BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode...

18
48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dari pengertian tersebut bahwa metode eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dalam kondisi yang dikendalikan. Oleh karena itu, metode eksperimen cocok digunakan dalam penelitian ini karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil belajar siswa SD kelas V melalui pengaruh TSTS pada pembelajaran IPA. Selain itu hubungan keduanya akan dipengaruhi oleh gender siswa SD kelas V. Namun gender siswa SD hanya terbatas pada perbedaan jenis kelamin saja. Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian ini atas pertimbangan bahwa terdapat variabel bebas sebagai perlakuan yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel terikat dan terdapat variabel lain yang mempengaruhi baik memperlemah atau memperkuat kedua hubungan tersebut. Dalam penelitian ini ada perlakuan/treatment yaitu dengan menerapkan metode TSTS pada pembelajaran IPA yang diterapkan dalam kelas eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol dalam pembelajaran IPA. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai karakteristik yang sama, bedanya kelas eksperimen diberi perlakuan khusus dengan pembelajaran menggunakan metode TSTS, sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan khusus hanya menggunakan kegiatan pembelajaran yang guru biasa diberikan kepada siswa. Masing-masing kelompok sama-sama diberi pengaruh lain yaitu, perbedaan gender yang hanya dibatasi atas perbedaan jenis kelamin siswa. Langkah akhir penelitian ini adalah membandingkan peningkatan hasil belajar siswa laki-laki dan perempuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

Menurut Sugiyono (2010) penelitian eksperimen adalah penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendalikan. Dari pengertian tersebut bahwa metode

eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel atau lebih dalam kondisi yang dikendalikan. Oleh karena

itu, metode eksperimen cocok digunakan dalam penelitian ini karena tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil belajar siswa SD kelas

V melalui pengaruh TSTS pada pembelajaran IPA. Selain itu hubungan

keduanya akan dipengaruhi oleh gender siswa SD kelas V. Namun gender

siswa SD hanya terbatas pada perbedaan jenis kelamin saja. Penggunaan

metode eksperimen dalam penelitian ini atas pertimbangan bahwa terdapat

variabel bebas sebagai perlakuan yang akan diuji pengaruhnya terhadap

variabel terikat dan terdapat variabel lain yang mempengaruhi baik

memperlemah atau memperkuat kedua hubungan tersebut.

Dalam penelitian ini ada perlakuan/treatment yaitu dengan menerapkan

metode TSTS pada pembelajaran IPA yang diterapkan dalam kelas

eksperimen dan model konvensional pada kelas kontrol dalam pembelajaran

IPA. Kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai karakteristik yang

sama, bedanya kelas eksperimen diberi perlakuan khusus dengan

pembelajaran menggunakan metode TSTS, sedangkan kelas kontrol tidak

diberi perlakuan khusus hanya menggunakan kegiatan pembelajaran yang

guru biasa diberikan kepada siswa. Masing-masing kelompok sama-sama

diberi pengaruh lain yaitu, perbedaan gender yang hanya dibatasi atas

perbedaan jenis kelamin siswa. Langkah akhir penelitian ini adalah

membandingkan peningkatan hasil belajar siswa laki-laki dan perempuan

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

49

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel merupakan faktor yang

sangat penting dan perlu dipahami karena sangat berpengaruh dalam

penelitian. Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu variabel independen

(bebas), variabel dependen (terikat), dan variabel moderator. Variabel-

variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah:

3.2.1 Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Pada

penelitian ini variabel bebas adalah Two Stay Two Stray (X1

). TSTS adalah

siswa bekerja dalam berkelompok, kemudian diberikan permasalahan yang

harus mereka kerjakan dengan cara kerjasama. Setelah kerjasama intra

kelompok, separuh anggota kelompok dari masing-masing kelompok

meninggalkan kelompok untuk bertemu dengan kelompok lainnya. Anggota

kelompok yang tidak mendapat tugas bertamu, tetap berada dalam

kelompok untuk bertemu dengan kelompok lain. Anggota kelompok yang

bertemu wajib datang pada semua kelompok. Setelah semua proses selesai,

mereka kembali ke kelompok masing-masing untuk mencoba dan

membahas hasil yang diperoleh.

3.2.2 Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dari perlakuan yang diberikan

dengan menerapkan metode TSTS pada kelas ekperimen dan metode

konvensional pada kelas kontrol, kemudian dilanjutkan pemberian postes

setelah pembelajaran maka diperoleh hasil belajar siswa SD kelas V. Hasil

belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran

dan pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui setelah adanya

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

50

pengukuran oleh guru melalui tes evaluasi, yang mewujudkan perubahan

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar biasanya

dinyatakan dalam bentuk nilai. Dengan demikian variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y).

3.2.3 Variabel Moderator

Variabel Moderator variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan

memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen ke dua. Variabel

moderator dalam penelitian ini adalah gender. Gender ini hanya dibatasi

dalam perbedaan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Gender yang

mempengaruhi hasil belajar dan pembelajaran menggunakan metode TSTS

diduga dapat memperlemah atau memperkuat hubungan kedua variabel. Oleh

karena itu, variabel moderator dalam penelitian ini adalah gender (X2

).

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan

menggunakan metode TSTS dalam pembelajaran IPA terhadap hasil belajar

siswa kelas V, sedangkan kelas kontrol hanya menerapkan kegiatan

pembelajaran yang sifatnya konvensional. Masing-masing kelompok

meperhatikan adanya pengaruh lain yang dimunculkan, yaitu gender siswa

kelas V SD yang terbatas pada perbedaan jenis kelamin.

Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini menggunakan desain

penelitian, yaitu factorial design. Pengertian factorial design adalah

penelitian dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator

yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel

dependen). Variabel lain yang mempengaruhi perlakuan yang diberikan pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap hasil belajar adalah gender

siswa, gender siswa yang dibatasi pada perbedaan jenis kelamin siswa kelas

V SD. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

51

Gambar. 3.1. Paradigma Desain Faktorial Keterangan: R = Simple random sampling O1 O

= Pretes hasil belajar kelompok ekperimen laki-laki 2

O = Postes hasil belajar kelompok ekperimen laki-laki

3O

= Pretes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki 4

O = Postes hasil belajar kelompok kontrol laki-laki

5O

= Pretes hasil belajar kelompok ekperimen perempuan 6

O = Postes hasil belajar kelompok ekperimen perempuan

7O

= Pretes hasil belajar kelompok kontrol perempuan 8

X = Perlakuan/treatmen. Kelompok atas sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan, yaitu pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS).

= Postes hasil belajar kelompok kontrol perempuan

Y1 & Y2 = Variabel moderator yaitu gender (laki-laki & perempuan).

Dari gambar 3.1, bahwa setiap kelompok laki-laki dan perempuan dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol di beri tes awal/pretes dan tes akhir/

postes untuk mengetahui adanya perbedaan antara kelas eksperimen yang

menerapkan metode TSTS dalam pembelajaran IPA dan kelas kontrol yang

menerapkan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran IPA.

Implementasi dari desain penelitian tersebut diuraikan dalam prosedur

penelitian. Prosedur penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian.

2. Pembentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3. Membuat kisi-kisi pretes.

4. Membuat instrumen pretes berdasarkan kisi-kisi yang sudah

ditentukan.

5. Menguji cobakan instrumen pretes pada kelas yang telah dipilih.

6. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba

untuk mengetahui validitas butir soal dan reliabilitas soal.

R O1 X Y1 O2

R O3 Y1 O4

R O5 X Y2 O6

R O7 Y2 O8

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

52

7. Mengadakan tes awal (pretes) pada kelas eksperimen pada siswa laki-

laki (O1) dan perempuan (O5) serta kelas kontrol pada siswa laki-laki

(O3) dan perempuan (O7

8. Pemberian perlakuan (X) pada kelas eksperimen (siswa laki-laki dan

perempuan) dengan menggunakan metode TSTS dalam mata

pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Sedangkan pada kelas

kontrol tidak diberi perlakuan khusus, masih menggunakan

pembelajaran yang bersifat konvensional pada mata pelajaran IPA

pokok bahasan sifat-sifat cahaya .

).

9. Mengadakan tes akhir (postes) pada kelas eksperimen siswa laki-laki

(O2) dan perempuan (O6) serta kelas kontrol siswa laki-laki (O4) dan

perempuan (O8

10. Analisis hasil penelitian, apabila terdapat perbedaan pengaruh

pembelajaran menggunakan metode TSTS dalam kelas eksperimen

terhadap hasil belajar antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan,

maka penyebab utamanya bukan karena perlakuan yang diberikan

(menerapka metode TSTS) tetapi karena adanya pengaruh lain yaitu

gender dengan batas perbedaan jenis kelamin siswa saja. Kemudian

dilanjutkan dengan menyusun hasil penelitian.

).

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah SD Gugus Among Siswa

Kecamatan Temanggung mempunnyai 8 SD yang terdiri dari SD Negeri

Giyanti sebagai SD inti dan yang lain sebagai SD imbas, seperti SD Negeri

Purworejo, SD Negeri 1 Mudal, SD Negeri 2 Mudal, SD Negeri 1 Nampirejo,

SD Negeri 2 Nampirejo, SD Negeri 1 Mungseng dan SD Negeri 2 Mungseng.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

53

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Sampel yang terpilih harus melalui teknik

pengambilan sampel yang benar. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Simple

random sampling yaitu dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

tingkatan yang ada dalam populasi itu, cara demikian dilakukan bila anggota

populasi dianggap homogen. Melalui teknik ini peneliti membuat suatu

undian yang berisi nama-nama SD yang ada di gugus Among Siswa. Dari

undian tersebut peneliti mengambil tiga undian dengan cara mengocok

undian. Kemudian undian yang keluar pertama ditentukan sebagai sampel

untuk kelompok eksperimen, undian kedua adalah sampel untuk kelompok

kontrol, dan undian ketiga adalah sampel sebagai kelompok uji. Melalui

teknik ini didapat 3 SD sebagai sampel penelitian, yaitu SD Negeri Purworejo

kelas V sebagai SD eksperimen, SD Negeri 2 Nampirejo kelas V sebagai SD

kontrol, dan SD Negri 1 Mudal kelas V sebagai SD Uji.

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

3.5.1 Tempat Penelitian

Penelitian yang dilakukann oleh peneliti yaitu di SD Negeri Purworejo

dan SD Negeri 2 Nampirejo Kecamatan Temanggung Kabupaten

Temanggung.

3.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Maret 2012.

Treatment atau pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen dilakukan

oleh guru kelas V yang sudah direkrut dengan mengikuti jadwal pelajaran di

masing-masing kelas yang bersangkutan. Sedangkan kelas kontrol mendapat

pelajaran seperti biasa.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

54

Setiap treatment dilaksanakan, peneliti selalu hadir di kelas untuk

memastikan bahwa program dijalankan oleh guru, dikelas eksperimen

terdapat 2 guru dan 1 peneliti, guru yang melaksanakan pembelajaran, guru

yang melakukan observasi dan peneliti. Kelas kontrol juga dihadiri peneliti

untuk memastikan materi yang disampaikan sesuai dengan materi yang ada di

kelas eksperimen. Perlakuan dengan metode TSTS dipakai guru dalam

pembelajaran menyesuaikan dengan silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah peneliti buat. Jadwal pelaksanaan penelitian

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kelompok Pertemuan Pretes 1 2 3 dan Postes

Eksperimen 2/3/2012 6/3/2012 9/3/2012 13/3/2012 Kontrol 2/3/2012 5/3/2012 9/3/2012 12/3/2012

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan variabel yang akan

diteliti, yaitu:

a. Variabel X

Data variabel X1

1 dalam penelitian ini adalah penerapan metode TSTS.

Data X1

ini akan dikumpulkan melalui teknik observasi dengan mengisi

lembar observasi. Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan

menerapkan metode TSTS. Dengan demikian saat guru mengajar dengan

menerapkan metode TSTS pada saat proses pembelajaran, guru lain sebagai

observer mengamati dan mengisi lembar observasi dari perlakuan yang

diberikan.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

55

b. Variabel X

Data variabel X2

2

dalam penelitian ini adalah gender. Gender disini

hanya dibatasi pada perbedaan jenis kelamin, yaitu siswa laki-laki dan

perempuan. Data gender diperoleh dengan penggunaan metode dokumentasi.

Dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data

jenis kelamin siswa kelas V di kelas eksperimen dan kelas kontrol melalui

arsip data kesiswaan kelas V.

c. Variabel Y

Data variabel Y dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Data hasil

belajar diperoleh melalui tes bentuk pilihan ganda untuk mendapatkan nilai

saat pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Adapun tahap

pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1. Memberikan pretes pada pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat

cahaya di kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui hasil

belajar siswa.

2. Memberikan perlakuan dengan menggunakan metode TSTS pada

pembelajaran IPA di kelas eksperimen.

3. Memberikan postes pada pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat

cahaya di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama

untuk mengetahui hasil belajar siswa.

4. Menganalisis hasil tes yang telah diperoleh.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

a. Variabel X

Instrumen yang akan digunakan dalam variabel X1

1 adalah lembar

observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam

pembelajaran dengan menerapkan metode TSTS pada kelas eksperimen (SD

N Purworejo). Observasi dilakuakan selama proses pembelajaran berlangsung

yaitu dari kegiatan awal sampai akhir lembar observasi ini disesuaikan

dengan langkah-langkah pembelajaran TSTS. Jadi, saat guru mengajar

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

56

dengan TSTS di dalam kelas, guru observer mengamati dan mengisi lembar

observasi yang merupakan instrumen dari tindakan TSTS. Instrumen

penelitian lembar observasi diukur dengan skala Guttman. Dalam model

Guttman, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya-tidak. Cara mengisi

jawaban dengan memberi tanda (√) checklist pada kolom pernyataan ya atau

tidak. Kisi-kisi tindakan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Pembelajaran TSTS

No Aspek Indikator Nomor Soal

1

Pendahuluan 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Guru mempresentasikan tata cara pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu).

1-2

2 Inti 3. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggota 4 orang.

4. Guru memberikan lembar kegiatan yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok.

5. Setelah bekerjasama dan memunculkan gagasan baru dari materi cahaya berupa soal jawab atau debat, dua siswa dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain.

6. Dua siswa yang tinggal dikelompok awal bertugas memberikan informasi kepada 2 siswa yang bertamu ke kelompok tersebut dengan mendemonstrasikan.

7. Setelah batas waktu bertamu dan menerima tamu habis, tamu mohon diri untuk kembali ke kelompok awal.

8. Dua siswa dari masing-masing kelompok mempresentasikan

3-10

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

57

hasil kerjasama kelompoknya di depan kelompok lain seperti mendemontrasikan sifat-sifat cahaya, kamus karya siswa, puisi, lagu, dll.

9. Guru memberikan pengetahuan atau umpan balik berupa pujian atas kerjasama kelompok yang siswa lakukan.

10. Guru meberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas sesuai tujuan pembelajaran.

3 Penutup 11. Siswa bersama dengan guru membuat rangkuman materi sifat-sifat cahaya

12. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan metode TSTS berupa lisan ataupun tulisan.

13. Guru memberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi

14. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan tugas yang harus dilakukan siswa.

11-14

b. Variabel X

Instrumen yang akan digunakan dalam variabel X2

2

adalah lembar

dokumentasi. Lembar dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data jenis

kelamin siswa kelas V SD, di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen

penelitian lembar dokumentasi dalam bentuk (√) checklist. Data yang

diperoleh adalah data nominal. Adapun kisi-kisi gender adalah: nama siswa,

jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

58

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Gender Siswa Kelas V

No. Nama Siswa Gender Laki-laki Perempuan

1 2 3

dst.

c. Variabel Y

Instrumen yang akan digunakan dalam variabel Y adalah tes dalam

bentuk pilihan ganda. Tes ini dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahat. Indikatornya

berupa nilai tes sesudah perlakuan (treatment), skala pengukurannya

menggunakan skala interval dengan klarifikasi tinggi, sedang, dan rendah

dengan simbol Y. Hasil belajar merupakan kemampuan peserta didik setelah

mengikuti pembelajaran dan pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui

setelah adanya pengukuran oleh guru melalui tes evaluasi, yang mewujudkan

perubahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Penelitian pada

mata pelajaran IPA kelas V pokok bahasan sifat-sifat cahaya dilaksanakan

pada semester dua, dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Pretes Hasil Belajar

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item Soal

2.1Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

• Menjelaskan pengertian gaya magnet.

1,2,3,4,5, 6,7,8,9

• Menjelaskan pengertian gaya gravitasi.

10,11,12,13,14

• Menjelaskan pengertian gaya gese.

15,16,17,18,19

20,21

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

59

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Postes Hasil Belajar

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item

Soal

3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

• Menjelaskan pengertian cahaya. 1,2,3 • Menjelaskan sifat-sifat cahaya

yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna dan gelap).

4,5,6

• Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung ).

10,12, 15,16,18,21

• Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.

23,24,25

3.6.3 Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal Tes

a. Uji Validitas Soal Tes

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas

tinggi dan sebaliknya jika tingkat validitasnya rendah maka instrumen

tersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini uji validitas

ditunjukan untuk menguji instrumen dari variabel terikat yaitu hasil belajar

(Y) yang berupa tes yang diujicobakan pada kelas uji yaitu SD Negeri 1

Mudal Temanggung.

Uji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap item

soal dengan skor total item. Sedangkan teknik yang digunakan adalah

Coreected Item-Total Correlation dengan dinotasikan (r). Mengukur validitas

digunakan program komputer Statistical Package for the Social Science

(SPSS) versi 16.0 dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation

yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai rhitung)

di bandingkan dengan nilai rtabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika nilai

rhitung>0,3 (Sugiyono, 2010).

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

60

Tabel 3.6

Hasil Analisis Validitas Pretes

Kompetensi Dasar Indikator No Item Valid

No Item Tidak Valid

2.1Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya

• Menjelaskan pengertian gaya magnet.

1,2,3,4,5,8,9 6,7

• Menjelaskan pengertian gaya gravitasi.

11,12,13 10,14

• Menjelaskan pengertian gaya gesek.

15,16,19,20,21

17,18

Jumlah 15 6

Hasil ujicoba pretes dan postes dilaksanakan di SD Mudal 1, pada

tanggal 22 Februari 2012. Instrumen pretes berjumlah 21 butir dan jumlah

responden 27 siswa. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS

versi 16.0. Dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation dan

dibandingakan dengan r kritis, diketahui soal yang falid adalah 15 butir soal

yaitu butir 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 19, 20, dan 21. Sedangkan

yang tidak valid 6 butir soal yaitu 6, 7, 10, 14, 17, dan 18. Berdasarkan

penjelasan di atas maka jumlah item yang digunakan untuk pretes sebanyak

15 karena soal tersebut sudah mencapai indikator. Hasil analisis butir soal

selengkapnya bisa dilihat pada lampiran F.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

61

Tabel 3.7

Hasil Analisis Validitas Postes

Kompetensi Dasar Indikator No Item

Valid No Item

Tidak Valid

3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

• Menjelaskan pengertian cahaya. 1,2,3 -

• Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna dan gelap).

4,5,6 7

• Menjelaskan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung ).

10,12, 15,16,18,21

8,9,11,13, 14,17,19, 20,22

• Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.

23,24,25 -

Jumlah 15 10

Hasil ujicoba pretes dan postes dilaksanakan di SD 1 Mudal, pada

tanggal 27 Februari 2012. Instrumen postes berjumlah 25 butir dan responden

27 siswa. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.

dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation dan dibandingakan

dengan r kritis, diketahui soal yang valid adalah 15 butir soal yaitu butir 1, 2,

3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 16, 18, 21, 23, 24, dan 25. Sedangkan yang tidak valid

10 butir soal yaitu butir 7, 8, 9, 11, 13, 14, 17, 19, 20 dan 22. Berdasarkan

penjelasan di atas maka jumlah item yang digunakan untuk pretes sebanyak

15 karena soal tersebut sudah mencapai indikator. Hasil analisis butir soal

selengkapnya bisa dilihat pada lampiran I.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

62

b. Uji Reliabilitas Soal Tes

Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Dalam

penelitian ini uji reliabilitas adalah untuk menguji atau mengetahui instrumen

dari variabel Y yaitu hasil belajar yang berupa soal tes yang telah diuji

cobakan di kelas uji coba agar dapat diketahui apakah soal sudah dianggap

baik atau belum sehingga soal tersebut dapat dipercaya. Untuk menentukan

tingkat reliabilitas soal mengunakan kriteria yang dikemukakan oleh George

dan Mallery (Lunandar, 2010), yang didasarkan pada nilai koefisien

Cronbach’s Alpha (α) sebagai berikut:

α ≤ 0,7 = tidak dapat diterima

0,7 < α ≤ 0,8 = dapat diterima

0,8 < α ≤ 0,9 = reliabilitas bagus

α > 0,9 = reliabilitas memuaskan

Instrumen pretes hasil belajar siswa yang digunakan dalam uji coba ini

berjumlah 21 item. Reliabilitas setelah dikurangi item yang tidak valid yaitu

sebanyak 6 item, nilai Cronbach’s Alpha 0,930 artinya reliabel tersebut

termasuk dalam kriteria reliabilitas memuaskan. Adapun hasil dari analisis

menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada bagian lampiran F.

Instrumen postes hasil belajar siswa yang digunakan dalam uji coba ini

berjumlah 25 item. Reliabilitas setelah dikurangi item yang tidak valid yaitu

sebanyak 10 item, nilai Cronbach’s Alpha 0,964 artinya reliabel tersebut

termasuk dalam kriteria reliabilitas memuaskan. Adapun hasil dari analisis

menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada bagian lampiran I.

c. Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes

Suatu tes yang baik memiliki proporsi butir soal yang tingkat

kesukarannya seimbang artinya berdistribusi normal. Atau dapat dikatakan

bahwa salah satu ciri butir soal yang baik adalah bahwa soal tidak terlalu

sukar dan tidak terlalu mudah untuk kelompok yang akan dites. Tingkat

kesukaran butir soal ditandai oleh banyaknya presentase siswa yang

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

63

menjawab dengan benar. Untuk menentukan tingkat soal tes yang

dikemukakan oleh Arikunto (Daryanto,2011) sebagai berikut:

Kriteria tingkat kesukaran :

0,00 - 0,30 sukar

0,30 - 0,70 sedang

0,70 - 1,00 mudah

Dari hasil analisis menggunakan SPSS 16.0, didapatkan hasil tingkat

kesukaran pretes. Dari 15 butir soal pretest, diperoleh 5 butir soal kriteria

mudah yaitu nomor 3, 5, 9, 14, dan 15. Sedangkan nomor 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10,

11, 12, dan 13 termasuk soal kriteria sedang. Hasil analisis selengkapnya bisa

dilihat pada lampiran G.

Dari 15 butir soal postes, diperoleh 4 butir soal kriteria mudah yaitu

nomor 4, 11, 14, dan 15 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10,11, 12,

dan 13 termasuk soal kriteria sedang. Dilihat dari tingkat kesukaran soal

pretes dan postes ternyata item soal tersebut memiliki tingkat kesukaran soal

yang seimbang atau setara. Adapun hasil dari analisis menggunakan SPSS

16.0 for Windows dapat dilihat pada bagian lampiran J.

3.6.4 Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas Data Pretes

Uji ini digunakan untuk teknik statistik yang akan digunakan dalam

menganalisis data. Jika data terdistribusi normal maka teknik statistik yang

digunakan adalah teknik statistik parametris. Sedangkan data yang tidak

terdistribusi normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik

statistik non parametris. Untuk itu sebelum peneliti menggunakan teknik

statistik parametrik, maka kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Bila

data tidak normal, maka statistik parametrik tidak dapat digunakan, untuk itu

perlu digunakan statistik nonparametrik.

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel telah

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data untuk variabel

terikat yaitu pretes hasil belajar. Uji normalitas dilakukan dengan

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

64

menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan menggunakan bantuan

program SPSS versi 16.0. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal

jika signifikansi > 0.05.

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang homogen atau tidak dengan membandingkan kedua variasinya.

Seperti pada uji normalitas, jika data homogen, maka teknik statistik yang

digunakan adalah teknik statistik parametris. Sedangkan data yang tidak

homogen, maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik non

parametris.

Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua

kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol) homogen atau tidak. Uji

homogenitas sebaran data untuk variabel terikat yaitu pretes hasil belajar.

Pengukuran uji homogenitas menggunakan program SPSS versi 16.0.

Berdasarkan uji homogenitas ditunjukkan apabila tingkat signifikansi >0.05

maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel yang

bersangkutan homogen.

3.6.5 Uji Hipotesis Penelitian

Analisis of Varians (ANOVA) tergolong analisis komparatif lebih dari

dua variabel atau lebih dari dua rata-rata. Tujuannya ialah membandingkan

lebih dari dua rata-rata. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi

artinya data sampel dianggap dapat mewakili populasi. Uji ANOVA

digunakan untuk mengukur hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis: ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS)

dari pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model

pembelajaran konvensional.

H0 = tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/805/4/T1_292008039_BAB III.pdfeksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

65

(TSTS) dari pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran

konvensional.

H1

2. Hipotesis: Ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa laki-

laki dan kelompok siswa perempuan.

= ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan metode Two Stay Two Stray

(TSTS) dari pada kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran

konvensional.

H0

H

= tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa laki-

laki dan kelompok siswa perempuan.

1

3. Hipotesis: Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

efektif terhadap hasil belajar berdasarkan gender siswa kelas V SD pada

pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya gugus Among Siswa

Temanggung semester 2 tahun 2011/2012.

= ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa laki-laki

dan kelompok siswa perempuan.

H0

H

= Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) tidak

efektif terhadap hasil belajar berdasarkan gender siswa kelas V SD

pada pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya gugus Among

Siswa Temanggung semester 2 tahun 2011/2012.

1

= Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) efektif

terhadap hasil belajar berdasarkan gender siswa kelas V SD pada

pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya gugus Among

Siswa Temanggung semester 2 tahun 2011/2012.