BAB III METODE PENELITIAN 3.1 3.1 · 2017. 2. 20. · 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan...

18
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan dibahas mengenai kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai subjek penelitian. 3.1.1 Seting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SDN Bakaran Kulon 01 yang terletak di Desa Bakaran Kulon 01, Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Lokasi SDN Bakaran Kulon 01 sangat strategis karena terletak di tepi jalan dan dekat dengan pemukiman warga, kondisi yang demikian memudahkan siswa untuk menjangkau sekolah. Lokasi SDN Bakaran Kulon 01. Sarana dan prasarana di SDN Bakaran Kulon 01 sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang komputer, 1 ruang UKS, 1 kantin sekolah dan mushola. b. Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada semester I, tahun ajaran 2015/2016 di SDN Bakaran Kulon 01. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali pertemuan. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian No Pelaksanaan Penelitian September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Proposal PTK 2. SIKLUS I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 3.1 · 2017. 2. 20. · 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan...

  • 19

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

    Pada sub judul seting dan karakteristik subjek penelitian ini akan menguraikan mengenai seting

    tempat, seting waktu dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau

    tempat dilaksanakannya penelitian, selanjutnya seting waktu membahas mengenai penentuan

    waktu/jadwal penelitian, sementara pada sub judul karakteristik subjek penelitian akan dibahas

    mengenai kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

    3.1.1 Seting Penelitian

    a. Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan di SDN Bakaran Kulon 01 yang terletak di Desa Bakaran Kulon 01,

    Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Lokasi SDN Bakaran Kulon 01 sangat strategis karena terletak di

    tepi jalan dan dekat dengan pemukiman warga, kondisi yang demikian memudahkan siswa untuk

    menjangkau sekolah. Lokasi SDN Bakaran Kulon 01. Sarana dan prasarana di SDN Bakaran Kulon 01

    sudah cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah ini yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kepala

    sekolah, 1 ruang kantor guru, 1 ruang komputer, 1 ruang UKS, 1 kantin sekolah dan mushola.

    b. Waktu penelitian

    Penelitian dilakukan pada semester I, tahun ajaran 2015/2016 di SDN Bakaran Kulon 01.

    Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah karena Penelitian Tindakan

    Kelas memerlukan beberapa siklus, masing-masing siklus dilaksanakan minimal dalam 3 kali

    pertemuan. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

    Tabel 3.1

    Alokasi Waktu Penelitian

    No Pelaksanaan

    Penelitian

    September Oktober November Desember

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Proposal PTK

    2.

    SIKLUS I

    Perencanaan

    Tindakan

    Observasi

    Refleksi

  • 20

    SIKLUS II

    Perencanaan

    Tindakan

    Observasi

    Refleksi

    4. Pelaporan

    Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama empat

    bulan yaitu dari bulan September sampai dengan Desember 2015. Pada bulan September

    dipergunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian. Perencanaan lain terkait dengan

    penelitian dilakukan peneliti pada bulan Oktober, seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal

    yang dilakukan di SDN Bakaran Kulon 01. Selanjutnya pada bulan Oktober peneliti mulai

    melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I, dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan

    November minggu pertama. Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi

    dari pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru observer dilaksanakan

    bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Selanjutnya pada bulan November minggu ke-4

    sampai dengan bulan Desember peneliti mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian,

    konsultasi laporan serta persiapan ujian. Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajar

    2015/2016 di SDN Bakaran Kulon 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati mulai bulan September

    sampai Desember.

    3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Bakaran Kulon 01 Kecamatan Pati Kabupaten

    Pati semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas 4 adalah 30, terdiri dari 13 siswa laki-

    laki dan 17 siswa perempuan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, mereka terkadang

    berbicara sendiri pada waktu guru menerangkan, terkadang sibuk sendiri dengan permainannya, siswa

    memang butuh waktu untuk dapat memahami materi yang diajarkan guru, dan terkadang siswa kurang

    bersemangat dalam menerima pelajaran. Rata-rata orang tua mereka adalah bekerja petani sehingga

    orang tua siswa kurang memperhatikan anaknya dalam belajar. Objek penelitian ini adalah hasil belajar

    IPS pada materi kenampakan alam kabupaten pati dan penggunaan model pembelajaran NHT tahun

    ajaran 2015/2016.

    3.2 Variabel yang Diteliti

    Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu harus menentukan variabel yang akan diteliti.

    Variabel penelitian berfungsi untuk pembeda dalam hubungan antara variabel yang satu dengan yang

  • 21

    lainnya. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:

    a. Variabel Bebas (X)

    Variabel bebas sering disebut juga dengan variable independent, yaitu variabel yang

    mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel

    terikat). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

    perubahan atau timbulnya variabel terikat, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja

    mengikat terhadap variabel terikat (Slameto, 2012:140). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

    bebas adalah model pembelajaran NHT. Model NHT dalam pembelajaran IPS, berusaha untuk

    menguji sampai dimana pemahaman yang dimiliki oleh siswa.

    b. Variabel terikat (Y)

    Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat

    merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas (Slameto, 2012:140). Sehubungan dengan hal

    itu pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPS siswa kelas 4. Hasil

    belajar dalam hal ini merupakan nilai yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran setelah

    dilakukan proses pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti

    proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

    Variabel yang digunakan, mengandung arti bahwa dengan penerapan model pembelajaran

    Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SDN Bakaran

    Kulon 01.

    3.3 Jenis dan Prosedur Penelitian

    Jenis penelitian adalah penelitian tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan

    keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya. Prosedur

    penelitian dilakukan dengan menyusun langkah-langkah penelitian mulai dari perencanaan,

    pengambilan informasi dan data sampai kepada pengolahan dan analisis data.

    3.3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kemmis dan

    Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral

    dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang

    selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

    Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap

    proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

    Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap

    perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang

  • 22

    dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-

    permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang

    dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model PTK

    ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah

    suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial

    (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.

    Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan

    situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu

    perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area

    yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan

    pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki

    keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.

    Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Taggart

    Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akan dapat menemukan penyelesaian

    masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai

    ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan

    dangan pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus meninggalkan

    siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu

    http://4.bp.blogspot.com/-B-ogH57lYUk/T6UuTuo1KCI/AAAAAAAAAS0/l7HbxlBhR9c/s1600/kEMMIS.JPG

  • 23

    mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK,

    diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.

    Mengacu pada uraian di atas, penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terhadap siswa

    kelas 4 SDN Bakaran Kulon 01, dengan model pembelajaran Number Head Together (NHT), dengan

    desain penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

    Desain Penelitian

    Keterangan :

    : Tindakan Siklus I

    : Tindakan Siklus II

    Gambar 3.2 Desain Penelitian

    Guru mengidentifikasi

    hasil belajar IPS

    Guru merencanakan kegiatan

    pembelajaran, yang dapat

    memperbaiki kelemahan pada

    kegiatan pembelajaran

    sebelumnya

    Guru melaksanakan kegiatan

    pembelajaran menerapkan model

    pembelajaran NHT

    observasi Melakukan evaluasi untuk

    mengetahui keberhasilan dan

    kelemahan kegiatan pembelajaran

    Merencanakan kegiatan

    pembelajaran IPS dengan

    menekankan peningkatan

    keaktivan siswa kurang/lemah

    pada siklus pembelajaran

    sebelumnya

    Guru melaksanakan kegiatan

    pembelajaran menerapkan model

    pembelajaran NHT dengan

    menekankan peningkatan keaktivan

    siswa

    observasi Melakukan evaluasi untuk

    mengetahui keberhasilan dan

    kelemahan kegiatan pembelajaran

  • 24

    3.3.2 Prosedur Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai

    dengan perubahan yang dicapai.

    Perencanaan

    - Guru menyusun RPP untuk mempersiapkan perencanaan pembelajaran

    - Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dengan cara menyusun dan

    mengisi kolom pernyataan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk siswa dan

    teman sejawat untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung.

    Pelaksanaan Tindakan

    Guru melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

    disusun. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

    - Membuka pelajaran dengan salam

    - Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi

    - Guru melaksanakan pembelajaran dengan model Number Head Together (NHT)

    - Membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi siswa

    - Membantu siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok

    - Memberikan evaluasi

    - Membuat kesimpulan bersama-sama siswa

    - Menutup pembelajaran

    Observasi

    Observasi dilakukan melalui lembar pengamatan dengan cara mengamati dan mengisi setiap

    kolom sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun. Teknik observasi digunakan untuk mengamati

    dan mengetahui bagaimana antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, penyabaran

    keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran.

    Refleksi

    Hasil perenungan terhadap proses siklus I, guru mengadakan refleksi dengan mempelajari data

    yang telah dikumpulkan dan mengambil simpulan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus

    I untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ditemui. Kekurangan pada siklus I akan dijadikan

    acuan pada pembelajaran siklus II.

  • 25

    3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan hasil belajar

    IPS khususnya tentang kenampakan alam kabupaten pati menggunakan:

    a) Tes

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan peserta didik

    dalam menyelesaikan soal tentang kenampakan alam kabupaten pati. Tes digunakan untuk

    mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan akhir kegiatan pada

    tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian.

    b) Observasi atau Pengamatan

    Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen observasi

    terhadap kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.

    c) Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

    dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik metode ini peneliti

    menggunakan untuk memperoleh data awal tentang siswa, nilai hasil ulangan siswa kelas 4 di SDN

    Bakaran Kulon 01.

    3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan hasil belajar IPS adalah:

    a) Tes

    Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini berupa tes kemampuan

    menjawab pertanyaan dalam bentuk soal. Evaluasi berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan

    uraian. Kisi – kisi instrumen hasil belajar IPS kelas 4 siklus I dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

    Tabel 3.2

    Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPS Kelas 4 Siklus I

    Standar Kompetensi

    Kompetensi

    dasar

    Indikator

    Item soal

    No

    Soal

    Jenis

    tes

    1. Memahami sejarah

    kenampakan alam dan

    keragaman suku

    bangsa di lingkungan

    Kabupaten/Kota dan

    1. Mendiskripsikan

    kenampakan

    alam di

    lingkungan

    Kabupaten / kota

    1. Siswa mengetahui cara

    menangkap ikan dengan aman

    2. Siswa dapat mengetahui tempat

    yang cocok untuk pertanian

    1

    2

    PG

    PG

    3. Siswa dapat mengetahui jalur 3 PG

  • 26

    Propinsi

    dan Propinsi serta

    hubungannya

    dengan

    keragaman sosial

    dan budaya

    pegunungan yang ada di jawa

    tengah

    4. Siswa dapat mengetahui nama

    dataran dengan ketinggian lebih dari

    700m dpl.

    5. Siswa dapat menyebutkan akibat

    dari hutan gundul

    4

    5

    Isian

    Isian

    6. Siswa dapat menyebutkan

    material yanag dikeluarkan saat

    gunung meletus

    6

    Isian

    7. Siswa dapat menyebutkan

    pengertian dari kenampakan alam

    8. Siswa dapat menyebutkan batas-

    batas wilayah Kabupaten Pati

    7

    8

    Uraian

    Uraian

    Jumlah 8

    Tabel. 3.3

    Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar IPS kelas 4 SD Siklus II

    Standar Kompetensi

    Kompetensi

    dasar

    Indikator

    Item soal

    No

    Soal

    Jenis

    tes

    1. Memahami sejarah

    kenampakan alam dan

    keragaman suku

    bangsa di lingkungan

    Kabupaten/Kota dan

    Propinsi

    1. Mendiskripsikan

    kenampakan

    alam di

    lingkungan

    Kabupaten / kota

    dan Propinsi serta

    hubungannya

    dengan

    1. Siswa dapat menyebutkan nama

    Pabrik kacang di kabupaten Pati

    2. Siswa dapat menyebutkan salah

    satu hasil produksi dari Kabupaten

    Pati

    1

    2

    PG

    PG

    3. Siswa dapat menyebutkan nama

    kecamatan di Kabupaten Pati yang

    tidak menghasilkan tebu

    3

    PG

  • 27

    keragaman sosial

    dan budaya 4. Siswa dapat menyebutkan nama

    perkebunan kopi yang terkenal di

    Kabupaten Pati

    5. Siswa dapat menyebutkan letak

    lokasi pariwisata gua Pancur.

    4

    5

    Isian

    Isian

    6. Siswa dapat menyebutkan nama

    pabrik gula di Kabupaten Pati

    6

    Isian

    7. Siswa dapat menyebutkan nama

    Kecamatan yang mengahasilkan

    tebu

    8. Siswa dapat menyebutkan

    daerah penghasil kelapa kopyor di

    Kabupaten Pati.

    7

    8

    Uraian

    Uraian

    Jumlah 8

    b) Lembar Observasi atau Pengamatan

    Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar guru dan kegiatan peserrta

    didik saat proses pembelajaran berlangsung sampai akhir pembelajaran. Dalam lembar

    observasi guru dan siswa, hal yang diamati pada intinya adalah kemampuan siswa dalam

    memahami materi yang diajarkan guru dengan model pembelajaran NHT dan kemampuan

    guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT sesuai dengan indikator dalam kisi- kisi

    lembar observasi.

    Tabel 3.4

    Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

    Aspek yang Diamati Indikator No. Item

    Kesiapan Belajar Siswa

    (Pra Pembelajaran)

    1) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran (buku

    catatan, buku pelajaran, dll)

    2) Menjawab apersepsi dari guru

    3) Memperhatikan motivasi yang disampaikan guru

    4) Memperhatikan dengan seksama ketika guru

    menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang

    1-4

  • 28

    Kisi–kisi observasi aktivitas guru dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran

    NHT sebagai berikut:

    Tabel 3.5

    Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

    Aspek yang

    diamati Indikator No. Item

    Memeriksa kesiapan 1) Memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 1-4

    hendak dicapai dan rencana kegiatan yang akan

    dilakukan

    Melakukan eksplorasi

    sumber bacaan dan

    memperhatikan

    penjelasan guru

    1) Melakukan eksplorasi

    2) Menyimak materi yang guru sampaikan

    5-6

    Partisipasi aktif siswa

    dalam pembelajaran

    1) Aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru

    ketika proses pembelajaran

    2) Aktif bertanya ketika proses pembelajaran

    3) Saling berinteraksi positif dalam pembelajaran

    7-9

    Respon siswa dalam

    pemanfaatan media

    pembelajaran

    1) Mencatat materi yang disampaikan guru melalui media

    gambar

    2) Antusias terhadap materi yang guru sampaikan

    3) Berpartisipasi dalam pembelajaran NHT

    10-12

    Melaksanakan tugas

    guru dalam kegiatan

    NHT

    1) Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru

    2) Bersemangat dan antusias dalam pembelajaran NHT

    3) Melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan

    NHT

    4) Melakukan kegiatan NHT dengan alokasi waktu yang

    telah ditentukan

    13-16

    Membuat Kesimpulan

    dan Melakukan

    Kegiatan Refleksi

    1) Membuat simpulan dari materi yang dipelajari

    2) Bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah

    dilaksanakan

    3) Memberikan salam penutup

    17-20

    Jumlah 20

  • 29

    belajar siswa

    (Pra Pembelajaran)

    2) Membimbing siswa berdoa

    3) Melakukan kegiatan presensi

    4) Memeriksa kesiapan siswa untuk belajar

    Melakukan

    apersepsi, motivasi,

    dan menyampaikan

    tujuan

    1) Melakukan apersepsi sesuai dengan materi ajar

    2) Memberikan motivasi kepada siswa dengan tanya jawab

    3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan

    rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

    5-7

    Membimbing siswa

    melakukan

    eksplorasi sumber

    bacaan dan

    menyampaikan

    materi

    1) Membimbing siswa melakukan eksplorasi

    2) Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

    3) Menyajikan materi dengan

    4) Mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan

    8-11

    Pemanfaatan Media 1) Melibatkan siswa dalam pembelajaran

    2) Menunjukkan keterampilan dalam memanfaatkan media

    dalam pembelajaran

    3) Menggunakan media secara efektif dan efisien

    12-14

    Mengorganisasikan

    siswa dalam

    kegiatan NHT

    1) Mengarahkan siswa dalam pembelajaran NHT

    2) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran NHT bersama

    siswa

    3) Membimbing siswa dalam menyusun kesepakatan peraturan

    kegiatan NHT

    4) Membimbing siswa dalam kegiatan NHT

    5) Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam

    belajar melalui kegiatan NHT

    6) Memberikan kesempatan siswa untuk berpikir sejenak

    secara individu

    7) Meluruskan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang terjadi

    dan memberikan penguatan terhadap jawaban siswa

    15-21

    Penghargaan

    Kelompok

    1) Memberikan poin kepada kelompok yang berhasil dengan

    benar

    2) Memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh

    poin tertinggi

    22-23

  • 30

    Penggunaan Bahasa 1) Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

    2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

    hal-hal yang belum dipahami

    24-25

    Membuat

    Kesimpulan dan

    Melakukan Kegiatan

    Refleksi

    1) Memberikan motivasi kepada kelompok yang nilainya kurang

    2) Membimbing siswa membuat simpulan pembelajaran

    3) Melibatkan siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran

    4) Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

    berikutnya

    5) Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam penutup

    26-30

    Jumlah 30

    3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian kepada siswa

    adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh peneliti. Instrumen yang

    digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

    3.5.1 Uji Validitas Instrumen

    Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan atau kevalidan sebuah

    instrumen penelitian, dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang

    hendak diukur (Sugiyono, 2010:348). Uji validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai

    yang diperoleh dari setiap item instrumen dengan nilai keseluruhan yang diperoleh. Besar rtabel sangat

    bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a). pada N yang lebih besar maka

    kemungkinan kesalahan kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan X dan Y lebih kecil sehingga

    semakin kecil rtabel yang diperlukan. Sebaliknya bila N lebih kecil maka diperlukan rtabel yang lebih besar

    (Purwanto, 2013:116).

    PTK yang dilakukan di kelas 4 SDN Bakaran Kulon 1 menggunakan acuan toleransi kesalahan

    sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas instrumen dilakukan di

    kelas 4 SDN Bakaran Kulon 2, dengan jumlah peserta tes adalah 20 siswa dan dan SDN Bakaran

    Kulon 03 dengan jumlah peserta tes adalah 23 siswa sehingga total peserta uji validitas menjadi 43

    siswa, dengan jumlah responden (N) = 43, maka nilai rtabel = 0,301 dengan taraf signifikansi 5%

    (Sugiyono (2010: 373). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total correlation

    menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 16.0. Hasil uji validitas

    yang dilakukan di kelas 4 SDN Bakaran Kulon 02 dan SDN Bakara Kulon 03 nalisis SPSS versi 16.0

    terlihat pada tabel 3.9 sebagai berikut:

  • 31

    Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I

    No. Item

    Valid Tidak Valid

    1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9 dan 10

    8 2

    Berdasarkan hasil uji validitas 10 item soal diketahui dari tabel 3.6 di atas, terdapat 2 soal yang

    tidak valid yaitu soal nomor 9 dan 10. Sedangkan 8 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji

    menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan

    sebagai soal evaluasi pada siklus I.

    Tabel 3. 7 Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II

    No. Item

    Valid Tidak Valid

    1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 5, 10

    8 2

    Berdasarkan hasil uji validitas 10 item soal diketahui dari tabel 3.7 di atas, terdapat 2 soal yang

    tidak valid yaitu soal nomor 5 dan 10. Sedangkan 8 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji

    menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan

    sebagai soal evaluasi pada siklus II.

    3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen

    Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen dari variabel yang

    hendak diukur. Dengan kata lain, apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali di dalam

    mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012:173). Purwanto

    (2013:154), menambahkan reliabilitas suatu instrumen merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan

    oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran, sehingga alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil

    pengukuran yang relatif stabil dan konsisten. Wardani (2012:346) menambahkan bahwa semakin tinggi

    realiabilitas suatu tes (hasilnya mendekati satu) maka semakin tinggi pula keajegan atau ketepatan

    instrumen yang digunakan tersebut. Keajegan instrumen dapat diketahui dengan menentukan koefisien

    alpha (𝛼). Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui

    tabel 3.8 sebagai berikut:

  • 32

    Tabel 3.8

    Kriteria Reliabilitas Instrumen

    Rentang Kriteria

    0,80 – 1,00 Sangat reliabel

    < 0,80 – 0,60 Reliabel

    < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel

    < 0,40 – 0,20 Agak reliabel

    < 0,20 Kurang reliabel

    Hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 4 SDN Bakaran Kulon 02 dan SDN Bakaran Kulon

    03 dengan analisis SPSS versi 16.0 for Windows adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.9

    Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus I

    Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

    Pilihan Ganda 0, 809 Sangat Tinggi

    Isian&Uraian 0, 900 Sangat Tinggi

    Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.10 sebagai berikut:

    Tabel 3.10

    Hasil Uji Reliabilitas Item Soal Siklus II

    Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

    Pilihan Ganda 0, 818 Sangat Tinggi

    Isian&Uraian 0, 808 Tinggi

    Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 16.0 for Windows di atas dapat

    diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I soal pilihan ganda mencapai 0,809 yang

    berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi dan Isian dan soal

    uraian mencapai 0,900 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat

    tinggi. Sementara koefisien reliabilitas pada siklus II soal pilihan ganda mencapai 0,818 yang berarti

    bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi, soal isian dan soal uraian

  • 33

    mencapai 0,808 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori tinggi.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan mempuntai tingkat reliabilitas tinggi

    yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat reliabel.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah sangat reliabel karena

    nilai koefisien alpha lebih dari 0,80

    3.5.2.1 Uji Taraf Kesukaran

    Crocker dan Algina (dalam Purwanto, 2013:99), menjelaskan bahwa tingkat kesukaran

    merupakan proporsi siswa yang menjawab benar. Nilai tingkat kesukaran (TK) suatu item instrumen

    dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah

    keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

    𝑇𝐾 = ∑ 𝐵

    ∑ 𝑃

    Keterangan:

    TK = tingkat kesukaran

    ∑ B = jumlah siswa menjawab benar ∑ P = jumlah siswa peserta tes.

    Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai 0 (nol) terjadi

    apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1 (satu) terjadi apabila siswa berhasil

    menjawab soal dengan benar.

    Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal dengan

    kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah atau sukar jauh lebih

    banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa. Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran

    ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:

    Tabel 3.11

    Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

    Rentang Kriteria

    0,00 – 0,32 Sukar

    0,33 – 0,66 Sedang

    0,67 – 1,00 Mudah

    Hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 4 SD N Bakaran

    Kulon 01 dengan jumlah keseluruhan responden 30 siswa adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.12

  • 34

    Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

    Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

    Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 1 1

    0,33 – 0,66 Sedang 2 1

    0,67 – 1,00 Mudah 3 1

    Jumlah 3

    Isian 0,00-0,32 Sukar 4 1

    0,33-0,66 Sedang 5 1

    0,67-1,00 Mudah 6 1

    Jumlah 3

    Uraian 0,00-0,5 Sukar 7 1

    0,51-1,00 Sedang 8 1

    Jumlah 2

    Jumlah 8

    Dari data tabel 3.12 di atas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa

    hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 3 soal terdapat 1 soal

    dengan kategori sukar, 1 soal dengan kategori sedang, dan 1 soal dengan kategori mudah. Sedangkan

    untuk soal isian dengan jumlah soal sebanyak 3 soal, 1 soal kategori sukar, 1 soal kategori sedang dan

    1 soal termasuk kategori mudah. Soal uraian dengan jumlah soal 2 dengan kategori sukar berjumlah 1

    dan soal sedang dengan jumlah soal 1.

    Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II dengan jumlah 8 soal

    yaitu soal berbentuk pilihan ganda berjumlah 3 soa, isian 3 soal isian dan uraian berjumlah 2 soal,

    hasilnya sebagai berikut:

    Tabel 3.13

    Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

    Jenis Soal Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

    Pilihan Ganda 0,00 – 0,32 Sukar 1 1

    0,33 – 0,66 Sedang 2 1

    0,67 – 1,00 Mudah 3 1

    Jumlah 3

  • 35

    Isian 0,00-0,32 Sukar 4 1

    0,33-0,66 Sedang 5 1

    0,67-1,00 Mudah 6 1

    Jumlah 3

    Uraian 0,00-0,5 Sukar 7 1

    0,51-1,00 Sedang 8 1

    Jumlah 2

    Jumlah 8

    Dari data tabel 3.13 di atas hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa

    hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 3 soal terdapat 1 soal

    dengan kategori sukar, 1 soal dengan kategori sedang, dan 1 soal dengan kategori mudah. Sedangkan

    untuk soal isian dengan jumlah soal sebanyak 3 soal, 1 soal kategori sukar, 1 soal kategori sedang dan

    1 soal termasuk kategori mudah. Soal uraian dengan jumlah soal 2 dengan kategori sukar berjumlah 1

    dan soal sedang dengan jumlah soal 1.

    3.6 Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Bakaran Kulon

    01 melalui model pembelajaran NHT pada pembelajaran IPS meliputi indikator proses dan hasil.

    Indikator proses dan hasil dijabarkan sebagai berikut:

    3.6.1 Indikator Proses

    Indikator proses merupakan indikator keberhasilan dari proses pelaksanaan tindakan

    pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui penerapan model pembelajaran NHT. Pada

    penelitian ini aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran

    NHT dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10%.

    3.6.2 Indikator Hasil

    Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPS, penerapan model pembelajaran NHT

    dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar IPS apabila siswa kelas 4 SDN Bakaran Kulon 01 secara

    signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPS ≥ 70 dan mengalami

    ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS meningkat minimal 7 nilai dari

  • 36

    KKM ≥ 70 yang ditentukan oleh sekolah atau ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥ 80% dari 24

    siswa (kriteria baik) dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran NHT