BAB III

54
12 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Genesa Batubara Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan yang terkonsolidasi dibawah tekanan dan suhu yang tinggi dalam waktu yang lama. Batubara berasal dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang membusuk serta mempunyai struktur berserat seperti serat-serat kayu. Antara batubara yang satu dengan yang lainnya dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan tipe dari bahan asalnya, kondisi lingkungan tempat pengendapannya, kondisi dan tingkat perubahan yang dialami selama geologinya serta sifat dan banyaknya bahan pengotor. Ada 2 (dua) teori proses pengendapan material : 1. Teori Drift (Drift Theory) Material terbawa oleh tenaga air atau arus yang kemudian diendapkan ditempat-tempat seperti muara sungai atau danau ditandai dengan : - terjadinya delta - penyebarannya tidak luas 2. Teori Insitu (Insitu Theory)

description

aaaaaaaaaaaaa

Transcript of BAB III

53

BAB IIILANDASAN TEORI

3.1Genesa Batubara

Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan yang terkonsolidasi dibawah tekanan dan suhu yang tinggi dalam waktu yang lama. Batubara berasal dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang membusuk serta mempunyai struktur berserat seperti serat-serat kayu. Antara batubara yang satu dengan yang lainnya dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh perbedaan tipe dari bahan asalnya, kondisi lingkungan tempat pengendapannya, kondisi dan tingkat perubahan yang dialami selama geologinya serta sifat dan banyaknya bahan pengotor.

Ada 2 (dua) teori proses pengendapan material :

1. Teori Drift (Drift Theory)

Material terbawa oleh tenaga air atau arus yang kemudian diendapkan ditempat-tempat seperti muara sungai atau danau ditandai dengan :

-terjadinya delta

-penyebarannya tidak luas

2.Teori Insitu (Insitu Theory)

Material berasal dari tumbuh-tumbuhan setempat yang mati dan kemudian terakumulasi ditempat-tempat seperti rawa, ditandai dengan : endapan batubaranya luas dan merata

kualitas batubaranya lebih baik

Batubara terbentuk dari bahan-bahan sisa tumbuhan yang membusuk sarta mempunyai struktur terserat seperti kayu yang disebut gambut (peat). Adanya daerah yang lebih tinggi memungkinkan adanya aliran material untuk suatu saat menutupi lapisan batubara.

Pembentukan lapisan batubara melalui dua tahap yaitu tahap penggambutan (peatinitation) dan tahap pembatubaraan (coalitation). Penggambutan merupakan suatu proses perubahan dari pepohonan menjadi gambut dengan melalui proses bio-kimia.

Pada proses ini bakteri an-aerob akan menghancurkan tumbuh-tumbuhan pembentukan batubara menjadi masa yang lembut dan serat untuk terbentuknya timbunan (accumulation) gambut (peat) yag selanjutnya dapat diubah menjadi batubara adalah sebagai berikut :

1.Lingkungan rawa dan iklim yang menguntungkan untuk pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.

2.Terjadinya penurunan (subsidence) dari daerah akumulasi (penimbunan) sisa tumbuh-tumbuhan atau kompaksi (pemadatan) sisa tumbuh-tumbuhan yang diendapakan dan nantinya merupakan kegiatan penimbunan lebih lanjut.

3.Kondisi basah yang cukup dengan tujuan untuk mengurangi udara yang berasal dari sisa tumbuhan sebelum pembusukan.

4.Tempat akumulasi batubara tidak terjadi erosi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akumulasi peat yang akan membentuk sifat lapisan batubara yang berbeda-beda adalah :

1.Jenis dan jumlah tumbuhan yang tumbuh

2.Lingkungan pengendapan

-Darat/ Pantai

-Laut/ Marine

3.Tempat pengendapan (basin)

4.Faktor geologi

-Umur

- Diagenesis (compaction and cementation)

3.1.1Kandungan Utama Batubara

Batubara tersusun atas 2 komponen utama, yaitu :

1.Unsur batubara yang terdiri dari :

a.Fix Carbon, dimana merupakan komponen utama batubara yang tersusun dari unsur karbon. Kadar fix carbon dalam batubara berkisar antara 40 85 % tergantung dari jenis dan tingkatan (rank) batubara. Unsur ini merupakan penghasil energi terbesar pada batubara apabila batubara dibakar.

b.Volatile Matter, yaitu zat-zat terbang yang umumnya terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti hidrogen, karbon monoksida dan metan.

Selain itu juga kadang-kadang terdiri dari gas-gas yang tidak terbakar seperti CO2 dan H2O. zat terbang ini merupakan zat aktif yang menghasilkan energi/ panas bila batubara dibakar.

2.Unsur non batubara yang terdiri dari :

1.Air (moisture)

Air ini merupakan produk alam dari proses pembentukan batubara.

2. Zat Mineral (mineral matter)

Mineral matter yang terdapat pada batubara terdiri dari dua jenis, yaitu Inherent dan Adventious.

3.2Penyelidikan Geologi

Ada beberapa penyelidikan geologi sesuai dengan tahapan dan tujuannya. Secara umum pertama-tama yang dilakukan adalah:

1. Pemetaan Geologi (permukaan)

Peta geologi untuk suatu rencana konstruksi teknik tergantung dari ketelitian yang diinginkan dan luas daerahnya, misalnya dengan skala 1:1000, 1:500 dan sebagainya. Peta geologi menggambarkan macam batuan dan tingkat pelapukan dan penyebarannya, struktur geologi dengan adanya sesar, kekar, lipatan, gerakan tanah, mata air, umur batuian secara relatif. Setelah pemetaan geologi selesai dilanjutkan dengan penyelidikan geologi bawah tanah.

2. Penyelidikan Geologi Bawah Tanah

Penyelidikan bawah tanah dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

Penyelidikan geofisika

Pemboran

Pembuatan parit dan sumur uji

Dll

3.3 Pertimbangan Dasar Rencana Penambangan

Secara garis besar ada beberapa kriteria yang dipakai untuk memilih metoda penambangan, antara lain :

1. Keberadaan bahan galian dari permukaan

2. Kondisi topografi

3. Geometri atau ukuran dari pada endapan

4. Produksi yang diinginkan

5. Status hutan (hutan lindung atau bukan?) di lokasi penambangan

6. Biaya produksi

7. Kondisi batuan atau geologi

8. Peralatan dan sumberdaya manusia yang dimiliki.

3.4 Tambang Terbuka

Tambang terbuka adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.

Keuntungan dan kerugian tambang terbuka dibandingkan dengan tambang bawah tanah:

a. Keuntungan Tambang Terbuka:

1. Ongkos penambangan per ton atau per BCM bijih lebih murah karena tidak perlu adanya penambangan, ventilasi dan pencahayaan (illumination).

2. Kondisi kerjanya lebih baik, karena berhubungan langsung dengan udara luar dan sinar matahari.

3. Penggunaan alat-alat mekanis dengan ukuran besar dapat lebih leluasa, sehingga produksi dapat lebih besar.

4. Pemakaian bahan peledak bisa lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik, karena: adanya bidang bebas yang lebih banyak dan gas-gas beracun yang ditimbulkan oleh peledakan dapat dihembus angin dengan cepat.

5. Perolehan tambang (mining recovery) lebih besar, karena batas endapan dapat dilihat dengan jelas.

6. Relatif lebih aman karena bahaya yang mungkin timbul karena bahaya akibat longsoran, sedangkan tambang dalam selain longsoran juga disebabkan oleh gas-gas beracun, kebakaran dan lain-lain.

7. Pengawasan dan pengamatan mutu bijih (grade control) lebih mudah.

b. Kerugian Tambang Terbuka:

1. Para pekerja langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan yang lebat atau suhu yang tinggi mengakibatkan efisiensi kerja menurun, sehingga kinerjanya juga menurun.

2. Kedalaman penggalian terbatas karena semakin dalam penggalian akan semakin banyak penutup (overburden) yang harus digali.

3. Timbul masalah dalam mencari tempat penimbunan untuk menimbun tanah penutup yang jumlahnya cukup banyak.

4. Pencemaran lingkungan hidup relatif lebih besar.

3.5 Pertimbangan Ekonomi

a. Cut Off Tickness

Ketebalan batubara pada kedalaman tertentu yang masih dapat diambil dengan pertimbangan dari segi ekonomis sehingga batubara yang berada pada kedalaman tertentu yang sebelumnya diasumsikan tidak dapat ditambang karena alasan ekonomis tetapi setelah dilakukan perhitungan dan pertimbangan maka batubara tersebut dapat ditambang dengan syarat akan memberikan keuntungan.

b. Stripping Ratio (SR)

Pengertian dari stripping ratio adalah : Perbandingan jumlah tanah kupasan penutup batubara dalam satuan meter kubik padat (BCM) yang harus dibuang untuk menghasilkan 1 ton batubara. Dapat disebut juga dengan rasio kupasan (dengan batubara) pada tambang batubara terbuka.

Misal: SR 3:1 adalah 3 ton volume lapisan penutup yg di bongkar untuk mengambil 1 ton batubara. Dibandingkan juga dengan biaya untuk mengupas lapisan tanah dengan harga batubara yg didapat tersebut.3,6Kegiatan Penambangan

3.6.1Pembongkaran

Pembongkaran atau lossening adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan untuk melepaskan batuan atau bijih dari batuan induknya. Pekerjaan tersebut umumnya dilakukan dengan peledakan yang didahului dengan pemboran lubang tembak.

Alat-Alat Bor

Sebelum melakukan pemboran, perlu diketahui terlebih dahulu beberapa hal penting yang berkaitan dengan pemboran diantaranya tujuan dari pemboran yang meliputi :

a. Untuk prospectingb. Untuk pengambilan contoh (sampling) pada eksplorasi

c. Untuk eksplorasi minyak bumi dan belerang

d. Untuk pengeringan, ventilasi, pengisian pasir dan pemadam kebakaran pada tambang bawah tanah.

e. Pembuatan shaft dengan alat bor yang besar.

Pengenalan lainnya adalah perlu untuk diketahui yaitu macam-macam alat bor, yang antara lain adalah :

1. Manual Driven, Alat bor ini digerakkan dengan tenaga manusia dan merupakan alat bor yang sederhana.2.Machine Power Driven, Alat ini digerakkan dengan mesin penggerak baik tenaga listrik maupun mesin diesel dengan bahan bakar seperti pada mesin motor dengan bahan bakar bensin.

Bahan Peledak

Bahan peledak adalah campuran senyawa-senyawa kimia, dapat berupa padat, cair atau campuran antara padat dan cair. Juga dapat merupakan campuran empat elemen-elemen dasar seperti carbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen. Kesemuanya dapat bereaksi dengan kecepatan sangat tinggi. Gas dan panas yang dihasilkan akan menyebabkan tekanan yang sangat tinggi. Sifat reaksi bahan peledak tersebut sangat kuat yang disebut detonation. Macam-macam bahan peledak tersebut antara lain :

1.High Explosive, merupakan jenis bahan peledak yang reaksi peledakannya relatif tinggi atau cepat. Semua bahan peledak berubah dari fase padat menjadi fase gas.

2.Low Explosive, merupakan jenis bahan peledak dimana reaksi peledakannya relatif pendek. Tidak seluruh bahan peledak yang ada berubah dari fase padat menjadi fase gas.

Pola-Pola Peledakan

Untuk mendapatkan hasil peledakan yang baik dan memuaskan perlu dirancang penerapan pola peledakan yang ada. Pola-pola peledakan tersebut adalah :

1.Pola peledakan untuk tambang terbuka yang dibedakan menjadi dua macam pola peledakan, yaitu pola parallel dan pola zig-zag (Staggered)

2.Pola peledakan untuk tambang bawah tanah, contohnya antara lain Burn cut, Draw cut, V cut dan Pyramid cut.

3.6.2Penggalian

Alat-alat mekanis yang digunakan untuk penggalian tergantung dari macam batuan yang akan digali. Adapun macam batuan dan alat mekanis yang digunakan untuk menggalinya adalah :

a.Batuan Sangat Keras Sekali

Batuan ini disebut juga massive rock yaitu semua formasi batuan yang kompak dan dalam bentuk yang sangat besar seperti granit, basalt dan diorit.

Untuk batuan ini harus diledakkan terlebih dahulu dengan menggunakan bahan peledak high explosive dalam jumlah yang banyak. Kemudian digali dengan ripper.

b.Batuan Sangat Keras

Batuan ini disebut juga very hard rock yaitu semua batuan beku yang masih segar dan semua batuan metamorf yang masih segar seperti gneiss, schist dan grafit. Batuan ini harus diledakkan dengan bahan peledak high explosive. Kemudian digali dengan ripper.

c.Batuan Keras

Batuan ini antara lain, batuan pasir berpartikel besar-besar yang tersemen. Batuan ini dapat digali dengan ripper. Namun, terlebih dahulu batuan ini harus diledakkan dengan bahan peledak high explosive dalam jumlah yang sedikit atau bahan peledak low explosive dalam jumlah yang banyak.

d.Batuan Sedang

batuan ini disebut juga medium hard rock yang antara lain adalah silt, batuan yang mudah lapuk, batuan yang banyak memiliki retakan-retakan (joint, krack). Batuan ini digali dengan menggunakan alat seperti dragline, power shovel dan back hoe tanpa dilakukan peledakan.

e.Batuan Sangat Lunak

Batuan ini disebut juga very soft rock yaitu batuan yang sedikit mengandung air atau tidak mengandung air, seperti pasir, kerikil, tanah liat yang berpasir. Tetapi dapat juga batuan yang mengandung air seperti tanah atas (soil), tanah liat dan lumpur. Untuk menggali batuan jenis ini dapat digunakan alat mekanis seperti dragline, back hoe dan power shovel tanpa perlu dilakukan peledakan.

3.6.3Pemuatan

Pemuatan atau loading adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil dan memuatkan batuan atau material ke dalam alat angkut. Macam-macam alat muat antara lain :

1.Power Shovel

Alat ini seperti teriihat pada, digunakan untuk menggali dan memuatkan batuan, khususnya untuk batuan lunak ke dalam alat angkut, seperti truck, lori dan belt conveyor. Kecepatan gerak power shovel sangat lambat.

Berdasarkan roda penggeraknya power shovel ada 2 macam yaitu :a. Rubber tired wheel power shovel, yaitu power shovel dengan roda penggeraknya dad ban karet. Jenis ini gerakannya lebih cepat.

b.Crawler mounted power shove, yaitu power shovel dengan roda penggeraknya dari rantai.

Ukuran dari power shovel dinyatakan dengan ukuran dipper-nya dalam cuyd (cubic yard) atau cum (cubic meter).2.Dragline

Berdasarkan roda penggeraknya atau penopangnya, maka dragline dibagi menjadi tiga macam antara lain :a. Wheel mounted dragline, adalah jenis dragline dengan roda penggerak atau penopangnya ban karet.b. Crawler mounted dragline, adalah jenis dragline dengan roda penggerak atau penopangnya dari rantai.c.Truck mounted dragline, adalah dragline yang diletakan di atas truck. Dragline merupakan alat yang cocok untuk pekerjaan menggali dan memuatkan material atau batuan lunak dan lepas ke dalam alat angkut seperti truck atau lori. Wheel mounted dragline dapat bergerak dengan kecepatan 30 mph, sedangkan crawler mounted dragline kurang dari 1 mph. Ukuran dari pada dragline dinyatakan dengan besar kecilnya bucket dinyatakan dalam cuyd atau cu meter yang bervariasi dengan panjangnya bom. Umumnya bucket dragline berkisar antara 1,25 2,5 cuyd.

3.Back Hoe

Alat ini termasuk grup power shovel dimana dipper-nya diganti dengan back hoes yang menggali ke belakang. Back hoes shovel ini disebut pula back shovel atau pull shovel. Alat ini cacok untuk menggali trench, pits dan cocok untuk pekerjaan-pekerjaan pada daerah yang miring. Kemampuan back hoes dinyatakan dalam ukuran dipper-nya yang bervasiasi dengan panjang bom.

4.Clam Shells

Alat ini cocok untuk mengambil dan memuatkan material lepas seperti pasir, kerikil, batuan yang telah dihancurkan (di-crushing), batubara dan kemudian memuatkannnya ke dalam alat angkut seperti truck dan lori. Clam shells merupakan group dragline yang mana bucketnya diganti dengan clamshell bucket. Kapasitas clamshells dinyatakan dalam cuyd dan merupakan ukuran besar kecilnya dragline yang bervariasi dengan panjang bom.

5.Tractor Shovel

Berdasarkan roda penggeraknya alat ini dibedakan menjadi dua macam antara lain :

a.Crawler tractor shovel, umumnya disebut truck loader, karena menggunakan roda rantai.

b. Wheel tractor shovel, umumnya disebut wheel loader, karena menggunakan roda dari ban karet.

Alat ini cocok untuk pekerjaan mengambil, mengangkut dan memuatkan material batuan ke dalam truck, juga untuk menggali seperti halnya bulldozer. Klasifikasi alat ini dinyatakan dalam kapasitas bucket atau berat bucket dan muatannya yang dapat diangkat.6.Bucket Wheel Exavator

Alat ini disebut juga land dredger yang bekerja menggali dan memuatkan material batuan secara kontinu ke dalam alat angkut seperti lori atau truck. Beberapa buah bucket jika dirangkai akan menyerupai roda. Dalam operasinya rangkaian bucket berputar pada porosnya. Cocok dipekerjakan untuk material yang lepas dan lunak.

7.Down Boom Chain And Bucket Exavator

Alat ini sama prinsipnya dengan bucket wheel excavator. Bucket dirangkai dengan chain . Cocok untuk menggali dan memuatkan material lepas dan kering dan memuatkannya ke dalam lori secara kontinu.8.BulldozerAlat ini umumnya digunakan sebagai alat gali. Tetapi alat ini dapat juga digunakan sebagai alat muat dalam keadaan tertentu dan memaksa karena tidak dimiliki alat muat yang lain.

3.7 Peralatan Penambangan

Peralatan penambangan adalah semua peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan penambangan, diantaranya:

a. Alat Gali/Bongkar

Alat gali adalah alat yang digunakan untuk melepaskan bahan galian dari batuan induknya. Alat gali tersebut dapat berupa : penggunaan bahan peledak, bulldozer, power screaper, bucket wheel excavator, backhoe, dll.b. Alat Muat

Alat muat adalah peralatan yang digunakan untuk memuat material yang telah digali untuk dimasukan ke alat angkut, alat muat terdiri dari: wheel loader, power shovel, dragline, backhoe dll.

c. Alat Angkut

Alat angkut adalah semua alat yang digunakan untuk mengangkut/memindahkan bahan galian dari suatu tempat ke tempat lain, antara lain: dump truck, belt conveyor, lori dan lokomotif, power screaper dll.

3.8Manajemen Data

Dalam pengembangan sumber daya mineral, satu hal yang penting adalah pelaporan atau catatan mengenai informasi dan data yang telah dikumpulkan. Hal ini terutama karena kegiatan pengembangan sumber daya mineral mencakup kurun waktu yang lama. Oleh karena itu, pelaporan sangat penting dan sistem pengelolaan sangat diperlukan, agar data tersimpan dengan baik dan dapat dilacak kembali dengan mudah.

Data survey adalah data yang paling penting karena berkaitan dengan penyelidikan berikutnya. Dapat saja terjadi bahwa dalam penyelidikan sebelumnya tidak ditemukan mineral yang ekonomis, tetapi setelah diadakan beberapa tambahan penyelidikan, ternyata hasilnya berbeda.

Di lapangan, masyarakat dapat melakukan pengawasan khususnya pengawasan lingkungan. Lembaga masyarakat seperti LSM berperan penting. Pelaporan yang masuk ke dalam bank data akan membuat seluruh sistem informasi menjadi lengkap, dari hulu ke hilir, dalam bidang pengembangan sumber daya mineral.

3.9Survey di PT Cipta KridatamaIlmu ukur tanah (survey), merupakan sebagian kecil dari ilmu yang lebih luas yang dinamakan ilmu geodesi.Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud/tujuan yaitu :1. Maksud ilmiah yaitu menentukan bentuk permukaan bumi.2. Maksud Praktis yaitu untuk mempelajari penggambaran sebagian besar atau sebagian kecil dari permukaan bumi yang dinamakan peta.

Survey adalah pengukuran untuk menentukan relief/bentuk permukaan bumi beserta luasnya, kondisi bumi (tanah) dan segala sesuatu yang terdapat diatas permukaan bumi tersebut. Sesuai dengan pengertiannya, tujuan survey adalah : Menentukan sebaran bentuk yang berbeda di atas permukaan bumi.1. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berada diatas atau dibawah suatu bidang , dengan berpedoman kepada permukaan air laut yang tenang.2. Menentukan panjang, arah, dan kedudukan (posisi) dari suatu garis yang terdapat pada permukaan bumi, yang merupakan batas dari suatu areal tertentu.

Sedangkan pemetaan adalah kegiatan memproses data dari hasil suatu pengukuran permukaan bumi, yang dituangkan dengan garis, gambar, maupun symbol-simbol yang dilihat secara vertical dari suatu bidang datar. Adapun fungsi pemetaan adalah :

1. Untuk mempermudah dalam merencanakan suatu pekerjaan berdasarkan data- data yang telah disimpulkan dari hasil pengukuran.2. Untuk menggambarkan suatu daerah yang luas ke dalam bentuk yang kecil sehingga mudah dilihat dan dimengerti.3. Khusus untuk pengukuran yang dilakukan secara berkala, pemetaan berguna untuk mengetahui perubahan permukaan bumi maupun untuk menentukan volume pekerjaan.

Di PT. Cipta Kridatama, dapat dikatakan bagian survey merupakan ujung tombak dalam kegiatan pertambangan karena pekerjaan dari bagian-bagian lain (misalnya : Geologi, Mine, Road, Planning, Operation, dan lain-lain) bergantung kepada data-data dari hasil survey tersebut.Adapun tugas dari bagian survey adalah melakukan survey dan pemetaan secara digital area tambang batubara, sedangkan kedudukannya adalah sebagai technical support yakni sebagai penyedia informasi/data mengenai tambang batubara.3.10Survey Section

Survey merupakan bagian dari kegiatan penambangan dimana dalam kegiatannya melakukan pengambilan data-data dari lapangan, melakukan pengolahan data-data tersebut hingga dapat disajikan menjadi suatu informasi yang dapat disampaikan. Section ini bertugas untuk mengumpulkan data mentah tentang kondisi daerah tambang dan data-data digital dari beberapa alat, yang nantinya digunakan untuk pembuatan peta topografi daerah tambang.

Sekilas Survey ditambang Batubara :1. Peta design.

2. Batasan line clearing.

3. Topo base atau original surface.

4. Aplikasi design di aktual lapangan dengan keterangan (cut .. ?, Fill.. ? dan slope..?) yang semuanya ditulis dibendera informasi.

5. Saat dilaksanakan pekerjaan, survey dan operasional sama sama kontrol terhadap kemungkinan terjadi penyimpangan terhadap design.

6. Perubahan atau progress yang dilakukan oleh opersional setiap akhir bulan diambil data melalui joint survey baik daerah stripping, expose ataupun batubara untuk dilakukan perhitungan volume.

7. Pengukuran terakhir ini kita gunakan lagi sebagai base perhitungan volume bulan selanjutnya. Adapun alat-alat yang digunakan adalah :a. Total StationTotal Station adalah alat pengukuran sudut yang sudah dilengkapi dengan alat pengukur jarak yang bekerja dengan sisitem elektronis, atau merupakan generasi dari theodolit yang sudah dilengkapi dengan EDM (Electric Distence Meter), kalau dulunya alat pengukur sudut terpisah dengan alat pengukur jarak untuk alat total station kedua fungsi ini sudah terintegrasi menjadi satu kesatuan.

Alat ini berfungsi untuk:

Mengukur letak titik-titik (koordinat maupun elevasi actual) baik yang ditembak guna pembuatan peta topografi, guna perhitungan volume, desain disposal dan settling pond.

Karena pergerakan tambang yang sangat dinamis dari hari ke hari, maka diperlukan data yang selalu baru, maka alat ini digunakan utuk meng-upgrade data.Alat total station yang digunakan oleh PT. Cipta Kridatama ada dua jenis yaitu Lecia Total station dan Sokkia Total Station, keduanya sangat berperan penting dalam segala macam kegiatan atau pengukuran yang berkaitan dengan survey.

(Sumber : Dokumentasi Studi Lapangan KP, PT CIPTA KRIDATAMA)Foto 3.1

Leica Total Stationb. Global Positioning System (GPS)Alat ini berfungsi untuk:

Memberikan informasi koordinat dan ketinggian suatu titik, dengan sistem real time kinematic (RTK) yang menggunakan satelit sebagai pemancar.

Perhitungan jarak loading point ke dumping point

Dengan mengetahui elevasi aktual pada suatu titik, maka surveyor dapat menentukan berapa tinggi material yang harus di dumping.c. Prisma

Prisma ini digunakan sebagai alat yang akan ditembak nantinya oleh total station dan setelah penembakan dilakukan maka data-data seperti koordinat, elevasi dimana prisma itu berada akan dapat diketahui. Prisma dioperasikan oleh beberapa orang dalam satu tim survey hal itu dilakukan agar pengambilan data semakin cepat sehingga tidak hanya satu unit prisma yang digunakan tetapi minimal 3 unit. System kerja dari prisma ini sendiri yaitu continue dalam arti ketika satu titik sudah diplot oleh prisma tersebut maka titik selanjutnya harus diambil juga sampai semua area pengukuran sudah terukur.

(Sumber : Dokumentasi Studi Lapangan KP, PT CIPTA KRIDATAMA)Foto 3.2

Stick + Prismad. Global Positioning Sistem (GPS)Alat ini berfungsi untuk:

Memberikan informasi koordinat dan ketinggian suatu titik, dengan sistem real time kinematic (RTK) yang menggunakan satelit sebagai pemancar.

Perhitungan jarak loading point ke dumping point

Dengan mengetahui elevasi aktual pada suatu titik, maka surveyor dapat menentukan berapa tinggi material yang harus di dumping.3.10.1Beberapa Kegiatan Survey Section

1) Membuat dan mengembangkan status sistem jaringan titik control dan titik-titik kerangka survey pemetaan.

2) Melakukan survey secara lebih detail dari objek penambangan.

3) Memetakan secara berkala dan membuat gambar-gambar tambang dan merencanakan survey-survey lanjutan.

4) Mengadakan survey-survey khusus dalam kaitannya dengan pengeboran dan peledakan, drainase, penimbunan material dan sebagainya.

5) Menghitung volume over burden yang diambil dari pit dan volume yang ditimbun pada disposal.6) Menghitung volume Batubara yang diambil dari pit (Mine Out), serta pengukuran Land Clearing.

a) Pengukuran Pada Land Clearing

b) Pengambilan Data Menggunakan Total Stationc) Pengukuran Pada Front Batubara(Sumber : Dokumentasi Studi Lapangan KP, PT CIPTA KRIDATAMA)Foto 3.3Pengambilan Data Survey di Lapangan7) Divisi ini berkerjasama dengan divisi lain misalnya, dengan divisi planning atau disini disebut Departement Engineering sebagai dasar pembuatan pit, disposal, settling pond, dan haul road diperlukan data dan peta topografi yang dibuat oleh divisi survey. Dengan divisi geotech yaitu pembuatan cross section dan stratigrafi daerah tambang dalam pembuatan peta topografi. Dengan divisi Mining (produksi) untuk pemasangan patok-patok yang menandakan batas-batas kemiringan, ketinggian, crets, toe dan tanda-tanda lainnya.8) Survey juga sangat berperan penting pada kemajuan tambang yang dilakukan perushaan. Area tambang dalam hal ini berupa pit yaitu pit baru yang akan dibuka terlebih dahulu dilakukan pengambilan data oleh tim survey sebelum dilakukan pengupasan top soil, langkah ini dilakukan tentunya setelah proses land clearing dilakukan. Peta-peta dan gambar tambang hasil survey ditampilkan untuk:

1) Mengontrol semua operasi penambangan untuk ketepatan dan keamanan operasi itu sendiri dan mengontrol apakah sudah sesuai dengan desain planning section dengan cara memplot ataupun pemasangan patok-patok.

2) Mengevaluasi atau membuat perkiraan cadangan mineral yang ada, yang telah ditambang atau output.

3) Mengontrol kemajuan kerja dengan selang waktu yang ditentukan.

3.10.2Objek-objek yang Perlu disurvey1) Topografi pada lokasi penambangan2) Boundary Pit / Pit Limmit3) Area Land Clearing atau biasa disebut area Original4) Crest dan Toe

5) Loading Point untuk Over burden6) Front Batubara7) Bagian-bagian pertambangan: bagian atas dan bawah dari ujung-ujung trap yang melengkung, cross over dan parit-parit penggalian.

8) Jalur-jalur pengangkutan di luar dan di dalam areal penambangan

9) Lubang-lubang peledakan dan daerah peledakan

10) Tempat-tempat peledakan

11) Tempat-tempat penimbunan material dan tempat pembuangan material12) Galian-galian drainage (sumuran)3.10.3Metode-metode yang Dipakai untuk Survey

1) Metode Tachimetri

Adalah metode pengukuran yang dipakai untuk mengetahui elevasi atau tinggi suatu objek yang diamati.

2) Metode Ordinat Linier

Adalah cara pengukuran untuk mengetahui suatu titik ordinat dalam interpolasi

3) Metode Garis Kontur

Adalah cara pengukuran yang dipakai untuk menghitung volume dalam suatu kontur

4) Fotogrametris

Adalah pengukuran dengan cara pengambilan data lapangan melalui foto udara

3.10.3Tanda-Tanda yang digunakan oleh Survey

Untuk menghindari atau mengurangi kesalahan pada proses penambangan, diperlukan tanda-tanda sebagai penegas dalam operasi penambangan dan pita digunakan sebagai tanda dalam survey, tanda-tanda pita yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) PITA PUTIH

: Menunjukan Cek Elevasi

2) PITA BIRU: Menunjukan Crest (kepala) Slope. Untuk final pit slope ditambah patok miring (bow plank).

3) PITA BIRU PUTIH: Menunjukan Pit Limmit / Boundary Pit

4) MERAH

: Batas / Topo Original5) KUNING / POLICE LINEKUNING HITAM

: Batas Disposal

6) MERAH PUTIH

: Batas Lahan Bebas (Conp. Limit)

Contoh:

ACT

= Elevasi actual, elevasi yang ada sekarang

RL

= Reference Level, elevis yang diminta

FILL

= Ditimbun

CUT

= Dipotong/digali

ON GRADE

= Elevasi sudah sesuai dengan desainCREST

= Posisi crestTOE

= Posisi toe

CREST TOE

= Posisi pertemuan kepala dan kaki slope

Gambar 3.1Desain Sederhana Tambang Batubara (Pit Design)

Gambar 3.2Arah Penambangan Berdasarkan Arah Lapisan Batubara

Gambar 3.3Ilustrasi Garis Tebing

Gambar 3.4Elevasi

Ketinggian bench atau jarak antara crest (kepala) dengan toe (kaki) yang digunakan di PT. Cipta Kridatama adalah 10 meter dengan kemiringan 45o untuk material over burden dan 60o untuk material Top Soil. Kemiringan tersebut ditentukan berdasarkan jenis material, Over Burden sebisa mungkin dibentuk tidak terlalu curam karena akan memperbesar kemungkinan terjadinya longsor sedangkan material top soil dibentuk sedikit curam karena material tersebut cenderung lebih stabil dibandungkan dengan material Over Burden.

3.11Pekerjaan-Pekerjaan SurveyUntuk lebih mudah menentukan lokasi pengukuran, lokasi pertambangan maupun keperluan lain, maka di daerah kondisi pertambangan batubara PT. Cipta Kridatama dikenal istilah Block dan Grid. Sebenarnya kedua istilah ini mempunyai arti yang sama yaitu system koordinat, dimana Grid Koordinate adalah system local yang mengacu kearah utara sebenarnya, sedangkan Block kordinate adalah system koordionat local yang diputar sesuai dengan arah tambang. Namun penggunaannya berbeda karena masing-masing sangat menetukan dimana pekerjaan ini dilaksanakan. Block digunakan didalam areal pertambangan sedangkan Grid digunakan diareal pertambangan batubara.Berdasarkan tempat untuk melaksanakan kegiatan pengukuran, survey dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu :a. Survey Didalam Tambang

Survey didalam areal tambang terbagi atas beberapa pekerjaan yaitu :

Topo Original adalah proses pemetaan terhadap suatu daerah diwilayah konsesi PT. Cipta Kridatama yang memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi topografi asli daerah tersebut. Proses pemetaan ini tidak jauh berbeda dengan pemetaan topografi pada umumnya, dimana posisi titik-titik detail ditentukan dengan mengikatkannya ketitik kontrol dengan tingkat kerapatan dan ketelitian yang ditentukan sebelumnya.

Weekly Progress, adalah proses pengukuran wilayah produksi pertambangan guna penentuan volume batubara dan over burden yang sudah ditambang serta pemantauan perkembangan jalur pertambangan (bench) yang dilakukan seminggu sekali.

Monthly Progress adalah proses pengukuran terhadap wilayah produksi pertambangan yang telah mengalami perubahan, baik diambil batubara maupun over burdennya, guna penentuan volume batubara dan over burden yang sudah ditambang serta pemantauan perkembangan jalur-jalur pertambangan (bench) yang dilakukan sebulan sekali. Output dari proses ini yang berupa peta monthly progress yang digunakan oleh bagian engineering untuk menentukan volume batubara dan over burden, serta jumlah tagihan yang harus dibayar oleh owner. Pengukuran titik kontrol adalah pengukuran titk-titk kerangka dasar yang akan digunakan sebagai acuan untuk penentuan posisi titik-titik yang lain. Proses ini sebaiknya dilakukan seteliti mungkin karena jika terdapat kesalahan (yang melebihi batas toleransi) pada posisi titik-titik kontrol, perambatan kesalahan yang terjadi akan menyebabkan posisi titik-titk turunnya menyimpang terlalu jauh dari posisi yang benar. Monitor Slidding adalah pengukuran untuk mengetahui pergeseran tanah di daerah spoth pertambangan batubara. Pengukuran papan crack meter adalah pengukuran untuk mengetahui pergeseran/turunnya tanah di daerah disposal, dilakukan secara manual dengan meteran. Mine Plan adalah proses perencanaan suatu wilayah pertambangan yang meliputi perencanaan jumlah produksi, cara menambang, proses pengangkutan, serta perbaikan lingkungan wilayah bekas tambang. Bagian survey berperan dalam penyediaan data-data spesial yang diperlukan oleh planning engineer. Struktur adalah bidang pekerjaan teknik sipil yang terdapat dalam proses pertambangan yaitu : pembangunan Haul Road, jembatan, pengukuran, deformasi serta pembangunan dan perawatan konstruksi di lokasi tambang. Bagian survey berperan dalam melakukan stake out untuk pembangunan jalan, jembatan serta pemantauan deformasi, temasuk stockpile kelanis. Settling Pond adalah bendungan/kolam/danau yang digunakan untuk mengendapkan zat padat yang terkandung dalam air sisa proses pertambangan. Disini bagian survey berperan untuk melakukan stock out lokasi yang diperhitungkan untuk menjadi settling pond oleh planning engineer dan menentukan kedalaman, volume, serta data-data spesial lain yang diperlukan. Disposal/Waste Dump adalah tempat yang digunakan untuk menampung over burden yang didapat dari proses produksi pertambangan. Pengukuran dilakukan untuk menentukan tingkat kemajuan dan kontrol penimbunan.

(Sumber : Dokumentasi Studi Lapangan KP, PT CIPTA KRIDATAMA)Foto 3.4Pengukuran di Disposal Dumping Point dan Loading Point dilakukan untuk mengetahui jarak pengangkutan OB Land Clearing Disposal adalah proses untuk menentukan letak titik dan titik koordinat sebagai batas untuk penimbunan over burden dan pembukaan tambang. Lay Out Design adalah pengukuran untuk menentukan letak titik-titik koordinat sebagai batas dalam acuan/implementasi design di lapangan disegala kegiatan penambangan.b. Survey diluar Tambang

Survey ini dilakukan sebelum pembukaan lahan untuk pertambangan batubara. Survey ini terdiri atas beberapa pekerjaan yaitu :

Topo Original adalah proses pemetaan terhadap suatu daerah di wilayah konsesi PT. Multi Harapan Utama sebagai owner yang tujuannya untuk mengetahui kondisi topografi asli daerah tersebut. Proses pemetaan ini tidak jauh berbeda dengan pemetaan topografi pada umumnya, dimana posisi titik-titik detail ditentukan dengan meningkatkannya ke titik kontrol dengan tingkat kerapatan dan ketelitian yang telah ditentukan sebelumnya.

Kompensasi adalah proses pembebasan tanah yang masih dimiliki oleh pihak diluar PT. Multi Harapan Utama YANG MELIPUTI PROSES ADMINISTRATIF DAN TEKNIS. Yang dimaksud dengan proses administrartif adalah pengurusan surat-surat dan biaya ganti ruginya, sedangkan proses teknis adalah pengukuran detail di lapangan sampai penyajiannya dalam peta.

Levelling adalah pengukuran untuk mengetahui beda tinggi tanah. Lay Out Bore adalah pengukuran untuk menentukan titik bor yang koordinat-koordinat titiknya telah ditentukan oleh bagian engineering. Shooting Bore adalah pengukuran untuk menentukan atau memeriksa pergeseran pengeboran dari titik koordinat yang telah ditentukan. Dari pekerjaan-pekerjaan tersebut yang pernah diikuti dan dipelajari penulis selama praktek yaitu : Monthly Progress Pelatihan penggunaan program Surpac Vision V5.1 Pengukuran Mine Out Pengukuran Area Land Clearing / Daerah Original Pengukuran Volume Over Burden Penentuan titik sekatan Pengukuran Lubang Bor

Pengukuran Haul Road Pengukuran settling Pond Pengukuran Disposal Pemasangan patok Crest Pemasangan patok Pit Limmit / Boundary Pit3.12Istilah-Istilah Lain pada Survey Roof of coal adalah posisi batas lapisan batu bagian atas/atap

Floor of coal adalah posisi batas lapisan batubara bagian atas

Gambar 3.5Istilah pada Lapisan Batubara Stock room adalah tempat penimbunan batubara sementara sebelum diangkut ke stockpile di Kelanis.

Pit yaitu daerah tambang

Slope adalah tanah yang miring, baik secara alami maupun buatan. Kemiringan slope buatan untuk pertambangan batubara yaitu 30o, 45 o, 60 o, 63 o dan lain-lain sesuai kebutuhan. Tinggi slope adalah 12 meter.

Bem adalah tanah yang rata baik secara alami maupun buatan. Lebar Bem yang dibuat untuk pertambangan batubara adalah 6 meter.

Settling Pond adalah tempat untuk penampungan air dari sisa-sisa pertambangan untuk diproses menjadi air bersih. Pekerjaan ini ditangani oleh bagian envire

High wall adalah semua material yang terletak diatas roof batubara yang paling dalam. Low wall adalah dinding yang terdapat pada tambang batubara dimana arahnya berlawanan dengan arah penambangan, sudut/slope yang terbentuk adalah 60o. End wall yaitu batas tambang batubara

Request Level adalah besarnya ketinggian yang ditentukan/diinginkan, yang dimaksud dengan ketinggian di sini adalah ketinggian pada disposal/waste dump, disposal elevasi yang diijinkan adalah 6 meter sedangkan pada PIT/tambang adalah 12 meter.

Enviromental adalah bidang yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan keadaan lingkungan, baik dilokasi tambang maupun diluar tambang, misalnya pengolahan air sisa tamban, kemungkinan adanya pencemaran udara akibat debu di haul road dan lain-lain. Bagian survey berperan dalam membantu menyediakan data yang diperlukan oleh bagian enviroment.

Eksplorasi adalah kegiatan untuk menyelidiki tentang suatu daerah apakah memiliki sumber daya dimana kegiatan ini meliputi ramalan mengenai jenis dan kualitas sumberdaya alam, posisi dan jumlah deposit yang tersimpan. Pengukuran yang sering dilakukan oleh bagian survey adalah lay out, bore hole, dan plan bore hole. Bor hole adalah penentuan posisi lubang bor, sedangkan plan bore hole adalah perencanaan posisi bor.3.13 Hambatan Operasional1. Alam

Kondisi hujan menjadi penghambat dalam pekerjaan survey, dikarenakan untuk pemeliharaan alat dan sarana secara optimal juga dalam pelaksanaan program K-3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).2. Teknis Kerusakan yang terjadi pada sarana maupun peralatan survey, dapat mempengaruhi kelancaran jalannya pekerjaan survey. Perawatan dan pemerikasaan berkala secara rutin akan mempengaruhi adanya resiko kerusakan pada sarana dan peralatan survey. Kurangnya orang dalam melakukan survey karena survey merupakan sebuah tim yang beranggotakan 4-5 orang dan satu orang sebagai ketua tim, jika orang-orang yang dimaksud berhalangan untuk kerja atau bertepatan pada saat off maka kegiatan survey akan sedikit terhambat. Pada dasarnya kegiatan survey dilakukan secara kerja tim.

Gambar 3.6Diagram Alir (Flow Chart) Kegiatan Pengambilan Data Survey

3.14Disposal

3.14.1Pengertian Disposal

Disposal adalah tempat dimana material yang tidak dipakai atau reject (overburden, subsoil, waste, dan lain-lain) dibuang atau ditumpuk di suatu area yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan mining sehingga batubara dapat diambil dan dapat mencapai target produksi. Pembuatan disposal dan pengoperasiannya juga harus dipastikan dapat beroperasi secara aman, tidak menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan (enviroment) dan tidak menimbun cadangan batubara yang akan ditambang. Disposal atau waste dump juga merupakan salah satu penentuan baik atau tidaknya suatu penambangan, perancangan disposal sangat dipengaruhi oleh banyaknya material yang akan dibingkar dalam hal ini adalah over burden. Sehingga material yang dibongkar dapat tertampung secara baik dan benar ditempat ini.

(Sumber : Dokumentasi Studi Lapangan KP, PT CIPTA KRIDATAMA)Foto 3.5Disposal3.14.2Pengukuran di DisposalPengukuran pada area disposal dimaksudkan untuk mengetahui perubahan pada volume disposal karena seiring berjalannya waktu serta seiringa berjalannya proses penambangan disposal akan terus menerima material yang telah dibongkar oleh karena itu perkembangannya dalam hal ini perlu diperhatikan. Pengukuran ini dilakukan oleh tim survey, sama halnya seperti pengukuran pada front batubara pengukuran pada disposal ini memiliki tiga istilah, diantaranya : SPOT: merupakan dataran pada area disposal

SPOT CREST: merupakan kepala dari material yang ditumpuk

CREST

TOE: merupakan kaki dari material yang ditumpuk

TOE3.15Produksi3.15.1Truck CountTruck Count merupakan perhitungan produksi yang dihitung berdasarkan pengangkutan yang dilakukan oleh truck atau haul truck. perhitungan truck count ini dilakukan oleh orang yang bertugas di pos cheker. Petugas akan mencatat berdasarkan ritase dari alat angkut tersebut. Untuk mengetahui hasil akumulasi dari perhitungan tersebut maka harus diketahui kapasitas angkut dari alat angkut yang digunakan. Contoh pada pengangkutan material Over Burden : Kapasitas angkut

= 90 bcm Ritase/hari

= 45 ritase Maka produksi truck count dalam satu hari adalah

= kapasitas angkut x ritase/hari= 90 bcm x 45 ritase/hari= 4050 bcm/hariPerhitungan ini akan sangat tergantung pada orang yang bertugas mencatat, dalam arti ketika terjadi kelalaian dalam bertugas maka perhitungan data ini akan menjadi tidak akurat meskipun pelaporan untuk biaya pengupasan dilakukan berdasarkan data survey. Di PT Cipta Kridatama ini data truck count digunakan sebagai pembanding. Perbandingan dilakukan antara data truck count dan data survey dalam bentuk volume pembongkaran serta pengangkutan over burden. Pelaporan akhir yang diajukan pada owner dilakukan berdasarkan data survey dalam bentuk volume pembongkaran dan pengangkutan over burden.

Gambar 3.7

Diagram Alir (Flow Chart) pengambilan data truck count

Penjelasan dari diagram alir diatas adalah cheker akan mencatat data ritase setiap jam kemudian hasil dari pengambilan data tersebut selanjutnya dilaporkan pada dispatch, dispatch akan menginput data tersebut ke dalam sistem komputer setelah itu data tersebut diserahkan pada admin engineering untuk akhirnya dibuat dalam bentuk pelaporan/report.

3.15.2Pengoprasian dan Pengaplikasian Alat Angkut serta Alat Muat

Haul Truck

(Sumber : Hand Book of Trainer Operation Dept.)

Foto 3.6Haul TruckDigunakan untuk memindahkan tanah dan batubara pada jarak 120-9000 m serta untuk keperluan proyek konstruksi dan pertambangan. Produksi Haul Truck akan tergantung pada. Skill operator Hauling, maneuver di loading & dumping area

Posisi antri/menunggu loading di point

Penggunaan gigi transmisi pada penurunan dan tanjakan

Knowledge operator Fungsi dan aplikasi alat kontrol pada mesin

Fungsi dan aplikasi alat monitoring system pada mesin

Safety awareness

Kondisi Tempat Kerja

1. Loading Point Rata/tidak bergelombang

Cukup luas dengan sekali maneuver

Acces in & out dari loading point jelas dan luas.

(Sumber : Hand Book of Trainer Operation Dept.)

Foto 3.7Loading Point2. Haul Road Cukup Luas

1 way straight = 2 2,5 lebar truck2 way straight = 3 3,5 lebar truck Rata tidak bergelombang atau berlubang Bersih dari boulder atau tumpahan material

(Sumber : Hand Book of Trainer Operation Dept.)

Foto 3.8Haul Road3. Disposal Rata tidak bergelombang

Cukup luas dengan sekali maneuver

Acces in & out dari dumping point jelas

Safety beam diameter roda haul truck

(Sumber : Hand Book of Trainer Operation Dept.)

Foto 3.9Disposal

Masalah Haul Trcuk1. Transmission Abuse

Transmission abuse adalah salah satu peringatan yang ada pada system transmisi yang akan muncul apabila ada kesalahan dalam proses merubah arah (directional change) maka kejadian yang seperti ini disebut transmission abuse. Transmission abuse biasa terjadi di daerah loading point ataupun di dumping point yang mana operator hendak melakukan directional change atau penggantian arah transmisi dari gigi maju ke gigi mundur atau dari netral ke gigi maju atau ke gigi mundur dimana rpm engine masih diatas 1300 rpm.

2. Engine Over SpeedEngine Over Speed adalah kecepatan putaran roda lebih cepat dari pada putaran engine. Engine over speed terjadi biasanya pada kondisi down hill dimana operator kurang tepat dalam pemilihan atau penggunaan gigi transmisi pada kondisi penurunan, dan operator kurang memahami penggunaan retarder baik secara manual maupun automatic Hidraulic Excvataor1. Pengoprasian yang Tidak Benar

2. Membuat Dudukan Excavator

Bench yang ideal adalah sebagai berikut :

Tinggi bench yang ideal adalah sama tinggi dengan stick excavtor atau sama tinggi dengan dump body truck. Ketika bench terlalu rendah maka akan seperti ini :

Maka dari dampak tersebut akan terjadi :

Boom terlalu tinggi harus diangkat Load bucket tidak bisa penuh Reposition mesin mengurangi timing mesin untuk digging Bench terlalu tinggi

Maka dari dampak tersebut akan terjadi :

Cycle Time lambat 10% 15 Swing lambat

Sulit untuk menjangkau truck Lost time & Spillage material Loading

Gali material yang paling dekat dengan unit yang sedang diloading Usahakan radius swing antara 45-90 derajat Untuk memuat bolder ketruck isi dulu material halus kemudian boldernya Jangan melipat stick sampai teeth bucket menyentuh track

Posisi Arm yang ideal pada saat pertama penetrasi ke tanah apabila Arm posisi vertikal dan di ayun kedepan kira kira sudutnya 30 45 derajat. Posisi arm yang ideal saat mengangkat bucket 90 derajat dan bucket sudah terisi 100-110%, jika bucket terlalu dekat ke track atau terlalu jauh pada saat digging maka tenaga menggali akan berkurang. EMBED PBrush

EMBED PBrush

EMBED PBrush

- Data Cut dan Fill Volume Over Burden + Coal

Pengolahan Data (Prossecing)

- Data String

- Data SDR

- Data SDR

Peta Topografi

Dalam bentuk card rider

Loading

Soft ware

Total Station

Cheker

Dispatch

Admin Engineering

Out Put dalam bentuk Pelaporan/Report