METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx
Click here to load reader
-
Upload
anta-doank -
Category
Documents
-
view
1.299 -
download
145
description
Transcript of METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx
BAB IIMETODOLOGI PENELITIAN
DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
A. Metodologi Penelitian
Teori Akuntansi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa metodologi
penelitian. Metodologi yang biasa digunakan diantaranya adalah: (1) pendekatan deduktif; (2)
pendekatan induktif; (3) pendekatan pragmatis; (4) pendekatan etis; dan (5) pendekatan perilaku.
Selain itu, ada metode tambahan yakni metode ilmiah dalam penyelidikan, yang merupakan
penggabungan antara pendekatan induktif dan deduktif, sebagai pedoman penelitian dalam
pengembangan teori akuntansi.
A.1. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif dimulai dengan pembentukan sasaran. Setelah sasaran dibuat,
kemudian dibuat asumsi dan definisi kunci. Peneliti kemudian harus mengembangkan struktur logis
untuk mencapai sasaran, berdasarkan asumsi dan definisi. Metodologi ini sering disebut sebagai
“dari yang umum ke yang spesifik”. Jika teori akuntansi dikembangkan melalui metodologi deduktif,
peneliti harus mengembangkan struktur yang melingkupi sasaran akuntansi, lingkungan dimana
akuntansi berada, asumsi dan definisi sistem, serta prosedur serta pelaksanaan, dengan mengikuti
pola yang logis.
A.2. Pendekatan induktif
Pendekatan induktif dalam penelitian adalah melakukan pengamatan kemudian membuat
kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut. Oleh karena itu, metode ini disebut “dari yang spesifik
ke yang umum”, karena peneliti menyamaratakan seluruh kejadian berdasarkan pengamatan
terbatas pada satu kejadian tertentu saja.
Accounting Principles Board Statement No.4 merupakan contoh dari hasil penelitian dengan
pendekatan induktif.
A.3. Pendekatan pragmatis
Pendekatan pragmatis dalam pengembangan teori didasarkan pada asas kegunaan atau
manfaat. Setelah masalah teridentifikasi, peneliti mencari solusi yang bermanfaat yang dapat
memecahkan masalah. Hal ini tidak berarti bahwa solusi optimal telah ditemukan atau bahwa
sasaran yang telah ditentukan akan tercapai. Oleh sebab itu, segala jawaban yang didapat dari
pendekatan pragmatis harus dianggap sebagai solusi sementara.
Sayangnya dalam akuntansi, kebanyakan praktek dan prinsip-prinsip akuntansi dihasilkan
dari pendekatan pragmatis, dan solusi yang dihasilkan telah disadur sebagai GAAP bukannya hanya
sebagai pemecahan yang berguna terhadap suatu masalah. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab I,
Pernyataan Dasar-dasar Akuntansi merupakan pendekatan pragmatis dalam pembangunan teori. 1
Sayangnya, pengembangan teori turunannya juga mengggunakan pendekatan pragmatis. Hasilnya,
profesi akuntansi harus secara rutin mengakui bahwa praktek akuntansi yang biasanya harus diikuti
disebabkan karena “memang begitulah kita biasa melakukannya”, alasan yang paling tidak
memuaskan, khususnya saat pertanyaan hukum terlontar.
A.4. Metode ilmiah dalam penyelidikan
Melaksanakan penelitian melalui metode ilmiah mencakup lima tahapan utama, yang
mungkin terdiri atas beberapa subtahapan.
1. Mengidentifikasikan dan menetapkan masalah untuk dipelajari
2. Menetapkan hipotesis untuk diuji
3. Mengumpulkan data yang terlihat perlu untuk menguji hipotesis
4. Menganalisis dan mengevaluasi data yang berhubungan dengan hipotesis
5. Membuat kesimpulan sementara
Walaupun langkah-langkah tersebut dibuat berurutan, dapat juga dibuat langkah mundur-
maju antara langkah-langkah tersebut. Contohnya, pada langkah menetapkan hipotesis, mungkin
diperlukan untuk mundur ke langkah pertama dan mengidentifikasi masalah yang lebih tepat.
Kemudian, saat mengumpulkan data, mungkin diperlukan untuk mengklarifikasi masalah atau
hipotesis, atau keduanya. Langkah mundur-maju ini terus berlanjut selama proses dan merupakan
faktor utama sebagai kekuatan dari metode ilmiah.
Sayangnya, metode ilmiah dalam penyelidikan mendapatkan perhatian terbatas dalam
penelitian akuntansi. Prosedur-prosedur yang mempunyai ‘kegunaan’ tersebut telah diterima secara
umum tanpa memperhatikan apakah prosedur tersebut telah diuji relevansinya terhadap hipotesis
tertentu.
A.5. Pendekatan penelitian lainnya
Beberapa penulis juga membahas pendekatan etis dan pendekatan perilaku dalam
penelitian, yang dianggap dapat digunakan dalam pengembangan teori akuntansi. Beberapa penulis
lainnya menganggap bahwa pendekatan ini hanya merupakan metode tambahan, bukannya metode
spesifik. Karenanya, mereka dapat dan harus mempengaruhi sikap peneliti tetapi tidak dapat dengan
sendirinya membuat kesimpulan yang beralasan.
Pendekatan etika, yang dipermasalahkan kepada DR Scott, menekankan konsep kebenaran,
keadilan, dan kejelasan. Tidak ada yang menentang konsep ini sebagai panduan bagi peneliti, tetapi
selalu ada pertanyaan: adil untuk siapa, untuk tujuan apa, dan dalam kejadian apa. Pertanyaan
seperti ini menyebabkan pendekatan ini mungkin sulit untuk digunakan dalam pengembangan teori
akuntansi, tetapi pendekatan ini menghasilkan metode lebih tinggi sebagai hasil dari kemunculan
perkembangan teori akuntansi model baru bernama penelitian ‘sudut pandang kritis’ yang akan
selanjutnya.
2
Pendekatan perilaku (Behavioral Accounting Research/BAR), adalah sebuah studi
mengenai perilaku akuntan atau perilaku nonakuntan saat mereka dipengaruhi oleh laporan dan
fungsi akuntansi yang didasarkan pada aktivitas penelitian terhadap ilmu perilaku. Karena tujuan dari
akuntansi adalah menyediakan akuntansi bagi pembuat keputusan, sepertinya diperlukan fokus
pada bagaimana penyedia dan pengguna bereaksi terhadap informasi. BAR merupakan studi yang
mempelajari masalah-masalah yang relevan, tetapi tidak memberi dampak terhadap praktek yang
seharusnya terjadi, sehingga masalah-masalah relevan tersebut menjadi penting.
B. Outcome/Hasil/manfaat Penyediaan Informasi Akuntansi
Perkembangan teori akuntansi tidak akan memecahkan semua kebutuhan pengguna
informasi akuntansi. Teori-teori akuntansi juga harus dikembangkan dengan memperkirakan reaksi
pasar terhadap informasi akuntansi dan bagaimana pengguna bereaksi pada data akuntansi. Pada
tahapan selanjutnya, akan dijelaskan kegunaan informasi akuntansi dan informasi lainnya oleh bagi
masing-masing individu, dan menampilkan beberapa teori bagaimana pengguna beraksi pada data
akuntansi.
B.1. Analisis pokok/fundamental
FASB menyatakan bahwa salah satu tujuan penyediaan informasi akuntansi adalah untuk
memberikan informasi kepada investor, informasi yang dapat dipercaya dan benar sehingga mereka
dapat menghasilkan keputusan investasi berdasarkan informasi. Proses pengambilan keputusan
yang digunakan oleh masing-masing investor dinamakan analisis pokok. Analisis pokok adalah usaha
untuk mengidentifikasi saham individual yang salah harga dengan melihat semua informasi
keuangan yang tersedia. Analisis investasi dapat juga dilakukan oleh investor itu sendiri atau lewat
analisis sekuritas.
B.2. Hipotesis pasar efisien
Pakar ekonomi telah berpendapat selama bertahun-tahun bahwa dalam ekonomi pasar
bebas dengan persaingan sempurna, harga ditentukan oleh ketersediaan pasokan (supply) dan
permintaan pasar (demand). Berdasarkan teori ini, harga produk tertentu kemudian ditentukan oleh
mekanisme pasar. Proses ini pada umumnya ditunjukan oleh diagram di bawah ini.
3
Sifatnya pasar efisien:
1. Semua unit ekonomi memiliki pengetahuan utuh mengenai ekonomi
2. Segala barang dan jasa seluruhnya bergerak dan dapat mudah bergeser
3. Pembeli dan penjual harus mempunyai sedikit hubungan terhadap permintaan dan
penawaran total dan tidak memiliki pengaruh terhadap harga atau permintaan
4. Tidak ada pembatasan buatan dalam permintaan, penawaran, atau harga barang dan jasa
Contoh paling sempurna dalam mekanisme penawaran dan pembelian adalah pada pasar
saham, terutama karena sistem distribusi pasar saham relatif efisien dan informasi terkait saham
tersedia berbagai bursa. Contoh sumber informasi sbb:
1. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan
2. Laporan pendapatan triwulanan yang dikeluarkan di media
3. Laporan perubahan manajemen
4. Informasi keuangan pesaing perusahaan
5. Penghargaan dari pemerintah atau perusahaan swasta lain
6. Informasi yang disebarkan kepada pemilik kepentingan pada pertemuan stokholders
tahunan
Berdasarkan mekanisme permintaan dan penawaran, harga ditentukan oleh pengetahuan
konsumen atas produk yang dibelinya. Mekanisme ini di pasar saham kemudian disebut sebagai
mekanisme pasar efisien (EMH). Masalah yang dikeluarkan oleh EMH antara lain: (1) informasi apa
tentang perusahaan yang berguna bagi investor, (2) apakah pengungkapan tentang berbagai tipe
informasi perusahaan mempunyai dampak terhadap pemahaman informasi?
Pasar saham dapat dikatakan efisien jika menggambarkan semua informasi yang tersedia
dan bereaksi secara instant terhadap informasi baru. Pembahasan EMH dalam literatur akademik
memiliki bermacam definisi terhadap informasi yang tersedia dan terbagi menjadi tiga bentuk EMH,
yakni bentuk lemah, bentuk semi kuat, dan bentuk kuat.
a. Bentuk lemah
Berdasarkan teori ini, harga historis menyediakan perkiraan tidak bias mengenai harga masa
depan dari saham, dan beberapa studi mendukung pendapat ini. Hal ini menjelaskan bahwa
perubahan harga terjadi akibat pengetahuan investor mengenai pendapatan yang mungkin
didapatkan atau kesempatan investasi alternatif. Berdasarkan bentuk lemah, investor tidak bisa
mendapatkan pengembalian/keuntungan lebih berdasarkan pengetahuan sederhana atas harga
saham sebelumnya.
b. Bentuk semi kuat
Perbedaan antara bentuk lemah, semi kuat, dan kuat EMH terletak pada jumlah informasi
yang dikumpulkan dalam menentukan harga saham. Pada bentuk semi lemah, harga lampau saham
dan semua informasi yang disampaikan ke publik diperlukan dalam menentukan harga saham.
4
c. Bentuk kuat
Berdasarkan bentuk kuat EMH, semua informasi termasuk trend harga saham, informasi
tersedia untuk publik, dan informasi dari dalam digunakan dalam penentuan harga saham. Bentuk
ini menyebabkan akuntan mempertimbangkan semua informasi termasuk informasi eksternal dan
internal.
Implikasi penelitian pasar efisien
Hipotesis pasar efisien berimplikasi terhadap perkembangan teori akuntansi. Para kritisi
akuntansi berpendapat bahwa ketidakseragaman prinsip akuntansi menyebabkan manajer
perusahaan dapat memanipulasi pendapatan dan mengaburkan investor. Pendapat ini disebabkan
karena asumsi bahwa laporan akuntansi adalah satu-satunya sumber informasi dalam organisasi
bisnis. Hasil dari penelitian EMH menghasilkan kesimpulan bahwa harga pasar tidak hanya
ditentukan oleh laporan akuntansi. Kesimpulan ini menyebabkan peneliti menyelidiki bagaimana
pendapatan akuntansi berhubungan dengan harga saham. Hasil dari penyelidikan tersebut adalah
bahwa pendapatan akuntansi berhubungan dengan keuntungan saham.
B.3. Model Penilaian Aset Modal (CAPM)
Investor menggunakan informasi akuntansi untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan
keuntungan. Kebanyakan investor menolak risiko. Oleh karena itu investasi yang berisiko tinggi harus
memberikan keuntungan yang lebih tinggi pula untuk memikat investor. Hal ini berarti investor
memerlukan informasi mengenai tingkat risiko dan keuntungan yang mungkin didapatkan. Rumus
tingkat keuntungan yang sebenarnya bagi investor :
Dividen + Penambahan (pengurangan) nilai
Harga beli
Karena harga saham berubah-ubah sehingga merubah ekspektasi investor mengenai arus
kas perusahaan di masa datang, saham biasa dikategorikan investasi berisiko. Risiko didefinisikan
sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang didapatkan bergeser dari yang diharapkan, dan nilai
dari perubahan itu menentukan besarnya tingkat risiko.
Asumsi dasar CAPM adalah saham yang berisiko bisa dikombinasikan menjadi portofolio
saham yang lebih rendah tingkat risikonya dibanding dengan saham biasa saja.
Terdapat dua tipe risiko yaitu risiko tidak sistematis adalah saat ketidakwajaran risiko suatu
perusahaan bisa dipecah sedangkan risiko sistematis adalah bagian yang tidak dapat dipecah yang
berhubungan dengan pergerakan keseluruhan di pasar saham dan tidak dapat dihindarkan.
Persamaan sederhana mengenai hubungan antara risiko dan keuntungan dengan menggunakan
pengembalian bebas risiko (US T-Bills):
Rs =Rf + Rp
Rs = tingkat pengembalian yang diharapkan pada saham berisiko
Rf = tingkat bebas risiko
5
Rp = nilai risiko
Perhitungan hubungan paralel antara saham biasa tertentu dengan trend keseluruhan di
pasar saham disebut dengan (beta). dilihat sebagai perkiraan penguapan saham tertentu
terhadap pasar saham total.
Dengan menjadi
Rs = Rf + Ps(Rm-Rf)
Rs = tingkat pengembalian saham yang diharapkan
Rf = tingkat bebas risiko
Rm = tingkat pengembalian yang diharapkan pada pasar saham secara keseluruhan
Rf = beta saham, yang dihitung selama periode tertentu
CAPM membuat harga saham tidak dipengaruhi oleh risiko tidak sestematis, dan saham yang
menawarkan risiko yang lebih tinggi ( lebih tinggi) akan berharga lebih rendah dari saham yang
berisiko lebih rendah. Penelitian empiris telah mendukung bahwa lampau merupakan peramal
yang baik bagi harga saham masa depan.
CAPM relevan terhadap perkembangan teori akuntansi karena peneliti telah
menggunakannya untuk menguji hipotesis yang tergantung pada EMH yang dibahas sebelumnya.
Contohnya, peneliti telah memperkirakan pengembalian yang diharapkan dari sebuah perusahaan
menggunakan CAPM untuk mengetahui apakah informasi akuntansi memuat informasi. Keuntungan
yang diharapkan dibandingkan dengan keuntungan yang diterima, dan sisanya (perbedaan antara
harapan dan kenyataan) diuji untuk melihat apakah ada reaksi pasar atas informasi yang
dikeluarkan.
B.4. Teori positif dan normatif
Teori positif mencoba menjelaskan fenomena yang telah diamati. Perbedaan besar antara
praktek-praktek dan aplikasi akuntansi telah membuat perkembangan deskripsi komprehensif
akuntansi menjadi sulit. Akhirnya, untuk menjadi teori, deskripsi harus mempunyai nilai penjelasan.
Teori normatif didasarkan oleh tujuan-tujuan yang dibuat, tetapi tidak ada tujuan-tujuan yang
dianggap baku oleh akuntan. Teori akuntansi normatif biasanya dapat diterima hanya kepada orang-
orang yang setuju dengan asumsi yang digunakannya. Namun, kebanyakan teori akuntansi adalah
normatif karena mereka didasarkan pada tujuan-tujuan tertentu suatu laporan keuangan.
B.5. Teori agensi
Asumsi dasar teori agensi adalah bahwa orang-orang memaksimalkan utilitas mereka untuk
kepentingan mereka sendiri. Suatu agensi didefinisikan sebagai hubungan antara dua pihak, dimana
pihak pertama (agen) setuju untuk bertindak atas nama pihak lainnya (prinsip). Contohnya,
hubungan antara pemegang saham dan manajer adalah sebuah teori agensi, sebagaimana hubungan
manajer dan auditor, serta pejabat tinggi atau yang lebih rendah, antara auditor dan pemegang
saham.
6
Risiko bawaan dalam teori agensi adalah asumsi bahwa terjadi konflik kepentingan antara
pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajer. Hubungan agensi menyebabkan biaya bagi
pihak prinsip. Biaya dari hubungan agensi dihasilkan dari penjumlahan (1) pengeluaran monitoring
oleh pihak prinsip, (2) pengeluaran ikatan oleh agen, dan (3) kerugian selisih. Watts menjelaskan
konsep tersebut sbb:
Pengeluaran monitoring adalah pengeluaran oleh pihak prinsip untuk mengontrol perilaku agen
(contoh, biaya pengukuran dan pengamatan perilaku agen, biaya kebijakan menerbitkan
kompensasi, dll). Agen mempunyai insentif melakukan pengeluaran untuk menjamin bahwa dia tidak
akan membuat tindakan tertentu yang membahayakan kepentingan pihak prinsip atau dia akan
membayar pihak prinsip jika melakukannya. Inilah biaya perikatan. Pada akhirnya, bahkan dengan
pengeluaran monitoring dan perikatan, tindakan yang dilakukan oleh agen akan berbeda dengan
tindakan yang dilakukan oleh pihak prinsip sendiri ... efek kesejahteraan yang berbeda yang
dihasilkan disebut dengan kerugian selisih.
Teori agensi dapat menjelaskan kurangnya teori akuntansi komprehensif. Teori keagenan
menyiratkan kerangka teori akuntansi tidak dapat dikembangkan karena perbedaan kepentingan
yang terlibat dalam laporan keuangan. Bagaimanapun juga, ada lagi sebuah alasan dasar tentang
kenapa teori keagenan memiliki keterbatasan dalam mempengaruhi secara langsung akuntansi
keuangan. Teori keagenan adalah teori deskripsi yang membantu menjelaskan mengapa terjadi
perbedaan dalam praktek akuntansi. Oleh karena itu, walaupun pengujian secara terus menerus
telah mendukung teori ini, teori keagenan tidak akan mengindentifikasi prosedur akuntansi yang
benar yang dapat dapat digunakan pada keadaan yang berbeda dan hasilnya praktek akuntansi
tidak akan diubah.
B.6. Pemrosesan informasi masyarakat
Pengungkapan semua informasi mengenai perusahaan dimaksudkan untuk membantu
investor dan calon investor dalam membuat keputusan beli-tahan-jual saham perusahaan.
Pendidikan yang membuat seseorang berkemampuan menggunakan informasi disebut sebagai
Penelitian Human Information Processing (HIP). Secara umum, penelitian HIP mengindikasikan
bahwa seseorang mempunyai kemampuan sangat terbatas dalam memproses informasi dalam
jumlah besar. Ringkasnya, seseorang menggunakan sistem pemrosesan informasi secara runut dan
selektif, sistem memiliki kapasitas terbatas, dan ketidakwajaran biasanya diabaikan.
Penemuan ini mempunyai implikasi pengungkapan yang dalam bagi para akuntan. Trend
saat ini dari FASB dan SEC adalah kebutuhan pengungkapan informasi secara lebih dan lebih. Tapi
saat kesimpulan sementara dari penelitian HIP sudah benar, pengungkapan tambahan mungkin
mempunyai efek terbalik dari yang diinginkan. Oleh karenanya, tujuan FASB dan SEC adalah
menyediakan semua informasi relevan sehingga orang-orang dapat membuat keputusan terhadap
7
perusahaan berdasarkan informasi. Bagaimanapun, laporan tahunan mungkin telah memuat
informasi yang telah diproses yang cukup dan efisien bagi orang-orang.
Peneliti harus menjelaskan bagaimana pemrosesan secara selektif suatu informasi diproses
kepada mekanisme pasar yang dijelaskan dalam EMH dan menjelaskan informasi paling relevan yang
dimuat dalam laporan tahunan. Sekali tujuan ini tercapai, akuntan telah melakukan langkah besar
dalam menentukan informasi apa yang harus disajikan tentang entitas akuntansi
B.7. Penelitian sudut pandang kritis
Peneliti sudut pandang kritis mencoba menterjemahkan sejarah akuntansi sebagai jaringan
rumit dari ekonomi, politik, dan keterjadian tidak sengaja. Penelitian sudut pandang kritis melihat
pemikiran penelitian akuntansi yang sekarang berlaku terlalu objektif dan menganggap bahwa
variable – variable itu konstan. Penelitian dari sudut pandang didasarkan pada tiga asumsi dasar:
1. Masyarakat mempunyai potensi untuk menjadi bukan mereka
2. Tindakan manusia secara sadar dapat membentuk dunia sosial menjadi sesuatu yang lain
atau lebih baik
3. Nomor 2 dapat didukung menggunakan teori kritis
Teori ini mencari dan mendeteksi pengertian tersembunyi yang terletak dalam konteks
tersebut, dan dihubungkan dengan kekuatan perusahaan multinasional dan distribusi yang
dihasilkan keuntungan dan kerugian terhadap masyarakat. Teori kritis juga tidak menerima
pemikiran teori akuntansi bahwa organisasi bertahan karena mereka efisien secara maksimal,
sebaliknya teori ini beranggapan bahwa metode penelitian masih bias dalam mencapai kesimpulan
tersebut.
C. Hubungan antara Penelitian, Pendidikan, dan Praktek
Penelitian dibutuhkan untuk perkembangan teori yang efektif. Pada kebanyakan bidang
ilmu, saat peneliti mengindikasikan bahwa metode yang lebih baik telah ditemukan untuk
menangani situasi tertentu, metode baru kemudian diajarkan kepada siswa, yang kemudian
mengimplementasikan metode tersebut saat mereka masuk profesi tersebut. Oleh karena itu,
penelitian yang dihasilkan pada pendidikan mempengaruhi praktek.
Profesi akuntansi telah dikritik untuk tidak mengikuti model ini. Faktanya, sebelum
perkembangan FASB pada Kerangka Kerja Konseptual, teori normatif dan positif memiliki dampak
yang kecil terhadap pendidikan akuntansi. Selama periode ini, para siswa diajarkan praktek
akuntansi sebagaimana dinyatakan, metode yang lebih baik secara teori tidak pernah dibahas di
kelas. Hasilnya, penggunaan akuntansi biaya historis menerima sedikit kritik dari pengajar akuntansi
karena metode tersebut telah diterima secara praktek, walaupun hanya memiliki relevansi sedikit
terhadap pembuatan keputusan.
8
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual dan perbaikan berbagai teori dalam hal outcome
akuntansi meningkatkan hubungan antara penelitian, pendidikan dan praktek agar lebih baik.
Contohnya, akuntansi biaya historis sekarang telah diremehkan sebagai “suatu ketika akuntansi”.
SFAS no. 115 sekarang memerlukan beberapa sekuritas yang dapat dipasarkan untuk dinilai dengan
nilai pasarnya, dan pandangan zaman baru, seperti teori sudut pandang memaksa baik pengajar dan
praktisi untuk memikirkan kembali praktek-praktek yang sebelumnya tidak dipertanyakan. Namun,
kemajuan tambahan tetap dibutuhkan. Tradisi sulit untuk mengatasi, dan para akuntan sebagai
sebuah kelompok tidak dapat menyokong perubahan drastis yang sangat besar.
D. Kesimpulan
Sejumlah pendekatan penelitian tersedia untuk membantu dalam mengembangkan teori-teori
akuntansi dan penggunaannya. Pendekatan deduktif membutuhkan penentuan sasaran dan
kemudian diteruskan ke praktek yang lebih spesifik. Pendekatan induktif diawali pengamatan dan
kemudian membuat kesimpulan dari pengamatan tersebut. Pendekatan pragmatis
mengidentifikasikan masalah dan kemudian menghasilkan solusi yang berguna. Pendekatan etis
menekankan pada konsep kebenaran, keadilan dan kejelasan. Akhirnya, penelitian akuntansi
perilaku mempelajari bagaimana orang-orang dipengaruhi oleh laporan dan fungsi akuntansi.
Beberapa teori mengenai outcome masalah akuntansi disajikan. Analisis fundamental mencoba agar
dapat membuat masing-masing investor mengetahui kesalahan harga saham. Penelitian Pasar
Efisien mempelajari informasi apa yang berharga bagi investor dan bentuk dampak dari
pengungkapan terhadap nilai dari informasi. Teori agensi mempelajari bagaimana keuntungan
individu dari rangkaian tertentu suatu tindakan. Model penilaian aktiva modal menjelaskan
bagaimana investor bisa meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan. Penelitian
pemrosesan informasi manusia mempelajari bagaimana masing-masing individu menggunakan dan
memproses informasi. Terakhir, penelitian sudut pandang krisis mempertanyakan beberapa asumsi
ekonomi yang telah disepakati yang didapat akuntan.
9
BAB VISTRUKTUR TEORI AKUNTANSI
A. Hakikat dari Struktur Teori Akuntansi
Batasan utama dari teori akuntansi adalah sebagai pengukuran dan komunikasi data yang
mengungkapkan aktivitas ekonomi yang terdiri dari tiga elemen, yaitu:
1. Data yang mengungkapkan aktivitas ekonomi
2. Pengukuran dari data yang mengungkapkan aktivias ekonomi
3. Komunikasi dari data yang mengungkapkan aktivias ekonomi
Struktur dari teori akuntansi terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut :
1. Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan
2. Suatu pernyataan dari postulat-postulat dan konsep teoretis dari akuntansi yang berkaitan
dengan asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat dari unit akuntansi tersebut. Berbagai postulat
dan konsep teoretsi ini telah diturunkan dari tujuan yang telah dinyatakan.
3. Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dasar berdsasarkan postulat-postulat
maupun konsep teoretis tersebut.
4. Sekelompok teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.
B. Hakikat dari Postulat, Konsep Teoretis, Prinsip-Prinsip Akuntansi, dan Teknik Akuntasi
Beberapa definisi penting :
1. Postulat akuntansi (accounting postulate) adalah pernyataan atau aksioma yang sangat jelas,
umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan, yang
menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, social, dan lingkungan hukum dimana akuntansi
itu harus beroperasi
2. Konsep teoritis (theoretical concept) dari akuntansi juga merupakan pernyataan atau aksioma
yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan
keuangan, yang menggambarkan hakikat dari entitas akuntansi yang beroperasi dalam suatu
perekonomian bebas yang ditandai oleh kepemilikan pribadi atas properti.
3. Prinsip-prinsip akuntansi (accounting principles) adalah aturan pegambilan keputusan umum,
yang diturunkan baik dari tujuan maupun konsep teoritis akuntansi, yang, mengatur
perkembangan teknik-teknik akuntansi.
4. Teknik akuntansi (accounting technique) adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari
prinsip-prinsip akuntansi yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.
10
C. Postulat-Postulat Akuntasi
C.1. The entity postulate
Postulat entitas (entity postulate) menganggap bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit
yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan-perusahaan lain.
C.2. The going-concern postulate
Postulat kelangsungan usaha (going-concern postulate) menganggap bahwa entitas bisnis
akan terus melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan
aktivitasnya yang berkelanjutan. Postulat ini mengasumsikan bahwa entitas tersebut tidak
diharapkan akan dilikuidasi di masa depan atau bahwa entitas tersebut akan berlanjut sampai
periode yang tidak dapat ditentukan.
C.3. The unit-of-measure postulate
Postulat unit pengukuran (unit-of-measure postulate) menganggap akuntansi adalah proses
pengukuran dan pengakomidasian aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan uang.
Postulat ini memiliki keterbatasan yaitu terbatas pada prediksi dari informasi yang dinyatakan dalam
satuan uang dan tidak mencatat ataupun menginformasikan informasi nonmoneter lainnya
walaupun informasi tersebut relevan. Sedangkan nilai uang berfluktuasi tergantung pada
kemampuan dari daya beli uang tersebut.
C.4. The accounting-period postulate
Postulat periode akuntansi (accounting-period postulate) menganggap bahwa laporan
keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kekayaan perusahaan sebaiknya diungkapkan
secara periodik. Postulat ini memberlakukan adanya akrual dan deferal (tangguhan) setiap periode
dalam hal prepaid expense, uncollected revenues, unpaid wages dan depreciations expense.
D. Konsep-Konsep Teoretis dari Akuntansi
D.1. The proprietary theory (teori kepemilikan)
Menurut teori ini, entitas adalah agen, perwakilan, atau pengaturan dimana wirausahawan
individual atau pemegang saham beroperasi. Tujuan utama dari teori ini adalah penentuan dan
analisis dari kekayaan bersih pemilik. Persamaan akuntansinya adalah:
D.2. The entity theory (teori entitas)
Teori ini memandang entitas sebagai suatu yang terpisah dan berbeda dari mereka yang
menyediakan modal bagi entitas tersebut. Unit bisnislah, dan bukannya pemilik yang menjadi pusat
dari kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab
baik atas klaim pemilik maupun klaim kreditor. Teori entitas merupakan teori yang paling dapat
diterapkan pada perusahaan bisnis bentuk korporat, yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya.
11
ASSETS – LIABILITIES = PROPRIETOR’S EQUITY
Persamaan akuntansinya adalah:
D.3. The fund theory (teori dana)
Dalam teori ini, unit bisnis terdiri atas sumber daya (dana) ekonomi dan kewajiban serta
pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari sumber daya tersebut. Persamaan akuntansinya
adalah :
Teori dana terutama berguna bagi pemerintah dan organisasi nirlaba. Dana (fund) dapat
didefinisikan sebagai entitas fiskal dan akuntansi yang independen dengan sekelompok akun “yang
berimbang” (self-balancing), yang mencatat kas dan/atau sumber daya lain bersama-sama dengan
seluruh kewajiban, cadangan, dan ekuitas terkait, yang dipisahkan dengan tujuan untuk
melaksanakan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan tertentu sesuai dengan regulasi, restriksi
(restriction) atau pembatasan khusus (limitation).
Jumlah dana yang digunakan oleh institusi nirlaba mana pun bergantung pada jumlah dan
jenis aktivitas atas mana restriksi hukum diberlakukan mengenai penggunaan aktiva yang
dipercayakan kepada organisasi tersebut. Delapan dana utama berikut ini direkomendasikan bagi
administrasi keuangan yang bagus dari suatu unit pemerintahan:
1. Dana Umum (general funds) untuk mempertanggungjawabkan semua transaksi yang tidak
dapat dicatat dalam dana lain.
2. Dana Pendapatan Khusus (special revenue funds) untuk mempertanggungjawabkan hasil atas
sumber penerimaan khusus atau untuk mendanai aktivitas tertentu yang diharuskan oleh
hukum atau regulasi administrative.
3. Dana Pelunasan Utang (debt service funds) untuk mempertanggungjawabkan pembayaran
bunga dan pokok pinjaman selain pungutan khusus dan obligasi pendapatan.
4. Dana Proyek Modal (capital projects funds) untuk mempertanggungjawabkan penerimaan
dan pengeluaran uang yang digunakan untuk akuisisi fasilitas modal selain yang didanai oleh
pungutan khusus dan dana perusahaan.
5. Dana Perusahaan (enterprise fund) untuk mempertanggungjawabkan pendanaan layanan bagi
masyarakat umum, dimana semua atau hampir semua biaya yang dibayarkan dalam bentuk
beban kepada pemakai jasa.
6. Dana Perwalian dan Agensi (trust and agency funds) untuk mempertanggungjawabkan aktiva
yang dimiliki oleh unit pemerintahan sebagai wali atau agen dari individu, organisasi swasta,
dan unit pemerintahan lainnya.
12
ASSETS = EQUITIES
ASSETS = LIABILITIES + STOCKHOLDERS’ EQUITY
ASSETS = RESTRICTIONS OF ASSETS
7. Dana Layanan Antar Pemerintah (Intragovermental service funds) untuk
mempertanggungjawabkan pendanaan aktiva dan layanan khusus yang dilakukan oleh unit
organisasi yang telah ditunjuk dalam yuridiksi pemerintah.
8. Dana Pungutan Khusus (special assessment funds) untuk mempertanggungjawabkan
pungutan khusus yang dikenakan untuk mendanai perbaikan atau layanan umum yang
dianggap memberikan manfaat bagi property kemana pungutan tersebut dikenakan.
E. Prinsip-Prinsip Akuntansi
E.1. The cost principle (prinsip biaya)
Menurut prinsip biaya, biaya perolehan/akuisisi (acquisition cost) atau biaya historis
(historical cost) adalah dasar penilaian yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan
jasa, beban, biaya, dan ekuitas. Dengan kata lain, suatu transaksi dinilai pada harga pertukaran pada
tanggal akuisisi dan dicatat pada laporan keuangan pada nilai itu atau pada nilai setelah amortisasi.
Prinsip biaya dapat dibenarkan dalam hal objektivitasnya maupun postulat kelangsungan usaha.
Pertama, biaya akuisisi adalah informasi yang objektif dan dapat diverifikasi. Kedua, dalil
kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas tersebut akan melanjutkan usahanya dalam
jangka waktu yang tidak terbatas, sehingga meniadakan kebutuhan untuk menggunakan nilai
sekarang atau nilai likuidasi guna penilaian aktiva.
E.2. The revenue principle (prinsip pendapatan)
Prinsip pendapatan menspesifikasi:
1. hakikat dari komponen-komponen pendapatan;
2. pengukuran pendapatan; dan
3. penentuan waktu dari pengakuan pendapatan.
Pendapatan telah diinterpretasikan sebagai:
1. arus masuk aktiva bersih yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa;
2. arus keluar barang atau jasa dari perusahaan ke pelanggannya;
3. produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh usaha selama
periode waktu tertentu.
Pendapatan diukur dalam hal nilai dari produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi
“wajar”. Nilai ini mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto atas uang yang
diterima atau akan diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang ditransfer oleh
perusahaan kepada pelanggannya. Dua interprestasi utama yang timbul dari konsep pendapatan ini :
1. Diskon kas dan pengurangan apa pun dalam harga tetap, seperti kerugian dari piutang tak
tertagih harus dikurangi ketika menghitung pendapatan.
2. Untuk transaksi nonkas, nilai pertukaran ditetapkan setara dengan nilai pasar wajar dari
pengorbanan yang diberikan atau diterima, mana yang lebih mudah dan lebih jelas untuk
dihitung.
13
Pada umumnya diakui bahwa pendapatan dan laba diperoleh sepanjang seluruh tahapan
dari siklus produksi. Dengan adanya kesulitan dalam mengalokasikan pendapatan dan laba ke
tahapan yang berbeda dari siklus operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih
“kejadian penting” (critical event) dalam siklus tersebut untuk penentuan waktu pendapatan dan
pengakuan laba. Kejadian penting tersebut dipilih untuk mengindikasikan kapan perubahan tertentu
dalam aktiva dan kewajiban dapat dipertanggungjawabkan secara memadai.
Dasar akrual (accrual basis) untuk pengakuan pendapatan dapat mengimplikasikan bahwa
pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi (dalam kasus dimana laba dapat dihitung secara
proporsional terhadap pekerjaan yang diselesaikan atau jasa yang dilakukan), pada akhir produksi,
pada saat penjualan produk, atau pada saat penagihan penjualan.
Dasar kejadian penting (critical event basis) untuk pengakuan pendapatan dipicu oleh
kejadian penting dalam siklus operasi. Kejadian tersebut dapat berupa:
• waktu penjualan,
• penyelesaian produksi, atau
• penerimaan pembayaran setelah penjualan.
Dasar penjualan (sales basis) untuk pengakuan pendapatan dibenarkan karena :
1. harga dari produk tersebut diketahui dengan pasti;
2. pertukaran telah difinalisasi dengan pengantaran barang, sehingga mengarah pada
pengetahuan yang objektif atas biaya yang terjadi; dan
3. dalam hal realisasi, penjualan merupakan kejadian penting.
Dasar penyelesaian produksi (completion-of-production basis) untuk pengakuan
pendapatan dibenarkan ketika ada pasar yang stabil dan harga yang stabil untuk komoditas standar.
Perlakuan penyelesaian produksi sesuai untuk emas, perak, dan logam mulia lainnya, serta juga
sesuai untuk produk pertanian dan mineral yang memenuhi criteria yang disebutkan.
Dasar pembayaran (payment basis) untuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika
penjualan akan dibuat dan ketika penilaian yang cukup akurat tidak dapat diberikan kepada produk
yang akan ditransfer. Metode ini, yang sebenarnya merupakan penangguhan pendapatan, terutama
diidentifikasikan dengan “metode cicilan” (installment method) untuk pengakuan pendapatan.
E.3. The matching principle (prinsip pengaitan)
Prinsip pengaitan menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama
dengan pendapatan terkait; yaitu, pendapatan diakui dalam suatu periode tertentu menurut prinsip
pendapatan dan beban terkait kemudian diakui.
Hubungan antara pendapatan dan beban tergantung pada salah satu dari empat kriteria
berikut ini:
1. Pengaitan langsung dari biaya yang habis masa berlakunya dengan suatu pendapatan
(misalnya harga pokok penjualan dikaitkan dengan penjualan terkait).
14
2. Pengaitan langsung dari biaya yang telah habis masa berlakunya pada periode tersebut
(misalnya gaji pimpinan perusahaan tersebut untuk periode tersebut).
3. Alokasi biaya sepanjang periode yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut (misalnya
depresiasi)
4. Membebankan semua biaya lainnya dalam periode terjadinya, kecuali dapat ditunjukkan
bahwa biaya-biaya tersebut memiliki manfaat masa depan (misalnya beban iklan).
E.3.1. Biaya produksi barang jadi untuk dijual
Biaya produksi barang jadi untuk dijual umumnya meliputi bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik. Proses dua tahap digunakan untuk mempertanggungjawabkan
biaya-biaya ini antara lain:
1. Penilaian persediaan atau penentuan biaya produk yang melekat ke produk tersebut; dan
2. Penentuan laba, atau pengaitan biaya produk dengan pendapatan.
Ketika menentukan jumlah penilaian persediaan, masalahnya adalah menentukan biaya
manakah yang merupakan biaya produk (karena biaya tersebut memberikan manfaat ke masa depan
dan sebaiknya dikapitalasasi sebagai persediaan) dan biaya manakah yang merupakan biaya periode
tersebut (karena biaya tersebut hanya memberikan manfaat bagi periode berjalan saja dan
sebaiknya dibebankan terhadap laba periode berjalan).
Metode perhitungan biaya penyerapan [penuh] (absorption [full] costing) memperlakukan
semua biaya produksi sebagai biaya produk yang melekat ke produk tersebut, dibawa ke depan, dan
dilepaskan sebagai biaya periode berjalan pada saat penjualan. Metode perhitungan biaya
langsung (direct costing) hanya memperlakukan biaya produksi variabel sebagai biaya produk dan
seluruh biaya overhead manufaktur tetap sebagai biaya periode berjalan.
E.3.2. Aktiva operasi dapat didepresiasikan (depreciable operating asset)
Aktiva operasi dapat didepresiasikan diasumsikan akan memberikan manfaat lebih dari satu
periode, aktiva tersebut dikapitalisasi pada biaya akuisisinya, yang kemudian dialokasikan
menggunakan dasar logis selama umur manfaat aktiva tersebut. Proses ini dikenal sebagai depresiasi
(untuk aktiva berwujud, seperti bangunan, kendaraan, dll), deplesi (untuk aktiva yang diwakili oleh
sumber daya alam seperti deposit mineral dan lahan hutan), serta amortisasi ( untuk aktiva tidak
berwujud, seperti paten, hak cipta, hak waralaba, merek dagang,goodwill, dll).
Akuntansi depresiasi adalah sistem akuntansi yang bertujuan untuk menditribusikan biaya
atau nilai dasar lainnya dari aktiva modal berwujud (jika ada), selama estimasi masa manfaat dari
unit tersebut (yang dapat berupa sekelompok aktiva) dengan cara yang sistematis dan rasional. Hal
itu adalah proses alokasi, bukan proses penilaian.
Metode depresiasi dapat didasarkan pada :
1. Waktu, seperti metode garis lurus;
15
2. Output, seperti metode jam jasa (service-hours method) dan metode unit output (unit-of-
output method);
3. Beban depresiasi yang semakin menurun, seperti metode jumlah angka tahun (sum of year’s
digit), metode presentase tetap atas jumlah dasar depresiasi yang semakin menurun (fixed
percentage on declining base amount method), metode tariff depresiasi yang semakin
menurun atas biaya (declining rate on cost method), dan metode saldo menurun ganda
(double-declining balance method).
4. Konsep investasi dan bunga, seperti metode anuitas (annuity method) dan metode cadangan
dana untuk pelunasan (sinking fund method).
E.3.3. Aktiva operasi yang tidak didepresiasikan (nondepreciable operating assets)
Aktiva ini tidak dikonsumsi selama operasi bisnis tersebut dilaksanakan sehingga disebut
juga sebagai aktiva modal permanen (permanent capital assets). Nilainya tidak dipengaruhi oleh
aktivitas produktif dan aktiva tersebut tidak memiliki dampak atas penentuan laba sampai aktiva
tersebut dijual atau dinilai kembali. Oleh karena itu, prinsip pengaitan tidak dapat diterapkan
terhadap aktiva operasi yang tidak didepresiasikan.
E.3.4. Biaya Penjualan dan Administrasi (Cost of Selling and Administrasion)
Biaya penjualan dan administrasi adalah seluruh biaya non-manufaktur yang diperlukan
untuk memelihara organisasi penjualan dan administratif dasar. Biaya tersebut diperlakukan sebagai
biaya periodik pada periode dimana biaya tersebut terjadi, baik dalam metode perhitungan biaya
langsung maupun perhitungan biaya penyerapan [penuh].
E.4. Prinsip objektivitas (objectivity principle)
Kegunaan dari informasi keuangan sangat bergantung pada keandalan dari prosedur
pengukuran yang digunakan. Karena memastikan keandalan maksimum sering kali sulit untuk
dilakukan, maka akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan pilihan
prosedur pengukuran. Tetapi, prinsip objektivitas memiliki interprestasi yang berbeda :
1. Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat tidak memihak, dalam arti bahwa
pengukuran tersebut bebas dari bias pribadi si pengukur. Dengan kata lain, objektivitas
mengacu pada realitas eksternal yang independen dari orang yang memandangnya.
2. Pengukuran objektif adalah pengukuran variable, dalam hal bahwa pengukuran tersebut
didasarkan pada bukti.
3. Pengukuran objektif adalah hasil dari kesepakatan di antara kelompok pengamat atau
pengukur tertentu.
4. Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagai indikator dari tingkat
objektivitas sistem pengukuran tertentu.
16
E.5. Prinsip konsistensi (consistency principle)
Prinsip ini menganggap bahwa kejadian ekonomi yang serupa sebaiknya dicatat dan
dilaporkan dengan cara yang konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini mengimplikasikan bahwa
prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan kepada transaksi yang serupa sepanjang waktu. Oleh
karena itu, konsistensi adalah batasan pengguna untuk memfasilitasi keputusan pengguna dengan
memastikan dapat diperbandingkannya laporan keuangan dari suatu perusahaan sepanjang waktu,
sehingga meningkatkan kegunaan dari laporan tersebut.
Prinsip konsistensi tidak menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah prosedur
akuntansinya ketika hal tersebut dibenarkan oleh situasi yang berubah, atau jika prosedur alternatif
lebih baik. Sesuai dengan APB Opinion No. 20, perubahan yang dibenarkan dalam prosedur adalah:
1. Perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi;
2. Perubahan dalam estimasi akuntasi;
3. Perubahan dalam entitas pelaporan.
Perubahan-perubahan ini akan dicerminkan dalam akun dan dilaporkan dalam laporan
keuangan secara retroaktif untuk perubahan dalam entitas akuntansi, secara prospektif untuk
perubahan dalam estimasi akuntansi, secara umum dan sekarang untuk perubahan dalam prinsip-
prinsip akuntansi.
E.6. Prinsip pengakuan penuh (full disclosure)
Terdapat kesepakatan umum dalam akuntansi bahwa sebaiknya terdapat pengungkapan
yang penuh, adil dan memadai atas data akuntansi. Penuh mengacu pada penyajian informasi yang
lengkap dan komprehensif. Adil mengimplikasikan batasan etis yang mengharuskan perlakuan yang
adil terhadap pengguna. Memadai mengandung arti seperangkat informasi minimum yang akan
diungkapkan.
Prinsip pengakuan penuh mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk
menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan
selama periode berjalan dan mengandung informasi yang memadai sehingga tidak menyesatkan bagi
investor. Secara eksplisit, prinsip pengungkapan penuh mengimplikasikan bahwa tidak ada informasi
atas substansi atau kepentingan bagi investor yang akan dihilangkan atau disembunyikan.
Beberapa masalah yang sebaiknya menjadi subyek dari pengungkapan penuh antara lain:
1. Rincian dari kebijakan dan metode akuntansi, terutama ketika penilaian dibutuhkan dalam
penerapan metode akuntansi, ketika metode tersebut bersifat khusus bagi entitas pelaporan
tersebut, atau ketika metode akuntansi alternatif dapat digunakan.
2. Informasi tambahan untuk membantu dalam analisis investasi atau untuk mengindikasikan hak
dari berbagai pihak yang memiliki klaim atas entitas pelaporan.
3. Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan akuntansi atau metode penerapannya dan
dampak dari perubahan semacam itu.
17
4. Aktiva, kewajiban, biaya dan pendapatan yang dihasilkan dari transaksi dengan pihak-pihak
yang memiliki kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau pejabat yang memiliki
hubungan istimewa dengan entitas pelaporan tersebut.
5. Aktiva, kewajiban, dan komitmen kontinjen.
6. Transaksi keuangan atau nonoperasi lainnya terjadi setelah tanggal neraca yang memiliki
dampak material terhadap posisi keuangan entitas tersebut sebagaimana diindikasikan dalam
laporan akhir tahun.
E.7. Prinsip konservatisme (conservatism principle)
Prinsip konservatisme adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa
prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan
andal. Prinsip konservatisme menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik
akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampak paling
tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih spesifik, prinsip ini
mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari aktiva dan pendapataan serta nilai tertinggi dari
kewajiban dan beban yang sebaiknya dipilih untuk dilaporkan.
E.8. Prinsip materialitas (materiality principle)
Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas adalah suatu prinsip pengecualian atau
modifikasi. Prinsip tersebut menganggap bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak
ekonomi yang tidak signifikan dapat ditangani secara sangat cepat tanpa memedulikan apakah hal
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum atau tidak. Materialitas
berfungsi sebagai pedoman implisit bagi akuntan dalam hal apa yang sebaiknya diungkapkan dalam
laporan keuangan, sehingga memungkinkan akuntan tersebut untuk memutuskan apa yang tidak
penting atau apa yang tidak menjadi masalah berdasarkan biaya pencatatan, akurasi laporan
keuangan, dan relevansi bagi pengguna.
Dua kriteria dasar yang direkomendasikan untuk menentukan materialitas adalah
pendekatan ukuran (size approach) dan pendekatan kriteria perubahan (change criterion approach).
Pendekatan ukuran mengaitkan ukuran dari transaksi ke variable relevan lainnya, seperti laba bersih.
Sedangkan pendekatan kriteria perubahan mengevaluasi dampak dari suatu transaksi trhadap tren
atau perubahan antarperiode akuntansi.
Suatu jumlah adalah tidak material semata-mata karena ukurannya, faktor-faktor berikut ini
harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan materialitas, apakah transaksi itu :
1. suatu faktor yang masuk dalam penentuan laba bersih?
2. tidak biasa atau luar biasa?
3. kontinjen terhadap suatu kejadian atau kondisi?
4. dapat ditetapkan berdasarkan pada fakta dan situasi sekarang?
5. diharuskan oleh undang-undang atau peraturan?
18
Jumlah transaksi itu sendiri, dalam hubungannya dengan:
1. laporan keuangan secara keseluruhan;
2. total dari akun dimana transaksi tersebut merupakan bagiannya;
3. transaksi-transaksi yang berhubungan;
4. jumlah terkait pada tahun sebelumnya atau jumlah yang diperkirakan di tahun-tahun
mendatang.
E.9. Prinsip keseragaman dan komparabilitas (the uniformity and comparability principles)
Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk transaksi-transaksi
yang berhubungan oleh perusahaan-perusahaan selama waktu tertentu. Prinsip keseragaman
mengacu pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Tujuan
yang diinginkan adalah untuk mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi
keragaman yang diciptakan oleh penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan-
perusahaan yang berbeda.
Dukungan utama untuk keseragaman adalah klaim bahwa hal itu akan :
1. mengurangi keragaman penggunaan prosedur akuntansi dan ketidakcukupan praktik-praktik
akuntansi.
2. memungkinkan perbandingan yang berarti atas laporan keuangan dari perusahaan yang
berbeda.
3. memperbaiki kepercayaan pengguna laporan keuangan.
4. mengarah pada intervensi dan peraturan pemerintah mengenai praktik akuntansi.
Dukungan utama untuk fleksibilitas adalah klaim bahwa :
1. penggunaan prosedur akuntansi yang seragam untuk mencerminkan transaksi yang sama yang
terjadi dalam banyak kasus memiliki resiko menyembunyikan perbedaan yang penting
antarkasus;
2. komparabilitas adalah suatu cita-cita yang bersifat utopia, hal tersebut tidak dapat dicapai
dengan mengadopsi aturan-aturan tetap yang tidak cukup mempertimbangkan situasi factual
yang berbeda;
3. Perbedaan dalam situasi atau variable situasi membutuhkan perlakuan yang berbeda,
sehingga pelaporan perusahaan dapat menanggapi situasi dimana transaksi dan kejadian
terjadi. Variabel-vriabel situasional (circumstancial variables) didefinisikan sebagai kondisi-
kondisi lingkungan yang bervariasi antarperusahaan dan yang mempengaruhi :
(a) kelayakan dari metode akuntansi, dan/atau
(b) objektivitas ukuran-ukuran yang dihasilkan dari penerapan metode akuntansi tersebut.
Tujuan implisit baik dari keseragaman maupun fleksibilitas adalah untuk melindungi
pengguna dan untuk menyajikan data yang berarti kepada pengguna.
19
F. Kesimpulan
Aturan-aturan yang ada saat ini didasarkan pada pondasi teori akuntansi. Pondasi ini terdiri
atas elemen-elemen yang bersifat hierarki yang berfungsi sebagai kerangka referensi atau struktur
teoritis. Formulasi struktur teoritis tersebut merupakan suatu proses deduktif dan interaktif, yang
terdiri atas formulasi yang suksesif atas tujuan, postulat, konsep, prinsip, dan teknik akuntansi.
Pemahaman atas elemen-elemen ini dan hubungan dari teori akuntansi menjamin suatu
pemahaman atas rasional di balik praktik actual dan masa depan.
20