PENERAPAN PENDEKATAN RECIPROCAL...
Transcript of PENERAPAN PENDEKATAN RECIPROCAL...
PENERAPAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING BERBASIS
MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK CAHAYA SISWA KELAS
VIII-A MTS NEGERI JEKETRO TAHUN AJARAN 2009/2010
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1)
dalam Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh:
Husni Robith
NIM: 063611004
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ABSTRAKHusni Robith (NIM: 063611004). Penerapan Pendekatan Reciprocal TeachingBerbasis Media Pembelajaran Visual Untuk Meningkatkan Hasil BelajarPada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro TahunAjaran 2009/2010.Skripsi. Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui cara penerapan pendekatanReciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual pada materi pokokcahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan Tahun Ajaran2009/2010. 2) Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswapada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro denganpenerapan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual.
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Pengumpulan datamenggunakan instrumen tes yang berupa multiple choice test dan essay untukmengetahui hasil belajar kognitif siswa, lembar observasi digunakan sebagailembar penilaian psikomotorik dan afektif siswa selama proses pembelajaran dikelas berlangsung. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistikdeskriptif. Dari hasil penelitian, pada siklus I nilai rata-rata aspek kognitif naiksebesar 5,80 poin dari 63,55 pada temuan awal naik menjadi 69,35 pada siklus I.Persentase ketuntasan naik sebesar 3,27 % dari persentase ketuntasan temuan awal67,74% naik menjadi 70,97 % pada siklus I. Jumlah siswa tuntas 22 siswa, dantidak tuntas 9 siswa. Persentase nilai rata-rata aspek afektif menunjukkan kategoricukup, dilihat dari kenaikan sebesar 4,36 % dari persentase nilai aspek afektifpada temuan awal 62,58 % naik menjadi 66,94 % pada siklus I. Persentase nilairata-rata aspek psikomotorik menunjukkan kategori cukup, dilihat dari kenaikansebesar 1,94 % dari persentase nilai aspek psikomotorik pada temuan awal 64,03% naik menjadi 65,97 % pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata aspek kognitifnaik sebesar 5,27 poin dari 69,35 pada siklus I naik menjadi 74,62 pada siklus II.Persentase ketuntasan naik sebesar 12,90 % dari persentase ketuntasan siklus I70,97 % naik menjadi 83,87 % pada siklus II. Jumlah siswa tuntas 26 siswa, dantidak tuntas 5 siswa. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek afektifmenunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 9,35 % dari persentasenilai aspek afektif pada siklus I 65,94 % naik menjadi 76,29 % pada siklus II.Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek psikomotorik menunjukkankategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 19,51 % dari persentase nilai aspekpsikomotorik pada siklus I 65,97 % naik menjadi 85,48 % pada siklus II. Padasiklus III nilai rata-rata aspek kognitif naik sebesar 5,27 poin dari 74,62 padasiklus I naik menjadi 79,78 pada siklus III. Persentase ketuntasan naik sebesar16,13 % dari persentase ketuntasan siklus II 83,87 % naik menjadi 100 % padasiklus III. Jumlah siswa yang tuntas 31 siswa, dan tidak ada siswa tidak tuntas.Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek afektif menunjukkan kategoribaik, dilihat dari kenaikan sebesar 9,84 % dari persentase nilai aspek afektif padasiklus II 76,29 % naik menjadi 86,13 % pada siklus III. Persentase nilai rata-ratakelas dilihat dari aspek psikomotorik menunjukkan kategori baik, dilihat dari
kenaikan sebesar 7,10 % dari persentase nilai aspek psikomotorik pada siklus II85,48 % naik menjadi 92,58 % pada siklus III.
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa penerapan Pendekatan ReciprocalTeaching Berbasis Media Pembelajaran Visual dapat Meningkatkan Hasil BelajarPada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII – A MTs N Jeketro.
MOTTO
Hidup bukan tujuan, tetapi hidup adalah pilihan1
1 Dedi Mizwar, Film Para Pencari Tuhan di SCTV
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang,
Deklarator,
Husni Robith
NIM: 063611004
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku ayahanda H. Choiruman dan Ibunda Siti Rukayah
2. Kedua adikku Alfi Roichanna dan Muhammad Kholis
3. Keluarga Eka Listiyawati
4. Semua Dosen dan Guru-guru yang telah membekali ilmu kepada penulis
5. Teman-temanku seperjuangan di Tadris Fisika IAIN Walisongo Semarang
khususnya angkatan 2006, umumnya semua angkatan.
6. Teman-temanku SDN 3 Purwodadi, SMPN 1 Purwodadi, SMAN 1 Toroh
Grobogan
KATA PENGANTAR
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat
mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan, saran-saran serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang
telah memberikan segala fasilitas dalam penyusunan skripsi ini.
2. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd, M.Kom, dosen wali studi sekaligus sebagai dosen
pembimbing dan Ketua Prodi Fisika yang telah banyak berjasa kepada penulis
untuk membimbing penulis selama masa studi.
3. Dr. Ruswan, M.A. pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Andi Fadllan, S.Si. M.Sc. sekertaris Prodi Fisika yang banyak membantu
penulis dalam melengkapi administrasi perkuliahan.
5. Joko Budi Poernomo, M. Pd. Dan Para Dosen di lingkungan Fakultas
Tarbiyah yang telah membekali ilmu dan pengetahuan selama menempuh
studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
6. Bapak/Ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan perpustakaan IAIN
Walisongo, atas pelayanan selama penyusunan skripsi.
7. Pihak MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan yang telah memberikan tempat
kepada penulis dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran
dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku, Ayahanda H. Sujitman Al Choiruman dan Ibunda Siti
Rukayah, adik-adikku Alfi Roichaana dan Muhammad Kholis yang aku
sayangi dan senantiasa memberikan semangat dan memperjuangkan segalanya
demi suksesnya penulis menuntut ilmu.
9. Eka Listiyawati yang selalu memberikan motivasi semangat penulis. Sahabat
ku (Arif Mulyono, Harits Fahmi, Rohmat, M. Khafid) yang selalu
memberikan motivasi, semangat dan selalu menemaniku. Teman-teman
seperjuangan (Tadris Fisika angkatan 2006) semoga persahabatan yang telah
terukir tetap selalu ada.
10. Teman-teman kos 29 (Afif, Puji, Wasiq, Riza Xeon, Lukni, Yanto, Boel2,
Khafid), yang menjadi tempat menciptakan banyak kenangan.
11. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu, karena keterbatasan ruang.
Harapan dan doa penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua pihak
dapat menjadi amal baik dan semoga mendapat balasan dari Allah SWT.
Pada akhirnya penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan dalam makna yang sesungguhnya, akan tetapi penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun
bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 2 Desember 2010
Penulis
Husni Robith
NIM: 063611004
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
ABSTRAK.......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI........................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi
HALAMAN DEKLARASI ................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... viii
HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Penegasan Istilah .................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .................................................................. 6
D. Tujuan dan.. ........................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian.................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Belajar dan Hasil Belajar ........................................................ 8
1. Belajar .............................................................................. 8
a. Pengertian Belajar ....................................................... 8
b. Pembelajaran .............................................................. 9
c. Prinsip-Prinsip Belajar ................................................ 11
d. Hakikat Belajar Mengajar ........................................... 11
2. Hasil Belajar..................................................................... 12
B. Media Pembelajaran ............................................................... 15
1. Pengertian Media.............................................................. 15
2. Media Pembelajaran ......................................................... 15
3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran.......................... 16
4. Macam - Macam Media .................................................... 17
5. Media Pembelajaran Visual .............................................. 18
6. Fungsi dan Kelebihan Media Pembelajaran Visual............ 19
C. Pendekatan Reciprocal Teaching ............................................ 20
1. Pengertian Pendekatan Reciprocal Teaching ..................... 20
2. Langkah-Langkah Pendekatan Reciprocal Teaching ......... 20
D. Materi Pokok Cahaya ............................................................. 22
1. Sifat Cahaya .................................................................. 22
2. Pemantulan dan Pembiasan Cahaya ............................... 23
3. Alat-Alat Optik.............................................................. 29
E. Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching berbasis Media
Pembelajaran Visual............................................................... 33
F. Penelitian yang relevan........................................................... 35
G. Kerangka Berpikir .................................................................. 37
H. Hipotesis Tindakan................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 38
B. Subyek Penelitian ................................................................... 38
C. Metode Penelitian................................................................... 38
1. Pengertian PTK ............................................................... 38
2. Model PTK...................................................................... 39
3. Tujuan dan Manfaat PTK................................................. 41
4. Prinsip PTK..................................................................... 41
5. Langkah Pelaksanaan PTK .............................................. 42
D. Metode Pengumpulan Data..................................................... 50
E. Metode Analisis Data ............................................................. 52
1. Analisis Hasil Belajar ...................................................... 52
2. Analisis Data Hasil Observasi.......................................... 54
3. Indikator keberhasilan...................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Awal ........................................................................ 55
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 56
1. Pra Siklus ........................................................................... 56
2. Siklus I................................................................................ 56
3. Siklus II .............................................................................. 58
4. Siklus III ............................................................................. 60
C. Pembahasan............................................................................ 62
1. Siklus I................................................................................ 62
2. Siklus II .............................................................................. 63
3. Siklus III ............................................................................. 64
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 67
B. Saran ...................................................................................... 68
C. Penutup .................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. : Daftar Nama Peserta Didik................................................... 50
Tabel 4.1. : Hasil Nilai Awal Siswa ........................................................ 55
Tabel 4.2. : Hasil analisis nilai kognitif siswa siklus I ............................. 57
Tabel 4.3. : Hasil analisis nilai afektif siswa siklus I ............................... 57
Tabel 4.4. : Hasil analisis psikomotorik siswa siklus I............................. 58
Tabel 4.5. : Hasil analisis nilai kognitif siswa siklus II............................ 59
Tabel 4.6. : Hasil analisis nilai aspek afektif siswa siklus II .................... 59
Tabel 4.7. : Hasil analisis nilai aspek psikomotorik siswa siklus II.......... 60
Table 4.8. : Hasil analisis nilai aspek kognitif siswa siklus III................. 61
Tabel 4.9. : Hasil analisis nilai aspek afektif siswa siklus III................... 61
Tabel 4.10. : Hasil analisis nilai aspek psikomotorik siswa siklus III ........ 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. : Pemantulan cahaya pada cermin datar ................................. 24
Gambar 2.2a. : Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 25
Gambar 2.2b. : Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 25
Gambar 2.2c. : Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 25
Gambar 2.3a. : Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 26
Gambar 2.3b. : Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 26
Gambar 2.3c. : Sinar istimewa pada cermin cekung ..................................... 26
Gambar 2.4. : Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cekung ................. 26
Gambar 2.5. : Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cembung .............. 27
Gambar 2.6. : Pembiasan cahaya ................................................................ 28
Gambar 2.7. : Bagian-bagian mata ............................................................. 29
Gambar 2.8. : Pembentukan bayangan pada mata ....................................... 30
Gambar 2.9a. : Pembentukan bayangan pada Lup dengan mata berakomodasi
maksimum. .......................................................................... 31
Gambar 2.9b. : Pembentukan bayangan pada Lup dengan mata tidak
berakomodasi....................................................................... 31
Gambar 2.10. : Pembentukan bayangan pada mikroskop.............................. 32
Gambar 2.11. : Pembentukan bayangan pada teropong................................. 33
Gambar 3.1. : Siklus Berulang dalam PTK ................................................ 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal tes
Lampiran 6 : Media pembelajaran dengan animasi flash
Lampiran 7 : Lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa
Lampiran 8 : Soal instrumen siklus I dan kunci jawaban soal
Lampiran 9 : Soal instrumen siklus II dan kunci jawaban soal
Lampiran 10 : Soal instrumen siklus III dan kunci jawaban soal
Lampiran 11 : Data temuan awal
Lampiran 12 : Rekapitulasi hasil kognitif siswa siklus I
Lampiran 13 : Rekapitulasi hasil afektif siswa siklus I
Lampiran 14 : Rekapitulasi hasil psikomotorik siswa siklus I
Lampiran 15 : Rekapitulasi hasil kognitif siswa siklus II
Lampiran 16 : Rekapitulasi hasil afektif siswa siklus II
Lampiran 17 : Rekapitulasi hasil psikomotorik siswa siklus II
Lampiran 18 : Rekapitulasi hasil kognitif siswa siklus III
Lampiran 19 : Rekapitulasi hasil afektif siswa siklus III
Lampiran 20 : Rekapitulasi hasil psikomotorik siswa siklus III
Lampiran 21 : Dokumentasi pelaksanaan pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu
upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam rangka
mencapai keunggulan masyarakat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran IPA yang dikehendaki dalam KTSP adalah pembelajaran yang
menekankan pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.2
Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang berbeda namun
erat kaitannya antara satu sama lainnya. Kurikulum pada dasarnya merupakan
suatu perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang
perlu disediakan yang memberikan kesempatan secara luas bagi peserta didik
untuk belajar. Semua proses belajar mengajar atau pengajaran, atau
pembelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan
tuntutan lembaga pendidikan/sekolah dan kebutuhan masyarakat serta faktor-
faktor lainnya. Tujuan yang hendak dicapai di dalam kurikulum dan
pengajaran antara lain memberikan informasi secara menyeluruh tentang ilmu
yang diajarkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ilmu pendidikan,
memberikan informasi tentang konsep belajar serta beberapa teori belajar,
yang pada dasarnya turut mewarnai suatu sistem dan strategi pengajaran,
memberikan informasi tentang konsep mengajar serta beberapa teori dan
pendekatan mengajar dan pengajaran, memberikan informasi tentang dasar-
dasar pengembangan kurikulum secara singkat, yang merupakan bagian yang
perlu dipahami dalam kaitannya dengan pengajaran.3
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
2E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006), Cet. 1, hlm. 110
3Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 1 – 2
Interaksi ini bernilai edukatif karena kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu untuk
kepentingan pengajaran.
Strategi belajar mengajar yang digunakan oleh guru sangat
mempengaruhi hasil dari tujuan yang telah dirumuskan sebelum pengajaran
dilaksanakan. Terdapat empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang
meliputi mengidentifikasi peserta didik, memilih pendekatan belajar mengajar,
memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar, dan
menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan.4 Oleh karena itu
seorang guru dituntut untuk mempunyai wawasan yang luas tentang pemilihan
strategi/metode belajar mengajar, sehingga memudahkan dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Strategi dalam belajar mengajar diartikan sebagai pola-pola umum
kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar
untuk mencapai tujuan yang digariskan. Strategi-strategi belajar mengacu pada
perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam
mempengaruhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan
metakognitif. Strategi-strategi belajar adalah operator-operator kognitif
meliputi proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan
suatu tugas belajar.5
MTs Negeri Jeketro adalah sebuah lembaga pendidikan yang setara
dengan SMP yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Madrasah
ini terletak di desa Jeketro, Kecamatan Gubug. Berjarak 10 Km dari
Kecamatan Gubug, dan 45 Km sebelah timur kota Semarang. MTs Negeri
Jeketro merupakan Madrasah Tsanawiyah Negeri yang terletak di wilayah
4Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), hlm. 5
5Trianto, Model Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep,Landasan Teoritis Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007),hlm. 85
Kabupaten Grobogan dengan luas tanah 9.985 m 2 yang memiliki fasilitas
sekelas SMP/ SMA favorit dan memiliki laboratorium IPA, Bahasa,
Multimedia, Hotspot Area, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan wawancara dengan Drs. Ali Murtandlo selaku Kepala
Sekolah di MTs Negeri Jeketro dan dokumen siswa tentang hasil belajar siswa
kelas VIII, diperoleh data bahwa di kelas VIII-A pada mata pelajaran fisika
materi pokok Cahaya, siswa kurang menguasai materi pokok cahaya. Hal ini
karena, waktu yang diperlukan untuk materi cahaya sangat panjang, maka
siswa kesulitan mengingat-ingat materi pelajaran yang diajarkan oleh guru
dengan menggunakan metode konvensional, yaitu guru sebagai teacher
centered dan menggunakan metode ceramah, sehingga diperoleh hasil belajar
siswa pada materi pokok cahaya, rata-rata nilainya 60, maka masih perlu
ditingkatkan lagi hasil belajar siswa yang kurang memuaskan tersebut.
Dari permasalahan di atas, penulis menawarkan sebuah pendekatan
pembelajaran yang memberikan pemecahan masalah yang terjadi di dalam
kelas tersebut, yaitu dengan pendekatan pembelajaran Reciprocal Teaching.
Pada pendekatan Reciprocal Teaching terdapat empat strategi dasar yang
terlibat dalam proses pembelajaran yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan,
pengklarifikasi, dan prediksi. 6 Dengan pendekatan Reciprocal Teaching siswa
dapat merangkum, mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi
apa yang dipelajari. Dengan pendekatan Reciprocal Teaching siswa
diharapkan mampu mengingat-ingat materi pelajaran yang telah diajarkan.
Pendekatan Reciprocal Teaching mengajarkan siswa keterampilan-
keterampilan kognitif dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui
pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan
keterampilan tersebut, selanjutnya guru menunjuk seorang siswa untuk
menggantikan peranannya sebagai guru dan bertindak sebagai “guru” dan
bertindak sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut. Sehingga
diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
6Ibid., hlm 97
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti bermaksud mengadakan
penelitian tentang: Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Berbasis
Media Pembelajaran Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi
Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII-A MTs Negeri Jeketro Tahun Ajaran
2009/2010.
B. Penegasan Istilah
1. Pendekatan Reciprocal Teaching
Pendekatan Reciprocal Teaching (Pembelajaran terbalik) adalah
pendekatan kontruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan
atau pengajuan pertanyaan. Dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan
siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan
pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian
membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha
mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem
scaffolding.7 Scaffolding adalah pemberian bantuan kepada anak selama
tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya.8
2. Media Pembelajaran Visual
Media visual adalah media yang mengandalkan indra penglihatan.9
Media pembelajaran visual adalah media yang digunakan di dalam proses
pengajaran dengan mengandalkan indra penglihatan.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih, semakin banyak
peralatan media pembelajaran visual yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, contohnya; LCD, Komputer, Televisi, dll. Salah satu
aplikasi media pembelajaran visual dapat diperoleh dengan menggunakan
program komputer, seperti; Microsoft Office (Word, Power Point, Excel),
Flash, Adobe Reader, dan masih banyak lagi. Setiap program komputer
7Ibid., hlm. 968Ibid., hlm. 279Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., hlm. 120 – 124
mempunyai keuntungannya sendiri-sendiri. Peneliti menggunakan media
pembelajaran visual dengan menggunakan Flash. Flash adalah program
grafis animasi standar professional untuk membuat halaman web yang
interaktif.10 Peneliti menggunakan media pembelajaran visual ini karena
dengan menggunakan flash dapat membuat animasi bergerak yang sesuai
dengan kejadian sebenarnya, sehingga materi yang diajarkan sesuai
dengan keadaan sebenarnya.
3. Cahaya
Cahaya merupakan arus korpuskel-korpuskel yang memancar
berupa garis lurus yang disebut sebagai sinar. 11 Sinar dapat terus
menembus benda bening dan dapat pula dipantulkan kembali sampai ke
mata sehingga dapat dilihat benda-benda yang berada di depannya. Cahaya
mempunyai sifat dua-listik (kembar), yaitu cahaya sebagai gelombang dan
cahaya sebagai partikel. Skripsi ini membahas tentang Sifat Cahaya,
Pemantulan dan Pembiasan Cahaya, dan Alat-Alat Optik.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.12 Hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
potensi kemanusiaan. Menurut Bloom, hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Evaluasi hasil belajar
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai hasil
belajar yang telah direncanakan sebelumnya.13
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan yaitu:
10Wenty Dwi Yuniarti, Simulasi dan Pemodelan Fisika, (Semarang: Pendidikan FisikaJurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm. 1
11Hedi Supramono dkk., Common Text Book (Edisi Revisi) Físika Dasar II, (Malang:JICA-Universitas Negeri Malang (UM), 2003), hlm. 45- 46
12Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 5
13Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006),Cet.2, hlm. 227
1. Bagaimana penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media
pembelajaran visual untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok
cahaya siswa kelas VIII – A MTs N Jeketro Tahun Ajaran 2009/2010?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan reciprocal
teaching berbasis media pembelajaran visual pada materi pokok cahaya
siswa kelas VIII – A MTs N Jeketro Tahun Ajaran 2009/2010?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara penerapan pendekatan Reciprocal Teaching
berbasis media pembelajaran visual pada materi pokok cahaya siswa kelas
VIII – A MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada
materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro dengan
penerapan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran
visual.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru
a. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk
mengembangkan metode pembelajaran yang diterapkan, sebagai upaya
meningkatan hasil belajar siswa.
b. Peningkatan kompetensi guru, karena dengan penelitian ini guru lebih
terpacu untuk meningkatkan metode pembelajaran yang lebih
bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Siswa
a. Siswa lebih termotivasi dalam meningkatkan kemampuan berfikirnya.
b. Siswa lebih memahami materi yang diajarkan dengan menggunakan
media pembelajaran visual.
c. Siswa dapat mengetahui manfaat perkembangan teknologi dalam
proses belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat memberdayakan semua alat multimedia yang tersedia untuk
digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Dapat berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar Dan Hasil Belajar
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Howar L. Kingskey dalam Syaiful Bahri Djamarah learning is
the process by which behavior (in the broader sense) is originated or
changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik
dan latihan.14
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is devined as the modification of strengthening
of behavior through experiencing).15 Belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Max
Darsono dkk. yang dikutip Ismail SM adalah perubahan yang menetap
dalam diri seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis.
Selanjutnya Morris bahwa perubahan itu terjadi pada pemahaman
(insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya
secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi
tertentu.16
Belajar menurut Harold Spears yang dikutip Agus Suprijono
learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves,
14Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Edisi 2,hlm. 13
15Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 2716Ismail SM, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 9
to listen, to follow direction (Belajar adalah mengamati, membaca,
meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).17
Di dalam perspektif agama Islam, belajar merupakan kewajiban
bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan
sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam
Firman Allah Surat Al-Mujaadilah ayat 11.18
Æìsùö• tƒ….….ª!$#tûï Ï% ©!$#(#q ãZtB#uäöN ä3ZÏBtûï Ï% ©!$#ur(#q è?ré&zO ù=Ïèø9$#;M» y_u‘yŠ4
ª!$#ur$yJ Î/tbq è=yJ ÷ès?׎•Î7 yzÇÊÊÈ
...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapaderajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS.Al-Mujaadilah : 11)19
Dari pengertian belajar yang dikemukakan sebelumnya, maka
belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
mengetahui apa yang ingin diketahui sebagai suatu bentuk perubahan
perilaku dirinya.
b. Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara
guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang
ada. Baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri,
seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki. Termasuk
gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa. Seperti
lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai
tujuan belajar tertentu.20
17Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 2
18Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2006), edisi revisi, hlm. 35.
19Departemen Agama RI, Alqur an dan Terjemahannya, (Bandung: CV PenerbitDiponegoro, 2004), hlm. 434.
20Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,2010), hlm. 26
Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari.21
Guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk
mempelajarinya. Subjek pembelajaran adalah peserta didik, jadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Sehingga pembelajaran
dapat diartikan sebagai dialog interaktif antara guru dan siswa.
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi (hubungan timbal
balik) antara guru dengan siswa. Dalam proses tersebut, guru
memberikan bimbingan dan menyediakan berbagai kesempatan yang
dapat mendorong siswa belajar dan untuk memperoleh pengalaman
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran
ditandai oleh tingkat penguasaan kemampuan dan pembentukan
kepribadian.22
Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran adalah
aliran behavioristik. Aliran behavioristik menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Aplikasi teori
behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa
hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik
siswa, media, dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Di dalam teori
behavioristik tujuan pembelajaran ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar merupakan bentuk aktivitas (mimetic)
yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan
yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.23
c. Prinsip-prinsip belajar
a) Belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai
hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai hasil tindakan rasional
instrumental yaitu perubahan yang disadari, kontinu atau
21Agus Suprijono, Op Cit., hlm. 1322Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet.
8, hlm. 14823C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), hlm.
27-28
berkesinambungan dengan perilaku lainnya, fungsional atau
bermanfaat sebagai bekal hidup, positif atau berakumulasi, aktif
atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, permanen
atau tetap, bertujuan dan terarah, mencakup keseluruhan potensi
kemanusiaan.
b) Belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu tujuan tetapi
merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Maka belajar
merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.24
c) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya
adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.
d. Hakikat belajar mengajar
Peserta didik adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari
kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain
adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak
didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik
di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi
kejiwaan, bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan
mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran
tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak
didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya. Padahal belajar
pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri
seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar, walaupun
pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar.
Ciri-ciri belajar mengajar yaitu belajar mengajar memiliki
tujuan, ada suatu prosedur, kegiatan belajar mengajar ditandai dengan
satu penggarapan materi yang khusus, ditandai dengan aktivitas anak
24Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 29
didik, guru berperan sebagai pembimbing, kegiatan belajar mengajar
membutuhkan kedisiplinan, ada batas waktu, evaluasi.25
Kegiatan mengajar pasti merupakan kegiatan yang mutlak
memerlukan keterkaitan individu anak didik, bila tidak ada anak didik
atau objek didik, maka siapa yang akan diajar. Berbeda dengan belajar,
belajar dapat dilakukan setiap saat. Belajar dan mengajar merupakan
istilah yang sangat baku dan menyatu di dalam konsep pengajaran.
Hakikat mengajar adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik sehingga
dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses
belajar. Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan” maka
hakikat mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan guru.
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.26 Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.27
Hasil belajar yang dicapai harus sesuai dengan tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan, yaitu:
a. Tujuan umum pendidikan, tujuan ini menentukan perlu tidaknya
sesuatu program diadakan.
b. Tujuan yang didasarkan atas tingkah laku, hal ini merupakan
taksonomi. Pada taksonomi ini ada 3 macam tingkah laku yang dikenal
umum, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.
c. Tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional.28
25Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), hlm. 40-41
26Ibid., hlm. 527Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), Cet. 14, hlm. 2228Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), hlm. 115
Dalam menentukan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di SMP/
MTs harus mengikuti Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di SMP/ MTs, yang meliputi:
a. Melakukan pengamatan dengan peralatan yang sesuai, melaksanakan
percobaan sesuai prosedur, mencatat hasil pengamatan dan pengukuran
dalam tabel dan grafik yang sesuai, membuat kesimpulan dan
mengkomunikasikannya secara lisan dan tertulis sesuai dengan bukti
yang diperoleh.
b. Memahami keanekaragaman hayati, klasifikasi keragamannya
berdasarkan ciri-ciri, cara pelestariannya, serta saling ketergantungan
antar makhluk hidup di dalam ekosistem.
c. Memahami sistem organ pada manusia dan kelangsungan makhluk
hidup.
d. Memahami konsep partikel materi, berbagai bentuk, sifat dan wujud
zat, perubahan, dan kegunaannya.
e. Memahami konsep gaya, usaha, energi, getaran, gelombang, optik,
listrik, magnet, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
f. Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya.29
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Benyamin Bloom, yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik.30 Sudah banyak para pendidik dan guru terbantu untuk
merumuskan tujuan-tujuan belajar yang akan dicapai dengan rumusan
yang mudah dipahami, yaitu dengan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom, yang lebih dikenal taksonomi Bloom. Berpijak pada
taksonomi Blom ini para praktisi pendidikan dapat merancang program-
program pembelajarannya. Secara ringkas, ketiga kawasan taksonomi
Bloom tersebut adalah sebagai berikut:
29 _____, Permendiknas 2006 Tentang SI Dan SKL, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm.76
30Nana Sudjana, loc.cit., hlm. 22
a. Domain kognitif, terdiri atas 6 tingkatan, yaitu:
1) Pengetahuan (mengingat, menghafal)
2) Pemahaman (menginterprestasikan)
3) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah)
4) Analisis (menjabarkan suatu konsep)
5) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu
konsep utuh)
6) Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb.)
b. Domain Psikomotorik, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
1) Peniruan (menirukan gerak)
2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
4) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan
benar)
5) Naturalisasi (melakukan gerakan secara wajar)
c. Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
1) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
2) Merespon (aktif berpartisipasi)
3) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
4) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang
dipercayainya)
5) Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola
hidupnya).31
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian media
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
“tengah, perantara, atau pengantar”.32 Maka media merupakan wahana
31C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2008),hlm. 75-76
32Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. 5,hlm. 3
penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media dapat digunakan
sebagai alat bantu dan sumber belajar. Media sebagai alat bantu dalam
belajar mengajar adalah media digunakan untuk membantu guru dalam
proses belajar mengajar. Media sebagai sumber belajar adalah media
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal
untuk belajar seseorang. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat
bantu dalam proses belajar mengajar, yang berupa alat bantu auditif
(suara), visual (penglihatan), dan audiovisual (suara dan penglihatan).
Sehingga dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.33
2. Media pembelajaran
Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televise, buku, Koran, majalah,
dan sebagainya. Gerlach dan Ely menyatakan “A medium, conceived is any
person, material or event that establish condition which enable the learner
to acquire knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlach secara umum
media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan ,dan sikap.34
3. Fungsi dan manfaat media pembelajaran
Memberikan pengamatan langsung kepada siswa bukan sesuatu
yang mudah, bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja
yang dapat menjadi kendala, akan tetapi memang ada sejumlah
pengamatan yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh
siswa. Contohnya seorang guru akan menjelaskan materi cahaya yang
mempelajari hukum pemantulan cahaya, maka tidak mungkin jalannya
satu sinar tersebut diamati secara langsung oleh siswa, karena siswa
33Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), hlm. 120-124
34Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 163
mengamati keseluruhan sinar. Maka peranan media pembelajaran sangat
diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan
film animasi, gambar, atau gambar animasi untuk memberikan informasi
yang lebih baik kepada siswa.
Menurut Wina Sanjaya Media pembelajaran mempunyai fungsi;
Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, memanipulasi
keadaan, peristiwa, atau objek tertentu, menambah gairah dan motivasi
belajar siswa. Dari fungsi tersebut maka media pembelajaran mempunyai
manfaat; media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
siswa, mengatasi batas ruang kelas, memungkinkan terjadinya interaksi
langsung antara peserta dengan lingkungan, menghasilkan keseragaman
pengamatan, menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat,
membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar
dengan baik, membangkitkan keinginan dan minat baru, mengontrol
kecepatan belajar siswa, memberikan pengalaman yang menyeluruh. 35
4. Macam-macam media36
a. Dilihat dari jenis media
a) Media auditif, media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja. Contohnya; radio, cassette recorder.
b) Media visual, media yang hanya mengandalkan indera penglihatan.
Contohnya; flim strip, slides, foto, gambar atau lukisan, film bisu,
film kartun.
c) Media audiovisual, media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Media audiovisual dibagi lagi ke dalam audiovisual diam
dan audiovisual bergerak.
b. Dilihat dari daya liput media
a) Media dengan daya liput luas dan serentak, dalam penggunaan
media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
35Ibid., hlm. 170-17236Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., hlm. 124-126
menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang
sama. Contohnya; radio dan televisi.
b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat,
dalam penggunaan media ini membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus
menggunakan tempat yang tertutup dan gelap
c) Media untuk pengajaran individual, dalam penggunaan media ini
hanya untuk seorang diri. Contohnya; pengajaran melalui
komputer.
c. Dilihat dari bahan pembuatan media
a) Media sederhana adalah media yang bahan dasarnya mudah
diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan
penggunaannya tidak sulit.
b) Media kompleks adalah media yang bahan dan alat pembuatannya
sulit diperoleh serta harganya mahal, sulit membuatnya, dan
penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
5. Media pembelajaran visual
Media pembelajaran visual adalah media yang digunakan dalam
perbuatan mempelajari yang mengandalkan indra penglihatan. Media
visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada
pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak
seperti film bisu, dan film kartun.
Media pembelajaran dapat dibuat dengan program komputer.
Beberapa media pembelajaran menggunakan program komputer untuk
mensimulasikan beberapa percobaan/kejadian dalam fisika, melalui layar
monitor komputer sehingga siswa lebih memahami konsep/materi yang
disampaikan.
Salah satu aplikasi media pembelajaran visual dapat diperoleh
dengan menggunakan program komputer, seperti; Microsoft Office (Word,
Power Point, Excel), Flash, Adobe Reader, dan masih banyak lagi. Setiap
program komputer mempunyai keuntungannya sendiri-sendiri. Peneliti
menggunakan media pembelajaran visual dengan menggunakan Flash.
Flash adalah program grafis animasi standar professional untuk membuat
halaman web yang interaktif.37 Peneliti menggunakan media pembelajaran
visual ini karena dengan menggunakan flash dapat membuat animasi
bergerak yang sesuai dengan kejadian sebenarnya, sehingga materi yang
diajarkan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Media pembelajaran ini
sangat bagus digunakan dalam mata pelajaran sains, karena mata pelajaran
sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Mata pelajaran IPA Terpadu yang
termasuk mata pelajaran sains diarahkan untuk ”mencari tahu” dan
”berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Sehingga peneliti
menggunakan media pembelajaran visual menggunakan Flash pada mata
pelajaran IPA Terpadu untuk menjelaskan materi pokok cahaya.
6. Fungsi dan kelebihan media pembelajaran visual
Menurut Levied an Lentz dalam Azhar Arsyad mengemukakan
empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu; fungsi
atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
a. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar/membaca teks yang bergambar.
c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar
37Wenty Dwi Yuniarti, Simulasi dan Pemodelan Fisika, (Semarang: Pendidikan FisikaJurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm. 1
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. 38
Dari keempat fungsi yang dikemukakan Levied an Lentz, maka
media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang
sangat penting dalam proses belajar. Kelebihan menggunakan media
pembelajaran visual antara lain; Media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan, menumbuhkan minat siswa,
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata,
media visual dapat meyakinkan terjadinya proses informasi.39
C. Pendekatan Reciprocal Teaching
1. Pengertian Pendekatan Reciprocal Teaching
Pendekatan Reciprocal Teaching (Pembelajaran terbalik) adalah
pendekatan kontruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan
atau pengajuan pertanyaan. Dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan
siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan
pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian
membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha
mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem
scaffolding.40 Scaffolding adalah pemberian bantuan kepada anak selama
tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya.41
38Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 16-1739Ibid., hlm. 8940Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep,
Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher), hlm. 9641Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup), Cet. 2, hlm. 39
Pengajaran terbalik dikembangkan untuk membantu guru
menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerja sama untuk
mengajarkan pemahaman bacaan-bacaan secara mandiri di kelas. Melalui
pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan
diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian
dan prediksi.42
2. Langkah-langkah Pendekatan Reciprocal Teaching
Pada pendekatan Reciprocal Teaching terdapat empat strategi dasar
yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu; perangkuman, pengajuan
pertanyaan, pengklarifikasi, dan prediksi. 43 Adapun penjelasan untuk
masing-masing strategi adalah sebagai berikut;
a. Perangkuman
Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk
dapat membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak
penting. Menentukan intisari dari teks bacaan tersebut.
b. Pengajuan pertanyaan
Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan
mengevalusi sejauh mana pemahaman pembaca terhadap bahan
bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses
metakognitif.
c. Klarifikasi
Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa
menganggap pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting
walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang
diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-
kata atau kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat
memaknai maksud dari suatu paragrap.
d. Prediksi
42Trianto, op.cit., hlm. 9643Ibid., hlm 97
Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan
yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi
yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam
mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas
gabungan informasi yang sudah dimilikinya.
Pada penerapan pendekatan reciprocal teaching mengacu pada
empat strategi dasar yang terlibat di dalam proses pembelajaran, maka
langkah pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching sebagai
berikut:
a. Pada awal penerapan pendekatan reciprocal teaching guru
memberitahukan akan memperkenalkan suatu pendekatan,
menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedurnya.
b. Guru mengawali dengan member contoh dengan cara membaca satu
paragraf suatu bacaan. Kemudian menjelaskan dan mengajarkan
bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan, yaitu;
1) Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan
dari apa yang telah dibaca.
2) Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari
wacana.
3) Memprediksi/meramalkan apa yang mungkin akan dibahas
selanjutnya.
4) Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Guru menunjuk seorang siswa untuk memimpin diskusi dalam
kelompok tersebut. Selanjutnya setiap siswa merasakan/melakukan
peran sebagai guru.
d. Guru menjelaskan kepada siswa mengapa, kapan, dan bagaimana
strategi tersebut digunakan.44
D. Materi Pokok Cahaya
44Ibid., hlm 97-98
1. Sifat Cahaya
Pada tingkat yang dapat diamati, cahaya menunjukkan dua perilaku
yang tampaknya berlawanan, yang digambarkan secara kasar melalui
model-model gelombang dan partikel.45 Sejak abad 17 orang percaya
bahwa cahaya merupakan arus korpuskel-korpuskel yang memancar
berupa garis lurus yang disebut sebagai sinar. Sinar dapat terus menembus
benda-benda bening dan dapat pula dipantulkan kembali.46 Selain itu
cahaya juga mempunyai sifat yang berkaitan dengan partikel, karena
energinya tidak disebarkan merata pada muka gelombang, melainkan
dilepaskan dalam bentuk buntelan-buntelan seperti partikel, sebuah
buntelan diskrit (kuantum) energi elektromagnet ini dikenal sebagai
sebuah foton.47
Oleh karena itu para ilmuan yang mempelajari hasil eksperimen-
eksperimen mereka, dapat menarik kesimpulan bahwa cahaya mempunyai
sifat dua-listik (kembar), yaitu teori korpuskel dan teori gelombang
cahaya.
2. Pemantulan dan pembiasan cahaya
Sinar yang direfleksikan atau direfraksikan terletak pada suatu
bidang datar yang dibentuk oleh sinar datang, garis normal, dan bidang
batas berada dititik datang. Untuk refleksi, sudut datang ( 1θ ) = sudut
pantul ( 2θ ). Sedangkan untuk refraksi yaitu:
Dengan: = sudut datang ( ),
= sudut bias ( ),
n21 = konstanta indeks bias relatif atau perbandingan
indeks bias dari medium 2 terhadap medium 1.
45Frederick J. Bueche, Eugene Hecht, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh, (Jakarta:Erlangga, 2006), hlm. 239
46Hedi Supramono, dkk., Common Text Book (Edisi Revisi) Físika Dasar II, (Malang:JICA-Universitas Negeri Malang (UM), 2003), hlm. 45-46
47Kenneth Krane, Fisika Modern, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI – Press), 1992),hlm. 77
Benda bening seperti cermin datar dapat memantulkan cahaya yang
jatuh pada cermin datar dengan mengikuti aturan hukum pemantulan.
Cermin datar membentuk bayangan yang tegak, dengan ukuran yang sama
dengan bendanya, dan bayangannya berada dalam jarak yang sama dari
permukaan pantul dengan jarak benda dipermukaan cermin. Bayangan
tersebut maya, yaitu bayangan yang tidak akan muncul pada layar yang
diletakkan pada posisi bayangan karena cahaya tidak memusat di sana.
Cermin datar
garis normal
A A’
Gambar 2.1. Pemantulan cahaya pada cermin datar
Benda nyata A berada di depan permukaan pantul. Bayangan A’
yang terbentuk bersifat maya, sama besar, dan tegak. Posisi bayangan
berada di belakang cermin. Besarnya jarak benda (s0) = jarak bayangan
(si), tetapi keduanya mempunyai tanda yang berbeda karena saling
berseberangan. Perbesaran bayangan pada cermin datar dapat
dituliskan:
Dengan: M = perbesaran bayangan (kali) = tinggi bayangan
(cm)
h = tinggi benda (cm)
a. Pemantulan cahaya pada permukaan sferis (lengkung)
s0 si
Pada pemantulan cahaya yang dilakukan oleh permukaan sferis
(lengkung), hukum pemantulan memegang peranan penting dalam
pembentukan bayangan. Bayangan yang terbentuk mempunyai sifat-
sifat yang berbeda tergantung dimana posisi bendanya berada. Maka
kita perlu mengetahui sinar-sinar istimewa.
a) Sinar-sinar istimewa pada permukaan sferis cekung:
- Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan menuju titik
fokus (F).
Gambar 2.2a. Sinar istimewa pada cermin cekung
Keterangan gambar:
P = Pusat kelengkungan cermin
F = Fokus cermin
O = Vertex
- Sinar datang menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu
utama.
Gambar 2.2b. Sinar istimewa pada cermin cekung
- Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (P) akan
dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan (P).
Gambar 2.2c. Sinar istimewa pada cermin cekung
b) Sinar-sinar istimewa pada permukaan sferis cembung:
- Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah
datangnya dari titik fokus (F).
Gambar 2.3a. Sinar istimewa pada cermin cekung
- Sinar datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar
sumbu utama.
Gambar 2.3b. Sinar istimewa pada cermin cekung
- Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (P) akan
dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan (P).
Gambar 2.3c. Sinar istimewa pada cermin cekung
c) Titik fokus
Titik fokus adalah sebuah titik yang sedemikian letaknya
sehingga sinar-sinar yang datang dari jauh tak terhingga akan
dipantulkan ke titik tersebut jika permukaan pantulnya sferis
cekung.
III II I IV Sumbu utama P F O
Gambar 2.4. Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cekungDari gambar di atas, maka bayangan yang terbentuk oleh
cermin cekung bersifat: nyata atau maya, tegak atau terbalik, dan
diperbesar atau diperkecil tergantung sama letak benda terhadap
permukaan pantul. Pembagian ruang pada cermin cekung meliputi
ruang I (antara O-F), ruang II (antara F-P), ruang III (antara P-tak
terhingga), dan ruang IV (ruang dibelakang cermin).
Apabila permukaan pantulnya sferis cembung maka sinar-
sinar yang datang dari jauh tak terhingga seolah-olah datangnya
dari titik tersebut.
P F O Sumbu utama III II I IV
Gambar 2.5. Pembentukan titik fokus (F) pada cermin cembung
Dari pelukisan jalannya sinar, tampak satu hal penting bila
diperhatikan, yaitu bahwa bayangan akan selalu maya, apabila
bendanya terletak di depan permukaan pantul dari cermin
cembung. Hal ini terjadi karena perpotongan sinar-sinar pantulnya
akan bertemu di depan cermin. Pembagian ruang pada cermin
cembung meliputi ruang I (antara O-F), ruang II (antara F-P),
ruang III (antara P-tak terhingga), dan ruang IV (ruang di depan
cermin).
d) Hubungan jarak benda (so), jarak bayangan (si), jarak fokus (f)
Hubungan antara ketiga besaran so (jarak benda), si (jarak
bayangan), f (jarak fokus) ditunjukkan oleh Gauss melalui
persamaan:
Perbesaran bayangan yang terbentuk dapat dihubungkan
dengan persamaan:
Dengan: M = perbesaran bayangan (kali)
h = tinggi bayangan (cm)
h = tinggi benda (cm)
b. Pembiasan cahaya
Seberkas cahaya yang datang pada permukaan bening tembus
cahaya kemungkinan yang terjadi adalah cahaya tersebut akan
diteruskan atau dibelokkan. Peristiwa ini dinamakan pembiasan.
n (udara)
Gambar 2.6. Pembiasan cahaya
Menurut hukum Snellius cara sebuah sinar membias pada
permukaan batas antara medium-medium dengan indeks bias n dan
ditentukan oleh persamaan:
Dengan: n = indeks bias udara;
= indeks bias medium;
= sudut bias ( );
= sudut datang ( ).
a) Lensa tipis
Ada dua jenis lensa tipis, yaitu: lensa cekung dan lensa
cembung. Lensa cekung merupakan lensa divergen atau
menyebarkan sinar, atau lensa negatif, yang bagian tengah lensa
lebih tipis daripada bagian tepinya. Lensa cembung merupakan
n’ (kaca)
lensa konvergen atau mengumpulkan sinar, atau lensa positif, yang
bagian tengah lensa lebih tebal daripada bagian tepi lensa tersebut.
Hubungan benda dan bayangan untuk lensa tipis yang
memusat dan menyebar berlaku persamaan:
Dengan: s0 = jarak benda dari lensa (cm)
si = jarak bayangan dari lensa (cm)
f = panjang fokus lensa (cm)
Pada lensa tipis terdapat dua permukaan sferis dengan jari-
jari R1 dan R2, maka bayangan akhir yang terbentuk adalah
bayangan yang dibentuk oleh permukaan kedua dengan bendanya
adalah bayangan dari permukaan pertama. Maka berlaku
persamaan pembuat lensa, yaitu:
Dengan: f = fokus lensa (cm) n = indeks bias
R1 = jari-jari lensa 1(cm) R2 = jari-jari lensa 2(cm)
3. Alat – alat optik
a. Mata
Gambar 2.7. Bagian-bagian mata
Keterangan gambar:
1. Retina 4. Lensa Mata 7. Penggerak bola mata
2. Kornea 5. Aqueous humor 8. Vitreous humor
3. Pupil 6. Iris 9. Saraf Mata
9
23456
7
8
1
Mata merupakan salah satu alat optik yang efektif luar biasa.
Mata menggunakan lensa dengan fokus bervariasi untuk membentuk
bayangan pada retina di bagian belakang mata. Batas dari jarak
jangkauan penglihatan disebut sebagai titik jauh dan titik dekat
penglihatan. Titik jauh mata normal berada di jauh tak terhingga, titik
dekat mata normal berada 25 cm di depan mata. Sifat bayangan yang
dibentuk oleh mata yaitu: nyata, terbalik, diperkecil. Karena kekuasaan
Yang Maha Pencipta memberi manusia otak, maka bayangan benda
yang terlihat sama seperti bentuk aslinya. Berikut gambar
pembentukan bayangan pada retina mata.
Gambar 2.8. Pembentukan bayangan pada mata
Keterangan gambar:
F = Fokus mata.
2F = Dua kali fokus mata.
b. Lup
Lup merupakan lensa konvergen atau lensa positif yang
digunakan untuk meperjelas benda-benda yang kecil. Sebuah benda
yang terletak di antara titik dekat mata dan titik jauh mata normal,
bayangannya akan terpusat pada retina mata. Untuk titik dekat (Pn)
nilainya 25 cm. Perbesaran (M) yang dihasilkan dengan pengamatan
berakomodasi maksimum adalah:
Sedangkan dengan pengamatan santai atau tanpa berakomodasi adalah:
Bayangan yangDitangkap retina
Benda
Lensa Cembung yangdiibaratkan lensa mata
Dengan: M = Perbesaran bayangan (kali)
Pn = titik dekat mata (cm)
f = fokus (cm)
Berikut gambar pembentukan bayangan pada Lup.
Gambar 2.9a. Pembentukan bayangan pada Lup dengan mata
berakomodasi maksimum.
2.9b. Pembentukan bayangan pada Lup dengan mata tidak
berakomodasi.
Keterangan gambar:
Maya, artinya tidak terbentuk bayangan.
F = Fokus Lup.
2F = Dua kali fokus Lup.
c. Mikroskop
Gambar 2.10. Pembentukan bayangan pada mikroskop
Keterangan gambar:
Fob = Fokus lensa objektif 2Fob = Dua kali fokus objektif
Bayangan Maya
a b
2Fob Fob
Fob Fok
Bayangan lensaobjektif
lensa objektiflensa okuler Mata pengamat
Benda
Bayanganakhir
Fok 2Fok
Fok = Fokus okuler 2Fok = Dua kali fokus okuler
Mikroskop adalah sebuah alat optik yang digunakan untuk
mengamati benda-benda yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua
lensa tipis konvergen yang mempunyai jarak fokus berbeda. Lensa
yang berjarak fokus pendek dinamakan lensa objektif, dan lensa yang
berfokus panjang dinamakan lensa okuler. Benda yang diamati
diletakkan di depan lensa objektif terletak antara fokus lensa dengan
pusat kelengkungan lensa, sehingga terbentuk bayangan nyata
diperbesar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap
benda oleh lensa okuler. Bayangan yang dibentuk lensa objektif yang
terbentuk harus terletak di antara fokus okuler dengan lensa okuler,
agar terbentuk bayangan maya diperbesar.
d. Teropong bintang
Untuk mengamati benda yang terletak di jauh tak terhingga
diperlukan alat optik dinamakan teropong bintang atau teleskop. Lensa
yang berjarak fokus pendek berfungsi sebagai lensa okuler dan yang
berfokus panjang dinamakan lensa objektif. Untuk mengamati benda
yang jauh di tak terhingga mata pengamat berada di belakang lensa
okuler. Sinar datang dari benda yang jauh di depan lensa objektif, dan
terbentuk bayangan pada titik fokus objektif. Bayangan yang dibentuk
oleh lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Bayangan yang
dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak di antara fokus
okuler dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya diperbesar.
Seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.11. Pembentukan bayangan pada teropong
E. Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching Berbasis Media
Pembelajaran Visual
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan reciprocal
teaching berbasis media pembelajaran visual sebagai berikut:
1. Pada awal penerapan pendekatan reciprocal teaching guru
memberitahukan akan memperkenalkan suatu pendekatan, menjelaskan
tujuan, manfaat, dan prosedur pendekatan reciprocal teaching.
a. Tujuan pendekatan reciprocal teaching yaitu untuk mengatasi
kelemahan membaca siswa.
b. Manfaat pendekatan reciprocal teaching mengajarkan siswa
keterampilan-keterampilan kognitif dengan menciptakan pengalaman
belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan membantu siswa
mengembangkan keterampilan tersebut.
c. Prosedur pendekatan reciprocal teaching Siswa diharuskan dapat
memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan, membuat
rangkuman, memprediksi, dan mencatat hal-hal yang kurang jelas.
2. Guru memulai dengan membuka bagian awal media pembelajaran visual
(animasi dengan program flash).
3. Guru mengawali dengan memberi contoh dengan cara membaca satu
paragraf pada media pembelajaran visual. Kemudian menjelaskan dan
Fob 2Fob
Fok Fob
Bayangan lensaokuler
lensa objektiflensa okuler
Mata pengamat
Benda
Bayanganakhir
2Fok Fok
mengajarkan kepada siswa bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, yaitu;
a. Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari
apa yang telah dibaca.
b. Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari
wacana.
c. Memprediksi/meramalkan apa yang mungkin akan dibahas
selanjutnya.
d. Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas.
4. Guru membentuk 6 kelompok dan menunjuk seorang siswa untuk
memimpin diskusi dalam kelompok tersebut.
5. Guru menampilkan setiap slide pada media pembelajaran visual yang telah
disiapkan.
6. Setiap slide yang dimunculkan, siswa mendiskusikan dalam kelompoknya.
Setiap kelompok diharuskan dapat memikirkan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat diajukan, membuat rangkuman, memprediksi, dan mencatat
hal-hal yang kurang jelas.
7. Setelah satu sub bahasan pada slide habis dimunculkan, siswa yang
menjadi pemimpin diskusi melakukan peran menjadi seorang guru di
depan kelas. Sedangkan Guru yang sebenarnya mengisi kekosongan
kelompok dengan menjadi anggota kelompok.
8. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai dengan animasi
yang dimunculkan. Guru bertindak seperti anggota kelompok sebagai
mediator, motivator, memberi dukungan, umpan-balik, serta semangat
bagi siswa yang menjadi guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain
untuk berperan serta dalam dialog dengan menggunakan sistem
scaffolding (pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal
perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang
semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya).
9. Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran kepada
siswa dalam kelompok untuk memotivasi, memberi dukungan, membantu
dengan kata-kata dan memberi semangat anggotanya yang menjadi
seorang guru di depan kelas.
10. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan apa yang
telah dipelajari pada pertemuan ini. Dan guru memerintahkan siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya.
Pada penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching berbasis
media pembelajaran visual siswa diharuskan dapat melakukan empat strategi
dasar yang meliputi perangkuman, pengajuan pertanyaan, klarifikasi, dan
prediksi mengacu pada media pembelajaran berbasis visual yang ditampilkan.
Pada pertemuan selanjutnya bantuan yang diberikan Guru sebagai anggota
kelompok lebih berkurang.
F. Penelitian Yang Relevan
1. Skripsi ”Penerapan Pendekatan Moderat (Modification of Reciprocal
Teaching) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Pada Siswa
SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2008/
2009” oleh Yulia Dwi Proborini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
konsep fisika pada siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas
Tahun 2008/ 2009. Penelitian yang dilakukan menggunakan penerapan
pendekatan Modification of Reciprocal Teaching. Penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari III siklus. Di dalam skripsi tersebut dapat dilihat hasil
penelitian menunjukkan pemahaman konsep siswa pada siklus 1 sebesar
53, 85; pada siklus II sebesar 69, 233; dan siklus III sebesar 72, 82.
Persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I sampai siklus III, yaitu
pada siklus 1 sebesar 20,51 %, siklus II sebesar 58, 97%, dan siklus III
sebesar 87,18 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Penerapan Pendekatan Modification Of Reciprocal Teaching Dapat
Meningkatkan Pemahaman Konsep Secara Signifikan Pada Pokok Materi
Alat – Alat Optik Siswa Kelas VIII SMP N 1 Sumpiuh Tahun Pelajaran
2008/ 2009.48
2. Skripsi ”Simulasi Alat Optik Pada Penglihatan Manusia Berbantuan
Macromedia Flash Proffesional 8 Sebagai Media Pembelajaran” oleh
Purwo Jati Utoro.
Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui
kelayakan program multimedia interaktif sebagai media pembelajaran
fisika pada pokok bahasan Alat Optik pada penglihatan manusia.
Diperoleh ketercapaian indikator program hasil checklist yang diisi oleh
peneliti adalah sebesar 83%, dan hasil angket yang diisi oleh responden
adalah sebesar 76%, maka program multimedia interaktif ini layak
digunakan sebagai media pembelajaran fisika pada pokok bahasan Alat
Optik pada penglihatan manusia.49
G. Kerangka Berpikir
Siswa di MTs/SMP dan sederajat, khususnya mata pelajaran IPA
sangat banyak teori yang harus dipelajari. Siswa harus mau untuk membaca
dan menghafal materi yang dipelajari. Reciprocal teaching (pengajaran
terbalik) dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-dialog
belajar yang bersifat kerja sama untuk mengajarkan pemahaman bacaan-
bacaan secara mandiri di kelas. Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan
empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman,
pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian dan prediksi. Media pembelajaran
visual digunakan sebagai alat untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara
mandiri bersifat kerja sama untuk melakukan perangkuman, pengajuan
pertanyaan, pengklarifikasian dan prediksi. Pembelajaran dengan
48 Yulia Dwi Proborini, ” Penerapan Pendekatan Moderat untuk MeningkatkanPemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas TahunPelajaran 2008/ 2009”, Skripsi Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang,2009
49 Purwo Jati Utoro, ”Simulasi Alat Optik Pada Penglihatan Manusia BerbantuanMacromedia Flash Proffesional 8 Sebagai Media Pembelajaran”, Skripsi Jurusan Fisika, FakultasMIPA Universitas Negeri Semarang, 2008
menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching bertujuan untuk mengatasi
kelemahan membaca siswa. Sehingga penerapan pendekatan reciprocal
teaching berbasis media pembelajaran visual dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada latar belakang dan kerangka berfikir maka
dirumuskan Hipotesis tindakan sebagai berikut: ”Terdapat peningkatan hasil
belajar materi pokok cahaya pada siswa kelas VIII-A MTs N Jeketro Tahun
Ajaran 2009/2010 setelah diterapkan pendekatan reciprocal teaching berbasis
media pembelajaran visual”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, waktu yang digunakan penulis untuk mulai
mengadakan penelitian sampai menyelesaikannya adalah selama 14 hari,
mulai tanggal 17 Mei 2010 s.d. 31 Mei 2010. Adapun yang digunakan sebagai
tempat penelitian adalah MTs Negeri Jeketro Kab. Grobogan.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A MTs Negeri Jeketro
tahun pelajaran 2009/2010, dengan jumlah 31 siswa yang terdiri dari 7 siswa
putra dan 24 siswa putri.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penjelasan mengenai Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Dalam bahasa Inggris istilah penelitian tindakan kelas adalah
Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi
yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan di kelas. 50 Dari namanya ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan sebagai berikut;
a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
50Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitan Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),Cet. 6, hlm. 2
b. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk
rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut
segera dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi
dalam sebuah kelas.51
2. Model Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa orang ahli yang menekuni penelitian tindakan ini,
pendapat tentang model penelitian tindakan antara lain Kurt Lewin,
Kemmis, Henry, Mc Taggart, John Elliot, dan Hopkins. Ahli yang pertama
kali menciptakan model penelitian tindakan adalah Kurt Lewin. Pada
Model siklus Kurt Lewin meliputi Perencanaan, Tindakan, Pengamatan,
dan Refleksi. Kajian skripsi ini dirancang sebagai penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan model siklus Kemmis dan Mc Targat. Penelitian
tindakan kelas model siklus Kemmis dan Mc Taggart merupakan hasil
pengembangan dari model siklus Kurt Lewin. Pada model siklus Kemmis
dan Mc Taggart diawali dengan perencanaan, selanjutnya model siklus
Kemmis dan Mc Targat memandang komponen sebagai langkah dalam
siklus, sehingga antara tindakan (acting) dan pengamatan (observing)
sebagai satu kesatuan. Hasil dari tindakan dan pengamatan dijadikan dasar
untuk mencermati apa yang sudah terjadi (reflecting).52 Pada model
Kemmis dan Mc Taggart antara setiap langkah dalam siklus tersebut saling
terkait.53
51Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), hlm. 91
52Ibid., hlm. 91 – 9253Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hlm. 214
Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas rangkaian empat
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama
yang ada pada tiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut.54
Gambar 3.1. Siklus Berulang dalam PTK
3. Tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Suhardjono di dalam buku Penelitian Tindakan Kelas
tujuan PTK antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
54Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitan Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010),Cet. 9, hlm. 74.
PerencanaanTindakan II
PelaksanaanTindakan II
PelaksanaanTindakan I
PerencanaanTindakan I
Dilanjutkanke siklusberikutnya
Siklus I
Siklus II
Permasalahanbaru hasilrefleksi
Apabilapermasalahanbelumterselesaikan
Permasalahan
Refleksi I Pengamatan/Pengumpulan Data I
Refleksi II Pengamatan/Pengumpulan Data II
b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
c. Meningkatkan sikap profesional pendidikan dan tenaga kependidikan.
d. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah
sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).55
Menurut Supardi di dalam buku Penelitian Tindakan Kelas banyak
manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas.
Manfaat itu antara lain dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen
pendidikan dan/atau pembelajaran dikelas, antara lain mencakup: inovasi
pembelajaran; pengembangan kurikulum di tingkat regional/nasional;
peningkatan profesionalisme pendidikan.56
4. Prinsip penelitian tindakan kelas
Agar diperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang
penelitian tindakan kelas perlu kiranya peneliti memahami prinsip
penelitian tindakan. Prinsip penelitian yang dimaksud adalah:57
a. Kegiatan nyata dalam situasi rutin. Penelitian tindakan dilakukan oleh
peneliti tanpa mengubah situasi rutin, karena penelitian tindakan kelas
tidak memerlukan waktu yang khusus dan tidak mengubah jadwal
yang ada, sehingga tidak merepotkan pihak pengelola sekolah.
b. Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja. Penelitian tindakan
didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka hal-
hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
c. SWOT sebagai dasar berpijak. SWOT terdiri atas unsur-unsur S-
Strenght (kekuatan), W-Weaknesses (kelemahan), O-Opportunity
(kesempatan), T-Threat (ancaman). Dengan berpijak pada hal tersebut
penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada kesejalanan
antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa.
55Suharsimi Arikunto, dkk, Ibid., hlm. 6156Ibid., hlm. 107 – 10857Ibid., hlm. 6 – 8
d. Upaya empiris dan sistemik. Upaya ini merupakan penerapan dari
prinsip ketiga.
e. Ikuti prinsip SMART dalam perencanaan. SMART dalam proses
perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna.
Adapun makna masing-masing huruf adalah sebagai berikut; S-
Spesific (khusus, tidak terlalu umum), M-Managable (dapat dikelola,
dilaksanakan), A-Aceptable (dapat diterima lingkungan) atau
Achivable (dapat dicapai, dijangkau), R-Realistic (operasional, tidak di
luar jangkauan), dan T-Time-bound (dilihat oleh waktu, terencana).
5. Langkah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti berkolaborasi
dengan guru mata pelajaran fisika, guru mata pelajaran sebagai pihak yang
melakukan tindakan, dan peneliti yang melakukan pengamatan
berlangsungnya proses tindakan. Adapun proses pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini:
a) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai
dengan program tahunan, program semester, serta silabus
dengan menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching.
b) Menyusun media pembelajaran visual dengan program animasi
macromedia flash.
c) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian
dan lembar observasi.
d) Mempersiapkan peralatan multimedia yang digunakan,
meliputi: OHP, LCD dan notebook.
2) Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan membuka
pelajaran, kemudian memberikan apersepsi tentang materi
pokok cahaya.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
kegiatan pembelajaran.
c) Guru memberikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching
berbasis media pembelajaran visual. Yang meliputi:
1. Guru menyiapkan media pembelajaran visual berupa
animasi flash.
2. Guru memberikan petunjuk-petunjuk yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
3. Guru membentuk kelompok belajar, memilih ketua
kelompok dan mengatur tempat duduk siswa agar setiap
anggota kelompok dapat saling bertatap muka dan melihat
media pembelajaran yang digunakan.
4. Guru mengawali dengan menjelaskan materi Perambatan
Cahaya dan Pemantulan Cahaya yang terdapat pada media
pembelajaran visual yang dimunculkan pertama kali,
sambil menjelaskan petunjuk-petunjuk yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media
pembelajaran visual, yang meliputi rangkuman, pengajuan
pertanyaan, klarifikasi, dan prediksi.
5. Setelah guru selesai menjelaskan, giliran siswa diminta
mengikuti setiap materi yang disajikan dengan
menggunakan media pembelajaran visual dengan animasi
flash.
6. Siswa berdiskusi untuk merangkum, mengajukan
pertanyaan, mengklarifikasi apa yang telah dipelajari
dengan media pembelajaran visual.
7. Siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi yang belum
di jalankan/masih diam.
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang materi pada media
pembelajaran visual yang kurang jelas.
9. Guru meminta salah seorang siswa dari perwakilan salah
satu kelompok yang akan berperan sebagai seorang guru di
depan kelas dan bertindak sebagai layaknya seorang guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari. Sedangkan
Guru yang sebenarnya mengisi kekosongan kelompok
dengan menjadi anggota kelompok.
10. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai
dengan animasi yang dimunculkan. Guru bertindak seperti
anggota kelompok sebagai mediator, motivator, memberi
dukungan, umpan-balik, serta semangat bagi siswa yang
menjadi guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain
untuk berperan serta dalam dialog.
11. Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung jawab
pengajaran kepada siswa dalam kelompok untuk
memotivasi, memberi dukungan, membantu dengan kata-
kata dan memberi semangat anggotanya yang menjadi
seorang guru di depan kelas.
d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
3) Pengamatan
Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati jalannya
kegiatan pembelajaran di kelas yang sedang berlangsung. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penerapan pendekatan
reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual, yang
meliputi pengamatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4) Refleksi
Data yang diperoleh dari pelaksanaan dan pengamatan
dikumpulkan dan dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan tentang
berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media
pembelajaran visual. Kekurangan, kelebihan, dan hasil yang
diperoleh pada siklus 1 ini dijadikan acuan untuk melakukan siklus
II.
b. Siklus II
1) Perencanaan
a) Penyempurnaan pelaksanaan siklus I.
b) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai
dengan program tahunan, program semester, serta silabus
dengan menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching.
c) Menyusun media pembelajaran visual dengan program animasi
macromedia flash.
d) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian
dan lembar observasi.
e) Mempersiapkan peralatan multimedia yang digunakan,
meliputi: OHP, LCD dan notebook.
2) Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan membuka
pelajaran, kemudian memberikan apersepsi tentang materi
pokok cahaya.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
kegiatan pembelajaran.
c) Guru memberikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching
berbasis media pembelajaran visual. Yang meliputi:
1. Guru menyiapkan media pembelajaran visual berupa
animasi flash.
2. Guru membentuk kelompok belajar, memilih ketua
kelompok dan mengatur tempat duduk siswa agar setiap
anggota kelompok dapat saling bertatap muka dan melihat
media pembelajaran yang digunakan.
3. Setelah guru selesai menyiapkan media pembelajaran visual
dengan animasi flash. Siswa berdiskusi untuk merangkum,
mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi apa yang telah
dipelajari dengan media pembelajaran visual.
4. Siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi yang belum
di jalankan/masih diam.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang materi pada media
pembelajaran visual yang kurang jelas.
6. Guru meminta salah seorang siswa dari perwakilan salah
satu kelompok yang akan berperan sebagai seorang guru di
depan kelas dan bertindak sebagai layaknya seorang guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari. Guru tidak
lagi menjadi anggota kelompok.
7. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai
dengan animasi yang dimunculkan.
8. Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran kepada
siswa dalam kelompok untuk memotivasi, memberi
dukungan, membantu dengan kata-kata dan memberi
semangat anggotanya yang menjadi seorang guru di depan
kelas.
d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
3) Pengamatan
Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati jalannya
kegiatan pembelajaran di kelas yang sedang berlangsung. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penerapan pendekatan
reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual, yang
meliputi pengamatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4) Refleksi
Data yang diperoleh dari pelaksanaan dan pengamatan
dikumpulkan dan dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan tentang
berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media
pembelajaran visual. Kekurangan, kelebihan, dan hasil yang
diperoleh pada siklus II ini dijadikan acuan untuk melakukan siklus
III.
c. Siklus III
1) Perencanaan
a) Penyempurnaan pelaksanaan siklus II
b) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai
dengan program tahunan, program semester, serta silabus
dengan menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching.
c) Menyusun media pembelajaran visual dengan program animasi
macromedia flash.
d) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar penilaian
dan lembar observasi.
e) Mempersiapkan peralatan multimedia yang digunakan,
meliputi: OHP, LCD dan notebook.
2) Tindakan
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Langkah-
langkah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan membuka
pelajaran, kemudian memberikan apersepsi tentang materi
pokok cahaya.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
kegiatan pembelajaran.
c) Guru memberikan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching
berbasis media pembelajaran visual. Yang meliputi:
1. Guru menyiapkan media pembelajaran visual berupa
animasi flash.
2. Guru membentuk kelompok belajar, memilih ketua
kelompok dan mengatur tempat duduk siswa agar setiap
anggota kelompok dapat saling bertatap muka dan melihat
media pembelajaran yang digunakan.
3. Setelah guru selesai menyiapkan media pembelajaran visual
dengan animasi flash. Siswa berdiskusi untuk merangkum,
mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi apa yang telah
dipelajari dengan media pembelajaran visual.
4. Siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi yang belum
di jalankan/masih diam.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang materi pada media
pembelajaran visual yang kurang jelas.
6. Guru meminta salah seorang siswa dari perwakilan salah
satu kelompok yang akan berperan sebagai seorang guru di
depan kelas dan bertindak sebagai layaknya seorang guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari. Guru tidak
lagi menjadi anggota kelompok.
7. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan materi sesuai
dengan animasi yang dimunculkan.
8. Guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran kepada
siswa dalam kelompok untuk memotivasi, memberi
dukungan, membantu dengan kata-kata dan memberi
semangat anggotanya yang menjadi seorang guru di depan
kelas.
d) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
3) Pengamatan
Pada tahap pengamatan, peneliti mengamati jalannya
kegiatan pembelajaran di kelas yang sedang berlangsung. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penerapan pendekatan
reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual, yang
meliputi pengamatan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4) Refleksi
Data yang diperoleh dari pelaksanaan dan pengamatan
dikumpulkan dan dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan tentang
berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media
pembelajaran visual.
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini ada tiga cara
yaitu:
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah barang-barang yang tertulis.58 Dokumentasi ini
dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik serta nilai peserta
didik. Berikut daftar nama peserta didik.
Tabel 3.1. Daftar Nama Peserta Didik
No Nama Jenis Kelamin1 Abdul Aziz L2 Ahmad Nafii Iksan L3 Aivi Luthfiani P4 Anamah Fudlah P5 Aris Kurniawan L6 Astuti Wulandari P7 Devita Oktaviana Dewi P8 Dian Febriani P9 Dwi Puji Prasetyo N. P
10 Farakhindana P11 Ida Fatkhurrohmah P12 Ismi Saumi Wulandari P13 Khoirotun Nisa P14 Lia Umami P15 Lilik Nurcholida P16 Lulu Intan Faiqoh P17 M. Ali Gufron L18 Millati Azka P19 Muhammad Hisyam Ali L20 Muslikah Ida Mugi R P21 Nelly Murodah P22 Nur Azizah P23 Nur Zakki Fuat L24 Risha Fillah Agustina P25 Siti Ului Zahroh P26 Siti Nurmalisa P27 Qodriyanah P28 Siti Sinta Lestari P29 Wahid Romdhoni L30 Widyawati P31 Wilda Roziatun Niah P
58Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), hlm. 158.
Standar kompetensi dalam penelitian ini yaitu memahami konsep
dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi
sehari-hari. Kompetensi dasar dalam penelitian ini yaitu menyelidiki sifat-
sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa,
serta mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.59 Di
dalam penelitian ini memiliki kecenderungan untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada materi pokok cahaya. Karena hal tersebut digunakan
untuk mengukur besarnya kemampuan subjek, maka pengumpulan data
yang digunakan berupa tes. Tes yang digunakan tes prestasi (achievement
test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu.60 Tes prestasi yang digunakan adalah tes
buatan guru. Tes buatan guru yang dibuat berupa multiple choice test (tes
pilihan ganda) dan tes essay. Tes multiple choice test digunakan untuk
mengukur kemampuan kognitif peserta didik dalam belajar fisika,
sedangkan tes essay digunakan untuk nilai tugas dan mengukur
kemampuan psikomotorik peserta didik, khususnya pada materi pokok
Cahaya.
c. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan
jalan pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan.
Lembar pengamatan ini digunakan untuk pengambilan data siswa yang
berkaitan dengan aspek afektif dan psikomotorik selama proses kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan reciprocal teaching berbasis media
pembelajaran visual.
59Ibid., hlm. 150.60Ibid., hlm. 151
E. Metode Analisis Data
1. Analisis hasil belajar
Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa data kuantitatif,
maka di dalam analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan cara
membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar
siswa setelah tindakan. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, digunakan
daftar nilai kognitif yang diperoleh dari tes prestasi yang berupa multiple
choice test (tes pilihan ganda) yang diperoleh pada setiap siklus. Untuk
mengetahui hasil psikomotorik siswa digunakan tes essay, daftar nilai
psikomotorik yang diperoleh dari tes essay pada setiap siklus. Selanjutnya
tes essay dinilai dengan rating method. Yaitu dinilai dengan menimbang-
nimbang kualitasnya dalam hubungannya dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jawaban-jawaban pada soal tes essay dibagi ke
dalam 5 tingkat yang selanjutnya diberi nilai 0, 1, 2, 3, 4, 5.61 Selanjutnya
dianalisis secara deskriptif dengan menghitung percentages correction
(hasil yang dicapai setiap siswa dihitung dari persentase jawaban yang
benar) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
100×=NRS
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (yang dicari).
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar.
N = Skor maksimum dari tes tersebut.62
Untuk menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum
tindakan dengan hasil belajar setelah tindakan, dihitung dengan
menggunakan rumus:
NX
X ∑=
61Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 15, hlm. 64
62Ibid., hlm. 112
Keterangan:
X = Nilai rerata.
∑ X = Jumlah semua skor.
N = Banyaknya siswa.63
Untuk mencari persentase nilai rata-rata menggunakan persamaan:
X % = X × 100%.
Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik
dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai
kompetensi, atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh
tujuan pembelajaran, sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah
peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai nilai minimal
65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas
tersebut.64
2. Analisis data hasil observasi
Data hasil observasi meliputi penilaian afektif yang dihitung
dengan menggunakan rumus:
100×=∑∑
maksimalskorperolehanskor
Nilai
3. Indikator keberhasilan
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan maka
penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika:
a. Nilai rata-rata kelas di atas 65
b. Ketuntasan klasikal kelas di atas 85%.
63Suharsimi Arikunto, Op Cit., hlm. 26464E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), Cet. 5, hlm. 254
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Awal
Pada hasil observasi awal diperoleh masalah yang terjadi dalam
pembelajaran fisika yaitu siswa siswa kurang menguasai materi pokok cahaya.
Hal ini karena, waktu yang diperlukan untuk materi cahaya sangat panjang,
maka siswa kesulitan mengingat-ingat materi pelajaran yang diajarkan oleh
guru dengan menggunakan metode konvensional. Kondisi didukung oleh hasil
nilai tes ulangan siswa pada materi sebelum penelitian. Adapun hasil analisis
nilai tes yang dialami siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Hasil Nilai Awal Siswa
Hasil belajar kognitif siswa Nilai Awal
Jumlah siswa tuntas belajar
Jumlah siswa tidak tuntas belajar
Rata-rata nilai siswa
Persentase ketuntasan
21
10
63,55
67,74 %
Berdasarkan hasil ulangan pada materi pokok bunyi sebelum dilakukan
penelitian, ternyata hasil belajar siswa belum memenuhi harapan. Hal ini dapat
diketahui dari nilai rata-rata ulangan harian siswa 63,55 dengan ketuntasan
67,74%. Berdasarkan kondisi awal tersebut, maka dilakukan penelitian
tindakan kelas untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa
pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro dengan
penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran
visual.
B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII A MTs Negeri
Jeketro Kab. Grobogan tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dirancang
dalam 3 siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Hasil Pra Siklus
Berdasarkan hasil ulangan pada materi pokok bunyi sebelum
dilakukan penelitian, ternyata hasil belajar siswa belum memenuhi
harapan. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata ulangan harian siswa
63,55 dengan ketuntasan 67,74%. Hasil belajar siswa belum memenuhi
indikator nilai rata-rata kelas belum di atas 65 dan ketuntasan kelas belum
di atas 85%. Berdasarkan kondisi awal tersebut, maka dilakukan penelitian
tindakan kelas untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar
siswa pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro
dengan penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media
pembelajaran visual.
2. Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I pada hari Senin,
tanggal 17 Mei 2010, jam 11.00 – 13.30. dengan materi Sifat Cahaya dan
Pemantulan Cahaya. Pada siklus I dilakukan tes hasil belajar siklus I,
penilaian sikap/afektif siswa, dan penilaian aktifitas/psikomotorik siswa,
selama proses pembelajaran dengan pendekatan Reciprocal teaching
berbasis media pembelajaran visual. Dari pengamatan siklus I diperoleh
hasil sebagai berikut:
a. Pengamatan terhadap tes hasil belajar siswa
Data pengamatan aspek kognitif siswa diambil dari tes evaluasi
siswa pada akhir pembelajaran siklus I dan nilai tugas pada saat
pembelajaran berlangsung. Dari tes yang telah dilakukan diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2. Hasil analisis nilai kognitif siswa siklus I
Hasil belajar kognitif siswa Temuan Awal Siklus I
Jumlah siswa tuntas belajar 21 22
Jumlah siswa tidak tuntas belajar 10 9
Rata-rata nilai siswa 63,55 69,35
Persentase ketuntasan 67,74 % 70,97 %
b. Pengamatan aspek afektif siswa
Pengamatan afektif siswa pada siklus I meliputi: 1)
mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan, 2) memberikan
tanggapan dan aktif berpartisipasi, 3) menghargai pendapat siswa lain,
4) menyelesaikan tugas dari guru, 5) tanggung jawab sebagai anggota
kelompok. Kriteria pengamatan aspek afektif dapat dilihat pada
lampiran 7. Data pengamatan aspek afektif siswa diambil dari lembar
observasi pada saat pembelajaran siklus I. Dari lembar observasi yang
telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3. Hasil analisis nilai afektif siswa siklus I
AfektifNo Kategori penilaian
Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 1 3,23 %
2 Baik 9 29,03 %
3 Cukup 11 35,48 %
4 Kurang 10 32,26 %
Persentase Kelas 66,94 %
Kriteria Cukup
Keterangan Nilai :
< 65 = Kurang
65 – 75 = Cukup
75 – 84 = Baik
> 84 = Baik Sekali
c. Pengamatan aspek psikomotorik siswa
Pengamatan psikomotorik siswa pada siklus I meliputi: 1)
Memberikan keterangan pada gambar, 2) Membentuk sinar istimewa,
3) Memadukan setiap sinar istimewa, 4) Membentuk bayangan, 5)
Menunjukkan hasil gambar. Kriteria pengamatan dapat dilihat pada
lampiran. Kriteria pengamatan aspek psikomotorik dapat dilihat pada
lampiran. Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari
lembar observasi pada saat pembelajaran siklus I. Dari lembar
observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4. Hasil analisis psikomotorik siswa siklus I
PsikomotorikNo Kategori penilaian
Jumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 1 3,23 %
2 Baik 6 19,35 %
3 Cukup 13 41,94 %
4 Kurang 11 35,48 %
Persentase Kelas 65,97 %
Kriteria Cukup
3. Hasil Penelitian Siklus II
Pelaksanaan tindakan kelas siklus II pada hari Rabu, tanggal 19
Mei 2010, jam 07.00 – 08.30 dengan materi Pembiasan Cahaya. Pada
siklus II dilakukan tes hasil belajar siklus II, penilaian sikap/afektif siswa,
dan penilaian aktifitas/psikomotorik siswa, selama proses pembelajaran
dengan pendekatan Reciprocal teaching berbasis media pembelajaran
visual. Dari pengamatan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Pengamatan terhadap tes hasil belajar siswa
Data pengamatan aspek kognitif siswa diambil dari tes evaluasi
siswa pada akhir pembelajaran siklus II. Dari tes yang telah dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5. Hasil analisis nilai kognitif siswa siklus II
Hasil belajar kognitif siswa Siklus I Siklus II
Jumlah siswa tuntas belajar 22 26
Jumlah siswa tidak tuntas belajar 9 5
Rata-rata nilai siswa 69,35 74,73
Persentase ketuntasan 70,97 % 83,87 %b. Pengamatan aspek afektif siswa
Pengamatan afektif siswa pada siklus II meliputi: 1)
mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan, 2) memberikan
tanggapan dan aktif berpartisipasi, 3) menghargai pendapat siswa lain,
4) menyelesaikan tugas dari guru, 5) tanggung jawab sebagai anggota
kelompok. Kriteria pengamatan aspek afektif dapat dilihat pada
lampiran. Data pengamatan aspek afektif siswa diambil dari lembar
observasi pada saat pembelajaran siklus II. Dari lembar observasi yang
telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6. Hasil analisis nilai aspek afektif siswa siklus II
AfektifNo Kategori penilaianJumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 11 35,48 %2 Baik 9 29,03 %3 Cukup 8 25,81 %4 Kurang 3 9,68 %Persentase Kelas 76,29 %Kriteria Baik
c. Pengamatan aspek psikomotorik siswa
Pengamatan psikomotorik siswa pada siklus II meliputi: 1)
Memberikan keterangan pada gambar, 2) Membentuk sinar istimewa,
3) Memadukan setiap sinar istimewa, 4) Membentuk bayangan, 5)
Menunjukkan hasil gambar. Kriteria pengamatan dapat dilihat pada
lampiran 7. Kriteria pengamatan aspek psikomotorik dapat dilihat pada
lampiran. Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari
lembar observasi pada saat pembelajaran siklus II. Dari lembar
observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7. Hasil analisis nilai aspek psikomotorik siswa siklus II
PsikomotorikNo Kategori penilaianJumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 22 70,97 %2 Baik 7 22,58 %3 Cukup 2 6,45 %4 Kurang - 0 %Persentase Kelas 85,48 %Kriteria Baik Sekali
4. Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Pelaksanaan tindakan kelas siklus III pada hari Senin, tanggal 24
Mei 2010, jam 11.00 – 13.30. dengan materi Alat-alat Optik. Pada siklus
III dilakukan tes hasil belajar siklus III, penilaian sikap/afektif siswa, dan
penilaian aktifitas/psikomotorik siswa, selama proses pembelajaran dengan
pendekatan Reciprocal teaching berbasis media pembelajaran visual. Dari
pengamatan siklus III diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Pengamatan terhadap tes hasil belajar siswa
Data pengamatan aspek kognitif siswa diambil dari tes evaluasi
siswa pada akhir pembelajaran siklus III. Dari tes yang telah dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Table 4.8. Hasil analisis nilai aspek kognitif siswa siklus III
Hasil belajar kognitif siswa Siklus II Siklus III
Jumlah siswa tuntas belajar 26 31
Jumlah siswa tidak tuntas belajar 5 0
Rata-rata nilai siswa 74,62 79,78
Persentase ketuntasan 83,87 % 100 %
b. Pengamatan aspek afektif siswa
Pengamatan afektif siswa pada siklus III meliputi: 1)
mengutarakan pendapat dan mengajukan pertanyaan, 2) memberikan
tanggapan dan aktif berpartisipasi, 3) menghargai pendapat siswa lain,
4) menyelesaikan tugas dari guru, 5) tanggung jawab sebagai anggota
kelompok. Kriteria pengamatan aspek afektif dapat dilihat pada
lampiran. Data pengamatan aspek afektif siswa diambil dari lembar
observasi pada saat pembelajaran siklus III. Dari lembar observasi
yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.9. Hasil analisis nilai aspek afektif siswa siklus III
AfektifNo Kategori penilaianJumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 22 70,97 %2 Baik 7 22,58 %3 Cukup 2 6,45 %4 Kurang - 0 %Persentase Kelas 86,13 %Kriteria Baik Sekali
c. Pengamatan aspek psikomotorik siswa
Pengamatan psikomotorik siswa pada siklus III meliputi: 1)
Memberikan keterangan pada gambar, 2) Membentuk sinar istimewa,
3) Memadukan setiap sinar istimewa, 4) Membentuk bayangan, 5)
Menunjukkan hasil gambar. Kriteria pengamatan dapat dilihat pada
lampiran. Kriteria pengamatan aspek psikomotorik dapat dilihat pada
lampiran 7. Data pengamatan aspek psikomotorik siswa diambil dari
lembar observasi pada saat pembelajaran siklus III. Dari lembar
observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.10. Hasil analisis nilai aspek psikomotorik siswa siklus III
PsikomotorikNo Kategori penilaianJumlah Siswa Persentase
1 Baik Sekali 30 96,77 %2 Baik 1 3,23 %3 Cukup - 0 %4 Kurang - 0 %Persentase Kelas 92,58 %Kriteria Baik Sekali
C. Pembahasan
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I dengan pendekatan Reciprocal
Teaching berbasis media pembelajaran visual diperoleh nilai rata-rata
aspek kognitif siswa 69,35 dengan Persentase ketuntasan sebesar 70,97 %.
Hasil ini tidak bagus karena tidak sesuai dengan jumlah siswa yang
mampu menyelesaikan atau mencapai nilai minimum 65 dan sekurang-
kurangnya 85 % dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Nilai
rata-rata aspek kognitif naik sebesar 5,80 poin dari 63,55 pada nilai rata-
rata temuan awal naik menjadi 69,35 pada nilai rata-rata siklus I.
Persentase ketuntasan naik sebesar 3,27 % dari persentase ketuntasan
temuan awal 67,74% naik menjadi 70,97 % pada persentase ketuntasan
siklus I. Jumlah siswa yang tuntas 22 siswa, dan yang tidak tuntas 9 siswa.
Persentase nilai rata-rata aspek afektif menunjukkan kategori cukup,
dilihat dari kenaikan sebesar 4,36 % dari persentase nilai rata-rata aspek
afektif pada temuan awal 62,58 % naik menjadi 66,94 % pada siklus I.
Persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik menunjukkan kategori
cukup, dilihat dari kenaikan sebesar 1,94 % dari persentase nilai rata-rata
aspek psikomotorik pada temuan awal 64,03 % naik menjadi 65,97 %
pada siklus I.
Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya waktu yang tersita untuk
mengajarkan kepada siswa tentang perangkuman, pengajuan pertanyaan,
klarifikasi, dan prediksi. Karena siswa belum pernah mengalami model
pembelajaran seperti ini. Selain itu dipengaruhi oleh keaktifan siswa yang
kurang optimal dilihat dari siswa yang masih enggan untuk bertanya pada
guru jika mengalami kesulitan khususnya pada saat klarifikasi. Siswa
kurang tertib dalam mengamati media pembelajaran visual dan saat
berdiskusi jika ada siswa yang berpendapat kurang sesuai, siswa yang lain
akan berkomentar yang tidak baik.
Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I sudah cukup baik akan
tetapi belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu yaitu; nilai
rata-rata kelas 65 dan ketuntasan klasikal 85% dari jumlah peserta didik
yang ada di kelas tersebut. Sehingga masih perlu dilaksanakan lagi siklus
II dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan siklus I.
2. Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II dengan pendekatan reciprocal
teaching berbasis media pembelajaran visual diperoleh nilai rata-rata aspek
kognitif siswa 74,62 dengan persentase ketuntasan sebesar 83,87 %. Hasil
ini belum bagus karena belum sesuai dengan jumlah siswa yang mampu
menyelesaikan sekurang-kurangnya 85 % dari jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut. Nilai rata-rata aspek kognitif naik sebesar 5,27 poin dari
69,35 pada nilai rata-rata siklus I naik menjadi 74,62 pada nilai rata-rata
siklus II. Persentase ketuntasan naik sebesar 12,90 % dari persentase
ketuntasan siklus I 70,97 % naik menjadi 83,87 % pada persentase
ketuntasan siklus II. Jumlah siswa yang tuntas 26 siswa, dan yang tidak
tuntas 5 siswa. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek afektif
menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 9,35 % dari
persentase nilai rata-rata kelas aspek afektif pada siklus I 65,94 % naik
menjadi 76,29 % pada siklus II. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari
aspek psikomotorik menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan
sebesar 19,51 % dari persentase nilai rata-rata kelas aspek psikomotorik
pada siklus I 65,97 % naik menjadi 85,48 % pada siklus II.
Hal ini dipengaruhi oleh pada saat perangkuman ada beberapa
siswa kurang tertib dalam mengamati media pembelajaran visual yang
ditampilkan. Selain itu, siswa menganggap kata-kata yang telah
diklarifikasi seperti bikonkaf, plankonkaf, konkafkonvek, dan lain
sebagainya tidak perlu dihafalkan, padahal kata-kata tersebut sangat
penting untuk dihafalkan. Selain itu siswa masih kesulitan memprediksi
jalannya pembiasan cahaya apabila letak benda diubah-ubah. Sehingga
pada saat tes evaluasi ada beberapa peserta didik belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal.
Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II sudah memenuhi 1
indikator keberhasilan penelitian yaitu nilai rata-rata kelas di atas 65, akan
tetapi belum memenuhi indikator kedua yaitu ketuntasan klasikal 85% dari
jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Sehingga masih perlu
dilaksanakan lagi siklus III dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan
siklus II.
3. Siklus III
Proses pembelajaran pada siklus III dengan pendekatan reciprocal
teaching berbasis media pembelajaran visual diperoleh nilai rata-rata
aspek kognitif siswa 79,78 dengan persentase ketuntasan sebesar 100 %.
Hasil ini sudah baik karena sudah sesuai dengan jumlah siswa yang
mampu menyelesaikan atau mencapai nilai minimum 65 dan sekurang-
kurangnya 85 % dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut. Nilai rata-
rata aspek kognitif naik sebesar 5,27 poin dari 74,62 pada nilai rata-rata
siklus I naik menjadi 79,78 pada nilai rata-rata siklus III. Persentase
ketuntasan naik sebesar 16,13 % dari persentase ketuntasan siklus II 83,87
% naik menjadi 100 % pada persentase ketuntasan siklus III. Jumlah
peserta didik yang tuntas sebanyak 31 siswa, dan tidak ada siswa yang
tidak tuntas. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari aspek afektif
menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar 9,84 % dari
persentase nilai rata-rata kelas aspek afektif pada siklus II 76,29 % naik
menjadi 86,13 % pada siklus III. Persentase nilai rata-rata kelas dilihat dari
aspek psikomotorik menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan
sebesar 7,10 % dari persentase nilai rata-rata kelas aspek psikomotorik
pada siklus II 85,48 % naik menjadi 92,58 % pada siklus III.
Hal ini dipengaruhi oleh keseriusan siswa memperhatikan setiap
media pembelajaran yang ditampilkan, sehingga siswa mampu
merangkum hal-hal yang menjadi inti dari media yang ditampilkan dan
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus
dikuasai. Siswa mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kritis
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, hal ini menambah wawasan siswa
tentang materi pokok Cahaya. Peserta didik mampu mengklarifikasi kata-
kata yang sulit dimengerti dengan menggunakan penjelasan yang tepat dan
akurat, dan mampu memprediksi apa yang akan terjadi pada setiap media
animasi yang ditampilkan pada media pembelajaran visual.
Pada siklus III dapat diketahui keberhasilan dalam penelitian
tindakan kelas dihasilkan beberapa hal sebagai berikut:
1) Siswa mampu mengerjakan soal dengan benar melalui Pendekatan
Reciprocal Teaching.
2) Siswa aktif dalam proses belajar mengajar dengan dibuktikanya hasil
nilai aspek afektif siswa dan peran Guru menjalankan perannya
sebagai mediator, motivator, memberi dukungan, umpan-balik, serta
semangat bagi siswa yang menjadi guru, dan mendorong siswa dalam
kelompok lain untuk berperan serta dalam dialog.
3) Siswa mampu menguasai empat strategi pemahaman yang diajarkan.
Meliputi perangkuman, pengajuan pertanyaan, klarifikasi, dan
prediksi.
Sehingga secara keseluruhan pembelajaran dengan pendekatan
Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual pada materi
pokok Cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-A MTs
Negeri Jeketro Tahun Pelajaran 2009/2010. Dengan peningkatan nilai rata-
rata kelas sebesar 16,23 poin dari nilai rata-rata temuan awal 63,55 dengan
nilai rata-rata 79,78 pada siklus III. Persentase nilai rata-rata aspek afektif
naik 24,55 % dari persentase nilai rata-rata aspek afektif 62,58 % pada
temuan awal dengan 86,13 % pada persentase nilai rata-rata aspek afektif
siklus III. Persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik naik 28,55 % dari
persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik 64,03 % dengan 92,58 %
pada persentase nilai rata-rata aspek psikomotorik siklus III.
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan pendekatan reciprocal teaching berbasis media pembelajaran
visual pada materi pokok cahaya siswa kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro
Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010. Diterapkan dengan langkah
sebagai berikut pada kegiatan awal penggunaan pendekatan reciprocal
teaching berbasis media pembelajaran visual, guru menyiapkan media
pembelajaran visual. Siswa di ajarkan empat keterampilan dasar pada
pendekatan reciprocal teaching, yang meliputi perangkuman, pengajuan
pertanyaan, klarifikasi, dan prediksi. Melalui tampilan animasi pada setiap
media pembelajaran visual pada materi pokok Cahaya yang telah
disiapkan. Setelah siswa mengerti, selanjutnya pada slide yang lain giliran
siswa melakukan perangkuman, pengajuan pertanyaan, klarifikasi, dan
prediksi. Setelah selesai seorang siswa diminta untuk menjadi guru di
depan kelas, Guru yang sebenarnya mengisi kekosongan kelompok dan
membantu siswa yang menjadi guru menggunakan sistem scaffolding.
2. Penerapan pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran
visual dapat meningkatkan hasil belajar pada materi pokok cahaya siswa
kelas VIII – A MTs Negeri Jeketro. Hasil yang diperoleh pada penerapan
pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual pada
materi pokok cahaya siswa kelas VIII-A MTs Negeri Jeketro sebagai
berikut:
Hasil belajar kognitifsiswa
TemuanAwal Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah siswa tuntasbelajar 21 22 26 31
Jumlah siswa tidaktuntas belajar 10 9 5 0
Rata-rata nilai siswa 63,55 69,35 74,73 79,78
Persentase ketuntasan 67,74 % 70,97 % 83,87 % 100 %
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada
penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin
memberikan saran yang mungkin dapat menjadi bahan masukan antara lain
sebagai berikut :
1. Pendekatan Reciprocal Teaching berbasis media pembelajaran visual perlu
dilakukan terutama oleh pengajar karena dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi pokok Cahaya pada khususnya dan materi ajar lain pada
umumnya.
2. Guru atau peneliti yang ingin menerapkan Pendekatan Reciprocal
Teaching berbasis media pembelajaran visual hendaknya mempersiapkan
media pembelajaran, materi yang akan disampaikan harus dikaji secara
matang dan dibuat menarik bagi siswa yang mempelajarinya.
3. Hendaknya media pembelajaran visual memanfaatkan teknologi yang telah
berkembang pesat. Agar siswa mengetahui kemajuan teknologi, dan tidak
salah dalam menggunakan/memanfaatkan kemajuan teknologi. Pada
khususnya siswa akan mendapatkan variasi pembelajaran dari Guru,
sehingga mengurangi kejenuhan dan meningkatkan semangat siswa dalam
belajar.
C. Penutup
Syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah Allah SWT
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan
dan pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Karenanya
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga penelitian
yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan mendapat ridho-Nya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
_____, Permendiknas 2006 Tentang SI Dan SKL, Jakarta: Sinar Grafika, 2009
Arikunto, Suharsimi, Prof., Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi,Jakarta: Bumi Aksara, 2007
_____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,2006
_____, dkk., Penelitan Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Cet. 6
Arsyad, Azhar, Prof. Dr. M.A., Media Pembelajaran, Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2003, Cet. 5
Bahri Djamarah, Syaiful, Drs., Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008,Edisi 2
Bahri Djamarah, Syaiful, Drs., dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Budiningsih, C. Asri Belajar dan Pembelajaran Jakarta: PT. RINEKA CIPTA,2008
Departemen Agama RI, Alqur an dan Terjemahannya, Bandung: CV PenerbitDiponegoro, 2004
Dwi Proborini, Yulia, ” Penerapan Pendekatan Moderat untuk MeningkatkanPemahaman Konsep Fisika Pada Siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh KabupatenBanyumas Tahun Pelajaran 2008/ 2009”, Skripsi Jurusan Fisika, FakultasMIPA Universitas Negeri Semarang, 2009
Dwi Yuniarti, Wenty, S.Pd. M.Kom., Simulasi dan Pemodelan Fisika, Semarang:Pendidikan Fisika Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, 2007
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008,Cet. 8
_____, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Pembelajaran Aktif,Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Semarang: RaSAIL MediaGroup, 2008
J. Bueche, Frederick, Eugene Hecht, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh, (Jakarta:Erlangga, 2006), hlm. 239
Jati Utoro, Purwo, ”Simulasi Alat Optik Pada Penglihatan Manusia BerbantuanMacromedia Flash Proffesional 8 Sebagai Media Pembelajaran”, SkripsiJurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang, 2008
Krane, Kenneth, Fisika Modern, Jakarta: Universitas Indonesia (UI – Press), 1992
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006,Cet.2
Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2006, Cet. 1
Purwanto, M. Ngalim, Drs. MP., Prinsip-Prinsip dan Teknik EvaluasiPengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. 15
Sanjaya, Wina, Dr. M.Pd., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007
_____, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2010
Sudjana, Nana, DR., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: RemajaRosdakarya, 2009, Cet. 14
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:Bumi Aksara, 2009
Supramono, Hedi dkk., Common Text Book (Edisi Revisi) Físika Dasar II,Malang: JICA-Universitas Negeri Malang (UM), 2003
Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009
Syah, Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2006, edisi revisi
Trianto, S.Pd. M.Pd., Model Model Pembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis Praktis dan Implementasinya,Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,2007
_____, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasandan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2010, Cet. 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Husni Robith
2. Tempat Tanggal Lahir : Grobogan, 4 Juli 1988
3. NIM : 06611004
4. Alamat Asal : Jl. Dr. Sutomo No. 1A Purwodadi Grobogan
5. Pendidikan Formal :
a. TK Tunas Simpang, Lulus Tahun 1994
b. SD Negeri 3 Purwodadi, Lulus Tahun 2000
c. SLTP Negeri 1 Purwodadi, Lulus Tahun 2003
d. SMA Negeri Toroh 1, Lulus Tahun 2006
e. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Jurusan Fisika angkatan
2006
6. Pendidikan Non Formal
a. -
Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 1 Januari 2011
Penulis
Husni Robith063611004
Lampiran 1
SILABUSNama sekolah : MTs Negeri JeketroMata pelajaran : IPAKelas : VIIISemester : 2Standar kompetensi : 6.Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
PenilaianKompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Pengalaman
BelajarIndikator
TeknikBentuk
instrumenContoh instrumen
Alokasi
waktuSumber belajar
6.3 Menyelidiki
sifat-sifat cahaya
dan
hubungannya
dengan berbagai
bentuk cermin
dan lensa
Cahaya • Melakukan
pengamatan
tentang
jalannya sinar
untuk
menentukan
sifat
perambatan
cahaya.
• mendeskripsikan
sifat–sifat
perambatan
cahaya
- Tes
Tulis
- Tes Uraian - Sebutkan
beberapa contoh
sifat perambatan
cahaya dalam
kehidupan
sehari-hari.
10 x 40’ 1. Saeful Arim,
dkk. Belajar
IPA
Membuka
Cakrawala
Alam Sekitar
kelas VIII
(BSE).
2. Buku LKS
Fisika, Gema
• Melakukan
pengamatan
tentang
pemantulan
cahaya dan
pembiasan
cahaya.
• Menggali
informasi
dari nara
sumber untuk
mengenal
sifat–sifat
bayangan
pada cermin
• Menjelaskan
hukum
pemantulan.
• Menjelaskan
hukum
pembiasan.
• Menyebutkan
contoh pembisan
dalam kehidupan
sehari–hari.
• Mendeskripsikan
proses
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada
cermin datar,
cermin cekung
- Tes
tulis
- Tes
tulis
- Tes
tulis
- Tes Uraian
- Tes Uraian
- Tes Uraian
- Bagaimana bunyi
hukum
pemantulan
cahaya?
- Bagaimana bunyi
hukum
pembiasan
cahaya?
- Lukiskan
pembentukan
bayangan pada
cermin cekung
bila benda
terletak antara F
dan R dan
sebutkan sifat
Prestasi IPA
(Ilmu
Pengetahuan
Alam),
Semarang:
Pustaka
Indah.
3. Media
pembelajaran
visual
dengan
animasi
flash.
dan lensa. dan cermin
cembung.
• Mendeskripsikan
proses
pembentukan
dan sifat-sifat
bayangan pada
lensa cekung dan
lensa cembung.
- Tes
tulis
- Tes Uraian
bayangannya?
- Lukiskan
pembentukan
bayangan pada
lensa cembung,
benda terletak di
2F, dan sebutkan
sifat
bayangannya?
6.4
Mendeskripsikan
alat–alat optik
dan
penerapannya
dalam kehidupan
sehari–hari.
• Menggali
informasi
dari nara
sumber untuk
memperoleh
penjelasan
tentang
fungsi mata
sebagai alat
optik dan
• Menjelaskan
fungsi mata
sebagai alat
optik.
• Menggambarkan
pembentukan
bayangan benda
pada retina.
• Menjelaskan
- Tes
tulis
- Tes
tulis
- Tes Uraian
- Tes Uraian
- Apakah fungsi
mata?
- Gambarkan
pembentukan
bayangan pada
retina?
tentang cacat
mata.
•Studi pustaka
untuk
membedakan
ciri–ciri
kamera dan
lup sebagai
alat optik.
•Melalui
diskusi
kelompok
dapat
dijelaskan
cara kerja
alat–alat
beberapa cacat
mata dan
penggunaan
kacamata.
• Menyelidiki
ciri–ciri kamera
sebagai alat
optik.
• Menjelaskan
konsep lup
sebagai alat
optik.
• Menjelaskan
cara kerja
beberapa produk
teknologi yang
relevan, seperti
mikroskop,
- Apakah
perbedaan antara
mata dan kamera
sebagai alat
optik?
- Jelaskan cara
kerja mikroskop
dan gambarkan
jalannya sinar
hingga terbentuk
bayangan.
optik yang
terdapat
dalam
kehidupan
sehari–hari.
berbagai jenis
teropong,
periskop dan
sebagainya.
Kepala Madrasah Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Fathul Hadi Sisnodo, S.Pd.NIP. 196104211992031002 NIP: 197103231995121002
Lampiran 2RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS ISekolah : MTs NEGERI JEKETRO
Kelas / Semester : VIII – A / II
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Standar Kompetensi
6. Memahami konsep penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk
cermin dan lensa.
Indikator
1. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya.
2. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya.
3. Mendefinisikan pengertian bayangan nyata, letak benda, letak bayangan,
pada proses pemantulan.
Alokasi waktu: 2x 40 menit (2x Pertemuan)
I. Tujuan PembelajaranPeserta didik dapat:
1. Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
2. Menyebutkan jenis-jenis pemantulan cahaya.
3. Mengambarkan proses terjadinya pemantulan cahaya.
II. Materi Pembelajaran : Perambatan Cahaya dan Pemantulan
Cahaya
III. Metode Pembelajaran: Pendekatan Reciprocal Teaching
IV. Langkah-langkah Kegiatan :No Kegiatan pembelajaran Alokasi Waktu
1 Pendahuluan
a. Apersepsi
- Mengapa matahari yang terletak di tempat
yang sangat jauh, cahayanya bisa sampai ke
bumi?
- Pernahkah kamu berkaca di depan sebuah
cermin?
b. Prasyarat Pengetahuan
- Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh cahaya?
3 menit
2 menit
2 Kegiatan Inti
e) Guru menjelaskan tujuan, dan manfaat
pendekatan reciprocal teaching berbasis media
pembelajaran visual dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran,
yaitu:
a. Tujuan pendekatan reciprocal teaching yaitu
untuk mengatasi kelemahan membaca siswa.
b. Manfaat pendekatan reciprocal teaching
mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan
kognitif dengan menciptakan pengalaman
belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu
5 menit
dan membantu siswa mengembangkan
keterampilan tersebut.
c. Peserta didik dapat:
a) Menjelaskan sifat-sifat cahaya.
b) Menyebutkan jenis-jenis pemantulan
cahaya.
c) Mengambarkan proses terjadinya
pemantulan cahaya.
f) Guru menyiapkan media pembelajaran visual
berupa animasi flash.
g) Guru memberikan petunjuk-petunjuk yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan reciprocal
teaching berbasis media pembelajaran visual,
yaitu:
1) Pada awal penerapan pendekatan reciprocal
teaching Guru mengajarkan kepada siswa
memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat diajukan, membuat rangkuman,
memprediksi, dan mencatat hal-hal yang
kurang jelas dari media pembelajaran berbasis
visual yang ditampilkan.
2) Siswa setelah mampu memikirkan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan,
membuat rangkuman, memprediksi, dan
mencatat hal-hal yang kurang jelas diminta
untuk menjadi seorang Guru di depan kelas.
h) Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok.
2 menit
6 menit
5 menit
20 menit
i) Guru meminta siswa untuk mengikuti setiap
media pembelajaran yang ditampilkan. Selain
mengikuti, siswa berdiskusi untuk merangkum,
mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi apa yang
telah dipelajari dengan media pembelajaran
visual, dan siswa berdiskusi untuk memprediksi
animasi yang belum di jalankan/masih diam.
j) Guru meminta salah seorang siswa dari
perwakilan salah satu kelompok yang akan
berperan sebagai seorang guru di depan kelas dan
bertindak sebagai layaknya seorang guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari.
Sedangkan Guru yang sebenarnya mengisi
kekosongan kelompok dengan menjadi anggota
kelompok.
k) Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan
materi sesuai dengan animasi yang dimunculkan.
Guru bertindak seperti anggota kelompok sebagai
mediator, motivator, memberi dukungan, umpan-
balik, serta semangat bagi siswa yang menjadi
guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain
untuk berperan serta dalam dialog.
l) Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung
jawab pengajaran kepada siswa dalam kelompok
untuk memotivasi, memberi dukungan,
membantu dengan kata-kata dan memberi
semangat anggotanya yang menjadi seorang guru
di depan kelas.
2 menit
10 menit
5 menit
10 menit
m) Setelah selesai presentasi dan tanya jawab, Guru
membuka slide berisi tugas untuk dikerjakan
dengan berdiskusi dengan kelompoknya, setiap
siswa mengerjakan tugas sendiri-sendiri.
3 Penutup
a. Guru meminta setiap kelompok menyimpulkan
tentang materi yang telah dipelajari.
b. Setelah semua kelompok mengutarakan
pendapatnya kemudian guru memberi penguatan
dari kesimpulan setiap kelompok tentang materi
yang telah dipelajari.
c. Guru memberikan tugas untuk mempelajari
materi selanjutnya, dan memberi tahu
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya sama dengan pembelajaran
pada pertemuan ini.
5 menit
3 menit
2 menit
Jumlah Waktu 80 menit
V. Sumber Belajar4. Media pembelajaran visual dengan animasi flash.
5. Kanginan, Marthen, IPA Fisika Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2007.
6. Saeful Arim, dkk. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar kelas VIII
(BSE).
7. Tim Penulis LKS Fisika, Gema Prestasi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam),
Semarang: Pustaka Indah.
8. Wasis, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 2 untuk SMP dan MTs kelas VIII,
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008
VI. Penilaian Hasil Belajar1. Teknik Penilaian :
- Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen :
- Tes Objektif
- Lembar pengamatan
3. Contoh instrumen:
a. Test Objektif
1) Yang bukan merupakan sifat cahaya adalah....
a. Merambat menurut garis lurus
b. Dipancarkan dalam bentuk radiasi
c. Tidak dapat merambat melalui ruang hampa
d. Dapat dipantulkan dan dibiaskan
( skor : 1 )
2) Sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar adalah.....
a. Maya, tegak dan diperkecil
b. Maya, tegak dan sama besar dengan benda
c. Nyata, tegak dan diperkecil
d. Nyata, tegak dan sama besar dengan benda
( skor : 1 )
b. Lembar pengamatan (terlampir)
Grobogan, 17 Mei 2010
Kepala Madrasah Peneliti,
Drs. H. Fathul Hadi Husni RobithNIP. 196104211992031002 NIM: 063611004
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
SIKLUS IISekolah : MTs NEGERI JEKETRO
Kelas / Semester : VIII – A / II
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Standar Kompetensi
6. Memahami konsep penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk
cermin dan lensa.
Indikator
1. Menjelaskan hukum pembiasan cahaya.
2. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat – sifat bayangan pada lensa
cekung dan lensa cembung.
Alokasi waktu: 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
I. Tujuan PembelajaranPeserta didik dapat:
1. Menjelaskan pembiasan cahaya.
2. Menyebutkan contoh – contoh pembiasan dalam kehidupan sehari – hari.
3. Menggambarkan proses terjadinya pembiasan cahaya.
II. Materi Pembelajaran : Pembiasan Cahaya
III. Metode Pembelajaran: Pendekatan Reciprocal Teaching
IV. Langkah-langkah Kegiatan :No Kegiatan pembelajaran Alokasi Waktu
1 Pendahuluan
a. Apersepsi
- Mengapa matahari yang terletak di tempat
yang sangat jauh, cahayanya bisa sampai ke
bumi?
- Pernahkah kamu berkaca di depan sebuah
cermin?
b. Prasyarat Pengetahuan
- Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh cahaya?
3 menit
2 menit
2 Kegiatan Inti
a. Guru membentuk siswa dalam 6 kelompok dan
Guru menyiapkan media pembelajaran visual
berupa animasi flash.
b. Guru meminta siswa untuk mengikuti setiap
media pembelajaran yang ditampilkan. (Media
yang ditampilkan dapat dilihat pada lampiran).
Siswa berdiskusi untuk merangkum, mengajukan
pertanyaan, mengklarifikasi apa yang telah
dipelajari dengan media pembelajaran visual, dan
siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi
yang belum di jalankan/masih diam.
3 menit
30 menit
c. Guru meminta salah seorang siswa dari
perwakilan salah satu kelompok yang akan
berperan sebagai seorang guru di depan kelas dan
bertindak sebagai layaknya seorang guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari.
Sedangkan Guru yang sebenarnya mengisi
kekosongan kelompok dengan menjadi anggota
kelompok. Siswa yang mewakili kelompok
menjelaskan materi sesuai dengan animasi yang
dimunculkan. Guru bertindak seperti anggota
kelompok sebagai mediator, motivator, memberi
dukungan, umpan-balik, serta semangat bagi
siswa yang menjadi guru, dan mendorong siswa
dalam kelompok lain untuk berperan serta dalam
dialog. Intensitasnya lebih berkurang dari Siklus
I.
d. Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung
jawab pengajaran kepada siswa dalam kelompok
untuk memotivasi, memberi dukungan,
membantu dengan kata-kata dan memberi
semangat anggotanya yang menjadi seorang guru
di depan kelas.
e. Setelah selesai presentasi dan tanya jawab, Guru
membuka slide berisi tugas untuk dikerjakan
dengan berdiskusi dengan kelompoknya, akan
tetapi setiap siswa mengerjakan tugas sendiri-
sendiri.
20 menit
2 menit
15 menit
3 Penutup
a. Melalui tanya jawab guru bersama siswa
menyimpulkan tentang materi yang telah
dipelajari
b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari
materi selanjutnya, dan memberi tahu
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya sama dengan
pembelajaran pada pertemuan ini.
3 menit
2 menit
Jumlah Waktu 80 menit
V. Sumber Belajar1. Media pembelajaran visual dengan animasi flash.
2. Kanginan, Marthen, IPA Fisika Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2007.
3. Saeful Arim, dkk. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar kelas VIII
(BSE).
4. Tim Penulis LKS Fisika, Gema Prestasi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam),
Semarang: Pustaka Indah.
VI. Penilaian Hasil Belajar1. Teknik Penilaian :
- Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen :
- Tes Objektif
- Lembar pengamatan
3. Contoh instrumen:
a. Test Objektif
1) Sifat bayangan yang terbentuk pada lensa cekung adalah.....
a. Maya, tegak dan diperkecil
b. Maya, tegak dan sama besar dengan benda
c. Nyata, tegak dan diperkecil
d. Nyata, tegak dan sama besar dengan benda
( skor : 1 )
b. Lembar pengamatan (terlampir)
Grobogan, 19 Mei 2010
Kepala Madrasah Peneliti,
Drs. H. Fathul Hadi Husni RobithNIP. 196104211992031002 NIM: 063611004
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
SIKLUS IIISekolah : MTs NEGERI JEKETRO
Kelas / Semester : VIII – A / II
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Standar Kompetensi
6. Memahami konsep penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk
teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
6.4 Mendeskripsikan alat – alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari
- hari.
Indikator
1. Menjelaskan fungsi mata sebagai alat optik.
2. Menjelaskan beberapa cacat mata.
3. Menjelaskan konsep Kamera, Lup, Mikroskop, Teropong, dan Periskop.
Alokasi waktu: 2 x 40 menit (1 x Pertemuan)
I. Tujuan PembelajaranPeserta didik dapat:
1. Menjelaskan cara kerja mata, dan cacat mata yang dialami seseorang.
2. Menyebutkan sifat bayangan yang terbentuk oleh Kamera, Lup, Mikroskop,
Teropong, dan Periskop.
3. Mengambarkan proses terjadinya pembentukan bayangan pada Kamera, Lup,
Mikroskop, Teropong, dan Periskop.
II. Materi Pembelajaran : Alat – Alat Optik
III.Metode Pembelajaran: Pendekatan Reciprocal Teaching
IV. Langkah-langkah Kegiatan :No Kegiatan pembelajaran Alokasi Waktu
1 Pendahuluan
a. Apersepsi
- Mengapa manusia bisa melihat benda – benda
yang sangat kecil dan letaknya jauh?
b. Prasyarat Pengetahuan
- Apa dimaksud dengan alat optik?
3 menit
2 menit
2 Kegiatan Inti
a. Guru membentuk siswa dalam 6 kelompok dan
Guru menyiapkan media pembelajaran visual
berupa animasi flash.
b. Guru meminta siswa untuk mengikuti setiap
media pembelajaran yang ditampilkan. (Media
yang ditampilkan dapat dilihat pada lampiran 5).
c. Siswa berdiskusi untuk merangkum, mengajukan
pertanyaan, mengklarifikasi apa yang telah
dipelajari dengan media pembelajaran visual, dan
siswa berdiskusi untuk memprediksi animasi
yang belum di jalankan/masih diam.
d. Guru meminta salah seorang siswa dari
perwakilan salah satu kelompok yang akan
berperan sebagai seorang guru di depan kelas dan
3 menit
25 menit
2 menit
bertindak sebagai layaknya seorang guru
menjelaskan materi yang baru saja dipelajari.
Sedangkan Guru yang sebenarnya mengisi
kekosongan kelompok dengan menjadi anggota
kelompok.
e. Siswa yang mewakili kelompok menjelaskan
materi sesuai dengan animasi yang dimunculkan.
Guru bertindak seperti anggota kelompok sebagai
mediator, motivator, memberi dukungan, umpan-
balik, serta semangat bagi siswa yang menjadi
guru, dan mendorong siswa dalam kelompok lain
untuk berperan serta dalam dialog. Intensitasnya
lebih berkurang dari Siklus II.
f. Secara bertahap Guru mengalihkan tanggung
jawab pengajaran kepada siswa dalam kelompok
untuk memotivasi, memberi dukungan,
membantu dengan kata-kata dan memberi
semangat anggotanya yang menjadi seorang guru
di depan kelas.
g. Setelah selesai presentasi dan tanya jawab, Guru
membuka slide berisi tugas untuk dikerjakan
dengan berdiskusi dengan kelompoknya, akan
tetapi setiap siswa mengerjakan tugas sendiri-
sendiri.
15 menit
5 menit
15 menit
3 Penutup
a. Melalui tanya jawab guru bersama siswa
menyimpulkan tentang materi yang telah
dipelajari
8 menit
2 menit
b. Guru menutup kelas dengan salam penutup.
Jumlah Waktu 80 menit
V. Sumber Belajar1. Media pembelajaran visual dengan animasi flash.
2. Kanginan, Marthen, IPA Fisika Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2007.
3. Saeful Arim, dkk. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar kelas VIII
(BSE).
4. Tim Penulis LKS Fisika, Gema Prestasi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam),
Semarang: Pustaka Indah.
VI. Penilaian Hasil Belajar1. Teknik Penilaian :
- Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen :
- Tes Objektif
- Lembar pengamatan
3. Contoh instrumen:
a. Test Objektif
1) Yang merupakan sifat bayangan yang dibentuk oleh mata adalah....
a. Maya, terbalik dan diperkecil
b. Maya, terbalik dan sama besar dengan benda
c. Nyata, terbalik dan diperkecil
d. Nyata, terbalik dan sama besar dengan benda
( skor : 1 )
b. Lembar pengamatan (terlampir)
Grobogan, 24 Mei 2010
Kepala Madrasah Peneliti,
Drs. H. Fathul Hadi Husni RobithNIP. 196104211992031002 NIM: 063611004
Lampiran 5
KISI – KISI SOAL TES
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Jektro
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/2
Materi Pokok : Cahaya
Alokasi Waktu/ Jumlah Soal : 3 × 40 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-
hari.
Kompetensi Dasar Materi IndikatorNomor
Soal
Bentuk
Tes
Menyelidiki sifat-
sifat cahaya dan
hubungannya
dengan berbagai
bentuk cermin dan
lensa.
1. Perambatan
cahaya dan
Pemantulan
cahaya
2. Pembiasan
1. Menunjukkan sifat-sifat
perambatan cahaya
2. Menjelaskan hukum
pemantulan.
3. Mendeskripsikan
proses pembentukan
dan sifat-sifat bayangan
pada cermin datar,
cermin cekung dan
cermin cembung.
1. Menjelaskan hukum
1 – 2
3 – 4
5 – 20
1 – 3
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
pembiasan.
2. Menyebutkan contoh
pembisan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Mendeskripsikan
proses pembentukan
dan sifat-sifat bayangan
pada lensa cekung dan
lensa cembung.
4 – 6
7 – 20
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Kompetensi Dasar Materi Indikator Nomor
Soal
Bentuk
Tes
Mendeskripsikan
alat – alat optik dan
penerapannya
dalam kehidupan
sehari – hari.
3. Alat – Alat
Optik
1. Menjelaskan fungsi
mata sebagai alat optik.
2. Menggambarkan
pembentukan bayangan
benda pada retina.
3. Menjelaskan beberapa
cacat mata dan
penggunaan kacamata.
4. Menyelidiki ciri – ciri
kamera sebagai alat
optik.
5. Menjelaskan konsep
lup sebagai alat optik.
6. Menjelaskan cara kerja
beberapa produk
teknologi yang relevan,
seperti mikroskop,
1
2
3 – 9
10, 11
12, 13
14–20
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
berbagai jenis
teropong, periskop dan
sebagainya.
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI ASPEK AFEKTIF DAN ASPEK PSIKOMOTORIK
1. Lembar Observasi Aspek Afektif
No Aspek Aspek yang diamati SkorSikap untuk mengutarakan pendapat dan mengajukanpertanyaan
1. Tidak pernah berpendapat danmengajukan pertanyaan Skor 1
2. Berpendapat 1 kali tanpamengajukan pertanyaan/mengajukanpertanyaan 1 kali tanpa berpendapat
Skor 2
3. Berpendapat 1 kali dan mengajukanpertanyaan 1 kali Skor 3
1 Reesiving(Pengenalan)
4. Berpendapat dan mengajukanpertanyaan lebih dari 1 kali Skor 4
Memberikan tanggapan dan aktif berpartisipasi1. Tidak pernah memberikan tanggapan
dan berpartisipasi dalam kegiatanpembelajaran, diminta berpendapatmenolak.
Skor 1
2. Diminta untuk memberikantanggapan tidak di dukung dengantanggapan yang tepat
Skor 2
3. Diminta untuk memberikantanggapan di dukung dengantanggapan yang tepat
Skor 3
2 Responding(Merespon)
4. Kesadaran untuk memberikantanggapan Skor 4
Menghargai pendapat siswa lain.1. Tidak menghargai, memaksakan
pendapatnya, dan membuat siswalain terpojok.
Skor 1
3 Valuing(Penghargaan)
2. Memaksakan pendapat denganmenghargai pendapat siswa lain. Skor 2
3. Menghargai pendapat siswa laindengan memberikan penguatanjawaban.
Skor 3
4. Tidak memaksakan pendapat, maumenerima jawaban siswa lain sertamemberikan penguatan jawabannya,dan memberikan apresiasi kepadasiswa lain.
Skor 4
Menyelesaikan tugas dari guru
1. Tidak menyelesaikan tugas dari guru Skor 1
2. Menyelesaikan tugas dari guru tidaktepat waktu Skor 2
3. Menyelesaikan tugas dari guru sesuaidengan kesepakatan Skor 3
4 Organization(Pengorganisasian)
4. Menyelesaikan tugas dari sebelumwaktu selesai Skor 4
Tanggung jawab sebagai anggota kelompok
1. Membuat kekacauan di dalamkelompok Skor 1
2. Pasif di dalam kelompok/hanya diamsaja Skor 2
3. Berpartisipasi dengan anggotakelompoknya kadang-kadang Skor 3
5Characterization
by value(Pengamalan)
4. Berpartisipasi dengan anggotakelompoknya dengan pendapat-pendapatnya yang bertujuanmenyelesaikan masalah
Skor 4
Skor yang diperolehSkor maksimal 20
2. Lembar Observasi Aspek Psikomotorik
No Aspek yangdiamati Kriteria Skor
Tidak ada keterangan pada gambar 1
Hanya terdapat 2 keterangan pada gambar 2
Terdapat 4 keterangan pada gambar 3
1Memberikanketerangan padagambar
Semua gambar terdapat keterangan 4
Tidak membentuk jalannya sinar istimewa 1
Terdapat 1 bentuk jalannya sinar istimewa 2
Terdapat 2 bentuk jalannya sinar istimewa 3
2 Membentuk sinaristimewa
Terdapat semua bentuk jalannya sinar istimewa 4
Tidak jelas sinar istimewa yang digunakan 1
Memadukan 1 sinar istimewa 2
Memadukan 2 sinar istimewa 3
3Memadukansetiap sinaristimewa
Memadukan 3 sinar istimewa 4
Tidak membentuk bayangan 1
Membentuk bayangan tidak dilengkapiketerangan bentuk bayangan. 2
Membentuk bayangan dilengkapi keteranganbentuk bayangan tetapi tidak sesuai teori yangdiberikan.
3
4 Membentukbayangan
Membentuk bayangan dilengkapi keteranganbentuk bayangan sesuai teori yang diberikan. 4
Tidak dapat menunjukkan hasil. 1
Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidahjalannya sinar istimewa, bentuk bayangan tidakjelas.
2
Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidahjalannya sinar istimewa, bentuk bayangan jelas,tanpa kesimpulan
35 Menunjukkan
hasil gambar
Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidahjalannya sinar istimewa, bentuk bayangan jelas,dan kesimpulan yang jelas.
4
Skor yang diperolehSkor maksimal 20
Keterangan:Nilai diperoleh dari:
100×=∑∑
maksimalskorperolehanskor
Nilai
Persentase nilai diperoleh dari:
%100×=∑∑
maksimalskorperolehanskor
Nilai Pengamat,
Husni RobithNIM: 063611004
Lampiran 8
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : IPA FisikaMateri Pokok/ Sub Bahasan : Cahaya/ Perambatan dan
Pemantulan CahayaKelas : VIIIJumlah Soal : 20 ButirWaktu : 40 menit
PETUNJUK UMUM:
a. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan.
b. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut.
c. Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban.
d. Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar
e. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya
caranya:
Contoh: Jawaban salah a b c d
Dibetulkan menjadi a b c d
f. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Berikut yang bukan merupakan sifat cahaya adalah ....
a. Ada medium untuk merambat
b. Dapat dibiaskan
c. Dapat dipantulkan
d. Termasuk gelombang elektromagnetik
2. Pemantulan sempurna dapat terjadi bila cahaya jatuh ke....
a. Bebatuan c. Pohon
b. Jalan beraspal d. Tanah
3. Pernyataan berikut yang sesuai dengan Hukum Pemantulan Cahaya yaitu….
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seakan-akan berasal dari titik
fokus.
b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
c. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada dua bidang datar.
d. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
4. Perhatikan gambar berikut.
Daerah yang disebut sudut pantul adalah....
a. a
b. b
c. c
d. d
5. Pernyataan berikut yang sesuai untuk dua buah cermin datar adalah.…
b. Jumlah bayangan tidak selalu sama dengan jumlah benda
c. Jumlah bayangan sama dengan jumlah benda
d. Jarak bayangan sama dengan jarak fokus
e. Tinggi bayangan setengah dari tinggi benda
6. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar bersifat ....
a. Nyata, terbalik, dan diperkecil
b. Nyata, sama besar, dan tegak
c. Maya, tegak, dan sama besar
d. Nyata, terbalik, dan diperbesar
7. Sebuah benda berada 12 cm di depan cermin datar, kemudian didekatkan 6 cm
mendekati cermin, jarak bayangan tersebut dari cermin sekarang adalah….
a. 6 cm c. 18 cm
b. 12 cm d. 20 cm
8. Dua buah cermin datar membentuk sudut 450, banyaknya bayangan yang
terbentuk adalah ….
a. 7 c. 3
b. 5 d. 1
9. Seberkas sinar datang dari titik fokus sebuah cermin cekung, akan dipantulkan.…
a. Menuju pusat kelengkungan cermin
b. Menuju titik fokus
c. Sejajar sumbu utama
d. Seolah-olah sejajar sumbu utama
10. Berikut ini gambar proses pembentukan bayangan pada cermin cekung yang
benar adalah….
a.
b.
c.
d.
11. Bayangan maya yang terbentuk pada cermin cekung terjadi pada saat….
a. Benda berada di ruang III (antara R –∞ )
b. Benda berada di ruang II (antara F – R)
c. Benda terletak di ruang I (antara O – F)
d. Benda terletak di ruang IV ( di belakang cermin)
12. Sifat – sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung yang benar adalah.....
a. Maya, tegak, diperbesar.
b. Maya, tegak, diperkecil.
c. Maya, terbalik, diperkecil.
d. Nyata, tegak, diperbesar.
13. Suatu benda berjarak 10 cm di depan sebuah cermin cekung yang memiliki fokus
15 cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah ....
a. 3,0 kali c. 1,5 kali
b. 2,0 kali d. 0,5 kali
14. Benda yang terletak di ruang II (dua) di depan sebuah cermin cekung akan
menghasilkan bayangan yang bersifat….
a. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang II, dan nyata.
b. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang III, dan maya.
c. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang III, dan nyata.
d. Diperkecil, terbalik, terletak di ruang III, dan nyata.
15. Cermin cekung disebut juga dengan cermin, kecuali....
a. Konvergen
b. Mengumpulkan sinar
c. Negatif
d. Positif
16. Cermin cembung disebut juga:
1. Cermin divergen
2. Cermin konvergen
3. Cermin negatif
4. Cermin positif
Pernyataan yang benar tentang nama lain cermin cembung adalah ....
a. 1 c. 2, 4
b. 1, 4 d. Salah semua
17. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 20 cm. Apabila bayangan yang
terbentuk 30 cm di belakang cermin maka jarak bendanya adalah ....
a. 12 cm maya c. 12 cm nyata
b. 60 cm maya d. 60 cm nyata
18. Untuk menghitung perbesaran bayangan pada cermin cekung dapat menggunakan
rumus ….
a.1h
hM = c.1
0
ssM =
b.0
1
ssM = d.
fsM 1=
19. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung memiliki jarak fokus 180 cm.
Jarak bayangan yang terjadi adalah ....
a. 45 cm maya c. 90 cm maya
b. 45 cm nyata d. 90 cm nyata
20. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung memiliki jarak fokus 180 cm.
Perbesaran bayangan yang terjadi adalah ....
a. 0,5 kali c. 1,5 kali
b. 1 kali d. 2 kali
Lampiran 9
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan :Cahaya/ Pembiasan Cahaya
Kelas :VIII
Jumlah Soal : 20 Butir
Waktu : 40 menit
PETUNJUK UMUM:
a. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan.
b. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut.
c. Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban.
d. Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar
e. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya
caranya:
Contoh: Jawaban salah a b c d
Dibetulkan menjadi a b c d
f. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pembiasan cahaya adalah peristiwa ....
a. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui dua medium yang sama
kerapatannya.
b. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui zat yang sama
c. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda
kerapatannya
d. Penerusan cahaya karena cahaya datang tidak tegak lurus dengan bidang batas
antara kedua medium.
2. Pernyataan berikut yang benar adalah ....
a. Lensa cembung disebut juga lensa negatif.
b. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat dibiaskan
mendekati normal.
c. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat dibiaskan
menjauhi normal.
d. Pembentukan bayangan oleh lensa cembung selalu diperbesar
3. Hukum pembiasan cahaya dikemukakan oleh....
a. Einstein c. Newton
b. Gauss d. Snellius
4. Pembiasan di dalam air mengakibatkan benda yang ada di dalam air kelihatan....
a. Bergerak – gerak c. Kurang terang
b. Jauh d. Lebih dekat
5. Di bawah ini merupakan contoh pembiasan cahaya yang benar adalah.....
a. Ikan di dalam air kelihatan lebih jauh jika dilihat dari udara.
b. Jalan beraspal terlihat seperti terbakar diwaktu panas disiang hari.
c. Pensil kelihatan patah ketika sebagian pensil dimasukkan ke dalam air.
d. Ruang di dalam rumah kelihatan terang diwaktu siang hari.
6. Pada gambar dibawah ini, sudut bias ditunjukkan oleh huruf ....
a. p
b. q
c. r
d. s
7. Jika seberkas cahaya datang pada lensa cembung, maka sifat sinar yang dibiaskan
adalah…….
a. Konvergen c. Membaur
b. Hilang d. Sejajar
8. Pernyataan berikut yang salah adalah ....
9. Berikut ini yang termasuk macam – macam lensa cembung yaitu....
a. Bikonkaf.
b. Plankonkaf.
c. Konkafkonvek.
d. Konvekkonkaf.
10. Perhatikan pernyataan berikut:
1. bi-konkaf adalah lensa cekung dua
2. konkaf adalah lensa cembung
3. konvek adalah lensa cekung
4. plan-konkaf adalah lensa cekung datar
Pernyataan yang benar adalah pernyataan nomor ....
a. 1 dan 4
b. 2 dan 3
c. Benar semua
-
-
d. Salah semua
11. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung apabila benda di ruang I
adalah....
a. Maya, tegak, dan diperbesar.
b. Maya, tegak, dan diperkecil.
c. Maya, terbalik, dan diperbesar
d. Nyata, terbalik, dan diperbesar
12. Sebuah lensa positif mempunyai panjang fokus = 50 cm. Maka kekuatan lensa
tersebut adalah....
a. 0,5 Dioptri. C. 2 Dioptri.
b. – 2 Dioptri. D. – 0,5 Dioptri.
13. Lensa yang mempunyai sifat memusatkan berkas cahaya adalah....
a. Lensa cekung c. Lensa bikonkaf
b. Lensa cembung d. Lensa plankonkaf
14. Sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan sinar bias yang keluar dari prisma
disebut ....
a. Sudut bias c. Sudut deviasi
b. Sudut datang d. Sudut pembias
15. Sinar yang datang sejajar sumbu utama pada lensa cembung, akan dibiaskan....
a. Melalui sumbu utama c. Menuju pusat kelengkungan
b. Menuju fokus d. Menyebar.
16. 1. 2 3
Urutan nama gambar lensa di atas adalah ....
a. Lensa plankonvek, bikonveks, konkafkonvek
b. Lensa plankonkaf, bikonveks, konkafkonvek
c. Lensa plankonvek, bikonveks, konvekkonkaf
d. Lensa plankonvek, konkafkonveks, konvekkonkaf
17. Lensa cembung jarak fokusnya 20 cm. Sebuah benda terletak pada jarak 10 cm.
Sifat – sifat bayangan yang terbentuk adalah ....
a. Nyata, terbalik, sama besar dengan bendanya
b. Nyata, terbalik, lebih besar dari bendanya
c. Maya, tegak, sama besar dengan bendanya
d. Maya, tegak, lebih besar dari bendanya
18. Sebuah benda terletak pada jarak 12 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya
4 cm. Jarak bayangan ke lensa adalah ….
a. 2 cm b. 4 cm c. 6 cm d. 8 cm
19. Sebuah benda terletak pada jarak 12 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya
4 cm. Perbesaran bayangan yang terbentuk adalah .....
a. 0,25 kali c. 0,75 kali
b. 0,5 kali d. 1 kali
20. Sebuah lensa mempunyai kekuatan lensa 2 Dioptri. Jarak fokus lensa tersebut
adalah....
a. 0,5 cm c. 0,5 m
b. 5 cm d. 50 m
Lampiran 10
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan :Cahaya/ Alat – Alat Optik
Kelas :VIII
Jumlah Soal : 20 Butir
Waktu : 40 menit
PETUNJUK UMUM:
a. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan.
b. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut.
c. Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban.
d. Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar
e. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya
caranya:
Contoh: Jawaban awal a b c d
Dibetulkan menjadi a b c d
f. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Mata disebut alat optik karena ....
a. Memiliki lensa c. Memiliki saraf
b. Menggunakan kacamata d. Memiliki otot
2. Sifat bayangan pada yang terbentuk pada retina mata yaitu....
a. Diperkecil, nyata, terbalik
b. Tegak, maya, diperbesar
c. Tegak, nyata, diperbesar
d. Terbalik, maya, diperkecil
3. Perhatikan gambar.
Gambar di atas merupakan gambar cacat mata....
a. Hipermetropi c. Normal
b. Miopi d. Presbiopi
4. Cacat mata yang dialami seseorang yang tidak dapat melihat jelas benda – benda
yang letaknya jauh disebut....
a. Hipermetropi c. Normal
b. Miopi d. Presbiopi
5. Mata seseorang yang digunakan untuk melihat benda, ternyata menghasilkan
bayangan tepat di selaput jala. Keadaan mata tersebut termasuk ....
a. Mata hipermetropi c. Mata normal
b. Mata miopi d. Mata presbiopi
6. Penderita cacat mata presbiopi ditolong dengan kacamata berlensa....
a. Cekung c. Konvergen
b. Cembung d. Rangkap
7. Seseorang tidak mampu melihat jelas benda yang terletak pada jarak lebih dari 50
cm di depan mata. Kekuatan lensa kaca mata yang diperlukan adalah ....
a. – 0,02 Dioptri c. – 2 Dioptri
b. – 0,5 Dioptri d. +2 Dioptri
8. Jarak paling dekat yang dapat dilihat jelas oleh orang yang rabun dekat adalah 40
cm. Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan orang tersebut adalah ....
a. 1 D c. 2 D
b. 1,5 D d. 2,5 D
9. Seorang penderita miopi memakai kacamata dengan kekuatan lensa sebesar –0,33
D. Jarak titik jauh penderita miopi tersebut adalah ....
a. 100 cm c. 250 cm
b. 200 cm d. 300 cm
10. Bayangan pada kamera memiliki sifat ....
a. Nyata, terbalik, diperkecil
b. Nyata, tegak, diperbesar
c. Maya, terbalik, diperkecil
d. Maya, tegak, diperbesar
11. Yang berfungsi sebagai retina pada kamera adalah….
a. Diafragma c. Lensa
b. Film d. Shutter
12. Bayangan yang dibentuk lup adalah....
a. Maya, diperkecil, tegak
b. Maya, tegak, diperbesar.
c. Maya, terbalik, diperbesar.
d. Maya, terbalik, diperkecil.
13. Sebuah lup mempunyai jarak fokus 2,5 cm untuk melihat komponen jam tangan.
Perbesaran bayangan yang dilihat jika mata tidak berakomodasi adalah....
a. 8 kali c. 10 kali
b. 9 kali d. 11 kali
14. Alat optik yang digunakan untuk melihat jasad renik adalah ....
a. Lup c. Periskop
b. Mikroskop d. Teropong
15. Sifat bayangan akhir yang dibentuk pada mikroskop adalah ....
a. Nyata, tegak, dan diperbesar
b. Nyata, tegak, dan diperkecil
c. Maya, terbalik, dan diperbesar
d. Maya, tegak, dan diperbesar
16. Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif dan lensa okuler, lensa objektif
dapat menghasilkan perbesaran 20 kali. Jika perbesaran mikroskop (perbesaran
total) sebesar 300 kali, maka perbesaran lensa okuler adalah....
a. 10 kali c. 50 kali.
b. 15 kali d. 6000 kali
17. Di bawah ini yang merupakan dua jenis teropong/teleskop adalah…..
a. Teropong bias dan teropong pantul.
b. Teropong bintang dan teropong bias.
c. Teropong bintang dan teropong bumi.
d. Teropong bumi dan teropong pantul.
18. Teropong bumi menggunakan lensa sebanyak....
a. 2 lensa c. 4 lensa
b. 3 lensa d. 5 lensa
19. Lensa pembalik pada teropong bumi berfungsi untuk....
a. Membalikkan bayangan lensa objektif.
b. Membalikkan benda tegak untuk lensa objektif
c. Membalikkan bayangan lensa okuler.
d. Membentuk benda terbalik untuk lensa okuler.
20. Perbedaan mendasar periskop dengan alat optik lainnya adalah adanya ....
a. Dua pasang cermin datar
b. Sepasang lensa cekung
c. Sepasang lensa cembung
d. Sepasang prisma siku-siku
LEMBAR SOAL TUGAS
Mata Pelajaran : IPA FisikaMateri Pokok/ Sub Bahasan : Cahaya/ Perambatan dan
Pemantulan CahayaKelas : VIII
Jumlah Soal : 2 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan
keterangan gambar.
1. Seberkas sinar datang membentuk sudut 300 mengenai sebuah cermin datar,
kemudian cahaya sinar tersebut memantul. Gambarkan peristiwa pemantulan
tersebut dengan ukuran yang sesuai dan jelaskan peristiwa pemantulan cahaya.
(Skor = 10)
2. Sebuah benda tegak tingginya 5 mm, jarak benda dengan cermin 4 cm, panjang
fokus 6 cm. Gambarlah proses pembentukan bayangan pada cermin cembung
(sesuai dengan ukuran), dan tuliskan sifat bayangan yang diperoleh. (Skor = 10)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS1. Pemantulan Cahaya
Keterangan:
A = Sinar datang. N = Garis Normal.
B = Sinar pantul. i = Sudut datang.
C = Hasil penerusan sinar pantul. r = Sudut pantul.
Besarnya sudut datang adalah 300 maka besarnya sudut pantul adalah 300. Hal
ini terjadi karena mengacu pada Hukum Pemantulan Cahaya sebagai berikut:
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada suatu bidang datar
2. Sudut datang (i) = sudut pantul (r)
2. Pembentukan bayangan pada cermin cembung
III II I IV
Keterangan:
O = verteks F = Fokus
M = Pusat Kelengkungan Cermin I,II,III,IV = Ruang I, II, III, IV
Sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, diperbesar.
A N B
i r
bidang batas
N C
LEMBAR SOAL TUGAS
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan :Cahaya/ Pembiasan Cahaya
Kelas :VIII
Jumlah Soal : 3 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan
keterangan gambar.
1. Sebuah benda tegak tingginya 10 mm, jarak benda dengan lensa 3 cm, panjang
fokus 2 cm. Gambarlah proses pembentukan bayangan pada lensa cembung
(sesuai dengan ukuran), dan tuliskan sifat bayangan yang diperoleh. (Skor = 10)
2. Gambar dan jelaskan peristiwa pembiasan cahaya, jika sinar datang dari udara
kemudian mengenai medium yang lebih rapat (misalnya kaca, air, minyak). (Skor
= 10)
3. Sebuah benda tegak tingginya 10 mm, jarak benda dengan lensa cembung 3 cm,
panjang fokus 2 cm. Gunakan perhitungan untuk mencari jarak bayangan, tinggi
bayangan dan perbesaran bayangan yang terjadi pada lensa cembung. (skor = 5)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS
1.
Keterangan:
F = Fokus
2F = 2 kali fokus
Sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, diperbesar.
2. Pembiasan Cahaya
N
n (udara)
Keterangan:
= sudut datang N= garis normal
’ = sudut bias
n = indeks bias medium 1
n’= indeks bias medium 2
Pembiasan cahaya terjadi jika cahaya merambat melalui dua medium yang
berbeda indeks biasnya. Hukum Pembiasan cahaya
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada suatu bidang datar
2. Sinar datang dari medium renggang ke medium rapat, sinar dibiaskan
mendekati normal.
'θ n’(medium)
3. Sinar datang dari medium rapat ke medium renggang, sinar dibiaskan
menjauhi normal.
4. Bila sinar datang tegak lurus bidang batas maka sinar diteruskan.
3. Lensa cembung:
Diketahui:
Ditanyakan:
…. …. ….
Jawab:
Besarnya :
Besarnya perbesaran bayangan:
Tinggi bayangan:
LEMBAR SOAL TUGAS
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan :Cahaya/ Alat – Alat Optik
Kelas :VIII
Jumlah Soal : 3 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan
keterangan gambar.
1. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Lup. (Skor = 10)
2. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Mikroskop. (Skor = 10)
3. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Teropong. (Skor = 10)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS
1. Pembentukan Bayangan Pada Lup
Lup merupakan lensa konvergen atau lensa positif yang digunakan untuk
meperjelas benda-benda yang kecil. Sebuah benda yang terletak di antara titik
dekat mata dan titik jauh mata normal, bayangannya akan terpusat pada retina
mata. Sifat bayangan yang terbentuk maya, tegak, diperbesar.
2. Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop
Mikroskop adalah sebuah alat optik yang digunakan untuk mengamati
benda-benda yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua lensa tipis konvergen
yang mempunyai jarak fokus berbeda. Lensa yang berjarak fokus pendek
dinamakan lensa objektif, dan lensa yang berfokus panjang dinamakan lensa
okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif terletak antara
fokus lensa dengan pusat kelengkungan lensa, sehingga terbentuk bayangan nyata
diperbesar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh
lensa okuler. Bayangan yang dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak
2Fob Fob
Fob Fok
Bayangan lensaobjektif
lensa objektiflensa okuler Mata pengamat
Benda
Bayanganakhir
Fok 2Fok
Bayangan Maya
A B
di antara fokus okuler dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya
diperbesar.
3. Pembentukan Bayangan Pada Teropong
Untuk mengamati benda yang terletak di jauh tak terhingga diperlukan alat optik
dinamakan teropong bintang atau teleskop. Lensa yang berjarak fokus pendek
berfungsi sebagai lensa okuler dan yang berfokus panjang dinamakan lensa
objektif. Untuk mengamati benda yang jauh di tak terhingga mata pengamat
berada di belakang lensa okuler. Sinar datang dari benda yang jauh di depan
lensa objektif, dan terbentuk bayangan pada titik fokus objektif. Bayangan yang
dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Bayangan yang
dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak di antara fokus okuler
dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya diperbesar.
Fob 2Fob
Fok Fob
Bayangan lensaokuler
lensa objektiflensa okuler
Mata pengamat
Benda
Bayanganakhir
2Fok Fok
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS I
1. A 6. C 11. C 16. A
2. B 7. A 12. B 17. C
3. D 8. A 13. A 18. B
4. C 9. C 14. C 19. C
5. B 10. A 15. C 20. C
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS II
1. C 6. D 11. B 16. C
2. B 7. A 12. B 17. D
3. D 8. B 13. B 18. C
4. D 9. D 14. C 19. B
5. C 10. A 15. B 20. C
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS III
1. A 6. D 11. B 16. B
2. A 7. C 12. B 17. A
3. A 8. B 13. C 18. B
4. B 9. D 14. B 19. C
5. C 10. A 15. D 20. D
Lampiran 5
KISI – KISI SOAL TES
Satuan Pendidikan : MTs Negeri Jektro
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII/2
Materi Pokok : Cahaya
Alokasi Waktu/ Jumlah Soal : 3 × 40 menit
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami konsep dan penerapan getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-
hari.
Kompetensi Dasar Materi IndikatorNomor
Soal
Bentuk
Tes
Menyelidiki sifat-
sifat cahaya dan
hubungannya
dengan berbagai
bentuk cermin dan
lensa.
4. Perambatan
cahaya dan
Pemantulan
cahaya
5. Pembiasan
4. Menunjukkan sifat-sifat
perambatan cahaya
5. Menjelaskan hukum
pemantulan.
6. Mendeskripsikan
proses pembentukan
dan sifat-sifat bayangan
pada cermin datar,
cermin cekung dan
cermin cembung.
4. Menjelaskan hukum
pembiasan.
5. Menyebutkan contoh
pembisan dalam
kehidupan sehari-hari.
1 – 2
3 – 4
5 – 20
1 – 3
4 – 6
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
6. Mendeskripsikan
proses pembentukan
dan sifat-sifat bayangan
pada lensa cekung dan
lensa cembung.
7 – 20 Pilihan
Ganda
Kompetensi Dasar Materi Indikator Nomor
Soal
Bentuk
Tes
Mendeskripsikan
alat – alat optik dan
penerapannya
dalam kehidupan
sehari – hari.
6. Alat – Alat
Optik
7. Menjelaskan fungsi
mata sebagai alat optik.
8. Menggambarkan
pembentukan bayangan
benda pada retina.
9. Menjelaskan beberapa
cacat mata dan
penggunaan kacamata.
10. Menyelidiki ciri – ciri
kamera sebagai alat
optik.
11. Menjelaskan konsep
lup sebagai alat optik.
12. Menjelaskan cara kerja
beberapa produk
teknologi yang relevan,
seperti mikroskop,
berbagai jenis
teropong, periskop dan
sebagainya.
1
2
3 – 9
10, 11
12, 13
14–20
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Pilihan
Ganda
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI ASPEK AFEKTIF DAN ASPEK PSIKOMOTORIK
3. Lembar Observasi Aspek Afektif
No Aspek Aspek yang diamati SkorSikap untuk mengutarakan pendapat dan mengajukanpertanyaan
5. Tidak pernah berpendapat danmengajukan pertanyaan Skor 1
6. Berpendapat 1 kali tanpamengajukan pertanyaan/mengajukanpertanyaan 1 kali tanpa berpendapat
Skor 2
7. Berpendapat 1 kali dan mengajukanpertanyaan 1 kali Skor 3
1 Reesiving(Pengenalan)
8. Berpendapat dan mengajukanpertanyaan lebih dari 1 kali Skor 4
Memberikan tanggapan dan aktif berpartisipasi5. Tidak pernah memberikan tanggapan
dan berpartisipasi dalam kegiatanpembelajaran, diminta berpendapatmenolak.
Skor 1
6. Diminta untuk memberikantanggapan tidak di dukung dengantanggapan yang tepat
Skor 2
7. Diminta untuk memberikantanggapan di dukung dengantanggapan yang tepat
Skor 3
2 Responding(Merespon)
8. Kesadaran untuk memberikantanggapan Skor 4
Menghargai pendapat siswa lain.5. Tidak menghargai, memaksakan
pendapatnya, dan membuat siswalain terpojok.
Skor 1
3 Valuing(Penghargaan)
6. Memaksakan pendapat denganmenghargai pendapat siswa lain. Skor 2
7. Menghargai pendapat siswa laindengan memberikan penguatanjawaban.
Skor 3
8. Tidak memaksakan pendapat, maumenerima jawaban siswa lain sertamemberikan penguatan jawabannya,dan memberikan apresiasi kepadasiswa lain.
Skor 4
Menyelesaikan tugas dari guru
5. Tidak menyelesaikan tugas dari guru Skor 1
6. Menyelesaikan tugas dari guru tidaktepat waktu Skor 2
7. Menyelesaikan tugas dari guru sesuaidengan kesepakatan Skor 3
4 Organization(Pengorganisasian)
8. Menyelesaikan tugas dari sebelumwaktu selesai Skor 4
Tanggung jawab sebagai anggota kelompok
5. Membuat kekacauan di dalamkelompok Skor 1
6. Pasif di dalam kelompok/hanya diamsaja Skor 2
7. Berpartisipasi dengan anggotakelompoknya kadang-kadang Skor 3
5Characterization
by value(Pengamalan)
8. Berpartisipasi dengan anggotakelompoknya dengan pendapat-pendapatnya yang bertujuanmenyelesaikan masalah
Skor 4
Skor yang diperolehSkor maksimal 20
4. Lembar Observasi Aspek Psikomotorik
No Aspek yangdiamati Kriteria Skor
Tidak ada keterangan pada gambar 1
Hanya terdapat 2 keterangan pada gambar 2
Terdapat 4 keterangan pada gambar 3
1Memberikanketerangan padagambar
Semua gambar terdapat keterangan 4
Tidak membentuk jalannya sinar istimewa 1
Terdapat 1 bentuk jalannya sinar istimewa 2
Terdapat 2 bentuk jalannya sinar istimewa 3
2 Membentuk sinaristimewa
Terdapat semua bentuk jalannya sinar istimewa 4
Tidak jelas sinar istimewa yang digunakan 1
Memadukan 1 sinar istimewa 2
Memadukan 2 sinar istimewa 3
3Memadukansetiap sinaristimewa
Memadukan 3 sinar istimewa 4
Tidak membentuk bayangan 1
Membentuk bayangan tidak dilengkapiketerangan bentuk bayangan. 2
Membentuk bayangan dilengkapi keteranganbentuk bayangan tetapi tidak sesuai teori yangdiberikan.
3
4 Membentukbayangan
Membentuk bayangan dilengkapi keteranganbentuk bayangan sesuai teori yang diberikan. 4
Tidak dapat menunjukkan hasil. 1
Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidahjalannya sinar istimewa, bentuk bayangan tidakjelas.
2
Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidahjalannya sinar istimewa, bentuk bayangan jelas,tanpa kesimpulan
35 Menunjukkan
hasil gambar
Menunjukkan hasil sesuai dengan kaidahjalannya sinar istimewa, bentuk bayangan jelas,dan kesimpulan yang jelas.
4
Skor yang diperolehSkor maksimal 20
Keterangan:Nilai diperoleh dari:
100×=∑∑
maksimalskorperolehanskor
Nilai
Persentase nilai diperoleh dari:
%100×=∑∑
maksimalskorperolehanskor
Nilai Pengamat,
Husni RobithNIM: 063611004
Lampiran 8
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : IPA FisikaMateri Pokok/ Sub Bahasan : Cahaya/ Perambatan dan
Pemantulan CahayaKelas : VIIIJumlah Soal : 20 ButirWaktu : 40 menit
PETUNJUK UMUM:
g. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan.
h. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut.
i. Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban.
j. Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar
k. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya
caranya:
Contoh: Jawaban salah a b c d
Dibetulkan menjadi a b c d
l. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
21. Berikut yang bukan merupakan sifat cahaya adalah ....
e. Ada medium untuk merambat
f. Dapat dibiaskan
g. Dapat dipantulkan
h. Termasuk gelombang elektromagnetik
22. Pemantulan sempurna dapat terjadi bila cahaya jatuh ke....
c. Bebatuan c. Pohon
d. Jalan beraspal d. Tanah
23. Pernyataan berikut yang sesuai dengan Hukum Pemantulan Cahaya yaitu….
b. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seakan-akan berasal dari titik
fokus.
c. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
d. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada dua bidang datar.
e. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
24. Perhatikan gambar berikut.
Daerah yang disebut sudut pantul adalah....
a. a
b. b
c. c
d. d
25. Pernyataan berikut yang sesuai untuk dua buah cermin datar adalah.…
f. Jumlah bayangan tidak selalu sama dengan jumlah benda
g. Jumlah bayangan sama dengan jumlah benda
h. Jarak bayangan sama dengan jarak fokus
i. Tinggi bayangan setengah dari tinggi benda
26. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar bersifat ....
e. Nyata, terbalik, dan diperkecil
f. Nyata, sama besar, dan tegak
g. Maya, tegak, dan sama besar
h. Nyata, terbalik, dan diperbesar
27. Sebuah benda berada 12 cm di depan cermin datar, kemudian didekatkan 6 cm
mendekati cermin, jarak bayangan tersebut dari cermin sekarang adalah….
c. 6 cm c. 18 cm
d. 12 cm d. 20 cm
28. Dua buah cermin datar membentuk sudut 450, banyaknya bayangan yang
terbentuk adalah ….
c. 7 c. 3
d. 5 d. 1
29. Seberkas sinar datang dari titik fokus sebuah cermin cekung, akan dipantulkan.…
e. Menuju pusat kelengkungan cermin
f. Menuju titik fokus
g. Sejajar sumbu utama
h. Seolah-olah sejajar sumbu utama
30. Berikut ini gambar proses pembentukan bayangan pada cermin cekung yang
benar adalah….
e.
f.
g.
h.
31. Bayangan maya yang terbentuk pada cermin cekung terjadi pada saat….
a. Benda berada di ruang III (antara R –∞ )
b. Benda berada di ruang II (antara F – R)
c. Benda terletak di ruang I (antara O – F)
d. Benda terletak di ruang IV ( di belakang cermin)
32. Sifat – sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung yang benar adalah.....
a. Maya, tegak, diperbesar.
b. Maya, tegak, diperkecil.
c. Maya, terbalik, diperkecil.
d. Nyata, tegak, diperbesar.
33. Suatu benda berjarak 10 cm di depan sebuah cermin cekung yang memiliki fokus
15 cm. Perbesaran bayangan yang dihasilkan adalah ....
c. 3,0 kali c. 1,5 kali
d. 2,0 kali d. 0,5 kali
34. Benda yang terletak di ruang II (dua) di depan sebuah cermin cekung akan
menghasilkan bayangan yang bersifat….
a. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang II, dan nyata.
b. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang III, dan maya.
c. Diperbesar, terbalik, terletak di ruang III, dan nyata.
d. Diperkecil, terbalik, terletak di ruang III, dan nyata.
35. Cermin cekung disebut juga dengan cermin, kecuali....
a. Konvergen
b. Mengumpulkan sinar
c. Negatif
d. Positif
36. Cermin cembung disebut juga:
1. Cermin divergen
2. Cermin konvergen
3. Cermin negatif
4. Cermin positif
Pernyataan yang benar tentang nama lain cermin cembung adalah ....
c. 1 c. 2, 4
d. 1, 4 d. Salah semua
37. Sebuah cermin cembung memiliki jarak fokus 20 cm. Apabila bayangan yang
terbentuk 30 cm di belakang cermin maka jarak bendanya adalah ....
c. 12 cm maya c. 12 cm nyata
d. 60 cm maya d. 60 cm nyata
38. Untuk menghitung perbesaran bayangan pada cermin cekung dapat menggunakan
rumus ….
c.1h
hM = c.1
0
ssM =
d.0
1
ssM = d.
fsM 1=
39. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung memiliki jarak fokus 180 cm.
Jarak bayangan yang terjadi adalah ....
c. 45 cm maya c. 90 cm maya
d. 45 cm nyata d. 90 cm nyata
40. Sebuah benda terletak 60 cm dari cermin cekung memiliki jarak fokus 180 cm.
Perbesaran bayangan yang terjadi adalah ....
c. 0,5 kali c. 1,5 kali
d. 1 kali d. 2 kali
Lampiran 9
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan :Cahaya/ Pembiasan Cahaya
Kelas :VIII
Jumlah Soal : 20 Butir
Waktu : 40 menit
PETUNJUK UMUM:
g. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan.
h. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut.
i. Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban.
j. Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar
k. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya
caranya:
Contoh: Jawaban salah a b c d
Dibetulkan menjadi a b c d
l. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
21. Pembiasan cahaya adalah peristiwa ....
e. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui dua medium yang sama
kerapatannya.
f. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui zat yang sama
g. Pembelokan dan penerusan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda
kerapatannya
h. Penerusan cahaya karena cahaya datang tidak tegak lurus dengan bidang batas
antara kedua medium.
22. Pernyataan berikut yang benar adalah ....
e. Lensa cembung disebut juga lensa negatif.
f. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat dibiaskan
mendekati normal.
g. Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat dibiaskan
menjauhi normal.
h. Pembentukan bayangan oleh lensa cembung selalu diperbesar
23. Hukum pembiasan cahaya dikemukakan oleh....
a. Einstein c. Newton
b. Gauss d. Snellius
24. Pembiasan di dalam air mengakibatkan benda yang ada di dalam air kelihatan....
c. Bergerak – gerak c. Kurang terang
d. Jauh d. Lebih dekat
25. Di bawah ini merupakan contoh pembiasan cahaya yang benar adalah.....
e. Ikan di dalam air kelihatan lebih jauh jika dilihat dari udara.
f. Jalan beraspal terlihat seperti terbakar diwaktu panas disiang hari.
g. Pensil kelihatan patah ketika sebagian pensil dimasukkan ke dalam air.
h. Ruang di dalam rumah kelihatan terang diwaktu siang hari.
26. Pada gambar dibawah ini, sudut bias ditunjukkan oleh huruf ....
e. p
f. q
g. r
h. s
27. Jika seberkas cahaya datang pada lensa cembung, maka sifat sinar yang dibiaskan
adalah…….
c. Konvergen c. Membaur
d. Hilang d. Sejajar
28. Pernyataan berikut yang salah adalah ....
29. Berikut ini yang termasuk macam – macam lensa cembung yaitu....
e. Bikonkaf.
f. Plankonkaf.
g. Konkafkonvek.
h. Konvekkonkaf.
30. Perhatikan pernyataan berikut:
1. bi-konkaf adalah lensa cekung dua
2. konkaf adalah lensa cembung
3. konvek adalah lensa cekung
4. plan-konkaf adalah lensa cekung datar
Pernyataan yang benar adalah pernyataan nomor ....
e. 1 dan 4
f. 2 dan 3
g. Benar semua
-
-
h. Salah semua
31. Sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung apabila benda di ruang I
adalah....
e. Maya, tegak, dan diperbesar.
f. Maya, tegak, dan diperkecil.
g. Maya, terbalik, dan diperbesar
h. Nyata, terbalik, dan diperbesar
32. Sebuah lensa positif mempunyai panjang fokus = 50 cm. Maka kekuatan lensa
tersebut adalah....
c. 0,5 Dioptri. C. 2 Dioptri.
d. – 2 Dioptri. D. – 0,5 Dioptri.
33. Lensa yang mempunyai sifat memusatkan berkas cahaya adalah....
c. Lensa cekung c. Lensa bikonkaf
d. Lensa cembung d. Lensa plankonkaf
34. Sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan sinar bias yang keluar dari prisma
disebut ....
c. Sudut bias c. Sudut deviasi
d. Sudut datang d. Sudut pembias
35. Sinar yang datang sejajar sumbu utama pada lensa cembung, akan dibiaskan....
c. Melalui sumbu utama c. Menuju pusat kelengkungan
d. Menuju fokus d. Menyebar.
36. 1. 2 3
Urutan nama gambar lensa di atas adalah ....
e. Lensa plankonvek, bikonveks, konkafkonvek
f. Lensa plankonkaf, bikonveks, konkafkonvek
g. Lensa plankonvek, bikonveks, konvekkonkaf
h. Lensa plankonvek, konkafkonveks, konvekkonkaf
37. Lensa cembung jarak fokusnya 20 cm. Sebuah benda terletak pada jarak 10 cm.
Sifat – sifat bayangan yang terbentuk adalah ....
e. Nyata, terbalik, sama besar dengan bendanya
f. Nyata, terbalik, lebih besar dari bendanya
g. Maya, tegak, sama besar dengan bendanya
h. Maya, tegak, lebih besar dari bendanya
38. Sebuah benda terletak pada jarak 12 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya
4 cm. Jarak bayangan ke lensa adalah ….
b. 2 cm b. 4 cm c. 6 cm d. 8 cm
39. Sebuah benda terletak pada jarak 12 cm dari lensa cembung yang jarak fokusnya
4 cm. Perbesaran bayangan yang terbentuk adalah .....
c. 0,25 kali c. 0,75 kali
d. 0,5 kali d. 1 kali
40. Sebuah lensa mempunyai kekuatan lensa 2 Dioptri. Jarak fokus lensa tersebut
adalah....
c. 0,5 cm c. 0,5 m
d. 5 cm d. 50 m
Lampiran 10
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan :Cahaya/ Alat – Alat Optik
Kelas :VIII
Jumlah Soal : 20 Butir
Waktu : 40 menit
PETUNJUK UMUM:
g. Tuliskan identitas anda ke dalam lembar jawab yang disediakan.
h. Tersedia waktu 40 menit untuk mengerjakan tes tersebut.
i. Jumlah soal 20 butir, pada setiap butir soal terdapat 4 (empat) pilihan jawaban.
j. Beri tanda (X) pada lembar jawaban yang anda anggap benar
k. Apabila anda terlanjur salah membubuhkan tanda dan ingin memperbaikinya
caranya:
Contoh: Jawaban awal a b c d
Dibetulkan menjadi a b c d
l. Periksa kembali jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru
PETUNJUK KHUSUS:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
21. Mata disebut alat optik karena ....
c. Memiliki lensa c. Memiliki saraf
d. Menggunakan kacamata d. Memiliki otot
22. Sifat bayangan pada yang terbentuk pada retina mata yaitu....
e. Diperkecil, nyata, terbalik
f. Tegak, maya, diperbesar
g. Tegak, nyata, diperbesar
h. Terbalik, maya, diperkecil
23. Perhatikan gambar.
Gambar di atas merupakan gambar cacat mata....
c. Hipermetropi c. Normal
d. Miopi d. Presbiopi
24. Cacat mata yang dialami seseorang yang tidak dapat melihat jelas benda – benda
yang letaknya jauh disebut....
c. Hipermetropi c. Normal
d. Miopi d. Presbiopi
25. Mata seseorang yang digunakan untuk melihat benda, ternyata menghasilkan
bayangan tepat di selaput jala. Keadaan mata tersebut termasuk ....
c. Mata hipermetropi c. Mata normal
d. Mata miopi d. Mata presbiopi
26. Penderita cacat mata presbiopi ditolong dengan kacamata berlensa....
a. Cekung c. Konvergen
b. Cembung d. Rangkap
27. Seseorang tidak mampu melihat jelas benda yang terletak pada jarak lebih dari 50
cm di depan mata. Kekuatan lensa kaca mata yang diperlukan adalah ....
a. – 0,02 Dioptri c. – 2 Dioptri
b. – 0,5 Dioptri d. +2 Dioptri
28. Jarak paling dekat yang dapat dilihat jelas oleh orang yang rabun dekat adalah 40
cm. Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan orang tersebut adalah ....
c. 1 D c. 2 D
d. 1,5 D d. 2,5 D
29. Seorang penderita miopi memakai kacamata dengan kekuatan lensa sebesar –0,33
D. Jarak titik jauh penderita miopi tersebut adalah ....
c. 100 cm c. 250 cm
d. 200 cm d. 300 cm
30. Bayangan pada kamera memiliki sifat ....
e. Nyata, terbalik, diperkecil
f. Nyata, tegak, diperbesar
g. Maya, terbalik, diperkecil
h. Maya, tegak, diperbesar
31. Yang berfungsi sebagai retina pada kamera adalah….
c. Diafragma c. Lensa
d. Film d. Shutter
32. Bayangan yang dibentuk lup adalah....
a. Maya, diperkecil, tegak
b. Maya, tegak, diperbesar.
c. Maya, terbalik, diperbesar.
d. Maya, terbalik, diperkecil.
33. Sebuah lup mempunyai jarak fokus 2,5 cm untuk melihat komponen jam tangan.
Perbesaran bayangan yang dilihat jika mata tidak berakomodasi adalah....
c. 8 kali c. 10 kali
d. 9 kali d. 11 kali
34. Alat optik yang digunakan untuk melihat jasad renik adalah ....
c. Lup c. Periskop
d. Mikroskop d. Teropong
35. Sifat bayangan akhir yang dibentuk pada mikroskop adalah ....
e. Nyata, tegak, dan diperbesar
f. Nyata, tegak, dan diperkecil
g. Maya, terbalik, dan diperbesar
h. Maya, tegak, dan diperbesar
36. Sebuah mikroskop mempunyai lensa objektif dan lensa okuler, lensa objektif
dapat menghasilkan perbesaran 20 kali. Jika perbesaran mikroskop (perbesaran
total) sebesar 300 kali, maka perbesaran lensa okuler adalah....
a. 10 kali c. 50 kali.
b. 15 kali d. 6000 kali
37. Di bawah ini yang merupakan dua jenis teropong/teleskop adalah…..
a. Teropong bias dan teropong pantul.
b. Teropong bintang dan teropong bias.
c. Teropong bintang dan teropong bumi.
d. Teropong bumi dan teropong pantul.
38. Teropong bumi menggunakan lensa sebanyak....
a. 2 lensa c. 4 lensa
b. 3 lensa d. 5 lensa
39. Lensa pembalik pada teropong bumi berfungsi untuk....
e. Membalikkan bayangan lensa objektif.
f. Membalikkan benda tegak untuk lensa objektif
g. Membalikkan bayangan lensa okuler.
h. Membentuk benda terbalik untuk lensa okuler.
40. Perbedaan mendasar periskop dengan alat optik lainnya adalah adanya ....
e. Dua pasang cermin datar
f. Sepasang lensa cekung
g. Sepasang lensa cembung
h. Sepasang prisma siku-siku
LEMBAR SOAL TUGAS
Mata Pelajaran : IPA FisikaMateri Pokok/ Sub Bahasan : Cahaya/ Perambatan dan
Pemantulan CahayaKelas : VIII
Jumlah Soal : 2 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan
keterangan gambar.
3. Seberkas sinar datang membentuk sudut 300 mengenai sebuah cermin datar,
kemudian cahaya sinar tersebut memantul. Gambarkan peristiwa pemantulan
tersebut dengan ukuran yang sesuai dan jelaskan peristiwa pemantulan cahaya.
(Skor = 10)
4. Sebuah benda tegak tingginya 5 mm, jarak benda dengan cermin 4 cm, panjang
fokus 6 cm. Gambarlah proses pembentukan bayangan pada cermin cembung
(sesuai dengan ukuran), dan tuliskan sifat bayangan yang diperoleh. (Skor = 10)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS3. Pemantulan Cahaya
Keterangan:
A = Sinar datang. N = Garis Normal.
B = Sinar pantul. i = Sudut datang.
C = Hasil penerusan sinar pantul. r = Sudut pantul.
Besarnya sudut datang adalah 300 maka besarnya sudut pantul adalah 300. Hal
ini terjadi karena mengacu pada Hukum Pemantulan Cahaya sebagai berikut:
3. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada suatu bidang datar
4. Sudut datang (i) = sudut pantul (r)
4. Pembentukan bayangan pada cermin cembung
III II I IV
Keterangan:
O = verteks F = Fokus
M = Pusat Kelengkungan Cermin I,II,III,IV = Ruang I, II, III, IV
Sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, diperbesar.
A N B
i r
bidang batas
N C
LEMBAR SOAL TUGAS
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan :Cahaya/ Pembiasan Cahaya
Kelas :VIII
Jumlah Soal : 3 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan
keterangan gambar.
4. Sebuah benda tegak tingginya 10 mm, jarak benda dengan lensa 3 cm, panjang
fokus 2 cm. Gambarlah proses pembentukan bayangan pada lensa cembung
(sesuai dengan ukuran), dan tuliskan sifat bayangan yang diperoleh. (Skor = 10)
5. Gambar dan jelaskan peristiwa pembiasan cahaya, jika sinar datang dari udara
kemudian mengenai medium yang lebih rapat (misalnya kaca, air, minyak). (Skor
= 10)
6. Sebuah benda tegak tingginya 10 mm, jarak benda dengan lensa cembung 3 cm,
panjang fokus 2 cm. Gunakan perhitungan untuk mencari jarak bayangan, tinggi
bayangan dan perbesaran bayangan yang terjadi pada lensa cembung. (skor = 5)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS
4.
Keterangan:
F = Fokus
2F = 2 kali fokus
Sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, diperbesar.
5. Pembiasan Cahaya
N
n (udara)
Keterangan:
= sudut datang N= garis normal
’ = sudut bias
n = indeks bias medium 1
n’= indeks bias medium 2
Pembiasan cahaya terjadi jika cahaya merambat melalui dua medium yang
berbeda indeks biasnya. Hukum Pembiasan cahaya
5. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada suatu bidang datar
6. Sinar datang dari medium renggang ke medium rapat, sinar dibiaskan
mendekati normal.
'θ n’(medium)
7. Sinar datang dari medium rapat ke medium renggang, sinar dibiaskan
menjauhi normal.
8. Bila sinar datang tegak lurus bidang batas maka sinar diteruskan.
6. Lensa cembung:
Diketahui:
Ditanyakan:
…. …. ….
Jawab:
Besarnya :
Besarnya perbesaran bayangan:
Tinggi bayangan:
LEMBAR SOAL TUGAS
Mata Pelajaran :IPA Fisika
Materi Pokok/ Sub Bahasan :Cahaya/ Alat – Alat Optik
Kelas :VIII
Jumlah Soal : 3 Butir
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar dan lengkap dengan
keterangan gambar.
4. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Lup. (Skor = 10)
5. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Mikroskop. (Skor = 10)
6. Gambar dan jelaskan pembentukan bayangan pada Teropong. (Skor = 10)
LEMBAR JAWAB SOAL TUGAS
4. Pembentukan Bayangan Pada Lup
Lup merupakan lensa konvergen atau lensa positif yang digunakan untuk
meperjelas benda-benda yang kecil. Sebuah benda yang terletak di antara titik
dekat mata dan titik jauh mata normal, bayangannya akan terpusat pada retina
mata. Sifat bayangan yang terbentuk maya, tegak, diperbesar.
5. Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop
Mikroskop adalah sebuah alat optik yang digunakan untuk mengamati
benda-benda yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua lensa tipis konvergen
yang mempunyai jarak fokus berbeda. Lensa yang berjarak fokus pendek
dinamakan lensa objektif, dan lensa yang berfokus panjang dinamakan lensa
okuler. Benda yang diamati diletakkan di depan lensa objektif terletak antara
fokus lensa dengan pusat kelengkungan lensa, sehingga terbentuk bayangan nyata
diperbesar. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh
lensa okuler. Bayangan yang dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak
2Fob Fob
Fob Fok
Bayangan lensaobjektif
lensa objektiflensa okuler Mata pengamat
Benda
Bayanganakhir
Fok 2Fok
Bayangan Maya
A B
di antara fokus okuler dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya
diperbesar.
6. Pembentukan Bayangan Pada Teropong
Untuk mengamati benda yang terletak di jauh tak terhingga diperlukan alat optik
dinamakan teropong bintang atau teleskop. Lensa yang berjarak fokus pendek
berfungsi sebagai lensa okuler dan yang berfokus panjang dinamakan lensa
objektif. Untuk mengamati benda yang jauh di tak terhingga mata pengamat
berada di belakang lensa okuler. Sinar datang dari benda yang jauh di depan
lensa objektif, dan terbentuk bayangan pada titik fokus objektif. Bayangan yang
dibentuk oleh lensa objektif dianggap benda oleh lensa okuler. Bayangan yang
dibentuk lensa objektif yang terbentuk harus terletak di antara fokus okuler
dengan lensa okuler, agar terbentuk bayangan maya diperbesar.
Fob 2Fob
Fok Fob
Bayangan lensaokuler
lensa objektiflensa okuler
Mata pengamat
Benda
Bayanganakhir
2Fok Fok
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS I
1. A 6. C 11. C 16. A
2. B 7. A 12. B 17. C
3. D 8. A 13. A 18. B
4. C 9. C 14. C 19. C
5. B 10. A 15. C 20. C
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS II
1. C 6. D 11. B 16. C
2. B 7. A 12. B 17. D
3. D 8. B 13. B 18. C
4. D 9. D 14. C 19. B
5. C 10. A 15. B 20. C
LEMBAR JAWABAN SOAL TES SIKLUS III
1. A 6. D 11. B 16. B
2. A 7. C 12. B 17. A
3. A 8. B 13. C 18. B
4. B 9. D 14. B 19. C
5. C 10. A 15. D 20. D
Lampiran 6
Gambar 6.1. Slide awal media pembelajaran berbasis
visual
Gambar 6.2. Slide Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Gambar 6.3. Tampilan slide
Materi
Gambar 6.4. Tampilan slide Latihan Soal
Gambar 6.5. Slide perambatan cahaya
Gambar 6.6. Slide sifat Cahaya
Gambar 6.7. Slide hukum pemantulan cahaya
Gambar 6.8. Slide pemantulan cahaya
Gambar 6.9. Slide cermin datar
Gambar 6.10. Slide animasi cermin datar
Gambar 6.11. Slide cermin cekung Gambar
6.12. Slide animasi sinar istimewa pada cermin cekung
Gambar 6.13. Slide cermin cembung
Gambar 6.14. Slide animasi sinar istimewa pada cermin cembung
Gambar 6.15. Slide pembiasan cahaya
Gambar 6.16. Slide pembiasan pada lensa cekung
Gambar 6.17. Slide pembentukan bayangan pada lensa cekung
Gambar 6.18. Slide pembiasan pada lensa cembung
Gambar 6.19. Slide pembentukan bayangan pada lensa cembung
Gambar 6.20. Slide macam-macam lensa cembung
Gambar 6.21. Slide Alat Optik
Gambar 6.22. Slide pembentukan bayangan pada mata
Gambar 6.23. Slide daya akomodasi mata
Gambar 6.24. Slide cacat mata
Gambar 6.25. Slide Lup
Gambar 6.26. Slide pembentukan bayangan pada Lup
Gambar 6.27. Slide Mikroskop
Gambar 6.28. Slide Teropong
Gambar 6.29. Slide Periskop
Lampiran 13ANALISIS AFEKTIF SIKLUS 1 SISWA KELAS VIII A
Aspek Yang DiamatiNo Nama1 2 3 4 5
Jumlah Nilai Nilai Afektif
1 Abdul Aziz 3 3 3 2 3 14 702 Ahmad Nafii Iksan 3 3 3 3 3 15 753 Aivi Luthfiani 3 3 3 3 3 15 754 Anamah Fudlah 3 3 3 3 2 14 705 Aris Kurniawan 2 2 2 3 3 12 606 Astuti Wulandari 3 3 3 3 3 15 757 Devita Oktaviana Dewi 3 2 3 2 3 13 658 Dian Febriani 2 2 2 3 3 12 609 Dwi Puji Prasetyo N. 3 3 3 3 3 15 75
10 Farakhindana 2 2 2 2 1 9 4511 Ida Fatkhurrohmah 2 2 2 3 3 12 6012 Ismi Saumi Wulandari 2 2 2 3 1 10 5013 Khoirotun Nisa 2 2 2 3 2 11 5514 Lia Umami 2 1 2 3 2 10 5015 Lilik Nurcholida 3 3 3 3 3 15 7516 Lulu Intan Faiqoh 3 2 3 2 3 13 6517 M. Ali Gufron 4 3 4 3 2 16 8018 Millati Azka 3 3 4 3 4 17 85
ii
19 Muhammad Hisyam Ali 2 2 3 2 2 11 5520 Muslikah Ida Mugi R 3 2 3 3 2 13 6521 Nelly Murodah 2 3 3 3 3 14 7022 Nur Azizah 2 3 3 3 3 14 7023 Nur Zakki Fuat 2 2 3 3 2 12 6024 Risha Fillah Agustina 2 4 3 3 4 16 8025 Siti Ului Zahroh 2 3 3 2 3 13 6526 Siti Nurmalisa 3 2 3 3 2 13 6527 Qodriyanah 3 4 3 3 3 16 8028 Siti Sinta Lestari 2 4 3 3 4 16 8029 Wahid Romdhoni 2 3 3 2 2 12 6030 Widyawati 2 4 3 3 2 14 7031 Wilda Roziatun Niah 2 3 3 3 2 13 65
Jumlah Total 77 83 88 86 81 415 2075Nilai Rata-rata 66,94Presentase Kelas 66,94%Kriteria Cukup
iii
Lampiran 16ANALISIS AFEKTIF SIKLUS II SISWA KELAS VIII A
Aspek Yang DiamatiNo Nama1 2 3 4 5
Jumlah Nilai Nilai Afektif
1 Abdul Aziz 3 3 2 4 2 14 702 Ahmad Nafii Iksan 3 3 2 4 2 14 703 Aivi Luthfiani 3 4 3 4 3 17 854 Anamah Fudlah 3 3 3 4 2 15 755 Aris Kurniawan 3 3 2 4 1 13 656 Astuti Wulandari 3 3 2 4 3 15 757 Devita Oktaviana Dewi 3 3 4 4 3 17 858 Dian Febriani 3 4 4 4 3 18 909 Dwi Puji Prasetyo N. 4 3 4 4 3 18 90
10 Farakhindana 3 2 2 4 2 13 6511 Ida Fatkhurrohmah 2 2 4 4 3 15 7512 Ismi Saumi Wulandari 2 2 2 4 2 12 6013 Khoirotun Nisa 2 3 4 4 3 16 8014 Lia Umami 2 2 1 4 2 11 5515 Lilik Nurcholida 3 3 2 4 3 15 7516 Lulu Intan Faiqoh 3 3 4 4 3 17 8517 M. Ali Gufron 3 4 2 4 3 16 8018 Millati Azka 4 4 4 4 3 19 95
iv
19 Muhammad Hisyam Ali 2 3 3 4 3 15 7520 Muslikah Ida Mugi R 2 3 2 4 2 13 6521 Nelly Murodah 2 3 4 4 2 15 7522 Nur Azizah 4 2 4 4 3 17 8523 Nur Zakki Fuat 2 3 2 4 1 12 6024 Risha Fillah Agustina 2 4 4 4 3 17 8525 Siti Ului Zahroh 3 3 3 4 3 16 8026 Siti Nurmalisa 2 3 3 4 2 14 7027 Qodriyanah 2 4 4 4 3 17 8528 Siti Sinta Lestari 2 4 4 4 3 17 8529 Wahid Romdhoni 2 3 2 4 2 13 6530 Widyawati 4 4 3 4 3 18 9031 Wilda Roziatun Niah 2 3 2 4 3 14 70Jumlah Total 83 96 91 124 79 473 2365Nilai Rata-rata 76,29Presentase Kelas 76,29%Kriteria Baik
v
Lampiran 19ANALISIS AFEKTIF SIKLUS III SISWA KELAS VIII A
Aspek Yang DiamatiNo Nama1 2 3 4 5
Jumlah Nilai Nilai Afektif
1 Abdul Aziz 3 3 4 4 3 17 852 Ahmad Nafii Iksan 3 4 4 4 3 18 903 Aivi Luthfiani 4 4 4 4 3 19 954 Anamah Fudlah 3 3 4 4 3 17 855 Aris Kurniawan 2 3 4 4 2 15 756 Astuti Wulandari 4 4 3 4 4 19 957 Devita Oktaviana Dewi 2 3 4 4 3 16 808 Dian Febriani 2 4 4 4 3 17 859 Dwi Puji Prasetyo N. 4 4 4 4 3 19 9510 Farakhindana 2 2 4 4 2 14 7011 Ida Fatkhurrohmah 2 4 4 4 3 17 8512 Ismi Saumi Wulandari 2 2 4 4 2 14 7013 Khoirotun Nisa 2 3 4 4 3 16 8014 Lia Umami 3 3 4 4 3 17 8515 Lilik Nurcholida 4 4 4 4 3 19 9516 Lulu Intan Faiqoh 3 4 4 4 3 18 9017 M. Ali Gufron 4 4 4 4 3 19 9518 Millati Azka 4 4 4 4 3 19 95
vi
19 Muhammad Hisyam Ali 2 3 4 4 2 15 7520 Muslikah Ida Mugi R 3 3 4 4 2 16 8021 Nelly Murodah 2 3 4 4 3 16 8022 Nur Azizah 4 4 4 4 3 19 9523 Nur Zakki Fuat 3 3 4 4 3 17 8524 Risha Fillah Agustina 2 4 4 4 4 18 9025 Siti Ului Zahroh 3 4 4 4 3 18 9026 Siti Nurmalisa 3 3 4 4 3 17 8527 Qodriyanah 2 4 4 4 4 18 9028 Siti Sinta Lestari 2 4 4 4 4 18 9029 Wahid Romdhoni 3 3 4 4 3 17 8530 Widyawati 4 4 4 4 3 19 9531 Wilda Roziatun Niah 3 3 4 4 2 16 80
Jumlah Total 89 107 123 124 91 534 2670Nilai Rata-rata 86,13Presentase Kelas 86,13%Kriteria Baik Sekali
vii
Lampiran 14ANALISIS PSIKOMOTORIK SIKLUS 1 SISWA KELAS VIII A
Aspek Yang DiamatiNo Nama1 2 3 4 5
Jumlah Nilai Nilai Psikomotorik
1 Abdul Aziz 2 3 3 2 3 13 652 Ahmad Nafii Iksan 2 3 3 3 3 14 703 Aivi Luthfiani 2 3 3 3 3 14 704 Anamah Fudlah 2 3 3 3 2 13 655 Aris Kurniawan 2 2 2 3 3 12 606 Astuti Wulandari 2 3 3 3 3 14 707 Devita Oktaviana Dewi 2 2 3 2 3 12 608 Dian Febriani 2 2 2 3 3 12 609 Dwi Puji Prasetyo N. 3 3 3 3 3 15 7510 Farakhindana 2 2 2 2 1 9 4511 Ida Fatkhurrohmah 2 2 2 3 3 12 6012 Ismi Saumi Wulandari 2 2 2 3 1 10 5013 Khoirotun Nisa 2 2 2 3 2 11 5514 Lia Umami 2 1 2 3 2 10 5015 Lilik Nurcholida 3 3 3 3 3 15 7516 Lulu Intan Faiqoh 3 2 3 2 3 13 6517 M. Ali Gufron 4 3 4 3 2 16 8018 Millati Azka 3 3 4 3 4 17 85
viii
19 Muhammad Hisyam Ali 2 2 3 2 2 11 5520 Muslikah Ida Mugi R 3 2 3 3 2 13 6521 Nelly Murodah 2 3 3 3 3 14 7022 Nur Azizah 2 3 3 3 3 14 7023 Nur Zakki Fuat 2 2 3 3 2 12 6024 Risha Fillah Agustina 2 4 3 3 4 16 8025 Siti Ului Zahroh 2 3 3 2 3 13 6526 Siti Nurmalisa 3 2 3 3 2 13 6527 Qodriyanah 3 4 3 3 3 16 8028 Siti Sinta Lestari 2 4 3 3 4 16 8029 Wahid Romdhoni 2 3 3 2 2 12 6030 Widyawati 2 4 3 3 2 14 7031 Wilda Roziatun Niah 2 3 3 3 2 13 65
Jumlah Total 71 83 88 86 81 409 2045Nilai Rata-rata 65,97Persentase Kelas 65,97%Kriteria Cukup
ix
Lampiran 17ANALISIS PSIKOMOTORIK SIKLUS II SISWA KELAS VIII A
Aspek Yang DiamatiNo Nama1 2 3 4 5
Jumlah Nilai Nilai Psikomotorik
1 Abdul Aziz 3 3 4 3 3 16 802 Ahmad Nafii Iksan 4 4 3 4 3 18 903 Aivi Luthfiani 4 4 4 3 3 18 904 Anamah Fudlah 4 4 3 4 2 17 855 Aris Kurniawan 3 3 4 4 3 17 856 Astuti Wulandari 3 4 3 3 3 16 807 Devita Oktaviana Dewi 4 3 4 3 3 17 858 Dian Febriani 3 4 3 4 3 17 859 Dwi Puji Prasetyo N. 4 4 4 4 3 19 9510 Farakhindana 2 4 3 3 2 14 7011 Ida Fatkhurrohmah 4 4 3 3 3 17 8512 Ismi Saumi Wulandari 3 3 3 3 2 14 7013 Khoirotun Nisa 2 3 4 4 3 16 8014 Lia Umami 2 4 3 4 3 16 8015 Lilik Nurcholida 4 3 4 4 3 18 9016 Lulu Intan Faiqoh 4 3 4 4 3 18 9017 M. Ali Gufron 3 4 4 4 3 18 9018 Millati Azka 4 3 4 4 4 19 95
x
19 Muhammad Hisyam Ali 3 4 3 3 2 15 7520 Muslikah Ida Mugi R 3 3 4 4 2 16 8021 Nelly Murodah 4 3 4 4 2 17 8522 Nur Azizah 4 4 4 3 3 18 9023 Nur Zakki Fuat 3 3 4 4 2 16 8024 Risha Fillah Agustina 4 4 3 4 3 18 9025 Siti Ului Zahroh 4 4 4 3 3 18 9026 Siti Nurmalisa 3 4 3 4 3 17 8527 Qodriyanah 4 3 4 3 4 18 9028 Siti Sinta Lestari 4 4 3 4 3 18 9029 Wahid Romdhoni 4 3 4 4 3 18 9030 Widyawati 4 3 4 3 4 18 9031 Wilda Roziatun Niah 4 4 4 3 3 18 90
Jumlah Total 108 110 112 111 89 530 2650Nilai Rata-rata 85,48Persentase Kelas 85,48%Kriteria Baik Sekali
xi
Lampiran 20ANALISIS PSIKOMOTORIK SIKLUS III SISWA KELAS VIII A
Aspek Yang DiamatiNo Nama1 2 3 4 5
Jumlah Nilai Nilai Psikomotorik
1 Abdul Aziz 4 3 4 4 4 19 952 Ahmad Nafii Iksan 4 4 4 4 3 19 953 Aivi Luthfiani 4 4 4 4 3 19 954 Anamah Fudlah 4 4 4 4 3 19 955 Aris Kurniawan 3 4 4 4 3 18 906 Astuti Wulandari 4 4 4 4 3 19 957 Devita Oktaviana Dewi 4 4 4 3 4 19 958 Dian Febriani 3 4 4 4 4 19 959 Dwi Puji Prasetyo N. 4 4 4 4 3 19 95
10 Farakhindana 2 4 4 3 3 16 8011 Ida Fatkhurrohmah 4 4 4 3 3 18 9012 Ismi Saumi Wulandari 4 3 4 3 3 17 8513 Khoirotun Nisa 2 4 4 4 4 18 9014 Lia Umami 2 4 4 4 4 18 9015 Lilik Nurcholida 4 4 4 4 3 19 9516 Lulu Intan Faiqoh 4 4 4 3 4 19 9517 M. Ali Gufron 4 4 4 4 3 19 9518 Millati Azka 4 4 4 3 4 19 95
xii
19 Muhammad Hisyam Ali 3 4 4 3 3 17 8520 Muslikah Ida Mugi R 3 4 4 4 2 17 8521 Nelly Murodah 4 4 4 3 4 19 9522 Nur Azizah 3 4 4 4 4 19 9523 Nur Zakki Fuat 3 3 4 4 3 17 8524 Risha Fillah Agustina 4 4 4 4 3 19 9525 Siti Ului Zahroh 4 4 4 4 3 19 9526 Siti Nurmalisa 4 4 4 4 3 19 9527 Qodriyanah 4 4 4 4 3 19 9528 Siti Sinta Lestari 4 4 4 3 4 19 9529 Wahid Romdhoni 4 4 4 4 3 19 9530 Widyawati 4 4 4 3 4 19 9531 Wilda Roziatun Niah 4 4 4 4 3 19 95
Jumlah Total 112 121 124 114 103 574 2870Nilai Rata-rata 92,58Persentase Kelas 92,58%Kriteria Baik Sekali
xiii
Lampiran 11ANALISIS NILAI TUGAS SIKLUS I SISWA KELAS VIII A
No Soal1 2No Nama
Gambar Keterangan Kesimpulan Gambar Keterangan KesimpulanJumlah Nilai Nilai Tugas
1 Abdul Aziz 2,75 1 3 3 2 3 14,75 73,752 Ahmad Nafii Iksan 3 1 4 4 2 4 18 90,003 Aivi Luthfiani 3 1 3 4 2 3 16 80,004 Anamah Fudlah 2,75 1 2 3 2 2 12,75 63,755 Aris Kurniawan 2,5 1 3 3 2 3 14,5 72,506 Astuti Wulandari 3 1 4 3 2 4 17 85,007 Devita Oktaviana Dewi 2,5 1 2 3 2 2 12,5 62,508 Dian Febriani 2,5 1 3 2 2 2 12,5 62,509 Dwi Puji Prasetyo N. 3 1,5 3 3 2 3 15,5 77,5010 Farakhindana 1,75 1 2 3 2 3 12,75 63,7511 Ida Fatkhurrohmah 2,5 1 3 2 2 2 12,5 62,5012 Ismi Saumi Wulandari 2 1 3 2 2 2 12 60,0013 Khoirotun Nisa 2,25 1 3 3 2 3 14,25 71,2514 Lia Umami 2 1 2 2 2 2 11 55,0015 Lilik Nurcholida 3 1,5 3 2 2 2 13,5 67,5016 Lulu Intan Faiqoh 2,5 1,5 2 3 2 3 14 70,0017 M. Ali Gufron 3 2 4 4 2 4 19 95,0018 Millati Azka 3,5 1,5 4 4 2 4 19 95,0019 Muhammad Hisyam Ali 2,25 1 3 3 2 3 14,25 71,2520 Muslikah Ida Mugi R 2,5 1,5 3 3 2 3 15 75,0021 Nelly Murodah 3 1 3 4 2 3 16 80,0022 Nur Azizah 3 1 3 3 2 3 15 75,0023 Nur Zakki Fuat 2,5 1 3 3 2 3 14,5 72,5024 Risha Fillah Agustina 3,5 1 4 3 2 3 16,5 82,5025 Siti Ului Zahroh 2,75 1 3 4 2 3 15,75 78,7526 Siti Nurmalisa 2,5 1,5 4 4 2 4 18 90,0027 Qodriyanah 3,25 1,5 2 3 2 2 13,75 68,7528 Siti Sinta Lestari 3,5 1 3 2 2 2 13,5 67,5029 Wahid Romdhoni 2,5 1 3 2 2 2 12,5 62,50
ii
30 Widyawati 3 1 2 3 2 2 13 65,0031 Wilda Roziatun Niah 2,75 1 4 3 2 4 16,75 83,75
Jumlah Total 84,5 35,5 93 93 62 88 456 2280,00Nilai Rata-rata 73,55Kriteria Tuntas
iii
Lampiran 14ANALISIS NILAI TUGAS SIKLUS II SISWA KELAS VIII A
No Soal1 2 3No Nama
Gambar Keterangan Kesimpulan Gambar Keterangan Kesimpulan PerhitunganJumlah Nilai Nilai Tugas
1 Abdul Aziz 3,25 1,5 3 3,25 1,5 3 4 19,5 78,002 Ahmad Nafii Iksan 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 4 22 88,003 Aivi Luthfiani 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 4 22 88,004 Anamah Fudlah 3,25 2 3 3,25 2 3 3 19,5 78,005 Aris Kurniawan 3,5 1,5 3,5 3,5 1,5 3,5 3 20 80,006 Astuti Wulandari 3,25 1,5 3 3,25 1,5 3 4 19,5 78,007 Devita Oktaviana Dewi 3,25 2 3 3,25 2 3 4 20,5 82,008 Dian Febriani 3,5 1,5 3,5 3,5 1,5 3,5 4 21 84,009 Dwi Puji Prasetyo N. 3,75 2 4 3,75 2 4 4 23,5 94,0010 Farakhindana 3 1 2 3 1 2 3 15 60,0011 Ida Fatkhurrohmah 3,25 2 3 3,25 2 3 3 19,5 78,0012 Ismi Saumi Wulandari 2,75 1,5 1,5 2,75 1,5 1,5 3 14,5 58,0013 Khoirotun Nisa 3,5 1 3,5 3,5 1 3,5 4 20 80,0014 Lia Umami 3,5 1 3,5 3,5 1 3,5 3 19 76,0015 Lilik Nurcholida 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 4 22 88,0016 Lulu Intan Faiqoh 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 3 21 84,0017 M. Ali Gufron 3,75 1,5 4 3,75 1,5 4 4 22,5 90,0018 Millati Azka 3,75 2 4 3,75 2 4 4 23,5 94,0019 Muhammad Hisyam Ali 3 1,5 2 3 1,5 2 3 16 64,0020 Muslikah Ida Mugi R 3,25 1,5 3 3,25 1,5 3 4 19,5 78,0021 Nelly Murodah 3,25 2 3 3,25 2 3 4 20,5 82,0022 Nur Azizah 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 4 22 88,0023 Nur Zakki Fuat 3,25 1,5 3 3,25 1,5 3 4 19,5 78,0024 Risha Fillah Agustina 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 4 22 88,0025 Siti Ului Zahroh 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 4 22 88,0026 Siti Nurmalisa 3,5 1,5 3,5 3,5 1,5 3,5 4 21 84,0027 Qodriyanah 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 3 21 84,00
iv
28 Siti Sinta Lestari 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 4 22 88,0029 Wahid Romdhoni 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 4 22 88,0030 Widyawati 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 3 21 84,0031 Wilda Roziatun Niah 3,5 2 3,5 3,5 2 3,5 4 22 88,00
Jumlah Total 105,5 54 101 105,5 54 101 4 635 2540,00Nilai Rata-rata 81,94Kriteria Tuntas
v
Lampiran 17ANALISIS NILAI TUGAS SIKLUS III SISWA KELAS VIII A
No Soal1 2 3No Nama
Gambar Keterangan Kesimpulan Gambar Keterangan Kesimpulan Gambar Keterangan Kesimpulan
JumlahNilai
NilaiTugas
1 Abdul Aziz 3,75 2 3 3 2 3 3 2 3 24,75 82,502 Ahmad Nafii Iksan 4 2 4 3 2 3 3 2 3 26 86,673 Aivi Luthfiani 4 2 3 4 2 3 3 2 3 26 86,674 Anamah Fudlah 4 2 3 3 2 3 3 2 3 25 83,335 Aris Kurniawan 3,75 1,5 3 3 2 3 3 2 3 24,25 80,836 Astuti Wulandari 4 2 4 3 2 3 3 2 3 26 86,677 Devita Oktaviana Dewi 4 2 3 3 2 3 3 2 3 25 83,338 Dian Febriani 4 1,5 3 3 2 3 3 2 3 24,5 81,679 Dwi Puji Prasetyo N. 3,75 2 3 3 2 3 3 2 3 24,75 82,5010 Farakhindana 3,5 1 3 3 2 3 3 2 3 23,5 78,3311 Ida Fatkhurrohmah 3,5 2 3 3 2 3 3 2 3 24,5 81,6712 Ismi Saumi Wulandari 3,25 2 3 3 2 3 3 2 3 24,25 80,8313 Khoirotun Nisa 4 1 3 3 2 3 3 2 3 24 80,0014 Lia Umami 4 1 3 3 2 3 3 2 3 24 80,0015 Lilik Nurcholida 4 2 3 3 2 3 3 2 3 25 83,3316 Lulu Intan Faiqoh 4 2 3 3 2 3 3 2 3 25 83,3317 M. Ali Gufron 4 2 4 4 2 3 3 2 3 27 90,0018 Millati Azka 4 2 4 4 2 3 3 2 3 27 90,0019 Muhammad Hisyam Ali 3,5 1,5 3 3 2 3 3 2 3 24 80,0020 Muslikah Ida Mugi R 3,5 1,5 3 3 2 3 3 2 3 24 80,0021 Nelly Murodah 4 2 3 4 2 3 3 2 3 26 86,6722 Nur Azizah 4 2 3 3 2 3 3 2 3 25 83,3323 Nur Zakki Fuat 3,5 1,5 3 3 2 3 3 2 3 24 80,0024 Risha Fillah Agustina 3,75 2 4 3 2 3 3 2 3 25,75 85,8325 Siti Ului Zahroh 3,75 2 3 4 2 3 3 2 3 25,75 85,8326 Siti Nurmalisa 3,75 2 4 4 2 3 3 2 3 26,75 89,1727 Qodriyanah 3,75 2 3 3 2 3 3 2 3 24,75 82,50
vi
28 Siti Sinta Lestari 4 2 3 3 2 3 3 2 3 25 83,3329 Wahid Romdhoni 3,75 2 3 3 2 3 3 2 3 24,75 82,5030 Widyawati 4 2 3 3 2 3 3 2 3 25 83,3331 Wilda Roziatun Niah 3,75 2 4 3 2 3 3 2 3 25,75 85,83
Jumlah Total 4 56,5 100 99 62 93 93 62 93 777 2590,00Nilai Rata-rata 83,55Kriteria Tuntas