BAB III METODE PENELITIAN 3.1 dan Karakteristik Subjek ...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 dan Karakteristik Subjek ...
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1 Latar Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Kumesu 01 Reban Batang Semester
II tahun pelajaran 2015/2016.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II Tahun Ajaran 2015/2016
dari bulan Maret 2016.
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 5 SD Negeri Kumesu 01
Reban Batang tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 20 siswa., yang terdiri 10
siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. 90% siswa berasal dari Desa Kumesu.
80% orang tua siswa bermata pencaharian sebagai petani. Kondisi fisik SD Negeri
Kumesu 01 Reban Batang yaitu memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang
perpustakaan, 1 lapangan, 1 kamar mandi. Sedangkan kondisi fisik ruang kelas 5
yaitu memiliki 10 meja siswa, 19 kursi siswa, 1 meja guru, 1 kursi guru, 1 papan
tulis (white board), 1 penghapus.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Menurut Suyanto dalam Mahmud (2011:199) Penelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas lebih profesional. Menurut
Nazir dalam Slameto (2015:143) ciri utama dari PTK adalah “tujuannya untuk
memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional sehingga dapat
digunakan ketika kebijakan dilaksanakan. Menurut Oja dan Smulyan dalam
Mahmud (2011: 209), bentuk penelitian tindakan kelas dibedakan menjadi empat,
22
yaitu: (1) guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kelas kolaboratif, (3)
simultan terintegrasi, dan (4) administrasi sosial eksperimental. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas kolaboratif, yakni
penelitian yang melibatkan guru kelas dan mahasiswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai pengajar dan guru bertindak sebagai pengamat (observer).
3.2.2 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD
Negeri Kumesu 01 Reban Batang dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
Contextual Teaching Learning (CTL) pada materi energi panas dan bunyi. Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Mc
Taggart (Mahmud, 2011:220) yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing
siklus menggunakan empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas berupa pembelajaran
berbasis CTL dan variabel terikat berupa hasil belajar kognitif IPA.
IPA adalah ilmu pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya
serta cara atau metode untuk memahami gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam. Salah satu materi pokok dalam IPA kelas V SD adalah
cahaya dan sifat-sifatnya.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata.
Sumber cahaya adalah suatu benda yang dapat mengeluarkan cahaya sendiri.
Sumber-sumber cahaya antara lain : matahari, bintang, lilin menyala, dan lampu.
Cahaya mempunyai sifat-sifat seperti : merambat lurus, menembus benda bening,
dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan.
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata siswa
yang dapat membantu siswa menemukan hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL) memungkinkan siswa belajar untuk
23
menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan barunya berdasarkan
pengetahuan awal yang telah dimiliki dari konsep nyata yang ada di sekitar siswa,
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Ada 7 komponen utama dalam
model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu
konstruktivisme, inkuiri, bertanya, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi, dan
penilaian autentik.
Hasil belajar kognitif adalah total skor yang diperoleh dari skor tes.
3.4 Prosedur Penelitian
PTK yang dilaksanakan dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
desain PTK model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan oleh
Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart (1988). Model penelitian ini terdiri dari
empat tahap tindakan yaitu, perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat tahap tersebut saling
berhubungan dan membentuk sebuah siklus yaitu rangkaian kegiatan yang akan
selalu kembali ke langkah semula. Tahap perencanaan merupakan tahap untuk
menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Tahap tindakan merupakan tahap penerapan isi
rancanangan/rencana yaitu pelaksanaan di kelas. Pengamatan adalah kegiatan
mengamati proses pelaksanaan tindakan di kelas. Tahap refleksi adalah tahap
mengemukakan kembali tindakan yang telah dilakukan.
Jika digambarkan, penelitian tindakan model Kemmis dan Taggart ini
tampak pada gambar berikut ini:
Gambar 2
Model Penelitian Kemmis dan McTaggart
24
Penelitian yang dilakukan berupa siklus, dimana dalam setiap siklus
direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Hasil evaluasi dan refleksi pertemuan
siklus pertama dijadikan dasar penentuan dan pengembangan siklus berikutnya
jika diperlukan. Rencana tindakan penelitian meliputi :
1. Perencanaan
a. Menetapkan waktu penelitian dan kelas yang dijadikan subjek
penelitian, yaitu kelas V SD Negeri Kumesu 01 Kecamatan Reban,
Kabupaten Batang.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi
cahaya dan sifat-sifatnya yang akan diajarkan dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). RPP
digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
c. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), media dan alat serta bahan
pembelajaran yang diperlukan.
d. Menyusun dan mempersiapkan instrument alat evaluasi yang
meliputi:
1) kisi-kisi soal,
2) lembar soal,
3) kunci jawaban, dan
4) pedoman penilaian.
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
Peneliti melaksanakan apa yang ada dalam perencanaan yang telah
dirancang sebelumnya pada tahap tindakan yang meliputi :
a. Kegiatan Awal
1) Mengecek kesiapan belajar siswa.
2) Melakukan apersepsi dengan memberi pertanyaan yang berkaitan
dengan materi dan siswa diberi kesempatan menyampaikan jawaban
sesuai pengetahuannya. (Konstruktivisme). Guru menunjukkan
contoh peristiwa di lingkungan atau benda nyata yang berkaitan
dengan materi. (Konstruktivisme).
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
25
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang akan
dilakukan.
b. Kegiatan inti
1) Kelas dibagi menjadi 5 kelompok. (Masyarakat belajar)
2) Guru membagi lembar kegiatan siswa yang berisi langkah kerja dari
kegiatan praktikum yang akan dilakukan.
3) Siswa memperhatikan demonstrasi dan penjelasan guru tentang
kegiatan praktikum yang akan dilakukan. (Pemodelan)
4) Siswa tanya jawab dengan guru tentang kegiatan/tugas yang harus
dilakukan siswa.
5) Siswa melakukan kegiatan eksperimen menyelidiki sifat-sifat
cahaya. (Inkuiri)
6) Siswa mencatat hasil kegiatan eksperimen yang mereka lakukan
dengan panduan LKS. (Inkuiri)
7) Siswa mendiskusikan hasil eksperimen dengan kelompoknya.
(Inkuiri)
8) Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan eksperimen yang
dilakukan. (Inkuiri)
9) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
10) Siswa bersama-sama guru membahas hasil diskusi kelompok.
11) Tanya jawab antar kelompok dan guru tentang hasil diskusi
kelompok. (Bertanya)
12) Siswa diberi kesempatan menyampaikan pendapat tentang kegiatan
yang telah dilakukan. (Refleksi)
13) Siswa diberi kesempatan merangkum apa yang telah dipelajari.
(Refleksi)
14) Siswa dibimbing guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. (Refleksi)
c. Kegiatan penutup
1. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
2. Guru menilai hasil kerja siswa, LKS, dan kinerja siswa saat
praktek/presentasi. (Penilaian autentik)
26
3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran hingga akhir
pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui proses belajar siswa
menggunakan lembar observasi dan untuk mengetahui hasil belajar yang
diperoleh siswa menggunakan tes formatif terhadap mata pelajaran IPA pokok
bahasan sifat-sifat cahaya.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi hasil observasi dan hasil belajar dari
tindakan yang dilakukan. Refleksi dilakukan dalam upaya memahami proses,
masalah dan kendala selama proses tindakan. Kegiatannya meliputi
mendeskripsikan pengaruh penerapan model pembelajaran, persoalan yang timbul
dan tindak lanjut untuk tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Setelah data
selesai dianalisis, selanjutnya ditarik kesimpulan tentang keberhasilan atau
kegagalan tindakan.
3.5 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini difokuskan pada hasil belajar
kognitif siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
observasi dan tes. Observasi digunakan untuk mengamati proses
pembelajaran terutama aktivitas siswa dan guru dalam penerapan model CTL. Tes
digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa atau hasil belajar siswa.
Tes dilakukan di akhir siklus untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa.
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan bukti-bukti berupa gambar-
gambar selama kegiatan berlangsung.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan
soal tes.
1. Lembar observasi.
Lembar observasi terdiri atas lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas
siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan aktivitas guru
digunakan untuk mengamati penerapan langkah-langkah model CTL dalam
pembelajaran oleh guru berupa daftar pernyataan aktivitas guru dalam bentuk
check list ya dan tidak. Sedangkan lembar pengamatan aktivitas siswa
27
digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran sesuai
dengan langkah-langkah CTL. Lembar pengamatan ini juga berisi daftar
pernyataan kegiatan siswa dalam bentuk cheklist. Lembar observasi aktivitas
guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Aktivitas Guru Dalam Penerapan CTL
No Komponen CTL Aspek yang diamati Ya Ti dak
1. Konstruktivisme Guru memberi kesempatan siswa
belajar dari lingkungan/ benda
nyata/peristiwa yangterjadidi
sekitarnya.
Guru memberi kesempatan siswa
menceritakan pengalaman yang terkait
materi.
2. Masyarakat Guru membagi siswa menjadi
Belajar (kelas) beberapa kelompok.
Guru membimbing siswa melakukan
kerjasama dalam kelompok.
3. Pemodelan Guru mendemonstrasikan kegiatan
eksperimen yang akan dilakukan.
Guru menjelaskan langkah kerja.
4. Inkuiri Guru membimbing siswa merumuskan
masalah eksperimen.
Guru membimbing siswa melakukan
kegiatan eksperimen.
Guru membimbing siswa menyajikan
hasil eksperimen dan melakukan
diskusi kelompok.
Guru membimbing siswa merumuskan
kesimpulan hasil eksperimen.
Guru memberi kesempatan siswa
mempresentasikan hasil diskusi.
5. Bertanya Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa.
Guru memberi kesempatan siswa
menjawab pertanyaan.
Guru memberi kesempatan siswa
bertanya kepada
guru/teman/kelompok lain.
6. Refleksi Guru memberi kesempatan siswa
mengungkapkan pendapat mengenai
kegiatan pembelajaran
Guru membimbing siswa
menyimpulkan materi
7. Penilaian Guru melakukan penilaian terhadap
autentik laporan praktikum (LKS), presentasi,
28
kinerja praktek, dan tes tertulis.
19. Guru memberi penghargaan kepada
kelompok/siswa yang kinerjanya baik.
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran CTL
No Komponen CTL Aspek yang diamati Ya Ti dak
1. Konstruktivisme Siswa belajar dari
lingkungan/benda nyata/peristiwa
yang terjadi di sekitarnya. Siswa menceritakan pengalaman
sehari-hari yang terkait dengan
materi. 2. Masyarakat Siswa bekerjasama dalam
Belajar (kelas) kelompok melakukan eksperimen. Siswa aktif diskusi kelompok
3. Pemodelan Siswa memperhatikan demonstrasi
yang dilakukan guru. Siswa memperhatikan penjelasan
langkah kerja eksperimen dari
guru. 4. Inkuiri Siswa merumuskan masalah
eksperimen. Siswa melakukan kegiatan praktek
langsung/eksperimen. Siswa menyajikan hasil eksperimen
dalam tabel/ tulisan/laporan. Siswa mendiskusikan hasil
kegiatan eksperimen Siswa merumuskan kesimpulan
hasil eksperimen Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya. 5. Bertanya Siswa aktif menjawab pertanyaan
guru. Siswa aktif bertanya kepada guru.
Siswa aktif bertanya kepada
teman/kelompok lain. 6. Refleksi Siswa menyampaikan pendapat
terhadap kegiatan pembelajaran. Siswa menarik kesimpulan materi
yang dipelajari. 7. Penilaian Kelompok/siswa yang kinerjanya
autentik paling baik mendapat penghargaan.
29
3.6 Uji Instrumen Penilaian
3.6.1 Uji Validitas Instrumen
1. Lembar soal tes.
Soal tes disusun berdasarkan indikator yang akan dicapai. Bentuk soal tes
adalah pilihan ganda atau tes obyektif. Sebuah instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,
2011:348). Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik
korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170).
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑛 𝑥𝑦 − ( 𝑥) ( 𝑦)
𝑥2 − 𝑥2 )} 𝑛 𝑦2 − 𝑦2)}
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi pearson
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
n = Jumlah data
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22,0. Ada
berbagai pendapat tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir
instrumen. Kriteria validitas intrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan
bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected
item to total correlation ≥ 0,374 apabila jumlah siswa sebanyak 14. Sebelum
instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 diberikan, maka sebelumnya
perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal formatif
untuk siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pada 14 siswa kelas 6 di SDN Kumesu 01
Kecamatan Reban Batang. Butir soal terdiri dari 25 butir dan berbentuk soal
pilihan ganda. Hasil uji validitas siklus 1 dengan bantuan SPSS 22,0 disajikan
melalui tabel 3.3 di halaman berikut:
30
No
Urut
No Butir
Soal
corrected item to
total correlation Kriteria
1 1 -,350 Tidak Valid
2 2 -,078 Tidak Valid
3 3 ,020 Tidak Valid
4 4 ,559 Valid
5 5 ,573 Valid
6 6 ,587 Valid
7 7 ,453 Valid
8 8 ,475 Valid
9 9 ,508 Valid
10 10 ,564 Valid
11 11 ,587 Valid
12 12 ,518 Valid
13 13 ,504 Valid
14 14 ,573 Valid
15 15 ,420 Valid
16 16 -,018 Tidak Valid
17 17 ,418 Valid
18 18 ,564 Valid
19 19 ,532 Valid
20 20 ,453 Valid
21 21 -,187 Tidak Valid
22 22 ,490 Valid
23 23 ,564 Valid
24 24 ,518 Valid
25 25 ,453 Valid
Sumber: Olahan SPSS
Nampak bahwa butir soal nomor 1, 2, 3, 16, dan 21 corrected item to total
correlation di bawah 0,374. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila corrected
item to total correlation ≤ 0,374, artinya butir soal tidak valid, maka 5 butir soal
nomor 1, 2, 3, 16, dan 21 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian.
Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2,secara rinci dapat
disajikan melalui tabel 3.4 di halaman berikut.
Tabel 3.3
Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 1
31
Sumber: Olahan SPSS
Nampak bahwa butir soal nomor 16, 17, 19 dan 20 corrected item to total
correlation di bawah 0,374. Berdasarkan klasifikasi validitas, apabila corrected
item to total correlation ≤ 0,374, artinya butir soal tidak valid, maka 4 butir soal
nomor 16, 17, 19 dan 20 dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian. Oleh
karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka butir soal nomor 10 tidak
dipergunakan dalam penelitian, meski soal tersebut valid , karena validitasnya
rendah yaitu di bawah 0,40..
No
Urut
No Butir
Soal
Koefisien
corrected item
to total
correlation
Kriteria
1 1 ,689 Valid
2 2 ,751 Valid
3 3 ,648 Valid
4 4 ,503 Valid
5 5 ,405 Valid
6 6 ,357 Valid
7 7 ,489 Valid
8 8 ,705 Valid
9 9 ,381 Valid
10 10 ,357 Valid
11 11 ,409 Valid
12 12 ,705 Valid
13 13 ,503 Valid
14 14 ,381 Valid
15 15 ,419 Valid
16 16 -,024 Tidak Valid
17 17 ,174 Tidak Valid
18 18 ,771 Valid
19 19 -,409 Tidak Valid
20 20 -,296 Tidak Valid
21 21 ,517 Valid
22 22 ,381 Valid
23 23 ,751 Valid
24 24 ,411 Valid
25 25 ,419 Valid
Tabel 3.4
Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 2
32
3.6.2 Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2011:348).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan
ganda untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Untuk menentukan koefisien
reliabilitas dengan KR20 (Sugiyono, 2011:359) adalah:
𝑟𝑖 =𝑘
𝑘 − 1 𝑠𝑡
2 − 𝑝𝑖𝑞𝑖
𝑠𝑡2
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS
22,0 dan intrepetasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam
Cronbach’s Alpha yang tersaji melalui tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80 – 1,00 sangat reliabilitas
2 0,60 - 0,80 reliabilitas
3 0,40 - 0,60 cukup reliabel
4 0,20 – 0,40 agak reliabel
5 < 0,20 Kurang reliabel
Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk soal pilihan ganda, yang terdiri
dari 25 butir soal, dilakukan pada SDN Kumesu 01 Kecamatan Reban Batang
sejumlah 14 siswa. Adapun hasil yang diperoleh pada siklus 1 adalah Cronbach’s
Alpha sebesar 0,848, artinya reliabilitas butir soal sangat reliabilitas, sehingga
instrumen butir soal siklus 1 digunakan dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas
instrumen butir soal siklus 2 diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,865, artinya
reliabilitas butir soal siklus 2 sangat reliabilitas, sehingga butir soal dapat
Keterangan:
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
qi = 1-pi
st2 = varians total
33
digunakan dalam penelitian. Untuk lebih jelasnya distribusi reliabilitas instrumen
butir soal siklus 1 dan siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 dan Siklus 2
Sumber: Olahan SPSS
Nampak pada tabel 3.6 bahwa besarnya Cronbach’s Alpha butir soal untuk
siklus 1 sebesar 0,848; dan pada siklus 2 sebesar 0,865. Besarnya Cronbach’s
Alpha yang diperoleh, berada diantara indeks 0,80-1,00, maka butir soal yang di
uji cobakan termasuk sangat reliabel. Dengan demikian, instrumen butir soal
untuk siklus 1 dan siklus 2, dapat digunakan dalam penelitian.
3.7 Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang ingin diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN Kumesu 01 Reban
Batang setelah menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL). Sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini adalah siswa yang nilainya mencapai KKM = 71 ketuntasan siswa
mencapai lebih dari 85%. Jika hasil belum memuaskan akan dilakukan siklus II
begitu seterusnya. Siklus akan berhenti jika hasil siswa sudah memenuhi KKM
dan persentase ketuntasan yaitu 85%.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif, yaitu teknik
analisis data yang dipergunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA
berdasarkan ketuntasan hasil belajar dengan KKM ≥ 71, skor rata-rata, skor
minimum, dan skor maksimum pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.
No
Urut Siklus
Jumlah
Butir Soal
Cronbach’s
Alpha
Interpretasi
1 1 25 ,848 Sangat reliabilitas
2 2 25 ,865 Sangat reliabilitas