BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitianeprints.umm.ac.id/43899/4/BAB 3.pdf · Pada...

13
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah langkah yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan. Metodologi penelitian bertujuan untuk memudahkan dalam penentuan langkah-langkah yang harus dilakukan. Untuk tahapan-tahapan dari metodologi penelitian yang dilakukan seperti pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitianeprints.umm.ac.id/43899/4/BAB 3.pdf · Pada...

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah langkah yang akan dilakukan

dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan

permasalahan. Metodologi penelitian bertujuan untuk memudahkan

dalam penentuan langkah-langkah yang harus dilakukan.

Untuk tahapan-tahapan dari metodologi penelitian yang

dilakukan seperti pada gambar 3.1 sebagai berikut:

27

Gambar 3.1 Diagram Alir (Flowchart) Penelitian

Mulai

Studi Lapangan Studi Pustaka

Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan

Pengumpulan Data;

- Gambar Produksi Meubel

- Data Kecelakaan Karyawan

Metode HIRA

Metode SHERPA

Resiko Bahaya Ekstrem

Usulan Perbaikan

Kesimpulan

Selesai

28

3.2 Penjelasan Flow Chart

3.2.1 Studi Lapangan

Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan

survey perusahaan untuk mendapatkan gambaran dari kondisi

sebenarnya. Kemudian penelitian yang akan dilakukan yaitu

pada proses pemotongan material di UD. Jepara Kediri. Survey

ini untuk mengetahui kondisi perusahaan yang akan dijadikan

sebagai analisis penelitian. Setelah itu mengetahui

permasalahan yang dihadapi perusahaan.

Aktivitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah

mengamati kondisi yang terjadi di perusahaan, mengetahui

gambaran kebijakan perusahaan serta melakukan wawancara

dengan pihak perusahaan mengenai masalah yang terjadi di

perusahaan khususnya permasalahan mengenai Kesehatan dan

Keselamatan Kerja.

3.2.2 Studi Pustaka

Pada tahap studi pustaka ini dilakukan untuk mencari

informasi tentang teori- teori yang mendukung untuk tahap

pengolahan data. Literature dapat berupa buku- buku penunjang,

jurnal (karya tulis ilmiah).

3.2.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dilakukan untuk mengetahui masalah

apa saja yang terjadi pada kondisi sebenarnya dilapangan.

Adapun rumusan masalah yang diangkat yaitu:

1. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di UD.

Jepara.

2. bagaimana cara pengendalian untuk mengurangi bahaya yang terjadi.

29

3.2.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ditentukan berdasarkan perumusan

masalah yang telah dijelaskan dihalaman sebelumnya. Adapun

tujuan yang ingin dicapai ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi bahaya kecelakaan kerja yang terjadi di UD. Jepara.

2. Mengevaluasi terjadinya kesalahan manusia (human error) di UD.

Jepara.

3. Memperoleh cara untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja di UD.

Jepara.

3.2.5 Pengumpulan Data

Langkah ini merupakan tahapan awal sebelum melakukan

pengolahan data yang perlu dikumpulkan dari UD. Jepara.

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik untuk

memperoleh informasi yang lengkap, yaitu wawancara dan melihat

langsung.

a. Wawancara narasumber

Sumber-sumber yang langsung diwawancarai yaitu

pemilik usaha dan pekerja. Informasi utama yang ingin diperoleh

berupa aktifitas proses produksi dan semua yang berkaitan dengan

proses material handling. Selain itu masih terdapat informasi

pendukung seperti sejarah perusahaan, pemasaran, pasokan bahan

baku, peralatan, perlengkapan, kapasitas produksi dan lain-lain.

b. Melihat langsung

Pada tahap ini peneliti berupaya mengumpulkan informasi

dan data dengan melihat secara langsung dari lapangan.

3.2.6 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi bahaya

dilakukan dengan tujuan untuk mencari titik-titik bahaya yang

30

dapat menyebabkan kecelakaan kerja pada bagian proses

pemotongan material dengan melihat segala penyimpangan yang

terjadi di UD. Jepara. Tahapan identifikasi bahaya yang dilakukan

dengan mempertimbangkan:

a. Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya

pada bagian proses pemotongan di UD. Jepara.

b. Jenis kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang mungkin

dapat terjadi pada bagian proses pemotongan di UD. Jepara.

Kemudian hasil dari identifikasi bahaya yang dilakukan dimasukkan

pada tabel identifikasi bahaya seperti tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1 Identifikasi Hazard dan Risk

No. Event Hazard Risk Outcome

Sumber : UNSW Health and Safety, 2008

3.2.7 Analisa Risiko (Risk Assesment)

Tahap analisa resiko yang dilakukan dengan

mendefinisikan sumber- sumber dan akar penyebab masalah dari

setiap kecelakaan kerja yang terjadi maupun gangguan proses yang

terjadi pada bagian proses pemotongan di UD. Jepara. Langkah-

langkah yang dilakukan dalam tahap anlaisa resiko diantaranya

sebagai berikut:

1. Estimasi Kriteria Risiko

Dilakukan pertimbangan kriteria tingkat keseriusan akibat

kegagalan, dengan mempertimbangkan berapa sering dan berapa

lama seorang tenaga kerja terpapar potensi bahaya pada bagian

pemotongan. Selanjutnya, dibuat keputusan tentang seberapa sering

kecelakaan atau sakit yang terjadi untuk setiap bahaya yang

31

diidentifikasi. Kemudian dilakukan anlisa risiko dengan

mempertimbangkan 2 kriteria perangkingan risiko yaitu:

a. Likelihood (L) untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Tabel 3.2. Kriteria Likehood

Likelihood

Level Criteria Description

Kualitatif Semi Kualitatif

1 Jarang terjadi Dapat dipikirkan tetapi tidak hanya saat

keadaan yang ekstrim

Kurang dari 1 kali

dalam 10 tahun

2 Kemungkinan

Kecil

Belum terjadi tapi bisa muncul atau

terjadi pada suatu waktu

Terjadi 1 kali dalam 10

tahun

3 Mungkin Seharusnya terjadi dan mungkin telah

terjadi atau muncul disini atau ditempat Lain

1 kali per 5 tahun atau 1

kali per tahun

4 Kemungkinan

Besar Dapat terjadi dengan mudah, mungkin

muncul dalam keadaan yang paling

banyak terjadi

Lebih dari 1 kali per

tahun hingga 1 kali per

bulan

5 Hampir Pasti Sering terjadi, diharapkan muncul

dalam keadaan yang paling banyak Terjadi

Lebih dari 1 kali per

bulan

Sumber : UNSW Health and Safety, 2008

b. Severity and Consequences © untuk mengetahui tingkat keseriusan cidera dan

kehilangan hari kerja

Tabel 3.3. Kriteria Consequences atau Severity

Sumber : UNSW Health and Safety, 2008

Likehood

Level Criteria Description

Kualitatif Semi Kualitatif

1 Tidak

Signifikan

Kejadian tidak memberikan kerugian atau

cidera pada manusia

Tidak menyebabkan

kehilangan hari kerja

2 Kecil Menimbulkan cidera ringan, kerugian kecil

dan tidak menimbulkan dampak terhadap

kelangsungan bisnis

Masih dapat bekerja

pada hari atau shift

yang sama

3 Sedang Cidera berat dan dirawat dirumah sakit,

tidak menimbulkan cacat tetap, kerugian

financial sedang

Kehilangan hari kerja

dibawah 3 hari

4 Berat Menimbulkan cidera parah dan cacat tetap

serta kerugian financial besar yang

menimbulkan dampak terhadap kelangsungan bisnis

Kehilangan hari kerja

3 hari atau lebih

5 Bencana Mengakibatkan korban meninggal dan

kerugian parah bahkan dapat menghentikan

Kehilangan hari kerja

kegiatan binis selamanya

32

2. Penentuan Tingkat Keseriusan (Severitas)

Pada tahap ini dilakukan proses penilaian dari masing-

masing sumber bahaya kemudian dibuat keputusan tentang

seberapa parah kecelakaan/ sakit yang mungkin terjadi

berlandaskan pada tabel kriteria likelihood dan tabel kriteria

consequence diatas dengan pertimbangan pada dampak akibat

kecelakaan dan bagian tubuh mana saja yang berpengaruh dalam

potensi bahaya yang terjadi. Dimana penentuan tingkat keseriusan

dapat diketahui sesuai dengan tabel 3.4.

Tabel 3.4 Rating Consequence and Rating Likelihood

Hazard Risk Consequence Likelihood

Sumber : UNSW Health and Safety, 2008

3. Matriks Klaster Risiko

Selanjutnya membuat skala risiko untuk setiap potensi

bahaya yang diidentifikasi dalam menyusun rencana pengendalian

potensi bahaya serta risiko yang akan terjadi dengan menggunkan

Matriks Risiko sesuai tabel 3.5.

Tabel 3.5 Rating Matriks

Keterangan :

Sumber : UNSW Health and Safety, 2008

Likelihood

Rating

Concequence Rating

1 2 3 4 5

1 1 2 3 4 5

2 2 4 6 8 10

3 3 6 9 12 15

4 4 8 12 16 20

5 5 10 15 20 25

33

Selanjutnya dapat ditentukan tingkat risiko dari masing-

masing hazard yang telah diidentifikasi dengan cara melakukan

perkalian pada tiap-tiap nilai hazard pada kriteria Likelihood dan

kriteria Consequence, sehingga akan diperoleh skor risiko guna

tindakan perbaikan dengan rumus perhitungan yaitu:

Skor Risiko = Consequence x Likelihood

Tabel 3.6. Perhitungan Skor Risiko

Hazard Risk Consequence Likelihood Skor Risiko

Sumber : UNSW Health and Safety, 2008

4. Diagram Presentasi Risiko

Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi berdasarkan

skor risiko dengan diagram yang menjelaskan presentase dari

masing-masing risiko.

3.2.8 Pengendalian Risiko (Risk Control)

Pada tahap ini dilakukan analis pengendalian risiko yang

diterapkan pada titik-titik yang menimbulkan bahaya kerja pada

bagian proses pemotongan pada UD. Jepara. Tujuan dari tahap ini

adalah mengubah ketidakpastian menjadi keuntungan bagi

perusahaan dengan cara menghambat terjadinya ancaman.

Selanjutnya, membuat prioritas suatu tindakan perbaikan

dari masing- masing potensi bahaya (hazard) dan risiko (risk) yang

akan terjadi dengan menacu pada tabel 3.7.

34

Tabel 3.7. Indeks Prioritas Tindakan Perbaikan

Sumber : UNSW Health and Safety, 2008

Tabel 3.8 Prioritas Tindakan Perbaikan

Hazard Risk Skor Risiko Prioritas Tindakan Perbaikan

Sumber : UNSW Health and Safety, 2008

Setelah mengetahui mana potensi bahaya yang paling

diprioritaskan, maka tahap selanjutnya adalah dilakukan tindakan

evaluasi risiko. Evaluasi risiko berfungsi sebagai penentu pengaruh

potensi bahaya (hazard) yang digunakan sebagai landasan dalam

melakukan tindakan perbaikan untuk mencegah terjadinya insiden

akibat bahaya tersebut.

Tahap terakhir dari pengendalian dan perbaikan adalah

mengklasifikasikan masing-masing bahaya berdasarkan tingkat

bahaya risiko, diantaranya:

1. Bahaya risiko ekstrim

2. Bahaya risiko tinggi

3. Bahaya risiko sedang

4. Bahaya risiko rendah

35

3.2.9 Pengeolahan data menggunakan metode SHERPA

Pada pengolahan data dengan metode SHERPA ini ada 5

urutan proses pengerjaan yaitu

A. Hirarcy Task Analysis

Pada tahap ini setiap proses pekerjaan yang dikerjakan oleh

karyawan akan dijabarkan lebih mendetail, dijabarkan dengan

pembuatan bagan - bagan dimana setiap proses terdiri dari beberapa

operasi dan setiap opersai terdiri dari beberapa sub- sub operasi.

Data setiap proses pekerjaan didapatkan dari pengamatan dan hasil

wawancara kuisioner di departemen produksi UD. Jepara.

B. Human Error Identification (HEI)

Dalam menyelesaikan human error dengan metode SHERPA

pada langkah kedua, yaitu menetukan HEI (Human Error

Identification) terdapat Mode Error untuk mendeskripsikan error

dari masing masing task. Untuk menentukan Mode Error terdapat

pada Tabel 3.9. berikut :

Tabel 3.9 SHERPA Error Mode

Errors Type Code Error Mode

Action Errors

A1 Operation too long/short

A2 Operation mistimed

A3 Operation in wrong direction

A4 Operation too little/much

A5 Misalign

A6 Right operation on wrong object

A7 Wrong operation on right object

A8 Operation omitted

A9 Operation incomplete

A10 Wrong operation on wrong object

Checking

Errors

C1 Check omitted

C2 Check incomplete

C3 Right check on wrong object

C4 Wrong check on right object

C5 Check mistimed

C6 Wrong check on wrong object

Retrieval

Errors

R1 Information not obtained

R2 Wrong information obtained R3 Information retrieval incomplete

36

Communication

Errors

I1 Information not communicated

I2 Wrong information communicated

I3 Information communication

incomplete

Selection

Errors

S1 Selection omitted

S2 Wrong selection made

A. Konsekuensi Analisis

Konsekuensi Analisis merupakan konsekuensi yang terjadi

apabila operator melakukan kesalahan kerja. Pada departemen

produksi UD. Jepara terdapat 10 bagian yang akan dianalisa

konsukensinya. Sebagian besar kecelakaan terjadi karena

mengobrol dengan operator lain dan operator tidak menggunakan

APD (Alat Pelindung Diri).

B. Analisis Ordinal Probabilitas

Analisis Ordinal Probabilitas adalah probabilitas human

error yang mungkin terjadi pada saat operator sedang melakukan

pekerjaan pada departemen produksi.

Selanjutnya untuk langkah 4 yaitu Analisis Ordinal

Probabilitas terdapat 3 kemungkinan kesalahan yang terjadi.

Probabilitas error tersebut dapat dikategorikan Low (hampir tidak

pernah terjadi error), Medium (terjadi error sekali atau dua kali)

dan High (sering terjadi error). Berikut Tabel 3.10 merupakan 3

tingkatan probabilitas dengan beberapa level,

Tabel 3.10 Probabilitas Error

Clarification Level Description

Low Level 0 No medication error

Level 1 Error : occured, no harm to the operator

Medium

Level 2 Error : increased need for monitoring, no change in vital signs

Level 3 Error : increased monitoring, transient change in vital signs, no

harm to operator

High

Level 4 Error : increased monitoring, change in vital signs-treatment

needed, change in the length of stay or effect on an investigational

drug protocol Level 5 Error : increased monitoring and treatment, change in operator

37

Level 6 Morbidity

Level 7 Death

A. Analisis Strategi

Analisis Strategi merupakan solusi perbaikan dari langkah-langkah

sebelumnya. Solusi perbaikan untuk mengatasi human error yang mungkin

terjadi pada departemen produksi UD. Jepara.

38