BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis...

16
Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian R & D, berupa pengembangan media pembelajaran dalam bentuk website pada materi pembelajaran mengapresiasi karya seni rupa. R & D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk dan menguji keefektifan produk. Untuk menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. 3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian pengembangan ini adalah siswa dan guru seni rupa SMA kelas XII di Kota Bandung. Sampel dalam uji coba media adalah SMA N 1 Bandung dan SMA N 15 Bandung. 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sekolah SMA di Kota Bandung, semester ganjil pada pembelajaran seni rupa dengan materi mengapresiasi karya seni. Pertimbangan waktu penelitian disesuikan dengan adanya materi yang diteliti pada kurikulum pembelajaran seni rupa di kelas XII SMA. 3.4 Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu : a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah ahli media, guru seni rupa dan siswa di SMA Negeri 1 Bandung dan SMA Negeri 15 Bandung. Data primer ini antara lain: catatan hasil wawancara, hasil observasi lapangan dan data-data mengenai partisipan.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian R & D, berupa pengembangan media

pembelajaran dalam bentuk website pada materi pembelajaran mengapresiasi

karya seni rupa. R & D merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk dan menguji keefektifan produk. Untuk menghasilkan

produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan

untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di

masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk

tersebut.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian pengembangan ini adalah siswa dan guru seni rupa SMA

kelas XII di Kota Bandung. Sampel dalam uji coba media adalah SMA N 1

Bandung dan SMA N 15 Bandung.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di sekolah SMA di Kota Bandung, semester ganjil pada

pembelajaran seni rupa dengan materi mengapresiasi karya seni. Pertimbangan

waktu penelitian disesuikan dengan adanya materi yang diteliti pada kurikulum

pembelajaran seni rupa di kelas XII SMA.

3.4 Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :

a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari

sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam

penelitian ini adalah ahli media, guru seni rupa dan siswa di SMA Negeri 1

Bandung dan SMA Negeri 15 Bandung. Data primer ini antara lain: catatan

hasil wawancara, hasil observasi lapangan dan data-data mengenai partisipan.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

58

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

sebagai penunjang dari sumber pertama. Data ini digunakan untuk mendukung

informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur,

penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

3.5 Model Pengembangan

Ada beberapa model penelitian R & D dalam bidang pendidikan, antara lain

model Sugiyono dan model Borg and Gall. Secara ringkas kedua model tersebut

diuraikan sebagai berikut. Model pengembangan yang digunakan adalah model

Research and Development (R&D) yang dicetuskan oleh Borg dan Gall dalam

Sugiyono (2009, hlm. 9), dengan langkah-langkah pengembangan sebagai

berikut: 1) penelitian dan pengumpulan data (research and information

collecting), 2) perencanaan (planning), 3) pengembangan draf produk (develop

preliminary form of product), 4) uji coba lapangan awal (preliminary field

testing), 5) merevisi hasil uji coba (main product revision), 6) uji coba lapangan

(main field testing), 7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational

product revision), 8) uji pelaksanaan lapangan (operational field testing), 9)

penyempurnaan produk hasil (final product revision), dan 10) diseminasi dan

implementasi (dissemination and implementation).

Sugiyono (2009, hlm. 289), memiliki langkah-langkah penelitian R & D

yang terdiri dari 10 langkah sebagai berikut: (1) potensi dan masalah, (2)

pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6)

ujicoba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, dan

(10) produksi masal.

Langkah-langkah tersebut secara ringkas dijelaskan sebagai berikut.

a. Potensi dan Masalah

Penelitian berawal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah

segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah

juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila dapat mendayagunakannya.

Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan

dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R & D dengan cara

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

59

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan

terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.

Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan

dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari

sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain atau

dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang

masih up to date.

b. Mengumpulkan Informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to

date, selanjutnya dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang

dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang

diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Studi ini ditujukan untuk

menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat

suatu produk, khususnya yang terkait dengan produk pendidikan, misal

produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software dan

sebagainya. Di sisi lain melalui studi literatur akan dikaji ruang lingkup suatu

produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat

digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan

keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-

langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.

c. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dari penelitian R & D ada banyak macamnya.

Untuk menghasilkan sistem kerja baru, harus dibuat rancangan kerja baru

berdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan

kelemahan - kelemahan terhadap sistem tersebut. Disamping itu dilakukan

penelitian terhadap unit lain yang dipandang sistem kerjanya bagus. Selain itu

harus mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan sistem kerja yang

modern berikut indikator sistem kerja yang baik. Hasil akhir dari kegiatan ini

berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain ini

masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat

diketahui setelah melalui pengujian-pengujian. Desain produk harus

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

60

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diwujudkan dengan gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai

pegangan untuk menilai dan membuatnya, serta akan memudahkan pihak lain

untuk memahaminya.

d. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih

efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi

disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta

lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan

beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai

produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai

desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan

kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum

diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain

tersebut, berikut keunggulannya.

e. Perbaikan Desain

Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para

ahli lainnya . maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut

selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang

bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk

tersebut.

f. Uji coba Produk

Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu.

Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk

tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu

membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang

baru.

g. Revisi Produk

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

61

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan

bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama.

Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat

diberlakukan.

h. Ujicoba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi

yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja

baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam

operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau

hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.

i. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat

kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk

selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem

kerja.

j. Pembuatan Produk Masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah

diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Pada tahapan

ini tidak perlu dilakukan, sebab penelitian baru pada tahapan uji keefektifan

dan keefisiensi produk di lapangan.

3.6 Prosedur Pengembangan

Berdasarkan model pengembangan tersebut, kemudian pengembang

mengaplikasikannya dalam prosedur pengembangan yang akan dilakukan.

Prosedur pengembangan yang dilaksanakan dalam mengembangkan e-learning

project berbasis web enhanced course dengan model ADDIE adalah sebagai

berikut:

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

62

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan E-Learning (Sugiyono, 2012, hlm. 409)

3.6.1 Penelitian dan Pengumpulan Data

Tahap pertama ini dilakukan agar produk yang dihasilkan setelah

pengembangan dapat bermanfaat dan betul-betul penting dalam pelaksanaan

pembelajaran nantinya. Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap ini adalah

mencari data mengenai kurikulum Mata Pelajaran seni rupa di kelas XII,

khususnya untuk materi yang termasuk dalam aspek pembelajaran apresiasi seni.

Pada kegiatan tersebut ditemukan standar kompetensi mengenai pembelajaran

apresiasi seni, yang didalamnya memuat tiga kompetensi dasar.

Selanjutnya, menganalisis konteks (latar) penelitian, terutama pada

sekolah dimana penelitian pengembangan ini akan dilaksanakan. Analisis konteks

ini diarahkan pada analisis potensi yang dapat mendukung dilaksanakannya

pengembangan, contohnya seperti fasilitas internet connection. Kondisi sekolah

pun rasanya dapat memenuhi pelaksanaan pengembangan ini, karena di sekolah

tersebut, sudah dilengkapi dengan fasilitas lab. komputer dan internet area (hot

spot) yang dapat digunakan oleh seluruh warga sekolah.

Dilaksanakan pula wawancara dengan guru, yang nantinya dijadikan dasar

sebagai analisis kebutuhan atas materi kepenulisan. Pengumpulan data tersebut

juga diarahkan pada data yang berkenaan dengan aspek karakteristik siswa (sikap

siswa dalam pembelajaran apresiasi seni dan kemampuan komputer). Hasil dari

pengumpulan data dari guru adalah informasi yang berkaitan dengan Kurikulum

Seni Rupa di kelas XII SMA dan informasi mengenai karakteristik kemampuan

mengapresiasi dan penggunaan komputer para siswa kelas XII.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

63

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain wawancara kepada guru, dilakukan pula peninjauan kembali kepada

siswa. Peninjauan kembali ini dilakukan untuk memeriksa kebenaran data yang

ada pada siswa. Teknik ini dilaksanakan melalui pemberian angket kepada siswa

satu kelas, yang dipandang memiliki karakteristik mewakili siswa pada satu

tingkat. Isi dari angket tersebut berisi mengenai analisis kemampuan siswa dalam

hal komputer, internet, dan sikap mengapresiasi karya seni. Hasil dari

pengumpulan data ini mengungkapkan bahwa siswa telah terbiasa menggunakan

komputer dan internet (web) dalam aktivitasnya sehari-hari. Hampir keseluruhan

siswa menggunakan internet di rumah masing-masing, baik melalui PC

(Personal Computer), notebook, ataupun smartphone.

3.6.2 Perencanaan

Pengembang melakukan beberapa langkah dalam tahap perencanaan,

langkah-langkah yang dilakukan adalah merencanakan produk yang akan

dihasilkan dan merancang proses pengembangan juga uji coba produk. Dalam

merancang produk yang akan dihasilkan, pengembang menetapkan beberapa hal,

yaitu: a) menentukan tujuan dari penggunaan produk, b) menentukan siapa

pengguna produk tersebut, dan c) menentukan komponen-komponen produk dan

penggunaanya.

3.6.2.1 Menentukan Tujuan dari Penggunaan Produk

Tujuan penggunaan dapat diwujudkan melalui tujuan pembelajaran umum

dan tujuan pembelajaran khusus. Proses identifikasi tujuan pembelajaran dapat

dilakukan melalui analisis kurikulum Mata Pelajaran Seni Rupa Kelas XII

SMA. Proses ini menghasilkan tujuan pembelajaran yang masih bersifat umum

mengenai materi-materi apresiasi seni rupa. Setelah menemukan tujuan umum

pembelajaran, maka dilakukan analisis pembelajaran. Hasil analisis pembelajaran

ini, akan dijadikan pijakan untuk mengembangkan tujuan khusus pembelajaran.

3.6.2.2 Menentukan Sasaran Pengguna Produk Tersebut

Produk pengembangan ini ditujukan kepada para siswa dan guru Mata

Pelajaran Seni Rupa di kelas XII SMA. Siswa pada sasaran pengembangan ini

merupakan siswa kelas XII SMAN 1 Bandung d a n SMAN 15 Bandung

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

64

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan jumlah koresponden 30 siswa, dan memiliki kemampuan penggunaan

komputer juga internet. Sementara itu, guru sebagai sasaran pengembangan ini

adalah Guru Mata Pelajaran Seni Rupa Kelas XII SMA.

3.6.2.3 Menentukan Komponen-Komponen Produk dan Penggunaannya

Komponen-komponen yang terintegrasi kedalam produk merupakan

bentuk fisik dari produk pengembangan. Komponen-komponen produk ini telah

pengembang paparkan dalam wujud spesifikasi produk pengembangan.

Selanjutnya, pada langkah perancangan proses pengembangan produk,

pengembang menetapkan langkah-langkah umum pengembangan. Langkah-

langkah tersebut meliputi pengembangan draf awal, uji coba lapangan awal (uji

validasi), revisi, uji coba lapangan kelompok terbatas, penyempurnaan produk

hasil uji coba lapangan, uji coba pelaksanaan lapangan, penyempurnaan produk

hasil pelaksanaan lapangan, dan produk akhir pengembangan.

3.6.3 Pengembangan Draf Produk dan Instrumen Evaluasi

Tahap pengembangan draf produk dan instrumen evaluasi dilakukan melalui

langkah-langkah berikut:

3.6.3.1 Tahap Pertama: Mengembangkan E-Learning Project pada Materi

Apresiasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan pengembang meliputi: pembuatan

peta program (mapping program) e-learning, mengumpulkan materi yang relevan

dengan tujuan pembelajaran, dan mengubah materi tersebut kedalam tipe bentuk

yang telah ditentukan dalam peta program. Setelah bahan ajar berbasis web

selesai, langkah terakhir adalah mengunggahnya ke dalam website.

3.6.3.2 Tahap Kedua: Menyusun Petunjuk Penggunaan Siswa dan Guru.

Petunjuk penggunaan siswa dan guru disusun untuk memfasilitasi siswa

dan guru dalam menggunakan bahan ajar dalam web ini. Di dalam petunjuk

penggunaan siswa, terdapat keterangan mengenai bahan ajar berbasis web dan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

65

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peta konsepnya, ini bertujuan untuk memudahkan siswa menggunakan fasilitas-

fasilitas yang ada didalam produk. Sementara di dalam petunjuk penggunaan

guru, terdapat petunjuk bagaimana menggunakan produk tersebut dan cara

menggunakan produk tersebut dalam proses pembelajaran.

3.6.3.3 Tahap Ketiga: Menyusun Instrumen Pengumpulan Data.

Instrumen pengumpuan data yang akan dikembangkan bertujuan untuk

mengumpulkan data di saat tahap uji validasi, tahap uji coba lapangan awal,

dan uji coba lapangan. Pada tahap uji validasi desain (uji coba lapangan awal),

data akan didapat dari ahli isi dan ahli media, dengan menggunakan instrumen

angket dan wawancara. Sedangkan untuk mendapatkan data pada uji coba

lapangan dan uji coba pelaksanaan lapangan, data akan didapat dari proses

wawancara dan angket.

3.6.4 Uji Validasi

Uji validasi ini dilakukan untuk memvalidasi desain produk bahan ajar

berbasis web. Validasi ini dilakukan dengan cara meminta pendapat, penilaian,

dan saran dari ahli isi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran.

Tujuan dari validasi desain ini adalah agar produk yang dikembangkan memiliki

kelayakan secara makro, yang berarti produk dapat dikategorikan sebagai produk

pembelajaran.

3.6.5 Revisi Hasil Validasi

Revisi (perbaikan) dilakukan sesuai dengan hasil validasi yang didapatkan

dari ahli isi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Revisi ini

menciptakan produk pengembangan yang memenuhi kriteria kelayakan secara

makro, artinya berdasarkan pendapat para ahli, produk ini baik untuk di uji

cobakan dalam pembelajaran.

3.6.6 Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)

Setelah produk pengembangan memiliki kelayakan secara makro, maka

pengujian secara mikro pun dilakukan. Uji coba mikro ini dilakukan dalam bentuk

uji coba lapangan kelompok terbatas dan uji coba lapangan. Pada uji coba

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

66

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan kelompok terbatas, produk diujicobakan kepada 30 siswa kelas XII

SMA Negeri 1 Bandung dan Guru Seni Rupa. Uji coba lapangan awal ini

difokuskan pada pengembangan dan penyempurnaan materi produk, belum

memperhatikan kelayakan dalam konteks populasi.

Bentuk pengujian dalam kelompok terbatas adalah guru dan 30 siswa

secara serempak menggunakan produk tersebut. Subjek coba tersebut akan

menggunakan fasilitas bahan ajar e-learning project berupa website ruang

apresiasi dan panduan guru dan siswa. Sebagai keperluan pengumpulan data,

setelah guru dan siswa mencoba produk tersebut, maka guru dan siswa mengisi

angket yang telah dirancang pengembang.

3.6.7 Revisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)

Setelah menemukan hasil uji coba lapangan kelompok terbatas, maka hasil

angket dan wawancara yang didapat dari para siswa kemudian diolah. Hasil

pengolahan data akan memberikan kesimpulan kelayakan produk pengembangan.

Produk dinilai layak dan tidak perlu direvisi jika sampai pada persentase minimal

76%, jika dibawah nilai tersebut maka produk perlu direvisi. Revisi dilakukan

pada kriteria-kriteria yang ada pada bahan ajar berbasis web, dan kedua panduan

penggunaan berdasarkan saran dan tanggapan para siswa nanti.

3.6.8 Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)

Uji coba lapangan dilakukan untuk menilai kelayakan produk pada tingkat

populasi. Pada tahap uji coba lapangan ini, uji coba dilaksanakan pada satu kelas

yang berjumlah 30 siswa kelas XII IPA 5 SMA N 1 Bandung. Uji coba

dilaksanakan di ruang kelas, dimana siswa dibagi kedalam 10 kelompok.

Pengelompokan ini dilakukan agar siswa dapat saling membantu dalam

melaksanakan pembelajaran, karena kemampuan komputer yang berbeda-beda.

Setiap kelompok diberikan panduan siswa, dan melakukan aktivitas belajar

pada salah satu kelas pembelajaran di bahan ajar. Lama waktu belajar

dialokasikan sebanyak 45 menit (1 jam pelajaran), dan setelah itu para siswa

mengisi angket penilaian produk pengembangan.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

67

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.9 Penyempurnaan Produk Hasil Uji Lapangan (Operational

Product

Revision)

Setelah dilakukan uji coba lapangan, maka penyempurnaan produk

dilakukan kembali. Penyempurnaan produk pengembangan dilakukan sebagai

produk akhir pengembangan yang telah memiliki kelayakan untuk digunakan

dalam konteks pembelajaran sebenarnya. Revisi dilakukan pada kriteria-kriteria

yang diberikan saran dan tanggapan oleh para siswa.

3.6.10 Produk Akhir Pengembangan

Hasil penyempurnaan produk hasil uji lapangan merupakan produk akhir

pengembangan. Produk pengembangan ini dianggap sudah layak secara populasi

untuk digunakan dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Bentuk produk

akhir ini adalah web pembelajaran, panduan guru, dan panduan siswa.

3.7 Uji Coba Produk

3.7.1 Desain Uji Coba

Penelitian pengembangan tentunya membutuhkan rangkaian uji coba

terhadap produk. Ini dilakukan untuk menguji validitas produk, apakah

benar- benar dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran atau

tidak. Desain uji coba dapat digambarkan pada alur di bawah ini:

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

68

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Desian Uji Coba Produk

3.7.2 Subjek Coba

Subjek coba dalam penelitian pengembangan ini adalah Ahli Media, Guru

Seni Rupa SMA, dan Siswa Kelas XII SMAN 1 Bandung dan SMAN 15

Bandung. Kriteria setiap subjek coba dalam pengembangan ini dapat dipaparkan

sebagai berikut:

3.7.2.1 Ahli Media

Ahli media pembelajaran dalam pengembangan ini didasarkan

pada kriteria-kriteria berikut:

1) Memilki latar belakang pendidikan di bidang Ilmu Komputer (ILKOM),

mulai dari jenjang S1 dan S2.

2) Memiliki konsep pengembangan dan aplikasi mengenai efektifitas dan

efisiensi media dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka ahli media

pembelajaran dalam pengembangan ini adalah seorang Dosen ILKOM

UPI.

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

69

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.2.2 Guru Seni Rupa

Penetapan guru bidang studi sebagai subjek coba, didasarkan pada

pertimbangan-pertimbangan berikut:

1) Guru bidang studi secara langsung akan menggunakan produk yang

akan dikembangkan dalam mengajar nantinya.

2) Guru bidang studi menguasai penuh tentang karakteristik siswa,

bagaimana siswa belajar dan kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi dalam

belajar, sehingga produk bahan ajar berbasis web yang dikembangkan

diharapkan sesuai dengan karakteristik siswa pada tempat

pengembangan.

3.7.2.3 Siswa Kelas XII SMA

Siswa Kelas XII SMAN 1 Bandung dan SMAN 15 Bandung adalah

sasaran pengguna produk e-learning berbasis web yang dikembangkan.

Beberapa pertimbangan pemilihan sasaran siswa di sekolah tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Siswa kelas XII SMA N 1 Bandung pada semester pertama akan

melaksanakan standar kompetensi mengapresiasi karya seni pada proses

pembelajaran Mata Pelajaran Seni Rupa.

2) Siswa kelas XII SMA N 1 Bandung bersedia memberikan data

mengenai pengembangan bahan ajar berbasis web ini, mulai

dari studi pendahuluan hingga tahap uji coba.

3) Kemampuan penggunaan komputer dan internet peserta didik sudah

mendahului kurikulum TIK yang berlaku. Dan dirasa telah siap

menggunakan internet untuk keperluan pembelajaran.

4) Pihak sekolah telah memberikan izin untuk melakukan pengembangan

pada sekolah tersebut.

3.7.3 Jenis Data

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

70

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data yang akan digunakan, data dibagi kedalam dua jenis,

yaitu data yang bersifat naratif (kualitatif) dan data yang bersifat angka

(kuantitatif). Data yang bersifat kualitatif didapat dari hasil wawancara dan saran,

baik pada tahap uji validasi atau uji lapangan. Sedangkan data yang bersifat

kuantitatif didapat dari hasil angket, pada tahap uji validasi dan uji coba lapangan.

3.7.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini adalah pedoman wawancara dan angket. Wawancara

dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang berupa saran, kritik, atau masukan,

baik pada tahap uji validitas maupun uji coba lapangan. Pengumpulan data

melalui teknik wawancara akan menghasilkan data yang sifatnya kualitatif. Sama

halnya seperti wawancara, angket digunakan untuk mengumpulkan data baik pada

tahap uji validasi maupun uji coba lapangan. Sementara angket akan

menghasilkan data yang sifatnya kuantitatif.

3.7.5 Kriteria Evaluasi

Instrumen pengumpul data yang berupa angket dan pedoman wawancara

disusun berdasarkan aspek atau kategori esensial dari suatu bahan ajar berbasis

web. Kategori-kategori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Aspek-aspek pada evaluasi suatu bahan ajar berbasis web

(Furht, 2008, hlm. 817)

Kategori Fungsi

Reusability Fleksibilitas penggunaan dalam beberapa

tema belajar

Interoperability Kemampuan penggunaan materi dalam

berbagai program media

Accessibility Kemampuan daya akses, dimanapun dan

kapanpun

Durability Kemampuan adaptasi dengan perubahan

teknologi

Lebih spesifik, instrumen tersebut didasarkan pada Learning Objects

Review Instrument (LORI) versi 1.5 yang dikembangkan oleh Nesbit.et.al.

Aspek yang dinilai dalam instrumen tersebut meliputi (a) content quality,

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

71

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(b) learning goal alignment, (c) feedback and adaptation, (d) motivation,

(e) presentation design, (f) interaction usability, (g) accessibility, (h)

reusability, dan (i) standards compliance.

3.7.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data bertujuan untuk mengolah data yang dihimpun dari hasil

wawancara maupun angket. Analisis data dibagi menjadi dua jenis,yaitu analisis

data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

3.7.6.1 Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian pengembangan

ini hanya berupa pemaparan data kualitatif dari para ahli dan responden pada uji

coba lapangan. Sumber data kualitatif berasal dari wawancara secara langsung

kepada narasumber dan tanggapan tertulis yang diisi berbarengan dari angket.

Data kualitatif juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan

penyempurnaan produk pengembangan, selain dari penilaian angket.

3.7.6.2 Analisis Data Kuantitatif

Sugiyono (2011, hlm. 199) menyatakan bahwa angket atau kuisioner adalah

“teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Angket

yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung dengan jawaban

skala (rating scale). Pedoman pemberian skor yang dalam masing-masing angket

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kualifikasi Kelayakan Media Pembelajaran

Skor Kualifikasi Ekuivalen

5 Tidak Revisi Sangat Layak

4 Tidak Revisi Layak

3 Perlu Revisi Sedang

2 Perlu Revisi Kurang Layak

1 Harus Revisi Sangat Kurang Layak

Keterangan tabel kriteria tingkat kelayakan:

1) Apabila media yang diujicobakan tersebut rata – rata skor 5, maka media

tersebut tergolong kualifikasi sangat layak dan tidak perlu direvisi.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.upi.edu/26563/6/T_PSN_1402268_Chapter3.pdfberdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan

72

Ruth Ardianti, 2016 PENGEMBANGAN E-LEARNING PROJECT UNTUK PEMBELAJARAN APRESIASI SENI RUPA DI SMA Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Apabila media yang diujicobakan tersebut mencapai rata – rata skor 4, maka

media tersebut tergolong kualifikasi layak dan tidak perlu direvisi.

3) Apabila media yang diujicobakan tersebut mencapai rata – rata skor 3, maka

media tersebut tergolong kualifikasi sedang dan sebaiknya direvisi.

4) Apabila media yang diujicobakan tersebut mencapai rata – rata skor 2, maka

media tersebut tergolong kualifikasi kurang layak dan sebaiknya direvisi.

5) Apabila media yang diujicobakan tersebut mencapai rata – rata skor 1, maka

media tersebut tergolong kualifikasi tidak layak dan harus direvisi.

Produk bahan ajar berbasis web yang dikembangkan akan dikatakan

berhasil dan dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran apabila mencapai

minimal pada kriteria layak atau skor 4.

3.8 Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan dituliskan dalam tabel

sebagai berikut.

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Jenis Kegiatan Bulan

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags

1 Penyusunan

Proposal

2 Seminar

Proposal

3 Penyusunan

Instrumen dan

Bahan Ajar

4 Mengurus

Perizinan

5 Pelaksanaan

Penelitian

6 Pengumpulan

Data

7 Pengolahan Data

8 Penulisan