SKOR Edisi 026

28

Transcript of SKOR Edisi 026

Page 1: SKOR Edisi 026
Page 2: SKOR Edisi 026
Page 3: SKOR Edisi 026

SUSUNANREDAKSI

03Edisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014 www.skornews.com

Pelindung/Penasehat:Mayjen (Purn) Salim S. Mengga

Pembina:Mayjen (Purn) Salim S. Mengga

Drs. H. Syahrir Hamdani Drs. H. Thamrin P.Serma. Abd Kadir

Dewan redaksi :Arman B.

RD. DarwisNuhroji

Penanggungjawab:RD. Darwis, S.Par, SHI

Pemimpin Umum/RedaksiRD. Darwis, S.Par, SHI

Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan:

Arman B, SS

Pemimpin Produksi:Nuhroji

Wakil Pemimpin RedaksiIskandar Sulthoni

Redaktur Pelaksana:Noe Nemen

Redaktur:Zulkifli Sunusi, S.Ip

Zubair, S.Ag

Sekretaris:Yudi Kerta

Koordinator Liputan:Rossa, Nurhasanah

Design Grafis:Romi Prasetia

Staf Redaksi:Reni Anggraeni, M. Alfi Yasin

Haryadi, Abdullah G, Hari SetiawanYusuf Dj, Andika, Arief

Bendahara:Sri Winingsih

Tata Usaha:Taswin

Marketing:Yuli

Photografer/Sirkulasi: Joko Kartono

Penasehat Hukum:DR. H. Eggi Sudjana, SH. M.Si

Abdi Segara, SH. MHAndi Azis Maskur, SH

Alamat Redaksi/Tata Usaha:Jl. SMA 14 No. 16B Cawang

Jakarta TimurKomp. Afi Bekasi, Jawa Barat

Telp: (021) 2409 5520Bank BRI: 6169.01006897.536An. Sri Winingsih (Bendahara)

Mandiri: 1240004590361 An. ArmanBCA: 0844372503 An. Arman

(Pimpinan Perusahaan)Mobile: 0853 1116 6156

email: [email protected]: www.skornews.com

Penerbit:

PT SOLUSI KOMUNIKASI REGIONAL SK Menkumham;

NOMOR AHU-27892.40.10.2014

Percetakan :CV Surya Djaya

Jl Bungur Besar 139-A, Jakarta Pusat

DKI: 078¦M. Alfi Yasin¦Nur Ashari¦Ratis¦Torman¦Herman Adiardhana, SE¦Irwan¦Sitor Siringoringo¦Harun Al RasyidJawa Timur: Agus Budianto¦Adien¦Sunaryo¦Yudi. Jawa Barat: Saidani. Bekasi: Saskia¦Erwin¦Alfi Aje Bogor: Yakub. Sukabumi: Endang Raes¦Dicky. Banten: Kab. Tangerang: Rusadin Idjam (Kabiro)¦Maryopi¦Ahmad Rifai¦ Supardi ¦Nursiah. Kota Tangerang: Arsyad ¦ Achmad Chandra¦Bainto. Serang: Wahyudi (Kabiro)¦Lili Sumantri ¦Hermanto. Jawa Tengah: A Zamroni¦Ridhol Maulana (Tegal)¦Budi S (Brebes) Sumatera Utara: Hotman Toruan (Korwil)¦Asman Simaremare (Medan)¦Dedi Gayo (Batubara). Sumsel: Irawan (Korwil) Muba: Yudi Febriansyah (Kabiro). OKU : Asni Anwar (Kabiro). Riau: Rahman Lampung: Alex Kosasi¦ Jambi: Agusman Batam: Yusuf¦Dian.Sulteng/Sulsel: Sudirman Umar, Ashal Amin¦ Maros: Suwadi (Kabiro), Ahmad Fauzi, Abdul Aziz, S.Ip Sulawesi Barat: H. Muh Hasan, SH (Korwil)¦Dewan Lembah (Majene)¦Arifuddin Haroen, SH (Polman)Sulawesi Utara/Gorontalo: Hais Eki¦Arham LicinSulawesi Tenggara: Abdul Rahim (Koordinator Wilayah)¦Asdar¦Masjidin¦M.Bahris¦M. Rizal.¦Yulin Antonie¦Andi Baso, SH¦JM Irwandar¦Ridwan Demmatadju¦Nasrul AnasKalimantan Timur: Herman¦Widya. Kalimantan Barat: Pontianak: Ade C Anwarudin (Kabiro)¦HarsonoMaluku/Maluku Utara: Zakarias Waatwahan¦Papua Barat: Soleman Mate. Papua: Hasanuddin

anpa menafikan proses demokrasi yang melahirkan para pemimpin yang terhormat itu, serta asas presumption of innocent (pra-duga tidak bersalah), kita patut memberikan catatan kaki atas mereka yang terpilih. Seka-

li lagi catatan terkait prospek pemberantasan korupsi yang sudah kita sepakat bersama sebagai kejahatan luar biasa di republik ini.

Setidaknya, mereka semua pernah disebut-sebut dan tertulis dalam episode penanganan kasus tindak pidana korupsi yang digawangi oleh KPK dan Kejak-saan Agung. Bahkan di antara mereka ada yang sudah bolak balik “bertamu” di KPK.

Mulai dari Ketua DPR Setya Novanto dan Ketua MPR Zulkifli Hasan, bahkan Presiden Joko Widodo yang akan dilantik 20 Oktober mendatang, adalah figur-figur yang acapkali diberitakan terkait dengan tindak pidana korupsi, meski semuanya belum terbukti.

Namun dalam perspektif pemberantasan korupsi, ini adalah warning dan kerikil tajam yang bisa men-jadi penghambat gerakan suci pemberantasan korupsi ke depan. Karena sosok yang mestinya kita harapkan menjadi lokomotif, ternyata justru diduga menjadi bagian dari kejahatan luar biasa itu.

Sekedar mereview dan untuk melawan lupa sederet isu korupsi yang terkait orang-orang terhormat itu, di antaranya mengutip dari data ICW, Setya Novanto di-duga pernah menjadi tersangka dalam skandal cessie Bank Bali senilai Rp 546 miliar pada tahun 2010.

Selain itu, mantan Wakil Bendahara Partai Demokrat M Nazaruddin, yang menjadi tersangka dalam kasus proyek pembuatan E-KTP, juga pernah menyebutkan keterlibatan Setya Novanto.

Tak hanya itu, nama Setya Novanto juga disebut dalam perkara korupsi proyek pembangunan lapangan

tembak PON Riau 2012, yang melibatkan Rusli Zainal, mantan Gubernur Riau. Bahkan pada kasus ini ruang kerja Setya Novanto di DPR sempat digeledah oleh KPK.

Kemudian untuk Zulkifli Hasan diduga terkait dengan kasus suap tukar-menukar kawasan hutan di Bogor, Jawa Barat yang menjerat Bupati Bogor, Rachmat Yasin, dan selanjutnya presiden terpilih Joko Widodo santer dise-but-sebut terkait kasus korupsi bus Trans Jakarta yang menjadikan mantan Kadishub DKI Jakarta Udar Pristono menjadi tersangka yang saat ini ditangani Kejaksaan Agung.

Dari data itu, kita patut prihatin dan tentu menin-gkatkan partisipasi untuk terus ikut serta berperan dalam gerakan besar pemberantasan korupsi di negeri ini. Agaknya terlalu berlebihan apabila kita ikut-ikutan menggantungkan harapan akan adanya niat baik mer-eka.

Alih alih berharap kesungguhan mereka dalam mem-berantas korupsi, malah kemungkinan besar yang mer-eka lakukan adalah barter kasus dan saling menutupi kebusukan masing-masing. Se-moga Indonesia tidak menjadi Negeri Para Koruptor....***

Sudah menjadi kenyataan sejarah sosok yang muncul dan terpilih

sebagai pimpinan lembaga tinggi negara baik itu Presiden, Ketua DPR

dan Ketua MPR periode 2014-2019 dari sebuah proses yang kata sebagian

orang sudah demokratis, namun meninggalkan cibiran dan fesimisme

khususnya dari orang-orang yang konsen pada isu korupsi.

Page 4: SKOR Edisi 026

04Edisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

ari penelusuran SKOR, Dr. Ir. Gatot Irianto, MS. DAA dilantik sebagai Dirjen PSP Kementan pada tanggal, 1 November 2010 dan menjabat se-bagai Komisaris Utama PT Petro-

kimia Gresik pada 18 Januari 2011 (masa tugas 5 tahun). Bahwa pengangkatan

SKOR, JakartaRangkap jabatan Dirjen PSP Kementan selaku

KPA (pemberi pekerjaan) dan Komisaris Utama (Komut) PT Petrokimia Gresik selaku (penerima/

pelaksana pekerjaan) dikhawatirkan dapat mempengaruhi kebijakan yang berimbas pada pemborosan penggunaan keuangan negara. Hal itu dapat menimbulkan konflik kepentingan dalam pelak-

sanaan tugas sebagai regulator/pengawas dan dilain pihak sebagai operator/pelaksana kegiatan PSO.

Dirjen PSP selaku Komisaris Utama PT Petrokimia Gresik merupakan usulan dari PT

Pupuk Sriwidjaja (Persero) selaku pemegang saham mayoritas pada

PT Petrokimia Gresik.

Pengadaan dan penyaluran dilaksanakan oleh PT Pupuk Sriwijaya (holding) dan anak perusahaannya, PT Pupuk Sriwijaya Palem-bang (PSP), PT Pupuk Kujang, PT Iskandar Muda (PIM), PT Pupuk Kaltim (PKT), dan PT Petrokimia Gresik.

Namun target produksi PT PSP han-ya 2.050.000 Ton dan target pemasaran non subsidi 444.350 Ton, sehingga PT PSP kekurangan pasokan urea sebanyak 677.193 Ton. Kemudian, Dirut PT Pusri pada tang-gal, 9 Februari 2011 melalui surat, meminta Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemente-rian Perdagangan untuk mengalihkan tang-gung jawab pemasokan pupuk bersubsidi sebanyak 677.193 Ton dari PT PSP kepada PT PIM dan PT PKT.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri meny-etujui permintaan tersebut dan menugas-kan PT PIM untuk membantu pemasokan sebanyak 370.830 Ton dan PT PKT sebanyak 306.363 Ton. Realisasi pengadaan dan pe-nyaluran pupuk PT PSP (termasuk pasokan dari PT PIM dan PT PKT) sebesar 2.331.824 Ton (bersubsidi 1.764.249 dan non subsidi 567.575 Ton).

Akibatnya, tagihan pembayaran dari PT PSP kepada pemerintah menjadi lebih ting-gi, karena HPP (khususnya biaya produksi) PT PIM dan PT PKT lebih tinggi dari HPP PT PSP (64,80%, 65,10% dan 32,40%). Hal itu, diduga menjadi Penyebab terjadinya pembo-rosan penggunaan keuangan negara .

Tentang rangkap jabatan, diatur dalam UU No. 25 Tahun 2009, Pasal 17 (a) menyata-kan bahwa “pelaksana dilarang merangkap sebagai komisaris atau pengurus organisasi usaha bagi pelaksana yang berasal dari ling-kungan instansi pemerintah, BUMN dan BUMD”.

Terkait hal itu, Dirjen PSP telah beru-saha dikonfirmasi namun hingga berita ini dimuat, pihak Dit. PSP belum memberikan tanggapan. @Nur/S.01

Disisi lain, pada pelaksanaan kegia-tan subsidi pupuk, Dirjen PSP ditunjuk se-bagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang memiliki kewenangan terhadap tindakan timbulnya pengeluaran uang atas beban APBN. Bahwa kewenangan Dirjen PSP ada-lah mengusulkan penerbitan aturan dalam peraturan menteri maupun menerbitkan juknis/juklak yang berkaitan dengan keg-iatan subsidi pupuk. Sementara dalam

posisi selaku Komisaris Utama memiliki tu-gas dan kewenangan pengawasan atas ke-bijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan.

Terkait penggunaan keuangan negara da-lam pengadaan barang/jasa, telah jelas dia-tur dalam Perpres No. 54 tahun 2010 yang terakhir diubah menjadi Perpres Nomor 70 tahun 2012 yang salah satunya menga-manatkan agar pengadaan barang/jasa di-laksanakan seefisien mungkin agar tidak memboroskan keuangan negara.

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dit. PSP) pada tahun anggaran 2011, melaksana-kan pengadaan dan penyaluran pupuk urea bersubsidi sebanyak 2.282.843 Ton. Diduga, kegiatan tersebut memboroskan keuangan negara lebih dari Rp 300 Miliar.

Page 5: SKOR Edisi 026

05 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

elantikan itu menandai Masjaya resmi menjadi re-ktor Unmul menggantikan Prof. Dr. H. Zamruddin Hasid, SE., SU yang telah

menyelesaikan masa baktinya sebagai rektor periode 2010-2014.

Acara yang berlangsung khidmat itu dihadiri sejumlah Pejabat Eselon I dari berbagai daerah, termasuk dian-taranya Gubernur Sulawesi Barat (Sul-bar), Drs. Anwar Adnan Saleh yang memberikan Apresiasi langsung atas terpilihnya Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si sebagai Rektor baru di UNMUL. Selain itu juga hadir Gubernur Kalimantan Timur, Dr. H. Awang Faroek Ishak serta mantan Gubernur Gorontalo Ir. H. Fadel Muhammad Al-Haddar yang saat ini menjabat Sebagai Anggota DPR RI Periode 2014-2019 dari fraksi Golkar.

Prof. Masjaya yang ditemui Skor setelah acara pelantikan mengaku bersyukur atas amanah yang diper-cayakan kepada dirinya sebagai re-ktor Universitas Mulawarman. Rasa syukur itu lanjut Masjaya akan diwu-judkan dengan cara benar-benar men-

jaga amanah dan melaksanakan tugas sebagai rektor secara maksimal.

Masjaya mengatakan prioritas tu-gas yang dijalankannya nanti adalah sesuai dengan apa yang di pesankan Mendikbud, M. Nuh kepada seluruh Rektor setelah selesai membacakan sumpah jabatan untuk Rektor 2014-2018.

“ya, tadi kan sudah dijelaskan oleh pak Menteri, ada tiga pendekatan, ya Atmosfer pendidikan itu dilihat dari logika, etika, dan estetika, itu yang kita akan coba, jadi semua nanti akan bicara bagaimana membangun per-adaban di perguruan tinggi.” Terang-nya.

Masjaya pun berharap, pada masa bakti yang akan di emban selama 4 tahun mendatang, dirinya bisa benar-benar menjaga atas amanah yang di-percayakan kepada dirinya di UNMUL itu,

“kebetulankan, semua orang yang ada di perguruan tinggi itu tujuannya

juga kesana, jadi kebetulan saya yang dipercaya, makanya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada semuanya atas amanah yang diberikan ini dan kami akan menjaganya.” Tam-bahnya.

Melihat prestasi yang diper-oleh Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si sebagai asli Putra Sulawesi Ba-rat. Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh mengaku sangat bangga atas terpilihnya Masjaya sebagai Rektor UN-MUL periode 2014-2018.

“Rektor yang terpilih untuk Uni-versitas Mulawar-man itu kan juga putra Sulbar, jadi saya merasa terpang-gil, bangga, bahwa putra-putra Sulbar itu dimanapun bisa

SKOR, JakartaMenteri Pendidikan dan

Kebudayaan, Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA melantik Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si seba-gai rektor Universitas Mulawar-man (Unmul) Kalimantan Timur

periode 2014-2018, di Gedung D Kemendikbud RI Lantai 2, Jl.

Pintu Satu Senayan, Jakarta, Selasa, (14/10) lalu. Selain Mas-

jaya, terdapat 17 rektor baru dari berbagai universitas juga

dilantik secara bersamaan.

mengharumkan nama daerah dan dimana Sumber Daya Manusia (SDM) nya juga ada, jadi saya disini me-wakili masyarakat sulbar, khususnya masyarakat Mandar hadir disini untuk memberikan apresiasi sekaligus ber-syukur dan mendoakan agar sukses memimpin UNMUL.” Terang Anwar yang ditemui SKOR seusai Pelantikan di gedung Dikti, Kemendikbud.

Anwar berharap agar ada lagi putra-putra Sulbar yang dapat meng-harumkan nama Sulbar seperti jejak yang telah dilakukan oleh Masjaya.

Sebelumnya dikabarkan bahwa Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si adalah pem-bantu Rektor II pada masa jabatan yang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Zam-ruddin Hasid, SE., SU pada masa jaba-tan 2010-2014.

Dalam Rapat Senat tertutup yang digelar pada Sabtu (19/7) lalu den-gan agenda pemilihan rektor periode 2014-2018, Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si berhasil mengungguli 53 suara dari Prof. Dr. H. Zamruddin Hasid, SE., SU

yang mendapatkan 31 suara dari 85 orang anggota senat yang hadir pada saat itu.

@Alfi/Ullah.

Page 6: SKOR Edisi 026

06www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

olres Kota Tangerang terkesan tutup mata den-gan tindakan ilegal PT. Sinergi Pertama Mulia (SPM) yang sangat mer-

ugikan masyarakat dan pelaku usa-ha.

Dari hasil investigasi SKOR diketa-hui berbagai macam cara dilakukan oleh pihak PT SPM, khususnya dalam bidang BBM jenis solar bersubsidi. di-antaranya menggunakan kendaraan “Helikopter”, sebutan untuk kend-araan yang telah mereka modifikasi sedimikian rupa untuk menampung solar bersubsidi. Bukan hanya pada malam hari bahkan di pagi dan siang hari PT SPM menjalankan usaha ile-galnya.

Armada tersebut digunakan se-bagai armada untuk belanja Solar di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Salah satunya di Jl. Raya Gatot Subroto KM. 6 Jatake Tangerang dengan nomor SPBU 34-15109.

Penyelundupan BBM Bersubsidi di-lakukan dengan cara mengumpulkan BBM jenis Solar dari sejumlah SPBU, setelah mengumpulkan solar dari satu SPBU ke SPBU lainnya, dengan cara mengecer agar tidak terlalu dicurigai oleh masyarakat umum. Kemudian Solar tersebut dibawa ke pangkalan

Keberadaan PT Sinergi Pertama Mulia (SPM) yang melakukan kegiatan illegal penim-bunan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Kota Tangerang.

tempat Penampungan Solar Bersub-sidi tersebut.

Setelah ditimbun Solar Bersubsidi tersebut dijual kembali ke pabrik, proyek dan galian pasir dengan harga lebih murah dari Solar nonsubsidi, bahkan penjualannya sampai ke luar kota. Ironisnya, kegiatan PT. SPM ini sudah berjalan puluhan tahun berge-lut sebagai mafia minyak di Kota Tangerang.

Daerah pangkalan illegal solar bersubsidi ini berada di daerah Gajah Tunggal, daerah Cimone, daerah Pasar Kemis, daerah Bugel, dan daerah Paku Haji. Selanjutnya Solar dikirim ke In-dustri maupun ke pihak perusahaan. Menurut informasi dari masyarakat, Pemilik dari PT SPM nama panggilan-nya Wawan Keling.

Terkait dengan usaha illegal PT SPM tersebut, aktifis LSM Perwira, Rudi mengharapkan instansi terkait, khususnya Kapolres Metro Kota Tangerang harus bisa bertindak te-gas dan transparan dalam menangani penimbunan Solar di wilayahnya. Begitupun dengan BPH Migas, SKK Migas, "Pertamina Pusat dan Mabes Polri harus turut serta dalam me-nangani hal tersebut, karena sudah sangat merugikan masyarakat umum dan Negara." Tegasnya. @TIM/S-10

Page 7: SKOR Edisi 026

07 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

ronisnya, sejak perusahaan tersebut melakukan aktivi-tas hingga saat ini belum pernah memberikan hak-hak warga pemilik lahan

plasma, padahal, sebelumnya pihak pe-rusahaan maupun dari pihak masyarakat setempat dengan diketahui oleh pemer-intah daerah telah melakukan sebuah kesepakatan yang tertuang dalam Memorandum Of Understanding (MOU) sejak sebelum dimulai penanaman.

Rasdin, salah satu warga pemilik lahan menyatakan, jika mereka belum menerima sama sekali yang namanya bagi hasil dari PT SPL. Padahal dalam MOU sebelumnya telah disepakati bagi hasil adalah 60:40. Pihak perusahaan mendapat 60% dari hasil produksi, sementara warga mendapat 40% dari hasil penjualan. “Jatah 40% ini, sudah termasuk dana pemeliharaan dan ako-modasi pengangkutan,” jelas Rasdin.

"Bagi hasil sesuai MOU, seharusnya sudah kami terima dari PT SPL, karena perusahaan tersebut telah produksi se-

lama 2 tahun terakhir. Meskipun pada awalnya PT. SPL menjual hasil produk-sinya ke PT. DJL, namun kini telah memiliki pabrik sendiri," ungkap Ras-din mewakili teman-temannya yang juga pemilik lahan seluas 8 Ha.

Ditambahkan warga Wanggudu Raya ini, jika pihak perusahaan tidak transparan menyangkut hasil produksi dan terkesan ditutup-tutupi. Hal ini jelas menggambarkan etika tidak baik, apalagi sudah tidak sesuai dengan apa yang tertuang dalam MOU serta kes-epakatan awal sebelum perusahaan be-raktivitas.

Masyarakat berharap agar pemerin-tah maupun pihak terkait tidak tutup mata terhadap masalah tersebut, kar-ena ini menyangkut kepentingan orang banyak. "Jangan-jangan kami hanya ingin dijadikan alat agar terbebas dari tuntutan perombakan hutan lindung secara besar-besaran, sebab dengan alasan dan dasar tanah masyarakat, PT. SPL merombak hutan di Konawe Utara. Atau benar pula adanya dugaan jika

pihak perusahaan telah bermain mata dengan pemerintah setempat, dalam hal ini Kepala Desa atau Camat. Sebab pihak PT. SPL mengaku belum meneri-ma data valid soal siapa pemilik lahan." tuturnya.

Nasrul Anas dari LSM TIPIKOR Sul-tra kepada Media Skor mengaku telah menelusuri persoalan tersebut di lokasi PT. LPS. Menurut Anas, pihaknya akan membuat surat resmi untuk PT. SPL maupun kepada Pemda setempat guna menyelesaikan persoalan dan mendap-atkan solusi terbaik.

Yang paling penting, kata Anas, hal

seperti ini jangan dibiarkan, karena antara perusahaan dengan warga telah disepakati melalui MOU. Tentu jangan sampai ada pihak yang dirugikan. Kar-ena bagaimanapun keberadaan perusa-haan perlu di dukung bersama. “Namun keberadaan masyarakat terutama hak-hak mereka harus dipenuhi, agar tidak menimbulkan pro kontra antara warga dan perusahaan,” tandas Anas.

Namun sayangnya wartawan media SKOR ketika hendak konfirmasi kepada pihak perusahaan dalam hal ini Direk-tur PT. SPL tak satupun pejabat PT SPL yang dapat ditemui. @Nasrul/S-10

SKOR, Konawe Utara-SultraPT SULTRA PRIMA LESTARI (SPL) salah satu perusahaan

perkebunan kelapa sawit yang ada di kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. PT SPL melakukan aktiv-itas sejak tahun 2006 silam dan telah produksi sejak 2012 dengan luas area sekitar 500 Ha yang tersebar di 3 kecama-tan, yakni Kecamatan Asera, Andowia dan Oheo.

eredaran produk jenis mie instan merk Supermi, in-domi (pop mei), berbagai merk impor dari Korea, minumuan susu kemasan

botol plastik dan tumpukan kardus merk milkuat dan indomilk merek Champ, Berbagai Rupa makanan maka-nan Ringan (Snack), Kemasan berbagai merk Korea, biskuit kemasan sachet merk Quaker Qats, kopi bubuk kemasan merk kopiko brown coffe, dll.

Informasi diperoleh dari masyarakat setempat yang curiga adanya penjualan makanan dan minuman kadaluarsa. Saat SKOR dan LSM Perwira menyam-bangi toko tersebut, pemilik usaha be-ralasan bahwa barang kadaluarsa itu akan dijual kepada para peternak be-bek yang berada di wilayah kabupaten Tangerang.

Investigasi SKOR lebih lanjut, ditemukan aktifitas jual beli sejumlah makanan tidak layak konsumsi kepada masyarakat umum. Berdasarkan bukti-bukti yang cukup, LSM Perwira sgera melaporkan hal itu ke Polisi PP dan Pol-sek Sepatan.

"Saya sangat terkejut dengan adanya makanan kadaluarsa dalam jumlah be-sar dan didistribusikan ke masyarakat, hal ini sangat berbahaya bila dikon-sumsi apalagi anak-anak,” kata Nandar (Anggota Pol PP Sepatan).

”Untuk penanganan lebih lanjut, ka-susnya telah diserahkan ke Polsek Sepa-tan,” tambah Nandar.

“Kasusnya masih dalam tahap pengembangan pihak Kepolisian“ terang Kanit Reskrim Polsek Sepatan saat ditemui SKOR

Aktivis LSM Perwira, Rudy menga-

SKOR, Kab. Tangerang Penemuan Makanan

dan Minuman di RT.01/07, Kampung Sarakan, Desa

Pisangan Jaya Kabupaten Tangerang. Sejumlah produk makanan dan minuman yang sudah

kadarluasa (tidak layak konsumsi, red) banyak

beredar di wilayah Keca-matan Sepatan dan keca-

matan Keronjo.

takan “Pelaku dapat dijerat pelangga-ran pidana pasal 61-62 UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, sanksi hukum bagi penjual barang ked-aluarsa yakni ancama kurungan maksi-mal lima tahun penjara dan denda Rp 2 Miliar.” katanya pada SKOR.

Pelaku penjual makanan kadaluarsa berinisial “RH” mengaku sudah 7 Ta-hun menjalankan aksinya dan barang - barang tersebut dibeli dari pengepul secara borongan sekitar1,5 Ton den-gan harga Rp 1,5 Juta yang dia peroleh dari “MDR” di Pulo Gadung dan “UD” di Cibinong Kab. Bogor yang kini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO), terang Kapolsek Sepatan AKP. H. Hidayat Iwan Irawan, SH. saat ditemui SKOR di ruang kerjanya.

“Kasus ini masih dalam tahap pengembangan dan kami menghimbau

kepada masyarakat untuk berhati- hati saat membeli makanan, lihat masa kadaluarsanya karena tidak tertutup kemungkinan makanan tersebut telah menyebar kemana mana mengingat sudah lama pelaku menjalankan bisnis-nya,” ungkap Kapolsek. @Team

Page 8: SKOR Edisi 026

08 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

ugaan penyelewengan dana itu telah menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan saat ini sudah ditangani pihak

Kepolisian Polda Metro Jaya. “LPJnya sudah ada cuma menurut

BPK belum dapat dipertanggugjawab-kan, kasus itu juga sudah ditangani pihak kepolisian dan sudah ada bebera-pa orang yang dipanggil untuk diperik-sa,” ungkap Sekretaris Dinas Koperasi, UMKM, dan Peragangan Provinsi DKI Jakarta, Irwandi kepada Skor beberapa waktu yang lalu.

Meski sudah menjadi temuan BPK, irwandi berharap BPK bisa memperda-lam pemeriksaan dugaan penyelewen-gan dana operasional itu ke tingkat pe-meriksaan yang bersifat investigasi.

“Kita malah maunya agar BPK me-naikkan pemeriksaanya ke tingkat in-vestigasi,” ujarnya.

Selain itu, pihak kepolisian juga dim-inta menangani kasus itu dengan cepat, pasalnya penanganan dugaan penyele-wengan dana operasional yang sedang ditangani pihak kepolisian itu terkesan berlarut-larut dan jalan di tempat.

“Kita juga berharap ini cepat ada titik terangnya. Kita berharap pihak ke-polisian cepat menangani,” pintanya.

Lebih lanjut Irwandi mengatakan, yang bertanggungjawab atas dugaan penyelewengan dana operasional itu adalah para pengurus ex BP LIP Puloga-dung dan semua yang diduga teribat sudah diberhentikan.

“Orang-orangnya sudah diberhen-tikan semua sudah di-PHK dan sudah diberikan pesangon semua. Namun tanggungjawab secara hukum melekat pada yang bersangkutan,” sebut Irwan-di.

Sebagaimana diberitakan SKOR pada edisi sebelumnya, terdapat penggunaan dana operasional sebesar Rp. 16 miliar lebih pada masa transisi perubahan sta-tus kelembagaan dari Badan Pengelola Lingkungan Industri dan Pemukiman (BP LIP) Pulogadung menjadi Unit Pen-gelola Kawasan Pusat Pengembangan UMKM dan Pemukiman (UPK PPUM-KMP) Pulogadung,

Atas penggunaan dana operasional itu, tidak didukung bukti pertanggung-jawaban sesuai standar pengelolaan keuangan yang berlaku, hingga kuat dugaan adanya praktik korupsi pe-nyelewengan uang negara.

Realisasi dana operasional itu mer-upakan akumulasi dana operasional yang digunakan pada kurun waktu ta-hun anggaran 2010-2012 yang diduga

masih dilakukan oleh manajemen lama warisan BP LIP.

Kuat dugaan timbulnya masalah pada masa peralihan status kelem-bagaan dari BP LIP menjadi UPK PPUM-KMP Pulogadung pada tahun 2009 itu, karena perubahan status kelembagaan tidak disertai dengan pergantian pe-jabat dan pegawai eks BP LIP Puloga-dung.

Perubahan status kelembagaan BP LIP Pulogadung menjadi UPK PPUMKMP Pulogadung sendiri berdasarkan Pera-turan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 91 Tahun 2009, tertanggal 3 Juni 2009 tentang Pembentukan Organisasi

dan Tata Kerja UPK PPUMKMP Puloga-dung.

Berdasarkan Pergub tersebut, UPK PPUMKMP Pulogadung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (KUMKMP) yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kawasan pusat pengem-bangan UMKM serta pemukiman Pu-logadung.

UPK PPUMKMP Pulogadung mener-apkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD secara penuh berdasarkan Kepu-tusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 959/2009 tanggal 11 Juni 2009 tentang Penerapan PPK BLUD pada UPK PPUMKMP Pulogadung.

Sementara pengangkatan pejabat UPK PPUMKMP baru dilakukan di tahun 2011 berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 170/2011 tanggal 8 Februari 2011 tentang Pen-gangkatan Pejabat Baru sebagai Kepala UPK PPUMKMP Pulogadung.

Namun Keputusan Gubernur terse-but, lagi-lagi menimbulkan masalah karena tidak diikuti dengan pember-hentian pejabat eks BP LIP hingga ter-jadi dualisme kepemimpinan.

Atas masalah dualisme kepemimpi-nan itu, kemudian terbit Peraturan Gu-bernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 40 Tahun 2011 tanggal 6 April 2011 tentang Pelaksanaan Masa Transisi Peralihan BP LIP Pulogadung menjadi UPK PPUMKMP Pulogadung menetapkan penyelesaian status kepegawaian, keuangan, aset dan dokumen serta ikatan hukum dan permasalahan hukum dengan pihak ke-tiga, paling lambat tanggal 31 Agustus 2011.

Operasional UPK PPUMKMP Puloga-dung masih dilakukan oleh pejabat dan pegawai eks BP LIP, termasuk pen-gelolaan keuangan, sampai dengan di-lakukan serah terima pengelolaan dari Eks Kepala BP LIP Pulogadung kepada Kepala Dinas KUMKMP tanggal 20 April 2012. @Alfi/Skor-02

SKOR, Jakarta

Dugaan adanya penyelewengan dana operasional pada masa transisi perubahan status kelembagaan dari BP LIP Pulogadung menjadi UPK PPUMKMP Pulogadung sebesar Rp. 16 miliar lebih dibenarkan pihak Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta.

Page 9: SKOR Edisi 026

09 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

ahwa pada tahun 2009, rasio ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity) dan NPM (Net Profit Mar-gin) BLTA negatif, karena menga-lami kerugian namun hal tersebut

tidak dipertimbangkan DP Pertamina saat melakukan investasi

Pihak Pertamina hanya berpedoman pada laporan keuangan PT BLTA triwulan I tahun 2010 dengan net profit yang positif (sehat). Berdasarkan hal tersebut, Presiden Direktur DP Pertamina memberikan persetujuan investasi tanpa memperhatikan kinerja keuangan peri-ode sebelumnya.

Dari data dan informasi yang diperoleh SKOR, sebelumnya harga perolehan rata-ra-ta saham BLTA pada Inhouse I sebesar Rp 1.247,40 dan Inhouse II Rp 723,05, sementara harga pasar saham BLTA pada closing price sebelum dilakukan right issue akhir Juni 2010 adalah Rp 330,00. harga pasar adalah 26,46% dan 45,64% dari harga perolehan rata- rata

SKOR, Jakarta

Kurangnya evaluasi atas investasi pembelian saham

PT Berlian Laju Tanker (BLTA) Tbk. pada tahun

2009-2010, Dana Pensiun (DP) Pertamina mengalami

kerugian investasi sekitar Rp 21,6 Miliar.

saham BLTA yang dimiliki masing-masing In-house I dan II. Hal itu menunjukkan bahwa harga pasar saham BLTA tidak pernah men-capai rata-rata harga perolehan saham BLTA yang dimiliki DP Pertamina dan cenderung terus melemah.

Sampai dengan perdagangan saham BLTA disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Januari 2012 tidak diperoleh kajian analisa, usulan, ataupun keputusan da-lam risalah rapat investasi mingguan terkait dengan kebijakan untuk melepas atau mem-pertahankan kepemilikan saham BLTA di DP Pertamina.

Terkait dengan kepemilikan saham BLTA oleh

DP Pertamina yang mengakibatkan kerugian DP Pertamina sebesar Rp21.605.552.644,00, perin-ciannya sebagai berikut: (Lihat Tabel Kepemili-kan Saham BLTA oleh DP Pertamina)

Setelah proses right issue, kerugian po-tensial BLTA telah mencapai 40,51% - 72,03% dari harga perolehan rata-rata keseluruhan kepemilikan saham BLTA di DP Pertamina na-mun manajemen DP Pertamina saat itu tidak melakukan kebijakan cut loss. Hal tersebut mengakibatkan kerugian investasi.

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, pihak DP Pertamina belum memberikan tanggapan hingga berita ini ditulis.

@Team/Skor.10

Tabel Kepemilikan Saham BLTA oleh DP Pertamina

TahunJumlah Lembar Dimiliki

Harga Perolehan

(Rp)

Nilai Wajar Akhir Tahun

(Rp)Keterangan

2009 14.711.166 16.572.305.274 9.562.257.000

2010 33.387.332 21.605.552.644 11.017.819.560 • Pembelian di bursa 1.982.500 lembar • Penambahan right issue sebanyak 16.693.666 lembar

2011 33.387.332 21.605.552.644 6.310.205.748

2012 33.387.332 21.605.552.644 0 Dibentuk cadangan penyisihan kerugian atas Investasi Saham BLTA senilai Rp 21.605.552.644

Page 10: SKOR Edisi 026

10 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

kibatnya pajak mineral bu-kan logam yang telah diba-yarkan PT. SB periode 2011-

2013, khususnya dari hasil produksi batu kapur kurang dari kewajiban sebe-narnya sekitar Rp. 2 miliar lebih.

Untuk diketahui, PT SB melaksana-kan kegiatan pertambangan berdasar-kan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diterbitkan oleh Bupati Ogan Kom-ering Ulu No. 01/K/IUP-II.A3/XXVII/2010 tanggal 23 Maret 2010 tentang Pembe-rian Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada PT Semen Baturaja (Persero).

Keputusan tersebut memberi izin

SKOR, Kolaka Timur-Sultra PeRKeMBANGAN pembangunan Desa

di Kecamatan Tinondo Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Provinsi Sulawesi Tenggara berlangsung sangat lambat pada saat pe-merintahan Camat Tinondo dikomandoi Abidin Ngoso. Karena hampir semua kegia-tan yang membutuhkan dana, maka pihak Desa yang ada di Kecamatan Tinondo selalu dibebankan pendanaannya.

Demikian penjelasan Makmur salah satu Kepala Desa saat ditemui Media SKOR di kantornya pekan lalu. Menurut Makmur, dirinya sebagai kepala desa sangat sulit untuk bangun wilayah Desa Tutuwi, "Baru

kepada PT SB untuk melakukan kegia-tan konstruksi, produksi, pengangku-tan dan penjualan serta pengolahan dan pemurnian komoditas tambang batu kapur dalam wilayah IUP untuk jangka waktu selama 20 tahun.

Sesuai IUP tersebut, pemegang IUP wajib membayar pajak mineral bukan logam sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu Undang-undang No. 29 Tahun 2008 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

Tahun 2011 sampai dengan 2013, PT SB telah melaksanakan pembayaran

pajak daerah dengan mekanisme PT SB terlebih dahulu mengirim surat kepada Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Kabupaten Ogan Komer-ing Ulu. Surat tersebut berisi tentang jenis bahan yang dikenakan pajak serta jumlah batu kapur dan tanah liat yang diproduksi dalam periode masa pajak.

Setelah menerima surat pemberita-huan itu, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu menerbitkan Surat Pem-beritahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang berisi tentang data wajib pajak, data objek pajak, nilai dasar pengenaan pa-

SKOR, Ogan Komering Ulu-SumselPT Semen Baturaja

(SB) (Persero) Tbk diduga melakukan manipulasi

data hasil produksi den-gan tujuan mengurangi

beban pembayaran pajak mineral bukan logam yang

dibayarkan kepada Pe-merintah Kabupaten Ogan

Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan periode

2011-2013.

jak serta besarnya pajak yang harus dibayar oleh PT SB

Setelah menerima SPTPD, PT SB me-nyetorkan pajak sesuai dengan jumlah yang tertera dalam SPTPD ke Rekening Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Berdasarkan data dan informasi yang Skor miliki, pada tahap penyam-paian laporan hasil produksi kepada Dinas Pertambangan dan Energi Pe-merintah Kabupaten OKU yang akan dijadikan dasar perhitungan kewajiban pajak, laporan yang diberikan PT SB kurang dari hasil produksi sebenarnya.

Terkait hal itu, Skor telah mengirim surat permintaan konfirmasi dan klari-fikasi kepada PT. Semen Baturaja, na-mun hingga berita ini ditulis, kami be-lum menerima jawaban konfirmasi dari pihak PT Semen Baturaja.

Salah satu pabrik semen PT SB ter-letak di Baturaja, Kabupaten Ogan Ko-mering Ulu, Propinsi Sumatera Selatan. Pabrik tersebut memproduksi klinker yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen. Bahan dasar pembuatan klinker adalah tanah liat dan batu kapur. Batu kapur dan tanah liat yang diambil dari tambang (quarry) dimasukkan melalui unit crusher untuk dihancurkan kemudian disimpan ke tempat penyimpanan (storage). @S.02

SKOR, Kab. Tangerang udang Beras di Jalan Tanjung Kait, Kecamatan Mauk, Ka-bupaten Tangerang disulap jadi usaha pembuatan pagar besi, saat SKOR berkunjung

di lokasi tersebut nampak kegiatan bongkar muat dan proses produksi se-dang berlangsung.

Dinas Perindustrian dan Perdagan-gan (Disperindag) Kabupaten Tangerang diduga tidak melakukan upaya penert-iban keberadaan gudang yang telah be-ralih fungsi menjadi perusahan Indus-tri. Bahkan masih banyak gudang, ruko dan rumah hunian yang kini beralih fungsi jadi usaha industri.

Pihak Polisi Pamong Praja Kecama-

tan Mauk saat dimintai keterangan terkait keberadaan PT Dinamika Unggul Prima Abadi (DUPA Mesh) yang berloka-si di Desa Ketapang, mengatakan “Saya belum mengetahui terkait ijin perusa-han Dupa Mesh karena saya baru pin-dah tugas disini, coba tanyakan ke Kasi Ekonomi,” katanya memberi arahan.

“kami belum mengecek keberadaan dan kegiatan PT Dupa Mesh, coba tan-yakan ke Camat karena saya hanya bawahan, jika diperintahkan, kami akan segera meninjau lokasi,” terang Iwan (Staf Pol PP).

“Semua izinnya sudah ada dan pihak kecamatan pun sudah menge-tahui keberadan kami,” terang Edwin

(Karyawan Dupa Mesh) saat dikonfir-masi melalui telepon.

Hal berbeda disampaikan Camat Mauk, HM. Nawawi, SH. MH. “kami tidak mengetahui keberadaan Perusa-haan itu, setahu saya dulu itu adalah gudang beras,” kata camat saat ditemui SKOR.

Terkait upah karyawan, Camat men-gatakan “sangat miris kalau upah yang diberikan hanya Rp 550.000/bulan kare-na itu sangat jauh dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang telah ditetap-kan, kami akan segera meninjau keg-iatan dan keberadaan PT Dupa Mesh,” tegas Camat Nawawi.

@Ladien/yopi/Rifai/S-10

memulai untuk melakukan program telah di lelang lagi sama kepala wilayah saat pak Abidin Ngoso yang jadi camat Tinondo, seperti yang pernah kami alami desa- desa yang ada di kec. Tinondo saat pencairan dana block grand akhir tahun 2013, diwa-jibkan mengumpulkan dana Rp 800.000 (delapan ratus ribu rupiah) setiap kepala desa dengan dalih mau datangkan Ibu Gu-bernur Sultra yakni Tina Nur Alam namun sampai sekaran ini ibu Tina Nur Alam tidak pernah datang di Kecamatan Tinondo sam-pai Camat Tinondo Abidin Ngoso tinggalkan Kecamatan Tinondo sejak Juli 2014." Terang

Makmur.Bukan itu saja, lanjut Makmur, kelakuan

buruk mantan Camat Tinondo Abidin Ngoso yang sekarang menjabat sebagai kepala BPMD di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim). “Karena para Kepala Desa juga setiap ada pengajuan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) diharuskan untuk menyetor sejumlah uang, baru mau ditanda tangani LPJ-nya, sungguh sangat parah,” ketusnya.

Lebih lanjut Makmur menuturkan, bah-wasanya kepala desa mengelola Alokasi Dana Desa (ADD) hanya sekitar Rp 100 juta (seratus juta rupiah) satu tahun dan semua

anggaran ADD sudah ada posnya. "Kalau dana block grand Rp 15 juta satu triwulan, juga semua sudah ada posnya masing-mas-ing, di antaranya untuk biaya oprasional desa dan lembaga desa,” ungkapnya.

Terkait dengan pengakuan Kepala Desa Makmur tersebut, Abidin Ngoso ketika masih menjabat Camat Tinondo kepada Me-dia Skor mengakui bahwa dirinya pernah memungut dana setiap Kepala Desa yang ada di Kecamatan Tinondo. “Kemudian dana yang saya pungut, saya pakai untuk biaya Anggaran persiapan kunjungan ibu Tina Nur Alam,” jelasnya. @Azhar/S-10

Page 11: SKOR Edisi 026

11 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

abatan sebagai anggota DPR RI adalah sebuah amanah dari rakyat, untuk itu harus dijaga dengan penuh integritas, baik itu anggota dewan incumbent

maupun yang baru terpilih. Hal itu disampaikan Mayjen TNI (Purn) Salim S Mengga salah satu anggota DPR RI Farksi Partai Demokrat (PD) yang kembali terpilih (Incumbent) pada pe-riode 2014-2019.

“Siapapun yang duduk di DPR itu, harus mengerahkan semua kemam-puannya untuk bekerja, sebagaimana yang di amanahkan rakyat kepada kita, kedua integeritas itu harus di-jaga, bahwa sebagai anggota dewan di DPR itu bukan sekedara menyam-paikan aspirasi, melakukan peng-wasan dan membuat undang-undang saja, tetapi yang terpenting itu wu-jud yang kita kerjakan itu keluar dari hati nurani yang keluar dari aspirasi kita, itu yang terpenting, kenapa sala-ma ini anggota DPR itu dimasa lalu kurang berhasil atau banyak di tuduh korupsi karena kurangnya integritas, bukan persoalan kompetensi.”Ujar Salim Mengga saat di temui diakhir pelantikan Anggota DPR.

Lanjut Salim, Terkait RUU Pilkada yang telah disahkan Pimpinan Sidang

DPR pekan lalu adalah bentuk integri-tas terhadap bangsa yang baik.

“sebenarnya dalam sebuah sistem demokrasi langsung atau tidak lang-sung itu sama baiknya, yang jadi masalah kita ini kan, kita belum ma-tang berdemokrasi, saya ambil con-toh dari pileg yang lalu, kalau ada pejabat yang punya keluarga sudah diberitahu tidak boleh mengguna-kan fasilitas Negara tetapi mereka masih terus menggunakan fasilitas itu, sama juga halnya dengan tidak boleh politik uang tapi masih banyak orang yang tawar menawar, nah se-bab itu PD mengusulkan opsi-opsinya itu ya untuk memperbaiki hal itu sep-erti masih banyaknya politik uang, integritas para calon yang diragukan dan mengecilkan pengeluaran ang-garan untuk para calon, dan Walk Out (WO) yang dialakukan beberapa anggota PD waktu itu hanya salah komunikasi karena pimpinan sidang cuma mengambil 2 opsi yang kita usulkan.”Terangnya.

Sama seperti apa yang disampai-kan Salim Mengga, Dr. K.H. Kholilur-rahman, SH., M.Si sebagai Anggota Baru DPR RI Fraksi PKB pada periode 2014-2019 yang juga berharap pe-merintahan yang akan di pimpin oleh

Presiden terpilih Jokowi-JK periode 2014-2019 harus lebih baik dari sebe-lumnya.

Menurut Kholil keadaan sistem demokrasi yang terjadi saat ini sudah tidak terkontrol, sebab itu dirinya ber-harap penuh kepada semua kelompok

atau tim agar segera menyatu untuk kepentingan Nasional,

“Jangan terus menerus tegang, saya rasa pak Jokowi sudah memulai merajut komunikasi dengan semua lini, tinggal sekarang dari beberapa kelompok yang lain bisa welcome dan menyambut baik terhadap upaya-up-aya yang telah dilakukan pak Jokowi selama ini.”harapnya.

Dalam tugasnya sebagai wakil rakyat, Kholil juga berjanji akan membantu menstabilkan laju pe-merintahan yang akan datang, baik terkait dengan perundang-undangan maupun konstalasi politik yang lain. Upaya tersebut dilakukan Kholil kar-ena melihat dinamika sistem politik yang menurutnya telah menyamp-ingkan hak rakyat seperti, kasus MD3 yang di kembalikan kepada dewan saat itu.

“Beberapa masyarakat dan komu-nitas yang saya temui, mereka sangat keberatan apa yang diputuskan itu, nah seperti yang kita tahu, bahwa anggota DPR itu mewakili konstituen, nah dalam hal ini perlu kita pertan-yakan apakah mereka sudah turun menemui konstituen dalam rangka memutuskan itu?, nah kalau terpu-tus dari konstituen saya kira bukan perwakilan namanya, itu perwakilan buat dirinya sendiri dan kelompok.” Pungkasya.

SKOR, JakartaSetelah menghadiri upacara Hari kesaktian pancasila di

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Pondok Gede, se-banyak 555 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari 10 Fraksi resmi dilantik di Ruang Nusantara, Gedung DPR/MPR RI, (1/10) yang lalu. Pelantikan itu dipandu Ketua Mahkamah Agung (MA), Hatta Ali.

Page 12: SKOR Edisi 026

12 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

DeMIKIAN dikemukakan Kepala Inspektorat Konawe Utara, Marthen Minggu, SP, M.Si, saat ditemui Tabloid SKOR pekan lalu di ruang kerjanya. ”Saya tidak takut siapapun pelaku-nya, semuanya akan saya tindak,” te-gasnya.

Korupsi adalah perbuatan jahat dan sangat jahat. Karena selaku Pe-gawai Negeri Sipil (PNS) sudah digaji dan dimanjakan oleh Pemerintah (Negara) dengan diberi fasilitas, diberi tunjangan segala sesuatunya. “Hing-ga kemana-mana para PNS menggu-nakan fasilitas Negara,” tambahnya.

Jadi kata kuncinya, Marthen melan-jutkan, korupsi merupakan musuh bersama, baik dari teman wartawan, LSM dan termasuk masyarakat pada umumnya. Hingga wajib hukumnya untuk bersama-sama perangi semua tindakan korupsi.

“Dalam konteks pelaksanan pe-merintah yang adil jujur serta trans-

ua oknum Polisi Pamong Praja, yakni Sudirman dan Wasman anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Sat-pol PP) Kabupaten Majene

terbukti memperkosa Bunga (nama sa-maran) usia di bawah umur, Bunga (nama samara) di ruangan Aula Kantor Pemerintahan Kabupaten Majene be-berapa bulan yang lalu.

Perbuatan yang tidak terpuji itu, sempat menghebohkan warga di selu-ruh wilayah provinsi Sulawesi Barat, bahkan mencoreng dan memalukan nama Institusi Pemerintah Daerah, ser-ta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) secara menyeluruh.

Walau kasus itu sudah cukup lama, namun di daerah Campalagian, Kabu-paten Polewali Mandar tempat asal Wasman, kasus pemerkosaan tersebut masih hangat dibicarakan masyarakat.

Seperti disampaikan Najamuddin warga Toilang, Campalagian mengaku sangat menyesalkan perbuatan Was-man selaku oknum Satpol PP yang

Bahkan Syamsiar menyatakan dalam bahasa kone-konee, “Andengi risseng setang agaroo, attamaiki wasman.” Art-inya, setan apa yang memasuki was-man, hinggga bisa begini kejadiannya, katanya dengan nada kesal.

Syamsiar menyebutkan ketika mengetahui kejadian memalukan itu, ia langsung ke kantor malam itu juga untuk mengambil tindakan yang tepat untuk memberhentikan kedua oknum Satpol tersebut dari keanggotaannya.

Tindakan cepat memecat oknum Satpol PP itu dilakukan, lanjut Syamsiar untuk mencegah hal-hal yang tidak di-inginkan, pasalnya apabila tidak segera diambil tindakan tentu akan menjadi tambah panjang karena keluarga kor-ban sudah merapat ke kantor Bupati Pemerintahan Kabupaten Majene sete-lah merusak dan menghancurkan kan-tor SATPOL PP.

“Coba bayangkan keluarga korban sudah membawa jerigen berisi bensin untuk membakar Kantor Bupati, lem-paran batu membabi buta. Untungnya, kepolisian dari Polres Majene tetap siap siaga menghalau massa” ujarnya.

Setelah itu, Syamsiar bersepakat di-adakan dialog keluarga korban dan ber-bagai unsur Tokoh Masyarakat, Kepala Desa, LSM. Hingga terjadilah kesepaka-tan apa yang diinginkan keluarga kor-ban, yakni pemecatan Wasman dan Sudirman sebagai tenaga honor K2, dan menghukum dengan seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya.

Lebih lanjut, Syamsiar mengata-kan tindakan pemecatan itu dilakukan

bukan tindakan pribadi namun tetap dikomunikasikan dengan Bupati “Saya tetap berkoordinasi dengan Bupati. Setelah pak Bupati mengiyakan, segera lakukan pemecatan, maka saya pecat, jadi bukan atas nama Sekda yang saya pecat itu,” jelasnya.

Lebih jauh Sekda menegaskan, kalau berkas usulan menjadi PNS para oknum Satpol PP yang sudah dipecat, sudah terkirim ke Jakarta, dia akan perintah-kan pegawai untuk mengejar ke Jakarta untuk menarik berkasnya kembali.

Syamsiar juga sesalkan melihat per-ekrutan penerimaan Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) yang asal asalan tanpa melakukan meka-nisme seleksi yang ketat dan benar. “Paling tidak, kita harus melibatkan psikolog, unsur TNI, Kepolisian, karena yang namanya Satpol itu merupakan tugas penegakan Peraturan Daerah,” tambahnya.

Syamsiar juga memahami tidakan keluarga korban yang tidak terima ke-jadian pemerkosaan itu.

“Dengan kejadian seperti ini wajar kok, keluarga korban marah. Siapa sih yang tidak marah, kalau menghancur-kan masa depan anaknya yang masih di bawah usia. Saya saja marah, andaikata ada keluarga saya yang mengalami hal ini, paparnya.

Saat ini keluarga korban sangat ter-pukul dan korban mengalami sedikit gangguan kejiwaan. Namun Kapolres dan Dandim sudah bersilaturrahmi ke rumah korban.

@Ariefuddin Haroen/S02

SKOR, MajeneKasus pemerkosaan

yang dilakukan oknum Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol

PP), di Aula Kantor Bupati Majene, berbuntut

pemecatan atas oknum anggota Satpol PP yang

terlibat.

melakukan perbuatan bejat tersebut. “Pemerkosa Wasman yang berasal dari Campalagian tak pernah memikirkan masa depannya, dan juga keluargan-ya yang tentu sangat mengharapkan nafkah lahir bhatin, dari suaminya. Na-mun apa mau dikata, nasi sudah men-jadi bubur,” ujarnya.

Terkait dengan kasus memalukan tersebut, Sekretaris Daerah Majene, HM Syamsiar Muktar SH MH yang berhasil diwawancara khusus Tabloid SKOR, be-berapa waktu lalu, di ruangan kerjanya mengaku sangat menyesalkan kejadian yang menjijikkan dan mencoreng nama baik Institusi pemerintah Daerah Kabu-paten Majene itu.

paran, tentu dibutuhkan peran serta masyarakat, khususnya dalam upaya pemberantasan korupsi di Wilayah Konawe Utara agar pelaku korupsi tidak memiliki lagi ruang gerak. Mari kita perangi, kita basmi, kita cegah, tindakan korupsi agar Konawe Utara bisa bebas dari perbuatan haram ini,” tegasnya.

lebih lanjut Marten menjelaskan, Selaku Lembaga Pemerintahan, ins-pektorat harus lebih proaktif melak-sanakan tugas pengawasan serta pencegahan termasuk penindakan, artinya fungsi tersebut merupakan tugas pokoknya. Sementara selaku bagian dari Pemerintah Daerah tentu tidak lepas dari perintah atau petun-juk dari Bupati kemudian harus ses-uai dalam aturan perundangan yang ada.

Pada tahun 2014 ini pihaknya melakukan sensus barang khususnya dengan jumlah tenaga 32 orang. Tim

ini mulai melaksanakan tugas sensus terhadap barang-barang inventaris milik Pemda dari tahun 2008-2013.

Hal ini dipandang perlu guna mengetahui keberadaan barang-barang milik Pemerintah mulai dari kertas (buku) hingga kendaraan dan barang lain yang sepatutnya mi-lik Pemda, "kita data dan lacak ke-beradaannya, jika barang tersebut ada dalam daftar belanja barang da-pat kiranya dicek keberadaannya di-mana? Kalau kondisinya sudah rusak

di mana barangnya dan kondisinya bagaimana. Jangan sampai ada dalam daftar atau nota pembelanjaan tapi tidak benar,” tukasnya.

Lebih jauh Marten mengatakan kepada Skor, pernah ada barangnya atau juga terkadang ada nota pem-belanjaan ada barangnya namun hingga kini tidak diketahui kemana barangnya.

"Ini merupakan gebrakan saya sejak menjadi Kepala Inspektorat di Konut dan Alhamdulillah upaya sep-erti ini sangat diapresiasi oleh Bupati maupun Sekda Konawe Utara, karena pada masalah pengadaan atau pem-belanjaan barang sangat rawan per-buatan korupsi,” imbuhnya.

Setiap tahunnya terdapat dana besar untuk pembelanjaan barang se-lain belanja pegawai sehingga rawan korupsi, "juga kadang terjadi kasus akibat terjadinya pergantian jabatan, karena kepala Dinas atau Bendahara di suatu SKPD jika sang Kadis menda-pat tugas baru, maka barang-barang milik kantor kadang dibawa serta atau bisa dilenyapkan barang buktin-ya, yang pada akhirnya ketika datang pejabat baru harus mengisi perleng-kapan kantor lagi,” pungkasnya.

@Nasrul/Skor-10

SKOR, Konawe Utara-SultraTindakan korupsi yang belakangan ini kian marak, tidak

boleh dibiarkan terus menjamur dan tidak boleh takut untuk memeranginya. Karena korupsi bisa terjadi akibat kurangnya pengawasan serta lemahnya penindakan terh-adap pelaku, khususnya di Konawe Utara.

Page 13: SKOR Edisi 026

13 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

SKOR, Kolaka Timur-Sultraecamatan Poli-Polia menjadi Kota Seni dan Budaya. Selain Kecamatan Tirawuta, ternyata para Tetua adat menyebut Poli-Polia merupakan daerah Distrik Tertua di Kabupat-

en Kolaka Timur (Koltim). Distrik Poli-Polia kini terbagi beberapa desa pemekaran, di antaranya Tousu, Inotumewao, Puundokulo, Andowengga dan beberapa desa pemekaran lainnya. Sedang hal paling utama yang saat ini dilakukan adalah pembangunan secara serentak dan memperko-koh siratuhrahmi antar masyarakat.

Camat Poli Polia, Akkas Genda, S.Pd saat ditemui di sela-sela kegiatan gotong royong menjelaskan, selama beberapa periode pergan-tian camat memang Poli-Polia ini selalu men-galami kendala dalam mengatur pembangunan daerah serta menjaga kekompakan masyarakat. Untuk itu, yang paling utama kami lakukan se-laku pemerintah kecamatan adalah pelayanan,

emikian dikemukakan Kepala Sekolah SDN II Mamuju, Rusdah SPd

MPd didampingi Nursina Achir SPd MPd, Sohra Said, Demma Te’ne SPd ketika ditemui Tabloid Skor, di ruang kerjanya, pekan lalu.

Menurut Kepsek Rusdah, keber-hasilan SDN II Mamuju menjadi juara I Resikel Mendaur Ulang Sampah dan juara harapan II Kebersihan Seko-lah Se Provinsi Sulawesi Barat ini, berkat kerjasama yang baik antara Kepsek, Guru, Komite Sekolah serta dukungan para orangtua murid dan

SKOR, MamujuBerkat kepemimpinan dan kerja keras Kepala Sekolah

Dasar Negeri (SDN) II Mamuju, Rusdah SPd MPd dan didukung para guru dalam menata pendidikan dan keterampilan siswa, khususnya dalam mengoptimalkan visi dan misi pendidikan dasar 9 tahun, akhirnya SDN II Mamuju mampu meraih prestasi yang cukup membanggakan, yakni juara I Resikel Mendaur Ulang Sampah tingkat Provinsi Sulawesi Barat. Selain itu, SDN II Mamuju juga meraih Juara Harapan II Kebersihan Sekolah Seprovinsi Sulawesi Barat.

Masyarakat.Pada prinsipnya, tambah Rus-

dah, para pendidik di SDN II Mamuju sangat meyakini kalau ada kemauan berkarya sudah dapat dipastikan akan berhasil. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya Guru yang handal da-lam menata Pendidikan. “Selain itu, para Guru juga dituntut kreatif dalam hal mengoptimalkan visi dan misi pendidikan dasar 9 tahun,” tegasnya.

Lebih jauh Kepsek Rusdah SPd MPd mengharapkan, agar prestasi yang diraih sekolah SDN II Mamuju tidak berhenti sampai disini karena

paling tidak harus mampu memper-tahankan juara yang telah diraih. “Karena itu diharapkan kepada 24 guru yang menangani 364 siswa SDN II Mamuju, untuk lebih ditingkatkan lagi apa yang kita raih pada tahun ini, dan semoga tahun depan kita bisa meraih juara I kembali." harapnya.

Tidak lupa Rusdah berharap ke-pada pemerintah, agar program keg-

iatan tidak berhenti sampai di sini. Kegiatan Lomba tingkat Provinsi Su-lawesi Barat ini dilaksanakan oleh Dinas PU Provinsi Sulawesi Barat bekerjasama dengan Dinas Keseha-tan Sulbar dan Dikpora Kab. Mamuju. Hadiah diserahkan langsung oleh Hj. Anggraeni Anwar beserta dana pem-binaan terhadap SDN II Mamuju.

@Korwil Skor Sulbar/Skor-10

SKOR, PolmanMADRASAH Ibtidaiyah DDI yang ber-

lokasi di Tinambung kini dalam posisi dilema, lantaran tanah tempat gedung sekolah berdiri saat ini menjadi seng-keta, bahkan sering didatangi beberapa orang yang mengaku sebagai pemilik tanah dan memaksa pihak sekolah un-tuk membeli lokasi tersebut. Atas kon-disi itu pihak sekolah hanya bisa pasrah dan berharap perhatian dari pemerintah setempat demi keberlangsungan pen-didikan para anak didik yang menun-tut ilmu di Madrasah Ibtidaiyah DDI Tinambung itu.

"Sungguh merana betul sekolah ini, karena sekolah lain selalu dan ser-ing dapat bantuan pembangunan, Ma-drasah ini hanya gigit jari saja," tutur Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah

DDI Tinambang, Arfa S.Pdi yang baru menjabat dua bulan didampingi guru seniornya Hj Hasrawati, kepada Tabloid SKOR, pekan lalu.

Berdasarkan pengakuan Kepsek Ma-drasah Ibtidaiyah, Arfa, S.Pdi kepada Skor, ternyata sekolah Madrasah Ibtid-aiyah DDI ini sering disambangi orang yangmengklaim jika lahan sekolah terse-but sebagai hak milik mereka, mereka meminta agar pihak sekolah membeli lahan tersebut, dengan alasan Karena memang mau mereka jual.

Sementara pihak sekolah Madra-sah Ibtidaiyah sudah menyampaikan ke pihak Kementerian Agama di Kabupaten serta Provinsi. Namun hingga kini be-lum ada kabar, "apakah ada perhatian keseriusannya atau bagaimana, kami

tidak tahu," kata Arfa dengan senyum sedih dan pasrah melihat kondisi seko-lah yang di pimpinnya.

“Kami jalani saja pak. Kami khawatir jika ada unsur paksaan dan disuruh ke luar jika tidak dibeli. Karena kita mau ke mana kalau tiba-tiba diusir. Bisa-bisa muridnya tidak tidak ada lagi.

Ketika ditanyakan apa komentar Ket-ua Yayasan Madrasah Ibtidaiyah DDI? Ibu Arfa mengatakan, sama saja, beliau juga hanya mengharapkan perhatian dari pe-merintah. Ketua Yayasan juga khawatir kalau berlarut larut begini, tiba-tiba saja kami diusir. “Jadi harapan kami di sini selaku guru-guru sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah, khususnya Kementerian Agama,” katanya penuh harap. @Ariefuddin Haroen/S-10

pembangunan di semua sektor serta paling khusus adalah menjaga agar tali siratuhrahmi sesama masyarakat desa tetap kokoh.

Ada satu hal yang akan kami lakukan ke depannya, yakni menjadikan kota tertua ini menjadi pusat seni dan budaya di Koltim, baik menjaga seni budaya Tolaki (salah satu suku di sultra-red) sekaligus mengembangkan seni bu-daya tersebut secara berkesinambungan.

Lulusan Universitas Muhammadyah Kend-ari yang kini menjadi Camat Poli-Polia menga-takan, pada tahun 2015 mendatang kita ingin menjadikan Kecamatan Poli-Polia sebagai ikon budaya dan seni Tolaki di Kolaka Timur. “Itu tekad kami semua. Dan tidak dapat dipungkiri, selama ini Kecamatan Poli-Polia menjadi tempat pakar-pakar seni budaya Tolaki di Kolaka Timur sebagaimana daerah yang dulunya sangat ken-tal dan selalu menjunjung tinggi tentang adat istiadat,” jelasnya. @Irwandar/S-10

Page 14: SKOR Edisi 026

www.skornews.com14Edisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

uang lingkup pekerjaan penyediaan Mobile Pusat Layanan Internet Keca-matan (MPLIK) meliputi pembangunan/pengadaan infrastruktur seperti pe-nyediaan jarigan, layanan akses/layan-

an jasa akses internet, perangkat pendukung dan sarana prasarana, pengoperasian dan pemeli-haraan serta jaminan kemampuan sistem yang memadai.

Dari informasi dan penelusuran SKOR, telah terjadi pungutan liar kepada mitra/pengelola MPLIK oleh penyedia jasa atas pekerjaan MPLIK paket 5 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pengelola menyetor uang sebesar Rp10 Juta dan membayar sendiri biaya pengiriman ke lokasi padahal biaya pengiriman sudah termasuk da-lam RAB/spreadsheet biaya deployment sebesar Rp10.267.076/MPLIK.

Akitivis LSM Lembaga Informant Korupsi (LIK), Bang Awi mengatakan, pelaksanaan MPLIK didu-ga tidak sesuai kontrak, “pelaksanaan dan pem-bayaran MPLIK paket 2, 3, 11, 15, 16, 18 meng-gunakan dasar data log modem, itu melanggar SOP” terangnya.

Dalam membayar prestasi pekerjaan, Kepala BP3TI telah menetapkan SOP Nomor Prosedur:

SKOR, Jakarta

Ratusan paket Project KPU/USO Bp3TI Kem-kominfo dengan anggaran triliunan rupiah yang bersumber dari dana Pendapatan Nega-ra Bukan Pajak (PNBP) penyedia jasa teleko-munikasi diduga rugikan negara, beberapa oknum pejabat Kemkominfo dan oknum kontraktor pelaksana pekerjaan telah dijadi-kan tersangka oleh Kejaksaan Agung.

SOP.BP3TI.4.11.2011 tentang pencocokan dan penelitian (rekon-siliasi) Data KPU/USO. Bertentangan dengan standar operational procedure pada klausul 5 SSUK yaitu sehar-usnya raw data yang direkonsili-asi untuk pem-bayaran tidak menggambar-kan aktifitas PC Client.

Pembayaran oleh BP3TI kepada PT AL termin I dan II meng-gunakan raw data log modem. Diduga Terdapat PC Client off yang seharusnya menunjukkan tidak ada transaksi atau aktivitas didalam alat monitoring (raw data dari NOC) tapi yang dilaporkan adalah sebaliknya sehingga tidak ada pembayaran atas prestasi pekerjaan.

Hal tersebut telah dikonfirmasi SKOR kepada pihak PT Apli-kanusa Lintasartha (AL) dan BP3TI namun yang bersangkutan be-lum memberikan tanggapan. Nur/S.01

Page 15: SKOR Edisi 026

www.skornews.com15Edisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

al tersebut mengakibatkan banyaknya kredit bermasalah (macet) pada Debitur bank BNI, salah satunya adalah, PT Niaga Putra Perkasa (PT NPP) yang memperoleh 14 fasilitas kredit namun kemudian pem-

bayarannya Macet. Berdasarkan informasi yang diterima SKOR bah-

wa Selama periode tahun 2008-2011, terdapat Tujuh proyek NPP yang memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK-transaksional) dari Sentra Kredit Menen-gah (SKM) Bank BNI Cabang Bandung, sebesar Rp 82,7 Miliar namun ternyata proyek-proyek tersebut adalah pekerjaan Perusahaan lain, berarti syarat pemberian kreditnya tidak terdapat Surat Perintah Kerja (SPK) se-bagai salah satu syarat yang harus dilampirkan calon

debitur untuk memperoleh fasilitas kredit.Karena proyek tersebut dikerjakan oleh kontraktor utama (bukan PT NPP,red)

SKOR, Bandung-Jabar

Pemberian dan pencairan fasilitas kredit pada Bank BNI (Persero) Tbk.

diduga banyak terjadi manipulasi per-syaratan “kongkalikong” antara pihak

Debitur dan oknum pejabat BNI sebagai Kreditur.

AKIBATNyA PD Pasar Jaya ditengarai kurang memberikan kontribusi kepada Daerah karena dana retribusi yang sehar-usnya digunakan untuk pembangunan daerah menjadi tidak bisa digunakan se-cara maksimal.

Pihak PD Pasar Jaya yang dikonfir-masi Skor membantah disebut mempu-nyai tunggakan retribusi pengangkutan sampah periode 2013. Saat ini PD Pasar Jaya justru sedang menunggu kebijakan dari gubernur terkait permohonan ker-inganan biaya retribusi pengangkutan sampah yang telah diajukan pihak PD Pasar Jaya kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

“Kita bukan menunggak tidak, kita su-dah mengajukan permohonan kebijakan keringanan tarif 35 persen kepada guber-

SKOR, JakartaPerusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya belum membayar biaya

retribusi pengangkutan sampah periode 2013 kepada Pemer-intah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan data dan informasi yang Skor miliki, tunggakan retribusi pengangkutan sampah itu mencapai Rp. 20 miliar lebih sesuai perhitungan ketentuan Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retri-busi Daerah.

nur, dan saat ini kita menunggu keputu-san kebijakan tarif itu untuk melakukan pembayaran” ujar Asisten Manajer Sub. Bidang Humas PD Pasar Jaya, Agus Lamun kepada Skor, jum’at pekan lalu.

Meski menolak disebut mempunyai tunggakan, Agus mengakui hingga saat ini PD Pasar Jaya belum melakukan pem-bayaran retribusi pengangkutan sampah tahun 2013. Lebih lanjut Agus menjelas-kan setelah ada kebijakan dari gubernur, akan ditindaklanjuti oleh Dinas Keber-sihan dalam bentuk penerbitan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), dan SKRD itu akan menjadi dasar pembayaran retribusi PD Pasar Jaya.

“Jadi memang kita belum ada pem-bayaran karena menunggu disposisi dari gubernur dan SKRD dari dinas kebersihan

baru kita bayar” sebutnya. Untuk diketahui pemberlakuan Pera-

turan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah itu memberatkan PD Pasar Jaya dan para pedagang karena kenaikan tarif retribusi angkutan sampah yang ditang-gung PD Pasar Jaya sangat tinggi dari Rp. 5 ribu rupiah per meter kubik menjadi Rp. 40 ribu rupiah per meter kubik, namun untuk pasal yang mengatur tarif Rp. 40 ribu per meter kubik sudah ada peruba-han menjadi Rp 20 ribu per meter kubik.

“Dulu kita 5 ribu sekarang 40 ribu, peningkatannya sangat besar sampai 800 persen oleh karenanya kami sudah me-minta dan bersurat ke gubernur untuk dilakukan peninjauan ulang Perda. Seka-rang perubahan perda sudah ada pasal yang mengatur 40 ribu itu sudah di rubah menjadi 20 ribu” ujar agus.

Setelah keputusan perubahan tarif pada Perda Nomor 3 Tahun 2012 itu, Pihak PD Pasar Jaya juga mengajukan ker-inganan penyesuaian tarif ke gubernur.

“setelah perubahan Perda itu, kita mengajukan keringanan penyesuaian tarif ke gubernur, kita minta keringanan kebijakan gubernur 35 persen, saat ini

kita menunggu realisasi permohonan keringanan dari gubernur, apapun kepu-tusannya kita akan melakukan pemba-yaran” pungkasnya.

PD Pasar Jaya adalah salah satu BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang secara aset ter-pisah dari Pemerintah Daerah DKI Jakar-ta. Saat ini PD Pasar Jaya mengelola 153 pasar yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta, untuk tahun 2013 PD Pasar Jaya telah menyumbang PAD sebesar 28 miliar rupiah. @Skor-02

berarti tujuan pemberian kredit untuk menambah modal kerja tidak terpenuhi. Akibatnya, BNI tidak dapat meman-tau pelaksanaan proyek untuk mengetahui tujuan peng-gunaan kredit serta perkembangan pembayaran termin sehingga proyek-proyek itu tidak layak dijadikan sebagai dasar pemberian kredit oleh Bank BNI. Proyek-proyek yang diajukan PT NPP dan telah menda-patkan fasilitas KMK dari SKM Bank BNI Bandung, ada-lah:1. Proyek dari KiSEL berdasarkan PO

(penelusuran SKOR: ternyata KiSEL tidak pernah menerbitkan PO)

2. Preservasi Jalan di Maluku dari Dinas Pekerjaan Umum3. Pembangunan tempat peristirahatan di Jalan Tol Pali-

kanci dari PT Jasa Marga4. Pemeliharaan Steel structure Pabrik PT Holcim5. Pembangunan Gedung Pemda Kabupaten Bandung Ba-

rat6. Pembangunan IPAM dari PDAM Kabupaten Bandung7. Proyek dari PT Telkomsel

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, pihak Bank BNI be-lum memberikan tanggapan dan Surat Konfirmasi yang dikirim SKOR kepada Direksi PT NPP di Jalan Batununggal Indah 114 Bandung, Jawa barat dikembalikan jasa pen-giriman JNE karena kantornya telah lama kosong “Alamat yang dimaksud telah lama kosong, mohon konfirmasi apa suratnya dikembalikan lagi ke alamat pengirim?,” kata petugas JNE memberi informasi via telepon.

Penelusuran SKOR lebih lanjut di website Mahkamah Agung RI (27/9/14), PT NPP telah dipailitkan berdasarkan putusan MA Nomor 722 K/Pdt.Sus/2012.

@Saidani/S.01

Page 16: SKOR Edisi 026

16 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

SKOR, Kolaka-Sultra SeTeLAH mengikuti bimbingan selama

kurang lebih dua bulan, akhirnya 43 Calon Anggota Amatir Radio (Camar) Orari lokal Kolaka mengikuti ujian Negara yang dilak-sanakan oleh Orari Daerah Sulawesi Tengg-ara dan Kementerian Informasi dan Komu-nikasi di Kampus USN Kolaka, Minggu lalu.

Para Calon Anggota Amatir Radio ini seperti layaknya para siswa yang akan mengikuti Ujian Akhir Nasional. Pada Ujian Negara Amatir Radio ini terdapat beber-apa mata ujian yang diikuti di antaranya: Pancasila, Teknik Radio, Peraturan Amatir Radio, dan Operating Procedure berkomu-nikasi.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ujian kali ini diikuti per mata ujian tiap sesinya, pada tahun ini ujian yang dilaku-kan selama satu sesi dengan seluruh mata ujian dimasukkan ke dalam satu bundel soal, hingga waktu pelaksanaan pun lebih singkat, dimulai pukul 8.00 WIB dan sudah selesai pukul 9.00 WIB.

Sebelum dimulai ujian, terlebih dahu-lu diawali dengan laporan Ketua Panitia, kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua Orari Daerah Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Hasbi Hamjat SE MSi (YC8KDO).

Dalam sambutannya Hasbi Hamjat

SKOR, Sekayu-MubaPeRINGATI hari jadi ke 69, TNI menggelar upacara bersama pemerintah

daerah Kabupaten Musi Banyuasin. Acara tersebut bertemakan patriot se-jati, profesional, dan dicintai rakyat.

Acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Muba Beni Hernedi, Sek-da Muba Drs. H. Sohan Majid, MM beserta SKPD dan FKPD Kabupaten Musi Banyuasin dan turut hadir veteran-veteran para pejuang pembela negara RI.

Dalam amanatnya, Inspektur upacara Letkol. Inf. M. Arif Hidayat men-gatakan, pada kesempatan ini saya mengajak seluruh prajurit dan pejuang untuk mengingat kembali bagaimana perjuangan yang telah kita capai.

Dikatakannya, hakekat TNI adalah untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. TNI juga merupakan prajurit penjuang yang memiliki kecin-taan terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan menjaga kedaulatan serta keutuhan NKRI secara profesional.

“Mari kita membangun soliditas yang kokoh antara sesama prajurit TNI dengan Polri maupun Pemda serta komponen masyarakat lainnya, hingga diharapkan kemanunggalan TNI dengan rakyat yang selama ini terbina dengan baik, akan bertambah lebih baik lagi. Karena kesejahter-aan negara adalah tugas kita bersama,” tegas M. Arif, Selasa (07/10/14) lalu. @Dhbkom Muba/irawan

SKOR, Polman bu Panglima Kodam VII Wirabuana Makassar, Lin Bachtiar SH MSi MKn men-

erima cindera mata Perahu Sandeq dari Ibu Nasir Rahmat Wakil Bupati Polewali Mandar, didampingi oleh Ko-mandan Kodim 1402 Polman Dodi Tri-winarto SIP INF serta Ibu Damdim Dian Nuzulia Spi.

Ibu Lin Bachtiar datang ke tanah

kan PAUD Gereja pun ada,” jelas Ibu Panglima yang penuh ceria dan ber-semangat.

Menurutnya, bukan hanya seke-dar Paud menyanyi saja, banyak sekali macamnya. PAUD ini harus lebih ditingkatkan agar lebih hidup. “Dan jangan tidak dilakukan, karena bisa dapat teguran loh!” Katanya set-engah mengingatkan dengan aksen Jawa kentalnya.

Mandar dalam rangka kunjungan ker-ja di Polman untuk mensosialisasikan secara detail program tentang Ke-beradaan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini-red), menurutnya PAUD harus lebih diberdayakan di daerah sebab PAUD yang akan datang bukan hanya sekedar membangun gedung. “PAUD banyak alternatif lain, bisa dilakukan ada PAUD Pengajian, PAUD Pertanian, PAUD Peternakan, PAUD Arisan, bah-

Dirinya merasa sangat berbahagia dan bangga berada di Polman Tanah Mandar serta terharu menerima cen-dera mata buatan kerajinan tangan asli orang Mandar, yakni Sarung Sutra Mandar.

Ibu Panglima menegaskan agar berprinsip dan berkomitmen sesuai dengan kata SIBALI PARRI, karena Sibali Parri itu ada cerita khusus dan bersejarah ketika Sang suami pergi ke laut mencari ikan, Sang Istri di rumah menenun Sarung Mandar, Sibali Parri adalah satu perjuangan yang harus dilakukan, agar bisa mendapatkan suatu kesuksesan dimasa yang akan datang.

Tidak lupa Ibu Panglima juga men-gucapkan terimakasih atas sambutan dan pelayanan yang telah diberikan pada dirinya, "kedatangannya ke Polewali Mandar mendapat sambutan dan pelayanan yang terlalu sangat Istimewa loh..! Padahal, seharusnya biasa-biasa saja lah, nanti aku betah lama-lama di sini loh," pungkasnya sembari senyum.

@Ariefuddin Haroe/Skor-10

mengungkapkan, sebagai calon anggota amatir radio, hendaknya senantiasa mema-tuhi etika berkomunikasi di frekwensi. “Ini harus diperhatikan hingga dapat terjadi ke-tertiban di dalam berkomunikasi, “ ungkap-nya di hadapan peserta UNAR.

Selain itu, dia juga mengharapkan ke-pada calon anggota Orari Kolaka selalu menjaga kekompakan dalam melaksana-kan setiap rencana kegiatan yang berkaitan dengan peran Orari sebagai kekuatan pen-dukung pada setiap kegiatan sosial, juga ketika ada bencana alam. “Kita sebagai amatir radio harus siap tampil mengambil peran dengan dukungan komunikasi yang kita miliki,” tegasnya.

Pada Ujian Negara Amatir Radio kali ini nampaknya juga sebagai ajang silatur-ahmi antar lokal se-Kolaka, karena jauhnya lokasi antar lokal dan berbedanya aktivi-tas masing-masing anggota. Hingga saat berkumpul ini selalu dimanfaatkan untuk temu kangen dan lebih mempererat sila-turahmi.

Saat ujian seperti ini juga para anggota bisa bertukar informasi mengenai teknik radio termasuk tentang antene yang mer-eka gunakan pada ajang HAM Festival yang secara berkala dilaksanakan.

@Abdul Rahim/Skor-10

Page 17: SKOR Edisi 026

17 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

SKOR, Bitungemerintahan Kota Bitung patut berbang-ga diri, karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan di Bitung suatu Kawasan Ekonomi Khusus melalui PP No. 32 Tahun 2014 tentang Kawasan

Ekonomi Khusus Bitung.Hingga sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Bitung,

maka sudah sepatutnya seluruh komponen masyarakat

Kota Bitung mendukung terciptanya kawasan yang eksklusif, hingga nantinya akan menarik minat investor untuk menanamkan investasi di kawasan tersebut.

Namun sayangnya, masih ada institusi Pem-kot Bitung yang justru terkesan kuranng men-dukung untuk terciptanya kawasan yang eksk-lusif di KEK Bitung tersebut. Salah satunya ialah pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bitung.

Karena terkait ditemukannya limbah yang diduga berbahaya dan beracun di tepi pantai Manembo Nembo, Kota Bitung yang masuk lingkup KEK Bitung, beberapa waktu lalu. Na-mun hingga kini Badan Lingkungan Hidup (BLH) belum menetapkan perusahaan mana yang melakukan pencemaran tersebut.

Saat dikonfirmasi Tabloid SKOR, Kepala Ba-dan Lingkungan Hidup Bitung, Jefrry Wowiling, terkait temuan limbah di lahan KEK atau Ka-wasan Ekonomi Khusus itu, berusaha berkelit

dengan mengatakan, jika itu bukan limbah berba-haya. "Itu limbah arang tempurung, bukan limbah sisa pembakaran batu bara," ujar Wowiling.

Kawasan Ekonomi Khusus yang telah ditetap-kan oleh Presiden SBY melalui PP No. 32 Tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Bitung akan tercoreng dengan adanya limbah di salah satu lokasi lahan KEK tersebut.

Namun hal tersebut sepertinya tidak meng-ganggu Kaban BLH seperti pernyataannya saat SKOR menemui Kepala BLH yang belum lama men-duduki posisi tersebut, di Kantor BLH. "Memang di Bitung ini masih kurang perusahaan pengolah limbah dan belum ada teknologi yang memadai untuk hal itu," katanya beberapa waktu lalu.

@Arham Licin/Skor-10

SKOR, Konawe-Sultraenyikapi tudingan be-berapa LSM tentang adaya dugaan penyero-botan hutan (kawasan hutan lindung) oleh

salah satu perusahaan perkebunan sawit (PT. MULYA TANI) di sekitar Desa Larui Kecamatan Routa Kabupaten Konawe seluas 732 Ha, Sekda Konawe Ir. Achmad Setiawan telah lakukan tin-dakan memanggil sejumlah pejabat di Lingkup Pemda Konawe.

Kepada Media SKOR saat ditemui untuk dimintai tanggapannya di tem-pat kerjanya, Sekda Konawe Achmad yang didampingi Kadis Kehutanan, Kuad Santoso SE MSi, Kepala Badan Perizinan Terpadu, Ir. Burhan MSi, serta Kabag Humas Pemda Konawe, Amiruddin SSos MSi mengatakan, tentu merupakan suatu masukan berharga bagi Pemda Konawe atas temuan me-dia SKOR, tentang adanya dugaan pe-nyerobotan/perambahan Hutan Lind-ung oleh PT. MT di Routa.

Sekda Achmad menambahkan,

di lapangan sebagai Media Kontrol, sekaligus sarana penghubung antara masyarakat dan pemerintah.

“Tentunya selaku Sekda, saya tidak akan tinggal diam manakala ada ke-luhan masyarakat melalui wartawan seperti hal ini. Untuk SKOR, saya berharap agar hubungan kerja sama senantiasa dapat menjadi mitra turut serta sebagai corong informasi, karena sudah seharusnya antara PERS dan Pe-merintah tidak bisa dan jangan pernah terlepaskan,” tuturnya.

Lebih lanjut Achmad menegaskan, dalam menyikapi serta menjalankan roda pembangunan di tengah penera-pan prinsip otonomi daerah, tentu san-gat kita butuhkan perusahaan swasta yakni pihak investor, baik perusahaan tambang atau perkebunan sawit untuk datang membuka bidang usaha, den-gan sarat ikuti aturan, karena semua ini sudah ada Undang-Undang yang men-gatur didalamnya. Dan mereka harus datang dengan membawa modal.

Karena, ujarnya, jika cuma men-gandalkan Pendapatan Asli Daerah

tersebut yang cuma sekitar 20 miliar rupiah, ditambah APBD sekitar 90 mil-iar, tentu sangat sulit dan mustahil bisa berkembang.

“Karena bisa saja terjadi di lapan-gan, seperti perusahaan kelapa sawit, yang telah memiliki izin yang luasnya 500 hektar, namun mengharap lahan yang lebih luas hingga mencapai 1.000 hektar. Hal seperti itu bisa saja terjadi, jika pemerintah daerah ada kongkaling-kong dengan pihak perusahaan. Hal itu telah menjadi rahasia Umum dan tidak dipungkiri kalau itu biasa terjadi,” im-buhnya.

Achmad berjanji akan mengambil tindakan tegas jika ada yang benar-benar terbukti ada perusahan yang me-langgar. "Saya akan memberikan sank-si, apalagi jika terbukti ada main mata (kongkalingkong) dengan pihak pemer-intah, sesuai aturan dan perundang-un-dangan yang berlaku. Sekali lagi saya tegaskan, karena semua sebagai warga Negara tentunya menjunjung tinggi arti dan nilai Hukum,” pungkasnya.

@Nasrul/Skor-10

terkait dengan masukan tersebut, saya telah memanggil Kadis Kehutanan dan Perizinan untuk menjelaskan tentang dugaan penyerobotan Hutan Kawasan. Saat ini juga saya memerintahkan ked-ua pejabat bersangkutan untuk dapat turun langsung ke lokasi guna menge-tahui kebenaran di lapangan.

Yang pasti, kata Achmad, saya se-laku bagian dari Pemerintah Daerah tentu sangat tanggap dan senantiasa mengapresiasi setiap ada laporan atau temuan-temuan teman wartawan

SKOR, Kab. Tangerang DINAS Pendidikan Kabupaten

Tangerang memiliki berbagai program terkait dengan pembangunan sekolah, salah satunya Sanisek (Sanitasi Sekolah) yang bertujuan melatih anak didik berpe-rilaku hidup sehat.

Namun sangat disayangkan pemban-gunan Sanisek tersebut menjadi ajang bisnis buat oknum tertentu. Salah satu-nya diduga dilakukan pihak SD Suka Har-ja 3 yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan hasil pantauan Tabloid SKOR, pembangunan Sanisek SD Suka Harja 3 tidak mengikuti atau tidak sesuai

gambar bestek. Terkait dengan temuan Media Skor

tersebut, mendapat tanggapan Yudi dari LSM LP3NKRI (Lembaga Pemantau Pemer-intah Penyelenggara Negara Kesatuan Re-publik Indonesia), yang kebetulan berada di lokasi pembangunan Sanisek SD Suka Harja 3.

"Dalam waktu dekat kami akan lapor-kan masalah ini ke instansi terkait, kami akan laporkan mengenai kejanggalan-ke-janggalan yang kami temui di lapangan kepada pihak Kepolisian dan Kejaksaan bila perlu,” tegas Yudi.

Sementara pihak Kepala Sekolah SD

Suka Harja 3, Syafiri, S.Pd yang ditemui Tabloid Skor, di ruang kerjanya menga-takan, "silahkan saja periksa bangunan saya. Karena saya kira sudah sesuai dengan prosedur dan sudah ada dari Cipta Karya yang datang dan tidak ada masalah,” terangnya dengan nada tinggi.

Pada dasarnya masyarakat sangat mengharapkan pembangunan Sanisek SD Suka Harja 3 tersebut dilaksanakan den-gan baik dan benar. Karena menelan ang-garan yang cukup lumayan besar, yakni untuk sekelas kamar mandi saja membu-tuhkan dana sebanyak Rp 164 juta lebih.

@Candra/Ladin/Arsyad/S-10

Page 18: SKOR Edisi 026

18 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

alah satu anggota aksi Tau-fiq Monyong, "Langkah per-tama yang wajib menjadi program prioritas Jokowi-Jusuf Kalla adalah menun-

taskan kasus dana talangan Bank Century Rp 6,7 triliun," ujar.

Menurut dia, aksi jaringan mafia kerah putih ini membahayakan, kar-ena bisa menghancurkan negara dan bangsa dari sektor perekonomian.

Aksi mafia kerah putih akan se-makin membahayakan mengingat ta-hun depan, Indonesia memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean. Jaringan Mafia Kerah Putih dinilainya akan lebih leluasa bermain dengan mafia-mafia lain dari negara Asean.

"Supremasi hukum harus ditegak-kan, jangan hanya tajam ke bawah dan tumpul di atas. Biarkan KPK, ke-polisian dan kejaksaan bekerja tegas, jangan sampai ada beking dari kekua-saan," tegasnya.

"Jokowi harus berani menuntaskan berbagai kasus kriminal kerah putih, mafia peradilan, juga menuntaskan seluruh persoalan terkait Bank Cen-

SKOR, Jakarta encana pemekaran Daer-ah Otonomi Baru (DOB) yang sedianya disang-gupi oleh Pemerintah untuk dimekarkan ses-

uai kemampuan keuangan negara se-banyak 21 DOB dari kelompok 65 yang telah benar-banar memenuhi persyaratan, ternyata tak satupun yang disetujui oleh Komisi II DPR RI (29/9).

SKOR, SurabayaPasca dilantik pada 20 Oktober, Presiden Joko Wido-

do dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ditantang memberan-gus jaringan "mafia kerah putih" atau mafia perbankan, terutama menuntaskan kasus dana talangan Bank Cen-tury. Desakan itu disampaikan sejumlah seniman Sura-baya melalui aksi teatrikal dan sejumlah nasabah Bank Century, di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (16/10/2014) lalu.

nator Timwas Century Fahri Hamzah Fahri Hamzah dalam sidang paripur-na di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (29/9/2014) malam lalu.

Fahri menekankan perlunya ke-sinambungan tugas timwas Century pada DPR periode mendatang. Dia menilai kasus Century ini bukan han-ya terbukti merugikan negara, tetapi juga melanggar hukum.

"Kami juga mengingatkan kasus seperti ini tidak boleh lagi terjadi di masa mendatang. Kasus Bank Centu-ry tidak hanya merugikan uang neg-ara Rp 6,7 triliun, tetapi juga ini pe-langgaran hukum oleh pejabat, pihak yang berwenang, serta swasta yang

tury. Ini tuntutan kami," tukas Taufik. Dalam aksinya, sejumlah seniman

selain mengenakan topeng Jokowi, juga mengenakan topeng wajah to-koh yang disebut sebagai mafia ker-ah putih seperti Robert Tantular dan Gayatri. Dalam aksi teatrikal tersebut, seniman pemakai topeng mafia kerah putih yang sudah berlumur cat ber-warna-warni lalu kembali disemprot cat warna hijau. Hal ini menunjuk-kan, jaringan mafia ini harus diberan-tas oleh lembaga peradilan.

Timwas Century Serahkan Tugas ke DPR Baru

Berhubung tugas Tim Pengawas Century di DPR periode 2009-2014 dianggap telah berakhir per 30 Sep-tember 2014. Maka Timwas akan me-nyerahkan tugas yang belum selesai kepada anggota DPR periode 2014-2019.

"Mengingat tugas Timwas Century berakhir 30 september, maka kami merekomendasikan masa tugas ini be-rakhir dan menyerahkan pengawasan kepada DPR mendatang," kata Koordi-

terlibat," ujar Fahri. Terlebih, lanjut dia, kasus ini juga

belum selesai karena baru menyeret satu pelaku utama ke meja pengadi-lan, yakni mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya.

Budi divonis 10 tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider 5 bulan penjara oleh Hakim Pengadilan Tipikor dalam kasus korupsi pemberian FPJP dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

"Kita berharap penegakan hukum tidak berhenti pada satu orang. Ini harus tuntas untuk meneuhi asas kea-dilan hukum," ujar Wasekjen PKS ini.

@TIM/S-10

Ratusan Massa dari sejumlah daerah yang sejak pagi menunggu di depan lobby Nusantara II DPR RI menunggu ketuk palu Ketua Komisi II terkait rencana pemekaran itu, mer-eka sontak berorasi saat mengetahui bahwa tak satupun DOB yang disetu-jui untuk dimekarkan. “Kembalikan uang yang telah kami bayarkan pada kamu (dengan menyebut nama ok-num Anggota Komisi II yang ternyata telah menerima pembayaran dengan

janji akan disetujui pemekarannya),” teriak salah seorang massa yang dis-ambut dengan sorakan massa yang lain.

Koordinator aksi saat ditemui SKOR mengatakan, “Kami sangat ke-cewa, karena kami telah mengeluar-kan banyak uang untuk mengurus pemekaran DOB ini,” katanya sambil menyebut sejumlah nama, bahkan membentangkan dua spanduk besar bertuliskan nama oknum anggota DPR yang diduga telah menerima suap un-tuk persetujuan DOB tersebut.

Bukan rahasia umum lagi jika se-tiap rencana pemekaran DOB dijadi-kan lahan pungutan liar bagi Oknum Anggota DPR terutama di Komisi II dengan tarif berkisar antara Ratusan Juta hingga Miliaran Rupiah untuk Satu DOB.

Di Sulawesi Barat misalnya, ren-cana pemekaran DOB Kab. Balanipa beberapa waktu lalu telah menjadi lahan Pungli oknum anggota DPR

RI berinisial “M”, sesuai pengakuan narasumber dan bukti rekaman yang diterima SKOR, diduga sedikitnya Rp 200 Juta telah diterima oknum terse-but dari panitia/tim pemekaran yang bertugas sebagai juru lobi ke Komisi II DPR. Dikonfirmasi terkait hal terse-but, hingga berita ini ditulis “M” be-lum memberikan tanggapan.

Aktivis LSM Lembaga Informant Korupsi (LIK) di Jakarta, Bang Awi yang juga putra daerah Balanipa saat ditemui SKOR berjanji akan segera mengumpulkan bukti terkait adanya indikasi suap menyuap pada rencana pemekaran DOB Kab. Balanipa dan akan mengawal kasus tersebut ke ra-nah hukum. @Doel/Rd01S

Page 19: SKOR Edisi 026

19 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

MeNURUT keterangan ayah ter-sangka Saadangi Tambulango, Jufry dibawa oleh sekelompok orang menu-ju kantor Polsek Bitung Utara setelah sebelumnya dianiaya oleh sekitar 30 orang berseragam hitam yang diduga adalah anggota salah satu ormas di Kota Bitung yang menyebabkan luka memar di bagian pelipis, dada, leher dan kepala. “Dan salah satu di antara mereka mengaku sebagai anggota polisi," jelas Tambulango.

Lebih lanjut Tambulango menu-turkan, kekecewaannya terhadap aparat Polsek Bitung Utara karena te-lah mendholimi anaknya. "Anak saya tidak melakukan kejahatan tetapi ditahan, sedangkan puluhan orang

SKOR, Bitung-SulutMeNyIKAPI gonjang ganjing yang terjadi pada jajaran pengurus DPP PPP, Dewan

Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) Kota Bitung melaksanakan rapat koordinasi Pengurus Harian PPP bersama anggota DPRD Kota Bitung dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Faisal Dzulkarnain SSos.

Rapat yang dipimpin oleh Ketua DPC PPP Kota Bitung, Drs H Nurdin Duke MSi dan dihadiri oleh Sekretaris Dafit Yantu beserta hampir seluruh pengurus harian ini, dilaksanakan di kantor sekretariat DPC PPP Kota Bitung, Kompleks Pasar Cita, beberapa waktu lalu.

Menurut Nurdin Duke, rapat koordinasi ini digelar untuk menyikapi kondisi tera-khir PPP pasca pemilihan Presiden, sekaligus menyatukan persepsi seluruh pengurus PPP Kota Bitung menjelang dilaksanakannya Muktamar yang dipercepat.

Rapat koordinasi ini, ujanrya, juga sekaligus untuk membicarakan masa depan PPP seusai Pemilu 9 April silam, dimana PPP hanya bisa meraih satu kursi di DPRD Kota Bitung melalui Faisal Dzulkarnain SSos dari dapil satu Girian, Ranowulu dan Matuari.

Rapat koordinasi ini juga sempat membicarakan RUU Pilkada yang sempat men-jadi trending topik akhir-akhir ini. "RUU Pilkada itu urusan pusat, kita di daerah akan mengikuti apapun kebijakan pusat. Walaupun saya tahu betul betapa besar anggaran yang harus dibebankan ke APBD untuk sekali PILWAKO," jelas mantan Ketua Badan Anggaran DPRD Kota Bitung. "Yang pasti, kedua model pemilihan ini punya plus mi-nus," tukasnya mengakhiri sambutannya.

Sedangkan Noska Deeng, salah satu pengurus DPC PPP menyampaikan permintaan maaf kepada anggota DPRD Kota Bitung Faisal Dzulkarnain atas insiden yang sempat terjadi saat Pilcaleg lalu, yang sempat membuat heboh Kota Bitung dengan aksinya bersama rekan-rekan caleg PPP yang ingin menarik suara mereka. "Lewat forum ini, saya meminta maaf," kata Deeng.

Menanggapi hal itu, Faisal Dzulkarnain hanya menjawab, semua kejadian di Pilca-leg lalu sudah dilupakannya. "Saya sudah melupakan semuanya," kata Dzulkarnain.

@ Arham Licin/Skor-10

yang melakukan penganiayaan sam-pai saat ini belum ditangkap," tukas Tambulango.

Menurut Kapolsek Bitung Utara, AKP. Inge B Marijo, Minggu (21/09/2014) lalu, Jufry sudah ditetap-kan sebagai tersangka. “Dan laporan orangtua Jufry, bahwa anaknya diani-aya juga sudah kita terima dan akan segera ditindaklanjuti," tambah Inge.

Sesuai keterangan dari tersangka saat diwawancarai di RSU Bitung ses-aat setelah selesai di visum mengata-kan, pada Jum'at malam (19/09/2014), dirinya bersama rekannya berbon-cengan menuju Karondoran untuk menonton acara pesta pernikahan di kediaman keluarga Minggu Yakob.

Tiba-tiba dia diseret oleh beberapa orang berseragam hitam-hitam lalu memukul dan menendang ke hampir seluruh badannya. Setelah itu, salah seorang yang mengaku sebagai ang-gota polisi menggeledah dan men-emukan senjata tajam di punggung serta langsung menyeret tersangka Jufry dan membawanya ke kantor Polsek Bitung Utara.

Saat ditanya bagian yang paling sakit, Jufry menjawab, jika kepala dan dada yang sakit. "Kepala kiri dan dada sangat sakit, jika minum air terasa perih di bagian dada serta sempat mengeluarkan darah dari mulut dan hidung," kata Jufry.

Masyarakat sempat hadir di Kantor Polsek Bitung Utara pada Minggu,(21/09/2014) menuntut pihak kepolisian membebaskan Jufry, untuk dirawat sesuai permintaan keluarga dan meminta pihak yang menganiaya keluarga mereka untuk segera ditang-kap. Masyarakat juga minta Kapolsek Bitung Utara dicopot dari jabatan-nya.

"Kapolsek tidak bisa menjamin

keamanan di wilayahnya dan tidak berdaya terhadap ormas- ormas ter-tentu, serta seringnya terjadi perkela-hian antar kampung. Jadi lebih baik Kapolsek di ganti," ujar salah se-orang warga masyarakat yang sem-pat mengepung Kantor Polsek Bitung Utara yang membuat Kapolsek me-minta bantuan personil dari Polres Bitung, hingga sempat menurunkan personil dari Satuan Sabhara dip-impin langsung oleh Kasat Sabhara AKP. Suntaka. @Arham Licin/Skor-10

SKOR, Bitung-SulutPeribahasa ‘Sudah jatuh, tertimpa tangga pula’ yang meng-

gambarkan kemalangan yang datang berturut-turut, sangat tepat disandang Jufry Tambulango (25) warga Klabat, Kota Bitung. Jufry menjadi tersangka, karena kedapatan membawa senjata tajam dan saat ini mendekam di tahanan Polsek Bitung Utara, setelah sebelumnya dianiaya oleh sekitar 30 orang ber-seragam hitam yang diduga adalah anggota salah satu ormas di Kota Bitung.

SKOR, Polman-Sulbar SeoRANG toko masyarakat yang

ada di Desa Botto, Said mengeluhkan, rencana Kepala Desa Botto akan mer-obohkan sekolah TK DAR PUTRI yang terletak di samping Masjid Botto, Ke-camatan Campalagian Kab Polewali Mandar.

Said dan warga lain serta Kepala Dusun Botto mengatakan, perna di-lakukan rapat bersama dengan war-ga bersama Kepala Desa Botto serta warga lainnya. Dalam rapat tersebut membicarakan jika sekolah TK DAR PUTRI akan dirobohkan.

Karena sekolah ini, kata Kades Bot-to, sangat mengganggu sebab men-ghalangi masjid, akibat kedudukan TK tersebut berada di depan masjid.

Setelah Wartawan Tabloid SKOR investigasi turun ke lokasi ditemani pelancong Malaysia, Muliadi, ternya-ta Sekolah TK tersebut sama sekali tidak menghalangi masjid, karena berada di samping masjid. Hanya me-mang sekolah itu agak ke depan, jadi kelihatan dari luar menghalangi. Na-mun sebetulnya keberadaan sekolah tidak menghalangi Masjid.

Kepala Sekolah TK DAR PUTRI, Wardia SPd AMD dan Kepala Dusun Abd Rahim kepada Skor menuturkan, dalam rapat Kepala Desa Botto me-mang betul mau merobohkan sekolah ini. “Namun sebelum dirobohkan, ten-tu ada lokasi pembangunan sekolah baru,” kata Kepala Desa dalam rapat dengan warga tersebut.

Kepala Dusun juga tidak setuju jikalau tidak koordinasikan sama pengambil kebijakan yang di tingkat kabupaten. Selain itu, seluruh warga

yang ada di dusun Botto tidak men-dukung rencana Kepala Desa Botto merobohkan sekolah, terkecuali ada lokasi baru.

Warga juga menyesalkan, hingga kini tidak ada tindaklanjut Kepala Desa untuk koordinasikan di ting-kat kabupaten, dalam hal ini ke Di-nas Pendidikan dan Pemudah dan Olahraga. “Karena Dinas Pendidikan bisa dapatkan petunjuk, jangan asal robohkan tanpa dikoordinasikan,” te-gas Said.

Karena ini menyangkut Aset Neg-ara yang mau dirobohkan, dihancur-kan. Apalah jadinya jika dirobohkan tanpa sepengetahuan pemerintah. “Jangan coba-coba melawan hukum dengan merusak Fasilitas Negara. Ha-ti-hati pak Kades,” kata Said setengah mengingatkan. @Ariefuddin H/S-10

Page 20: SKOR Edisi 026

20 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

SKOR, Sekayu-Muba dul Adha atau Hari Raya Kurban adalah sebuah perayaan umat Islam guna memper-ingati peristiwa ketika Nabi Ibrahim AS den-

gan ikhlas mengikuti perintah Allah untuk mengor-bankan putranya Ismail demi menunjukkan ketaatan dan kepatuhannya. Perintah Allah itu hanya sebuah ujian untuk melihat kesetiaan Nabi Ibrahim pada Pen-cipta-Nya. Allah pun kemudian mengganti Ismail den-gan seekor domba.

Apa yang telah dilakukan Nabi Ibrahim AS ini pun diikuti oleh Muslim dari seluruh dunia secara simb-olis mengorbankan ternak berupa sapi, kerbau, unta, domba, atau kambing atau disebut dengan istilah 'berkurban.'

Terkait dengan peringatan Hari Raya Idul Adha 1435 Hijriah atau 2014 M, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Pemkab Muba) menggelar Sholat Idul Adha, di Halaman Pendopoan Griya Bumi Serasan Sekate, yang berjalan dengan khidmat dan lancar, be-berapa waktu lalu.

Pada kesempatan itu, bertugas sebagai Imam Sholat Ied, Zulkifli SSoS MSi. Sedangkan bertindak se-

an upaya lain yang tidak kalah penting-nya ialah mendorong pengembangan kuali-tas Sumber Daya Ma-

nusia (SDM), begitu juga pengem-bangan sumber daya alam (SDA), seperti pengembangan pertanian, perternakan, nelayan, wirausaha yang bergerak pada sentra kerajinan Masyarakat Desa Sumare sesuai potensi yang terse-dia.

“Itulah antara lain program pelaksanaan pemban-gunan Desa Sumare. Kami akan berusaha semaksimal

bagai Khotib, Munir MAg, dan selaku Bilal, Yusrizal Daud SAg. Usai Sholat Ied, para jamaah pun mend-engarkan tausiyah dari Khotib tentang makna Hari Raya Kurban dengan mentauladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Bupati Musi Banyuasin H. Pahri Azhari menga-takan, dengan dilaksanakannya Kurban di Hari Raya Idul Adha ini, semoga bisa meningkatkan ukhuwah islamiyah di antara kita bersama dan tentu saja men-ingkatkan kesadaran kita untuk berbagi bersama.

"Untuk itu, saya berharap ke depan masyarakat Muba dapat terus mendukung program Pemkab Muba, agar kita bisa maju bersama," ujarnya.

Setelah menunaikan Sholat Ied bersama, Bupati Muba mengajak para jamaah, yang terdiri dari FKPD, SKPD dan masyarakat untuk bersilahturahmi, dengan menggelar open house, di Guest House Griya Bumi Serasan Sekate.

Seusai silaturahim, Bupati Muba H Pahri Azhari dan para jamaah sholat menyaksikan pemotongan hewan kurban yang berlangsung di pendopoan terse-but. @dishubkom/irawan/Skor-10

SKOR, Mamuju-SulbarTerkait dengan pelaksanaan pem-

bangunan di Desa Sumare, Keca-matan Simboro, Kabupaten Mamu-ju, Provinsi Sulawesi Barat, Kepala Desa Amri bertekad untuk berupaya semaksimal mungkin men-ingkatkan pembangunan sesuai dengan tuntutan kebutuhan Masyarakat, yaitu sektor pembangunan Agama serta pembinaan moral adalah yang utama.

mungkin untuk meningkatkan pemban-gunan di Desa, utamanya pelayanan terhadap masyarakat,” jelas Kepala Desa Sumare Amri ketika ditemui Tabloid SKOR, di ruang kerjanya pekan lalu.

Untuk pelaksanaan pembangunan di Desa Sumare, tambah Amri,

akan dilaksanakan bertahap dan berkesinambungan, agar Desa Sumare men-jadi Desa terkoordinasi dan mensejahterakan masyarakat, maka ren-cana kerja masa menda-tang harus komprehen-sif sebagai pedoman dasar dalam menye-lenggarakan pemban-gunan di Desa.

Lebih lanjut Amri menuturkan, dirinya

bersedia menerima data dan informasi yang falid, akurat dan berkualitas demi terwujudnya pembangunan yang akan datang secara trasparan. Dan Ia juga siap membenahi semua komponen sepuluh Dusun yang ada di Desa Sumare. “Baik itu pelayanan di bidang pembangunan maupun di bidang administrasi perkantoran,” tegasnya.

Menurutnya, pemerintahan yang baik adalah

sistem Pemerintahan Desa yang diberikan kesempa-tan untuk menggali seluruh potensi kekayaan yang menjadi milik Desa untuk dimanfaatkan sebagai sum-ber pendapatan Desa, sesuai dengan UUD NO. 32 Ta-hun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Dirinya sebagai Kades Sumare yang diberi keper-cayaan masyarakat untuk memimpin Desa Sumare 6 Tahun ke depan akan menetapkan dan menerap-kan langkah apa yang seharusnya dilakukan, yakni memperhatikan masyarakat mengenai masalah yang dihadapi bersifat aktual yang berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Selain itu Merencanakan program dan tinda-kan dalam memberikan motivasi dan inovasi dalam masyarakat, untuk pelaksanaan rencana yang strate-gis dan berimplementasi pada program yang disepak-ati bersama dan disetujui masyarakat. Dan tak kalah pentingnya mendata permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat untuk dibahas bersama dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Se-bagai aparat desa, ia akan melaksanakan keputusan Desa dalam menjalankan pemerintahan bersama-sa-ma masyarakat, LPMD, BPD. "kami akan mengevalua-si hasil kerja sama selama 1 Tahun ke depan dan akan disempurnakan tahun berikutnya ketika ada kerja sama yang belum terpenuhi," jelas Amri yang mulai menjabat sebagai Kepala Desa Sumare, Juni 2014 lalu. @Korwil Skor Sulbar/S-10

SKOR, Bitung-SulutPMI Kota Bitung gelar Simulasi Bencana dan pem-

berian penghargaan terhadap pendonor terbanyak, di Lapangan Upacara Kantor Walikota Bitung, Sela-sa (23/9) lalu. Acara simulasi tersebut digelar dalam rangka memperingati HUT PMI ke-69.

Ketua PMI Kota Bitung, Khuni Lomban-Rawung mengatakan, dengan bertambah Usia PMI ke-69 ten-tunya tidak membuat pergerakan PMI menjadi tidak dinamis. Tantangan ini, justru menjadi semangat dan motivator bagi PMI untuk terus menggiatkan tugas-tugas kemanusiaannya.

PMI yang dahulu identik dengan donor darah, kini telah dikenal sebagai organisasi yang terlibat dalam respon bencana, pertolongan pertama, medis, melakukan upaya pengurangan risiko bencana kepa-da masyarakat, dan berbagai pelayanan lainnya.

Di samping itu, PMI saat ini tengah mendorong dan meningkatkan keikutsertaan relawan muda un-tuk berpartisipasi aktif di setiap gerakan kemanu-siaan. Sejak dini, mereka harus didorong untuk ber-peran menjadi agen atau pelopor untuk menyebarkan pemahaman kepada sebayanya dan masyarakat men-genai pentingnya gerakan kemanusiaan dalam ke-hidupan saat ini.

Karenanya, Kaum Muda sebagai Agen Perubahan menjadi tema penting untuk terus digalakkan di momen peringatan HUT kali ini. Aksi kemanusiaan da-pat diwujudkan dalam penanganan bencana, masalah kesehatan, donor darah dan pelestarian lingkungan. Bersama PMI, aksi serta komitmen, ikut mengangkat derajat kesejahteraan bangsa.

@Arham Licin/Skor-10

Page 21: SKOR Edisi 026

21 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

asil pemeriksaan atas dokumen kapal dan muatan barang, kedapa-tan KLM Cakra telah mengangkut barang

larangan pembatasan berupa Ammo-nium Nitrate sebanyak 229 zak yang masing-masing berisi 25 kg dati Tawao, Malaysia dengan tujuan Ter-nate. Adapun perkiraan nilai barang sekitar Rp.120 juta.

Dalam upaya penyelundupan tersebut, Ammonium Nitrate disa-markan dengan membungkus ulang kemasan menggunakan karung be-ras. Namun berkat kejelian petugas Patroli Bea dan Cukai, akhirnya dapat diungkap adanya upaya penyelundu-pan tersebut.

Hasil pemeriksaan lanjutan, dike-tahui pengangkutan barang tersebut tidak dilengkapi dengan dokumen pelindung yang sah, hingga perbua-tan tersebut merupakan pelanggaran pidana di bidang kepabeanan seba-gaimana dimaksud dalam Pasal 102 huruf a UU No 17 Tahun 2006 ten-tang perubahan atas UU No 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pal-ing lama 10 tahun dan denda paling

sedikit Rp.50.000.000,00 dan paling banyak Rp.500.000.000.000,00.

Menindaklanjuti pencegahan tersebut, terhadap KLM Cakra beserta muatannya dan kru kapal telah diser-ahkan kepada PPNS KPPBC TMP C Bi-tung, guna dilakukan penyidikan atas perkara tindak pidana kepabeanan.

Mempertimbangkan Ammonium Nitrate yang dicegah (Larang, Red) termasuk kategori larangan pem-batasan, KPPBC TMP C Bitung telah melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian resort Bitung dalam rang-ka pengamanan dan pengembangan kasus dengan dugaan tersangka nah-koda kapal dan perwakilan pemilik barang.

Selain pencegahan Ammonium Ni-trate, dilakukan juga pencegahan ter-hadap barang bawaan awak sarana pengangkut berupa minuman keras sebanyak 72 botol dan mangkuk kaca sebanyak 120 buah, terhadap barang tersebut akan ditetapkan menjadi ba-rang Dikuasai Negara.

Menindaklanjuti penangkapan ka-pal KLM Cakra tersebut, pihak Polda Sulawesi Utara turun langsung den-gan melakukan Press Confrence ber-sama pihak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kanwil Sulawesi di Kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai di kawasan pelabuhan Bitung, Kamis (25/09) lalu yang dihadiri lang-sung oleh Kapolda Sulawesi Utara Brigjend Pol. Jimmy P Sinaga dan Agus Adiwinata Kepala Bidang Pengawasan Dan Pelayanan Bea dan Cukai Kantor Wilayah Sulawesi yang terbang dari Makassar untuk melihat langsung ha-sil tangkapan kapal Patroli BC-5001 itu.

Menurut Kapolda Sulawesi Utara, kasus ini masih dalam tahap penyidi-kan dan masih didalami serta akan terus dikembangkan, karena Ammo-nium Nitrate ini jika dibuat bom akan menghasilkan bom yang high eksplo-sive. "Kita juga masih kembangkan ba-rang ini akan dikirim untuk siapa dan

siapa penerimanya. Juga kita belum tahu pasti apakah ini untuk membuat bom atau untuk yang lainnya, karena Ammonium Nitrate punya banyak kegunaan," jelas Sinaga.

Sedangkan Agus Adiwinata men-jelaskan, hanya sebatas wewenang di bidang kepabeanan. "Saya hanya menjelaskan pelanggaran dari sisi kepabeanan, sisanya kami serahkan kepada rekan-rekan Kepolisian," ujar Agus.

Pada kesempatan itu, wartawan sempat bertanya kepada Kapolda Sulawesi Utara kebenaran informasi, tim dari Densus 88 sudah turun di Manado terkait penangkapan kapal dengan muatan bahan baku bom.

@Arham Licin/S-10

SKOR, Bitung-SulutKegiatan patroli rutin yang dilaksanakan oleh kapal

patroli di bawah kendali Kantor Wilayah (Kanwil) Direk-torat Bea dan Cukai Sulawesi, Selasa (23/09) lalu sekitar pukul 09.00 WITA, kapal Patroli BC-5001 telah melaku-kan penahanan kapal angkut KLM Cakra (GT 70) di perai-ran Pulau Tahulandang, Sulawesi Utara, pada posisi 02 derajat-26'-00"U/125 derajat-29'-00"T.

SALAH satunya pasangan suami isteri warga kecamatan Wolo yang mendapat pelayanan prima tersebut, ialah Abas dan Dewi, pasangan suami istri yang menikah beberapa bulan lalu,

Abas dan Dewi kepada Media Skor, Rabu lalu menuturkan, saat

mereka berdua menikah beberapa bulan lalu, dalam proses pengurusan pernikahan berjalan mulus tanpa ada hambatan dan tidak bertele tele-tele, tidak sampai menungu lama.“Ini ada-lah pelayanan terbaik bagi kami, dan

sangatlah pantas kalau Kepala KUA Kecamatan Wolo ini kami berikan as-presiasi atas kinerjanya yang prima."

Kepala KUA Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka, Sultan, S.Ag saat ditemui Tabloid Skor di ruang kerjan-

ya, dengan rendah hati ia menutur-kan kalau selama bertugas menjadi Kepala KUA di Kecamatan Wolo, se-lalu disambut baik oleh warga.

"Seingat saya, tidak ada warga yang pernah saya kecewakan saat memberikan pelayanan pernikahan kepada siapapun warga Wolo yang membutuhkan pelayanan kami dan kamipun tidak pernah mempersulit mereka yang akan melangsungkan pernikahan,” jelasnya.

Saat Media SKOR mempertanya-kan, apa target ke depan bila masih diberi kesempatan untuk menjabat sebagai Kepala KUA di Kecamatan Wolo nantinya, Sultan menjawab dengan tegas kalau dirinya bertekad akan selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terutama pencatatan cepat, tepat dan akurat se-jalan dengan semboyan KUA ‘Kepua-san Anda Kebanggaan Kami“.

@Andi Basso/S-10

SKOR, Kolaka-Sultra Dengan semboyan sela-

lu memberikan pelayanan prima kepada Warga yang ada di Wilayah tugasnya, yakni dengan memberikan pelayanan terbaik teru-tama pencatatan cepat, te-pat dan akurat, membuat Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka sangat diapresiasi dan di-hargai warganya.

Page 22: SKOR Edisi 026

22 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

TITIK kebocoran air di sepanjang instalasi yang terpasang di wilayah unit Mauk Kabupaten Tangerang, karena banyaknya pipa yang sudah usang dan tidak layak lagi hingga mengakibatkan tersendat serta men-gurai debit air yang harus di distri-busikan ke rumah warga. Selain itu, kendala kekurangan pasokan air juga diakibatkan kurangnya debit air dari aliran anak Sungai Cisadane dan han-ya mengandalkan air baku atau sisa saja.

Sementara Kepala PDAM Unit Mauk, Samsuri kepada Tabloid Skor menerangkan tentang kurangnya Pasokan Air yang berada di wilayah Mauk. ”Pendistribusian sedikit tersen-dat, karena dari pengolahan Air Lim-bah atau air sisa dari Anak sungai Cisadane. Kami hanya mendapatkan Air limbah yang ada di sini untuk mengelolanya pun sedikit kewalahan, kalau kotornya hanya lumpur mung-kin mudah pak. Tapi kan ini air sisa jadi sangat Rumit,” jelasnya.

Menurutnya, kebocoran yang ter-jadi disebabkan sejumlah faktor, di antaranya kebocoran pada saat dis-tribusi yang diakibatkan kondisi pipa yang mayoritas sudah tua, hingga mengurangi Pasokan Air bersih yang siap kami distribusikan ke Rumah-Rumah warga,” jelasnya.

Selain itu, jelas Samsuri, juga bisa diakibatkan sumber daya manusia yang kemampuannya terbatas dalam menjalankan tugas membaca alat me-ter air, dan kami (Red, PDAM Unit Ke-

camatan Mauk) akan terus melaku-kan serangkaian cara untuk menekan angka kebocoran ini, mulai dari peng-gantian alat ukur air, pemanfaatan teknologi oleh para pembaca meter air, hingga penindakan pelaku pe-masangan sambungan illegal,” tegas-nya.

Sementara ketika Tim Tabloid Skor mengunjungi kantor Kecama-tan Mauk, kemarin, menyaksikan pemandangan yang sungguh sangat memalukan. Tabloid Skor mendapati kondisi dan keadaan WC yang kurang terawat dan terkesan jorok, tak ada Air dan bau yang sangat menyengat.

Menurut salah satu staff kecama-tan, memang sudah beberapa hari ini pasokan air kurang baik. Dan saya mau buang air kecil saja sulit, karena WC terasa bau menyengat. Kalau Ba-pak mau menanyakan lebih jelasnya, coba tanyakan ke Bendahara. Ketika ditanyakan oleh Skor terkait dengan anggaran perawatannya? “Perenca-naan, pak!“ Cetusnya.

Sayangnya, ketika Skor ingin men-emui Kasi Perencanaan dan Bendaha-ra, keduanya tidak berada di tempat. Skor mendapat info dari salah satu siswa magang yang mengatakan, “Lagi ada Rapat Pak di Tiga Raksa,” jelasnya. @Ladien/yopi/S-10

SKOR, Tangerang Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja Kabupaten

Tangerang, Unit Kecamatan Mauk yang area pendis-tribusiannya di wilayah

Mauk Timur, Mauk Barat, Tegal Kunir Banyu Asih,

Tegal Kunir Lor dan seka-rang sudah mencapai Desa Ketapang, yang berjumlah sekitar 800 Sl/Rumah, be-lakangan ini berkurang pa-sokan air bersihnya, selain karena adanya kebocoran,

juga faktor lain.

amaah Masjid Al-Fauz yang kebanyakan karyawan dan pemilik kantin maupun tamu yang akan sholat su-dah bosan mendengar ron-

tokan marmer yang sering jatuh men-impa tenda auning yang terbuat dari fiber dan mengakibatkan hancur atau bolong fiber tersebut, hingga nyaris menimpa para jemaah yang hendak menunaikan sholat. Terkadang juga ter-dengar bunyi pecahan kaca yang ron-tok dari atas lantai 2 yang hampir men-impa petugas kebersihan masjid Al-Fauz tersebut.

Padahal, kalau dilihat usia masjid baru hampir 2 tahun, sejak diresmi-kan Gubernur Fauzi Bowo kala itu. Hingga diduga adanya penyimpangan dan mark up anggaran yang dilakukan oknum-oknum PNS Kantor Walikota Administrasi Jakarta Pusat yang me-nangani proyek pembangunan Masjid Megah Al-Fauz yang menelan anggaran

sekitar Rp 40 miliar tersebut. Terkait dengan kondisi masjid yang

rapuh tersebut, mengakibatkan banyak kalangan patut menduga dalam pelak-sanaan pembangunan masjid Al-Fauz telah terjadi kongkalikong antara Pim-pro pembangunan Masjid Al-Fauz terse-but dengan pihak kontraktor pelaksa-na. Hingga kini kondisi Masjid tersebut membuat rasa was-was para jamaah yang hendak melaksanakan kewajiban 5 waktu tersebut.

Ketika Tabloid Skor menyambangi ruang kerjanya, Kabag Umum dan Pro-tokol Kantor Walikota Administrasi Ja-karta Pusat, Bakwan Ginting selalu tidak ada di tempat dan jikalau ada di tempat selalu mengatakan sedang sibuk dan sebagainya, seraya meninggalkan awak media yang akan konfirmasi masalah Masjid Al-Fauz tersebut.

Menurut salah seorang Jamaah Masjid Al-Fauz yang tidak mau disebut-kan namanya, “Sudah sering sisi masjid

SKOR, Jakarta Kekhawatiran Jemaah Masjid Al-Fauz Kantor Walikota Ad-

minsitrasi Jakarta Pusat semakin nyata dengan ambrolnya sisi-sisi atas masjid yang terbuat dari marmer yang setiap hari membuat para jamaah was-was tertimpa bongkahan ban-gunan, maupun kaca-kaca yang rontok dan nyaris menimpa kepala para jamaah yang akan sholat di Masjid yang pem-bangunannya menelan biaya hampir Rp 40 miliar tersebut.

yang terbuat dari marmer rontok, hampir setiap hari dan jemaah selalu was-was jika hendak sholat tertimpa reruntuhan marmer ataupun kaca yang pecah dari atas,” katanya.

“Masa Masjid Al-Fauz yang megah dan menelan biaya hampir Rp 40 miliar ini, baru 2 tahun sudah pada rontok si-si-sisinya, dan kami khawatir tertimpa

reruntuhan marmer tersebut. Karena itu, sangat diharapkan pihak Kejak-saan, Inspektorat Kota Jakarta Pusat periksa para oknum PNS dan kontrak-tor pembangunan Masjid Al-Fauz yang diduga melakuikan penyimpangan dan me- mark-up anggaran pembangunan Masjid tersebut,” harapnya.

@Ashari/Skor-10

Page 23: SKOR Edisi 026

23 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

SKOR, Jakartaetika memperingati p e m b e r o n t a k a n G30S/PKI bersama ratusan anggota TNI dan masyarakat

Monumen Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (30/9) lalu, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan bahaya laten komu-nisme. Paham ini, katanya, bisa me-mecah belah bangsa Indonesia sep-erti 49 tahun lalu.

"Di sini, kita mengenang gu-gurnya Pahlawan Revolusi, yakni dengan pengkhianatan 1 Oktober 1965 dini hari. Ini harus dihayati bahwa pemberontakan ideologi komunis terhadap Pancasila, peng-khianatan yang sangat biadab ter-hadap pahlawan kita. Ini penting, bukan hanya agar tidak diputarba-likkan bagi bangsa Indonesia, ko-munis adalah bahaya laten, musuh bersama agar kita tidak terpengaruh ideologi lain," kata Gatot.

Ia juga mengatakan, ideologi ko-

SKOR, Kolaka-Sultraanglima TNI Jenderal Moeldoko melalui Dan-dim 1412 Kolaka, Letkol. Inf. Hartono, pada HUT TNI ke 69 memberikan

penegasan, setiap prajurit dituntut mengedepankan tugas dan kepentin-gan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Sekecil apapun sikap dan tin-dakan primitif akan menggangu bah-kan merusak jati diri TNI, sebagai ten-tara rakyat, tentara pejuang Tentara Nasional dan Tentara Profesional.

‘’Selaku pimpinan TNI, saya menga-jak semua prajurit dan PNS TNI dapat memaknai usia TNI ke-69 dengan tekad

dan janji untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pengabdian dimasa-masa yang akan datang,’’ tegas Panglima Jenderal TNI. Moeldoko

Guna meneguhkan hati dan men-guatkan jiwa segenap prajurit TNI, saya ingatkan kembali dan instruksi-kan hal-hal untuk dipedomani sebagai berikut.

Pertama, mantapkan keimanan dan ketkawaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moral dan etika dalam pelaksanaan tugas, kehidupan prajurit, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kedua, tugas prajurit TNI sangat

munis saat ini bermetamorfosa melalui kaum-kaum muda yang dibelokkan pe-mahamannya terhadap ideologi komu-nisme, yang dibungkus seolah-olah ko-munis adalah bentuk implementasi dari paham demokrasi. "Bahkan aliran kiri yang cenderung otoriter ini kini mela-hirkan neo komunis yang dianggap pa-ham demokrasi," ujarnya. Sebagai bang-sa yang memiliki sejarah kental dengan ideologi komunisme, tambahnya, sudah selayaknya Indonesia memerangi pa-ham tersebut dengan menjunjung tinggi ideologi Pancasila.

"Kita harus selalu waspada terhadap komunisme. Karena itu, dengan men-genang, yang dilandasi oleh jiwa dan tekad kepahlawanan yang ditunjukkan pahlawan revolusi, kita wajib melestari-kan agar menjaga keutuhan NKRI," kata Gatot.

Dalam acara tersebut juga digelar acara tahlilan bersama bagi yang be-ragama Islam. Bagi umat kristiani serta Hindu dan Buddha, panitia menyediakan tempat khusus di ruangan yang berbeda untuk melaksanakan doa. @ASN/Skor-10

berkaitan langsung tegak atau runtuh-nya negara, bersatu atau bercerainya bangsa, oleh karena itu tempatkan tu-gas di atas segala-galanya. Karena tu-gas adalah kehormatan harga diri dan kebangsaan. Kobarkan terus semangat pantang menyerah, rela berkorban, keunggulan moral serta senantiasa bersama dan bersatu dalam pelaksan-aan tugas.

Ketiga, junjung tinggi nilai dan semangat kebangsaan demi tetap kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa serta tetap tegaknya kedaula-tan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo-nesia Tahun 1945.

Keempat, tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dengan mencerma-ti serta mengantisipasi perkembangan sistuasi secara terus menerus, tehadap adanya upaya menggangu kedaulatan dan keutuhan NKRI.

Kelima, pegang teguh disiplin ke-prajuritan dengan berpedoman Sapta Marga, sumpah prajurit, delapan wa-jib TNI taati hukum dan Hormati Hak Azasi Manusia.

Keenam, Bina soliditas satuan, tegakkan rantai komando dan man-

tapkan kesatuan komando di setiap strata kepemimpinan satuan TNI se-hingga terwujud loyalitas tegak lurus yang jelas dan tegas.

Ketujuh, mantapkan kepemimpi-nan lapangan, budayakan dan berlatih dengan sungguh-sungguh, benar dan baik karena belajar dan berlatih meru-pakan jalan utama menuju tercapain-ya profesionalisme keprajuritan yang diharapkan. @Abdul rahim/Skor-10

Bahkan aliran kiri yang

cenderung otoriter ini kini melahirkan neo komunis yang

dianggap paham demokrasi.

Page 24: SKOR Edisi 026

24 www.skornews.comEdisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

BeA Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah pungutan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan, yang selanjutnya disebut pajak. Pada awalnya, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) merupakan pajak pusat yang dipungut dan dikelola oleh pemerintah pusat ke-mudian disalurkan kembali ke daerah dalam bentuk Dana Perimbangan ses-uai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2005 tentang dana perimbangan.

Setelah Undang Undang No.28 Ta-hun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diberlakukan, BPHTB tidak lagi dikelola pemerintah pusat, melainkan langsung dipungut dan dikelola oleh Pemerintah Daerah.

Dari informasi yang diterima Skor, mekanisme pengelolaan BPHTB pada pe-merintah Provinsi DKI Jakarta diketahui tidak langsung diterima pada rekening milik Pemprov DKI Jakarta, melainkan diterima di rekening milik pihak bank di antaranya Bank DKI, Bank BNI, Bank BRI, dan Bank Mandiri dan diendapkan sampai akhir minggu.

Berdasarkan perjanjian kerjasama antara Pemprov DKI Jakarta dan pihak Bank disebutkan, Hak bank antara lain membuka rekening penampungan (Es-crow BPHTB Pemprov DKI Jakarta) se-bagai penerimaan pembayaran BPHTB terhitung sejak tanggal 3 Januari 2011 dan atas rekening tersebut tidak dihi-tung bunga. Padahal, menurut perjan-

jian kerjasama Rekening penampungan adalah rekening bank milik Pemprov DKI Jakarta yang dibuka pada pihak

Lebih lanjut, Yanri menyebutkan se-mua penerimaan BPHTB yang masuk ke bank harusnya langsung masuk ke rek-ening Pemprov DKI Jakarta dan menda-pat jasa bank atau bunga jasa giro apal-agi jumlah dana yang terbilang besar.

"Apalagi realisasi jumlah BPHTB tahun 2011 cukup besar, yaitu sebe-sar Rp 2,8 triliun, hingga rawan peny-impangan. Sangat patut diduga jika pihak Bank DKI dan oknum Pemprov DKI yang kongkalikong rampas bunga BPHTP," tandas Yanri.

Konfirmasi yang diajukan LIPA atas permasalahan ini kepada pihak Bank DKI tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, hanya dikatakan bahwa jasa pelayanan perbankan penerimaan pembayaran BPHTB yang diberikan oleh pihak Bank DKI sudah sesuai den-

DAnA Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Provinsi DKI Jakarta yang terkumpul pada rekening di Bank DKI

tahun 2011 diduga dikorupsi oleh Oknum Pejabat Bank DKI Bek-erjasama dengan oknum Pejabat Pemprov DKI Jakarta. Dugaan itu dilandasi tidak adanya jasa bunga atas dana BPHTB yang terkumpul dengan jumlah yang terbilang besar sekitar Rp. 2,8 triliun.

gan ketentuan yang berlaku, dengan dalih Ketentuan UU No 10 Tahun 1998 tentang Kerahasiaan Bank, maka kon-firmasi yang diajukan oleh LIPA masuk dalam katagori yang harus tunduk pada Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tersebut.

Lebih lanjut Ketua Umum LIPA ini menuturkan, sebenarnya ada hal yang sangat subtantif dari masalah ini yang sangat krusial, namun saya tidak akan paparkan ke publik untuk saat ini. “Kar-ena akan saya laporkan kepada pihak-pihak terkait terlebih dahulu,” katanya menutup penjelasannya. @TIM/S-10

bank untuk me-nampung pem-bayaran BPHTB dari wajib pa-jak.

"Di sinilah per-m a s a l a h a n n y a , bahwa rekening pe-nampungan diklaim sebagai rekening milik internal bank, sehingga tidak perlu diberikan bunga, inilah yang patut didu-ga telah terjadi penyelewengan atau perampasan atas bunga BPHTB yang ditampung pada Bank DKI,” ujar Ketua Umum Lembaga Independen Pemantau Anggaran (LIPA), Yanri Untoro kepada SKOR, beberapa waktu yang lalu.

Tidak adanya bunga atas dana BPHTB pada rekening khususnya di Bank DKI itu ditengarai sebagai “akal-akalan” untuk memperoleh keuntungan secara pribadi yang diduga dilakukan oleh oknum Bank DKI bekerjasama den-gan oknum Pemprov DKI Jakarta.

"Sebagaimana layaknya dalam dun-ia perbankan, ketika menyimpan dana pada sebuah bank, nasabah tentu akan memperoleh bunga yang besarannya sesuai dengan kebijakan bank bersang-kutan. Namun ini sungguh aneh karena 23 rekening milik Pemprov DKI Jakarta pada Bank DKI, tidak mendapat bunga," ungkap Yanri.

Page 25: SKOR Edisi 026

www.skornews.com25Edisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

amun sayangnya, belum lama ini perlakuan tidak terpuji dilakukan oleh ok-num Wakil Rakyat dan leb-ih parahnya lagi hal ini di-

lakukan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang belum genap sebulan dilantik, tepatnya baru dilantik Jumat (26/09/2014) lalu. Perangai “Sang Jenggo” ini sungguh tidak mencerminkan sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta yang nota bene sebagai Pejabat Negara.

Perlakuan tidak terpuji yang dilaku-kan orang nomor satu di DPRD DKI Jakar-ta tersebut, dialami wartawan dari media Online Lensa Kemakmuran.com, M Rusli Ropi, di depan halaman Gedung DPRD DKI Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Ketika dijumpai di kediamannya Rabu lalu, M Rusli kepada Tabloid SKOR menu-turkan, dirinya mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dan berujung pada penganiayaan atas dirinya yang dilakukan oleh Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi SH.

Peristiwa tersebut berawal ketika dirinya akan melakukan konfirmasi, terkait dengan kejadian demo rusuh dari Front Pembela Islam (FPI) pada Jumat (03/10/2014) lalu, dimana terdapat pen-grusakan atas aset-aset milik publik dan sejumlah kendaraan bermotor roda em-pat dan roda dua, turut menjadi sasaran aksi demo massa FPI, yang terbilang san-gat militan dalam menolak Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Dirinya telah membuat Laporan kepa-da Kepolisian Resort Metropolitan Jakarta Pusat. “Saya mau lihat apakah pihak ke-polisian berani menindak, walaupun dia seorang Ketua DPRD,” tegas Rusli mem-beri Spirit kepada pihak Kepolisian.

Laporannya sendiri telah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan/Pengaduan

(STPL/P) No.1348/K/X/2014/RESTRO JAK-PUS Tertanggal 04 Oktober 2014, me-laporkan tentang tindak pidana penga-niayaan ringan, dengan pelapor M Rusli dan pihak terlapor adalah Prasetyo Edi Marsudi SH dengan kerugian luka sakit pada sekitar perut, ditandatangani oleh IPTU Untung Satriono, atas nama Kepala Kepolisian Resort Jakarta Pusat.

Prasetyo: “Jangan Maksa Saya!”Ketika Ketua DPRD DKI Jakarta,

Prasetyo Edi Marsudi SH dikonfirmasi Tabloid SKOR terkait dugaan pemukulan atau penganiayaan terhadap wartawan online Lensakemakmuran.com menga-takan, nggak ada mukul. Kalo mukul be-gini (Prasetyo mengepalkan tangannya). Hanya dorong begini (membuka kepalan tangannya, dan dengan posisi kelima jari terbuka disorong ke arah perut Skor). “Itu sudah lebay nih,” kata Prasetyo yang sedang dikerumuni wartawan, Jum’at malam (10/10/14) lalu.

Ketua DPRD DKI Prasetyo terkesan kurang berkenan menimpali konfirmasi SKOR. Kemudian mengatakan, kamu se-bagai wartawan kasih masukan bagaima-na Jakarta ke depan lebih cantik.

Seraya menambahkan, jangan cari gara-gara sama orang. “Kamu jangan maksa saya, lho ya!” Katanya setengah mengancam, walau disampaikan dengan nada suara dibuat selembut mungkin.

Anehnya, para wartawan yang mengerubungi Ketua DPRD DKI tersebut, justru terkesan membela Sang Jenggo, dengan ramai-ramai menimpali, peristi-wa itu sudah seminggu yang lalu. Sudah basi.

Padahal, sepengetahuan Tabloid Skor, semua wartawan yang mengetahui per-istiwa yang kurang mengenakkan bagi M Rusli dan juga bisa dianggap pelecehan terhadap profesi wartawan yang sedang melaksanakan tugas jurnalistiknya, jus-tru tidak menulis peristiwa pelecehan wartawan tersebut. Sementara Tabloid Skor yang ingin minta klarifikasi dari yang bersangkutan justru malah dilece-hkan.

Sementara Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M Taufik ketika dimintai konfir-masi Tabloid SKOR terkait dugaan pen-ganiayaan yang dilakukan Prasetyo, me-nyatakan tidak bisa memberi komentar. “Karena saya tidak mengetahui peristiwa tersebut,” katanya.

Untungnya Ketua Fraksi Gerindra, H Abdul Ghoni saat ditemui Tabloid SKOR sempat menanggapi dugaan penga-niayaan yang dilakukan Prasetyo. Menu-rut H Ghoni, saya fikir pak Pras itu hanya bercanda. Pak Pras itu memang seperti itu, suka bercanda. Jadi itu dilakukan tidak untuk menyakiti wartawan. “Saya menduga itu bukan kekerasan,” jelasnya.

Kemudian H Ghoni menambahkan, kecuali jika itu jatuh tangan seperti me-mukul atau menampar, tentunya tidak dibenarkan. “Karena sebagai pimpinan tidak boleh sewenang-wenang,” tegas-nya.

Ketika disinggung jika pada kesempa-tan itu pak Pras bilang, guwa ini preman Jakarta, jangan macam-macam lu …! H Ghoni menuturkan, saya fikir itu karena beliau lagi keadaan kurang kontrol.

Terkait dugaan penganiayaan, lebih lanjut H Ghoni menambahkan, kalau kor-ban tidak puas bisa menempuh jalur hu-kum. Dan hasil Visum dokter yang men-guatkan laporannya.

Penasehat Hukum M. Holid SH, se-laku pengacara korban M Rusli ketika dihubungi via HPnya, Senin (12/10/14) lalu mengatakan, saya tidak banyak bi-cara, karena dengan telah dilaporkannya kasus penganiayaan ringan tersebut ke-

SKOR-JakartaAnggota Legislatif sebagai Wakil Rakyat yang juga pada dasarnya

merupakan pejabat Negara atau publik, sudah sepatutnya memiliki perilaku yang terpuji. Karena selaku wakil rakyat, mereka menjadi panutan dan segala perilakunya diharapkan memberikan dampak yang positif kepada masyarakat. Hingga patut dicontoh dan dia-malkan pada keseharian masyarakat.

pada pihak kepolisian, maka sekarang te-lah memasuki ranahnya pihak kepolisian. “Kita sedang menunggu panggilan kedua untuk pemeriksaan lanjutan dalam pros-es pembuatan BAP,” jelasnya.

Di tempat terpisah Ketua LSM Lem-baga Informasi Korupsi (LIK), Maskur Hu-sein SH mengatakan, apapun alasannya setiap kekerasan apalagi sampai melaku-kan pemukulan yang dilakukan oleh ses-eorang itu tidak dibenarkan. “Terlebih hal ini dilakukan oleh Ketua DPRD yang terhormat dan lokasinya pun di rumah rakyat alias Gedung DPRD DKI Jakarta,” tambahnya.

Ini merupakan insiden buruk dan contoh yang tidak baik buat rakyat, “Saya sangat menyesalkan perbuatan yang tidak menyenangkan dari Ketua DPRD DKI tersebut dan mengharapkan tinda-kan hukum dari Pihak Kepolisian agar da-pat menindaklanjuti dengan segera dan secepatnya,” tegasnya.

Lagi-lagi institusi POLRI ditantang un-tuk menyelesaikan kasus ini dengan jalan kebenaran dan keadilan, dan Hukum ber-laku terhadap siapapun tidak terkecuali Ketua DPRD. Agar penenggakan Hukum di Republik ini tidak dipetieskan oleh Pre-man berdasi.

Kita tunggu saja apakah kasus ini akan lanjut hingga meja sidang atau akan lenyap di laci meja Kepolisian Re-sort Metro Jakarta-Pusat. “Saya tidak akan pernah mencabut laporan ini, hingga hu-kum benar-benar ditegakkan,” kata Rusli sambil minta izin istirahat, karena tidak kuat menahan nyeri di perutnya.

@TIM/S-10

Page 26: SKOR Edisi 026

26 www.skornews.com

Nama : ..................................................................Alamat Pengiriman : ...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................Telepon : ..................................................................................Email : ..................................................................................

Saya berminat untuk berlangganan

Untuk berlangganan atau memesan Tabloid SKOR dapat meng hubungi kami di :

Kantor RedaksiJalan SMA 14, No. 16 Cawang, Jakarta Timur 13630Phone : 021 - 2409 - 5520 Phone/sms : 0853-1116-6156Pin : 75a131acEmail : [email protected]

Segala bentuk pembayaran atau dana kepada Redaksi SKOR dapat di transfer ke nomor rekening Bank dibawah ini :

Bank BRI Rek No. 6769.01006897.536A/n Sri Winingsih (Bendahara)

Ket :* harga tersebut untuk 6 edisi @1 Eksemplar* harga sudah termasuk ongkos kirim* Bukti Pembayaran/Transfer kirim via Email atau sms (Nama) spasi (jumlah) Spasi (Alamat)

HARGA LANGGANAN :- Jakarta Rp. 150.000,-/6 Edisi- Bodetabek Rp. 200.000,-/6 Edisi- Jawa-Madura-Bali-Lampung Rp. 300.000,-/6 Edisi- Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi Rp. 350.000,-/6 Edisi- Maluku, NTB-NTT, dan Papua Rp. 450.000,-/6 Edisi

Edisi ke-26/Tahun III/10 Okt-10 Nov 2014

Page 27: SKOR Edisi 026
Page 28: SKOR Edisi 026