BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran...
-
Upload
trinhxuyen -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran...
58
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Politeknik Negeri Semarang
3.1.1 Sejarah Berdirinya
Lembaga pendidikan ini didirikan atas dasar langkanya
persediaan teknisi ahli madya yang diperlukan oleh industri dan
keberhasilan Politeknik mekanik Swiss dan ITB, yang didirikan pada
tahun 1976. Untuk itu tahun 1982 telah dioperasikan 6 buah
Politeknik di USU Medan, Unsri Palembang, UI Jakarta, ITB
Bandung, Undip Semarang, dan Unibraw Malang dengan bantuan
Bank Dunia sesuai dengan surat Keputusan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Nomor 03/DJ/Kep/1979.
Politeknik Universitas Diponegoro pada awal mulanya
(1982) mempunyai tiga departemen bidang keteknikan, yaitu,
Departemen Teknik Sipil, Departemen Teknik Mesin, dan
Departemen Teknik Elektro yang dipimpin oleh warga asing serta
Direktur dan Sekretaris dari Universitas Diponegoro.
Karena kebutuhan industri menuntut adanya tenaga terampil
di bidang bisnis, sehingga pada tahun 1985 berdiri Jurusan Tata
Niaga di Politeknik yang dipimpin oleh warga asing. Oleh karena
warga asing yang bertugas sebagai ketua departemen bidang
keteknikan berakhir sehingga terjadi pergantian ketua jurusan.
59
Tahun 1987 terjadi pergantian Direktur dan pengangkatan
Pembantu Direktur serta pergantian Ketua Jurusan Teknik Sipil.
Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1989 terjadi
pengembangan Jurusan Elektro menjadi Jurusan Teknik Listrik dan
Jurusan Teknik Elektronika/Telekomunikasi, serta pergantian Ketua
Jurusan Tata Niaga.(Politeknik, 2005 : 2)
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. : 313/O/1991 tanggal 6 Juni 1991 tentang
Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut
Negeri maka pada tahun 1992 terjadi perubahan jurusan serta
program studi sebagai berikut :
1. Jurusan Teknik Sipil dengan Program Studi : Konstruksi Gedung
dan Konstruksi Sipil.
2. Jurusan Teknik Mesin dengan Program Studi : Teknik Mesin dan
Teknik Konversi Energi.
3. Jurusan Teknik Elektro dengan Program Studi : Teknik Listrik,
Teknik Elektronika, dan Teknik Telekomunikasi.
4. Jurusan Akuntansi dengan Program Studi : Akuntansi dan
Perbankan.
5. Jurusan Administrasi Niaga dengan Program Studi :
Kesekretariatan dan Adm. Perkantoran.
Dengan daya tampung masing-masing jurusan adalah sebagai
berikut :
60
1. Jurusan Teknik Sipil 8 kelas = 192 orang
2. Jurusan Teknik Mesin 12 kelas = 288 orang
3. Jurusan Teknik Elektro 12 kelas = 288 orang
4. Jurusan Akuntansi 12 kelas = 288 orang
5. Jurusan Adm. Niaga 8 kelas = 192 orang
Jadi daya tampung setiap tahunnya adalah 52 X 24 = 1.248 orang.
Selanjutnya sesuai dengan berakhirnya masa jabatan pada
tahun 1993 dan 1995 terjadi pergantian Ketua Jurusan.
Pada tahun 1996 terjadi pergantian Direktur, Pembantu
Direktur dan Ketua Jurusan Keteknikan. Oleh karena tahun 1997,
Direkturnya diangkat sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, sehingga jabatan Direktur diganti.
Menyusul dibentuknya Unit Pengembangan dan Kerja Sama
yang diketuai oleh Ir. Ismin Taukhid Rahyono, M.T., sehingga pada
tahun 1997, sekretaris Jurusan Teknik Mesin diganti.
Pada tanggal 6 Agustus 1997 Politeknik Universitas
Diponegoro dinyatakan mandiri lepas dari Universitas Diponegoro
dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor : 175/O/1997 dengan nama POLITEKNIK NEGERI
SEMARANG. Kemudian pada tanggal 31 Juli 2002 terbit Surat
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 134/O/2002 yang
mengatur tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri
Semarang. (Politeknik, 2005 : 8)
61
Politeknik Negeri Semarang mempunyai luas lahan dan
gedung sebagai berikut :
1. Luas Lahan Kampus : 110.000 M2
Status Lahan : Milik Negara
Lokasi Kampus : Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., Kelurahan
Tembalang, Kecamatan Tembalang,
Semarang.
2. Bangunan Gedung
Bangunan Gedung terdiri dari :
a. Ruang Kantor = 5.475,60 m2
b. Ruang Kuliah = 5.219,80 m2
c. Ruang Diskusi = 210,25 m2
d. Ruang Aula = 638,25 m2
e. Ruang Perpustakaan = 566 m2
f. Ruang Dosen = 1.681,50 m2
g. Gudang = 519,70 m2
h. Ruang Bengkel / Laboratorium = 1.794,35 m2 (Politeknik,
2005 : 11)
3.1.2 Visi dan Misi
Adapun visi Politeknik Negeri Semarang adalah Politeknik
Negeri Semarang menjadi lembaga pendidikan tinggi terkemuka
dalam pendidikan dan pelatihan professional, pengembangan ilmu
62
pengetahuan dan teknologi, serta menghasilkan tenaga professional
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan misi Politeknik Negeri Semarang adalah
memajukan pendidikan dan pelatihan professional dan menjalin
kemitraan dengan industri untuk mempersiapkan sumber daya
manusia berkualitas serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat. (Wawancara
dengan Ka.Sub.Bag Politeknik Negeri Semarang)
3.2 Gambaran Umum Lembkota Semarang
3.2.1 Sejarah Berdiri Lembkota Semarang
Lembaga bimbingan dan Konsultasi Tasawuf (LEMBKOTA)
Semarang ini merupakan salah satu divisi yang melaksanakan
aktifitas-aktifitas Yayasan al-Muhsinun dalam mencapai visi dan
misi yayasan yang didirikan tanggal 11 Oktober 2001. Lembkota
Semarang sebenarnya telah menjadi embrio dari berdirinya Yayasan
al-Muhsinun, oleh karena Lembkota telah mulai dirintis sejak Maret
2001 mulai aktifitasnya dengan membuka konsultasi psikologis pada
bulan April dan menyelenggarakan kursus tasawuf pada tanggal 1
Juli 2001 di ruang pertemuan Harian Suara Merdeka.
Demi mengembangkan lembaga dan memperlancar
pencapaian tujuan, maka dibentuklah Yayasan al-Muhsinun dengan
Lembkota Semarang menjadi salah satu divisi pelaksanaannya.
Lembkota Semarang dalam hal ini membidangi aktifitas-aktifitas
63
yayasan yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
(Wawancara dengan direktur Lembkota)
3.2.2 Visi dan Misi
Visi Lembkota Semarang adalah manajemen diri menuju
kehidupan muslim yang berkualitas untuk mencapai hidup yang
khusnul khotimah, bahagia lahir dan batin di dunia dan akhirat.
Sedangkan misi Lembkota yaitu :
1. Mengembangkan kesadaran hidup secara intelektual dan spiritual
sesuai dengan al-Qur'an dan al-Sunnah dalam mencapai hidup
yang penuh dengan kebaikan dan kebahagiaan
2. Mewujudkan sumber daya ummat yang berakhlak al-karimah dan
berkualitas untuk menjalankan kewajiban dan kehidupan
pribadinya, keluarga, lingkungan dan masyarakat secara umum.
(Wawancara dengan direktur Lembkota)
3.2.3 Kegiatan-kegiatan Lembkota Semarang
Kegiatan-kegiatan Lembkota untuk mewujudkan visi dan
misi sebagaimana disebutkan di atas yaitu :
1. Paket Kursus Tasawuf Seni Menata Hati (SMH), berupa :
a. Paket Seni Menata Hati (SMH) Menuju Pribadi yang ihsan,
paket ini telah dilaksanakan beberapa angkatan. Pada
angkatan terdahulu paket ini dikenal sebagai Paket Kursus
Tasawuf Sosial dan Paket Manajemen Husnul Khatimah
64
(MHK), tetapi sekarang diubah menjadi Seni Menata Hati
(SMH).
b. Paket Seni Menata Hati (SMH) Membangun Remaja Kreatif
dan Prestatif, paket ini ditujukan untuk remaja yang
dilaksanakan pada liburan sekolah dalam bentuk "Ulul Albab
Holiday Camp" sebagai kegiatan liburan.
c. Paket Seni Menata Hati (SMH) Menuju Kerja yang berkah,
berisi tentang motivasi kerja dan menjalani pekerjaan dengan
semangat yang berlandaskan pada ajaran-ajaran Islam
(tasawuf) yang akan melahirkan sikap diri yang penuh
semangat, prestatif dan ikhlas.
d. Paket Seni Menata Hati (SMH) Membentuk Keluarga yang
Sakinah, paket ini diperuntukkan bagi keluarga maupun calon
keluarga yang hendak meningkatkan kualitas rumah tangga
dengan landasan ajaran Islam.
e. Paket Seni Menata Hati (SMH) Menuju Qalbun Salim, paket
ini berisi pelatihan memahami dan mengelola hati sehingga
menjadi hati yang selamat dan pada akhirnya dapat
memunculkan sikap akhlakul karimah dan mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
f. Paket Tasawuf Eksekutif, paket ini merupakan bentuk
pelatihan sumber daya manusia melalui pemahaman dan
65
penghayatan nilai-nilai tasawuf secara terpadu dan intensif
selama 3 hari satu malam.
2. Pengajian Tasawuf Rutin, diselenggarakan setiap bulan sekali
yang diikuti oleh alumni Kursus Tasawuf maupun masyarakat
umum.
3. Kajian Tafsir al-Qur'an Perspektif al-Qur'an, mengkaji al-Qur'an
dari sudut pandang tasawuf. (Wawancara dengan ketua
departemen Pendidikan dan Pelatihan Lembkota)
3.3 Pelatihan Seni Menata Hati “SMH” Lembkota di Politeknik Negeri
Semarang
Pelatihan Seni Menata Hati merupakan pelatihan untuk menggali dan
membangkitkan potensi manusia yang paling dasar dan paling dalam yaitu
hati nurani yang selalu menyuarakan kebenaran yang tidak bisa ditipu oleh
siapapun tidak terkecuali dirinya sendiri. Hati nurani ini akan memberi
makna dan motivasi kerja dalam setiap hidup manusia. Alasan ini yang
melatarbelakangi Politeknik Negeri Semarang melaksanakan pelatihan Seni
Menata Hati Lembkota dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya
manusia yang unggul. Pada sisi lain, efektifitas dan keberhasilan kerja
sangat diharapkan dalam suatu instansi atau perusahaan. Berbagai upaya
dilakukan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan berbagai
bentuk seminar dan pelatihan dengan mengeluarkan dana, namun hasilnya
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
66
Berdasarkan surat keputusan Direktur Politeknik Semarang No.
195A/N11/SK/2004 tentang pembentukan satuan tugas pembinaan mental
spiritual pegawai Politeknik Negeri Semarang, diselenggarakan Pelatihan
Seni Menata Hati "SMH" Lembkota di Politeknik Negeri Semarang.
Tujuan yang hendak dicapai dalam pelatihan seni menata hati
tersebut yaitu :
1. Menumbuhkan kesadaran seseorang atas keadaan dan kondisi dirinya
2. Menanamkan kepercayaan pada karyawan bahwa kerja itu ibadah
3. Meningkatkan semangat dan tanggung jawab karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaan
4. Memupuk rasa persaudaraan para karyawan
5. Meningkatkan kreatifitas dan kejujuran para karyawan
6. Berdakwah untuk melakukan amal kebaikan, baik untuk diri sendiri
maupun orang lain dan masyarakat.
Sedangkan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan Seni Menata
Hati “SMH” Lembkota berjumlah 425 peserta, dimana pesertanya terdiri
dari jajaran pejabat di lingkungan Politeknik Negeri Semarang, undangan
pimpinan perguruan tinggi di Semarang, pimpinan Pemkot Semarang, Ka.
Balitbang Pemkot Jateng, dan beberapa staf administrasi Politeknik
Semarang.
Adapun daftar acara pelatihan Seni Menata Hati “SMH” Politeknik
Negeri Semarang – Lembkota Semarang adalah sebagai berikut.
67
No Waktu Materi
1. 07.00 – 07.30 Her-Registrasi
2. 07.30 – 07.45 Pembukaan
3. 07.45 – 08.00 Dzikir dan Kontrak Belajar
4. 08.00 – 09.15 Materi 1 : Mengenal Fitroh Manusia
5. 09.15 – 09.30 Breaking Time
6. 09.30 – 10.30 Materi 2 : Spiritual Ibadah Formal
7. 10.30 – 11.45 Materi 3 : Harmonisasi Keluarga
8. 11.45 – 12.45 Istirahat, Sholat, Makan
9. 12.45 – 13.45 Materi 4 : Motivasi Kerja Berkah
10. 13.45 – 14.45 Materi 5 : Meredam Konflik dari Hati ke Hati
11. 14.45 – 15.15 Istirahat, Sholat Ashar
12. 15.15 – 16.00 Materi 6 : Dzikrul Maut
13. 16.00 – 17.00 Materi 7 : Insan Kamil
14. 17.00 – 17.30 Penutup dan Evaluasi
15. 17.30 – 07.30 Sholat Maghrib
Pembimbing (pemateri) yang ditampilkan dalam pelatihan Seni
Menata Hati ini merupakan sesosok ahli yang berkompeten dibidang
bimbingan Islam. Pembimbing tersebut yaitu Prof. Dr. H.M Amin Syukur,
MA dan Dra.Hj. Fathimah Utsman, MSi. Keduanya mempunyai latar
belakang pekerjaan yang sama yaitu sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin
IAIN Walisongo Semarang.
Materi-materi yang disampaikan dalam pelatihan Seni Menata Hati
(SMH) Lembkota di atas meliputi masalah keimanan (aqidah), dan masalah
68
budi pekerti (akhlakul karimah). Untuk lebih jelasnya, materi-materi
tersebut dapat penulis rangkum di bawah ini :
1. Materi 1 : Mengenal Fitroh Manusia
Allah SWT menciptakan manusia dengan membekalinya fitrah
spiritual yang bernama fitrah beragama, yang diakui atau tidak,
dimanapun dan dalam budaya apapun manusia selalu mengakui adanya
Tuhan. Dengan fitrah tersebut, manusia terbimbing ke jalan yang benar,
jalan Tuhan yang selalu menawarkan kebahagiaan lahir batin dunia
akhirat, jika mereka cerdas memperhatikannya.
Fitrah beragama ini, bila kita amati terlihat pada jasmani dan
ruhani manusia. Berbicara tentang jasmani manusia, Allah
menciptakannya dari sari pati tanah dan membekali jasad mereka dengan
organ-organ tubuh dan kemampuan-kemampuannya yang menakjubkan,
matanya dapat melihat, telinga mendengar, lisan berbicara, lidah
mengecap rasa, dan sebagainya. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang
mampu menandingi "karya cipta" Allah ini. Sementara rohaninya, yang
berasal dari "hembusan Allah" sehingga punya dimensi ketuhanan. Maka
rohani inilah yang memiliki potensi dapat mendekatkan diri pada Allah
SWT.
Dalam dunia tasawuf menegaskan bahwa ruhani manusia
1) bersifat abadi (lighairihi), 2) merupakan "gambaran" diri Allah pada
makhluk-Nya, 3) tempat nur Ilahi terpancar, dan 4) memiliki
kecenderungan kembali ke asalnya, Allah, bila ia bersih dan suci. Hal ini
69
sangat peka dengan masalah spiritual illahiyah yang selalu mengkaitkan
secara ketat antara pengamalan syari'at, thariqat, haqiqat, dan ma'rifat
sehingga lahir batin fitrah dalam satu bimbingan.
2. Materi 2 : Spiritual Ibadah Formal
Umat Islam dituntut supaya menaati perintah utama dari Allah
SWT sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya. Perintah utama itu yaitu
menyembah Allah, Tuhan yang menciptakan dan menguasai alam
semesta. Seorang yang mengaku diri hamba Allah, tidak ada pilihan lain
baginya dalam kehidupannya selain mempersekutukan jiwa dan raga
batiniah dan lahiriah dengan pengakuan, bahwa sesungguhnya yang
berhak disembah tidak lain hanyalah Allah.
Menyembah Allah dengan penuh keikhlasan, semata-mata
menjalankan peraturan agama-Nya, serta tegak lurus mendirikan shalat
dan membayar zakat. Inilah pelajaran inti dari agama Islam.
3. Materi 3 : Harmonisasi Keluarga
Keluarga harmonis dalam bahasa tasawuf disebut dengan keluarga
sakinah. Keluarga ini harus dilandasi cinta kasih, mawaddah dan
rahmah.
Dalam suatu keluarga diharapkan saling menjaga amanah, saling
mengerti dan saling mengisi. Selain itu diusahakan saling terbuka, mau
mematuhi semua aturan dalam keluarga, kemudian istiqamah menjaga
hubungan yang harmonis. Anak berkewajiban bersikap baik terhadap
orang tua, sikap ini sejajar dengan ibadah kepada Allah. Orang tua juga
70
harus bersifat wajar terhadap anaknya, kewajaran ini tercermin dalam
sikap orang tua bahwa anak adalah titipan Allah yang harus diemban
sebaik-baiknya, sebagaimana harta kita adalah titipan pula.
4. Materi 4 : Motivasi Kerja Berkah
Bekerja menurut Islam bukan semata-mata untuk kepentingan
jasmaniah dan duniawiah, melainkan juga merupakan saran pemenuhan
kebutuhan mental spiritual dan keperluan ukhrawi, sehingga
mengandung nilai ibadah. Karena mempunyai nilai ibadah tersebut,
maka bekerja menurut konsep Islam tidak boleh sekedar bekerja untuk
bekerja, atau bekerja untuk makan, melainkan harus berlandaskan nilai-
nilai tertentu yang dapat disebut sebagai tata nilai.
Seorang muslim yang bekerja, baik bekerja sendiri untuk
kepentingan sendiri, keluarga, masyarakat, ataupun bekerja dalam
kelompok, haruslah berpegang pada tata nilai kerja Islami.
Tata nilai kerja Islami itu antara lain adalah : pertama,
keseimbangan tujuan kerja, yakni keseimbangan kerja untuk keperluan
pribadi dan kelompok, antara keperluan jasmaniah dan rohaniah, dan
antara untuk keperluan duniawi dan ukhrawi. Kedua, bekerja menurut
kadar kemampuan dan keahlian pribadi yang optimal. Ketiga, disiplin
dan efisien menggunakan waktu dan kesempatan. Keempat, jujur atau
dapat dipercaya (mau bertanggung jawab). Kelima, rendah hati. Keenam,
berencana dan produktif. Ketujuh, proporsional dan tidak iri hati.
71
Kedelapan, adil. Kesembilan, bekerja di jalan yang benar dan baik.
kesepuluh, penyegeraan balas jasa.
5. Materi 5 : Meredam Konflik dari Hati ke Hati
Konflik adalah sesuatu yang niscaya dalam kehidupan sehari-hari,
yang diharapkan bisa diredam. Cara meredamnya ialah mendekati dari
akar permasalahannya.
Kalau direnungkan, ada tiga sifat yang menjadi akar permasalahan
konflik, ialah buruk sangka (su'udhdhan), mencari kelemahan orang lain
(tajassus), dan mengumpat (ghibah).
Namun apapun dan bagaimanapun apabila konflik terjadi,
sepanjang dalam hati seseorang ada iman dan taqwa (sebagai
perwujudan dari iman), maka akan mudah dikendalikan atau
didamaikan. Karena rasa persaudaraan seiman akan selalu menonjol
dalam diri orang yang beriman itu.
6. Materi 6 : Dzikrul Maut
Akhir-akhir ini banyak orang yang stres, gelisah yang tak kunjung
henti, yang ternyata akar permasalahannya takut mati. Takut mati dan
cinta dunia merupakan dua hal yang selalu bergandengan. Sebagai
muslim kita diwajibkan mempersiapkan diri untuk menghadapi mati
dengan amal kebaikan dan upaya mencapai akhir kehidupan yang baik.
Untuk mencapai mati yang baik (husnul khatimah) ialah pertama,
memantapkan motivasi atau niat sebagai awal dari seluruh aktifitas dan
menjadikannya terarah. Amal tanpa niat tidak ada artinya di sisi Allah,
72
dan niat itu harus dilaksanakan di hati penuh keikhlasan. Kedua, berdoa,
doa merupakan salah satu bentuk ekspresi cita-cita dan harapan serta
optimisme. Berkaitan dengan doa ini, Nabi menganjurkan seorang
mukmin untuk selalu memanjatkan dia agar diberi husnul khatimah.
Ketiga, melaksanakan taubat sungguh-sungguh (taubatan nashuha)
yang dilaksanakan selama badan masih sehat dan pikiran masih waras.
Keempat, membiasakan dzikir kepada Allah, baik dalam bentuk bacaan
maupun sikap batin. Kelima, dzikrul maut (mengingat mati). Untuk
mengingat kematian, kita dianjurkan untuk melakukan i'tibar
(mengambil contoh tauladan) terhadap orang-orang yang telah
mendahului kita. Keenam, harus selalu mempunyai perasaan khauf dan
raja' (takut dan harap). Takut terhadap siksa Allah dan penuh harapan
terhadap nikmat rahmat-Nya. Ketujuh, merasa tidak memiliki dan tidak
memiliki sesuatu (hidup zuhud). Orang yang hatinya melekat pada suatu
materi, maka materi tersebut akan membudaknya, sehingga
menyebabkan enggan untuk bertemu Allah SWT. Kedelapan, setiap kali
menjumpai kuburan disunnahkan mengucapkan salam. Dan kesembilan,
menumbuhkan kesadaran dalam hati bahwa mati sewaktu-waktu pasti
akan datang.
7. Materi 7 : Insan Kamil
Insan kamil yaitu seorang manusia yang telah mencapai maqam
(peringkat perjalanan ruhani) menuju Tuhan, dimana segenap potensi
asma dan sifat Tuhan yang terpendam dalam dirinya telah dapat
73
teraktualisasi secara seimbang. Dalam tataran ini, insan kamil
merupakan kualitas moral yang hidup dan dinamis, tidak menjelma
dalam wujud figur seseorang, tetapi hanyalah proses penyempurnaan
diri, dan tempat manusia mencoba dan berusaha membuat dirinya
semakin sempurna.
Jalan untuk membentuk insan kamil yaitu, pertama, ma'rifatullah,
dengan mengenal Allah, manusia akan terdorong untuk memahami
kebesaran-Nya, kemudian mau memperhatikan alam dan lingkungan
hidupnya sebagai tanda kebesaran Allah. Kedua, ma'rifatu al-nafs
(mengenal diri sendiri), semakin manusia menyadari pentingnya indera
rohaniah, kemudian meningkatkan derajatnya atas dasar iman dan akal,
maka semakin dekatlah manusia itu pada kesempurnaan sebagai insan
kamil yang selalu menghayati akan tujuan penciptaan Allah terhadap
makhluk-Nya.
Ketiga, ma'rifatu al-nas (mengenal sesama manusia), manusia
memiliki kewajiban saling mengingatkan ke arah kemashlahatan dan
mencegah ke arah terjadinya kemungkaran dan kerusakan lingkungan
hidup, sehingga hubungan antar manusia cenderung saling mewujudkan
keseimbangan, baik antar dirinya maupun dengan lingkungan pergaulan
dan alam sekitarnya. Keempat, ma'rifat al-kaun, insan kamil akan
mengadakan penelitian, sehingga ia akan mengerti dan mengenal alam
dengan sebaik-baiknya, kemudian ia dapat mengambil manfaat yang
sebesar-besarnya dari alam.
74
Adapun untuk mengetahui peran bimbingan Islam dalam
meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pasca Pelatihan Seni Menata
Hati "SMH" Lembkota di Politeknik Negeri Semarang, penulis
menyebarkan angket pada 60 peserta pelatihan Seni Menata Hati (SMH)
yang masih aktif berkonsultasi ke Lembkota.
Angket tersebut berisi data tentang bimbingan Islam dan sumberdaya
manusia yang berisi 20 item pertanyaan. Masing-masing pertanyaan terdiri
dari tiga alternatif jawaban (option) yang mencerminkan tanggapan terhadap
setiap item pertanyaan.
Adapun hasil angket tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini :
A. Bimbingan Islam
1. Tanggapan tentang pelatihan Seni Menata Hati Lembkota
Tujuan bimbingan Islam adalah memberikan tuntunan tentang
ajaran Islam, sehingga mereka bersedia mengamalkan agamanya itu
sebagai sumber pegangan, dengan demikian mereka dapat terhindar
dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya sehingga
mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tujuan
bimbingan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1 Tanggapan tentang kegunaan berkonsultasi pasca pelatihan “SMH”
LEMBKOTA dalam kehidupan sehari-hari
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Sangat berguna 34 85 15 75 49 81.33 Cukup berguna 6 15 5 25 11 16.67 Tidak berguna 0 0 0 0 0 0
Total 40 100 20 100 60 100
75
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa bimbingan Islam pasca
pelatihan Seni Menata Hati Lembkota menurut para pesertanya
sangat berguna, dengan distribusi jawaban sebesar 81,33 %.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan Islam yang
dilakukan Lembkota Semarang dapat tercapai, yaitu bimbingan
Islam tersebut dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari dalam
mengatasi kesulitan hidup dengan bersandarkan pada tuntutan Islam.
Pencapaian tujuan bimbingan Islam terhadap peserta pelatihan
Seni Menata Hati Lembkota yang masih aktif berkonsultasi ini
didukung dengan perasaan senang berkonsultasi ke Lembkota.
Tabel 2
Tanggapan tentang berkonsultasi pasca pelatihan
Seni Menata Hati Lembkota
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Senang 31 77.5 14 70 45 75 Cukup senang 6 15 4 25 10 16.67 Tidak senang 3 7.5 2 10 5 8.33
Total 40 100 20 100 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta
merasa senang mengikuti konsultasi pasca pelatihan Seni Menata
Hati dengan distribusi jawaban mereka 75 % menjawab senang,
16,67 menjawab cukup senang, dan 8,33 % tidak senang.
Jawaban item pertanyaan di atas terkait dengan item pertanyaan
berikutnya yaitu tentang adanya program konsultasi pasca pelatihan
Seni Menata Hati ini.
76
Tabel 3
Tanggapan tentang adanya program
konsultasi (bimbingan Islam)
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Setuju 28 70 12 60 40 66.67 Kurang setuju 8 20 7 35 15 25 Tidak setuju 4 10 1 5 5 8.33
Total 40 100 20 100 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan peserta
bimbingan Islam menanggapi program tersebut secara positif, yang
ditandai dengan 66,67 % menjawab setuju, 25 % menjawab kurang
setuju, dan 8,33 % menjawab tidak setuju.
Dengan menanggapi positif program konsultasi pasca pelatihan
Seni Menata Hati ini, maka keaktifan dalam mengikuti konsultasi
juga ditanggapi positif, sebagaimana dalam tabel berikut :
Tabel 4
Keaktifan berkonsultasi pasca pelatihan “SMH”
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / aktif 32 80 16 80 48 80 Kurang aktif 8 20 3 15 11 18.33 Tidak aktif 0 0 1 5 1 1.67
Total 40 100 20 100 60 100 Dari hasil angket di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
aktif dalam mengikuti konsultasi pasca pelatihan Seni Menata Hati
dengan 80 % menjawab aktif.
77
2. Tanggapan tentang metode bimbingan Islam dalam program
konsultasi pasca Pelatihan Seni Menata Hati Lembkota
Metode merupakan cara untuk mendekati masalah sehingga
diperoleh hasil bimbingan yang memuaskan. Sehingga metode ini
perlu mendapatkan perhatian agar materi yang disampaikan
membawa hasil yang optimal.
Program konsultasi (bimbingan Islam) pasca pelatihan Seni
Menata Hati bila dilihat dari jenis metode bimbingan, termasuk
bimbingan langsung yang berarti pelayanan bimbingan yang
diberikan pada klien oleh tenaga bimbingan, dalam suatu pertemuan
tatap muka dengan satu klien atau lebih. Adapun tekniknya
menggunakan group teaching, yakni pemberian bimbingan dengan
memberi materi bimbingan tertentu kepada kelompok yang telah
disiapkan.
Adapun tanggapan peserta terhadap metode yang digunakan
dalam program bimbingan Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati
Lembkota adalah sebagai berikut :
Tabel 5
Tanggapan tentang metode bimbingan Islam pasca pelatihan
Seni Menata Hati Lembkota
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Menarik sekali 30 75 17 85 47 78.33 Kurang menarik 7 17.5 1 5 8 13.33 Tidak menarik 3 7.5 2 10 5 8.33
Total 40 100 20 100 60 100
78
Dari distribusi jawaban angket di atas dapat disimpulkan
bahwa metode yang digunakan Lembkota dalam program konsultasi
pasca pelatihan Seni Menata Hati dapat diterima oleh para peserta
pelatihan yang masih aktif berkonsultasi, yang terlihat 78,33 %
menjawab menarik sekali. Dengan diterimanya metode bimbingan
Islam, dimungkinkan akan mempermudah penerimaan materi yang
disampaikan oleh tenaga pembimbing oleh klien (peserta pelatihan).
3. Tanggapan tentang tenaga pembimbing
Dalam pemberian bimbingan Islam, hendaknya dilakukan
oleh orang yang berkemampuan tinggi dalam melaksanakan
komunikasi dengan klien dan menjadi suri tauladan dalam tingkah
laku serta bersikap melindungi klien dari kesulitan-kesulitan yang
ada.
Adapun tanggapan peserta terhadap penguasaan materi dalam
proses bimbingan dalam program konsultasi pasca pelatihan Seni
Menata Hati Lembkota sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 6
Tanggapan terhadap penguasaan materi pembimbing dalam program
konsultasi pasca pelatihan
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Menguasai 25 62.5 15 40 40 66.67 Kurang menguasai 13 32.5 3 15 16 26.67 Tidak menguasai 2 5 2 10 4 6.67
Total 40 100 20 100 60 100
79
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa peserta menganggap
bahwa pembimbing menguasai materi yang disampaikan dalam
konsultasi, terbukti dengan 66,67 % menjawab option sangat
menguasai, 26,67 kurang menguasai, dan 6,67 % tidak menguasai.
Sedangkan sikap pembimbing menerima konsultasi dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 7
Sikap pembimbing dalam menerima konsultasi
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Baik sekali 23 57.5 12 60 35 58.33 Kurang baik 14 35 6 30 20 33.33 Tidak baik 3 7.5 2 10 5 8.33
Total 40 100 20 100 60 100
Dari distribusi jawaban angket di atas dapat diketahui bahwa
para peserta bimbingan Islam pasca pelatihan menganggap sikap
pembimbing dalam menerima konsultasi yang ditandai dengan
57,5 % menjawab option baik sekali. Dengan kata lain, dengan sikap
yang baik pembimbing pada saat konsultasi diharapkan akan
mempermudah pemahaman akan materi-materi yang dikonsultasikan
para peserta pasca pelatihan.
4. Tanggapan tentang materi bimbingan Islam
Pemberian bantuan merupakan ibadah kepada Allah swt, juga
merupakan pelaksanaan tugas kekhalifahan dari-Nya, dalam hal ini
merupakan tugas teragung. Oleh karena itu materi yang disampaikan
80
hendaklah memiliki nilai yang lebih baik demi tercapainya tujuan
bimbingan.
Materi bimbingan ini tidak berbeda dari pada materi dakwah.
Adapun yang menjadi sumber pokok bimbingan Islam itu sendiri
adalah al-Qur’an dan al-Hadis, yang pada garis besarnya berisi
tentang aqidah, syari’ah, dan akhlakul karimah.
Ketepatan pemilihan materi bimbingan Islam dalam
bimbingan Islam pasca pelatihan akan mempengaruhi pemahaman
peserta terhadap materi tersebut. Menurut para peserta bimbingan,
materi yang disampaikan dapat dipahami atau tidak, terlihat dalam
tabel berikut.
Tabel 8
Pemahaman materi yang disampaikan oleh pembimbing
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Paham 20 50 10 50 30 50 Kurang paham 15 37.5 8 40 23 38.33 Tidak paham 5 12.5 2 10 7 11.67
Total 40 100 20 100 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut sebagian
besar peserta dapat memahami materi yang diberikan, dengan 50 %
menjawab bisa sekali.
Materi bimbingan Islam yang demikian luasnya, sudah
barang tentu memerlukan pemikiran yang cermat, yang paling
penting adalah pemilihan materi yang diberikan itu tepat dan sesuai
dengan obyek sasaran. Materi yang diberikan hendaknya dititik
81
beratkan pada hal-hal yang benar-benar diperlukan dan dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari, dan ditekankan pada segi
pengalamannya dari pada teoritik.
Selain itu, pembimbing haruslah mampu menginterpretasikan
apa yang diungkapkan klien, sehingga mampu berempati terhadap
apa yang dirasakan dan dilakukan serta memberikan alternatif
pemecahan yang tepat pada klien, dan tidak hanya berorientasi pada
penyelesaian masalah, melainkan dapat membentengi diri dari
timbulnya permasalahan secara mandiri.
Penyampaian program bimbingan pasca pelatihan menurut
peserta bimbingan terdapat permasalahan yang masih belum
terselesaikan, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 9
Permasalahan yang tidak terselesaikan dalam konsultasi
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ada 10 25 2 10 12 20 Sedikit 9 22.5 3 15 12 20 Tidak ada 21 52.5 15 75 36 60
Total 40 100 20 100 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut para peserta
bimbingan pasca pelatihan, terdapat banyak permasalahan yang
belum terselesaikan, terbukti dengan 60 % menjawab tidak ada.
Dari jawaban di atas, berpengaruh pada item pertanyaan
selanjutnya yaitu mengenai tindak lanjut bimbingan Islam pasca
pelatihan "SMH" Lembkota dengan suatu program bimbingan Islam.
82
Tabel 10
Tindak lanjut bimbingan Islam "SMH” LEMBKOTA
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Perlu 34 85 16 80 50 83.33 Kurang perlu 6 15 3 15 9 15 Tidak perlu 0 0 1 5 1 1.67
Total 40 100 20 100 60 100 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa para peserta
bimbingan pasca pelatihan menghendaki tindak lanjut dari program
konsultasi Lembkota, sebagaimana jawaban mereka 83,33 %
menjawab perlu.
B. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan segala potensi dan kekuatan
yang dimiliki oleh setiap manusia yang dapat diwujudkan dan
diaplikasikan dalam bentuk yang riil maupun abstrak sebagai
pengabdian kepada Allah.
Salah satu potensi dan kekuatan itu ditandai dengan pemahaman
ajaran Islam dalam menghadapi permasalahan hidupnya sehari-hari.
Untuk memperoleh potensi dan kekuatan tersebut, diantaranya dipupuk
melalui bimbingan, sebagaimana yang dilakukan Politeknik Negeri
Semarang dengan mengadakan pelatihan Seni Menata Hati Lembkota.
Adapun hasil dari bimbingan yang dilakukan Lembkota terhadap
peningkatan sumber daya manusia pegawai Politeknik Negeri Semarang
yang masih aktif berkonsultasi pada Lembokta yaitu sebagai berikut :
83
Tabel 11
Peningkatan pengetahuan agama
setelah mengikuti bimbingan Islam
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya 24 60 12 60 36 60 Kadang-kadang 14 35 7 35 21 35 Tidak 2 5 1 5 3 5
Total 40 100 20 100 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah mengikuti
konsultasi pasca pelatihan Seni Menata Hati, sebagian besar peserta
mengalami peningkatan pengetahuan tentang ajaran agama, sebagaimana
jawaban mereka 60 % memilih option ya (ada pengaruhnya).
Perubahan yang terjadi salah satunya berbentuk peningkatan
semangat dan tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan.
Sebagaimana dalam tabel berikut.
Tabel 12
Peningkatan semangat dan tanggung jawab
dalam menyelesaikan pekerjaan
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya 29 72.5 10 50 39 65 Kadang-kadang 9 22.5 8 40 17 28.33 Tidak 2 5 2 10 4 6.67
Total 40 100 20 100 60 100 Dari distribusi jawaban angket di atas dapat diketahui bahwa
sebagian besar para peserta bimbingan Islam pasca pelatihan mengalami
perubahan dalam peningkatan semangat dan tanggung jawab dalam
84
menyelesaikan pekerjaan, yang ditunjukkan dengan 65 % memilih
jawaban ya.
Bentuk perubahan yang lain yaitu ada peningkatan rasa
persaudaraan sesama karyawan.
Tabel 13
Peningkatan rasa persaudaraan sesama karyawan
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Selalu ada 22 55 10 50 32 53.34 Kadang-kadang 14 35 9 45 23 38.33 Tidak ada 4 15 1 5 5 8.33
Total 40 100 20 100 60 100
Dari jawaban angket di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan rasa persaudaraan sesama karyawan setelah mengangkuti
bimbingan Islam Lembkota, dengan distribusi jawaban 53,34 %
menjawab selalu ada.
Peningkatan kreatifitas dan kejujuran dalam bekerja juga
merupakan salah bentuk dari perubahan dalam diri peserta pelatihan
bimbingan Islam, seperti dalam tabel berikut.
Tabel 14
Peningkatan kreativitas dan kejujuran dalam bekerja
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / ada 26 65 12 60 38 63.33 Kadang-kadang 9 22.5 6 30 15 25 Tidak ada 5 12.5 2 10 7 11.67
Total 40 100 20 100 60 100
85
Tabel di atas menggambarkan bahwa terdapat peningkatan
kreatifitas dan kejujuran dalam bekerja peserta bimbingan Islam, yang
ditandai dengan 63,33 % menjawab ya/ada.
Bentuk perubahan yang lain yaitu adanya anggapan bahwa kerja
itu merupakan salah satu ibadah.
Tabel 15
Anggapan bahwa kerja merupakan ibadah
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Percaya 35 87.5 14 70 49 81.67 Kurang percaya 5 12.5 5 25 10 16.67 Tidak percaya 0 0 1 5 1 1.67
Total 40 100 20 100 60 100
Dari jawaban angket di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebagian besar para peserta bimbingan pasca pelatihan Seni Menata Hati
Lembkota menganggap bahwa kerja itu merupakan ibadah dengan
81,67 % menjawab percaya.
Peningkatan untuk melakukan amal kebaikan baik untuk diri
sendiri, orang lain, maupun masyarakat, merupakan bentuk peningkatan
potensi sumber daya manusia selain yang telah diuraikan di atas.
Tabel 16
Peningkatan untuk melakukan amal kebaikan baik untuk diri sendiri,
orang lain, maupun masyarakat
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Selalu ada 25 62.5 10 50 35 58.34 Kadang-kadang 13 32.5 7 35 20 33.33 Tidak ada 2 5 3 15 5 8.33
Total 40 100 20 100 60 100
86
Dari distribusi jawaban angket di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa peserta bimbingan Islam terdapat peningkatan untuk melakukan
amal kebaikan baik untuk diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat,
dengan 58,33 % menjawab selalu ada.
Bentuk peningkatan selanjutnya yaitu membantu sesama rekan
kerja atau karyawan.
Tabel 17
Peningkatan dalam membantu sesama rekan kerja atau karyawan
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / ada 22 55 11 55 33 55 Kadang-kadang 15 37.5 9 45 24 40 Tidak ada 3 7.5 0 0 3 5
Total 40 100 20 100 60 100
Tabel di atas mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan dalam
membantu sesama rekan kerja atau karyawan oleh peserta bimbingan
Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati Lembkota dengan 55 %
menjawab option ya/ada.
Item pertanyaan selanjutnya mengenai syarat untuk meningkatkan
kinerja dan mewujudkan organisasi yang sehat sangat diperlukan adanya
daya dukung sumber daya manusia yang handal serta memiliki mental
spiritual yang kuat. Adapun tanggapan dari para peserta pelatihan adalah
sebagai berikut.
87
Tabel 18
Tanggapan tentang cara meningkatkan kinerja dan mewujudkan
organisasi yang sehat
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / yakin 38 95 16 80 54 90 Kurang yakin 2 5 3 15 5 8.33 Tidak yakin 0 0 1 5 1 1.67
Total 40 100 20 100 60 100
Distribusi jawaban angket di atas menggambarkan bahwa para
peserta beranggapan bahwa cara untuk meningkatkan kinerja dan
mewujudkan organisasi yang sehat sangat diperlukan adanya daya
dukung sumber daya manusia yang handal serta memiliki mental
spiritual yang kuat, sebagaimana jawaban mereka 90 % menjawab
ya/yakin.
Dari peningkatan-peningkatan di atas, merupakan bentuk
peningkatan sumber daya manusia yang harus dimiliki oleh para
karyawan. Namun, peningkatan tersebut juga harus diaktualisasikan
dalam kehidupannya sehari-hari.
Untuk mengetahui bentuk aktualisasi peningkatan sumber daya
manusia para peserta bimbingan Islam yang salah satunya dengan selalu
membiasakan “manajemen diri menuju kehidupan yang berkualitas
untuk mencapai hidup yang lebih baik, bahagia lahir dan batin, dapat
dilihat dalam tabel berikut.
88
Tabel 19
Tanggapan tentang membiasakan “manajemen diri menuju
kehidupan yang berkualitas
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / selalu 25 62.5 13 65 38 63.33 Kadang-kadang 12 30 6 30 18 30 Tidak pernah 3 7.5 1 5 4 6.67
Total 40 100 20 100 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa para peserta bimbingan
Islam selalu membiasakan manajemen diri menuju kehidupan yang
berkualitas untuk mencapai hidup yang lebih baik, bahagia lahir dan
batin, dengan 63,33 % menjawab ya/selalu.
Adanya peningkatan-peningkatan sebagaimana disebutkan di atas,
tidak akan ada peningkatan pada taraf yang lebih tinggi lagi ataupun
malah akan hilang sama sekali tanpa diikuti dengan keinginan untuk
mengembangkan atau meningkatkan keadaan yang sudah ada.
Salah satunya dengan keinginan untuk mengembangkan kesadaran
hidup secara intelektual dan spiritual supaya seimbang sesuai dengan
al-Qur’an dan al-Sunnah dalam mencapai hidup yang penuh dengan
kebaikan dan kebahagiaan. Adapun tanggapan para peserta bimbingan
Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati Lembkota adalah sebagai
berikut.
89
Tabel 20
Tanggapan tentang keinginan untuk mengembangkan kesadaran
hidup secara intelektual dan spiritual
Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / Ada 33 82.5 13 65 46 76.67 Kadang-kadang 6 15 5 25 11 18.33 Tidak ada 1 2.5 2 10 3 5
Total 40 100 20 100 60 100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada keinginan untuk
mengembangkan kesadaran hidup secara intelektual dan spiritual supaya
seimbang sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah dalam mencapai hidup
yang penuh dengan kebaikan dan kebahagiaan, oleh para peserta
pelatihan dengan 76,67 % menjawab ya/ada.
Dari uraian hasil angket di atas dapat penulis simpulkan bahwa peserta
bimbingan Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati Lembkota, menyukai
bentuk bimbingan Islam yang dikemas dalam bentuk pelatihan, yang
ditandai dengan keaktifan mereka mengikuti pelatihan tersebut.
Mengenai tanggapan tentang pelaksanaan pelatihan tersebut dapat
penulis uraikan sebagai berikut : pertama, penerapan metode dalam
bimbingan Islam pasca pelatihan tersebut menurut anggapan mereka tepat.
Kedua, penyajian materi menurut mereka juga tepat menurut keinginan
mereka. Ketiga, pembimbing yang ditampilkan menurut mereka sangat
menguasai materi. Dan keempat, terdapat banyak permasalahan yang belum
90
terselesaikan, sehingga diperlukan tindak lanjut dari bimbingan Islam pasca
pelatihan Seni Menata Hati Lembkota ini.
Adapun pengaruh bimbingan Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati
Lembkota terhadap peningkatan sumber daya manusia pegawai Politeknik
Negeri Semarang, ditandai dengan adanya peningkatan dalam bentuk :
semangat dan tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan, rasa
persaudaraan sesama karyawan, kreatifitas dan kejujuran dalam bekerja,
melakukan amal kebaikan, dan membantu sesama rekan kerja.
Adanya peningkatan di atas, diikuti juga dengan anggapan bahwa :
kerja itu merupakan ibadah, untuk meningkatkan kinerja dan mewujudkan
organisasi yang sehat sangat diperlukan adanya daya dukung sumber daya
manusia yang handal serta memiliki mental spiritual yang kuat.
Selain dari anggapan tersebut, juga diikuti dengan aktualisasi dari
bimbingan Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati, yaitu dengan selalu
membiasakan manajemen diri menuju kehidupan yang berkualitas untuk
mencapai hidup yang lebih baik, bahagia lahir dan batin, serta ada keinginan
untuk mengembangkan kesadaran hidup secara intelektual dan spiritual
supaya seimbang sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah dalam mencapai
hidup yang penuh dengan kebaikan dan kebahagiaan.