhadap Y.

3) Pengaruh dimensi X3 terhadap Y

Pengaruh X3 terhadap Y secara langsung = Pyx3. Pyx3 = .........

Pengaruh X3 terhadap Y melalui X2 = Pyx3 . rx2x3 . Pyx2 = .........

Pengaruh X3 terhadap Y melalui X1 = Pyx3 . rx1x3 . Pyx1 = ........+

Pengaruh Total = ..........

Berdasarkan pada nilai pengaruh total diatas, maka dapat diketahui jumlah

pengaruh langsung dan tidak langsung dari dimensi X3 terhadap Y.

50

3.9. Jadwal Penelitian

Tabel 3.5 Jadwal Penelitian

No Keterangan 2010 2011 2012 2013

T.I T.II T.III T.IV T.I T.II T.III T.IV T.I T.II T.III T.IV T.I

1. Persiapan

UP

2. Seminar UP

3. Revisi UP

4. Penelitian

Lapangan

5. Penulisan

dan

Bimbingan

6. Ujian Tesis

7. Revisi Tesis

Keterangan :

T.I : Triwulan I (Januari – Maret)

T.II : Triwulan II (April – Juni)

T.III : Triwulan III (Juli – September)

T.IV : Triwulan IV (Oktober – Desember)