BAB III ANALISIS SISTEM BERJALAN...a. Menjadi perusahaan yang dipercaya pelanggan b. Menantang...
Transcript of BAB III ANALISIS SISTEM BERJALAN...a. Menjadi perusahaan yang dipercaya pelanggan b. Menantang...
BAB III
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
Perkembangan industry otomotif di Indonesia di dorong oleh kebijakan
Pemerintah yang mengatur sector tersebut,kemajuan teknologi dan situasi ekonomi
pada tahun 1969. Pada tahun 1969 kementrian Perindustrian perdagangan
mengeluarkan peraturan bersama tentang impor kendaraan bermotor ,baik dalam
keadaan utuh (completely-built up) ataupun terurai (completely-knock down ), serta
tentang industry perakitan dan keagenan. Pada saat itu muali brmunculan industry
perakitan serta industry-industri pendukung, seperti suku cadang, pengecatan baterai
(Accu). Industri local sudah sanggup memproduksi jigs dan fixtures, serta melakukan
proses pengecatan, las, trimming, dan metal finishing.
Pada tahun 1970, ketika itu Pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa
kebijakan untuk mendukung industry otomotif di Indonesia seperti SK Mentri
Perindustrian No.307/M/SK/8/76, SK menti Perindustrian No.231/M/SK/11/78 dan
SK Mentri perindustrian No.168/M/MSK/9/79. Selain itu Pemerintah juga
mengeluarkan serarntgkain peraturan yang dikenal dengan sebutan proram
penanggalan. Kebijakan ini memerapkan bea masuk yang tinggi terhadap kendaraan-
kendaraan yang tidak menggunakan stamping parts yang di produksi dalam negeri.
Pada masa itu pemerintah lebih memfokuskan pada kendaraan-kendaraan minibus
dan komersial salah satunya dengan pemberian keringanan pajak dan memberikan
pajak yang tinggi terhadap kendaraan – kendaraan seperti sedan. Memasuki era 1980
23
24
perkembangan industri otomotif mengalami pasang surut karena dikarenakan
beberapa kendala seperti adanya devaluasi Rupiah pada tahun 1983 (27,5%) dan
pada tahun 1986 (31,0%). Selain itu juga ditambah dengan adanya kebijakan uang
ketat pada tahun 1987. Penjualan kendaraan bermotor pada akhir tahun 1981 berada
di kisaran 208.000 unit, menurun antara 150.000 dan 170.000 unit pada tahun-tahun
berikutnya.
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Pada era 1990-an Pemerintah mengganti Program Penanggalan Komponen
dengan Program Insentif yang dikenal dengan Paket Kebijakan Otomotif
1993.Seiring dengan perkembangan industri otomotif di Indonesia tersebut maka
tanggal 09 Maret tahun 1995 didirikan Asama Indonesia yang merupakan salah satu
industry pengecoran logam di Indonesia dan merupakan anak perusahaan dari Asama
Giken Co.,Ltd Jepang yang mulai beroperasi pada tanggal 10 Juni 1996 dengan
tujuan perusahaan yaitu untuk melakukan lokalisasi sebagian dari pengecoran logam
untuk mendukung industri otomotif di Indonesia. Perusahaan ini berbentuk Perseroan
Terbatas dengan Surat Izin Pendirian Usaha (SIUP) No.109/T/lIndustri/1998 tanggal
23 Februari 1998 dengan luas tanah sebesar 67.625m2 dan luas bangunan sebesar
34.084m2. Kepemilikan Asama Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu, Asama Giken
Co.,Ltd Sebesar 70%, PT. Prospect Motor 28% dan Mr. Handi Widodo sebesar 2%.
Namun dalam pertumbuhannya, Asama Indonesia tidak hanya memproduksi
produk untuk industri otomotif tetapi juga untuk semua industri yang membutuhkan
komponen pengecoran logam. Pangsa pasar Asama Indonesia tidak hanya
untukwilayah domestic, tetapi juga untuk pasar global salah satunya adalah Musashi
Auto Parts Co.,Ltd., Thailand. Dalam usaha bisnisnya Asama Indonesia selalu
25
memperbaiki teknologi dan memperkuat sistem manajemen melalui penerapan ISO
9001 sejak tahun 2001 dan ISO TS 16949 sejak tahun 2005 untik kualitas dan ISO
14000 sejak tahun 2004 untuk lingkungan, SMK 3 sejak 2015 untuk kesehatan dan
keselamatan kerja dan Asama Indonesia selalu memotivasi karyawannya untuk
bekerja dengan hati-hati dan selalu memperhatikan kepuasan pelanggan dan menjadi
prioritas dan menantang setiap klaim dari pelanggan untuk memperbaiki sistem
manajemen mutu dan meningkatkan kualitas produk, dan percaya bahwa Asama
Indonesia berada pada jalur yang benar untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Tujuan perusahaan dapat tercapai karena hasil dari kontribusi dan kerja keras
dari seluruh karyawan dan manajemen Asama Indonesia yang memiliki visi
bagaimana menjadi “Become Costumer’s Treasure” di masa depan dengan selalu
menjaga kondisi terbaik dalam kualitas, biaya, dan pengiriman menuju layanan
pelanggan yang prima bagi semua pelanggan Asama Indonesia. Di masa depan
Asama Indonesia ingin membangun lini produksi terpadu dari pengecoran logam
hingga permesinan dan perakitan dengan yang lain dan menjadi salah satu bagian
yang memiliki nilai tambah dan teknologi tinggi sehingga menjadi salah satu pemain
global terkuat di pasar internasional terutama di industry pengecoran logam.
3.1.2 Visi dan Misi PT. Asama Indonesia Manufacturing
Seiring dengan meningkatnyapertumbuhan industri otomotif di Indonesia
yang semakin berkembang maka PT. Asama Indonesia Manufacturing mempunyai
falsafah yang berisi ketulusan, kecerdasan dan keselarasan. Sesuai dengan falsafah
PT. Asama Indonesia Manufacturing dan sebagai perusahaanyang dibangun dengan
aspirasi untuk mewujudkan mimpi banyak orang.
26
PT. Asama Indonesia Manufacturing menetapkan visi yaitu “ Become Costumer’s
Treasure” :
a. Company that’s well recognized
b. Functional device maker who can give good suggestions
c. Become well-known foundry like a theme park
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut maka telah ditetapkan misi PT. Asama
Indonesia Manufacturing sebagai berikut :
a. Menjadi perusahaan yang dipercaya pelanggan
b. Menantang target tanpa kenal takut
c. Menggapai kualitas taraf dunia
d. Berkembang bersama lingkungan sekitar
e. Menghargai cita-cita, semangat muda dan mitra kerja
Untuk mencapai visi, misi dan sasaran strategi perusahaan PT. Asama Indonesia
Manufacturing menetapkan lima nilai perusahaan (corporate values) sebagai
landasan dalam beraktifitas yang dianut oleh seluruh karyawan, lima nilai perusahaan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Profesionalism
a. Karyawan AIM berkomitmen untuk menerapkan standar profesionalisme
tertinggi melalui upaya mengejar inovasi, menata imajinasi, terbuka terhadap
gagasan baru, bertindak dengan perhitungan matang, dan konsisten.
b. Sebagai karyawan yang memegang prinsip profesionalisme, Karyawan AIM
akan meningkatkan tanggung jawab pribadi, terbuka terhadap perubahan dan
27
perbaikan, serta terus belajar demi mencapai taraf kompetensi dan keahlian
seiring dengan kebutuhan dalam perkembangan AIM.
c. Karyawan AIM dituntut untuk kompeten dalam bidang kerjanya, dengan
terus meningkatkan kapasitas mental, untuk mengambil keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Karyawan AIM dituntut untuk memiliki pengetahuan terkini, serta memiliki
pengetahuan untuk mengolah informasi sesuai dengan tuntutan tugas dan
pekerjaannya.
2. Integrity
a. Integrity adalah kesetaraan pemikiran, perkataan, dan tindakan secara
konsisten oleh sekumpulan nilai yang sama.
b. Perilaku yang tercakup dalam konsep integritas ini antara lain, jujur, tulus,
dapat dipercaya, dapat diandalkan, tepat waktu, etis dana adil. Memahami diri
sendiri akan menambah integritas seseorang
3. Teamwork
a. Sikap dalam berinteraksi atau berhubungan social yang efektif antar individu,
individu dan kelompok kerja di lingkungan AIM yang secara bersama-sama
melaksanakan kegiatann untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
b. Sikap kerjasama ini diwujudkan dalam kemauan saling berbagi dan kemauan
saling mendukung sesame Karyawan AIM.
c. Karyawan AIM menyadari bahwa terdapat banyak tuntutan tugas dan
pekerjaan, dimana semangat kerjasama akan menghasilkan prestasi yang
lebih baik, sekaligus kemungkinan solusi permasalahan, dibandingkan jika
bekerja sendiri.
28
4. Excellence
a. Semangat untuk memberikan yang terbaik harus menjadi bagian dari seluruh
Karyawan AIM dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
b. Menerapkan semangat meningkatkan kualitas pada semua dimensi pekerjaan,
diyakini dapat mempercepat pencapaian tugas pokok, sasaran, tujuan, misi,
dan visi yang diemban masing-masing Karyawan AIM.
c. Proses untuk mencapai hasil terbaik melampaui ekspetasi normal adalah
proses yang tidak akan berakhir. Keunggulan, kecemerlangan, dan
kesempurnaan tercipta dari hal-hal kecil, namun sebenarnya semua itu
bukanlah hal-hal kecil.
5. Respect
a. Karyawan AIM memiliki komitmen untuk memperlakukan orang lain dengan
penuh rasa hormat yang dilandasi oleh kepercayaandan harga diri. Segala hal
yang dikerjakan oleh Karyawan AIM senantiasa harus saling menghargai dan
saling menghormati dalam menyikapi ide dan saran sesame Karyawan AIM.
b. Komitmen saling menghargai dan menghormati ini menyangkut aspek
menghargai dan menghormati keberagaman, individualitas, perbedaan
professional dan personal, asset-aset AIM, serta perasaan ikut memiliki
perangkat kerja yang dipercayakan kepada masing-masing Karyawan AIM.
3.1.3 Struktur Organisasi PT.Asama Indonesia Manufacturing
Struktur Organisasi Umum PT.Asama Indonesia Manufacturing meliputi unit
Pimpinan, unit pengawasan, unit administrasi, unit pelaksanaan dan unit produksi,
Untuk dapat mengetahui bagaimana bentuk dan susunan dari struktur organisasi
PT.Asama Indonesia Manufacturing, dapat kita lihat pada gambar brikut:
30
3.1.4 Struktur Organisasi Divisi General Affair
Dalam Kuliah Kerja Praktik ini penulis Ditempatkan di bagian General
Affair tepetnya di bagian pay roll dan absensi karyawan. Berikut ini adalah struktur
organisasi Divisi General Affair pada PT.Asama Indonesia Manufacturing:
Sumber PT.AIM (2018)
Gambar III.2.
Struktur Organisasi PGA Departemen
31
3.1.5 Uraian Fungsi dan Tugas PT.Asama Indonesia Manufacturing
Jajaran manajemen berperan sebagai model dalam melaksanakan etika yang
tinggi untuk menumbuhkan budaya perusahaan yang beretika. Jajaran manajemen
berkewajiban menumbuhkan budaya organisasi yang menempatkan kode etik Asama
dalam prakteknya. Dalam kasus pelanggaran ditemukan, Jajaran manajemen wajib
merespons dengan tepat dengan mengambil tindakan yang di perlukan. Manajemen
menyediakan Media helpline untuk konsultasi dan pelaporan pelanggaran kode etik
yang terjadi.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing unsur yang berada di
pusat adalah sebagai berikut:
1. Presiden Direktur
Tugas Direktur utama adalah melakukan koordinasi dan pengendalian segala
bentuk kegiatan di bidang administrasi keuangan, kepegawaian dan
kesekretariatan. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan
peralatan perlengkapan perusahaan. Membuat rencana untuk mengembangkan
sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
Memimpin seluruh dewan atau komite eksekitif. Bertindak sebagai perwakilan
organisasi dalam hubungannya dengan pihak luar, seperti perusahaan lain,
pemerintah, dan masyarakat, Direktur Utama bertangggung jawanb penuh atas
efektivitas rancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan dari pengendalian intern
perusahaan. Serta berkewajiban menetapkan kebijakan, arahan dan melakukan
tindakan-tindakan yang dapt menjamin bahwa seluruh aktivitas pengendalian
intern telah berjalan dengan baik
32
2. Vice Presiden Direktur
Tugas pokok Vice Presiden Direktur adalah melaksanakan sebagian tugas pokok
Presiden Direktur. Vice Presiden Direktur Bertanggung jawab kepada Presiden
Direktur. Wewenang dan tanggung jawab Vice Presiden Direktur Adalah
memimpin Direktorat dibawahnya, pengmbangan, pelaksanaan dan Pengendalian
untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Berwenang untuk menetapkan
kebijaksanaan yang hendak di berikan pada langganan, menetapkan harga jual
dan system penjualan, serta alat promosi. Berwenang untuk memutuskan
bagaimana membantu mitrabisnis dalam mengelola system inormasi.
3. Direktur
Direktur bertugas menentukan dan menetapkan prosedur kegiatan perusahaan
pada masing-masing manajer untuk mencapai sasaran yang diinginkan
perusahaan. Melakukan pengawasan, kontroling dan mengkoordinir kegiatan-
kegiatan dari manajer secara berkala dan pertanggungjawabannya. Mengadakan
pengangkatan, pemberhentian atau mutasi (pemindahan) karyawan beserta
gajinya. Direktur bertanggung jawab atas kerugian PT yang disebabkan direktur
tidak menjalankan kepengurusan PT sesuai dengan maksud dan tujuan anggaran
dasar, kebijakan yang tepat dalam menjalankan PT serta UU No. 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas. Atas kerugian PT, direktur akan dimintakan
pertanggungjawabannya secara perdata.
4. Divisi Quality Assurance, System & New Model
Bertanggung jawab atas jaminan kualitas seluruh bahan dan alat yang dipakai
untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan pelanggaran,
memastikan pemantauan dari pengukuran kinerja system mutu,
33
mengeluarkan sertifikat analisa yang membuktikan bahwa produk yang
dihasilkan dapat dipasarkan serta menjalankan proses system registrasi produk ke
Negara lain keperluan ekspor dan proses pre-kualifikasi.
5. Departemen Quality Assurance
Bertanggung jawab atas jaminan kualitas seluruh bahan dan alat yang dipakai
untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan pelanggaran,
memastikan pemantauan dari pengukuran kinerja sistem mutu, mengeluarkan
sertifikat analisa yang membuktikan bahwa produk yang dihasilkan dapat
dipasarkan serta menjalankan proses sistem registrasi produk ke Negara lain
keperluan ekspor dan proses pre-kualifikasi.
6. Departemen Quality system & New Model
Bertanggung jawab atas pengembangan produk dan pelaksanaan pengujian
kualitas system, serta menjamin bahwa uji telah dilaksanakan sesuai dengan
metoda uji dan prosedur yang berlaku.
7. Divisi Administrasi
Bertanggung jawab atas kegiatan administrasi dan bertanggung jawab mengenai
baik buruknya administrasi yang dijalankan oleh perusahaan.
8. Departemen PGA
Departemen PGA bertugas dalam perorganisasian, perencanaan program &
pengendalian pada Unit Personalia. Menindaklanjuti segala proses administrasi
pada seluruh kegiatan Personalia. Melakukan proses & prosedur rekrutmen yang
mencakup : searching, interview, test and selection.
Remuneration Management yakni terkait dengan struktur dan skala gaji, basic
salary, allowance, incentive & overtime.
34
Menangani seluruh perizinan ketenagakerjaan. Menyediakan sistem penyediaan
data karyawan, surat-surat dan form administrasi kegiatan personalia, serta
memastikan sistem dokumentasinya berjalan efektif. Menangani system penilaian
kinerja pegawai/karyawan. Menangani karyawan tetap, kontrak & harian serta
PKL. Bertanggung jawab dalam melaksanakan pengadaan, pemeliharaan,
pengembangan, mutasi, promosi, demosi dan separasi sumberdaya manusia serta
mengadakan pelatihan dan peningkatan pengetahuan karyawan.
9. Departemen Finance & Accounting
Bertugas mengkoordinasi perencanaan anggaran. Mengembangkan format-
format pengajuan dan pertanggungjawaban keuangan. Melakukan rekonsialisi
keuangan. Mengkoordinasi pelaksanaan audit. Melakukan sistem pencatatan
keuangan. Membuat laporan secara periodik berdasarkan pertanggungjawaban
masing-masing bidang kerja. Mengawasi pelaksanaan dan proses gaji karyawan,
piutang produk perusahaan dan mengatur cash flow perusahaan agar likuiditas
perusahaan tidak terganggu, serta mengelola pajak perusahaan sebagai wajib
pajak yang patuh. Bertanggung jawab dalam mengkoordinir penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan serta realisasi pelaksanaannya dalam bentuk
Laporan Manajemen dan Laporan Keuangan sesuai peraturan dan standar yang
berlaku.
10. Depertemen Purchasing
Bertugas dan bertanggung jawab untuk mencari dan menganalisa calon supplier
yang sesuai dengan material yang dibutuhkan. Melakukan negosiasi harga sesuai
standar kualitas material dan memastikan tanggal pengiriman material.
Melakukan koordinasi dengan pihak supplier mengenai kelengkapan konsumen.
35
Berkoordinasi dengan bagian gudang tentang jadwal dan jumlah material yang
akan di order. Membuat laporan pembelian dan pengeluaran barang. Melakukan
pengolahan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis dan
terkontrol. Melakukan pemilihan atau seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria
perusahaan.
11. Departemen Material & Sparepart
Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan pengadaan barang dan
distribusinya. Mengawasi dan mengontrol operasional gudang. Mengawasi dan
mengontrol semua barang yang masuk dan keluar sesuai SOP. Melakukan
pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP. Memastikan ketersediaan
barang sesuai dengan kebutuhan. Melaporkan semua transaksi keluar masuk
barang dari dank e gudang.
12. Departemen Sales
Bertugas dan bertanggung jawab untuk mengkoordinir penjualan agar memenuhi
target, menyusun rencana penjualan, mengikuti dan menganalisa perkembangan
pasar. Menganalisa laporan penjualan dan mengadakan evaluasi. Memberikan
saran dalam rangka peningkatan penjualan.
13. Departemen PPSC
Tugas dari PPSC adalah menyediakan pemesanan dari bagian sales dan
menyusun rencana produksi sesuai dengan pesanan. Menyusun rencana
pengadaan bahanyang didasarkan atas forecast dari sales melalui pemantauan
kondisi stock barang yang akan diproduksi. Melakukan monitoring pada bagian
inventory pada proses produksi, penyimpanan barang digudang maupun yang
akan didatangkan pada perusahaan sehingga saat proses produksi yang
membutuhkan bahan dasar bias berjalan dengan lancer dan seimbang.
36
Membuat jadwal proses produksi sesuai dengan waktu, routing dan jumlah
produksi yang tepat sehingga menjadikan waktu pengiriman produk pada
konsumen bias dilakukan secara optimal dan cepat. Menjaga keseimbangan
penggunaan mesin perusahaan sehingga tidak ada mesin produksi yang overload
atau malah jarang digunakan oleh perusahaan produksi.
14. Divisi Production & Technical
Bertugas membuat perencanaan dan jadwal proses produksi, mengawasi proses
produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai dengan perencanaan yang
sudah dibuat. Berinovasi dalam pengerjaan produksi dan memberikan masukan
pada perusahaan yang berkaitan dengan produksi. Bertanggung jawab
mengendalikan persediaan agar tidak terjadi stock out atau over stock dan
distribusi. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan validasi, kalibrasi alat serta
pemeliharaan instalasi dan perbaikan peralatan dan utilitas produksi, pengujian
mutu dan penunjangnya dengan memperhatikan aspek lingkungan dan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), memastiakan pemantauan dan pengukuran
kinerja lingkungan, merencanakan perbaikan kinerja alat untuk memenuhi
peraturan perundang-undangan. Bertanggung jawab atas perencanaan,
pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan atas pelaksanaan produksi serta
bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan listrik demi
kelancaran produksi dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibagian perawatan
mesin dan kelistrikan.
37
15. Departemen Casting
Bertugas dan bertanggung jawab atas jalannya operasional pengecoran dalam
produksi.
16. Departemen Finishing
Bertugas untuk mengawasi semua hasil produksi, mengatur flow dari bahan
mentah (produksi) sampai menjadi barang jadi. Membuat estimasi jenis dan
bahan baku. Memacu produktifitas karyawan. Bertanggung jawab atas kualitas
proses dan kualitas produk dibagian finishing.
17. Departemen Machining
Bertanggung jawab atas perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, dan
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan maintenance dan repair mesin dan
peralatan mekanik prodksi.
18. Departemen Maintenance
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan validasi, merencanakan perbaikan
kinerja alat untuk memenuhi peraturan perundang-undangan.
19. Departemen Safety
Bertanggung jawab terhadap K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memastikan
pemantauan dan pengukuran kinerja lingkungan.
3.2. Prosedur Sistem Berjalan
Prosedur sistem pengajuan cuti karyawan pada PT.Asama Indonesia
Manufacturing adalah sebagai berikut :
38
a. Prosedur Pengajuan Pengambilan Lembar Cuti Karyawan
Setiap karyawan yang akan mengajukan cuti harus mengisi daftar pengajuan
pengambilan Lembar Permohonan Cuti di bagian PGA dengan mengisi
tanggal, nama, departemen, dan jenis cuti yang akan di ambil.
b. Pengambilan Lembar Permohonan Cuti
Karyawan mengambil Lembar Permohonan cuti yang telah disiapkan bagian
PGA sehari setelah mengisi daftar pengajuan pengambilan Lembar
Permohonan Cuti
c. Pengisian Lembar Permohonan Cuti
Karyawan mengisi Lembar Permohonan Cuti sesuai tanggal cuti yang akan di
ambil, dan menyerakan Lembar Permohonan Cuti ke atasan masing-masing
departemen.
d. Pengesahan Lembar Permohonan Cuti
Karyawan menyerahkan formulir cuti kepada atasan masing-masing untuk
mendapat persetujuan di mulai dari Foreman,Chief, Asisten Manager dan
Manager sesuai depertemen masing-masing.
e. Penyerahan Lembar Permohonan Cuti ke Bagian PGA
Karyawan menyerahkan kembali formulir cuti yang telah mendapatkan
persetujuan dari atasan masing-masing ke bagian PGA minimal Tiga hari
sebelum tanggal cuti.
f. Input Data Cuti Karyawan
Bagian PGA menginput Lembar Permohnan Cuti Karyawan yang telah di
tandatangani oleh pimpinan karyawan.
39
3.3. Activity Diagram
Untuk menganalisa sistem yang berjalan saat ini PT.Asama Indonesia
Manufacturing, seperti prosedur pengajuan cuti, pengajuan klaim dan pengolaan data
pegawai, maka penulis menggambarkan Activity Diagram seperti berikut:
Gambar III.3.
Activity Diagram Pengajuan Cuti
40
3.4. Spesifikasi Dokumen Masukan
Dalam bentuk Dokuman masukan akan dijelaskan mengenai berkas-berkas
yang merupakan hasil masukan hasil dari system yang telah ada dari sumber tertentu
ke tujuan tertentu juga. Dokumen Masukan tersebut sebagai berikut :
1. Nama Dokumen : Daftar Pengambilan Lembar Cuti Karyawan
Fungsi : Sebagai List pengambilan lembar cuti
Sumber : Karyawan
Tujuan : PGA
Media : Kertas
Jumlah : 1 (satu) lembar
Frekuensi : Setiap ada karyawan yang mengajukan
Bentuk : Lampiran
2. Nama Dokumen : Lembar Pengajuan Cuti Karyawan
Fungsi : Sebagai lembar pengajuan cuti kepada atasan
Sumber : Karyawan
Tujuan : Atasan Departemen
Media : Kertas
Jumlah : 1 (satu) lembar
Bentuk : Lampiran A1
3.5. Spesifikasi Dokumen Keluaran
Dalam Dokumen Keluaran akan dijelaskan mengenai berkas-berkas yang
merupakan hasil dari system yang telah ada dari sumber tertentu ke tujuan tertentu
juga. Dokumen Keluaran tersebut sebagai berikut :
41
1. Nama Dokumen : Form Absensi Karyawan tidak Masuk kerja
Fungsi : Untuk mengecek apakah sakit,izin,alfa atau cuti
Sumber : Personalia
Tujuan : Payroll
Media : Kertas
Jumlah : lebih dari 1 (satu) lembar
Bentuk : Lampiran D4
2. Nama Dokumen : Form Absensi Karyawan Masuk kerja
Fungsi : List up jumlah karyawan sakit,izin,alfa atau cuti
Sumber : Personalia
Tujuan : Payroll
Media : Kertas
Jumlah : lebih dari 1 (satu) lembar
Bentuk : Lampiran D4
3.6. Permasalahan Pokok
Setiap bidang usaha di dalam menjalankan kegiatannya seringkali
menghadapi masalah. Dan itu menjadi penghambat jalannya kegiatan, keberhasilan
dan tujuan yang ditetapkan perusahaan. Permasalahan di PT.Asama Indonesia
Manufacturing adalah :
1. Penyimpanan dokumen yang banyak mengakibatkan tumpukan berkas,
sehingga menyulitkan pada saat dibutuhkan. Memungkinkan tercecer, terselip
atau bahkan hilang.
42
2. Sistem yang digunakan dalam pengajuan cuti karyawan bersifat manual
sehingga menyulitkan karyawan pada saat akan melakukan proses pengajuan
cuti.
3.6. Pemecahan Masalah
Dalam Mengatasi masalah seperti apa yang disebutkan pada bagian
permasalahan pokok, diperlukan adanya sebuah aplikasi berbasis web. Dengan
system aplikasi berbasis web terhadap system yang lama atau system yang bejalan
diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kesalahan-kesalahan
seperti yang dijelaskan pada permasalahan, yaitu :
1. Penggunaan dokumen fisik di minimalisir dengan menggunakan form
aplikasi elektronik atau antar muka dari website pengajuan cuti karyawan
dan menggunakan server sebagai media pnyimpanan sekaligus sistem
pelayanan sehingga data akan aman dan siap digunakan kapan saja
2. Penggunaan Aplikasi berbasis web yang terhubung melalui internet
memudahkan dan mempercepat proses pengajuan cuti karyawan, sehingga
karyawan dapat melakukan pengajuan cuti kapanpun dan dimanapun.