BAB III METODE PENELITIAN -...

12
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Slameto (2015:148) penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam membenruk berbagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Senada dengan hal di atas Arikunto (2014:129) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses sehingga hasil belajar meningkat. 3.1.2 Setting dan Karakteristik Penelitian a. Tempatpenelitian lokasi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah SDN Mangunsari 01 Salatiga. Lokasi dipilih karena banyak siswa kelas 3 yang belum tuntas dalam hasil belajar. b. WaktuPenelitian penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2016/2017 dikelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan menggunakan dua siklus. Penelitian akan dilakukan pada: 1. Siklus I : November 2016 2. Siklus II : November 2016

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

Slameto (2015:148) penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang

dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan

salah satu upaya guru atau praktisi dalam membenruk berbagai kegiatan-kegiatan

yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran

dikelas.

Senada dengan hal di atas Arikunto (2014:129) juga mengungkapkan

bahwa penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah

yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif

yang “dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

kelas adalah kegiatan yang dilakukan di dalam kelas yang bertujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses sehingga hasil belajar meningkat.

3.1.2 Setting dan Karakteristik Penelitian

a. Tempatpenelitian

lokasi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

SDN Mangunsari 01 Salatiga. Lokasi dipilih karena banyak siswa kelas 3 yang

belum tuntas dalam hasil belajar.

b. WaktuPenelitian

penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran

2016/2017 dikelas 3 SDN Mangunsari 01 Salatiga. Penentuan waktu penelitian

mengacu pada kalender akademik sekolah dan menggunakan dua siklus.

Penelitian akan dilakukan pada:

1. Siklus I : November 2016

2. Siklus II : November 2016

34

3.1.3 SubjekPenelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti

Kota Salatiga, pada semester I tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian

adalah siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga

yang berjumlah 41 siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 23 perempuan.

SDN Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga, terdiri dari 6 ruang

kelas 1-6, 1 ruang guru, 1 perpuatakaan, 1 kantin/koperasi, 1 rumah penjaga

sekolah, 1 gudang alat drumband, 1 kamar mandi guru, 1 kamar mandi siswa, 1

ruang UKS. SDN Mangunsari 01 mempunyai lapangan yang digunakan untuk

kegiatan siswa saat istirahat dan sebagai sarana untuk berolahraga dan upacara

bendera.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian teriri dari:

a. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penerapan model Project

Based Learning

b. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

3.2.2 Definisi Operasional

1. Model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang inovatif,

yang menekankan belajar kontekstual dan mencapai puncak pembelajaran

menghasilkan produk.

2. Hasil belajar adalah total perubahan tingkah laku setelah mengalami

proses pembelajaran yang di ukur secara langsung dan mencakup kognitif,

afektif, dan psikomotorik.

3.3 Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK. Penelitian

ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart R (Arikunto,2006:

35

98). Pelaksanaan PTK dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga

tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan

(observing), serta refleksi (reflecting). Gambar pelaksanaan PTK ini dapat dilihat

pada gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 3.1

PTK Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc Targgart. R

Berdasarkan skema di atas, PTK dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus

II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu perencanaan mengenai

apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan

mengenai jalannya tindakan dalam pembelajaran, setelah tindakan akan

dilaksanakan refleksi berdasarakan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk

menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I

kemudian akan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya sama pada Siklus I.

Pada dasarnya penelitian tematik integratif yang ideal dilakukan 6

pembelajaran yaitu hari senin sampai sabtu. Karena minimnya waktu penelitian

ini dimodifikasi menjadi 2 pembelajaran, siklus I dilaksanakan dengan

pembelajaran ke-1 dan siklus II dilaksanakan dengan pembelajaran ke-3 pada

subtema perkembangan teknologi pangan. Alasan dipilihnya pembelajaran 1 dan 3

36

untuk melakukan siklus, karena dipembelajaran 1 dan 3 memiliki muatan mata

pelajaran yang sama yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan SBdP.

1. Siklus 1

Pada pelaksanaan siklus 1 kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan

untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra

Siklus). Siklus dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a) Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam tahap ini merancang dan merencanakan

pembelajaran tematik kelas 3 dengan cara menyusun RPP subtema

Perkembangan Teknologi Pangan dengan menggunakan pendekatan

Project based Learning yang sesuai dengan kompetensi yang ingin di

capai. RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan dengan

alokasi waktu (2 x pertemuan). Pertemuan pertama 1 x pertemuan (1

hari) dan pertemuan kedua 1 x pertemuan ( 1 hari) serta tes formatif

diberikan pada pertemuan kedua.

Langkah berikutnya adalah mempersiapkan fasilitas dan sarana

pendukung yang diperlukan. Pembuatan instrumen yang digunakan

untuk mengamati dan menganalisis data mengenai proses dan hasil

belajar pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

b) Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu

mengimplementasikan RPP yang telah disusun dalam pembelajaran

sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Kegiatan

pembelajaran dilakukan dengan model Project Based Learning.

Pembelajaran pada siklus 1 RPP dan perangkat pembelajaran subtema

“Perkembangan Teknologi Pangan” siklus 1 secara lebih rinci

disajikan dalam lampiran 1.

c) Refleksi

Pada tahap ini menganalisa PTK setelah kegiatan belajar mengajar

berakhir, sebagai bahan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk

37

mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran

yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang

dihadapinya. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran ditemukan

kekurangan serta hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran, maka

sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan perbaikan dan

penyempurnaan terhadap prosesbelajar mengajar pada siklus

selanjutnya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat

keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar

pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2. Siklus

2 akan dilaksanakan untuk memantapkan pembelajaran selanjutnya.

2. Siklus 2

Pada siklus II, kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti

pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II dirancang untuk

memperbaiki kekurangan pada proses pembelajaran di siklus I, apabila

dalam pelaksanaan siklus I belum berhasil mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan maka dalam siklus II hal tersebut akan

diperbaiki dan disempurnakan. Pada siklus II ini juga dibagi dalam 3

tahap, yaitu:

a) Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu menyusun

pembelajaran yang meliputi RPP sesuai dengan pembelajaran tematik

dan kompetensi yang ingin dicapai meliputi kompetensi sikap

spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Perencanaan

siklus 2 ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi yang

telah dilakukan pada siklus 1. Tindakan pada siklus 2 ini disertai

dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan yang dapat mengatasi

permasalahan pada siklus 1 dan dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik.

b) Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini menerapkan RPP yang

telah disusun dalam proses pembelajaran di kelas. Selama proses

38

pembelajaran perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini

dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan

pelaksanaan tindakan penelitian kelas. Rencana Pelaksanaan

Pembelajan dan perangkat pembelajaran tema “Perkembangan

Teknologi” subtema “Perkembangan Teknologi Pangan” siklus 2.

c) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi pembelajaran yang telah

dilaksanakan pada siklus 2. Guru mengumpulkan data baik dari data

nilai untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari tindakan

pembelajaran yang telah dilakukan menggunakan model Project

Based Learning, hasil tindakan serta hambatan dalam pembelajaran

yang sedang dilakukan. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan

keberhasilan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan

sebelumnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penilaian

3.4.1 TeknikPengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini

adalah:

a. Tes Tertulis

Instrumen yang digunakan dalam teknik tes adalah butir soal pilihan

ganda. Dalam hal ini tes dihunakan untuk mengukur pencapaian siswa setelah

mempelajari materi yang diajarkan.

b. Non Tes (observasi)

Instrumen yang digunakan dalam teknik non tes (observasi) berupa lembar

observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk megamati perilaku dan

aktivitas individu-individu selama proses pembelajaran berlangsung.

39

Penelitian ini observasi yang dilakukan untuk mengamati kinerja guru dan

siswa selama proses belajar mengajar.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian berupa hasil belajar untuk mengetahui tingkat

penguasaan materi dari SDN Mangunsari 01 Kota Salatiga. Instrumen disusun

berdasarkan kisi-kisi pembelajaran Subtema Pekembangan Teknologi Pangan.

a. Butir soal

Butir soal tes tertulis dipergunakan untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran yang dinilai dengan

satuan angka. Instrumen yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini

adalah lembar soal Posstest pada siklus I dan siklus II.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kinerja siswa dan

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran apakah kegiatan yang

dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

Berikut adalah Instrumen observasi aktifitas guru dan siswa akan

dipaparkan pada tabel berikut:

c. Dokumentasi

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperoleh informasi

dalam kegiatan yang sudah dilaksanakan, dalam hal ini peneliti akan

menggunakan dokumentasi berupa foto saat proses penelitian berlangsung.

3.5 Uji Instrumen Penelitian

3.5.1 Uji Validitas

Validitas menurut Sudijono, A., dalam Wardani, Naniek Sulistya, dkk

(2012: 342), adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal untuk

mengukur apa yang seharusnya. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki

validitas yang tingggi atau valid, jika skor pada butir item yang bersangkutan

memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan

bahasa statistik, ada korelasi positif yang signifikan atara skor item dengan skor

totalnya.

40

Dalam penelitian ini uji validitas digunakan untuk menguji lembar soal

yang akan digunakan sebagai soal evaluasi saat melakukan penelitian baik siklus

1 maupun siklus 2. Validitas dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan

rumus korelasi product moment dari Pearson. Hal ini digunakan untuk

mengkorelasikan skor butir yang dinyatakan dengan simbol (X) terhadap skortotal

yang dinyatakan dengan simbol (Y). Suharsimi Arikunto (2014: 318),

merumuskan cara pengukuran validitas instrumen, yaitu sebagai berikut:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁Σ𝑋𝑌 − (Σ𝑋)(Σ𝑌)

𝑁Σ𝑋2 − Σ𝑋2 { 𝑁Σ𝑌2 − Σ𝑌2 }

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑚𝑒𝑛

𝑋 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢

𝑌 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

𝑁 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Dalam mengolah data untuk mengukur validitas menggunakan aplikasi

SPSS 20 for windows yaitu masukkan seluruh skor total dari setiap variabel >

kemudian klik analyze >correlate >bivariate. Dan untuk mengetahui hasil

validitas dapat dilihat pada kolom Total.Hal ini dilakukan dengan cara menarik

garis dari taraf signifikan yang dikehendaki dipertemukan dengan n jumlah

subyek maka diperoleh bahwa, untuk n=38 dan DF = n-2 maka dari itu DF = 38-

2 = 36, dengan taraf kesalahan 5% maka harga r tabel= 0,3202, sehingga syarat

minimum untuk memenuhi syarat validitas adalah apabila r hitung ≥ 0,3202. Jadi,

jika nilai r hitung kurang dari 0,3202 maka butir instrumen tersebut dinyatakan

tidak valid.

Keterangan:

r_xy=validitas instrumen

X =jumlah skor faktor tertentu

Y =jumlah skor total

N =jumlah sampel

41

Kriteria untuk koefesien validitas instrumen Wardani, Naniek Sulistya dkk

(2012:244), memberi rentang indeks validitas secara rinci disajikan dalam bentuk

tabel 3.4 berkut:

Tabel 3.1

Kriteria Indeks Validitas No Indeks Kriteria

1 0,81-1,00 Sangat tinggi

2 0,61-0,80 Tinggi

3 0,41-0,60 Cukup

4 0,21-0,40 Rendah

5 0,00-0,20 Sangat rendah

Sumber: Wardani, Naniek Sulistya, dkk (2012: 344)

Hasil Uji validitas soal Siklus 1 dan Siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1

Nomor

Soal

Index

Correlation

Keterangan

Soal1 .753 Valid

Soal2 -.082 Tidak Valid

Soal3 .465 Valid

Soal4 .200 Tidak Valid

Soal5 .460 Valid

Soal6 .198 Tidak Valid

Soal7 .708 Valid

Soal8 .310 Tidak Valid

Soal9 .809 Valid

Soal10 .511 Valid

Soal11 .546 Valid

Soal12 .753 Valid

Soal13 .451 Valid

Soal14 .581 Valid

Soal15 .328 Valid

Soal16 .517 Valid

Soal17 .092 Tidak Valid

Soal18 .713 Valid

Soal19 .704 Valid

Soal20 -.265 Tidak Valid

Soal21 .419 Valid

Soal22 .750 Valid

Soal23 .023 Tidak Valid

Soal24 .845 Valid

Soal25 .166 Tidak Valid

Soal26 .680 Valid

Soal27 .548 Valid

Soal28 .311 Tidak Valid

Soal29 .215 Tidak Valid

Soal30 .365 Valid

42

Dari Tabel 3.2 terlihat bahwa dari 30 butir soal, terdapat 20 Soal Valid dan

10 soal tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal

dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi

≥0,3202. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 3, 5, 7, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 24, 26, 27, 30. Sedang soal yang dinyatakan

tidak valid yakni soal nomor 2, 4, 6, 8, 17, 20, 23, 25, 28, 29. Butir soal yang

dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan

penelitian di siklus 1.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Soal Siklus 2

Dari Tabel 3.3 terlihat bahwa dari 30 item soal, terdapat 20 Soal Valid dan

10 soal tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal

dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi

Nomor

Soal

Index

Correlation

Keterangan

Soal1 .859 Valid

Soal2 .343 Valid

Soal3 .096 Tidak Valid

Soal4 .704 Valid

Soal5 .549 Valid

Soal6 .481 Valid

Soal7 -.133 Tidak Valid

Soal8 .434 Valid

Soal9 .326 Valid

Soal10 .462 Valid

Soal11 .468 Valid

Soal12 .669 Valid

Soal13 .136 Tidak Valid

Soal14 .785 Valid

Soal15 -.127 Tidak Valid

Soal16 .632 Valid

Soal17 -.120 Tidak Valid

Soal18 .568 Valid

Soal19 .470 Valid

Soal20 .183 Tidak Valid

Soal21 .153 Tidak Valid

Soal22 .719 Valid

Soal23 .793 Valid

Soal24 .089 Tidak Valid

Soal25 .626 Valid

Soal26 .785 Valid

Soal27 .065 Tidak Valid

Soal28 .582 Valid

Soal29 .421 Valid

Soal30 .241 Tidak Valid

43

≥0,3202. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10,

11, 12, 14, 16, 18, 19, 22, 23, 25, 26, 28, 29. Sedang soal yang dinyatakan tidak

valid yakni soal nomor 3, 7, 13, 15, 17, 20, 21, 24, 27, 30. Butir soal yang

dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan

penelitian di siklus 2.

3.5.2 Reliabilitas Instrumen Penelitian

Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012: 344) menyaatakan bahwa

Reliabilitas (ajeg) Tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil

pengukuran yang konstan atau ajeg. Adapun rentang indeks reliabilitas yang

terdapat dalam buku Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012:346) seperti dalam tabel

3.7 berikut ini:

Tabel 3.4

Kriteria Indeks Reliabilitas No Indeks (R) Kriteria

1 0,80-1,00 Sangat reliabel

2 0,60-0,80 Reliabel

3 0,40-0,60 Cukup reliabel

4 0,20-0,40 Agak reliabel

<0,20 Kurang reliabel

Sumber: Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012: 92)

Hasil Uji reliabilitas soal dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I

Dari tabel 3.5 hasil uji reliabilitas soal pada siklus 1 didapatkan koefisien

Cronbach’s Alphasebesar 0,862. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas

melampaui batas nilai signifikan yaitu 0,05 atau 5%, yang artinya instrumen soal

siklus Imemiliki tingkat reliabilitas yang bagus.

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.862 30

44

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus 2

Dari tabel 3.6 hasil uji reliabilitas soal pada siklus II didapatkan koefisien

Cronbach’s Alphasebesar 0,838. Hasil tersebut sudah melampaui batas nilai

signifikan yaitu 0,05 atau 5%, yang artinya instrumen soal siklus II memiliki

tingkat reliabilitas yang bagus.

3.6 Indikator Kinerja

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01

mengalami peningkatan hasil belajar dan 80% hasil belajar siswa mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 70.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

kuantitatif. Data yang digunakan adalah hasil evaluasi belajar Subtema

Perkembangan Teknologi Pangan siswa kelas 3 SDN Mangunsari 01 Kota

Salatiga.

1. Tes tertulis

Setelah kegiatan pembelajaran siklus I maupun siklus II siswa akan

diberikan tugas untuk mengerjakan evaluasi. Soal yang sudah dikerjakan

oleh siswa dikoreksi untuk mengetahui hasil belajar siswa. Kemudian,

hasil nilai yang didapat dihitung rata-rata hasil belajar dan dibuat dalam

bentuk presentase hasil belajar.

2. Non Tes (Observasi)

Lembar observasi yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui hasil

kegiatan pembelajaran siklus I maupun siklus II sudah sesuai dengan

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Semua kegiatan yang

dilakukan di dalam kelas baik siswa maupun guru dicatat dalam lembar

observasi yang telah dibuat dan akan dideskripsikan secara rinci.

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.838 30