BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode...
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.
Menurut Sugiyono (2010) penelitian eksperimen adalah penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan. Dari pengertian tersebut bahwa metode
eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih dalam kondisi yang dikendalikan. Oleh karena
itu, metode eksperimen cocok digunakan dalam penelitian ini karena tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil belajar siswa SD kelas
V melalui pengaruh TSTS pada pembelajaran IPA. Selain itu hubungan
keduanya akan dipengaruhi oleh gender siswa SD kelas V. Namun gender
siswa SD hanya terbatas pada perbedaan jenis kelamin saja. Penggunaan
metode eksperimen dalam penelitian ini atas pertimbangan bahwa terdapat
variabel bebas sebagai perlakuan yang akan diuji pengaruhnya terhadap
variabel terikat dan terdapat variabel lain yang mempengaruhi baik
memperlemah atau memperkuat kedua hubungan tersebut.
Dalam penelitian ini ada perlakuan/treatment yaitu dengan menerapkan
metode TSTS pada pembelajaran IPA yang diterapkan dalam kelas
eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol dalam pembelajaran
IPA. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai karakteristik yang
sama, bedanya kelas eksperimen diberi perlakuan khusus dengan
pembelajaran menggunakan metode TSTS, sedangkan kelas kontrol tidak
diberi perlakuan khusus hanya menggunakan kegiatan pembelajaran yang
guru biasa diberikan kepada siswa. Masing-masing kelompok sama-sama
diberi pengaruh lain yaitu, perbedaan gender yang hanya dibatasi atas
perbedaan jenis kelamin siswa. Langkah akhir penelitian ini adalah
membandingkan peningkatan hasil belajar siswa laki-laki dan perempuan
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
49
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel merupakan faktor yang
sangat penting dan perlu dipahami karena sangat berpengaruh dalam
penelitian. Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu variabel independen
(bebas), variabel dependen (terikat), dan variabel moderator. Variabel-
variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah:
3.2.1 Variabel Bebas (independent variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada
penelitian ini variabel bebas adalah Two Stay Two Stray (X1
). TSTS adalah
siswa bekerja dalam berkelompok, kemudian diberikan permasalahan yang
harus mereka kerjakan dengan cara kerjasama. Setelah kerjasama intra
kelompok, separuh anggota kelompok dari masing-masing kelompok
meninggalkan kelompok untuk bertemu dengan kelompok lainnya. Anggota
kelompok yang tidak mendapat tugas bertamu, tetap berada dalam
kelompok untuk bertemu dengan kelompok lain. Anggota kelompok yang
bertemu wajib datang pada semua kelompok. Setelah semua proses selesai,
mereka kembali ke kelompok masing-masing untuk mencoba dan
membahas hasil yang diperoleh.
3.2.2 Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dari perlakuan yang diberikan
dengan menerapkan metode TSTS pada kelas ekperimen dan metode
konvensional pada kelas kontrol, kemudian dilanjutkan pemberian postes
setelah pembelajaran maka diperoleh hasil belajar siswa SD kelas V. Hasil
belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran
dan pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui setelah adanya
50
pengukuran oleh guru melalui tes evaluasi, yang mewujudkan perubahan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar biasanya
dinyatakan dalam bentuk nilai. Dengan demikian variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y).
3.2.3 Variabel Moderator
Variabel Moderator variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen ke dua. Variabel
moderator dalam penelitian ini adalah gender. Gender ini hanya dibatasi
dalam perbedaan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Gender yang
mempengaruhi hasil belajar dan pembelajaran menggunakan metode TSTS
diduga dapat memperlemah atau memperkuat hubungan kedua variabel. Oleh
karena itu, variabel moderator dalam penelitian ini adalah gender (X2
).
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan metode TSTS dalam pembelajaran IPA terhadap hasil belajar
siswa kelas V, sedangkan kelas kontrol hanya menerapkan kegiatan
pembelajaran yang sifatnya konvensional. Masing-masing kelompok
meperhatikan adanya pengaruh lain yang dimunculkan, yaitu gender siswa
kelas V SD yang terbatas pada perbedaan jenis kelamin.
Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini menggunakan desain
penelitian, yaitu factorial design. Pengertian factorial design adalah
penelitian dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator
yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel
dependen). Variabel lain yang mempengaruhi perlakuan yang diberikan pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap hasil belajar adalah gender
siswa, gender siswa yang dibatasi pada perbedaan jenis kelamin siswa kelas
V SD. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
51
Gambar. 3.1. Paradigma Desain Faktorial Keterangan: R = Simple random sampling O1 O
= Pretes hasil belajar kelompok ekperimen laki-laki 2
O = Postes hasil belajar kelompok ekperimen laki-laki
3O
= Pretes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki 4
O = Postes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki
5O
= Pretes hasil belajar kelompok ekperimen perempuan 6
O = Postes hasil belajar kelompok ekperimen perempuan
7O
= Pretes hasil belajar kelompok kontrol perempuan 8
X = Perlakuan/treatmen. Kelompok atas sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan, yaitu pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS).
= Postes hasil belajar kelompok kontrol perempuan
Y1 & Y2 = Variabel moderator yaitu gender (laki-laki & perempuan).
Dari gambar 3.1, bahwa setiap kelompok laki-laki dan perempuan dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol di beri tes awal/pretes dan tes akhir/
postes untuk mengetahui adanya perbedaan antara kelas eksperimen yang
menerapkan metode TSTS dalam pembelajaran IPA dan kelas kontrol yang
menerapkan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran IPA.
Implementasi dari desain penelitian tersebut diuraikan dalam prosedur
penelitian. Prosedur penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Persiapan penelitian.
2. Pembentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Membuat kisi-kisi pretes.
4. Membuat instrumen pretes berdasarkan kisi-kisi yang sudah
ditentukan.
5. Menguji cobakan instrumen pretes pada kelas yang telah dipilih.
6. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba
untuk mengetahui validitas butir soal dan reliabilitas soal.
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
52
7. Mengadakan tes awal (pretes) pada kelas eksperimen pada siswa laki-
laki (O1) dan perempuan (O5) serta kelas kontrol pada siswa laki-laki
(O3) dan perempuan (O7
8. Pemberian perlakuan (X) pada kelas eksperimen (siswa laki-laki dan
perempuan) dengan menggunakan metode TSTS dalam mata
pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Sedangkan pada kelas
kontrol tidak diberi perlakuan khusus, masih menggunakan
pembelajaran yang bersifat konvensional pada mata pelajaran IPA
pokok bahasan sifat-sifat cahaya .
).
9. Mengadakan tes akhir (postes) pada kelas eksperimen siswa laki-laki
(O2) dan perempuan (O6) serta kelas kontrol siswa laki-laki (O4) dan
perempuan (O8
10. Analisis hasil penelitian, apabila terdapat perbedaan pengaruh
pembelajaran menggunakan metode TSTS dalam kelas eksperimen
terhadap hasil belajar antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan,
maka penyebab utamanya bukan karena perlakuan yang diberikan
(menerapka metode TSTS) tetapi karena adanya pengaruh lain yaitu
gender dengan batas perbedaan jenis kelamin siswa saja. Kemudian
dilanjutkan dengan menyusun hasil penelitian.
).
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah SD Gugus Among Siswa
Kecamatan Temanggung mempunnyai 8 SD yang terdiri dari SD Negeri
Giyanti sebagai SD inti dan yang lain sebagai SD imbas, seperti SD Negeri
Purworejo, SD Negeri 1 Mudal, SD Negeri 2 Mudal, SD Negeri 1 Nampirejo,
SD Negeri 2 Nampirejo, SD Negeri 1 Mungseng dan SD Negeri 2 Mungseng.
53
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang terpilih harus melalui teknik
pengambilan sampel yang benar. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Simple
random sampling yaitu dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
tingkatan yang ada dalam populasi itu, cara demikian dilakukan bila anggota
populasi dianggap homogen. Melalui teknik ini peneliti membuat suatu
undian yang berisi nama-nama SD yang ada di gugus Among Siswa. Dari
undian tersebut peneliti mengambil tiga undian dengan cara mengocok
undian. Kemudian undian yang keluar pertama ditentukan sebagai sampel
untuk kelompok eksperimen, undian kedua adalah sampel untuk kelompok
kontrol, dan undian ketiga adalah sampel sebagai kelompok uji. Melalui
teknik ini didapat 3 SD sebagai sampel penelitian, yaitu SD Negeri Purworejo
kelas V sebagai SD eksperimen, SD Negeri 2 Nampirejo kelas V sebagai SD
kontrol, dan SD Negri 1 Mudal kelas V sebagai SD Uji.
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
3.5.1 Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukann oleh peneliti yaitu di SD Negeri Purworejo
dan SD Negeri 2 Nampirejo Kecamatan Temanggung Kabupaten
Temanggung.
3.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Maret 2012.
Treatment atau pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen dilakukan
oleh guru kelas V yang sudah direkrut dengan mengikuti jadwal pelajaran di
masing-masing kelas yang bersangkutan. Sedangkan kelas kontrol mendapat
pelajaran seperti biasa.
54
Setiap treatment dilaksanakan, peneliti selalu hadir di kelas untuk
memastikan bahwa program dijalankan oleh guru, dikelas eksperimen
terdapat 2 guru dan 1 peneliti, guru yang melaksanakan pembelajaran, guru
yang melakukan observasi dan peneliti. Kelas kontrol juga dihadiri peneliti
untuk memastikan materi yang disampaikan sesuai dengan materi yang ada di
kelas eksperimen. Perlakuan dengan metode TSTS dipakai guru dalam
pembelajaran menyesuaikan dengan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah peneliti buat. Jadwal pelaksanaan penelitian
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Kelompok Pertemuan Pretes 1 2 3 dan Postes
Eksperimen 2/3/2012 6/3/2012 9/3/2012 13/3/2012 Kontrol 2/3/2012 5/3/2012 9/3/2012 12/3/2012
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan variabel yang akan
diteliti, yaitu:
a. Variabel X
Data variabel X1
1 dalam penelitian ini adalah penerapan metode TSTS.
Data X1
ini akan dikumpulkan melalui teknik observasi dengan mengisi
lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan
menerapkan metode TSTS. Dengan demikian saat guru mengajar dengan
menerapkan metode TSTS pada saat proses pembelajaran, guru lain sebagai
observer mengamati dan mengisi lembar observasi dari perlakuan yang
diberikan.
55
b. Variabel X
Data variabel X2
2
dalam penelitian ini adalah gender. Gender disini
hanya dibatasi pada perbedaan jenis kelamin, yaitu siswa laki-laki dan
perempuan. Data gender diperoleh dengan penggunaan metode dokumentasi.
Dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data
jenis kelamin siswa kelas V di kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui
arsip data kesiswaan kelas V.
c. Variabel Y
Data variabel Y dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Data hasil
belajar diperoleh melalui tes bentuk pilihan ganda untuk mendapatkan nilai
saat pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Adapun tahap
pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:
1. Memberikan pretes pada pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat
cahaya di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
2. Memberikan perlakuan dengan menggunakan metode TSTS pada
pembelajaran IPA di kelas eksperimen.
3. Memberikan postes pada pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat
cahaya di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama
untuk mengetahui hasil belajar siswa.
4. Menganalisis hasil tes yang telah diperoleh.
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data
a. Variabel X
Instrumen yang akan digunakan dalam variabel X1
1 adalah lembar
observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam
pembelajaran dengan menerapkan metode TSTS pada kelas eksperimen (SD
N Purworejo). Observasi dilakuakan selama proses pembelajaran berlangsung
yaitu dari kegiatan awal sampai akhir lembar observasi ini disesuaikan
dengan langkah-langkah pembelajaran TSTS. Jadi, saat guru mengajar
56
dengan TSTS di dalam kelas, guru observer mengamati dan mengisi lembar
observasi yang merupakan instrumen dari tindakan TSTS. Instrumen
penelitian lembar observasi diukur dengan skala Guttman. Dalam model
Guttman, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak. Cara mengisi
jawaban dengan memberi tanda (√) checklist pada kolom pernyataan ya atau
tidak. Kisi-kisi tindakan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Pembelajaran TSTS
No Aspek Indikator Nomor Soal
1
Pendahuluan 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Guru mempresentasikan tata cara pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu).
1-2
2 Inti 3. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggota 4 orang.
4. Guru memberikan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok.
5. Setelah bekerjasama dan memunculkan gagasan baru dari materi cahaya berupa soal jawab atau debat, dua siswa dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain.
6. Dua siswa yang tinggal dikelompok awal bertugas memberikan informasi kepada 2 siswa yang bertamu ke kelompok tersebut dengan mendemonstrasikan.
7. Setelah batas waktu bertamu dan menerima tamu habis, tamu mohon diri untuk kembali ke kelompok awal.
8. Dua siswa dari masing-masing kelompok mempresentasikan
3-10
57
hasil kerjasama kelompoknya di depan kelompok lain seperti mendemontrasikan sifat-sifat cahaya, kamus karya siswa, puisi, lagu, dll.
9. Guru memberikan pengetahuan atau umpan balik berupa pujian atas kerjasama kelompok yang siswa lakukan.
10. Guru meberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas sesuai tujuan pembelajaran.
3 Penutup 11. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman materi sifat-sifat cahaya
12. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan metode TSTS berupa lisan ataupun tulisan.
13. Guru memberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi
14. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan tugas yang harus dilakukan siswa.
11-14
b. Variabel X
Instrumen yang akan digunakan dalam variabel X2
2
adalah lembar
dokumentasi. Lembar dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data jenis
kelamin siswa kelas V SD, di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen
penelitian lembar dokumentasi dalam bentuk (√) checklist. Data yang
diperoleh adalah data nominal. Adapun kisi-kisi gender adalah: nama siswa,
jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.
58
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Gender Siswa Kelas V
No. Nama Siswa Gender Laki-laki Perempuan
1 2 3
dst.
c. Variabel Y
Instrumen yang akan digunakan dalam variabel Y adalah tes dalam
bentuk pilihan ganda. Tes ini dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahat. Indikatornya
berupa nilai tes sesudah perlakuan (treatment), skala pengukurannya
menggunakan skala interval dengan klarifikasi tinggi, sedang, dan rendah
dengan simbol Y. Hasil belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran dan pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui
setelah adanya pengukuran oleh guru melalui tes evaluasi, yang mewujudkan
perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Penelitian pada
mata pelajaran IPA kelas V pokok bahasan sifat-sifat cahaya dilaksanakan
pada semester dua, dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Pretes Hasil Belajar
Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item Soal
2.1Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
• Menjelaskan pengertian gaya magnet.
1,2,3,4,5, 6,7,8,9
• Menjelaskan pengertian gaya gravitasi.
10,11,12,13,14
• Menjelaskan pengertian gaya gese.
15,16,17,18,19
20,21
59
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Postes Hasil Belajar
Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item
Soal
3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
• Menjelaskan pengertian cahaya. 1,2,3 • Menjelaskan sifat-sifat cahaya
yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna dan gelap).
4,5,6
• Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung ).
10,12, 15,16,18,21
• Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.
23,24,25
3.6.3 Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal Tes
a. Uji Validitas Soal Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas
tinggi dan sebaliknya jika tingkat validitasnya rendah maka instrumen
tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini uji validitas
ditunjukan untuk menguji instrumen dari variabel terikat yaitu hasil belajar
(Y) yang berupa tes yang diujicobakan pada kelas uji yaitu SD Negeri 1
Mudal Temanggung.
Uji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item
soal dengan skor total item. Sedangkan teknik yang digunakan adalah
Coreected Item-Total Correlation dengan dinotasikan (r). Mengukur validitas
digunakan program komputer Statistical Package for the Social Science
(SPSS) versi 16.0 dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation
yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai rhitung)
di bandingkan dengan nilai rtabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika nilai
rhitung>0,3 (Sugiyono, 2010).
60
Tabel 3.6
Hasil Analisis Validitas Pretes
Kompetensi Dasar Indikator No Item Valid
No Item Tidak Valid
2.1Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
• Menjelaskan pengertian gaya magnet.
1,2,3,4,5,8,9 6,7
• Menjelaskan pengertian gaya gravitasi.
11,12,13 10,14
• Menjelaskan pengertian gaya gesek.
15,16,19,20,21
17,18
Jumlah 15 6
Hasil ujicoba pretes dan postes dilaksanakan di SD Mudal 1, pada
tanggal 22 Februari 2012. Instrumen pretes berjumlah 21 butir dan jumlah
responden 27 siswa. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS
versi 16.0. Dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation dan
dibandingakan dengan r kritis, diketahui soal yang falid adalah 15 butir soal
yaitu butir 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 19, 20, dan 21. Sedangkan
yang tidak valid 6 butir soal yaitu 6, 7, 10, 14, 17, dan 18. Berdasarkan
penjelasan di atas maka jumlah item yang digunakan untuk pretes sebanyak
15 karena soal tersebut sudah mencapai indikator. Hasil analisis butir soal
selengkapnya bisa dilihat pada lampiran F.
61
Tabel 3.7
Hasil Analisis Validitas Postes
Kompetensi Dasar Indikator No Item
Valid No Item
Tidak Valid
3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
• Menjelaskan pengertian cahaya. 1,2,3 -
• Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna dan gelap).
4,5,6 7
• Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung ).
10,12, 15,16,18,21
8,9,11,13, 14,17,19, 20,22
• Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.
23,24,25 -
Jumlah 15 10
Hasil ujicoba pretes dan postes dilaksanakan di SD 1 Mudal, pada
tanggal 27 Februari 2012. Instrumen postes berjumlah 25 butir dan responden
27 siswa. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.
dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation dan dibandingakan
dengan r kritis, diketahui soal yang valid adalah 15 butir soal yaitu butir 1, 2,
3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 16, 18, 21, 23, 24, dan 25. Sedangkan yang tidak valid
10 butir soal yaitu butir 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 19, 20 dan 22. Berdasarkan
penjelasan di atas maka jumlah item yang digunakan untuk pretes sebanyak
15 karena soal tersebut sudah mencapai indikator. Hasil analisis butir soal
selengkapnya bisa dilihat pada lampiran I.
62
b. Uji Reliabilitas Soal Tes
Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Dalam
penelitian ini uji reliabilitas adalah untuk menguji atau mengetahui instrumen
dari variabel Y yaitu hasil belajar yang berupa soal tes yang telah diuji
cobakan di kelas uji coba agar dapat diketahui apakah soal sudah dianggap
baik atau belum sehingga soal tersebut dapat dipercaya. Untuk menentukan
tingkat reliabilitas soal mengunakan kriteria yang dikemukakan oleh George
dan Mallery (Lunandar, 2010), yang didasarkan pada nilai koefisien
Cronbach’s Alpha (α) sebagai berikut:
α ≤ 0,7 = tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 = dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 = reliabilitas bagus
α > 0,9 = reliabilitas memuaskan
Instrumen pretes hasil belajar siswa yang digunakan dalam uji coba ini
berjumlah 21 item. Reliabilitas setelah dikurangi item yang tidak valid yaitu
sebanyak 6 item, nilai Cronbach’s Alpha 0,930 artinya reliabel tersebut
termasuk dalam kriteria reliabilitas memuaskan. Adapun hasil dari analisis
menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada bagian lampiran F.
Instrumen postes hasil belajar siswa yang digunakan dalam uji coba ini
berjumlah 25 item. Reliabilitas setelah dikurangi item yang tidak valid yaitu
sebanyak 10 item, nilai Cronbach’s Alpha 0,964 artinya reliabel tersebut
termasuk dalam kriteria reliabilitas memuaskan. Adapun hasil dari analisis
menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada bagian lampiran I.
c. Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes
Suatu tes yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat
kesukarannya seimbang artinya berdistribusi normal. Atau dapat dikatakan
bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak terlalu
sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok yang akan dites. Tingkat
kesukaran butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa yang
63
menjawab dengan benar. Untuk menentukan tingkat soal tes yang
dikemukakan oleh Arikunto (Daryanto,2011) sebagai berikut:
Kriteria tingkat kesukaran :
0,00 - 0,30 sukar
0,30 - 0,70 sedang
0,70 - 1,00 mudah
Dari hasil analisis menggunakan SPSS 16.0, didapatkan hasil tingkat
kesukaran pretes. Dari 15 butir soal pretest, diperoleh 5 butir soal kriteria
mudah yaitu nomor 3, 5, 9, 14, dan 15. Sedangkan nomor 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10,
11, 12, dan 13 termasuk soal kriteria sedang. Hasil analisis selengkapnya bisa
dilihat pada lampiran G.
Dari 15 butir soal postes, diperoleh 4 butir soal kriteria mudah yaitu
nomor 4, 11, 14, dan 15 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10,11, 12,
dan 13 termasuk soal kriteria sedang. Dilihat dari tingkat kesukaran soal
pretes dan postes ternyata item soal tersebut memiliki tingkat kesukaran soal
yang seimbang atau setara. Adapun hasil dari analisis menggunakan SPSS
16.0 for Windows dapat dilihat pada bagian lampiran J.
3.6.4 Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Data Pretes
Uji ini digunakan untuk teknik statistik yang akan digunakan dalam
menganalisis data. Jika data terdistribusi normal maka teknik statistik yang
digunakan adalah teknik statistik parametris. Sedangkan data yang tidak
terdistribusi normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik
statistik non parametris. Untuk itu sebelum peneliti menggunakan teknik
statistik parametrik, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila
data tidak normal, maka statistik parametrik tidak dapat digunakan, untuk itu
perlu digunakan statistik nonparametrik.
Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel telah
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data untuk variabel
terikat yaitu pretes hasil belajar. Uji normalitas dilakukan dengan
64
menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 16.0. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal
jika signifikansi > 0.05.
b. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang homogen atau tidak dengan membandingkan kedua variasinya.
Seperti pada uji normalitas, jika data homogen, maka teknik statistik yang
digunakan adalah teknik statistik parametris. Sedangkan data yang tidak
homogen, maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik non
parametris.
Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua
kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen atau tidak. Uji
homogenitas sebaran data untuk variabel terikat yaitu pretes hasil belajar.
Pengukuran uji homogenitas menggunakan program SPSS versi 16.0.
Berdasarkan uji homogenitas ditunjukkan apabila tingkat signifikansi >0.05
maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel yang
bersangkutan homogen.
3.6.5 Uji Hipotesis Penelitian
Analisis of Varians (ANOVA) tergolong analisis komparatif lebih dari
dua variabel atau lebih dari dua rata-rata. Tujuannya ialah membandingkan
lebih dari dua rata-rata. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi
artinya data sampel dianggap dapat mewakili populasi. Uji ANOVA
digunakan untuk mengukur hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis: ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS)
dari pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional.
H0 = tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray
65
(TSTS) dari pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran
konvensional.
H1
2. Hipotesis: Ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa laki-
laki dan kelompok siswa perempuan.
= ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray
(TSTS) dari pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran
konvensional.
H0
H
= tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa laki-
laki dan kelompok siswa perempuan.
1
3. Hipotesis: Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
efektif terhadap hasil belajar berdasarkan gender siswa kelas V SD pada
pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya gugus Among Siswa
Temanggung semester 2 tahun 2011/2012.
= ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa laki-laki
dan kelompok siswa perempuan.
H0
H
= Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) tidak
efektif terhadap hasil belajar berdasarkan gender siswa kelas V SD
pada pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya gugus Among
Siswa Temanggung semester 2 tahun 2011/2012.
1
= Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) efektif
terhadap hasil belajar berdasarkan gender siswa kelas V SD pada
pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya gugus Among
Siswa Temanggung semester 2 tahun 2011/2012.