BAB III METODE PENELITIAN 3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/23340/6/T_PEKO_1302895_Chapter...

28
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini menganalisis pengaruh sikap personal, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku terhadap intensi kewirausahaan siswa SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung. Adapun yang menjadi variable eksogen (X2) adalah norma subyektif, sedangkan variabel endogen (X1, X3, dan Y) adalah sikap personal, persepsi kontrol perilaku dan intensi kewirausahaan siswa SMK. Penelitian dilaksanakan pada SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung dengan unit analisis siswa kelas XII. 3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey Method. Explanatory Survey Method adalah metode yang dilakukan dengan penggunaan angket sebagai alat pengambilan data di lapangan dengan tujuan memperoleh gambaran atau deskripsi tentang sikap personal, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku terhadap intensi kewirausahaan dan untuk mengetahui hubungan antar variable melalui suatu pengujian hipotesis. Kerlinger (1990: 660) menyatakan bahwa: “ Penelitian survey adalah penelitian yang mengkaji populasi (atau universe) yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu, untuk menemukan insidensi, distribusi, dan interelasi relative dari hubungan variabel-variabel sosiologis maupun psikologis”. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan tipe penelitian yang digunakan adalah verifikatif. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Pengertian populasi menurut Cooper dan Emory (1997: 214) dalam Lili Adi W (2011: 82) yaitu, “seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Elemen adalah subjek dimana pengukuran tersebut 44

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3 - repository.upi.edurepository.upi.edu/23340/6/T_PEKO_1302895_Chapter...

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh sikap personal, norma subyektif, dan

persepsi kontrol perilaku terhadap intensi kewirausahaan siswa SMK di UPTD

Wilayah 1 Kabupaten Bandung. Adapun yang menjadi variable eksogen (X2)

adalah norma subyektif, sedangkan variabel endogen (X1, X3, dan Y) adalah sikap

personal, persepsi kontrol perilaku dan intensi kewirausahaan siswa SMK.

Penelitian dilaksanakan pada SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung

dengan unit analisis siswa kelas XII.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory Survey

Method. Explanatory Survey Method adalah metode yang dilakukan dengan

penggunaan angket sebagai alat pengambilan data di lapangan dengan tujuan

memperoleh gambaran atau deskripsi tentang sikap personal, norma subyektif, dan

persepsi kontrol perilaku terhadap intensi kewirausahaan dan untuk mengetahui

hubungan antar variable melalui suatu pengujian hipotesis. Kerlinger (1990: 660)

menyatakan bahwa:

“ Penelitian survey adalah penelitian yang mengkaji populasi (atau universe)

yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang

dipilih dari populasi itu, untuk menemukan insidensi, distribusi, dan interelasi

relative dari hubungan variabel-variabel sosiologis maupun psikologis”.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dan tipe penelitian yang digunakan adalah verifikatif.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Pengertian populasi menurut Cooper dan Emory (1997: 214) dalam Lili Adi

W (2011: 82) yaitu, “seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk

membuat beberapa kesimpulan. Elemen adalah subjek dimana pengukuran tersebut

44

45

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dilakukan. Itu adalah unit penelitian”. Kemudian, Sugiyono (2013:8)

mengungkapkan bahwa populasi terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Lili Adi W. (2011:214) menyatakan bahwa

populasi tidak hanya berkenaan dengan “SIAPA”, tetapi juga berkenaan dengan

“APA”. Kata “SIAPA berkenaan dengan unit di mana pengukuran dan inferensi

akan dilakukan (individu, kelompok, atau organisasi, sedangkan penggunaan kata

“APA” berkenaan dengan data apa yang akan diteliti serta cakupan (scope) dan

waktu.

Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi

homogen dan populasi heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang

unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya

secara kuantitatif. Sedangkan populasi heterogen adalah sumber data yang

unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu

ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam

penelitian ini, populasi yang digunakan yaitu homogen karna data yang diambil dari

siswa XII yang sudah mempelajari kewirausahaan pada kelas X dan XII sehingga

dianggap memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kewirausahaan dan sudah

tumbuh keinginan berkarir di bidang yang mereka minati. Adapun populasi siswa

kelas XII SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung disajikan pada Tabel 3.1.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 81). Sedangkan menurut Lili Adi W. (2011: 84)

sampel adalah himpunan bagian (subset) atau sebagian dari elemen populasi yang

diteliti, yang ditarik menurut teknik tertentu. Penentuan ukuran sampel jika

populasi sudah diketahui, peneliti menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut:

n = 𝑁

𝑁𝑑2 +1

dimana:

n = jumlah sampel

46

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan = 0,05

𝑛 =2506

2506(0,05)2 + 1

𝑛 =2506

6,265 + 1

𝑛 =2506

7,265

𝑛 = 344,9415

Dari hasil di atas dibulatkan menjadi 345 siswa

Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel dilakukan melalui metode

stratified random sampling. Stratified random sampling yaitu teknik sampling

digunakan untuk memperoleh suatu derajat keterwakilan yang lebih besar dengan

cara mengurangi kesalahan sampel probabilitas (Morissan, 2014: 126). Sampel

ditentukan berdasarkan prinsip menarik sampel dari bagian populasi yang

homogen, dan bukan memilihnya dari total populasi yang heterogen. Adapun

tahapan penarikan sampel dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Sampel Kelas, disajikan dalam Tabel 3.2.

2. Sampel Siswa

Dalam penarikan sampel siswa dilakukan secara proporsional, dimana

setiap siswa diambil sampel secara random. Adapun rumus untuk menentukan

ukuran sampel adalah sebagai berikut:

ni = 𝑁𝑖

𝑁 x n

Dimana:

ni = ukuran sampel

n = ukuran sampel keseluruhan

Ni = ukuran populasi stratum ke-1

N = ukuran populasi

47

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas XII SMK di UPTD SMA SMK Wilayah 1

Kabupaten Bandung

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1 SMK NEGERI 1 KATAPANG 419

2 SMKN 1 SOREANG 231

3 SMK ANGKASA 1 MARGAHAYU 305

4 SMK ANGKASA 2 MARGAHAYU 118

5 SMK BUDI - BAKTI CIWIDEY 219

6 SMK FARMASI BHAKTI KENCANA

SOREANG 167

7 SMK FARMASI THIBBUN NABAWI 18

8 SMK KARYA PEMBANGUNAN

MARGAHAYU 32

9 SMK KP PASIRJAMBU 54

10 SMK MARHAS MARGAHAYU 192

11 SMK MATHLA'UL ANWAR 48

12 SMK MERDEKA SOREANG 194

13 SMK MEKARRAHAYU 27

14 SMK PENIDA 1 KATAPANG 137

15 SMK PENIDA 2 KATAPANG 138

16 SMK PIB PASIR JAMBU 25

17 SMK MASHALLIHUL MURSHALAT 15

18 SMK AL WAFA 103

19 SMK BROSSA 21

20 SMK GENIUS BANDUNG 25

21 SMK YPAI RAHAYU 18

Jumlah 2506

Sumber: pra penelitian, diolah

48

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Sampel Kelas XII SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung

No Nama Sekolah Jumlah

Siswa

Jumlah Ruang

Kelas XII

1 SMK NEGERI 1 KATAPANG 419 11

2 SMKN 1 SOREANG 231 6

3 SMK ANGKASA 1 MARGAHAYU 305 8

4 SMK ANGKASA 2 MARGAHAYU 118 3

5 SMK BUDI - BAKTI CIWIDEY 219 6

6 SMK FARMASI BHAKTI

KENCANA SOREANG 167 4

7 SMK FARMASI THIBBUN

NABAWI 18 1

8 SMK KARYA PEMBANGUNAN

MARGAHAYU 32 1

9 SMK KP PASIRJAMBU 54 2

10 SMK MARHAS MARGAHAYU 192 5

11 SMK MATHLA'UL ANWAR 48 2

12 SMK MERDEKA SOREANG 194 5

13 SMK MEKARRAHAYU 27 1

14 SMK PENIDA 1 KATAPANG 137 4

15 SMK PENIDA 2 KATAPANG 138 4

16 SMK PIB PASIR JAMBU 25 1

17 SMK MASHALLIHUL

MURSHALAT

15 1

18 SMK AL WAFA 103 3

19 SMK BROSSA 21 1

20 SMK GENIUS BANDUNG 25 1

21 SMK YPAI RAHAYU 18 1

Jumlah 2506 71

Sumber: pra penelitian, diolah

49

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Sampel Siswa Kelas XII

No Nama Sekolah Jumlah

Siswa

Sampel Siswa

1 SMK NEGERI 1 KATAPANG 419 𝑛𝑖 =419

2506𝑥345=56

2 SMKN 1 SOREANG 231 𝑛𝑖 =231

2506𝑥345=32

3 SMK ANGKASA 1 MARGAHAYU 305 𝑛𝑖 =305

2506𝑥345=42

4 SMK ANGKASA 2 MARGAHAYU 118 𝑛𝑖 =118

2506𝑥345=16

5 SMK BUDI - BAKTI CIWIDEY 219 𝑛𝑖 =219

2506𝑥345=30

6 SMK FARMASI BHAKTI

KENCANA SOREANG 167 𝑛𝑖 =

167

2506𝑥345=23

7 SMK FARMASI THIBBUN

NABAWI 18 𝑛𝑖 =

18

2506𝑥345=3

8 SMK KARYA PEMBANGUNAN

MARGAHAYU 32 𝑛𝑖 =

32

2506𝑥345=4

9 SMK KP PASIRJAMBU 54 𝑛𝑖 =54

2506𝑥345=7

10 SMK MARHAS MARGAHAYU 192 𝑛𝑖 =192

2506𝑥345=26

11 SMK MATHLA'UL ANWAR 48 𝑛𝑖 =48

2506𝑥345=7

12 SMK MERDEKA SOREANG 194 𝑛𝑖 =194

2506𝑥345=27

13 SMK MEKARRAHAYU 27 𝑛𝑖 =27

2506𝑥345=4

14 SMK PENIDA 1 KATAPANG 137 𝑛𝑖 =137

2506𝑥345=19

15 SMK PENIDA 2 KATAPANG 138 𝑛𝑖 =138

2506𝑥345=19

16 SMK PIB PASIR JAMBU 25 𝑛𝑖 =25

2506𝑥345=4

17 SMK MASHALLIHUL

MURSHALAT

15 𝑛𝑖 =15

2506𝑥345=2

18 SMK AL WAFA 103 𝑛𝑖 =103

2506𝑥345=14

19 SMK BROSSA 21 𝑛𝑖 =21

2506𝑥345=3

20 SMK GENIUS BANDUNG 25 𝑛𝑖 =25

2506𝑥345=4

21 SMK YPAI RAHAYU 18 𝑛𝑖 =18

2506𝑥345=3

Jumlah 2506 345

Sumber: pra penelitian, diolah

50

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari 2506 siswa akan diambil sampel sebanyak 345 orang dengan cara

random proporsional yang terbagi beberapa siswa SMK di UPTD Wilayah 1

Kabupaten Bandung yang dijadikan unit analisis penelitian.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Variabel eksogen dalam penelitian ini yaitu: Norma Subyektif (X2),

sedangkan variabel endogen yaitu Sikap Personal (X1), Persepsi Kontrol Perilaku

(X3) dan yaitu Intensi Kewirausahaan Siswa (Y). Adapun operasionalisasi variabel

disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi

Operasional

Indikator Sumber

Data

Skala

Data

1 Sikap Personal

(X1)

1. Mengacu pada

sejauh mana

seseorang

memiliki

penilaian akan

hal yang

menguntungkan

atau tidak

menguntungkan

dari perilaku

tertentu (Ajzen,

1991).

2. Sikap, “are a

complex

combination of

things we tend

to call

1. Penilaian positif

tentang konsep

kewirausahaan.

Siswa

SMK

Ordinal

2. Penilaian positif

terhadap karir

wirausaha.

3. Penilaian positif

terhadap

kemampuan

melihat peluang

usaha dan

mengelola modal.

4. Penilaian positif

terhadap

kepuasan menjadi

seorang

wirausahaan.

51

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

personality,

beliefs, values,

behaviors, and

motivations”

Pickens (2005:

44).

5. Kecenderungan

memilih berkarir

sebagai

wirausaha

dibanding karir

lainnya.

2 Norma

Subyektif (X2)

1. Faktor social

yang mengacu

pada tekanan

social yang

dirasakan

seseorang untuk

melakukan atau

tidak melakukan

perilaku (Ajzen,

1991: 188).

2. Persepsi subyek

yang berasal

dari pendapat

orang lain

tentang perilaku

tertentu (Ajzen,

1991; Fayolle

dan Gailly,

2014:3).

3. Norma

subyektif dapat

mengukur

tekanan social

yang dirasakan

1. Persetujuan

keluarga terdekat

terhadap pilihan

karir wirausaha.

Siswa

SMK

Ordinal

2. Persetujuan

teman terdekat

terhadap pilihan

karir wirausaha.

3. Persetujuan

teman sejawat

terhadap pilihan

karir wirausaha.

4. Dukungan

pengetahuan

kewirausahaan

yang dimiliki.

52

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

untuk

melakukan atau

tidak melakukan

perilaku

wirausaha Linan

dan Chen

(2009: 596)

3 Persepsi

Kontrol

Perilaku (X3)

1. Mengacu pada

persepsi

kemudahan atau

kesulitan

melakukan

perilaku dan

diasumsikan

untuk

mencerminkan

pengalaman

masa lalu serta

hambatan dan

rintangan yang

perlu

diantisipasi

(Ajzen, 1991).

2. Gagasan atau

kemampuan

mengatasi

hambatan atau

dapat

melakukan

suatu perilaku

1. Keyakinan

terhadap

kemampuan

memulai sebuah

usaha baru.

Siswa

SMK

Ordinal

2. Keyakinan

terhadap

kemampuan

mendirikan usaha

yang layak.

3. Keyakinan

terhadap

kemampuan

mengontrol

proses penciptaan

sebuah usaha

baru.

4. Mengetahui

dengan yakin

berkaitan dengan

hal-hal yang

dibutuhkan untuk

53

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(Contento

(2011).

memulai usaha

baru.

5. Keyakinan

terhadap

keberhasilan

usaha yang

didirikan.

4 Intensi

Kewirausahaan

(Y)

1. Intensi sebagai

faktor motivasi

yang

mempengaruhi

perilaku dan

menjadi

indikasi

seberapa keras

individu untuk

mencoba,

berapa banyak

upaya individu

untuk

mengerahkan

dalam

mewujudkan

sebuah perilaku

(Azjen, 1991:

181).

2. The intentions

are the best

predictors of

1. Kesiapan yang

tinggi untuk

menjadi

wirausahawan.

Siswa

SMK

Ordinal

2. Memiliki cita-cita

sebagai

wirausahawan.

3. Kesiapan

menghadapi

setiap rintangan

untuk memulai

dan menjalankan

usaha.

4. Memiliki tekad

kuat untuk

menciptakan

sebuah usaha di

masa depan.

5. Keseriusan

terhadap upaya

memulai usaha

baru.

54

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

planned

behavior,

especially when

this behavior is

rare, hard to

observe and

occurs in a

space of time

called

continuous

(Almeida,2013:

120; Luiz, et.al.,

2015: 760).

3. Intensi

kewirausahaan

merupakan

representasi

kognitif dari

tindakan yang

akan

dilaksanakan

oleh individu

baik yang akan

membangun

usaha mandiri

baru atau

menciptakan

nilai baru dalam

perusahaan

6. Memiliki niat

yang kuat untuk

memulai sebuah

usaha suatu hari

nanti.

55

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang ada (Fini,

et.al., 2009:4)

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data dalam penelitian ini

adalah teknik pengumpulan data tidak langsung. Teknik pengumpulan data tidak

langsung dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan subyek penelitian

melalui perantara instrument. Adapuan instrument atau alat yang digunakan yaitu

berupa kuesioner (angket) yang berisi pertanyaan tentang masalah yang diteliti

untuk diisi responden. Instrument kuesioner (angket) yang digunakan oleh penulis

yaitu Entrepreneurial Intentions Questionare (EIQ) yang dikembangkan oleh

Linan dan Chen (2009) serta dimodifikasi oleh Rijal Assidiq Mulyana (2013)

berdasarkan teori Planned Behavior dari Ajzen (1991). Instrument terdiri dari 20

butir pertanyaan yang terbagi ke dalam empat variabel: sikap personal, norma

subyektif, persepsi kontrol perilaku dan intensi kewirausahaan. Sebelum

melakukan pengambilan data, instrument EIQ diterjemahkan terlebih dahulu ke

dalam Bahasa Indonesia serta disesuaikan dengan kalimat yang mudah dimengerti

oleh responden yang masih duduk di bangku SMK. Namun, terjemahan yang

dilakukan tidak keluar dari konteks aslinya guna menjaga keaslian instrument EIQ

sehingga data yang diperoleh sesuai dengan harapan penulis.

Pertanyaan dalam instrument EIQ bersifat ordinal dan tertutup, yang

diberikan kepada siswa kelas XII SMK di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung,

Jawa Barat. Pada setiap pertanyaan sudah disediakan alternatif jawaban, sehingga

responden harus memilih salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai dengan

kenyataan yang berkaitan dengan pengaruh sikap personal, norma subyektif, dan

persepsi kontrol perilaku terhadap intensi kewirausahaan.

Alternative jawaban menggunakan Skala Likert tujuh point yang diberikan

kepada responden. Untuk itu, setiap jawaban responden harus dikuantitatifkan

dengan memberikan skor menggunakan skala likert dengan bobot nilai mempunyai

interval 1 sampai 7 seperti pada Tabel 3.5.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

56

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai sikap

personal, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku terhadap intensi

kewirausahaan dengan menyebarkan kuesioner sebagai instrument penelitian.

Instrument diuji cobakan pada responden yang tidak termasuk pada sampel

penelitian. Jumlah responden sebanyak 34 orang siswa SMK. Dimana jumlah 34

ini telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji coba instrument. Dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan, kesungguhan responden sangat penting untuk diperhatikan.

Kesahihan suatu hasil penelitian social sangat ditentukan oleh alat ukur yang

digunakan, apabila alat ukur yang dipakai tidak valid atau tidak dapat dipercaya

maka hasil penelitian yang diperoleh tidak akan menggambarkan keadaan yang

sesungguhnya.

Tabel 3.5

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban

No Jawaban Responden Skor

Positif Negatif

1 Sangat tidak setuju 1 7

2 Tidak setuju 2 6

3 Agak tidak setuju 3 5

4 Netral 4 4

5 Agak setuju 5 3

6 Setuju 6 2

7 Sangat setuju 7 1

Ukuran memadai tidaknya instrument penelitian, diperlukan pengujian

terhadap alat ukur. Pengujian yang dilakukan terhadap alat tes dilakukan dengan uji

validitas dan uji reliabilitas serta untuk membantu peneliti dalam menguji validitas

dan reliabilitas, software statistic yang digunakan yaitu SPSS versi 21.

3.6.1 Pengujian Validitas

57

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Validitas menunjukkan kemampuan instrument penelitian mengukur

dengan tepat atau benar apa yang hendak diukur. Pengujian validitas dapat

dilakukan dengan korelasi item-total dan korelasi item-total dikoreksi.

1. Korelasi item-total

Korelasi item-total digunakan untuk menguji validitas internal setiap

item pertanyaan kuesioner penelitian yang disusun dalam bentuk skala

(Kusnendi, 2008: 94). Validitas instrument dapat diketahui melalui

perhitungan dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment terhadap

nilai-nilai variabel X1, X2, X3 dan Y.

𝑛Σ𝑋𝑌 − (Σ𝑋)(Σ𝑌)

√[(𝑛Σ𝑋2) − (Σ𝑋)2][(𝑛Σ𝑌2) − (Σ𝑌)2]

Keterangan:

n = jumlah responden uji coba

X = skor setiap item

Y = skor total

Item pertanyaan atau pernyataan diindikasi memiliki validitas apabila

skor item tersebut berkorelasi secara positif dan signifikan (nilai P-hitung ≤

0,05) dengan skor totalnya. Jika koefisien korelasi antara skor item dengan skor

total tidak signifikan (nilai P-hitung > 0,05) atau bernilai negative, hal tersebut

menunjukkan item yang bersangkutan tidak valid.

Apabila jumlah item yang valid, maka perlu dilakukan koreksi terhadap

item pertanyaan dengan rumus korelasi item-total dikoreksi. Koefisien korelasi

item-total dikoreksi digunakan jika jumlah item yang diuji relative kecil, yaitu

kurang dari 30 dengan alasan jumlah item yang kurang dari 30 dan uji validitas

yang digunakan koefisien korelasi item-total, maka hasilnya akan diperoleh

besaran korelasi yang cenderung over-estimate. Hal tersebut dimungkinkan

karena terjadi pengaruh spurious overlap yang menyebabkan pengaruh antar

item menjadi tumpang tindih atau pengaruh kontribusi masing-masing skor

item terhadap jumlah skor total (Guilford, 1956; Saifuddin Azwar, 2003;

Kusnendi, 2008).

ri =

58

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Korelasi item-total dikoreksi

Untuk menghilangkan efek spurious overlap maka koefisien korelasi

item-total perlu dikoreksi dengan nilai simpangan baku (standard deviation)

skor item dan skor total. Adapun rumusnya sebagai berikut:

𝑟𝑖𝑋(𝑆𝑋)−𝑆𝑖

√[(𝑆𝑋)2 + (𝑆𝑖)2 − 2(𝑟𝑖𝑋)(𝑆𝑖)(𝑆𝑋)

Di mana:

riX = koefisien korelasi item-total

Si = simpangan baku skor setiap item pertanyaan

SX = simpangan baku skor total

Patokan besaran koefisien korelasi item-total dikoreksi sebesar 0,25

atau 0,30 sebagai validitas minimal valid tidaknya sebuah item . Hal ini berarti,

semua item pertanyaan atau pernyataan yang memiliki koefisien korelasi item-

total dikoreksi sama atau lebih besar dari 0,25 (> 0,25) atau 0,30 (> 0,30)

diindikasikan memiliki validitas internal yang memadai, dan kurang dari 0,25

(< 0,25) atau 0,30 (< 0,30) diindikasikan item tersebut tidak valid (Kusnendi,

2008: 96). Item yang dinyatakan tidak valid, akan dikeluarkan dari kuesioner

penelitian dan tidak diikutsertakan dalam analisis data selanjutnya. Adapun

hasil pengujian validitas instrument disajikan pada Tabel 3.6.

Berdasarkan Tabel 3.6 menunjukkan bahwa instrument setelah diuji

cobakan pada 34 siswa SMK yang bukan merupakan bagian dari sampel

penelitian, hasilnya instrument tersebut valid, artinya instrument yang

digunakan penulis dapat mengukur dengan tepat atau benar variabel-variabel

dalam penelitian ini.

3.6.2 Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrument (test of reliability) digunakan untuk

mengetahui keajegan, kemantapan atau kekonsistenan suatu instrument penelitian

dalam mengukur apa yang diukur (Kusnendi, 2008: 94). Pengujian reliabilitas

menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Suatu instrument penelitian

ri-itd =

59

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien Alpha Cronbach

lebih besar atau sama dengan 0,70 (≥ 0,70) (Kusnendi, 2008: 96).

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Penelitian

Item Variabel Penelitian

Intensi

Kewirausahaan

Sikap

Personal

Norma

Subyektif

Persepsi

Kontrol

Perilaku

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

X10

X11

X12

X13

X14

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

0,607

0,817

0,603

0,824

0,852

0,790

0,266

0,650

0,461

0,635

0,588

0,612

0,533

0,689

0,340

0,659

0,622

0,601

0,573

0,527

Sumber: Pra Penelitian, diolah

60

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rumus Alpha Cronbach yang digunakan dalam pengujian reliabilitas,

sebagai berikut:

Cα=[𝑘

𝑘−1] [1 −

Σ𝑆12

𝑆𝑡2 ]

Di mana:

k = jumlah item

𝑆𝑖2= jumlah variansi setiap item

𝑆𝑡2= variansi skor total

Pengujian dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS dan akan

diperoleh hasil komputasi yang sama yaitu dilihat dari tabel Reliability Statistic,

jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar atau sama dengan 0,70 (≥ 0,70), maka

konstruk dikatakan reliabel. Adapun hasil uji reliabilitas masing-masing variabel

dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Masing-Masing Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Koefisien Alpha

Cronbach

Reliabilitas

Sikap personal 0,745 Reliabel

Norma subyektif 0,719 Reliabel

Persepsi kontrol perilaku 0,813 Reliabel

Intensi kewirausahaan 0,907 Reliabel

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif Variabel

Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013: 147). Analisis deskriptif dimaksudkan

untuk melihat kecenderungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat

ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Berdasarkan acuan distribusi

normal, maka interpretasi skor terhadap semua variabel dalam penelitian ini

61

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dikategorisasikan ke dalam 5 level yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah,

dan sangat rendah. Sebelum menghitung skor, terlebih dahulu ditentukan range

intervalnya, dengan rumus sebagai berikut:

Range = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠

Sesuai dengan skor alternative jawaban kuesioner yang terentang dari 1

sampai dengan 7, banyak kelas interval ditentukan sebanyak 3 kelas, sehingga

diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:

Panjang kelas interval = 7−1

5 = 1,2

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata

jawaban responden, disajikan dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Kriteria/Kategori Skor Tanggapan Responden

3.7.2 Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA)

Analisis faktor konfirmatory merupakan alat analisis yang sangat ampuh

menguji “theoretical or hypothetical construct which are not directly measurable

or observable “ (Joreskog dan Sorbom, 1993:15; Kusnendi, 2008:25). Analisis ini

didesain untuk menguji multidimensionalitas dari suatu konstruk teoritis atau

menguji validitas suatu konstruk teoritis. Indikator-indikator dalam variabel laten

diuji untuk mengetahui apakah indikator tersebut valid sebagai pengukur variabel

laten (Ghozali, 2014:123). Sebelum menguji hipotesis, model pengukuran yang

digunakan harus diuji terlebih dahulu dengan tujuan untuk memperoleh overall

measurement model dengan kriteria congeric measurement model, yaitu model

Rentang Penafsiran

5,84 – 7,00 Sangat Tinggi

4,63 – 5,83 Tinggi

3,42 – 4,62 Cukup Tinggi

2,21 – 3,41 Rendah

1,00 – 2,20 Sangat Rendah

62

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengukuran dengan karakteristik: 1) Unidimensional, artinya secara empiris overall

measurement model sesuai, cocok atau fit dengan data, indikator-indikator yang ada

dalam model hanya mengukur sebuah konstruk, serta kesalahan pengukuran antara

indikator tidak saling berkorelasi atau error covariance-nya sama dengan nol; 2)

Valid, artinya secara empiris masing-masing indikator tepat mengukur variabel

yang diukur; 3) Reliabel, artinya secara komposit indikator-indikator yang

digunakan konsisten dalam mengukur variabel yang diukur (Kusnendi, 2008: 25).

Namun, dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis

dengan model persamaan structural harus memenuhi asumsi-asumsi, sebagai

berikut: 1) Ukuran sampel yang harus dipenuhi adalah minimal berjumlah 100 dan

selanjutnya menggunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap estimated

parameter; 2) Normalitas dan Linearitas, artinya sebaran data harus dianalisis untuk

melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut

untuk pemodelan SEM; 3) Outliers, yaitu observasi yang muncul dengan nilai-nilai

ekstrim baik secara univariate maupun multivariate; 4) Multikolinearitas, dideteksi

dari determinan matriks kovarians, apabila matriks kovarians sangat kecil

mengindikasikan bahwa adanya problem multikoliniearitas atau singularitas

(Ferdinand, 2002: 52-54; Kusnendi, 2008: 46).

Setelah asumsi-asumsi terpenuhi, maka pengujian model pengukuran dapat

dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1. Uji Kesesuaian Model (Overall Model Fit): Uji Unidimensional

Dalam pengujian overall model fit bertujuan untuk:

a. Mengevaluasi apakah model pengukuran dikatakan fit dengan data apabila

model dapat mengestimasi matriks kovariansi populasi (∑) yang tidak

berbeda dengan matriks kovariansi data sampel (S). Ukuran yang

digunakan yaitu Goodness-of-fit-test (GFT) yang terdiri dari beberapa

jenis ukuran, disajikan dalam Tabel 3.9.

b. Mengevaluasi apakah model pengukuran yang diusulkan bersifat

unidimensional atau tidak. Model pengukuran dikatakan unidimensional

apabila modelnya fit dengan data serta indikator-indikatornya hanya

63

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengukur satu variabel laten atau secara empiric modelnya merupakan

congeneric dan bukan congeneric model (Kusnendi, 2008: 109-110).

Tabel 3.9

Beberapa Ukuran Goodness of Fit Test (GFT)

Model-Model Persamaan Struktural

Ukuran GFT Kriteria

Kesesuaian

Model

Kriteria Uji Hasil Uji

Chi-Square

(x2)

0,00 (Model fit

sempurna)

Nilai (x2) tabel Model fit

P-value 1,00 (model fit

sempurna)

≥ 0,05 Model fit

RMSEA 0,00 (model fit

sempurna)

≤ 0,08 Model fit

GFI, AGFI,

CFI, NFI,

dan NNFI

0,00 (tidak fit) –

1,00 (fit

sempurna)

≥ 0,90 Model fit

Sumber: Kusnendi (2008: 15)

2. Uji Kebermaknaan (test of significance) Koefisien Bobot Faktor: Uji Validitas

dan Reliabilitas Indikator

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan validitas dan reliabilitas

masing-masing indikator dalam mengukur variabel latennya. Suatu indikator

dikatakan valid dan reliabel mengukur variabel latennya apabila:

a. Secara statistik koefisien bobot faktor signifikan dan mampu

menghasilkan nilai P-hitung yang lebih kecil atau sama dengan cut-off-

value tingkat kesalahan sebesar 0,05 (5%).

b. Besarnya estimasi koefisien bobot faktor yang distandarkan untuk masing-

masing indikator tidak kurang dari 0,40 atau 0,50 (Kusnendi, 2008: 111).

3. Evaluasi reliabilitas konstruk

64

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah model pengukuran diuji, perlu dilakukan evaluasi reliabilitas

konstruk atau reliabilitas komposit masing-masing model pengukuran.

Berdasarkan koefisien bobot faktor yang distandarkan dapat ditentukan

koefisien reliabilitas konstruk dan atau koefisien variance extracted. Apabila

koefisien reliabilitas konstruk dan atau koefisien variance extracted tidak

kurang dari 0,70 dan atau 0,50 diindikasikan model pengukuran variabel laten

reliabel atau dapat mengukur variabel laten atau konstruk yang diteliti. Dari

estimasi koefisien bobot faktor yang distandarkan juga dapat ditentukan

estimasi R2 dan kesalahan pengukuran (error measurement) masing-masing

indikator. Adapun tujuan menentukan estimasi R2 dan atau error measurement

yaitu untuk menentukan dominan atau tidaknya suatu indikator dalam

mengukur atau membentuk variabel latennya (Kusnendi (2008: 111).

Gambar 3.1 Model Intensi Kewirausahaan Siswa SMK

di UPTD Wilayah 1 Kabupaten Bandung

Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas konstruk masing-

masing indikator terhadap variabelnya, yaitu:

65

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

CRk = (∑ 𝜆𝑖

𝑛𝑖=1 )

2

(∑ 𝜆𝑖𝑛𝑖=1 )

2+ (∑ 𝜆𝑖

𝑛𝑖=1 )

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu indikator dominan

sebagai pembentuk variabel laten apabila estimasi koefisien R2 indikator

tersebut tidak kurang dari 0,70 atau tingkat kesalahan pengukuran (error

measurement) kurang dari 0,50 atau 51% (Kusnendi, 2008: 112).

3.7.3 Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur (Path analysis) adalah metode analisis data multivariate

dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang

dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel

akibat yang dapat diobservasi secara langsung (Kusnendi, 2008: 147). Dalam

pengujian hipotesis dalam penelitian ini, penulis menggunakan aplikasi AMOS

Versi 22. Sebelum dilakukan pengujian, maka kerangka pemikiran diterjemahkan

ke dalam format analisis jalur dan disajikan dalam Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram Jalur Hipotesis Penelitian

Keterangan Gambar 3.2 :

SP = Sikap Personal

ρ1

ρ2

ρ3

ρ4

ρ5

66

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

NS = Norma Subyektif

PKP = Persepsi Kontrol Perilaku

IK = Intensi Kewirausahaan

Berdasarkan Gambar 3.2, terdapat 3 model yang akan diuji seperti

dijelaskan dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10

Model Persamaan Struktural

Model Model Struktural Persamaan

Struktural

Sikap Personal (SP) SP = F (NS) SP = ρ1 NS + z1

Persepsi Kontrol Perilaku (PKP) PKP = F (NS) PKP = ρ2 NS + z2

Intensi Kewirausahaan (IK) IK = F (SP, NS, PKP) IK = ρ3 SP + ρ4 NS

+ ρ5 PKP + z3

Adapun rincian indikator dari masing-masing variabel, sebagai berikut:

a) Variabel Endogen Sikap Personal (SP)

X1 = 𝜆1 NS + d1

X2 = 𝜆2 NS + d2

X3 = 𝜆3 NS + d3

X4 = 𝜆4 NS + d4

X5 = 𝜆5 NS + d5

b) Variabel Eksogen Norma Subyektif (NS)

X6 = 𝜆6 NS + d6

X7 = 𝜆7 NS + d7

X8 = 𝜆8 NS + d8

X9 = 𝜆9 NS + d9

c) Variabel Endogen Persepsi Kontrol Perilaku (PKP)

X10 = 𝜆10 NS + d10

X11 = 𝜆11 NS + d11

X12 = 𝜆12 NS + d12

X13 = 𝜆13 NS + d13

67

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

X14 = 𝜆14 NS + d14

d) Variabel Endogen Intensi Kewirausahaan (IK)

Y1 = 𝜆15 NS + e1

Y2 = 𝜆16 NS + e2

Y3 = 𝜆17 NS + e3

Y4 = 𝜆18 NS + e4

Y5 = 𝜆19 NS + e5

Y6 = 𝜆20 NS + e6

Setelah model analisis jalur dibuat, maka langkah selanjutnya yaitu menguji

model analisis jalur dengan:

1. Uji Kesesuaian Model

Uji kesesuaian model dalam analisis jalur bertujuan menguji model

apakah model tersebut fit dengan data. Dikatakan fit apabila terdapat

kesesuaian antara matriks kovariansi atau matriks korelasi sampel (S) dengan

matriks kovariansi/korelasi populasi (∑) yang diestimasi (Kusnendi, 2008:

158). Adapun bentuk hipotesis statistic analisis jalur dirumuskan sebagai

berikut:

H0 : S = ∑ : Matriks kovariansi/korelasi data sampel tidak berbeda dengan

matriks kovariansi/korelasi populasi yang diestimasi

H1 : S ≠ ∑ : Matriks kovariansi/korelasi data sampel berbeda dengan matriks

kovariansi/korelasi populasi yang diestimasi

2. Pengujian Individual

Secara individual, pengajuan koefisien jalur melalui uji t dengan

kriteria uji adalah Ho ditolak jika nilai t hitung > t tabel. Tingkat kesalahan

yang digunakan adalah α = 0,05. Adapun hipotesis statistikanya dirumuskan,

sebagai berikut:

H0 : 𝜌𝑖𝑗 = 0 : Secara individual variabel endogen tidak dipengaruhi oleh

variabel eksogen

H1 : 𝜌𝑖𝑗 > 0 : Secara individual variabel endogen dipengaruhi variabel eksogen

Berdasarkan penjelasan di atas, maka skema pengujian hipotesis penelitian

disajikan dalam Tabel 3.11.

68

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.11

Skema Pengujian Hipotesis Penelitian

Model Hipotesis Statistik Uji Kriteria Uji

Overall

(Keseluruhan)

H0 : S = ∑ :

Matriks

kovariansi/korelasi

data sampel tidak

berbeda dengan

matriks

kovariansi/korelasi

populasi yang

diestimasi

H1 : S ≠ ∑ :

Matriks

kovariansi/korelasi

data sampel

berbeda dengan

matriks

kovariansi/korelasi

populasi yang

diestimasi

Nilai P,

RMSEA,

GFI, AGFI,

CFI, NFI, dan

NNFI

Diharapkan H0

diterima, jika: P

≥0,05, RMSEA

< 0,08, dan GFI,

AGFI, CFI, NFI,

dan NNFI >

0,90

Sikap Personal H-1 :

H0 : ρij = 0

Secara individual

variabel Sikap

Personal tidak

dipengaruhi

Nilai t Diharapkan H0

ditolak, jika

nilai t-hitung ≥

1,96

69

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

variabel Norma

Subyektif

H1 : ρij > 0

Secara individual

variabel Sikap

Personal

dipengaruhi oleh

variabel Norma

Subyektif

Persepsi Kontrol

Perilaku

H-2 :

H0 : ρij = 0

Secara individual

variabel Persepsi

Kontrol Perilaku

tidak dipengaruhi

variabel Norma

Subyektif

H1 : ρij > 0

Secara individual

variabel Persepsi

Kontrol Perilaku

dipengaruhi oleh

variabel Norma

Subyektif

Nilai t Diharapkan H0

ditolak, jika

nilai t-hitung ≥

1,96

Intensi

Kewirausahaan

H-3 :

H0 : ρij = 0

Secara individual

variabel Intensi

Kewirausahaan

tidak dipengaruhi

Nilai t Diharapkan H0

ditolak, jika

nilai t-hitung ≥

1,96

70

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

variabel Sikap

Personal

H1 : ρij > 0

Secara individual

variabel Intensi

Kewirausahaan

dipengaruhi

variabel Sikap

Personal

H-4 :

H0 : ρij = 0

Secara individual

variabel Intensi

Kewirausahaan

tidak dipengaruhi

variabel Norma

Subyektif

H1 : ρij > 0

Secara individual

variabel Intensi

Kewirausahaan

dipengaruhi

variabel Norma

Subyektif

Nilai t Diharapkan H0

ditolak, jika

nilai t-hitung ≥

1,96

H-5 :

H0 : ρij = 0

Secara individual

variabel Intensi

Kewirausahaan

tidak dipengaruhi

Nilai t Diharapkan H0

ditolak, jika

nilai t-hitung ≥

1,96

71

Resti Elfia Shanti, 2016 PENGARUH SIKAP PERSONAL, NORMA SUBYEKTIF DAN PERSEPSI KONTROL PERILAKU TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK DI UPTD WILAYAH 1 KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

variabel Persepsi

Kontrol Perilaku

H1 : ρij > 0

Secara individual

variabel Intensi

Kewirausahaan

dipengaruhi

variabel Persepsi

Kontrol Perilaku

Dalam model analisis jalur, pengaruh antar variabel tidak hanya secara

langsung (direct effect), tetapi terdapat pula pengaruh tidak langsung (indirect

effect) dan pengaruh total (total effect). Pengaruh langsung berkaitan dengan adanya

hubungan pengaruh antara variabel penyebab terhadap variabel akibat secara

langsung tanpa melalui perantara, sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu adanya

hubungan pengaruh antara variabel penyebab terhadap variabel akibat yang

dimediasi oleh variabel perantara. Lalu, pengaruh total yaitu total pengaruh

langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung antara variabel penyebab

terhadap variabel akibat. Melalui dekomposisi pengaruh antar variabel pada analisis

jalur, dapat diketahui dengan jelas yaitu pengaruh langsung (direct effect), pengaruh

tidak langsung (indirect effect) dan pengaruh total (total effect).