BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya...

14
Laporan Tugas Akhir Museum Seni Visual Bandung Amalia Defiani (15202046) 30 BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul Museum : Institusi yang didedikasikan untuk membantu umat manusia untuk memahami dan menghargai alam, sejarah peradaban, serta kemajuan umat manusia dalam bidang seni, sains, maupun teknologi. (Microsoft Encarta 2006) Seni Visual : Bagian dari seni yang mefokuskan diri pada seni yang berwujud visual seperti lukisan, patung, film, fotografi, dan lain-lain. (Microsoft Encarta 2006) Booming museum dimulai pada tahun 1997 saat Guggenheim Museum di Bilbao (Frank O. Gehry) dan Getty Center (Richard Meier) dibuka. Ide Revitalisasi Kawasan dengan keberadaan museum mulai populer, dan sering disebut sebagai “BILBAO EFFECT”. Terdapat tiga jenis tipe pembangunan museum : Bangunan baru Contoh : Bilbao-Guggenheim Museum (Frank O. Gehry) Getty Center – Los Angeles (Richard Meier) Penambahan dari bangunan lama Contoh : Pyramid du Louvre (I. M. Pei) Whitney Museum (Renzo Piano) Adaptive Reuse bangunan dengan fungsi berbeda Contoh : - London’s Tate Museum (Herzog+De Meuron), Adaptive reuse dari bangunan power station tahun 1960-an. - Home of Dia : Beacon (Open Office Firm + artist Robert Irwin, Adaptive Reuse dari pabrik tua milik Nabisco di pinggiran New York.

Transcript of BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya...

Page 1: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)30

BAB III

KAJIAN PUSTAKA

3.1 Pemahaman Judul

Museum : Institusi yang didedikasikan untuk membantu umat manusia

untuk memahami dan menghargai alam, sejarah peradaban, serta

kemajuan umat manusia dalam bidang seni, sains, maupun

teknologi. (Microsoft Encarta 2006)

Seni Visual : Bagian dari seni yang mefokuskan diri pada seni yang berwujud

visual seperti lukisan, patung, film, fotografi, dan lain-lain.(Microsoft Encarta 2006)

Booming museum dimulai pada tahun 1997 saat Guggenheim Museum di

Bilbao (Frank O. Gehry) dan Getty Center (Richard Meier) dibuka. Ide

Revitalisasi Kawasan dengan keberadaan museum mulai populer, dan sering

disebut sebagai “BILBAO EFFECT”.

Terdapat tiga jenis tipe pembangunan museum :

• Bangunan baru

Contoh : Bilbao-Guggenheim Museum (Frank O. Gehry)

Getty Center – Los Angeles (Richard Meier)

• Penambahan dari bangunan lama

Contoh : Pyramid du Louvre (I. M. Pei)

Whitney Museum (Renzo Piano)

• Adaptive Reuse bangunan dengan fungsi berbeda

Contoh : - London’s Tate Museum (Herzog+De Meuron),

Adaptive reuse dari bangunan power station

tahun 1960-an.

- Home of Dia : Beacon (Open Office Firm +

artist Robert Irwin, Adaptive Reuse dari pabrik

tua milik Nabisco di pinggiran New York.

Page 2: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)31

3.2 Interpretasi Kasus

3.2.1 Tinjauan tentang Museum Seni Visual

Seiring dengan perkembangannya, museum seni tidak hanya berfungsi

sebagai tempat menyimpan dan memajang benda-benda seni bernilai penting saja.

Seringkali terdapat fasilitas lain yang menunjang seni dan manusia, seperti adanya

teater, amphitheater, workshop digital, bahkan mungkin restoran, kafe, atau

bioskop. Museum beralih menjadi bangunan yang lebih memasyarakat, tidak lagi

formal dan elit.

Hal yang penting untuk diperhatikan saat merancang museum adalah

sirkulasi udara atau penghawaan, karena barang-barang yang disimpan di dalam

museum dapat dengan mudah rusak apabila tidak diberikan perawatan khusus,

terlebih dengan iklim tropis Indonesia yang lembab dan cenderung merusak.

Selain itu, pencahayaan juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Beberapa karya

seni, khususnya lukisan, akan rusak apabila terkena cahaya matahari secara

langsung. Hal yang amat penting untuk diperhatikan juga adalah faktor keamanan

atas barang-barang koleksi museum itu sendiri.

Selain faktor-faktor diatas, owner/pemilik museum akan sangat

mempengaruhi keberadaan museum itu sendiri, khususnya dalam hal

maintainence/perawatan dan pengelolaan bangunan. Museum membutuhkan dana

yang tidak sedikit untuk perawatan dan pengelolaannya. Di Indonesia sendiri

terdapat dua jenis museum, yang dikelola oleh pemerintah dan non-pemerintah.

Museum-museum yang dimiliki oleh pemerintah biasanya dikelola oleh

pemerintah kota tempat museum itu berada, sedangkan museum-museum non-

pemerintah biasanya dimiliki oleh perusahaan atau institusi, maupun perorangan.

Pemerintah terkadang juga memberikan insentif kepada museum non-pemerintah,

tergantung kepada situasi ekonomi saat itu.

3.2.2 Tinjauan sejarah seni kota Bandung 6

Bandung adalah kota di mana seni modern tumbuh subur. Sistem

pendidikan selanjutnya menjadi instrumen sekaligus menjadi variabel utama yang

6 Pikiran Rakyat, Rabu 24 Desember 2003; Siregar, Aminuddin TH. 2007. Instalasi Sunaryo(1998-2003) hal 102-132

Page 3: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)32

efektif untuk menjaga warisan nilai-nilai dari seni modern di Bandung.

Pertumbuhan seni modern di Bandung diprakarsai Ries Mulder dan Simon

Admiral. Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia,

yang ditandai dengan didirikannya Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar

pada 1 Agustus 1947 yang ditempatkan pada Fakulteit Voor de Techniche

Wetenschappen (Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik) Universitas Indonesia di

Kota Bandung. Hadirnya Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar ini

mengukuhkan keberadaan “Mazhab Bandung” (Bandung School) beraliran seni

modern yang berjaya pada era 1950-an hingga 1970-an.

Era 1980 hingga awal 1990-an ditandai dengan pemberontakan terhadap

kelompok “Mazhab Bandung” yang dominan, dengan hadirnya tema-tema kritik

sosial. Pada era ini, seni modern yang didominasi unsur estetik dan prinsip-prinsip

formal seni dilawan. Ruang presentasi sebuah karya seni pun menjadi lebih lebar

pada era ini.

Masa akhir 1990-an, seniman semakin bergerak dalam pencarian gagasan-

gagasan baru seiring perubahan politik dan sosial pada konteks negara-bangsa.

Masa ini merupakan transisi yang nantinya memperkaya langgam baru, bahasa

baru, estetika baru yang menyerap masa sebelumnya dan keinginan untuk

dibedakan. Makna seni diperluas dan bertaut dengan aspek di luar seni. Begitu

pun seni-seni untuk advokasi sosial-politik-kemasyarakatan mengukuhkan

posisinya secara institusional. Lebih jauh, seni difungsikan sebagai media untuk

memperbaiki hajat kemanusiaan. Akhir 1997 dan sepanjang tahun 1998, seni

untuk sembako (sembilan bahan pokok) menjadi modus yang efektif bertemunya

seni, seniman, dan masyarakat. Secara langsung aktivitas seni sembako

mengambil alih peran-peran institusi sosial masyarakat.

Periode 1990-an merupakan akumulasi dari periode sebelumnya.

Pemikiran-pemikiran baru disodorkan saat resistensi terhadap dominasi politik

negara telah merasuk ke sendi-sendi sosial yang selama itu diidap ketakutan

berbicara, berekspresi, berkelompok. Kebebasan berpendapat, kritik politik

terhadap negara menjadi milik dominan masyarakat. Kondisi ini di satu sisi

membuat seni-seni untuk advokasi sosial-politik kemasyarakatan dilematis. Pada

Page 4: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)33

tahun 1999, pameran transisi yang ditujukan untuk mengonstruksi gagasan,

media, dan estetika baru tercatat pameran Blup Art yang diikuti sekira 30 seniman

muda Bandung. Lalu program-program Galeri Barak sejak tahun 2000 menjadi

pilar penting untuk menyambut perbincangan pascamodern atau pascastrukturalis

juga berperan besar melahirkan genre seni baru di Bandung.

Seni seperti performance art, seni video, instalasi, multimedia, seni objek,

dan new painting berkembang pesat dan kemudian lazim dipraktekkan.

Bersamaan dengan hangatnya isu feminisme-gender, wacana tubuh, kematian

subjek seniman, identitas, pluralisme, nihilisme hingga seni jeprut. Ruang

presentasi seni rupa Bandung abad ke-21 menjadi program reguler atau temporal

di Rumah Nusantara, Galeri Taman Budaya Jawa Barat, ruang pameran CCF,

Griya Seni Popo Iskandar, Galeri Soemardja, Galeri Kita, Black Box-ASTI,

Galeri Fabrik (kini hilang), Galeri Adira, Nu-Art Sculpture Park, Galeri Red

Point, Babakan Siliwangi, R-66, Rumah Proses, Selasar Sunaryo Art-Space

hingga Gedung Landraad.

3.2.3 Sejarah dan Perkembangan Museum

Terminologi museum berasal dari bahasa Yunani, mouseton

(mouseton) yang berarti tempat Mnemosyne, dewi ingatan/memori Yunani, dan

anak-anaknya (muses) menari. Pada awal perkembangannya, bangunan museum

sendiri diidentifikasikan sebagai sekolah tempat berkumpulnya penyair dan filusuf

yang biasanya terletak menempel dengan kuil pemujaan muses. Selanjutnya, kata

museum dipakai untuk mendeskripsikan bangunan fasilitas penelitian yang

letaknya berdampingan dengan perpustakaan, seperti pada museum di Alexandria.

Sampai dengan awal abad ke-18, terminologi ‘museum’ lebih mengacu kepada

akademi tempat para ilmuwan belajar dibandingkan sebagai tempat menyimpan

barang-barang koleksi. Baru dimulai sejak abad ke-19 museum dimaksudkan

sebagai bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan dan menampilkan

barang-barang koleksi sekaligus sebagai fasilitas penelitian atas barang-barang

koleksi tersebut. 7

7 Museum Buildings; Birkhauser, 2004

Page 5: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)34

Semangat identitas nasional serta ketertarikan atas seni secara romantis

merupakan pencerahan yang mendasari pembangunan museum pada abad ke-19.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang beragam mendorong perkembangan

tipologi museum yang berbeda-beda pula. Namun yang paling banyak

mendapatkan perhatian adalah museum seni, yang banyak dibangun terutama di

daerah Jerman. Desain dari museum-museum seni tersebut mengacu pada

langgam arsitektur Baroque maupun bentuk kuil-kuil pada era klasik, seolah

menegaskan museum sebagai sebuah representasi identitas nasional serta kuil

pemujaan terhadap seni.8

Namun, pada pertengahan abad ke-20 mulai terjadi permintaan untuk

mereformasi museum karena museum mulai dianggap sebagai tempat yang

membosankan dan mulai sepi pengunjung. Pada akhir 1950-an mulai diadakan

perubahan dengan menjadikan museum sebagai tempat bertukar ide, khususnya

atas seni modern, namun sayangnya perubahan ini justru semakin menambah sifat

eksklusifnya. Museum digambarkan sebagai sebuah penjara seni, tempat yang

hanya dikunjungi oleh para elit yang paham akan seni. Akhirnya pada tahun 1968

terjadi gerakan protes atas museum yang dipicu oleh revolusi mahasiswa yang

menginginkan untuk merubah paradigma museum dari suatu menara gading

tempat elit seni berkumpul menjadi tempat untuk bersosialisasi, mengubah

museum dari sebuah kuil muses menjadi tempat untuk belajar yang menarik.

Museum akhirnya memiliki otonomi sendiri dan lebih fleksibel dalam

menentukan fungsi apa yang dapat dipenuhi, namun secara dilematis juga menarik

museum untuk memenuhi hukum efisiensi komersil. Dalam konteks industri

pariwisata, hukum tersebut memaksa museum menjadi sebuah pasar seni yang

bertujuan untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya namun sekaligus

menggambarkannya sebagai sebuah simbol keberhasilan demokrasi budaya.

Peran museum terus berkembang sehingga muncul kerancuan atas museum

sebagai ‘taman hiburan’ atau sebuah institusi pengajaran.

8 idem

Page 6: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)35

3.2.4 Tren Museum Saat Ini

Tren yang berkembang saat ini adalah berkaitan dengan masalah ekonomi

yaitu menggabungkan fungsi-fungsi komersial sebagai fungsi tambahan selain

dari fasilitas edukasi pada museum itu sendiri. Fungsi-fungsi tambahan tersebut

dapat merupakan fungsi yang bersifat mendukung fungsi utama (seperti bioskop,

galeri, teater) maupun yang bersifat sebagai pelengkap (seperti restoran, kafe,

retail, butik, dll.)

Selain masalah ekonomi, teknologi juga amat mempengaruhi bentuk dan

karakter museum yang ada saat ini. Perkembangan material dan teknologi

konstruksi memungkinkan untuk menghasilkan bentuk bangunan museum yang

lebih beragam. Selain itu, teknologi yang mendukung sistem utilitas, terutama

pencahayaan dan penghawaan, serta sistem keamanan sudah dapat dengan mudah

diaplikasikan, sehingga memungkinkan pengoptimalan fungsi. Penerapan

teknologi untuk sistem keamanan sebaiknya dirancang sesuai dengan kebutuhan

museum itu sendiri.

Museum saat ini juga berfungsi sebagai ikon yang mengangkat citra suatu

daerah dan sekaligus mengangkat identitas lokal daerah tersebut. Museum dibuat

semenarik mungkin agar pengunjung tertarik untuk datang dan akhirnya

memfungsikan daerah di sekitar museum tersebut, membuat daerah sekitar

museum menjadi ikut hidup.

3.2.5 Museum Sebagai Tipologi Bangunan

Sejarah penggolongan museum sebagai suatu tipologi bangunan dimulai

pada jaman Renaissance, saat Donato Bramante merancang courtyard tempat

ekshibisi patung di Vatikan yang disebut sebagai Atrio del Piacere untuk Paus

Julius II pada tahun 1508. Courtyard yang berisi patung-patung kemudian

menjadi unsur penting dalam pembentukan museum.

Galeri

Tipe ruangan galeri mulai dapat dikenali sejak abad ke-16 sebagai suatu

ruangan interior tambahan yang memiliki bukaan-bukaan berupa jendela pada

sisi-sisi tertentu dan sisi-sisi lainnya diisi oleh patung-patung dan lukisan. Galeri

ditemukan pada bangunan kastil maupun istana raja-raja Eropa. Pada

Page 7: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)36

perkembangan selanjutnya, bagian-bagian tertentu pada galeri juga diisi oleh

fresco seperti pada galeri di Palazzo Colonna di Roma atau bahkan cermin seperti

di Istana Versailles sehingga galeri tidak hanya terdiri atas patung-patung dan

lukisan-lukisan saja.

Gb.3.1 Galleria della Mostra di Palazzo Ducale, Mantua,Gb.3.2 Galleria di Palazzo Colonna, Roma, 1590 (Museum Buildings; Birkhauser,2004)1675-78 (Museum Buildings;

Birkhauser, 2004)

Gb.3.3 Rotunda(kiri) dangroundplanbangunan dancourtyard (kanan)dari Museo Pio-Clementino,Vatican,MichaelangeloSimonetti 1773-80(Engraving in themanner of PaulLetarouilly; Le Vatican,Paris 1882)

Bangunan Publik

Museum mulai berfungsi sebagai bangunan publik yang memiliki otonomi

sendiri sejak abad ke-18, saat bangunan museum neo-klasik karya Jean-Nicolas-

Louis Durand dibangun.

Page 8: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)37

Gb.3.4 Desain museum karya Jean-Nicolas-Louis Durrand, denah dan potongan bangunan.(J.N.L Durrand: Precis des lecons d’architecture, vol.2, Paris 1803)

Tempat Ekshibisi

Menjelang akhir abad ke-19 barulah tipologi museum dapat

diidentifikasikan sebagai suatu bangunan yang terdiri atas bagian-bagian terpisah

yang dikelompokkan secara iregular dan memiliki porsi besar untuk kebutuhan

ekshibisi dan secara prinsip dapat diperluas sesuai dengan kebutuhan, hal yang

amat bertentangan dengan fase bangunan sebelumnya yang susunannya lebih

jelas. Unsur-unsur klasik seperti kolom-kolom Yunani dan pedimen masih tetap

dipergunakan sampai dengan abad ke-20 sebagai lambang museum sebagai suatu

kuil humanisme.

Page 9: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)38

Gb.3.5 Schweizerisches Landesmuseum, Zurich, Gustav Gull, 1892-98(Museum Buildings; Birkhauser, 2004)

Antara Pemenuhan Fungsi dan Representasi Arsitektural

Satu dekade terakhir, museum dibangun dengan penggambaran sebagai

suatu bangunan yang menggabungkan antara fungsi dan fiksi/khayal. Museum

merupakan suatu karya seni yang arsitektural. Pembangunan museum sendiri

mulai menjadi fokus publik sejak awal 80-an, saat Museum Abteiberg di

Monchengladbach karya Hans Hollein dibangun. Hal itu merupakan titik awal

Page 10: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)39

pembangunan museum-museum lainnya dengan beragam langgam, mulai dari

posmodern tahun 80-an sampai dekonstruksi dan minimalis tahun 90-an.

Gb.3.6 Museum Abteiberg, Monchengladbach, HansHollein, 1972-1982 (Museum Buildings; Birkhauser, 2004)

Gb. 3.7 Museum Solomon R. Guggenheim, New York, F.L. Wright 1943-1959. Eksterior (kiri,sumber : Museum Buildings; Birkhauser, 2004) dan interior ramp spiral (kanan, sumber : ArtMuseums into the 21st Century; Birkhauser, 1999)

Page 11: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)40

Gb.3.8 Guggenheim Museum Bilbao, Spanyol, Frank. O. Gehry, 1993-97. Siteplan (atas),Tampak dari seberang sungai (tengah), dan potongan longitudinal (bawah). (sumber : ArtMuseums into the 21st Century; Birkhauser, 1999)

Page 12: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)41

3.3 Pemahaman Isu

Edutainment in urban context

Isu yang diambil adalah Edutainment in urban context—non historical site

dengan menerapkankan pengajaran seni yang bersifat menghibur agar masyarakat

lebih mudah memahami seni itu sendiri.

Edutainment : - Activity or program that combines both educational and

entertaining elements (Babylon English-English Dictionary)

- A form of entertainment designed to educate as well as to

amuse. Edutainment typically seeks to instruct or socialize its

audience by embedding lessons in some familiar form of

entertainment: television programs, computer and video games,

films, music, websites, multimedia software, etc. (wikipedia)

Artinya Edutainment adalah aktivitas yang menggabungkan antara pengajaran

dengan hiburan atau sebaliknya.

Teori-teori komunikasi yang mempengaruhi Education-Entertainment antara lain :

• Persuasion Theory: (Aristotle, Petty, Cacioppo): Psychological

characteristics effect the response of a person to messages. Also indicates

the message and source factors that influence a person's response such as

the credibility, attractiveness, and expertise of the source.

Artinya respon seseorang terhadap pesan-pesan yang diterima dipengaruhi

oleh karakteristik psikologis masing-masing.

• Theory of Reasoned Action: (Ajzen, Fishbein) : Social influences effect

behavior, including beliefs and perceived social norms.

Artinya pengaruh-pengaruh sosial mengakibatkan pembentukan perilaku,

termasuk dalam hal kepercayaan serta norma-norma yang diterapkan.

• Social Learning Theory: (Bandura) : People learn by observing others

and the consequences of their behavior. If the person so chooses, they then

Page 13: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)42

emulate the behavior by rehearsing the action, taking action, comparing

their experiences to the experiences of others, and then adopting the new

behavior.

Artinya manusia belajar dari mengamati orang lain serta konsekuensi dari

perbuatan orang lain tersebut.

• Diffusion Theory: (Rogers): Behavior spreads through a community or

group over a period of time. Television may plant the idea, but social

networks reinforce it and cause it to grow.

Artinya perilaku menyebar ke seluruh komunitas atau kelompok

masyarakat melalui periode tertentu. Televisi yang menanamkan ide,

namun yang menyebarkan dan menumbuhkan perilaku tertentu adalah

jaringan-jaringan sosial.

Pengajaran tentang edutainment meliputi:

• Relevance: Learning is more likely when people can see the usefulness of

the knowledge they are given.

Artinya Relevansi : pengajaran akan lebih dimengerti apabila orang dapat

melihat kegunaan dari pengetahuan yang diberikan.

• Incremental Learning: Learning is most effective when people can learn

at their own pace.

Artinya Pembelajaran Bertahap : pembelajaran akan efektif apabila

orang dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.

• Distributed Learning: (Fossard) Different people learn in different ways

over different periods of time. It is important to present information

differently so that people can absorb it.

Page 14: BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Pemahaman Judul visual · Museum Seni Visual Bandung ... Keduanya menghasilkan konsep pendidikan seni rupa untuk Indonesia, ... Ruang presentasi sebuah

Laporan Tugas AkhirMuseum Seni Visual Bandung

Amalia Defiani (15202046)43

Artinya Pembelajaran yang Terdistribusi : tiap orang memiliki cara

belajar yang berbeda-beda dalam rentang waktu yang berbeda pula. Sangat

penting untuk menampilkan informasi yang berbeda-beda agar masyarakat

dapat mencerna dalam cara masing-masing.

Urban : - (Lat, urbis) bersifat kekotaan, berhubungan dengan kota.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

- "related to cities." (wikipedia)

Konteks urban dicirikan dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan

dapat mencakup mulai dari kota yang relatif kecil hingga ke kota besar. Pada kota

besar konteks urban dapat ditemukan pada core kota dan konteks suburban pada

bagian pinggiran kota.

Untuk menghasilkan suatu bentukan arsitektur yang sesuai dengan isu

Edutainment in urban context—non historical site maka museum seni visual ini

harus memiliki fungsi tambahan yang mendukung tema.berupa :

• Ruang Baca

• Kafe Contoh : British Museum in London

• Toko (Norman Foster)

• Rest areas

• Lobby yang besar , contoh : Pyramid du Louvre (I.M Pei)

3.4 Kelompok Sasaran

Perancangan bangunan ini ditujukan untuk memudahkan seseorang untuk

menikmati seni dan juga sebagai tempat rekreasi yang edukatif dan ditujukan

bagi:

• Komunitas seni yang ada di kota Bandung

• Umum (penduduk Bandung):

o Anak-anak : Untuk menumbuhkan minat seni sejak dini

o Dewasa

o Keluarga: Sebagai fasilitas rekreasi keluarga

• Badan Pendidikan: Untuk kegiatan akademis, berlatih dan bersosialisasi