BAB III METODE PENELITIAN 3 -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3 -...
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) jenis
kolaboratif yang akan digunakan peneliti. PTK kolaboratif yaitu kerjasama
yang dilakukan antara peneliti dengan guru kelas, ide berasal dari peneliti
dan yang melakukan tindakan adalah guru kelas. Adapun sebelum
kegiatan dilaksanakan terlebih dahulu meliputi kegiatan sebagai berikut
(Kurt Lewin, 1990) yaitu: “Perencanaan, Tindakan, Pengamatan
(observasi), Refleksi”.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelas IV SD Negeri Kutowinangun 07
Salatiga, Jl. Siti Projo Nanggulan Telp. 0298-312829 Kecamatan Tingkir
Kota Salatiga. Waktu penelitian ini adalah pada semester genap tahun
pelajaran 2014/2015. Kegiatan ini dilaksanakan 2 siklus, siklis I dengan 3x
pertemuan dan siklus II 3x pertemuan.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri
Kutowinangun 07 Salatiga Semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan
jumlah 18 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:2), variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian tindakan kelas di kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 07
Salatiga pada mata pelajaran IPA terdapat dua variabel yang terdiri dari
25
variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas atau independen (X)
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel terikat/dependen (Sugiyono, 2010:4).
Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah model Scramble.
Variabel terikat atau dependen (Y) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2010:4). Variabel dependen atau variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar IPA tentang Sifat-Sifat Cahaya. Hasil
belajar siswa dalam penelitian ini merupakan besarnya skor yang
diperoleh dari skor tes (tes formatif) dan non tes yaitu observasi partisipasi
siswa dalam proses diskusi ketika proses pembelajaran. Pembelajaran
dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hal itu dapat dicapai dengan cara membandingkan antar
kondisi yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Secara teknis wujud
keefektifan pembelajaran dapat diukur dari hasil belajar siswa.
3.5 Rencana dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk kelas V
SD Negeri Kutowinagun 07 Kecamatan Tingkir Salatiga. Ada 2 siklus
pada penelitian ini. Siklus I, 2 kali pertemuan dengan alikasi waktu 2 x 35
menit dan siklus II, 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit,
dengan menggunakan teknik scramble. Dengan menggunakan model
spiral (model Kemmis, S dan Mc Taggart, R) yaitu dimulai dengan
perencanaan, pelaksanaan dan observasi dan diakhiri dengan refleksi.
26
Gambar 3 Tahap Kegiatan Penelitian
Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Sebelum melaksanakan tindakan maka peneliti perlu persiapan.
Kegiatan penelitian pada tahap ini adalah sebagai berikut:
Penyusunan RPP dengan model scramble dalam PTK.
Penyususnan lembar masalah atau lembar kerja siswa sesuai
dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
Menyiapkan alat peraga yang diperlukan berupa contoh gambar,
kartu soal dan kartu nama benda.
Membuat soal tes yang akan diadakan untuk mengetahui hasil
pembelajaran siswa.
Membentuk kelompok baik dari segi kemampuan akademis, jenis
kelamin, maupun etnis.
Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan
model pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Tindakan (action)
Perencanaan
SIKLUS I
Perencanaan
SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan dan
pengamatan
Refleksi Pelaksanaan dan
pengamatan
27
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi
fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar IPA
dengan model scramble. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai.
Buatlah jawaban yang diacak hurufnya.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
Guru membagikan lembar kerja sesuai contoh.
Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata
kunci (jawaban) dari pertanyaan pada kolom A.
c. Pengamatan (observation)
Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan perhatian
dipusatkan pada kegiatan guru dalam menerapkan model scramble.
d. Refleksi (reflection)
Proses pembelajaran dengan menerapkan teknik scramble,
maka akan dilakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses
pembelajaran yang telah berlangsung, untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I. Kegiatan
refleksi tersebut dapat diketahui dengan adanya hal-hal yang perlu
diperbaiki guna untuk persiapan pembelajaran pada siklus II.
Siklus II
Data yang telah diperoleh dalam siklus I diidentifikasi dan hasil
dari observasi pada siklus I dijadikan pedoman agar lebih baik lagi di
siklus II.
a. Perencanaan (planning) persiapan peneliti dalam PTK meliputi:
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Menyiapkan alat peraga berupa gambar, kartu soal dan kartu nama
benda.
28
Membuat lembar kerja siswa.
Membuat lembar soal evaluasi, kunci jawaban soal dan skor nilai.
Mempersiapkan lembar daftar nilai.
b. Kegiatan (action)
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alat peraga dan
RPP yang telah dibuat yang meliputi kegiatan awal apersepsi,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dilanjut dengan evaluasi.
Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok, kemudian
perwakilan dari kelompok diminta untuk maju kedepan
mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing didepan
kelas.
Guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
c. Pengamatan (observation)
Melakukan observasi sesuai dengan format yang disiapkan.
Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah
dikembangkan.
d. Refleksi (reflection)
Pengelolaan data diperlukan beberapa temuan baik kelemahan dan
kelebihan pada saat peneliti melaksanakan kegiatan penelitian yaitu
pada waktu mengajar disiklus II sangat penting agar bisa menjadi
motivasi bagi peneliti lebih baik lagi kedepannya.
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data yang bisa diukur dan diuji kebenarannya. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik
dalam pengumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi
teknik observasi, tes dan dokumentasi.
29
a. Observasi
Menurut Arikunto (2006:229) dalam menggunakan metode
observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan
format pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi
item – item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan
terjadi. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui tingkat
perkembangan guru dan siswa dalam mata pelajaran IPA tentang
sumber daya alam dengan model Scramble. Observer melakukan
pengamatan pada setiap pertemuan. Melalui pengamatan tersebut
observer mampu mengetahui bagaimana sikap anak dalam
pembelajaran dan guru dalam mengajar.
Observasi ini merupakan salah satu cara untuk menganalisis
dan mengadakan pencatatan secara sistematis untuk melihat serta
mengamati secara langsung tingkah laku baik individu maupun
kelompok. Observasi dilakukan dikelas V SDN Kutowinangun 07
Salatiga.
Kisi-kisi lembar observasi siswa adalah suatu pengamatan dan
pencatatan secara sistematik yang tampak pada objek penelitian. Data
yang diperoleh dari hasil observasi ini untuk mengetahui penggunaan
model scramble. Kisi-kisi obsevasi dapat dilihat pada tabel 2 dibawah
ini.
30
Tabel 2
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
No. Aspek dan Indikator Item
1. Pra Pembelajaran
Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran
Memeriksa kesiapan siswa
1
2
2. Kegiatan Awal
Melakukan kegiatan apersepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
3
4
3. Kegiatan Inti
Guru menayangkan video untuk pengantar
pemberian masalah pada siswa
Guru mengajukan permasalahan yang berkaitan
dengan materi
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
Guru meminta siswa untuk berdiskusi
menyelesaikan permasalahan
Guru membimbing siswa saat proses diskusi
Guru meminta perwakilan dari kelompok maju
mempresentasikan hasil diskusi
Guru meminta kelompok yang tidak maju ke
depan untuk menanggapi apabila ada perbedaan
5
6
7
8
9
10
11
4. Kegiatan Akhir
Guru membimbing siswa membuat kesimpulan
Melakukan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
Membuat rangkuman melibatkan siswa
Melakukan kegiatan evaluasi pada siswa
12
13
14
15
5. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media
Menggunakan media secara efektif dan efisien
Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
16
17
6. Penilaian Proses dan Hasil
Guru melaksanakan pembelajaran secara runtut
Guru menguasai kelas
Guru menilai hasil evaluasi pembelajaran
18
19
20
31
Aspek pelaksanaan model Scramble dilembar observasi guru
akan dijabarkan dengan perincian pra pembelajaran sebanyak 2 item,
kegiatan awal sebanyak 2 item, kegiatan inti sebanyak 7 item, kegiatan
akhir 4 item, pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
sebanyak 2 item, dan penilaian proses dan hasil 3 item. Sehingga
jumlah keseluruhan item penilaian pada lembar aktivitas guru
sebanyak 20 item.
Adapun lembar pengamatan yang disediakan agar dapat
memudahkan observer dalam melakukan pengamatan terhadap kinerja
siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan
model Scramble dapat dilihat dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3
Kisi-kisi Lembar Observasi Kinerja Siswa
No. Aspek dan Indikator Item
1. Pra Pembelajaran
Siswa beserta guru melaksanakan berdo’a sebelum
memulai pembelajaran
Mempersiapkan perlengkapan belajar
1
2
2. Kegiatan Awal
Menjawab apersepsi dari guru
Memperhatikan guru ketika menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
3
4
3. Kegiatan Inti
Siswa memperhatikan tayangan video sebagai
pengantar pemberian suatu permasalahan dalam
pembelajaran
Siswa mendengarkan penjelasan guru dari
permasalahan materi yang berkaitan pada
penayangan video
Siswa mengidentifikasi masalah sesuai bimbingan
guru
Siswa membentuk kelompok diskusi
Siswa beserta kelompok berdiskusi dalam
mengidentifikasi permasalahan yang diberikan oleh
guru
5
6
7
8
9
32
Siswa dari perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi
Siswa atau kelompok lain menanggapi apabila ada
perbedaan
Siswa membuat kesimpulan dari kegiatan diskusi
dengan kelompoknya
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang
ulasan materi pembelajaran
Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran
Siswa aktif mencatat berbagai penjelasan yang
diberikan oleh guru
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan guru
10
11
12
13
14
15
16
4. Penutup
Melakukan refleksi pembelajaran beserta guru
Menyusun rangkuman
Melaksanakan kegiatan evaluasi
Do’a penutup untuk mengakhiri pembelajaran
17
18
19
20
Lembar observasi kinerja siswa terdapat kriteria penilaian
dengan jumlah keseluruhan 20 item. Pada saat pra pembelajaran
terdapat kriteria penilaian sebanyak 2 item, kemudian pada saat
kegiatan awal terdapat kriteria penilaian sebanyak 2 item, pada
kegiatan inti sebanyak 12 item, dan pada kegiatan penutup terdapat
kriteria penilaian sebanyak 4 item.
Untuk mengetahui berhasil dan tidaknya guru dan siswa dalam
menerapkan model pembelajaran Scramble skala yang digunakan
adalah skala Likert (Sugiyono, 2010:139) dengan perincian:
Keterangan:
1. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
sangat tidak baik.
2. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
kurang baik.
3. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
cukup baik.
33
4. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.
5. Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
sangat baik.
Menurut Tampubolon (2014:246) pedoman penilaian dapat
menggunakan tabel konversi sebagai berikut:
Tabel 4
Konversi Nilai
Interval nilai Kategori Makna
81 – 100 A Sangat Baik
61 – 80 B Baik
41 – 60 C Cukup Baik
21 – 40 D Kurang Baik
0 – 20 E Sangat Tidak Baik
Nilai Rata-rata =
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan, untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok (Arikunto, 2006:150). Tes ini digunakan untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap materi IPA tentang Sifat-Sifat Cahaya. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini yakni posttest. Posttest digunakan
mengukur kemampuan siswa setelah diberi pembelajaran IPA tentang
Sifat-Sifat Cahaya menggunakan model Scramble.
34
Tabel 5
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Nama : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran : Ilmu Pegetahuan Alam
Kelas/Semester : V/II (genap)
Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melaui
kegiatan membuat suatu karya/model.
Kompetensi Dasar
(KD) Indikator
Item soal
Soal nomor
Siklus I
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya.
Menyebutkan sumber-
sumber cahaya di
lingkungan sekitar.
4, 11, 15, 21
Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya dalam kehidupan
sehari-hari.
1, 10, 14, 22
Menunjukan bahwa cahaya
dapat merambat lurus.
12, 13, 16
Membedakan benda yang
dapat ditembus oleh cahaya
dan benda yang tidak dapat
ditembus oleh cahaya.
20, 5, 6, 23
Menjelaskan peristiwa
pemantulan cahaya dalam
kehidupan sehari-hari.
9, 18, 19, 25
Mengenal jenis-jenis
cermin serta membedakan
sifat bayangan dari masing-
masing cermin pada
peristiwa pemantulan
3, 7, 8, 17,
24
35
cahaya.
Siklus II
6.2 Membuat suatu
karya/model, misal
periskop atau lensa
dari bahan-bahan
sederhana dengan
menerapkan sifat-
sifat cahaya.
Menjelaskan peristiwa
pembiasan cahaya dan
akibat dari pembiasan
cahaya dalam kehidupan
sehari-hari.
1, 2, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 13,
10, 16, 25
Menunjukan buktu bahwa
cahaya putih terdiri dari
berbagai warna.
3, 11, 12,
14, 15, 21,
24
Membuat periskop melalui
percobaan sederhana.
17, 18, 20,
22, 23
c. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah hasil belajar, hasil observasi, hasil refleksi, foto-foto kegiatan
saat uji validitas soal, foto-foto saat subyek diberikan perlakuan
dengan menerapkan model scramble.
3.7 Uji Coba Instrumen penilaian
a. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono, 2009:121). Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20,0.
Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara
mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor
setelah dikurangi skor butirnya sendiri (correted item to total
correlation).
36
b. Hasil Uji Validitas Tes
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2009: 351),
instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu
instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor
pada butir instrumen dengan total skor dikurangi skor butirnya sendiri
(correted item to total correlation).
r < 0,20 : Tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah
0,40 ≤ r < 0,60 : Validitas sedang
0,60 ≤ r < 0,80 : Validitas tinggi
0,80 ≤ r < 1,00 : Validitas sempurna
Instrumen tes berupa butir soal pada siklus I dan siklus II yang
akan diberikan pada siswa Kelas V SD Negeri Kutowinangun 07
Salatiga sebelumnya dilakukan uji validitas kepada siswa Kelas VI SD
Negeri Kutowinangun 07 Salatiga. Setelah dilakukan uji validitas
instrumen dengan bantuan SPSS 20,0. Pada siklus I, dari 25 butir soal
pilihan ganda diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 20 dan
butir soal yang tidak valid sebanyak 5 item. Dari 20 item soal yang
valid, akan digunakan dalam instrumen penelitian pada siklus I. Soal
pada siklus II dengan 25 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan
perhitungan uji validitas dengan bantuan SPSS 20,0 diperoleh hasil
butir soal yang valid sebanyak 20 dan butir soal yang tidak valid
sebanyak 5 item. Dari 20 item soal yang valid, sebanyak 20 item soal
akan digunakan dalam instrumen penelitian siklus II.
c. Hasil Uji Reabilitas Tes
Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut
menunjukkan hasil-hasil yang mantap. Antara validitas dengan
reliabelnya suatu soal berhubungan erat, yaitu untuk memenuhi syarat
reliabilitas, suatu soal harus valid dulu. Untuk menguji reliabilitas
37
instrumen dilakukan analisis factorial dengan konstruk satu faktor
untuk setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien reliabilitas
alpha dari Cronbach. Menurut Sekaran (Priyanto, 2010:98) kriteria
untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen sebagai berikut:
a ≤ 0,7 : Tidak dapat diterima
a 0,7 < a ≤ 0,8 : Dapat diterima
a 0,8 < a ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus
a > 0,9 : Reliabilitas memuaskan
Pengujian reabilitas tes menggunakan cronbach alpha untuk
menunjukan sejauh mana soal tes dapat dipercaya untuk mengukur
suatu objek, koefisien alpha semakin mendekati 1 berarti butir-butir
pertanyaan dalam koefisien semakin reliabel. Hasil uji reabilitas tes
dari 20 item soal adalah sebagai berikut.
Tabel 6
Hasil Uji Instrument Tes Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.821 20
Untuk reabilitas diperoleh angka koefisien alpha .856 yang artinya
instrumen memiliki tingkat reabilitas bagus. Dengan demikian
instrumen tes yang penulis susun dapat dipergunakan dalam penelitian
ini pada siklus I.
Tabel 7
Hasil Uji Instrument Tes Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.838 25
38
Untuk reabilitas diperoleh angka koefisien alpa .883 yang artinya
instrumen memiliki tingkat reabilitas bagus. Dengan demikian
instrumen tes yang penulis susun dapat dipergunakan dalam penelitian
ini pada siklus II.
3.8 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen
Nana Sudjana (2014:137) menganalisis tingkat kesukaran soal
artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat
diperoleh saol-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Cara
melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal.
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal.
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan.
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang
diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya, semakin besar
indeks yang diperoleh, semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks
kesulitan soal adalah sebagai berikut:
0 - 0,30 = soal kategori sukar.
0,31 - 0,70 = soal kategori sedang.
0,71 - 1,00 = soal kategori mudah.
Uji Tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda pada siklus
I serta pada siklus II diambil 20 butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir
pada uji tingkat kesukaran instrumen tes siklus I didapat hasil pada butir
I =
39
soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran mudah sebanyak 9 butir,
tingkat kesukaran sedang sebanyak 10 butir dan pada tingkatan kesukaran
sukar sebanyak 1 butir. Pada soal siklus II didapat hasil pada butir soal
pilihan ganda dengan tingkat kesukaran mudah sebanyak 3 butir, tingkat
kesukaran sedang sebanyak 15 butir, dan pada tingkatan kesukaran sukar
sebanyak 2 butir.
3.9 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
Data kuantitatif berupa hasil belajar yang dianalisis dengan teknik analisis
deskriftif untuk menemukan rata-rata. Penyajian data kuantitatif
dipaparkan dalam bentuk presentase, menggunakan rumus sebagai berikut:
Presentase =
x 100%
Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 80% populasi kelas telah
tuntas belajar.