PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

21
1997 SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN KEPADA ANAK USIA7-12TAHUN SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoieh Gelar Sarjana Teologi Oleh Jonathan Christianto 1021611023 AGU^" Jakarta 2020

Transcript of PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

Page 1: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

1997

SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG

PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN KEPADA ANAKUSIA7-12TAHUN

SKRIPSI

Diajukan KepadaSekolah Tinggi Teologi Amanat AgungUntuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoieh Gelar Sarjana Teologi

Oleh

Jonathan Christianto1021611023

AGU^"

Jakarta2020

Page 2: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG

JAKARTA

Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung menyatakan bahwa skripsi yangberjudul PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN TUHANKEPADA ANAK USIA 7-12 TAHUN dinyatakan lulus setelah diuji oleh Tim DosenPenguji pada tanggal 24 Agustus 2020.

Dosen Penguji Tanda Tangan

1. Astri Sinaga, S.S., M.Th.

2. Irwan Hidajat, S.Th., M.Pd.

3. Hendro. S.Kom., M.Th.

Jakarta, 2020

Page 3: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnyabahwa skripsi yang berjudul PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAANFIRMAN TUHAN KEPADA ANAK USIA 7-12 TAHUN, sepenuhnya adalah karya tulissaya sendiri dan bebas dari plagiarisme.

Jika kemudian hari terbukti bahwa saya telah melakukan tindakanplagiarisme dalam penulisan skripsi saya, saya akan bertanggung jawab dan siapmenerima sanksi apapun yang dijatuhkan oieh Sekolah Tinggi Teologi AmanatAgung.

Jakarta, 24 Agustus 2020

! ïrrmai KIWEIL,

■85AHF638Û4i

piauRUPiAH

Jonathan ChristiantoNIM: 1021611023

Page 4: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

ABSTRAK

SEKOLAH TINGGITEOLOGIAMANAT AGUNG

JAKARTA

(A) Jonathan Christianto (1021611023J

(B) PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN KEPADAANAK USIA 7-12 TAHUN

(G) vi+111 hlm; 2020; 3 hlm lampiran

(D) Konsentrasi Pendidikan Kristen

(E) Firman Tuhan merupakan sentral dari kehidupan umat Allah yang harusdisampaikan kepada setiap anggota umat Allah. Maka, anak usia 7-12 tahunadalah anggota umat Allah yang juga layak menerima Firman Tuhan denganbaik sebagaimana orang dewasa menerimanya. Diperlukan upaya yangkhusus supaya Firman Tuhan dapat disampaikan dengan baik kepadamereka karena anak-anak pada usia tersebut memillki kebutuhan belajarvang unik. Mereka mengandalkan visualisasi dalam belajar sehinggadibutuhkan sarana yang tepat untuk membangkitkan visualisasi merekademi memenuhi kebutuhan pemahaman Firman Tuhan. Seni visual adalahcarana vang efektif dalam pemberitaan Firman bagi anak usia 7-12 tahunLrena dapat mengaktivasi kemampuan visualisasi anak sehingga pesanF- man dapat diterima dengan utuh. Oleh karena itu, gereja perlu memiliki„LTahaman vang benar dan strategi yang efektif dalam pemakaian seniSi dalam pemberitaan Firman Tuhan kepada anak usia 7-12 tahun.

(F) BlBLIOGRAFl 110 (1860-2019)(G) Astri Sinaga, S.S., M.Th.

Page 5: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

DAFTARISI

ABSTRAK i

DAFTAR ISI ii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

BAS SATU: FENDAHULUAN 1

Latar Belakang Permasalahan 1

Pokok Permasalahan 8

Tujuan Penulisan 9

Batasan Penulisan 10

Metodologi Penelitlan 10

Sistematika Penulisan 11

BAB DUA: ANAK-ANAK SEBAGAIPENERIMA FIRMAN DALAM PERSPEKTIF

ALKITAB 13

Firman Tuhan dalam Komunitas Iman 14

Firman untuk Memelihara Kovenan 15

Firman untuk Pengenalan akan Tuhan 20

Firman untuk Pertumbuhan Umat Allah 25

Anak-anak dalam Komunitas Iman 29

Firman Tuhan dalam Pengajaran Bagi Anak 34

Kesimpulan 41

BAB TIGA: SENI VISUAL DAN KEMAMPUAN VISUALISASI PADA ANAK USIA 7-12

TAHUN 42

Seni Visual dalam Pemberitaan Firman Tuhan 43

ii

Page 6: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

56

67

Seni Visual Sebagai Kaiya 43

Seni Visual di dalam Gereja 46

Pentingnya Visualisasi dalam Pendidikan Kristen

Kemampuan Visualisasi Pada Anak Usia 7-12 Tahun

Visualisasi Lewat Proses Berpikir 70

Visualisasi Lewat Afeksi 72

Visualisasi Lewat Imajinasi atau Fantasi 74

Kesimpulan

BAB EMPAT: PRINSIP DAN STRATEGI PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAMPEMBERITAAN FIRMAN TUHAN KEPADA anak usia 7-12 TAHUN

Seni Visual yang Memberikan Pengalaman Nyata

Seni Visual yang Membangun Penghayatan

Seni Visual yang Menumbuhkan Imajinasi

Seni Visual yang Memberikan Pemahaman yang Terang 93Kesimpulan

BAB LIMA: KESIMPULAN DAN REFLEKSI

bibliografi

lampiran

76

78

79

84

89

96

98

101

109

111

Page 7: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

BAB SATU

PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan

Seni Visual adalah seni yang dinikmati dengan Indra penglihatan.i Seni vlsual

akrab juga disebut sebagai seni rupa, yang terbagi menjadi seni rupa dua dimensi

dan seni rupa tiga dimensi. Seni rupa dua dimensi hanya meliputi garis, cahaya,

warna, bentuk, dan gerak. Seni rupa tiga dimensi meliputi ruang atau memiliki

volume dan wujud. Seorang sarjana seni dan pemerhati bidang seni, Wisnu

Sasongko, berpendapat bahwa seni Visual adalah "soal cita-rasa, mengecap seni

melalui indra penglihatan."^ Jadi penulis menyimpulkan, seni Visual adalah bukan

hal yang sempit, yaitu gambar atau lukisan saja melainkan segala hasil karya

manusia yang berwujud - termasuk seni grafis, seni patung, seni pahat, seni ukiran,

alat peraga, drama, dan tarian - memiliki unsur keindahan yang dapat dinikmati

melalui indra penglihatan.

Seiring perkembangan zaman, seni Visual terus menunjukkan eksistensinya.

Mulai dari seni visual yang dituangkan di média fisik (batu, kulit, kertas, kayu)

sampai média non-fisik atau digital. Media boleh berganti seiring perkembangan

teknologi, informasi, dan komunikasi tetapi pemakaian seni visual tidak pernah

1. MAE, "Memahami Musisi ketika Menikmati Seni Visual," Koran Jakarta,http://www.koran-jakarta.com/memahami-inusisi-ketika-menikmati-seni-visuai/ (diakses 09Desember 2019).

2. Wisnu Sasongko, "Seni Visual dalam Peribadatan Kristen," dalam Seni dan Spiritualitasdalam Pelayanan Kaum Muda, ed. oleh Astri Sinaga (Jakarta: Fusât Studi Pengembangan PelayananKaum Muda STTAA, 2014), 91.

Page 8: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

tergantikan bahkan pemakaiannya yang semakin masif. Penyebabnya adalah

manusia semakin mudah memproduksi seni vlsual. Sebelum ditemukannya

multimédia desain grafis pada komputer, proses pembuatan gambar membutuhkan

waktu yang lama melalui média fisik, seperti kertas, kayu, dan batu. Dengan adanya

perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK), produksi gambar

menjadi lebih cepat melalui média desain grafis dan mesin cetak.

Selain kemudahan memproduksi seni visual, kini, penyebaran seni Visual

menjadi lebih luas dan cepat Arus globalisasi yang menjadikan dunia seperti tanpa

batas, menyebabkan banyaknya penyebaran informasi termasuk seni visual yang

ada di dalamnya. Nicholas Mirzoeff, seorang professer dalam bidang média, budaya,

dan komunikasi, menyebutkan bahwa zaman ini telah memasuki budaya visual,

yaitu "suatu masa di mana segala sesuatu memuat konten visual di antaranya

informasi, makna, kesenangan yang dicari oieh konsumen, yang terhubung oieh

teknologi visual."^ Unsur visual telah merambah ke dalam setiap aspek kehidupan

manusia.

Kehidupan gereja juga dekat dengan budaya visual. Gereja-gereja kuno

dibangun dengan desain arsitektur yang indah dan penuh dengan makna.

Pemakaian simbol dalam bentuk seni visual pada praktik-praktik ibadah pun

merupakan manifestasi yang umum. Penggunaan slide untuk menampilkan lagu

atau gambar ilustrasi khotbah menjadi hal yang umum pada zaman sekarang. Dalam

pelayanan sekolah minggu, seorang guru memakai média visual dalam pemberitaan

Firman kepada anak sudah menjadi hal yang lazim disaksikan. Penyebabnya adalah

3. Nicholas Mirzoeff, i4n Introduction to Visual Culture (London: Routledge, 2004), 3.

Page 9: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

ketersediaan seni visual itu sendiri, adanya cerita Firman Tuhan yang erat dengan

visualisasi, dan kurikulum pengajaran yang tidak lepas dari pemakaian seni visual.

Meski dikatakan sudah umum, besar kemungkinan bahwa pemakaian seni

Visual belum mencapai tahap pemahaman yang benar, baik secara praksis maupun

teologis. Tidak sedikit guru-guru sekolah minggu yang memiliki pemahaman bahwa

seni Visual hanya sebatas menjalankan fungsi entertainment. Penulis melakukan

wawancara kepada sembilan orang guru sekolah minggu dari tiga gereja yang

berbeda dengan melontarkan dua pertanyaan terkait topik pemakaian seni visual

dalam pemberitaan Firman kepada anak di sekolah minggu.'^ Hasilnya, semua guru-

guru sekolah minggu ini memberikan jawaban yang hanya bersifat pragmatis, yaitu

pemakaian seni visual dalam pemberitaan Firman kepada anak-anak digunakan

untuk menarik perhatian anak supaya mendengarkan Firman, supaya anak menjadi

lebih fokus, dan supaya anak mengerti Firman Tuhan yang diberitakan. Hanya ada

dua orang guru sekolah minggu yang menyadari adanya keterkaitan antara seni

Visual dan kemampuan kognisi anak dalam tahapan perkembangan. Jawaban

normatif yang berkaitan mengenai pandangan teologis mengenai pemakaian seni

Visual tidak ditemukan dalam jawaban-jawaban ini. Penulis melihat adanya masalah

yang harus diselesaikan dalam pemahaman guru-guru sekolah minggu mengenai

pemakaian seni visual dalam memberitakan Firman kepada anak-anak. Seharusnya,

penggunaan seni visual dalam pemberitaan Firman Tuhan kepada anak tidak

4. Penelitian ini dilakukan melalui Whafs App percakapan grup dan percakapan pribadi.Verbatim penelitian ini dilampirkan di bagian "LAMPIRAN" dengan beberapa penyempumaanbahasa [bahasa chat yang kebanyakan terdiri dari singkatan-singkatan kepada penulisan bahasayang lengkap atau bukan singkatan).

Page 10: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

berhenti kepada alasan pragmatis tetapi alasan normatif yang diintegrasikan

dengan tahap perkembangan anak.

Pemberitaan Firman Tuhan kepada anak-anak perlu mendapat perhatian

yang besar supaya pesan yang ingin disampaikan kepada anak diterima dengan

benar. Seorang guru yang memakai seni visual di dalam média pada masa klni harus

menolong anak membawa kepada pengertian bukan kebingungan; antara seni

Visual yang dipakai dengan konten Alkitab yang sedang diberitakan juga harus

sesuai dan tepat^ Antara pesan Firman Tuhan yang bersifat figuratif dan literal

harus dibedakan supaya tidak menimbulkan kesalahan dalam menyampaikan pesan

dalam pengajaran. Oleh karena itu, guru harus berhati-hati menggunakan seni visual

dalam pemberitaan Firman Tuhan kepada anak, maka antara konten Firman dan

pemakaian seni visual harus cocok. Hal seperti ini menjadi bagian penting bagi

guru-guru sebab dalam pemberitaan Firman, Allah sedang menyatakan diri-Nya dan

mengajar umat-Nya.

Allah menggunakan média dalam menyatakan diri-Nya kepada bangsa Israël

untuk menunjukkan kebenaranA Contohnya: Allah memberi instruksi mengenai

pembuatan Kemah Sud dengan rinci. Setiap bagian dalam perintah itu mempunyai

maksud dan tujuan Allah yaitu menyatakan kehadiran dan kekudusan-Nya. Allah

menampakkan diri kepada Musa melalui semak api, Yesus Kristus yang menjadi

manusia, Tuhan Yesus mengajar menggunakan koin untuk mengajarkan kepatutan

terhadap Allah dan terhadap pemerintah (Mrk. 12:17) adalah contoh-contoh nyata

5. Ruth C. Haycock, "Using Visual and Audio Media with Children," dalam ChildhoodEducation in the Church [Chicago; Moody Press, 1986), 507.

6. Haycock, "Using Visual and Audio Media with Children,", 498.

Page 11: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

bahwa Allah menggunakan média Visual. Seni Visual diberikan Allah sebagai média

untuk mengenal diri-Nya.^ Seni sebagai sebuah instrumen akan raenentukan sebuah

tindakan dari penglihatan terhadap objek. Maka, apa yang orang percaya lihat dalam

konteks pengenalan kepada yang ilahi, dapat membawa kepada pemahaman yang

benar tentang Allah.

Penulis menyadari bahwa Firman Tuhan adalah sebuah pemikiran dari Allah

yang dituangkan dalam bentuk verbal dan memiliki makna yang harus ditemukan.

Maka, seni Visual sebagai kendaraan untuk sebuah pemikiran dan maknanya layak

untuk digunakan dalam pemberitaan Firman kepada anak. Perkataan Firman dan

penggambaran visual bagaikan dua mata koin yang tak terpisahkan. Dillenberger

mengatakan, "apa yang dikatakan Firman dapat digambarkan dan sebaliknya, apa

yang digambarkan melalui kata-kata penggambaran dapat memberikan

pengertian."® Pernyataan ini juga didukung oleh John E. Skillen yang berkata bahwa

dari penelitian literatur Médiéval dan Renaisans, ia menemukan adanya kedekatan

antara verbal art dengan visual art yang saling mempengaruhi.^ Storytelling yang

seringkali dipakai pada zaman Medieval-Renaisans dipahami sebagai terjemahan

dari bentuk visual, sebaliknya, seni visual dipandang sebagai terjemahan dari

bentuk tulisan.!®

7. E. John Walford, "Learning to Percieve Through Visual Art," dalam Libéral Arts for TheChristian Life, ed. oleh Jeffty C. Davis dan Philip G. Ryeken (Wheaton: Crossway, 2012), 223.

8. John A. Dillenberger, A Theology o/Artistic Sensibilities: The Visual Arts and The Church(New York: Crossroad, 1986), 246.

9. John E. Skillen, PuttingArt Çback) in Its Place (Peabody: Hendrickson Publisher, 2016), 1.10. Skillen, Putting Art (back) in Its Place, 1-2.

Page 12: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

Pemahaman di atas yang menyatakan bahwa adanya KeterKaitan antara seni

verbal dan seni visual. Apa yang manusia lihat dan apa yang manusia dengar

memiliki keterhubungan. Augustinus juga mengatakan bahwa hai-hal jasmaniah

dipakai untuk menunjukkan realitas kekal, contohnya di dalam Kitab Sud yang

penuh dengan simboi-simbol, yang dapat membawa seseorang kepada Allah.^i Apa

yang dilihat seorang Kristen tidak pernah iepas dengan apa yang ia dengar meiaiui

pemberitaan Firman. Keduanya berjaian beriringan dan saling memberi makna satu

dengan yang iain.

Seiain pemahaman normatif mengenai seni Visual, diperlukan pemahaman

yang mendalam mengenai variabei 'anak usia 7-12 tahun'. Berdasarkan teori

perkembangan kognitif, Fiaget menyebutkan bahwa anak umur 7-12 tahun

memasuki tahap berpikir cperasional konkret, di mana mereka membutuhkan hal-

hal yang konkret untuk memahami pesan dari pembelajaran yang sudah diterima.

Apa yang ia lihat, itulah yang ia yakini. Dikatakan "konkret" karena pemikiran anak

terbatas dengan fakta dan objek yang dilihat; tidak mengandung hipotesis.12 Dari

apa yang mereka lihat, barulah tercipta hlpotesis. Diperlukan percakapan yang logis

untuk menghadapi anak usia iniA^ Logis dengan apa yang dilihat adalah sesuatu

yang sejalan dengan pemikiran mereka. Kekuatan dari anak yang berpikir secara

operasional konkret adalah mereka dapat mempraktikkan dengan mudah apa yang

11. Robert J. 0'Connell,i4rt and the Christian Intelligence in St Augustine [Cambridge:Harvard, 1978), 164.

12. David F. Bjorklund, Chiidren's Thinking Co^nitiVe Development and Individuel Différences,5th ed. [Belmont; Cengage Learning, 2012), 175. Lihat juga Barbara M. Newman, LifespanDevelopment: A Psychosocial Approach, llth ed. [Belmont: Cengage Learning, 2011), 323.

13. Bjorklund, Chiidren's Thinking Cognitive Development and Individual Différences, 193.

Page 13: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

telah ia lihat Barbara Newman menemukan adanya kelemahan yang dimiliki anak

usia 7-12 tahun. Newman mengutip Richard M. Lerner, seorang professer dalam

bidang perkembangan masa hidup manusia mengatakan bahwa anak dalam tahap

operasional konkret dapat terjadi pengertian dan ketidakmengertlan di dalam

pikirannya sekaligus.i^

Seni Visual adalah salah satu bagian yang mendukung pengalaman

pembelajaran. Keterlibatan anak-anak akan memperkuat pesan yang disampaikan

secara verbal. Catherine Stonehouse, pakar dalam bidang spiritualitas anak,

melakukan percobaan kepada Noël (delapan tahun) yang mendeskripsikan Allah

melalui gambar.i^ Noël menggambarkan salib kecil berwarna merah yang

mendefmisikan darah Yesus yang tercurah bagi manusia. Noël mendefmisikan salib

yang penuh darah Yesus tersebut sebagai kasih Allah. Stonehouse mengamati

bahwa: "Adanya pemikiran dari Noël yang tertuang dalam lukisan namun hanya apa

yang ia anggap penting. Ketika ia menggambar, ia mengeluarkannya menjadi simbol,

lalu menceritakannya kembali berdasarkan pengajaran yang didapatkan dari

ibunya."!® Dari hasil penelitian Stonehouse ini, penulis menyimpulkan bahwa antara

pemikiran konkret anak melalui gambar dan pengenalan akan Allah melalui cerita

bersifat saling mempengaruhi.

Pemakaian seni visual dalam pemberitaan Firman kepada anak usia 7-12

tahun tanpa disertai pemahaman normatif akan menimbulkan permasalahan.

14. Newman, Lifespan Development: A P^chosocial Approach, 323.15. Catherine Stonehouse dan Scottie May, Listening Chiidren on the Spiritual Joumey:

GuidanceforThose Who Teach andNurture (Grand Rapids: Baker, 2010), 26.16. Stonehouse dan May, Listening to Chiidren on the SpiritualJoumey, 26.

Page 14: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

Contohnya: pemakaian seni visual dalam pemberitaan Firman yang pragmatis

kepada anak usia 7-12 tahun yang ditimbulkan karena tidak menyadari adanya

keterkaitan antara seni visual dengan teks Alkitab dan kurangnya pemahaman akan

tahapan perkembangan anak usia 7-12 tahun. Untuk meminimalisir dan

menghindari terjadinya hal tersebut, gereja harus menemukan strategi untuk

memakai seni visual dalam memberitakan Firman Tuhan di sekolah minggu dengan

benar. Pemahaman yang seharusnya dimiliki seorang guru sekolah minggu adalah

pemahaman normatif mengenai pemakaian seni visual dalam pemberitaan Firman

Tuhan kepada anak usia 7-12 tahun sehingga ada keseimbangan antara pemahaman

dan praksis. Ketika guru-guru memiliki pemahaman yang cukup, maka mereka

diharapkan memiliki praksis yang mempunyai tujuan yang jelas dan benar, yang di

dalamnya ada usaha memberikan pembelajaran yang terbaik dengan menjawab

pertanyaan, bagaimana murid berpikir mengenai imannya sebagaimana mereka

berpikir.i^

Pokok Permasalahan

1. Belum optimalnya upaya pemberitaan Firman Tuhan kepada anak-anak

membuat mereka tidak menerima pesan Firman Tuhan seutuhnya. Padahal

penerimaan Firman Tuhan harus menjadi bagian penting karena anak-anak

adalah umat Tuhan sepenuhnya.

17. Jim Wilhoit, Christian Education & The Search forMeaning (Grand Rapids: Baker, 1996),100.

Page 15: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

2. Perlu adanya kesadaran akan kemampuan anak usia 7-12 tahun tentang

kemampuan memproses informasi dengan visualisas! lewat seni visual

sehingga mereka memahami Firman Tuhan dengan terang.

3, Guru-guru memerlukan prinsip dan strategi yang tepat dalam pemakaian

seni Visual untuk pemberitaan Firman Tuhan kepada anak usia 7-12 tahun

supaya Firman Tuhan dapat dipahami seutuhnya.

Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pemahaman bahwa Firman Tuhan diperuntukan untuk semua

orang termasuk kepada anak-anak. Anak-anak adalah anggota umat Allah

sama seperti orang dewasa. Diperlukan upaya yang besar untuk membuat

mereka menerima Firman Tuhan dengan utuh.

2. Menjelaskan ada prinsip-prinsip normatifserta kekuatan-kekuatan seni

Visual yang harus dipahami sebelum seorang guru menggunakan seni visual

dalam pemberitaan Firman Tuhan kepada anak usia 7-12 tahun karena ada

cara berpikir yang unik dan kemampuan visualisas! pada anak usia 7-12

tahun.

3. Menjelaskan prinsip-prinsip mengenai penggunaan seni visual dan

strateginya dalam pemberitaan Firman Tuhan pada anak usia 7-12 tahun

yang dapat memperkaya proses pemahaman dan penghayatan sesuai dengan

tahapan berpikirnya.

Page 16: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

10

Batasan Penulisan

Adapun pembatasan yang ditetapkan untuk penulisan skripsi ini, antara lain:

Pertama, istilah seni Visual mengarah kepada segala produk yang dihasilkan

manusia yang mengandung estetika dan pesan serta dapat dinikmati dengan mata.

Pengertian ini luas, yang dimaksud penulis mengenai hal ini adalah seni visual yang

umum dan dapat digunakan dalam pelayanan sekolah minggu, contohnya: gambar,

alat peraga, video, seni drama, dan seni tarian.

Kedua, pemakaian seni visual yang dimaksud hanya dalam konteks

pemberitaan Firman Tuhan di dalam pelayanan sekolah minggu, yaitu menceritakan

apa yang tertuang dalam Alkitab kepada anak-anak.

Ketiga, kajian mengenai pemakaian visual hanya diarahkan kepada anak usia

7-12 tahun yang memiliki tahapan perkembangan kognitif operasional konkret

Metodologi Penelitian

Skripsi ini diklasifikasikan ke dalam ranah Teologi Praktika dengan

menggunakkan penelitian deskriptif-kualitatiP®. Dalam upaya tercapainya tujuan

tulisan, skripsi ini ditulis dengan deskriptif-analitis, yang penelusurannya melalui

studi kepustakaan dari berbagai disiplin (teologi, pendidikan Kristen,

18. Penelitian deskriptif-kualitatif adalah metode dalam meneliti status sekelompokmanusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual,dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki. Lih. Convelo G. Cevilla, PengantarMetode Penelitian (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), 73; Sumadi Suryabarata, MetodologiPenelitian (Jakarta: Rajawali Fers, 2012), 75.

Page 17: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

11

perkembangan masa hidup, psikologi) yang berkaitan dengan topik pemakaian seni

Visual dalam pemberitaan Firman Tuhan kepada anak usia 7-12 tahun. Kemudian

penulis akan menjelaskan prinsip teologis mengenai Firman Tuhan, anak-anak dan

seni Visual lalu mengintegrasikannya dengan pemahaman mengenai kemampuan

visualisasi anak usia 7-12 tahun. Setelah memahami keterkaitannya, maka penulis

akan memberikan prinsip-prinsip serta strategi yang dapat digunakan guru-guru

sekolah minggu dalam pemakaian seni visual dalam pemberitaan Firman Tuhan

kepada anak usia 7-12 tahun yang memperhatikan norma-norma dan ciri-ciri

kelompok usia anak tersebut. Pada akhir tulisan, penulis akan memberikan

kesimpulan beserta refleksi yang didapatkan melalui penelitian ini.

Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang tersusun sebagai berikut: bab pertama,

penulis memulainya dengan memaparkan latar belakang permasalahan mengenai

penggunaan seni visual dalam penyampaian Firman Tuhan di sekolah minggu yang

hanya memiliki alasan pragmatis karena guru-guru sekolah minggu pada umumnya

tîdak memiliki pemahaman normatif- teologis yang benar. Permasalahan lalnnya

adalah tidak terlaksananya integrasi antara pengajaran dan tahapan perkembangan

anak usia 7-12 tahun yang memiliki keunikan (tahap operasional konkret). Dari bab

ini, diharapkan pembaca dapat memahami permasalahan utama. Bab satu ini juga

terdiri dari pokok permasalahan, tujuan penulisan, pembatasan penulisan, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Page 18: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

12

Memasuki bab dua, penulis akan menjelaskan mengenai dasar normatif

mengenai sentralitas Firman Tuhan di tengah kehidupan komunitas umat Allah.

Selain itu, penulis juga akan menjelaskan kedudukan anak-anak di dalam komunitas

iman serta cara-cara Firman Tuhan disampaikan kepada anak-anak.

Bab ketiga, penulis menelaah lebih dalam mengenai pemakaian seni Visual di

gereja khususnya dalam pemberitaan Firman Tuhan. Setelah itu, penulis akan

menggali kemampuan visualisasi anak usia 7-12 tahun yang memiliki keunikan

tersendiri dalam menerima pesan dan dalam proses berpikirnya melalui teori-teori

Pendidikan Kristen dan teori-teori perkembangan.

Menindaklanjuti penjelasan prinsip-prinsip di atas, pada bab empat penulis

menyajikan prinsip-prinsip dan strategi pemakaian seni Visual dalam pemberitaan

Firman Tuhan kepada anak usia 7-12 tahun yang dapat memperkaya proses

pemahaman dan penghayatan sesuai dengan dasar teologis dan kemampuan

berpikir anak.

Di bagian akhir, penulis akan memberikan kesimpulan untuk topik ini,

memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa penting seorang memiliki

pemahaman normatif-teologis dengan memerhatikan perkembangan anak dalam

pemakaian seni Visual dalam pemberitaan Firman kepada anak usia 7-12 tahun.

Page 19: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

BAB LIMA

KESIMPULAN DAN REFLEKSI

Kebiasaan dan kemudahan melakukan sebuah praksis dapat menjadi jebakan

yang tidak disadari bagi seorang praktisi. Inilah yang terjadi dalam setiap guru yang

melupakan fondas! dan maksud dari pemakaian seni Visual dalam pemberitaan

Firman kepada anak-anak. Kegiatan tersebut dilakukan tanpa dasar yang kokoh

sehingga berpotensi kepada kesesatan berpikir. Akibatnya, pemakaian seni dalam

pemberitaan Firman Tuhan kepada anak-anak menjadi salah arah dan berakibat

fatal, yaitu tldak sampalnya pesan Firman Tuhan kepada anak-anak Keadaan iniseharusnya mendorong gereja serta guru-guru sekolah minggu untuk memikirkankembali tentang esensi pemakaian seni visuai di dalam pemberitaan Firman Tuhankepada anak-anak.

Firman Tuhan merupakan pusat dari kehidupan umat Tuhan yang harusdlperkenalkan dengan benar untuk memelihara kovenan, pengenalan akan Tuhandan pertumbuhan umat Tuhan. Fosisinya amat penting, sehingga semua anggotakomunltas Iman harus menerima. memahaml, dan menglngatnya dengan utuh.Tidak terkecuall bagi anak-anak sebab mereka adalah seutuhnya anggota komunitasIman. Oleh karena statusnya itu, Allah juga telah merancang pembelajaran Firmansupaya anak-anak dapat mengertl dan melakukannya dengan baik. yaitu melaluipengalamanmendengar,mellhatdanmerasakan.Darlsin.dapatdlketahui,Allahberfirmankepadaanak-anakmelaluiberbagallndrasehlnggamembentuk

Pengalaman yang utuh.

98

Page 20: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

99

Salah satu jalan utamanya adalah melalui indra penglihatan. Dalam setiap

psmbGlajaran Firinan, objek-objek visual hampir tidak pcrnab abscn dalam

pGngajaran Firman, misalnya simbol, tanda, praksis ibadah, dan rôle model. Dalam

praktisnya, objek-objGk visual inl berkolaborasl dengan pengajaran lisan sehingga

anak-anak mendapatkan pengertian Firman yang dikatakan oleh orang dewasa.

Dalam konteks yang seperti inilah seni visual - sebagai salah satu objek visual yang

memiliki keindahan dan pesan - hadir sebagai penolong supaya Firman Allah

terberitakan sehingga melaluinya, Allah dapat dikenal. Melalui seni visual yang

terasosiasi dengan Firman, anak-anak ditolong untuk mengenal Allah yang

transenden.

Terleblh lagi, ketika Firman diberitakan kepada anak-anak umur 7-12 tahun,

seni Visual menjadi sarana yang paling efektlf untuk pemahaman Firman Tuhan.

Seni Visual dapat mengaktivasi visualisasi anak-anak yang menjadi kekuatan belajaranak-anak usia tersebut Alasannya adalah visualisasi dapat memberikan

pengaiaman nyata, membangun penghayatan, menumbuhkan imajinasi, danmemberikan pemahaman yang terang. Keempat bai itu menunjang pembeiajaranFirman sehingga dari sana mereka dapat mengerti Firman Tuhan. Oleh karena itu.seni Visual yang dipakai dalam pemberitaan Firman Tuhan kepada anak-anak usia7-12 tehun harus teologis dan sesuai dengan kebutuhan belajar. Pertama. SeniVisual dipakai dalam pemberitaan Firman Tuhan kepada anak-anakumur 7-12tahun semata-mata bertujuan untuk memperjelas bunyi Firman yang kerap kaiia«lltdimengertianak-ana.cSenivisualadalahfasilitasyangAllahberikanuntukme„ghadirkanhadiratAllahdanpengertiantentang-Ny.Kedua.senivisualadalah

Page 21: PEMAKAIAN SENI VISUAL DALAM PEMBERITAAN FIRMAN …

100

sarana yang efektif untuk penyampaian Firman Tuhan kepada anak-anak karena

anak-anak secara teori-teori mengandalkan kemampuan visualisas! dalam belajar.

Prinsip-prinsip normatif di atas merupakan suatu kesatuan dengan praksis

pelayanan Firman kepada anak-anak umur 7-12 tahun sehingga dalam praksis

pelayanan hal tersebut tidak boleh ditanggalkan dan dilupakan. Kedua landasan

tersebut harus diingat dan menjadi pegangan bagi gereja, hamba Tuhan, dan guru-

guru yang melayani dalam sekolah minggu sehingga pelayanan pemberitaan Firman

kepada anak-anak dapat dipersiapkan dengan matang. Melalui pemaparan di atas,

penulis menyadari betapa pentingnya mengingat dan memegang pemahaman

teologis dan teoritis dari para ahli yang senantiasa melekat dengan kehidupan

praksis pelayanan di gereja untuk menentukan serta mencapai tujuan pelayanan.

Melalui tulisan ilmiah ini, penulis berefleksi bahwa pelayanan pemberitaan

Firman kepada anak merupakan pelayanan yang Hdak mudah. Betapapun sulitnya

hal Itu. guru teup harus mengupayakannya dengan sungguh-sungguh sebagai

penghargaan terhadap anak-anak sebagai anggota komunltas iman yang utuh. Bagl

penulis, anak-anak adalah prlbadl yang berharga yang harus dlhargal sebagaimana

orang dewasa. Melalui pelayanan yang balk, anak-anak mengalaml pertumbuhan

iman sehingga mereka dapat mengenal Allah yang senantiasa mengaslhlnya. OIehharena Itu, pelayanan anak yang menerapkan pemakalan seni Visual dalam

pemberitaan Firman Tuhan kepada anak-anak umur 7-12 tahun harus dlkemas

sebalk dan sebenar mungkln. Ketlka guru-guru bersehatl menerapkan hal mi

dengan balk, nlscaya Tuhan akan bekerja dl dalam hatl dan plklran anak-anaksehingga mereka dapat berjumpa dengan Allah dl dalam hldupnya.