KKebijakan Sekolahebijakan Sekolah 5 Hari · PDF filenyesuaikan dengan padatnya waktu belajar...

40
Edisi 6/ Tahun I/ Juni 2015 Bidang Penmad : Badai BOS Akun 52 Akun 52 8 Dinamika Daerah Kemenag Jadi Partner TNI dalam Program TMMD 22 34 Artikel MTsN Kebumen 1 MTsN Kebumen 1 Membangun Membangun Madrasah Unggulan Madrasah Unggulan media pemersatu umat ang Penmad : 8 Dinamika Daerah 22 34 Artikel Kebijakan Sekolah Kebijakan Sekolah 5 Hari ISSN : 2460 - 3813

Transcript of KKebijakan Sekolahebijakan Sekolah 5 Hari · PDF filenyesuaikan dengan padatnya waktu belajar...

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 1

Edisi 6/ Tahun I/ Juni 2015

Bidang Penmad :

Badai BOSAkun 52Akun 52

8Dinamika Daerah

Kemenag Jadi Partner TNI dalam Program TMMD

22 34Artikel

MTsN Kebumen 1 MTsN Kebumen 1 Membangun Membangun Madrasah UnggulanMadrasah Unggulan

media pemersatu umat

ang Penmad : 8Dinamika Daerah

22 34Artikel

Kebijakan SekolahKebijakan Sekolah 5 Hari

ISSN : 2460 - 3813

Edisi 6/Tahun I/ Juni 20152

Salam REDAKSI

Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi, Suripah, Martina Wulandari, M Fachri ; Penyunting / Editor : Saronji, Djati Prasetyo ; Design Grafi s / Fo-tografer : Hery Basuki, Muhammad Khoirulloh ; Sekretariat : Yudi Prasetyo, Amin Sri Widodo

Majalah BulananSEJAHTERA

Diterbitkan oleh : Subbag Informasi & Humas Kanwil

Kemenag Provinsi Jawa Tengah

Penerbit: Subbag Informasi & Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa TengahAlamat Redaksi : Jalan Sisingamangaraja 5 Semarang - 50232 Telp : 024-8412547, 8412548, 8412552 Fax. 024-8315418, EMAIL : [email protected]

Keterangan Cover Depan : Wakil Presiden RI Jusuf Kalla membuka Ijtima Ulama Nasional di Tegal dilanjutkan menanam pohon durian di Pondok Pesantren Attauhidyyah Cikura Kabupaten Tegal.

Daftar Isi

Redaksi SEJAHTERA menerima sumbangan dalam bentuk tulisan, foto ilustrasi dan lainnya yang sesuai dengan misi Majalah SEJAHTERA. Ketikan 1,5 spasi maks 2 hal kuarto, disertai identitas resmi penulis. Redaksi berhak merubah tulisan tanpa mengurangi substansinya. Demi perbaikan penerbitan, redaksi mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Salam Redaksi ...................................................... 2Pembinaan ............................................................ 3Laporan Utama ..................................................... 5

Badai BOS Akun S2Keberadaan madrasah kini diper-

hitungkan banyak pihak. Hal ini tidak lepas dari kerja keras semua kalangan, khususnya mereka yang memiliki komitmen tinggi untuk memajukan madrasah.Masyarakat pun berbondong-bondong me-nyekolahkan anaknya di madra-sah, baik Raudlatul Athfal (RA),

Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) maupun Madrasah Aliyah (MA).

Bidang PENMAD .................................................. 8Bidang PONTREN ................................................ 10Bidang PAIS .......................................................... 12

Pentas PAI sebagai Media EvaluasiBidang PAIS Kanwil Kementerian

Agama Prov. Jawa Tengah menye-lenggarakan kegiatan dalam rangka memberikan tambahan pengeta-huan, pemahaman, pengalaman dan keterampilan pada peserta didik yang dikemas dalam Gebyar Pendidikan Agama Islam Taman Kanak-Kanak. Bidang URAIS ...................................................... 12Bidang Penais Zawa ............................................ 16Bimas Kristen ....................................................... 18Bimas Katolik ....................................................... 19Bimas Hindu ......................................................... 20Bimas Buddha ....................................................... 21Dinamika Daerah ................................................. 23Artikel .................................................................... 28KUB ....................................................................... 33Prestasi ................................................................. 35Terapan .................................................................. 37Lensa Foto ............................................................. 39

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 3

Pembinaan

Kaderisasi UlamaBanyaknya lembaga

pendidikan pesantren yang hanya fokus terhadap

pendidikan formal, membuat kaderisasi ulama

minim. Perlumembuat Terobosan untuk

mengatasi kelangkaan ulama.

Arif Aziz, bukan nama sebe-narnya, pernah enam tahun mondok di sebuah Pesantren

di Jawa Tengah. Di pondok pesantren itu, ia juga me-nempuh pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Tapi setelah enam tahun mesantren, pria yang akrab disapa Azis itu ‘gagap’ membaca kitab kuning, kitab-gundul yang tidak berharokat dan bermakna. Ilmu alatnya (gramatika), berantakan. Padahal, gramatika Bahasa Arab merupakan pintu masuk memahami seluruh khazanah pemikiran Islam. “Wong di sana (Pesantren) fokusnya sekolah for-mal,” tuturnya.

Situasi ini ditangkap Kantor Kementerian Agama Jawa Tengah (Kanwil Jateng) sebagai masalah yang harus diatasi. Mereka tahu, pesantren sejak dulu dikenal sebagai tempat kaderisasi ulama. Karenanya para santri pun dituntut untuk memi-liki pemahaman mendalam mengenai ilmu-ilmu agama, termasuk ilmu alat.

“Kompetensi tersebut merupakan salah satu persyaratan untuk menjaga dan memperkuat karakteristik pondok pesantren salafi yah dalam mengembangkan tradisi keilmuan (tafaqquhu fi al-din) dan memperkokoh benteng akhlaqul ka-rimah,” tutur Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, H. Solikhin.

Tapi seberapa banyak pesantren yang masih-menomorsatukan pengembangan tradisi tafaqquh fi al-din di tengah gempuran pendidikan formal yang sangat pragmatis? Inilah yang ditengarai Kanwil Jawa Tengah menyebabkan berkurangnya ulama. Apalagi sejumlah ulama kharismatik tanah air sudah banyak yang berpulang kerahmatullah.

Kepergian para masyayikh tersebut tidak serta merta kemudian dibarengi dengan munculnya ulama, paling tidak, sekaliber ulama sebelumnya. Ironisnya, kualitas kedalaman ilmu agama para

ulama ‘baru’ pun kurang mumpuni. Jangankan ushul fi qh, atau tafsir, ilmu alat saja banyak yang gagap. Alhasil, Indonesia pun berada di ambang krisis ulama.

Padahal, jumlah pesantren se-makin meningkat tajam dari tahun ke tahun.

Pada tahun 1997-2005 Jawa Tengah memiliki 3.477 pesantren dengan 2.737.805 santri. Kemudian pada tahun 2005- 2014 jumlah pesant-ren kembali meningkat menjadi 4.582 pesantren dengan santri berjumlah 3.464.334 orang.

Pertumbuhan jumlah pesantren yang sangat signifi kan itu sebagian pesantrentidak mampu meregenerasi pengelolaan pesantren secara internal. Hal tersebut berdampak pada pengelolaan pesantren yang kurang maksimal, menurunnya kualitas pembelajaran dan ber-dampak langsung terhadap mutu lulusan dan jumlah santri.

Berdasarkan data EMIS Pondok Pesantren Jawa Tengah tahun 2014, Ketidakmampuan pesantren meregenerasi diri itu setidaknya disebabkan dua hal. Pertama, aspek internal pengasuh pesantren. Regenerasi internal pesantren terputus disebab-kan antara lain karena pengasuh tidak memiliki keturunan, anak maupun menantu pengasuh tidak bersedia mengelola pesantren, tidak ada keturunan pengasuh yang memiliki latar belakang pesantren, atau pengasuh meninggal dunia saat putra-putrinya belum dewasa.

“Permasalahan ini hanya bisa diselesaikan antara lain dengan mengembangkan pengelo-laan pesantren berbasis sistem, bukan berbasis dzurriyyah (keluarga),” ujar H. Sholikhin yang di damping kasipondokpesantren kemenag Jateng muhtasit.

Kedua, metode pembelajaran kitab kuning yang menjadi karakteristik di pondok pesantren. Perlu ada inovasi pembelajaran ilmu alat agar bisa me-nyesuaikan dengan padatnya waktu belajar santri. Khususnya bagi santri yang sekaligus belajar di sekolah formal. Dengan inovasi, diharapkan dalam waktu belajar yang singkat, para santri mampu membaca kitab kuning dengan baik dan benar.

Permasalahan inilah yang mendorong Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah melakukan serangkaian program dalam rangka

H. Solikhin

Edisi 6/Tahun I/ Juni 20154

Pembinaan

mengantisipasi kelangkaan ulama, khususnya di Jawa Tengah. Yakni dengan pelatihan ilmu alat cara cepat bagi santri yang turut sekolah formal.

Program yang dibuat Kanwil Jateng adalah pelati-han Amtsilati. Metode teranyar membaca kitab kuning ini digagas oleh KH. Taufi qul Hakim dan telah “diujicobakan” pada santri di pondok pe-santrennya sendiri, PP. Darul Falah, Jepara-Jawa Tengah.

Metode ini khusus mempelajari “ilmu alat” untuk membaca dan memahami kitab kuning dengan benar, cepat dan tepat hanya dalam tempo 3-6 bulan. Dan tak kalah pentingnya adalah santri bisa mengajarkannya kembali pasca kepulangan-nya di madrasah/pondok pesantrennya masing-masing.

Program pilot project ini hanya diperuntukkan bagi 50 orang yang berasal dari berbagai ustadz/ah pondok pesantren se-Jateng. Dalam melak-sanakan program ini, Kanwil melibatkan berbagai stakeholder internal maupun ekstenal. Dalam program yang bertajuk Akselerasi Mutu Ustadz/ah Pondok Pesantren ini seluruh jajaran pejabat dan staff (Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren) Kanwil Kemenag Propinsi sampai Kemenag Kabupaten/Kota (Sie Pondok Pessantren/Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, PAKIS) se-Jawa pun Tengah dilibatkan.

Program ini dilakukan melalui dua tahap. Pertama, In-Service Training, dalam bahasa Indonesia sering disebut pendidikan dalam jabatan semasa berdinas. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan secara kontinyu pengetahuan, keterampilan dan metode pembelajaran guna mengefektifkan dan mengefesiensikan amanahnya sebagai ustadz/ah. Kedua, On Th e Job Learning (OJL). Pengembangan mutu proses pembelajaran OJL difokuskan pada upaya untuk mempraktek-kan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari selama In-Service Learning di pondok pesantren/madrsah asal.

Tahap pertama, In-Service Training, para peserta diharuskan mondok di Pondok Pesantren Darul Falah selama 90 hari. Selama 3 bulan itu, para ustadz/ah diharuskan belajar dan menguasai; 1) Kitab Amtsilati jilid 1-5. 2) Qo’idati : Rumus dan Qoidah(ringkasan dari Amtsilai jilid 1- 5). 3) Shorfi yah (metode praktis memahami ilmu shorof dan i’lal). 4) Khulashoh Alfi yyah Ibnu Malik (intisari ilmu nahwu dari Kitab Alfi yyah Ibnu Malik). 5) Tatimmah 1-2 (Praktek baca kitab - penerapan rumus). Setelah menguasai kelima hal tersebut maka peserta bisa menuliskan kembali dari hafalan nadzam (Bahasa Arab, Indonesia dan Jawa). Dan yang lebih penting lagi, peserta menge-tahui cara mengajarkan Kitab Amtsilati.

Selain belajar Metode Amtsilati, para peserta

juga mendapatkan program penunjang yang ber-manfaat kelak ketika kembali ke pesantren asal. Program itu diantaranya adalah latihan mengajar Metode Amtsilati, mengelola program pembelajaran Amsilati, pengembangan kemampuan membaca kitab, kajian keislaman kontekstual dan menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL).

Yang khas ketika mesantren dengan Yi Taufi k (KH. Taufi qul Hakim) walupun mereka adalah para ustdaz/ah di pesantren asal namun seluruh peserta diposisikan sebagai seorang santri yang harus mentaati seluruh persyaratan yang diten-tukan pesantren (manut opo sing dingendikaake guru), dan dilarang melakukan tindakan yang mengganggu proses pembelajaran (ora entuk mbantah, ora entuk takon werno-werno, ora entuk ngrokok, ora entuk nggowo handphone).

Setelah tahapan pertama selesai, tahapan kedua selanjutnya adalah On Th e Job Learning (OJL). Pada fase ini peserta melaksanakan praktek men-gajar selama 90 hari dengan menerapkan seluruh pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka dapatkan selama kegiatan di in-service learning di pondok pesantren asalnya. Sebagai sampel, Kementerian Agama Jawa Tengah mengharuskan para ustadz/ah membuat Kelas Model dengan 20 santri sebagai peserta didiknya. Selama menjalankan praktek mengajar, para ustadz/ah akan mengajarkan kembali ilmu yang telah mereka dapat baik dari segi metodologi dan kurikulum/sylabusnya.

Fase OJL ini, selain praktek mengajar dengan metode Amtsilati dengan minimal tatap muka selama 2 (dua) jam, mereka juga diwajibkan mem-praktekkan mengelola program pembelajaran dan kajian kitab kuning terhadap santri modelnya.

Tidak cukup dengan 2 tahap itu saja, Kemenag Jateng juga mengadakan pendampingan berupa monitoring dan evaluasi pasca pelatihan Amtsilati. Setelah kembali ke pondok pesantrennya masing-masing, para ustadz/ah diwajibkan mengimple-mentasikan pembelajaran metode Amtsilati bagi santriu baru selama 1 (satu) tahun. Sama seperti dulu, mereka harus mengajarkan kembali Kitab Amtsilati, Rumus Qoidah, Khulasoh dan Shorfi yah dan Tatimmah minimal persis/sama dengan yang disampaikan Yi Taufi q.

Program ini diharapkan merupakan salah satu terobosan dan langkah kongkret dalam rangka men-gakselerasi peningkatan mutu para ustadz/ah di pondok pesantren dalam upaya penguasaan serta pembelajaran kitab kuning. “Semoga dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama akan muncul generasi mutafaqqih fi al din sebagai jawaban atas kelangkaan ulama di nusantara,” pungkas Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, H. Sholikhin.

Huda

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 5

Sejumlah SMA/SMK di Jawa Tengah pun mulai tahun ajaran 2015/2016 memberlakukan kebijakan sekolah lima hari tersebut (Senin s/d Jumat). Sebagian lainnya masih tetap menerapkan enam

hari sekolah (Senin s/d Sabtu).Pada saat enam hari sekolah

kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.00-13.45 dan Jumat 07.00-11.00, sedangkan saat lima hari seko-lah diterapkan kebiatan belajar mengajar Senin hingga Kamis dimulai 07.00-15.30/16.00 dan Jumat 07.00-11.00. Bahkan, sejumlah sekolah menerapkan kebijakan pulang

Belakangan ini, ramai diberitakan di media massa tentang kebijakan ujicoba pemberlakuan Sekolah Lima Hari. Penerapan sekolah lima hari tersebut

didasarkan pada Surat Edaran (SE) Gubernur Jateng Nomor 420/006752/2015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan pada Satuan Pendidikan di Provinsi Jateng, tanggal 27 Mei 2015. Alasannya agar pada hari Sabtu para

siswa bisa berkumpul dengan keluarga.

kangan ini, ramai diberitakan di media massa tentang kebijakan ujicoba b l k S k l h Li H i P k l h li h i t b t

Kebijakan SekolahKebijakan Sekolah 5 HARI5 HARI

Laporan UTAMA

Edisi 6/Tahun I/ Juni 20156

Laporan UTAMA

pukul 17.00 WIB.Penerapan kebijakan sekolah lima

hari tersebut, bagi umat Islam di Jawa Tengah, dan umat Islam Indonesia pada umumnya, berimplikasi luas. Implikasi itu baik berupa ekonomi, sarana dan prasarana maupun dampak negatif bagi umat Islam.

Sebagaimana diketahui, dengan pu-lang sekolah pukul 16.00 atau bahkan pukul 17.00, maka secara tidak lang-sung akan menghalangi anak-anak Islam untuk bisa mengikuti sekolah keagamaan pada sore hari, baik berupa Madrasah Diniyah maupun Taman Pendidikan Alquran (TPQ). Sebab, hampir seluruh Madrasah Diniyah dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) diselenggarakan pada sore hari, antara pukul 14.30 s/d 17.00. Dengan de-mikian, pemberlakuan sekolah lima hari secara langsung atau tidak lang-sung, akan memberangus keberadaan sekolah keagamaan tersebut.

Padahal, diakui atau tidak, eksis-tensi sekolah keagamaan, baik berupa Madrasah Diniyah maupun TPQ, te-lah ikut membentuk karakter islami anak-anak. Karakter luhur, karakter yang sesuai dengan tuntunan agama Islam.

Sebagaimana diketahui, pembelajaran TPQ mulai berkembang pesat sejak tahun 1990-an, dengan Metode Qiroati karya KH Dahlan Salim Zarkasy (Kebon Arum Semarang) tahun 1963, Metode Iqro karya KH Human Yogyakarta, dan Metode Yambua karya Pondok Pesantren Yambuul Quran yang di-gawangi KH Ulin Nuha dan KH Ulil

Albab Kudus. Adapun lembaga pendidi-kan keagamaan Madrasah Diniyah su-dah berdiri atau ada sebelum Indonesia merdeka. Kedua sekolah keagamaan pada sore hari tersebut diakui telah berjasa banyak bagi pembentukan karakter anak-anak Islam.

Teramcam BubarNamun sayangnya, baik Madrasah

Diniyah maupun TPQ, kini terancam bubar lantaran kebijakan Gubernur Jateng yang memberlakukan sekolah lima hari mulai tahun ajaran 2015/2016. Meskipun kebijakan itu baru sebatas uji coba dan hanya pada SMA/SMK, tetapi hal itu tetap berdampak luas. Sebab tidak menutup kemungkinan, ke depan kebijakan itu akan diberlaku-kan permanen dan meliputi seluruh sekolah, baik SD-SMP maupun SMA/SMK. Kalau hal ini sampai terjadi maka eksistensi Madrasah Diniyah dan TPQ benar-benar tamat dari bu-mi Jawa Tengah. Madrasah Diniyah dan TPQ akan gulung tikar. Kedua lembaga pendidikan keagamaan itu akan tutup.

“Kalau kebijakan lima hari seko-lah benar-benar diberlakukan, maka sama saja memberangus keberadaan pembelajaran TPQ. Dengan kata lain, eksistensi TPQ secara langsung atau tidak, akan bubar. Padahal, kita semua harus bertanggung jawab terhadap keberlangsungan TPQ,” kata Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) Taman Pendidikan Alquran (TPQ) Kota Semarang, Dr Abu Rakhmat.

Penolakan yang sama juga dilaku-kan oleh Badko TPQ Batang. ‘’Kalau

kebijakan tersebut betul-betul dit-erapkan lima hari sekolah, tiap hari anak-anak berangkat pukul 07.00 pu-lang pukul 16.00-17.00. Jelas anak usia SD-SMP sudah tidak ada waktu mengenyam pendidikan kemadrasa-han. Secara otomatis madrasah-TPQ, di Batang dan di seluruh Provinsi Jawa Tengah, akan gulung tikar atau tutup,’’ ujar penasihat Badko-TPQ Kabupaten Batang, Fatkhurizaq Zein.

Padahal, jumlah sekolah keagamaan pada sore hari tersebut sangat ban-yak. Berdasarkan data pada Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jawa Tengah, Madrasah Diniyah di Jawa kini berjumlah 9.135 lembaga, atau secara nasional terbesar kedua setelah Jawa Timur. Adapun jumlah Taman Pendidikan Alquran (TPQ) berdasarkan data pada Kanwil Kemenag Jateng mencapai 32.000 lembaga. Dari jumlah itu, TPQ di Kota Semarang mencapai 1.200 lembaga, dengan 5.550 guru (ustadz/ustadzah) dan 24.000 santri.

Mengingat dampaknya sangat luas, menyedihkan dan memprihatinkan bagi umat Islam, khususnya anak-anak Islam, sehingga sejumlah kabupaten/kota menolak memberlakukan kebi-jakan sekolah lima hari yang digagas Gubernur Jawa Tengah tersebut. Badko TPQ Kota Semarang, Kabupaten Batang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, dan daerah-daerah lain-nya secara tegas menolak kebijakan Gubernur Jawa Tengah itu, yang se-cara langsung atau tidak, merugikan umat Islam.

Kebijakan sekolah lima hari tersebut jelas tidak memberikan kesempatan kepada anak-anak Islam untuk meng-enyam pendidikan kemadrasahan pada sore hari. Kebijakan itu cenderung terjebak menjadikan bangsa sekuler, dan Islam KTP. Umat muslim (pela-jar) secara perlahan tapi pasti, akan dijauhkan dari ajaran Islam.

Kebijakan sekolah lima hari juga akan berdampak terhadap kehan-curan moral secara besar-besaran, karena mematikan pendidikan non-formal di sore hari. Kita tidak boleh menutup mata, bahwa Pendidikan Agama Islam pada sore hari, telah mencetak generasi yang sholeh dan sholehah. Siapa yang akan bertang-gung jawab, di seluruh wilayah Jawa Rapat koordinasi Badan Koordinasi (Badko) TPQ Jateng Tahun 2015

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 7

Laporan UTAMA

Tengah kalau lima tahun mendatang akan lahir pelajar-pelajar yang tidak bermoral. Bahkan di kemudian hari tidak mustahil akan lahir di seluruh wilayah Jawa Tengah, pemimpin yang cerdas secara akademik tetapi miskin spiritual.

Kasus di SpanyolKasus memilukan yang terjadi di

Spanyol jangan sampai terulang di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah, karena kebijakan fatal yang dibiarkan dan kelengahan umat Islam. Dulu, Spanyol adalah negara berpenduduk muslim terbesar. Bangunan masjid begitu banyak dan megah-megah, lembaga-lembaga pendidikan Islam maju. Tetapi kini, masyarakat di sana/Spanyol, tidak kenal apa itu Islam, apa itu Alquran, dan bagaimana cara membacanya.

Allah Swt memang menjamin bahwa Alquran tidak akan hilang atau pu-nah dari muka bumi ini. Hal ini se-bagaimana termaktub dalam Alquran Surat Al-Hijr ayat 9 : Sesunguhnya Kami telah menurunkan Alquran dan Kami pasti akan menjaganya.

Tetapi, siapa yang berani menjamin Alquran tidak akan punah dari bumi Jawa Tengah, Alquran punah dari rumah tangga kita. Siapa yang berani menjamin, anak-anak Islam tetap mengenal dan bisa membaca Alquran dengan baik dan benar, sementara keberadaan TPQ dan Madrasah Diniyah diberangus

dari bumi Jawa Tengah.Sejatinya, umat Islam Jawa Tengah

sudah sangat toleran. Ketika bantuan dari APBD I Jateng untuk guru-guru Madrasah Diniyah dan guru TPQ dihen-tikan dengan alasan politis-birokratis, umat Islam diam. Ketika batuan untuk pengembangan mushalla-mushalla dihentikan, umat Islam juga diam. Kini, muncul kebijakan yang secara langsung atau tidak akan memberan-gus keberadaan Madrasah Diniyah dan TPQ pada sore hari.

Kita umat Islam berharap kebijakan sekolah lima hari tersebut ditinjau ulang. Sebagai seorang pemimpin,

seyogyanya Gubernur mau menghargai kearifan lokal sesuai dengan otonomi daerah masing-masing, khususnya penyelenggaraan Madrasah Diniyah dan TPQ. Kalau tidak bisa memban-gun dan membantu pengembangan penyelenggaraan Madrasah Diniyah dan TPQ, semestinya kedua lembaga pendidikan keagamaan tersebut tidak diberangus dengan kebijakan yang esensinya tidak jelas. Apalagi secara yuridis formal lembaga pendidikan keagamaan tersebut juga diakui dalam UU Nonor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

Mohammad Saronji

Siswa Madrasah Diniyah sedang belajar.

Siswa-siswi di sebuah madrasah tampak serius mengerjakan soal.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 20158

Bidang PENMAD

Bagi Tim Manajemen BOS Kanwil Kemenag

Jateng selama tahun 2015 merupakan tahun yang

bikin pusing, karena disaat proses penyaluran dana

BOS sedang berjalan, terjadi perubahan

kebijakan yang cukup signifi kan dalam proses

penyaluran maupun pelaporan penggunaan

BOS. Tahun-tahun sebelumnya, anggaran BOS

pada DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)

masuk dalam akun 57 atau katagori pengeluaran

uang Negara untuk Belanja Bantuan Sosial.

Mekanisme penyaluran, penggunaan dan pe-laporan akun 57 sudah sangat familier, karena

sudah berlangsung sejak program Bantun OperasionalSekolah (BOS) digulirkan pemerintahtahun 2005. Bahkan setiap rakor tentang evaluasi BOS, Jateng senantiasa menduduki peringkat tiga besar tercepat dalam setiap pencairan BOS.

Setiap tiga bulan sekali, secara ru-tin MI dan MTs menerima kucuran dana yang tidak sedikit, karena pagu anggaran tiap madrasah disesuaikan jumlah siswanya. Mulai tahun 2013, MA turut menikmati aliran dana segar yang tujuan untuk meningkatkan mu-tupendidikan. Bagi madrasah dengan jumlah siswa semakin banyak makin besar pula dana BOS yang diterima yang tentunya akan mempengaruhi kesejahteraan guru dan karyawan-nya.

Padahal sebelum pemerintah

menggelontorkan dana BOS, kondisi madrasah di tanah air, khususnya di Jawa Tengah yang hampir mencapai 96 persen berstatus swasta dan lebih banyak berada di pedesaan dengan kondisi ekonomi orangtua siswa dari golongan ekonomi lemah. Dengan kondisi seperti itu, madrasah dapat dipastikan mengalami kesulitan untuk menghimpun dana sekedar untuk membeli alat tulis dan honor guru-

ekanisme penyaluran, penggunaan dan pe

Badai BOS Badai BOS Akun 52Akun 52

Oleh Akhmad Su’aidi

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 9

Bidang PENMAD

gurunya, meski hanya 10 ribu per bulan sudah ditolak masyarakat karena dirasa cukup berat. Maka sangatlah wajar, sejakBOS digulirkan pemerintah tahun 2005 bagi madrasah bagaikan hujan di musim kemarau, disambut dengan suka cita.

Sedemikian senangnya atau bahkan “ketergantungan” setiap bulan tidak pernah kesulitan untuk menjalankan roda kegiatan belajar mengajar. Semua kebutuhan pendidikan, mulai dari memberi honor guru dan karyawan, membeli computer, alat tulis, honor kegiatan ekstrakurikuler, beaya listrik, telepon dan lainnya dibiyai dari uang yang bernama BOS. Tidak heran jika madrasah sempat dibuat klimpungan ketika dana BOS harus ditunda hingga lima bulan pada tahun 2013, karena terjadi pemblokiran anggaran oleh DPR.

Kejadian serupa terulang kembali tahun 2014 den-gan revisi yang berulang-ulang, sehingga dana BOS yang biasa diterima minggu pertama pada setiap awal triwulan, baru bulan April dana BOS dapat disalurkan. Sebagian besar madrasah swasta terpaksa harus pin-jam kepada berbagai pihak. Sebagian madrasah swasta melupakan fungsi BOS yang sebenarnya, mestinya fung-siBOS hanya membantu sebagian pembiayaan pelaksanaan program pendidikan tetapi pada kenyataannya menjadi satu-satunya sumber penda-patan, sehingga mengabaikan larangan penggunaandana BOS, seperti untuk menggaji guru dan karyawan serta merehab bangunan madrasah.

Dari 57 ke 52Jika sebelumnya madrasah dibuat

kalang-kabut akibat penundaan pe-nyaluran dana BOS, kejadian hamper sama saat pelaksanaan penyaluran da-na BOS tahun 2015. Selain penundaan penyaluran, juga terjadi perubahan dalam penempatan anggaran BOS dari akun 57 dipindah dalam akun 52 atau pengeluaran uang Negara untuk belanja barang dan jasa. Dengan akun 52, penggunaan dana BOS madrasah swasta hampir sama dengan madrasah negeri, karena dikendalikan secara langsung oleh pemerintah dan system penyaluran danpelaporannya juga

berubah.Pemerintah dalam

menerapkan kebijakan program BOS dari akun 57 menjadi akun 52, sudah melalui kajian cukup dalam disertai dengan monitoring cukup lama. Sebagaimana disampaikan BPKP (Badan Pemeriksa Keuangandan Pembangunan), dalam pelaksanaan program BOS selama ini dinilai tidak tepat sasaran, karena anggaran yang direncanakan untuk membiayai kegia-tan yang penerimanya tidak memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam PMK 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan Sosial. Hal ini terjadi karena kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat dimasukkan dalam Belanja Modal maupun Belanja Barang sehingga oleh Kementerian/Lembaga Negara dimasukkan dalam Belanja Bantuan Sosial.

Dari review BPK juga menemukan tumpang tindih anggaran, karena anggaran yang direncanakan untuk membiayai kegiatan yang memiliki kesamaan baik substansi maupun penerimanya diantara Eselon I dalam satu Kementerian/Lembaga Negarayang bersangkutan

atau diantara Kementerian/ Lembaga Negara. Disamping BPK juga menemukan dalam pelaksanaannya tidak transparan dan tidak akuntabel, karena anggaran yang direncanakan untuk membiayai kegiatan den-gan rencana pelaksanaannya

tidak didukung dengan pedoman penyaluran yang jelas; program, kegiatan dan pedoman nya tidak dipublikasikan secara luas,serta daftar penerima dan jumlahnya tidak ditetapkan secara jelas dan diumumkan secara terbuka.

Lebih tragis lagi ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan investigasi terhadap pelaksanaan program “bagi-bagi duit negara” ini ditengarai dana BOS dijadikan alat politik dan menumbuh suburkan manipulasi penggunaan uang negara, khususnya sejak oto-nomi daerah dengan pilkada langsung. Lembaga anti korupsi ini juga menilai tidak ada kontrol dari pemerintah terhadap penggunaan uang negara, karena memberikan dana secara lang-sung dengan sasaran yang mencapai puluhan ribu sekolah/madrasah.

Secara internal yakni Direktorat Jenderal Pendidikan Islam juga da-lam mengevaluasi, keberadaan BOS membuat perkembangan madrasah tumbuh subur (ditunjang juga dengan kemudahan memperoleh ijin opera-sional) tetapi menjauhkan madrasah dari lingkungan (menurunnya par-tisipasi masyarakat). Dampaknya,

oleh DPR.Kejadian serupa terulang

kembali tahun 2014 den-gan revisi yang berulang-ulang, sehingga dana BOSyang biasa diterima minggupertama pada setiap awatriwulan, baru bulan Aprdana BOS dapat disalurkaSebagian besar madrasswasta terpaksa harus pin-jam kepada berbagai pihak. Sebagian madrasah swasta melupakan fungsi BOS yang sebenarnya, mestinya fung-

BOsudis

Badai BOS Akun 52

k heran jika klimpungan nda hingga

berubah.Pemerintah dalam

menerapkan kebijakan program

ataLeBdta

tidpedomaprogramtidak dip

S u alril

an. ah in-

Mereka butuh dana BOS

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201510

Bidang PENMAD

terjadi persaingan yang tidak sehat antar madrasah. Hal ini berimbas pada kurang tercapainya peningkatan mutu pendidikan pada sebagian madrasah. Jika kondisi seperti ini dibiarkan, akan memperburuk citra madrasah sebagai lembaga pendidikan tidak bermutu yang tentunya tidak diinginkan oleh ke-luarga besar madrasah itu sendiri.

Perubahan akun yang berlangsung pada saat proses penyaluran, tentu harus disikapi dan diikuti dengan perubahan mekanime agar tidak mem-bawa dampak negatif bagi pengambil kebijakan bidang pendidikan. Jajaran Dirjen Pendidikan Islam secara mar-athon terus berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama dengan Kementerian Keuangan, BPKP dan bahkan dengan KPK. Dari hasil kon-sultasi, lantas muncul Surat edaran Dirjen Pendis nomor Dj.l/Dt.l.l/PP.00.11/125/2015 tanggal 1 April 2015 tentang Mekanisme Pencairan dan Pemanfaatan Dana BOS Madrasah dan BOP RA.

Isi dari surat tersebut diantaranya agar tata cara pencairan dana BOS Madrasah dan BOP RA dengan akun 521219 berpedoman pada PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana diatur dalam Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor : S-8245/PB/2014 tanggal 28 November 2014.

Dengan surat ini, ternyata belum dapat memberikan solusi agar proses penyaluran dana BOS yang sudah terhenti tiga bulan dapat segera dilaksanakan, karena pelaksana penyaluran BOS yaitu Tim Manajemen BOS pada Kanwil Kemenag Provinsi mengalami hambatan. Hambatan yang paling mendasar terutama pada madrasah swasta dan kebanyakan belum memiliki SDM yang mampu melaksanakan perubahan kebijakan ini.

Untuk itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam melalui suratnya yang bernomor DJ.I/PP.04/1374/ 2015 tanggal 8 Mei 2015 menerbitkan revisi Petunjuk Teknis BOS Madrasah yang mengacu pada PMK Nomor 190/PMK.05/2012. Dengan adanya revisi ini, Tim Manajemen BOS memperoleh rujukan secara teknis dalam menyalurkan dana BOS dan bagi madrasah juga mendapatkan tata cara untuk dapat menerima BOS

Rupanya keresahan madrasah swasta yang mencapai 96 persen dari populasi madrasah secara nasional ini turut dirasakan pula oleh Menteri Agama H. Lukman Hakim Saifuddin. Terlebih lagi melihat kenyataan, proses penyaluran dana BOS pada Kementerian Pendidikan masih menggunakan tata cara sebagaimana dalam akun 57.

Didorong kondisi arus bawah yang sudah “menjerit” lantaran sudah lima

bulan belum menerima kucuran dana operasional pendidikan, Menteri Agama berinisiatif untuk melayangkan surat kepada Menteri Keuangan untuk dapat memberikan kebijakan dispensasi dalam proses penyaluran dana BOS akun 52, melalui suratnya bernomor MA/116/2015 tanggal 15 Mei 2015. Tanpa menunggu terlalu lama, Menteri Keuangan pun membalasnya melalui suratnya bernomor S-376/MK.05/2015 tertanggal 21 Mei 2015. Namun isi balasan surat Menkeu tidak seperti yang diharapkan, karena mekanisme penyaluran dana BOS bagi madrasah masih tetap sama yaitu mengacu kepada PMK Nomor 190/PMK.05/2012.

Dengan kondisi seperti ini, jajaran Kementerian Agama mau tidak mau harus melaksanakan sesuai mekanisme yang berlaku, meski madrasah sebagai pihak penerima dana BOS terpaksa harus “puasa” beberapa saat sambil menunggu berbuka yang pada saatnya nanti pasti akan menerimanya. “Puasa” BOS kali ini terasa sangat menyakitkan, lantaran berlangsung hingga puasa Ramadhan 1437 H selesai sehingga ribuan guru madrasah swasta tidak bisa merayakan lebaran kali ini dengan baju baru.

Inilah kondisi secara nasional yang terjadi dalam proses penyaluran dana BOS untuk madrasah. Sedangkan untuk Jawa Tengah dan lima provinsi sendiri sebenarnya sedikit lebih beruntung, karena sempat melaksanakan penyaluran tahap pertama pada Maret 2015 sebanyak Rp. 250 milyar lebih, sementara provinsi yang lain baru bisa menyalurkan pada bulan Juli. Langkah cepat dalam mensikapi kejadian ini, membuat Jateng bertenger pada posisi puncak serapan dana BOS secara nasional.

Mengingat mekanisme penyaluran dana BOS melalui akun 52 merupakan yang pertama kali sehingga diharapkan sebagaimana pepatah “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersusah-susah dahulu insyaallah akan mudah dan lancar pada tahap yang akan datang”. Semoga badai BOS akun 52 segera berlalu. Amin.

Penulis adalah Kasi Kesiswaan Kankemenag Prov. Jateng

Para siswa sibuk dengan soal. Tapi mereka butuh dana BOS untuk kelancaran belajar mereka.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 11

Bidang PONTREN

Optimalisasi Manajemen Pondok Pesantren melalui SIMAPES

(Sistem Informasi Manajemen pada Madrasah dan Pondok Pesantren )

Pondok Pesantren, atau sering disingkat pontren

atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan di

mana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan ustadz

yang dibawah pimpinan kyai.

Pendidikan pontren diselengga-rakan dalam kompleks asrama yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk

belajar, dan kegiatan keagamaan lain-nya. Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan satu pengertian. Pesantren menurut penger-tian dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Di samping itu, kata pondok juga berasal dari Bahasa Arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Di Jawa termasuk Sunda dan Madura umumnya digunakan istilah pondok dan pesantren.

Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengak-selerasikan mobilitas vertikal (dengan penjejalan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horisontal (ke-sadaran sosial). Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi

juga kurikulum yang menyentuh persoalan kekinian masyarakat (society-based curriculum). Seiring

perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidi-kan Umum, kini banyak pesantren yang menyediakan menu pendidikan umum dalam pesantren. kemudian muncul istilah pesantren Salaf dan pesantren Modern, pesantren Salaf adalah pesantren yang murni men-gajarkan Pendidikan Agama sedang-kan Pesantren Modern menggunakan sistem pengajaran pendidikan umum atau Kurikulum.

Di tengah kemajuan zaman yang serba digital ini, peningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan Islam di lingkungan pondok pesantren meru-pakan hal penting yang tidak bisa ditawar lagi. Namun sampai sekarang sebagian besar Pondok Pesantren manajemennya belum memiliki sistem yang didukung basis tekhnologi, pa-dahal, sistem ini sangat penting untuk kemajuan lembaga pendidikan, baik level dasar maupun tingkat lanjut .

Selain itu manajemen yang baik di pondok pesantren bisa mempermu-dah masyarakat untuk memperoleh Informasi yang akurat, sehingga pondok pesantren tidak dipandang sebelah mata ,dan tentunya akan membantu perkembangan pondok pesantren

itu sendiri. Untuk itu sudah saatnya pondok pesantren mempunyai sistem manajemen pendidikan yang berbais tekhnologi untuk kemajuan pondok pesantren itu sendiri

Dengan penggunaan manajemen yang masih manual mengakibatkan dalam pengelolaan data masih kurang tertib, sehingga ketika Kementerian Agama membutuhkan data pada pon-dok pesantren untuk pengisian data Emis sering kali data yang disajikan oleh pondok pesantren bukanlah data yang akurat, akuntabel, rapi, integrited dan tepat waktu, padahal data tersebut sangat dibutuhkan untuk perencanaan program, seperti BOS, KIP, Pondok Pesantren Tahfi dz, Pondok Pesantren Agribisnis, dan Pondok Pesantren Bahari, bila data yang disajikan tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan tentunya bisa merugikan sendiri bagi pondok pesantren, karena bantuan yang diberikan oleh pemerintah bisa tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Beberapa hal terebut diatas disebab-kan karena Sumber Daya manusia di bidang IT pada pondok pesantren masih rendah dan sarana prasarana yang kurang memadai, seperti perleng-kapan komputer di pondok pesantren masih sangat terbatas

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bidang Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah adalah dengan menjalin kerja sama dengan Rabithatul Maahad al-Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Jawa Tengah dengan menyiapkan Sistem Manajemen Madrasah dan Pesantren (SIMAPES) yakni sistem aplikasi berbasis komputer sebagai salah satu instrumen dalam pengem-bangan sistem administrasi pondok pesantren.

Huda

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201512

Bidang PAIS

Pentas PAI sebagai Media Evaluasi PAI di Jawa Tengah

Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam

(Pentas PAI) Tingkat Provinsi Jawa Tengah Ke 3 Tahun 2015

diselenggarakan di Asrama haji Donohudan, Boyolali, tanggal 14 s.d 17 Juni 2015

dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Prov. Jawa Tengah, diikuti

oleh peserta didik perwakilan terbaik dari masing-masing

jenjang yang sudah diseleksi dari 35 Kabupaten /Kota di Jawa

Tengah sejumlah 770 peserta, yang terbagi dalam jenjang

SD sebanyak 245 siswa, SMP sebanyak 245 siswa, SMA/SMK

sebanyak 280 siswa.

Setelah tujuan penyelenggaraan Pentas PAI ke 3 kali ini adalah melihat tolok ukur keberhasilan pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam.

Sebab kegiatan lomba sebagai sarana membangun kelengkapan aspek psikomotorik dalam meningkatkan kompetensi dan skill siswa dalam memahami pelajaran di sekolah. Dan fungsi lain, untuk memberikan model pembelajaran lifeskill siswa juga. Maka sejak awal tujuan Pentas PAIS ini ungkap Kabid PAIS sebagai pencermatan secara mendalam dan evaluasi terhadap hasil edukasi PAI sebagai outcome penyelenggaraan program-program Bidang Pendidikan Agama Islam di Jawa Tengah, saat rapat pemantapan Pentas PAI di ruang pertemuan Bidang PAIS lantai 2 pada Jumat, 11 Juni 2015.

Kabag TU, H. Andewi Susetyo. SH, saat penutupan penyelengga-raan Pentas ini dengan memberikan arahan kepada peserta agar melihat secara nyata bahwa apapun capaian yang sudah diraih peserta didik dalam ajang ini merupakan catatan bagi semua pihak. Bagi yang sudah berprestasi tidak perlu sombong dan bagi yang belum berprestasi terus memacu diri untuk meningkatkan kualitas pencapaian prestasi dimasa yang akan dating sehingga akan dapat memacu diri untuk mengembangkan apa yang selama ini ada kekurangan pada dirinya. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana mangamalkan atau membumikan PAI dalam setiap

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 13

kegiatan peserta didik sebagaimana tertera dalam tema Pentas PAI Tingkat Provinsi Jawa Tengah Ke 3 Tahun 2015* “Sportif Berkompetisi,Raih Prestasi, dan Bumikan PAI”*

Dewan Juri dan Panitera pada ajang ini tidak hanya melakukan penilain namun melakukan pencatatan *(notu-lasi)* untuk memotret wajah PAI pada setiap jenjang pendidikan. Disini akan terekam implementasi kurikulum PAI 2013 pada penyelenggaraan tahun didik 2014/2015 pada masing-mas-ing kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sekaligus Dewan juri mampu mem-berikan rekomendasi dari hasil dasar penilaian dari segala aspek untuk pe-doman dalam pencarian kader-kader atlit di lingkungan sekolah se Jawa Tengah. Sekaligus untuk menunjang kesuksesan ke jenjang nasional sebab setelah pelaksanaan sekarang ini akan dihadang juga pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya sehingga kita akan dapat berlatih dengan waktu yang masih banyak waktu untuk meraih prestasi yang kita harapkan.

Kejuaraan Pentas PAIS sebagai juara umum adalah Kab Semarang dengan memboyong tropi bergilir. Dan ajang Pentas PAIS ke 3 menjadi

potret penyelenggaraan kurikulum PAI. Dan berfungsi untuk bahan masu-kan bagi para stakeholder, terutama Tim Pengembang Kurikulum PAI Provinsi Jawa Tengah dan lembaga terkait Pendidikan Agama Islam di daerah FKG, KKG, MGMP untuk segera bergerak, meningkatkan yang sudah bagus dan memperbaiki yang masih kurang.

Hasil yang sangat mendasar bahwa

segala bentuk kompetisi antar siswa adalah mampu memberikan inovasi, kreatifi tas dan dinamika system dan metode pembelajaran bagi seorang guru di sekolah. Maka melalui kegiatan justru mendorong para guru akan kaya strategi dalam mengembangkan model pembelajaran PAI nantinya. Semoga penyelenggaraan ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk membumikan PAI di Jawa Tengah. Amin. (*)

Bidang PAIS

Pentas Lomba Debat PAI SMA

Penyerahan Juara Umum oleh Kabag TU Kanwil Kemenag Jateng, Andewi Susetyo.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201514

Bidang URAIS

Menyongsong Idul Fitri 1436 HSebagai bentuk komitmen

untuk melaksanakan kesepakatan Ijtimak Ulama

Komisi Fatwa MUI dan ormas Islam se-Indonesia

pada 2003, yaitu penentuan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah

didasarkan pada metode rukyat dan hisab.

Kita mengakui bahwa masih ada perbedaan di antara ormas Islam di dalam menentukan awal bulan Hijriah karena

perbedaan metode yang digunakan serta kriteria imkanur rukyat atau batas visibilitas hilal. Musyawarah

Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) menyepakati imkanur rukyat adalah pada saat matahari terbenam dan ketinggian hilal di atas ufuk minimal 2 derajat dengan jarak lengkung bulan-matahari minimal 3 derajat dan usia bulan minimal 8 jam dihitung sejak ijtimak (konjungsi). Sementara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menilai secara ilmiah hilal baru bisa dilihat di atas ketinggian 5 derajat di atas ufuk. Ormas Islam yang menggu-nakan metode hisab murni seperti Muhammadiyah dan Persatuan Islam (Persis) menetapkan standar ber-beda mengenai awal bulan karena Muhammadiyah menggunakan kri-teria wujudul hilal, sedangkan Persis menggunakan imkanur rukyat.

Ada tiga kriteria dalam penentuan 1 Syawal ini.

Pertama, wujudul hilal, yakni ketika hilal sudah terlihat berapa pun ting-ginya. Ini yang selama ini menjadi patokan ormas Muhammadiyah dalam menentukan 1 Syawal.

Kedua, hilal harus bisa dilihat. Pengalaman selama ini, hilal harus di atas 3 derajat, bahkan ada yang mengatakan 4 derajat dengan usia bulan minimal 8 jam dihitung sejak ijtimak (konjungsi).

ketiga, hilal sudah mungkin dirukyat. Penetapan Lebaran atau Idul Fitri 2015 berpotensi berbeda antara organisasi kemasyarakatan Islam yang satu dengan yang lain maupun dengan pemerintah. Tidak tertutup kemungkinan puasa Ramadan di istikmalkan menjadi 30 hari jika tim rukyat di seluruh Indonesia

Oleh : Saifulloh

Penetapan 1 Syawal 1436 H Berpotensi Berbeda

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 15

Bidang URAIS

tidak berhasil melihat hilal. Sehingga lebaran akan jatuh pada hari Sabtu tanggal 18 Juli 2015, Sehingga masih terbuka kemungkinan lebaran idul fi tri terjadi perbedaan antara tanggal 17 atau 18 Juli 2015. Semenatara Ormas Islam Muhammadiyah memastikan Idulfi tri 1436 Hijriyah/2015 Masehi pada Jumat, 17 Juli 2015.

Memang bagi yang mengguna-kan perhitungan hisab seperti Muhamadiyah sudah dapat memas-tikan Idul Fitri jatuh pada 17 Juli 2015, 16 Juli malam mulai takbiran. Perbedaan ini dikarenakan ormas-ormas Islam masih menggunakan metode yang berbeda serta belum menyerahkan otoritas sepenuhnya untuk penetapan tanggal hari raya pada pemerintah.

Berdasarkan perhitungan secara matematis dan astronomis, posisi hilal pada 16 Juli di Menara Masjid Agung Jawa Tengah, berada pada posisi ;

ketinggian 2 derajat 44 menit 50 detik. Jarak busur 4 derajat 51 menit 55 detik. Umur hilal saat itu 9 jam 26 menit 47,5 detik. Lama hilal 14 menit 13 detik. Mulai 17.41 s.d 17.55Posisi hilal atau bulan sabit pada

29 Ramadan atau tanggal 16 Juli 2015 yang jatuh pada hari Kamis nanti, dinilai sangat tipis sehingga

ada kemungkinan tidak akan terlihat. Sangat susah melakukan rukyatul hilal pada posisi seperti itu.

Sementara yang berpatokan pa-da hisab (hitungan) menetapkan standar berbeda-beda, seperti antara Muhammadiyah dan Persis, Muhammadiyah telah memutuskan bahwa tanggal 1 Syawal 1436 H jatuh pada hari Jumat, 17 Juli 2015. Dengan demikian bulan Ramadhan tahun ini hanya 29 hari menurut ormas itu. Sementara menurut Persis, itu belum masuk, jadi kalau kalender Persis itu Lebaran 18 Juli,”

Sementara NU, seperti biasanya, mendasarkan penetapan 1 Syawal pada rukyatul hilal, sehingga meski di dalam penanggalan NU berdasar hitungan 1 Syawal 1436 H jatuh pada 17 Juli, namun tidak serta merta tang-gal itu ditetapkan sebagai hari Idul Fitri. Tidak tertutup kemungkinan NU menggenapkan Ramadhan 30 hari jika tim rukyat yang disebar di sejumlah daerah tidak berhasil me-lihat hilal.

Namun apabila hilal dapat dilihat pada saat rukyat hari kamis tanggal 16 Juli 2015, maka Pemerintah akan segera megumumkan bahwa awal Syawal (Idul Fitri) bertepatan dengan tanggal 17 Juli 2015,

”Akan tetapi, apabila hilal atau bu-lan sabit muda tidak terlihat, maka

pemerintah akan mengistikmalkan atau menyempurnakan puasa Ramadan menjadi 30 hari sehingga Idul Fitri jatuh pada 18 Juli.

Apabila nantinya ada perbedaan dalam penentuan awal Syawal sekaligus Idul Fitri. perbedaan harus disikapi sebagai bagian dari keberagaman yang dimiliki umat IslamdiIndonesia.

“Posisi hilal sangat tipis, hanya tiga derajat, sehingga ada potensi berbeda. Sangat susah melakukan rukyatul hilal pada posisi seperti itu. Sementara yang berpatokan pada hisab (hitungan) menetapkan stan-dar berbeda-beda, seperti antara Muhammadiyah dan Persis

Tidak tertutup kemungkinan NU menggenapkan Ramadhan 30 hari jika tim rukyat yang disebar di sejumlah daerah tidak berhasil melihat hilal.

Kita tunggu saja hasil sidang isbat hari kamis, tanggal 16 Juli 2015, se-moga tetap jadi lebaran. amiinInsya Allah, Kanwil Kemenag

bekerja sama dengan Badan Hisab Rukyat Prov. Jateng, akan melak-sanakan Rukyatul Hilal pada Hari/tanggal : Kamis, 16 Juli 2015. Waktu : pukul 16 – selesaiTempat : Pantai Kartini Jpr.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201516

Bimas Kristen

Ciri Kepemimpinan Kristen dan Penerapannya dalam Praktek BerorganisasiUntuk memahami tentang ciri kepemimpinan Kristen

dan penerapannya dalam berorganisasi, sebagai

seorang pemimpin terlebih dahulu harus mampu

memahami tentang arti dari kepemimpinan,

maka perlu dibedakan pemahaman antara

kepemimpinan umum dan kepemimpinan Kristen.

Ada kesamaan pemaha-man yaitu; (1) Apa itu Kepemimpinan (2) Apa be-danya kepemimpinan umum

dengan Kepemimpinan Kristen dan (3) Bagaimana penerapannya dalam berorganisasi. Dengan pemahaman awal seperti itu, barulah kita bisa memahami secara jelas tentang Ciri Kepemimpinan Kristen dan penera-pannya dalam praktek berorganisasi di tengah-tengah kehidupan social, gereja maupun keluarga.

Apakah Kepemimpinan itu ?Ada begitu banyak pengertian ten-

tang Kepemimpinan. Tetapi secara umum, Kepemimpinan dapat dis-ebut sebagai; suatu proses terencana yang dinamis melalui suatu periode waktu dalam situasi yang di dalam-nya pemimpin menggunakan gaya kepemimpinan yang khas, sarana dan prasarana untuk mempengaruhi pengikut-pengikutnya (bawahannya) demi mencapai tujuan bersama.

Apakah Kepimpinan Kristen itu ?Pertanyaan kritis kita selanjutnya

adalah apa itu kepemimpinan Kristen dan apakah ada perbedaan diantara kepemimpinan umum dan kepemimpi-nan Kristen? Dan kalau ada, dimana perbedaannya? Inilah pertanyaan yang akan kita bahas pada bagian ini.

Bicara tentang Kepemimpinan Kristen, berarti kita berbicara tentang model

kepemimpinan umum yang disertai dengan ciri-ciri kekristenan. Ciri-ciri itu berpusat pada Sosok Yesus Kristus sebagai sumber kepemimpinan Kristen. Jadi kepemimpinan Kristen tidak sekedar menambahkan kata “Kristen”, untuk membedakannya dengan kepemimpinan umum. Tetapi dalam Kepemimpinan Kristen men-gandung nilai-nilai kekristenan yang sangat kuat yang tercermin dalam proses kepemimpinan yang dilakoninya.

Terkait dengan itu maka sebagai suatu proses yang terencana dan dinamis maka Allah dalam Yesus Kristus yang dilihat sebagai pengambil prakarsa (inisiatif ) di dalam proses kepemimpi-nan itu. Sementara kehadiran seorang pemimpin mesti dilihat sebagai “se-orang pelayan”, “jongos”, atau hamba yang melayani dan bukan seorang penguasa yang memerintah dengan tangan besi.. Dengarlah pernyataan Yesus berikut ini : “…Anak manusia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani… (Matius 20:28a).

Kemudian orang yang dipimpin (bawahan) mesti dilihat sebagai umat Allah yang bertanggung jawab untuk terlibat aktif dalam pekerjaan pelayan-an itu. Sedangkan tujuan yang akan dicapai harus selalu berorientasi pada kemuliaan Allah.

Seterusnya untuk memahami nilai-nilai kepemimpinan Kristen tersebut maka di bawah ini dihadapkan 5 ciri khas dari kepemimpinan Kristen , yang diuraikan secara garis besar.

Kepemimpinan Kristen Menghadirkan Nilai-nilai Tanggung Jawab.

Maksudnya adalah seorang pemimpin Kristen harus merasa bertanggung jawab terhadap tugas kepemimpi-nan yang dipercayakan kepadanya. Katakanlah ia harus sangat sadar bahwa jatuh bangunnya kehidupan semua orang yang dipimpinnya be-rada dipundaknya. Karena itu ia tidak bisa menggunakan gaya Pilatus yaitu “mencuci tangan” untuk melepaskan dirinya dari tanggung jawab yang harus dipikulnya sebagai resiko seorang

pemimpin. Kepemimpinan Kristen menuntut

Pemimpin Yang bertumbuh (dina-mis).

Pertumbuhan itu mencakup penge-tahuannya, kepribadiannya dan kehidupan spiritualitasnya..

Pertumbuhan yang berhubungan dengan pengetahuan maksudnya ada-lah seorang pemimpin harus terus belajar, untuk memperluas wawasan, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang san-gat cepat.

Pertumbuhan yang berhubungan dengan kehidupan spiritualitas ada-lah berhubungan dengan sikap dan perilaku yang terus membangun hubungan yang akrab dengan Allah sebagai sumber pertumbuhan dan kehidupannya. Dalam upaya menca-pai kepemimpinan yang bertumbuh itu, maka sikap yang harus ditampil-kan adalah : Sikap rendah, sikap hidup yang saleh, sikap Bijaksana. Sementara sikap yang harus dihin-dari adalah: Sikap angkuh dan sikap kemalasan.

Kepemimpinan Kristen membu-tuhkan pemimpin yang dapat meng-hadirkan dirinya sebagai teladan atau model.

Pemimpin Kristen adalah pemimpin model, yang harus dapat menjadi teladan atau contoh bagi orang lain terutama bawahannya. Keteladanan itu bukan hanya dibicarakannya, tetapi mesti muncul dalam sikap dan peri-laku hidup.

Keteladanan itu dia bergerak maju secara terus menerus dan keteladan-an itu harus membangkitkan moti-vasi orang lain untuk kreatif dalam memimpin. Terkait dengan itu maka ada 3 bentuk keteladanan yang patut diperhatikan yaitu ;

Keteladanan hidup rohani. Keteladanan dalam membangun

hubungan dengan orang lain.Keteladanan dalam bekerja.Kepemimpinan Kristen Membutuhkan

Pemimpin Yang Efi sien.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 17

Ia memberkati mereka dan berfi r-man: “Beranak cucu dan bertam-bah banyaklah.” Untuk tujuan perkembangbiakan inilah, Allah

menciptakan Hawa. Allah berfi rman: “Tidak baik kalau manusia itu seorang

diri saja, Aku akan menjadikan se-orang penolong yang lain baginya yang sepadan dengan dia.”

Artinya, partner sederajat dan sangat dekat dengan dia. Maka Allah mencip-takan Hawa dari tulang rusuk Adam.

Lalu berkatalah Adam: “Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan sebab ia diambil dari laki-laki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan

Bimas Katolik

Perkawinan Katolik adalah luhur dan mulia, seperti pesan Paulinus Sulardi, SAg, selaku Pembimas Katolik dalam setiap perjumpaan dengan umat Katolik. Dikatakan

luhur dan mulia karena mempunyai ciri : Ikatan seumur hidup, monogami (satu suami atau satu isteri) dan tak terceraikan. Pada halaman pertama Kitab Suci, setelah

Allah menciptakan jagat raya, Ia menciptakan manusia; pria dan wanita menurut citra-Nya (Kejadian 1:28).

Oleh Paulinus Sulardi, SAg

PPerkkawiinan Katolliikk addallahh lluhhur ddan mulliia, seperttii pesan PPaulliinus SSullarddii, SSAAg,

Oleh Paulinus Sulardi, SAg

PERKAWINAN KATOLIK Panggilan yang Luhur dan Mulia

C. Penerapannya Dalam Praktek Berorganisasi.

Sebagaimana kita ketahui bahwa proses kepemimpinan itu justru mun-cul atau menjadi nyata dalam praktek berorganisasi. Apapun bentuk organ-isasi itu, kecil, menengah atau besar, yang biasa sifatnya atau yang bonafi t sifatnya, semuanya dapat berjalan den-gan baik untuk mencapai tujuannya, bila proses kepemimpinan itu dapat dijalankan dengan baik pula. Sebagai

orang Kristen, maka suka atau tidak suka, mau atau tidak mau kita harus mulai membiasakan diri untuk meng-hadirkan ciri-ciri kepemimpinan Kristen dalam berorganisasi. Terkait dengan itu mesti digaris bawahi bahwa tidak bisa dikatakan, semua pemimpin yang beragama Kristen adalah “Pemimpin Kristen”. Kenapa? Karena hal itu sangat terkait dengan seberapa besar sang pemimpin itu menghadirkan ciri-ciri kepemimpinan Kristen dalam proses

kepemimpinan yang dilakoninya. Kenyataan membuktikan bahwa da-lam praktek berorganisasi di tengah-tengah masyarakat, gereja maupun dalam keluarga, Ciri kepemimpinan Kristen terasa begitu jauh dari harapan kita. Inilah suatu tantangan yang dih-adapkan kepada anda sekalian sebagai generasi penerus gereja, masyarakat, bangsa dan Negara.

(Siswo Martono, Gara Kristen Kota Surakarta)

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201518

Bimas Katolik

istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (Kej 2:23-24).

Konsili Vatikan II berbicara tentang perkawinan sebagai anugerah Allah : “Persekutuan hidup dan kasih suami istri yang mesra, diadakan oleh Sang Pencipta dan dikukuhkan dengan hukum-hukum-Nya. Allah sendirilah Pencipta perkawinan” (GS 48).

Sebagai tanda bahwa Allah ada-lah Pencipta dan Penganugerah perkawinan itu, maka perkawinan Katolik selalu berada dibawah tangan Allah, melalui kehadiran-Nya dalam Sakramen Perkawinan. Karena pen-cipta perkawinan itu pada hakikatnya adalah suci, maka perkawinan Katolik bersifat suci adanya. Allah sendiri yang mempersatukan mereka.

Allah menghendaki perkembangbiak-kan manusia sebagaimana ciptaan-Nya yang lain. Karena itu, Allahlah yang menghendaki persatuan manusia den-gan sesamanya sebagai suami istri. Akan tetapi, yang menjadi dasar dari persatuan ini adalah cinta kasih dari antara kedua pribadi, sebagaimana Allah sendiri adalah kasih (1 Yoh 4:16).

Maka manusia diundang Allah untuk mengambil bagian dalam kodrat-Nya yang terdalam, yaitu kasih. Perkawinan merupakan ungkapan cinta antara manusia dan merupakan wujud nyata dari pengambilbagian manusia dalam kodrat ilahi Allah, yaitu cinta.

Oleh sebab itu, yang menjadi dasar dari perkawinan adalah cinta. Cinta

yang dimaksud lebih dari perasaan ketertarikan sebagai pria dan wanita. Suatu tindakan saling menyerahkan diri dan saling menerima. Menerima yang dicinta apa adanya dan men-erima yang mencinta sesuai dengan adanya.

“Saya menerima engkau sebagai istri saya, saya menerima engkau seba-gai suami saya.” Kesepakatan saling menerima ini diwujudkan demikian, bahwa ‘kedua-duanya menjadi satu daging’ (Kej 2:24).

Saling Menyerah dan Saling Menerima

“Saling menyerah dan saling men-erima” ini merupakan suatu ungkapan cinta yang sejati dalam perkawinan. Menerima bukan saja kelebihan dan menolak kelemahannya, melainkan mencakup seluruh aspek kepriba-diannya. Saling menyerah bukan saja saat suka melainkan juga dalam keadaan duka.

Singkatnya menerima dan meny-erah apa adanya dan dalam keadaan apapun. Dalam kenyataannya, ternyata cinta sejati sebagai suami istri tidak tergantung pada hal-hal lahiriah, berupa kekayaan, ketampanan, ka-cantikan, kepandaian, dll karena pada kenyataannya banyak rumah tangga yang mengalami perpeca-han justru dari kalangan-kalangan tersebut. Karena semua kekayaan, kecantikan, ketampanan, kepanda-ian tidak dapat menggantikan cinta yang sejati, cinta yang murni yang dianugerahkan Allah.

Cinta sejati terletak dalam saling mengerti satu dan yang lainnya. Mengerti pribadi dia sebagai citra Allah dan mau menerimanya sebagai anugerah Allah. Disinilah kekuatan dari cinta suami istri.

Jika hal demikian yang terjadi, maka yakinlah bahwa “Air yang banyak tidak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghayutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina” (Kidung Agung 8:7). Cinta yang sejati tak dapat dibeli dengan harta, kedudukan, pangkat, kepandaian dll.

“Sebab cinta kuat seperti maut dan ny-alanya seperti nyala api Tuhan” (Kidung Agung 8:7). Madah cinta Santo Paulus

mencakup segala-galanya: “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati;

ia tidak cemburu. Ia tidak memegah-kan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengaharapkan segala sesuatu sabar menanggung segala sesuatu” (1 Korintus 13:4-8).

Karenanya, panggilah hidup berkelu-arga merupakan panggilan yang amat luhur dan mulia karena memang di-anugerahkan Allah sendiri dan hidup berkeluarga merupakan wujud nyata dari suatu jawaban manusia terhadap undangan Allah untuk mengambil-bagian dalam kodrat-Nya. Tak seorang-pun dapat meremehkan panggilan ini. Tanpa panggilan hidup berkeluarga, maka perintah Allah: ‘Beranakcucu dan bertambah banyaklah’ tidak mungkin dapat terwujud. Seandainya panggilan hidup berkeluarga tidak ada, maka panggilan untuk hidup keperawanan demi kerajaan Allah pun tidak mung-kin ada.

Tidak bermaksud membanding-kan satu yang lainnya, keduanya merupakan panggilan Allah yang harus ditanggapi manusia sebagai anugerah yang mulia, luhur dan indah. Karena itu, Santo Yohanes Krisostomus mengatakan:

“Barangsiapa meremehkan perkaw-inan sekaligus juga merongrong ke-luhuran keperawanan, barang siapa memuji perkawinan juga meningkatkan penghormatan terhadap keperawa-nan.” Justru hidup keperawanan demi Kerajaan Allah ada, karena ada hidup berkeluarga.

MUTIARA IMAN :“Sebab itu seorang laki-laki akan

meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, seh-ingga keduanya menjadi satu daging”.(Kejadian 2:24).

“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:6)

Penulis adalah Pembimas Kato-lik Kemenag Prov. Jateng

Paulinus Sulardi

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 19

Bimas Hindu

Kegiatan Simakrama Provinsi Jawa Tengah

Tanggal 27 Mei 2015Simakrama adalah ajang pertemuan

umat Hindu untuk menyalurkan berbagai gagasan yang ada dalam benak pikiran, hal ini sebagi ajang

mengungkapkan syukur dapat berkumpul dan berbagi antara satu

dengan yang lain.

Simakrama yang dilaksanakan oleh Parisada bekerjasama dengan Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, merupakan satu rangkaian puncak

hari raya Nyepi.Simakrama Provinsi Jawa Tengah bertempat

digedung Wanita Karanganyar, pada Simakrama dihadiri lima ribu lebih umat Hindu di jawa ten-gah, panitia pelaksana pada awalnya menargetkan tiga ribu limaratus umat Hindu, namun disaat pelaksanaan gudung dan kursi yang disiapkan tidak mencukupi.

Pada Simakrama tersebut dihadiri oleh Dirjen Bimas Hindu, Gubernur Jawa Tengah di wakili asisten satu Kesra, Parisada Pusat dan tamu undangan yang lain. Dalam sambutanya Dirjen Bimas Hindu Prof, Drs. I Ketut Widnya, M.Ag. M.Fil, P.Hd antausias yang luar biasa kepada panitia dan umat Hindu Jawa Tengah yang mampu menyelenggarakan Simakrama dengan dua nuansa jawa dan bali yang hidup rukun berdampingan untuk memajukan Hindu di Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Tengah dalam sambutanya yang dibacakan oleh Asisten satu Kesra, berharap ban-yak agar umat Hindu mengembangkan potensi keagamaan dan seni budaya tradisi, karena Hindu adalah gudangnya seni tradisi.sedangkan dalam dharmawacana yang disampaikan oleh pengurus Parisada pusat Drs. I Ketut Wiana, M.Ag, memberi-kan kronologis lahirnya tahun Caka.

Sebagai isian acara pada Simakrama adalah tari Gamyong dari tradisi tari jawa dan Cenderawasih dari unsur seni bali, tidak ketinggalan adalah paduan suara Pasraman Pitha Maha Klaten dengan lagu kreasi keagamaan.

Kemeriahan Simakrama masih berlanjut dengan suguhan sendra tari kembangan yang menceritakan

kisah pertempuran antara Abimanyu dan Gatotkaca dalam melawan butha kala dengan berbagai bentuk ujudnya. Dilanjutkan dengan tari topeng tua yang memberikan nuansa lain karena tari topeng tua menceritakan bagaimana kronologis kehidupan dari gelap menjadi terang.

Ketua panitia pelaksana Simakrama Widadi Nur Widyoko, S.Sos, mengatakan sangat bahagia den-gan terselenggaranya Simakrama, sebagai awal dilaksanakanya kegiatan Provinsi yang digawangi oleh Parisada kabupaten Karanganyar, selama ini belum pernah dilaksanakan kegiatan yang begitu besar di siapkan oleh umat Hindu Karanganyar. Kami berharap kedepan agar diberikan kepercayaan sebagi usaha untuk membangunkepercayaan umat terhadap Parisada Karanganyar.

Antosiasme umat Hindu Jawa Tengah sangat luar biasa, itu diungkapkan oleh umat dari Kabupaten Banyumas bapak Slamet, bahwa kegiatan ini ada-lah penyambung komunikasi antara umat Hindu di jawa tengah dan membangun kesadaran akan keyakinan bahwa Hindu mempunyai nilai tradisi yang terus harus dipertahankan.

Simakrama yang terlaksana merupakan satu kes-atuan dengan dharmasanti, menyatukan pemikiran dan mencurahkan harapan atara umat Hindu agar terbangun komunikasi yang baik. (*)

Kegiatan Simakrama Umat Hindu di Jawa Tengah yang dime-

riahkan paduan suara Pasraman Pitha Maha.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201520

Bimas Buddha

Makna Tri Suci Waisak

Hari Waisak tiba umat Buddha akan mengenang tiga per-istiwa yang terjadi dalam

kehidupan guru junjungan para dewa dan manusia:

1. Kelahiran calon Buddha, yaitu Pangeran Siddhartha Gotama, di TamanLumbini.

2.Tercapainya Penerangan Sempurna, yaitu Petapa Gotama men-jadi Buddha, di Buddha Gaya.

3. Mahaparinirwana Buddha, yaitu Buddha Gotama meninggalkan dunia ini, di Kusinara.

Sidharta Budha Gautama telah men-gajarkan dharma yang berisi nilai-nilai universal, falsafah kehidupan yang mendalam, serta pencerahan tentang hakekat dan makna kehidupan umat Budha yang sejati. Budha Gautama juga telah menunjukkan keteladan kepada umat manusia dalam me-nyempurnakan kebajikan. Diawali dengan sikap dan tekad kuat Pangeran Sidharta dengan meninggalkan ke-pentingan pribadi untuk mencari jalan kebebasan dari penderitaan sehingga tercapai kebudhaan. Dengan meme-gang teguh dharma itu, sehimgga akan dapat memahami makna hidup yang sesungguhnya. “Para Biksu, ada satu orang yang terlahir di dunia demi kesejahteraan banyak makhluk, demi kebahagiaan banyak makhluk; Ia terlahir karena kasih kepada dunia, untuk kepentingan, kesejahteraan, dan kebahagiaan para dewa dan ma-nusia. Siapakah orang yang satu ini? Ia adalah Tathagata, seorang Arahat yang Mahasuci, seorang yang men-capai Penerangan Sempurna. Inilah, Biksu, manusia luar biasa yang satu itu.” (Anguttara Nikaya I, 21)

Karena kasihNya kepada dunia, Buddha telah menunjukkan kepada kita bahwa manusia itu mampu men-jadi Buddha. Selanjutnya, setelah menjadi Buddha, karena kasihNya Beliau mengajarkan Dharma yang merupakan jalan pembebasan total dari dukha, jalan untuk mencapai Kebahagiaan Sejati.

Setelah kita menyadari betapa besar kasih Buddha kepada dunia, kita

seharusnya memberikan penghorma-tan dengan cara yang terbaik kepada Buddha. Jika kita menempuh jalan Dharma, inilah cara yang terbaik untuk menghormati Buddha. Kita tidak bisa mencapai tujuan kita den-gan hanya mempersembahkan lilin, dupa, dan bunga. Marilah kita mem-baca petikan MahaparinibbanaSutta, untuk mengetahui apa yang dikata-kan Buddha tentang penghormatan tertinggi terhadap Beliau.

Dharma juga mengingatkan bahwa perubahan masyarakat harus dimu-lai dengan perubahan dalam diri setiap individu. Revolusi mental dan karakter yang sesuai ajaran Dharma adalah tanggung jawab masing-masing untuk membangun-nya, membangunnya dengan peduli kepada semua yang menderita atau dhana, dengan pengendalian diri untuk berperilaku baik atau sila, dan dengan mengembangkan batin atau samadhi. Dharma yang dilaksana-kan dengan baik akan melindungi pelaksanaannya dari kemerosotan dan kehancuran. Itulah pesan yang diberikan Sang Budha.

Melaksanakan Dharma adalah meneladani perjuangan yang te-lah dilakoni oleh Buddha. Diawali sebagai manusia biasa, jika kita terus berjuang di jalan Dharma maka pada akhirnya kita pun akan bisa men-jadi Buddha. Semua Buddha memi-liki tubuh Dharma (Dharmakaya).

Dharmakaya itu maha esa dan senan-tiasa ada, maka kasih Buddha pun senantiasa ada. Kasih Buddha adalah kasih semesta untuk semua orang dan kasih yang tidak pernah padam ini memberikan kebahagiaan bagi semua makhluk. Sebagai bentuk nyata pelaksanaan Dharma dalam hidup sehari-hari.

Mengasihi berarti membawa keba-hagiaan, mengurangi penderitaan, mempersembahkan sukacita, dan melampaui semua diskriminasi. Dalam KaraniyaMetta Sutta, terda-pat bait yang mengajarkan praktik mengasihi tersebut: “Selagi berdi-ri, berjalan, duduk, atau berbar-ing, selama tiada lelap, dia tekun mengembangkan perhatian penuh kesadaran ini, yang disebut Kediaman Luhur.”Kediaman Luhur adalah metta yang membawa kebahagiaan, kar-una yang mengurangi penderitaan, mudita yang mempersembahkan sukacita, dan upekkha yang melam-paui semua diskriminasi.

Dalam Satipatthana Sutta, Buddha mengajarkan bagaimana menghadirkan sukacita dengan berlatih hidup berkesadarandan konsentrasi. Jika kita tahu cara melepaskan atau let it go, hidup berkesadaran (sati), konsentrasi (samadhi), dan kebijaksanaan (pan-nya), maka setiap saat sukacita dan bahagia akan bisa hadir dalam diri kita. Sadhu Sadhu Sadhu (*)

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 21

Khonghucu

Hubungan antara Suami dan Istri yang Harmonis

Keluarga berfungsi sebagai tempat anak tumbuh, berlindung, dan belajar menghadapi kehidupan.

Kehidupan yang harmonis dalam keluarga dapat tercipta ketika setiap anggota kelu-arga menjalani fungsi diri sesuai dengan kedudukannya dalam Lima Hubungan Kemasyarakatan, dalam hal ini suami dan istri sebagai orang tua yang meru-pakan nahkoda bagi keluarga dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Keluarga yang harmonis berawal dari hubungan antara suami dan is-tri yang harmonis, di mana terdapat kasih sayang dan pembagian tugas yang dijalankan dengan baik, seh-ingga orang tua dapat membimbing anak-anak untuk menjadi manusia berkepribadian Junzi.

Manusia dengan nalurinyaKetika manusia dilahirkan, Tian

memberikan berkah Watak Sejati dan juga naluri untuk mempertah-ankan kelangsungan hidup. Ketika bersinggungan dengan naluri banyak celah bagi manusia untuk berbuat salah, oleh karena itu manusia wajib mengembangkan Watak Sejati (Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan, dan Kebijaksanaan) untuk mengendalikan nalurinya dalam upaya menciptakan kehidupan yang harmonis.

Beberapa permasalahan yang sering kali timbul dalam hubungan antara suami dan istri akibat naluri yang tidak terkendali, yaitu : perselingkuhan, poligami/poliandri, dan perceraian, yang kesemuanya akan menjadikan anak sebagai korban.

Permasalahan Rumah TanggaKonfl ik yang timbul dalam hubungan

antara suami dengan istri yang tidak diselesaikan secara tuntas merupakan awal dari ketidakharmonisan rumah tangga yang kemudian menjadi pemicu timbulnya berbagai masalah dalam keluarga dengan korban utama ada-lah anak.

Perselingkuhan Alasan orang melakukan perseling-

kuhan ternyata berbeda antara pria dan wanita, sebagai berikut :

-Ketertarikan fi sik-Ketertarikan hatiNamun alasan apapun tidak dapat di-

jadikan alat bantu untuk membenarkan tindakan perselingkuhan, karena sekali lagi, yang akan menjadi korban utama adalah anak (jika sudah mempunyai anak), kedua adalah pasangan hidup (suami/istri/pacar), perselingkuhan juga menimbulkan efek sosial yang buruk bagi keluarga besar (orang tua dan saudara). Seorang yang melakukan perselingkuhan, dalam tempo singkat mungkin dapat menutupi, tetapi seir-ing waktu semua pasti terungkap, dan dalam rangka menutupi kebohongan seseorang akan cenderung bertindak tidak rasional, menyebabkan ketidak-harmonisan rumah tangga.

Poligami Dalam istilah antropologi sosial dike-

nal isti lah poligami, yaitu praktik pernika-han kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan). Lawan kata dari po-ligami adalah monogami yaitu yang hanya memiliki satu suami atau istri.

Macam poligami : Poligini (se-orang pria memiliki beberapa istri sekaligus), pada masa lalu, umum

ditemukan pada kaum bangsawan dan raja. Poliandri (seorang wanita memiliki beberapa suami sekaligus), pada masa lalu, dilakukan oleh wanita-wanita bangsawan.

Group Marriage atau pernikahan kelompok, yaitu kombinasi poligini dan poliandri). Apapun alasannya, poligami selalu menimbulkan banyak permasalahan, yang jelas keharmon-isan keluarga tidak mungkin tercipta dengan perilaku salah satu dari suami atau istri melakukan poligami.

PerceraianTimbulnya ketidakharmonisan da-

lam keluarga merupakan simpul dari permasalahan-permasalahan yang tidak teratasi, menumpuk dan meledak pada saat terjadinya keputusan cerai. Dua hal di atas, yaitu perselingkuhan dan poligami merupakan pemicu terbesar, meskipun perselingkuhan dan poligami sendiri pun memiliki alat picu yang lainnya sebelum terjadi, namun jika manusia bertindak sesuai dengan Watak Sejatinya dalam menjaga keharmonisan keluarga, dapat menghindar dari per-buatan tersebut, bahkan bila terlanjur melakukan, masih dapat menyadari dan segera memperbaiki kesalahan, kembali kepada Watak Sejati, maka dapat menyelamatkan keharmonisan keluarga dan menghindari akibat-akibat yang lebih buruk lagi.

Di dalam ajaran Agama Khonghucu, manusia hidup diatur oleh norma-norma etika moral yang terdapat dalam Watak Sejati (Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan, dan Kebijaksanaan) yang berwujud men-jadi manusia yang dapat dipercaya, se-hingga memegang kepercayaan adalah landasan keharmonisan hubungan antara manusia, seorang suami keluar rumah memegang kepercayaan yang diberikan oleh istrinya, demikian pula sebaliknya, sehingga anak-anak pun akan belajar untuk memegang kepercayaan yang diberikan orang tuanya. (*)

Oleh : Js. Thung Heryanto dan Js. Sun Vera Verdiantika

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201522 Edisi 6/Tahun I/ Juni 201522

Dinamika Dinamika DaerahDaerah

KARANGANYARKemenag Jadi Partner TNI dalam Program TMMD

Kerjasama antara Tentara Negara Indonesia (TNI) dan Kementerian Agama (Kemenag) dalam pro-gram TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)

reguler ke 94 tahun 2015 di Desa Ngadirejo, Mojogedang, Karanganyar berjalan sukses. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai dari kegiatan non fi sik hingga kegiatan fi sik berupa pembangunan infrastruktur yang melebihi target.

Kemenag Karanganyar yang menjadi partner TNI da-lam program TMMD tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Mengambil peran lebih dari sekedar kegiatan non fi sik yang sudah ditetapkan seperti pengajian massal, Kemenag beserta unsur keagamaan yang ada di Kabupaten Karanganyar turut menyumbangkan materi dan tenaganya.

Di awal pelaksanaan TMMD, Kemenag beserta unsur keagamaan mendistribusikan 40 buah kloset jongkok

untuk rumah yang belum memiliki toilet, 300 Zak semen, 2000 batu bata, dua rit pasir, serta sembako yang terdiri dari 300 kg beras, 2 dus mie instan dan 45 kg telur. Di akhir TMMD, Kemenag dan unsur keagamaannya meningalkan 200 paket sembako yang berisi beras, minyak goreng, gula, teh dan mie telor. Selain itu ada Al-Qur’an dua dus yang dibagikan secara cuma-cuma untuk penduduk desa.

Dalam pembangunan infrastruktur desa berupa jalan, rumah tinggal layak huni, pos kamling dan lain sebagainya, Kemenag beserta unsur keagamaan juga berkontribusi dengan mengirimkan relawannya. 50 PNS Kemenag Karanganyar, 100 orang penyuluh agama Islam, 4 ormas keagamaan (NU, Muhammadiyah, LDII, MTA), Kepala madrasah dan Kepala KUA bahu membahu membangun desa tempat pelaksanaan TMMD.

Menurut Kepala Kakakemenag Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad, apa yang dilakukan seluruh jaja-rannya semata-mata untuk membantu masyarakat di desa Ngadirejo melalui program TMMD. Selanjutnya Kakankemenag juga berharap ada kedekatan emosional antara masyarakat dengan tokoh-tokoh agama yang dalam hal ini Kemenag dan unsur keagamaan.

Ida Nurhijati

Berbagai program TNI bekerjasama dengan Kemenag Karanganyar untuk membangun Desa Ngadirejo, Mojogedang Kab Karanganyar.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 23Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 23

Dinamika Dinamika DaerahDaerah

KLATENCiptakan Kesamaan Dalam Tata Persuratan

Kantor Kemenag Kabupaten Klaten menggelar Sosialisasi Tata Persuratan Dinas yang dibuka Kakankemenag Drs H Mustari, MPdI, bertempat

di aula Al Ikhlas Kankemenag, 4 Juni lalu, dan diikut 54 peserta, yang terdiri i para Kepala Seksi dan penyeleng-gara, kepala KUA kecamatan, kepala madrasah negeri, dan pegawai sub bagian tata usaha .

Dalam sambutannya Kakankemenag H Mustari men-gatakan, surat merupakan sarana komunikasi dalam bentuk tulisan. Hal-hal utama meliputi penentuan ben-tuk surat, format dan bentuk redaksional surat. Maksud pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut adalah untuk menyeragamkan dan memudahkan tata persuratan di lingkungan Kantor Kemenag Klaten.

Selanjutnya Kakankemenag mengharapkan agar aparat Kemenag dapat menciptakan keseragaman dan kesamaan dalam pola umum penyelenggaraan tata persuratan, mewujudkan tata kearsipan, menunjang koordinasi kedi-nasan, serta meningkatkan daya guna dalam persuratan dinas. “Kegiatan persuratan bukanlah hal mudah dalam instansi, karena terbukti ditemukan masih banyak tata persuratan yang tidak mengikuti pedoman sesuai pera-turan yang berlaku; seperti penomoran surat, penulisan SK, pengiriman dan pengarsipan,” terangnya.

Junaidi

CILACAPMAN Gelar Kontes Busana Daur Ulang

Untuk pertama kalinya OSIM MAN Cilacap mengada-kan kontes busana daur ulang yang berlangsung selama dua har,i (12-13).. Adapun Cabang yang

dilombakan futsal putra-putri, tarik tambang putra-putri. Selain itu juga adanya ide baru kontes pergelaran busana dari bahan daur ulang dengan materi yang di-lombakan berbahan koran, rafi a, kardus, karung goni, plastik kantong bekas , sedotan es, sendok plastik dan daun- daunan kering, yang didesain sedemikian rupa menjadi konsep aneka pakaian dan benda pakai. Seperti tas, fi gura, bunga maupun topi.

Layaknya foto model profesional siswa kelas X dan XI berlenggak lenggok di lapangan upacara tanpa merasa canggung sedikitpun. Diringi musik dan tepuk tangan pe-nonton mereka tampil sangat atraktif dan percaya diri.

Kontes yang diikuti oleh 12 perwakilan kelas dari kelas X dan XI berlangsung sangat meriah. Diiringi musik layaknya pergelaran busana siswa sangat percaya diri tampil dengan balutan busana dan produk daur ulang.

Menurut Dewan Juri Umi Sa’diyah selaku, ada empat

aspek penilaian yaitu kreativitas, tingkat kesulitan desain, kerapian serta attitude/ sikap saat memeragakan busana. “Ide ini cukup bagus dan kreatif untuk bisa dilanjutkan di tahun depan dengan persiapan yang lebih matang, sehingga mampu menciptakan karya yang bernilai jual bila di fi nishing dengan bagus”, tambahnya.

DEMAK

UPZ Adakan Safari Zakat

Unit Pengumpul Zakat Kantor Kemenag Kabupaten Demak mengadakan Safari zakat, kegiatan tersebut diagendakan dengan jumling [jumat keliling]

bertempat di lima belas Masjid yang tersebar di empat belas kecamatan se kabupaten Demak. Sedang sasaran safari zakat adalah Asnaf Sabilillah dan Fakir miskin.

Menurut Kepala Kankemenag Demak Drs.H. Muhamad Th obiq, M.SI, disetiap masjid yang dikunjungi tim dari UPZ dari asnaf sabilillah yang diundang 50 orang sedang asnaf fakir miskin 45 oang, sehingga dalam program safari zakat yang dilaksanakan UPZ Kemenag Demak, untuk asnaf fakir miskin sebanyak 675 orang dan 750 asnaf sabilillah.sedang yang diberikan untuk sabilillah berupa sarung , untuk fakir miskin satu paket sembako .

Sementara itu,Gara Zakat Wakaf Kankemenag merangkap Ketua UPZ Kankemenag Demak H.Ali Sugianto,S.HI, MM sekaligus selaku Penyelenggara Zakat Wakaf mengata-kan; kegiatan UPZ Kemanag Demak tidak hanya itu saja, karena sebelumnya UPZ mentasarufkan Zakat produktif berupa kambing, untuk tahap pertama sebanyak 80 ekor kambing yang diberikan kepada 30 orang yang tersebar di empat belas kecamatan yang siap mengembangkan zakat produktif.

SURAKARTASeminar Nasional Memperkokoh NKRI

Ketua UPZ Kankemenag Demak H.Ali Sugianto,S.HI, MM menyerah-

kan zakat secara simbolis.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201524

Dinamika Daerah

Kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam (POKJALUH) Kota Surakarta telah mengadakan Seminar dan Pembinaan kepada penyuluh Agama Islam Honorer

dan Iman Masjid,Pondok Pesantren.Madrasah Diniyah,Ormas Islam dan Tokoh Agama Islam.Ustad Ustadzah,Mubaligh Mubalighoh,Badko TPQ,Madrasah,Takmir Masjid, Mahasiswa bertempat di Riyadi Palace Jl Slamet Riyadi Surakarta belum lama ini, diikuti sekitar 200 orang yang hadir. Dengan mengambil thema Membangun Wawasan Kebangsaan untuk mengantisipasi berkembangnya fa-ham radikalisme. Hadir dalam kesempatan itu anggota MPR RI Drs.H.Muh.Th oha,S.Sos.MSI dan Ir.HM.Luqman Edi,MSI memberikan pembinaan kepada sejumlah yang hadir, menurut Ketua Pokjaluh Kota Surakarta dan seka-ligus sebagai Ketua Panitia penyelenggara Drs.H.Joko Sarjono,MSI dalam laporannya Kondisi masyarakat Kota Surakarta sangat beragam baik dalam kehidupan ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya,suku,ras dan lain sebagainya.Sehingga hal ini perlu adanya semangat menyatukan persepsi dalam mengisi pembangunan di Kota Surakarta yang tergabung dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia (NKRI)

Dari keragaman kehidupan beragama pada masyarakat Kota Surakarta tersebut,maka di pandang perlu memberi-kan bekal untuk dapat menumbuhkan rasa Nasionalisme dalam perjuangan dan pengabdiannya pada masyarakat.Dalam pemberian bekal tersebut dalam bentuk “Seminar Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, yaitu pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Dalam keesempatan tersebut Kakankemenag Kota Surakarta Drs H Muslim Umar memberikan sambutan sekaligus membuka acara sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara menyambut baik atas diseleng-garakannya Seminar Empat Pilar kehidupan Berbangsa dan bernegara bagi Penyuluh Agama Islam Takmir Masjid dan Ponpes untuk mencegah berkembangnya radikal-isme di Surakarta ini, kami juga sampaikan terima kasih kepada fasilitator kegiatan DPR RI/MPR RI dan segenap panitia sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik dan lancar sesuai dengan harapan kita semua.

S. Rahmawati

SRAGEN

Sosialisasi Aplikasi SIMAN Tahun 2015

Kantor Kemenag Kabupaten Sragen pada 28 Mei lalu menyelenggarakan Sosialisasi Aplikasi SIMAN (Sistem Informasi Manajemen Aset Negara) bek-

erja sama KPKNL Surakarta, yang diikuti oleh Pelaksana Simak BMN (Sistem Manajemen Akutansi Barang Milik Negara) Kankemenag., MAN, MTsN dan MIN, yang dibuka Kasusubag TU Kankemenag Dfrs H Khusnul Hadi,SH, MHum bertempat di Aula 1 Kankemenag.

Dalam sambutannya Kasubbag Tata Usaha, Drs. Kusnul Hadi SH, M.Hum mengatakan Sosialisasi diadakan dalam rangka Pelaporan SIMAN di masing-masing Satker dapat berjalan dengan baik, tidak ada masalah bila ada kusulitan mohon dapat ditanyakan langsung kepada petugas dari KPKNL Surakarta, saat ini Insya Allah akan dijelaskan/dibantu.

Menurutnya, SIMAN merupakan Aplikasi yang digu-nakan untuk mendukung proses pengelolaan BMN, yang meliputi perencanaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan, penghapusan dan pemin-dah tanganan aset negara berbasis internet yang dapat diakses oleh Pengelola dan Pengguna dengan tujuan Proses Pengelolaan BMN menjadi lebih cepat, efi sien dan terdokumentasi secara digital, proses pengelola BMN dapat dimonitor secara Online oleh Pengguna dan Pengelola, melengkapi data BMN untuk kebutuhan man-agemen aset, dan mengintegrasikan proses pengelolaan BMN kedalam satu Sistem.

Hubungan Simak BMN dan SIMAN, data SIMAN ber-sumber dari data SIMAK BMN, SIMAN menyiapkan Fitur untuk melengkapi data SIMAK BMN dengan atribut aset dalam rangka mendukung pengelolaan BMN, seperti identitas aset, riwayat pengelolaan, riwayat pemeliharaan, riwayat penilaian, riwayat pemakai, riwayat mutasi, lokasi posisi GPS, foto dan dokumen digital.

Tri Wulandari/Reni K Dewi

Sosialisasi Aplikasi SIMAN di aula setempat

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 25

Dinamika Daerah

KUDUSCiptakan Generasi Khalifah yang Cerdas

Kantor Kemenag Kabupaten Kudus menyelengarakan lomba Pekan Ketrampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam pada 11 Juni lalu bertempat dihala-

man Kompleksn Kankemenag Kudus, yang dibuka Kepala Disdikpora Drs Joko Susilo, dan diikuti 171 peserta dari unsur SD,SMP, SMA dan SMK. Sedangkan cabang yang dilombakan sebanyak 9 cabang .

Golongan SD meliputi 4 Cabang yaitu Cabang MTQ, Cabang MHQ, Pidato dan lomba Cerdas Cermat. Golongan SMP meliputi 4 cabang yaitu Cabang MTQ, Cabang MHQ, Cabang , Cabang Pidato dan Kaligrafi . Golongan SMA/SMK meliputi 5 Cabaang yaitu Cabang MTQ, Pidato, Debat PAI, Kaligrafi dan Kreasi Busana. Dalam acara

Dalam sambutannyaa Kepala Disdikpora Drs. Joko Susilo mengatakan, sekarang ini bukan saatnya lagi untuk saling mensekat antara pendidikan di Sekolah dan pen-didikan di Madrasah. Karena menurut Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 dan pasal 38 kita harus merubah mindset, sebagai implementasinya kita harus saling berfi kir makro yaitu pendidikan nasional, diperuntukan untuk semua anak bangsa indonesia, dan untuk gurupun harus berorientasi sebagai guru, itu semua adalah untuk menjaga NKRI.

“Untuk itu Disdikpora dan Kemenag mempunyai tugas dan fungsi yang sama yaitu menciptakan generasi muda sekaligus generasi Khalifah yang cerdas ,trampil dan mempunyai mental yang positif serta berakhlak karimah yang sanggup menjamin keutuhan NKRI,” tegasnya.

Dengan melihat semangat lomba Pentas PAI ini, Joko Susilo mengaki, sangat berapresiasi dan menharap dengan adanya Pentas PAI ini dapat mencetuskan peserta didik yang berkwalitas yang handal , yang dalam bahasa jawa serig kita sebut dengan generasi yang tangguh, tanggap dan tanggon .Jadikanlah Pentas PAI ini sebagai ajang menggulowentah generasi penerus bangsa yaitu seba-gai kawah candra dimuka bagi calon pemimpin bangsa yang akan datang.

Sementara itu Kakankemenag Drs. H Hambali dalam sambutannya mengatakan Kegiatan ini sangat penting

dan menjadi komitmen bersama antara Kemenag dan Disdikpora. Banyak manfaat yang kita ambil dari kegiatan ini yaitu dapat memberikan motifasi kepada peserta dalam rangka meningkatkan pendidikan Islam, dapat mengembangkan potensi bagi anak dibidang seni dan dapat membentuk sikap mental, perilaku sesuai agama Islam. Oleh karena itu dengan adanya kegiatan ini mampu menciptakan pencerahan terhadap dunia pendidikan dimasa mendatang.

Siti Zulaekhah

BANJARNEGARA

Calhaj 2015 Supaya Pahami Aturan

Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kankemenag Kabupaten Cilacap, pada 4 Juni lalu mengadakan Kegiatan Sosialisasi Penyelenggara Haji Jumlah

Kuota Calon Jamaah haji yang akan berangkat tahun 1436 H/ 2015 M ke tanah suci sudah ditetapkan oleh Pemerintah, juga Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).Kegiatan tersebut dilaksanakan di aula kantor dan dibuka Kakankemenag Cilacap, dengan mengundang 260 pe-serta. Peserta terdiri dari Kepala KUA kecamatan seka-bupaten, KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji), dan perwakilan dari calon jamaah haji dari tiap-tiap kecamatan sesuai porsi,

Dalam sambutannya sekaligus paparan, Kepala Kankemenagtor, Drs. H. Farhani SH, menjelaskan materi pemahaman pelaksanaan Undang-undang No. 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji, dan Peraturan Presiden No. 64 tahun 2015 tentang BPIH tahun 1436 H / 2015 M. Tahun ini kuota Jawa Tengah 23.534 orang, yang berhak melunasi BPIH dari kabupaten Banjarnegara berjumlah 852 orang ditambah cadangan 28 orang.

“Jika dari yang berhak pelunasan berhalangan berangkat, maka cadangan akan masuk sesuai urutan porsi”, disam-paikan. Untuk Paspor calon jamaah sudah selesai per tanggal 3 Juni 2015 sejumlah 776, yang belum menyusul

Cerdas Cermat, salah satu acara yang digelar Kankemenag Kudus.

Kegiatan Sosialisasi Penyelenggara Haji Kegiatan Sosialisasi

Penyelenggara Haji yang dihadiri 260 peserta.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201526 Edisi 6/Tahun I/ Juni 201526

Dinamika Dinamika DaerahDaerah

sejumlah 40 orang. Pemateri dari Bank BRI, Ana Nurfaida menyampaikan

hal-hal terkait pelunasan BPIH ke bank. BPIH embarkasi Solo (DIY dan Jateng) turun 462,9 US$ dari tahun 2014, yang sekarang menjadi 2.769 US$. Untuk kurs atas Dollar mengikuti besaran harian pada saat pelunasan.

Setelah melakukan pelunasan calon jamaah untuk segera registrasi ulang ke kantor Kemenag Kabupaten sebagai bukti pelunasan dan mengisi surat pernyataan.Untuk pelunasan dari pihak Bank berharap untuk segera.

Sedangkan materi Pemeriksaan Kesehatan Ibadah Haji 2015 disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab. Banjarnegara. Pemateri menyampaikan kondisi terkini di Tanah Suci, hal-hal yang perlu diperhatikan demi kes-ehatan pelaksanaan ibadah. Dari sosialisasi diharapkan peserta yang merupakan perwakilan bisa menyampaikan informasi dan aturan ibadah haji tahun ini kepada calon jamaah yang tidak bisa mengikuti sosialisasi di masing-masing daerah.

Nangim

REMBANGTanah Wakaf Bukan untuk Kantor Pemerintah

Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf untuk kepentingan ummat, baik segi ibadah, sosial, ekonomi, atau pendidikan. Selain

kepentingan itu, wakaf tidak diperuntukkan hal lain, termasuk sebagai prasarana pemerintah atau dengan kata lain didirikan kantor pemerintah di atasnya.

Untuk itu, Kepala Bidang Penais Zawa Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahyani me-minta kepada pihak terkait untuk menyelesaian per-masalahan terhadap kasus tanah wakaf yang di atasnya berdiri bangunan pemerintah.

Hal tersebut disampaikan dalam pembinaan Nadzir

se-Kabupaten Rembang Rabu (27/5) di aula Bazda Rembang. Bertindak sebagai narasumber yaitu Kabid Penais Zawa Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Ahyani, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang Atho’illah, Kepala Badan Pertanahan Kabupaten Rembang, Tri Margoyuwono, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kankemenag Kabupaten Rembang, M. Ali ANshory dan Gara Syariah Kankememnag Kabupaten Rembang, Tri Mulyani.

Ahyani mengungkapkan, hingga sekarang masih ditemu-kan beberapa bangunan pemerintah yang didirikan di atas tanah wakaf. Padahal, itu tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepent-ingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut Syariah.

“Oleh karena itu, kantor pemerintah yang dibangun di atas tanah wakaf harus diganti. Bisa dialihkan ke tanah pemerintah lainnya yang nilainya kurang lebih sama,” tandasnya di hadapan puluhan peserta.

Beberapa waktu lalu, Dirjen Bimas Islam telah mener-bitkan surat Edaran pendataan tanah wakaf yang di atasnya berdiri bangunan pemerintah. Pendataan tersebut dimaksudkan sebagai upaya meentapkan kebijakan penyusunan dan perencanaan Anggaran SBSN (Surat Berharga Syari’ah Negara) untuk pem-bangunan Kantor Kemenag, KUA Kecamatan, dan Madrasah Negeri.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang melalui Gara Syariah, Tri Mulyani mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan Kepala KUA Kecamatan untuk mendata kantor pemerintah yang dibangun di atas ta-nah wakaf.

Shofatus Shodiqoh

Peserta sedang menyimak acara pembinaan Nadzir se-Kabupaten Rembang (27/5) di aula Bazda setempat.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 27Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 27

Dinamika Dinamika DaerahDaerah

KENDALIslam Sangat Menjunjung Tinggi Toleransi

Aksi radikalisme sekarang ini lebih pada kelompok yang memperjuangkan cita-citanya kekerasan dan pemaksaan. Mereka menolak sistem sosial dan

politik pada suatu Negara yang diianggap tidak berasal dari Islam. Kelompok itu akan mengubah sistemsosial dan politik ssesuai dengan dengan mereka anut. Mereka tidak segan melakukan kekerasan.

Demikian ditegaskan Kepala Kankemenag Kabupaten Kendal sekaligus sebagai nara sumber Drs H Moh Saidun,MAg dalam paparan materinya dihadapan 100 siswa siswi SMA/SMK/MA, pada acara Seminar Wawasan Islam Rahmatan Lilalamin dan Perspektif yang diadakan Kermenag Kendal di Hotel Anugrah, yang dibuka Kepala Dinas Pendidikan Drs H Muryono,19 Mei lalu.

Ditambahkan, Islam merupakan agama rahmatan lila-lamin tidak menyulitkan dan memberiratkan. Selain itu tidak memaksa menusia untuk memilih Islam seba-gai agamanya. Islam sangat menjunjung toleransi dan tidak mencerca mereka yang mempunyai keyakinan berbeda.

Menurutnya, Islam tidak pernah mengjarkan untuk merusak tempat ibadah agama apapun., syariat sesuai dengan fi trah manusia, dan dakwah dilakukan dengan bijaksana

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Drs Muryono dalam sambutannya memberikan apresiasi dengan diadakannya seminar tersebut. Kegiatan yang diikuti siswa siswi SMA/SMK/MA sesuai dengan misinya un-tuk menciptakan generasi emas berakhlak mulia, jujur, santun, dan berdaya saing tinggi.

“Saya berharap ke depan tidak hanya siswa siswi SMA/SMK/MA. Harapan kami generasi muda di Kendal, tidak hanya cerdas, dalam pendidikan, tetapi juga berakhlaqul karimah,” pintanya.

SALATIGAKemenag Gelar Lomba Antar Madrasah

Siswa siswi dari tingkatan madrasah, dari Madrasah Ibtidaiyah), Mmadrasah Ysanawiyah , hingga Madrasah Aaliyah di Kota Salatiga, mengikuti Kompetisi Sains

Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma), awal bulan lalu. Kegiatan selama dua hari yang dipusatkan di MTs Negeri Salatiga tersebut, dilombakan berbagai cabang di antaranya lomba sains, pidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab, Inggris), kaligrafi , menyanyi, MTQ dan olahraga.

Kepala Kenkeemenag Kota Salatiga, Drs H Wuryadi,MPdI

dalam sambutannya mengungkapkan, para juara lomba tersebut akan menjadi wakil madrasah di Salatiga dalam ajang yang sama di tingkat Provinsi Jateng. Rencananya, lomba tingkat Jateng akan berlangsung Juni mendatang di Asrama Haji Donohudan Boyolali. ”Berprestasilah yang terbaik agar menjadi wakil madrasah di Kota Salatiga di tingkat Jawa Tengah,” katanya.

Menurutnya, lomba tersebut juga merupakan bagian ajang unjuk kreativitas dan bakat siswa madrasah. Siswa yang berprestasi tersebut secara otomatis akan mengang-kat nama madrasah, sebagai lembaga pendidikan yang kompetitif dan menjadi pilihan masyarakat.

Selanjutnya Kakankemenag agar siswa yang mengikuti lomba dan menjadi juara dengan memegang prinsip sportivitas. Dia mengingatkan bahwa budaya yang baik seperti pengembangan ilmu pengetahuan dan seni islam perlu terus dikembangkan, dalam rangka pembentukan karakter siswa.

Sementara itu Ketua Panitia, Retno Worowidati men-jelaskan, jumlah total peserta sebanyak 187 siswa. Khusus untuk cabang olahraga berlangung di Stadion Kridanggo Salatiga. Olahraga yang dipertandingkan adalah lari 10m, 100m, dan 400m.

Khusnul Khatimah

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201528 Edisi 6/Tahun I/ Juni 201528

Artikel

28

Penamaan Shalat Tarowih dalam suatu riwayat

dikatakan dimulai sejak zaman Kholifah ‘Umar bin al-Khatthab. Ketika

Abu Salamah bin ‘Abdur-Rohman bertanya kepada

‘Aisyah ra tentang shalat Rasulullah SAW di Bulan

Ramadhan.

Maka beliau menjawab : “Rasulullah SAW tidak pernah menambah, baik di Bulan Ramadhan

maupun bulan lainnya dari sebelas roka’at. Beliau shalat empat roka’at, maka jangan kau tanyakan tentang

bagus dan lamanya, kemudian be-liau shalat lagi empat roka’at, maka jangan kau tanyakan tentang bagus dan lamanya, lalu beliau shalat lagi tiga roka’at. Aku (‘Aisyah) bertanya : “Wahai Rasulullah bukankah engkau tidur sebelum shalat witir?” Beliau bersabda: “Wahai ‘Aisyah sesungguh-nya dua mataku tidur tapi hatiku tidak tidur.” (H.R. al-Bukhori dan Muslim).

‘Aisyah ra sendiri telah meriwayatkan tentang sifat shalat Nabi SAW. Dalam beberapa kesempatan yang berbeda, antara lain :

Bahwa Rasulullah SAW shalat malam sepuluh roka’at, Shalat Witir satu roka’at, lalu shalat dua roka’at sebelum fajar, sehingga jumlahnya menjadi 13 roka’at. (HR. al-Bukhori dan Muslim).

Bahwa Rasulullah SAW shalat malam

13 roka’at dan Shalat Witir dari jumlah itu lima roka’at, beliau tidak duduk kecuali pada akhir shalat (Witir). (HR. al-Bukhori dan Muslim).

Bahwa Rasulullah SAW shalat 13 roka’at, kemudian shalat dua roka’at ringan setelah mendengar azan Shalat Shubuh. (HR. al-Bukhori).

Bahwa Rasulullah SAW shalat di masjid pada suatu malam, lalu di-ikuti oleh beberapa orang. Kemudian beliau shalat pada malam berikut-nya dan diikuti oleh banyak orang. Kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau keempat, akan tetapi Rasulullah SAW. tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Keesokan harinya beliau bersabda : “Sungguh aku mengetahui apa yang kalian lakukan, maka tidak ada penghalang bagiku untuk keluar bersama kalian kecuali

Oleh: Drs. H. MughniLabib, MSI.Oleh: Drs. H. MughniLabib, MSI.

Shalat Shalat TAROWIHTAROWIH

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 29Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 29

Artikelel

aku khawatir bilamana shalat ini difardukan untuk kalian.” (HR. al-Bukhori dan Muslim).

Ibnu ‘Abbas ra menceritakan bahwa Rasulullah SAW shalat dua roka’at, kemudian dua roka’at, kemudian dua roka’at, kemudian dua roka’at, kemu-dian Shalat Witir, kemudian beliau berbaring, sehingga muazin menda-tangi beliau, maka beliau shalat dua roka’at ringan, kemudian beliau keluar untuk melaksanakan jama’ah Subuh. (HR. al-Bukhori dan Muslim).

‘Abdur-Rohman al-Qori’ berkata bah-wa ia pernah keluar bersama ‘Umar bin al-Khattab ke masjid pada Bulan Ramadhan, dilihatnya orang-orang berkelompok-kelompok. Ada orang yang shalat sendiri, ada orang yang menjadi imam untuk beberapa orang. Maka ‘Umar ra. berkata : “Saya ber-pendapat seandainya orang-orang itu saya kumpulkan pada seorang qori’ (imam) tentu akan lebih baik.” Kemudian beliau berketetapan hati untuk mengumpulkannya pada Ubay bin Ka’ab. Kemudian aku keluar lagi ber-sama ‘Umar ra pada malam berikutnya dan orang-orang sedang berjama’ah dipimpin seorang qori’ dari mereka.

“Maka ‘Umar ra berkata : “Sebaik-baik bid’ah adalah amal perbuatan ini. Orang-orang yang tidur dahulu lebih utama dari pada orang-orang yang mengerjakan sekarang yakni melaksanakan pada akhir malam. Pada saat itu kebanyakan orang melaksanakan shalat pada permu-laan malam.” (HR. al-Bukhori).

‘Abdullah bin ‘Abdurrahman al-

Bassam dalam karyanya pada juz II halaman 413 menyatakan banyaknya riwayat di mana ‘Umar ra mengum-pulkan orang-orang pada satu imam Ubay bin Ka’ab dan beliau shalat memimpin jama’ah dengan 20 roka’at, kemudian Witir tiga roka’at. Kejadian ini disaksikan dan diamalkan oleh para sahabat. Kebanyakan ulama juga berpegang kepada 20 roka’at, seperti Abu Hanifah, Ahmad dan asy-Syafi ’i. Malik berpendapat 36 roka’at dengan dasar amalan penduduk Madinah.

Sesuai dengan namanya akar kata lega; istirahat. Yakni shalat yang dilaksanakan dengan santai atau di selingi istirahat. Apabila dilaksanakan 20 roka’at maka ada lima istirahat setelah melaksana-kan empat roka’at dengan dua salam. Apabila dilaksanakan 36 roka’at maka ada sembilan istirahat.

Menurut an-Nawawi dalam kitab karyanya bahwa penduduk Madinah menambah jumlah 16 roka’at di-sebabkan penduduk Makkah setelah istirahat mereka melaksanakan towaf dari istirahat pertama sampai dengan istirahat keempat dan setelah istirahat kelima tidak melaksanakan towaf. Sehingga penduduk Madinah meng-ganti thowafnya penduduk Makkah dengan shalat empat roka’at, karena empat kali thowaf sempurna berarti 16 roka’at, maka jumlah keseluruhannya menjadi 36 roka’at.

Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa qiyamu Ramadhan Nabi SAW tidak lebih dari 13 roka’at, akan tetapi roka’atnya panjang-panjang. Ketika ‘Umar ra mengumpulkan orang-

orang untuk melaksanakan jama’ah di belakang Ubay bin Ka’ab, dan Ubay shalat 20 roka’at, maka beliau memperpendek bacaannya, dan ini dirasa lebih me ringankan ma’mum dari pada memperpanjang bacaan dalam setiap roka’at, selanjutnya Ibnu Taimiyah berkata :

“Bagaimanapun seorang imam yang berdiri memimpin jama’ah di Bulan Ramadhan dari salah satu pendapat tersebut, maka benar-benar baik. Barangsiapa yang mengira bahwa qi-yamu Ramadhan ini ada bilangan yang ditentukan oleh Nabi SAW tidak bisa ditambah dan dikurangi, maka orang tersebut telah berbuat kekeliruan.”

Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa melaksanakan qi-

yam Ramadhan (Shalat Tarowih) karena iman kepada Allah SWT dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lewat.” (H.R. Muslim dari Abi Hurairoh RA).

Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW juga bersabda :

“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah mewajibkan puasa Ramadhan dan aku telah menuntunkan shalat malamnya. Maka barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam di Bulan Ramadhan karena iman kepada Allah SWT dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya akan keluar bagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Ahmad, an-Nasa’i dan Ibnu Majjjah dari ‘Abdur-Rohman bin ‘Auf).

Penulis adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Cilacap.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201530 Edisi 6/Tahun I/ Juni 201530

Artikel

Tingkatkan BUDAYA MALU Oleh : Athi Masyruroh

Semakin sedikit rasanya orang yang mengerti betul

bagaimana pentingnya menjadi orang yang tepat waktu. Kebanyakan orang

telah mengesampingkan efek yang bisa ditimbulkan

dengan ketidak tepatan waktu seorang saja dalam

suatu pertemuan dan penundaan terlaksananya

suatu kegiatan di negara ini sudah menjadi hal

yang lumrah, termasuk ketidaktepatan waktu

kedatangan dan kepulangan (absensi) Pegawai Negeri Sipil.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Mengapa orang tidak lagi mau menghargai waktu. Tidakkah ada perasaan tidak

enak saat kita terlambat menghadiri suatu pertemuan sehingga memaksa yang sudah hadir tepat waktu un-tuk menunggu? sepertinya budaya malu pun mulai bergeser esensinya di negeri ini, seolah tidak ada beban saat keterlambatan kita merugikan orang lain.

Mungkin hal ini terlihat sepele, namun ini akan sangat merugikan banyak pihak. Mengapa hanya sedikit saja orang yang menyadari akan hal ini.Kemacetan jalan raya seyogjanya akan menjadi senjata yang ampuh bagi mereka-mereka yang terlam-bat untuk menyamarkan kesalahan mereka. Akan tetapi semua alasan itu semestinya bisa dicegah.

Hal mendasar yang membuat ketidak-tepatan waktu semakin merajalela bahkan hampir mendarah daging ini adalah sudah bergeser esensi dari kata Malu. Malu menjadi hal yang sudah tidak begitu diindahkan lagi, cuek

adalah senjata yang selalu digunakan untuk mengantisipasi rasa ini.

Tidak sedikit orang yang berpikiran seperti ini, semakin banyak orang yang menganggap keterlambatan adalah hal yang biasa terjadi, maka semakin sulitlah budaya tepat waktu yang kaya akan nilai baik ini untuk dilaksanakan. Namun tidak ada hal yang salah tidak dapat diperbaiki sepa-njang keinginan untuk memperbaiki itu ada di sanubari.

Coba kita bercermin dari negara-negara maju seperti Jepang dan Negara-negara Eropa yang menjun-jung tinggi budaya tepat waktu. Tak heran negara-negara ini maju. Ketika segala sesuatunya terlaksana sesuai dengan jadwal dan kesepakatan maka pekerjaan juga akan lebih cepat selesai, target yang diharapkan pasti juga akan tercapai. Ini dimulai dari hal kecil yang diabaikan kebanyakan masyarakat di negeri ini “tepat waktu”

Tidak perlu muluk-muluk meminta orang disekitar berubah untuk bisa menghargai waktu. perubahan itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Mari kita sebagai Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama mulai membia-sakan diri untuk tepat waktu datang dan pulang kantor, atau menghadiri

kegiatan apapun juga. Apalagi Sejak bulan Juli 2014 Pemerintah memberi-kan Tunjangan Kinerja (remunerasi) bagi PNS di lingkungan Kementerian Agama sesuai capaian kinerja setiap bulannya, sebagai upaya untuk men-dorong peningkatan kualitas kinerja aparat Kementerian Agama.Negara kita juga bisa maju, negara kita juga bisa menghargai waktu. Hal kecil ini akan sangat bisa menaikkan prestige bangsa di mata dunia.

Lalu apa yang harus kita lakukan. simple saja, berubah dan terapkan. Jika niat yang besar sudah ada dalam diri, maka kita juga harus punya niat besar untuk menerapkannya.

pastinya diri kita masing-masing yang mengetahui secara pasti kendala yang kerap kita dapati untuk bisa te-pat waktu. Sebagai contoh bagi para pelajar, pastinya dikarenakan jam bangun tidur yang mepet dengan jam masuknya bel sekolah. bangun lebih awal dan berangkat lebih awal akan membawa kita sampai lebih awal pula ke sekolah. Demikian pula para Pegawai Negeri Sipil, hal yang serupa adalah langkah awal yang perlu diterapkan.

Kemudian ada hal penting yang harus ditanamkan dalam diri untuk membuat

Absen dulu dan tepat waktu, malu bila terlambat masuk kerja.

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 31Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 31

KUBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB

kita bisa tepat waktu. Berpikirlah bahwa akan banyak orang yang rugi bahkan jengkel melihat keterlambatanmu. jangan sampai mereka membencimu dan menjauhimu karena keterlam-batanmu. Tanamkan dalam diri bahwa keterlambatan adalah kebiasaan buruk yang harus dimusnahkan.

Hargai kepentingan orang lain, hal itu akan membuat kita mengerti untuk menghargai waktu. Hal yang besar bisa terjadi jika dimulai dari hal yang kecil, Perubahan besar bukan hal yang musta-hil ketika kita bisa menerapkannya lebih dulu.“Ayo malu untuk Terlambat”.

Penulis adalah Pegawai Subbag TU Kankemenag Kab. Pati

1010 Makanan untuk Kecerdasan OTAK

Ingin kecerdasan otak anak anda bertambah?

Maka penuhilah asupan gizinya dengan memilih

makanan-makanan sehat untuk dikonsumsinya

sehari-hari. Anda sebagai orang tua harus mampu

memperhatikan kebutuhan nutrisi dan gizi mereka

setiap harinya.

Apabila anda bingung ma-kanan apa saja yang sebai-knya anda berikan pada anak-anak anda, berikut

ini ada beberapa makanan yang di-juluki sebagai “Brain Food”, di mana makanan-makanan ini dipercaya dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat serta merangsang pertumbuhan sel-sel otak. Lalu, apa sajakah itu? Seperti yang dilansir dari Kompas, berikut ini adalah 10 makanan yang baik untuk otak :

1. Salmon Ikan berlemak ini ada-lah sumber terbaik dari asam lemak omega-3 (DHA dan EPA) yang berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak. Penelitian

baru-baru ini juga menunjukkan bah-wa orang yang mendapatkan asupan asam lemak omega-3 lebih banya diketahui berpikiran lebih tajam dan memperoleh hasil memuaskan pada uji kemampuan. Menurut para ahli, kendati tuna juga mengandung asam lemak omega-3, namun kandungan-nya tidak sebanyak ikan salmon.

2. Telur Telur telah lama dikenal seba-gai sumber penting protein yang mu-dah didapat dan harganya pun cukup terjangkau. Walaupun mengandung kolesterol, bagian kuning telur ternyata kaya akan kolin, yakni suatu zat yang bisa membantu perkembangan daya ingat atau memori.

3. Selai kacang Kacang tanah dan selai kacang diketahui kaya akan vitamin E, antioksidan yang berperan dalam melindungi membran-membran sel saraf. Bersama tiamin, vitamin E akan membantu sel saraf dan ota untuk penggunaan glukosa sebagai kebu-tuhan energi.

4. Gandum murni Otak membutuh-kan persediaan atau suplai glukosa dari tubuh yang sifatnya stabil atau konstan. Gandum murni mempunyai peran untuk menduku kebutuhan itu. Serat yang terkandung di dalamnya bisa membantu mengatur pelepasan glukosa dalam tubuh. Makanan ini juga memiliki kandungan vitamin B yang berguna dalam memelihara kesehatan sistem saraf.

5. Oat Oat atau oatmeal adalah sejenis sereal yang populer di kalangan anak-anak. Oatmeal merupakan sumber nutrisi penting bagi otak. Oat mampu menye-diakan energi untuk otak yang sangat diperlukan anak-anak dalam mengawali kegiatan di pagi hari. Selain itu, serat pada oat juga memiliki peran untuk menjaga otak anak terpenuhi kebutu-hannya sepanjang pagi. Adapun kand-ungan lainnya seperti seng, potasium, vitamin B, dan vitamin E yang ada pada oat dapat membuat fungsi tubuh dan otak berfungsi pada kondisi prima.

6. Buah berry Buah berry seperti stroberi, blackberry, raspberry, blueberry,

dan lain sebagainya banyak mengandung nutrisi penting yang baik bagi keseha-tan. Antioksidan yang tinggi pada buah berry, terutama vitamin C, memiliki peran untuk mencegah kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak stroberi dan blueberry mengalami per-baikan fungsi daya ingat. Biji dari buah berry diketahui juga mengandung asam lemak omega-3

7. Kacang-kacangan Kacang-kacangan merupakan makanan yang spesial kar-ena menawarkan segudang energi yang berasal dari karbohidrat kompleks dan protein. Selain itu, kacang juga merupakan sumber serat, mineral, dan vitamin. Kacang dikatakan baik untuk otak karena makanan ini dapat mem-berikan energi lebih lama dan mem-bantu kemampuan berpikir anak-anak. Berdasarkan hasil penelitian, kacang pinto dan kacang merah mengandung asam lemak omega-3 (khususnya ALA) lebih banyak dibandingkan dengan kacang jenis lainnya.

8. Sayuran berwarna Wortel, bayam, labu, ubi jalar, dan tomat merupakan sayuran-sayuran kaya nutrisi dan an-tioksidan yang akan membuat sel-sel otak jadi lebih kuat dan sehat.

9. Daging sapi tanpa lemak Daging sapi tanpa lemak merupakan sumber makanan yang kaya akan zat besi. Zat besi adalah mineral esensial yang dapat membantu anak-anak berkonsentrasi dan tetap berenergi ketika di sekolah. Daging sapi juga memiliki kandungan mineral lain seperti seng yang dapat membantu menjaga daya ingat.

10. Susu dan Yogurt Makanan-makanan dari produk susu cend-erung mengandung vitamin B dan protein yang tinggi. Kedua jenis nutrisi penting ini dapat membantu per-tumbuhan jaringan otak, enzim, dan neurotransmitter. Susu dan yogurt juga bisa membantu perut kenyang karena kandungan karbohidrat dan proteinnya sekaligus menjadi sumber energi untuk otak. (sumber:image : thebestbrainpossible.com)

djp

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201532 Edisi 6/Tahun I/ Juni 201532

KUB

Kata kerukunan berasal dari kata rukun artinya

baik dan damai, tidak bertentangan. Sedangkan

merukunkan berarti mendamaikan, menjadikan

bersatu hati.

Kata rukun berarti perkum-pulan yang berdasar tolong-menolong dan persahabatan, rukun tani artinya perkum-

pulan kaum tani, rukun tetangga, arti-nya perkumpulan antara orang-orang yang bertetangga, rukun warga atau rukun kampung artinya perkumpu-lan antara kampung-kampung yang berdekatan (bertetangga, dalam suatu kelurahan atau desa). Dalam per-kembangannya kata rukun dalam bahasa Indonesia berarti, mengatasi perbedaan-perbedaan, bekerjasama, saling menerima, hati tenang, dan hidup harmonis.

Kejadian sejarah tentang kerukunan sebagai keteladanan adalah terma-suk penghilangan tujuh kata (ejaan

pada saat itu) yang dihilangkan oleh para tokoh-tokoh pendiri bangsa ini. Tujuh kata itu terdapat dalam sila pertama, yaitu Ketuhanan, Dengan Menjalankan Syariat Islam bagi para pemeluknya.

Ternyata, motivasi tujuh kata itu dihapus, praktis setelah proklamasi dikumandangkan, tanggal 18 Agustus 1945 setelah rapat dan dialog yang alot oleh kelima tokoh yakni, Wahid Hasyim, Ki Bagoes Hadikusuma, Kasman Singodimejo, Muhammad Hatta, dan Teokoe Mohammad Hasan akhirnya disetujui penghapusan tujuh kata itu, tapi dengan catatan Ketuhanan ditambahkan dengan Yang Maha Esa. Sementara itu ada sebagian orang yang mengatakan bahwa penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta itu sebagai pengkhianatan terhadap umat islam oleh tokoh-tokoh nasionalis yaitu Bung Karno dan Bung Hatta.

Kalau kita mengedepankan ego dan ‘ingin menang sendiri’ mung-kin penghapusan tujuh kata dalam piagam Jakarta yang telah disepakati tanggal 22 Juni 1945 itu adalah ben-tuk pengkhianatan Bung Karno dan Bung Hatta kepada umat Islam. Kalau

kita menengok sejarah, sebenarnya apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pendiri bangsa ini dengan kesedian-nya menghapus tujuh kata dalam piagam Jakarta itu adalah meniru bentuk dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah saw yang dalam berdakwah tidak terlalu kaku dalam memper-tahankan teks-teks dan formalitas lahiriah, selama tujuan pokok yang hendak dicapai terpenuhi.

Dalam perjanjian Hudaibiyah misalnya, Nabi Muhammad saw bersedia menghapus kata Bismillahirrahmanirrahim dalam teks tertulis perjanjian itu. Karena ditolak oleh Suhail bin Amr dari pihak Makkah jika menggunakan kata terse-but. Meskipun para sahabat termasuk Ali bin Abi Th alib yang ditunjuk se-bagai sekretaris untuk menulis per-janjian keberatan dengan keputusan Nabi Muhammad saw, tapi Nabi saw tetap pada keputusannya menghapus kata itu, bahkan yang disepakati ditu-lis dalam teks perjanjian itu hanya Muhammad bin Abdullah yang sebel-umnya ditulis Muhammad Rasulullah yang juga ditolak oleh Suhail.

Tidak bijak rasanya kalau menuduh

KerukunanKerukunan dan dan KESADARAN

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 33Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 33

Prestasi

orang-orang seperti Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh-tokoh lain yang berjuang untuk kemerdekaan dan bersatunya bangsa yang dita-kdirkan oleh Tuhan sebagai bangsa plural dengan ‘pengkhianat’ gara-gara hanya menghapus tujuh kata itu. Lihatlah dengan kacamata bijak, agar kita tidak mudah menyalahkan, bahkan menuduh yang sebenarnya kita sendiri tidak mengetahuinya. Kiranya langkah yang ditempuh oleh mereka adalah langkah yang tepat dan bijak.

Masyarakat Timur Masyarakat Timur yang terdapat di

Indonesia secara realistis tidak mungkin melepaskan diri dari kondisi obyektif yang terbentuk dari berbagai budaya, tradisi, agama, maka secara prinsip melakukan kehidupan komunal yang mengikuti dasar ideologi negara. Dan mempunyai budaya rohani yang ber-sifat bersama, yakni terdapat dalam konsep agama mempunyai cita-cita baik dan bertoleransi.

Akan tetapi fenomena sekarang, kondisi masyarakat yang seolah-olah terjebak dalam ‘fundamentalisme’ dan ‘ekslusifi sme’ dari hasil cara mema-hami teks wahyu, sejarah, khasanah tulisan tokoh terdahulu serta cara praktek keagamaan ini menjadikan agama adalah ekstrim dan bahkan radikal. Hal tersebut, menjadikan bu-daya rohani yang berkembang sebagai kearifan lokal sebagai spirit agama dan urgennya kebudayaan daerah bersamaan praktek agama yang dianut semakin terkikis. Padahal nilai-nilai itu sangat signifi kan dalam memberikan kontribusi untuk sebuah masyarakat untuk menjaga keniscayaan untuk kerukunan.

Sehingga adanya radikalisme meru-pakan suatu paham yang keliru dan ekstrim di bidang pengamalan aja-ran agama, dan yang berkembang di Negara Indonesia saat ini perlu di kontrol dan diwaspadai karena dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya perselisihan diantara kom-ponen bangsa yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dan supaya bangsa ini tetap dalam kondisi masyarakat bisa hidup yang harmonis dan dapat menghindari

munculnya ketegangan sosial baik konfl ik intern & antar umat beragama hendaknya umat harus mampu menghindarkan dari kepentingan so-cial. Kemudian pemerintah secara terus menerus harus mampu melakukan pelayanan dalam upaya menghilangkan ketidakadilan ekonomi. Karena senti-men agama itu justru muncul akibat dari kesenjangan ekonomi sebagai dasar masalah dan termasuk tingkat pengetahuan konsep kerukunan umat masih rendah dan penegak hukum-nya kurang menyentuh rasa keadilan dalam hal-hal tertentu.

Kerukunan juga mengandung arti adanya kesadaran di dalam diri ma-nusia untuk saling menerima perbe-daan-perbedaan yang ada, dan saling menghargai masing-masing potensi yang ada dalam diri manusia. Tanpa mencela apalagi sampai menimbul-kan konfl ik yang berakibatkan pada ketidak-rukunan dalam kehidupan umat beragama.

Selain itu, kerukunan hidup umat beragama juga mengandung tiga un-sur penting:Pertama, kesediaan untuk menerima adanya perbedaan keya-kinan dengan orang atau kelompok lain. Kedua, kesediaan memberikan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang diyakininya. Dan Ketiga, kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati suasana kesahduan yang dirasakan orang lain sewaktu mereka mengamalkan ajaran agamanya

Evaluasi KejadianMelihat regulasi terkait untuk men-

jaga kerukunan di dalam masyarakat, misalnya paska Tolikara di Papua ma-salah penyerangan kegiatan ibadah umat muslim adalah masalah prinsip yang memang bisa mengundang reaksi keras dan berbahaya sebab bagian muncul indikasi SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan). Kasus lain, dunia internasional beberapa kasus seperti penembakan Charlie Hebdo di Perancis, penembakan di Texas dan kasus di Lindt Cafe terkait den-gan agama, yaitu penghinaan Nabi Muhammad.

Di atas, jelas dalam konteks ke Indonesiaan secara kebetulan ba-gaimana mempertahankan keruku-nan dan kesadaran yang tinggi dan tanpa umat Islam lain yang merasakan

dendam untuk melakukan aksi keke-jaman atau membalas. Akan tetapi bagaimana komponen pemerintah melalui seluruh komponen terkait, bagaimana membuat masyarakat yang beragama dalam menerapkan nilai Pancasila dan berdemokrasi dapat memahaminya secara betul.

Maka pemerintah dan partai politik dapat memberikan konsep pendidi-kan dan pemahaman politik terh-adap perkembangan jaman, agar konfl ik-konfl ik pada tingkat bawah dapat teratasi secara baik. Ataupun menyusun format kembali tentang damai yang lebih strategis dan efektif dalam kehidupan beragama. Sebab realitas di Indonesia perkembangan untuk kelompok-kelompok agama semakin banyak.

Sehingga pada tahun 2015 sangat perlu dilakukan pemetaan bagi wilayah, daerah yang perlu perhatian secara khusus. Maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan; pertama, melakukan monitor supaya tidak mudah terpro-vikasi mereka diprovokasi. Kedua, ren-dahnya pendidikan di sebuah daerah akan sangat mudah memicu militansi radikal yang tidak peduli dan mau melakukan aksi kekerasan.

Ketiga, pemerintah melalui FKUB di seluruh Indonesia di bentuk struktur dari Pusat-Desa. Kelima, memanfaat-kan SDM (tokoh agama, masyarakat dan penyuluh atau lainnya) dalam memberikan penguatan tentang konsep dan nilai menjaga kerukunan.

Keenam, pemerintah, para pemimpin agama, dan masyarakat untuk meng-ingatkan para aktor politik di negeri kita untuk tidak memakai agama sebagai instrumen politik dan tidak lagi menebar teror untuk mengadu domba antar penganut agama. Jika hal tersebut di atas, bisa dikembang-kan untuk memenuhi harapan untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan pada gilirannya bisa hidup ber-dampingan lebih sebagai kawan dan mitra daripada sebagai lawan.

Maka Negara Indonesia mengenai kerukunan antar umat beragama dan intern umat beragama akan mampu menghilangkan rendahnya sikap tol-eransi, kepentingan politik dan sikap fanatisme.

Bd

orangBung yang bdan bkdirkapluralgara hitu. Liagar kbahkakita sKiranymerekdan b

Kerukunan dan KESADARAN

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201534

Prestasi

Perjalanan Madrasah Tsanawiyah Negeri ( MTsN)

Kebumen I untuk meraih prestasi ditempuh dengan

jalan yang panjang, dengan kerja keras dan cerdas

semua komponen yang terlibat dalam mengelola.

Semua merasa memiliki, kekom-pakan dan kebersamaan da-lam mengelola madrasah ini merupakan suatu energi

kekuatan yang amat penting dalam meraih target prestasi yang sudah ditentukan, semuanya penting.

Mulai dari penyusunan program ( RKT, RKM, RKAM ) sampai evaluasi disusun, dilaksanakan dan dievalu-asi bersama. Evaluasi dilaksanakan minimal dua minggu sekali, sehingga dengan evaluasi itu semua hambatan, tantangan dapat dipecahkan dalam usaha untuk mencapai target menjadi Madrasah yang unggul. Unggul dalam bidang akademik, non akademik dan karakter akhlakul karimah.

Banyak indikator yang dapat menun-jukkan sebuah madrasah dianggap madrasah unggul, antara lain:

Rata-rata hasil UN lulusannya tinggi, sehingga bisa diterima di SLTA fa-vorit

Unggul dalam kejuaraan akademik / non-akademik tingkat lokal sampai dengan nasional.

Peserta didik dan alumninya memiliki karakter akhlak mulia

Untuk mendapatkan hasil tersebut tidak dapat dicapai secara instan, melainkan harus direncanakan den-gan matang, diperjuangkan secara bersama-sama dan lakukan terus menerus.

Saat ini MTsN Kebumen 1 dapat dikatakan telah menjadi salah satu MTs unggulan di tingkat provinsi Jawa Tengah, terbukti dengan capaian

yang telah diraih di Tahun Pelajaran 2014/2015, diantaranya adalah:

Rata-rata hasil UN terbaik di provinsi Jawa Tengah untuk tingkat MTs

Nilai UN yang mencapai nilai 100 ada 109 peserta didik

Lebih dari 90% peserta didik yang lulus tahun 2015 telah tahfi dz juz 30 dan beberapa surat pilihan

Sebanyak 15 peserta didik diterima di MAN Insan Cendekia

Memperoleh medali emas cabang Fisika dan MTQ, sertamedali perak

cabang Biologi dalam ajang KSM dan Aksioma tingkat Nasional

Meraih 87 piala berbagai kejuaran dibidang akademik dan non-akademik dari tingkat kabupaten sampai dengan tingkat nasional

Berikut ini beberapa kiat yang telah ditempuh oleh MTsN Kebumen 1 se-lama beberapa tahun terakhir untuk menjadi sebuah madrasah unggul.

Menyatukan Visi dan Membangun Komitmen Bersama dengan Penyadaran.

MTsN Kebumen 1

Membangun Madrasah Unggulan

Siswa MTs N 1 Kebumen yang mendapat prestasi pada even AKSIOMA Tingkat Nasional

yang dilaksanakan di Palembang Zul Fadil Anhari, Khotibul Umam

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 35

Prestasi

Menyadarkan guru dan pegawai bahwa bekerja merupakan ibadah, mengajar dan mendidik yang baik bernilai dakwah. Rezeki yang diper-oleh berasal dari bekerja di madrasah ini akan menjadi halal bila dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jika madasah ini baik, maka peserta didik yang masuk juga anak-anak yang baik. Hal ini akan menjadikan kita bekerja terasanya-man, enak dan menyenangkan.

Untuk mendapatkan hal itu, langkah yang harus ditempuh adalah memban-gun MTsN Kebumen 1 bersama-sama agar menjadi menjadi madrasah yang unggul, sehingga akan menjadi pilihan utama masyarakat Kebumen.

Guru, Pegawai, Komite, Peserta didik dan Orang Tua peserta didik disatukan visinya dengan tekad bersama mem-bangun MTsN Kebumen 1 menjadi madrasah unggul.

Memetakan Potensi Madrasah dengan Melakukan Evaluasi Diri Madrasah (EDM) dengan yang Jujur

Mengundang narasumber untuk me-mandu dalam evaluasi diri madrasah

Membentuk tim evaluasi diri Mensosialisasikan hasil evaluasi diri

madrasah kepada warga madrasah melalui berbagai forum, misal rapat umum, koordinasi antar bidang, rapat komite, rapat pleno dengan orang tua peserta didik.

Membaca kebutuhan/ keinginan masyarakat tentang sekolah /madrasah unggul yang mereka inginkan

Tumbuh pertanyaan dalam diri kami,

kenapa saat itu (sekitar tahun 2008) masyarakat sangat berminat memasuk-kan anak-anaknya ke sekolah-sekolah Islam Terpadu yang mahal biayanya, tidak ke madrasah (MI/MTs atau MA)? Kesimpulan yang kami peroleh, dengan sekolah di sekolah IT maka anak mereka akan mendapatkan dua hal penting, yaitu prestasi akademik / non-akademik bagus dan akhlaknya Islami.

Sedangkan apabila disekolahkan ke SMPN, hanya akan mendapat prestasi akademik/non-akademik dan jika di sekolahkan di MTsN, mereka hanya mendapatkan akhlak Islami.

Sehingga kalau MTsN Kebumen 1 ingin

menjadi pilihan masyarakat, mau tidak mau harus dapat mewujudkan kedua prestasi itu bagi peserta didiknya.

Merevisi Visi madrasah dan meny-usun Renstra/RKAM berdasarkan hasil EDM dan target yang diinginkan oleh warga madrasah

Mengundang narasumber untuk mengarahkan dalam penyusunan visi dan RKAM

Membentuk tim pengembang ma-drasah untuk menyusun RKAM den-gan menggunakan hasil EDM sebagai titik tolak.

Tugas Tim pengembang adalah mem-buat rencana kerja yang terukur, dengan mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan, termasuk anggaran yang diperlukan untuk 4 tahun ke depan yang akan menjadikan madrasah ini menjadi lebih baik dengan program-program unggulan yang hasilnya di-harapkan masyarakat.

Dalam menentukan target sasaran yang akan dicapai dan program/kegiatan yang harus dilakukan oleh madrasah dalam 4 tahun ke depan, Tim pengembang meminta masukan dari semua unsur yang berkepentin-gan, misalnya guru mapel, pembina ekstra, komite madrasah dll.

Hasil yang dicapai dari kerja tim pengembang di plenokan ke segenap warga madrasah agar menjadikan mer-eka ikut bertanggung jawab dan merasa memiliki atas rencana besar tsb.

Pentas Seni dalam rangka Ulang Tahun ke-46 MTsN I Kebumen.

Beberapa mendali yang telah diraih oleh Siswa dan Siswi MTsN I Kebuman

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201536

Siswa MTsN I Kebumen sedang Praktek Teknologi Dasar. Sejak dini siswa dilatih untuk berdemokrasi di sekolah.

Prestasi

Beberapa contoh target/sasaran yang dicanangkan antara lain:

Hasil UN peringkat 1 kabupaten untuk tingkat SMP/MTs

Hasil UN peringkat 1 Jawa Tengah untuk MTs

Alumni diterima disekolah favorit (misalnya MAN Insan Cendekia.

Menjuarai KSM cabang Fisika, Biologi dan Matematika tingkat Nasional

Alumni tahfi dz juz amma dan surat-surat pilihan.

Membangun tim humas / media yang baik

Kebaikan/keunggulan sebuah madra-sah tidak akan diketahui masyarakat jika tidak disosialisasikan. Keberhasilan madrasah sebesar apapun diusaha-kan diketahui masyarakat. Untuk itu diperlukan tim humas / tim SIM (sistim Informasi Madrasah) yang handal. Tugas mereka adalah mengkomu-nikasikan keunggulan madrasah agar di ketahui masyarakat luas. Sarana yang dapat dipakai antara lain:

Mengundang wartawan Radio, TV lokal, koran lokal atau korang nasional untuk memberitakan keberhasilan pe-serta didik yang meraih juara tertentu, atau memberitakan event workshop, seminar atau even apapun yang di-adakan madrasah dll

Mengadakan audiensi dengan Bupati dan Ketua DPRD atas keberhasilan peserta didik yang meraih emas di tingkat nasional.

Membuat Blog ataupun website madrasah dan selalu meng-update berita madrasah, dll

Membangun Jaringan yang LuasMembangun jaringan dengan dunia

luarsangat diperlukan untuk kemajuan madrasah. Misalnya:

Ketua dewan pendidikan kab. Kebumen diminta untuk menjadi konsultan pen-didikan di MTsN Kebumen 1.

Menjalin kerjasama dengan POLRES dan POLSEK untuk memberikan pelati-han PKS dan sosialisasi kelalulintasan setiap tahun

Menjalin kerja sama dengan psikolog untuk memetakan potensi bakat dan minat anak sehingga dalam menem-patkan anak dalam mengikuti ekstra tertentu bisa sesuai dan optimal.

Memberikan Penghargaan Kepada yang Berprestasi

Senang dengan penghargaan atas kerja yang telah dilakukan merupakan sifat dasar setiap manusia. Untuk itu, MTsN Kebumen 1 memprogramkan secara khusus pemberian penghar-gaan kepada warga madrasah yang telah meraih prestasi. Prestasi yang dimaksud di sini tidak hanya berlaku bagi peserta didik, tetapi juga bagi guru dan pegawai. Langkah kongkrit yang dilakukan:

Membuat Panduan/Kriteria guru atau pegawai yang berprestasi, dinyatakan dengan poin, dan setiap poin dihargai dengan rupiah dalam jumlah tertentu. Misalnya, membimbing peserta didik menjuarai lomba tingkat kabupaten juara 1 mendapat penghargaan 25 poin. Tahun 2014/2015 kemarin nilai 1 poin = Rp 10.000,00 Jadi guru tersebut mendapatkan penghargaan 25 xRp 10.000 = Rp 250.000,00. dst

Memasukkan anggaran penghargaan ke dalam RKAM-RKT

Memberikan penghargaan kepada guru atau karyawan dirapat awal tahun pelajaran baru dengan dasar poin yang diraih oleh guru/pegawai selama setahun sebelumnya.

Sebagai gambaran, terbukti hal ini dapat memacu motivasi gurupe-gawai MTsN Kebumen 1 untuk lebih berprestasi, pada tahun 2014/2015 MTsN Kebumen 1 menganggarkan penghargaan untuk guru/pegawai yang berprestasi total sebesar Rp 21.000.000,00 ternyata penghargaan yang harus dikeluarkan madrasah lebih dari Rp 25.000.000,00.

Komunikasi, Koordinasi, sekaligus Monitoring dan Evaluasi

Kebersamaan dan kekompakan yang sudah terbangun diantara warga ma-drasah harus tetap dijaga, bahkan ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak cara antara lain:

Komunikasi-komunikasi formal dan informal. Misalnya, ada peserta didik yang juara story telling tingkat kabupaten, maka waka humas akan menyebarkan info tersebut ke semua warga madrasah, termasuk ke tukang kebun sekalipun melalui ‘sms’, seh-inggga warga madrasah akan merasa ikut memiliki keberhasilan itu, bu-kan hanya pembinanya saja. Kepala madrasah memberi ucapan selamat kepada guru pembimbing dan peserta didik yang meraih juara.

Rapat koordinasi rutin minggguan, dua mingguan, bulanan atau insidental antar pimpinan, tiap bidang, antar bidang dan pleno sangat membantu mengatasi persoalan yang muncul dilapangan. Karena masalah akan segera diketahui dan bisa segera di-lakukan penyelesaiannya. Koordinasi ini sekaligus sebagai monitoring dan evaluasi pelaksanaan program yang telah direncanakan bersama.

Drs. H. Moh. Iskandar, M.Pd - Kepala MTsN Kebumen

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 37

Seperti yang telah kita sampaikan pada edisi

yang lalu, perkembangan teknologi yang begitu cepat, sedikit banyak

membantu kinerja kita. Tapi harus tetap waspada

sisi negatif yang selalu ada.

Salah satu masalah yang sering kita jumpai adalah, pengiri-man dokumen melalui email ataupun media sosial seperti

; forum diskusi, chatting dll yang dibatasi oleh space / besaran uku-ran dokumen yang akan dikirimkan,

maksimal hanya 25 MB. Solusi untuk hal tersebut, dengan menggunakan media penyimpanan on-line, salah satunya adalah google drive.

Berikut langkah-langkah berbagi dokumen dengan menggunakan google drive :

1. Log in menggunakan akun google (wajib) jika belum mempunyai, harus membuat atau mendaf-tar terlebih dahulu secara gratis. Ketik link berikut pada kolom url : http://drive.google.com/

2. Untuk dokumen yang

Berbagi DokumenBerbagi Dokumen dengan dengan Media PenyimpananMedia Penyimpanan On LineOn Line

Terapan

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201538

Terapan

akan dibagikan harus diunggah (up-load) terlebih dahulu, klik menu baru, pilih folder (membuat folder baru), pilih unggah File (mengunggah fi le yang dikehendaki), pilih unggah folder (mengunggah folder termasuk fi le yang berada di dalamnya).

3. Pilih salah satu file atau

folder untuk dibagikan,dengan cara klik kanan pilih “dapatkan tautan”, setelah tampil linknya langsung da-pat dicopy (ctrl+c) atau klik “setelan berbagi” untuk melanjutkan.

4. Pada setelan berbagi a d a

beberapa pilihan: “dapat mengedit” (teman yang kita berikan link tersebut mempunyai kemampuan dapat merubah /mengedit dokumen), “Dapat melihat” (teman yang mempunyai link tersebut hanya dapat melihat doku-men yang dibagikan, tapi tidak dapat merubah atau mengeditnya).

Dalam pengaturan

5. Sebelum selesai bias kita pastikan copy link url yang terblok biru, dan kita paste/ berikan kepa-da teman-teman kita. Setelah selesai maka icon pada folder akan berubah.

sssssss

berbagi tautan ada 3 pilihan :- Aktif – Publik di web :

Siapa saja di internet yang dapat menemukan dan mengakses, tanpa wajib log in masuk ke system.

- Aktif – Siapa pun yang memiliki tautan.Siapa saja di internet yang mempunyai link dapat men-gakses, tanpa wajib log in masuk ke system.

- Nonaktif – Orang tertentu.Dibagikan dengan orang ter-tentu, hanya dapat diakses oleh orang yang di beri tautan atau link saja.

by khoir

Edisi 6/Tahun I/ Juni 2015 39Edisi 6//Tahuun I/ Juni 2015 39

Menteri Agama

memukul

beduk dalam

rangka meres-

mikan masjid

Tajul Arifi n

Demangharjo

Kab. Tegal.

Kabag TU Andewi Susetyo sedang memberikan arahan kepada peserta rapat Pengurus PPID Kanwil Kemenag Prov Jateng.

Peserta raker

jajaran kanwil

Kemenag Prov

Jateng sedang

menyimak arah-

an dari Menteri

Agama RI

Edisi 6/Tahun I/ Juni 201540

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membuka Konferensi Nasional I Forum Kerukunan Umat Beragama Tahun 2015 di Semarang

Para pejabat di jajaran Kanwil Kementerian Agama Prov Jateng foto bersama Menteri Agama sebelum melaksanakan Raker Jajaran

Kanwil Kemenag Tahun 2015 di Semarang