BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...
36
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan visual-spasial,
aktivitas kognitif, strategi pemahaman visual, serta representasi mental siswa
SMA saat mempelajari video proses fotosintesis. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif. Pada penelitian ini terdapat data kuantitatif dan
kualitatif yang dianalisis secara deskriptif. Data kuantitaif yang digunakan dalam
penelitian ini ialah skor kemampuan visual-spasial, frekuensi aktivitas kognitif,
frekuensi strategi pemahaman visual, serta skor representasi mental siswa.
Selanjutnya data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yakni ungkapan
verbal record aktivitas kognitif, visual record strategi pemahaman, serta lembar
jawaban C-NET protokol siswa.
B. Definisi operasional
Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kemampuan visual-spasial
Kemampuan visual-spasial dimaksudkan dalam penelitian ini ialah
kemampuan visualisasi spasial dan mental rotation bawaan yang dimiliki siswa.
Kemampuan visualisasi spasial diukur dengan Paper Folding Test (Lampiran 1)
sedangkan kemampuan mental rotation diukur dengan Mental Rotation Test
(Lampiran 2). Hasil akhir dari pengukuran ini diperoleh dalam bentuk skor.
2. Aktivitas kognitif
Aktivitas kognitif yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah segala bentuk
proses kognitif yang direkam dari pernyataan siswa saat mempelajari video proses
fotosintesis. Pengelompokan pernyataan yang dikeluarkan siswa didasarkan pada
protokol Think Aloud Method (Lampiran 3) yang dirancang oleh Someren et al.
(1994).
36
37
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Strategi pemahaman visual
Strategi pemahaman visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala
bentuk aktivitas yang dilakukan siswa agar memperoleh informasi atau
pemahaman dari penanyangan video tentang proses fotosintesis. Strategi
pemahaman visual yang muncul diukur dengan lembar observasi yang diadaptasi
dari Cromley et al. (2010).
C. Partisipan
Subjek atau partisipan yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa SMA
Pasundan dan SMA Darul Hikam Bandung. Partisipan pada penelitian ini
ditentukan dengan convenience sampling atau mengambil partisipan berdasarkan
ketersediaan dan kemauan partisipan. Setelah diperoleh partisipan dengan
convenience sampling selanjutnya dilakukan purposive sampling untuk
menganalisis data secara kualitatif.
D. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian terdapat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Intrumen penelitian beserta teknik pengumpulan data
No Aspek Yang
Diukur
Teknik
Pengumpulan
Data
Pelaksanaan
Pengambilan
Data
Jenis Instrumen
1 Kemampuan
visual-spasial
Tes Sebelum
mempelajari
video proses
fotosintesis
Mental Rotation
Test (MRT)
Paper Folding
Test (PFT)
2 Aktivitas
kognitif
Merekam verbal
record
Saat mempelajari
video proses
fotosintesis
Think Aloud
method Protocol
(TAP)
3 Strategi
pemahaman
visual
Observasi/merekam
aktivitas siswa
Saat mempelajari
video proses
fotosintesis
Lembar Observasi
strategi
pemahaman visual
4. Representasi
mental
Tes Setelah
mempelajari
video proses
fotosintesis
CNET-Protocol
1. Paper Folding Test (PFT)
Paper Folding Test (PFT) merupakan salah satu instrumen yang digunakan
untuk mengukur kemampuan visual-spasial siswa pada bagian visualisasi spasial.
38
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan Paper Folding Test pada penelitian ini mengacu pada pengembangan
yang dilakukan Ekstrom (1976). Dalam tes ini, peserta harus membayangkan
melipat dan membuka potongan-potongan kertas. Dalam setiap soal pada tes ada
beberapa gambar yang ditarik di sebelah kiri garis vertikal dan ada gambar lain
yang ditarik di sebelah kanan garis. Angka-angka di sebelah kiri menunjukkan
sepotong kertas persegi yang dilipat, dan yang terakhir dari angka-angka ini
memiliki satu atau dua lingkaran kecil yang digambar di atasnya untuk
menunjukkan di mana kertas telah dilubangi. Salah satu dari lima angka di sebelah
kanan garis vertikal menunjukkan di mana lubang-lubang terbentuk ketika kertas
benar-benar dilipat. Peserta tes harus memutuskan yang mana dari angka-angka
ini benar dan menggambar X melalui angka tersebut.
2. Mental Rotation Test (MRT)
Mental Rotation Test (MRT) merupakan instrumen yang digunakan untuk
melihat kemampuan visual-spasial siswa pada bidang rotasi mental. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada MRT yang dikembangkan
oleh Vandenberg dan Kuse (1986). Dalam tes ini peserta diberikan model bangun
ruang 3 Dimensi (3D) yang berkaitan dengan proses fotosintesis dan disertai
dengan angka. Peserta harus dapat menebak dimana angka tersebut akan terletak
bila gambar dirotasikan. Kisi-kisi MRT yang digunakan pada penelitian ini
terdapat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Mental Rotation Test
No. Struktur yang dirotasikan
1. Model 3D kloroplas
2. Model 3D tylakoid
3. Model 3D molekul oksigen
4. Model 3D membran tylakoid
5. Model 3D rotor ATP (Complex Faktor)
3. Think Alaoud Method Protocol (TAP)
Protokol Think Aloud Method yang digunakan sebagai instrumen dalam
penelitian ini merupakan protokol yang dikembangkan oleh Someren et al.
(1986). Protokol Think Aloud Method sendiri merupakan intrumen pengumpulan
data aktivitas kognitif yang muncul saat siswa mengamati video proses
fotosintesis. Data aktivitas kognitif dihimpun berdasarkan laporan verbal yang
39
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diutarakan siswa saat mengamati video. Selanjutnya, tiap aktivitas kognitif yang
muncul dihitung frekuensi kemunculannya. Agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengumpulan dan analisis data, dilakukan juga perekaman terhadap aktivitas
verbal siswa selama mempelajari video. Tabel 3.3 berikut dijelaskan mengenai
kisi-kisi instrumen TAP yang digunakan.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Think Aloud Protocol
No. Jenis aktivitas kognitif Definisi
1. Mengingat pengetahuan
sebelumnya
Siswa mengingat kembali pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya
2. Mengidentifikasi gambar Siswa mengidentifikasi dan menjelaskan tiap detail
gambar pada video.
3. Memaknai kode / simbol
tertentu
Siswa mengungkap makna suatu simbol, warna,
panah, dan diagram yang terdapat pada video.
4. Berhipotesis Siswa menghasilkan hipotesis tertentu setelah
melihat video proses fotosintesis.
5. Menginferensi Siswa menyimpulkan atau melengkapi informasi
yang ada pada pada video.
4. Lembar Observasi Strategi Pemahaman Visual
Lembar Observasi Strategi Pemahaman Visual siswa yang digunakan sebagai
instrumen dalam penelitian ini diadaptasi dari strategi pemahaman teks dan
diagram oleh Cromley et al. (2010). Cromley et al. (2010) mengategori strategi
pemahaman menjadi tiga bagian yakni strategi pemahaman tingkat rendah,
strategi pemahaman tingkat tinggi, serta strategi metakognitif. Lembar observasi
dibuat berdasarkan indikator dan kriteria-kriteria masing-masing kategori yang
dijabarkan (Lampiran 4). Adapun kisi-kisi lembar observasi strategi pemahaman
visual dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Kisi-kisi strategi pemahaman visual
No. Jenis strategi
pemahaman visual Contoh indikator
1. Strategi tingkat rendah Melakukan parafrase secara berulang-ulang
Melakukan replay berulang-ulang
2. Strategi tingkat tinggi
Membuat ulang grafik gambar atau diagram/aliran
yang dikodekan dari video
Menyandingkan dengan berbagai sumber seperti
buku teks atau buku catatan
40
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Jenis strategi
pemahaman visual Contoh indikator
3. Strategi metakognitif
Menyatakan bahwa dia memahami, atau
informasi tersebut sudah familiar (mencocokkan
informasi baru dengan informasi dalam memori)
Menyatakan bahwa dia mengerti/tidak mengerti
5. CNET-Protocol
Instrumen CNET-Protocol yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
hasil adaptasi dan modifikasi dari Instrumen CNET-Protocol pada penelitian
Rahmat et al. (2017). Pada instrumen CNET-Protocol, partisipan diminta untuk
memilih serta mengurutkan komponen konsep yang terdapat pada video (order),
memberi alasan pengurutan (elicitation), pembentukan jejaring informasi (causal
network), dan menentukan skor representasi mental (utility parameters)
(Lampiran 5). Kisi-kisi konsep dan hubungan yang terdapat pada video proses
fotosintesis dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kisi-kisi konsep representasi mental siswa saat mempelajari video
proses fotosintesis
No. Konsep Contoh elemen informasi
1. Reaksi terang
- Cahaya
- Air
- Pusat reaksi
- Sitokrom
- Complex factors
2. Siklus Calvin
- CO2
- ATP
- Rubisco
- NADPH
- G3P
6. Video Proses Fotosintesis
Video merupakan bahan penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data
aktivitas kognitif, strategi pemahaman visual serta hubungannya dengan
representasil mental. Video yang digunakan dalam penelitian ini merupakan video
animasi visual-spasial (3D) tentang proses yang terjadi pada reaksi terang serta
siklus Calvin fotosintesis. Video awal diambil dari channel youtube “McGraw-
Hill Animation” dengan judul “Photosynthesis Light reaction, Calvin cycle,
Electron Transport [3D Animation]”. Video proses fotosintesis selanjutnya
41
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yakni dengan memberi
subtitle bahasa Indonesia, melakukan dubbing suara, serta memotong bagian
tertentu yang dianggap tidak perlu (Lampiran 6). Setelah itu video selanjutnya
divalidasi pada dua orang ahli, terkait konten serta visualisasi animasi.
E. Teknik analisis data
1. Analisis Kemampuan Visual-Spasial
Analisis data kemampuan visual spasial siswa dilakukan dengan cara
mengelompokkan hasil tes baik dari Paper Folding Test dan Mental Rotation
Test. Instrumen Paper Folding Test dan Mental Rotation Test yang digunakan
mengacu pada Ekstrom et al. (1976) dan Vandenberg dan Kuse (1986). Adapun
pengelompokan hasil dari kedua instrumen tes ini mengacu pada rentang skor
yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) dan terdapat pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Kategori kemampuan visual spasial berdasarkan skor (Arikunto,
2012)
2. Analisis data Think Aloud Method Protocol
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses analisis data dari instrumen
Think Aloud Method secara umum dilakukan dengan dua tahapan utama. Tahap
pertama yakni pengkodean data verbal yang diperoleh, kemudian tahap kedua
adalah pengelompokan jenis aktivitas kognitif yang muncul. Masing-masing data
yang telah dikelompokkan dihitung berapa kali frekuensi kemunculannya.
Penghitungan frekuensi kemunculan, pengkodean serta pengelompokan data
verbal yang diperoleh ini mengacu pada tabel pengelompokan oleh Brensetter et
al. (2017), Cromley et al. (2010) dan Kragten et al. (2014). Pada Tabel 3.7 berikut
terdapat model perhitungan total frekuensi aktivitas kognitif tertentu saat
mempelajari video proses fotosintesis menurut Brensetter et al. (2017), Tabel 3.8
menyajikan interpretasi kategori siswa berdasarkan persentase frekuensi aktivitas
Kategori kemampuan visual-spasial Rentang skor
Sangat rendah 0 – 19
Rendah 20 – 39
Sedang 40 – 59
Baik 60 – 79
Sangat baik 80 -100
42
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kognitif menurut Sugiyono (2010), dan Tabel 3.9 merupakan acuan kategorisasi
aktivitas kognitif yang mengacu pada Arikunto (2012).
Tabel 3.7 Penghitungan aktivitas kognitif dan frekuensi kemunculannya
(Brensetter et al., 2017)
Jenis aktivitas kognitif yang muncul
Frekuensi aktivitas kognitif dan
persentase kemunculan
∑ f (%)
Mengingat pengetahuan sebelumnya (K1)
Mengidentifikasi gambar (K2)
Memaknai kode/simbol (K3)
Berhipotesis (K4)
Menyimpulkan (K5)
Tabel 3.8 Interpretasi kategori siswa berdasarkan frekuensi kemunculan
aktivitas kognitif (Sugiyono, 2010)
Besar persentase (%) Kategori
0 Tidak ada
1-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir separuhnya
50 Separuhnya
51-75 Sebagian besar
76-99 Hampir seluruhnya
100 Seluruhnya
Tabel 3.9 Kategori kemunculan aktivitas kognitif Arikunto (2012)
Kategori frekuensi kemunculan aktivitas kognitif Persentase
Rendah Sangat rendah >0 – 20
Rendah >20 – 40
Sedang Sedang >40 – 60
Tinggi Tinggi >60 – 80
Sangat Tinggi >80 – 100
3. Analisis data hasil observasi strategi pemahaman visual
Analisis data hasil observasi strategi pemahaman visual dilakukan dengan dua
tahap, yakni interpretasi dan pengelompokan. Dasar interpretasi dan
pengelompokan ini dilakukan mengacu pada strategi pemahaman oleh Cromley et
al. (2010). Cromley et al. (2010) menjelaskan strategi pemahaman visual siswa
43
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat dikelompokkan kedalam tiga jenis yakni strategi pemahaman tingkat
rendah, strategi pemahaman tingkat tinggi, dan strategi pemahaman metakognitif.
4. Analisis data representasi mental
Data yang diperoleh dari protokol CNET dianalisis dalam empat tahapan yaitu
order, elicitation, causal network, dan skoring utility. Adapun penjelasan masing-
masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pemilihan dan pengurutan elemen informasi atau konsep (order)
Tahap order dilakukan dengan cara memilih elemen informasi atau konsep
yang berhubungan dengan proses fotosintesis. Konsep-konsep ini disajikan
lengkap dengan pengecoh sehingga dapat diketahui siswa yang benar-benar
memahami elemen informasi yang terdapat pada reaksi terang maupun reaksi
gelap fotosintesis. Setelah dilakukan pemilihan terhadap konsep yang
berhubumgan, selanjutnya siswa diminta untuk mengurutkan tiap-tiap elemen
informasi tersebut berdasarkan pengetahuannya. Pemberian skor pada tahap order
dilaksanakan sesuai tabel berikut.
Tabel 3.10 Rubrik penskoran elemen informasi pada tahap order (Rahmat
et al., 2017)
Jenis elemen informasi yang dipilih Bobot skor perkonsep (termasuk
reaksi terang dan siklus Calvin)
Konsep utama yang harus dipilih 1
Konsep pengecoh -1
b. Penetapan jejaring kausal (elicitition)
Pada tahap penetepan jejaring kausal (elicitation) siswa memberikan alasan
terhadap pemilihan dan pengurutan konsep yang dilakukan pada tahap order.
Tabel 3.11 berikut menyajikan rubrik penskoran yang dilakukan pada tahap
elicitation.
Tabel 3.11 Rubrik penskoran elicitation instrumen C-NET protokol (Rahmat
et al., 2017)
Kriteria Skor
Jika penjelasan siswa logis dan bernilai benar, berhubungan dengan proses
fotosintesis 1
Jika penjelasan siswa logis namun bernilai salah, tidak berhubungan
dengan proses fotosintesis 0
44
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria Skor
Jika penjelasan siswa tidak logis dan bernilai salah, tidak berhubungan
dengan proses fotosintesis 0
c. Pemberian kata hubung dalam membentuk proposisi dan jejaring proposisi
Tahapan selanjutnya adalah pemberian kata hubung dalam membentuk
proposisi dan jejaring proposisi. Pada tahap ini siswa diminta untuk
menghubungkan dua konsep atau elemen informasi sehingga membentuk suatu
kalimat yang memiliki makna. Adapun kriteria penskoran kata hubung dapat
dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12 Rubrik penskoran proposisi (causal network) instrumen CNET-
protokol (Rahmat et al., 2017)
Kriteria Skor
Memberikan kata hubung dan proposisi yang terbentuk bermakna
benar dan sesuai dengan materi proses fotosintesis
2
Memberikan kata hubung dan proposisi yang terbentuk memiliki
makna namun tidak sesuai dengan proses fotosintesis
1
Tidak memberikan kata hubung 0
d. Pemberian skor total (utility score)
Setelah pemberian skor pada kata hubung, tahap selanjutnya adalah pemberian
skor total (utility score). Skor pada setiap langkah pengukuran didapatkan dari
jawaban siswa yang disesuaikan dengan rubrik yang dibuat. Ketiga jenis skor
yang didapat kemudian dijumlahkan sehingga menghasilkan nilai utility. Cara
penghitungan nilai utility yang diadaptasi dari penelitian Rahmat et al. (2017)
tertera pada rumus di bawah.
U = O + C + P
Keterangan :
U = Skor Utility
O = Skor Order
C = Skor Elicitation
P = Skor Causal Network
Selanjutnya setelah diketahui skor total, maka dilakukan penghitungan nilai
representasi metal siswa. Penghitungan nilai representasi mental siswa dapat
dilakukan dengan rumus berikut.
45
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai representasi mental =
x 100
Tahapan terakhir adalah pengelompokan data hasil representasi mental setiap
siswa kedalam kategori mengacu pada pengelompokan data yang dikemukakan
oleh Arikunto (2012). Adapun kategorisasi representasi mental siswa terdapat
pada Tabel 3.13 berikut.
Tabel 3.13 Kategori representasi mental berdasarkan pencapaian
representasi mental siswa (Arikunto, 2012)
5. Uji normalitas
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas
Saphiro Wilk dan dihitung dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS 22.
Penggunaan uji Saphiro Wilk disebabkan partisipan pada penelitian ini berjumlah
kurang dari 50 orang.
6. Analisis korelasi
Dalam menguji korelasi antara variabel-variabel pada penelitian ini,
digunakan kedua jenis uji korelasi yakni Pearson correlation (uji parametrik) dan
Spearman correlation (uji non-parametrik). Penggunaan kedua uji ini dikarenakan
terdapat satu data yang tergolong tidak normal. Tabel 3.14 berikut menunjukkan
interpretasi kekuatan koefisien korelasi yang mengacu pada Santoso (2003).
Tabel 3.14 Interpretasi kekuatan koefisien korelasi yang mengacu pada
Santoso (2003)
Nilai Koefisien korelasi Interpretasi kekuatan koefisien korelasi
0 Tidak ada korelasi
>0 ,0 – 0,25 Korelasi lemah
>0,25 – 0,5 Korelasi cukup
> 0,5 – 0,75 Korelasi kuat
>0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
Kategori representasi mental Rentang skor
Sangat rendah 0 – 20
Rendah > 20 – 40
Sedang > 40 – 60
Tinggi > 60 – 80
Sangat tinggi > 80 -100
46
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Prosedur penelitian
Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan utama yakni, persiapan pra penelitian,
pelaksanaan penelitian dan pasca penelitian. Adapun rincian setiap tahapnya
adalah sebagai berikut.
1. Persiapan pra penelitian, meliputi:
a. Menentukan permasalahan yang diteliti.
b. Melakukan studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan.
c. Merumuskan masalah berdasarkan hasil studi literatur.
d. Menyusun dan menyeminarkan proposal penelitian.
e. Menyiapkan perizinan penelitian pada pihak akademik kampus.
f. Menyusun instrumen penelitian.
1) Untuk memperoleh data kemampuan visual-spasial siswa, MRT dan Paper
Folding Test yang digunakan disesuaikan dengan materi fotosintesis. Dasar
pengembangan instrumen MRT mengacu pada Vandenberg dan Kuse
(1978), sedangkan Paper Folding Test mengacu pada Ekstrom et al.
(1976).
2) Penyusunan insrtumen Think Aloud Method Protocol mengacu pada
instrumen yang dikemukakan oleh Someren et al. (1994) serta diadaptasi
dari penelitian lain yang dilakukan oleh Brensetter et al. (2017), Kragten et
al. (2014), dan Cromley et al. (2010).
3) Penyusunan instrumen strategi pemahaman visual diadaptasi oleh
penelitian yang dilakukan oleh Cromley et al. (2010), dimana terdapat
beberapa indikator yang menunjukkan perbedaan level strategi pemahaman.
4) Penyusunan instrumen representasi mental disesuaikan dengan CNET-
Protokol yang diadaptasi dari penelitian Rahmat et al. (2017).
5) Penyusunan instrumen video dilakukan dengan menyesuaikan konten yang
ingin dimunculkan dalam video. Video yang digunakan merupakan
pengembangan dari video yang telah ada, disusun dengan melakukan
dubbing serta menerjemahkan tulisan kedalam bahasa Indonesia.
g. Mengajukan judgement terhadap instrumen penelitian yang telah disusun
kepada dosen ahli untuk divalidasi.
47
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h. Merevisi instrumen yang telah diuji coba sehingga hasil revisi dapat dijadikan
sebagai instrumen final penelitian.
i. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik confinience sampling.
2. Pelaksanaan penelitian, meliputi:
a. Setelah diperoleh partisipan yang bersedia, maka tahap awal ialah
penyampaian gambaran umum penelitian kepada partisipan.
b. Masing-masing partisipan terlebih dahulu dites kemampuan visual-spasialnya
melalui Mental Rotation Test (MRT) dan Paper Folding Test (PFT) umum
untuk mengetahui kondisi kemampuan visual-spasial mereka.
c. Setiap partisipan kemudian diminta mengamati video proses fotosintesis untuk
melihat aktivitas kognitif serta strategi pemahaman visual mereka dalam
memahami video.
d. Saat partisipan mengamati video, direkam pula segala bentuk respon yang
dilakukan oleh partisipan sehingga nantinya dapat diklasifikasi aktivitas
kognitif dan strategi pemhamanan visual yang mereka lakukan.
e. Pengklasifikasian aktivitas kognitif ini dibantu dengan instrumen TAP
sedangkan srategi pemahaman kognitif diklasifikasikan berdasarkan rubrik
observasi.
f. Setelah dilakukan pengukuran aktivitas kognitif dan strategi pemahaman
visual, selanjutnya siswa dites representasi mentalnya dengan menggunakan
instrumen CNET-Protokol.
3. Tahap akhir penelitian, meliputi;
a. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian (data
kemampuan visual-spasial, aktivitas kognitif, strategi pemahaman visual, dan
representasi mental).
b. Menginterpretasi seluruh data yang diperoleh dari masing-masing instrumen
penelitian.
c. Mencari hubungan antara variabel yang diteliti dengan menggunakan analisis
korelasi.
d. Menarik kesimpulan berdasarkan analisis data penelitian dan permasalahan
yang telah dirumuskan
e. Menyusun laporan berupa karya ilmiah dalam bentuk tesis.
48
Tari Rezky Ayunda, 2019 ANALISIS KEMAMPUAN VISUAL-SPASIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS KOGNITIF SERTA STRATEGI PEMAHAMAN VISUAL SISWA SMA DALAM MEMPELAJARI VIDEO PROSES FOTOSINTESIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Alur penelitian
Adapun tahapan atau prosedur penelitian digambarkan dalam diagram alur
penelitian. Gambar 3.1 berikut ini memperlihatkan ringkasan tahapan
penelitian.
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian