BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN...

18
40 BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN FIQIH PADA SANTRI KELAS III DI MTs HUDLURUL HUDA PON- PES ROUDLOTUT THOLIBIN “ASPIR” KALIWUNGU KENDAL A. Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” Kaliwungu Kendal 1. Keadaan Umum Yang dimaksud keadaan umum di sini yaitu keadaan tentang Pon- pes Roudlotut Tholibin yang meliputi: a. Sejarah Singkat Pon-pes (pondok pesantren) Roudlotut Tholibin “ASPIR” (Asrama Santri Pendidikan Islam Roudlotut Tholibin) didirikan pada tanggal 26 Desember 1986/29 Sya’ban 1406 H. oleh seorang ulama yang bernama KH. Khudlori Ghozali, yang sekarang dipimpin oleh K. Syaifuddin Syafi’i. Seiring dengan perkembangan zaman pondok pesantren Roudlotut Tholibin “ASPIR” dituntut pula untuk menampung aspirasi masyarakat yang membutuhkan pendidikan lebih mapan lagi. Selang lima tahun yakni tahun 1990 didirikan Madrasah Salafiyyah yang diberi nama Hudlurul Huda. Pertama didirikan hanya dua ruangan, dengan materi pelajaran khusus pelajaran agama dengan panduan kitab kuning. Dengan semakin berkembangnya para santri yang mendalami ilmu agama di pondok tersebut maka pada tahun 1997, Madrasah Salafiyyah Hudlurul Huda (MSHH) mendapatkan Akte Notaris No. 32 tanggal 26 Desember 1997. Pada tahun 2001 Madrasah ini menambah sarana dan prasarana, adapun lokalnya menjadi tiga tingkatan, yakni tingkatan SP (sekolah persiapan) waktu yang ditempuh satu tahun, kemudian tingkatan MTs yang terdiri dari

Transcript of BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN...

Page 1: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

40

BAB III

EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN FIQIH

PADA SANTRI KELAS III DI MTs HUDLURUL HUDA PON-

PES ROUDLOTUT THOLIBIN “ASPIR”

KALIWUNGU KENDAL

A. Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” Kaliwungu Kendal

1. Keadaan Umum

Yang dimaksud keadaan umum di sini yaitu keadaan tentang Pon-

pes Roudlotut Tholibin yang meliputi:

a. Sejarah Singkat

Pon-pes (pondok pesantren) Roudlotut Tholibin “ASPIR”

(Asrama Santri Pendidikan Islam Roudlotut Tholibin) didirikan pada

tanggal 26 Desember 1986/29 Sya’ban 1406 H. oleh seorang ulama

yang bernama KH. Khudlori Ghozali, yang sekarang dipimpin oleh K.

Syaifuddin Syafi’i. Seiring dengan perkembangan zaman pondok

pesantren Roudlotut Tholibin “ASPIR” dituntut pula untuk

menampung aspirasi masyarakat yang membutuhkan pendidikan lebih

mapan lagi. Selang lima tahun yakni tahun 1990 didirikan Madrasah

Salafiyyah yang diberi nama Hudlurul Huda. Pertama didirikan hanya

dua ruangan, dengan materi pelajaran khusus pelajaran agama dengan

panduan kitab kuning. Dengan semakin berkembangnya para santri

yang mendalami ilmu agama di pondok tersebut maka pada tahun

1997, Madrasah Salafiyyah Hudlurul Huda (MSHH) mendapatkan

Akte Notaris No. 32 tanggal 26 Desember 1997. Pada tahun 2001

Madrasah ini menambah sarana dan prasarana, adapun lokalnya

menjadi tiga tingkatan, yakni tingkatan SP (sekolah persiapan) waktu

yang ditempuh satu tahun, kemudian tingkatan MTs yang terdiri dari

Page 2: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

41

tiga kelas dan tingkatan Madrasah Aliyah (MA) terdiri dari tiga kelas,

lalu tingkatan Takhassus.1

b. Letak Geografis

Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” terletak di Jl. Pandean

Gg. Pesantren desa Krajan Kulon Kaliwungu Kendal. Adapun batasan

lokasi Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” sebagai berikut:

1) Sebelah barat, berbatasan dengan kampung Sari Baru

2) Sebelah timur, berbatasan dengan kampung Kauman

3) Sebelah utara, berbatasan dengan kampung Pandean

4) Sebelah selatan, berbatasan dengan kampung Petekan.2

c. Struktur Organisasi Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR”

Pon-pes Roudlotut Tholibin sebagai lembaga pendidikan

seperti halnya lembaga pendidikan lain. Agar kegiatan dapat berjalan

dengan baik diperlukan manajemen organisasi yang perlu dibentuk.

Adapun susunan organisasi Pon-pes Roudlotut Tholibin

“ASPIR” yaitu:

1) Pengasuh : Kyai Syaefuddin Syafi’i

2) Koordinator Pengurus : 1. Ketua : Ust. Tasyrifin Salim

Ust. Nur Halim

2. Sekretaris : Ust. Alamuddin

Ust. M. Nasirul Anam

3. Bendahara : Ust. Alifudin

Ust. M. Nasehi

4. Seksi :

a. Jamiyah : Ust. A. Mawardi

Ust. Lutfi H.

b. Keamanan : Ust. Imam Syuyuti

Ust. Mudhakir

Ust. Nur Yazid

1 Wawancara dengan Kyai Sodikin, tanggal 9 Agustus 2005. 2 Observasi pada tanggal 27 Juli 2005.

Page 3: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

42

Ust. Zamroni

c. Perlengkapan : Ust. A. Zaenudin

Ust. M. Tahrirudin

Ust. A. Salinun A.

d. Koperasi : Ust. Agus Fahmi

Ust. Wahyudi

Sedangkan secara struktural pemimpin tertinggi di MTs

Hudlurul Huda Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” Kaliwungu

Kendal dipegang oleh salah seorang pemimpin, selaku penanggung

jawab.

Struktur Organisasi MTs Hudlurul Huda Pon-pes

Roudlotut Tholibin “ASPIR” Kaliwungu Kendal

Siswa / Santri

Seksi Pendidikan

- Ust. Ahmad Sayuti - Ust. Muhammad Nasir

Ketua PP Roudlotut Tholibin “ASPIR” K. Syaefuddin Syafi’i

Ketua Madrasah Kyai Sodikin

Wakil Madrasah Ust. Ahmad Mawardi

Seksi Perlengkapan

- Ust. Mudzakir - Ust. M. Nasekhi

Seksi Perpustakaan - Ust. Alamuddin

Wali Kelas

Guru / Ustadz

Page 4: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

43

d. Kurikulum Pendidikan Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR”

Kaliwungu Kendal

Menurut Abdurrahman Wahid ada tiga penggolongan

kurikulum yang ada di pesantren yang banyak mengalami perubahan

dan berkembang dalam variasi bermacam-macam. Antara lain,

kurikulum penyajian non sekolah, kurikulum sekolah tradisional

(Madrasah Salafiyyah), pondok modern. Dari penggolongan kurikulum

tersebut penulis lebih condong pada penggolongan kurikulum sekolah

tradisional (Madrasah Salafiyyah).

Dalam hal ini kurikulum sekolah tradisional (Madrasah

Salafiyyah), di mana pelajaran telah diberikan di kelas dan disusun

berdasarkan kurikulum tetap yang berlaku untuk semua santri. Karena

kurikulumnya masih berdasarkan pada penahapan dan penjenjangan

berdasarkan urut-urutan teks kuno secara berantai.3

Dari uraian di atas, bahwa kurikulum pendidikan Pon-pes

Roudlotut Tholibin “ASPIR” di mana kurikulumnya membuat sendiri

sesuai dengan kebutuhan dan pengajarannya berpanduan pada kitab

kuning (klasik).4

Adapun kitab yang digunakan sebagai bahan studi antara lain

yang ada di dalam tabel berikut ini:

3 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-Esai Pesantren, (Yogyakarta: LKiS,

2001), hlm. 113.

Page 5: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

44

Tabel 3.1

Kurikulum Pendidikan Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR”

Kaliwungu Kendal5

Tingkatan Kelas Bahan Studi SP (Sekolah Persiapan)

I 1. Ajurumiyah (Matan) 2. Al-Qur’an 3. Aqidatul Awam 4. Fashalatan 5. Akhlakul Lilbanin I 6. Hidayatus Shibyan 7. Sharaf (Istilah) 8. Tanhibul Muta’alim 9. Khothul Arabiyyah

Tingkatan Kelas Bahan Studi

I 1. Ajurumiyah (Matan) 2. Al-Qur’an 3. Aqidatul Awam 4. Fashalatan 5. Akhlakul lil Banin II 6. Safinatun Najah 7. Sharaf Lughawi (tsulatsi) 8. Awamil 9. Khulasah I

II 1. Al-Amrithi 2. Nadham Maqsud 3. Bafadhal 4. Jazariyyah 5. Qawaidul I’lal 6. Khulasah III 7. Tijandarari 8. Sharaf Lughawi (mazid dan

ruba’i) 9. Ta’limul Mutaalim

Tsanawiyah (MTs)

III 1. Alfiyah (awal) 2. Qawaidul I’rab 3. Fathul Qarib 4. Bulughul Maram I 5. Qami’ut Thughyan 6. Nuruddhalam

Tingkatan Kelas Bahan Studi

4 Wawancara dengan Kyai Sodikin, tanggal 9 Agustus 2005. 5 Observasi pada tanggal 27 Juli 2005.

Page 6: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

45

I 1. Alfiyah Tasani 2. Fathul Mu’in 3. Kifayatul Awam 4. Bulughul Maram II 5. Idatul Faridl (mawaris) 6. Waroqot 7. Nadhom Baiquniyah

II 1. Jauharul Maknun 2. Sulamul Munawaroq 3. Faroidul Bahiyah 4. Arudh 5. Latoiful Isharoh 6. Fathul Mu’in II 7. Dasuqi 8. Sejarah 9. Ilmu Tafsir

MA (Madrasah Aliyah)

III 1. Uqudul Juman 2. Jam’ul Jawami 3. Almahali I - IV 4. Minhajul Abidin I 5. Tafsir Jalalain 6. Riyadus Sholihin

Tahassus 1. Fathul Wahab 2. Syarhul Hikam 3. Keorganisasian

e. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan.

Khususnya proses pembelajaran seperti gedung, ruang kelas, meja

kursi serta alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan

prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran. Seperti

halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika

dimanfaatkan secara langsung untuk proses pembelajaran, komponen

tersebut merupakan sarana pendidikan.6

6 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.

49

Page 7: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

46

Bahwasanya keadaan sarana dan prasarana di Pon-pes

Roudlotut Tholibin “ASPIR” dalam kondisi cukup sebagai pendukung

pelaksanaan pembelajaran. Hal itu dapat dilihat dari berbagai fasilitas

yang dimiliki, seperti adanya seperangkat komputer untuk membantu

administrasi, gedung serta sarana-sarana lain, dan adanya asrama

(pondok).7

Tabel 3.2

Keadaan Sarana dan Prasarana Pon-pes Roudlotut Tholibin

“ASPIR” Kaliwungu Kendal

No. Nama Sarana / Prasarana Jumlah A. Sarana

1. Buku Pelajaran 2. Rak buku 3. Meja dan kursi kantor 4. Almari 5. Meja belajar 6. Papan tulis 7. Jam dinding 8. Komputer 9. Tape 10. VCD

200 eks. 18 buah 10 pasang 18 buah 90 buah 8 buah 8 2 2 1

B. Prasarana 1. Gedung asrama / pondok 2. Gedung / ruang belajar 3. Kantor 4. Perpustakaan 5. Aula 6. Laboratorium syari’ah 7. Laboratorium bahasa 8. MCK 9. Sumur 10. Dapur 11. Ruang tamu 12. Kamar mandi 13. Majalah dinding 14. Telepon 15. Bak air wudhu 16. Kantin

18 kamar 8 ruang 2 ruang 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2

7 Observasi di Madrasah Salafiyyah Hudlurul Huda pada tanggal 27 Juli 2005.

Page 8: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

47

2. Keadaan Khusus

Yang dimaksud keadaan khusus di sini yaitu tentang komponen-

komponen dalam pembelajaran mata pelajaran Fiqih di MTs Hudlurul

Huda kelas III Pon-pes Roudlotut Tholibin yang meliputi:

a. Pengajar (ustadz) dan santri

Yang dimaksud pengajar di sini adalah mereka para santri yang

telah mendapat kepercayaan dan telah dites langsung oleh pengasuh

pen-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” dan memiliki syahadah (ijazah),

dan sebagian ada yang berasal dari perguruan tinggi (S1). Dengan

ustadz yang berkualitas, baik dari segi ilmu, maupun akhlak

diharapkan santri yang dihasilkan juga berkualitas.8

Adapun santri pada kelas III periode 2004-2005 berjumlah 21

santri dari jumlah keseluruhan 206.

Tabel 3.3

Keadaan Ustadz MTs Hudlurul Huda Kelas III Pon-pes Roudlotut

Tholobin “ASPIR” Kaliwungu Kendal9

No. Nama Jabatan Mata Pelajaran

Tingkat Pendidikan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

M. Tasripin Salim

Nasehi

Nursalim

Nasirul Anam

Ahmad Mawardi

A. Zamroni

Nur Yazid

Lutfi H.

Ustadz

Ustadz

Ustadz

Ustadz

Ustadz

Ustadz

Ustadz

Ustadz

Fiqih

Fiqih

Fiqih

Hadits

Tauhid

Akhlaq

Nahwu

Shorof

Sarjana (Unisula)

Sarjana (UWH)

Tahassus

Sarjana (IAIN WS)

Tahassus

Tahassus

Tahassus

Tahassus

b. Materi

Materi yang diajarkan di MTs Hudlurul Huda kelas III adalah

kitab klasik Fathul Qarib. Dalam penyampaian materi di sini apabila

8 Wawancara oleh Kyai Shodikin, pada tanggal 9 Agustus 2005. 9 Observasi pada tanggal 27 Juli 2005.

Page 9: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

48

tidak mencapai target yang ditentukan, kemudian madrasah mencari

solusi dengan cara mengadakan jam tambahan di luar jam madrasah.

Adapun pembahasan Fathul Qarib di sini yang disampaikan

hanya: Kitab Ahkam ath-Thaharah, Kitab Ahkam ash-Shalat, Kitab

Ahkam az-Zakat, Kitab Ahkamul Haji, Kitab Ahkamul Buyu’, Kitab

Ahkamul Faraid wal Washoya, Kitab Ahkamun Nikah, Kitab Ahkamul

Jihad.

c. Metode pengajaran

Metode merupakan komponen proses belajar mengajar yang

sangat penting. Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan ustadz

dalam mengadakan hubungan dengan santri saat berlangsungnya

pengajaran. Metode di sini merupakan alat untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Adapun metode yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih pada

kelas III bervariasi disesuaikan dengan kondisi pengajaran. Metode

yang digunakan dalam pengajaran selain metode ceramah juga

digunakan metode diskusi dan demontrasi serta tanya jawab.10

d. Evaluasi pengajaran

Evaluasi merupakan suatu cara untuk mengetahui sejauhmana

santri menguasai materi yang telah disampaikan dan untuk mengetahui

keberhasilan ustadz dalam pengajaran. Evaluasi di sini dilaksanakan

secara terencana.11

B. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Fiqih pada Santri Kelas III MTs

Hudlurul Huda Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” Kaliwungu Kendal

Evaluasi menjadi bagian dari salah satu komponen sistem

pembelajaran yang ada di MTs Hudlurul Huda Pon-pes Roudlotut Tholibin

“ASPIR” kelas III, tidak mungkin dihindari dalam setiap proses pembelajaran

mata pelajaran fiqih yang menggunakan kitab klasik Fathul Qorib sebagai

10 Wawancara dengan ustadz Nasehi, pada tanggal 1 Agustus 2005 11 Wawancara dengan Kyai Shodikin, pada tanggal 9 Agustus 2005.

Page 10: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

49

kitab panduan/pegangan dalam pembelajaran. Dengan demikian kegiatan

evaluasi, orang dapat mengetahui hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh

ustadz maupun santri selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pelaksanaan evaluasi

pembelajaran mata pelajaran Fiqih di MTs Hudlurul Huda Pon-pes Roudlotut

Tholibin “ASPIR” Kelas III meliputi:

1. Evaluasi Proses Mata Pelajaran Fiqih

Suatu proses sistematis untuk memperoleh informasi mengenai

keefektivan atau menetapkan baik buruknya kegiatan pembelajaran dalam

membantu santri mencapai target yang ditetapkan oleh ustadz. Hasil dari

evaluasi proses yang telah dikumpulkan akan membantu dalam pengisian

nilai raport, dalam evaluasi proses maka dalam pelajaran Fiqih kelas III

pelaksanaannya terdiri dari:

a. Pre Test (tes awal)

Tes ini merupakan tes yang diberikan sebelum pengajaran

dimulai.12 Bahwa model tes awal yang dilaksanakan di kelas III, mata

pelajaran Fiqih dilaksanakan secara acak santri ditunjuk di depan

kelas.Bentuk pertanyaan secara lisan yakni membacakan materi yang

dibahas minggu lalu, apakah sudah benar dalam pembacaannya,

artinya apakah sesuai dengan aturan tata bahasa arab tingkat kata

(sharaf) dan struktur kalimat (nahwu). Kemudian mampu

menerjemahkan kata demi kata.13

Pre tes digunakan untuk mengecek materi yang telah dipelajari

beberapa pertemuan yang lampau. Jika seorang santri berhasil

membaca dan menterjemahkan dengan baik, maka pelajaran yang baru

dapat diberikan. Tetapi jika sebaliknya, maka santri mengulang

kembali pelajarannya.14

12 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: remaja

Rosdakarya, 1997), hlm. 28. 13Observasi pada Tanggal 27 Juli 2005 14 Wawancara dengan ustadz Tasripin tanggal 28 Juli 2005.

Page 11: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

50

b. Ulangan Harian

Ulangan harian diberikan setelah proses pembelajaran

berakhir. Pelaksanaan ulangan harian dilakukan satu bulan penuh satu

kali pada setiap pokok bahasan yang dapat diselesaikan. Tes ini

disebut juga tes formatif. Dengan tujuan untuk mengetahui sampai di

mana pencapaian atau penguasaan santri terhadap bahan pelajaran

yang disampaikan meliputi pengetahuan maupun ketrampilan setelah

mengalami suatu kegiatan belajar. Sistem pelaksanaan pada setiap

akhir bulan ustadz melakukan ulangan, yang soal tersebut dibuat oleh

ustadz sesuai dengan materi, penilaian dimasukkan dalam daftar

catatan nilai santri.

2. Evaluasi Hasil Mata Pelajaran Fiqih

Evaluasi hasil belajar menekankan pada informasi tentang baik

buruknya hasil dari kegiatan belajar yang dicapai oleh santri sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan, meliputi:

a. Ulangan Membaca

Ulangan membaca merupakan bentuk dari tes lisan dan wujud

dari pre-tes selama pembelajaran. Di mana waktu pelaksaannya

bersamaan dengan ulangan semester gasal maupun genap.Adapun

ketentuan pencapaian target penguasaan sama dengan ulangan yang

lainnya seperti ulangan praktek dan ulangan semesteran.15

b. Ulangan Praktek

Menurut Nursalim,ulangan praktek diberikan dengan harapan

santri bisa mempunyai ketrampilan pelaksanaan ibadah tertentu.

Adapun materi pelajaran yang dipraktekkan di antaranya: shalat, haji,

nikah, dan pelaksanaannya dilakukan secara perorangan maupun

kelompok di bawah petunjuk dan bimbingan ustadz. Apabila ada santri

yang kurang atau gagal dari target yang ditentukan maka santri yang

bersangkutan harus memenuhinya,dngan cara mengulang kembali

15 Observasi pada tanggal 17 Agustus 2005.

Page 12: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

51

materi praktek yang telah ditunjukkan oleh ustadz. Dalam ulangan

praktek dijadikan titik sentral dalam ulangan.16

c. Ulangan Semester

Sesuai hasil dari penelitian bahwa dalam pelaksanaan ulangan

semesteran setelah semua materi pembahasan selesai diberikan. Bahan

yang diujikan dari awal ajaran sampai akhir. Pelaksanaan ulangan

serentak di tingkat madrasah Salafiyyah Hudlurul Huda yang sudah

terjadwal dan terprogram, baik semester gasal maupun semester genap.

Pada setiap ulangan semester mempunyai target/sasaran materi

yang harus dikuasai oleh santri. Adapun target yang ditetapkan

diketahui oleh ustadz pengampunya dan santri berusaha untuk

menguasainya dengan belajar sungguh-sungguh sesuai dengan materi

yang disampaikan. Namun apabila penguasaan atau pencapaian

ulangan seperti membaca praktek, serta ulangan semester, santri belum

mampu dan masih banyak yang kurang atau belum memenuhi harapan,

maka ustadz melakukan tindakan, yaitu santri diharuskan mengulang

atau mendalami materi yang belum dikuasai tersebut, yang istilah di

madrasah ini dikenal dengan her. Nilai hasil ulangan semesteran

dituangkan dalam bentuk catatan digunakan untuk mengisi buku yang

disebut raport.17

3. Standarisasi Penilaian

Standarisasi penilaian dalam pelaksanaan evaluasi mata pelajaran

Fiqih seperti halnya pada ulangan membaca, praktek, dan semesteran,

menggunakan norma yang ditetapkan secara mutlak oleh ustadz yang

bersangkutan berdasarkan atas jumlah soal serta prosentase atau target

penguasaan bahan ajar yang dipersyaratkan dengan batas minimal 60%.

Dengan demikian skor standar yang diperoleh santri kelas III didasarkan

16 Wawancara dengan Nursalim tentang pelaksanaan tes praktek pada tanggal 6 Agustus

2005. 17 Observasi pada tanggal 17 Agustus 2005.

Page 13: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

52

pada norma absolut akan mencerminkan penguasaan santri terhadap materi

yang diberikan.18

4. Teknik Evaluasi

Menurut ustadz Nasehi,19 bahwa evaluasi di MTs Hudlurul Huda

menggunakan bentuk yang bervariasi seperti tes lisan, dipergunakan untuk

merespon santri dalam bahasa lisan (kemampuan membaca dan

menterjemahkan). Kemudian evaluasi bentuk tes tulis menggunakan tes

subjektif (uraian) serta tes praktek (pengamatan dengan menggunakan

skala penilaian). Adapun bentuk soal tertulis dan praktek terdapat dalam

lampiran.

Untuk lebih seksama dapat dilihat dalam tabel pelaksanaan

kegiatan evaluasi pembelajaran Fiqih kelas III di MTs Hudlurul Huda

Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” sebagai berikut:

Tabel 3.4 Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Pembelajaran Fiqih Kelas III di

MTs Hudlurul Huda Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” Kaliwungu Kendal

No Jenis Pre Tes (tes awal) Ulangan

Harian Ulangan Bacaan

Ulangan Praktek

Ulangan Semesteran

1. Pengikut Setiap santri Setiap santri Setiap santri Setiap santri Setiap santri 2. Waktu Setiap tatap muka

pertemuan Satu bulan sekali

Dua kali tiap tahun

Dua kali tiap tahun

Dua kali tiap tahun

3. Bahan Setiap materi yang dibahas minggu lalu

Setiap pokok pembahasan sesuai diajarkan

Awal sampai akhir sesuai dengan petunjuk ustadz

Awal sampai akhir yang ditetapkan

Semua materi dari awal sampai akhir baik semester gasal maupun genap

4. Bentuk Lisan, sesuai dengan materi

Tertulis sesuai dengan materi

Lisan Observasi dilengkapi dengan skala penilaian

Tertulis

5. Sasaran atau objek yang dinilai

Kemampuan membaca dan menterjemahkan kitab pelajaran sesuai dengan materi

Kemampuan pengetahuan terhadap materi yang disampaikan

Kemampuan menterjemahkan

Kemampuan ketrampilan dalam pelaksanaan ibadah

Kemampuan pengetahuan terhadap materi yang disampaikan

6. Cara memberikan nilai

Tidak ada penilaian (tidak dinilai)

Tidak ada ketentuan

Sesuai dengan ketentuan ustadz yakni acuan patokan minimal 60%

Sesuai dengan ketentuan ustadz yakni acuan patokan minimal 60%

Sesuai dengan ketentuan ustadz yakni acuan patokan minimal 60%

7. Penyelenggara Ustadz mata pelajaran Fiqih Kelas III

Ustadz mata pelajaran Fiqih kelas III

Ustadz mata pelajaran Fiqih kelas III dan ustadz kelas

Ustadz mata pelajaran Fiqih kelas III dan ustadz kelas

Ustadz mata pelajaran Fiqih kelas III dan ustadz kelas

18 Wawancara dengan ustadz Nasehi tanggal 8 Agustus 2005. 19 Wawancara dengan ustadz Nasehi pada tanggal 1 Agustus 2005 tentang teknik evaluasi

dan bentuk-bentuknya.

Page 14: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

53

5. Tujuan Evaluasi

Ada sejumlah tujuan mengapa harus melakukan evaluasi dalam

proses pembelajaran di MTs Hudlurul Huda Pon-pes Roudlotut Tholibin

“ASPIR”. Menurut ustadz Tasripin, menjelaskan bahwa MTs Hudlurul

Huda Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” mempunyai visi dan misi.

Visinya ialah menanamkan dan meningkatkan ruhul Islam dalam

perikehidupan beragama. Secara perorangan maupun bermasyarakat,

berdasarkan keikhlasan beribadah serta mengamalkan syari’at Islam

secara murni. Sedangkan misinya membentuk generasi muslim yang

berbudi luhur dan bertaqwa.

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, diperlukan upaya yang

mengarah pada dua hal tersebut. Diantara upaya yang dilakukan ialah

pelaksanaan evaluasi yang bertujuan untuk: Pertama, mengetahui sampai

sejauhmana penguasaan materi yang telah diberikan, sehingga diketahui

tingkat kemampuan santri. Dengan mengetahui kemampuan santri, ustadz

dapat mengambil kebijakan terhadap apa saja yang menjadi kesulitan

santri bersangkutan. Tujuan kedua, untuk mengetahui seberapa efektif

teknik pembelajaran yang telah digunakan, apakah teknik yang dipakai

tepat dan sesuai dengan kondisi santri.20

6. Fungsi Evaluasi

Menurut ustadz Nasehi, evaluasi menjadi salah satu kunci

keberhasilan tidaknya proses pembelajaran. Mengenai fungsi evaluasi, Ia

mengungkapkan ada beberapa hal di antaranya fungsi evaluasi untuk

santri sendiri yakni di antaranya agar santri tahu seberapa besar

kemampuan dari hasil belajar yang dicapai, sebagai motivasi santri agar

lebih giat belajar. Selanjutnya fungsi evaluasi untuk ustadz yakni untuk

mengetahui keefektivan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh

ustadz, sekaligus sebagai memotivasi ustadz untuk mengajar dengan

20 Wawancara dengan Ahmad Tasripin tentang Tujuan Evaluasi Pembelajaran pada

tanggal 28 Juli 2005.

Page 15: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

54

sungguh-sungguh. Untuk lebih mudah mengklasifikasikan santri yang

berhasil dan kurang berhasil sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan

atau her yang sekiranya diperlukan.21

7. Manfaat Evaluasi

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai

pelaksaanaan evaluasi, dapat diketahui bahwasanya evaluasi mempunyai

arti penting dan manfaat yang besar bagi santri, ustadznya, madrasah serta

bagi wali santri.

Bagi santri hasil evaluasi, memberikan informasi tentang

sejauhmana santri telah menguasai bahan pelajaran yang telah

disampaikan ustadz, sehingga dengan evaluasi santri dapat mengukur

kemampuannya sendiri. Mereka menjadi termotivasi untuk selalu belajar

mengenai hukum dalam ilmu Fiqih dengan sebaik-baiknya, serta belajar

membaca kitab klasik dengan baik dan benar.

Dengan adanya evaluasi ustadz memperoleh petunjuk mengenai

keadaan santri, sehingga ustadz bisa mengambil langkah-langkah

kebijakan untuk memperbaiki pemahaman maupun pengetahuan, bacaan

serta gerakan dalam prakteknya. Di samping itu, evaluasi sebagai

motivator bagi ustadz untuk berusaha mengajar dengan sebaik-baiknya

agar santri lulus semua dalam evaluasi.

Keberhasilan proses pembelajaran Fiqih di MTs Hudlurul Huda

Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” sangat berarti bagi keberadaan

madrasah ini sebagai tempat belajar yang bervisi menjadikan gerakan

muslim yang berbudi luhur dan bertakwa dan mengamalkan syari’at

Islam. Hasil evaluasi diperoleh guna melihat sejauhmana kondisi belajar

yang diciptakan mampu atau tidak dalam rangka membantu santri untuk

trampil dalam gerakan di antaranya mempraktekkan manasik haji serta

21 Wawancara dengan ustadz Nasehi pada tanggal 8 Agustus 2005.

Page 16: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

55

membaca kitab literatur klasik. Begitu juga orang tua akan merasa sangat

senang apabila prestasi belajar anaknya berhasil.22

C. Hasil Evaluasi Pembelajaran Fiqih pada Santri Kelas III MTs Hudlurul

Huda Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” Kaliwungu Kendal

Sesuai hasil penelitian bahwa hasil evaluasi dari ulangan harian dapat

difungsikan untuk mengukur sejauhmana santri telah mencapai taraf

penguasaan bahan pelajaran. Dan hasil dari ulangan praktek, membaca dan

semesteran dijadikan untuk memperbaiki kinerja ustadz dalam pengelolaan

pembelajaran, serta semua materi yang sudah disampaikan merupakan target

yang dicapai.

Menurut ustadz Nasehi 23 para santri kelas III dalam pembelajaran

Fiqih dapat membaca, menterjemahkan serta menguasai, memahami, dan

mempraktekkan materi yang diajarkan secara penuh dengan baik, namun

dalam beberapa hal masih terdapat kesulitan dalam materi pelajaran. Oleh

karena itu perlu memperoleh perhatian yang lebih untuk memperbaiki hasil

yang telah diperoleh. Secara tidak langsung santri yang masih belum

memahami dalam pelajaran kebanyakan santri tidak atau kurang

memperhatikan pada waktu ustadznya menyampaikan materi atau kurangnya

belajar santri.

Hasil evaluasi diperoleh dari penilaian ulangan harian, ulangan

membaca, ulangan praktikum, dan semesteran berupa semua penguasaan

materi disampaikan kepada santri dalam proses belajar mengajar, mengenai

kemampuan pengetahuan berfikir (aspek kognitif) dan kemampuan

ketrampilan (aspek psikomotorik) pada hasil evaluasi terhadap ulangan

dinyatakan cukup berhasil (terlampir).

22 Wawancara dengan ustadz Tasripin tentang “manfaat evaluasi” tanggal 2 Agustus

2005. 23 Wawancara dengan ustadz Nasehi tanggal 3 Agustus 2005.

Page 17: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

56

Adapun proses penilaian dalam menilai raport meliputi: nilai rata-rata

ulangan harian, nilai praktikum, nilai bacaan, nilai ulangan semesteran.24

Dengan rumus 4

Ts Tm Tp Th +++=NR .

Keterangan: NR : Nilai Raport

Th : Nilai rata-rata harian

Tp : Nilai praktikum

Tm : Nilai kemampuan membaca

Ts : Nilai semester25

Sedangkan penilaian terhadap sikap atau tingkah laku keseharian

santri (aspek afektif) hanya disimpulkan pada setiap semester yang

dicantumkan ke dalam buku raport meliputi aspek kelakuan, kerajinan,

kebersihan. Karena sikap keseharian santri dianggap baik di dalam ruang kelas

maupun di luar kelas yakni lingkungan asrama tidak ada masalah dan patuh

terhadap tata terbit yang berlaku dalam penilaian ini dilakukan dengan

pengamatan dengan instrumen skala sikap setiap santri kelas III. (terlampir)

Laporan kemajuan belajar santri merupakan sarana komunikasi antara

madrasah, santri dan wali santri. Oleh karena itu laporan santri dan wali santri

adalah bagian penting dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan

kerjasama antara madrasah, santri dan orang tua/wali santri. Dalam laporan

prestasi tiap santri dapat dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal

dalam menguasai suatu tugas atau dalam bentuk yang disebut raport

(terlampir)

Dari hasil penelitian mengenai evaluasi pembelajaran Fiqih di MTs

Hudlurul Huda Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR” santri kelas III diketahui

bahwasannya keberhasilan suatu evaluasi sangat dipengaruhi oleh sedikitnya

beberapa faktor yaitu: Pertama, ustadz, mayoritas ustadz yang menjadi

pendidik di MTs Hudlurul Huda Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR”

merupakan alumni setempat yang mendapat restu untuk menyampaian

ilmunya yang diperoleh dan memiliki syahadah (ijazah) serta sebagian ada

24 Wawancara dengan ustadz Nasehi pada tanggal 20 Agustus. 25 Observasi pada tanggal 20 Agustus 2005..

Page 18: BAB III EVALUASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/33/jtptiain-gdl-s1... · Shorof Sarjana (Unisula) Sarjana (UWH) Tahassus Sarjana (IAIN

57

yang berasal dari perguruan tinggi (S1) sehingga mereka menguasai apa yang

diajarkannya.

Namun karena ada suatu hal yang menyebabkan kurang maksimalnya

hasil evaluasi yang diharapkan seperti sikap atau keputusan ustadz yang

kurang tegas ketika melihat kesalahan santri dalam mengerjakan soal dan

sikap tegas ustadz ketika menilai kemampuan santri, tidak segan untuk

mengadakan her kepada santri yang belum mencapai harapan.26

Faktor kedua mengenai bahan kurikulum seperti sarana penunjang,

berupa bahan dan alat. Untuk praktek sudah mewakili sebagai kegiatan

praktek manasik haji walaupun jumlah bahan dan alat sangat terbatas,

sehingga dalam mendemontrasikan santri saling bergantian.27

Ketiga ialah santri, pada dasarnya santri kelas III MTs Hudlurul Huda

Pon-pes Roudlotut Tholibin “ASPIR”, memiliki kemampuan yang baik dalam

memahami dan menguasai suatu materi yang diberikan, karena tingkatan MTs

Kelas III ini merupakan kelas yang sudah bisa membaca kitab (pelajaran).

Namun ada sebagian santri cenderung kurang hati-hati ketika membaca kitab

(pelajaran).28

26 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal 6 Agustus 2005 mengenai “Faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil evaluasi”. 27 Wawancara dengan ustadz Nursalim “Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

evaluasi” pada tanggal 6 Agustus 2005. 28 Wawancara dengan ustadz Nasehi tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

evaluasi” pada tanggal 6 Agustus 2005.