BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository...
47
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana
terdapat dua kelas dengan kondisi yang homogen. Kelas pertama yaitu kelas
kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan, kelas yang kedua yaitu kelas
eksperimen, kelas inilah yang akan diberikan perlakuan.
Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan
model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL). Tujuan
dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan
sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelas eksperimen dan
menyediakan kelas kontrol untuk perbandingan.
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tegalrejo 05 dan SD Negeri
Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Salatiga dan penelitian dilaksanakan pada
semester II tahun ajaran 2011/2012.
3.1.3 Prosedur Eksperimen
Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur
eksperimennya yaitu:
1) Membuat kisi-kisi tes
2) Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada
3) Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang yang berbentuk pilihan
ganda dan uraian
48
48
4) Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk
mengetahui validitas dan reabilitas soal
5) Memberi perlakuan pada kelas V di SD Negeri Kumpulrejo 01 dan SD
Negeri Tegalrejo 05 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol
6) Memberi tes formatif kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
7) Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar
8) Menyusun laporan hasil penelitian
Secara sederhana rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar. 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen Efektifas Penggunaan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning-PBL)
Pada kondisi awal diharapkan keadaan sama, tidak ada perbedaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari pemberian tes I. Setelah kondisi awal sama, maka
dilanjutkan dengan pembagian dua kelompok yaitu kelas kontrol adalah siswa
kelas V SD Negeri Tegalrejo 05 Salatiga, dan kelas eksperimen adalah siswa V di
SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga. kelas kontrol diberikan perlakuan
pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning-
PBL). Setelah diberikan perlakuan, diberikan tes formatif (tes II) pada kedua kelas
Kondisi Awal
Siswa sama
Kelas kontrol
Hasil Belajar Perlakuan dengan
(model Pembelajaran
Berbasis Masalah
(Problem Based
Learning-PBL)
Perlakuan
konvensional
Kelas
eksperimen
49
49
untuk melihat perkembangan hasil belajarnya. Kelas kontrol menggunakan hasil
tes formatif sedangkan kelas eksperimen menggunakan hasil tes formatif dan
penilaian proses selama pembelajaran.
Desain Eksperimen
Peneliti menggunakan Quasi Experimental Design, jenis desain yang
digunakan Nonequivalent Control Group Design, karena dalam penelitian ini
terdapat dua kelompok subyek yang tidak dipilih secara random (Sugiyono,
2011:116).
Gambar 3.2 Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
X : Perlakuan (model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning-PBL))
O1: Pengukuran awal hasil belajar kelompok perlakuan
O2: Pengukuran akhir hasil belajar kelompok perlakuan
O3: Pengukuran awal hasil belajar kelompok kontrol
O4 : Pengukuran akhir hasil belajar kelompok kontrol
3.2 Variabel Penelitian
Variabel bebas dari penelitian ini adalah model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning-PBL). Model pembelajaran ini adalah salah
satu model pembelajaran yang menekankan siswa berpikir aktif dalam
memecahkan masalah yang erat kaitannya dengan masalah kehidupan sehari-
hari. Adapun langkah-langkahnya meliputi orientasi permasalahan (identifikasi
masalah), organisasi penelitian (kajian permasalahan), investigasi mandiri
O1 X O2
O3 O4
50
50
(mengumpulkan data), investigasi kelompok (identifikasi terjun ke lapangan),
menyusun laporan, mempresentasikan laporan, refleksi dan evaluasi (tes
formatif).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas
V yaitu besarnya skor yang diperoleh dari 40% skor non tes (nilai diskusi dan
presentasi) dan 60% skor tes formatif. Hasil belajar diperoleh dengan
menggunakan rumus:
3.3 Unit Penelitian
Unit penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam eksperimen ini adalah
siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 05 Salatiga sebagai kelas kontrol yang
berjumlah 30 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan dan jumlah
siswa SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga sebagai kelas eksperimen berjumlah 26
siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Jumlah sampel dalam
penelitian ini ada 56 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah
ini:
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Sampel Penelitian Kelas V SD
Keterangan Nama Sekolah Jumlah Siswa Persentase
L P Total
Kelas kontrol SDN Tegalrejo 05 Salatiga 16 14 30 54%
Kelas
eksperimen
SDN Kumpulrejo 01 Salatiga 9 17 26 46%
Jumlah seluruhnya 56 100%
Hasil belajar = 60% penilaian hasil belajar + 40% penilaian proses belajar
51
51
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
Tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian
ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes ke I dan tes ke II. Tes I dan
Tes II dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui
hasil belajar IPA siswa kelas V materi Peristiwa Alam dan Dampaknya. Sebelum
dibuat instrumennya maka sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Untuk kisi-kisi soal
lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1.
Non tes
Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan teknik
observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu: implementasi RPP dan kegiatan siswa.
a. Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktivitas Guru
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian
pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam
pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang
diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL). Untuk
melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum
instrumen observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi-kisi instrumen observasi.
Konsep dasar penyusunan instrumen observasi ini adalah teori dan langkah-
langkah pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
52
52
model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL) dalam
kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru
dalam pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktivitas Guru
Indikator Aspek yang diamati
Persiapan
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata
2. Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan
3. Menyiapkan lembar permasalahan
Pelaksanaan
Kegiatan Awal
1. Membuka pelajaran dengan salam
2. Melakukan apersepsi dan motivasi
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah
Kegiatan Inti
1. Orientasi permasalahan (identifikasi masalah)
- Menyajikan situasi permasalahan dengan jelas
- Melibatkan siswa dalam mengidentifikasi permasalahan
- Menceritakan secara menyeluruh masalah yang akan dipecahkan siswa
- Memotivasi siswa dalam memecahkan masalah
2. Organisasi penelitian (kajian permasalahan)
- Berkeliling memantau siswa dalam memecahkan masalah
- Membimbing siswa menemukan cara-cara mengatasi permasalahan
- Mengajak siswa untuk bekerja sama, berkomunikasi dan bertanya
3. Investigasi mandiri (mengumpulkan data)
- Membimbing siswa dalam mengumpulkan data yang sesuai dengan
permasalahan
53
53
- Membantu siswa memecahkan permasalahan
4. Investigasi kelompok (identifikasi terjun ke lapangan)
- Mendorong siswa melakukan identifikasi langsung
- Membantu memecahkan permasalahan secara berkelompok
5. Menyusun laporan
- Memberikan lembar permasalahan
- Membantu siswa menganalisis hasil permasalahan
- Membantu siswa menyusun laporan
6. Mempresentasikan laporan
- Memberikan kesempatan siswa mempresentasikan hasil laporan
- Memberi kesempatan kelompok lain berpendapat
Penutup
7. Refleksi
- Membimbing siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya
8. Evaluasi (tes formatif)
- Melakukan tindak lanjut dan penguatan/ konfirmasi terkait materi
pembelajaran
- Melaksanakan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam
menyerap materi pelajaran
b. Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktivitas Siswa
Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V SD
Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga. Instrumen yang digunakan observasi adalah
observasi aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini disajikan
tabel 3.4 kisi-kisi observasi implementasi RPP untuk aktivitas siswa sebagai
berikut:
54
54
Tabel 3.4
Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktivitas Siswa
Indikator Aspek yang diamati
Persiapan
1. Siswa mempersiapkan buku catatan, buku pelajaran dan alat tulis
2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran
3. Menempati tempat yang telah ditetapkan sesuai dengan kelompok
4. Memperhatikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang
akan dilakukan
Pelaksanaan
1. Siswa aktif mendefinisikan masalah dengan menggunakan kalimatnya
sendiri
2. Siswa aktif bertanya pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung
3. Siswa aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung
4. Siswa aktif dalam kegiatan presentasi kelompok
5. Siswa aktif dalam kegiatan diskusi kelas
Kegiatan Inti
1. Orientasi permasalahan (identifikasi masalah)
- Siswa aktif mengidentifikasi permasalahan
2. Organisasi penelitian (kajian permasalahan)
- Siswa aktif menyelesaikan permasalahan
3. Investigasi mandiri (mengumpulkan data)
- Siswa aktif mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan
4. Investigasi kelompok (identifikasi terjun ke lapangan)
- Siswa aktif melakukan identifikasi langsung
- Siswa aktif memecahkan permasalahan
- Siswa aktif untuk bekerja sama, berkomunikasi dan bertanya sesama
teman
5. Menyusun laporan
- Siswa aktif menyelesaikan permasalahan
55
55
- Siswa dapat menganalisis hasil permasalahan
6. Mempresentasikan laporan
- Siswa mempresentasikan hasil laporan
- Siswa diberi kesempatan untuk berpendapat
Penutup
7. Refleksi
- Siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya
8. Evaluasi (tes formatif)
- Siswa menyelesaikan tes evaluasi
3.4.2 Uji Instrumen Penelitian
Uji Validitas Tes
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011:172).
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur melakukan fungsi ukurannya dan mampu memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud pengukuran. Uji validitas merupakan perhitungan derajat
kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan sebenarnya, validitas item
didasarkan pada besarnya korelasi yang diperoleh.
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik
korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto dalam
Dwinanto; 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi pearson
56
56
x = variabel bebas
y = variabel terikat
n = jumlah data
Instrumen soal tes yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di SD Negeri
Tegalrejo 02 Salatiga pada tanggal 22 Maret 2012. Setelah uji coba dilakukan,
kemudian dilakukan uji validitas instrumen. Dari 30 item soal pilihan ganda dan 10
soal uraian, setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan
SPSS 19,0 diketahui dari 30 item soal pilihan ganda terdapat 4 soal yang tidak valid
terdapat pada item soal nomor 8, 11, 23 dan 24. Uji validitas soal juga dilakukan
terhadap soal uraian. Dari 10 item soal uraian, setelah dilakukan uji validitas maka
diketahui bahwa ada 4 item soal yang tidak valid yaitu instrumen nomor 2, 3, 8, dan
9. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Butir Soal Ke I
Bentuk Instrumen Valid Tidak Valid
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10,
12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 25,
26, 27, 28, 29, 30
8, 11, 23, 24
Uraian 1, 4, 5, 6, 7, 10 2, 3, 8, 9
Kemudian dari 26 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi,
ternyata semua item soal tetap valid. Dari 26 item soal pilihan ganda yang valid,
sebanyak 25 item soal pilihan ganda yang akan digunakan untuk instrumen penelitian
dan 1 item soal dibuang atau tidak digunakan dalam instrumen penelitian. Begitu juga
dengan item soal uraian, dari 6 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi,
ternyata semua item soal tetap valid. Dari 6 item soal uraian yang valid, maka 5 soal
57
57
digunakan untuk instrumen penelitian. Secara lebih rinci dapat dilihat tabel 3.6
berikut ini:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Butir Soal
Bentuk
Instrumen
Valid Tidak Valid Keterangan
Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10,
12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 25,
26, 27, 28, 29, 30
8, 11, 23, 24 1 soal tidak
digunakan
Uraian 1, 4, 5, 6, 7, 10 2, 3, 8, 9 1 soal tidak
digunakan
Instrumen penelitian sebanyak 30 soal terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5
soal uraian. Karena seluruh item sudah valid maka item soal sudah bisa digunakan
untuk instrumen penelitian. Hasil uji validitas instrumen soal pilihan ganda dan
uraian dengan bantuan SPSS 19.0 yang dilakukan di SD Negeri Kumpulrejo 01
Salatiga dengan jumlah 26 siswa. Sedangkan hasil uji validitas yang telah dilakukan
peneliti dapat dilihat pada lampiran 3 dan 5.
Uji Reliabilitas Tes
Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau keajegan instrumen tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang sama. Hasil penelitian yang reliabel, bila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011:172).
Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono, 2006:282) adalah:
58
58
Keterangan:
: koefisien realibilitas alpha
k : mean kuadrat antara subyek
: mean kuadrat kesalahan
: varians total
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan
kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang
dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35)
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Klasifikasi Indeks Reliabilitas
No. Indeks Interpretasi
1 0,80 - 1,00 Sangat reliable
2 < 0,80 - 0,60 Reliabel
3 < 0,60 - 0,40 Cukup reliable
4 < 0,40 - 0,20 Agak reliable
5 < 0,20 Kurang reliabel
Dari uji reliabilitas soal, yang telah dilakukan peneliti memperoleh angka
sangat reliabel untuk 26 soal pilihan ganda karena Alpha lebih dari 0,9 yaitu sebesar
0,873. Uji reliabilitas soal uraian jumlah item 6 butir soal yang valid dengan nilai
Alpha 0,725. Dengan demikian, nilai Alpha dikategorikan reliabel. Soal uraian dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa melalui tes formatif pada pada mata
pelajaran IPA dengan pokok bahasan Peristiwa alam dan dampaknya. Karena
instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan dalam penelitian. Hasil
perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 3 dan 5.
59
59
3.4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat
kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran
makinmudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran
makin sukar soal tersebut (Rahmah Zulaiha, 2008;14).
Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus berikut (Rahmah Zulaiha, 2008:15) :
TK =
Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda
JB = Banyak siswa yang menjawab benar
n = Banyak siswa
Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi Puspendik dalam Rahmah
Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus:
TK =
Keterangan
TK = Tingkat kesukaran soal uraian
Mean = Rata-rata skor siswa
Skor Maksimum = Skor maksimum yang ada pada tabel penskoran
Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang,
dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Rahmah Zulaiha,
2008:14).
TK < 0, 3 = Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = Sedang
TK > 0,7 = Mudah
60
60
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas instrumen. Untuk hasil akhir uji tingkat kesukaran instrumen tes I
dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini:
Tabel 3.8
Kategori Tingkat Kesukaran Soal Tes IPA ke I
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada soal pilihan ganda
terdapat 10 soal yang termasuk kategori soal mudah yaitu soal nomor 1, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 12, 13, dan 21, terdapat 16 kategori soal sedang yaitu soal nomor 2, 3, 11, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25 dan 1 soal kategori sukar. Sedangkan pada soal
uraian terdapat 1 soal kategori mudah yaitu soal nomor 4, terdapat 3 soal kategori
sedang yaitu soal nomor 1, 2, 3 dan 1 soal kategori sukar yaitu nomor 5.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk untuk mengetahui apakah variabel-variabel
dalam penelitian mempunyai sebaran distribusi normal atau tidak Perhitungan
normalitas ini menggunakan rumus chi-kuadrat, menurut Sugiyono (2011:241) rumus
chi-kuadrat adalah sebagai berikut:
Keterangan:
X2 = chi-kuadrat
Kategori
Soal
Instrumen
Pilihan Ganda Uraian
Mudah 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 21 4
Sedang 2, 3, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25 1, 2, 3
Sukar 1 5
Jumlah 25 5
61
61
fo = Frekuensi yang diobservasi
fh = frekuensi yang diharapkan
Kaidah uji normalitas jika chi-kuadrat hitung <chi-kuadrat tabel dan p > 0,05
(sig 5%) maka sebaran berdistribusi normal, sebaliknya apabila chi-kuadrat hitung
>chi-kuadrat tabel dan p > 0,05 ( 5%) maka sebaran berdistribusi normal.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19.0 Metode
pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Duwi Priyatno (2010:40) yaitu
jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi < 0,05
maka data berdistribusi normal.
Tabel 3.9
Hasil Uji Normalitas Tes
Kel. Data Kolmogrov- Smirnov Z Keterangan
Kontrol .973 Normal
Eksperimen .893 Normal
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa data normalitas dari tes baik
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mempunyai nilai signifikansi lebih
besar dari nilai alpha yang ditetapkan yaitu 0,05 (5%). Dengan demikian,
disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 (5%) data tes kedua kelompok
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen
dengan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau tidak, yang dilakukan
dengan menggunakan SPSS versi 19.0. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai
signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan varian dari dua atau lebih kelompok
data adalah sama. Langkah dalam uji homogenitas yaitu Analyze >> Compare Means
>> One-Way ANOVA (Duwi Priyatno, 2010: 76).
62
62
Tabel 3.10
Hasil Uji Homogenitas Tes
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.648 1 54 .205
Berdasarkan output pada Test of Homogeneity of Variance,
homogenitas dapat dilihat dari kolom sig. yang menunjukkan skor tes
mempunyai nilai signifikan (0,205) lebih besar dari alpha yang ditetapkan
yaitu 0,05. Dengan demikian, disimpulkan data skor tes pertama adalah
homogen.
3.5 Teknik Analisis Data
Menguji signifikasi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test
digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2011: 273) bila sampel membandingkan
sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen maka digunakan t-test sampel related, dengan
rumus sebagai berikut:
Keterangan :
1X = rata-rata kelompok 1
2X = rata-rata kelompok 2
2121
2
22
1
21
21
11
2
)1()1(
nnnn
snsnt
XX
63
63
t = nilai t hitung
1n = jumlah sampel kelompok 1
2n = jumlah sample kelompok 2
2
1s = varian kelompok 1
2
2s = varian kelompok 2
Data yang terkumpul dari hasil Tes 1 dan Tes 2 pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji
perbedaan rata-rata dipakai uji t (t-test) yang dilakukan dengan bantuan SPSS for
windows versi 19.0. Uji t (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan
hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis
masalah (kelas eksperimen) dan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional (kelas kontrol).
Dari nilai thitung selanjutnya dilihat dengan signifikasi atau probabilitas.
Jika diperoleh signifikasi > 0,05 (α) maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti
tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas V yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah (kelas
eksperimen) dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (kelas
kontrol). Tetapi jika signifikansi < 0,05 (α) maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA
siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis
masalah (kelas eksperimen) dan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional (kelas kontrol).
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga yang
beralamatkan di di jalan Amarta nomor 03 Randuares Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga dan SD Negeri Tegalrejo 05 Salatiga yang beralamatkan di jalan Damar
nomor 1 Tegalrejo Salatiga. Unit Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD
Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga dan SD Negeri Tegalrejo 05 Salatiga yang terdiri
dari:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Unit Penelitian Berdasarkan Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Keterangan Nama Sekolah Jumlah Siswa Persentase
L P Total
Kelas kontrol SDN Tegalrejo 05 Salatiga 16 14 30 54%
Kelas
eksperimen
SDN Kumpulrejo 01
Salatiga
9 17 26 46%
Jumlah seluruhnya 56 100%
Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa 56 siswa yang digunakan sebagai unit
penelitian dengan jumlah proporsi dari kelas eksperimen adalah 26 siswa dengan
persentase 46% dan 30 siswa dari kelas kontrol dengan persentase 54%. Hasil
penelitian dapat diketahui dengan cara melakukan analisis data terhadap data-data
mentah yang diperoleh dari penelitian. Dalam metode analisis data ada beberapa hal
yang harus dilakukan antara lain yaitu analisis deskriptif, uji normalitas data dan uji
hipotesis. Kualifikasi data dan uji persyaratan analisis data berarti menterjemahkan
data dalam bentuk angka, sedangkan uji persyaratan analisis berarti sebelum
dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis.
65
65
Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistic nonparametric
adalah skor yang diperoleh berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu,
sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
kolmogrov-smirno, dengan menggunakan komputer melalui program Statistik
Product and Service Solution (SPSS) versi 19.0 dan uji t-tets.
Penilaian hasil belajar IPA pada kelas eksperimen di SD Negeri
Kumpulrejo 01 Salatiga kelas V yaitu siswa yang termasuk kategori tuntas
sebanyak 10 anak dari 26 anak. Pada kelas eksperimen hasil tes memperoleh skor
maksimal 98 sedangkan skor minimal 60, dengan rata-rata skor 83,38 dan standar
deviasi 9,761. Penilaian hasil belajar pada kelas kontrol yaitu diketahui bahwa
siswa yang termasuk kategori tuntas sebanyak 9 anak dari 30 anak kelas V. Pada
kelas kontrol hasil tes memperoleh skor maksimal 92 sedangkan skor minimal
60, dengan rata-rata skor 74,53 dan standar deviasi 5,10,776. Siswa yang sudah
tuntas dari KKM jauh lebih banyak, hal ini terjadi karena tes 2 dilakukan setelah
siswa mendapat perlakuan dengan belajar menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah sehingga siswa jauh lebih mudah memahami materi serta dapat
mengerjakan tes formatif dengan baik. Meskipun soal tes 2 sama dengan tes 1
tetapi hasilnya sangat berbeda karena perlakuannya juga berbeda.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan hasil belajar IPA baik pada
kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Apabila siswa mendapat nilai di bawah
KKM (nilai < 90) maka siswa tersebut hasil belajarnya tidak tuntas, dan apabila
siswa mendapat nilai lebih besar sama dengan KKM (nilai ≥ 90) maka siswa
tersebut dikatakan prestasi belajarnya tuntas.
66
66
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar IPA Kelas V Tes 1
Skor KKM
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Frekuensi
(N)
Persentase
(%)
Frekuensi
(N)
Persentase
(%)
≥ 90 Tuntas 9 30% 10 38%
< 90 Tidak Tuntas 21 70% 16 62%
Jumlah 30 100% 26 100%
Gambar 4.1.
Pie Chart Hasil Belajar IPA Tes 1 Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel dan diagram lingkaran diatas pada Tes 1 kelas kontrol
siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau persentase 30%, dan siswa yang tidak tuntas
berjumlah 21 siswa atau persentase 70%. Sedangkan kelas eksperimen siswa tuntas
sebanyak 10 dengan persentase 38% dan siswa tidak tuntas 16 siswa dengan
persentase 62%.
67
67
Tabel 4.2
Distribusi Hasil Belajar IPA Kelas V Tes 2
Skor KKM
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Frekuensi
(N)
Persentase
(%)
Frekuensi
(N)
Persentase
(%)
≥ 90 Tuntas 10 33% 14 54%
< 90 Tidak Tuntas 20 67% 12 46%
Jumlah 30 100% 26 100%
Gambar 4.2. Pie
Chart Hasil Belajar IPA Tes 2 Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel diatas pada tes 2 kelas kontrol menunjukkan bahwa siswa
tuntas 10 anak, dengan persentase 33%. Sedangkan siswa tidak tuntas sebanyak 20
anak dengan persentase 67%. Jika dibandingkan dengan Tes 2 pada kelas eksperimen
terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA kelas V dengan pokok
bahasan peristiwa alam dan dampaknya menjadi siswa yang tuntas sebanyak 14
dengan persentase 54%, sedangkan siswa yang tidak tuntas turun menjadi 12 anak
dengan persentase 45%. Dengan demikian model pembelajaran berbasis masalah
68
68
dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V pada pokok bahasan peristiwa
alam dan dampaknya di SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk persyaratan dilakukannya uji-t. Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data dengan mengukur
skor tes kedua hasil belajar IPA pada kedua kelas.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tes kedua
Kel.Data Kolmogorov-Smirnova Ket
Eksperimen .893 Normal
Kontrol .973 Normal
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa data normalitas dari tes baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari nilai
alpha yang ditetapkan yaitu 0,05 (5%). Dengan demikian, disimpulkan bahwa pada
taraf signifikansi 0,05 (5%) data tes kedua kelas berdistribusi normal.
Secara lebih jelas, berikut disajikan kurva normal kelas eksperimen dan
kelas kontrol berikut ini:
Gambar 4.2 Grafik Normalitas Hasil belajar Kelas kontrol
69
69
Tabel 4.4
Gambar 4.3 Grafik Normalitas Hasil belajar Kelas eksperimen
Uji Homogenitas
Uji homogenitas nilai tes merupakan syarat jika akan dilakukan uji t.
Penghitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
nilai
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.648 1 54 .205
Berdasarkan hasil uji homogenitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
dapat dilihat pada tabel Test of Homogeneity of Variances nilai signifikansi adalah
0,205 > 0,05 maka H0diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama
(varian kelas kontrol dan kelas eksperimen).
70
70
Analisis uji t
Analisis menguji signifikansi perbedaan mean antar kelas eksperimen
dan kelas kontrol, analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Di bawah ini
disajikan tabel hasil uji t-test skor tes 2 kelas eksperimen dan kelas kontrol,
Tabel 4.5 Hasil Uji t-Test Skor Tes 2 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Diffe
rence
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai
Tes 2
Equal
variances
assumed
1.648 .205 3.201 54 .002 8.851 2.765 3.308 14.394
Equal
variances not
assumed
3.224 53.882 .002 8.851 2.745 3.347 14.355
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil F hitung levene test sebesar
1,648 dengan probabilitas 0,205 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
sampel memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan
demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed.
Dari tabel di atas terlihat nilai t hitung 3,201 pada derajat ketergantungan (df) 54,
lebih kecil dari nilai t tabel 1,674, (nilai t tabel dicari menggunakan rumus pada
Microsoft Excel =tinv(0.05,50), dan signifikansi 0,002 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
71
71
Berdaasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari
hasil uji t maka analisis hipotesisnya adalah:
Ada efektifitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning-PBL) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus
Hasanudin Salatiga semester II tahun ajaran 2011/2012”.
Berdasarkan analisis uji hipotesis, hipotesis ditolak jika signifikansi > 0,05
(H > 0,05) dan hipotesis diterima jika signifikansi < 0,05 (H < 0,05). Dari hasil
signifikansi diperoleh angka signifikansi 0,002 < 0,05 maka hipotesis diterima.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran, dengan pokok bahasan
Peristiwa alam dan dampaknya dengan menggunakan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning-PBL) terlihat bahwa skor hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga (kelas eksperimen)
lebih baik dari pada skor tes hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo
05 Salatiga (kelas kontrol) yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional.
Penilaian hasil belajar IPA pada kelas eksperimen di SD Negeri
Kumpulrejo 01 Salatiga kelas V yaitu siswa yang termasuk kategori tuntas
sebanyak 10 anak dari 26 anak. Pada kelas eksperimen hasil tes memperoleh skor
maksimal 98 sedangkan skor minimal 60, dengan rata-rata skor 83,38 dan standar
deviasi 9,761. Penilaian hasil belajar pada kelas kontrol yaitu diketahui bahwa
siswa yang termasuk kategori tuntas sebanyak 9 anak dari 30 anak kelas V. Pada
kelas kontrol hasil tes memperoleh skor maksimal 92 sedangkan skor minimal
60, dengan rata-rata skor 74,53 dan standar deviasi 5,10,776. Siswa yang sudah
tuntas dari KKM jauh lebih banyak, hal ini terjadi karena tes 2 dilakukan setelah
siswa mendapat perlakuan dengan belajar menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL) sehingga siswa jauh lebih
mudah memahami materi serta dapat mengerjakan tes formatif dengan baik.
72
72
Meskipun soal tes 2 sama dengan tes 1 tetapi hasilnya sangat berbeda karena
perlakuannya juga berbeda.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t, dapat dilihat bahwa hasil belajar
kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional lebih rendah
daripada hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL). Hal ini ditunjukan dengan
rata-rata hasil belajar kelas kontrol yaitu 74,53 < rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen yaitu 83,38, dengan perbedaan rata-rata (mean difference) sebesar
8.851, artinya bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada hasil
belajar kelas kontrol. Dari perbandingan nilai t hitung dan t tabel, dapat dilihat
bahwa nilai t hitung 3,201< t tabel dengan taraf signifikansi 0,002 < 0,05, yang
berati bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL) efektif terhadap
hasil belajar siswa. Dengan demikian, maka rumusan hipotesis yang menyatakan
ada efektifitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning-PBL) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus
Hasanudin Salatiga semester II tahun ajaran 2011/2012” diterima.