BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran...

33
58 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Politeknik Negeri Semarang 3.1.1 Sejarah Berdirinya Lembaga pendidikan ini didirikan atas dasar langkanya persediaan teknisi ahli madya yang diperlukan oleh industri dan keberhasilan Politeknik mekanik Swiss dan ITB, yang didirikan pada tahun 1976. Untuk itu tahun 1982 telah dioperasikan 6 buah Politeknik di USU Medan, Unsri Palembang, UI Jakarta, ITB Bandung, Undip Semarang, dan Unibraw Malang dengan bantuan Bank Dunia sesuai dengan surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 03/DJ/Kep/1979. Politeknik Universitas Diponegoro pada awal mulanya (1982) mempunyai tiga departemen bidang keteknikan, yaitu, Departemen Teknik Sipil, Departemen Teknik Mesin, dan Departemen Teknik Elektro yang dipimpin oleh warga asing serta Direktur dan Sekretaris dari Universitas Diponegoro. Karena kebutuhan industri menuntut adanya tenaga terampil di bidang bisnis, sehingga pada tahun 1985 berdiri Jurusan Tata Niaga di Politeknik yang dipimpin oleh warga asing. Oleh karena warga asing yang bertugas sebagai ketua departemen bidang keteknikan berakhir sehingga terjadi pergantian ketua jurusan.

Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran...

Page 1: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

58

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Politeknik Negeri Semarang

3.1.1 Sejarah Berdirinya

Lembaga pendidikan ini didirikan atas dasar langkanya

persediaan teknisi ahli madya yang diperlukan oleh industri dan

keberhasilan Politeknik mekanik Swiss dan ITB, yang didirikan pada

tahun 1976. Untuk itu tahun 1982 telah dioperasikan 6 buah

Politeknik di USU Medan, Unsri Palembang, UI Jakarta, ITB

Bandung, Undip Semarang, dan Unibraw Malang dengan bantuan

Bank Dunia sesuai dengan surat Keputusan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Nomor 03/DJ/Kep/1979.

Politeknik Universitas Diponegoro pada awal mulanya

(1982) mempunyai tiga departemen bidang keteknikan, yaitu,

Departemen Teknik Sipil, Departemen Teknik Mesin, dan

Departemen Teknik Elektro yang dipimpin oleh warga asing serta

Direktur dan Sekretaris dari Universitas Diponegoro.

Karena kebutuhan industri menuntut adanya tenaga terampil

di bidang bisnis, sehingga pada tahun 1985 berdiri Jurusan Tata

Niaga di Politeknik yang dipimpin oleh warga asing. Oleh karena

warga asing yang bertugas sebagai ketua departemen bidang

keteknikan berakhir sehingga terjadi pergantian ketua jurusan.

Page 2: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

59

Tahun 1987 terjadi pergantian Direktur dan pengangkatan

Pembantu Direktur serta pergantian Ketua Jurusan Teknik Sipil.

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 1989 terjadi

pengembangan Jurusan Elektro menjadi Jurusan Teknik Listrik dan

Jurusan Teknik Elektronika/Telekomunikasi, serta pergantian Ketua

Jurusan Tata Niaga.(Politeknik, 2005 : 2)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI No. : 313/O/1991 tanggal 6 Juni 1991 tentang

Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

Negeri maka pada tahun 1992 terjadi perubahan jurusan serta

program studi sebagai berikut :

1. Jurusan Teknik Sipil dengan Program Studi : Konstruksi Gedung

dan Konstruksi Sipil.

2. Jurusan Teknik Mesin dengan Program Studi : Teknik Mesin dan

Teknik Konversi Energi.

3. Jurusan Teknik Elektro dengan Program Studi : Teknik Listrik,

Teknik Elektronika, dan Teknik Telekomunikasi.

4. Jurusan Akuntansi dengan Program Studi : Akuntansi dan

Perbankan.

5. Jurusan Administrasi Niaga dengan Program Studi :

Kesekretariatan dan Adm. Perkantoran.

Dengan daya tampung masing-masing jurusan adalah sebagai

berikut :

Page 3: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

60

1. Jurusan Teknik Sipil 8 kelas = 192 orang

2. Jurusan Teknik Mesin 12 kelas = 288 orang

3. Jurusan Teknik Elektro 12 kelas = 288 orang

4. Jurusan Akuntansi 12 kelas = 288 orang

5. Jurusan Adm. Niaga 8 kelas = 192 orang

Jadi daya tampung setiap tahunnya adalah 52 X 24 = 1.248 orang.

Selanjutnya sesuai dengan berakhirnya masa jabatan pada

tahun 1993 dan 1995 terjadi pergantian Ketua Jurusan.

Pada tahun 1996 terjadi pergantian Direktur, Pembantu

Direktur dan Ketua Jurusan Keteknikan. Oleh karena tahun 1997,

Direkturnya diangkat sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas

Diponegoro, sehingga jabatan Direktur diganti.

Menyusul dibentuknya Unit Pengembangan dan Kerja Sama

yang diketuai oleh Ir. Ismin Taukhid Rahyono, M.T., sehingga pada

tahun 1997, sekretaris Jurusan Teknik Mesin diganti.

Pada tanggal 6 Agustus 1997 Politeknik Universitas

Diponegoro dinyatakan mandiri lepas dari Universitas Diponegoro

dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

Nomor : 175/O/1997 dengan nama POLITEKNIK NEGERI

SEMARANG. Kemudian pada tanggal 31 Juli 2002 terbit Surat

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 134/O/2002 yang

mengatur tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri

Semarang. (Politeknik, 2005 : 8)

Page 4: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

61

Politeknik Negeri Semarang mempunyai luas lahan dan

gedung sebagai berikut :

1. Luas Lahan Kampus : 110.000 M2

Status Lahan : Milik Negara

Lokasi Kampus : Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., Kelurahan

Tembalang, Kecamatan Tembalang,

Semarang.

2. Bangunan Gedung

Bangunan Gedung terdiri dari :

a. Ruang Kantor = 5.475,60 m2

b. Ruang Kuliah = 5.219,80 m2

c. Ruang Diskusi = 210,25 m2

d. Ruang Aula = 638,25 m2

e. Ruang Perpustakaan = 566 m2

f. Ruang Dosen = 1.681,50 m2

g. Gudang = 519,70 m2

h. Ruang Bengkel / Laboratorium = 1.794,35 m2 (Politeknik,

2005 : 11)

3.1.2 Visi dan Misi

Adapun visi Politeknik Negeri Semarang adalah Politeknik

Negeri Semarang menjadi lembaga pendidikan tinggi terkemuka

dalam pendidikan dan pelatihan professional, pengembangan ilmu

Page 5: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

62

pengetahuan dan teknologi, serta menghasilkan tenaga professional

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan misi Politeknik Negeri Semarang adalah

memajukan pendidikan dan pelatihan professional dan menjalin

kemitraan dengan industri untuk mempersiapkan sumber daya

manusia berkualitas serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat. (Wawancara

dengan Ka.Sub.Bag Politeknik Negeri Semarang)

3.2 Gambaran Umum Lembkota Semarang

3.2.1 Sejarah Berdiri Lembkota Semarang

Lembaga bimbingan dan Konsultasi Tasawuf (LEMBKOTA)

Semarang ini merupakan salah satu divisi yang melaksanakan

aktifitas-aktifitas Yayasan al-Muhsinun dalam mencapai visi dan

misi yayasan yang didirikan tanggal 11 Oktober 2001. Lembkota

Semarang sebenarnya telah menjadi embrio dari berdirinya Yayasan

al-Muhsinun, oleh karena Lembkota telah mulai dirintis sejak Maret

2001 mulai aktifitasnya dengan membuka konsultasi psikologis pada

bulan April dan menyelenggarakan kursus tasawuf pada tanggal 1

Juli 2001 di ruang pertemuan Harian Suara Merdeka.

Demi mengembangkan lembaga dan memperlancar

pencapaian tujuan, maka dibentuklah Yayasan al-Muhsinun dengan

Lembkota Semarang menjadi salah satu divisi pelaksanaannya.

Lembkota Semarang dalam hal ini membidangi aktifitas-aktifitas

Page 6: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

63

yayasan yang berhubungan dengan sumber daya manusia.

(Wawancara dengan direktur Lembkota)

3.2.2 Visi dan Misi

Visi Lembkota Semarang adalah manajemen diri menuju

kehidupan muslim yang berkualitas untuk mencapai hidup yang

khusnul khotimah, bahagia lahir dan batin di dunia dan akhirat.

Sedangkan misi Lembkota yaitu :

1. Mengembangkan kesadaran hidup secara intelektual dan spiritual

sesuai dengan al-Qur'an dan al-Sunnah dalam mencapai hidup

yang penuh dengan kebaikan dan kebahagiaan

2. Mewujudkan sumber daya ummat yang berakhlak al-karimah dan

berkualitas untuk menjalankan kewajiban dan kehidupan

pribadinya, keluarga, lingkungan dan masyarakat secara umum.

(Wawancara dengan direktur Lembkota)

3.2.3 Kegiatan-kegiatan Lembkota Semarang

Kegiatan-kegiatan Lembkota untuk mewujudkan visi dan

misi sebagaimana disebutkan di atas yaitu :

1. Paket Kursus Tasawuf Seni Menata Hati (SMH), berupa :

a. Paket Seni Menata Hati (SMH) Menuju Pribadi yang ihsan,

paket ini telah dilaksanakan beberapa angkatan. Pada

angkatan terdahulu paket ini dikenal sebagai Paket Kursus

Tasawuf Sosial dan Paket Manajemen Husnul Khatimah

Page 7: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

64

(MHK), tetapi sekarang diubah menjadi Seni Menata Hati

(SMH).

b. Paket Seni Menata Hati (SMH) Membangun Remaja Kreatif

dan Prestatif, paket ini ditujukan untuk remaja yang

dilaksanakan pada liburan sekolah dalam bentuk "Ulul Albab

Holiday Camp" sebagai kegiatan liburan.

c. Paket Seni Menata Hati (SMH) Menuju Kerja yang berkah,

berisi tentang motivasi kerja dan menjalani pekerjaan dengan

semangat yang berlandaskan pada ajaran-ajaran Islam

(tasawuf) yang akan melahirkan sikap diri yang penuh

semangat, prestatif dan ikhlas.

d. Paket Seni Menata Hati (SMH) Membentuk Keluarga yang

Sakinah, paket ini diperuntukkan bagi keluarga maupun calon

keluarga yang hendak meningkatkan kualitas rumah tangga

dengan landasan ajaran Islam.

e. Paket Seni Menata Hati (SMH) Menuju Qalbun Salim, paket

ini berisi pelatihan memahami dan mengelola hati sehingga

menjadi hati yang selamat dan pada akhirnya dapat

memunculkan sikap akhlakul karimah dan mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

f. Paket Tasawuf Eksekutif, paket ini merupakan bentuk

pelatihan sumber daya manusia melalui pemahaman dan

Page 8: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

65

penghayatan nilai-nilai tasawuf secara terpadu dan intensif

selama 3 hari satu malam.

2. Pengajian Tasawuf Rutin, diselenggarakan setiap bulan sekali

yang diikuti oleh alumni Kursus Tasawuf maupun masyarakat

umum.

3. Kajian Tafsir al-Qur'an Perspektif al-Qur'an, mengkaji al-Qur'an

dari sudut pandang tasawuf. (Wawancara dengan ketua

departemen Pendidikan dan Pelatihan Lembkota)

3.3 Pelatihan Seni Menata Hati “SMH” Lembkota di Politeknik Negeri

Semarang

Pelatihan Seni Menata Hati merupakan pelatihan untuk menggali dan

membangkitkan potensi manusia yang paling dasar dan paling dalam yaitu

hati nurani yang selalu menyuarakan kebenaran yang tidak bisa ditipu oleh

siapapun tidak terkecuali dirinya sendiri. Hati nurani ini akan memberi

makna dan motivasi kerja dalam setiap hidup manusia. Alasan ini yang

melatarbelakangi Politeknik Negeri Semarang melaksanakan pelatihan Seni

Menata Hati Lembkota dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya

manusia yang unggul. Pada sisi lain, efektifitas dan keberhasilan kerja

sangat diharapkan dalam suatu instansi atau perusahaan. Berbagai upaya

dilakukan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dengan berbagai

bentuk seminar dan pelatihan dengan mengeluarkan dana, namun hasilnya

kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Page 9: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

66

Berdasarkan surat keputusan Direktur Politeknik Semarang No.

195A/N11/SK/2004 tentang pembentukan satuan tugas pembinaan mental

spiritual pegawai Politeknik Negeri Semarang, diselenggarakan Pelatihan

Seni Menata Hati "SMH" Lembkota di Politeknik Negeri Semarang.

Tujuan yang hendak dicapai dalam pelatihan seni menata hati

tersebut yaitu :

1. Menumbuhkan kesadaran seseorang atas keadaan dan kondisi dirinya

2. Menanamkan kepercayaan pada karyawan bahwa kerja itu ibadah

3. Meningkatkan semangat dan tanggung jawab karyawan dalam

menyelesaikan pekerjaan

4. Memupuk rasa persaudaraan para karyawan

5. Meningkatkan kreatifitas dan kejujuran para karyawan

6. Berdakwah untuk melakukan amal kebaikan, baik untuk diri sendiri

maupun orang lain dan masyarakat.

Sedangkan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan Seni Menata

Hati “SMH” Lembkota berjumlah 425 peserta, dimana pesertanya terdiri

dari jajaran pejabat di lingkungan Politeknik Negeri Semarang, undangan

pimpinan perguruan tinggi di Semarang, pimpinan Pemkot Semarang, Ka.

Balitbang Pemkot Jateng, dan beberapa staf administrasi Politeknik

Semarang.

Adapun daftar acara pelatihan Seni Menata Hati “SMH” Politeknik

Negeri Semarang – Lembkota Semarang adalah sebagai berikut.

Page 10: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

67

No Waktu Materi

1. 07.00 – 07.30 Her-Registrasi

2. 07.30 – 07.45 Pembukaan

3. 07.45 – 08.00 Dzikir dan Kontrak Belajar

4. 08.00 – 09.15 Materi 1 : Mengenal Fitroh Manusia

5. 09.15 – 09.30 Breaking Time

6. 09.30 – 10.30 Materi 2 : Spiritual Ibadah Formal

7. 10.30 – 11.45 Materi 3 : Harmonisasi Keluarga

8. 11.45 – 12.45 Istirahat, Sholat, Makan

9. 12.45 – 13.45 Materi 4 : Motivasi Kerja Berkah

10. 13.45 – 14.45 Materi 5 : Meredam Konflik dari Hati ke Hati

11. 14.45 – 15.15 Istirahat, Sholat Ashar

12. 15.15 – 16.00 Materi 6 : Dzikrul Maut

13. 16.00 – 17.00 Materi 7 : Insan Kamil

14. 17.00 – 17.30 Penutup dan Evaluasi

15. 17.30 – 07.30 Sholat Maghrib

Pembimbing (pemateri) yang ditampilkan dalam pelatihan Seni

Menata Hati ini merupakan sesosok ahli yang berkompeten dibidang

bimbingan Islam. Pembimbing tersebut yaitu Prof. Dr. H.M Amin Syukur,

MA dan Dra.Hj. Fathimah Utsman, MSi. Keduanya mempunyai latar

belakang pekerjaan yang sama yaitu sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang.

Materi-materi yang disampaikan dalam pelatihan Seni Menata Hati

(SMH) Lembkota di atas meliputi masalah keimanan (aqidah), dan masalah

Page 11: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

68

budi pekerti (akhlakul karimah). Untuk lebih jelasnya, materi-materi

tersebut dapat penulis rangkum di bawah ini :

1. Materi 1 : Mengenal Fitroh Manusia

Allah SWT menciptakan manusia dengan membekalinya fitrah

spiritual yang bernama fitrah beragama, yang diakui atau tidak,

dimanapun dan dalam budaya apapun manusia selalu mengakui adanya

Tuhan. Dengan fitrah tersebut, manusia terbimbing ke jalan yang benar,

jalan Tuhan yang selalu menawarkan kebahagiaan lahir batin dunia

akhirat, jika mereka cerdas memperhatikannya.

Fitrah beragama ini, bila kita amati terlihat pada jasmani dan

ruhani manusia. Berbicara tentang jasmani manusia, Allah

menciptakannya dari sari pati tanah dan membekali jasad mereka dengan

organ-organ tubuh dan kemampuan-kemampuannya yang menakjubkan,

matanya dapat melihat, telinga mendengar, lisan berbicara, lidah

mengecap rasa, dan sebagainya. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang

mampu menandingi "karya cipta" Allah ini. Sementara rohaninya, yang

berasal dari "hembusan Allah" sehingga punya dimensi ketuhanan. Maka

rohani inilah yang memiliki potensi dapat mendekatkan diri pada Allah

SWT.

Dalam dunia tasawuf menegaskan bahwa ruhani manusia

1) bersifat abadi (lighairihi), 2) merupakan "gambaran" diri Allah pada

makhluk-Nya, 3) tempat nur Ilahi terpancar, dan 4) memiliki

kecenderungan kembali ke asalnya, Allah, bila ia bersih dan suci. Hal ini

Page 12: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

69

sangat peka dengan masalah spiritual illahiyah yang selalu mengkaitkan

secara ketat antara pengamalan syari'at, thariqat, haqiqat, dan ma'rifat

sehingga lahir batin fitrah dalam satu bimbingan.

2. Materi 2 : Spiritual Ibadah Formal

Umat Islam dituntut supaya menaati perintah utama dari Allah

SWT sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya. Perintah utama itu yaitu

menyembah Allah, Tuhan yang menciptakan dan menguasai alam

semesta. Seorang yang mengaku diri hamba Allah, tidak ada pilihan lain

baginya dalam kehidupannya selain mempersekutukan jiwa dan raga

batiniah dan lahiriah dengan pengakuan, bahwa sesungguhnya yang

berhak disembah tidak lain hanyalah Allah.

Menyembah Allah dengan penuh keikhlasan, semata-mata

menjalankan peraturan agama-Nya, serta tegak lurus mendirikan shalat

dan membayar zakat. Inilah pelajaran inti dari agama Islam.

3. Materi 3 : Harmonisasi Keluarga

Keluarga harmonis dalam bahasa tasawuf disebut dengan keluarga

sakinah. Keluarga ini harus dilandasi cinta kasih, mawaddah dan

rahmah.

Dalam suatu keluarga diharapkan saling menjaga amanah, saling

mengerti dan saling mengisi. Selain itu diusahakan saling terbuka, mau

mematuhi semua aturan dalam keluarga, kemudian istiqamah menjaga

hubungan yang harmonis. Anak berkewajiban bersikap baik terhadap

orang tua, sikap ini sejajar dengan ibadah kepada Allah. Orang tua juga

Page 13: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

70

harus bersifat wajar terhadap anaknya, kewajaran ini tercermin dalam

sikap orang tua bahwa anak adalah titipan Allah yang harus diemban

sebaik-baiknya, sebagaimana harta kita adalah titipan pula.

4. Materi 4 : Motivasi Kerja Berkah

Bekerja menurut Islam bukan semata-mata untuk kepentingan

jasmaniah dan duniawiah, melainkan juga merupakan saran pemenuhan

kebutuhan mental spiritual dan keperluan ukhrawi, sehingga

mengandung nilai ibadah. Karena mempunyai nilai ibadah tersebut,

maka bekerja menurut konsep Islam tidak boleh sekedar bekerja untuk

bekerja, atau bekerja untuk makan, melainkan harus berlandaskan nilai-

nilai tertentu yang dapat disebut sebagai tata nilai.

Seorang muslim yang bekerja, baik bekerja sendiri untuk

kepentingan sendiri, keluarga, masyarakat, ataupun bekerja dalam

kelompok, haruslah berpegang pada tata nilai kerja Islami.

Tata nilai kerja Islami itu antara lain adalah : pertama,

keseimbangan tujuan kerja, yakni keseimbangan kerja untuk keperluan

pribadi dan kelompok, antara keperluan jasmaniah dan rohaniah, dan

antara untuk keperluan duniawi dan ukhrawi. Kedua, bekerja menurut

kadar kemampuan dan keahlian pribadi yang optimal. Ketiga, disiplin

dan efisien menggunakan waktu dan kesempatan. Keempat, jujur atau

dapat dipercaya (mau bertanggung jawab). Kelima, rendah hati. Keenam,

berencana dan produktif. Ketujuh, proporsional dan tidak iri hati.

Page 14: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

71

Kedelapan, adil. Kesembilan, bekerja di jalan yang benar dan baik.

kesepuluh, penyegeraan balas jasa.

5. Materi 5 : Meredam Konflik dari Hati ke Hati

Konflik adalah sesuatu yang niscaya dalam kehidupan sehari-hari,

yang diharapkan bisa diredam. Cara meredamnya ialah mendekati dari

akar permasalahannya.

Kalau direnungkan, ada tiga sifat yang menjadi akar permasalahan

konflik, ialah buruk sangka (su'udhdhan), mencari kelemahan orang lain

(tajassus), dan mengumpat (ghibah).

Namun apapun dan bagaimanapun apabila konflik terjadi,

sepanjang dalam hati seseorang ada iman dan taqwa (sebagai

perwujudan dari iman), maka akan mudah dikendalikan atau

didamaikan. Karena rasa persaudaraan seiman akan selalu menonjol

dalam diri orang yang beriman itu.

6. Materi 6 : Dzikrul Maut

Akhir-akhir ini banyak orang yang stres, gelisah yang tak kunjung

henti, yang ternyata akar permasalahannya takut mati. Takut mati dan

cinta dunia merupakan dua hal yang selalu bergandengan. Sebagai

muslim kita diwajibkan mempersiapkan diri untuk menghadapi mati

dengan amal kebaikan dan upaya mencapai akhir kehidupan yang baik.

Untuk mencapai mati yang baik (husnul khatimah) ialah pertama,

memantapkan motivasi atau niat sebagai awal dari seluruh aktifitas dan

menjadikannya terarah. Amal tanpa niat tidak ada artinya di sisi Allah,

Page 15: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

72

dan niat itu harus dilaksanakan di hati penuh keikhlasan. Kedua, berdoa,

doa merupakan salah satu bentuk ekspresi cita-cita dan harapan serta

optimisme. Berkaitan dengan doa ini, Nabi menganjurkan seorang

mukmin untuk selalu memanjatkan dia agar diberi husnul khatimah.

Ketiga, melaksanakan taubat sungguh-sungguh (taubatan nashuha)

yang dilaksanakan selama badan masih sehat dan pikiran masih waras.

Keempat, membiasakan dzikir kepada Allah, baik dalam bentuk bacaan

maupun sikap batin. Kelima, dzikrul maut (mengingat mati). Untuk

mengingat kematian, kita dianjurkan untuk melakukan i'tibar

(mengambil contoh tauladan) terhadap orang-orang yang telah

mendahului kita. Keenam, harus selalu mempunyai perasaan khauf dan

raja' (takut dan harap). Takut terhadap siksa Allah dan penuh harapan

terhadap nikmat rahmat-Nya. Ketujuh, merasa tidak memiliki dan tidak

memiliki sesuatu (hidup zuhud). Orang yang hatinya melekat pada suatu

materi, maka materi tersebut akan membudaknya, sehingga

menyebabkan enggan untuk bertemu Allah SWT. Kedelapan, setiap kali

menjumpai kuburan disunnahkan mengucapkan salam. Dan kesembilan,

menumbuhkan kesadaran dalam hati bahwa mati sewaktu-waktu pasti

akan datang.

7. Materi 7 : Insan Kamil

Insan kamil yaitu seorang manusia yang telah mencapai maqam

(peringkat perjalanan ruhani) menuju Tuhan, dimana segenap potensi

asma dan sifat Tuhan yang terpendam dalam dirinya telah dapat

Page 16: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

73

teraktualisasi secara seimbang. Dalam tataran ini, insan kamil

merupakan kualitas moral yang hidup dan dinamis, tidak menjelma

dalam wujud figur seseorang, tetapi hanyalah proses penyempurnaan

diri, dan tempat manusia mencoba dan berusaha membuat dirinya

semakin sempurna.

Jalan untuk membentuk insan kamil yaitu, pertama, ma'rifatullah,

dengan mengenal Allah, manusia akan terdorong untuk memahami

kebesaran-Nya, kemudian mau memperhatikan alam dan lingkungan

hidupnya sebagai tanda kebesaran Allah. Kedua, ma'rifatu al-nafs

(mengenal diri sendiri), semakin manusia menyadari pentingnya indera

rohaniah, kemudian meningkatkan derajatnya atas dasar iman dan akal,

maka semakin dekatlah manusia itu pada kesempurnaan sebagai insan

kamil yang selalu menghayati akan tujuan penciptaan Allah terhadap

makhluk-Nya.

Ketiga, ma'rifatu al-nas (mengenal sesama manusia), manusia

memiliki kewajiban saling mengingatkan ke arah kemashlahatan dan

mencegah ke arah terjadinya kemungkaran dan kerusakan lingkungan

hidup, sehingga hubungan antar manusia cenderung saling mewujudkan

keseimbangan, baik antar dirinya maupun dengan lingkungan pergaulan

dan alam sekitarnya. Keempat, ma'rifat al-kaun, insan kamil akan

mengadakan penelitian, sehingga ia akan mengerti dan mengenal alam

dengan sebaik-baiknya, kemudian ia dapat mengambil manfaat yang

sebesar-besarnya dari alam.

Page 17: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

74

Adapun untuk mengetahui peran bimbingan Islam dalam

meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pasca Pelatihan Seni Menata

Hati "SMH" Lembkota di Politeknik Negeri Semarang, penulis

menyebarkan angket pada 60 peserta pelatihan Seni Menata Hati (SMH)

yang masih aktif berkonsultasi ke Lembkota.

Angket tersebut berisi data tentang bimbingan Islam dan sumberdaya

manusia yang berisi 20 item pertanyaan. Masing-masing pertanyaan terdiri

dari tiga alternatif jawaban (option) yang mencerminkan tanggapan terhadap

setiap item pertanyaan.

Adapun hasil angket tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini :

A. Bimbingan Islam

1. Tanggapan tentang pelatihan Seni Menata Hati Lembkota

Tujuan bimbingan Islam adalah memberikan tuntunan tentang

ajaran Islam, sehingga mereka bersedia mengamalkan agamanya itu

sebagai sumber pegangan, dengan demikian mereka dapat terhindar

dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya sehingga

mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tujuan

bimbingan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1 Tanggapan tentang kegunaan berkonsultasi pasca pelatihan “SMH”

LEMBKOTA dalam kehidupan sehari-hari

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Sangat berguna 34 85 15 75 49 81.33 Cukup berguna 6 15 5 25 11 16.67 Tidak berguna 0 0 0 0 0 0

Total 40 100 20 100 60 100

Page 18: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

75

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa bimbingan Islam pasca

pelatihan Seni Menata Hati Lembkota menurut para pesertanya

sangat berguna, dengan distribusi jawaban sebesar 81,33 %.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan Islam yang

dilakukan Lembkota Semarang dapat tercapai, yaitu bimbingan

Islam tersebut dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari dalam

mengatasi kesulitan hidup dengan bersandarkan pada tuntutan Islam.

Pencapaian tujuan bimbingan Islam terhadap peserta pelatihan

Seni Menata Hati Lembkota yang masih aktif berkonsultasi ini

didukung dengan perasaan senang berkonsultasi ke Lembkota.

Tabel 2

Tanggapan tentang berkonsultasi pasca pelatihan

Seni Menata Hati Lembkota

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Senang 31 77.5 14 70 45 75 Cukup senang 6 15 4 25 10 16.67 Tidak senang 3 7.5 2 10 5 8.33

Total 40 100 20 100 60 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar peserta

merasa senang mengikuti konsultasi pasca pelatihan Seni Menata

Hati dengan distribusi jawaban mereka 75 % menjawab senang,

16,67 menjawab cukup senang, dan 8,33 % tidak senang.

Jawaban item pertanyaan di atas terkait dengan item pertanyaan

berikutnya yaitu tentang adanya program konsultasi pasca pelatihan

Seni Menata Hati ini.

Page 19: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

76

Tabel 3

Tanggapan tentang adanya program

konsultasi (bimbingan Islam)

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Setuju 28 70 12 60 40 66.67 Kurang setuju 8 20 7 35 15 25 Tidak setuju 4 10 1 5 5 8.33

Total 40 100 20 100 60 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kebanyakan peserta

bimbingan Islam menanggapi program tersebut secara positif, yang

ditandai dengan 66,67 % menjawab setuju, 25 % menjawab kurang

setuju, dan 8,33 % menjawab tidak setuju.

Dengan menanggapi positif program konsultasi pasca pelatihan

Seni Menata Hati ini, maka keaktifan dalam mengikuti konsultasi

juga ditanggapi positif, sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel 4

Keaktifan berkonsultasi pasca pelatihan “SMH”

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / aktif 32 80 16 80 48 80 Kurang aktif 8 20 3 15 11 18.33 Tidak aktif 0 0 1 5 1 1.67

Total 40 100 20 100 60 100 Dari hasil angket di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

aktif dalam mengikuti konsultasi pasca pelatihan Seni Menata Hati

dengan 80 % menjawab aktif.

Page 20: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

77

2. Tanggapan tentang metode bimbingan Islam dalam program

konsultasi pasca Pelatihan Seni Menata Hati Lembkota

Metode merupakan cara untuk mendekati masalah sehingga

diperoleh hasil bimbingan yang memuaskan. Sehingga metode ini

perlu mendapatkan perhatian agar materi yang disampaikan

membawa hasil yang optimal.

Program konsultasi (bimbingan Islam) pasca pelatihan Seni

Menata Hati bila dilihat dari jenis metode bimbingan, termasuk

bimbingan langsung yang berarti pelayanan bimbingan yang

diberikan pada klien oleh tenaga bimbingan, dalam suatu pertemuan

tatap muka dengan satu klien atau lebih. Adapun tekniknya

menggunakan group teaching, yakni pemberian bimbingan dengan

memberi materi bimbingan tertentu kepada kelompok yang telah

disiapkan.

Adapun tanggapan peserta terhadap metode yang digunakan

dalam program bimbingan Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati

Lembkota adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Tanggapan tentang metode bimbingan Islam pasca pelatihan

Seni Menata Hati Lembkota

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Menarik sekali 30 75 17 85 47 78.33 Kurang menarik 7 17.5 1 5 8 13.33 Tidak menarik 3 7.5 2 10 5 8.33

Total 40 100 20 100 60 100

Page 21: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

78

Dari distribusi jawaban angket di atas dapat disimpulkan

bahwa metode yang digunakan Lembkota dalam program konsultasi

pasca pelatihan Seni Menata Hati dapat diterima oleh para peserta

pelatihan yang masih aktif berkonsultasi, yang terlihat 78,33 %

menjawab menarik sekali. Dengan diterimanya metode bimbingan

Islam, dimungkinkan akan mempermudah penerimaan materi yang

disampaikan oleh tenaga pembimbing oleh klien (peserta pelatihan).

3. Tanggapan tentang tenaga pembimbing

Dalam pemberian bimbingan Islam, hendaknya dilakukan

oleh orang yang berkemampuan tinggi dalam melaksanakan

komunikasi dengan klien dan menjadi suri tauladan dalam tingkah

laku serta bersikap melindungi klien dari kesulitan-kesulitan yang

ada.

Adapun tanggapan peserta terhadap penguasaan materi dalam

proses bimbingan dalam program konsultasi pasca pelatihan Seni

Menata Hati Lembkota sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 6

Tanggapan terhadap penguasaan materi pembimbing dalam program

konsultasi pasca pelatihan

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Menguasai 25 62.5 15 40 40 66.67 Kurang menguasai 13 32.5 3 15 16 26.67 Tidak menguasai 2 5 2 10 4 6.67

Total 40 100 20 100 60 100

Page 22: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

79

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa peserta menganggap

bahwa pembimbing menguasai materi yang disampaikan dalam

konsultasi, terbukti dengan 66,67 % menjawab option sangat

menguasai, 26,67 kurang menguasai, dan 6,67 % tidak menguasai.

Sedangkan sikap pembimbing menerima konsultasi dapat

dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 7

Sikap pembimbing dalam menerima konsultasi

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Baik sekali 23 57.5 12 60 35 58.33 Kurang baik 14 35 6 30 20 33.33 Tidak baik 3 7.5 2 10 5 8.33

Total 40 100 20 100 60 100

Dari distribusi jawaban angket di atas dapat diketahui bahwa

para peserta bimbingan Islam pasca pelatihan menganggap sikap

pembimbing dalam menerima konsultasi yang ditandai dengan

57,5 % menjawab option baik sekali. Dengan kata lain, dengan sikap

yang baik pembimbing pada saat konsultasi diharapkan akan

mempermudah pemahaman akan materi-materi yang dikonsultasikan

para peserta pasca pelatihan.

4. Tanggapan tentang materi bimbingan Islam

Pemberian bantuan merupakan ibadah kepada Allah swt, juga

merupakan pelaksanaan tugas kekhalifahan dari-Nya, dalam hal ini

merupakan tugas teragung. Oleh karena itu materi yang disampaikan

Page 23: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

80

hendaklah memiliki nilai yang lebih baik demi tercapainya tujuan

bimbingan.

Materi bimbingan ini tidak berbeda dari pada materi dakwah.

Adapun yang menjadi sumber pokok bimbingan Islam itu sendiri

adalah al-Qur’an dan al-Hadis, yang pada garis besarnya berisi

tentang aqidah, syari’ah, dan akhlakul karimah.

Ketepatan pemilihan materi bimbingan Islam dalam

bimbingan Islam pasca pelatihan akan mempengaruhi pemahaman

peserta terhadap materi tersebut. Menurut para peserta bimbingan,

materi yang disampaikan dapat dipahami atau tidak, terlihat dalam

tabel berikut.

Tabel 8

Pemahaman materi yang disampaikan oleh pembimbing

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Paham 20 50 10 50 30 50 Kurang paham 15 37.5 8 40 23 38.33 Tidak paham 5 12.5 2 10 7 11.67

Total 40 100 20 100 60 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut sebagian

besar peserta dapat memahami materi yang diberikan, dengan 50 %

menjawab bisa sekali.

Materi bimbingan Islam yang demikian luasnya, sudah

barang tentu memerlukan pemikiran yang cermat, yang paling

penting adalah pemilihan materi yang diberikan itu tepat dan sesuai

dengan obyek sasaran. Materi yang diberikan hendaknya dititik

Page 24: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

81

beratkan pada hal-hal yang benar-benar diperlukan dan dibutuhkan

dalam kehidupan sehari-hari, dan ditekankan pada segi

pengalamannya dari pada teoritik.

Selain itu, pembimbing haruslah mampu menginterpretasikan

apa yang diungkapkan klien, sehingga mampu berempati terhadap

apa yang dirasakan dan dilakukan serta memberikan alternatif

pemecahan yang tepat pada klien, dan tidak hanya berorientasi pada

penyelesaian masalah, melainkan dapat membentengi diri dari

timbulnya permasalahan secara mandiri.

Penyampaian program bimbingan pasca pelatihan menurut

peserta bimbingan terdapat permasalahan yang masih belum

terselesaikan, sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 9

Permasalahan yang tidak terselesaikan dalam konsultasi

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ada 10 25 2 10 12 20 Sedikit 9 22.5 3 15 12 20 Tidak ada 21 52.5 15 75 36 60

Total 40 100 20 100 60 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa menurut para peserta

bimbingan pasca pelatihan, terdapat banyak permasalahan yang

belum terselesaikan, terbukti dengan 60 % menjawab tidak ada.

Dari jawaban di atas, berpengaruh pada item pertanyaan

selanjutnya yaitu mengenai tindak lanjut bimbingan Islam pasca

pelatihan "SMH" Lembkota dengan suatu program bimbingan Islam.

Page 25: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

82

Tabel 10

Tindak lanjut bimbingan Islam "SMH” LEMBKOTA

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Perlu 34 85 16 80 50 83.33 Kurang perlu 6 15 3 15 9 15 Tidak perlu 0 0 1 5 1 1.67

Total 40 100 20 100 60 100 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa para peserta

bimbingan pasca pelatihan menghendaki tindak lanjut dari program

konsultasi Lembkota, sebagaimana jawaban mereka 83,33 %

menjawab perlu.

B. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan segala potensi dan kekuatan

yang dimiliki oleh setiap manusia yang dapat diwujudkan dan

diaplikasikan dalam bentuk yang riil maupun abstrak sebagai

pengabdian kepada Allah.

Salah satu potensi dan kekuatan itu ditandai dengan pemahaman

ajaran Islam dalam menghadapi permasalahan hidupnya sehari-hari.

Untuk memperoleh potensi dan kekuatan tersebut, diantaranya dipupuk

melalui bimbingan, sebagaimana yang dilakukan Politeknik Negeri

Semarang dengan mengadakan pelatihan Seni Menata Hati Lembkota.

Adapun hasil dari bimbingan yang dilakukan Lembkota terhadap

peningkatan sumber daya manusia pegawai Politeknik Negeri Semarang

yang masih aktif berkonsultasi pada Lembokta yaitu sebagai berikut :

Page 26: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

83

Tabel 11

Peningkatan pengetahuan agama

setelah mengikuti bimbingan Islam

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya 24 60 12 60 36 60 Kadang-kadang 14 35 7 35 21 35 Tidak 2 5 1 5 3 5

Total 40 100 20 100 60 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah mengikuti

konsultasi pasca pelatihan Seni Menata Hati, sebagian besar peserta

mengalami peningkatan pengetahuan tentang ajaran agama, sebagaimana

jawaban mereka 60 % memilih option ya (ada pengaruhnya).

Perubahan yang terjadi salah satunya berbentuk peningkatan

semangat dan tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan.

Sebagaimana dalam tabel berikut.

Tabel 12

Peningkatan semangat dan tanggung jawab

dalam menyelesaikan pekerjaan

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya 29 72.5 10 50 39 65 Kadang-kadang 9 22.5 8 40 17 28.33 Tidak 2 5 2 10 4 6.67

Total 40 100 20 100 60 100 Dari distribusi jawaban angket di atas dapat diketahui bahwa

sebagian besar para peserta bimbingan Islam pasca pelatihan mengalami

perubahan dalam peningkatan semangat dan tanggung jawab dalam

Page 27: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

84

menyelesaikan pekerjaan, yang ditunjukkan dengan 65 % memilih

jawaban ya.

Bentuk perubahan yang lain yaitu ada peningkatan rasa

persaudaraan sesama karyawan.

Tabel 13

Peningkatan rasa persaudaraan sesama karyawan

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Selalu ada 22 55 10 50 32 53.34 Kadang-kadang 14 35 9 45 23 38.33 Tidak ada 4 15 1 5 5 8.33

Total 40 100 20 100 60 100

Dari jawaban angket di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

peningkatan rasa persaudaraan sesama karyawan setelah mengangkuti

bimbingan Islam Lembkota, dengan distribusi jawaban 53,34 %

menjawab selalu ada.

Peningkatan kreatifitas dan kejujuran dalam bekerja juga

merupakan salah bentuk dari perubahan dalam diri peserta pelatihan

bimbingan Islam, seperti dalam tabel berikut.

Tabel 14

Peningkatan kreativitas dan kejujuran dalam bekerja

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / ada 26 65 12 60 38 63.33 Kadang-kadang 9 22.5 6 30 15 25 Tidak ada 5 12.5 2 10 7 11.67

Total 40 100 20 100 60 100

Page 28: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

85

Tabel di atas menggambarkan bahwa terdapat peningkatan

kreatifitas dan kejujuran dalam bekerja peserta bimbingan Islam, yang

ditandai dengan 63,33 % menjawab ya/ada.

Bentuk perubahan yang lain yaitu adanya anggapan bahwa kerja

itu merupakan salah satu ibadah.

Tabel 15

Anggapan bahwa kerja merupakan ibadah

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Percaya 35 87.5 14 70 49 81.67 Kurang percaya 5 12.5 5 25 10 16.67 Tidak percaya 0 0 1 5 1 1.67

Total 40 100 20 100 60 100

Dari jawaban angket di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

sebagian besar para peserta bimbingan pasca pelatihan Seni Menata Hati

Lembkota menganggap bahwa kerja itu merupakan ibadah dengan

81,67 % menjawab percaya.

Peningkatan untuk melakukan amal kebaikan baik untuk diri

sendiri, orang lain, maupun masyarakat, merupakan bentuk peningkatan

potensi sumber daya manusia selain yang telah diuraikan di atas.

Tabel 16

Peningkatan untuk melakukan amal kebaikan baik untuk diri sendiri,

orang lain, maupun masyarakat

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Selalu ada 25 62.5 10 50 35 58.34 Kadang-kadang 13 32.5 7 35 20 33.33 Tidak ada 2 5 3 15 5 8.33

Total 40 100 20 100 60 100

Page 29: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

86

Dari distribusi jawaban angket di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa peserta bimbingan Islam terdapat peningkatan untuk melakukan

amal kebaikan baik untuk diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat,

dengan 58,33 % menjawab selalu ada.

Bentuk peningkatan selanjutnya yaitu membantu sesama rekan

kerja atau karyawan.

Tabel 17

Peningkatan dalam membantu sesama rekan kerja atau karyawan

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / ada 22 55 11 55 33 55 Kadang-kadang 15 37.5 9 45 24 40 Tidak ada 3 7.5 0 0 3 5

Total 40 100 20 100 60 100

Tabel di atas mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan dalam

membantu sesama rekan kerja atau karyawan oleh peserta bimbingan

Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati Lembkota dengan 55 %

menjawab option ya/ada.

Item pertanyaan selanjutnya mengenai syarat untuk meningkatkan

kinerja dan mewujudkan organisasi yang sehat sangat diperlukan adanya

daya dukung sumber daya manusia yang handal serta memiliki mental

spiritual yang kuat. Adapun tanggapan dari para peserta pelatihan adalah

sebagai berikut.

Page 30: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

87

Tabel 18

Tanggapan tentang cara meningkatkan kinerja dan mewujudkan

organisasi yang sehat

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / yakin 38 95 16 80 54 90 Kurang yakin 2 5 3 15 5 8.33 Tidak yakin 0 0 1 5 1 1.67

Total 40 100 20 100 60 100

Distribusi jawaban angket di atas menggambarkan bahwa para

peserta beranggapan bahwa cara untuk meningkatkan kinerja dan

mewujudkan organisasi yang sehat sangat diperlukan adanya daya

dukung sumber daya manusia yang handal serta memiliki mental

spiritual yang kuat, sebagaimana jawaban mereka 90 % menjawab

ya/yakin.

Dari peningkatan-peningkatan di atas, merupakan bentuk

peningkatan sumber daya manusia yang harus dimiliki oleh para

karyawan. Namun, peningkatan tersebut juga harus diaktualisasikan

dalam kehidupannya sehari-hari.

Untuk mengetahui bentuk aktualisasi peningkatan sumber daya

manusia para peserta bimbingan Islam yang salah satunya dengan selalu

membiasakan “manajemen diri menuju kehidupan yang berkualitas

untuk mencapai hidup yang lebih baik, bahagia lahir dan batin, dapat

dilihat dalam tabel berikut.

Page 31: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

88

Tabel 19

Tanggapan tentang membiasakan “manajemen diri menuju

kehidupan yang berkualitas

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / selalu 25 62.5 13 65 38 63.33 Kadang-kadang 12 30 6 30 18 30 Tidak pernah 3 7.5 1 5 4 6.67

Total 40 100 20 100 60 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa para peserta bimbingan

Islam selalu membiasakan manajemen diri menuju kehidupan yang

berkualitas untuk mencapai hidup yang lebih baik, bahagia lahir dan

batin, dengan 63,33 % menjawab ya/selalu.

Adanya peningkatan-peningkatan sebagaimana disebutkan di atas,

tidak akan ada peningkatan pada taraf yang lebih tinggi lagi ataupun

malah akan hilang sama sekali tanpa diikuti dengan keinginan untuk

mengembangkan atau meningkatkan keadaan yang sudah ada.

Salah satunya dengan keinginan untuk mengembangkan kesadaran

hidup secara intelektual dan spiritual supaya seimbang sesuai dengan

al-Qur’an dan al-Sunnah dalam mencapai hidup yang penuh dengan

kebaikan dan kebahagiaan. Adapun tanggapan para peserta bimbingan

Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati Lembkota adalah sebagai

berikut.

Page 32: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

89

Tabel 20

Tanggapan tentang keinginan untuk mengembangkan kesadaran

hidup secara intelektual dan spiritual

Laki-laki Perempuan JUMLAH Variabel F % F % F % Ya / Ada 33 82.5 13 65 46 76.67 Kadang-kadang 6 15 5 25 11 18.33 Tidak ada 1 2.5 2 10 3 5

Total 40 100 20 100 60 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada keinginan untuk

mengembangkan kesadaran hidup secara intelektual dan spiritual supaya

seimbang sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah dalam mencapai hidup

yang penuh dengan kebaikan dan kebahagiaan, oleh para peserta

pelatihan dengan 76,67 % menjawab ya/ada.

Dari uraian hasil angket di atas dapat penulis simpulkan bahwa peserta

bimbingan Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati Lembkota, menyukai

bentuk bimbingan Islam yang dikemas dalam bentuk pelatihan, yang

ditandai dengan keaktifan mereka mengikuti pelatihan tersebut.

Mengenai tanggapan tentang pelaksanaan pelatihan tersebut dapat

penulis uraikan sebagai berikut : pertama, penerapan metode dalam

bimbingan Islam pasca pelatihan tersebut menurut anggapan mereka tepat.

Kedua, penyajian materi menurut mereka juga tepat menurut keinginan

mereka. Ketiga, pembimbing yang ditampilkan menurut mereka sangat

menguasai materi. Dan keempat, terdapat banyak permasalahan yang belum

Page 33: BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/30/jtptiain-gdl-s1...Penataan Politeknik dalam lingkungan Universitas dan Institut

90

terselesaikan, sehingga diperlukan tindak lanjut dari bimbingan Islam pasca

pelatihan Seni Menata Hati Lembkota ini.

Adapun pengaruh bimbingan Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati

Lembkota terhadap peningkatan sumber daya manusia pegawai Politeknik

Negeri Semarang, ditandai dengan adanya peningkatan dalam bentuk :

semangat dan tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan, rasa

persaudaraan sesama karyawan, kreatifitas dan kejujuran dalam bekerja,

melakukan amal kebaikan, dan membantu sesama rekan kerja.

Adanya peningkatan di atas, diikuti juga dengan anggapan bahwa :

kerja itu merupakan ibadah, untuk meningkatkan kinerja dan mewujudkan

organisasi yang sehat sangat diperlukan adanya daya dukung sumber daya

manusia yang handal serta memiliki mental spiritual yang kuat.

Selain dari anggapan tersebut, juga diikuti dengan aktualisasi dari

bimbingan Islam pasca pelatihan Seni Menata Hati, yaitu dengan selalu

membiasakan manajemen diri menuju kehidupan yang berkualitas untuk

mencapai hidup yang lebih baik, bahagia lahir dan batin, serta ada keinginan

untuk mengembangkan kesadaran hidup secara intelektual dan spiritual

supaya seimbang sesuai dengan al-Qur’an dan al-Sunnah dalam mencapai

hidup yang penuh dengan kebaikan dan kebahagiaan.