BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis...

17
14 BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan Komposisi Penyusunan komposisi musikalisasi puisi Pada Hujan Dalam Akuterbagi menjadi empat komposisi. Masing-masing bagian disusun berdasarkan puisi milik Sapardi Djoko Damono. Komposisi pertama berjudul “Pada Suatu Hari Nanti”, yang diikuti oleh “Hujan Bulan Juni”, “Dalam Diriku”, dan “Aku Ingin” sebagai penutup dari musikalisasi puisi. Judul “Pada Hujan Dalam Aku” penulis ambil dari penggalan kata pertama dari puisi yang akan penulis musikalisasikan, sehingga terbentuklah satu kalimat utuh yang menjadi judul dalam skripsi penulis. Dari keempat komposisi yang penulis susun hanya satu yang berlirik yaitu komposisi “Aku ingin” alasannya karena penulis ingin memperdengarkan langsung syair puisinya kepada audience dengan harapan audience dapat mengerti dan memahami makna sesungguhnya. Sebaliknya ketiga komposisi yang lain penulis susun dengan mengambil makna, pesan, dan suasana sehingga berbentuk instrumental. Instrumen yang akan digunakan adalah: violin, cello, gitar akustik, vibraphone, gitar elektrik, bass elektrik, drum set, piano, dan cymbals. B. Analisis Puisi dan Struktur Musikal Komposisi musikalisasi puisi Pada Hujan Dalam Aku” tidak memiliki bentuk yang baku, atau bisa disebut sebagai free form. Komposisi pertama sampai ketiga penulis akan menginterpretasikannya melalui makna, pesan, suasana, dan kata yang tertera dan tersurat dalam puisi yang bersangkutan, sedangkan untuk komposisi yang terakhir penulis sengaja memasukan syair dari puisi yang bersangkutan untuk dijadikan lirik kedalam komposisinya. Pemaparan analisis musikal komposisi musikalisasi puisi Pada Hujan Dalam Aku” dalam format ansambel musik sebagai berikut:

Transcript of BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis...

Page 1: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

14

BAB III

ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI

A. Penyusunan Komposisi

Penyusunan komposisi musikalisasi puisi “Pada Hujan Dalam Aku”

terbagi menjadi empat komposisi. Masing-masing bagian disusun

berdasarkan puisi milik Sapardi Djoko Damono. Komposisi pertama berjudul

“Pada Suatu Hari Nanti”, yang diikuti oleh “Hujan Bulan Juni”, “Dalam

Diriku”, dan “Aku Ingin” sebagai penutup dari musikalisasi puisi. Judul

“Pada Hujan Dalam Aku” penulis ambil dari penggalan kata pertama dari

puisi yang akan penulis musikalisasikan, sehingga terbentuklah satu kalimat

utuh yang menjadi judul dalam skripsi penulis. Dari keempat komposisi yang

penulis susun hanya satu yang berlirik yaitu komposisi “Aku ingin” alasannya

karena penulis ingin memperdengarkan langsung syair puisinya kepada

audience dengan harapan audience dapat mengerti dan memahami makna

sesungguhnya. Sebaliknya ketiga komposisi yang lain penulis susun dengan

mengambil makna, pesan, dan suasana sehingga berbentuk instrumental.

Instrumen yang akan digunakan adalah: violin, cello, gitar akustik,

vibraphone, gitar elektrik, bass elektrik, drum set, piano, dan cymbals.

B. Analisis Puisi dan Struktur Musikal

Komposisi musikalisasi puisi “Pada Hujan Dalam Aku” tidak memiliki

bentuk yang baku, atau bisa disebut sebagai free form. Komposisi pertama

sampai ketiga penulis akan menginterpretasikannya melalui makna, pesan,

suasana, dan kata yang tertera dan tersurat dalam puisi yang bersangkutan,

sedangkan untuk komposisi yang terakhir penulis sengaja memasukan syair

dari puisi yang bersangkutan untuk dijadikan lirik kedalam komposisinya.

Pemaparan analisis musikal komposisi musikalisasi puisi “Pada Hujan

Dalam Aku” dalam format ansambel musik sebagai berikut:

Page 2: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

15

1. "Pada Suatu Hari Nanti"

Puisi ini menceritakan tentang seseorang yang menuliskan pesan untuk

masa depan dimana dirinya akan mati sehingga tidak akan ada orang yang

akan mengingat dia lagi tetapi dia akan selalu mengingat orang-orang yang

dia sayangi. Puisi ini mengandung rima baris dengan pola AAAA, rima ini

biasa disebut sebagai rima sama bunyi. Puisi ini terdiri dari tiga bait yang

masing masing bait terdiri dari empat baris. Berikut syair puisinya:

Pada suatu hari nanti

Jasadku tak akan ada lagi

Tapi dalam bait bait sajak ini

Kau tak akan kurelakan sendiri

Pada suatu hari nanti

Suaraku tak terdengar lagi

Tapi diantara larik larik sajak ini

Kau akan tetap kusiasati

Pada suatu hari nanti

Impianku pun tak dikenal lagi

Namun disela sela huruf sajak ini

Kau tak akan letih letihnya kucari

Diksi adalah susunan kata terpilih dari teks puisi, atau bentuk susunan

suara indah yang mampu menghadirkan jiwa, makna, dan semangat tertentu

dalam perwujudan seni baca puisi1. Pemilihan kata yang digunakan oleh

Sapardi Djoko Damono termasuk yang mudah untuk dipahami, sebagai

contoh pada kalimat "Pada suatu hari nanti" pembaca mengerti maksud dari

puisi ini yang menceritakan waktu yang akan datang. Lalu pada kalimat

"Jasadku tak akan ada lagi" yang pasti tokoh "ku" akan mati, dan begitu

1 Salad, 6.

Page 3: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

16

seterusnya mudah dipahami karena kata katanya lebih ke makna sebenarnya.

Pada puisi ini terdapat majas Metafora. Metafora adalah bahasa kiasan seperti

perbandingan, hanya saja tidak menggunakan kata-kata perbandingan.

Metafora itu melihat sesuatu dengan perantara benda yang lain2. Majas

Metafora tersebut terdapat di dalam kalimat:

I. Tapi dalam bait bait sajak ini

Kau tak akan kurelakan sendiri

II. Tapi diantara larik-larik sajak ini

Kau akan tetap kusiasati

III. Namun disela sela huruf sajak ini

Kau tak akan letih-letihnya kucari

Pada kata-kata tersebut menggunakan majas Metafora, karena

mengumpamakan sesuatu dengan larik, bait dalam sajak. Instrumen yang

penulis gunakan untuk komposisi "Pada Suatu Hari Nanti" antara lain gitar

satu dan dua, elektrik bass, piano, violin dan cello. Komposisi ini memiliki

bentuk free form/bentuk bebas dengan pola A – B – C – B’. Penulis

menggambarkan rasa sedih dan kehilangan tersebut melalui tangga nada E

minor dengan sukat 6/8, pada bagian ini gitar satu memulai introduksi

sebanyak delapan birama direspon dengan gitar dua sebagai melodi utama

pada birama sembilan. Pada frase ini menggambarkan kesedihan dan

kehilangan yang diwakilkan dengan melodi pada gitar dua.

Notasi 3.1 Melodi utama "Pada Suatu Hari Nanti"

2 Becker, (1978), 317.

Page 4: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

17

Gitar satu berfungsi sebagai rythm yang polanya akan terus sama sampai

selesai. Bagian ini dilanjutkan dengan pola yang sama sampai dengan birama

24, pada birama 17 bass elektrik merespon untuk menambah kesan

kehilangan yang dalam. Memasuki birama 25 terjadi modulasi ke dalam

tangga nada E Mayor disini penulis ingin menyampaikan rasa keabadian dan

rasa sayang sehingga suasananya pun berbeda dengan frase introduksi.

Notasi 3.2 Modulasi ke dalam tangga nada E Mayor "Pada Suatu Hari Nanti"

Bagian ini terasa lebih terang, hangat, dan ada harapan. Pada bagian ini

penulis mengolah melodi dan harmoni yang di bunyikan ke instrumen piano.

Notasi 3.3 Suasana hangat pada piano (birama 25) "Pada Suatu Hari Nanti"

Page 5: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

18

Memasuki bagian C, tangga nada berubah kembali menjadi E minor. Pada

bagian ini penulis menggunakan teknik komposisi contrary motion yang

dimainkan oleh violin dan cello.

Notasi 3.4 Contrary Motion Violin dan Cello "Pada Suatu Hari Nanti"

Bagian B' terjadi modulasi yang kedua kali kedalam tangga nada A

Mayor. Bagian ini adalah penutup dari komposisi "Pada Suatu Hari Nanti".

Notasi 3.5 Modulasi ke dalam tangga nada A Mayor "Pada Suatu Hari Nanti"

Bagian introduksi menggunakan progresi akord vi – V – IV - iii yang

diulang-ulang hingga birama 24. Sedangkan pada bagian modulasi ke dalam

tangga nada E Mayor penulis menggunakan akord I – vi – IV – iii – ii – V.

Komposisi ini banyak menggunakan progresi akord yang sederhana dan

mudah untuk didengar.

Page 6: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

19

2. "Hujan Bulan Juni"

Puisi ini menceritakan tentang perasaan orang yang sabar meskipun harus

memendam rasa. Rasa sabar itu tertuang dalam kata tabah, bijak dan arif.

Puisi ini mengandung majas Personifikasi adalah majas yang mengibaratkan

benda mati memiliki sifat seperti manusia, dalam puisi ini hujan seolah-olah

memiliki sifat tabah, bijak, dan arif seperti manusia. Berikut syair puisinya:

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan Juni

Dihapuskannya jejak jejak kakinya

Yang ragu-ragu dijalan itu

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan

Diserap akar pohon bunga itu

Selain majas Personifikasi, puisi ini juga mengandung gaya bahasa

repetisi, yang terdapat pada kalimat, "Dari hujan bulan Juni", masing-masing

bait terdapat kalimat ini disetiap baris keduanya.

Terdapat rima pada puisi "Hujan Bulan Juni", yang dapat diidentifikasi

berupa aliterasi, yaitu perulangan bunyi. Perulangan bunyi /n/ terdapat pada

baris "Hujan Bulan Juni", masing-masing kata dalam baris tersebut

mengandung huruf /n/. Perulangan bunyi /r/ terdapat pada baris

"Dirahasiakan rintik rindunya", masing-masing kata tersebut adalah rahasia,

rintik, dan rindu sama-sama diawali dengan huruf /r/. Tetapi perulangan

Page 7: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

20

bunyi /r/ lebih terasa pada baris terakhir, "Dibiarkannya yang tak terucapkan,

Diserap akar pohon bunga itu".

Puisi ini terdiri dari tiga bait yang masing masing bait terdiri dari empat

baris. Uniknya puisi ini dibuat sekali jadi dan dipubikasikan pada koran sore

di Yogyakarta. Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk

menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

yang penulis gunakan diantara lain snare drum, vibraphone, piano, gitar

akustik, violin, dan cello. Komposisi ini memiliki pola yaitu A – B – A’ – B’

dengan sukat 3/4 dimainkan dalam tangga nada D Mayor. Pada bagian

introduksi (birama 1-20), gitar satu sebagai pembuka lalu pada birama ke

lima cello merespon sebagai bagian dari introduksi. Pada akhir introduksi

muncul tanda fermata untuk mempersiapkan ke bagian selanjutnya. Birama

13 muncul efek hujan yang dibunyikan oleh snare dimainkan menggunakan

brush stick dengan cara menggesekkan bagian steel brush stick ke permukaan

snare sehingga menimbulkan efek seperti suara hujan yang rintik dan agak

deras.

Notasi 3.6 Motif hujan Snare drum (birama 13-55) "Hujan Bulan Juni"

Mengikuti suasana yang sama di birama 21 violin dimainkan secara

tremolo dengan maksud menambah kesan hangat dan suasana hujan lebih

terasa. Suasana hangat akan dibunyikan oleh piano.

Notasi 3.7 Piano dan Vibraphone "Hujan Bulan Juni"

Page 8: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

21

Gitar dua berperan penting dalam komposisi ini, karena gitar dua banyak

memainkan melodi utama, namun pada bagian A' melodinya pindah ke piano.

Notasi 3.8 Melodi Gitar 2 (birama 21) "Hujan Bulan Juni"

Notasi 3.9 Melodi Piano (birama 38) "Hujan Bulan Juni"

Pada bagian coda lebih tepatnya pada birama 53, terdapat simbol rit yang

disisipkan sampai birama 56. Bagian ini menggambarkan hujan yang hampir

reda serta rasa hangat yang masih terasa, namun di birama 57/1 simbol

fermata digunakan lagi, muncul pada instrumen gitar satu kemudian pada

birama selanjutnya muncul fermata lagi yang dibunyikan oleh gitar satu, gitar

dua, volin, dan cello bagian ini adalah penutupnya.

3. ”Dalam Diriku"

Puisi "Dalam Diriku" dibuat pada tahun 1980. Puisi “Dalam Diriku”

menceritakan tentang mensyukuri hidup, meskipun hidup itu tidak selalu

bahagia ataupun senang. Dinamika kehidupan yang silih berganti berupa suka

maupun duka, gelap dan terang memberi warna tersendiri namun hidup harus

tetap berjalan, diisi dan disyukuri sebagai sebuah anugerah dari Sang

Pencipta. Makna dari puisi "Dalam Diriku" tertuang pada kalimat "dan

karena hidup itu indah, aku menangis sepuas puasnya". Berikut syair

puisinya:

Dalam diriku mengalir sungai panjang

darah namanya

Page 9: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

22

Dalam diriku menggenang telaga darah

sukma namanya

Dalam diriku meriak gelombang suara

hidup namanya

dan karena hidup itu indah

aku menangis sepuas puasnya

Puisi ini mengandung majas Metafora, yang mana terdapat pada kalimat

”Dalam diriku mengalir sungai panjang, darah namanya" dimana seolah-

olah dalam diri manusia memiliki sungai panjang, tetapi yang dimaksudkan

dengan sungai panjang adalah aliran darah. Darah yang dimaksudkan dalam

puisi ini lebih mengarah tentang hidup manusia, sehingga kehidupan

disimbolkan sebagai darah dalam puisi ini. Darah sendiri adalah lambang dari

sebuah kehidupan. Apabila manusia mati di dalam tubuhnya tidak lagi

mengalir darah, darahnya membeku, tidak ada lagi kehidupan. Puisi ini

terdapat juga perulangan larik yang terdapat pada kalimat "Dalam diriku",

masing-masing bait memiliki kalimat ini disetiap baris pertamanya. Dapat

diidentifikasi dalam puisi ini berupa aliterasi yang terdapat pada kalimat

mengalir, menggenang,dan meriak, masing-masing bait memiliki perulangan

bunyi /me/. Sedangkan perulangan huruf /a/ dapat dilihat pada kata namanya

dan sepuas puasnya diakhiri dengan aliterasi huruf /a/.

Puisi ini memiliki empat bait dimana tiga baris pertama memiliki tiga

baris, sedangkan untuk bait yang ke empat hanya dua baris. Dalam puisi ini

mengandung rima aliterasi atau sama suara. Komposisi ini penulis susun

berdasarkan pesan atau makna dari puisi “Dalam Diriku” yang menjadi dasar

tersusunnya komposisi ini. Dari beberapa komposisi yang penulis susun

untuk tugas akhir penulis, komposisi inilah yang lebih kompleks. Bentuk

komposisi ini free form dengan pola A – B – B' – C dengan sukat 4/4

Page 10: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

23

dimainkan dalam tangga nada D Mayor, susunan instrumen yang lebih

banyak dari ketiga komposisi yang lain. Instrumen yang digunakan cukup

beragam antara lain, drum set, cymbals, vibraphone, gitar elektrik satu dan

dua, bass elektrik, piano, violin dan cello semuanya mempunyai peran yang

saling memperkuat dan mendukung di dalam komposisi ini.

Penggalan kalimat yang sangat mewakili makna puisi ini tertulis pada

baris terakhir, yang berbunyi “Dan karena hidup itu indah, aku menangis

sepuas-puasnya”. Komposisi ini penulis susun dengan tempo yang berbeda

dari komposisi yang lain, dengan tempo yang agak cepat dan dengan

dukungan drum set penulis menuangkan makna mensyukuri hidup dengan

perasaan semangat menjalani hidup.

Pada bagian awal komposisi ini, dimulai dengan introduksi piano

sebanyak dua birama, lalu pada birama ke tiga elektrik gitar dua masuk

dengan not 1/8 konstan dan diikuti oleh vibraphone dan elektrik gitar satu

membunyikan blok kord.

Notasi 3.10 Introduksi (birama 1-10) "Dalam Diriku"

Pada bagian A eletrik gitar dua masih memainkan not 1/8 konstan lalu

muncul melodi pada piano bagian ini hanya dua instrumen yang bunyi,

namun pada birama 15 suara cello di bunyikan untuk melengkapi elektrik

gitar dua dan piano.

Page 11: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

24

Notasi 3.11 Melodi Piano "Dalam Diriku"

Notasi 3.12 Harmoni Cello "Dalam Diriku"

Masih pada dibagian A birama 19 muncul pola ritme 1/16 yang dimainkan

oleh elektrik gitar satu, pola ini terus berlanjut sampai birama dua puluh

empat.

Notasi 3.13 Pola not 1/16 Elektrik gitar 1 "Dalam Diriku"

Memasuki bagian B semua instrumen berperan, dalam bagian ini elektrik

gitar satu mengambil lead sebagai melodi utama, lalu pola ritme 1/16 yang

sebelumnya dimainkan elektrik gitar satu dipindahkan ke piano pola ini

berperan penting untuk menjaga suasana dan sebagai simbol kehidupan yang

berjalan terus.

Page 12: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

25

Notasi 3.14 Bagian B (birama 25) "Dalam Diriku"

Bagian ini menggambarkan seseorang yang menjalani hidupnya dengan

semangat, meskipun hari-hari tidak selalu baik tetapi tokoh “aku” ini selalu

bersyukur apapun dan bagaimana pun kondisi hidupnya.

B’ adalah bentuk repetisi dari bagian B, hanya saja ada beberapa

instrumen yang ditambah bagiannya, sebagai contoh vibraphone ikut

memainkan melodi bersama elektrik gitar satu dan bersifat unison, serta hi-

hat yang awalnya dimainkan secara close masuk bagian B’ hi-hat nya

dimainkan secara open sehingga lebih terasa berhentak, dan lebih terasa

semangatnya.

Page 13: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

26

Notasi 3.15 Bagian B’ (birama 33) "Dalam Diriku"

Bagian C dalam komposisi ini menceritakan tokoh “aku” diam merenungi

kehidupannya, yang di gambarkan melalui dinamika yang lebih lembut

intensitas suaranya. Cello menjadi instrumen solo yang menggambarkan

tokoh “aku”.

Notasi 3.16 Solo Cello "Dalam Diriku"

Pada bagian akhir komposisi ini muncul simbol rit pada birama 47 ketuk

kedua, yang menggambarkan tokoh “aku” menangis karena mensyukuri

hidup, dan dibirama terakhir simbol fermata kembali digunakan tetapi hanya

akan disisipkan pada instrumen vibraphone, elektrik gitar dua, violin dan

cello.

Page 14: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

27

Notasi 3.17 Tiga birama terakhir "Dalam Diriku"

4. "Aku Ingin"

"Aku Ingin" adalah sebuah karya puisi Sapardi Djoko Damono yang

paling terkenal. Puisi ini memiliki makna penyampaian rasa cinta seseorang

secara tulus dan penuh pengorbanan. Tersirat dalam baris “Dengan kata yang

tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu” dan

“Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang

menjadikannya tiada” memiliki arti bahwa rasa yang dimiliki merupakan rasa

cinta yang tidak perlu diucapkan dengan omong besar, melainkan dibuktikan

dengan pengorbanan yang besar. Berikut syair puisinya:

Aku ingin mencintaimu

dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat

diucapkan kayu kepada api

yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu

Page 15: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

28

dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat

disampaikan awan kepada hujan

yang menjadikannya tiada

Puisi "Aku Ingin" memiliki majas Personifikasi, yang terdapat pada

kalimat:

I. dengan kata yang tak sempat

diucapkan kayu kepada api

yang menjadikannya abu

II. dengan isyarat yang tak sempat

disampaikan awan kepada hujan

yang menjadikannya tiada

Pada kalimat tersebut seolah-olah "kayu" dan "hujan" ingin

menyampaikan suatu pesan kepada "api" dan "awan". Terdapat pula

perulangan larik "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana" yang diulangi

disetiap awal bait pertama dan kedua. Puisi ini memiliki dua bait yang masing

masing bait terdiri dari lima baris. Puisi ini dibuat pada tahun 1989

Komposisi ini menjadi satu-satunya yang berlirik, liriknya sendiri diambil

dari syair puisi “Aku Ingin” tanpa mengubah, mengurangi, menambahkan

kata apapun kedalamnya, dengan pola A – B – C - D – A’ bertangga nada C

Mayor dengan sukat 4/4. Instrumen yang digunakan cukup beragam, antara

lain, vibraphone, akustik gitar satu dan dua, elektrik bass, piano, violin, cello,

choir, dan solo sopran. Bagian introduksi dimulai gitar dua dengan motif not

1/16 sebanyak empat birama kemudian bagian A birama lima vokal masuk

dengan lirik yang diambil dari baris pertama puisi “Aku Ingin”.

Notasi 3.18 Motif 1/16 Gitar 2 "Aku Ingin"

Page 16: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

29

Notasi 3.19 Gitar 2 dan Vokal "Aku Ingin"

Sebelum memasuki bagian B, muncul simbol rit pada birama 16 yang

kemudian muncul a tempo pada birama 17 sekaligus membuka bagian C.

Pada bagian ini hanya vibraphone, gitar satu dan dua, elektrik bass, dan piano

yang dimainkan, untuk gitar dua akan masuk pada birama 21 dengan pola

ritme 1/8.

Notasi 3.20. Bagian B "Aku Ingin"

Memasuki bagian D, melodi yang awalnya dinyanyikan vokal di bagian A

sebelumnya pindah yang dimainkan oleh piano. Vokal dan choir mulai masuk

pada birama 25 ketuk kedua.

Page 17: BAB III ANALISIS PUISI DAN KOMPOSISI A. Penyusunan ......Komposisi “Hujan Bulan Juni” penulis susun untuk menggambarkan suasana hujan yang "hangat" dalam puisi tersebut. Instrumen

30

Notasi 3.21 Elektrik Piano, Vokal, dan Choir "Aku Ingin"

Bagian ini terus berlanjut sampai dengan birama 32, lalu simbol rit muncul

lagi untuk persiapan memasuki bagian D. Bagian D diawali dengan A tempo

dan solo sopran menyanyikan not utuh sebanyak dua birama. Violin dan cello

masuk dibirama yang sama hanya saja diketukan kedua.

Notasi 3.22 Violin, Cello, dan Solo Vokal "Aku Ingin"

Pada bagian akhir komposisi, diakhiri dengan piano dan solo vokal.

Penulis menggunakan teknik komposisi repetisi melodi pada bagian vokal.

Bagian akhir ini syairnya diambil dari baris kedua puisi "Aku Ingin".

Notasi 3.23 Piano dan Vokal pada komposisi "Aku Ingin"