Bab III Bnnn

download Bab III Bnnn

of 13

description

vn

Transcript of Bab III Bnnn

BAB IIIANALISA SITUASI RUANGAN PERAWATAN LANTAI II RUMAH SAKIT MENTENG MITRA AFIA

A. ANALISA RUANGANRuangan perawatan lantai II RS Menteng Mitra Afia merupakan ruangan perawatan umum untuk kelas II dan III, dan termasuk ruangan untuk anak. Lantai II terdiri dari 2 nurse station, ruangan untuk kepala ruangan, ruangan ganti perawat, 1 ruangan HCU, 12 ruangan perawatan, ruangan spoel hock. Jumlah ruangan perawatan lantai II adalah 11 kamar, yang terdiri dari 6 kamar dewasa (kamar 202, 203, 204, 206, 209,210), 2 kamar anak (kamar 210,212) dan 3 ruangan perawatan khusus (kamar 205, 207, 208).Pembagian ruangan berdasarkan kelas yaitu :1. Kamar 202, 206: BPJS kelas II, Asuransi kelas III dan pribadi kelas III.2. Kamar 203 dan 204: BPJS kelas I, Pribadi kelas II dan Asuransi swasta kelas II.3. Kamar 205,207,208: Perawatan khusus sesuai ketentuan4. Kamar 209, 211: BPJS kelas III5. Kamar 210, 212: BPJS kelas II, Asuransi swasta kelas II

Ruangan perawatan memiliki fasiltas, tempat tidur,lemari pasien, kamar mandi, televisi, AC, dispenser, oksigen sentral, jam dinding, dan tirai ruangan. Masing-masing ruangan memiliki jumah tempat tidur yang berbeda-beda, ruangan perawatan khusus hanya terdiri dari 1 tempat tidur, kamar 202 memilki 5 tempat tidur, kamar 203 memilki 3 tempat tidur,kamar 204 memilki 3 tempat tidur, kamar 206 memilki 5 kamar tidur, kamar 209 memilki 5 tempat tidur, kamar 210 memilki 5 tempat tidur, kamar 211 memilki 7 tempat tidur, kamar 212 memiliki 4 tempat tidur.

212211

RKNS 1201

210209202

206204203

Gambar 3.1Denah Ruangan Lantai II RS MMAKeterangan:

: Nurse staton tim I

: Ruang perawatan

: Ruangan HCU

: Ruang ganti perawat

: Nurse station tim II

: Ruangan Khusus

: Toilet dan spoel hock

: Lift

: Tangga

: Tempat linen

: Tempat obat dan buku tim II

Jumlah tenaga perawat di ruang perawatan lantai II adalah 19 orang, dengan latar belakang pendidikan terakhir D3 Keperawatan berjumlah 12 orang dan Nurse berjumlah 7 orang. Tim 1 memiliki 6 perawat berpendidikan D3 keperawatan dan 3 perawat berpendidikan Nurse sedangkan Tim 2 memiliki 6 perawat berpendidikan D3 keperawatan dan 4 perawat berpendidikan Nurse.

Model praktik Keperawatan Profesional di ruang perawatan lantai II dilakukan dengan metode penugasan tim primer dan dibagi menjadi 2 tim, yang terdiri dari kepala ruangan, wakil kepala ruangan, ketua tim 1, ketua tim 2 serta perawat pelaksana. Tim 1 memiliki 9 orang perawat yang terdiri dari kepala ruangan, satu orang ketua tim, dan tujuh orang perawat pelaksana. Tim 1 mengelola atau merawat pasien-pasien di kamar perawatan 202, 203, 204, 205 dan 206. Sedangkan Tim 2 memiliki 10 orang perawat yang terdiri dari wakil kepala ruangan, satu orang ketua Tim dan 8 perawat pelaksana. Tim 2 mengelola atau merawat pasien-pasien di kamar perawatan 207, 208, 209, 210, 211 dan 212.

Sarana di ruang perawatan lantai II kurang memadai, dapat ditinjau dari beberapa hal, yaitu: perubahan fungsi ruangan untuk kepala ruangan menjadi loker untuk perawat tim 1, tidak tersedianya ruang pertemuan, ruang linen, ruang spoel hock yang sempit, penyediaan loker untuk nurse station tim 2 masih sangat kurang. Ruangan kepala ruangan dapat berfungsi sebagai ruang kerja kepala ruangan dan tempat diskusi. Ruang pertemuan dapat berfungis sebagai tempat diskusi perawat dan mahasiswa yang praktek di lantai II. Spoel hoeck digunakan sebagai ruang utilitas kotor, alat medis yang kotor dicuci dan di simpan sementara di spoel hock.

B. Analisa SWOT Analisa program manajemen keperawatan profesional di lantai II menggunakan pendekatan SWOT. Lingkup analisis mencakup 4 fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian (controlling). Analisa SWOT ini dijelaskan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh mahasiswa STIKes Binawan Program Profesi Angkatan sebelas selama lima belas hari praktek manajemen keperawatan di ruang rawat inap lantai II RS MMA.

1. PERENCANAAN

Strength (kekuatan)Weakness(kelemahan)Opportunity (kesempatan)Threats (hambatan)

a. Penempatan perawat sesuai dengan kompetensi yang dimilikib. Staf keperawatan yang terdiri dari D3 keperawatan dan Nursec. Rumah sakit MMA dan STIKes BINAWAN merupakan satu yayasan, sehingga mempermudah penerapan manajemen profesional di ruangana. Belum optimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai standar yang ditentukanb. Kegiatan di ruangan belum dilaksanakan secara maksimal sesuai pendekatan manajemen keperawatanc. Belum ada rencana kerja tahunan d. Rencana kerja harian dan bulanan yang disusun belum diterapkan secara maksimal.a. Adanya kesempatan untuk mengikuti pelatihan tentang manajemen keperawatanb. Adanya akreditasi RS yang akan mendukung dan mendorong penerapan system MPKP di ruangan

a. Belum ada visi dan misi ruanganb. Rencana kerja tahunan yang belum di susun, akan menghambat proses evaluasi kegiatan tahunan untuk perbaikan di tahun berikutnya.

2. PENGORGANISASIAN

Strength (kekuatan)Weakness(kelemahan)Opportunity (kesempatan)Threats (hambatan)

a. Jadwal dinas dibuat berdasarkan pembagian masing-masing Timb. Daftar pasien mencantumkan nama dokter, katim dan perawat pelaksananya.c. Manajemen waktu yang cukup baik dapat dilihat dari kehadiran perawat yang selalu tepat waktu.

a. Strutur organisasi ruangan yang belum jelas.b. Dinas pagi hanya terdiri dari kepala ruangan dan satu orang perawat pelaksanac. Kepala ruangan merangkap ketua tim untuk dinas pagid. Belum maksimalnya penerapan jadwal dinas yang di susun, karena masih adanya pemindahan atau tarik menarik perawat dari Tim 1 ke Tim 2 atau sebaliknya, jika jumlah pasien tidak seimbang.e. Belum ada papan struktur organisasi ruangan.f. Perawat pelaksana belum optimal melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaannya.g. Dalam melaksanakan tugasnya perawat terkadang belum mengikuti daftar pembagian perawat sesuai pasien kelolaan masing-masingh. Daftar perawat yang merawat pasien biasanya dibuat sebelum dinas, namun belum maksimal karena terkadang tidak di ganti nama-nama perawatnya.i. Belum maksimalnya penulisan daftar pasien di papan, misalnya tidak sesuai urutan tempat tidur dan terkadang tidak diganti jika ada pasien pulang atau pasien baruj. Tidak tersedianya daftar atau papan nama di masing-masing tempat tidur pasiena. Adanya mahasiswa yang praktek manajemen keperawatan di ruangan data menjadi volunter, dalam penerapan manajemen keperawatan

a. Pelaksanaan asuhan keperawatan menjadi kurang optimal

b. Jumlah pasien tidak sesuai dengan tenaga perawat sehingga beban kerja menjadi lebih besar.

3. PENGARAHAN

Strength (kekuatan)Weakness(kelemahan)Opportunity (kesempatan)Threats (hambatan)

a. Operan dinas dilakukan tepat waktub. Ketua tim melakukan operan dinas dengan baikc. Pendelegasian sudah dilakukan dengan baikd. Kepala ruangan memeriksa hasil kerja yang didelegasikan

a. Kepala ruangan merangkap sebagai ketua tim dan harus melakukan operan dinasb. Belum terlihat reward kepada perawat secara formal c. Jadwal supervisi katim dan perawat pelaksana belum dilaksanakan secara optimal dan berkalad. Belum optimalnya pemberian motivasi kepada perawat secara formal

a. Jumlah perawat yang belum memadai, memudahkan kepala ruangan dalam memberikan pengarahan

b. Mahasiswa bisa menjadi volunter dalam mengawali tindakan dan memaksimalkan manajemen asuhan keperawatan di ruangan

a. Keterbatasan SDM dan penyediaan sarana prasarana kesehatan menghambat penerapan manajemen keperawatan profesional di ruangan perawatanb. supervisi bagi perawat belum dilaksanakan secara berkala.

4. PENGENDALIANStrength (kekuatan)Weakness(kelemahan)Opportunity (kesempatan)Threats (hambatan)

a. Sudah dilaksanakan penilaian indikator mutu umum BOR, ALOS,TOI

a. Belum maksimalnya audit proses keperawatan dalam hal ini penelaahan dokumentasi keperawatanb. Pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksanakan namun belum sesuai standar yang adac. Belum optimalnya pelaksanaan survey kepuasan pasien dan keluargad. Belum ada pelaksanaan survey kepuasan baik perawat maupun tim kesehatan lain.

a. RS MMA termasuk rumah sakit tipe C dengan ruang perawatan dan tenaga perawat yang belum memadai sehingga mempermudah pelaksanaan audit dokumentasi keperawatan, penilaian kinerja perawat dan perhitungan indikator mutu lainnya.b. Pelayanan keperawatan yang baik dan memuaskan pelanggan dapat meningkatkan mutu rumah sakit.a. Tidak dilaksanakannya survey kepuasan perawat dan tenaga kesehatan lain, mengakibatkan tidak teridentifikasinya kepuasan tenaga kesehatan sehingga kinerja kerja menjadi tidak optimal.b. Survey kepuasan pasien belum dilaksanakan secara optimal sehingga identifikasi pencapaian standar pelayanan keperawatan professional kepada pelanggan pun menjadi kurang maksimal.

C. PERUMUSAN MASALAH1. Perencanaan a. Belum optimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai standar yang ditentukanb. Kegiatan di ruangan belum dilaksanakan secara maksimal sesuai pendekatan manajemen keperawatanc. Belum ada rencana kerja tahunan d. Rencana kerja harian dan bulanan yang disusun belum diterapkan secara maksimal

2. Pengorganisasiana. Struktur organisasi ruangan yang belum jelas.b. Dinas pagi hanya terdiri dari kepala ruangan dan satu orang perawat pelaksanac. Kepala ruangan merangkap ketua tim untuk dinas pagid. Belum maksimalnya penerapan jadwal dinas yang di susun, karena masih adanya pemindahan atau tarik menarik perawat dari Tim 1 ke Tim 2 atau sebaliknya, jika jumlah pasien tidak seimbang.e. Belum ada papan struktur organisasi ruangan.f. Perawat pelaksana belum optimal melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaannya.g. Dalam melaksanakan tugasnya perawat terkadang belum mengikuti daftar pembagian perawat sesuai pasien kelolaan masing-masingh. Daftar perawat yang merawat pasien biasanya dibuat sebelum dinas, namun belum maksimal karena terkadang tidak di ganti nama-nama perawatnya.i. Belum maksimalnya penulisan daftar pasien di papan, misalnya tidak sesuai urutan tempat tidur dan terkadang tidak diganti jika ada pasien pulang atau pasien baruj. Tidak tersedianya daftar atau papan nama di masing-masing tempat tidur pasien

3. Pengarahana. Kepala ruangan merangkap sebagai ketua tim dan harus melakukan operan dinasb. Belum terlihat reward kepada perawat secara formal c. Jadwal supervisi katim dan perawat pelaksana belum dilaksanakan secara optimal dan berkalad. Belum optimalnya pemberian motivasi kepada perawat secara formal 4. Pengendaliana. Belum maksimalnya audit proses keperawatan dalam hal ini penelaahan dokumentasi keperawatanb. Pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksanakan namun belum sesuai standar yang adac. Belum optimalnya pelaksanaan survey kepuasan pasien dan keluargad. Belum ada pelaksanaan survey kepuasan baik perawat maupun tim kesehatan lain.

D. PLAN OF ACTION1. Mengoptimalkan pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai standar yang ditentukan2. Melaksanakan kegiatan di ruangan secara maksimal sesuai pendekatan manajemen keperawatan3. Penyusunan rencana kerja tahunan yang jelas4. Memaksimalkan penerapan dan penyusunan rencana kerja harian dan bulanan 5. Mengubah strutur organisasi ruangan yang belum jelas.6. Memaksimalkan jumlah tenaga perawat sehingga pembagian perawat di setiap dinas menjadi lebih optimal7. Fungsi Kepala ruangan harus lebih terarah8. Memaksimalkan penerapan jadwal dinas yang di susun, sehinggaa tidak ada pemindahan atau tarik menarik perawat dari Tim 1 ke Tim 2 atau sebaliknya.9. Perawat pelaksana harus mampu mengoptimalkan pelaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaannya.10. Mengarahkan perawat dalam melaksanakan tugasnya sehingga mengikuti daftar pembagian perawat sesuai pasien kelolaan masing-masing11. Memaksimalkan dan melengkai pembuatan daftar perawat yang merawat pasien sesuai jadwal dinas12. Melengkapi dan mengurutkan penulisan daftar pasien di papan13. Menyediakan sedianya daftar atau papan nama di masing-masing tempat tidur pasien14. Mengarahkan fungsi kepala ruangan sesuai ketentuan yang ada15. Menerapkan pemberian reward kepada perawat secara formal 16. Mengoptimalkan pelaksanaan jadwal supervisi katim dan perawat pelaksana secara berkala17. Mengoptimalnya pemberian motivasi kepada perawat secara formal18. Memaksimalkan audit proses keperawatan dalam hal ini penelaahan dokumentasi19. Mengoptimalkan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai standar yang ada20. Mengoptimalkan pelaksanaan survey kepuasan pasien dan keluarga21. Melaksanakan survey kepuasan baik perawat maupun tim kesehatan lain.

E. PENYELESAIAN MASALAH1. Perencanaan

MasalahSolusi

a. Belum optimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai standar yang ditentukanb. Kegiatan di ruangan belum dilaksanakan secara maksimal sesuai pendekatan manajemen keperawatanc. Belum ada rencana kerja tahunan d. Rencana kerja harian dan bulanan yang disusun belum diterapkan secara maksimal

Penyediaan SOP dalam hal ini melengkapi format strategi pelaksanaan keperawatan sesuai dengan 16 diagnosa keperawatan yang ada, sehingga memudahkan perawat dalam mengangkat masalah keperawatan dan melengkapi pengkajian yang ada. Rencana kegiatan baik harian, bulanan maupun tahunan harus di buat, karena merupakan pedoman atau pegangan bagi perawat dalam menjalankan kegiatan keperawatan sehingga lebih terarah.Perlu kerjasama bersama dengan manajemen RS MMA untuk memperbaiki manejemen keperawatan di runagan lantai II

2. Pengorganisasian

MasalahSolusi

a. Struktur organisasi ruangan yang belum jelas.b. Dinas pagi hanya terdiri dari kepala ruangan dan satu orang perawat pelaksanac. Kepala ruangan merangkap ketua tim untuk dinas pagid. Belum maksimalnya penerapan jadwal dinas yang di susun, karena masih adanya pemindahan atau tarik menarik perawat dari Tim 1 ke Tim 2 atau sebaliknya, jika jumlah pasien tidak seimbang.e. Belum ada papan struktur organisasi ruangan.f. Perawat pelaksana belum optimal melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien kelolaannya.g. Dalam melaksanakan tugasnya perawat terkadang belum mengikuti daftar pembagian perawat sesuai pasien kelolaan masing-masingh. Daftar perawat yang merawat pasien biasanya dibuat sebelum dinas, namun belum maksimal karena terkadang tidak di ganti nama-nama perawatnya.i. Belum maksimalnya penulisan daftar pasien di papan, misalnya tidak sesuai urutan tempat tidur dan terkadang tidak diganti jika ada pasien pulang atau pasien baruj. Tidak tersedianya daftar atau papan nama di masing-masing tempat tidur pasien

Perlu adanya penambahan tenaga perawat di ruangan lantai II, sehingga fungsi kepala ruangan menjadi lebih terarah. Selain itu memudahkan dalam penyusunan jadwal dinas, contoh : kepala ruangan dan katim harus selalu mendapat jadwal dinas pagiPerlu adanya kerjasama antara perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan, agar mampu mengelola pasien yang seharusnya dikelola sesuai dengan daftar yang di buat sehingga asuhan keperawatan yang diberikan lebih optimal.Melengkapi daftar nama baik pasien maupun perawat harus dilaksanakan, agar pembagian pasien kelolaan lebih terarah dan jelasIdentita pasen sangat penting, agar mengurangi terjadinya kesalahan saat pelaksanan asuhan keperawatn

3. Pengarahan

MasalahSolusi

a. Kepala ruangan merangkap sebagai ketua tim dan harus melakukan operan dinasb. Belum terlihat reward kepada perawat secara formal c. Jadwal supervisi katim dan perawat pelaksana belum dilaksanakan secara optimal dan berkalad. Belum optimalnya pemberian motivasi kepada perawat secara formal

Struktur organisasi lantai II harus segera diperbaiki dan di ubah sehingga fungsi dari masing-masing perawat menjadi lebih terarah dan sesuai dengan tugasnya masing-masingMotivasi sebelum melaksanakan pekerjaan sangat diperlukan agar perawat yang bekerja mempunyi semangat dalam menjalankan tgasnya, sehingga harus dibudayakan setiap selesai melaksanakan operan dinas.Mulai diadakan supervisi secara bertahap, sehingga mampu mengevaluasi kemampuan dari masing-masing perawat.

4. Pengendalian

MasalahSolusi

a. Belum maksimalnya audit proses keperawatan dalam hal ini penelaahan dokumentasi keperawatanb. Pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksanakan namun belum sesuai standar yang adac. Belum optimalnya pelaksanaan survey kepuasan pasien dan keluargad. Belum ada pelaksanaan survey kepuasan baik perawat maupun tim kesehatan lain.

Kepala ruangan bersama dengan ketua tim harus bekerja sama dalam melakukan audit keperawatan khususnya untuk pasien yang pulang dan meninggal .

Lembar survey kepuasaan khususnya kepuasan pasien harus selalu diberikan kepada pasien saat perawat melakukan edukasi dan penjelasan obat kepada pasien, sehingga menjadi lebih maksimal pelaksanan survey yang dilakukan.

Perlu adanya format survey kepuasan bagi tenaga kesehatan yang di tempatkan pada masing-masing buku status pasien sesuai dengan pasien kelolaan setiap perawat, sehingga memudahkan perawat dan tim kesehatan lain dalam melengkapi survey kepuasan untuk menilai kepuasan dalam merawat pasien tersebut.