BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian...

30
BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANG III.1. Pengantar Bab ini menjabarkan aktivitas nafkah petani karet di desa Madang. Pada sub bab pertama akan mendeskripsikan mengenai dinamika pembangunan di desa Madang. Pembangunan desa sudah dicanangkan oleh pemerintah sejak otonomi daerah. Pembangunan ini tentunya melalui beberapa proses yang panjang karena pembangunan harus dilakukan dengan perencanaan yang matang. Mengingat banyak perubahan yang timbul dari pembangunan itu sendiri, jika masyarakat tidak mengikuti pembangunan maka masyarakat tersebut akan terus tertinggal sehingga harus ada kesiapan dari masyarakat sekitar untuk menerima agar tidak terjadi shock culture. Pembangunan desa bisa dikatakan berhasil apabila kondisi sosial, geografis, ekonomi dan aspek lainnya mengalami perubahan kearah yang lebih baik dan maju. Dalam pembangunan biasanya tidak selalu berjalan mulus, ada beberapa kondisi dan masalah yang menghambat dalam proses pembangunan. Sub bab kedua akan dipaparkan perubahan yang disebabkan dari pelaksanaan pembangunan. Hal ini berkaitan dengan perubahan-perubahan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar akibat pembangunan. Perubahan ini akan dikaji berdasarkan aspek sosial dan ekonomi masyarakatnya. Selain itu, akan dipaparkan juga alih fungsi lahan yang disebabkan oleh pembangunan saluran irigasi di desa Madang.

Transcript of BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian...

Page 1: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

BAB III

AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANG

III.1. Pengantar

Bab ini menjabarkan aktivitas nafkah petani karet di desa Madang. Pada sub

bab pertama akan mendeskripsikan mengenai dinamika pembangunan di desa

Madang. Pembangunan desa sudah dicanangkan oleh pemerintah sejak otonomi

daerah. Pembangunan ini tentunya melalui beberapa proses yang panjang karena

pembangunan harus dilakukan dengan perencanaan yang matang. Mengingat

banyak perubahan yang timbul dari pembangunan itu sendiri, jika masyarakat tidak

mengikuti pembangunan maka masyarakat tersebut akan terus tertinggal sehingga

harus ada kesiapan dari masyarakat sekitar untuk menerima agar tidak terjadi shock

culture. Pembangunan desa bisa dikatakan berhasil apabila kondisi sosial, geografis,

ekonomi dan aspek lainnya mengalami perubahan kearah yang lebih baik dan maju.

Dalam pembangunan biasanya tidak selalu berjalan mulus, ada beberapa kondisi

dan masalah yang menghambat dalam proses pembangunan.

Sub bab kedua akan dipaparkan perubahan yang disebabkan dari pelaksanaan

pembangunan. Hal ini berkaitan dengan perubahan-perubahan yang dihadapi oleh

masyarakat sekitar akibat pembangunan. Perubahan ini akan dikaji berdasarkan

aspek sosial dan ekonomi masyarakatnya. Selain itu, akan dipaparkan juga alih

fungsi lahan yang disebabkan oleh pembangunan saluran irigasi di desa Madang.

Page 2: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Kemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani

karet. Aktivitas nafkah ini akan dijelaskan melalui beberapa penggolongan, yaitu

berdasarkan modal alami, modal sosial, peluang kerja, dan konsumsi rumahtangga

petani.

III.2. Dinamika Pembangunan di Desa Madang

Pembangunan merupakan suatu proses reorganisasi dan pembaharuan seluruh

sistem dan aktivitas ekonomi serta sosial dalam mensejahterakan kehidupan

masyarakat. Kesehjateraan ditandai dengan kemakmuran, yaitu meningkatnya

pendapatan. Keberhasilan pembangunan juga diukur dari besarnya kemauan dan

kemampuan untuk mandiri, yaitu adanya kemauan masyarakat untuk menciptakan,

melestarikan, dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan1. Sehingga

pembangunan secara langsung mengubah beberapa aspek kehidupan dan yang

terpenting adalah membuat masyarakat desa itu sendiri menjadi lebih sejahtera.

Pembangunan yang sudah direncanakan akan berjalan dan sukses jika terdapat

kerjasama baik dari pemerintah maupun masyarakat desa itu sendiri.

Berdasarkan Permendes No. 5 Tahun 2015, yang mengatur penggunaan dana baik

yang diperoleh dari pemerintah maupun dari anggaran dan penghasilan dari desa itu

sendiri. Pembangunan pedesaan merupakan seluruh pembangunan yang berlangsung

di desa dan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, serta dilaksanakan secara

terpadu dengan mengembangkan swadaya gotong royong dengan tujuan

1 Ernawati Purwaningsih, 2008, Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa, Jurnal Jantra, 3

(6), (Bogor ; IPB), hlm. 443 – 452.

Page 3: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

meningkatkan kesehjateraan masyarakat desa berdasarkan kemampuan dan potensi

sumber daya alam (SDA) melalui peningkatan kualitas hidup, keterampilan dan

prakarsa masyarakat. Sedangkan UU No, 6 Pasal 1 angkan 8 Tahun 2014

mendefinisikan pembangunan desa sebagai upaya peningkatan kualitas hidup dan

kehidupan sebesar-besarnya kesehjateraan masyarakat desa.

Tabel III.1

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Madang Tahun 2017

No Rencana Pembangunan Keterangan

1. Meningkatkan kualitas SDM :

a. Peningkatan akses pendidikan

b. Peningkatan kualitas kesehatan

- Sudah terlaksana

- Dalam proses

pelaksanaan

perbaikan sarana

2. Struktur ekonomi :

a. Pemanfaatan lahan usaha

b. Merubah pola pertanian yang tradisional

ke pola yang lebih baik (intensif) agar

dapat memaksimalkan hasil

c. Membangun infrastruktur

d. Peningkatan kapasitas masyarakat

e. Membuka akses permodalan

- Sedang terlaksana

- Sedang terlaksana

- Dalam proses

pelaksanaan

perbaikan sarana

- Belum terlaksana

- Sedang proses

perencanaan Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Madang Tahun 2017

Tujuan pembangunan di desa bertujuan untuk kearah kemajuan dan lebih

memudahkan dalam melakukan aktivitas sehari-hari masyarakat yang bertempat

tinggal di desa tersebut. Pembangunannya bisa dilakukan dengan mengadakan

infrastruktur desa dan bisa juga pembangunan dengan sumber daya manusianya yang

dalam hal ini masyarakatnya. Pembangunan baru bisa dikatakan berhasil apabila bisa

Page 4: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

memberikan perubahan kepada masyarakat baik itu dalam aspek sosial, ekonomi dan

bidang lainnya. Pembangunan infrastruktur di desa Madang sebenarnya sudah

direncanakan dari tahun 1990, tetapi baru terealisasi pada tahun 2009 sampai

sekarang. Pembangunannya dimulai dengan perbaikan jalan raya berupa aspal yang

dilaksanakan pada tahun 2009, penyedian aliran listrik pada tahun 2011 yang

alirannya secara bertahap. Selanjutnya pembangunan saluran irigasi yang mulai dan

masih dilaksanakan pada tahun 2017 sampai dengan sekarang. Khusus pada

pembangunan saluran irigasi yang masih berlangsung saat ini yang memberikan

pengaruh bagi kehidupan ekonomi rumahtangga petani.

III.2.1 Pembangunan Saluran Irigasi

Irigasi merupakan komponen penting bagi kegiatan pertanian di Indonesia yang

sebagian besar berada di wilayah pedesaan. Pada dasarnya pembangunan irigasi

pedesaan secara partisipatif bertujuan untuk2:

Menyediakan air irigasi untuk keperluan pertanian di pedesaan sepanjang

tahun dengan cara memanen hujan dan aliran permukaan dan

mendistribusikannya secara merata.

Meningkatkan luas areal tanam/panen dan produktivitas lahan

Mengurangi intensitas dan volume banjir akibat air yang berlebih pada musim

hujan.

2 Sawiyo, 2006, : “Irigasi Pedesaan Partisipatif” . Balai Penelitian Agrokumat dan Hidrologi. Diakses

melalui http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/agritek/klimat03.pdf. Tanggal 16 Juli 2018.

Page 5: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Desa Madang terdapat sungai yang cukup besar yaitu sungai Lakitan, tetapi hanya

dusun satu dan dusun dua yang merupakan wilayah terdekat dengan sungai Lakitan.

Selain sungai juga terdapat banyak rawa dan letaknya pun cukup jauh dari

pemukiman sehingga dalam sistem pengairan pun kurang membantu bagi pertanian

petani. Sehingga air sungai ini banyak dimanfaatkan petani untuk keperluan lain

disaat musim kemarau.

“selain sungai lakitan ada banyak rawa sebenarnya. Cuman, letaknya jauh di dalam

hutan. Jarang yang kesana. Ke rawa paling 3 bulan sekali buat manen inkan yang ada di

rawa itu. Kalo sungai Lakitan kan dusun yang dekat cuman dusun satu dan dua. Jadi yang

lebih ngerasain manfaat airnya ya yang petani sekitar yang punya lahan di seberang sungai.

Lahan pertaniannya tetap aman dari yang namanya kering”3.

Pembangunan saluran irigasi di desa Madang dilakukan untuk membantu

pertanian para petani. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun

2004, dimana yang dimaksud irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan

pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi

permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak.

Penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan irigasi bagi

pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada merupakan prioritas utama

penyediaan sumber daya air di atas semua kebutuhan. Pembangunan saluran irigasi di

desa Madang pun menjadi perlu dilakukan dengan menggusur lahan perkebunan karet

millik beberapa petani yang dilalui. Luas lahan yang digunakan untuk saluran irigasi

adalah 36 m. Saluran irigasi ini berguna untuk menampung air hujan yang berlebihan

3 Wawancara dengan Bpk. Darmawan

Page 6: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

ketika musim hujan, sehingga pada saat musim kemarau petani karet di desa Madang

tidak mengalami kesulitan air. Seperti yang dijelaskan oleh Bpk. Kabib berikut ini :

“irigasi yang dibuat di sini cukup besar. Luasnya 36 m, dengan bagian dalamnya 18 m dan

pinggirnya kiri dan kanan itu masing-masing 9 m. Tujuannya supaya membantu pertanian

milik petani, khususnya yang jaraknya cukup jauh dari sungai Lakitan”4.

Pembangunan saluran irigasi ini yang bermula dari sungai induk Lakitan yang ada

di Kecamatan Selangit. Pembangunan saluran irigasi ini sesuai dengan titik kordinat

yang telah ditentukan oleh pelaksana agar debit air yang dihasilkan bagus. Sebanyak

25 km lahan di desa Madang yang dilalui oleh kordinatnya. Pada awalnya

pembangunan saluran irigasi induk di desa Madang pernah tertunda. Hal ini

dikarenakan banyak petani yang tidak terima lahannya digusur, karena para petani

hanya mendapatkan ganti rugi berupa jumlah tanaman karet yang terpaksa ditebang

sedangkan lahan tersebut merupak lahan produktif. Sehingga para petani merasa

dirugikan. Tetapi pada saat ini sudah berjalan atas penjelasan pelaksana pembuatan

saluran irigasi dan kepala desa yang menyakinkan petani di desa Madang.

“lahan yang dilalui oleh saluran irigasi sekitar 25 km. Otomatis banyak lahan yang

dilaluikan. Lahan yang dilalui itu dikasih ganti ruginya sesuai dengan kesepakatan”. Bapak

Kabib”5.

“tadinya saluran irigasinya bakalan gak terlaksana. Karena petani karetnya banyak

yang menentang. Mereka ngerasa rugi, soalnya yang diganti itu hanya tanaman karet yang

kena sedangkan lahannya enggak. Lahan di desa Madangkan produktif semua jadi mereka

ngerasa rugi aja. Cuman beberapa kali coba ngeyakinin petani yang lahannya kena. Akhirnya

pembangunannya tetap berjalan”6.

III.3. Perubahan Pembangunan pada Kehidupan Petani

Pembangunan desa akan membuat proses pengkotaan desa atau melengkapi

desa dengan kualitas sarana dan prasarana setara dengan kota. Tetapi melengkapi

4 Wawancara dengan Bpk. Kabib (Kadus Desa Madang)

5 Ibid.

6 Wawancara dengan Bpk. Indra Gunawan (Kepala Desa Madang)

Page 7: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

desa dengan fasilitas kota harus dibatasi hanya pada hal-hal yang secara sosiologis

bisa diterima masyarakat. Bukan hal yang tepat jika di desa dibangun mall, studio

film, pusat bisnis, dan lain sebagainya yang bersifat hedonis. Fasilitas kota yang

selayaknya dikembangkan di desa adalah fasilitas komunikasi dan informasi, sarana

kesehatan, pendidikan, dan beberapa hal lain dengan pembatasan tertentu agar tidak

merusak kultur pembangunan setempat. Serta tentu saja membangun sentra

pengembangan ekonomi setempat, misalnya sentra kerajinan, pertanian, dengan

teknologi tepat guna dan tepat masyarakat, atau pengolahn bahan mentah.

Pembangunan sentra ekonomi di daerah harus pula diimbangi dengan kebijakan

perdagangan atau perlindungan harga bagi hasil produksi desa. Hal ini penting

mengingat salah satu alasan klasik migrasi adalah rendahnya penghasilan sektor

ekonomi desa7.

Perubahan terjadi sebagai ciri dinamis dalam kehidupan masyarakat. Menyangkut

perubahan struktur, dapat dipastikan hanya masyarakat yang masih mengenal sistem

kasta, hindu-indialah yang masih menutup kemungkinan individu komunitasnya

dalam hal mobilitas sosial vertikal atau berubah dalam hal struktur masyarakat.

Komunitas dan masyarakat selalu mengalami perubahan dan akan tetap menjadi ciri

dinamis kehidupan masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan. Perubahan yang

terjadi dalam kehidupan masyarakat mengisi relung dimanika kehidupan

bermasyarakat maupun bernegara. Demikian juga dengan konversi lahan pertanian

7 Muhammad Zid dan Ahmad Tarmiji Alkhudri, 2016, “Sosiologi Pedesaan”, Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada. Hlm. 125

Page 8: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

yang dapat diibaratkan sebagai suatu perubahan sosial yang terjadi pada suatu

masyarakat seiring dengan perubahan waktu dan ruang8.

Pada tahun 1980–an desa Madang adalah desa dengan sistem pertanian berladang

sekaligus membuat perkebunan karet. Ladang dan tanaman karet menjadi bagian

yang sangat penting dan sektor utama dalam menunjang perekonomian rumah tangga

petani di desa Madang. Namun, pada tahun 2010 akibat harga getah karet yang

mengalami penurunan membuat beberapa rumah tangga petani tidak lagi

berkonsentrasi pada tanaman karet dan saat ini sedang beralih ke perkebunan kelapa

sawit. Sistem berladang masih bertahan, dan saat ini masih ada beberapa petani yang

berladang tetapi fokus ladang rumah tangga petani ke tanaman kelapa sawit. seperti

yang ditegaskan oleh bapak Kowi berikut :

“Dimulai tahun 2010 itu harga getah udah mulai turun, yang tadinya dari karet ini bisa

buat nyekolahin anak, buat makan, dan kebutuhan yang lainnya masih tercukupi. Tapi

semenjak turun nyampe sekarang kalo mau bergantung dengan karet tok, gak cukup.

Makanya kan banyak yang merantau keluarganya buat nambah uang buat biaya-biaya

hidup”9.

Penurunan harga getah karet di pasaran dan adanya pembangunan saluran

irigasi yang sedang proses pelaksanaan menuntun petani karet untuk memikirkan cara

yang akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena sumber

pendapatannya menjadi berkurang dengan cara mengubah strategi nafkah

rumahtangganya. Pembangunan saluran irigasi dibuat dengan tujuan membantu

sistem pengairan pertanian maupun perkebunan di waktu musim kemarau.

Pembangunan infrastruktur khususnya jalan raya yang sangat membantu aktivitas

8 Martua sihaloho,2004, Tesis :” Konversi lahan pertanian dan perubahan struktur agrarian”, Bogor :

IPB. Hlm.111. 9 Wawancara dengan Bpk. Kowi

Page 9: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

petani dalam ativitasnya, dengan membuat jalan dan memperbaiki dengan aspal

secara bertahap, artinya dilakukan tidak serentak untuk semua dusun. Saat ini,

meskipun sudah disediakan jalan masih ada beberapa tempat yang jalannya kembali

rusah dan bolong.

“Tahun 2009 dimulai dengan perbaikan jalan, dulukan jalannya masih jelek, cuman

tanah biasa, kalo yang kegenang lumpur paling ditimbun pake batu kerikil. Nah, baru

kemaren 2009 dimulai perbaikannya jalannya, jalan-jalan udah mulai diaspal cuman belum

semua dusun, dusun yang belum diaspal tuh dusun 2, 3, dan 4. Tahun 2016 kemaren baru

diaspal semua. Tapi ya walaupun udah diaspal masih tetep ada jalan yang bolong dan

aspalnya ilang, jadi agak susah kalo dilewatin apalagi kalo hujan terus”10

Pembangunan yang saat ini masih dilakukan adalah pembangunan pengairan

saluran irigasi. Pembangunan ini menurut aparat desa bertujuan memudahkan

masyarakat dalam hal pengairan bagi usaha pertanian, namun pembangunan ini

memberikan dampak bagi sumber nafkah masyarakat setempat. Dimana lahan yang

dijadikan sebagai sumber nafkah menjadi berkurang bahkan hilang sehingga keluarga

petani tidak memiliki tanah lagi. Hal ini tentunya membuat masyarakat setempat

untuk mencari sumber nafkah yang lain di luar dari lahan pertanian karet.

“Sekarang karena lahannya makin dikit, harga murah. Jadi banyak yang kerja di luar.

Kerja ke batam, curup, Bengkulu. Buat bantu keluarganya di sini”11

.

Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya meningkatkan dan

membuat masyarakat desa menjadi lebih sejahtera dan maju tetapi juga berimplikasi

pada perekonomian rumahtangga sekitar. Selain itu, hal ini juga mendorong keluarga

petani untuk tidak bergantung lagi dengan perkebunan karet atau mengubah alih

fungsi lahan yang semula perkebunan karet menjadi kelapa sawit. Pembangunan

untuk rakyat dan masyarakat kita dewasa ini tidak hanya dapat diharapkan dari uang

10

Wawancara dengan Bpk. Indra Gunawan (Kepala Desa Madang) 11

Ibid.

Page 10: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

belaka, melainkan dari manusianya pula, yaitu dari sikap dan jiwa orang yang mesti

mengerjakan dan dipekerjakan dengan uang itu12

. Untuk lebih jelasnya pembangunan

yang sudah dilakukan di desa Madang dan manfaatnya disajikan dalam tabel III.2.

III. 4. Modal yang Mempengaruhi Strategi Nafkah Petani Karet di Desa

Madang

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya petani karet di desa Madang memanfaatkan modal-

modal yang dimilikinya. Tentu saja pemanfaatan modal ini, ada beberapa yang

manfaatnya tidak langsung bisa dirasakan oleh petani. Berbagai sumber nafkah akan

dipilih oleh petani, yang berdasarkan tingkat rasionalitas petani itu sendiri, melalui

berbagai keputusan yang sudah dikalkulasikan untung-ruginya.

Tabel III. 2

Pembangunan Desa dan Manfaatnya

No Jenis Pembangunan Kondisi Sebelum Kondisi Sesudah

1 Jalan Raya (aspal) Jalanan yang licin,

becek, dan sulit

untuk dilewati.

Selain itu, banyak

jalan yang bolong.

Memudahkan akses

jalan penduduk

sekitar.

2 Pengadaan Listrik Belum ada

penerangan baik itu

di jalan maupun di

rumah warga.

Penerangan (tetapi

belum ada

penerangan di jalan

raya). Masyarakat

12

Sutan sjahrir, 1982, “sosiallisme Indonesia pembangunan”, Jakarta : Lembaga penunjang

pembangunan nasional (lappenas). Hlm. 242

Page 11: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Masyarakat masih

minim teknologi.

sudah mengenal

teknologi meskipun

belum semuanya.

Memudahkan

masayarakat

mengakses informasi

melalui televise.

3 Pengadaan saluran irigasi Kekurangan air pada

musim kemarau

Membantu ketika

musim kemarau. Sumber : Diolah dari observasi dan wawancara, 2018

Beberapa modal yang dimanfaatkan oleh semua petani adalah modal alam dan

modal sosial, hal ini dikarenakan hampir semua petani memiliki modal tersebut.

lahan misalnya, hampir semua penduduk memiliki lahan sendiri walaupun luasnya

berbeda-beda. Modal ini pun dapat di peroleh melalui warisan ataupun jual-beli.

Sedangkan pada modal sosial, terlihat pada antar petani yang menjaga baik

hubungannya. Selain itu, sebagian besar penduduk di desa Madang adalah kerabat

atau berasal dari satu keturunan, sehingga ikatan sosialnya pun lebih intim. Modal

sosial ini sangat dirasakan oleh petani hasilnya ketika petani tersebut mengadakan

kegiatan besar seperti hajatan dan sejenisnya, yaitu pengurangan biaya atau ongkos

yang harus dikeluarkan oleh petani. Sedangkan pada modal fisik, dapat dirasakan

petani melalui tersedianya pengaspalan jalan yang memudahkan dalam aktivitas

mencari nafkah. Modal manusia dan finasial tidak dimiliki oleh semua petani karet,

hanya rumahtangga petani tertentu saja yang memiliki. Kehidupan keluarga petani

akan lebih sejahtera jika memiliki semua modal tersebut. Selain berdasarkan modal,

petani juga memanfaatkan sumber nafkah lain bersadarkan klasifikasi Frank Ellis,

sebagian besar rumahtangga petani menggunakan dua sumber nafkah yaitu sektor

pertanian dan sektor pertanian luar. Sedangkan sektor di luar pertanian hanya bisa

Page 12: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

diakses oleh keluarga petani yang memiliki pendidikan dan keahlian khusus.

Pemanfaatan modal dan sumber dan sumber nafkah yang digunakan petani ketika

sebelum terjadinya pembangunan dan sesudah terjadinya pembangunan akan

ditampilkan dalam tabel III.3.

III.5. Modal sebagai Aktivitas Memenuhi Kebutuhan Hidup Rumahtangga

Petani Karet

Berdasarkan profil sosial ekonomi desa Madang, terdapat empat sumberdaya

yang penting bagi rumah tangga penduduk desa Madang, yaitu : modal alami, modal

sosial, peluang kerja, dan pengaturan konsumsi dalam rumahtangga petani. Proses

pemanfaatan tanaman karet di desa Madang dilakukan secara tradisional dan

menggunakan alat yang sangat sederhana.

Skema III. 1

Penggunaan Modal

Modal / Asset

Fisik Alam Manusia Finansial Sosial

Bangunan

desa, jalan

raya, irigasi

Lahan

dan SDA

yang

tersedia

Keahlian

di luar

agraris

1. tabungan

2. investasi

Hubungan

dengan

antar

petani/

tetangga

Page 13: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Sumber : diolah dari observasi dan wawancara, 2018

Getah sebagai hasil dari pemanfaatan tanaman karet didapat dari sadapan pada

pohon tanaman karet. Alat yang digunakan dalam pemahatan itu berupa pat yang

terbuat dari besi dan diberi pegangan dengan bahan kayu, seperti pada gambar III.1.

Setelah sadapan dilakukan getah dari tanaman karet akan keluar mengikuti garis

sadapan pada tanaman karet.

Gambar III. 1

Pisau Sadap Karet

Tabel III.3

Perbedaan Penggunanaan Strategi Nafkah berdasarkan Pemanfaatan Modal

Modal/Asset Sebelum Pembangunan Sesudah / Proses Pembangunan

Alam - Perkebunan karet masih

sangat membantu dalam

memenuhi kebutuhan hidup.

- Sulit menuju lahan

perkebunan karet karena

harus melewati jalan yang

rusak dan licin pada musim

hujan.

- Sudah tidak terlalu

bergantung pada tanaman

karet semata. Pemanfaatan

semua SDA yang tersedia.

- Pemanfaatan lahan kosong

untuk menanam tanaman

sela guna mengurangi

pengeluaran untuk

konsumsi.

- Akses / jalan menuju ke

perkebunan karet lebih

mudah di jangkau

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

Page 14: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Sumber : diolah dari observasi dan wawancara, 20018

Agar getah karet masuk ke dalam mangkuk penampungan, dibuatkan alat

penyalurnya, biasanya alat ini berasal dari besi yang berbentuk segitiga, tetapi

kebanyakan petani karet di desa Madang menggunakan daun yang ditempelkan pada

pohon karet di bawah bekas pahatan. Setelah itu, getah akan jatuh pada sebuah wadah

atau mangkuk yang diambil dari batok kelapa kemudian akan mengeras dan tidak

cair.

Gambar III. 2

Wadah Penampungan Getah

Sosial - Hubungan yang dibangun

dengan antar tetangga

memberikan keuntungan

dengan pengurangan jumlah

pengeluaran melalui

kegiatan gotong royong dan

kegiatan lainnya seperti

menitipkan anak ketika

akan melakukan aktivitas

nafkah.

- Hubungan yang dibangun

dengan antar tetangga

memberikan keuntungan

dengan pengurangan jumlah

pengeluaran melalui

kegiatan gotong royong dan

kegiatan lainnya seperti

menitipkan anak ketika akan

melakukan aktivitas nafkah.

Manusia - Anak yang sudah

menamatkan pendidikannya,

akan membantu orang

tuanya memahat karet.

- Hampir semua remaja

dianjurkan menikah diusia

muda oleh orang tuanya .

- Anak yang sudah

menamatkan pendidikannya

bekerja pada sektor lain di

luar agraris, dengan cara

pergi merantau

(pengurangan tenaga kerja

produktif pada sektor

agraris).

- Pengurangan angka

pernikahan pada remaja.

Finansial - Finansial petani tercukupi

karena perkebunan karet

masih bisa memenuhi

kebuhtuhan hidup dan

menabung.

- Pengeluaran lebih sedikit.

- Pengeluaran lebih banyak

karena seiring

perkembangan teknologi,

seperti kebutuhan akan

smartphone

Page 15: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

Penyadapan ini dilakukan rutin setiap hari sampai lima atau enam hari agar getah

yang terkumpul dalam wadah menjadi penuh. Setelah itu pada hari kelima atau enam,

petani akan mengumpulkan dan memasak getah karet tersebut agar menyatu. Petani

akan menyusun dan mengumpulkan getah yang sudah penuh dalam wadah ke dalam

bak, yang terbuat dari papan berbentuk persegi panjang atau segi empat.

Pengumpulan getah ini dipisahkan antara getah yang sudah mengeras dengan getah

yang masih cair. getah yang dimasukan ke dalam bak adalah getah yang sudah padat

dan mengeras, selanjutnya getah dibekukan dengan air cuka yang dicampurkan

dengan getah yang masih cair dengan cara menyiram getah padat yang terdapat dalam

bak. Setelah lima menit getah karet akan masak dan menyatu dengan bentuk yang

sesuai dengan wadah bak.

Gambar III. 3

Ember dan Wadah Pencetak Getah Karet

Page 16: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

III.5.1. Modal Alam sebagai Modal Utama Rumahtangga

Modal alami dalam hal ini mencakup tanah, air, dan sumber daya lainnya yang

digunakan oleh penduduk sekitar dan generasinya untuk kelangsungan hidupnya.

Modal alam tidak statis ataupun penggunaannya untuk tujuan kelangsungan hidup

terbatas untuk aktivitas perkumpulan seperti mengoleksi sayuran dan berburu hewan

liar. Modal alam bisa meningkatkan ketika di bawah kontrol manusia itu sendiri yang

ingin meningkatkan produktivitasnya13

. Tanpa modal alami ini, petani karet di desa

Madang sebenarnya tetap bisa memiliki pendapatan tetapi hanya sedikit dibandingkan

dengan modal alami yang kepemilikannya petani itu sendiri. Pada petani karet modal

alaminya berupa lahan yaitu tanah, yang mencakup tingkat kesuburan tanah itu

sendiri, hal ini menandakan sumber modal alami tentunya juga di dukung oleh

pengairannya.

Modal alami ini tidak bisa langsung dirasakan oleh petani karet hasilnya

melainkan harus diolah terlebih dahulu. Pengolah lahan tentunya membutuhkan

sarana produksi pertanian. Penurunan biaya produksi pertanian merupakan pilihan

yang harus dilakukan rumahtangga petani karena biaya produksi pertanian tidak

seimbang dengan hasil produksi pertanian. Aktivitas penurunan biaya pertanian

dilakukan dengan tiga cara 14

:

13

Frank Ellis, Op cit., Hlm 32. 14

Agustina Multi Purnomo, 2006, Tesis : “Strategi Nafkah Rumahtangga Desa Sekita Hutan”.( Bogor

: IPB. Hlm. 106.

Page 17: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

1. Pengurangan penggunaan sarana produksi pertanian yang dianggap mahal

2. Menghasilkan sendiri sarana produksi pertanian yang dapat dihasilkan

rumahtangga

3. Penggunaan modal sosial untuk mendapatkan sarana produksi pertanian

secara gratis

Sehingga pengolahannya pun sangat sederhana, karena lahan perkebunan karet ini

berasal dari hutan liar jadi petani karet di desa Madang umumnya tidak memberikan

pupuk khusus untuk tanahnya yang akan di jadikan lahan perkebunan karet.

Melainkan, pupuk alami dari daun-daunan yang membusuk. Sebenarnya ada dua

pilihan petani untuk memanfaatkan lahan tanahnya bisa dengan menanamkan

tanaman pohon karet dan tanaman kelapa sawit. Tetapi sebagian besar petani lebih

memilih tanaman pohon karet karena menurut petani tanaman kelapa sawit akarnya

akan merusak tanah dengan membuat tanah menjadi keras. Alasan lain mengapa di

desa Madang hingga saat ini lebih dominan tanaman karet adalah karena belum

terdapat terdapat bibit tanaman kelapa sawit yang ada hanya bibit tanaman karet.

Namun, saat ini kebanyakan petani lebih memilih lahannya untuk ditanami oleh

tanaman kelapa sawit, karena hasil dari tanaman ini lebih besar dan lebih cepat

dimanfaatkan dari pada tanaman karet. Pembukaan lahan ini berdasarkan pada waktu

yang dimiliki oleh petani dan musim.

Rumahtangga petani karet sesekali memberikan pupuk pada tanaman karetnya

dan membersihkan tanaman liar yang tumbuh di sekitar tanaman pohon karet. Hal ini

berbeda dibandingkan dengan petani yang lebih memilih menanam kelapa sawit,

Page 18: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

tanaman ini harus diberikan pupuk kimia yang rutin dan dirawat, jika hal ini tidak

dilakukan tanaman kelapa sawit petani akan memerah daunnya dan tidak berbuah.

Meskipun tanaman karet merupakan pertanian utamanya tetapi menurut rumah tangga

petani pemeliharaannya sampai dengan siap dimanfaatkan getahnya tidak sulit

dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit. Biasanya selain menanam tanaman padi

dan karet petani juga menanam tanaman sela berupa, cabe, tomat, terong, singkong,

pisang, dan kacang-kacangan serta tanaman bumbu-bumbu dapur. Umumnya petani

di desa Madang memilih untuk menanam tanaman yang biasanya ditanam dan biasa

menghasilkan dari pada tanaman baru yang masih belum pasti menghasilkan.

Gambar III.4

Perkebunan Kelapa Sawit yang Rusak Akibat tidak diberi Pupuk

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

Petani lebih memilih produksi pertanian untuk konsumsi sendiri atau yang bisa

dijual, seperti kacang, semangka, dan singkong. Singkong lebih banyak diolah jadi

makanan seperti keripik, getuk, dan lain-lain. Lingkungan fisik yang ada di desa

Madang menyediakan sumber daya yang dapat diambil langsung dan digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup rumahtangga petani di desa Madang. Batu kali,

Page 19: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

rumput, dan air merupakan sumber daya yang ada dan digunakan oleh rumahtangga

di desa Madang. Sebenarnya selain sumber daya diatas ada juga sumber daya lain

seperti pasir, tetapi pada saat ini sudah ada mesin penyedot pasir yang dimiliki oleh

individu sehingga jika petani membutuhkan pasir bisa membeli di tempat mesin

penyedotan pasir. Selain pasir, juga ada kayu bakar, tetapi kayu bakar ini bisa diambil

apabila berada pada lahan milik petani itu sendiri yang dilakukan dengan

mengumpulkan ranting-ranting yang sudah kering, karena sebagian besar kekuarga

petani karet masih menggunakan kayu bakar untuk memasak selain itu pada acara-

acara besar ibu-ibu memasak menggunakan kayu bakar. Biasanya petani

memanfaatkan batu kali untuk dirinya sendiri seperti pengurangan biaya

pembangunan rumah petani atau bisa juga dijual kepada pengepul. Pengumpulan batu

di sungai biasanya dilakukan oleh ibu-ibu rumahtangga petani yang dilakukan pada

pagi hari atau pun sore hari. Sedangkan rumput liar dimanfaatkan untuk pakan hewan

ternak, pengambilan rumput dilakukan pada sore hari yang dilakukan oleh kepala

rumah tangga petani. Sedangkan air bisa di dapat oleh keluarga petani di sungai,

biasanya hal ini dilakukan pada musim kemarau.

Selain ayam dan bebek, sapi dan kerbau merupakan hewan yang penting bagi

nafkah petani di desa Madang. Sebagian besar petani karet lebih memilih memelihara

sapi yang didapat dari memelihara sapi milik orang lain yang nantinya ada bagi hasil

bisa berupa sapi itu sendiri maupun berupa uang dan juga bisa dari membeli. Sapi

biasa dipelihara di luar pada pagi hingga sore hari jika tidak hujan dan di dalam

kandang yang terbuat dari kayu dan papan pada malam hari, kandang sapi biasa

Page 20: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

dibuat di belakang atau samping rumah petani. Setiap hari petani akan menyambit

rumput liar untuk pakan sapi.

Pengolahan modal alami tidak memerlukan keterampilan atau keahlian khusus.

Modal alami bagi rumah tangga petani karet yang tidak memiliki modal lain menjadi

sumber nafkah yang utama dibandingkan dengan sumber pendapatan yang lain.

Penggunaan modal alami dapat memberi pendapatan dalam bentuk uang tunai. Uang

diperlukan untuk membeli kebutuhan rumahtangga yang tidak dapat dipenuhi oleh

hasil sumberdaya alam. Uang diperoleh dengan menukar hasil sumber daya alam

melalui proses jual beli. Pendapatan dengan uang tidak bisa di akumulasikan dengan

pasti jumlahnya karena tergantung dengan hasil perolehan dan harga di pasar.

Sehingga pendapatan rumahtangga petani tidak menentu, selain faktor diatas juga

bisa disebabkan oleh musim, seperti musim hujan akan menghambat petani

melakukan aktivitas nafkahnya seperti mengambil batu di sungai, karena jika musim

hujan batu di sungai tidak bisa diambil karena air sungai naik dan banjir, selain itu

tidak ada kayu kering yang bisa dijadikan kayu bakar.

III.5.2. Interaksi sebagai Modal Sosial Petani

Modal sosial petani berkaitan dengan hubungannya dengan antar petani dalam hal

ini adalah tetangga sekitar pemukiman petani itu sendiri. Biasanya petani mendirikan

rumah dekat dengan tetangganya, sehingga hubungan antar tetangga menjadi lebih

dekat dan menjadi jaringan sosial. Jaringan sosial merupakan hubungan antar

Page 21: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

individu yang memiliki makna subjektif yang berhubungan atau dikaitkan dengan

sesuatu sebagai simpul dan ikatan15

. Hubungan antar tetangga ini harus tetap dijaga

bisa dalam bentuk gotong royong ataupun berkumpul bercengkrama. Kondangan atau

hajatan adalah pesta yang biasanya dilakukan oleh keluarga petani karet ketika

menikahkan anaknya atau mengkhitankan anak laki-laki. kondangan ini bisa

dijadikan sarana untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan petani lain atau

tetangganya dengan menghadiri dan Rewang. Rewang adalah kegiatan membantu

tetangga yang sedang mengadakan hajatan biasanya dilakukan oleh anak-anak

perempuan yang sudah dewasa yang biasanya berperan memasak kue-kue, ibu-ibu

berperan membuat masakan di dapur, dan bapak-bapak dan anak laki-laki yang sudah

dewasa meminjam kursi dan meja, mengantarkan makanan yang sudah dimasak

kerumah yang masuk ke daftar undangan, menyediakan dan memasak air.

Modal sosial dibangun dengan dua cara, yaitu16

:

a. Dibangun dalam tindakan sehari-hari. Ikatan ini bisa dilakukan sebagai suatu

kebiasaan. Tindakan yang biasa dilakukan dan dianggap aneh jika tidak

dilakukan. Menyapa tetangga, memberikan makanan dan berbagi hasil panen,

membantu mengasuh anak tetangga di saat waktu luang, membantu saudara

atau tetangga yang mengadakan hajatan atau kondangan (rewang), menengok

dan membantu tetangga yang sakit atau membiarkan tetangga menonton TV

di rumah, atau sekedar berkunjung ke rumah tetangga.

15

Damsar, 2011, “Pengantar Sosiologi Pendidikan” , Jakarta :kencana prenada media group. Hlm

187 16

Agustina Multi Purnomo. Op Cit. Hlm 116

Page 22: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

b. Dibangun dalam tindakan yang direncanakan. Ikatan ini berbeda dengan

ikatan yang dibangun berdasarkan tindakan sehari-hari melainkan

membutuhkan persiapan waktu dan modal. Persiapan waktu diperlukan jika

tindakan yang akan dilakukan melibatkan orang lain, membutuhkan uang atau

membutuhkan waktu tertentu. Kondangan atau hajatan yang dilakukan oleh

salah satu keluarga petani contohnya, kegiatan ini membutuhkan perencanaan

waktu yang tepat agar tetangga yang lain dapat membantu selain itu

membutuhkan uang yang sangat banyak.

Selain kondangan, membangun rumah juga membutuhkan perencanaan dan

uang serta melihat waktu luang tetangganya dan mengundang untuk membantu,

bantuan ini dapat berupa barang seperti, mie, telur, gula, kopi, dan beras serta

tenaga baik itu tenaga laki-laki maupun perempuan. Hal ini dilakukan agar

keluarga petani yang akan mengadakan kegiatan serupa mendapatkan balasan dari

tetangga yang dihadirinya. Tentunya kegiatan ini memberikan keuntungan bagi

keluarga petani selain menjaga hubungannya dengan tetangga tetap terjaga juga

menghemat uang yang akan dikeluarkan serta tenaga. Misalnya dalam

membangun rumah, petani cukup dengan membayar sekitar satu atau dua tukang

bangunan, selebihnya tenaga yang di dapat dari gotong royong tetangga sehingga

kegiatannya lebih cepat karena banyaknya tenaga dan mengeluarkan uang juga

lebih sedikit hanya sekedar menyediakan makanan dan minuman bagi tetangga

yang membantu. Kegiatan lainnya seperti menanam bibit kacang juga

memerlukan bantuan dari tetangga atau petani lain. Bantuannya hanya berupa

Page 23: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

tenaga tidak disertai barang-barang lain seperti pada kegiatan kondangan dan

membangun rumah.

Skema III. 2

Sumber Modal Sosial

sumber : Temuan Penelitian, 2018

Modal sosial yang didapat oleh keluarga petani ini tidak bisa dirasakan

selamanya kalau hubungannya dengan tetangga tidak dijaga dengan baik. Modal ini

akan terus didapat jika ikatan-ikatan yang sudah dibangun antar keluarga petani tetap

terpelihara. Modal sosial ini akan hilang dengan sendirinya jika antar tetangga tidak

harmonis. Hal ini disebabkan karena adanya nilai dan norma sosial yang ada di

kumpulan pemukiman petani. Berdasarkan pada data diatas petani karet di desa

Madang menggunakan modal sosial, pada saat keluarganya tidak dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri baik berupa barang, tenaga maupun uang, pada saat keluarga

petani tersebut akan mengadakan kegiatan yang membutuhkan bantuan orang lain

seperti kondangan atau hajatan, sepasaran (syukuran bagi keluarga petani yang baru

Pemukiman

Penduduk

Modal Sosial

Dilakukan dalam

Kegiatan Sehari-hari

Dilakukan dengan

Perencanaan

Page 24: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

melahirkan anak), dan membangun rumah, ketika keluarga rumah tangga

mendapatkan kesulitan dan musibah yang tentunya membutuhkan tenaga orang lain

untuk membantu, digunakan untuk mengurangi pengeluaran uang yang disebabkan

uang yang dimiliki sedikit, dan ketika keluarga petani membutuhkan pekerjaan

seperti membersihkan ladang, membantu memanen kelapa sawit dan menggarap

kebon karet milik tetangga atau sodaranya.

Modal sosial ini sanggat membantu petani yang kesulitan terutama dalam

mendapatkan uang, tetapi melalui modal ini petani bisa mengganti pembayaran uang

dengan alat pembayaran lain. penggunaan ini sangat terlihat ketika ada salah satu

keluarga petani yang mengalami musibah contohnya ketika ada tetangga yang sakit

dan kematian. Ketika salah satu keluarganya sakit, tetangga yang lain akan datang

membesuk membawa makanan atau pun uang untuk membantu meringankan

tetangga yang sedang mengalami musibah, atau bisa juga bergantian menjaga

keluarga petani yang sedang di rawat.

“di hikak men ade wang hakket biasonyo saling nolong. Contoh, mekak dang ade keluarga

heri anak e dang di rawat di umah haket, yang lain nyingok e ngune makanan ape sen pacak

juge gitaian nyago anak e men yang ngoyong ade waktu luang”17

.

(disini jika ada orang yang sakit biasanya saling tolong-menolong. Contoh, sekarang lagi ada

keluarga bpk. Heri anaknya sedang di rawat di rumah sakit yang lainnya berkunjung untuk

menjenguk membawa makanan atau uang atau bisa juga gantiin menjaga anaknya yang

sedang sakit jika ada waktu luang).

Modal sosial ini juga digunakan bagi keluarga petani yang memiliki anak

balita, biasanya anak akan dititipkan di tetangga yang tidak bekerja dan keluarga

petani bisa menggarap perkebunan karetnya seperti yang dilakukan oleh keluarga

17

Wawancara dengan Bpk. Asmawi

Page 25: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Bpk Romli dan beberapa keluarga lain yang menitipkan anaknya di tetangga terdekat

atau dengan keluarga yang sering di rumah. Pada saat ada tetangga yang meninggal,

keluarga maupun tetangga terdekat adalah pihak yang bertanggung jawab untuk

mengurusnya sampai dengan tahlilan ke tujuh. Pengurusannya mulai dari

pemberitahuan kepada penduduk desa lain atau memberikan pengumuman untuk para

pelayat, memandikan (dilakukan oleh keluarga), penggalian kubur dan pelengkapnya,

sampai dengan menyolatkan. Setelah jenazah selesai di makamkan, selanjutnya

tetangga pada sore hari akan menyiapkan persiapan untuk tahlilan, misalnya ibu-ibu

dengan menyiapkan makanan yang akan disajikan nanti saat tahlilan, bapak-bapak

menyiapkan karpet atau kursi dan membuat tenda serta ada yang mengundang

tetangga lain untuk menghadiri tahlilan. Hal ini berlangsung selama 7 hari berturut-

turut, akan diadakan lagi pada peringatan 40 hari, 100 hari sampai dengan 1000 hari

setelah kematian tersebut.

Pembangunan modal ini tidak bisa dilakukan oleh salah satu anggota keluarga

saja tetapi anggota keluarga yang lain juga harus berkontribusi dalam membangun

hubungan atau modal sosial. Mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua itu

sendiri. Bagi anak yang sudah menikah bisa berpisah dan membangun rumah sendiri

untuk kehidupan keluarga barunya atau masih tinggal bersama dengan orang tuanya.

Misalnya keluarga bpk. Asmawi yang memiliki anak perempuan yang sudah menikah

tahun 2017 tahun yang lalu, anak dan menantunya masih tinggal bersama dengan

bpk. Asmawi, untuk tuntutan perannya sama dengan orang tua. Hal ini tentunya tidak

dipermasalahkan bagi keluarga petani.

Page 26: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Modal ini dapat memberikan pendapatan secara langsung, baik berupa

makanan, barang maupun uang. Makanan akan didapat jika petani membuat makanan

yang lebih seperti kue, atau masakan lain seperti, sayur gori (nangka), sayur ayam

jika ada keluarag petani yang menyembeli hewan peliharaannya. Barang didapat dari

pemberian petani dari hasil panen atau hajatan atau kondangan. Misalnya hasil panen

ubi, jagung, kacang-kacangan, terong, bisa juga buah seperti jeruk dan buah pete.

Gula, beras, dan mie biasanya di berikan kepada tetangganya bagi keluarga petani

yang usai mengadakan hajatan atau kondangan.

Kepemilikan modal ini tentunya sangat membantu petani dan berperan penting

bahkan untuk mendapatakan modal alami, seperti mendapatkan rumah, lahan, bahkan

perkebunan karet sendiri melalui warisan dari orang tuanya. Modal ini sangat

menjamin kehidupan keluarga petani, tetapi tidak bisa diperkirakan berapa

pendapatan yang akan dihasilkan oleh petani dari kepemilikan modal ini. Namun hal

yang sangat dirasakan petani dari modal ini adalah pengurangan biaya yang harus

dikeluarkan oleh keluarga petani.

III.5.3. Peluang Kerja Sebagai Modal Manusia di Luar Sektor Agraris

Aktivitas nafkah dengan menggunakan peluang kerja hanya berlaku bagi

beberapa anggota keluarga. Aktivitas ini tidak hanya mengolah sumber daya alam

tetapi juga memanfaatkan sektor lain di luar sektor agraris. Pekerjaan sebagai pamong

desa, pedagang (warung biasa, pedagang sayuran, dan pedagang lauk-pauk), tukang

(penggalian sumur dan bangunan rumah), dan bekerja di perusahaan saluran irigasi

Page 27: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

yang sedang berlangsung sampai saat ini. Pekerjaan ini tentunya memiliki

penghasilan tetap setiap bulan dibandingankan dengan mengolah lahan pertanian.

Keluarga petani karet yang memiliki anak baik perempuan maupun laki-laki yang

sudah menamatkan pendidikannya sampai dengan sekolah menengah pertama

ataupun sekolah menengah atas dan tidak melanjutkan hingga perguruan tinggi akan

pergi merantau ke kota, pekerjaannya pun menjadi buruh di beberapa perusahaan di

Jakarta, menjaga dan menjadi buruh di perkebunan kelapa sawit di Jambi, menjadi

buruh rumah tangga dan pabrik di Batam serta menjaga beberapa toko di kota Lubuk

Linggau. Pekerjaannya ini sangat membuat keluarga petani tergiur karena

penghasilan dari upah tiap bulannya tetap dibandingkan dengan sektor pertanian yang

setiap bulannya tidak bisa diperkirakan denga pasti jumlahnya dan mengizinkan

anaknya untuk pergi merantau, biasanya hal ini disebabkan oleh salah satu anak

keluarga petani yang pergi merantau dan berhasil membangun rumah, membeli tanah

dan membeli motor serta rutin mengirimkan uangnya pada keluarga di desa.

“Di madang lebih banyak pegi kelekho keluar daerah men nak makmur idup keluarga e. banyak

yang meratau ke Jambi, Batam, Pulau Burung. Dem banyak anak wang yang pegi ke lekho

dusun. Misal e anak Halimah, Aset yang meratau ke daerah Musi yang kerjo jadi buruh harian

di perkebunan sawit yang jadi tukang manen e, mekak dem makmur idup e, la pacak mbuat

umah, meli tanah, meli motor”18

.

(di desa Madang lebih banyak yang pergi ke luar daerah kalau mau makmur hidup keluarganya.

Banyak yang merantau ke Jambi, Batam, dan Pulau Burung. Dem banyak orang yang pergi ke

luar desa. Misalnya anak Halimah, Aset yang pergi merantau ke daerah Musi yang bekerja

menjadi burh harian di perkebunan kelapa sawit yang bertugas memanenkan buah sawit,

sekarang hidupnya sudah makmur, sudah bisa membuat rumah, membeli tanah, dan membeli

motor).

18

Wawancra dengan Bpk. Akip

Page 28: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Pamong desa dilakukan oleh beberapa keluarga misalnya pada dusun satu desa

Madang yaitu keluarga Bpk. Darmawan dan Bpk. Asmawi. Keluarag Bpk. Darmawan

yaitu Bpk. Darmawan dan istrinya bekerja sebagai pengurus desa sedangkan pada

Bpk. Asmawi anak dan menantunya yang bekerja menjadi pengurus desa. Pekerjaan

ini pun menjadi pekerjaan utama dibandingkan mengolah lahan pertanian. Ada

beberapa keluarga juga yang membuka warung seperti keluarga Bpk. Rozali dan Bpk.

Silan. Warung ini diolah oleh semua anggota keluarga bukan hanya dilakukan oleh

salah satu anggota keluarga saja. Sedangkan pekerjaan sebagai tukang hanya bisa

dilakukan oleh anggota keluarga yang memang ada keahliannya, yang umumnya di

geluti oleh bapak-bapak, upah biasanya dihitung perhari dengan patokan harga

75.000. Nafkah yang menggunakan modal ini tentunya mendapatkan hasil yang

nyata yaitu berupa uang karena mendapatkan upah yang tetap. Pendapatan ini

biasanya digunakan oleh keluarga petani untuk menabung dan meningkatan kelas

sosialnya.

III.5.4. Pengaturan Konsumsi Sebagai Modal Finansial Rumahtangga Petani

Konsumsi berhubungan dengan biaya pengeluaran yang harus ditanggung oleh

keluarga petani itu sendiri, termasuk dalam hal ini adalah menyekolahkan anaknya

pada satuan pendidikan. Penduduk desa Madang biasanya menyekolahkan anak

sampai pada satuan pendidikan SMA namun ada beberapa penduduk juga yang

menyekolahkan anaknya sampai dengan perguruan tinggi, baik pada strata Diploma

dan Sarjana yang menempuh pendidikannya di Lubuklinggau dan luar daerah, seperti

Page 29: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

Curup, Bengkulu, Palembang, dan pulau jawa. Tingkat pendidikan yang ditempuh

menjadi penting karena dengan ini mendapatkan penghargaan sosial dari masyarakat.

Pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan atribut serupa lainnya dipandang

sebagai kapital manusia hal ini yang menjadi faktor pendorong bahwa anggota

masyarakat yang menempuh pendidikan mendapatkan prestise dari masyarakat.

Pengakuan kepemilikan capital manusia berupa pengetahuan, keterampilan,

kemampuan, dan atribut serupa lainnya, oleh karena itu diwujudkan dalam cara yang

berbeda. Pengakuan terhadap kapital manusia yang diperoleh melalui pendidikan

formal diwujudkan dalam bentuk ijazah pendidikan19

.

Tentu saja menyekolahkan anak memberikan dampak kepada perekonomian

keluarga petani, dimana keluarga tersebut kehilangan tenaga kerja produktif dan

tentunya biaya yang dikeluarkan pun menjadi lebih besar dari pada biaya konsumsi

yang biasanya dikeluarkan oleh rumah tangga petani. Meskipun mengeluarkan biaya

yang besar namun hal ini memberikan harapan bagi keluarga petani untuk merubah

nasibnya dan meningkatkan status keluarganya.

Anak petani yang sudah menikah sebagian ada yang masih tinggal bersama orang

tuanya, baik orang tua dari pihak laki-laki maupun pihak perempuan. Tetapi, anak

yang sudah mampu membangun atau membeli rumah sendiri untuk keluarga barunya

akan tinggal terpisah dari orang tuanya. Aktivitas konsumsi ini umumnya dilakukan

oleh ibu rumah tangga, meskipun aktivitas nafkah dilakukan oleh seorang ayah atau

pihak laki-laki tetapi tetap saja yang mengolah keuangan keluarga mulai dari biaya

19

Damsar, 2011, “Pengantar Sosiologi Pendidikan” , Jakarta :kencana prenada media group. Hal 181.

Page 30: BAB III AKTIVITAS NAFKAH PETANI KARET DI DESA MADANGrepository.unj.ac.id/2290/8/BAB III.pdfKemudian sub bab lainnya, mendeskripsikan aktivitas nafkah keluarga petani karet. Aktivitas

yang harus dikeluarkan untuk konsumsi, keperluan sekolah anak, sampai dengan

biaya yang tak terduga dikelola oleh pihak ibu.

III.6. Kesimpulan

Pembangunan daerah tertinggal sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh

pemerintah dengan langsung memberikan dana untuk masing-masing wilayah yang

bersangkutan. Pembangunan ini tentunya harus berdasarkan pada perencanaannya

yang matang sehingga hasilnya pun bisa dirasakan dan memberikan manfaat bagi

masyarakat setempat yang bertempat tinggal. Berdasarkan pada data di atas desa

Madang merupakan salah satu wilayah yang sedang dalam tahap pembangunan agar

tidak menjadi desa tertinggal. Banyak pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah

daerah, mulai dari pengadaan aliran listrik hingga pembangunan pengairan saluran

irigasi siring. Pembangunan yang dilakukan tentunya membawa dampak bagi

masyarakat sekitar, termasuk perekonomian rumah tangga penduduk sekitar. Selain

bergantung pada perkebunan karet petani juga memanfaatkan sumber lain untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarganya, apalagi lahan perkebunan karet

yang menjadi sumber nafkah utama semakin berkurang. Aktivitas nafkah ini tentunya

mendukung dan sesuai dengan kondisi sosial ekonomi setempat, mulai dari

pemanfaatan modal alami, modal sosial, menggunakan peluang kerja, dan pengaturan

pola konsumsi rumahtangganya.