TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

13
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS ADE INTAN N AULIA AZQIYAH DINA NADIFAH ILMA URRUTYANA SAFINA OKTARINA

Transcript of TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

Page 1: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

ADE INTAN N

AULIA AZQIYAH

DINA NADIFAH

ILMA URRUTYANA

SAFINA OKTARINA

Page 2: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

A. TEORI BEHAVIORISME

WATSONBehaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh

John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Penganut aliran ini mempunyai pendirian bahwa : Organisme dilahirkan tanpa sifat sifat sosial atau ‑psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman; dan perilaku digerakkan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Asumsi bahwa pengalaman adalah paling berpengaruh dalam membentuk perilaku, menyiratkan betapa elastisnya manusia. la mudah dibentuk menjadi apa pun dengan menciptakan lingkungan yang relevan.

Page 3: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

PRINSIP TEORI WATSON

Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah lingkungan external yang hadir di kehidupan.

Perilaku muncul sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya perilaku terbentuk

karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan yang akan

memberikan contoh dan individu akan belajar dari semua itu.

Page 4: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

PANDANGAN UTAMA JOHN B. WATSON

a) Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology).

b) Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku

c) Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja.

d) Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris.

e) Secara bertahap Watson menolak konsep insting, mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anak-anak yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple reflex seperti bersin, merangkak, dan lain-lain.

f) Sebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya.

g) Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan William James.

h) Proses thinking and speech terkait erat.

i) Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya

Page 5: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

KONSEP BEHAVIORISME DARI JOHN B. WATSON

Pada umumnya teori belajar yang termasuk ke dalam keluarga besar behaviorisme memandang

manusia sebagai organisme yang netral-pasif-reaktif terhadap stimuli di sekitar lingkungannya. Orang akan bereaksi jika diberi rangsangan oleh lingkungan luarnya. Demikian juga jika stimulus

dilakukan secara terus menerus dan dalam waktu yang cukup lama, akan berakibat berubahnya

perilaku individu. Syarat terjadinya proses belajar dalam pola hubungan S-R ini adalah adanya

unsur: dorongan (drive), rangsangan (stimulus), respons, dan penguatan (reinforcement).

Page 6: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

PERCOBAAN WATSON

Hasil penelitian Watson yang terkenal (1920) adalah mengenai bayi yang berusia 11 bulan bernama Albert. Di perlihatkan pada bayi itu seekor tikus putih yang tidak ditakutinya. Di belakangnya diperdengarkan suara keras dengan cara memukul batang baja dengan palu. Rasa takut yang ditimbulkan oleh suara keras menyebabkan rasa takut terkondisikan pada tikus. Albert menggeneralisasikan rasa takut ini dengan rangsangan lain yang mirip, termasuk dengan kelinci, mantel bulu, dan jenggot sinterklas. Watson berpendapat bahwa rasa takut dan cemas pada manusia biasa berasal dari pengalaman masa kanak-kanak yang mirip.

Page 7: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

EVALUASI TERHADAP TEORI WATSON

Watson berpendapat bahwa introspeksi merupakan pendekatan yang tidak ada gunanya. Alasannya adalah jika psikologi dianggap sebagai suatu ilmu, maka datanya harus dapat diamati dan diukur. Watson mempertahankan pendapatnya bahwa hanya dengan mempelajari apa yang dilakukan manusia (perilaku mereka) memungkinkan psikologi menjadi ilmu yang objektif. Watson menolak pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan pelaku sebagai subjek psikologi. Khususnya perilaku yang observabel atau yang berpotensi untuk dapat diamati dengan berbagai cara baik pada aktivitas manusia dan hewan.

Page 8: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

B. TEORI CARL ROGERS

1. Konsep Teori RogersMenurut Syamsu Yusuf (2008) Rogers adalah salah satu

dari banyak ahli yang mengembangkan teori humanistic dan menentang teori-teori sebelumnya yaitu psikoanalisis dan behavioristik, orang-orang humanis memandang kedua teori sebelumnya bersifat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia). Teori humanistic dipandang sebagai “third force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, kekuatan humanistic ini memiliki minat yang eksklusif terhadap tingkah laku manusia.

Page 9: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

2. Aspek-Aspek Kepribadian

Karena perhatian utama Rogers kepada perkembangan kepribadian, maka dia tidak menekankan kepada struktur kepribadian. Meskipun begitu, dia mengajukan dua konstruk pokok dalam teorinya, yaitu :a)Organismeb)Self

Page 10: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

3. Dinamika kepribadian Menurut Sumadi (1982) Rogers meyakini bahwa manusia

dimotivasi oleh kecenderungan atau kebutuhan untuk mengaktualisasi, memelihara dan meningkatkan dirinya. Kebutuhan ini bersifat bawaan sebagai kebutuhan dasar jiwa manusia, yang meliputi kebutuhan fisik dan psikis. Sebenarnya manusia memiliki kebutuhan kebutuhan lainnya namun itu semua tunduk kepada kebutuhan yang satu ini. Kebutuhan lainnya itu adalah ‘’positif regard of others’’ dan self regars’’.

Page 11: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

4. Perkembangan Kepribadian

Struktur self menjadi bagian terpisah dari medan fenomena dan semakin kompleks. Self berkembang secara utuh keseluruhan, menyentuh semua bagian-bagiannya.

a) Pribadi yang Berfungsi Utuh

b) Perkembangan Psikopatologi

c) Kecemasan dan Ancaman

d) Tingkah Laku Bertahan

e) Disorganisasi

Page 12: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

5. Kritik Terhadap Teori Rogers

Kekuranagan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata–mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya. Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respon secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subjektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara objektif. Rogers juga mengabaikan aspek-aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.

Page 13: TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS

TERIMAKASIH