BAB III METODE PENELITIAN 3.1. · 2016. 8. 24. · 43 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1. Jenis dan...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. · 2016. 8. 24. · 43 BAB III METODE PENELITIAN . 3.1. Jenis dan...
-
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental
pendidikan. Menurut Arikunto (2006: 86), penelitian eksperimental adalah
jenis penelitian yang dianggap sudah memenuhi persyaratan yaitu adanya
kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen tetapi ikut mendapatkan
pengamatan, yaitu bisa disebut kelas kontrol.
Menurut Arikunto (2006: 86) Adapun desain penelitian ini adalah
menggunakan desain Control Group Pretest Postest seperti pada gambar
berikut:
Tabel 3.1
Desain Penelitian Control Group Pre-test and Post-test
Keterangan:
E = kelas eksperimen (kelompok yang menggunakan pembelajaran model kooperatif
tipe TPS
K = kelas kontrol (kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional)
01 = hasil pre-test kelas eksperimen
02 = hasil post-test kelas eksperimen
03 = hasil pre-test kelas kontrol
04 = hasil post-test kelas kontrol
X = perlakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Pretest dan postest pada kelas eksperimen dilaksanakan
bertujuan untuk melihat peningkatan (gain) siswa setelah
mendapatkan perlakuan, yakni pembuatan TPS.
E 01 X 03
K 02 X 04
-
44
3.1.2 Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mangunsari 01. Jalan
Hasanudin No.85 Salatiga 50711, Kelurahan Mangunsari Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun
Pelajaran 2013/2014. Letak sekolah ini berada di sebelah jalan raya
Hasanudin Kota Salatiga, sehingga lingkungan belajar siswa kurang
kondusif. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan sekolah yang berada di sebelah
jalan raya Hasanudin Kota Salatiga, sehingga lingkungan belajar agak
sedikit ramai dan menyebabkan siswa kurang dapat berkonsentrasi dengan
baik dalam proses belajar di lingkungan sekolah
3.1.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SDN Negeri Mangunsari 01 Salatiga
yang merupakan salah satu institusi yang melaksanakan kegiatan pendidikan
untuk satuan kurikulum SD. Penelitian ini telah diawali pra survei pada
bulan Februari 2014. Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan mulai dari bulan
April 2014. Pembuatan instrumen dilaksanakan bulan Maret 2014 dengan
tujuan digunakan pelaksanaan pembelajaran pada semester genap tahun
pelajaran 2013/2014. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 3.2
Waktu Pelaksanan Penelitian KELAS Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Eksperimen Rabu, 9 April 2014 Rabu, 16 April 2014 Rabu,23 April 2014
Kontrol Kamis, 10 April 2014 Kamis, 17 April 2014 Kamis, 24 April 2014
3.2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan salah satu kelas di SD Negeri
Mangunsari 01 Salatiga yaitu kelas V semester II, pada tahun pelajaran
2013/2014. Jumlah seluruh siswa SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga ini
sebanyak 259 siswa dengan siswa kelas V sebanyak 51 siswa, yang terdiri
-
45
dari 5A 32 siswa dan 5B 19 siswa. sebagian besar siswa di SD Negeri
Mangunsari 01 Salatiga ini dibesarkan dalam keluarga yang mayoritas
adalah keluarga berada, dengan pekerjaan orang tua sebagian besar adalah
pegawai negeri sipil. Karakteristik peserta didik memaang dikategorikan
baik, tetapi karena lingkungan belajar yang kurang kondusif sehingga
menyebabkan siswa kurang dapat berkonsentrasi dalam menerima pelajaran.
3.3. Populasi dan Sample
3.3.1 Populasi
Menurut Arikunto (2010: 173) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD
Negeri Mangunsari 01, Kecamatan Sidomukti, Kelurahan Mangunsari Kota
Salatiga tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 51 siswa. Kelas dibagi
dua kelas dengan Va berjumlah 32 siswa dan Vb berjumlah 19 siswa di SD
ini memiliki siswa yang beragam latar belakang dengan asal siswa dari
berbagai daerah. Pemilihan sebjek penelitian didasarkan pada beberapa
pertimbangan antara lain:
a. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain
bahkan tanggung jawab pribadi dan saling menghormati sangat
tinggi.
b. Merupakan siswa kelas V sudah dapat diajak berdiskusi pada
pembelajaran.
c. Untuk mengukur hasil belajar siswa yang sedang mengalami
perubahan sikap dari kelas IV ke kelas V dikelas tinggi.
3.3.2 Sample
Menurut Arikunto (2010: 174) sample adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sample yang digunakan pada penelitian ini adalah
sample random atau sample acak. Teknik sampling ini setiap subjek sama
maka peniliti terlepas dari perasaan ingin mengistemawakan satu atau
beberapa subjek untuk dijadikan sampel. Untuk menentukan besarnya
-
46
sample peneliti harus melakukan dengan berbagai pertimbangan antara lain
keberagaman karakteristik. Sehubungan banyaknya subjek yang diambil
kurang dari 100 orang maka peneliti mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena
hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti.
Dalam penelitian ini penulis mengambil sebagian dari siswa kelas VA
dan kelas VB. Siswa kelas VA menggunakan model kooperatif tipe think
pair share dan kelas VB menggunakan metode konvensional yang dilihat
perbedaan hasil belajar siswa SD Negeri Mangunsari 01 yang berjumlah 51
siswa.
3.4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari sumber langsung dan
sumber tidak langsung. Sumber data langsung diperoleh dari sumber
penelitian yaitu dari siswa dan guru, serta bukan sumber penelitian yaitu
kepala sekolah dan guru lain. Untuk data tidak langsung penulis
memperoleh data dari catatan hasil belajar siswa berupa daftar nilai. Untuk
variabel tindakan (model pembelajaran kooperatif tipe TPS) data diperoleh
dari observasi terhadap langkah – langkah guru maupun siswa saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk variabel hasil belajar sumber
data yang digunakan adalah sumber langsung, yaitu dari nilai evaluasi siswa
selama penelitian.
3.5. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 2) mengatakan “variabel penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan Arikunto (2010: 159) istilah
variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis
-
47
penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti
halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
3.5.1 Variabel Bebas (X)
Menurut Sugiyono (2010: 4) “variabel ini sering disebut sebagai
variabel stimulus, prediktor, antecedent”. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah metode konvesional
dan model kooperatif tipe think pair share.
3.5.2 Variabel Terikat (Y)
Menurut Sigiyono (2010: 4) “variabel ini sering disebut variabel
output, kriteria, konsekuen”. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa.
3.6. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah (prosedur) penelitian yang dilakukan, adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan obervasi yaitu peneliti melakukan kegiatan observasi
sebelum penelitian dilakukan. Observasi ini bertujuan untuk
meninjau tempat, mengetahui kesediaan sekolah untuk dijadikan
sebagai tempat penelitian, dan mengamati secara lebih dekat
daerah atau tempat penelitian.
b. Menentukan populasi siswa kelas V SDN Mangunsari 01
Salatiga dengan teknik Random Sampling.
c. Mengadakan uji homogenitas pada siswa kelas V SDN
Mangunsari 01 Salatiga dengan menggunakan nilai pretes dan
postes baik dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Dari hasil
-
48
pretes dan postes tersebut akan dianalisis dengan normalitas dan
statistik uji t.
d. Menentukan responden kelas yang homogen tersebut dipilih
secara acak untuk menentuka dua kelas sebagai kelas ekspermen
dan kelas kontrol.
e. Memberi Pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
sebelum pembelajaran berlangsung untuk mengetahui
kemampuan awal siswa.
f. Melakukan proses belajar mengajar dengan pembelajaran model
kooperatif tipe TPS untuk kelas eksperimen dan pembelajaran
secara konvensional untuk kelas kontrol. Adapun langkah-
langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
model kooperatif tipe TPS adalah sebagai berikut:
Guru Siswa
I. Langkah pertama yaitu Think (berpikir)
1. Guru mengajukan masalah yang dikaitkan dengan pelajaran
2. Guru memberi waktu untuk berfikir sendiri jawabannya.
3. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS).
1. Siswa menyimak dan memahami materi yang disampaikan oleh guru.
2. Siswa membeutuhkan penjelasan masalah yang diberikan guru.
3. Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Langkah kedua yaitu Pair (berpasangan)
1. Guru meminta berpasangan 1 orang yang heterogen.
2. Guru meminta siswa 4-5 menit mendiskuskan apa yang yang
diperoleh.
1. Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang dibentuk guru.
2. Siswa berinteraksi selama waktu yang disediakan sehingga dapat menyatukan
gagasan apabila suatu masalah dapat
diidentifikasi.
Langkah ketiga yaitu Share (Berbagi)
1. Guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi hasil diskusinya.
2. Guru memberi kesempatan siswa untuk menuliskan ide-idenya.
1. Siswa secara bergantian maju kedepan kelas membacakan hasil diskusi dengan
waktu 1 menit.
2. Siswa menulis hasil diskusi dengan bahasanya sendiri (bahasa baku).
Selain eksperimen, adapun langkah-langkah pembelajaran untuk
kelas kontrol yang diterapkan dengan model pembelajaran secara
konvensional, adalah sebagai berikut:
-
49
Menentukan Tempat dan Waktu Penelitian
Observasi
Menentukan Populasi atau Subjek Penelitian
Validitas dan reliabilitas
Sampel
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1) Guru memberikan informasi atau mendiskusikan bersama siswa
dari materi pelajaran yang disampaikan.
2) Guru memberi latihan soal yang dikerjakan secara individu oleh
siswa
3) Guru bersama siswa membahas latihan soal
4) Guru memberi tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah.
Prosedur penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan alur
penelitian sebagai berikut:
Pre Tes
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
dengan menerapkan model
pembelajaran secara konvensional
Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share
Pos Tes
Hasil dari kelas kontrol: pretes,
postes
Hasil dari kelas kontrol: pretes,
postes
Analisis
Pembahasan
Kesimpulan
Homogenitas
Homogenitas
-
50
3.7. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2010: 308) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penggunan teknik
pengumpulan data penulis memerlukan instrumen yaitu alat bantu agar
pengerjaan, pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tes
Menurut Arikunto (2010: 193) “tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau
bakat yang dimilki oleh individu atau kelompok”. Instrumen tes
untuk mengukur kemampuan dari pencapaian hasil belajar berbentuk
postes dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek
penelitian yang sesuai dengan materi.
b. Observasi
Menurut Nana Sudjana (2010: 84) “observasi atau
pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan”. Observasi ini dilakukan untuk mengamati
tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu
mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi.
Observasi dilakukan di kelas 5 SDN Mangunsari 01 Salatiga pada
pelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS.
-
51
c. Dokumentasi
Sugiyono (2010: 329) “dokumentasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya
monumental dari seseorang”. Peneliti menggunakan tehnik ini untuk
memperoleh data awal tentang nama siswa dan nilai hasil ulangan
siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 01 Kota Salatiga serta foto-
foto saat kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan metode
konvensional diterapkan.
3.7.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel X
Pengumpulan data variabel pembelajaran kooperatif tipe TPS dan
metode konvensional menggunakan teknik non tes observasi. Menurut Nana
Sudjana (2010: 84) “Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian
banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan”. Observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan gejala yang tampak pada saat penelitian
berlangsung. Observasi ini digunakan untuk mengamati tindakan guru
dalam menerapkan pembelajaran berdasarkan diskusi dan respon siswa saat
menerima pembelajaran. Sebagai pengamat dalam kegiatan observasi ini
adalah penulis. Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan pelaksanaan
tindakan itu berlangsung.
3.7.1.2 Teknik Pengumpulan Data Variabel Y
Untuk mengumpulkan variabel hasil belajar dalam pembelajaran ini
digunakan teknik tes. Menurut Purwanto (2008: 63) “tes merupakan
instrumen alat ukur untuk pengumpulan data di mana dalam memberikan
respons atas pertanyaan harus mengeluarkan kemampuan yang dimiliki
peserta tes.” Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar
merupakan tes penguasaan karena mengukur penguasaan siswa terhadap
materi yang diajarkan oleh guru. Tes tersebut hanya digunakan untuk
mengukur aspek kognitif. Sedangkan untuk aspek afektif dan psikomotor
-
52
hasil belajar, menggunakan penilaian proses yang dilakukan oleh guru yang
mengajar. Penilaian proses tersebut dilakukan selama pembelajaran
berlangsung.
3.7.2 Instrumen Pengumpulan Data
Nana Sudjana (2013: 97) instrumen sebagai alat pengumpul data
harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga
menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Instrumen pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.7.2.1 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas (X)
Untuk mengamati proses pembelajaran kooperatif tipe think pair
share dan metode konvensional, penulis menggunakan teknik observasi.
Dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapi dengan lembar observasi sebagai instrumen. Lembar observasi
yang digunakan ada dua macam, yaitu lembar observasi kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe TPS dan lembar observasi respon siswa.
Lembar observasi kegiatan pembelajaran berdasarkan masalah digunakan
untuk mengetahui kegiatan belajar siswa dan kinerja guru dalam mengikuti
pembelajaran. Kisi – kisi lembar observasi pembelajaran konvensional
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3. Sedangkan lembar observasi respon
siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa selama pembelajaran
berlangsung. Adapun kisi – kisi lembar respon siswa dapat dilihat pada tabel
3.4.
Selain observasi, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
tindakan guru dan kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif
tipe TPS yaitu dokumentasi. Studi dokumentasi dilakukan untuk
memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Untuk memberikan
gambaran secara nyata mengenai kegiatan siswa digunakan dokumen berupa
foto-foto siswa selama proses pembelajaran. Dokumen digunakan untuk
melengkapi analisis data kualitatif.
-
53
Tabel 3.3
Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Konvensional
No Aspek Indikator No
Item
1. Kegiatan Awal − Menyampaikan tujuan pembelajaran. 1
2. Kegiatan Inti − Guru menjelaskan mengenai batuan dan tanah.
− Guru dan siswa bertanya jawab tentang batuan dan tanah.
− Guru memberikan LKS kepada masing-masing siswa
− Guru dan siswa membahas hasil dari pekerjaan siswa.
2
3
4
5
3. Penutup − Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
− Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi yang
telah diajarkan dan materi
selanjutnya.
6
7
Tabel 3.4
Kisi – kisi Observasi Respon Siswa
No Aspek yang Diamati Indikator No
Item
1. Berfikir
(Thinking)
− Siswa tertarik dengan pertanyaan diskusi
− Siswa menggunakan waktu untuk berfikir
− Siswa perhatian terhadap pertanyaan yang diberikan guru
1
2
3
2. Berpasangan
(Pairing)
− Siswa dapat bekerja sama dengan pasangannya saat diskusi
− Siswa dapat berinteraksi dengan guru
4
5
3. Berbagi
(Sharing)
− Siswa mempresentasikan hasil diskusi
− Siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain
− Siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran
6
7
8
-
54
Tabel 3.5
Kisi – Kisi Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS N
o Aspek Indikator Item Soal
1 Melakukan kegiatan
pendahuluan − Guru menyampaikan salam − Mengecek kehadiran siswa − Menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator
keberhasilan
− Menyampaikan rencana kegiatan pertemuan hari ini
1
2
3
4
2 Melakukan kegiatan inti
pembelajaran (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
− Siswa membaca materi yang disajikan guru. − Siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir
dan bertindak menurut cara masing – masing dan
guru berperan sebagai fasilitator.
− Guru meminta siswa untuk berpasangan (2 orang) secara heterogen
− Siswa bersama pasangannya mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca
materi
− Guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan
− Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang
memerlukan
− Secara berpasangan (2 orang) siswa mempersentasikan hasil penyelesaian diskusi yang
ditemukannya di depan kelas
− Pasangan lain menanggapi atau mengomentari hasil dari pasangan yang presentasi di depan kelas
− Siswa berpasangan melaporkan hasil diskusi secara bergantian
− Kelompok lain dapat bertanya kepada kelompok itu dengan cara sharing
− Jika kelompok yang sedang maju didepan tidak dapat menjelaskan maka guru membantu
berlangsungnya presentasi
− Setelah siswa semuanya maju untuk mempresentasikan hasilnya didepan kelas maka
guru memberikan reward.
− Rewardnya berupa penghargaan positif yang mendapatkannya kelompok yang tepat
menyelesaikan presentasinya.
− Hasil presentasi yang mendapat reward dapat ditempel pada mading kelas.
5
6,7
8
9
10
11,12,13
14
15
16
17
18
19
20
21
3 Melakukan kegiatan
penutup − Guru dan siswa membuat penegasan atau
kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada hasil pemecahan siswa.
− Siswa mengerjakan tugas – tugas yang diberikan guru sebagai proses penilaian pembelajaran.
22
23
-
55
3.7.2.2 Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat (Y)
Tes diujikan setelah akhir pembelajaran kelas eksperimen dan
kontrol untuk mengukur hasil belajar siswa matematika kelas V SDN
Mangunsari 01. Instrumen yang digunakan adalah lembar soal, kunci
jawaban, pedoman penilaian dan rubrik penilaian. Kisi – kisi tes hasil
belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.5. Sedangkan kisi – kisi rubrik
penilaian untuk penilaian aspek afektif dan psikomotor dapat dilihat pada
tabel 3.6. Dokumentasi juga digunakan untuk memperkuat data yang
diperoleh dari tes hasil belajar. Dokumen yang dipakai adalah lembar soal
siswa dan daftar nilai siswa.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Tes Tertulis Mata Pelajaran IPA Materi Batuan dan Tanah
Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No soal
Memahami
perubahan yang
terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber
daya alam
Mendiskripsikan
proses
pembentukan tanah karena
pelapukan
1. Menjelaskan pengertian batuan 2. Menggolongkan jenis-jenis batuan 3. Menyebutkan jenis proses
terbentuknya batuan beku (vulkanik
atau magma)
4. Menyebutkan jenis proses terbentuknya batuan endapan (sedimen)
5. Menyebutkan jenis proses terbentuknya batuan malihan
(metamorf) 6. Menyebutkan macam-macam proses
pembentukan tanah karena pelapukan
7. Menjelaskan faktor-faktor penyebab pelapukan fisika
8. Menjelaskan faktor-faktor penyebab pelapukan kimia
9. Menjelaskan faktor-faktor penyebab pelapukan biologi
1
2
3,4,5
6,7,8
9,10,11
12
13,14
15,16
17,18
Tabel 3.7
Kisi – Kisi Rubrik Penilaian Aspek Afektif dan Psikomotor
No Aspek Indikator
Skor
1 2 3 4
1 Sikap
(Afektif)
− Bekerja sama − Berinteraksi dengan guru
2 Ketrampilan
(Psikomotor)
− Keberanian mempresentasikan didepan kelas − Kreatifitas
-
56
Tabel afektif dan psikomotor menggunakan skala likert
dikembangkan oleh Rensis Likert. Keterangan sebagai berikut:
4 = sangat setuju 2 = tidak setuju
3 = setuju 1= sangat tidak setuju
Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share dinilai dengan rumus di bawah ini:
00100
maksimalskor Jumlah
diperoleh yangskor Jumlah Nilai
Dengan kriteria nilai: > 86 % = Baik Sekali
70 – 85 % = Baik
55 – 69 % = Cukup Baik
< 54 % = Kurang
(Depdiknas,2003)
3.8. Tehnik Analisis Data 3.8.1 Uji Validitas Data
Menurut Nana Sudjana (2013: 12) Validitas berkenaan dengan
ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul
menilai apa yang seharusnya dinilai. Sedangkan menurut Arikunto (2010:
211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang
valid berarti memilki validitas rendah.
Sebelum dibagikan kepada siswa, penulis terlebih dahulu menguji
coba evaluasi tertulis untuk mendapatkan butir soal yang valid. Uji validitas
dilakukan di SDN Mangunsari 05 Salatiga, hanya dikerjakan oleh siswa
kelas V yang berjumlah 42 siswa. Penulis melakukan uji validitas di SDN
Mangunsari 05 Salatiga karena satu kecamatan dan sama-sama gugus
Dipenogoro. Uji validitas dan reliabilitas instrumen kelas eksperimen dan
-
57
kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal Sabtu, 5 April 2014. Tujuan dari
pelaksanaan uji coba instrumen mengetahui kelayakan butir soal yang
nantinya akan dipergunakan pada pengukuran variabel penelitian. Pengujian
validitas untuk instrumen diperbantukan menggunakan program SPSS 19.00
for windows.
Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
validitas eksternal dimana instrumen yang dicapai apabila data yang
dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain
yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Sugiyono (2010: 67)
Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas
(xy). Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien
antara -1,00 sampai dengan 1,00. Menurut Priyatno (2009: 44), besar
koefisien yang dimaksud adalah:
Tabel 3.8
Koefisien Validitas Instrumen Koefisien Kualifikasi
0,91 – 1,00
0,71 – 0,90
0,41 – 0,70 0,21 – 0,40
Negatif – 0,20
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup Rendah
Sangat rendah
Pada penelitian penulis menggunakan koefesien korelasi ≥ 0,20,
maka item tersebut dianggap valid, sedangkan angka dibawahnya tidak
valid. Sehingga untuk menghitung tingkat validitas tes hasil belajar, dalam
penelitian ini digunakan alat bantu statistik 19.0 for windows.
3.8.2 Uji Reliabilitas Data
Menurut Nana sudjana (2013: 16) “reliabilitas alat penilaian adalah
ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya”.
Artinya kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil
yang relatif sama. Sugiyono (2010: 68) Reliabilitas adalah ketepatan atau
ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain,
misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain
sebagainya. Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam
-
58
penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas Alpha Cronbach. Untuk
menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 19.0 for windows.
Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi
atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang
angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar,
2007: 44). Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford &
Frucker (dalam Azwar,2007: 44) sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kategori Reliabilitas Data
Nilai Reliabilitas
0,90 ≤……. Sangat Reliabel
0,71 – 0,89 Reliabel
0,41 – 0,70 Cukup Reliabel
0,21 – 0,40 Kurang Reliabel
…..≤ 0,20 Tidak Reliabel
Hasil pengujian yang menyatakan bahwa jika besar koefisien
korelasi ≥ 0,20, maka item tersebut dianggap valid, sedangkan angka di
bawahnya tidak valid. Reliabilitas jika besar koefesien korelasi ≥ 0,70, maka
item tersebut dianggap reliabel, sedangkan angka dibawahnya tidak reliabel.
Maka dipakai lembar evaluasi Postest dan Pretest dapat dilihat pada tabel
310 sampai 3.13 berikut:
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Postest
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Soal02 9,4524 18,303 ,267 ,817
Soal03 9,5714 18,397 ,219 ,820
Soal04 9,6667 17,642 ,398 ,810
Soal05 9,6905 17,634 ,402 ,810
Soal07 9,5714 17,714 ,385 ,811
Soal12 9,5952 17,466 ,444 ,808
Soal14 9,6190 17,559 ,419 ,809
Soal15 9,6905 17,341 ,475 ,806
Soal16 9,6429 17,552 ,420 ,809
Soal17 9,6190 17,364 ,468 ,806
Soal18 9,5476 17,668 ,401 ,810
Soal19 9,5000 17,671 ,413 ,809
Soal20 9,5476 16,790 ,627 ,797
Soal21 9,6190 17,559 ,419 ,809
Soal22 9,5476 17,376 ,475 ,806
Soal23 9,4762 17,963 ,346 ,813
Soal24 9,4762 18,256 ,271 ,817
Soal25 9,5952 17,613 ,407 ,810
-
59
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Evaluasi Postest
Cronbach's
Alpha N of Items
,819 18
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Pretest
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Soal01 6,6905 10,853 ,398 ,754
Soal09 6,7381 11,076 ,320 ,762
Soal10 6,8095 11,085 ,316 ,762
Soal11 6,7857 11,051 ,326 ,761
Soal13 6,8095 10,402 ,536 ,741
Soal14 6,8095 11,524 ,182 ,774
Soal16 6,8333 11,020 ,338 ,760
Soal18 6,7619 10,918 ,369 ,757
Soal19 6,8095 10,597 ,471 ,747
Soal20 6,7143 11,233 ,274 ,766
Soal21 6,8095 10,695 ,440 ,750
Soal22 6,6667 11,008 ,354 ,758
Soal23 6,7381 10,491 ,509 ,744
Soal24 6,7381 10,442 ,525 ,742
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pretest
Cronbach's
Alpha N of Items
,769 14
Dari hasil uji validitas butir soal postest, dari 25 butir soal, diketahui
bahwa ada 18 butir soal yang dinyatakan valid dan 7 butir soal yang
dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid adalah soal nomor 2, 3, 4, 5,
7, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Sedangkan soal yang
tidak valid adalah soal nomor 1, 6, 8, 9, 10, 11, dan 13.
Berikutnya pada uji validitas butir soal siklus Pretest, dari 25 butir soal,
diketahui bahwa ada 14 butir soal yang dinyatakan valid dan 11 butir soal
-
60
yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid adalah soal nomor 1, 9,
10, 11, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24. Sedangkan soal yang tidak
valid adalah soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 12, 15, 17, dan 25.
Dari hasil uji reliabilitas lembar evaluasi tersebut, butir – butir soal baik
lembar evaluasi postes maupun pretes termasuk pada tingkat reliabilitas
bagus.
3.8.3 Analisis Tingkat Kesukaran Item Instrumen
Menurut Nana Sudjana (2013: 135) mengatakan asumsi yang
digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi
validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat
kesulitasn soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya
soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran soal
dipandang dari kesanggupan atau kemampuasn siswa dalam menjawabnya,
bukan dari sudut guru sebagai pembuat soal. Cara melakukan analisis untuk
menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksdukan
Kriteria yang digunkan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin
mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai
berikut:
0 – 0,30 = soal kategori sukar
0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
I = 𝐵
𝑁
-
61
Tabel 3.14
Indeks Kesukaran Soal Pretest Pilihan Ganda Jumlah
Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar
1 13 0 14 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,112,13 0
Tabel 3.15
Indeks Kesukaran Soal Postest Pilihan Ganda Jumlah
Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar
17 1 0 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,26,17,18 2 0
Analisis Kesukaran Soal Pretest dan Postest dilihat dari soal yang
sudah valid. Sehingga kelas yang digunakan kelas eksperimen. Tabel 3.14
pilihan ganda mudah 1, pilihan ganda sedang 13 dan pilhan ganda sukar 0.
Sedangkan tabel 3.15 pilihan ganda mudah 17, pilihan ganda sedang 1 dan
pilihan ganda sukar 0. Setelah dianalisis oleh tingkat kesukaran, maka soal
Pretest dan Postest pada penelitian ini tidak ada yang dianggap sukar oleh
siswa.
3.8.4 Analisis Deskriptif Data
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa sejumlah data yang
dikumpulkan dalam penelitian sehingga memperoleh gambaran mengenai
keadaan suatu subjek yang diteliti melalui data sampel/populasi. Dalam
analisis deskriptif ini digunakan ukuran rata,rata, standar deviasi,
maksimum, minimum dan ukuran kenormalan data untuk masing-masing
variabel penelitian, data yang telah terkumpul diklasifikasikan dan diberi
skor.
3.8.5 Analisis Uji Normalitas Data
3.8.5.1 Analisis Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah populasi
data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk Test. Dalam penelitian ini penyebaran
data apabila terlihat dalam sig (2-tailed) jika signifikansi < 0,05 maka data-
-
62
data tidak berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila sig (2-tailed) > 0,05
maka data-data berditribusi normal. Hasil dari uji normalitas data hasil
belajar kelas eksperimen Pretest tabel 3.16 dan postes tabel 3.17 disajikan
sebagai berikut:
Tabel 3.16
Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas
Eksperimen Pretest SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun
Ajaran 2013/2014
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Nilai Eksperimen
Pretest
,457 32 ,126 ,832 32 ,251
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 3.17
Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas
Eksperimen Postest SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun
Ajaran 2013/2014
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Nilai eksperimen
Postes
,109 32 ,200* ,972 32 ,570
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 3.16 tampak bahwa tingkat signifikansi data 0,251
dan sedangkan tabel 3.17 tingkat signifikansi 0,570 Hal tersebut terlihat
jelas sekali bahwa signifikansi > 0,05 sehingga penyebaran data pada kelas
eksperimen Pretest dan Postest berdistribusi normal.
3.8.5.2 Analisis Uji Normalitas Data Kelas Kontrol
Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel
telah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran data untuk
variabel terikat yaitu postes dan pretes. Syarat suatu data dikatakan
berdistribusi normal jika signifikansi > 0.05. Uji normalitas dilakukan
-
63
dengan menggunakan uji Shapirio-Wilk Test dengan menggunakan bantuan
program SPSS 19.0 for Windows.
Tabel 3.18
Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas Kontrol Pretest
SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Nilai Kontrol
pretes
,265 19 ,134 ,689 19 ,097
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 3.19
Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas Kontrol Postest
SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai Kontrol
postes
,167 19 ,175 ,921 19 ,120
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 3.18 tampak bahwa tingkat signifikansi data 0,097
dan sedangkan tabel 3.19 tingkat signifikansi 0,120. Hal tersebut terlihat
jelas sekali bahwa signifikansi > 0,05 sehingga penyebaran data pada kelas
kontrol Pretest dan Postest berdistribusi normal.
3.8.6 Analisis Uji Varians
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak dan apakah kedua
kelompok tersebut setara untuk dibandingkan. Uji varians yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Leven’s Test yang dilakukan dengan bantuan
SPSS (Statistical Product and Service Solution) 19.0 for Windows.
-
64
Tabel 3.20
Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Kelas Eksperimen
SDN Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
14,578 1 62 ,224
Jika data populasi homogen disignifikansi < 0,05, maka Ho ditolak
berarti data populasi tidak homogen. Dari tabel 3.20 terlihat besarnya
signifikansi 0,224 > 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh
bersifat homogen.
Tabel 3.21
Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Kelas Kontrol SDN
Mangunsari 01 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,196 1 36 ,661
Jika data populasi homogen disignifikansi < 0,05, maka Ho ditolak
berarti data populasi tidak homogen. Dari tabel 3.21 terlihat besarnya
signifikansi 0,661 > 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh
bersifat homogen.
3.8.7 Analisis Uji Hipotesis Hasil Belajar
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan hipotesis t. Penggunaan teknik statistik uji t dalam
penelitian ini berdasarkan kepada kebutuhan dalam melakukan komparasi
terhadap dua kelompok sampel penelitian ini. Menurut (Ridwan & Sunarto,
2009: 23) tujuan uji t dua variabel bebas adalah untuk membandingkan
(membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau berbeda. Gunanya
untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikan hasil penelitian yang
berupa perbandingan dua rata-rata sampel). Melalui uji t dalam penelitian
ini diharapkan dapat menemukan perbedaan hasil belajar siswa dengan
-
65
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dan
hasil belajar siswa menggunakan metode konvensional. Untuk menganalisis
hipotesis tersebut penulis menggunakan teknik uji t.
Menurut Ridwan & Sunarto (2009: 23), uji t ini dilakukan dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat Alpha 5 %. Jika
thitung ≥ ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Untuk menguji perbedaan
rata-rata dipakai uji t yang dilakukan dengan bantuan SPSS (Statistical
Product and Service Solution) 19.0 for windows.