BAB III. METODE PENELITIAN 3eprints.umm.ac.id/47110/4/BAB III.pdf · 2019. 7. 17. · FeSO4.7H2o...
Transcript of BAB III. METODE PENELITIAN 3eprints.umm.ac.id/47110/4/BAB III.pdf · 2019. 7. 17. · FeSO4.7H2o...
11
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini dimulai bulan
Oktober 2018 – Januari 2019, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Autoklaf, Laminar
Air Flow, pH Meter, Spektofotometri Shimadzu UV-1601, Oven, Microwave,
Centrifuge, Labu Takar, Tabung Reaksi, Tube 2 ml, Pipet Ukur, Vortex,
Timbangan analitik.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah tanah reklamasi bekas
tambang kapur PT. Semen Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Tuban, Jawa
Timur sebagai sumber isolat. Media isolasi dan pengujian indeks zona bening yang
digunakan adalah media agar Pikovskaya (Tabel 2) dengan modifikasi sumber P
menggunakan Ca3(PO4)2 sebanyak 5 g dalam 1 L media. Pengujian kadar fosfat
terlarut yang mampu di hasilkan menggunakan media Pikovkaya cair dengan
sumber P menggunakan Ca3(PO4)2 sebanyak 5 g dalam 1 L media. Media tumbuh
pengujian hormone Indole Acetic Acid dan pengujian kemasaman aluminium sulfat
menggunakan media NB (Nutrient Broth) (Tabel 3). Media NB dengan
penambahan L-Trypthophan 100 ppm digunakan pada pengujian Hormon IAA dan
media NB dengan penambahan Aluminium Sulfat (Tabel 5) digunakan pada
12
pengujian kemasaman. Pengujian hormon IAA secara kualitatif menggunakan
reagen Gordon & Weber (Tabel 4).
3.3 Diagram Alur Penelitian
3.4 Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Metode ini ditujukan untuk
Pikovkaya Agar
Positif
Negatif
(+) Al2SO4
(+) L-Trypthopan 100 ppm
Pikovkaya Cair
Pikovkaya Agar
Pembuatan Media Tumbuh
Terbentuk Zona Bening
Uji Indeks Zona Bening
Uji Fosfat Terlarut
Uji Toleransi Kemasaman
Aluminium Sulfat
Uji Hormon IAA
Sterilisasi Alat
Sampling Tanah
Isolasi
Pemurnian
Identifikasi Mikro
Identifikasi Makro
Pewarnaan Gram
Pikovkaya
Nutrient
Broth
Isolat Murni
Isolat bakteri dengan kemampuan melarutkan fosfat, toleran
terhadap kemasaman, dan mampu menyintesis hormon IAA
Gambar 4. Diagram alur penelitian
13
mengetahui kemampuan bakteri dalam melarutkan fosfat, mensistesis fitohormon
dan toleransi terhadap kondisi masam. Data yang disajikan berupa data kualitatif
dan kuantitatif.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Sterilisasi Alat
Peralatan laboratorium direndam pada larutan NaOCl 10% selama 24 Jam
kemudian dibilas dengan air. Sterilisasi alat menggunakan autoclave dengan suhu
121°C pada tekanan 1 Atm selama 60 menit dan untuk tabung reaksi dan
erlemenyer, bagian mulut labu dan tabung ditutup terlebih dahulu dengan
menggunakan Aluminium Foil dan dibungkus dengan plastik Wrap (Santosa,
2007).
3.5.2 Pembuatan Media Pikovskaya
Tabel 2. Komposisi Media Pikovskaya (Nautiyal, 1999)
Komposisi Gram/Liter
Glucose 10,000
Ca3(PO4) 5,0000
Yeast Extrak 0,5000
NACL 0,2000
KCL 0,2000
MnSO4.H2O 0,0025
MgSO4.7H2O 0,1000
FeSO4.7H2o 0,0025
(NH4)2SO4 0,5000
Bahan yang digunakan pada tabel 2 ditimbang sesuai komposisi dan
ditambahkan 1 L Aquades dalam labu takar, pembuatan media Pikovkaya padat di
tambahkan agar mikrobiologi sebagai aglinat media padat sebanyak 20 g/L.
14
sterilisasi media menggunakan autoclave pada suhu 121°C, tekanan 1 Atm selama
15 menit. Alur pembuatan media Pikovkaya padat disajikan pada gambar 5.
3.5.3 Pembuatan Media NB
Tabel 3. Komposisi media Nutrient Broth Merck
Komposisi Gram/Liter
Meat extract 1,00
Yeast extract 2,00
Peptone 5,00
NaCl 5,00
Nutrient Broth yang digunakan merupakan kit Nutrient Broth No 3 dari
Merck. Sebanyak 13g bubuk media NB di larutkan kedalam 1000 mL aquadest.
Media yang telah homogen disterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu
Timbang bahan sesuai komposisi
Larutkan bahan 1 L Aquadest
Homogenkan
Sterilisasi Autoclave
15 menit, 121°C, 1
ATM
Tuang 10ml ke
Petridish
Pikovkaya Cair
Steril
Pikovkaya cair
20 g Agar
Pikovkaya padat
+
Pikovkaya Padat
Steril
Gambar 5. Alur pembuatan media Pikovkaya cair dan padat
15
121°C, pada tekanan 1 Atm selama 15 menit. Alur pembuatan media Nutrient Broth
disajikan pada Gambar 6
3.5.4 Sampling Tanah
Sampel tanah yang digunakan untuk mendapatkan isolat bakteri yang
mampu melarutkan fosfat adalah tanah reklamasi bekas tambang kapur PT. Semen
Indonesia berlokasi di Kabupaten Tuban. Kondisi lingkungan di wilayah
Kabupaten Tuban yang berkapur menjadi prioritas sebagai tempat yang berpotensi.
Kondisi lingkungan ini diharapkan mendapatkan bakteri indigenous yang hidup
pada lingkungan berkapur. Denah pengambilan sampel diukur menggunakan GPS
dengan mengukur titik kordinat tempat pengambilan sampel.
Titik pengambilan sampel dilakukan sebanyak lima titik dengan dengan luas
sampling sebesar 1000m2. Lokasi pengambilan sampel tanah dapat dilihat pada
Gambar 7. Sampel tanah diambil sebanyak 500 g untuk setiap titik pengambilan.
Sebanyak 5 sampel tanah di beri kode P1, P2, P3, P4, dan P5 pada titik pengambilan
Timbang bahan sesuai komposisi
Larutkan bahan 1 L Aquadest
Homogenkan
Sterilisasi Autoclave
15 menit, 121°C, 1
ATM
Nutrient Broth
Steril
Gambar 6. Alur pembuatan media Nutrient Broth
16
sampel tanah. Titik tanah disebar pada setiap sudut area sampling dan titik tengah
area sampling.
Gambar 7. Lokasi pengambilan sampel tanah (www.maps.google.com)
3.5.5 Isolasi & Identifikasi
Isolasi setiap sampel tanah dilakukan menggunakan metode pengenceran
bertingkat, untuk memperoleh bakteri pelarut fosfat menggunakan media agar
selektif Pikovskaya dengan memodifikasi sumber P menggunkan Ca3(PO4)2 untuk
mendapatkan bakteri pelarut fosfat (Santosa, 2007). Sebanyak 1 g sampel tanah
dilarutkan ke dalam 9 ml akuades steril pada tabung reaksi dan dihomogenkan, 1
ml larutan dari pengenceran dilarutkan kembali ke dalam 9 ml aquades steril hingga
deret pengenceran ke 10-8. Pengenceran yang digunakan yaitu pengenceran ke
17
empat, ke enam dan ke delapan. Penggunaan pengenceran tersebut mengacu kepada
penelitian (Darmayasa, et al., 2014).
Pipet masing masing 100 µl larutan dari pengenceran dan secara aseptik
tuang ke dalam cawan petri yang berisi media Pikovskaya padat, goyang kekanan
dan kekiri hingga seluruh permukaan agar rata dengan larutan pengenceran.
Identifikasi bakteri yang mampu melarutkan fosfat ditandai dengan terbentuknya
zona bening pada media Pikovskaya, semakin lebar zona bening, secara kualitatif
10-1 10-2 10-3 10-4 10-
5
10-6 10-7 10-8
9
mL
9
mL
9
mL
9
mL
9
mL
9
mL
9
mL
9
mL
1 Gr
Tanah
1 mL 1 mL 1 mL 1 mL 1 mL 1 mL
100 µL
Gambar 8. Pengenceran bertingkat isolasi bakteri pelarut fosfat (Darmayasa, et
al., 2014)
18
dapat dianggap sebagai tanda bakteri pelarut fosfat semakin besar dalam
melarutkan fosfat dalam media (Santosa, 2007).
3.5.6 Pemurnian & Karakterisasi
Isolat bakteri yang dimurnikan dipilih dari koloni yang membentuk zona
bening dari setiap sampel tanah sehingga didapatkan bakteri yang berpotensi
melarutkan fosfat dari lima sampel tanah. Pemurnian dilakukan dengan metode
goresan T pada media agar Pikovskaya. Isolat murni yang telah didapatkan di
karakterisasi secara makroskopis dan mikroskopis.
Gambar 9. Panduan karakterisasi koloni bakteri (Putra, 2018)
Karakterisasi bakteri secara makroskopis meliputi bentuk koloni,
permukaan koloni (elevasi), tepi koloni (Margin), warna koloni dengan panduan
Gambar 9. Karakterisasi bakteri secara mikroskopis meliputi bentuk sel dan
pewarnaan gram. Pewarnaan gram dilakukan dengan cara meneteskan aquades
pada kaca objek ditambahkan 1 ose biakan sample lalu difiksasi di atas api
19
kemudian ditetesi dengan kristal violet dan biarkan selama 1 menit, di cuci dengan
aquades steril mengalir dan di tetesi dengan lugol selama 1 menit, dicuci kembali
dengan aquades steril mengalir, selanjutnya di tetesi alkohol 96% selama 1 menit
dan dicuci kembali. Langkah selanjutnya ditetesi safranin selama 1 menit dan
dibilas menggunakan aquades steril tahap terakhir mengeringkan dengan tisu dan
mengamati dengan menggunakan mikroskop. Alur pewarnaan gram terlihat pada
Gambar 10.
Isolat murni yang telah di dapatkan ditumbuhkan pada media miring
Pikovskaya padat sebagai stok dan perbanyakan isolat bakteri. Sebanyak 1 ose
jarum sampel di tumbuhkan pada media Pikovskaya padat pada tabung reaksi 15
1 Ose Isolat
Aquades Steril
Tetesi Kristal Violet
Bilas
Aquades Steril
Tetesi Lugol
Bilas
Aquades Steril
Tetesi Safranin
Bilas
Aquades Steril
Tetesi Alkohol 96%
Bilas
Amati di bawah mikroskop
Gram Positif : Ungu Kebiruan
Gram Negatif : Merah Muda
Diamkan
1 Menit
Diamkan
1 Menit
Diamkan
1 Menit
Diamkan
1 Menit
Gambar 10. Alur pewarnaan gram (Hadioetomo, 1985)
20
ml kemudian diinkubasi pada suhu ruang suhu 5°C di dalam lemari pendingin untuk
menjaga bakteri tetap hidup.
3.5.7 Pengujian Kadar Fosfat Terlarut
Isolat yang telah di murnikan dilakukan uji pemberian fosfat pada media
pikovskayas cair yang telah di modifikasi dengan pemberian Ca3(PO4)3OH sebagai
sumber fosfat secara aseptik. Sebanyak 1 ose jarum isolat di tumbuhkan di media
cair dan di inkubasi di atas shaker selama 72 Jam pada kecepatan 120 Rpm
(Tabatabaei, et al., 2016). Setelah masa inkubasi dihitung kadar fosfat tersedia
dengan cara media uji disaring menggunakan kertas saring whatman no 1 dan
disentrifus dengan kecepatan 6000 rpm selama 15 menit sampai pemisahan antara
filtrat dan endapan bakteri pelarut fosfat terjadi. Pengukuran kandungan P-tersedia
menggunakan metode Bray-II dan nilai absorbandi dibaca dengan metode
kolorimetri dengan panjang gelombang 710 nm (Santosa, 2007).
3.5.8 Pengujian Indeks Zona Bening
Seluruh isolat bakteri yang telah murni diuji indeks potensi zona bening
yang terbentuk. Pengukuran indeks potensi zona bening menggunakan media
Pikovkaya padat untuk melihat seberapa besar zona bening yang terbentuk pada
media tersebut. Pengukuran indeks potensi zona bening menggunakan rumus dari
Santosa, (2007) yaitu:
𝑰𝑷 = 𝑫𝒁𝑩
𝑫𝑲
Keterangan: DZB = Luas zona bening (cm)
DK = Luas koloni bakteri atau jamur pelarut fosfat (cm)
21
Pengukuran luas zona bening dan luas koloni bakteri menggunakan metode
kualitatif citra visual dengan menggunakan software ImageJ. Konsep pengukuran
luas menggunakan citra visual ialah mengukur hasil luas objek dibandingkan
dengan luas standart (Robot, et al., 2018). Pembuatan luas standart menggunakan
kertas HVS berwarna kontras dengan bentuk persegi berukuran 1 × 1 cm.
Pengambilan citra visual menggunakan kamera sony a5000, pengambilan citra
visual pada objek diikuti dengan luas standart yang telah di buat.
Gambar 11. Format foto untuk citra visual menggunakan imageJ A) Standart luas
pembanding 1 cm2: B) Koloni bakteri
3.5.9 Pengujian Hormon Indole Acetic Acid
Pengujian hormon indole acetic acid menggunakan metode kolorimetri
spektofotometri dengan pereaksi Gordno & Weber (Gordon & Weber, 1950).
Pembuatan pereaksi mengikuti komposisi tetapan Gordon & Weber, sebanyak 8,12
g FeCl3 dilaurkan dengan air deionisasi dalam labu takar 100 ml dan cukupkan
volume sampai 100 ml. Campurkan 1ml larutan FeCl3 dengan 50 ml HClO4 35%
dalam botol gelap. Komposisi pelarut Gordon & Weber dapat dilihat pada Tabel 4.
22
Tabel 4. Komposisi pereaksi Gordon & Weber
Bahan Komposisi
0,5 M FeCl3 1 mL
HCLO4 35% 50 mL
Sebanyak 20 ml kultur di sentrifuse pada kecepatan 8.000 rpm pada suhu
4°C selama 10 menit lalu saring supernatan dengan membran filter 0,45 μm. 1 ml
supernatan yang telah disaring di pipet ke dalam tabung reaksi bersih lalu ditambah
4 ml pereaksi Gordon & Weber. Kocok lalu inkubasi campuran supernatan dan
pereaksi selama 15 menit, kemudian diukur absorbansinya pada λ = 530 nm dengan
spektofotometri (Yuniarti & Purwani, 2007).
3.5.10 Pengujian Kemasaman Aluminium Sulfat
Isolat yang mampu melarutkan fosfat di uji kembali menggunakan media
NB modifikasi dengan merubah tingkat kemasaman media dengan menambahkan
larutan Al2(SO4)3 dengan kadar perlakuan sebagai berikut
Tabel 5. Perlakuan tingkat keasaman
Perlakuan Kadar ppm Al2(SO4)3 pH Media
A 0 ppm 6,8
B 100 ppm 4,5
C 200 ppm 4,2
D 400 ppm 4,1
E 600 ppm 4,0
F 800 ppm 3,9
G 1000 ppm 3,6
Pertumbuhan bakteri diamati secara kolorimetri setiap 2 jam selama 24 jam
dengan panjang gelombang λ 420 nm, data dibaca sebanyak tiga kali setiap
pengamatan dan hasil yang digunakan kemudian di rata-rata.
23
3.6 Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati meliputi:
1. Isolasi & identifikasi bakteri pelarut fosfat
Indentifikasi bakteri yang mampu melarutkan fosfat ditandai dengan
terbentuknya zona bening di sekikar koloni bakteri. Zona bening yang
terbentuk menandakan fosfat terikat mampu dipecah oleh bakteri
sehingga menghasilkan zona bening.
2. Karakteriasi bakteri pelarut fosfat
Karakterisasi bakteri secara makroskopis meliputi bentuk koloni,
permukaan koloni (elevasi), tepi koloni (Margin), warna koloni dengan
panduan Gambar 9. Karakterisasi bakteri secara mikroskopis meliputi
bentuk sel dan pewarnaan gram.
3. Analisis indeks zona bening
Pengukuran luas zona bening dan luas koloni bakteri menggunakan
metode kualitatif citra visual dengan menggunakan software ImageJ.
Konsep pengukuran luas menggunakan citra visual ialah mengukur
hasil luas objek dibandingkan dengan luas standart
4. Analisis kuantitatif fosfat terlarut
Analisis kuantitatif fosfat terlarut dengan mengukur kandungan P-
tersedia dengan metode Bray-II dan diukur dengan metode kolorimetri
dengan panjang gelombang 710 nm (Santosa, 2007)
24
5. Analisis kuantitatif fitohormon
Pengujian hormon indole acetic acid menggunakan metode kolorimetri
spektofotometri dengan pereaksi Gordno & Weber (Gordon & Weber,
1950).
6. Analisis pertumbuhan bakteri pada kondisi kemasaman Al2SO4
Analisis nilai OD sel bakteri dibaca menggunakan metode kolorimetri
dengan panjang gelombang 420 nm. Pertumbuhan bakteri diamati
secara kolorimetri setiap 2 jam selama 24 jam dengan panjang
gelombang λ 420 nm, data dibaca sebanyak tiga kali setiap pengamatan
dan hasil yang digunakan kemudian di rata-rata.