BAB III METODE PENELITIAN 3.1. · 2016. 8. 24. · 43 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1. Jenis dan...

23
43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental pendidikan. Menurut Arikunto (2006: 86), penelitian eksperimental adalah jenis penelitian yang dianggap sudah memenuhi persyaratan yaitu adanya kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen tetapi ikut mendapatkan pengamatan, yaitu bisa disebut kelas kontrol. Menurut Arikunto (2006: 86) Adapun desain penelitian ini adalah menggunakan desain Control Group Pretest Postest seperti pada gambar berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Control Group Pre-test and Post-test Keterangan: E = kelas eksperimen (kelompok yang menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe TPS K = kelas kontrol (kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional) 0 1 = hasil pre-test kelas eksperimen 0 2 = hasil post-test kelas eksperimen 0 3 = hasil pre-test kelas kontrol 0 4 = hasil post-test kelas kontrol X = perlakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Pretest dan postest pada kelas eksperimen dilaksanakan bertujuan untuk melihat peningkatan (gain) siswa setelah mendapatkan perlakuan, yakni pembuatan TPS. E 0 1 X 0 3 K 0 2 X 0 4

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. · 2016. 8. 24. · 43 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1. Jenis dan...

  • 43

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

    Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental

    pendidikan. Menurut Arikunto (2006: 86), penelitian eksperimental adalah

    jenis penelitian yang dianggap sudah memenuhi persyaratan yaitu adanya

    kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen tetapi ikut mendapatkan

    pengamatan, yaitu bisa disebut kelas kontrol.

    Menurut Arikunto (2006: 86) Adapun desain penelitian ini adalah

    menggunakan desain Control Group Pretest Postest seperti pada gambar

    berikut:

    Tabel 3.1

    Desain Penelitian Control Group Pre-test and Post-test

    Keterangan:

    E = kelas eksperimen (kelompok yang menggunakan pembelajaran model kooperatif

    tipe TPS

    K = kelas kontrol (kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional)

    01 = hasil pre-test kelas eksperimen

    02 = hasil post-test kelas eksperimen

    03 = hasil pre-test kelas kontrol

    04 = hasil post-test kelas kontrol

    X = perlakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

    Pretest dan postest pada kelas eksperimen dilaksanakan

    bertujuan untuk melihat peningkatan (gain) siswa setelah

    mendapatkan perlakuan, yakni pembuatan TPS.

    E 01 X 03

    K 02 X 04

  • 44

    3.1.2 Setting Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mangunsari 01. Jalan

    Hasanudin No.85 Salatiga 50711, Kelurahan Mangunsari Kecamatan

    Sidomukti Kota Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun

    Pelajaran 2013/2014. Letak sekolah ini berada di sebelah jalan raya

    Hasanudin Kota Salatiga, sehingga lingkungan belajar siswa kurang

    kondusif. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan sekolah yang berada di sebelah

    jalan raya Hasanudin Kota Salatiga, sehingga lingkungan belajar agak

    sedikit ramai dan menyebabkan siswa kurang dapat berkonsentrasi dengan

    baik dalam proses belajar di lingkungan sekolah

    3.1.3 Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan di SDN Negeri Mangunsari 01 Salatiga

    yang merupakan salah satu institusi yang melaksanakan kegiatan pendidikan

    untuk satuan kurikulum SD. Penelitian ini telah diawali pra survei pada

    bulan Februari 2014. Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan mulai dari bulan

    April 2014. Pembuatan instrumen dilaksanakan bulan Maret 2014 dengan

    tujuan digunakan pelaksanaan pembelajaran pada semester genap tahun

    pelajaran 2013/2014. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut

    ini:

    Tabel 3.2

    Waktu Pelaksanan Penelitian KELAS Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

    Eksperimen Rabu, 9 April 2014 Rabu, 16 April 2014 Rabu,23 April 2014

    Kontrol Kamis, 10 April 2014 Kamis, 17 April 2014 Kamis, 24 April 2014

    3.2. Subjek Penelitian

    Dalam penelitian ini menggunakan salah satu kelas di SD Negeri

    Mangunsari 01 Salatiga yaitu kelas V semester II, pada tahun pelajaran

    2013/2014. Jumlah seluruh siswa SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga ini

    sebanyak 259 siswa dengan siswa kelas V sebanyak 51 siswa, yang terdiri

  • 45

    dari 5A 32 siswa dan 5B 19 siswa. sebagian besar siswa di SD Negeri

    Mangunsari 01 Salatiga ini dibesarkan dalam keluarga yang mayoritas

    adalah keluarga berada, dengan pekerjaan orang tua sebagian besar adalah

    pegawai negeri sipil. Karakteristik peserta didik memaang dikategorikan

    baik, tetapi karena lingkungan belajar yang kurang kondusif sehingga

    menyebabkan siswa kurang dapat berkonsentrasi dalam menerima pelajaran.

    3.3. Populasi dan Sample

    3.3.1 Populasi

    Menurut Arikunto (2010: 173) populasi adalah keseluruhan subjek

    penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD

    Negeri Mangunsari 01, Kecamatan Sidomukti, Kelurahan Mangunsari Kota

    Salatiga tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 51 siswa. Kelas dibagi

    dua kelas dengan Va berjumlah 32 siswa dan Vb berjumlah 19 siswa di SD

    ini memiliki siswa yang beragam latar belakang dengan asal siswa dari

    berbagai daerah. Pemilihan sebjek penelitian didasarkan pada beberapa

    pertimbangan antara lain:

    a. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain

    bahkan tanggung jawab pribadi dan saling menghormati sangat

    tinggi.

    b. Merupakan siswa kelas V sudah dapat diajak berdiskusi pada

    pembelajaran.

    c. Untuk mengukur hasil belajar siswa yang sedang mengalami

    perubahan sikap dari kelas IV ke kelas V dikelas tinggi.

    3.3.2 Sample

    Menurut Arikunto (2010: 174) sample adalah sebagian atau wakil

    populasi yang diteliti. Sample yang digunakan pada penelitian ini adalah

    sample random atau sample acak. Teknik sampling ini setiap subjek sama

    maka peniliti terlepas dari perasaan ingin mengistemawakan satu atau

    beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Untuk menentukan besarnya

  • 46

    sample peneliti harus melakukan dengan berbagai pertimbangan antara lain

    keberagaman karakteristik. Sehubungan banyaknya subjek yang diambil

    kurang dari 100 orang maka peneliti mempertimbangkan hal-hal berikut:

    a. Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

    b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena

    hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

    c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti.

    Dalam penelitian ini penulis mengambil sebagian dari siswa kelas VA

    dan kelas VB. Siswa kelas VA menggunakan model kooperatif tipe think

    pair share dan kelas VB menggunakan metode konvensional yang dilihat

    perbedaan hasil belajar siswa SD Negeri Mangunsari 01 yang berjumlah 51

    siswa.

    3.4. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini berasal dari sumber langsung dan

    sumber tidak langsung. Sumber data langsung diperoleh dari sumber

    penelitian yaitu dari siswa dan guru, serta bukan sumber penelitian yaitu

    kepala sekolah dan guru lain. Untuk data tidak langsung penulis

    memperoleh data dari catatan hasil belajar siswa berupa daftar nilai. Untuk

    variabel tindakan (model pembelajaran kooperatif tipe TPS) data diperoleh

    dari observasi terhadap langkah – langkah guru maupun siswa saat kegiatan

    pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk variabel hasil belajar sumber

    data yang digunakan adalah sumber langsung, yaitu dari nilai evaluasi siswa

    selama penelitian.

    3.5. Variabel Penelitian

    Menurut Sugiyono (2010: 2) mengatakan “variabel penelitian pada

    dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

    oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang hal tersebut,

    kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan Arikunto (2010: 159) istilah

    variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis

  • 47

    penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti

    halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.

    3.5.1 Variabel Bebas (X)

    Menurut Sugiyono (2010: 4) “variabel ini sering disebut sebagai

    variabel stimulus, prediktor, antecedent”. Dalam bahasa Indonesia sering

    disebut sebagai variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

    yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

    (terikat). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah metode konvesional

    dan model kooperatif tipe think pair share.

    3.5.2 Variabel Terikat (Y)

    Menurut Sigiyono (2010: 4) “variabel ini sering disebut variabel

    output, kriteria, konsekuen”. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

    variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,

    karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini

    adalah hasil belajar siswa.

    3.6. Prosedur Penelitian

    Adapun langkah-langkah (prosedur) penelitian yang dilakukan, adalah

    sebagai berikut:

    a. Melakukan obervasi yaitu peneliti melakukan kegiatan observasi

    sebelum penelitian dilakukan. Observasi ini bertujuan untuk

    meninjau tempat, mengetahui kesediaan sekolah untuk dijadikan

    sebagai tempat penelitian, dan mengamati secara lebih dekat

    daerah atau tempat penelitian.

    b. Menentukan populasi siswa kelas V SDN Mangunsari 01

    Salatiga dengan teknik Random Sampling.

    c. Mengadakan uji homogenitas pada siswa kelas V SDN

    Mangunsari 01 Salatiga dengan menggunakan nilai pretes dan

    postes baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dari hasil

  • 48

    pretes dan postes tersebut akan dianalisis dengan normalitas dan

    statistik uji t.

    d. Menentukan responden kelas yang homogen tersebut dipilih

    secara acak untuk menentuka dua kelas sebagai kelas ekspermen

    dan kelas kontrol.

    e. Memberi Pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

    sebelum pembelajaran berlangsung untuk mengetahui

    kemampuan awal siswa.

    f. Melakukan proses belajar mengajar dengan pembelajaran model

    kooperatif tipe TPS untuk kelas eksperimen dan pembelajaran

    secara konvensional untuk kelas kontrol. Adapun langkah-

    langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

    model kooperatif tipe TPS adalah sebagai berikut:

    Guru Siswa

    I. Langkah pertama yaitu Think (berpikir)

    1. Guru mengajukan masalah yang dikaitkan dengan pelajaran

    2. Guru memberi waktu untuk berfikir sendiri jawabannya.

    3. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS).

    1. Siswa menyimak dan memahami materi yang disampaikan oleh guru.

    2. Siswa membeutuhkan penjelasan masalah yang diberikan guru.

    3. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS)

    Langkah kedua yaitu Pair (berpasangan)

    1. Guru meminta berpasangan 1 orang yang heterogen.

    2. Guru meminta siswa 4-5 menit mendiskuskan apa yang yang

    diperoleh.

    1. Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang dibentuk guru.

    2. Siswa berinteraksi selama waktu yang disediakan sehingga dapat menyatukan

    gagasan apabila suatu masalah dapat

    diidentifikasi.

    Langkah ketiga yaitu Share (Berbagi)

    1. Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi hasil diskusinya.

    2. Guru memberi kesempatan siswa untuk menuliskan ide-idenya.

    1. Siswa secara bergantian maju kedepan kelas membacakan hasil diskusi dengan

    waktu 1 menit.

    2. Siswa menulis hasil diskusi dengan bahasanya sendiri (bahasa baku).

    Selain eksperimen, adapun langkah-langkah pembelajaran untuk

    kelas kontrol yang diterapkan dengan model pembelajaran secara

    konvensional, adalah sebagai berikut:

  • 49

    Menentukan Tempat dan Waktu Penelitian

    Observasi

    Menentukan Populasi atau Subjek Penelitian

    Validitas dan reliabilitas

    Sampel

    Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

    1) Guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama siswa

    dari materi pelajaran yang disampaikan.

    2) Guru memberi latihan soal yang dikerjakan secara individu oleh

    siswa

    3) Guru bersama siswa membahas latihan soal

    4) Guru memberi tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah.

    Prosedur penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan alur

    penelitian sebagai berikut:

    Pre Tes

    Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

    dengan menerapkan model

    pembelajaran secara konvensional

    Kegiatan Belajar Mengajar

    (KBM) dengan menerapkan

    model pembelajaran kooperatif

    tipe Think Pair Share

    Pos Tes

    Hasil dari kelas kontrol: pretes,

    postes

    Hasil dari kelas kontrol: pretes,

    postes

    Analisis

    Pembahasan

    Kesimpulan

    Homogenitas

    Homogenitas

  • 50

    3.7. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

    3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

    Sugiyono (2010: 308) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data

    merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan

    utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

    pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang

    memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penggunan teknik

    pengumpulan data penulis memerlukan instrumen yaitu alat bantu agar

    pengerjaan, pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan

    data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    a. Tes

    Menurut Arikunto (2010: 193) “tes adalah serentetan

    pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

    mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau

    bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok”. Instrumen tes

    untuk mengukur kemampuan dari pencapaian hasil belajar berbentuk

    postes dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek

    penelitian yang sesuai dengan materi.

    b. Observasi

    Menurut Nana Sudjana (2010: 84) “observasi atau

    pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk

    mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu

    kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun

    dalam situasi buatan”. Observasi ini dilakukan untuk mengamati

    tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu

    mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi.

    Observasi dilakukan di kelas 5 SDN Mangunsari 01 Salatiga pada

    pelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS.

  • 51

    c. Dokumentasi

    Sugiyono (2010: 329) “dokumentasi merupakan suatu teknik

    pengumpulan data yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya

    monumental dari seseorang”. Peneliti menggunakan tehnik ini untuk

    memperoleh data awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan

    siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 01 Kota Salatiga serta foto-

    foto saat kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan metode

    konvensional diterapkan.

    3.7.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel X

    Pengumpulan data variabel pembelajaran kooperatif tipe TPS dan

    metode konvensional menggunakan teknik non tes observasi. Menurut Nana

    Sudjana (2010: 84) “Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian

    banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses

    terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

    sebenarnya maupun dalam situasi buatan”. Observasi merupakan

    pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada saat penelitian

    berlangsung. Observasi ini digunakan untuk mengamati tindakan guru

    dalam menerapkan pembelajaran berdasarkan diskusi dan respon siswa saat

    menerima pembelajaran. Sebagai pengamat dalam kegiatan observasi ini

    adalah penulis. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan pelaksanaan

    tindakan itu berlangsung.

    3.7.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabel Y

    Untuk mengumpulkan variabel hasil belajar dalam pembelajaran ini

    digunakan teknik tes. Menurut Purwanto (2008: 63) “tes merupakan

    instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan

    respons atas pertanyaan harus mengeluarkan kemampuan yang dimiliki

    peserta tes.” Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar

    merupakan tes penguasaan karena mengukur penguasaan siswa terhadap

    materi yang diajarkan oleh guru. Tes tersebut hanya digunakan untuk

    mengukur aspek kognitif. Sedangkan untuk aspek afektif dan psikomotor

  • 52

    hasil belajar, menggunakan penilaian proses yang dilakukan oleh guru yang

    mengajar. Penilaian proses tersebut dilakukan selama pembelajaran

    berlangsung.

    3.7.2 Instrumen Pengumpulan Data

    Nana Sudjana (2013: 97) instrumen sebagai alat pengumpul data

    harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga

    menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Instrumen pengumpulan

    data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    3.7.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas (X)

    Untuk mengamati proses pembelajaran kooperatif tipe think pair

    share dan metode konvensional, penulis menggunakan teknik observasi.

    Dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah

    melengkapi dengan lembar observasi sebagai instrumen. Lembar observasi

    yang digunakan ada dua macam, yaitu lembar observasi kegiatan

    pembelajaran kooperatif tipe TPS dan lembar observasi respon siswa.

    Lembar observasi kegiatan pembelajaran berdasarkan masalah digunakan

    untuk mengetahui kegiatan belajar siswa dan kinerja guru dalam mengikuti

    pembelajaran. Kisi – kisi lembar observasi pembelajaran konvensional

    tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3. Sedangkan lembar observasi respon

    siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa selama pembelajaran

    berlangsung. Adapun kisi – kisi lembar respon siswa dapat dilihat pada tabel

    3.4.

    Selain observasi, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

    tindakan guru dan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif

    tipe TPS yaitu dokumentasi. Studi dokumentasi dilakukan untuk

    memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Untuk memberikan

    gambaran secara nyata mengenai kegiatan siswa digunakan dokumen berupa

    foto-foto siswa selama proses pembelajaran. Dokumen digunakan untuk

    melengkapi analisis data kualitatif.

  • 53

    Tabel 3.3

    Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Konvensional

    No Aspek Indikator No

    Item

    1. Kegiatan Awal − Menyampaikan tujuan pembelajaran. 1

    2. Kegiatan Inti − Guru menjelaskan mengenai batuan dan tanah.

    − Guru dan siswa bertanya jawab tentang batuan dan tanah.

    − Guru memberikan LKS kepada masing-masing siswa

    − Guru dan siswa membahas hasil dari pekerjaan siswa.

    2

    3

    4

    5

    3. Penutup − Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

    − Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang

    telah diajarkan dan materi

    selanjutnya.

    6

    7

    Tabel 3.4

    Kisi – kisi Observasi Respon Siswa

    No Aspek yang Diamati Indikator No

    Item

    1. Berfikir

    (Thinking)

    − Siswa tertarik dengan pertanyaan diskusi

    − Siswa menggunakan waktu untuk berfikir

    − Siswa perhatian terhadap pertanyaan yang diberikan guru

    1

    2

    3

    2. Berpasangan

    (Pairing)

    − Siswa dapat bekerja sama dengan pasangannya saat diskusi

    − Siswa dapat berinteraksi dengan guru

    4

    5

    3. Berbagi

    (Sharing)

    − Siswa mempresentasikan hasil diskusi

    − Siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain

    − Siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran

    6

    7

    8

  • 54

    Tabel 3.5

    Kisi – Kisi Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS N

    o Aspek Indikator Item Soal

    1 Melakukan kegiatan

    pendahuluan − Guru menyampaikan salam − Mengecek kehadiran siswa − Menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator

    keberhasilan

    − Menyampaikan rencana kegiatan pertemuan hari ini

    1

    2

    3

    4

    2 Melakukan kegiatan inti

    pembelajaran (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)

    − Siswa membaca materi yang disajikan guru. − Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir

    dan bertindak menurut cara masing – masing dan

    guru berperan sebagai fasilitator.

    − Guru meminta siswa untuk berpasangan (2 orang) secara heterogen

    − Siswa bersama pasangannya mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca

    materi

    − Guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan

    − Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang

    memerlukan

    − Secara berpasangan (2 orang) siswa mempersentasikan hasil penyelesaian diskusi yang

    ditemukannya di depan kelas

    − Pasangan lain menanggapi atau mengomentari hasil dari pasangan yang presentasi di depan kelas

    − Siswa berpasangan melaporkan hasil diskusi secara bergantian

    − Kelompok lain dapat bertanya kepada kelompok itu dengan cara sharing

    − Jika kelompok yang sedang maju didepan tidak dapat menjelaskan maka guru membantu

    berlangsungnya presentasi

    − Setelah siswa semuanya maju untuk mempresentasikan hasilnya didepan kelas maka

    guru memberikan reward.

    − Rewardnya berupa penghargaan positif yang mendapatkannya kelompok yang tepat

    menyelesaikan presentasinya.

    − Hasil presentasi yang mendapat reward dapat ditempel pada mading kelas.

    5

    6,7

    8

    9

    10

    11,12,13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    3 Melakukan kegiatan

    penutup − Guru dan siswa membuat penegasan atau

    kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada hasil pemecahan siswa.

    − Siswa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan guru sebagai proses penilaian pembelajaran.

    22

    23

  • 55

    3.7.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat (Y)

    Tes diujikan setelah akhir pembelajaran kelas eksperimen dan

    kontrol untuk mengukur hasil belajar siswa matematika kelas V SDN

    Mangunsari 01. Instrumen yang digunakan adalah lembar soal, kunci

    jawaban, pedoman penilaian dan rubrik penilaian. Kisi – kisi tes hasil

    belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.5. Sedangkan kisi – kisi rubrik

    penilaian untuk penilaian aspek afektif dan psikomotor dapat dilihat pada

    tabel 3.6. Dokumentasi juga digunakan untuk memperkuat data yang

    diperoleh dari tes hasil belajar. Dokumen yang dipakai adalah lembar soal

    siswa dan daftar nilai siswa.

    Tabel 3.6

    Kisi-kisi Tes Tertulis Mata Pelajaran IPA Materi Batuan dan Tanah

    Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No soal

    Memahami

    perubahan yang

    terjadi di alam dan hubungannya dengan

    penggunaan sumber

    daya alam

    Mendiskripsikan

    proses

    pembentukan tanah karena

    pelapukan

    1. Menjelaskan pengertian batuan 2. Menggolongkan jenis-jenis batuan 3. Menyebutkan jenis proses

    terbentuknya batuan beku (vulkanik

    atau magma)

    4. Menyebutkan jenis proses terbentuknya batuan endapan (sedimen)

    5. Menyebutkan jenis proses terbentuknya batuan malihan

    (metamorf) 6. Menyebutkan macam-macam proses

    pembentukan tanah karena pelapukan

    7. Menjelaskan faktor-faktor penyebab pelapukan fisika

    8. Menjelaskan faktor-faktor penyebab pelapukan kimia

    9. Menjelaskan faktor-faktor penyebab pelapukan biologi

    1

    2

    3,4,5

    6,7,8

    9,10,11

    12

    13,14

    15,16

    17,18

    Tabel 3.7

    Kisi – Kisi Rubrik Penilaian Aspek Afektif dan Psikomotor

    No Aspek Indikator

    Skor

    1 2 3 4

    1 Sikap

    (Afektif)

    − Bekerja sama − Berinteraksi dengan guru

    2 Ketrampilan

    (Psikomotor)

    − Keberanian mempresentasikan didepan kelas − Kreatifitas

  • 56

    Tabel afektif dan psikomotor menggunakan skala likert

    dikembangkan oleh Rensis Likert. Keterangan sebagai berikut:

    4 = sangat setuju 2 = tidak setuju

    3 = setuju 1= sangat tidak setuju

    Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Think

    Pair Share dinilai dengan rumus di bawah ini:

    00100

    maksimalskor Jumlah

    diperoleh yangskor Jumlah Nilai

    Dengan kriteria nilai: > 86 % = Baik Sekali

    70 – 85 % = Baik

    55 – 69 % = Cukup Baik

    < 54 % = Kurang

    (Depdiknas,2003)

    3.8. Tehnik Analisis Data 3.8.1 Uji Validitas Data

    Menurut Nana Sudjana (2013: 12) Validitas berkenaan dengan

    ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul

    menilai apa yang seharusnya dinilai. Sedangkan menurut Arikunto (2010:

    211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

    kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

    atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang

    valid berarti memilki validitas rendah.

    Sebelum dibagikan kepada siswa, penulis terlebih dahulu menguji

    coba evaluasi tertulis untuk mendapatkan butir soal yang valid. Uji validitas

    dilakukan di SDN Mangunsari 05 Salatiga, hanya dikerjakan oleh siswa

    kelas V yang berjumlah 42 siswa. Penulis melakukan uji validitas di SDN

    Mangunsari 05 Salatiga karena satu kecamatan dan sama-sama gugus

    Dipenogoro. Uji validitas dan reliabilitas instrumen kelas eksperimen dan

  • 57

    kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal Sabtu, 5 April 2014. Tujuan dari

    pelaksanaan uji coba instrumen mengetahui kelayakan butir soal yang

    nantinya akan dipergunakan pada pengukuran variabel penelitian. Pengujian

    validitas untuk instrumen diperbantukan menggunakan program SPSS 19.00

    for windows.

    Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

    validitas eksternal dimana instrumen yang dicapai apabila data yang

    dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain

    yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Sugiyono (2010: 67)

    Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas

    (xy). Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien

    antara -1,00 sampai dengan 1,00. Menurut Priyatno (2009: 44), besar

    koefisien yang dimaksud adalah:

    Tabel 3.8

    Koefisien Validitas Instrumen Koefisien Kualifikasi

    0,91 – 1,00

    0,71 – 0,90

    0,41 – 0,70 0,21 – 0,40

    Negatif – 0,20

    Sangat tinggi

    Tinggi

    Cukup Rendah

    Sangat rendah

    Pada penelitian penulis menggunakan koefesien korelasi ≥ 0,20,

    maka item tersebut dianggap valid, sedangkan angka dibawahnya tidak

    valid. Sehingga untuk menghitung tingkat validitas tes hasil belajar, dalam

    penelitian ini digunakan alat bantu statistik 19.0 for windows.

    3.8.2 Uji Reliabilitas Data

    Menurut Nana sudjana (2013: 16) “reliabilitas alat penilaian adalah

    ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya”.

    Artinya kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil

    yang relatif sama. Sugiyono (2010: 68) Reliabilitas adalah ketepatan atau

    ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain,

    misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain

    sebagainya. Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam

  • 58

    penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas Alpha Cronbach. Untuk

    menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 19.0 for windows.

    Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi

    atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan

    pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang

    angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien

    reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar,

    2007: 44). Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford &

    Frucker (dalam Azwar,2007: 44) sebagai berikut:

    Tabel 3.9

    Kategori Reliabilitas Data

    Nilai Reliabilitas

    0,90 ≤……. Sangat Reliabel

    0,71 – 0,89 Reliabel

    0,41 – 0,70 Cukup Reliabel

    0,21 – 0,40 Kurang Reliabel

    …..≤ 0,20 Tidak Reliabel

    Hasil pengujian yang menyatakan bahwa jika besar koefisien

    korelasi ≥ 0,20, maka item tersebut dianggap valid, sedangkan angka di

    bawahnya tidak valid. Reliabilitas jika besar koefesien korelasi ≥ 0,70, maka

    item tersebut dianggap reliabel, sedangkan angka dibawahnya tidak reliabel.

    Maka dipakai lembar evaluasi Postest dan Pretest dapat dilihat pada tabel

    310 sampai 3.13 berikut:

    Tabel 3.10

    Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Postest

    Scale Mean if Item

    Deleted

    Scale Variance if Item

    Deleted

    Corrected Item-Total

    Correlation

    Cronbach's Alpha if Item

    Deleted

    Soal02 9,4524 18,303 ,267 ,817

    Soal03 9,5714 18,397 ,219 ,820

    Soal04 9,6667 17,642 ,398 ,810

    Soal05 9,6905 17,634 ,402 ,810

    Soal07 9,5714 17,714 ,385 ,811

    Soal12 9,5952 17,466 ,444 ,808

    Soal14 9,6190 17,559 ,419 ,809

    Soal15 9,6905 17,341 ,475 ,806

    Soal16 9,6429 17,552 ,420 ,809

    Soal17 9,6190 17,364 ,468 ,806

    Soal18 9,5476 17,668 ,401 ,810

    Soal19 9,5000 17,671 ,413 ,809

    Soal20 9,5476 16,790 ,627 ,797

    Soal21 9,6190 17,559 ,419 ,809

    Soal22 9,5476 17,376 ,475 ,806

    Soal23 9,4762 17,963 ,346 ,813

    Soal24 9,4762 18,256 ,271 ,817

    Soal25 9,5952 17,613 ,407 ,810

  • 59

    Tabel 3.11

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Evaluasi Postest

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    ,819 18

    Tabel 3.12

    Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Pretest

    Scale Mean if

    Item Deleted

    Scale Variance

    if Item Deleted

    Corrected Item-

    Total Correlation

    Cronbach's Alpha if

    Item Deleted

    Soal01 6,6905 10,853 ,398 ,754

    Soal09 6,7381 11,076 ,320 ,762

    Soal10 6,8095 11,085 ,316 ,762

    Soal11 6,7857 11,051 ,326 ,761

    Soal13 6,8095 10,402 ,536 ,741

    Soal14 6,8095 11,524 ,182 ,774

    Soal16 6,8333 11,020 ,338 ,760

    Soal18 6,7619 10,918 ,369 ,757

    Soal19 6,8095 10,597 ,471 ,747

    Soal20 6,7143 11,233 ,274 ,766

    Soal21 6,8095 10,695 ,440 ,750

    Soal22 6,6667 11,008 ,354 ,758

    Soal23 6,7381 10,491 ,509 ,744

    Soal24 6,7381 10,442 ,525 ,742

    Tabel 3.13

    Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pretest

    Cronbach's

    Alpha N of Items

    ,769 14

    Dari hasil uji validitas butir soal postest, dari 25 butir soal, diketahui

    bahwa ada 18 butir soal yang dinyatakan valid dan 7 butir soal yang

    dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid adalah soal nomor 2, 3, 4, 5,

    7, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Sedangkan soal yang

    tidak valid adalah soal nomor 1, 6, 8, 9, 10, 11, dan 13.

    Berikutnya pada uji validitas butir soal siklus Pretest, dari 25 butir soal,

    diketahui bahwa ada 14 butir soal yang dinyatakan valid dan 11 butir soal

  • 60

    yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid adalah soal nomor 1, 9,

    10, 11, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24. Sedangkan soal yang tidak

    valid adalah soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 15, 17, dan 25.

    Dari hasil uji reliabilitas lembar evaluasi tersebut, butir – butir soal baik

    lembar evaluasi postes maupun pretes termasuk pada tingkat reliabilitas

    bagus.

    3.8.3 Analisis Tingkat Kesukaran Item Instrumen

    Menurut Nana Sudjana (2013: 135) mengatakan asumsi yang

    digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi

    validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat

    kesulitasn soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya

    soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran soal

    dipandang dari kesanggupan atau kemampuasn siswa dalam menjawabnya,

    bukan dari sudut guru sebagai pembuat soal. Cara melakukan analisis untuk

    menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus

    sebagai berikut:

    Keterangan:

    I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

    B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

    N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksdukan

    Kriteria yang digunkan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin

    sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin

    mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai

    berikut:

    0 – 0,30 = soal kategori sukar

    0,31 – 0,70 = soal kategori sedang

    0,71 – 1,00 = soal kategori mudah

    I = 𝐵

    𝑁

  • 61

    Tabel 3.14

    Indeks Kesukaran Soal Pretest Pilihan Ganda Jumlah

    Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar

    1 13 0 14 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,112,13 0

    Tabel 3.15

    Indeks Kesukaran Soal Postest Pilihan Ganda Jumlah

    Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar

    17 1 0 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,26,17,18 2 0

    Analisis Kesukaran Soal Pretest dan Postest dilihat dari soal yang

    sudah valid. Sehingga kelas yang digunakan kelas eksperimen. Tabel 3.14

    pilihan ganda mudah 1, pilihan ganda sedang 13 dan pilhan ganda sukar 0.

    Sedangkan tabel 3.15 pilihan ganda mudah 17, pilihan ganda sedang 1 dan

    pilihan ganda sukar 0. Setelah dianalisis oleh tingkat kesukaran, maka soal

    Pretest dan Postest pada penelitian ini tidak ada yang dianggap sukar oleh

    siswa.

    3.8.4 Analisis Deskriptif Data

    Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa sejumlah data yang

    dikumpulkan dalam penelitian sehingga memperoleh gambaran mengenai

    keadaan suatu subjek yang diteliti melalui data sampel/populasi. Dalam

    analisis deskriptif ini digunakan ukuran rata,rata, standar deviasi,

    maksimum, minimum dan ukuran kenormalan data untuk masing-masing

    variabel penelitian, data yang telah terkumpul diklasifikasikan dan diberi

    skor.

    3.8.5 Analisis Uji Normalitas Data

    3.8.5.1 Analisis Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen

    Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi

    data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk Test. Dalam penelitian ini penyebaran

    data apabila terlihat dalam sig (2-tailed) jika signifikansi < 0,05 maka data-

  • 62

    data tidak berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila sig (2-tailed) > 0,05

    maka data-data berditribusi normal. Hasil dari uji normalitas data hasil

    belajar kelas eksperimen Pretest tabel 3.16 dan postes tabel 3.17 disajikan

    sebagai berikut:

    Tabel 3.16

    Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas

    Eksperimen Pretest SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun

    Ajaran 2013/2014

    Tests of Normality

    Kelas

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

    Nilai Eksperimen

    Pretest

    ,457 32 ,126 ,832 32 ,251

    a. Lilliefors Significance Correction

    Tabel 3.17

    Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas

    Eksperimen Postest SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun

    Ajaran 2013/2014

    Tests of Normality

    Kelas

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Nilai eksperimen

    Postes

    ,109 32 ,200* ,972 32 ,570

    a. Lilliefors Significance Correction

    Berdasarkan tabel 3.16 tampak bahwa tingkat signifikansi data 0,251

    dan sedangkan tabel 3.17 tingkat signifikansi 0,570 Hal tersebut terlihat

    jelas sekali bahwa signifikansi > 0,05 sehingga penyebaran data pada kelas

    eksperimen Pretest dan Postest berdistribusi normal.

    3.8.5.2 Analisis Uji Normalitas Data Kelas Kontrol

    Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel

    telah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data untuk

    variabel terikat yaitu postes dan pretes. Syarat suatu data dikatakan

    berdistribusi normal jika signifikansi > 0.05. Uji normalitas dilakukan

  • 63

    dengan menggunakan uji Shapirio-Wilk Test dengan menggunakan bantuan

    program SPSS 19.0 for Windows.

    Tabel 3.18

    Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas Kontrol Pretest

    SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Tests of Normality

    Kelas

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Nilai Kontrol

    pretes

    ,265 19 ,134 ,689 19 ,097

    a. Lilliefors Significance Correction

    Tabel 3.19

    Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas Kontrol Postest

    SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Tests of Normality

    Kelas

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

    Nilai Kontrol

    postes

    ,167 19 ,175 ,921 19 ,120

    a. Lilliefors Significance Correction

    Berdasarkan tabel 3.18 tampak bahwa tingkat signifikansi data 0,097

    dan sedangkan tabel 3.19 tingkat signifikansi 0,120. Hal tersebut terlihat

    jelas sekali bahwa signifikansi > 0,05 sehingga penyebaran data pada kelas

    kontrol Pretest dan Postest berdistribusi normal.

    3.8.6 Analisis Uji Varians

    Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

    memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak dan apakah kedua

    kelompok tersebut setara untuk dibandingkan. Uji varians yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah uji Leven’s Test yang dilakukan dengan bantuan

    SPSS (Statistical Product and Service Solution) 19.0 for Windows.

  • 64

    Tabel 3.20

    Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas Eksperimen

    SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014

    Test of Homogeneity of Variances

    Levene Statistic df1 df2 Sig.

    14,578 1 62 ,224

    Jika data populasi homogen disignifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

    berarti data populasi tidak homogen. Dari tabel 3.20 terlihat besarnya

    signifikansi 0,224 > 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh

    bersifat homogen.

    Tabel 3.21

    Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Kelas Kontrol SDN

    Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014

    Test of Homogeneity of Variances

    Levene Statistic df1 df2 Sig.

    ,196 1 36 ,661

    Jika data populasi homogen disignifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

    berarti data populasi tidak homogen. Dari tabel 3.21 terlihat besarnya

    signifikansi 0,661 > 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh

    bersifat homogen.

    3.8.7 Analisis Uji Hipotesis Hasil Belajar

    Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

    dengan menggunakan hipotesis t. Penggunaan teknik statistik uji t dalam

    penelitian ini berdasarkan kepada kebutuhan dalam melakukan komparasi

    terhadap dua kelompok sampel penelitian ini. Menurut (Ridwan & Sunarto,

    2009: 23) tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk membandingkan

    (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya

    untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikan hasil penelitian yang

    berupa perbandingan dua rata-rata sampel). Melalui uji t dalam penelitian

    ini diharapkan dapat menemukan perbedaan hasil belajar siswa dengan

  • 65

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan

    hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional. Untuk menganalisis

    hipotesis tersebut penulis menggunakan teknik uji t.

    Menurut Ridwan & Sunarto (2009: 23), uji t ini dilakukan dengan

    membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat Alpha 5 %. Jika

    thitung ≥ ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Untuk menguji perbedaan

    rata-rata dipakai uji t yang dilakukan dengan bantuan SPSS (Statistical

    Product and Service Solution) 19.0 for windows.