BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda...

15
Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Hopkins (Komalasari, 2010: 270) penelitian tindakan kelas (PTK) dirumuskan sebagai penelitian yang mengombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah prosedur perbaikan dan perubahan. Sedangkan Suhardjono (Komalasari, 2010: 271) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti lainnya (atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) dikelas atau di sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Kemmis menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek social atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini (Wiriaatmadja, 2012: 12). Arikunto (2010: 03) dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Senada dengan Arikunto, Suhardjono mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (2010: 59). Sedangkan Mc Niff (Arikunto, dkk, 2010: 102) dalam bukunya yang berjudul Action Research Prinsciples and Practise memandang PTK sebagai

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metoda Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research). Menurut Hopkins (Komalasari, 2010: 270) penelitian tindakan

kelas (PTK) dirumuskan sebagai penelitian yang mengombinasikan prosedur

penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam

disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi,

sambil terlibat dalam sebuah prosedur perbaikan dan perubahan. Sedangkan

Suhardjono (Komalasari, 2010: 271) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti lainnya

(atau dilakukan sendiri oleh guru yang bertindak sebagai peneliti) dikelas atau di

sekolah tempat dia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Kemmis menjelaskan bahwa

penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara

kemitraan mengenai situasi social tertentu (termasuk pendidikan) untuk

meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek social atau

pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek

pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek

ini (Wiriaatmadja, 2012: 12).

Arikunto (2010: 03) dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian tindakan

kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di sebuah kelas secara bersamaan.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa. Senada dengan Arikunto, Suhardjono mengungkapkan

bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di

kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran

(2010: 59). Sedangkan Mc Niff (Arikunto, dkk, 2010: 102) dalam bukunya yang

berjudul Action Research Prinsciples and Practise memandang PTK sebagai

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

30

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap

kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan

keahlian mengajar, dan sebagainya.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Supardi (Arikunto, 2010: 06)

adalah sebagai berikut.

1. Problema yang diangkat oleh penelitian Tindakan Kelas adalah problema

yang dihadapi oleh guru di kelas.

2. Adanya aksi / tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar

di kelas.

3. Dengan Penelitian Tindakan Kelas harus menunjukkan adanya perubahan ke

arah perbaikan dan peningkatan secara positif.

Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Hopkin (Komalasari, 2010: 271)

ini yakni:

1. Perencanaan (planning)

2. Pelaksanaan tindakan kelas (action)

3. Observasi (observation) dan refleksi (reflection) dalam setiap siklus.

B. Model Penelitian

Model penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model daur siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart.

Model ini mencakup empat komponen, yaitu: rencana (planning), tindakan

(action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Berikut ini merupakan

gambar dari alur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc.Taggrart :

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

31

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1

Model Siklus PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Kusumah, 2010: 21)

Model Kemmis & McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar

yang diperkenalkan Kurt Lewin, hanya saja komponen tindakan (acting) dan

pengamatan (observing) dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan

tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama (Kusumah, 2010:

27).

Model Kemmis dan Taggart ini mencakup empat fase dalam setiap siklusnya,

yaitu setelah melaksanakan observasi awal, dibuat rencana tindakan, dilakukan

pelaksanaan tindakan dengan pengamatan selama proses pelaksanaan tindakan.

Setelah pelaksanaan selesai, dilakukan refleksi tindakan. Setiap refleksi tindakan

pada siklus dijadikan acuan dalam membuat rencana tindakan siklus berikutnya.

Dalam penelitian tindakan kelas, siklus merupakan daur yang dilakukan secara

bertahap dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di kelas. Jumlah siklus tidak

ditentukan secara pasti dalam setiap penelitian tindakan kelas. Setiap siklusnya

memiliki tujuan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kebutuhan

pembelajaran yang akan diteliti.

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

32

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukajaya Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat berjumlah 35 orang yang terdiri dari 25

orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Tahapan setiap siklusnya mencakup

empat yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan (action), tahap

pengamatan (observation), dan tahap refleksi (reflection). Guru yang dibantu oleh

dua orang observer melakukan pengamatan pada setiap tindakan yang dilakukan

setiap siklus.

a. Perencanaan

Perencaan pada penelitian ini meliputi: perizinan kepada pihak sekolah,

pembuatan surat keputusan pembimbing skripsi, pembuatan surat keputusan

judul skripsi, pembuatan surat keputusan dari pihak direktorat.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada penelitian ini akan diuraikan pada setiap siklusnya sebagai

berikut.

1. Siklus I

a) Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan, peneliti merancang pembelajaran IPA

materi proses daur air dengan model pembelajaran Kooperatif

tipeSnowball Throwing beserta langkah-langkah yang sesuai dengan

model pembelajaran ini, yaitu penjelasan dari guru, pembentukan

kelompok, pemanggilan ketua kelompok, penjelasan oleh ketua

kelompok kepada anggotanya, diskusi kelompok mengenai pertanyaan,

pelemparan bola salju, dan penjawaban pertanyaan dari setiap

kelompok. Peneliti menyiapkan segala keperluan dalam pembelajaran

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

33

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

seperti media pembelajaran serta menyiapkan instrumen pembelajaran

seperti RPP dan LKS serta instrumen penelitian sepertipedoman

observasi, angket, lembar tes awal dan tes akhir. Selain itu dilakukan

revisi pada instrumen tersebut setelah melalui tahap konsultasi dengan

pembimbing.

b) Tahap Pelaksanaan (Action)

Perencanaan yang telah dirancang untuk pelaksanaan siklus I,

dilakukan pada proses pembelajaran di kelas. Kegiatan yang dilakukan

pada siklus I yaitu saat awal pembelajaran, siswa diberikan tes awal

untuk mengukur pemahaman awal siswa mengenai materi sebelum

dilakukan proses pembelajaran. Saat memasuki tahap eksplorasi, siswa

dengan bimbingan guru mengenal mengenai proses terjadinya Daur Air.

Lalu masing-masing ketua kelompok dipanggil oleh guru untuk

mendengarkan kembali penjelasan guru mengenai materi yang telah

disampaikan. Setelah itu masing-masing ketua kelompok

menyampaikan kembali materi yang telah disampaikan oleh guru

kepada teman satu kelompoknya sehingga terjadilah diskusi kelompok.

Setelah waktu habis, siswa melakukan kegiatan diskusi kelompok untuk

mendiskusikan pertanyaan apa yang akan mereka tulis dan lontarkan

untuk kelompok lain. Setelah itu mereka akan meremas-remas kertas

tersebut dan melemparkan kepada kelompok lain. Setelah mendapat

pertanyaan dari kelompok lainnya, masing-masing kelompok akan

menjawab pertanyaan tersebut dengan diskusi kelompok terlebih dahulu

sebelumnya. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan tes akhir untuk

mengukur hasil belajar siswa diakhir pembelajaran.

c) Tahap Pengamatan (Observation)

Pada tahap ini dilakukan pengamatan oleh observer terhadap

penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing

dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas guru dan

siswa. Selain itu observer juga melakukan pengamatan dengan

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

34

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan instrumen lembar observasi format observasi aktivitas

siswa dan format observasi sikap siswa. Observer juga melakukan

dokumentasi serta mencatat jalannya pembelajaran dengan penerapan

model pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing.

d) Tahap Refleksi (Reflection)

Pada tahapan ini, peneliti melakukan refleksi serta analisis

berdasarkan temuan saat melakukan pembelajaran serta hasil observasi

yang dilakukan oleh observer. Peneliti menganalisis kekurangan serta

kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing

pada pembelajaran yang dilakukan pada siklus I ini. Pada tahap ini

dailakukan pula evaluasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran

sehingga terlihat hasil pencapaiannya. Setelah dilakukan analisis

tersebut, peneliti merancang perbaikan-perbaikan sebagai tindak lanjut

untuk dapat diterapkan pada siklus ke II.

2. Siklus II

a) Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan, peneliti merancang pembelajaran IPA

berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya. Hasil

refleksi pada siklus sebelumnya dijasikan acuan dalam perbaikan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada siklus

selanjutnya. Seperti halnya tahap perencanaan di siklus I, peneliti membuat

RPP dan instrumen yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan siklus II dan

melakukan konsultasi atas tindak lanjut yang telah dibuat untuk pelaksanaan

di siklus ke-II.

b) Tahap Pelaksanaan (Action)

Pada tahap ini, sebelum dilakukan pembelajaran terlebih dahulu siswa

mengerjakan tes awal. Setelah itu barulah dilakukan pembelajaran mengenai

berbagai tindakan manusia yang dapat mempengaruhi Daur Air. Pada fase

eksplorasi, siswa kembali melakukan diskusi kelompok untuk pengajuan

pertanyaan untuk pelemparan pada kelompok lain. Pada fase pelemparan bola

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

35

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

salju siswa melakukan pelemparan kertas yang didalamnya berisi pertanyaan

dan telah diremas-remas. Setelah mendapat pertanyaan dari kelompok lain,

masing-masing kelompok melakukan diskusi kelompok mengenai jawaban

dari pertanyaan yang mereka dapatkan. Setelah itu masing-masing perwakilan

kelompok menjawab pertanyaan tersebut. Dengan bimbingan guru, diskusi

kelas mengenai jawaban dari masing-masing kelompokpun dapat dilakukan

dengan tertib. Setelah selesai melakukan pelemparan bola salju, masing-

masing kelompok melakukan diskusi pengerjaan Lembar kerja Siswa. Pada

akhir pembelajaran, guru memberikan tes akhir kepada siswa untuk

mengetahui ketercapaian pembelajaran yang telah dilakukan.

c) Tahap Pengamatan (Observation)

Sama halnya dengan pengamatan yang dilakukan pada siklus

sebelumnya, guru dibantu oleh wali kelas dan teman sejawat sebagai

pengamat didalam kelas saat berlangsungnya kegiatan belajar dan

pembelajaran IPA. Pengamat mengamati keberlangsungan pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing serta

mengamati aktivitas serta sikap siswa serta menuliskan saran perbaikan untuk

pembelajaran selanjutnya.

d) Tahap Refleksi (Reflection)

Pada tahap refleksi siklus II ini guru melakukan diskusi dengan

observer mengenai pembelajaran yang berlangsung serta mendiskusikan

mengenai kelemahan yang masih harus diperbaiki serta keunggulan yang

dapat diterapkan kembali pada siklus selanjutnya. Jika masih ada kelemahan

yang belum teratasi oleh guru, maka peneliti harus memikirkan cara agar

dapat menutupi kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya agar lebih baik

lagi.

3. Siklus III

a) Tahap Perencanaan (Planning)

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

36

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sama halnya dengan perencanaan pada siklus I dan II, hasil refleksi

dan tindak lanjut yang telah peneliti buat pada siklus sebelumnya dijasikan

acuan sebagai perencanaan pelaksanaan pada siklus III. Peneliti kembali

membuat instrumen pembelajaran dengan melakukan kosultasi terlebih

dahulu.

b) Tahap Pelaksanaan (Action)

Pada tahap pelaksanaan siklus III ini, siswa kembali dikenalkan pada

materi Pentingnya melakukan penghematan air. Pada fase eksplorasi ini, siswa

melakukan diskusi kelompok mengenai pertanyaan yang akan mereka tulis di

kertas dengan bimbingan guru. Setelah selesai menuliskan pertanyaan

mengenai materi pentingnya menghemat penggunaan air di kertas kelompok

masing-masing, dengan aba-aba guru siswa melempar kertas kepada

kelompok lain. Setelah itu pembahasan masing-masing pertanyaan dan guru

membagikan Lembar Kerja Siswa agar siswa dapat lebih memahami apa yang

telah mereka pelajari. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan tes akhir.

c) Tahap Pengamatan (Observation)

Pengamatan kembali dilakukan oleh wali kelas serta teman sejawat

peneliti. Observer menuliskan apa yang mereka temukan dikelas selama

pembelajaran berlangsung. Observer juga memberikan kritik serta saran atas

pembelajaran yang telah peneliti lakukan didalam kelas. Observer mengamati

setiap aktivitas siswa berupa lembar observasi aktivitas dan sikap siswa

selama mengikuti pembelajaran didalam kelas.

d) Tahap Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini kembali peneliti beserta observer melakukan analisis

mengenai ketercapaian pembelajaran selama di kelas. Guru dan observer

bersama-sama mendiskusikan mengenai hasil belajar siswa serta tindakan

perbaikan apa yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam siklus selanjutnya.

E. Instrumen Penelitian

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

37

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, adapun

intrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat memuat standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,

materi pokok, metode pembelajaran, skenario pembelajaran yang mengacu

pada model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan evaluasi.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat per siklus dan bertujuan sebagai

pedoman dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa merupakan instrumen yang digunakan ketika proses

pembelajaran dan memuat berbagai kegiatan siswa agar lebih memahami

pembelajaran yang telah diikuti. Lembar kerja siswa digunakan agar siswa

mampu dan aktif berdiskusi dengan teman satu kelompoknya.

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Tes

Tes merupakan metode pengumpulan data penelitian yang berfungsi untuk

mengukur kemampuan seseorang (Mulyatiningsih, 2011: 55). Tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir. Tes ini

digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif (hasil belajar) siswa. Tes

awal diberikan pada awal pembelajaran, dan tes akhir diberikan pada akhir

pembelajaran untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran.

b. Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pedoman observasi ini digunakan untuk melihat keterlaksanaan

tahapan-tahapan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing oleh guru

dan siswa. Dalam pengisian lembar observasi ini dibuat kolom “ya” atau

“tidak” yang dapat diisi dengan tanda checklist (√) . Selain membuat tanda

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

38

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

checklist (√), observer juga mengisi kolom keterangan untuk memuat saran-

saran observer atau kekurangan-kekurangan aktivitas guru dan siswa selama

proses pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai bahan refleksi pada akhir

pembelajaran.

c. Pedoman Observasi Kemampuan Afektif (sikap) dan Psikomotor

(aktivitas) Siswa

Pedoman observasi sikap dan aktivitas siswa digunakan untuk

mengukur ketercapaian ranah afektif dan psikomotor siswa selama

pembelajaran berlangsung terutama ketika siswa melakukan diskusi. Masing-

masing ranah memuat empat aspek yang akan diobservasi.

d. Angket

Angket atau kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang

memuat sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh subjek

penelitian (Mulyatiningsih, 2011: 60). Kuesioner atau angket dapat

mengungkap banyak hal sehingga dalam waktu singkat diperoleh banyak

data/keterangan. Pada penelitian ini, angket atau kuesioner dibuat dalam

bentuk pernyataan untuk menggali informasi dan kesan siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pmodel pembelajaran

Kooperatif tipe Snowball throwing. Objek yang mengisi pernyataan dalam

angket atau kuesioner adalah siswa didalam kelas dimana dilakukan

penelitian.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui teknik pengolahan data berdasarkan

perolehan dari hasil penelitian sesuai dengan penggunaan instrumennya. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif,

diantaranya yaitu:

1. Hasil Tes

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

39

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gain (G)= skor post test - skor pre test

Analisis data yang dilakukan pada data hasil tes yaitu dengan analisis

kuantitatif. Adapun pengolahan data tes tersebut dilakukan dengan beberapa

teknik, diantaranya :

a. Penskoran

Untuk menghindari unsur subjektivitas, penskoran dilakukan dengan

berdasarkan pada ketentuan standar nilai untuk setiap soal. Soal yang

digunakan berupa uraian dengan masing-masing soal memiliki bobot yang

sama atau berbeda, tergantung pada tingkat kesulitan soal. Masing-masing

soal memiliki kriteria penskoran yang berbeda.

b. Menghitung Rata-rata

Skor rata-rata tes awal dan tes akhir dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

(Rahayu, 2011)

Keterangan : x = rata-rata hitung

∑ = jumlah skor keseluruhan

N = jumlah siswa atau banyaknya data

c. Menghitung Gain Skor Pretest dan Posttest

Gain antara skor pretest dan posttest dapat dihitungdengan

menggunakan rumus:

(Rahayu, 2011)

d. Menghitung Gain Yang Dinormalisasi

< g > =

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

40

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(

(Kristiana, 2012)

Tabel 3.1

Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi

Nilai <g> Kriteria

‹g› ≥ 0,7 Tinggi

0,7 > ‹g› ≥0,3 Sedang

‹g› < 0,3 Rendah

(Hake,1998 dalam Kristiana, 2012)

e. Menghitung Persentase Jumlah Siswa Tuntas

Untuk menghitung persentase jumlah siswa yang tuntas atau

telah memenuhi nilai KKM pada mata pelajaran IPA yaitu 65,

diformulasikan sebagai berikut :

2. Hasil Observasi

Melalui observasi, peneliti menumpulkan data mengenai aktivitas

siswa dan guru untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran dengan

Presentase Siswa Tuntas = ∑

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

41

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwingdan

kemampuan siswa dalam ranah afektif dan psikomotor. Analisis data yang

dilakukan pada hasil observasi ini adalah analisis data kualitatif yang

disertai dengan perhitungan persentase pencapaiannya.

a. Menghitung Keterlaksanaan Pembelajaran

Adapun cara untuk menghitung persentase keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan rumus :

(Yuliati, 2011)

Kemudian untuk menginterpretasikan keterlaksanaannya dapat

ditentukan berdasarkan kategori pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Persentase (%) Interpretasi

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Kurang

0 – 20 Sangat Kurang

(Syah dalam Yuliati, 2011)

b. Menghitung Kemampuan Afektif Siswa

% Keterlaksanaan Pembelajaran = ∑

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

42

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data hasil belajar afektif siswa diolah dengan menghitung skor

total hasil belajar afektif setiap jenjangnya dan menghitung presentase

ketercapaian hasil belajar afektif siswa dengan persamaan rumus :

Tabel 3.3

Tabel 3.3

Interpretasi Hasil Belajar Afektif Siswa

Persentase (%) Interpretasi

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Rendah

0 – 20 Sangat Rendah

(Ridwan, S 2000:13 dalam Kristriana, 2012)

c. Menghitung Kemampuan Psikomotor Siswa

Data hasil belajar psikomotor siswa diolah dengan menghitung

skor total hasil belajar psikomotor untuk setiap jenjangnya dan

menghitung presentase ketercapaian hasil belajar psikomotor siswa

dengan persamaan rumus :

% aspek afektif =

% aspek psikomotor =

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda Penelitianrepository.upi.edu/1698/6/S_PGSD_0902824_Chapter3.pdf · PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN

43

Dyah Setiastuti, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4

Interpretasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa

Persentase (%) Interpretasi

90 – 100 Sangat Terampil

75 – 89 Terampil

55 – 74 Cukup Terampil

31 – 54 Kurang Terampil

0 – 30 Sangat Kurang Terampil

(Panggabean, 1996 dalam Kristriana, 2012)

3. Angket

Angket dilakukan untuk memperoleh data atau informasi berupa

tanggapan dari siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball Throwing yang diterapkan selama pembelajaran didalam kelas.

Dalam hal ini, siswa dapat mengungkapkan pendapat mereka mengenai

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball Throwing menurut mereka sendiri. Pengisian angket dilakukan

setelah siswa mengerjakan tes akhir. Hasil angket dijadikan sebagai bahan

refleksi pada pembelajaran yang dijabarkan secara deskriptif.