BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subyek, Polpulasi...

17
Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subyek, Polpulasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di tempat peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sehingga populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Alasan melakukan penelitian di tempat PPL adalah agar lebih mudah melakukan penelitian sekaligus dengan tugas pengabdianyang diusahakan selesai sebagaimana mestinya. Maka dipilihlah lokasi penelitian kali ini adalah SDN Taktakan 2, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten. 2. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VA dan VB SDN Taktakan 2. Dimana untuk kelas VA berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 13 orang perempuan dan 12 orang laki-laki, sementara kelas V B juga terdiri dari 25 siswa yang terdiri dari 17 orang perempuan dan 8 orang laki-laki. 3. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sudjana, 2005:6). Populasi dalam penelitian ini yaitu satu Gugus Depan dengan SD Negeri Taktakan 2 Kecamatan Taktakan Kota Serang. Untuk memudahkan penelitian, peneliti menggunakan satu Gugus Sekolah, agar penelitian tidak terlalu luas, sehingga penelitian dapat diwakilkan oleh salah satu SD yang memiliki 2 kelas pada setiap tingkatan kelasnya, maka dipilihlah SD Negeri Taktakan 2 karena memenuhi kriteria yang diinginkan oleh peneliti.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subyek, Polpulasi...

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subyek, Polpulasi, dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di tempat peneliti

melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) sehingga populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh Sekolah Dasar di Kecamatan

Taktakan, Kota Serang. Alasan melakukan penelitian di tempat PPL

adalah agar lebih mudah melakukan penelitian sekaligus dengan tugas

pengabdianyang diusahakan selesai sebagaimana mestinya. Maka

dipilihlah lokasi penelitian kali ini adalah SDN Taktakan 2, Kecamatan

Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten.

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VA dan VB SDN

Taktakan 2. Dimana untuk kelas VA berjumlah 25 siswa yang terdiri

dari 13 orang perempuan dan 12 orang laki-laki, sementara kelas V B

juga terdiri dari 25 siswa yang terdiri dari 17 orang perempuan dan 8

orang laki-laki.

3. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sudjana,

2005:6). Populasi dalam penelitian ini yaitu satu Gugus Depan dengan

SD Negeri Taktakan 2 Kecamatan Taktakan Kota Serang. Untuk

memudahkan penelitian, peneliti menggunakan satu Gugus Sekolah,

agar penelitian tidak terlalu luas, sehingga penelitian dapat diwakilkan

oleh salah satu SD yang memiliki 2 kelas pada setiap tingkatan kelasnya,

maka dipilihlah SD Negeri Taktakan 2 karena memenuhi kriteria yang

diinginkan oleh peneliti.

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:118).Dalam pengambilan sampel

terdapat beberapa teknik untuk menentukan sampel agar tidak

menyulitkan peneliti dalam melaksanakan penelitian ekperimen

ini.Dalam penelitian ini peneliti memilih purposive sampling atau

sampel yang disengaja. Dikarenakan penelitian dilakukan saat peneliti

juga melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL), maka sampel

yang diambil adalah Kelas VA dengan junlah siswa 25 orang dan VB

dengan jumlah siswa 25 orang.

Kelas VA dan V B dijadikan sampel yang disengaja, dimana kelas

VA dijadikan kelas eksperimen dan kelas VB dijadikan sebagai kelas

kontrol.Pada kelas eksperimen dilaksakan pembelajaran matematika

dengan menggunkan pembelajaran Realistic Mathematics Education

berbasis kebersihan lingkungan, sedangkan pada kelas kontrol

dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan

pembelajaran konvensional seperti biasa.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan berupa perbandingan antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol, dimana dalam kelompok eksperimen

menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis

kebersihan lingkungan, sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran

konvensional biasa yang sering digunakan. Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desain, desain ini hampir

sama dengan desain Pretest-Postes Control Grup, hanya saja pada desain ini

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random

(Sugiyono,2012:116).

O X1 O

O X2 O

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

O : Pretes dan Postes

X1 : Perlakuan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)

berbasis kebersihan lingkungan.

X2 : Perlakuan Pembelajaran Konvensional

C. Metode Penelitian

Rancangan yang menggambarkan prosedur atau langkah yang harus ditempuh,

sumber data, dan dengan cara bagaimana data tersebut dikumpulkan dan diolah.

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen,

dimana penelitian ini dilakukan untuk melihat sebab akibat.Maka dari itu, dalam

penelitian ini menggunakan sebuah perlakuan terhadap subjek penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pembelajaran Realistic

Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan terhadap

kemampuan koneksi matematik.Karena peneliti tidak melakukan pengambilan

sampel secara random terhadap titik sampelnya, maka penelitian ini merupakan

penelitian kuasi ekperimen dimana dalam penelitian kali ini penetapan populasi

dan sampel sudah ditentukan terlebih dahulu.

Dalam penelitian kali ini terdapat variabel bebas yang berupa penggunaan

pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan

lingkungan sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan koneksi matematik.

Sehingga penelitian ini akan lebih memfokuskan pada bagaimana pengaruh

pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan

lingkungan terhadap kemampuan koneksi mtematik.

D. Definisi Operasional

1. Pembelajaran Realistic Mathematics Education Berbasis Kebersihan

Lingkungan

Pembelajaran RME adalah suatu pembelajaran yang diawali dengan

masalah kontekstual (dunia nyata) sehingga siswa menggunakan

pengalaman sebelumnya secara langsung. Dimana dalam penelitian ini ,

peneliti mengaitkan pembelajaran matematika dengan konsep kebersihan

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan. Sehingga dalam pembelajaran matematika, siswa belajar dari

hal-hal nyata di sekitarnya berupa kebersihan lingkungan.

2. Kemampuan Koneksi Matematik

Indikator kemampuan koneksi matematik yang diambil pada penelitian kali

ini diantaranya adalah :

a. Koneksi antar topik matematik

b. Koneksi dengan disiplin ilmu lain (bidang studi lain )

c. Koneksi dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-hari

3. Pembelajaran Konvensional

Ruseffendi (dalam Supriadi, 2014, hlm 37), menyatakan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan konvensional (tradisional) pada umumnya

memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih menguntamakan hafalan

daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung,

mengutamakan hasil dari pada proses , dan pengajarannya berpusat pada

guru, sementara siswa pasif. Adapun kekhasan yang lainnya, yaitu seperti

interaksi 2 arah, yaitu antara guru dan siswa, guru sebagai sumber, dan

berfokus pada Low Order Thinking (LOT).

Sejalan dengan hal di atas, pendekatan konvensional pada penelitian

ini adalah model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran sedemikian hingga peranan siswa berkurang, pengajaran

berpusat pada guru, proses belajar sangat mengutamakan pada metode

ceramah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen peneltian adalah salah satu alat yang digunkan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.Secara spesifik semua fenomena

ini di sebut variabel penelitian (Sugiyono, 2011:148).

Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah berupa tes dan

non tes. Dimana dalam instrumen berupa soal-soal kemampuan koneksi

matematik, sedangkan instrumen untuk non tes adalah lembar observasi,

pedoman wawancara, skala sikap siswa dan jurnal harian siswa dari setiap

selesai pembelajaran.

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematik

Pada penelitian ini, instrumen tes terdiri dari pretes dan

postes.Pretes diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

untuk mengukur kemampuan awal masing-masing kelompok dan

diberikan sebelum pembelajaran dilakukan.Sedangkan postes digunakan

untuk mengukur peningkatan kemampuan koneksi matematik siswa pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dalam penyusunan tes kemampuan koneksi matematik, diawali

dengan penyusunan kisi-kisi soal yang mencakup subpokok bahasan,

kompetensi dasar, indikator, aspek kemampuan koneksi matematik yang

diukur, serta jumlah butir soal.Setelah membuat kisi-kisi, dilanjutkan

dengan menyusun soal disertai kunci jawaban dan pedoman penetapan

skor untuk setiap butir soal.Kisi-kisi penulisan soal, perangkat soal, serta

pedoman penetapan skor untuk setiap butir soal.

Tes kemampuan koneksi matematik yang digunakan adalah tes

berbentuk uraian, dengan tujuan agar proses pengaitan konsep matematik

siswa dengan hal kebersihan lingkungan dapat terealisasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

Pada penelitian ini, pengembangan dari instrumen yang telah

dipaparkan sebelumnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk

pengujian tes kemampuan koneksi matematik untuk menilai sejauh mana

keberhasilan tes tersebut, diantaranya yaitu :

a. Validitas Tes

Validitas menunjukkan tingkat ketepatan suatu tes atau tingkat

keabsahan.Kriteria yang mendasar dari suatu tes yang tangguh adalah

tes tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang konsisten dengan

tujuan.Menurut Supriadi (2014:60) mengatakan bahwa validitas soal

yang dinilai oleh validator adalah (1) kesesuaian antara indikator dan

butir soal, (2) kejelasan bahasa dalam soal, (3) kesesuaian soal dengan

tingkat kemampuan siswa, dan (4) kebenaran meteri dan konsep).

Berikut adalah analisis data validitas soal menggunakan anates pada

soal pretes :

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Uji Validitas Soal Pretest

Jml Subyek =25

Butir Soal =5

No Butir Soal No. Butir Asli Korelasi Signifikansi

1 1 0,758 Sangat Signifikan

2 2 0,374 -

3 3 0,154 -

4 4 0,684 Signifikan

5 5 0,688 Signifikan

Berdasarkan tabel 3.1 diatas terlihat bahwa kelima soal tersebut

memiliki korelasi yang berbeda. Untuk korelasi soal nomor 1 menunjukkan

nilai 0758, hal ini brarti soal nomor 1termasuk soal yang bevaliditas sangat

tinggi. Korelasi soal nomor 2 termasuk soal yang tidak validkarena

mnunjukkan nilai menunjukkan nilai 0,374. Korelasi untuk soal nomor 3

menunjukkan nilai 0,154, sama seperti soal nomor 2, soal mnunjukkan tidak

valid. Korelasi untuk soal nomor 4 menunjukkan nilai 0,684, interpretasi soal

nomor 4 tersebut termasuk soal yang validitasnya tinggi. Korelasi untuk soal

nomor 5 menunjukkan nilai 0,688, interprestasi soal nomor 5 tersebut

termasuk ke dalam soal yang bervaliditas tinggi Adapun nomor 2 dan 3 yang

tidak valid karena jawaban yang diberikan responden tidak konsisten, hal

tersebut bisa terjadi karena responden mengerjakan soal tersebut asal-asalan

karena tidak paham atau malas menjawab soal tersebut.

b. Validitas Butir Soal

Supriadi (2014:61) mengatakan bahwa validitas soal digunakan untuk

mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total, untuk menguji

validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud

dikorelasikan dengan skor total . Hasil Validitas butir soal akan disajikan

dalam bentuk tabel dibawah ini :

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Uji Validitas Butir soal Pretest

Rata-rata = 36,80 Simpangan baku =9,23 Korelasi XY=0,26

Reliabilitas tes = 0,42 Butir soal= 5 Jml Subyek =25

No No. Btr Soal T DP (%) T.Kesukaran Korelasi Sign.

Korelasi

1 1 2,83 42,86 Sedang 0,758 Sangat

Signifikan

2 2 1,64 10,71 Sedang 0,374 -

3 3 1,00 3,57 Sukar 0,154 -

4 4 4,58 25,00 Sedang 0,684 Signifikan

5 5 3,29 21,43 Sedang 0,688 Signifikan

c. Reliabilitas instrumen

Suharsimi (1986:86) menyatakan bahwa ”Suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

ketetapan hasil tes, maka pengertian realibilitas tes, berhubungan dengan

masalah ketetapan hasil tes”(Suharsimi,1986,hlm 86).

Adapun hasil realiabilitas didapatkan dari aplikasi anates. Hasil tersebut

menunjukkan koefisien realiabilitas 0,42 yang artinya dalam kriteria

realiabilitas menurut Guilford bahwa dikatakan koefisien 0,40 – 0,70 termasuk

kriteria realiabilitas sedang. Dapat disimpulkan bahwa 0,42 itu diantara

koefisien 0,40 – 0,70 , menunjukkan bahwa tes tersebut memiliki realiabilitas

sedang. Berikut ini analisis tingkat kesukaran menggunakan anates Adapun

hasil tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Uji Reliabilitas Pretest

Rata-rata = 36,80 Simpangan Baku = 9,23

Korelasi XY=0,26 Reliabilitas Tes = 0,42

No. Urut No.

Subyek

Nama

Subyek

Skor

Ganjil

Skor

Genap

Skor

Total

1 1 S1 20 15 35

2 2 S2 40 20 60

3 3 S3 20 20 40

4 4 S4 15 15 30

5 5 S5 15 20 35

6 6 S6 15 20 35

7 7 S7 20 15 35

8 8 S8 35 20 55

9 9 S9 15 10 25

10 10 S10 35 15 45

11 11 S11 20 20 40

12 12 S12 20 20 40

13 13 S13 20 20 40

14 14 S14 15 15 30

15 15 S15 20 20 40

16 16 S16 30 15 45

17 17 S17 20 20 40

18 18 S18 15 15 30

19 19 S19 20 15 35

20 20 S20 15 20 35

21 21 S21 15 20 35

22 22 S22 15 10 35

23 23 S23 15 5 20

24 24 S24 20 20 40

25 25 S25 15 10 25

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Tingkat kesukaran

Menganalisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengkaji soal-

soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal yang

termasuk mudah, sedang, dan sukar. Adapun hasil dari tingkat kesukaran

tersebut menggunakan anates dandisajikan dalam bentuk tabel dibawah ini

:

Tabel 3.4

Uji Tingkat Kesukaran Pretest

Jml Subyek =25

Butir Soal = 5

No. Butir Baru No. Butir Asli T. kesukaran (%) Tafsiran

1 1 46,43 Sedang

2 2 37,50 Sedang

3 3 23,21 Sukar

4 4 37,50 Sedang

5 5 39,29 Sedang

e. Daya Pembeda

Daya pembeda dimaksudkan untuk mengkaji suatu tes dari

kesanggupan tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk

kedalam kategori rendah, sedang dan kategori tinggi prestasinya. Berikut

adalah hasil analisis daya pembeda menggunakan anates dan disajikan

dalam bntuk tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Daya Pembeda Pretest

Jml Subyek = 25 Kelompok atas/bawah (n) =7

Un:unggul As:Asor SB: Simpangan Baku

No No.

Btr

Asli

Rata-

rata

UN

Rata-

Rata

AS

Beda SB

UN

SB As SB

Gab

t DP(%)

1 1 13,57 5,00 8,57 8,02 0,00 3,03 2,83 42,86

2 2 8,57 6,43 2,14 2,44 2,44 1,30 1,64 10,71

3 3 5,00 4,29 0,71 0,00 1,89 0,71 1,00 3,57

4 4 10,00 5,00 5,00 0,00 2,89 1,09 4,58 25,00

5 5 10,00 5,71 4,29 2,89 1,89 1,30 3,29 21,43

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang

lebih lengkap dan mendalam mengeni perasaan dan sikap siswa

terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan

pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis

kebersihan lingkungan.Wawancara dilakukan terhadap beberapa

perwakilan siswa dari masing-masing kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

3. Lembar Observasi

Observasi merupakn suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua

diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan

(Sutrisno Hadi,1986 dalam Sugiyono, 2011:203).

Observasi yang dilakukan berupa lembaran untuk mencatat data

aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran, interaksi siswa dan

guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan

pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berbasis

kebersihan lingkungan.Instrumen lembar observasi ini diisi oleh

observer, yakni peneliti.

Aktivitas siswa yang diamati pada waktu pembelajaran

berlangsung antara lain: mendengarkan dan memperhatikan penjelasan

guru, mempelajari Lembar Kerja Siswa (LKS), menulis hal-hal yang

relevan dengan KBM, berdiskusi antara siswa, dan aktivitas yang

mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan KBM.

Adapun aktivitas guru yang diamati antara lain: penyampaian

tujuan pembelajaran, motivasi siswa, mejelaskan materi secara

lisan/tertulis, mengajukan pertanyaan, memberi petunjuk dan

membimbing aktivitas siwa, menutup kegiatan pembelajaran, dan

aktivitas yang mungkin menunjukkan perilaku yang tidak sesuai

dengan KBM.

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Skala Sikap

Instrumen skala sikap digunakan untuk memperoleh informasi

mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran Realistic Mathematics

Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan. Sikap tersebut

meliputi kepercayaan diri dalam belajar matematika, kecemasan dalam

belajar matematika, keberanian dalam bertanya dan menjawab

pertanyaan, perasaan suka atau tidak suka terhadap pemahaman konsep

dan kesukaan terhadap susana kelas ketika pembelajaran berlangsung.

Skala sikap ini diberikan kepada siswa kelompok eksperimen setelah

semua kegiatan pembelajaran berakhir, yakni setelah dilaksanakan

postes.

Untuk menentukan baik atau tidaknya skala sikap ini tidak ada

kriteria mutlak.Akan tetapi dalam penyusunannya dilakukan beberapa

tahap.Tahap pertama penyusunan skala sikap ini adalah membuat kisi-

kisi.Setelah kis-kisi dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji

validitas isi dengan meminta pertimbangan dan konsultasi kepada

dosen pembimbing.

Skala sikap yang digunakan dalam penelitian berbentuk skala sikap

Analisi tingkat Persetujuan yang terdiri atas empat pilihan yaitu:

sangat setuju, (SS), setuju (S), tidak setuju (ST) dan sangat tidak setuju

(STS). Jumlah pertanyaan yang diberikan sebanyak 10 pertanyaan

yang terdiri dari : 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif.

Pernyataan positif yaitu nomor 1,3,5,7, dan 9.Sedangkan pernyataan

negatif yaitu nomor 2,4,6,8, dan 10.

5. Jurnal Harian Siswa

Jurnal dalah tulisan bebas dan singkat yang dibuat oleh siswa

disetiap akhir pertemuan selama penelitian dilangsungkan (Dessy.T,

2014:24).Jurnal ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

kesan dan pesan siswa selama mengikuti pembelajaran Realistic

Mathematics Education (RME) berbasis kebersihan lingkungan, serta

aspirasi mereka terhadap pembelajaran matematika secara umum.

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Tes, dilakukan sebelum (pretes) dan sesudah (postes) proses

pembelajaran terhadap kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol.

Namun waktu pelaksanaan disesuikan dengan jadwal masing-masing

kelas.

2. Wawancara, dilakukan secara langsung terhadap beberapa siswa untuk

menguatkan apa yang akan diambil dalam kesimpulan.

3. Lembar observasi, diisi oleh observer pada setiap pembelajaran

matematika berlangsung. Observer adalah peneliti dan juga guru pamong

yang terlibat langsung dalam pemantauan proses pembelajaran.

4. Skala sikap diberikan kepada seluruh siswa pada kelas eksperimen.

5. Jurnal diberikan kepada seluruh siswa pada kelas eksperimen untuk diisi

dan dikumpulkan kembali setelah selesai setiap pertemuan.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan kali ini adalah sebagai

berikut :

1. Tahap Pendahuluan

Tahap ini diawali dengan menyusun beberapa kajian pustaka tentang hal-

hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Menentukan

populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sehingga

mendapat satu hasil yaitu proposal penelitian yang disajikan dalam sebuah

seminar dan kemudian akan melewati beberapa revisi untuk memperbaiki hal-

hal yang kurang dalam proposal. Kemudian hasil revisi tersebut disusun

menjadi bagian-bagian dari awal laporan penelitian.

Kegiatan selanjutnya adalah membuat instrumen penelitian yang tidak

lepas dari bimbingan dosen pembimbing, dan kemudian akan digunakan pada

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Instrumen yang dibuat diantaranya adalah

pedoman wawancara, skala sikap, lembar observasi dan jurnal harian

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa.Selain itu untuk mendukung penelitian ini, peneliti membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

dilengkapi dengan lembar kerja siswa dan juga soal prestes dan soal postes

tentang kemampuan koneksi matematik.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan penelitian pada sampel yang telah

ditentukan pada tahap pendahuluan.Penelitian dimulai dengan memberikan

pretes kepada kedua kelas tersebut, baik kelas kontrol maupun kelas

eksperimen. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja

siswa kemudian memulai pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah

dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Memastikan

bahwa pembelajaran yang dilakukan di kedua kelas tersebut berbeda meskipun

pada akhirnya mereka mendapatkan instrumen penilaian yang sama.

Pada akhir pembelajaran, diadakan observasi dan refleksi atas apa yang

telah dilakukan baik itu oleh peneliti maupun oleh guru kelas yang membantu

dalam menilai pembelajaran dalam kelas. Selain itu juga untuk memastikan

adanya perbedaan maka diadakan kembali postes kepada dua kelompok kelas

tersebut.Dan terakhir didalam kelas eksperiman dibagiakan instrument yang

harus diisi oleh siswa seperti jurnal harian siswa, skala sikap dan juga

mengadakan wawancara.

Kegiatan akhir dari penelitian ini adalah mengumpulkan semua hasil data

yang diperoleh dan kemudian dianalisis baik secra kuantitatif maupun secara

kualitatif, kemudian membuat pembahasan dan penafsiran serta diakhirnya

akan diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.

H. Analisis Data

1. Analisis data hasil tes kemampuan koneksi matematik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan pada analisis data hasil tes

kemampuan koneksi matematik, yang kemudian dilakukan untuk

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui apakah sebaran data berdistribusi tersebut normal atau

tidak.

Adapun perhitungn uji normalitas akan diperoleh dengan

menggunakan program Software Statistic Passage for the Social

Science (SPSS) versi 21. Cara menggunakan program ini tergolong

mudah, karena dengan memasukan data yang akan diproses kemudian

pilih analisis descriptive statistic dan explorer, maka akan keluar

berupa output nilai uji normalitas yang diinginkan.

b. Uji Homogenitas Variansi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui variansi homogeny dari

kelompok eksperimen dan juga kelompok kontrol. Sebab, pada

penelitian ini akan dicari perbedaan kemampuan koneksi matematik

maka dibutuhkan uji homogenitas variansi.

Adapun perhitungan uji homogenitas diperoleh dengan

menggunakan program Software Statistic Passage for the Social

Science (SPSS) versi 21. Cara menggunakan program ini tergolong

mudah, karena dengan memasukan data yang akan diproses kemudian

pilih analisis descriptive statistic dan explorer, maka akan keluar

berupa output nilai uji homgenitas yang diinginkan.

c. Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis kali ini digunakan uji t untuk

dua sampel, dimana yang digolongkon uji perbandingan (uji

komparatif) tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan

apakah kedua data tersebut sama atau berbeda.

Adapun perhitungan uji hipotesis diperoleh dengan

menggunakan program Software Statistic Passage for the Social

Science (SPSS) versi 21. Cara menggunakan program ini tergolong

mudah, karena dengan memasukan data yang akan diproses

kemudian pilih analisis descriptive statistic dan explorer, maka

akan keluar berupa output nilai uji hipotesis yang diinginkan. Serta

dilanjutkan ujiScheffe

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui

sejauhmana peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

selama penelitian ini. Adapun perhitungan gain ternormalisasi

menggunakan rumus, sebagai berikut:

pretesskoridealskor

pretesskorpostesskorg

..

..

2. Analisis Data Skala Sikap Siswa

Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis

dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Setiap butir skala sikap yang terkumpul kemudian dihitung

menggunakan cara analisis tingkat persetujuan.

b. Setelah melakukan postes, siswa langsung diberikan seperangkat tes

sikap. Siswa yang mengikuti tes sikap ada 25 orang yang berasal dari

kelas eksperimen.

c. Rerata jumlah siswa yang menjawab SS, S, TS atau STS dihitung, cara

ini bertujuan untuk mengungkap kecenderungan pilihan siswa secara

umum dari tiap pernyataan positif dan negatif.

d. Tingkat persetujuan siswa untuk masing-masing item dihitung. Data

ini akan mengungkap kecenderungan persetujuan siswa secara umum.

e. Data hasil skala sikap ini kemudian dibuat berbentuk persentase untuk

mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang

diberikan. Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan

sebagai berikut:

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan keterangan sebagai berikut :

n1 = banyaknya siswa menjawab skor 5 untuk positif dan 1 untuk negatif

n2 = banyaknya siswa menjawab skor 4 untuk positif dan 2 untuk negatif

n3 = banyaknya siswa menjawab skor 2 untuk positif dan 4 untuk negatif

n4= banyaknya siswa menjawab skor 1 untuk positif dan 5 untuk negatif.

Skor ideal = jumlah responden x skor maksimal = 25 x 5 = 125

Setelah data ditabulasi dan dianalisis, maka terakhir data

tersebut ditafsirkan dengan menggunakan persentase berdasarkan

kriteria menurut Kuntjaraningrat (dalam Supriadi,2010:84)

Tabel 3.6

Kriteria Persentase Skala Sikap

Presentase Kriteria

P=0% Tak seorang pun

0%<P<25% Sebagian kecil

25%≤P<50% Hampir setengahnya

P=50% Setengahnya

50%<P<75% Sebagian besar

75%≤P<100% Hampir seluruhnya

P=100% Seluruhnya

3. Analisis Data Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap tiga orang siswa tiap kelasnya,

sehingga jumlah siswa yang diwawancara adalah enam siswa. Data yang

didapat ditulis kemudian dijadikan satu simpulan yang nantinya akan

melengkapi data yang dibutuhkan.

4. Analisis Data Hasil Observasi

Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel guna

mempermudah dalam membaca data, selanjutnya dianalisis untuk

Ina Amatul Qoyum,2015 PENGARUH PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION BERBASIS KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran matematika

berlangsung.

5. Analisis Data Jurnal Siswa

Data yang berupa karangan siswa yang akan dibuat setiap akhir

pembelajaran, ditulis dan diringkas sehingga dapat diketahui sikap siswa

secara keseluruhan terhadap pembelajaran matematika dengan

menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education yang

berbasis kebersihan lingkungan.