BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subyek, Polpulasi...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subyek, Polpulasi...
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Subyek, Polpulasi, dan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di tempat peneliti
melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sehingga populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan
Taktakan, Kota Serang. Alasan melakukan penelitian di tempat PPL
adalah agar lebih mudah melakukan penelitian sekaligus dengan tugas
pengabdianyang diusahakan selesai sebagaimana mestinya. Maka
dipilihlah lokasi penelitian kali ini adalah SDN Taktakan 2, Kecamatan
Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten.
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VA dan VB SDN
Taktakan 2. Dimana untuk kelas VA berjumlah 25 siswa yang terdiri
dari 13 orang perempuan dan 12 orang laki-laki, sementara kelas V B
juga terdiri dari 25 siswa yang terdiri dari 17 orang perempuan dan 8
orang laki-laki.
3. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sudjana,
2005:6). Populasi dalam penelitian ini yaitu satu Gugus Depan dengan
SD Negeri Taktakan 2 Kecamatan Taktakan Kota Serang. Untuk
memudahkan penelitian, peneliti menggunakan satu Gugus Sekolah,
agar penelitian tidak terlalu luas, sehingga penelitian dapat diwakilkan
oleh salah satu SD yang memiliki 2 kelas pada setiap tingkatan kelasnya,
maka dipilihlah SD Negeri Taktakan 2 karena memenuhi kriteria yang
diinginkan oleh peneliti.
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:118).Dalam pengambilan sampel
terdapat beberapa teknik untuk menentukan sampel agar tidak
menyulitkan peneliti dalam melaksanakan penelitian ekperimen
ini.Dalam penelitian ini peneliti memilih purposive sampling atau
sampel yang disengaja. Dikarenakan penelitian dilakukan saat peneliti
juga melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL), maka sampel
yang diambil adalah Kelas VA dengan junlah siswa 25 orang dan VB
dengan jumlah siswa 25 orang.
Kelas VA dan V B dijadikan sampel yang disengaja, dimana kelas
VA dijadikan kelas eksperimen dan kelas VB dijadikan sebagai kelas
kontrol.Pada kelas eksperimen dilaksakan pembelajaran matematika
dengan menggunkan pembelajaran Realistic Mathematics Education
berbasis kebersihan lingkungan, sedangkan pada kelas kontrol
dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan
pembelajaran konvensional seperti biasa.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan berupa perbandingan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol, dimana dalam kelompok eksperimen
menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis
kebersihan lingkungan, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional biasa yang sering digunakan. Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desain, desain ini hampir
sama dengan desain Pretest-Postes Control Grup, hanya saja pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random
(Sugiyono,2012:116).
O X1 O
O X2 O
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
O : Pretes dan Postes
X1 : Perlakuan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)
berbasis kebersihan lingkungan.
X2 : Perlakuan Pembelajaran Konvensional
C. Metode Penelitian
Rancangan yang menggambarkan prosedur atau langkah yang harus ditempuh,
sumber data, dan dengan cara bagaimana data tersebut dikumpulkan dan diolah.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen,
dimana penelitian ini dilakukan untuk melihat sebab akibat.Maka dari itu, dalam
penelitian ini menggunakan sebuah perlakuan terhadap subjek penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pembelajaran Realistic
Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan terhadap
kemampuan koneksi matematik.Karena peneliti tidak melakukan pengambilan
sampel secara random terhadap titik sampelnya, maka penelitian ini merupakan
penelitian kuasi ekperimen dimana dalam penelitian kali ini penetapan populasi
dan sampel sudah ditentukan terlebih dahulu.
Dalam penelitian kali ini terdapat variabel bebas yang berupa penggunaan
pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan
lingkungan sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan koneksi matematik.
Sehingga penelitian ini akan lebih memfokuskan pada bagaimana pengaruh
pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan
lingkungan terhadap kemampuan koneksi mtematik.
D. Definisi Operasional
1. Pembelajaran Realistic Mathematics Education Berbasis Kebersihan
Lingkungan
Pembelajaran RME adalah suatu pembelajaran yang diawali dengan
masalah kontekstual (dunia nyata) sehingga siswa menggunakan
pengalaman sebelumnya secara langsung. Dimana dalam penelitian ini ,
peneliti mengaitkan pembelajaran matematika dengan konsep kebersihan
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lingkungan. Sehingga dalam pembelajaran matematika, siswa belajar dari
hal-hal nyata di sekitarnya berupa kebersihan lingkungan.
2. Kemampuan Koneksi Matematik
Indikator kemampuan koneksi matematik yang diambil pada penelitian kali
ini diantaranya adalah :
a. Koneksi antar topik matematik
b. Koneksi dengan disiplin ilmu lain (bidang studi lain )
c. Koneksi dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari
3. Pembelajaran Konvensional
Ruseffendi (dalam Supriadi, 2014, hlm 37), menyatakan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan konvensional (tradisional) pada umumnya
memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih menguntamakan hafalan
daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung,
mengutamakan hasil dari pada proses , dan pengajarannya berpusat pada
guru, sementara siswa pasif. Adapun kekhasan yang lainnya, yaitu seperti
interaksi 2 arah, yaitu antara guru dan siswa, guru sebagai sumber, dan
berfokus pada Low Order Thinking (LOT).
Sejalan dengan hal di atas, pendekatan konvensional pada penelitian
ini adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran sedemikian hingga peranan siswa berkurang, pengajaran
berpusat pada guru, proses belajar sangat mengutamakan pada metode
ceramah.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen peneltian adalah salah satu alat yang digunkan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena
ini di sebut variabel penelitian (Sugiyono, 2011:148).
Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah berupa tes dan
non tes. Dimana dalam instrumen berupa soal-soal kemampuan koneksi
matematik, sedangkan instrumen untuk non tes adalah lembar observasi,
pedoman wawancara, skala sikap siswa dan jurnal harian siswa dari setiap
selesai pembelajaran.
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik
Pada penelitian ini, instrumen tes terdiri dari pretes dan
postes.Pretes diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
untuk mengukur kemampuan awal masing-masing kelompok dan
diberikan sebelum pembelajaran dilakukan.Sedangkan postes digunakan
untuk mengukur peningkatan kemampuan koneksi matematik siswa pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dalam penyusunan tes kemampuan koneksi matematik, diawali
dengan penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan,
kompetensi dasar, indikator, aspek kemampuan koneksi matematik yang
diukur, serta jumlah butir soal.Setelah membuat kisi-kisi, dilanjutkan
dengan menyusun soal disertai kunci jawaban dan pedoman penetapan
skor untuk setiap butir soal.Kisi-kisi penulisan soal, perangkat soal, serta
pedoman penetapan skor untuk setiap butir soal.
Tes kemampuan koneksi matematik yang digunakan adalah tes
berbentuk uraian, dengan tujuan agar proses pengaitan konsep matematik
siswa dengan hal kebersihan lingkungan dapat terealisasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada penelitian ini, pengembangan dari instrumen yang telah
dipaparkan sebelumnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
pengujian tes kemampuan koneksi matematik untuk menilai sejauh mana
keberhasilan tes tersebut, diantaranya yaitu :
a. Validitas Tes
Validitas menunjukkan tingkat ketepatan suatu tes atau tingkat
keabsahan.Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang tangguh adalah
tes tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan
tujuan.Menurut Supriadi (2014:60) mengatakan bahwa validitas soal
yang dinilai oleh validator adalah (1) kesesuaian antara indikator dan
butir soal, (2) kejelasan bahasa dalam soal, (3) kesesuaian soal dengan
tingkat kemampuan siswa, dan (4) kebenaran meteri dan konsep).
Berikut adalah analisis data validitas soal menggunakan anates pada
soal pretes :
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Uji Validitas Soal Pretest
Jml Subyek =25
Butir Soal =5
No Butir Soal No. Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,758 Sangat Signifikan
2 2 0,374 -
3 3 0,154 -
4 4 0,684 Signifikan
5 5 0,688 Signifikan
Berdasarkan tabel 3.1 diatas terlihat bahwa kelima soal tersebut
memiliki korelasi yang berbeda. Untuk korelasi soal nomor 1 menunjukkan
nilai 0758, hal ini brarti soal nomor 1termasuk soal yang bevaliditas sangat
tinggi. Korelasi soal nomor 2 termasuk soal yang tidak validkarena
mnunjukkan nilai menunjukkan nilai 0,374. Korelasi untuk soal nomor 3
menunjukkan nilai 0,154, sama seperti soal nomor 2, soal mnunjukkan tidak
valid. Korelasi untuk soal nomor 4 menunjukkan nilai 0,684, interpretasi soal
nomor 4 tersebut termasuk soal yang validitasnya tinggi. Korelasi untuk soal
nomor 5 menunjukkan nilai 0,688, interprestasi soal nomor 5 tersebut
termasuk ke dalam soal yang bervaliditas tinggi Adapun nomor 2 dan 3 yang
tidak valid karena jawaban yang diberikan responden tidak konsisten, hal
tersebut bisa terjadi karena responden mengerjakan soal tersebut asal-asalan
karena tidak paham atau malas menjawab soal tersebut.
b. Validitas Butir Soal
Supriadi (2014:61) mengatakan bahwa validitas soal digunakan untuk
mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total, untuk menguji
validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud
dikorelasikan dengan skor total . Hasil Validitas butir soal akan disajikan
dalam bentuk tabel dibawah ini :
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Uji Validitas Butir soal Pretest
Rata-rata = 36,80 Simpangan baku =9,23 Korelasi XY=0,26
Reliabilitas tes = 0,42 Butir soal= 5 Jml Subyek =25
No No. Btr Soal T DP (%) T.Kesukaran Korelasi Sign.
Korelasi
1 1 2,83 42,86 Sedang 0,758 Sangat
Signifikan
2 2 1,64 10,71 Sedang 0,374 -
3 3 1,00 3,57 Sukar 0,154 -
4 4 4,58 25,00 Sedang 0,684 Signifikan
5 5 3,29 21,43 Sedang 0,688 Signifikan
c. Reliabilitas instrumen
Suharsimi (1986:86) menyatakan bahwa ”Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
ketetapan hasil tes, maka pengertian realibilitas tes, berhubungan dengan
masalah ketetapan hasil tes”(Suharsimi,1986,hlm 86).
Adapun hasil realiabilitas didapatkan dari aplikasi anates. Hasil tersebut
menunjukkan koefisien realiabilitas 0,42 yang artinya dalam kriteria
realiabilitas menurut Guilford bahwa dikatakan koefisien 0,40 – 0,70 termasuk
kriteria realiabilitas sedang. Dapat disimpulkan bahwa 0,42 itu diantara
koefisien 0,40 – 0,70 , menunjukkan bahwa tes tersebut memiliki realiabilitas
sedang. Berikut ini analisis tingkat kesukaran menggunakan anates Adapun
hasil tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Uji Reliabilitas Pretest
Rata-rata = 36,80 Simpangan Baku = 9,23
Korelasi XY=0,26 Reliabilitas Tes = 0,42
No. Urut No.
Subyek
Nama
Subyek
Skor
Ganjil
Skor
Genap
Skor
Total
1 1 S1 20 15 35
2 2 S2 40 20 60
3 3 S3 20 20 40
4 4 S4 15 15 30
5 5 S5 15 20 35
6 6 S6 15 20 35
7 7 S7 20 15 35
8 8 S8 35 20 55
9 9 S9 15 10 25
10 10 S10 35 15 45
11 11 S11 20 20 40
12 12 S12 20 20 40
13 13 S13 20 20 40
14 14 S14 15 15 30
15 15 S15 20 20 40
16 16 S16 30 15 45
17 17 S17 20 20 40
18 18 S18 15 15 30
19 19 S19 20 15 35
20 20 S20 15 20 35
21 21 S21 15 20 35
22 22 S22 15 10 35
23 23 S23 15 5 20
24 24 S24 20 20 40
25 25 S25 15 10 25
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Tingkat kesukaran
Menganalisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengkaji soal-
soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal yang
termasuk mudah, sedang, dan sukar. Adapun hasil dari tingkat kesukaran
tersebut menggunakan anates dandisajikan dalam bentuk tabel dibawah ini
:
Tabel 3.4
Uji Tingkat Kesukaran Pretest
Jml Subyek =25
Butir Soal = 5
No. Butir Baru No. Butir Asli T. kesukaran (%) Tafsiran
1 1 46,43 Sedang
2 2 37,50 Sedang
3 3 23,21 Sukar
4 4 37,50 Sedang
5 5 39,29 Sedang
e. Daya Pembeda
Daya pembeda dimaksudkan untuk mengkaji suatu tes dari
kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk
kedalam kategori rendah, sedang dan kategori tinggi prestasinya. Berikut
adalah hasil analisis daya pembeda menggunakan anates dan disajikan
dalam bntuk tabel di bawah ini:
Tabel 3.5
Daya Pembeda Pretest
Jml Subyek = 25 Kelompok atas/bawah (n) =7
Un:unggul As:Asor SB: Simpangan Baku
No No.
Btr
Asli
Rata-
rata
UN
Rata-
Rata
AS
Beda SB
UN
SB As SB
Gab
t DP(%)
1 1 13,57 5,00 8,57 8,02 0,00 3,03 2,83 42,86
2 2 8,57 6,43 2,14 2,44 2,44 1,30 1,64 10,71
3 3 5,00 4,29 0,71 0,00 1,89 0,71 1,00 3,57
4 4 10,00 5,00 5,00 0,00 2,89 1,09 4,58 25,00
5 5 10,00 5,71 4,29 2,89 1,89 1,30 3,29 21,43
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang
lebih lengkap dan mendalam mengeni perasaan dan sikap siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan
pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis
kebersihan lingkungan.Wawancara dilakukan terhadap beberapa
perwakilan siswa dari masing-masing kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
3. Lembar Observasi
Observasi merupakn suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan
(Sutrisno Hadi,1986 dalam Sugiyono, 2011:203).
Observasi yang dilakukan berupa lembaran untuk mencatat data
aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran, interaksi siswa dan
guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis
kebersihan lingkungan.Instrumen lembar observasi ini diisi oleh
observer, yakni peneliti.
Aktivitas siswa yang diamati pada waktu pembelajaran
berlangsung antara lain: mendengarkan dan memperhatikan penjelasan
guru, mempelajari Lembar Kerja Siswa (LKS), menulis hal-hal yang
relevan dengan KBM, berdiskusi antara siswa, dan aktivitas yang
mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan KBM.
Adapun aktivitas guru yang diamati antara lain: penyampaian
tujuan pembelajaran, motivasi siswa, mejelaskan materi secara
lisan/tertulis, mengajukan pertanyaan, memberi petunjuk dan
membimbing aktivitas siwa, menutup kegiatan pembelajaran, dan
aktivitas yang mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai
dengan KBM.
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Skala Sikap
Instrumen skala sikap digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran Realistic Mathematics
Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan. Sikap tersebut
meliputi kepercayaan diri dalam belajar matematika, kecemasan dalam
belajar matematika, keberanian dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan, perasaan suka atau tidak suka terhadap pemahaman konsep
dan kesukaan terhadap susana kelas ketika pembelajaran berlangsung.
Skala sikap ini diberikan kepada siswa kelompok eksperimen setelah
semua kegiatan pembelajaran berakhir, yakni setelah dilaksanakan
postes.
Untuk menentukan baik atau tidaknya skala sikap ini tidak ada
kriteria mutlak.Akan tetapi dalam penyusunannya dilakukan beberapa
tahap.Tahap pertama penyusunan skala sikap ini adalah membuat kisi-
kisi.Setelah kis-kisi dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
validitas isi dengan meminta pertimbangan dan konsultasi kepada
dosen pembimbing.
Skala sikap yang digunakan dalam penelitian berbentuk skala sikap
Analisi tingkat Persetujuan yang terdiri atas empat pilihan yaitu:
sangat setuju, (SS), setuju (S), tidak setuju (ST) dan sangat tidak setuju
(STS). Jumlah pertanyaan yang diberikan sebanyak 10 pertanyaan
yang terdiri dari : 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif.
Pernyataan positif yaitu nomor 1,3,5,7, dan 9.Sedangkan pernyataan
negatif yaitu nomor 2,4,6,8, dan 10.
5. Jurnal Harian Siswa
Jurnal dalah tulisan bebas dan singkat yang dibuat oleh siswa
disetiap akhir pertemuan selama penelitian dilangsungkan (Dessy.T,
2014:24).Jurnal ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
kesan dan pesan siswa selama mengikuti pembelajaran Realistic
Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan, serta
aspirasi mereka terhadap pembelajaran matematika secara umum.
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Tes, dilakukan sebelum (pretes) dan sesudah (postes) proses
pembelajaran terhadap kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol.
Namun waktu pelaksanaan disesuikan dengan jadwal masing-masing
kelas.
2. Wawancara, dilakukan secara langsung terhadap beberapa siswa untuk
menguatkan apa yang akan diambil dalam kesimpulan.
3. Lembar observasi, diisi oleh observer pada setiap pembelajaran
matematika berlangsung. Observer adalah peneliti dan juga guru pamong
yang terlibat langsung dalam pemantauan proses pembelajaran.
4. Skala sikap diberikan kepada seluruh siswa pada kelas eksperimen.
5. Jurnal diberikan kepada seluruh siswa pada kelas eksperimen untuk diisi
dan dikumpulkan kembali setelah selesai setiap pertemuan.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Pendahuluan
Tahap ini diawali dengan menyusun beberapa kajian pustaka tentang hal-
hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Menentukan
populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sehingga
mendapat satu hasil yaitu proposal penelitian yang disajikan dalam sebuah
seminar dan kemudian akan melewati beberapa revisi untuk memperbaiki hal-
hal yang kurang dalam proposal. Kemudian hasil revisi tersebut disusun
menjadi bagian-bagian dari awal laporan penelitian.
Kegiatan selanjutnya adalah membuat instrumen penelitian yang tidak
lepas dari bimbingan dosen pembimbing, dan kemudian akan digunakan pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Instrumen yang dibuat diantaranya adalah
pedoman wawancara, skala sikap, lembar observasi dan jurnal harian
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa.Selain itu untuk mendukung penelitian ini, peneliti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
dilengkapi dengan lembar kerja siswa dan juga soal prestes dan soal postes
tentang kemampuan koneksi matematik.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini, peneliti melakukan penelitian pada sampel yang telah
ditentukan pada tahap pendahuluan.Penelitian dimulai dengan memberikan
pretes kepada kedua kelas tersebut, baik kelas kontrol maupun kelas
eksperimen. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja
siswa kemudian memulai pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah
dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Memastikan
bahwa pembelajaran yang dilakukan di kedua kelas tersebut berbeda meskipun
pada akhirnya mereka mendapatkan instrumen penilaian yang sama.
Pada akhir pembelajaran, diadakan observasi dan refleksi atas apa yang
telah dilakukan baik itu oleh peneliti maupun oleh guru kelas yang membantu
dalam menilai pembelajaran dalam kelas. Selain itu juga untuk memastikan
adanya perbedaan maka diadakan kembali postes kepada dua kelompok kelas
tersebut.Dan terakhir didalam kelas eksperiman dibagiakan instrument yang
harus diisi oleh siswa seperti jurnal harian siswa, skala sikap dan juga
mengadakan wawancara.
Kegiatan akhir dari penelitian ini adalah mengumpulkan semua hasil data
yang diperoleh dan kemudian dianalisis baik secra kuantitatif maupun secara
kualitatif, kemudian membuat pembahasan dan penafsiran serta diakhirnya
akan diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.
H. Analisis Data
1. Analisis data hasil tes kemampuan koneksi matematik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan pada analisis data hasil tes
kemampuan koneksi matematik, yang kemudian dilakukan untuk
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui apakah sebaran data berdistribusi tersebut normal atau
tidak.
Adapun perhitungn uji normalitas akan diperoleh dengan
menggunakan program Software Statistic Passage for the Social
Science (SPSS) versi 21. Cara menggunakan program ini tergolong
mudah, karena dengan memasukan data yang akan diproses kemudian
pilih analisis descriptive statistic dan explorer, maka akan keluar
berupa output nilai uji normalitas yang diinginkan.
b. Uji Homogenitas Variansi
Uji ini dilakukan untuk mengetahui variansi homogeny dari
kelompok eksperimen dan juga kelompok kontrol. Sebab, pada
penelitian ini akan dicari perbedaan kemampuan koneksi matematik
maka dibutuhkan uji homogenitas variansi.
Adapun perhitungan uji homogenitas diperoleh dengan
menggunakan program Software Statistic Passage for the Social
Science (SPSS) versi 21. Cara menggunakan program ini tergolong
mudah, karena dengan memasukan data yang akan diproses kemudian
pilih analisis descriptive statistic dan explorer, maka akan keluar
berupa output nilai uji homgenitas yang diinginkan.
c. Uji Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis kali ini digunakan uji t untuk
dua sampel, dimana yang digolongkon uji perbandingan (uji
komparatif) tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan
apakah kedua data tersebut sama atau berbeda.
Adapun perhitungan uji hipotesis diperoleh dengan
menggunakan program Software Statistic Passage for the Social
Science (SPSS) versi 21. Cara menggunakan program ini tergolong
mudah, karena dengan memasukan data yang akan diproses
kemudian pilih analisis descriptive statistic dan explorer, maka
akan keluar berupa output nilai uji hipotesis yang diinginkan. Serta
dilanjutkan ujiScheffe
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Perhitungan Gain Ternormalisasi
Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa
selama penelitian ini. Adapun perhitungan gain ternormalisasi
menggunakan rumus, sebagai berikut:
pretesskoridealskor
pretesskorpostesskorg
..
..
2. Analisis Data Skala Sikap Siswa
Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Setiap butir skala sikap yang terkumpul kemudian dihitung
menggunakan cara analisis tingkat persetujuan.
b. Setelah melakukan postes, siswa langsung diberikan seperangkat tes
sikap. Siswa yang mengikuti tes sikap ada 25 orang yang berasal dari
kelas eksperimen.
c. Rerata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS atau STS dihitung, cara
ini bertujuan untuk mengungkap kecenderungan pilihan siswa secara
umum dari tiap pernyataan positif dan negatif.
d. Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung. Data
ini akan mengungkap kecenderungan persetujuan siswa secara umum.
e. Data hasil skala sikap ini kemudian dibuat berbentuk persentase untuk
mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang
diberikan. Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan
sebagai berikut:
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan keterangan sebagai berikut :
n1 = banyaknya siswa menjawab skor 5 untuk positif dan 1 untuk negatif
n2 = banyaknya siswa menjawab skor 4 untuk positif dan 2 untuk negatif
n3 = banyaknya siswa menjawab skor 2 untuk positif dan 4 untuk negatif
n4= banyaknya siswa menjawab skor 1 untuk positif dan 5 untuk negatif.
Skor ideal = jumlah responden x skor maksimal = 25 x 5 = 125
Setelah data ditabulasi dan dianalisis, maka terakhir data
tersebut ditafsirkan dengan menggunakan persentase berdasarkan
kriteria menurut Kuntjaraningrat (dalam Supriadi,2010:84)
Tabel 3.6
Kriteria Persentase Skala Sikap
Presentase Kriteria
P=0% Tak seorang pun
0%<P<25% Sebagian kecil
25%≤P<50% Hampir setengahnya
P=50% Setengahnya
50%<P<75% Sebagian besar
75%≤P<100% Hampir seluruhnya
P=100% Seluruhnya
3. Analisis Data Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap tiga orang siswa tiap kelasnya,
sehingga jumlah siswa yang diwawancara adalah enam siswa. Data yang
didapat ditulis kemudian dijadikan satu simpulan yang nantinya akan
melengkapi data yang dibutuhkan.
4. Analisis Data Hasil Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel guna
mempermudah dalam membaca data, selanjutnya dianalisis untuk
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran matematika
berlangsung.
5. Analisis Data Jurnal Siswa
Data yang berupa karangan siswa yang akan dibuat setiap akhir
pembelajaran, ditulis dan diringkas sehingga dapat diketahui sikap siswa
secara keseluruhan terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education yang
berbasis kebersihan lingkungan.