BAB II Watson

24
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.Dalam makalah ini kami membahas “Peran, Fungsi dan Tugas Perawat dalam Pengembangan Pelayanan Kesehatan”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan (KDK) di program studi keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan (KDK) yaitu ibu Dra.dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Oleh karena itu, kritikdan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Bandung,7 September 2013

Transcript of BAB II Watson

Page 1: BAB II Watson

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT atas berkah dan rahmatnya

kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.Dalam makalah ini kami membahas

“Peran, Fungsi dan Tugas Perawat dalam Pengembangan Pelayanan Kesehatan”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan

(KDK) di program studi keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Konsep Dasar

Keperawatan (KDK) yaitu ibu Dra.dan kepada segenap pihak yang telah memberikan

bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk

penyusunan maupun materinya.Oleh karena itu, kritikdan saran dari pembaca sangat kami

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Bandung,7 September 2013

Page 2: BAB II Watson

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat dalam model praktek keperawatan mengandung  komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan yang  ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya mempelajari teori dan Model konsep keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek, serta profesi  keperawatan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya mencoba memaparkan “Teori dan Model Konsep Keperawatan Jean Watson”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.a.       Bagaimana filosofi keperawatan menurut Jean Watson.b.      Bagaiman konsep-konsep utama Jean Watson.c.       Bagaimana asumsi-asumsi utama keperawatan menurut Jean Watson.d.      Bagaimana penegasan-penegasan teori Jean Watsone.       Bagaimana penerimaan oleh komunitas keperawatan.

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari pembuatan maeri ini adalah sebagai berikut.a.       Mengaetahui bagaimana filosofi keperawatan menurut Jean Watson.b.      Mengetahui bagaimana konsep-konsep utama Jean Watson.c.       Mengetahui bagaimana asumsi-asumsi utama keperawatan menurut Jean Watson. d.      Untuk mengetahui bagaimana penegasan-penegasan teori penerimaan oleh komunitas keperawatan.

Page 3: BAB II Watson

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Tokoh

Jean Watson lahir pada tahun 1940-an di West Virginia. Dia lulus Bachelor of

Science dalam Keperawatan di University of Colorado pada tahun 1964 dan serta

(keperawatan kesehatan jiwa-jiwa) Master dan PhD (psikologi pendidikan dan konseling)

pada tahun 1966 dan 1973 masing-masing.Dia bergabung dengan profesi mengajar dan

menjadi Profesor dibedakan dalam Keperawatan dan memegang Chair diberkahi dalam Sains

Caring di University of Colorado.Health.Sciences.Center.

Dia adalah pendiri dari Pusat asli untuk Caring Manusia di Colorado dan merupakan

Fellow dari American Academy of Nursing. Dia menjabat sebagai Dekan Keperawatan di

University Health Sciences Center dan menjadi Presiden

Liga.Nasional.untuk.Keperawatan.Penelitiannya telah di bidang kepedulian manusia dan

kerugian. Jadi dia mendirikan "Teori Caring" dalam keperawatan yang diterbitkan pada tahun

1979, dan direvisi pada tahun 1985 dan 1988. Teorinya menjabat sebagai panduan untuk inti

Page 4: BAB II Watson

dari keperawatan.Teori Caring Watson memungkinkan kita untuk kembali ke akar

profesional dalam dan nilai-nilai.

Ini merupakan model asli dari seorang perawat yang ideal. Merawat mendukung

identitas profesional kami dalam konteks di mana nilai-nilai kemanusiaan yang terus-menerus

mempertanyakan dan menantang. Menjunjung tinggi nilai-nilai peduli dalam praktek sehari-

hari kita membantu melampaui perawat dari negara mana keperawatan dianggap sebagai

"hanya pekerjaan" itu dari.profesi.memuaskan.Menjunjung tinggi teori peduli Watson tidak

hanya memungkinkan perawat untuk berlatih seni peduli, untuk memberikan kasih sayang

untuk memudahkan pasien dan keluarga 'penderitaan, dan untuk mempromosikan

penyembuhan dan martabat mereka tetapi juga dapat berkontribusi untuk memperluas

aktualisasi sendiri perawat. Bahkan, Watson adalah salah satu dari teori keperawatan sedikit

yang mempertimbangkan tidak hanya peduli-tetapi juga untuk pengasuh.

 Mempromosikan dan menerapkan nilai-nilai peduli dalam praktek kita tidak hanya

penting untuk kesehatan kita sendiri sebagai perawat, namun maknanya juga fundamental

sungai untuk menemukan makna dalam pekerjaan kami.

            Pada tahun 2008 Dr Watson menciptakan sebuah yayasan non-profit: Watson Caring

Science Institute, untuk melanjutkan pekerjaan Peduli Ilmu di dunia.

Page 5: BAB II Watson

2.2 Dasar Pemikiran

1. Filosofi / Keyakinan

           

Keperawatan menurut Jean Watson adalah “….Human science of person and human

health-illness experiences that are mediated by professional, personal, scientific, esthetic, and

ethical human are transaction..”

            Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human

science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.

Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan

Page 6: BAB II Watson

estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985). Sebagai pengetahuan tentang human care

fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang

dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan tentang

keperawatan sebagai science tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk

pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:

      1. Pengkajian terhadap kondisi manusia

      2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.

      3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya

      4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship

      5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.

            Filosofi Jean Watson, yang pada akhirnya tarkenal dengan sebutan “J.W”, berupaya

untuk mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek

humanistik dari kehidupan. Watson, (1979). Tindakan Keperawatan yang mengacu langsung

pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan

memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan, serta pencegahan  terjadinya

penyakit.

2. Asumsi Dasar

            Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja

dalam pengembangan teori, yaitu:

1) Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal

Page 7: BAB II Watson

2) Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan

kebutuhan dasar manusia.

3) Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan

keluarga.

4) Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan

saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.

5) Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan keluasan

memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.

6) Caring bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring mengitegrasikan

pengetahuan biopisikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan. Dan untuk

membantu pasien yang sakit, dimana caring melengkapi curing.

7) Caring merupakan inti dari keperawatan.

Model Watson dibentuk melingkupi Proses Asuhan Keperawatan, Pemberian bantuan

kepada Klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan dan atau mencapai kematian

yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia. Proses

perawatan manusia membutuhkan Perawat yang mampu memahami perilaku dan respon

manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual atau potensial, kebutuhan manusia, dan

bagaimana manusia merespon terhadap orang lain, dan kekurangan serta kelebihan klien dan

keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu, perawat juga memberikan

kenyamanan dan perhatian, serta empati pada klien dan keluarganya. Asuhan perawatan

tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian

pelayanan keperawatan pada klien dan keluarganya.

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan, terkenal dengan teori

pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Jean Watson ini didasari

pada unsur teori kemanusiaan. Teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki

Empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaranya:

Page 8: BAB II Watson

2.3 Hubungan Teori Jean Watson dengan Konsep Utama Keperawatan

Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

1.      Kemanusiaan (Human Beeing)

Menurut pandangan Watson orang yang bernilai nb agi dirinya atau orang lain dalam

memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh,

mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan filosofi umum,

manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu

manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang

sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia  harus selalu  beradaptasi dengan 

lingkungan  sosialnya. Jika  adaptasi  tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik

(terutama konflik psikososial), yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang

kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.

Page 9: BAB II Watson

2.      Kesehatan

Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan

tetapi Watson juga mempercayai bahwa  ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk

dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:

a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial

seimbang/serasi.

b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan

lingkungannya.

c. Tidak adanya penyakit.

Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan :

a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.

b. Kesehatan  juga  dihubungkan  dengan  tingkat  kesesuaian  antara apa  yang

dirasakan dengan  apa yang dialami.

3.      Lingkungan sosial

Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan sosial.

Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana seharusnya

berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai -nilai tersebut  dipengaruhi oleh 

lingkungan  sosial, kultural, dan spiritual. 

Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena  setiap masyarakat biasanya

mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan bahwa

merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial

yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap

merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari

kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.

4.      Keperawatan

Menurut Watson keperawatan  fokusnya lebih pada promosi kesehatan, pencegahan

penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan pada promosi

kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat keperawatan dapat

bergerak dari  dua area, yaitu: masalah penanganan  stres dan penanganan konflik. Hal

ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai

dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan

Page 10: BAB II Watson

bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi

kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap

pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset

keperawatan.

Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:

1) Membentuk sistem nilai “humanistic altruistic”.

2) Membangkitkan rasa percaya dan harapan.

3) Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.

4) Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.

5) Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif maupun

negatif.

6) Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk

mengambil keputusan.

7) Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.

8) Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi

mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.

9) Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.

10) Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2.4 Hubungan Teori Jean Watson dengan Proses Keperawatan

A.     Sehat Dan Kesehatan

Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence between the self as perceived and the self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of the individual in his or her physical, social, esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human behavior and physiology."

Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata.

Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip antara lain :

Page 11: BAB II Watson

1)      Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.2)      Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.3)      Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.4)      Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.5)      Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu (agent,environment).

B.    Carrative Factor

Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.

Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :1.      Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)2.       Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)3.      Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)4.      Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara manusiawi5.      Pengekspresian perasaan positif dan negative6.      Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring process)7.      Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)8.      Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual9.      Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance10.  Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.

Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness, compassion”.

C.    Clinical Caritas Process

Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam

Page 12: BAB II Watson

hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f isik dan non fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan, kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.

D.     Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.

Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek. Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan batin.

E.     Caring Occation Moment

Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.

Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)

Page 13: BAB II Watson

kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117).

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih dalam,

agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan keb utuhan manusia. Agar

hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan masalah secara

ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan  terdiri atas langkah-langkah yang sama

dengan proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya dalam dokumentasi (tulisan

yang dicetak miring mengidikasikan adanya keterkaitan  dengan adanya penelitian dalam

proses keperawatan).

1.      Pengkajian

a.  Pengkajian  meliputi: tindakan   pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah

masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.

b. Untuk  dapat  menelaah dan  memprediksi suatu  masalah dengan  baik sesuai 

kerangka kerja yang telah dibuat, maka  perlu menggali  lebih dalam  pengetahuan

yang terkait secara konseptual.

c. Dalam  pengkajian  juga  mencakup  formulasi  hipotesis  mengenai  hubungan dan

factor-faktor yang mempengaruhi masalah.

d. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari   variable-

variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.

2.      Perencanaan

a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan bagaimana

variabel-variabel dapat diuji atau diukur.

b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu pada  rencana  asuhan

keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.

c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan &

sesuai.

3.      Intervensi

Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.

Page 14: BAB II Watson

4.      Evaluasi

a. Evaluasi  merupakan  sebuah  metoda dan  proses untuk menganalisa hasil

pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.

b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi

terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang  mungkin akan terjadi untuk

mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan

masalah.

2.5Hubungan dengan Ciri Teori

Menurut Watson, bahwa sebuah teori itu merupakan sebuah pengelompokkan dari

ide-ide, dan pengalaman yang memberikan penjelasan mengenai fenomena-fenomena. Dia

menolak konsep tradisional, dan moetodologi kuantitatif harus dikorbankan saat

mendapatkan pengetahuan baru dari tingkah laku manusia. Dia melihat bahwa keperawatan

dapat dikembangkan dengan melibatkan prosedur-prosedur, dan manipulasi variabel

sementara yang terbaik adalah dengan melakukan penelitian untuk melihat berbagai alternatif

dalam merawat manusia, baik sehat, maupun sakit, serta mendorong peningkatan kesehatan.

Karya Watson telah dikembangkan dalam konteks tradisional:

1) Teori-teori tersebut berhubungan dengan konsep seperti dalam membangun solusi

berbeda dalam  melihat fenomena tertentu.

2) Teori harus logis secara alami.

3) Teori seharusnya sederhana sebelum digeneralisasikan.

4) Teori dapat didasarkan pada hipotesis yang dapat diuji

5) Teori berkontribusi dan membantu dalam  pengembangan  pengetahuan secara umum

sesuai disiplin ilmunya melalui penelitian untuk mencapai sesuatu yag valid.

6) Teori dapat digunakan oleh para praktisi untuk menjadi pedoman dan  meningkatkan

mutu dari tindakan pelayanan ataupun asuhan keperawatan yang diberikan.

7) Teori tersebut harus konsisten dengan teori-teori lainnya, dengan hukum, dan prinsip-

prinsip lainnya; tetapi  masih meninggalkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa

dijawab, kemudian diinvestigasi.

BAB III

PENUTUP

Page 15: BAB II Watson

3.1 Kesimpulan

Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care ”,

yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana dia

berasal dari humanisticperspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu

pengetahuan ilmiah.

Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama  keperawatan, yaitu

adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan 

bahwa  manusia  adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai

ragam perbedaan. Sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia

seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental dan spiritual. Karena

sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa.

Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya

penelitian- penelitian di bidang keperawatan dapat  dihubungkan dengan

proses keperawatan, sebab di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya

sama dengan proses ilmiah.

Hubungan dengan ciri-ciri teori, Jean Watson mengatakan bahwa  sebuah teori

merupakan sebuah pengelompokan, ide-ide, pengalaman yang memberikan 

penjelasan mengenai fenomena 40, dan dia menolak konsep tradisional.

Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

3.2 Saran

Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya.

Dengan berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Untuk dapat

memenuhi kebutuhannya, manusia harus memilki pengetahuan manusia dan pemeliharaan /

perawatan manusia. Tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia tidak dapat berinteraksi dan

bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan / perawatan diri,

manusia juga akan sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, manusia

dituntut untuk menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.

Daftar Pustaka

Azis Alimul Hidayat, 2004 “Pengantar Konsep Dasar Keperawatan”, Salemba Medika

Page 16: BAB II Watson

Asmadi.2005.konsep dasar keperawatan.Buku Kedokteran EGC

Tutiyani. (2000). Hubungan antara persepsi perawat dan gaya kepemimpinan terhadap

perilaku caring

George J. B. (1990). Nursing Theories. New Jersey: Apleton and Lange.

Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Soemantri I. (2006). Konsep Dasar Keperawatan. Bandung: Stikes A. Yani Press.

Potter & Perry. 2005 “Fundamental Keperawatan volume 1”, Buku Kedokteran. EGC.

Jakarta

http://ilper.wordpress.com/2012/04/19/keperawantan-jean-watson/