BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi...

24
39 Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODELOGI PENELITIAN Di dalam bab ini penulis akan membahas definisi istilah, populasi penelitian, sampel penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. A. Definisi Istilah Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terdapat dalam judul tersebut, sehingga diharapkan akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Komaruddin (1998:57), bahwa: Umumnya di dalam suatu ilmu sosial terdapat istilah-istilah yang berlainan untuk menunjukkan isi atau maksud yang sama. Objeknya sama tetapi istilah atau nama untuk objek itu berbeda-beda. Dan sebaliknya terdapat istilah yang sama tetapi untuk maksud berbeda. Sesuai judul yang ada, maka pengertian dari masing-masing bagiannya adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda yang dapat atau ikut membentuk suatu watak atau tindakan seseorang 2. Kepemimpinan Transformasional

Transcript of BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi...

Page 1: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

39

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Di dalam bab ini penulis akan membahas definisi istilah, populasi

penelitian, sampel penelitian, metoda penelitian, teknik pengumpulan data dan

teknik pengolahan data.

A. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap

istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba

menjelaskan pengertian serta maksud yang terdapat dalam judul tersebut,

sehingga diharapkan akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara

peneliti dengan pembaca. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh

Komaruddin (1998:57), bahwa:

Umumnya di dalam suatu ilmu sosial terdapat istilah-istilah yang

berlainan untuk menunjukkan isi atau maksud yang sama. Objeknya

sama tetapi istilah atau nama untuk objek itu berbeda-beda. Dan

sebaliknya terdapat istilah yang sama tetapi untuk maksud berbeda.

Sesuai judul yang ada, maka pengertian dari masing-masing bagiannya

adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu orang atau benda

yang dapat atau ikut membentuk suatu watak atau tindakan seseorang

2. Kepemimpinan Transformasional

Page 2: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

40

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang banyak memberikan

perhatrian kepada bawahannya untuk bekerja lebih baik dengan cara

menasehati, memberikan rangsangan atau stimulus kepada bawahannya,

dengan demikian para bawahan mempunyai motivasi yang tinggi dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya.

3. Budaya Sekolah

Budaya sekolah merupakan nilai atau norma yang ada, mengandung penuh

makna yang mengatur kehidupan bermasyarakat di lingkungan sekolah.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan sumber data atau objek

penelitian, dimana data diperoleh dan untuk ruang lingkup hasil penelitian

diberlakukan. Sugiyono (2000: 57) mengemukakan bahwa populasi adalah:

“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Oleh karena itu, sesuai

dengan masalah, maka yang dijadikan populasi sebagai sumber data adalah

guru-guru dilingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri Di Lingkungan

Dinas Pendidikan Kab.Bandung. Namun dikarenakan keterbatasan waktu

dan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian.

Page 3: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

41

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Populasi Sekolah

No Nama Sekolah Jumlah

Guru

1 SMAN 1 Soreang 76

2 SMAN 1 Margahayu 81

3 SMAN 1 Katapang 56

4 SMAN 1 Margaasih 60

TOTAL 273

2. Sampel

Di dalam penelitian ini, peneliti menganggap bahwa sampel penelitian

memiliki karakteristik yang sama atau homogen sehingga peneliti

menggunakan teknik pengambilan secara acak (simple random sampling)

yang menurut Sugiyono (2003: 93), yaitu:

Cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi

itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Sedangkan penentuan jumlah sampel penelitian mengacu pada rumus

yang dikemukakan oleh Yamane yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat

(1993: 82) yaitu tertera pada halaman berikutnya.

Rumus penentuan jumlah sampel penelitian:

n =

Dimana:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

d = Presisi

1 = Angka Konstan

Page 4: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

42

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

n = = 73, 19 = 73

Maka dari itu sampel dari setiap sekolah adalah dirumuskan dalam

tabel berikut:

Tabel 3.1

Perhitungan Sampel

Nama Sekolah Perhitungan Sampel Jumlah Sampel

SMAN 1 Soreang 20

SMAN 1 Margahayu 22

SMAN 1 Katapang 15

SMAN 1 Margaasih 16

C. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang

dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan, menyusun dan

menganalisis data serta menginterpretasikan arti data yang diteliti menjadi

suatu kesimpulan dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam suatu

penelitian. Winarno Surakhmad (1985: 131) mengemukakan bahwa:

“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.

Page 5: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

43

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik

serta alat-alat tertentu”.

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

yang ditunjang oleh studi kepustakaan.

a. Metode Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode yang dipergunakan dalam

penelitian sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi

pada masa sekarang. Seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (1985:

63) yaitu:

Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari metode deskriptif ini

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Selanjutnya Winarno Surakhmad (1985: 139-140) mengemukakan

ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut:

1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

masa sekarang/pada masalah-masalah yang aktual.

2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan

kemudian dianalisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut

metode analisa.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu cara untuk memperoleh

informasi atau keterangan melalui penelaahan terhadap berbagai sumber

Page 6: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

44

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Winarno Surakhmad (1985: 61) bahwa:

Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah

penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu

yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya,

pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang

sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa studi

kepustakaan akan menjadi dasar bagi peneliti untuk mengembangkan,

mengarahkan penelitiannya serta memperkuat kerangka berpikir peneliti

yang pada akhirnya dapat mengambil kesimpulan dari masalah yang

diteliti.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang

dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan

masalah penelitian. Di dalam pengumpulan data diperlukan teknik-teknik

tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar

relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.

a. Penentuan Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, dibutuhkan alat

pengumpul data yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang

bersangkutan. Secara umum teknik pengumpulan data dikelompokkan

menjadi dua, yaitu teknik secara langsung dan teknik tidak langsung.

Berdasarkan permasalahan pada penelitian dan metode yang digunakan,

maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara tidak

Page 7: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

45

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

langsung, yaitu dengan menggunakan kuesioner (angket). Angket adalah

salah satu teknik penelitian yang dilakukan secara tertulis yang bertujuan

untuk memperoleh informasi tentang fakta yang diketahui oleh subjek

penelitian tentang masalah yang sedang diteliti. Bentuk angket yang

disebarkan berupa angket berstruktur yang sering disebut angket tertutup,

dimana setiap pernyataan disertai dengan alternatif jawaban. Responden

hanya melakukan pilihan terhadap alternatif jawaban yang sesuai dengan

memberikan tanda checklist (v) pada kolom yang telah disediakan. Hal

ini sesuai dengan penyataan Sanafiah Faisal (1982: 178) bahwa:

Angket yang menghendaki jawaban yang pendek atau jawaban

yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu, disebut angket

tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola ya

atau tidak, jawaban singkat dan jawaban yang membubuhkan tanda

chek (v) pada item yang termuat pada alternatif jawaban.

Adapun alasan penulis menggunakan angket tertutup adalah:

1) Memberikan kemudahan pada responden dalam memberikan

jawaban pada alternatif jawaban yang penulis sajikan.

2) Angket tertutup dapat menghimpun data dalam waktu singkat.

3) Responden akan lebih leluasa dan bebas dalam memberikan

jawaban.

4) Memudahkan peneliti dalam menganalisisnya terhadap jawaban-

jawaban yang telah diperoleh.

5) Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi tenaga, biaya

dan waktu.

b. Penyusunan Alat Pengumpul Data

Page 8: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

46

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun angket

adalah:

1. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu

Kepemimpinan Transformasional untuk variabel X dan Budaya

Sekolah untuk variabel Y.

2. Menentukan indikator dari setiap variabel.

3. Variabel X (Kepemimpinan Transformasional), dengan indikator

tertera pada halaman berikutnya. Indikator variabel X:

a) Kharismatik

b) Inspiratif

c) Rangsangan Intelektual

d) Kepekaan Individual

Variabel Y (Prestasi Belajar), dengan indikator:

a) Nilai

b) Norma

c) Kebiasaan

4. Menyusun kisi-kisi angket

5. Menyusun pernyataan dari masing-masing variabel disertai

alternatif jawabannya

6. Penulis menetapkan skor dari masing-masing jawaban angket baik

variable x maupun variabel y. Penulis membuat skor alternatif

jawaban dengan skala likert dengan 4 option yaitu:

Page 9: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

47

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.3

Kriteria Pengukuran Alternatif Jawaban Untuk Variabel X dan Y

Alternatif Jawaban Bobot/Skor

Selalu 4

Sering 3

Jarang 2

Tidak Pernah 1

c. Uji Coba Angket

Sebelum pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket

yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden

yang sama dengan responden yang telah ditentukan untuk sumber data

penelitian atau responden lain yang memiliki karakteristik yang sama

dengan responden yang sebenarnya. Hal ini penting dilakukan untuk

dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi

dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia maupun dalam

pernyataan dan jawaban angket. Pernyataan ini sejalan dengan

pendapat Sanafiah Faisal (1982: 38) yaitu:

Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan

untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam

pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang

sesungguhnya sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi

maupun bahasa angket yang telah disusun.

Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan

analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan

reliabilitas.

1) Uji Validitas Instrumen

Page 10: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

48

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Uji validitas bertujuan untuk menguji valid tidaknya item-

item instrumen penelitian dan untuk mengetahui apakah instrumen

suda benar-benar mengukur apa yang seharusnya di ukur atau

belum. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2003: 97) yaitu:

“Suatu instrument dikatakan valid jika instrumen itu digunakan

untuk mengukur apa yang hendak diukur”.

Perhitungan untuk menguji validitas instrumen ini

menggunakan metode uji validitas per item (analisis item), yaitu

dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah skor tiap butir. Bila korelasi tiap butir tersebut

positif dan besarnya 0,3 ke atas maka instrumen tersebut memiliki

validitas yang baik. Sugiyono (2003: 143) mengemukakan bahwa

“Bila harga korelasi di bawah 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa

butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau

dibuang”.

Uji validitas ini menggunakan rumus Pearson Product

Moment:

Keterangan:

N = Jumlah Responden

ΣXY = Jumlah perkalian X dan Y

ΣX = Jumlah skor tiap butir

Page 11: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

49

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ΣY = Jumlah skor total

Σ X 2 = Jumlah skor X dikuadratkan

Σ Y 2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dalam menentukan valid tidaknya butir item, didasarkan

pada uji coba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika rhitung positif, dan rhitung > rtabel, maka butir soal valid.

b) Jika rhitung negatif, dan rhitung < rtabel, maka butir soal tidak valid.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas

Variabel X (Kepemimpinan Transformasional)

No Item

Nilai Koefisien

R Tabel Keterangan

1 0,825 0,468 V

2 0,475 0,468 V

3 0,534 0,468 V

4 0,587 0,468 V

5 0,793 0,468 V

6 0,469 0,468 V

7 0,633 0,468 V

8 0,470 0,468 V

9 0,833 0,468 V

10 0,495 0,468 V

11 0,621 0,468 V

12 0,721 0,468 V

13 0,634 0,468 V

14 0,728 0,468 V

15 0,350 0,468 T

16 0,631 0,468 V

17 0,653 0,468 V

18 0,486 0,468 V

19 0,306 0,468 T

20 0,471 0,468 V

21 0,643 0,468 V

Page 12: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

50

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

22 0,690 0,468 V

23 0,578 0,468 V

24 0,583 0,468 V

25 (0,016) 0,468 T

Selanjutnya no. 15, 19, dan 25 dibuang.

Sedangkan hasil perhitungan variabel Y mengenai budaya sekolah

dengan menggunakan rumus yang sama seperti diatas dengan 25 item dan

dapat diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas

Variabel Y ( Budaya Sekolah )

No Item Nilai Koefisien R Tabel Keterangan

1 0,654 0,468 V

2 0,507 0,468 V

3 0,531 0,468 V

4 0,573 0,468 V

5 0,588 0,468 V

6 0,113 0,468 T

7 0,709 0,468 V

8 0,629 0,468 V

9 0,475 0,468 V

10 0,667 0,468 V

11 0,532 0,468 V

12 0,717 0,468 V

13 0,759 0,468 V

14 0,470 0,468 V

15 0,550 0,468 V

16 0,831 0,468 V

17 0,594 0,468 V

18 0,527 0,468 V

19 0,673 0,468 V

20 0,782 0,468 V

21 0,679 0,468 V

22 0,596 0,468 V

Page 13: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

51

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

23 0,365 0,468 T

24 0,480 0,468 V

25 0,410 0,468 T

Selanjutnya no. 6, 23 dan 25 dibuang.

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Hitungan Reliabilitas mengarah pada satu pengertian adanya

keajegan instrumen pengumpul data, sedangkan uji reliabilitas ini

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan

setiap item yang digunakan. Hal ini sejalan dengan pendapat

Sugiyono (2003:97) yang mengemukakan bahwa: “Instrumen yang

reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998: 168) menyatakan bahwa:

Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghasilkan

data yang benar, data yang bisa dipercaya, berapa kalipun

instrument tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan

tingkat keterandalan tertentu.

Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teknik belah dua (split half methods)

terhadap instrument yang disusun. Adapun maksud belah kesatu

bernomor ganjil dan belah kedua bernomor genap. Kemudian

keduanya dikorelasikan dengan menggunakan korelasi Rank

Spearman dalam Furqon (2004:112)

Page 14: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

52

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Di mana:

r xy = koefisien korelasi

6 & 1 = Bilangan Konstan

D2

= Selisih beda antara beda peringkat X dan Y

n = Jumlah sample

Kemudian, uji reabilitas dengan kriteria terima H0 jika

thitung > dari ttabel dengan dk = (n-2) pada tingkat kepercayaan

95%.

Berdasarkan hasil perhitungan reabilitas masing-masing

adalah sebagai berikut:

a. Reabilitas Variabel X

Tabel 3.6

Perhitungan Reabilitas (Variabel X)

No Genap (x) Ganjil (y) D D2

1 40 40 0 0

2 44 42 2 4

3 36 34 2 4

4 45 42 3 9

5 37 43 -6 36

6 48 44 4 16

7 41 36 5 25

8 37 44 -7 49

9 41 45 -4 16

10 44 44 0 0

11 27 38 -11 121

12 41 47 -6 36

Page 15: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

53

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

13 44 46 -2 4

14 41 45 -4 16

15 41 45 -4 16

16 47 42 5 25

17 31 26 5 25

18 32 30 2 4

19 42 38 4 16

20 45 42 3 9

Total 431

Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji independen

antara kedua variabel dengan menggunakan rumus:

Page 16: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

54

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 3,89, sedangkan t tabel

dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2 (18) adalah 1,734, maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel x reliabel

b. Reabilitas Variabel Y

Tabel 3.7

Perhitungan Reabilitas (Variabel X)

no Ganjil

(x) Genap

(y) D D2

1 43 40 3 9

2 42 42 0 0

3 43 42 1 1

4 39 40 -1 1

5 44 48 -4 16

6 41 40 1 1

7 39 41 -2 4

8 40 41 -1 1

9 43 40 3 9

10 46 43 3 9

11 37 30 7 49

12 48 42 6 36

13 39 39 0 0

14 39 42 -3 9

15 27 34 -7 49

16 46 45 1 1

17 28 25 3 9

18 44 45 -1 1

19 44 45 -1 1

20 44 45 -1 1

Total 207

Page 17: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

55

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menguji signifikansi koefisien korelasi ri melalui uji independen

antara kedua variabel dengan menggunakan rumus:

Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung = 6,671, sedangkan t tabel

dengan tingkat kepercayaan 95% dengan dk = n-2 (18) adalah 1,734, maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen variabel y reliabel

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul tidak akan memberikan banyak arti jika data

tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh

karena itu, maka pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan yang

sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atas

generalisasi tentang masalah yang diteliti, sebagaimana pendapat yang

dikemukakan oleh Mohamad Ali (1995:151) bahwa:

Pengolahan dan analisis data merupakan salah satu langkah yang

sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan

Page 18: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

56

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

generalisasi, pengujian hipotesis atau kesimpulan tentang berbagai

masalah yang diteliti.

Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data, yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap

item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah

ditentukan, setelah itu baru menentukan skornya.

3. Mengukur kecenderungan umum skor responden ( x ) dari variabel dengan

rumus Weighted Means Score (WMS), yaitu:

Ket:

X = rata-rata skor responden

X = jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden

N = jumlah responden

4. mencocokan rata-rata dengan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS

sebagai berikut:

N

XX

Page 19: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

57

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.8

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01 – 5,00 Sangat baik Selalu Selalu

3,01 – 4,00 Baik Sering Sering

2,01 – 3,00 Kurang Baik Jarang Jarang

1,01 – 2,00 Sangat Kurang Baik Tidak Pernah Tidak Pernah

2. Uji normalitas distribusi untuk mengetahui dan menentukan apakah

pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis parametrik atau

non-parametrik. Untuk perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan

bantuan program Ms. Office Excel 2007. Rumus yang digunakan adalah

rumus Chi-Kuadrat (X²) sebagai berikut:

Ket:

χ ² = Kuadrat chi yang dicari

Fo = Frekuensi hasil penelitian

Fh = Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel distribusi frekuensi

b. Membuat batas bawah kiri interval dan batas atas skor kanan interval

c. Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:

Ket:

χ ²=

k

i Fh

FhFo1

Z = SD

XBK

Page 20: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

58

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BK = Skor batas kelas distribusi

X = Rata-rata untuk distribusi

SD = Standar Deviasi

d. Mencari luas O − Z dari daftar F

e. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mencari selisih luas O − Z

kelas interval yang berdekatan

f. Mencari Fh (frekuensi yang diharapkan) dengan cara mengalikan luas

tiap interval dengan N (jumlah responden)

g. Mencari Fo (frekuensi hasil penelitian) dengan cara melihat jumlah

setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi

h. Mencari chi kuadrat dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan

i. Menentukan keberartian chi kuadrat dengan membandingkan nilai

persentil untuk distribusi chi kuadrat.

3. Menghitung skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:

Ket:

Xi = Data skor dari setiap responden

X = Rata-rata

s = Simpangan baku

Adapun langkah-langkahnya untuk menggunakan rumus di atas, sebagai

berikut:

1) Menentukan terlebih dahulu skor tertinggi dan skor terendah.

s

XXiTi

1050

Page 21: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

59

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Menentukan rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor

terendah (SR), dengan rumus:

R = ST - SR

3) Menentukan banyaknya kelas interval, yaitu:

BK = 1 + 3,3 log n

4) Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi dengan

banyaknya kelas

P = R/BK

5) Mencari rata-rata (Mean), dengan rumus:

n

fXix

6) Mencari simpangan baku/standar deviasi, dengan rumus:

)1.(

.22

nn

fiXifiXins

4. Menguji Hipotesis Penelitian

Setelah selesai tahap pengolahan data, kemudian dilanjutkan

dengan menguji hipotesis penelitian dalam rangka menganalisis data yang

sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian.

Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antar

variabel tersebut, yaitu.

Page 22: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

60

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Analisis Korelasi

a. Untuk perhitungan koefisien korelasi dipergunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut:

2222 ))(

))((

yynxxn

yxxynrxy

Sebagai bahan untuk interpretasi atas hasil pengujian korelasi,

maka ditentukan tolok ukur sebagai berikut.

Tabel 3.9

Tolok Ukur Korelasi

Sugiyono (2009: 321)

b. Sedangkan untuk menguji signifikansi dengan menggunakan

rumus:

21

2

r

nrt

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan

harga t tabel, dengan dk = n-2 dan pada tingkat signifikansi

tertentu. Jika thitung > dari ttabel maka terdapat hubungan yang

signifikan antara Variabel X dengan Variabel Y, dan sebaliknya.

Kategori korelasi Kriteria

0,00 − 0,199 Sangat rendah

0,20 − 0,399 Rendah

0,40 − 0,599 Sedang

0,60 − 0,799 Kuat

0,80 − 0,1000 Sangat kuat

Page 23: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

61

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi dipergunakan dengan maksud untuk

mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y.

Untuk mengujinya dipergunakan rumus:

KD = r² x 100%

Ket:

KD = Koefisien determinasi

r² = Kuadrat koefisien

d. Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mencari seberapa besar

hubungan fungsional antara variabel X (Kompensasi) dengan variabel

Y (Prestasi Kerja Pegawai). Rumus yang digunakan adalah:

bxaY

Ket:

Y = Harga-harga variabel Y yang diramalkan

a = Harga garis regresi, yaitu apabila X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y,

jika satu unit berubah pada X

X = Harga-harga pada variabel X

Untuk mencari harga a dan b digunakan rumus:

Page 24: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Istilahrepository.upi.edu/9326/4/s_adp_060636_chapter3.pdfdan materi maka hanya empat sekolah yang merupakan populasi penelitian. 41 Nita

62

Nita Mulyani, 2012 Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional Terhadap Budaya Sekolah Di SMA Negeri Di Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

22

2 ..

XXn

YXXYa

22

.

XXn

YXYXnb

Dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah di

kemukakan di atas, diharapkan dapat membantu peneliti dalam

memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada dalam penelitian.