BAB III METODE PENELITIAN€¦ · No NAMA SEKOLAH SUB RAYON 02 Jumlah Guru L P . 1 SMP N 2...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN€¦ · No NAMA SEKOLAH SUB RAYON 02 Jumlah Guru L P . 1 SMP N 2...
46
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang uraian dan jumlah variabel
digunakan dalam penelitian, definisi operasional, yang akan menjelaskan
mengenai bagaimana cara mengukur variabel, metodologi, pengumpulan
data, daya diskriminasi dan reliabilitas alat ukur, populasi dan sampel
penelitian, serta teknik analisis data meliputi, uji asumsi klasik, uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji linearitas, uji
hipotesis.
3.1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian
secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif ditafsirkan sebagai keakuratan
deskripsi suatu variabel dan kekuatan hubungan antara suatu variabel dan
variabel lainnya. Pendekatan penelitian ini bertujuan untuk mengukur
pengaruh budaya organisasi dan ethical leadership terhadap
organizational citizenship behavior (OCB). Data yang digunakan dalam
penelitian ini digunakan sebagai alat untuk menguji hipotesis. Pengujian
pada hipotesis adalah dengan cara melihat ada tidaknya pengaruh budaya
organisasi dan ethical leadership terhadap organizational citizenship
behavior ditinjau dari jenis kelamin.
3.2. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
Variabel bebas : Budaya Organisasi (X1) dan Ethical Leadership
(X2)
Variabel terikat : Organizational Citizenship Behavior (Y)
Variabel moderator : Jenis Kelamin
47
3.3. Definisi Operasional
3.3.1. Variabel Organizational citizenship behavior (OCB)
Menurut Podsakoff, et al. (2000) mengemukakan OCB sebagai
perilaku individual yang bersifat bebas (discretionary), yang tidak
secara langsung dan eksplisit mendapat penghargaan dari sistem
imbalan formal, dan yang secara keseluruhan mendorong keefektifan
fungsi-fungsi organisasi. Bersifat bebas dan sukarela, karena perilaku
tersebut tidak diharuskan oleh persyaratan peran atau deskripsi jabatan,
yang secara jelas dituntut berdasarkan kontrak dengan organisasi
melainkan sebagai pilihan personal.
3.3.2. Variabel Budaya Organisasi
Robbins (2002) mengungkapkan bahwa budaya organisasi
merupakan suatu sistem dari makna atau arti bersama yang dianut
para anggotanya yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya.
3.3.3. Variabel Ethical Leadership
Menurut Brown et al., (2005) bahwa ethical leadership sebagai
suatu keseluruhan perilaku yang sesuai standart normatif melalui tindakan
pribadi dan hubungan interpersonal, dan sebagai panutan perilaku dan
tindakan ke pengikutnya melalui dua arah baik komunikasi, penguatan dan
juga pengambilan keputusan.
3.3.4. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin adalah pembedaan atas laki-laki dan perempuan
yang dipengaruhi oleh faktor biologis yang nampak pada perbedaan fisik.
3.4. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling
3.4.1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
subjek penelitian yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
48
kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah sebanyak 200 orang guru seperti dijabarkan pada table 3.1. berikut
ini:
Tabel 3.1.
Populasi guru SMPN Sub Rayon 02 Kab. Semarang
No NAMA SEKOLAH SUB RAYON 02 Jumlah Guru
L P
1 SMP N 2 Pringapus 14 16
2 SMP N 3 Pringapus Satu Atap 5 6
3 SMP N 1 Bergas 20 27
4 SMP N 1 Bawen 22 30
5 SMP N 2 Bawen 12 20
6 SMP N 1 Bandungan 17 24
Total 200
Dari populasi yang ada maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 200 guru.
3.4.2. Sampel
Arikunto (1998) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari
populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel merupakan
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi
(Sugiyono, 2006). Adapun sampel dalam penelitian ini sebesar 200 orang,
dengan menggunakan teknik sampling jenuh (saturate sampling) atau
menggunakan semua populasi sebagai sampel dalam penelitian tersebut,
dengan 43 guru sebagai sampel untuk dilakukan tryout. Pengambilan
sampel try out dengan menggunakan teknik stratifikasi proporsional
sampling ditinjau dari jenis kelamin.
49
3.5. Jenis data dan Prosedur Pengumpulan Data
3.5.1. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari
penyebaran angket pernyataan yang di dalamnya berisi skala-skala
psikologi, dengan cara membagikan langsung kepada guru atau subjek
penelitian.
3.5.2. Prosedur Pengumpulan Data
Sebagai tahap awal, penulis mengumpulkan informasi secara
langsung dari beberapa sekolah negeri Sub Rayon 02 di Kabupaten
Semarang pada bulan Agustus sampai September 2016. Pengumpulan
data awal dengan menggunakan metode wawancara, untuk mendapatkan
informasi awal mengenai fenomena-fenomena penting dalam OCB pada
guru-guru SMPN Sub Rayon-02 di Kabupaten Semarang
3.6. Alat Ukur Penelitian
Dalam penelitian ini, data mengenai variabel-variabel yang
diperoleh dengan menggunakan instrument berupa skala yang harus diisi
oleh guru.
3.6.1. Skala OCB
Penulis menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari
organizational citizenship behavior scale (OCBS) milik Podsakoff,
Mackenzie, Moorman & Fetter (2000), karena menurut peneliti skala
tersebut sesuai untuk penelitian ini. Selain itu juga karena OCBS
memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Alpha Cronbach dari total
skala 0,84. Dalam analisis aitem, semua aitem didapatkan homogen.
Keandalan dari setiap aitem didapatkan baik atau memuaskan
(Argentero, Cortese & Ferreti, 2008). Skala ini terdiri dari 38 aitem
pernyataan yang diadaptasi dan butiran aitem pada alat ukur OCBS di
desain untuk mengukur kelima dimensi OCB yaitu altruism,
conscientiousness, sportmanship, courtessy, civic virtue (Podsakoff,
50
Mackenzie, Moorman & Fetter, 2000). Penjabaran dari loyalitas,
indicator dan sebaran total item sebagai cetak biru alat ukur yang
nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
3.2.berikut ini:
Tabel 3.2.
Cetak Biru skala Organizational Citizensip Behavior (OCB)
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
1. Atruism Perilaku
karyawan dalam
menolong rekan
kerjanya yang
mengalami
kesulitan
dalam situasi
yang sedang
dihadapi baik
mengenai tugas
dalam organisasi
maupun
masalah pribadi
orang lain.
Dimensi ini
mengarah
kepada memberi
pertolongan
yang bukan
merupakan
kewajiban yang
ditanggungnya.
1. Saya senang
membantu
teman sekerja
yang
membutuhkan
bantuan tanpa
mengharapkan
imbalan.
2. Saya bersedia
menggantikan
peran dan atau
pekerjaan rekan
kerja yang
berhalangan
hadir.
3. Saya dengan
sukarela
meluangkan
waktu untuk
membantu rekan
kerja yang
memiliki
masalah
1, 2,
3,4, 5.
51
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
dengan
pekerjaan.
4. Saya
memberikan
bantuan kepada
rekan kerja saya
yang memiliki
beban kerja yang
terlalu berat.
5. Saya bersedia
membantu
melatih pegawai
baru meskipun
tidak diperlukan.
2. Conscient
iousness
Perilaku yang
ditunjukkan
dengan berusaha
melebihi yang
diharapkan
perusahaan.
Perilaku
sukarela yang
bukan
merupakan
kewajiban atau
tugas karyawan.
Dimensi ini
menjangkau
6. Saya kurang
memiliki waktu
untuk mengeluh
atas
permasalahan
sepele.
7. Saya tidak
menghabiskan
banyak waktu
untuk makan
siang dan atau
istirahat.
8. Saya membuat
masalah
6, 7 8, 9
52
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
jauh diatas dan
jauh ke depan
dari panggilan
tugas.
menjadi besar.
9. Saya kurang
berusaha dalam
kerja
dibandingkan
rekan kerja
saya yang lain.
3. Sportman
ship
Perilaku yang
memberikan
toleransi
terhadap
keadaan yang
kurang ideal
dalam
organisasi tanpa
mengajukan
keberatan-
keberatan.
Seseorang yang
mempunyai
tingkatan yang
tinggi dalam
spotmanship
akan
meningkatkan
iklim yang
positif diantara
karyawan,
karyawan akan
10. Saya mematuhi
peraturan
atasan
walaupun tidak
ada yang
monitor.
11. Saya mudah
beradaptasi
dengan
perubahan yang
terjadi di
lingkungan
kerja saya.
12. Jika pimpinan
saya
menerapkan
kebijakan baru
yang tidak
sesuai dengan
pendapat saya,
Saya akan
menyesuaikan
10,
11,
12,
13,
14, 15
16,
17,18,
19
53
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
lebih sopan dan
bekerja sama
dengan yang
lain sehingga
akan
menciptakan
lingkungan kerja
yang lebih
menyenangkan.
diri dan atau
melaksanakan
kebijakan
tersebut.
13. Saya
memberitahu
rekan kerja
saya sebelum
mengambil
tindakan
penting.
14. Saya dan teman
sekerja
mengambil
langkah-
langkah untuk
mencegah
timbulnya
masalah.
15. Saya membantu
rekan kerja
menyelesaikan
pekerjaan rekan
saya yang
belum selesai.
16. Saya
menghabiskan
jadwal makan
siang saya
54
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
untuk
menyelesaikan
pekerjaan rekan
saya yang
belum selesai.
17. Saya tidak
menghabiskan
waktu istirahat
tambahan saya.
18. Saya datang
tepat waktu.
19. Saya menjaga
area kerja saya
agar rapi.
4. Courtesy Menjaga
hubungan baik
dengan rekan
kerjanya agar
terhindar dari
masalah-
masalah
interpersonal.
Seseorang yang
memiliki
dimensi ini
adalah orang
yang
menghargai dan
memperhatikan
20. Saya
menghindari
terjadinya
perselisihan
antar rekan
kerja.
21. Saya memberi
informasi
dengan rekan
dan atasan
sebelum
mengambil
tindakan
penting.
20,
21,
22,
23,
24,
26,
27,
28, 29
25, 30
55
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
orang lain. 22. Saya sharing
dengan rekan
kerja dan
atasan
mengenai
kendala
maupun
kesulitan dalam
menyelesaikan
pekerjaan.
23. Saya bersedia
bekerjasama
dengan rekan
kerja saya
untuk
mencapai hasil
yang
diinginkan.
24. Saya membantu
rekan kerja
saya yang baru
bergabung
dalam sekolah
agar mampu
beradaptasi
dengan
lingkungan
kerja.
56
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
25. Saya membantu
rekan kerja
saya dengan
cara menuntut
agar
menyelesaikan
tugas
pekerjaannya.
26. Saya tidak
pernah
menyalahgunak
an hak yang
dimiliki rekan
kerja saya.
27. Saya berfokus
pada apa yang
salah dengan
rekan kerja dan
atau situasi
kerja.
28. Saya
menghabiskan
banyak waktu
untuk
mengeluh hal-
hal sepele.
29. Saya lalai
dalam
mengkoordinasi
57
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
kan pekerjaan-
pekerjaan saya
dengan rekan
kerja.
30. Saya adalah
orang yang
bersedia
menghadapi
kesulitan dalam
organisasi.
5. Civic
Virtue
Perilaku yang
mengindikasika
n tanggung
jawab pada
kehidupan
organisasi
(mengikuti
perubahan
dalam
organisasi,
mengambil
inisiatif untuk
merekomendasi
kan bagaimana
operasi atau
prosedur-
prosedur
organisasi
dapat
31. Saya rutin
mengikuti dan
atau
berpartisipasi
dalam kegiatan
yang diadakan
tempat saya
bekerja.
32. Saya
mempertimban
gkan hal-hal
terbaik untuk
memajukan
tempat saya
bekerja.
33. Saya mencari
informasi-
informasi
penting yang
31,
32,
33,
34,
35,36,
38.
37,
58
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
diperbaiki, dan
melindungi
sumber-sumber
yang dimiliki
oleh
organisasi).
Dimensi ini
mengarah pada
tanggung
jawab yang
diberikan
organisasi
kepada seorang
untuk
meningkatkan
kualitas bidang
pekerjaan yang
ditekuni.
bermanfaat
bagi tempat
saya bekerja.
34. Saya
berkonsultasi
dengan orang
lain yang
memiliki
kewenangan
untuk
mengambil
keputusan.
35. Keputusan
yang diambil
pimpinan saya
akan
berdampak
pada keputusan
atau tindakan
lainnya.
36. Saya hadir
sebagai peserta
dalam berbagai
pertemuan baik
formal maupun
informal.
37. Saya
menghadiri
acara yang
59
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No. Aspek Indikator Aitem F UF
tidak
diperlukan
tetapi
membantu
meningkatkan
citra sekolah.
38. Saya mengikuti
perkembangan
sekolah.
Jumlah 38 33 5
Skala OCB ini menggunakan lima tingkat penilaian (skala
likert) yakni nilai 1 sampai 5 pernyataannya disusun dalam bentuk
favorable dan unfavorable. Untuk pernyataan favorable diberi nilai 5
untuk jawaban sangat sesuai, 4 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban
netral, 2 untuk jawaban tidak sesuai, 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai.
Sedangkan pernyataan unfavorable diberi nilai 1 untuk jawaban sangat
sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban netral, 4 untuk
jawaban tidak sesuai, 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai.
Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi
skor OCB dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh
menunjukkan semakin rendah OCB.
3.6.2. Skala Budaya Organisasi
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian diadaptasi dari
Organization Culture Quessionnaire karena menurut peniliti skala
tersebut sesuai untuk penelitian ini. Selain itu juga karena Organization
Culture Quessionnaire memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
Reliabilitas aitem yang diperoleh adalah innovation and risk taking
60
(α=0,5240), leadership (α=0,4703), integrity (α=0,6891), management
support (α=0,7313), control (α=0,4391), identity (α=0,4132 ), rewards
system (α=0,5949), compromise with conflict (α=0,6391). Jaghargh,
Ghorbanpanah & Nabavi (2012), yang kemudian dimodifikasi oleh
penulis. Penjabaran dari masing-masing aitem dan sebaran total aitem
sebagai blue print alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian
ini dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 3.3.
Cetak Biru Skala Budaya Organisasi
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Dimensi Indikator Aitem F UF
1 Inovasi dan
pengambila
n risiko
(Innovation
and risk
taking)
Tingkatan
dimana para
karyawan
terdorong untuk
berinovasi dan
mengambil
risiko. Perhatian
yang rinci
(Attention to
detail). Suatu
tingkatan dimana
para karyawan
diharapkan
memperlihatkan
kecermatan
(precision),
analisis dan
perhatian kepada
rincian.
1. Sekolah
tempat saya
bekerja
sekarang
sangat
menyambut
baik inisiatif
dan atau
inovasi dari
karyawan.
2. Manajemen
di sekolah ini
lebih
memilih
untuk
melakukan
hal-hal
dengan cara
yang khas
tanpa
1,3,4 2,5,6
61
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Dimensi Indikator Aitem F UF
inovasi.
3. Di sekolah,
pimpinan
sangat
memperhati-
kan ide-ide
baru,
meskipun
banyak yang
tidak setuju.
4. Masalah
yang ada
dalam
sekolah
diselesaikan
tanpa
konfrontasi
dengan cara
yang efektif.
5. Ketika saya
menghadapi
masalah,
saya
mendapatkan
bantuan dari
orang lain.
6. Ketika
terjadi
masalah,
62
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Dimensi Indikator Aitem F UF
sangat sulit
untuk
melakukan
kontak
dengan
pimpinan.
2 Orientasi
hasil
(Outcome
orientation)
Tingkatan
dimana
manajemen
memusatkan
perhatian pada
hasil bukannya
pada teknik dan
proses yang
digunakan untuk
mencapai hasil.
7. Sekolah ini
memiliki
tujuan
sekolah dan
atau staff
yang jelas.
8. Sekolah ini
kurang
memiliki
tujuan dan
prioritas
yang jelas.
9. Saya
melakukan
tugas dengan
sebaik-
baiknya
untuk
kesuksesan
sekolah.
10. Pekerjaan
saya tidak
memuaskan
7, 9,
11,
12
8, 10,
13
63
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Dimensi Indikator Aitem F UF
saya.
11. Reward yang
diperoleh
dari sekolah
berdasarkan
kinerja.
12. Saya merasa
penghargaan
saya sesuai
dengan
kinerja saya.
13. Reward
didasarkan
pada
hubungan
dan atau
koneksi.
3 Orientasi
pada
manusia
(People
orientation)
S
Suatu tingkatan
dimana
keputusan
manajemen
memperhitungka
n efek hasil-hasil
pada orang–
orang anggota
organisasi itu.
14. Dalam
sekolah,
setiap bagian
bekerja
secara
independen.
15. Disekolah,
atasan
bekerja
dengan
koordinasi
dan
14,
15
16
64
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Dimensi Indikator Aitem F UF
kesepakatan
yang ada.
16. Saya
memiliki
tujuan yang
berbeda dari
sekolah saya.
4 Orientasi
tim (Team
orientation)
S
Suatu tingkatan
dimana kegiatan
kerja diorganisir
di sekitar tim–
tim, bukannya
individu –
individu.
17. Dalam
sekolah,
bagian yang
berbeda
bekerja sama
secara
terkoordinasi
.
18. Dalam
sekolah
ketika saya
melakukan
kesalahan,
pimpinan
saya akan
membantu
saya
menyelesaika
n masalah
yang terjadi
disekolah.
17,
18
5 Keagresifan Suatu tingkatan 19. Jika dalam 19,
65
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Dimensi Indikator Aitem F UF
(Aggressive
ness)
dimana orang–
orang (anggota
organisasi) itu
memiliki sifat
agresif dan
kompetitif dan
bukannya santai
– santai.
tempat kerja
saya terjadi
masalah,
saya bisa
meminta
nasehat dan
dukungan
dari
pimpinan.
20. Pimpinan
saya
mendukung
kegiatan dan
upaya yang
saya lakukan
untuk
sekolah.
21. Disekolah,
keberhasilan
sekolah
sangat
penting bagi
saya.
20,
21
6 Stabilitas
(Stability)
S
Suatu tingkatan
dimana kegiatan
organisasi
menekankan di
pertahankannya
22. Pimpinan
percaya
terhadap
saya.
23. Pimpinan
mengontrol
22,
23
66
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Dimensi Indikator Aitem F UF
status quo
daripada
pertumbuhan.
kerja dari
karyawan-
nya di
sekolah.
Jumlah 23 16 7
Skala budaya organisasi ini menggunakan lima tingkat
penilaian (skala likert) yakni nilai 1 sampai 5 pernyataannya disusun
dalam bentuk favorable dan unfavorable. Untuk pernyataan favorable
diberi nilai 5 untuk jawaban sangat sesuai, 4 untuk jawaban sesuai, 3
untuk jawaban netral, 2 untuk jawaban tidak sesuai, 1 untuk jawaban
sangat tidak sesuai. Sedangkan pernyataan unfavorable diberi nilai 1
untuk jawaban sangat sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk
jawaban netral, 4 untuk jawaban tidak sesuai, 5 untuk jawaban sangat
tidak sesuai.
Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi
skor budaya organisasi dan sebaliknya semakin rendah skor yang
diperoleh menunjukkan semakin rendah budaya organisasi.
3.6.3. Skala Ethical Leadership
Penulis menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari ethical
leadership scale (ELS) milik Brown et al., (2005) dengan keandalan ELS
0,94. Peneliti menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari ethical
leadership scale (ELS) karena menurut peneliti skala tersebut sesuai untuk
penelitian ini. Selain itu juga karena ethical leadership scale (ELS)
memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
67
Tabel 3.4.
Cetak Biru Skala Ethical Leadership
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No. Dimensi Indikator Aitem F UF
1. Integrity
(integritas)
Melakukan
tindakan
dengan cara
yang konsisten
dengan nilai-
nilai yang
dianut oleh
perusahaan.
1. Saya berusaha
untuk menjaga
harmoni dalam
sekolah.
2. Saya
berdiskusikan
isu-isu penting
dalam sekolah
tentang
persoalan-
persoalan secara
mendalam.
3. Saya seharusnya
melakukan apa
yang benar dan
adil.
4. Bagi saya,
pantang untuk
mengambil
sesuatu yang
bukan milik dan
atau untuk saya.
5. Bekerja sesuai
dengan nilai-
nilai yang dianut
sekolah akan
menjadikan saya
tenang.
1, 2, 5, 6 3, 4,
68
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No. Dimensi Indikator Aitem F UF
6. Pemimpin saya
adalah orang
yang jujur.
2. Humility
(kerendaha
n hati)
Menghindari
simbol status
dan hak-hak
istimewa,
mengakui
keterbatasan
dan kesalahan.
7. Pemimpin saya
adalah seorang
yang rendah
hati.
8. Saya berbicara
menentang
perlakuan yang
tidak adil.
9. Saya berusaha
untuk
melindungi
harga diri
masing-masing
individu.
10. Saya
mengharapkan
orang untuk
melakukan
kesalahan.
11. Saya prihatin
ketika individu
atau kelompok
memiliki
kelebihan
dibandingkan
dengan orang
lain.
7, 8, 9,
12,13
10, 11
69
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No. Dimensi Indikator Aitem F UF
12. Saya mencoba
untuk
menentang
ketidakadilan.
13. Saya
menghindari
menyakiti
perasaan orang
dengan menjaga
harga diri dan
atau martabat
mereka.
3. Empathy(e
mpati)
Mendorong
untuk
menerima
keragaman,
mendorong
sifat
memaafkan
pada konflik
yang merusak.
14. Saya mencoba
untuk menjaga
keselamatan
rekan kerja saya
dan atau
kesejahteraan
mereka.
15. Saya mengambil
waktu untuk
mendengarkan
orang-orang
yang terlibat
dalam suatu
situasi.
16. Saya selalu
memperhatikan
teman sekerja
saya.
14,15,
16, 18
17
70
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No. Dimensi Indikator Aitem F UF
17. Saya seharusnya
tidak pernah
mengatakan
kebohongan
tentang teman
sekerja saya.
18. Saya merasa,
permasalahan
dalam sekolah
merupakan
masalah saya
juga.
4. Personal
Growth
(pengemba
ngan diri)
Memfasilitasi
pengembangan
kepercayaan
diri individu
dan skill
meskipun
bukan untuk
kepentingan
pekerjaan saat
ini,
memberikan
mentoring
dan coaching
bila
diperlukan.
19. Saya mengikuti
prosedur dan
atau aturan yang
berlaku dalam
organisasi.
20. Pemimpin saya
memberikan
kontribusi yang
besar untuk
pertumbuhan
pribadi saya.
21. Saya mengatur
jadwal saya
terlebih dahulu
untuk
menghindari
pemborosan
waktu.
19, 20,
21, 22,
23, 24
71
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No. Dimensi Indikator Aitem F UF
22. Pemimpin saya
cenderung
membantu saya
ketika
dibutuhkan.
23. Saya selalu
melakukan
pemeriksaan
tugas dan
pekerjaan yang
dilakukan.
24. Pemimpin saya
memberikan
dukungan
kepada saya.
5. Fairness
and Justice
(keadilan)
Mendorong
dan
mendukung
perlakuan yang
adil.
25. Saya mencoba
untuk
memastikan
keselarasan
dalam
organisasi.
26. Saya tidak
mentolerir
arogansi di
lingkungan kerja
saya.
27. Saya mencoba
untuk membuat
orang sadar
bahwa beberapa
25, 27,
28, 29,
30, 33
26, 31,
32
72
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No. Dimensi Indikator Aitem F UF
situasi tidak
sesuai dengan
hak istimewa
yang didapatkan
oleh beberapa
kelompok.
28. Saya berbicara
menentang
ketidakadilan.
29. Saya memeriksa
hubungan
hukum dan
peraturan yang
mungkin berlaku
dalam
organisasi.
30. Saya memeriksa
aturan yang
tidak tertulis
dalam organisasi
ini.
31. Saya
memberikan
sanksi terhadap
kesalahan yang
dilakukan karena
tidak adanya
keseriusan
teman sekerja
saya.
73
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No. Dimensi Indikator Aitem F UF
32. Saya selalu
mentaati
peraturan yang
ada dalam
perusahaan.
33. Bagi saya
keadilan sosial
yang lebih besar.
6. Empowerm
ent
(pemberday
aan)
Memberikan
jumlah yang
tepat dari
otonomi dan
keleluasaan
untuk
bawahan,
berkonsultasi
dengan
karyawan
tentang
keputusan
yang akan
memengaruhi
karyawan.
34. Saya
membangun
kepercayaan
dalam hubungan
saya dengan
orang lain.
35. Saya seharusnya
bertanggung
jawab terhadap
tindakan
maupun
keputusan saya
sendiri.
36. Saya seharusnya
tidak
memberikan
pendapat/
keputusan
sampai saya
mengumpulkan
semua fakta.
37. Pemimpin saya
34, 37,
38
35, 36
74
Tabel 3.4 (Lanjutan)
No. Dimensi Indikator Aitem F UF
sangat terbuka
dengan ide-ide
dan kritikan dari
bawahan.
38. Pemimpin
selalu
mendiskusikan
terlebih dahulu
dengan bahwa
tentang
keputusan-
keputusan yang
akan
diambilnya.
Jumlah 38 28 10
Skala ethical leadership ini menggunakan lima tingkat
penilaian (Skala likert) yakni nilai 1 sampai 5 pernyataannya disusun
dalam bentuk favorable dan unfavorable. Untuk pernyataan favorable
diberi nilai 5 untuk jawaban sangat sesuai, 4 untuk jawaban sesuai, 3
untuk jawaban netral, 2 untuk jawaban tidak sesuai, 1 untuk jawaban
sangat tidak sesuai. Sedangkan pernyataan unfavorable diberi nilai 1 untuk
jawaban sangat sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban
netral, 4 untuk jawaban tidak sesuai, 5 untuk jawaban sangat tidak sesuai.
Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi
skor ethical leadership dan sebaliknya semakin rendah skor yang
diperoleh menunjukkan semakin rendah ethical leadership.
75
3.7. Uji Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas
3.7.1. Daya diskriminasi aitem
Azwar (2015), menyatakan daya diskriminasi aitem atau daya
beda adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau
kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur.
Misalnya dalam skala yang diukur untuk mengungkapkan kompetensi
interpersonal, maka aitem berdaya beda tinggi adalah aitem yang
menunjukkan mana individu atau kelompok individu yang memiliki
kompetensi interpersonal yang tinggi dan mana yang tidak. Pengujian
daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara menghitung menghitung
koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor
skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi
aitem total. Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem
total biasanya digunakan batasan r= 0,30. Semua aitem yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Jika
koefisien korelasi kurang dari 0,30 maka dinyatakan gugur (Azwar, 2015).
3.7.2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana suatu
hasil pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan (Azwar, 2015). Suatu
alat ukur dapat dikatakan reliable atau handal bila dipergunakan
berulang kali hasilnya tetap sama dari waktu ke waktu. Analisis data
menggunakan uji statistik alpha cronbach. Data dikatakan reliabel jika
nilai alpha cronbach sama dengan 0,60 (Ghozali, 2009). Kategori
tingkatan reliabilitas dengan koefisien alpha menurut Sugiyono (2006)
dan akan menjadi pedoman penelitian ini sebagai berikut:
76
Tabel 3.5.
Pedoman Penilaian Reliabilitas
Alpha Kriteria
0.00-0.199 Sangat Rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.5999 Sedang
0.60-0.7999 Kuat
0.80-1.000 Sangat Kuat
3.8. Teknik analisa data
3.8.1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan agar mendapatkan model
regresi yang baik dan benar-benar mampu memberikan estimasi yang
handal dan tidak bias sesuai dengan kaidah Best Linear Unbiased
Estimator (BLUE). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji linearitas.
3.8.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi
normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2009). Uji normalitas
dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan grafik Histogram serta
PP Plot Test. Pada uji Kolmogorov-Smirnov apabila nilai
signifikan>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
Normalitas P-P Plot Test dideteksi dengan melihat titik-titik yang
mengikuti garis linier yang bergerak dari bawah kekanan atas. Sehingga
bila titik-titik tersebut mengikuti garis linier, berarti data terdistribusi
normal dan analisis dapat dilanjutkan (Santosa, 2010).
77
3.8.1.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikolinearitas (Ghozali, 2009). Ghozali (2009) menyatakan bahwa
apabila nilai tolerance>0,10 & nilai VIF<10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
3.8.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2009). Apabila titik pada grafik scatterplot menyebar secara acak di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang
jelas atau tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2010).
3.8.1.4. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui
signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika
penyimpangan tersebut tidak signifikan (p>0,05), signifikansi linearitas
signifikan (p<0,05), maka hubungan antara variable bebas dengan
variabel terikat adalah linear (Hadi, 2000). Selain melihat tabel statistik,
uji linearitas juga dapat dicek dengan melihat residual scatterplot sebagai
bagian dari perhitungan regresi berganda. Residual scatterplot harus
menunjukan garis lurus sebagai indikator bahwa pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen bersifat linier (Pallant, 2007).
78
3.9. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, teknik analis data yang
digunakan adalah analisis regresi berganda, dengan menggunakan bantuan
SPSS 17.0. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas yaitu: budaya organisasi (X1), ethical leadership
(X2), terhadap variabel terikatnya yaitu organizational citizenship
behavior OCB (Y). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Terdapat
pengaruh secara simultan antara budaya organisasi dan ethical leadership
dengan organizational citizenship behavior (OCB) pada Guru SMP N
Sub Rayon 02 di Kabupaten Semarang ditinjau dari jenis kelamin
Uji-t yang digunakan adalah independent sample-t-test (1-tailed)
dengan bantuan SPSS 22 for window, sehingga bila nilai Sig. Pada hasil
test <0,05 maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan tingkat kepercayaan 95%.
Untuk dapat menggunakan uji statistika ANOVA, maka harus
memenuhi asumsi dasarnya, yakni homogenity of variance, yakni variabel
dependen harus memiliki varian yang sama dengan setiap kategori
variabel independen (Ghozali, 2006). Kriteria pengujian ini, yaitu nilai
levene test di atas 5 % (probabilitas<0,05), maka hipotesis nol akan
diterima berarti bahwa rata-rata kelompok memiliki variance yang sama
dan hal ini tidak menyalahi aturan analysis of variance (Sunjoyo, dkk,
2013). Pengambilan sampel dilakukan secara random (Hartono, 2004).
Analysis of variance (ANOVA) merupakan metode untuk menguji
hubungan antara satu variabel dependen (skala metrik) dengan satu atau
lebih variabel independen (skala nonmetrik atau kategorikal) Anova dua
arah digunakan untuk data yang memiliki satu dependen variabel dan dua
variabel independen (Ghozali, 2006).
ANOVA digunakan untuk mengetahui pengaruh utama (main
effect) dan pengaruh interaksi (interaction effect) dari variabel independen
kategorikal (sering disebut faktor) terhadap variabel dependen. Pengaruh
utama atau main effect adalah pengaruh langsung variabel independen
terhadap variabel dependen. Sedangkan pengaruh interaksi adalah
79
pengaruh bersama atau joint effect dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dan pengaruh interaksi nilai signifikan <0,05
(Ghozali, 2006).