BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository...

26
47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana terdapat dua kelas dengan kondisi yang homogen. Kelas pertama yaitu kelas kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan, kelas yang kedua yaitu kelas eksperimen, kelas inilah yang akan diberikan perlakuan. Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL). Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelas eksperimen dan menyediakan kelas kontrol untuk perbandingan. 3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tegalrejo 05 dan SD Negeri Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Salatiga dan penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2011/2012. 3.1.3 Prosedur Eksperimen Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur eksperimennya yaitu: 1) Membuat kisi-kisi tes 2) Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada 3) Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang yang berbentuk pilihan ganda dan uraian

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana

terdapat dua kelas dengan kondisi yang homogen. Kelas pertama yaitu kelas

kontrol atau kelas yang tidak diberikan perlakuan, kelas yang kedua yaitu kelas

eksperimen, kelas inilah yang akan diberikan perlakuan.

Dalam penelitian ini perlakuan yang digunakan adalah penggunaan

model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL). Tujuan

dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan

sebab-akibat, berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara

memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelas eksperimen dan

menyediakan kelas kontrol untuk perbandingan.

3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tegalrejo 05 dan SD Negeri

Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Salatiga dan penelitian dilaksanakan pada

semester II tahun ajaran 2011/2012.

3.1.3 Prosedur Eksperimen

Sesuai desain eksperimen yang akan digunakan maka prosedur

eksperimennya yaitu:

1) Membuat kisi-kisi tes

2) Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada

3) Mengujicobakan instrumen tes uji coba yang yang berbentuk pilihan

ganda dan uraian

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

48

48

4) Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk

mengetahui validitas dan reabilitas soal

5) Memberi perlakuan pada kelas V di SD Negeri Kumpulrejo 01 dan SD

Negeri Tegalrejo 05 sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol

6) Memberi tes formatif kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol

7) Menganalisis hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar

8) Menyusun laporan hasil penelitian

Secara sederhana rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar. 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen Efektifas Penggunaan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning-PBL)

Pada kondisi awal diharapkan keadaan sama, tidak ada perbedaan. Hal

tersebut dapat dilihat dari pemberian tes I. Setelah kondisi awal sama, maka

dilanjutkan dengan pembagian dua kelompok yaitu kelas kontrol adalah siswa

kelas V SD Negeri Tegalrejo 05 Salatiga, dan kelas eksperimen adalah siswa V di

SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga. kelas kontrol diberikan perlakuan

pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan

menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning-

PBL). Setelah diberikan perlakuan, diberikan tes formatif (tes II) pada kedua kelas

Kondisi Awal

Siswa sama

Kelas kontrol

Hasil Belajar Perlakuan dengan

(model Pembelajaran

Berbasis Masalah

(Problem Based

Learning-PBL)

Perlakuan

konvensional

Kelas

eksperimen

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

49

49

untuk melihat perkembangan hasil belajarnya. Kelas kontrol menggunakan hasil

tes formatif sedangkan kelas eksperimen menggunakan hasil tes formatif dan

penilaian proses selama pembelajaran.

Desain Eksperimen

Peneliti menggunakan Quasi Experimental Design, jenis desain yang

digunakan Nonequivalent Control Group Design, karena dalam penelitian ini

terdapat dua kelompok subyek yang tidak dipilih secara random (Sugiyono,

2011:116).

Gambar 3.2 Desain Experimen Nonequivalent Control Group Design

Keterangan:

X : Perlakuan (model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning-PBL))

O1: Pengukuran awal hasil belajar kelompok perlakuan

O2: Pengukuran akhir hasil belajar kelompok perlakuan

O3: Pengukuran awal hasil belajar kelompok kontrol

O4 : Pengukuran akhir hasil belajar kelompok kontrol

3.2 Variabel Penelitian

Variabel bebas dari penelitian ini adalah model Pembelajaran Berbasis

Masalah (Problem Based Learning-PBL). Model pembelajaran ini adalah salah

satu model pembelajaran yang menekankan siswa berpikir aktif dalam

memecahkan masalah yang erat kaitannya dengan masalah kehidupan sehari-

hari. Adapun langkah-langkahnya meliputi orientasi permasalahan (identifikasi

masalah), organisasi penelitian (kajian permasalahan), investigasi mandiri

O1 X O2

O3 O4

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

50

50

(mengumpulkan data), investigasi kelompok (identifikasi terjun ke lapangan),

menyusun laporan, mempresentasikan laporan, refleksi dan evaluasi (tes

formatif).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas

V yaitu besarnya skor yang diperoleh dari 40% skor non tes (nilai diskusi dan

presentasi) dan 60% skor tes formatif. Hasil belajar diperoleh dengan

menggunakan rumus:

3.3 Unit Penelitian

Unit penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam eksperimen ini adalah

siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 05 Salatiga sebagai kelas kontrol yang

berjumlah 30 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan dan jumlah

siswa SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga sebagai kelas eksperimen berjumlah 26

siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Jumlah sampel dalam

penelitian ini ada 56 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah

ini:

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Sampel Penelitian Kelas V SD

Keterangan Nama Sekolah Jumlah Siswa Persentase

L P Total

Kelas kontrol SDN Tegalrejo 05 Salatiga 16 14 30 54%

Kelas

eksperimen

SDN Kumpulrejo 01 Salatiga 9 17 26 46%

Jumlah seluruhnya 56 100%

Hasil belajar = 60% penilaian hasil belajar + 40% penilaian proses belajar

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

51

51

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan atau memperoleh data dalam suatu penelitian. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Tes

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama dalam penelitian

ini adalah tes formatif hasil belajar dalam bentuk tes ke I dan tes ke II. Tes I dan

Tes II dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk mengetahui

hasil belajar IPA siswa kelas V materi Peristiwa Alam dan Dampaknya. Sebelum

dibuat instrumennya maka sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Untuk kisi-kisi soal

lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1.

Non tes

Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan teknik

observasi yaitu sebuah teknik pengukuran untuk melakukan pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Observasi dilakukan untuk 2 hal yaitu: implementasi RPP dan kegiatan siswa.

a. Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktivitas Guru

Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian

pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas, sehingga di dalam

pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang

diharapkan. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL). Untuk

melakukan observasi tersebut maka dibuat instrumen observasi. Sebelum

instrumen observasi dibuat, maka dibuat dulu kisi-kisi instrumen observasi.

Konsep dasar penyusunan instrumen observasi ini adalah teori dan langkah-

langkah pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

52

52

model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL) dalam

kegiatan pembelajaran. Secara lebih jelas kisi-kisi observasi aktifitas guru

dalam pembelajaran disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktivitas Guru

Indikator Aspek yang diamati

Persiapan

1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dalam memecahkan

masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata

2. Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan

3. Menyiapkan lembar permasalahan

Pelaksanaan

Kegiatan Awal

1. Membuka pelajaran dengan salam

2. Melakukan apersepsi dan motivasi

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran

4. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah

Kegiatan Inti

1. Orientasi permasalahan (identifikasi masalah)

- Menyajikan situasi permasalahan dengan jelas

- Melibatkan siswa dalam mengidentifikasi permasalahan

- Menceritakan secara menyeluruh masalah yang akan dipecahkan siswa

- Memotivasi siswa dalam memecahkan masalah

2. Organisasi penelitian (kajian permasalahan)

- Berkeliling memantau siswa dalam memecahkan masalah

- Membimbing siswa menemukan cara-cara mengatasi permasalahan

- Mengajak siswa untuk bekerja sama, berkomunikasi dan bertanya

3. Investigasi mandiri (mengumpulkan data)

- Membimbing siswa dalam mengumpulkan data yang sesuai dengan

permasalahan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

53

53

- Membantu siswa memecahkan permasalahan

4. Investigasi kelompok (identifikasi terjun ke lapangan)

- Mendorong siswa melakukan identifikasi langsung

- Membantu memecahkan permasalahan secara berkelompok

5. Menyusun laporan

- Memberikan lembar permasalahan

- Membantu siswa menganalisis hasil permasalahan

- Membantu siswa menyusun laporan

6. Mempresentasikan laporan

- Memberikan kesempatan siswa mempresentasikan hasil laporan

- Memberi kesempatan kelompok lain berpendapat

Penutup

7. Refleksi

- Membimbing siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya

8. Evaluasi (tes formatif)

- Melakukan tindak lanjut dan penguatan/ konfirmasi terkait materi

pembelajaran

- Melaksanakan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam

menyerap materi pelajaran

b. Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktivitas Siswa

Observasi ini dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu kelas V SD

Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga. Instrumen yang digunakan observasi adalah

observasi aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini disajikan

tabel 3.4 kisi-kisi observasi implementasi RPP untuk aktivitas siswa sebagai

berikut:

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

54

54

Tabel 3.4

Kisi-kisi Observasi Implementasi RPP untuk Aktivitas Siswa

Indikator Aspek yang diamati

Persiapan

1. Siswa mempersiapkan buku catatan, buku pelajaran dan alat tulis

2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran

3. Menempati tempat yang telah ditetapkan sesuai dengan kelompok

4. Memperhatikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang

akan dilakukan

Pelaksanaan

1. Siswa aktif mendefinisikan masalah dengan menggunakan kalimatnya

sendiri

2. Siswa aktif bertanya pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung

3. Siswa aktif menjawab pertanyaan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung

4. Siswa aktif dalam kegiatan presentasi kelompok

5. Siswa aktif dalam kegiatan diskusi kelas

Kegiatan Inti

1. Orientasi permasalahan (identifikasi masalah)

- Siswa aktif mengidentifikasi permasalahan

2. Organisasi penelitian (kajian permasalahan)

- Siswa aktif menyelesaikan permasalahan

3. Investigasi mandiri (mengumpulkan data)

- Siswa aktif mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan

4. Investigasi kelompok (identifikasi terjun ke lapangan)

- Siswa aktif melakukan identifikasi langsung

- Siswa aktif memecahkan permasalahan

- Siswa aktif untuk bekerja sama, berkomunikasi dan bertanya sesama

teman

5. Menyusun laporan

- Siswa aktif menyelesaikan permasalahan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

55

55

- Siswa dapat menganalisis hasil permasalahan

6. Mempresentasikan laporan

- Siswa mempresentasikan hasil laporan

- Siswa diberi kesempatan untuk berpendapat

Penutup

7. Refleksi

- Siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya

8. Evaluasi (tes formatif)

- Siswa menyelesaikan tes evaluasi

3.4.2 Uji Instrumen Penelitian

Uji Validitas Tes

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011:172).

Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur melakukan fungsi ukurannya dan mampu memberikan hasil ukur yang

sesuai dengan maksud pengukuran. Uji validitas merupakan perhitungan derajat

kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan sebenarnya, validitas item

didasarkan pada besarnya korelasi yang diperoleh.

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik

korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto dalam

Dwinanto; 2011:34). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar.

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi pearson

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

56

56

x = variabel bebas

y = variabel terikat

n = jumlah data

Instrumen soal tes yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen diujikan di SD Negeri

Tegalrejo 02 Salatiga pada tanggal 22 Maret 2012. Setelah uji coba dilakukan,

kemudian dilakukan uji validitas instrumen. Dari 30 item soal pilihan ganda dan 10

soal uraian, setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan

SPSS 19,0 diketahui dari 30 item soal pilihan ganda terdapat 4 soal yang tidak valid

terdapat pada item soal nomor 8, 11, 23 dan 24. Uji validitas soal juga dilakukan

terhadap soal uraian. Dari 10 item soal uraian, setelah dilakukan uji validitas maka

diketahui bahwa ada 4 item soal yang tidak valid yaitu instrumen nomor 2, 3, 8, dan

9. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Butir Soal Ke I

Bentuk Instrumen Valid Tidak Valid

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10,

12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22, 25,

26, 27, 28, 29, 30

8, 11, 23, 24

Uraian 1, 4, 5, 6, 7, 10 2, 3, 8, 9

Kemudian dari 26 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi,

ternyata semua item soal tetap valid. Dari 26 item soal pilihan ganda yang valid,

sebanyak 25 item soal pilihan ganda yang akan digunakan untuk instrumen penelitian

dan 1 item soal dibuang atau tidak digunakan dalam instrumen penelitian. Begitu juga

dengan item soal uraian, dari 6 item soal yang sudah valid dilakukan uji validitas lagi,

ternyata semua item soal tetap valid. Dari 6 item soal uraian yang valid, maka 5 soal

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

57

57

digunakan untuk instrumen penelitian. Secara lebih rinci dapat dilihat tabel 3.6

berikut ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Butir Soal

Bentuk

Instrumen

Valid Tidak Valid Keterangan

Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10,

12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22, 25,

26, 27, 28, 29, 30

8, 11, 23, 24 1 soal tidak

digunakan

Uraian 1, 4, 5, 6, 7, 10 2, 3, 8, 9 1 soal tidak

digunakan

Instrumen penelitian sebanyak 30 soal terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5

soal uraian. Karena seluruh item sudah valid maka item soal sudah bisa digunakan

untuk instrumen penelitian. Hasil uji validitas instrumen soal pilihan ganda dan

uraian dengan bantuan SPSS 19.0 yang dilakukan di SD Negeri Kumpulrejo 01

Salatiga dengan jumlah 26 siswa. Sedangkan hasil uji validitas yang telah dilakukan

peneliti dapat dilihat pada lampiran 3 dan 5.

Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau keajegan instrumen tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut

digunakan akan memberikan hasil yang sama. Hasil penelitian yang reliabel, bila

terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011:172).

Rumus reliabilitas dengan metode Alpha (Sugiyono, 2006:282) adalah:

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

58

58

Keterangan:

: koefisien realibilitas alpha

k : mean kuadrat antara subyek

: mean kuadrat kesalahan

: varians total

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan

kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang

dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35)

sebagai berikut:

Tabel 3.7

Klasifikasi Indeks Reliabilitas

No. Indeks Interpretasi

1 0,80 - 1,00 Sangat reliable

2 < 0,80 - 0,60 Reliabel

3 < 0,60 - 0,40 Cukup reliable

4 < 0,40 - 0,20 Agak reliable

5 < 0,20 Kurang reliabel

Dari uji reliabilitas soal, yang telah dilakukan peneliti memperoleh angka

sangat reliabel untuk 26 soal pilihan ganda karena Alpha lebih dari 0,9 yaitu sebesar

0,873. Uji reliabilitas soal uraian jumlah item 6 butir soal yang valid dengan nilai

Alpha 0,725. Dengan demikian, nilai Alpha dikategorikan reliabel. Soal uraian dapat

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa melalui tes formatif pada pada mata

pelajaran IPA dengan pokok bahasan Peristiwa alam dan dampaknya. Karena

instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan dalam penelitian. Hasil

perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 3 dan 5.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

59

59

3.4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat

kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran

makinmudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran

makin sukar soal tersebut (Rahmah Zulaiha, 2008;14).

Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus berikut (Rahmah Zulaiha, 2008:15) :

TK =

Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda

JB = Banyak siswa yang menjawab benar

n = Banyak siswa

Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi Puspendik dalam Rahmah

Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus:

TK =

Keterangan

TK = Tingkat kesukaran soal uraian

Mean = Rata-rata skor siswa

Skor Maksimum = Skor maksimum yang ada pada tabel penskoran

Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang,

dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Rahmah Zulaiha,

2008:14).

TK < 0, 3 = Sukar

0,3 ≤ TK ≤ 0,7 = Sedang

TK > 0,7 = Mudah

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

60

60

Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas instrumen. Untuk hasil akhir uji tingkat kesukaran instrumen tes I

dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Kategori Tingkat Kesukaran Soal Tes IPA ke I

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada soal pilihan ganda

terdapat 10 soal yang termasuk kategori soal mudah yaitu soal nomor 1, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 12, 13, dan 21, terdapat 16 kategori soal sedang yaitu soal nomor 2, 3, 11, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25 dan 1 soal kategori sukar. Sedangkan pada soal

uraian terdapat 1 soal kategori mudah yaitu soal nomor 4, terdapat 3 soal kategori

sedang yaitu soal nomor 1, 2, 3 dan 1 soal kategori sukar yaitu nomor 5.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk untuk mengetahui apakah variabel-variabel

dalam penelitian mempunyai sebaran distribusi normal atau tidak Perhitungan

normalitas ini menggunakan rumus chi-kuadrat, menurut Sugiyono (2011:241) rumus

chi-kuadrat adalah sebagai berikut:

Keterangan:

X2 = chi-kuadrat

Kategori

Soal

Instrumen

Pilihan Ganda Uraian

Mudah 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 21 4

Sedang 2, 3, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25 1, 2, 3

Sukar 1 5

Jumlah 25 5

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

61

61

fo = Frekuensi yang diobservasi

fh = frekuensi yang diharapkan

Kaidah uji normalitas jika chi-kuadrat hitung <chi-kuadrat tabel dan p > 0,05

(sig 5%) maka sebaran berdistribusi normal, sebaliknya apabila chi-kuadrat hitung

>chi-kuadrat tabel dan p > 0,05 ( 5%) maka sebaran berdistribusi normal.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19.0 Metode

pengambilan keputusan pada uji normalitas menurut Duwi Priyatno (2010:40) yaitu

jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika signifikansi < 0,05

maka data berdistribusi normal.

Tabel 3.9

Hasil Uji Normalitas Tes

Kel. Data Kolmogrov- Smirnov Z Keterangan

Kontrol .973 Normal

Eksperimen .893 Normal

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa data normalitas dari tes baik

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mempunyai nilai signifikansi lebih

besar dari nilai alpha yang ditetapkan yaitu 0,05 (5%). Dengan demikian,

disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 0,05 (5%) data tes kedua kelompok

berdistribusi normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen

dengan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau tidak, yang dilakukan

dengan menggunakan SPSS versi 19.0. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai

signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan varian dari dua atau lebih kelompok

data adalah sama. Langkah dalam uji homogenitas yaitu Analyze >> Compare Means

>> One-Way ANOVA (Duwi Priyatno, 2010: 76).

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

62

62

Tabel 3.10

Hasil Uji Homogenitas Tes

Test of Homogeneity of Variances

nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.648 1 54 .205

Berdasarkan output pada Test of Homogeneity of Variance,

homogenitas dapat dilihat dari kolom sig. yang menunjukkan skor tes

mempunyai nilai signifikan (0,205) lebih besar dari alpha yang ditetapkan

yaitu 0,05. Dengan demikian, disimpulkan data skor tes pertama adalah

homogen.

3.5 Teknik Analisis Data

Menguji signifikasi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Uji t-test

digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan mean antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2011: 273) bila sampel membandingkan

sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen maka digunakan t-test sampel related, dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan :

1X = rata-rata kelompok 1

2X = rata-rata kelompok 2

2121

2

22

1

21

21

11

2

)1()1(

nnnn

snsnt

XX

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

63

63

t = nilai t hitung

1n = jumlah sampel kelompok 1

2n = jumlah sample kelompok 2

2

1s = varian kelompok 1

2

2s = varian kelompok 2

Data yang terkumpul dari hasil Tes 1 dan Tes 2 pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen dilakukan pengujian perbedaan rata-rata. Untuk menguji

perbedaan rata-rata dipakai uji t (t-test) yang dilakukan dengan bantuan SPSS for

windows versi 19.0. Uji t (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan

hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis

masalah (kelas eksperimen) dan siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional (kelas kontrol).

Dari nilai thitung selanjutnya dilihat dengan signifikasi atau probabilitas.

Jika diperoleh signifikasi > 0,05 (α) maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas V yang

mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah (kelas

eksperimen) dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (kelas

kontrol). Tetapi jika signifikansi < 0,05 (α) maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA

siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis

masalah (kelas eksperimen) dan siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional (kelas kontrol).

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga yang

beralamatkan di di jalan Amarta nomor 03 Randuares Kecamatan Argomulyo Kota

Salatiga dan SD Negeri Tegalrejo 05 Salatiga yang beralamatkan di jalan Damar

nomor 1 Tegalrejo Salatiga. Unit Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD

Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga dan SD Negeri Tegalrejo 05 Salatiga yang terdiri

dari:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Unit Penelitian Berdasarkan Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen

Keterangan Nama Sekolah Jumlah Siswa Persentase

L P Total

Kelas kontrol SDN Tegalrejo 05 Salatiga 16 14 30 54%

Kelas

eksperimen

SDN Kumpulrejo 01

Salatiga

9 17 26 46%

Jumlah seluruhnya 56 100%

Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa 56 siswa yang digunakan sebagai unit

penelitian dengan jumlah proporsi dari kelas eksperimen adalah 26 siswa dengan

persentase 46% dan 30 siswa dari kelas kontrol dengan persentase 54%. Hasil

penelitian dapat diketahui dengan cara melakukan analisis data terhadap data-data

mentah yang diperoleh dari penelitian. Dalam metode analisis data ada beberapa hal

yang harus dilakukan antara lain yaitu analisis deskriptif, uji normalitas data dan uji

hipotesis. Kualifikasi data dan uji persyaratan analisis data berarti menterjemahkan

data dalam bentuk angka, sedangkan uji persyaratan analisis berarti sebelum

dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis.

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

65

65

Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistic nonparametric

adalah skor yang diperoleh berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu,

sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

kolmogrov-smirno, dengan menggunakan komputer melalui program Statistik

Product and Service Solution (SPSS) versi 19.0 dan uji t-tets.

Penilaian hasil belajar IPA pada kelas eksperimen di SD Negeri

Kumpulrejo 01 Salatiga kelas V yaitu siswa yang termasuk kategori tuntas

sebanyak 10 anak dari 26 anak. Pada kelas eksperimen hasil tes memperoleh skor

maksimal 98 sedangkan skor minimal 60, dengan rata-rata skor 83,38 dan standar

deviasi 9,761. Penilaian hasil belajar pada kelas kontrol yaitu diketahui bahwa

siswa yang termasuk kategori tuntas sebanyak 9 anak dari 30 anak kelas V. Pada

kelas kontrol hasil tes memperoleh skor maksimal 92 sedangkan skor minimal

60, dengan rata-rata skor 74,53 dan standar deviasi 5,10,776. Siswa yang sudah

tuntas dari KKM jauh lebih banyak, hal ini terjadi karena tes 2 dilakukan setelah

siswa mendapat perlakuan dengan belajar menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah sehingga siswa jauh lebih mudah memahami materi serta dapat

mengerjakan tes formatif dengan baik. Meskipun soal tes 2 sama dengan tes 1

tetapi hasilnya sangat berbeda karena perlakuannya juga berbeda.

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan hasil belajar IPA baik pada

kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Apabila siswa mendapat nilai di bawah

KKM (nilai < 90) maka siswa tersebut hasil belajarnya tidak tuntas, dan apabila

siswa mendapat nilai lebih besar sama dengan KKM (nilai ≥ 90) maka siswa

tersebut dikatakan prestasi belajarnya tuntas.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

66

66

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar IPA Kelas V Tes 1

Skor KKM

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Frekuensi

(N)

Persentase

(%)

Frekuensi

(N)

Persentase

(%)

≥ 90 Tuntas 9 30% 10 38%

< 90 Tidak Tuntas 21 70% 16 62%

Jumlah 30 100% 26 100%

Gambar 4.1.

Pie Chart Hasil Belajar IPA Tes 1 Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel dan diagram lingkaran diatas pada Tes 1 kelas kontrol

siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa atau persentase 30%, dan siswa yang tidak tuntas

berjumlah 21 siswa atau persentase 70%. Sedangkan kelas eksperimen siswa tuntas

sebanyak 10 dengan persentase 38% dan siswa tidak tuntas 16 siswa dengan

persentase 62%.

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

67

67

Tabel 4.2

Distribusi Hasil Belajar IPA Kelas V Tes 2

Skor KKM

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Frekuensi

(N)

Persentase

(%)

Frekuensi

(N)

Persentase

(%)

≥ 90 Tuntas 10 33% 14 54%

< 90 Tidak Tuntas 20 67% 12 46%

Jumlah 30 100% 26 100%

Gambar 4.2. Pie

Chart Hasil Belajar IPA Tes 2 Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel diatas pada tes 2 kelas kontrol menunjukkan bahwa siswa

tuntas 10 anak, dengan persentase 33%. Sedangkan siswa tidak tuntas sebanyak 20

anak dengan persentase 67%. Jika dibandingkan dengan Tes 2 pada kelas eksperimen

terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA kelas V dengan pokok

bahasan peristiwa alam dan dampaknya menjadi siswa yang tuntas sebanyak 14

dengan persentase 54%, sedangkan siswa yang tidak tuntas turun menjadi 12 anak

dengan persentase 45%. Dengan demikian model pembelajaran berbasis masalah

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

68

68

dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V pada pokok bahasan peristiwa

alam dan dampaknya di SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga.

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk persyaratan dilakukannya uji-t. Uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data dengan mengukur

skor tes kedua hasil belajar IPA pada kedua kelas.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tes kedua

Kel.Data Kolmogorov-Smirnova Ket

Eksperimen .893 Normal

Kontrol .973 Normal

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa data normalitas dari tes baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari nilai

alpha yang ditetapkan yaitu 0,05 (5%). Dengan demikian, disimpulkan bahwa pada

taraf signifikansi 0,05 (5%) data tes kedua kelas berdistribusi normal.

Secara lebih jelas, berikut disajikan kurva normal kelas eksperimen dan

kelas kontrol berikut ini:

Gambar 4.2 Grafik Normalitas Hasil belajar Kelas kontrol

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

69

69

Tabel 4.4

Gambar 4.3 Grafik Normalitas Hasil belajar Kelas eksperimen

Uji Homogenitas

Uji homogenitas nilai tes merupakan syarat jika akan dilakukan uji t.

Penghitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.648 1 54 .205

Berdasarkan hasil uji homogenitas antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

dapat dilihat pada tabel Test of Homogeneity of Variances nilai signifikansi adalah

0,205 > 0,05 maka H0diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama

(varian kelas kontrol dan kelas eksperimen).

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

70

70

Analisis uji t

Analisis menguji signifikansi perbedaan mean antar kelas eksperimen

dan kelas kontrol, analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Di bawah ini

disajikan tabel hasil uji t-test skor tes 2 kelas eksperimen dan kelas kontrol,

Tabel 4.5 Hasil Uji t-Test Skor Tes 2 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Diffe

rence

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai

Tes 2

Equal

variances

assumed

1.648 .205 3.201 54 .002 8.851 2.765 3.308 14.394

Equal

variances not

assumed

3.224 53.882 .002 8.851 2.745 3.347 14.355

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil F hitung levene test sebesar

1,648 dengan probabilitas 0,205 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua

sampel memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan

demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed.

Dari tabel di atas terlihat nilai t hitung 3,201 pada derajat ketergantungan (df) 54,

lebih kecil dari nilai t tabel 1,674, (nilai t tabel dicari menggunakan rumus pada

Microsoft Excel =tinv(0.05,50), dan signifikansi 0,002 < 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Page 25: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

71

71

Berdaasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari

hasil uji t maka analisis hipotesisnya adalah:

Ada efektifitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning-PBL) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus

Hasanudin Salatiga semester II tahun ajaran 2011/2012”.

Berdasarkan analisis uji hipotesis, hipotesis ditolak jika signifikansi > 0,05

(H > 0,05) dan hipotesis diterima jika signifikansi < 0,05 (H < 0,05). Dari hasil

signifikansi diperoleh angka signifikansi 0,002 < 0,05 maka hipotesis diterima.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran, dengan pokok bahasan

Peristiwa alam dan dampaknya dengan menggunakan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah (Problem Based Learning-PBL) terlihat bahwa skor hasil

belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kumpulrejo 01 Salatiga (kelas eksperimen)

lebih baik dari pada skor tes hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo

05 Salatiga (kelas kontrol) yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional.

Penilaian hasil belajar IPA pada kelas eksperimen di SD Negeri

Kumpulrejo 01 Salatiga kelas V yaitu siswa yang termasuk kategori tuntas

sebanyak 10 anak dari 26 anak. Pada kelas eksperimen hasil tes memperoleh skor

maksimal 98 sedangkan skor minimal 60, dengan rata-rata skor 83,38 dan standar

deviasi 9,761. Penilaian hasil belajar pada kelas kontrol yaitu diketahui bahwa

siswa yang termasuk kategori tuntas sebanyak 9 anak dari 30 anak kelas V. Pada

kelas kontrol hasil tes memperoleh skor maksimal 92 sedangkan skor minimal

60, dengan rata-rata skor 74,53 dan standar deviasi 5,10,776. Siswa yang sudah

tuntas dari KKM jauh lebih banyak, hal ini terjadi karena tes 2 dilakukan setelah

siswa mendapat perlakuan dengan belajar menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL) sehingga siswa jauh lebih

mudah memahami materi serta dapat mengerjakan tes formatif dengan baik.

Page 26: BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/773/4/T1_292008001_BAB III.pdf · model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

72

72

Meskipun soal tes 2 sama dengan tes 1 tetapi hasilnya sangat berbeda karena

perlakuannya juga berbeda.

Berdasarkan hasil perhitungan uji t, dapat dilihat bahwa hasil belajar

kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional lebih rendah

daripada hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL). Hal ini ditunjukan dengan

rata-rata hasil belajar kelas kontrol yaitu 74,53 < rata-rata hasil belajar kelas

eksperimen yaitu 83,38, dengan perbedaan rata-rata (mean difference) sebesar

8.851, artinya bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada hasil

belajar kelas kontrol. Dari perbandingan nilai t hitung dan t tabel, dapat dilihat

bahwa nilai t hitung 3,201< t tabel dengan taraf signifikansi 0,002 < 0,05, yang

berati bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu model

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL) efektif terhadap

hasil belajar siswa. Dengan demikian, maka rumusan hipotesis yang menyatakan

ada efektifitas penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem

Based Learning-PBL) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus

Hasanudin Salatiga semester II tahun ajaran 2011/2012” diterima.