III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode...

14
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang tergabung dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif. 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian Berdasarkan pra survei diperoleh data bahwa Desa Margamukti merupakan desa dengan kepemilikan populasi sapi perah dan peternak paling banyak di KPBS Pangalengan. Desa Margamukti terdiri dari lima Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) : Cipanas II, Los Cimaung I, Los Cimaung II, Pangkalan, dan Rancamanyar. Lokasi penelitian ditentukan dengan cara memilih dua TPK yang memiliki anggota (peternak) dan populasi ternak paling banyak yaitu Los Cimaung I dan Los Cimaung II (lihat Tabel 6). 3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multistage random sampling. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel terdiri dari empat tahap. Tahap pertama yaitu menentukan sampel unit. Paturochman (2012) menjelaskan mengenai ketentuan yang harus diperhatikan dalam penentuan jumlah sampel dari suatu populasi yaitu sebagai berikut :

Transcript of III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode...

Page 1: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang tergabung

dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian

Berdasarkan pra survei diperoleh data bahwa Desa Margamukti

merupakan desa dengan kepemilikan populasi sapi perah dan peternak paling

banyak di KPBS Pangalengan. Desa Margamukti terdiri dari lima Tempat

Pelayanan Koperasi (TPK) : Cipanas II, Los Cimaung I, Los Cimaung II,

Pangkalan, dan Rancamanyar. Lokasi penelitian ditentukan dengan cara memilih

dua TPK yang memiliki anggota (peternak) dan populasi ternak paling banyak

yaitu Los Cimaung I dan Los Cimaung II (lihat Tabel 6).

3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multistage random

sampling. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel terdiri dari empat tahap.

Tahap pertama yaitu menentukan sampel unit. Paturochman (2012) menjelaskan

mengenai ketentuan yang harus diperhatikan dalam penentuan jumlah sampel dari

suatu populasi yaitu sebagai berikut :

Page 2: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

23

1). Jika anggota suatu populasi (N) cukup besar (1.000-10.000), maka

persentase sampel (n) sebesar 0,1%-1%.

2). Jika anggota suatu populasi (N) relatif sedang (200-500), maka persentase

sampel (n) sebesar 10%-20%.

3). Jika anggota populasi relatif kecil, misalnya 40-50 unit ambil semuanya.

4). Jumlah sampel yang harus diambil harus lebih banyak dari 30 unit.

5). Jumlah sampel yang diambil harus disesuaikan dengan anggaran biaya

yang tersedia, batas waktu yang telah ditentukan, dan tenaga kerja yang

ada.

Los Cimaung I beranggotakan 87 peternak dan Los Cimaung II

beranggotakan 113 peternak, maka jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak

200 peternak. Anggota populasi peternak sapi perah Los Cimaung I dan Los

Cimaung II masuk dalam kategori anggota populasi relatif sedang, maka dalam

penentuan persentase sampel penelitian menggunakan 20% dari populasi yang

ada, yaitu :

𝑛 = 200 𝑥 20%

= 40

Jadi, jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang.

Tahap dua yaitu mengalokasikan sampel yang diperoleh masing-masing

TPK dengan persamaan :

𝑛i =𝑁𝑖𝑁𝑥 𝑛

Page 3: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

24

Klasifikasi usaha peternakan rakyat berdasarkan jumlah kepemilikan sapi

betina produktif, yaitu Skala Usaha I (1-3 ekor), Skala Usaha II (4-6 ekor), Skala

Usaha III ( > 7 ekor) (Suryadi, dkk. 1989). Tahap tiga menentukan jumlah

responden di setiap TPK pada berbagai skala usaha, dengan persamaan :

𝑛𝑖′ =𝑁𝑖′

𝑁𝑖𝑥 𝑛𝑖

Keterangan :

N : Total populasi

Ni : Populasi pada TPK i

Ni’ : Populasi pada skala usaha ‘ TPK i

n : Total responden penelitian

ni : Responden penelitian pada TPK i

ni’ : Responden penelitian pada skala usaha ‘ TPK i

Berikut hasil perhitungan penarikan sampel disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian di TPK Los Cimaung I dan Los

Cimaung II per Skala Usaha

Skala Usaha TPK (orang) Total

Los Cimaung I Los Cimaung II

I 12 10 22

II 4 8 12

III 2 4 6

Jumlah 18 22 40

Tahap empat memilih sampel atau responden pada masing-masing TPK

dilakukan dengan teknik simple random sampling, angka acak diperoleh

menggunakan fungsi RAND pada microsoft excel. Daftar responden terpilih dapat

dilihat pada Lampiran 1.

Page 4: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

25

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari responden penelitian melalui pengamatan

langsung dan wawancara dengan daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah

disiapkan. Kuesioner dibuat dengan berpedoman pada Guide to Good Dairy

Farming Practice yang diterbitkan oleh FAO dan IDF tahun 2011, serta faktor-

faktor penentu teknis sapi perah (impact point) Direktorat Jenderal Peternakan

tahun 1983. Data sekunder diperoleh dari database KPBS Pangalengan dan kantor

Desa Margamukti.

3.3. Operasionalisasi Varibel

3.3.1. Good Dairy Farming Practice (Variabel X)

Good Dairy Farming Practice yang merupakan variabel x terdiri dari tujuh

sub variabel, diantaranya : reproduksi ternak, kesehatan ternak, higien pemerahan,

nutrisi (pakan dan air), kesejahteraan ternak, lingkungan, dan manajemen sosial

ekonomi. Penilaian GDFP berdasarkan poin-poin yang terdapat pada Guide to

Good Dairy Farming Practice yang diterbitkan oleh FAO dan IDF tahun 2011,

serta faktor-faktor penentu teknis sapi perah (impact point) Direktorat Jenderal

Peternakan tahun 1983.

Nilai maksimum variabel GDFP adalah 100 % dan nilai setiap sub variabel

diberikan secara proportional yaitu sebesar 14,29 % (100% dibagi jumlah sub

variabel). Definisi setiap sub variabel adalah sebagai berikut :

Page 5: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

26

1). Reproduksi ternak, identifikasi performa-performa reproduksi yang terdiri

dari umur beranak pertama, kawin pertama setelah beranak, selang

beranak, service per conception, pengetahun birahi, dan cara kawin.

2). Kesehatan ternak (animal health), mendeskripsikan GDFP untuk

menjamin ternak yang memproduksi susu adalah ternak yang sehat dan

terdapat program kesehatan ternak yang efektif di dalam peternakan.

3). Higien pemerahan (milking hygiene), mendeskripsikan GDFP untuk

menjamin proses produksi susu di bawah kondisi higienis dan peralatan

yang digunakan terpelihara dengan baik.

4). Nutrisi (Nutrition, feed and water), mendeskripsikan GDFP untuk

tatalaksana nutrisi ternak yang di dalamnya termasuk pakan dan air

minum.

5). Kesejahteraan ternak (animal welfare), mendeskripsikan mengenai lima

kebebasan yang harus didapatkan oleh ternak diantaranya ternak terbebas

dari rasa haus, lapar, ketidaknyamanan, penyakit, takut, dan dapat

bergerak sesuai dengan perilaku normalnya.

6). Lingkungan (environment) mendeskripsikan langkah penerapan sistem

peternakan yang ramah lingkungan dan sistem pengolahan limbah untuk

menjamin peternakan sapi perah tidak berdampak negatif terhadap

lingkungan.

7). Manajemen sosial ekonomi (socio economic management) yang meliputi

manajeman sumber daya manusia yang efektif dan efisien, menjamin

Page 6: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

27

seluruh pekerjaan dalam peternakan dilakukan secara aman dan kompeten

serta harus memiliki sistem untuk mengelola keuangan.

(satuan yang digunakan adalah persen)

3.3.2. Pendapatan Peternak (Variabel Y)

Pendapatan peternak merupakan variabel y diukur menggunakan metode

Income Over Feed Cost (IOFC) yang diperoleh berdasarkan penjualan susu dan

pengeluaran biaya pakan.

1). Produksi susu harian, merupakan total produksi dari seluruh sapi laktasi

(lt/hari).

2). Harga jual susu, merupakan harga susu per kg pada masing-masing

peternak yang ditetapkan oleh koperasi, berdasarkan kualitas susu, TPC,

dan berat jenis (Rp/lt).

3). Biaya pakan, merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh peternak atas

pengadaan pakan hijauan dan konsentrat (Rp).

3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1. Analisis Penerapan Good Dairy Farming Practices

Analisis mengenai penerapan GDFP menggunakan metode Analytic

Hierarchy Process (AHP). Ranking seluruh prioritas (skala prioritas)

menggunakan Pairwise Comparison (perbandingan berpasangan). Analytic

Hierarchy Process (AHP) merupakan alat pengambil keputusan yang

menguraikan suatu permasalahan kompleks dalam struktur hirarki dengan banyak

tingkatan yang terdiri dari tujuan, kriteria dan alternatif (Suyatno dkk., 2011).

Page 7: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

28

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan

AHP, meliputi :

1). Menyusun hirarki yang terdiri dari unsur tujuan, kriteria dan sub kriteria.

Ilustrasi 2. Struktur Kriteria Model AHP Good Dairy Farming Practice

(Keterangan dapat dilihat pada Lampiran 2)

2). Melakukan pembobotan kuesioner. Tujuh aspek GDFP terdiri dari

sejumlah sub aspek. Poin-poin pada sub aspek memiliki beberapa alternatif

jawaban, jumlah alternatif jawaban yang dipilih oleh responden

dipersentasikan dengan bobot poin tersebut sehingga diperoleh skor dari

setiap poin. (lihat Lampiran 2).

3). Menyusun perbandingan berpasangan. Membandingkan nilai yang

diperoleh setiap aspek ke dalam bentuk berpasangan, perbandingan

tersebut kemudian ditransformasikan dalam bentuk matriks perbandingan

berpasangan (Pairwise Comparisson) (lihat Tabel 3).

4). Penelitian ini melibatkan banyak responden maka dari itu, nilai seluruh

responden dirata-ratakan per aspek.

Good Dairy Farming Practice (GDFP)

I.Reproduksi

Ternak

Sub aspek1.1.-1.8.

II. Kesehatan

ternak

III. Pemerahan

Higienis

Sub aspek3.1.-3.3.

IV.Nutrisi(pakan dan

minum)

Sub aspek4.1.-4.4.

V. Kesejahteraan ternak

Sub aspek5.1.-5.5.

VI. Lingkungan

Sub aspek6.1.-6.5.

VII. Sosial-ekonomi

manajemen

Sub aspek7.1.-7.3.

Sub aspek2.1.-2.4.

Page 8: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

29

Tabel 3. Matriks Pairwise Comparisson (PC)

I II III IV V VI VII

I 1 aij .. .. .. .. a17 II .. 1 .. .. .. .. .. III .. .. 1 .. .. .. .. IV .. .. .. 1 .. .. .. V .. .. .. .. 1 .. .. VI .. .. .. .. .. 1 .. VII a71 .. .. .. .. .. 1

Keterangan :

I : Reproduksi ternak

II : Kesehatan ternak

III : Higien pemerahan

IV : Nutrisi (pakan dan air)

V : Kesejahteraan ternak

VI : Lingkungan

VII : Manajemen sosial ekonomi

Nilai aij merupakan nilai perbandingan aspek i dan aspek j, untuk i dan j

adalah tujuh aspek GDFP. Apabila yang dibandingkan adalah aspek yang

sama maka diberi nilai 1. Dalam penelitian ini melibatkan banyak

responden sehingga nilai perbandingan merupakan nilai perbanding rata-

rata seluruh responden.

5). Menguadratkan matriks PC

(

1 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ 𝑎17⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮𝑎71 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ 1 )

𝑥

(

1 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ 𝑎17⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮𝑎71 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ 1 )

=

(

1 +⋯+ (𝑎17)(𝑎16) ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (𝑎17)(𝑎17) +⋯+ 1⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮

(𝑎71)(1) +⋯+ (1)(𝑎71) ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (1)(𝑎17) +⋯+ 1 )

𝑀𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑃𝐶2

Page 9: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

30

6). Menjumlahkan setiap baris pada matriks PC2.

(

1 +⋯+ (𝑎17)(𝑎16) ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (𝑎17)(𝑎17) + ⋯+ 1⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ 1 ⋮

(𝑎71)(1) + ⋯+ (1)(𝑎71) ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (1)(𝑎17) + ⋯+ 1 )

=

(

𝑏1𝑏2⋯⋯⋯⋯𝑏𝑛)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑃𝐶2

c Total

7). Membagi jumlah pada setiap baris dengan total baris sehingga diperoleh

nilai eigenvector. Nilai eigenvector terbesar merupakan prioritas utama

dalam hal ini aspek GDFP.

(

𝑏1𝑐⁄

𝑏2𝑐⁄

⋯⋯⋯⋯𝑏𝑛𝑐⁄ )

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑒𝑖𝑔𝑒𝑛𝑣𝑒𝑐𝑡𝑜𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑝𝑟𝑖𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠

8). Menghitung konsistensi logis, pengukuran konsistensi ini dimaksudkan

untuk melihat ketidakkonsistenan respon yang diberikan responden.

Berikut langkah-langkah perhitungannya :

a. Menentukan Vektor Jumlah Tertimbang (Weighted Sum Vector),

dengan cara perhitungan semua baris pada kolom pertama matriks PC

dikalikan dengan nilai baris pertama matriks prioritas dan seterusnya

sampai diperoleh nilai dari matriks WSV.

Page 10: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

31

(

1𝑥 𝑏1 𝑐⁄ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ 𝑎17𝑥 𝑏𝑛 𝑐⁄

⋮ 1𝑥 𝑏2 𝑐⁄ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

𝑎71𝑥 𝑏1 𝑐⁄ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ 1𝑥 𝑏𝑛 𝑐⁄ )

𝑀𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝑆𝑢𝑚 𝑉𝑒𝑐𝑡𝑜𝑟 (𝑊𝑆𝑉)

b. Menjumlahkan setiap baris pada matriks WSV.

(

1𝑥 𝑏1 𝑐⁄ + ⋯+ 𝑎17𝑥 𝑏𝑛 𝑐⁄⋮⋮⋮⋮⋮

𝑎71𝑥 𝑏1 𝑐⁄ +⋯+ 1𝑥 𝑏𝑛 𝑐⁄ )

=

(

𝑦1𝑦2⋮⋮⋮⋮𝑦𝑛)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑊𝑆𝑉

c. Menghitung Consistency Vector (CI), membagi hasil penjumlahan tiap

baris pada matriks WSV dengan prioritas bersangkutan.

(

𝑦1𝑏1 𝑐⁄⁄

𝑦2𝑏2 𝑐⁄⁄

⋮⋮⋮⋮

𝑦𝑛𝑏𝑛 𝑐⁄⁄ )

= 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑉𝑒𝑐𝑡𝑜𝑟 (𝐶𝑉)

Cara perhitungan : baris pertama matriks WSV dibagi baris pertama

matriks prioritas.

d. Menghitung nilai rata-rata CI (λ) dan Consistency Index (CI), dengan

rumus sebagai berikut :

λ =𝛴𝐶𝑉

𝛴𝑛

𝐶𝐼 =λ − n

𝑛 − 1

e. Menghitung Consistency Ratio (CR), dengan rumus sebagai berikut :

𝐶𝑅 =𝐶𝐼

𝑅𝐼

Keterangan :

λ : Nilai rata-rata Consistency Vector (CV)

n : Jumlah faktor yang sedang dibandingkan

RI : Random Index

Page 11: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

32

Tabel 4. Indeks Random/ Random Index (RI)

Ukuran

Matriks

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

Sumber : Saaty (1994).

Suatu matriks perbandingan berpasangan dinyatakan konsisten apabila

nilai CR ≤ 0,1 atau 10% (Suyatno dkk., 2011). Random Index adalah indeks rerata

konsistensi dari matriks perbandingan.

3.4.2. Analisis Tingkat Pendapatan Peternak

Analisis pendapatan peternak dihitung menggunakan metode IOFC yaitu

nilai yang didapat dari selisih penerimaan usaha ternak sapi perah dengan biaya

pakan yang dikeluarkan. Perhitungan IOFC terlepas dari biaya lain yang belum

diperhitungkan seperti upah tenaga kerja, fasilitas kandang, bibit dan lain

sebagainya yang tidak termasuk ke dalam kriteria yang diamati dalam biaya

variabel. Perhitungan keuntungan peternak selama satu tahun (tahun 2014) atas

harga pakan yang dikeluarkan dan harga jual susu yang diterima, menggunakan

rumus :

𝐼𝑂𝐹𝐶 = (𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑢𝑠𝑢 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 X ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑠𝑢𝑠𝑢)

− (𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛)

3.4.3. Hubungan Penerapan Good Dairy Farming Practices dan Tingkat

Pendapatan Peternak

1). Mengolah setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner untuk menghitung

frekuensi dan persentasenya.

Page 12: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

33

2). Mengambil pasangan data yang diteliti sehingga jika banyak sampel

adalah sebesar n, maka diperoleh (x1y1), (x1y1) … (xnyn), dimana x adalah

variabel GDFP dan y adalah variabel tingkat pendapatan peternak.

3). Menentukan nilai d perbedaan antara dua ranking dan jumlah total kuadrat.

4). Menghitung pengujian hipotesis dengan menggunakan perhitungan

korelasi peringkat dari Rank Spearman (Siegel, 1997), dengan persamaan

sebagai berikut :

𝑟𝑠 = 1 − [6∑𝑑2

𝑁3 − 𝑁]

Keterangan :

rs : koefisien korelasi Spearman yang menunjukan ukuran keeratan

hubungan antar variabel

d : selisisih antara jenjang dari x dan y

N : total pasangan data observasi

5). Menggunakan faktor koreksi T, jika terdapat ranking yang ber angka sama

yaitu sebagai berikut :

𝑇 =𝑡3 − 𝑡

12

Keterangan :

T : faktor koreksi

t : banyaknya observasi berangka sama

Kemudian gunakan persamaan koefisien peringkat Spearman (rs)

𝑟𝑠 = 𝛴𝑥2 + 𝛴𝑦2 − 𝛴𝑑𝑖2

2√(𝛴𝑥2)(𝛴𝑦2)

Page 13: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

34

Dimana :

𝛴𝑥2 = 𝑁3 − 𝑁

12− 𝛴𝑇𝑥

𝛴𝑦2 = 𝑁3 − 𝑁

12− 𝛴𝑇𝑦

Keterangan :

rs : Nilai keeratan hubungan

x : Variabel bebas (aspek GDFP)

y : Variabel terikat (tingkat pendapatan peternak)

di : perbedaan Rank

N : Jumlah sampel

Tx : Faktor koreksi pada x

Ty : Faktor koreksi pada y

Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dan variabel

terikat dilakukan pengujian hipotesis, uji signifikan terhadap hipotesis tersebut

dilakukan dengan pengujian t, dengan tingkat signifikasi 0,05 (α = 5%) serta

menggunakan derajat bebas (df = degree of freedom) = n-2 dimana n adalah

jumlah data. Persamaan sebagai berikut :

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟𝑠 √𝑛 − 2

√1 − 𝑟𝑠2

Keterangan :

rs : koefisien korelasi spearman

n : banyaknya responden

Bentuk hipotesis yang diuji adalah :

H0 : Tidak ada hubungan nyata antara variabel GDFP dengan tingkat

pendapatan peternak sapi perah di KPBS Pangalengan.

Page 14: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitianmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110141_3_9870.pdf · 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian ...

35

H1 : Ada hubungan nyata antara variabel GDFP dengan tingkat pendapatan

peternak sapi perah di KPBS Pangalengan.

Kaidah keputusan :

1). Bila thitung > ttabel H0 ditolak, terdapat yang nyata hubungan antara

variabel GDFP dengan tingkat pendapatan peternak.

2). Bila thitung < ttabel H0 diterima, tidak ada yang nyata hubungan antara

variabel GDFP dengan tingkat pendapatan peternak.

Jika hasil signifikan menunjukan menolak H0 dan menerima H1, maka

terdapat hubungan antara penerapan GDPF dengan tingkat pendapatan peternak.

Derajat hubungan dan penafsiran dari koefisien korelasi yang diperoleh disajikan

pada Tabel 5.

Tabel 5. Derajat Hubungan dan Penafsiran

Nilai Koefisien Hubungan

Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali

0,20 – 0,40 Hubungan rendah

0,40 - 0,70 Hubungan cukup berarti

0,70 – 0,90 Hubungan tinggi dan kuat

Lebih dari 0,90 Hubungan sangat tinggi

Sumber : Guilford, dalam Rahmat (1995)