SUCIKAN HATI MENGGAPAI RIDHO ILAHI€¦ · SUCIKAN HATI MENGGAPAI RIDHO ILAHI Sopian Muhammad Email...

56
SUCIKAN HATI MENGGAPAI RIDHO ILAHI Sopian Muhammad Email : [email protected] www.pcblearning.webs.com Student Center, UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, 25 September 2014

Transcript of SUCIKAN HATI MENGGAPAI RIDHO ILAHI€¦ · SUCIKAN HATI MENGGAPAI RIDHO ILAHI Sopian Muhammad Email...

  • SUCIKAN HATI MENGGAPAI RIDHO ILAHI

    Sopian Muhammad

    Email : [email protected]

    www.pcblearning.webs.com

    Student Center, UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, 25 September 2014

  • •Memahami hati dan menyucikannya

    • Hati tempatnya cinta

    •Menyucikan hati

    •Cinta dalam pandangan Islam

    •Pernikahan sebagai solusi dalam menghadapi persoalan cinta

    SUCIKAN HATI MENGGAPAI RIDHO ILAHI

  • Memahami Hati

  • • Hati dinamakan Al Qalbu dengan dua sebab; karena ia menunjukkan pusat sesuatu,

    sebagaimana kota makkah disebut Qalbul Ardhi (pusat bumi) karena letaknya di

    tengah-tengah bumi. Sebagaimana hati dalam tubuh manusia adalah pusat kembali

    segala aktifitas tubuh.

    • Qalbu: anggota dalam tubuh yang terletak di sebelah kiri dada dan merupakan bagian

    terpenting bagi pergerakan darah. Dikatakan juga hati sebagai qalb, karena sifatnya

    yang berubah-ubah.

    • Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin membagi makna hati menjadi dua.

    1. Daging kecil yang terletak di dalam dada sebelah kiri dan di dalamnya terdapat

    rongga yang berisi darah hitam.

    2. Merupakan bisikan halus ketuhanan (rabbaniyah) yang berhubungan langsung

    dengan hati yang berbentuk daging. Hati inilah yang dapat memahami dan

    mengenal Allah serta segala hal yang tidak dapat dijangkau angan-angan.

    MEMAHAMI HATI

  • Kata “qalb” dalam bahasa Arab Marios Loukas, seorang profesor dari St. George University, menjadi “heart”.

    Kata “heart” dalam dunia kedokteran berarti “jantung”, bukan “hati”. Sedangkan “hati” dalam kedokteran adalah liver.

    MEMAHAMI HATI

  • “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat

    segumpal daging yang jika ia baik, maka baiklah seluruh

    tubuhnya dan Jika ia buruk, maka buruklah seluruh

    tubuhnya, ia adalah hati.

    (Al-Hadits).

    MEMAHAMI HATI

  • Rasulullah berkata,

    "Tinggalkan perkara yang meragukanmu menuju kepada perkara yang tidak

    meragukanmu. Karena kejujuran itu adalah ketenangan di hati

    sedangkan kedustaan itu adalah keraguan."

    Stephen R. Covey dalam The Seven Habits of Highly Effective People:

    "Di sinilah anda berurusan dengan visi dan nilai anda. Di sinilah anda gunakan anugerah anda -

    kesadaran diri (self awareness)- untuk memeriksa peta diri anda, dan jika anda menghargai

    prinsip yang benar, maka paradigma anda sesungguhnya berdasarkan pada prinsip dan

    kenyataan di mana suara hati berperan sebagai kompasnya.”

    MEMAHAMI HATI

  • Ibnul Qoyyim Al Jauziyah hati manusia terbagi dalam 3 kriteria;

    Hati yang sakit (qalbun maridh) : dipenuhi penyakit; riya, hasrat ingin

    dipuji, hasad, dengki, ghibah dan sebagainya. Juga sombong dan tamak.

    instrospeksi - ekstrospeksi

    Hati yang mati (qalbun mayyit) : hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan

    hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah. instrospeksi -

    ekstrospeksi

    Hati yang suci (qalbun salim) : Qolbun salim berasal dari dua kata

    bahasa Arab, yaitu qolbun (hati) dan salim (bersih, suci dan lurus).

    instrospeksi - ekstrospeksi

    Dalam al-Quran disebutkan al-salim pada dua tempat antara lain:

    “(ingatlah) ketika dia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya dengan hati yang

    selamat (sehat) (QS. Al-Shaffat : 84).

    “Dan janganlah Kau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (yaitu)

    pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang-orang

    yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” ( QS .Al-Syuara: 87-89)

    MEMAHAMI HATI

  • Kebersihan hati pangkal dari segala kebersihan diri:

    Kebersihan kata dan ucapan (salaamatul lisan), kebersihan akal dan pemikiran

    (salaamatul uqul), serta kebersihan perilaku (salaamatul amal)

    “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya dan Jika ia buruk, maka buruklah

    seluruh tubuhnya, ia adalah hati. (Muttafaq alahi).

    Imam Ibnu Al Qayyim klasifikasikan ibadah:

    1. Amalan hati, seperti tawakkal kepada Allah, mahabatullah, tawadhu`,

    khusyû`, niat ikhlash, dan lain sebagainya.

    2. Amalan lisan, seperti mengucapkan dua kalimat syahadat, tasbîh,

    istighfar, berdo`a dan lain sebagainya.

    3. Amalan anggota badan, seperti shalat, puasa, jihad, menuntut ilmu,

    berdagang, berladang, dan lain sebagainya.

    Inte

    gras

    i MEMAHAMI HATI

  • Hati Tempatnya Cinta

  • DARI MANA DATANGNYA RASA CINTA : OTAK ATAU HATI Menurut suatu penelitian, cinta berada di otak, bukan di hati.

    Benarkah? Jika benar, bagian otak manakah yang menyimpan cinta?

    Menurut peneliti dari Syracuse University, Profesor Stephanie Ortigue: Terdapat duabelas area pada otak yang bekerja ketika seseorang jatuh cinta. Kedua belas area itu menghasilkan bahan kimia, seperti dopamine, oxytocin, adrenalin, dan vasopression, yang berujung pada euforia (perasaan nyaman atau perasaan gembira secara berlebihan). Rasa cinta juga memengaruhi fungsi psikologi, metafora, dan penilaian fisik. Inilah informasi awal yang ditemukan melalui serangkaian penelitian.

    CINTA SEPERTI APA YANG DIMAKSUD ORTIQUE? Cinta terhadap lawan jenis ?

    Cinta terhadap sesama jenis ? Cinta terhadap orangtua, anak, serta segala sesuatu yang bersifat fisik lainnya?

    ? Dalam menjawab pertanyaan dari mana munculnya cinta itu; sesungguhnya dari otak atau dari hati. Ortigue mengakui sulit menjawabnya secara tepat meskipun dia berpendapat bahwa “cinta asalnya dari otak.” Kata dia, “Contohnya, suatu proses di otak kita bisa menstimulasi hati. Beberapa perasaan dalam hati kita sebetulnya merupakan gejala atas proses yang terjadi di otak.” Barangkali dapat disimpulkan: “Perasaan cinta bermula dari dari otak, lalu mempengaruhi

    suasana hati.”

    HATI : TEMPATNYA CINTA

  • DARI MANA DATANGNYA RASA CINTA : OTAK ATAU HATI

    • Hasil penelitian lain dari Ortigue :

    Adanya peningkatan jumlah darah dalam faktor penumbuh untuk syaraf, yang

    memegang peranan penting dalam cara orang bersosialisasi. dapat

    menumbuhkan apa yang biasa disebut “cinta pada pandangan pertama”. Menurut

    temuan Ortigue “cinta bisa hadir dalam waktu seperlima detik”.

    • Ada bagian otak yang berbeda untuk tipe cinta yang berbeda. Misalnya cinta tulus

    seorang ibu pada anaknya, dipicu oleh aktivitas otak di bagian umum dan pada

    tempat yang berbeda-beda, termasuk otak tengah.

    • Cinta yang bergairah antara kekasih melibatkan area kognitif, bagian yang

    mengharapkan imbalan, dan penilaian fisik.

    Otak dalam bahasa Arab disebut dengan Ad Dimaahg dan Al Mukh. Sebagian ahli kesehatan “akal” tempatnya di “otak”

    para ulama Islam “akal” tempatnya di “hati”. “Mereka mempunyai hati, tapi tidak dipergunakan untuk memikirkan (ayat-ayat Allah)“. (QS. Al-A’raf : 179) “Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yg buta ialah hati yg di dalam dada”. (QS. Al-Hajj : 46)

    HATI : TEMPATNYA CINTA

  • Nabi Saw bersabda, “Hampir-hampir orang-orang kafir

    mengerumuni kalian sebagaimana berkerumunnya di atas

    sebuah tempayan.’ Seseorang berkata, ‘Wahai Rasulullah,

    apakah jumlah kita saat itu sangat sedikit?’ Rasulullah berkata,

    ‘Bahkan kalian saat itu banyak tetapi kalian bagaikan buih di

    atas air. Dan Allah benar-benar akan mencabut rasa ketakutan

    dari hati musuh kalian dan benar-benar Allah akan campakkan ke

    dalam hati kalian (penyakit) al-wahn.’ Seseorang bertanya,

    ‘Apakah yang dimaksud dengan al-wahn wahai Rasulullah?’

    Rasulullah menjawab, ‘Cinta dunia dan takut mati.’

    (HR. Abu Dawud)

    DARI MANA DATANGNYA RASA CINTA : OTAK ATAU HATI

    HATI : TEMPATNYA CINTA

  • DI dlm hati bisa terkandung:

    • Penyakit (QS. Al-Ahzab :32)

    • Rasa takut (QS. Ali- Imran : 151)

    • Getaran (QS. Al-Anfal : 2)

    • Kedamaian (QS. Al-Fath : 4).

    • Cinta dan Kasih sayang

    (QS. Al-Hadid : 27)

    • Kebaikan (QS. Al-Anfal : 70)

    • Iman (QS. Al-Hujurat : 7, 4)

    • Kedengkian (QS. Al-Hasyr : 10)

    • Kufur (QS. Al-Baqarah : 93)

    • Kesesatan (QS. Ali-Imran : 7)

    • Penyesalan (QS. Ali –Imran : 156)

    • Panas hati (QS. At-Tawbah : 15)

    • Keraguan (QS. At-Tawbah : 45)

    • Kemunafikan (QS. At-Tawbah : 77)

    • Kesombongan (QS. Al-Fath : 26)

    DARI MANA DATANGNYA RASA CINTA : OTAK ATAU HATI

    Dr. Ahmad Mubarok, M.A, Jiwa dalam Al-Qur’an (2000 : 113)

    HATI : TEMPATNYA CINTA

  • Sifat dan Keadaan Hati • Keras dan kasar (QS. Ali-Imran : 159)

    • Hati yang bersih (QS. Al-Syuara : 89)

    • Hati yang terkunci mati (QS. Al-Syuara : 24)

    • Hati yang bertaubat (QS. Qaf : 33)

    • Hati yang berdosa (QS. Al-Baqarah : 283)

    • Hati yang terdinding (QS. Al-Anfal : 24)

    • Hati yang tetap tenang (QS. An-Nahl : 106)

    • Hati yang lalai (QS. Al-Anbiya : 3)

    • Hati yang menerima petunjuk Tuhan (QS. Al-Taghabun : 11)

    • Hati yang teguh (QS. Al-Qashash : 10)

    • Hati yang takut (QS. Al-Mu’minun : 60)

    • Hati yang kosong (QS. Ibrahim : 43)

    • Hati yang terbakar (QS. Al-Humazah : 6-7)

    •Hati yang takwa (QS. Al-Hajj : 32)

    •Hati yang buta (QS. Al-Hajj : 46)

    •Hati yang terguncang (QS. An-Nuur : 37)

    •Hati yang sesak (QS. Al-Mu’min : 18)

    •Hati yang tersumbat (QS. Al-Baqarah : 88)

    •Hati yang sangat takut (QS. Al-Naziat : 8)

    •Hati yang condong pada kebaikan (QS. Al-Tahrim : 4)

    •Hati yang lebih suci (QS. Al-Ahzab : 53)

    •Hati yang hancur (QS. At-Tawbah : 110)

    •Hati yang ingkar (QS. An-Nahl : 22)

    “Sesungguhnya di dalam tubuh

    manusia terdapat segumpal daging

    yang jika ia baik, maka baiklah seluruh

    tubuhnya dan Jika ia buruk, maka

    buruklah seluruh tubuhnya, ia adalah hati. (Al-Hadits).

  • BERPIKIR

    (AKAL)

    MELIHAT

    (MATA)

    MERASA

    • CINTA

    • TAKUT

    • PANAS

    • SOMBONG

    • DLL

    PERAN HATI

    “Mereka mempunyai hati, tetapi tidak mereka mergunakan untuk memikirkan (ayat-ayat Allah)“.

    (QS. Al-A’raf : 179)

    “Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam

    dada”.(QS. Al-Hajj : 46)

    “Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah

    dalam hatimu.” (QS. Al-Hujurat : 7)

    “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak

    dari jenis emas, perak…..” (QS. Ali-Imran (3): 14)

    CINTA MENUMBUHKAN KEINDAHAN atau KEINDAHAN MENUMBUHKAN CINTA

  • APA ITU CINTA?

    • Ibnul Qayyim, Ulama kelahiran Damaskus, Suriah (ahli fiqh, ahli Tafsir, ahli hadits, mujtahid) yang dikenal pula sebagai ahli dalam masalah cinta.

    :

    “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan

    tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak

    jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin/ Pendakuan Menuju Allah, 3/9)

    “Cinta yang terpuji adalah cinta yang memberikan manfaat kepada orang

    yang merasakan cinta itu untuk kebahagiaan dunia dan akhiratnya.

    Cinta inilah yang menjadi asas kebahagiaan. Sedangkan cinta bencana adalah cinta

    yang membahayakan pelakunya di dunia maupun akhirat dan membawanya ke

    pintu kenistaan serta menjadikannya asas penderitaan dalam jiwanya.”

  • APA ITU CINTA?

    Cinta itu merangkul ketaaat dan menentang kedurhakaan (Sahal bin Abdullah).

    Cinta adalah masuknya sifat –sifat kekasih pada sifat-sifat yang mencintainya. Maksudnya orang

    yang mencintai selalu memuji-muji yang dicintainya, sehinga orang yang mencintai tenggelam

    dalam ingatan sifat-sifat yang dicintainya dan melupakan segala sifat-sifat dirinya sendiri dan

    persaaqnnya pada sifat- sifat yang dimilikinya. ( Al-Junaid).

    Cinta adalah kesetiaan ( Abu Ali Ahmad Ar-Rudzabari).

    Hakekat cinta ialah jika kamu memberi , maka kamu memberikan semua yang kamu miliki

    kepada orang yang kamu cintai, tanpa tersisa satu sedikitpun untukmu.(Abu Abdullah Al-

    Qusyairi).

    Disebut cinta karena cinta menghapus hati dari ingatan selain yang dicintainya.

    ( Dalf Asy Syibli).

    Cinta harus lebih mengutamakan yang dicintai.(Muhammad bin Ali al-Kattani).

    Setiap cinta mempunyai tujuan . Jika telah hilang tujuan itu, maka hilanglah cinta (Al-Junaid).

    Cinta itu menyesali kesalahan untuk berbuat lurus. (Ahmad bin Atha).

    Cinta yang sekecil sawi lebih saya sukai daripada beribadah tujuh puluh tahun tanpa cinta.

    (Yahya bin Muadz).

  • Menyucikan Hati Menyucikan Cinta

  • MENYUCIKAN HATI

    Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu

    menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mu'min yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat

    adalah penolongnya pula. (QS. At-Tahrim : 4)

    Ibnu Abbas r.a. menceritakan bahwa ketika menginap di rumah Rasulullah Saw, ia pernah mendengar beliau mengucapkan doa berikut:

    “Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, di lidahku cahaya, di pendengaranku cahaya,

    di penglihatanku cahaya. Jadikanlah dibelakangku cahaya, di hadapanku cahaya,

    dari atasku cahaya, dan dari bawahku cahaya.

    Ya Allah berikan kepadaku cahaya.” (HR. Muslim)

  • Cinta dalam Pandangan Islam

  • “Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku (Muhammad Saw), niscaya Allah akan mencintai

    kalian.” (QS. Ali ‘Imran: 31)

    Rasulullah Saw bersabda, “… demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang

    paling takut kepada Allah di antara kalian, dan orang yang paling bertakwa kepada-

    Nya. Tetapi, aku tetap berpuasa dan berbuka, aku mengerjakan shalat dan tidur,

    dan aku pun menikahi wanita. Maka, siapa pun yang tidak suka mengikuti

    sunnahku, berarti ia bukan dari golonganku”

    (HR. Bukhari dan Muslim).

    Rasulullah Saw: Bekerja Berpuasa Shalat Hidup bersosial Membangun peradaban Menikah 1, 2, 3, 4 dll

    CINTA DALAM PANDANGTAN ISLAM

  • Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani empat macam CINTA :

    1.Cinta ibadah. Menyintai dan beribadah kepada Allah sebagaimana Nabi Saw

    juga menyintai dan beribadah kepada-Nya.

    “Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya.”

    (HR. Bukhari dan Muslim)

    2. Cinta syirik. Cinta yang mendua, mentiga, dst Selingkuh?

    “Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-

    tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut

    seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

    CINTA DALAM PANDANGTAN ISLAM

  • 3. Cinta maksiat.

    “Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)

    4. Cinta tabiat.

    Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang

    Idibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat.

    “Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan

    adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (QS. Yusuf ; 8 )

    “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang

    diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,

    perak…..” (QS. Ali-Imran (3): 14)

    (dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114)

    CINTA DALAM PANDANGTAN ISLAM

  • CINTA KEPADA LAWAN JENIS CINTA TABIAT

    “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu wanita-

    wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak…..” (QS. Ali-Imran (3): 14)

    MENYUCIKAN CINTA TABIAT Terhadap lawan jenis : • Tidak melebihi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya

    Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia

    mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan

    kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

    “Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya.”

    (HR. Bukhari dan Muslim)

  • PROBLEM AKIBAT “CINTA”

    “Wahai sekalian pemuda, barang siapa diantara kamu sanggup menikah, maka nikahlah, karna nikah itu akan menundukan pandangan dan

    menjaga kemaluan. Dan barang siapa tidak sanggup, maka berpuasalah, karna puasa akan menjadi perisai baginya.” (HR Bukhari)

  • ALASAN MENYINTAI LAWAN JENIS

    Karena akhlak dan ketaatan agamanya “Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih) “Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (HR. At-Tirmizy) Saling menyintai karena takwa “Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

  • MEMANTASKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN PASANGAN YANG SOLEH/SOLEHAH

    ”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan

    laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula),

    dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan

    laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).

    Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh

    mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang

    mulia (surga).”(QS.An-Nuur:26).

  • Erich Fromm (1900-1980) - psikoanalis dan filosofi Jerman :

    Unsur2

    CINTA

    Perhatian (Care)

    Tanggung jawab (Responsibility)

    Rasa Hormat (Respect)

    Pengetahuan (Knowledge)

    Cinta adalah perhatian aktif pada kehidupan dan pertumbuhan dari apa yang kita cintai.

    Tanggungjawab dalam arti sesungguhnya adalah suatu tindakan yang sepenuhnya bersifat sukarela. Bertanggungjawab berarti mampu dan siap menganggapi.

    Rasa hormat bukan merupakan perasaan takut dan terpesona. Rasa hormat merupakan kemampuan untuk melihat seseorang sebagaimana adanya, menyadari individualitasnya yang unik. Rasa hormat berarti kepedulian bahwa seseorang perlu tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya.

    Pengetahuan yang menjadi satu aspek dari cinta adalah pengetahuan yang tidak bersifat eksternal, tetapi menembus hingga ke intinya. Perhatian, tanggungjawab, rasa hormat dan pengetahuan mempunyai keterkaitan satu sama lain.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Jerman

  • • Menjaga dan melindungi

    • Berlaku adil

    • Sabar

    • Pemaaf tetapi tegas

    • Mendidik dan membimbing

    • Menghormati

    • Rendah hati

    • Dermawan

    • Berani

    • Memuliakan

    • Memberikan rasa nyaman

    • Perhatian

    • Menjaga nama baik

    • Mendoakan kebaikan

    • Tabah

    • Konsisten

    • Berkemauan kuat

    • Menjauhi sikap egois

    • Memberikan kepercayaan

    • Menginspirasi

    • Memotivasi

    dll

    CINTA MENELADANI NABI SAW

    Cinta atau kasih sayang Nabi Saw mengandung nilai-nilai konstruktif, seperti:

    Rasulullah Saw bersabda, “…

    demi Allah, sesungguhnya aku

    adalah orang yang paling takut

    kepada Allah di antara kalian, dan

    orang yang paling bertakwa

    kepada-Nya. Tetapi, aku tetap

    berpuasa dan berbuka, aku

    mengerjakan shalat dan tidur, dan

    aku pun menikahi WANITA.

    Maka, siapa pun yang tidak suka

    mengikuti sunnahku, berarti ia

    bukan dari golonganku”

    (HR. Bukhari dan Muslim).

    “Sebaik-baik kalian ialah orang yang paling baik perilakunya terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik dari kalian dalam memperlakukan istriku.”

    (HR. At- Turmudzi)

  • Pernikahan: Solusi Menghadapi Persoalan Cinta

  • “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu wanita-

    wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak…..” (QS. Ali-Imran (3): 14)

    “Wahai sekalian pemuda, barang siapa diantara kamu sanggup menikah, maka nikahlah, karna nikah itu akan menundukan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan

    barang siapa tidak sanggup, maka berpuasalah, karna puasa akan menjadi perisai baginya.” (HR Bukhari)

    PERNIKAHAN: SOLUSI MENGHADAPI PERSOALAN CINTA

    ANTARA MASALAH DAN SOLUSI

  • SERUAN AGAR MENIKAH

    Rasulullah Saw bersabda, “… demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling

    takut kepada Allah di antara kalian, dan orang yang paling bertakwa kepada-Nya.

    Tetapi, aku tetap berpuasa dan berbuka, aku mengerjakan shalat dan tidur, dan aku

    pun menikahi WANITA. Maka, siapa pun yang tidak suka mengikuti sunnahku, berarti

    ia bukan dari golonganku” (HR. Bukhari dan Muslim).

    ”Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami

    memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat melainkan dengan

    izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab. ” (QS. Ar-Ra’d : 38).

  • KEUTAMAAN MENIKAH

    Mendatangkan ketenangan

    “Dan di antara tanda-tanda (Akebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan

    pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung

    dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa

    kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat

    tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (qs. Ar-Rum : 21)

    Orang yang menikah karena memahami tujuan nikah orang berpikir

    Orang yang tidak menikah padahal sudah memenuhi syarat-syaratnya

    Orang yang belum menikah padahal sudah memenuhi syarat-saratnya

    bahkan mampu secara finansial dan memiliki usia yang sudah melebihi

    cukup

  • KEUTAMAAN MENIKAH

    Menjaga pandangan dan kemaluan

    “Wahai sekalian pemuda, barang siapa diantara kamu sanggup menikah, maka

    nikahlah, karna nikah itu akan menundukan pandangan dan menjaga

    kemaluan. Dan barang siapa tidak sanggup, maka berpuasalah, karna puasa

    akan menjadi perisai baginya.” (HR Bukhari)

    “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan

    kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-

    orang yang bertakwa. (QS. Al Furqan: 74)

  • KEUTAMAAN MENIKAH

    Dikayakan

    “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang

    yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba

    sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan mengkayakan

    kalian dengan karunianya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha

    Mengetahui." (QA. An-Nuur 32)

    “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan

    juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-

    laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan

    kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya),

    Maha Mengetahui.” (QS. An-Nuur : 32]

  • KEUTAMAAN MENIKAH

    Menyempurnakan agamanya

    "Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh

    imannya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam

    memelihara yang separuhnya lagi.’ (HR. Al-Baihaqi dan Al-Hakim)

    “Barangsiapa yang dikaruniai oleh Allah dengan wanita (isteri)

    yang shalihah, maka sungguh Allah telah membantunya untuk

    melaksanakan separuh agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa

    kepada Allah dalam menjaga separuhnya lagi.” (HR. Thabrani)

  • KEUTAMAAN MENIKAH

    Ditolong Allah

    “Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan

    Allah: (1) mujahid fi sabilillah (orang yang berjihad di jalan Allah),

    (2) budak yang menebus dirinya supaya merdeka, dan (3) orang

    yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya.” (HR.

    Ahmad, an-Nasa-i (VI/61), at-Tirmidzi, Ibnu Majah

  • Sebagai pakaian

    Mereka (istri-istri) adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah

    pakaian bagi mereka.” (QS. Al Baqarah : 187)

    Mendapatkan limpahan pahala

    Dari Abu Dzarr, Rasulullah bersabda:

    Bagaimana pendapat kalian seandainya ia melampiaskan

    syahwatnya terhadap sesuatu yang haram, apakah dia

    mendapatkan dosa? Maka demikianlah pula jika ia

    melampiaskannya kepada hal yang halal, maka ia akan

    mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

    KEUTAMAAN MENIKAH

  • 1) Memantapkan niat untuk bisa segera menikah sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.

    “Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung dari apa yang diniatkan” (Hadits).

    “Jika seorang hamba menikah, sesungguhnya ia telah

    menyempurnakan setengah agamanya. Oleh karena itu bertaqwalah kepada Allah untuk menyempurnakan sebagian yang lain”(HR.Al-Baihaqi)

    2) Bersungguh-sungguh berdoa kepada-Nya dan

    memperbanyak shalat hajat. “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan”. (QS. Al-Mu'min: 60).

    KIAT UNTUK MEMPEROLEH JODOH

  • 3) Memperbaiki diri dengan memperbanyak amal shalih dan berusaha menjadi hamba yang berakhlak mulia.

    “Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji. Dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. An-Nur : 26

    4) Menitikberatkan kriteria calon istri atau suami secara benar. “Janganlah kalian mengawini wanita karena kecantikanya,

    mungkin kecantikanya itu bisa mencelakakan. Dan janganlah kamu mencintai wanita karena hartanya, mungkin hartanya itu bisa menyombongkan. Akan tetapi kawinilah mereka karena agamanya, sesungguhnya seorang budak yang hitam warna kulitnya tetapi beragama itu lebih baik”.(HR. Muslim)

    "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan itu adalah wanita yang salehah." (HR. Muslim)

    KIAT UNTUK MEMPEROLEH JODOH

  • 5) Berkumpul dengan orang-orang shalih dan senang mengunjungi tempat-tempat yang baik. Di antara tempat yang baik itu adalah majelis dzikir. Abu Hazzan 'Atha' pernah ditanya, "Apakah majelis dzikir itu?" Beliau menjawab, "Yaitu majelis tentang halal dan haram. Majelis yang mengajari bagaimana kamu shalat, puasa, menikah, talak, dan bagaimana kamu berjual-beli." Lingkungan pergaulan yang baik menjadi variabel dalam mendapatkan jodoh yang baik pula.

    KIAT UNTUK MEMPEROLEH JODOH

  • 6) Minta tolonglah kepada orangtua/wali/ustadz atau yang dianggap tepat agar

    dicarikan jodoh yang baik. Apalagi, dalam ajaran Islam persoalan jodoh bukan hanya menjadi tanggung jawab sendiri, tetapi juga menjadi bagian dari tanggung jawab orangtua/wali.

    “Dan kawinkanlah orang bersendirian (belum kawin) di antara kamu.”(QS. An-Nur : 32).

    7) Melalui biro jodoh islami. Biro jodoh islami dapat menjadi

    alternatif untuk mencari jodoh yang dianggap baik.

    KIAT UNTUK MEMPEROLEH JODOH

  • 8) Ta’aruf. Secara harfiah, ta'aruf berarti “perkenalan”. Dalam konteks ini, istilah ta’aruf adalah suatu cara untuk mengenal calon istri atau suami sesuai ketentuan syar’i. Di antara ketentuan itu adalah: •Harus ditemani oleh lelaki muhrim dari perempuan (tidak berdua-duaan). •Adanya keterbukaan dan kejujuran dari kedua belah pihak mengenai kekurangan dan kelebihan masing-masing. •Memiliki niatan untuk bisa segera menikah. •Saling menjaga rahasia seandainya pernikahan tidak jadi – karena ketidakcocokan dan lain sebagainya – dan ikhlas menerima seandainya pernikahan belum/tidak terlaksana. •Berbaik sangka kepada Allah. •Seiring dengan proses ta’aruf, hendaknya memperbanyak shalat istikharah, memohon kepada Allah agar diberi petunjuk terbaik dalam menentukan pilihan. Shalat istikharah bertujuan untuk memperoleh kemantapan dalam menentukan pilihan, baik melalui kecenderungan hati, melalui tabir mimpi, atau isyarat-isyarat tertentu.

    KIAT UNTUK MEMPEROLEH JODOH

  • TA’ARUF

    Secara bahasa ta’aruf bisa bermakna ‘berkenalan’ atau ‘saling mengenal’. Asalnya berasal dari akar kata ta’aarafa. “Dari Anas bin Malik bahwa Al-Mughirah bin Syu’bah ingin menikah seorang wanita, maka Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – berkata kepadanya, “Pergi lalu lihatlah dia, sesungguhnya hal itu menimbulkan kasih sayang dan kedekatan antara kalian berdua.” (HR. Ibnu Majah) Jangan berkhalwat (berdua-duaan) ketika proses ta’aruf. Nabi Saw menegaskan, “Dan janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali jika sang wanita bersama mahramnya (HR. Bukhari dan Muslim 13) “Tidaklah seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali setan adalah orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban) Jangan ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan wanita bukan mahram)

  • 1. Shalat istikharah.

    2. Tentukan waktu dan tempat pertemuan yang ditemani dengan orang-orang

    terpercaya seperti ustadz, ustadzah atau/dan yang lainnya.

    3. Saling mengajukan pertanyaan dan menjawab secara bergantian untuk

    memperoleh informasi yang cukup atau dianggap perlu.

    4. Menentukan waktu ta’aruf dengan keluarga akhwat.

    5. Keluarga Ikhwan boleh mengundang silaturahim akhwat ke rumahnya

    6. Menentukan waktu khitbah (lamaran). Jarak waktu antara ta’aruf dengan

    khitbah, sebaiknya tidak terlalu lama khawatir menimbulkan fitnah.

    TA’ARUF

  • Menurut Syaikh Fuad Shalih (2006 : 179) :

    • P enyebab utama ketidakharmonisan atau kegagalan berumahtangga adalah karena sejak awal pasangan suami-istri tidak menetapkan konsep tentang kebahagiaan rumahtangga, tidak menetapkan sarana yang dapat mengantarkan mereka ke tujuan tersebut, serta tidak mengerahkan seluruh daya untuk mencapainya.

    • Kebahagiaan rumahtangga laksana tanaman yang berbuah, ia tumbuh setelah ditanam, disiram, dan dirawat. Kebahagiaan rumahtangga bukanlah berkat tiadanya perselisihan antara suami-istri, melainkan karena keberhasilan mengatasinya. Kebahagiaan rumahtangga bersumber pada perlakuan yang baik di antara suami-istri.

    • Bersikap realistis dalam memahami karakteristik kehidupan berumahtangga. Karakteristik tersebut adalah tiadanya kesempurnaan antara sifat atau watak suami di mata istri, dan sifat atau watak istri di mata suami. Oleh sebab itulah keduanya tidak boleh berharap berlebihan mengenai terwujudnya suatu gambaran keharmonisan hidup berumahtangga secara sempurna.

    MANAJEMEN CINTA MEMBANGUN KEBAHAGIAAN RUMAHTANGGA

  • • Pasangan suami-istri yang mempunyai keberagamaan yang baik, membuat satu sama lain merasa lebih tenteram. Mereka saling mengasihi, menghormati, saling percaya untuk menjaga rahasia dan nama baik diri sendiri dan keluarga, merawat dan mendidik anak, menjaga harta, serta menjalin hubungan baik dengan orangtua/mertua dan saudara kandung/ipar.

    • Membangun kebahagiaan rumahtangga yang didasari agama akan berlangsung secara langgeng. Agama adalah pelita bagi akal dan hati. Dengan agamalah akal mampu memandang kebenaran sejati sehingga hati pun menjadi tenang dan tenteram dalam menjalani kehidupan berumahtangga.

    • Membangun rumahtangga yang cuma mengandalkan fisik (tetampanan atau kecantikan), materi, atau ukuran keduniawian lain merupakan rumahtangga yang dibangun di atas fondasi yang rapuh, labil, karena mengikuti keinginan nafsu destruktif. Cepat atau lambat, kebahagiaan semacam itu akan memudar, bahkan hilang sama sekali karena disandarkan pada sesuatu yang fana. Ingatlah, hawa nafsu selalu mendorong manusia dalam ketidakpuasan dan ketidakpastian.

    MANAJEMEN CINTA MEMBANGUN KEBAHAGIAAN RUMAHTANGGA

  • PRINSIP DASAR MEMBANGUN KEBAHAGIAAN RUMAHTANGGA

    • Menempatkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai kecintaan tertinggi suami dan istri, serta menjadikan kehidupan keluarga sebagai ladang beribadah kepada-Nya.

    “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6.

    • Membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam berumahtangga, baik pengetahuan agama maupun pengetahuan umum. Pengetahuan agama dapat diteladani dari kehidupan Rasulullah Saw.

    “Sebaik-baik kalian ialah orang yang paling baik perilakunya terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik dari kalian dalam memperlakukan istriku.” (HR. At- Turmudzi)

    Kini sudah banyak buku tentang psikologi keluarga, mengelola keuangan keluarga, menata rumah, masak memasak, kesehatan, dan yang lainnya sebagai pengetahuan umum dalam berumahtangga.

  • • Bekerjasama dalam menunjukkan dan mendukung peran serta tanggung jawab masing-masing, seperti:

    Saling menjaga kemesraan, cinta, dan kasih sayang dengan pasangan (suami-istri).

    “Dan hubungan sebadanmu dengan istrimu adalah sedekah.” (HR. Ahmad)

    “Bila seorang wanita telah menunaikan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga kesucian

    farjinya, dan mentaati suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke surga dari delapan pintu

    surga yang manapun yang engkau suka.”(HR Ahmad)

    Saling menciptakan hubungan yang hangat antara suami dan istri atau orangtua dan anak melalui

    komunikasi dua arah yang baik dan efektif.

    Rasulullah Saw pernah ditanya, “Apa hak istri kita yang wajib kita penuhi?” Rasul menjawab, “Kamu

    memberi makan kepadanya apabila kamu makan. Kamu memberi pakaian kepadanya apabila kamu

    berpakaian. Jangan kamu pukul wajahnya. Jangan kamu cela dan jangan kamu pisah ranjang kecuali dalam

    rumah” (HR Ahmad)

    Saling menjaga kehormatan dan nama baik suami-istri (orangtua) dan anak (keluarga). Misalnya tidak

    membeberkan kekurangan suami atau istri pada orang lain – termasuk pada orangtua atau mertua –,

    menjaga harga diri anak di hadapan teman-temannya, menumbuhkan kepercayaan diri, dan yang lainnya.

    “Termasuk dosa besar ialah seseorang memaki orang tuanya." Ada seseorang bertanya: Adakah seseorang

    akan memaki orang tuanya. Beliau bersabda: "Ya, ia memaki ayah orang lain, lalu orang lain itu memaki

    ayahnya dan ia memaki ibu orang lain, lalu orang itu memaki ibunya”.(HR Bukhari)

    PRINSIP DASAR MEMBANGUN KEBAHAGIAAN RUMAHTANGGA

  • Saling memberikan dukungan terhadap suami, istri, dan anak dalam menjalankan peran serta tanggung jawab masing-masing. Misalnya memberi penghargaan – walau sekadar pujian – terhadap anggota keluarga yang menjalankan tugasnya secara baik. Tidak melecehkan anggota keluarga yang sudah berusaha dalam menjalankan perannya tetapi hasilnya jauh dari yang diharapkan. Melainkan memberikan dorongan agar bisa memperbaiki atau meningkatkan kinerjanya.

    “Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya, dan pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”(HR Bukhari).

    Memberikan pendidikan pada anak agar menjadi anak yang shalih dan taat dalam menjalankan agamanya.

    “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13).

    “Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)”. (HR At-Tirmidzi)

    Mempersiapkan anak dengan keahlian di bidang tertentu agar kelak menjadi manusia yang mampu hidup mandiri, bertanggung jawab, bahkan bisa memberi manfaat bagi orang banyak.

    “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak mamfaatnya bagi orang

    lain." (HR. At-Tabrānī)

    PRINSIP DASAR MEMBANGUN KEBAHAGIAAN RUMAHTANGGA

  • TERIMAKASIH

    Wassalam

  • CEMBURU ITU PERLU “Tiga orang yang tidak akan Allah lihat mereka pada hari kiamat: Orang yang durhaka

    kepada kedua orang tuanya, wanita tomboi, dan lelaki dayuts.” (HR. Ahmad, Nasai).

    “Lelaki dayuts yang membiarkan perbuatan keji pada keluarganya.” (Musnad Ahmad).

    Nabi Saw bersabda, “Bahwa Allah ta’ala ketika menciptakan surga, Dia berfirman:

    ‘Demi keagungan dan kebesaran-Ku, tidak akan ada yang bisa memasukimu (surga),

    orang yang bakhil, pendusta, dan dayuts.” Dayuts adalah orang yang tidak memiliki rasa

    cemburu.

    Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin memliki rasa cemburu, dan Allah

    juga cemburu. Cemburunya Allah adalah ketika ada seorang hamba melakukan apa yang

    Dia haramkan untuknya.”

    CEMBURU BUTA VS CEMBURU MELEK

    “…… Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena

    mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya

    kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa : 19)

    SABAR DENGAN SEGALA COBAAN

  • TALAQ DAN CERAI Islam tidak serta merta memisahkan suami dan istri melalui talak, tapi masih memberikan waktu dan kesempatan bagi suami untuk berpikir ulang sebelum memutuskan. Waktu menunggu inilah yang disebut dengan masa idah. Kata 'idah' berasal dari bahasa Arab yang berarti "hitungan". Menurut syara ialah masa menunggu bagi perempuan yang dicerai oleh suaminya, apakah karena cerai hidup atau cerai mati. Masa idah hanya berlaku bagi perempuan yang sudah digauli suaminya. Sedangkan perempuan yang dicerai suaminya sebelum digaulinya tidak mengharuskan adanya idah. "Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah : 229). Sebagian ulama mengatakan, berhubungan suami istri di masa idah adalah halal merupakan tanda rujuk yang dilakukan suami baik dengan niat ataupun tidak, karena dalam talak raj'i (dapat kembali) status perempuan masih istri suaminya. Suami masih harus menafkahi istrinya dan mereka masih saling mewarisi hingga habis masa idahnya. Rujuk tersebut hanya berlaku dalam talak raj'i serta pada masa idah. Jika talak itu adalah talak yang ketiga kalinya (talak ba`in) atau sudah habis masa idah istri, maka tidak boleh lagi dilakukan rujuk. Wallahu a'lam bish shawab. “Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 230) Suami kedua harus berhubungan (bersetubuh) dengannya, kalau tidak ada jima’ di antara keduanya, maka hal itu tidak halal untuk suami pertama. Pendapati seperti ini telah disepakati para ulama. Dalil hal tersebut berdasarkan sunnah yang diriwayatkan oleh Bukhori, 2639 dan Muslim, 1433 dari Aisyahradhiallahu’anha. “Bahwa Rifa’ah telah menceraikan istrinya dengan talak tiga, kemudian (istrinya) setelah itu menikah dengan Abdurrahman bin Zubair. Sementara beliau mengaku belum dikumpuli dan ingin cerai dengannya agar dapat kembali ke suami yang pertama. Maka Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda kepadanya, "Apakah anda ingin kembali ke Rifa’ah? Tidak (bisa), sampai anda menikmati madunya dan dia menikmati madu anda." An-Nawawi rahimahullah berkata,‘Sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ‘Tidak, sampai anda menikmati madunya dan dia menikmati madu anda’ adalah kiasan dari berjimak (bersetubuh), diperumpamakan kenikmatannya dengan kenikmatan dan manisnya madu.

  • (Drs. Muhammad Thalib, “20 Perilaku Durhaka Suami Terhadap Istri”, Irsyad Baitus Salam, 1997 (cetakan ke-5) ) •Kedudukan sosial istri lebih lebih tinggi daripada kedudukan suami, •Istri lebih kaya dari suami, •Istri lebih pandai dari suami, •Watak istri lebih keras dari suami, •Istri berasal dari lingkungan budaya yang menempatkan perempuan lebih berkuasa daripada suami, •Istri tidak mengerti tuntunan agama yang menempatkan istri dan suami pada ketentuan yang sebenarnya.

    1. Mengabaikan Wewenang Suami. 2. Menentang Perintah Suami. 3. Enggan Memenuhi Kebutuhan Seksual Suami. 4. Tidak Mau menemani Suami Tidur. 5. Memberatkan Beban Belanja Suami. 6. Tidak Mau Bersolek Untuk Suaminya. 7. Merusak kehidupan Agama Suami. 8. Mengenyampingkan Kepentingan Suami 9. Keluar Rumah Tanpa Izin Suami. 10. Melarikan Diri Dari Rumah Suami 11. Menerima Tamu Laki-laki Yang Tidak Disukai Suami. 12. Tidak Menolak Jamahan Lelaki Lain. 13. Tidak Mau merawat Ketika Suami Sakit. 14. Puasa Sunnah Tanpa Izin Saat Suami Di Rumah. 15. Menceritakan Seluk Beluk Fisik Wanita Lain Kepada Suami. 16. Menolak Kedatangan Suami Bergilir Kepadanya. 17. Mentaati Perintah Orang Lain Di Rumah Suaminya. 18. Menyuruh Suami Menceraikan Madunya 19. Minta Cerai Tanpa Alasan Yang Sah. 20. Mengambil Harta Suami Tanpa Izinnya.

    20 perilaku durhaka istri terhadap suami:

    10 Perilaku Durhaka Suami Terhadap Istri :

    1. Tidak mau melunasi hutang mahar.. 2. Menarik kembali mahar tanpa keridhaan

    istri. 3. Menelantarkan belanja istri. 4. Melanggar persyaratan istri atau

    keluarganya. 5. Tidak menyediakan tempat tinggal 6. Tidak memberi kebutuhan seksual istri. 7. Menyenggamai istri pada waktu haid. 8. Memperlakukan istri dengan kasar. 9. Membiarkan istri membuat nusyuz.

    (melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat menyakiti hati suami)

    10. Mengajak istri berbuat dosa.

    Beberapa Faktor yang Bisa Menyebabkan Perilaku Istri Mendurhakai Suami

  • Hukum Asal Wanita Meminta Cerai

    Nabi Saw bersabda: "Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya untuk dicerai tanpa kondisi mendesak maka haram baginya bau surga" (HR. Abu Dawud, At-Thirmidzi, bnu Maajah)

    Sebab-Sebab Dibolehkan Khulu‘ (Pisah) dari Suami

    1. Jika sang suami sangat nampak membenci sang istri, akan tetapi sang suami sengaja tidak ingin menceraikan sang istri agar sang istri menjadi seperti wanita yang tergantung

    2. Akhlak suami yang buruk terhadap sang istri, seperti suka menghinanya atau suka memukulnya. 3. Agama sang suami yang buruk, seperti sang suami yang terlalu sering melakukan dosa-dosa, seperti minum khomr, berjudi,

    berzina, atau sering meninggalkan sholat, suka mendengar music, dll 4. Jika sang suami tidak menunaikan hak utama sang istri, seperti tidak memberikan nafkah kepadanya, atau tidak membelikan

    pakaian untuknya, dan kebutuhan-kebutuhan primer yang lainnya, padahal sang suami mampu. 5. Jika sang suami ternyata tidak bisa menggauli istrinya dengan baik, misalnya jika sang suami cacat, atau tidak bisa

    melakukan hubungan biologis, atau tidak adil dalam mabit (jatah menginap), atau tidak mau atau jarang memenuhi kebutuhan biologisnya karena condong kepada istri yang lain

    6. Jika sang wanita sama sekali tidak membenci sang suami, hanya saja sang wanita khawatir tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai istri sehingga tidak bisa menunaikan hak-hak suaminya dengan baik. Maka boleh baginya meminta agar suaminya meridoinya untuk khulu', karena ia khawatir terjerumus dalam dosa karena tidak bisa menunaikan hak-hak suami

    7. Jika sang istri membenci suaminya bukan karena akhlak yang buruk, dan juga bukan karena agama suami yang buruk. Akan tetapi sang istri tidak bisa mencintai sang suami karena kekurangan pada jasadnya, seperti cacat, atau buruknya suami (Silahkan lihat Roudhotut Toolibiin 7/374, dan juga fatwa Syaikh Ibn Jibrin rahimahullah di http://islamqa.info/ar/ref/1859)