Bab III Fome Ibu Kartini

15
BAB III IDENTIFIKASI FUNGSI - FUNGSI KELUARGA A. FUNGSI HOLISTIK 1. Fungsi Biologis Keluarga Ny. K termasuk ke dalam bentuk extended family yang terdiri dari pasien sendiri yaitu Ny. K (58 tahun), suami Tn. HS (60 tahun), dan cucunya An. T (9 tahun). Semuanya tinggal bersama serumah. Di keluarga Ny. K ditemukan riwayat penyakit kronis yaitu dari adik kandungnya yang telah meninggal karena komplikasi DM dan Stroke. 2. Fungsi Psikologis Hubungan antar anggota keluarga terjalin dengan baik. Komunikasi di dalam keluarga berjalan lancar, luwes, tidak kaku, dan setiap anggota keluarga terlihat akrab dan dekat. Mereka saling menyayangi dan saling mendukung satu sama lain. Suami dan cucunya sangat peduli dan memberikan dukungan terhadap kesehatan pasien seperti sering mengantar Ny. K berobat, mengingatkan minum obat, memberikan semangat dan selalu menciptakan lingkungan rumah yang kondusif untuk kesehatan Ny. K. 3. Fungsi Sosial

description

ikm

Transcript of Bab III Fome Ibu Kartini

Page 1: Bab III Fome Ibu Kartini

BAB III

IDENTIFIKASI FUNGSI - FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK

1. Fungsi Biologis

Keluarga Ny. K termasuk ke dalam bentuk extended family yang

terdiri dari pasien sendiri yaitu Ny. K (58 tahun), suami Tn. HS (60 tahun),

dan cucunya An. T (9 tahun). Semuanya tinggal bersama serumah. Di

keluarga Ny. K ditemukan riwayat penyakit kronis yaitu dari adik

kandungnya yang telah meninggal karena komplikasi DM dan Stroke.

2. Fungsi Psikologis

Hubungan antar anggota keluarga terjalin dengan baik.

Komunikasi di dalam keluarga berjalan lancar, luwes, tidak kaku, dan

setiap anggota keluarga terlihat akrab dan dekat. Mereka saling

menyayangi dan saling mendukung satu sama lain. Suami dan cucunya

sangat peduli dan memberikan dukungan terhadap kesehatan pasien seperti

sering mengantar Ny. K berobat, mengingatkan minum obat, memberikan

semangat dan selalu menciptakan lingkungan rumah yang kondusif untuk

kesehatan Ny. K.

3. Fungsi Sosial

Keluarga Ny. K tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam

masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Tidak ada hambatan

hubungan pasien dan keluarga dengan masyarakat disekitarnya. Pasien

cukup aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti kegiatan PKK dan

arisan. Hubungan pasien dengan tetangga terjalin dengan baik. Tetangga

pasien sudah mengerti tentang kondisi pasien, dan ikut memberi dukungan

kepada pasien, seperti saat pasien menerima bantuan sembako diantarkan

ke rumahnya, saat pasien berbelanja keperluan berdagang makanan maka

penjualnya tidak membiarkan Ny. K membawa sendiri belanjaannya dan

mengantarkan barang-barang belanjaan ke rumahnya.

Page 2: Bab III Fome Ibu Kartini

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Penghasilan keluarga berasal dari penghasilan pasien berdagang

makanan di depan rumah setiap pagi dan suami yang bekerja sebagai

pekerja bangunan. Penghasilan Ny. K dari hasil berjualan kurang lebih Rp

50.000 per hari dan penghasilan suami pasien Tn. HS kurang lebih Rp

60.000 per hari. Dengan jumlah penghasilan tersebut keluarga harus

menyesuaikan pengeluaran dan kebutuhan sehari-harinya. Pengeluaran

keluarga antara lain untuk makan sehari-hari, membayar uang sekolah

cucunya, dan kegiatan bersosial di lingkungan masyarakat. Keluarga

makan tiga kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk seperti tempe, tahu,

telur, ayam, atau ikan.

Untuk biaya kesehatan, semua anggota keluarga terdaftar menjadi

anggota PKMS. Bila ada anggota keluarga yang sakit langsung

diperiksakan ke Puskesmas gambirsari yang jaraknya cukup dekat dengan

rumah pasien, namun saat ini Ny. K menjalani pengobatan di Poli

Penyakit Dalam RSUD Kota Surakarta.

5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi

Ny. K dan keluarga sudah paham mengenai penyakit yang diderita

serta pengobatan penyakit jantung. Komunikasi pasien dengan anggota

keluarga lainnya cukup baik dan lancar. Apabila ada masalah pasien sering

berdiskusi bersama suami. Ny. K juga masih sangat dekat dengan saudara-

saudaranya yang kebanyakan tinggal juga di Surakarta.

B. FUNGSI FISIOLOGIS

Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR

score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari

sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota

keluarga yang lain.

1.` Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota

keluarga yang lain, penerimaan, dukungan, dan saran dari anggota

keluarga yang lain.

1

Page 3: Bab III Fome Ibu Kartini

2. Partnership

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara

anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga

tersebut.

3. Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut.

4. Affection

Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota

keluarga.

5. Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan

waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.

Skoring :

Hampir selalu/sering : 2 poin

Kadang – kadang : 1 poin

Hampir tak pernah/jarang : 0 poin

Tabel 3.1. APGAR Keluarga Ny. AN

APGAR Ny. An terhadap keluargaNy. K

Tn.HS

An. T

ASaya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah

2 2 2

PSaya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya

2 1 2

G

Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru

2 2 2

A

Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll

2 2 1

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan 2 2 2

2

Kriteria nilai APGAR :

8 – 10 : baik

5- 7 : sedang

1 -4 : buruk

Page 4: Bab III Fome Ibu Kartini

saya membagi waktu bersama-samaJumlah 10 9 9

Fungsi Fisiologis keluarga: (10+9+9)/3 = 9,3 (Baik)

Sumber: Data Primer, Januari 2015

APGAR score keluarga Ny. K dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. ADAPTATION

Aspek adaptasi pada keluarga Ny. K cukup baik. Setiap anggota

keluarga bisa saling beradaptasi satu sama lain, terutama dengan kondisi

kesehatan Ny. K yang perlu perhatian khusus. Anggota keluarga lain mendukung

kesehatan Ny. K dengan menciptakan lingkungan rumah mendukung kesehatan,

mengantarkan control dan selalu mendukung Ny. K untuk selalu berobat.

2. PARTNERSHIP

Komunikasi antar anggota keluarga berjalan dengan baik dan

lancar, setiap anggota keluarga sering menceritakan dan berbagi masalah

dengan anggota keluarga lainnya.

3. GROWTH

Pasien mendapat dukungan dari keluarga ketika masih ingin tetap

mengisi waktunya dan menambah penghasilan dengan berjualan makanan di

pagi hari walaupun memiliki penyakit kronis. Pasien didukung oleh suami dan

cucunya namun selalu diingatkan untuk tidak terlalu lelah dan tetap berhati-hati

saat beraktivitas.

4. AFFECTION

Hubungan kasih sayang dan interaksinya antar anggota keluarga terlihat

sangat baik. Setiap anggota bisa mengekspresikan kasih sayang dan emosinya

tanpa perlu disembunyikan atau ditutupi. Ny. K dan Tn HS sangat menunjukkan

kasih sayangnya kepada cucunya yang diasuhnya sejak kecil karena ibu An. T

yaitu anak terakhir Ny. K sudah meninggal sejak 5 tahun yang lalu dan suaminya

sudah menikah lagi sehingga An. T diasuh oleh kakek dan neneknya.

3

Page 5: Bab III Fome Ibu Kartini

5. RESOLVE

Pasien dan keluarga merasa puas dengan kebersamaan yang dihabiskan

bersama. Keluarga ini setiap harinya selalu memiliki waktu kebersamaan yang

berkualitas.

Secara keseluruhan skor rerata dari APGAR keluarga Ny. K adalah 9,3

yang menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Ny. K

termasuk dalam kategori baik.

C. FUNGSI PATOLOGIS

Untuk menilai fungsi patologis digunakan SCREEM, antara lain :

Tabel 3.2. SCREEMSUMBER PATOLOGI KETSocial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga

dengan saudara dan tetangga. Keluarga aktif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat misalnya mengikuti arisan, kegiatan PKK, dan pertemuan RT/RW.

-

Cultural Ny. K bersuku Jawa dan masih menjalankan tradisi-tradisi Jawa seperti masyarakat pada umumnya. _

Religion Keluarga Ny. K beragama Islam. Pemahaman dalam beragama baik. Pasien dan keluarganya taat menjalankan kewajiban agama seperti shalat wajib, puasa, zakat dan pengajian.

-

Economy Keluarga ini tergolong ke dalam ekonomi menengah ke bawah, dimana pendapatan keluarga dari hasil jualan makanan Ny K dan hasil kerja bangunan Tn. HS yang digunakan untuk makan sehari-hari, membiayai An. T sekolah, untuk kegiatan bersosial di masyarakat, dan ditabung.

+

Education Ny. K dan Tn. HS hanya sekolah SD. Sedangkan cucunya An. T masih duduk di kelas 3 SD.

+

Medical Keluarga Ny. K cukup memperhatikan kondisi kesehatan anggota keluarganya. Bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit langsung diperiksakan di Puskesmas Gambirsari dengan menggunakana fasilitas PKMS. Saat ini Ny. K sedang menjalani pengobatan rutin di Poli Penyakit Dalam RSUD Kota Surakarta karena sakitnya ini.

_

Sumber: Data Primer, Maret 2015

4

Page 6: Bab III Fome Ibu Kartini

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis SCREEM, fungsi yang patologis dari keluarga

Ny. K hanya pada aspek ekonomi dan pendidikan yang masih rendah,

sedangkan pada aspek lain tidak didapatkan masalah.

5

Page 7: Bab III Fome Ibu Kartini

D. FUNGSI KETURUNAN (GENOGRAM KELUARGA)

Alamat lengkap : Kragilan RT 06 RW 24, Kadipiro

Bentuk Keluarga : Extended Family

Gambar 3.1. Genogram Keluarga Ny. K

6

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal serumah

Tn. S95 th

Ny.W92th

Ny. P98 th

Tn. H90 th

Tn. S67 th

Tn.HS62th

Ny.W60th

Tn. Mu60 th

Ny.K58 thn

Tn. W, 57th

Tn. Sa52 thKLL

Ny. L,50 th

Tn. Ad35 thn

Ny S, 39th

Sumber: Data Primer, Maret 2015

Ny L, 29 thOsteosarcoma

Tn BS,36th Tn S,34th Tn E,32th Tn R,31 th

An. T, 9 th

Tn.D, 55 th

Ny. L,48 th

Ny. L, 38 th DM,Stroke

Page 8: Bab III Fome Ibu Kartini

Keterangan :: Hubungan kurang: Hubungan baik

Ny. K

Tn. S An. T

Kesimpulan :

Pada keluarga pasien didapatkan adanya riwayat Diabetes Mellitus dan Stroke,

yaitu adik pasien. Anak pasien yang sekarang telah meninggal juga memiliki riwayat

penyakit Osteosarcoma. Pada keluarga suami tidak didapatkan riwayat penyakit kronis.

E. POLA INTERAKSI KELUARGA

Gambar 3.2. Pola interaksi keluarga Ny. K

Ny. K : Pasien

Tn. HS : Suami pasien/ kepala keluarga

An. T : cucu

Kesimpulan :

Dari diagram di atas terlihat pola interaksi keluarga berjalan dengan baik.

Didapatkan hubungan yang baik diantara setiap anggota keluarga. Tidak ada hubungan

yang kurang baik atau hubungan yang terlalu berlebih atau ketergantungan berlebih antar

anggota keluarga.

F. FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

1. Pengetahuan

Pasien, suami maupun cucu pasien sudah memiliki pemahaman dan

pengetahuan yang cukup tentang kesehatan pasien. Keluarga sudah cukup memiliki

pengetahuan tentang pencegahan penyakit pasien secara umum dan memahami

pentingnya memeriksakan diri ketika terdapat masalah kesehatan.

2. Sikap

7

Page 9: Bab III Fome Ibu Kartini

Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya cukup baik

dengan selalu menciptakan lingkungan yang baik dan mencegah timbulnya serangan

pada pasien seperti control dan minum obat teratur serta menghindari aktivitas fisik yang

berat.

3. Tindakan

Pasien dan keluarga sudah cukup memahami pentingnya kesehatan dan

pentingnya berobat kepada petugas medis. Bila ada anggota keluarga yang sakit langsung

diperiksakan di puskesmas atau RSUD, dan tidak membeli obat bebas di pasaran secara

sembarangan. Keluarga juga sudah mendaftarkan diri menjadi anggota jaminan kesehatan

yaitu PKMS.

Kesimpulan:

Keluarga pasien sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup terhadap

kesehatan. Keluarga sudah mengerti bagaimana cara menjaga kesehatan dan mencegah

penyakit, juga mengerti pentingnya berobat ke petugas kesehatan.

G. FAKTOR NON PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

1. Lingkungan

Rumah keluarga Ny. K sangat sederhana dan berukuran kurang lebih 50 m2.

Rumah terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang makan dan dapur. Kamar mandi

terletak terpisah dengan rumah. Sekat di rumah terbuat dari tembok. Dinding rumah

sebagian terbuat dari tembok. Lantai masih terbuat semen. Atap rumah tidak ditutupi oleh

plafon, sehingga langsung terlihat genteng. Ventilasi rumah terdiri dari dua buah jendela

di dinding teras depan rumah, namun cahaya matahari yang masuk masih kurang

sehingga rumahnya kurang begitu terang. Saat malam hari, pencahayaan bersumber dari

lampu. Terdapat teras rumah berukuran 2 x 7 meter di depan rumah yang terdapat meja

yang mana biasanya digunakan Ny. K untuk berjualan makanan di pagi hari . Secara

keseluruhan kebersihan rumah kurang.

2. Ekonomi

Keluarga ini tergolong kepada ekonomi menengah ke bawah. Penghasilan

keluarga berasal dari penghasilan pasien berdagang makanan di depan rumah setiap

pagi dan suami yang bekerja sebagai pekerja bangunan. Penghasilan Ny. K dari hasil

berjualan kurang lebih Rp 50.000 per hari dan penghasilan suami pasien Tn. HS

kurang lebih Rp 60.000 per hari. Dengan jumlah penghasilan tersebut pengeluaran

keluarga antara lain untuk makan sehari-hari, membayar uang sekolah cucunya, dan

kegiatan bersosial di lingkungan masyarakat.

8

Page 10: Bab III Fome Ibu Kartini

3. Pelayanan Kesehatan

Untuk biaya kesehatan, semua anggota keluarga terdaftar menjadi anggota

PKMS. Bila ada anggota keluarga yang sakit langsung diperiksakan ke Puskesmas

gambirsari yang jaraknya cukup dekat dengan rumah pasien, namun saat ini Ny. K

menjalani pengobatan di Poli Penyakit Dalam RSUD Kota Surakarta.

Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan cukup baik. Jarak rumah

pasien dengan puskesmas terdekat sekitar 1,5 kilometer sehingga pasien cukup berjalan

kaki ketika berobat ke puskesmas. Jika berobat ke RSUD, jaraknya kurang lebih 4

kilometer sehingga pasien diantar suaminya menaiki sepeda.

4. Keturunan

Didapatkan riwayat penyakit kronis dalam keluarga pasien, yaitu DM dan Stroke

pada adik Ny. K yang sekarang sudah meninggal. Anak Ny. K juga memiliki riwayat

Osteosarcoma dan sudah meninggal 5 tahun yang lalu.

Kesimpulan :

Faktor non-perilaku keluarga yang cukup berpengaruh pada keluarga Ny. K adalah

masalah ekonomi serta kondisi rumah yang kurang memadai.

Lingkungan Indoor

Keluarga Ny. K tinggal di rumah berukuran kira-kira 50 m2. Rumah berupa 2

kamar tidur, ruang tamu, ruang makan dan dapur. Kamar mandi terletak terpisah dengan

rumah. Sekat- di rumah terbuat dari tembok. Dinding rumah sebagian terbuat dari tembok.

Lantai masih terbuat semen. Atap rumah tidak ditutupi oleh plafon, sehingga langsung

terlihat genteng. Ventilasi rumah terdiri dari dua buah jendela di dinding teras depan rumah,

namun cahaya matahari yang masuk masih kurang sehingga rumahnya kurang begitu terang.

Saat malam hari, pencahayaan bersumber dari lampu. Terdapat teras rumah berukuran 2 x 7

meter di depan rumah yang terdapat meja yang mana biasanya digunakan Ny. K untuk

berjualan makanan di pagi hari . Secara keseluruhan kebersihan rumah kurang.

9

Page 11: Bab III Fome Ibu Kartini

Gambar 3.3. Denah rumah Ny. K

LINGKUNGAN OUTDOOR

Rumah Ny. K terletak di timur jalan kampung yang sudah diaspal. Terdapat satu

kamar mandi yang terletak di luar rumah. Kamar mandi dindingnya dari bata dan kondisi

lantai kamar mandi licin. Ny K masih menggunakan kamar mandi tersebut. Di sisi kamar

mandi terdapat tempat menjemur dan mencuci yang lantainya licin walaupun sudah sering

dibersihkan. Sumber air didapatkan dari PDAM yang menyabang dari tetangganya karena

Ny. K belum mamasang PDAM di rumahnya.

10

Jemuran dan tempat mencuci

T ERAS

Kamar

Ruang tamu

Ruang makan

U

Kamar

Kamar Mandi

dan

Dapur