BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain...

13
36 Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, partisipan, tahapan pengembangan instrumen dan prosedur penelitian. 3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 8), pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dan dalam proses pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, dan analisis datanya bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan. Hasil dari penelitian mengenai kematangan karir siswa SMP adalah berupa angka, sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan hubungan statistik. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yag membutuhkan jawaban penelitian secara deskriptif. Pada penelitian ini, pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh data mengenai kematangan karir siswa SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-pengembangan (deskriptif-developmental). Metode ini merupakan sebuah desain penelitian yang dirancang untuk mengembangkan salah satu pengembangan fisik (Alat ukur) dalam pendidikan sekaligus mengembangkan hasil-hasil temuan dari penelitian (Sevilla, 1993, hlm. 81-84)

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

36 Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan metode penelitian yang meliputi desain penelitian,

partisipan, tahapan pengembangan instrumen dan prosedur penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Pada penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2010, hlm. 8), pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dan dalam proses

pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, dan analisis datanya

bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan

dilakukan pencatatan. Hasil dari penelitian mengenai kematangan karir siswa

SMP adalah berupa angka, sehingga memudahkan proses analisis dan

penafsirannya dengan menggunakan hubungan statistik. Pendekatan kuantitatif

digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yag membutuhkan jawaban

penelitian secara deskriptif. Pada penelitian ini, pendekatan kuantitatif digunakan

untuk memperoleh data mengenai kematangan karir siswa SMP.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-pengembangan

(deskriptif-developmental). Metode ini merupakan sebuah desain penelitian yang

dirancang untuk mengembangkan salah satu pengembangan fisik (Alat ukur)

dalam pendidikan sekaligus mengembangkan hasil-hasil temuan dari penelitian

(Sevilla, 1993, hlm. 81-84)

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

37

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Partisipan Penelitian

Dalam mengembangan skala kematangan karir ini, penulis melibatkan

beberapa pihak diantaranya dosen ahli dan peserta didik Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Berikut penjelasan peneliti melibatkan partisipan dalam

penelitian ini;

1) Dosen ahli

Dalam penelitian ini melibatkan 3 orang dosen ahli untuk menumbang

(Judgement) kelayakan instrumen kematangan karir dari segi bahasa,

konstruk dan konten.

2) Peserta didik SMP

Pada Penelitian ini yang menjadi partisipan penelitian adalah peserta didik

kelas VIII SMP di Kota Bandung dilibatkan untuk menguji keterbacaan dan

bahasa, uji lapangan tahap I, uji lapangan tahap II dan pengujian draft akhir

Skala kematangan karir. Adapun perincian dari jumlah peserta didik yang

terlibat adalah sebagai berikut ;

a. Jumlah peserta didik yang terlibat dalam uji keterbacaan dan bahasa

Tabel 3.1

Peserta Uji Keterbacaan

Nama Sekolah

Jumlah peserta

didik yang

terlibat

SMP BPI Bandung 20 orang

SMP Angkasa LHS Bandung 15 orang

Total 35 orang

b. Jumlah peserta didik yang terlibat dalam uji lapangan tahap I

Tabel 3.2

Peserta Uji Lapangan Tahap I

Nama Sekolah

Jumlah peserta

didik yang

terlibat

SMPN 40 Bandung 35 orang

Total 35 orang

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

38

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Jumlah peserta didik yang terlibat dalam uji lapangan tahap II

Tabel 3.3

Peserta Uji Lapangan Tahap II

Nama Sekolah

Jumlah peserta

didik yang

terlibat

SMPN 29 Bandung 30 orang

Total 30 orang

d. Jumlah peserta didik yang terlibat dalam pengujian draft akhir

Tabel 3.4

Peserta Pengujian Draft Akhir

Nama Sekolah

Jumlah peserta

didik yang

terlibat

SMPN 10 BANDUNG 66 orang

SMPN 43 BANDUNG 60 orang

SMPN 1 BANDUNG 62 orang

SMPN 26 BANDUNG 69 orang

SMPN 19 BANDUNG 66 orang

SMPN 35 BANDUNG 71 orang

SMPN 5 BANDUNG 67 orang

SMPN 40 BANDUNG 60 orang

SMPN 45 BANDUNG 73 orang

MTsN 2 BANDUNG 61 orang

SMPN 8 BANDUNG 66 orang

SMPN 54 BANDUNG 64 orang

SMPN 31 BANDUNG 59 orang

SMPN 34 BANDUNG 67 orang

Total 917 orang

3.3 Prosedur Penelitian (Tahap Persiapan)

3.3.1. Definisi Konsep Kematangan Karir

Istilah karir sering dimaknai sebagai pekerjaan, posisi atau jabatan individu.

Akan tetapi menurut Super istilah karir merupakan jalannya peristiwa-peristiwa

kehidupan yang keseluruhannya menyatakan tanggung jawab individu terhadap

pekerjaan dalam keseluruhan pola perkembangan dirinya dan merupakan

serangkaian posisi-posisi yang diberikan upah atau tidak berupah yang diduduki

individu sejak masa remaja hingga pensiun, namun teori dasar dari karir atau kerja

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

39

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu sendiri merupakan perwujudan konsep diri, individu berusaha menetapkan

konsep diri pada saat memilih pekerjaan, salah satu caranya adalah dengan

mengukur diri apakah mampu atau tidak dengan berfikir realistis pada saat

memilih pekerjaan tertentu. Karena pilihan karir itu merupakan soal mencocokan

(matching) antara konsep diri dengan pekerjaan yang akan diambil (Manhiru,

1992 hlm. 32-34; Munandir 1996, hlm. 96).

Pencapaian karir individu tidak akan lepas dari proses yang ditempuhnya,

dan menurut Super (Patton, Lokan, 2001 hlm. 35), menggambarkan

perkembangan kematangan karir harus dilihat sebagai proses keberlangsungan

serangkaian tahap perkembangan, yang dicirikan oleh tugas-tugas perkembangan

tertentu dan dapat diukur. Hal ini yang menyebabkan Super mencetuskan istilah

kematangan karir “Career maturity”,

Super mendefinisikan kematangan karir sebagai kesiapan individu untuk

menyelesaikan tugas perkembangan. Kesiapan yang dimaksud didalamnya

terdapat kesiapan kognitif maupun kesiapan afektif, dan juga mengindikasikan

bahwa kematangan karir individu adalah “…congruence between an indiviadual’s

vocational behavior and the expected vocational behavior at the age“, artinya

“...kesesuaian individu antara perilaku karier dan perilaku karier pada rentang usia

tertentu”. yang berarti bahwa individu yang dipandang matang karirnya oleh

Super adalah individu yang telah menyelesaikan tahapan perkembangan karir

yang sesuai dengan tugas perkembangan individu tersebut. (Super, 1991;

Ilfiandra, 1997; Sharf, 1992).

Super berpendapat bahwa kematangan karir merupakan kesiapan individu

untuk membuat pilihan karir yang tepat dengan tugas perkembangan, tidak hanya

bersangkutan dengan tercapainya tugas perkembangan individu saja tetapi juga

dengan terwujudnya perilaku menghadapi tugas-tugas dari suatu periode

pengembangan tertentu, kematangan karir pada kuntinum ini dijelaskan dalam hal

dimensi sikap dan kompetensi yang akan memberikan informasi yang relevan

untuk konseling dan tujuan pendidikan serta strategi karir. (Sharf, 1992 hal.155;

Zunker, 1986 hlm. 27-28)

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

40

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Super (Seligman, 1994 hlm.28) menjelaskan bahwa proses kematangan

karir memiliki lima elemen yaitu; perencanaan karir (career plainning), eksplorasi

karir (career exploration), pengetahuan tentang membuat keputusan (decision

making), pengetahuan tentang informasi dunia kerja (world of work information),

pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai (knowledge of prefereed

occupational group) dan realism keputusan karir (reality orientation).

Berikut adalah penjelasan dari kelima elemen tersebut;

1) Perencanaan karir (career plainning) pada konsep kematangan karir Super

merujuk pada pemahaman diri serta keterlibatan individu dalam aktivitas

merencanakan karir.

2) Eksplorasi karir (career exploration) pada konsep kematangan karir Super

adalah mengukur keinginan individu untuk mencari sumber-sumber

informasi karir dan memanfaatkannya.

3) Pengetahuan tentang membuat keputusan (decision making) pada konsep

kematangan karir Super memuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip

pengambilan keputusan

4) Pengetahuan tentang informasi dunia kerja (world of work information)

pada konsep kematangan karir Super adalah kemampuan mengenal dunia

kerja, pilihan pekerjaan, peran kehidupan dan pekerjaan. sesuai dengan

informasi yang didapat.

5) Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang disukai (knowledge of

prefereed occupational group) pada konsep kematangan karir Super adalah

kemampuan mengidentifikasi pekerjaan, perlengkapan yang harus disiapkan

sesuai dengan minat pekerjaan yang diinginkan

6) Realisme keputusan karir (reality orientation) adalah mengembangkan

pengetahuan mengenai diri, pilihan yang nyata, konsisten dalam memilih,

memiliki nilai yang jelas, memiliki minat, objektif, dan memiliki

pengalaman bekerja.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

41

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.2. Definisi Operasional Variabel

Skala Kematangan Karir siswa SMP (SKKS) yang disusun pada penelitian

ini dilandasi oleh teori karir Super tentang kematangan karir (career maturity).

Penulis menganggap bahwa proses kematangan karir merupakan salah satu

tahapan terpenting dalam tugas perkembangan, Peserta didik yang berada di

Sekolah Menengah Pertama berada pada tahap eksplorasi jika menurut proses

perkembangan karir Super, yang mana peserta didik sedang memikirkan berbagai

alternatif pilihan sekolah lanjutan yang akan diambil, mereka belum bisa

menentukan pekerjaan yang akan ditempuh sesudah menyelesaikan Sekolah

lanjutannya nanti dikarenakan pengambilan keputusannya belum terikat atau

belum pasti.

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan kematangan karir individu adalah

kesiapan individu dalam menyelaraskan pilihan karir dengan tingkatan

perkembangan untuk membuat suatu keputusan karir berdasarkan pilihan yang

realistis. Skala Kematangan Karir ini didefinisikan sebagai alat untuk mengukur

kemampuan individu dalam membuat keputusan karir yang tepat, agar bisa

dipergunakan untuk membantu mengungkap kematangan karir siswa SMP dan

membantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan

Karir ini meliputi dua aspek kematangan karir; Aspek afektif dan Aspek kognitif,

Berikut adalah penjelasan dari setiap sekala serta aspek-aspek yang ada

didalamnya, adalah sebagai berikut ;

1) Aspek afektif yang dimaksud adalah persetujuan seseorang terhadap

keputusan karir yang akan diambilnya, adapun aspeknya terdiri dari; a)

perencanaan karir, b) eksplorasi karir, c) realisme keputusan karir

2) Aspek kognitif yang dimaksud adalah kemampuan seseorang dalam

membuat selusi dalam beberapa permasalahan yang berkenaan dengan

pemilihan keputusan karir, adapun aspeknya terdiri dari; a) pengetahuan

tentang membuat keputusan, b) pengetahuan tentang informasi sekolah

lanjutan

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

42

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.3. Kisi-kisi

Tabel 3.5

Kisi-kisi Skala Kematangan Karir Siswa Sebelum Judgement

Variabel Aspek Indikator No. Item Σ

Skala

Afektif

Perencanaan karir Memahami kelebihan dan kekurangan diri terkait pemilihan sekolah lanjutan

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12

12

Memiliki rencana studi lanjut 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19

7

Eksplorasi karir Memiliki informasi serta mengetahui peluang sekolah lanjutan

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27

8

Mengetahui peluang karir setelah sekolah lanjutan

28, 29, 30, 31, 32

5

Realisme keputusan karir

Paham dalam menyikapi kelebihan dan kekurangan pada diri yang berhubungan dengan pilihan sekolah lanjutan yang diinginkan

33, 34 ,35, 36, 37

5

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemilihan sekolah lanjutan

38, 39, 40, 41, 42

5

Skala Kognitif

Pengetahuan tentang membuat keputusan

Memahami usaha membuat keputusan sekolah lanjutan

1, 2, 3 3

Mengetahui cara orang lain membuat keputusan sekolah lanjutan

4, 5, 6 3

Mampu memanfaatkan informasi yang telah didapatkan untuk menentukan keputusan sekolah lanjutan

7, 8, 9 3

Pengetahuan tentang informasi sekolah lanjutan

Mampu memilih kegiatan positif disekolah lanjutan

10, 11, 12 3

Mengetahui lingkungan sekolah lanjutan

13, 14 2

Pengetahuan tentang sekolah lanjutan yang disukai

Mengetahui langkah yang perlu dipersiapkan di sekolah lanjutan yang dipilih

15, 16, 17 3

Mampu mengidentifikasi alasan dalam memilih sekolah yang dipilih

18, 19, 20 3

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

43

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.4. Pedoman Skoring dan Norma Penafsiran

Skala Kematangan karir ini menggunakan instrumen 2 bentuk instrumen

yang berbeda. Tapi untuk penyekoran kedua datanya dilakukan dengan merujuk

kepada penyekoran skala Likert. Berikut merupakan pedoman penyekoran yang

diadaptasi dari model skala Likert.

Tabel 3.6

Pola Skor Respons

Skala Afektif

Pernyataan

Opsi Alternatif Respon

Sesuai Ragu-ragu Tidak

Sesuai

Favorable (+) 3 2 1

Unfafvorable (-) 1 2 3

Tabel 3.7

Pola Skor Respon

Skala Kognitif

Pernyataan

Opsi Alternatif Respon

A B C

Favorable (+) 3 2 1

Setelah data yang didapat diberikan skor kemudian dilakukan

pengelompokkan data yang bertujuan untuk menempatkan responden pada tiga

kategori tinggi, sedang dan rendah. Perhitungan kategori tingkat kematangan karir

pada instrumen kematangan karir dilakukan berdasarkan pendapat Azwar (2012

hlm. 147-149) yaitu sebagai berikut.

1) Menghitung jumlah item angket kematangan karir

2) Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban dari setiap pertanyaan,

scoring dapat dilihat pada poin penjelasan sebelumnya.

3) Mencari skor minimum

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

44

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Mencari skor maksimum

5) Mencari luas jarak sebaran

6) Mencari satuan deviasi standar ( )

7) Menghitung mean teoretis ( )

Setelah diketahui nilai mean teoretisnya, maka dapat ditentukan kriteria

kematangan karir dengan menggunakan interval kategori sebagai berikut.

Tabel 3.8

Kategorisasi Kematangan Karir Peserta Didik

No Interval Kategori

1 ( ) Matang

2 ( ) ( ) Belum matang

3 ( ) Tidak Matang

Sumber (Azwar, 2012 hlm. 149)

Tabel 3.9

Penafsiran Kategori Norma Skala Kematangan Karir Siswa SMP

Kategori Tafsiran Kematangan Karir

Matang Kesiapan peserta didik dalam membuat keputusan karir yang

tepat tergolong matang

Belum

matang

Kesiapan peserta didik dalam membuat keputusan karir yang

tepat tergolong belum matang.

Tidak

matang

Kesiapan peserta didik dalam membuat keputusan karir yang

tepat tergolong belum matang

3.3.5. Format Instrumen

Format instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala.

Menurut Sukamadinata (2008 hlm. 225) skala merupakan teknik pengumpulan

data yang bersifat mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-

angka. Skala yang digunakan adalah skala deskriptif dari bentuk skala sikap

Likert yaitu berupa pertanyaan atau pernyataan yang memiliki jumlah alternatif

jawab ganjil lebih dari tiga alternatif jawaban.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

45

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, Skala kematangan karir siswa SMP dikembangkan

menjadi dua bentuk skala, yaitu skala afektif dan kognitif, Pada dasarnya kedua

Skala ini menggunakan skala penilaian (likert). Dengan tiga jawaban, akan tetapi

jika pada Skala Afektif memiliki pilihan jawaban, yakni : Sesuai (S), Ragu-ragu

(RR) dan Tidak sesuai (TS). Sedangkan Skala Kognitif memiliki pilihan jawaban;

“A”, “B” dan “C”

Untuk kepentingan pedoman penyekoran tiap item, menggunakan metode

rasch model. Untuk melihat apakah item yang diberikan kepada responden sudah

bisa mengukur atau belum.

3.4 Prosedur Penelitian (tahap Pelaksanaan)

3.4.1. Penimbangan (Judgement) Instrumen oleh Dosen Ahli

Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan

instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk. Karir Siswa SMP yang sesuai dengan

harapan. Penimbangan perlu dilakukan guna mendapatkan alat ukur yang sesuai

dengan kebutuhan penelitian. Bia terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai,

maka butir pernyataan tersebut akan dibuang atau hanya direvisi, yang kemudian

disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian

3.4.2. Uji Keterbacaan dan Bahasa

Uji keterbacaan dilakukan kepada peserta didik yang tidak dijadikan anggota

sampel penelitian, Uji keterbacaan serta bahasa dilaksanakan di dua sekolah yaitu;

di SMP BPI Bandung dan SMP Angkasa Lanud HUsein Sastranegara Bandung.

Maksud dari uji keterbacaan dan bahasa itu sendiri dimaksudkan untuk mengukur

sejauh mana keterbacaan item pernyataan yang kurang dipahami, sehingga

kalimat dalam item pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud

dari pernyataan tersebut. untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat

dipahami secara bahasa dan penulisannya.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

46

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.3. Uji Lapangan Tahap I & II

Uji coba lapangan ini dilakukan dua kali, yaitu tahap I dan tahap II, Adapun

maksud pengujian lapangan dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan/kesahan

(validity) dan mengetahui tingkat konsistensi (reliability) alat ukur yang disusun

dan digunakan dalam penelitian.

3.4.4. Pengujian Validitas

Menurut Arikunto (2002, hal. 144) Validitas merupakan suatu ukuran yang

menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan sebuah instrumen. Semakin tinggi

hasil validitas maka instrumen yang diujikan semakin valid atau sahih begitupula

semakin rendah validitas sebuah instrumen maka instrumen kurang valid.

Sedangkan validitas menurut Rasch Model adalah seberapa jauh pengukuran oleh

instrumen dapat mengukur atribut yang seharusnya diukur. Hal ini dimaksudkan

bahwa instrument yang digunakan mengukur sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya (Sumintono, B. dan Widhiarso, W. 2014, hal. 33-34)

3.4.5. Pengujian Reliabilitas

Uji reabilitas menunjukan bahwa instrumen dapat dipercaya sebagai alat

pengumpul data, karena insterumen tersebut sudah cukup baik, Untuk

menentukan relibialitas digunakan rumus K-R 21, sebagai berikut ;

(

) (

( )

)

Keterangan :

= reabilitas

= rata-rata skor total

= banyaknya butir

= Varian total

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

47

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5 Prosedur Penelitian (Tahap Pelaporan)

3.5.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan di 14 Sekolah Menengah Pertama yang

tersebar di 7 wilayah di Kota Bandung, pembagian wilayah dapat dilihat di

(lampiran 2). Setelah menentukan tanggal serta waktu penyebaran dimasing-

masing sekolah. Maka penyebaran Skala Kematangan Karir siswa SMP dimulai

senin tanggal 24 April 2017 sampai dengan sabtu tanggal 20 Mei 2017.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat penyebaran Skala

Kematangan Karir siswa SMP adalah sebagai berikut;

1) Membuka dengan salam dan perkenalan dengan singkat

2) Menyampaikan secara singkat maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan

dilakukan

3) Membagikan lembar identitas dan lembar jawaban dan menjelaskan tata

cara pengisiannya

4) Setelah semuanya selesai mengisi lembar identitas dengan lengkap lalu

mulai dibagikan buku Skala Kematangan Karir siswa SMP

5) Setelah memastikan semua peserta didik mendapatkan buku, lalu

membacakan pendahuluan buku dan dilanjutkan membacakan instruksi

pengerjaan skala afektif

6) Mempersilahkan peserta didik menjawab pernyataan

7) Setelah memastikan semua peserta didik menjawab bagian pertama (skala

afektif) dilanjutkan dengan membacakan instruksi pengerjaan skala kognitif

8) Mempersilahkan peserta didik menjawab pernyataan

9) Setelah memastikan semua peserta didik menjawab bagian kedua (skala

kognitif), maka peneliti meminta peserta didik mengumpulkan buku serta

lembar jawaban di meja guru yang ada didepan kelas.

10) Menutup pertemuan dengan doa dan berterimakasih serta diakhiri dengan

salam.

Lembar Jawaban siswa kemudian diperiksa kelengkapannya satu persatu.

Data yang diperoleh berupa skor dari masing-masing sekolah yang menjadi

sampel penelitian, kemudian diinput menggunakan Microsoft Excel yang

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/31044/6/S_PPB_1001497_Chapter3.pdfmembantu guru BK dalam membuat layanan bimbingan karir. Skala Kematangan Skala Kematangan

48

Nurlathif Muhyidin, 2017 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selanjutnya diolah menggunakan aplikasi Winsetep untuk mendapatkan hasil

pengujian setiap item, mendapatkan validitas dan reliabilitas, norma dan

menyusun manual instrumen kematangan kasir siswa SMP secara lengkap.