BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

27
BAB II TINJAUAN KONDISI UMUM DAERAH PERENCANAAN 2.1 Umum Wilayah Gedebage merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk berkembang dan mendukung upaya Kota Bandung untuk menjadi kota jasa. Wilayah Gedebage adalah daerah di kawasan Timur Bandung yang berada dalam kondisi datar sehingga menjadi tempat limpasan air hujan yang berada di sekitarnya. Air limpasan tersebut berasal dari sungai-sungai, baik dari kawasan timur dan utara Kota Bandung semuanya akan bermuara di Gedebage. Wilayah Gedebage yang terletak di sebelah timur Kota Bandung merupakan wilayah perluasan dari Kotamadya Dati II Bandung, serta mempunyai batas administratif sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya Soekarno- Hatta. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dati II Bandung. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dati II Bandung. Sebelah barat berbatasan dengan Wilayah Tegallega dan Karees Kotamadya Dati II Bandung. I I-1

Transcript of BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

Page 1: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

BAB II

TINJAUAN KONDISI UMUM DAERAH PERENCANAAN

2.1 Umum

Wilayah Gedebage merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi

untuk berkembang dan mendukung upaya Kota Bandung untuk menjadi kota jasa.

Wilayah Gedebage adalah daerah di kawasan Timur Bandung yang berada dalam

kondisi datar sehingga menjadi tempat limpasan air hujan yang berada di

sekitarnya. Air limpasan tersebut berasal dari sungai-sungai, baik dari kawasan

timur dan utara Kota Bandung semuanya akan bermuara di Gedebage.

Wilayah Gedebage yang terletak di sebelah timur Kota Bandung

merupakan wilayah perluasan dari Kotamadya Dati II Bandung, serta mempunyai

batas administratif sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya Soekarno-Hatta.

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dati II Bandung.

Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Dati II Bandung.

Sebelah barat berbatasan dengan Wilayah Tegallega dan Karees Kotamadya

Dati II Bandung.

Pusat pemerintahan kantor Pembantu Walikotamadya Bandung Wilayah

Gedebage terletak di kecamatan Rancasari. Luas wilayah Gedebage adalah ±

2809,39 Ha. Wilayah Gedebage terdiri dari 3 kecamatan, yaitu Kecamatan

Rancasari, Kecamatan Margacinta dan Kecamatan Bandung Kidul. Wilayah

Gedebage mengemban fungsi sebagai berikut :

Daerah pemukiman

Kawasan cadangan industri wilayah Bandung Timur

Penahan arus urbanisasi ke pusat kota.

Wilayah Gedebage memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai

kawasan perumahan serta diharapkan mempunyai peran penting sebagai

pendukung bagi pengembangan dan pembangunan Kotamadya Dati II Bandung.

II-1

Page 2: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

2.2 Kondisi Umum Wilayah

Indentifikasi wilayah perencanaan ditinjau dari karakteristik fisik dasar

meliputi; topografi, geologi, kemiringan lahan, hidrologi dan klimatologi.

2.2.1 Topografi

Kondisi topografi Wilayah Gedebage mempunyai ketinggian antara 650-

700 meter diatas permukaan laut. Wilayah ini merupakan dataran rendah dan

umumnya membentuk medan bergelombang dan pada beberapa tempat tertentu

terdapat cekungan dengan kemiringan 0 – 3 %. Sedangkan keadaan topografi

Wilayah Gedebage yang relatif datar ini memiliki kemiringan lahan antara 2 – 5

%.

2.2.2 Geologi

Dari keadaan geologi permukaan, sebaran batu dan tanah di wilayah

perencanaan terdiri dari : lempung lanauan, lapisan gambut, lapisan pasir dan

lempung berpasir. Jenis tanah yang tersebar di wilayah perencanaan adalah jenis

tanah alluvial.

2.2.3 Kemiringan Tanah

Kemiringan lahan sebagai bentuk alami permukaan tanah, merupakan

salah satu faktor dalam penentuan kemampuan tanah untuk menampung kegiatan-

kegiatan diatasnya. Kemiringan lahan antara 2 – 5 % merupakan kemiringan yang

sangat dominan di lokasi wilayah perencanaan, dimana kondisi semacam ini

merupakan kendala bagi saluran drainase kota. Untuk itu perlu penanganan

khusus bagi Wilayah Gedebage yang rawan terhadap banjir terutama pada saat

musim hujan.

2.2.4 Hidrologi

Hidrologi air permukaan yang terdapat di Wilayah Gedebage terbagi atas

air tanah dangkal ( bebas ) dan air tanah dalam. Air tanah dangkal ( bebas ) berupa

sumur pantek dan sumur gali dapat diperoleh pada kedalaman kurang dari 5 – 10

II-2

Page 3: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

meter dari permukaan. Sedangkan kondisi air tanah dalam secara umum

mengikuti pola air tanah cekungan Bandung secara keseluruhan, yakni arah aliran

air bertekanan ke selatan dengan kedalaman akuifer terbagi dalam 3 ( tiga )

kelompok, yaitu :

Kurang dari 40 m.

Antara 40 – 150 m.

Lebih dari 150 m.

Bentuk akuifer berupa pasir tufa setempat dengan debit air antara 2

liter/detik hingga 10 liter/detik dan kualitas umumnya baik.

Pada kawasan perencanaan terdapat beberapa sungai yang mengalir,

diantaranya: Sungai Cipamokolan, Sungai Cidurian, Sungai Cisaranten, Sungai

Cikapundung Kolot, Sungai Citepus, Sungai Cipariuk, Sungai Cinambo, dan lain-

lain. Sungai-sungai ini umumnya kering pada musim kemarau, namun pada

musim hujan pada beberapa sungai sering terjadi banjir.

2.2.5 Klimatologi

Keadaan iklim di daerah ini tidak banyak menyimpang dari keadaan rata-

rata iklim wilayah yang letak geografinya di daerah tropis yaitu beriklim tropis

yang dipengaruhi oleh angin barat dan angin timur.

Dengan hawa yang sejuk dan suhu udara berkisar antara 18,5 º C – 28,5 º

C Kota Bandung mempunyai lama penyinaran matahari sekitar 60% serta

kelembaban udara 80%. Curah hujan rata-rata di Kota Bandung pada tahun 1988

sebesar 1861 mm, dengan jumlah hari hujan sebanyak 179 hari.

Keadaan udara secara geografis tergantung dari garis lintang, pengaruh

masa daratan, masa air vegetasi, lamanya penyinaran matahari dan ketinggian

tempat. Di kawasan perencanaan tidak terdapat / belum ada stasiun klimatologi,

maka keterangan mengenai temperatur udara diambil dari stasiun terdekat. Nilai

perubahan temperatur terhadap ketinggian disebut “ temperature Lapse Rate “,

yaitu dengan setiap kenaikan tempat sebesar 100 meter, temperatur akan turun

sebesar ± 0,6 ºC. Dengan pendekatan dan perhitungan tersebut maka suhu udara

rata-rata kawasan perencanaan dapat diketahui. Kondisi suhu rata-rata di

II-3

Page 4: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

Kotamadya Bandung dan kondisi curah hujan, kelembaban dan lamanya

penyinaran matahari, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Suhu Udara Rata-rata di Kotamadya Bandung

No. BulanSuhu Udara ºC

Minimum Maksimum

1 Januari 18.3 27.72 Februari 18.2 28.43 Maret 18.0 28.64 April 17.9 28.85 Mei 17.5 28.66 Juni 17.5 28.67 Juli 16.2 28.38 Agustus 16.1 28.69 September 16.9 28.910 Oktober 17.0 29.311 November 17.8 28.912 Desember 17.8 28.4

Sumber : Kompilasi Data Rencana Detail Tata Ruang Kota, Meteorologi dan Geofisika

Tabel 2.2 Curah hujan, Kelembaban dan Penyinaran Matahari di Kotamadya Bandung

No. BulanHujan

KelembabanPenyinaran Matahari

( % )mm hari

1 Januari 18.3 27.7 82.3 41.72 Februari 18.2 28.4 80.4 553 Maret 18.0 28.6 81.9 52.84 April 17.9 28.8 83 55.65 Mei 17.5 28.6 80.4 59.56 Juni 17.5 28.6 78.5 62.67 Juli 16.2 28.3 76.6 68.28 Agustus 16.1 28.6 72.6 749 September 16.9 28.9 76.1 57.510 Oktober 17.0 29.3 73.9 62.411 November 17.8 28.9 80.4 48.612 Desember 17.8 28.4 81.6 49Sumber : Kompilasi Data Rencana Detail Tata Ruang Kota, Meteorologi dan Geofisika

II-4

Page 5: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

2.3 Kondisi Demografi

Uraian kependudukan di wilayah Gedebage pada dasarnya dimaksudkan

untuk mengetahui potensi sumber daya manusia di suatu daerah baik secara

kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini penting mengingat perkembangan suatu

daerah sangat ditentukan oleh aktivitas maupun tingkah laku dari sumber daya

manusia tersebut.

2.3.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah Gedebage pada tahun 1989 adalah sebesar

112.624 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan pada tahun 1991 menjadi

118.662 jiwa. Walaupun jumlah penduduknya relatif kecil, tetapi persentase

pekembangan penduduk rata-rata cukup tinggi selama kurun waktu 2 tahun yaitu

sebesar 2,6%.

Berdasarkan hasil perhitungan, kepadatan penduduk yang tertinggi

terdapat di Kecamatan Margacinta dan kepadatan sedang di Kecamatan Bandung

Kidul serta Kecamatan Rancasari. Sedangkan secar keseluruhan kepadatan

penduduk di wilayah Gedebage pada tahun 1990 adalah 41jiwa/ha. Secara terinci

jumlah penduduk di wilayah Gedebage dan kepadatan penduduk dapat dilihat

pada tabel 2.3 dan tabel 2.4.

II-5

Page 6: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk di Wilayah Gedebage Tahun 1989, 1990 dan 1991

No KecamatanJumlah Penduduk

Laju Pertambahan Penduduk

1989 1990 1991 89-90 90-91 89-91

IKEC.BANDUNG KIDUL            

1 Kelurahan Wates 4.998 5.830 5.653 16,65 -3,04 6,81

2Kelurahan Batununggal 12.022 12.289 12.240 2,22 -0,4 0,91

3 Desa Mengger 3.226 3.422 3.421 6,08 -0,03 3,024 Desa Kujangsari 9.552 9.762 9.674 2,2 -0,9 0,65

  Sub-total 29.798 31.303 30.988 5,05 -1,01 2,02II KEC.MARGACINTA            

5 Desa Margasenang 17.520 17.323 17.687 -1,12 2,1 0,496 Desa Margasari 15.699 15.462 15.445 -1,51 -0,11 -0,817 Desa Sekejati 24.022 24.692 25.246 2,79 2,24 2,52

  Sub-total 57.241 57.477 58.378 0,41 1,57 0,99III KEC. RANCASARI            

8 Desa CisarantenKidul 9.962 10.455 11.602 4,95 10,97 7,969 Desa Cipamokolan 10.103 10.103 11.551 0 14,33 7,17

10 Desa Derwati 6.240 6.175 6.603 -1,04 6,93 2,94

  Sub-total 26.305 26.733 29.756 1,63 11,31 6,47Total 113.344 115.513 119.122 1,91 3,12 2,52

Sumber : Data Potensi Desa/Kelurahan

II-6

Page 7: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk Wilayah Gedebage Tahun 1990

No KecamatanLuas Lahan

(Ha)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan (Jiwa/Ha)

I KEC.BANDUNG KIDUL      1 Kelurahan Wates 114,146 5830 512 Kelurahan Batununggal 183,105 12289 673 Desa Mengger 137,195 3422 254 Desa Kujangsari 129,650 9762 75

Sub-total 564,096 31303 218II KEC.MARGACINTA5 Desa Margasenang 307,290 17323 566 Desa Margasari 316,700 15462 497 Desa Sekejati 446,789 24692 55

Sub-total 1070,779 57477 54III KEC. RANCASARI8 Desa Cisaranten Kidul 629,711 10455 179 Desa Cipamokolan 339,783 10103 3010 Desa Derwati 190,057 6175 32  Sub-total 1159,551 26733 23

Total 2794,426 115513 41 Sumber : Data Potensi Desa/Kelurahan

2.3.2 Penduduk Menurut Agama

Ditinjau dari jumlah penduduk menurut agama pada tahun 1990 di wilayah

Gedebage terdapat penduduk yang beragama Islam sebesar 110.650 jiwa

(96,41%), sedangkan yang beragama kristen (baik Protestan maupun Katolik)

sebanyak 3.750 jiwa (3,26%). Penganut agama lainnya, yaitu Budha, Hindu dan

lain-lain mencakup jumlah sebanyak 555 jiwa atau sebesar 0,48% dari total

penduduk di wilayah Gedebage.

Penyebaran penduduk di wilayah ini yang mayoritas beragama Islam

terdistribusi baik di tingkat kecamatan maupun desa.

2.3.3 Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 1990, maka perbandingan

penduduk di kawasan perencanaan menurut jenis kelamin adalah cukup seimbang,

II-7

Page 8: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar 57.275 jiwa, sedangkan jumlah

penduduk wanitanya mencapai 57.489 jiwa.

Dilihat dari struktur usianya, penduduk wilayah Gedebage didominasi oleh

penduduk usia muda, dimana penduduk usia balita jumlahnya mencapai ± 11.449

jiwa (9,98%). Penduduk usia kerja, yaitu antara usia 10 – 14 tahun sampai 50 -54

tahun mencapai jumlah ± 95.492 jiwa atau sebesar 83,20 %. Sedangkan penduduk

yang bukan usia kerja berjumlah 33.571 jiwa. Dari data ini diperoleh

angka/jumlah ketergantungan di wilayah perencanaan adalah sebesar 29,25%.

Dengan demikian komposisi penduduk antara usia kerja dan non usia kerja cukup

seimbang.

2.3.4 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Uraian mengenai penduduk menurut tingkat pendidikan berkaitan erat

dengan kualitas dari penduduk dan potensi pemenuhan lapangan pekerjaan yang

ada. Penilaian terhadap kesejahteraan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

dapat dilakukan berdasarkan presumsi bahwa makin tinggi tingkat pendidikan

makin tinggi pula tingkat kesejahteraannya.

Menurut tingkat pendidikannya pada tahun 1990 penduduk di kawasan

perencanaan sebagian besar berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar, baik

tidak tamat SD, belum tamat SD dan tamat SD yakni sebesar ± 44,42%, dari

jumlah penduduk berdasarkan pada tingkat pendidikan SD secara keseluruhan

(50.983 jiwa), penduduk yang telah tamat SLTP sebesar 20.612 jiwa atau sekitar

17,96% dari seluruh jumlah penduduk wilayah Gedebage. Sedangakan penduduk

yang telah tamat perguruan tinggi sebesar 3,09% atau sebesar 3.553 jiwa.

2.4 Sarana Pendidikan

Dari data yang diperoleh ternyata sarana pendidikan di Wilayah Gedebage

dari tahun ke tahun mengalami perkembangan. Hal ini terlihat bahwa pada tahun

1989 sampai tahun 1991 sarana pendidikan yang perkembangannya cukup

menonjol adalah Sekolah Dasar dari 39 buah menjadi 47 buah kemudian Taman

II-8

Page 9: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

Kanak-kanak 22 buah menjadi 28 buah sedangkan sarana pendidikan lainnya

walaupun ada perkembangan akan tetapi relatif hampir tetap.

Rincian sarana pendidikan yang terdapat di masing-masing desa adalah

sebagai berikut :

Taman Kanak-Kanak

Pada tahun 1990 sarana ini terdapat hampir di setiap desa dengan jumlah 26

buah. Sebaran terbesar terletak di Kecamatan Margacinta yaitu 17 buah terutama

di Desa Sekejati 9 buah dan Desa Margasenang 5 buah.

Sekolah Dasar (SD)

Dilihat perkembangannya dari tahun 1990 sampai tahun 1991 cukup

meningkat pula yaitu dari 38 buah menjadi 47 buah. Sekolah Dasar tersebar

hampir di semua desa dengan jumlah 38 buah, dengan sebaran terbesar terdapat di

Kecamatan Margacinta 27 buah terutama di Desa Margasari dan Margasenang.

Sedangkan yang tidak mempunyai Sekolah Dasar adalah Desa Wates dan Desa

Mengger di Kecamatan Bandung Kidul.

SMP/Sederajat

Penyebaran sarana pendidikan SMP/Sederajat di wilayah Gedebage tidak

dapat ditemui di setiap desa, dengan jumlah keseluruhan tahun 1990 sebanyak 10

buah. Semua Desa yang ada di Kecamatan Margacinta mempunyai SMP/sederajat

yaitu Desa Margasenag 4 buah, Desa Margasari 1 buah dan desa Sekejati 2 buah.

Adapun desa lainnya yang mempunyai SMP/sederajat ini adalah Desa Derwati

Kecamatan Rancasari 1 buah, serta Kelurahan Batununggal Kecamatan Bandung

Kidul 1 buah.

SMA/Sederajat

Penyebaran sarana ini hanya terdapat di Kecamatan Margacinta 6 buah dan

Kecamatan Bandung Kidul 1 buah. Desa Margasenang mempunyai sebaran

SMA/sederajat paling banyak yaitu 3 buah dari Desa Margasari 2 buah, kemudian

Desa Sekejati dan Desa Batununggal masing-masing 1 buah.

Akademi

Sarana ini hanya terdapat di Kecamatan Margacinta sebanyak 1 buah

terutama di Desa Sekejati.

II-9

Page 10: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

Perguruan Tinggi

Sarana Perguruan Tinggi dijumpai di Kecamatan Bandung Kidul yang

terletak di Desa Batununggal 1 buah, dan di Kecamatan Margacinta Desa Sekejati

1 buah.

Madrasah

Sarana pendidikan madrasah terdapat di setiap desa dengan jumlah yang

terbesar adalah Desa Margasenang dan Desa Cipamokolan masing-masing 7 buah.

Adapun jumlah seluruh sarana ini adalah 27 buah dengan sebaran terbesar di

Kecamatan Margacinta 11 buah.

Pesantren

Pada tahun 1990 jumlah sarana pesantren sebanyak 2 buah sedangkan tahun

1991 meningkat menjadi 3 buah. Desa Margasari dan Desa Sekejati di Kecamatan

Margacinta masing-masing memiliki 1 buah, kemudian tahun 1991 Desa Derwati

Kecamatan Rancasari 1 buah.

2.5 Sarana Kesehatan

Jenis sarana kesehatan yang terdapat di Wilayah Gedebage adalah Rumah

Sakit, Poliklinik, Puskesmas, Pos Kesehatan/Pos Yandu, Dokter, Bidan, Mantri

Kesehatan, Apotik dan lainnya.

Adapun perincian sebaran sarana kesehatan dapat disebutkan sebagai

berikut :

Rumah Sakit

Di wilayah Gedebage, rumah sakit terdapat di Kecamatan Margacinta

sebanyak 1 buah yang bernama Rumah Sakit Al-Islam, yang tepatnya terletak di

Desa Sekejati.

Poliklinik

Merupakan sarana kesehatan yang tersebar pada desa-desa tertentu saja, yang

mana dari tahun 1990 sampai tahun 1991 bertambah sebanyak 3 buah, yaitu

mulanya 4 buah menjadi 7 buah. Adapun Poliklinik ini tersebar pada Kecamatan

Bandung Kidul 3 buah, dan Kecamatan Rancasari 4 buah.

II-10

Page 11: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

Puskesmas

Tersebar di seluruh kecamatan, yaitu 2 buah di Kecamatan Bandung Kidul, 1

buah di Kecamatan Margacinta dan 1 buah di Kecamatan Rancasari.

Pos Kesehatan/Pos Yandu

Perkembangan sarana kesehatan ini sangat pesat sekali, yang mana pada tahun

1989 jumlahnya 82 buah dan tahun 1991 menjadi 129 buah. Penyebaran Pos

Kesehatan/Pos Yandu ini umumnya terdapat pada setiap RW (Rukun Warga) dan

kecamatan terbanyak yang memilikinya adalah Kecamatan Margacinta (65 buah,

tahun 1990), Kecamatan Bandung Kidul 30 buah, dan Kecamatan Rancasari 29

buah.

Dokter

Di wilayah Gedebage terdapat dokter yang jumlahnya setiap tahun terus

bertambah. Adapun jumlah dari dokter tersebut yaitu 50 orang (tahun 1989), 62

orang (tahun 1990) dan 63 orang (tahun 1991).

Tahun 1990 penyebaran dari dokter tersebut yaitu 28 orang di Kecamatan

Bandung Kidul, 31 orang di Kecamatan Margacinta dan sisanya di Kecamatan

Rancasari.

Bidan

Pada tahun 1990 jumlah bidan yang ada sebanyak 25 orang, dengan

penyebarannya terbanyak di Kecamatan Margacinta 11 orang, Kecamatan

Bandung Kidul 10 orang, dan Kecamatan Rancasari 4 orang.

Mantri Kesehatan

Jumlah mantri kesehatan di wilayah Gedebage dari tahun 1989 sampai tahun

1991 mengalami penurunan yaitu 30 orang, 16 orang, dan saat sekarang 26 orang.

Tahun 1990 Kecamatan Margacinta merupakan kecamatan yang memiliki jumlah

mantri kesehatan terbanyak yaitu 9 orang, kemudian kecamatan Bandung Kidul

sebanyak 4 orang dan terakhir Kecamatan Rancasari 3 orang.

Apotik

Di wilayah Gedebage tidak semua kecamatan memiliki apotik. Adapun

kecamatan yang mempunyai apotik tersebut yaitu kecamatan Margacinta 4 buah

dan Kecamatan Bandung Kidul 3 buah.

II-11

Page 12: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

2.6 Sarana Peribadatan

Secara umum sarana peribadatan yang ada di wilayah Gedebage adalah

Mesjid, Langgar, Gereja, sedangkan Pura, Vihara dan Kuil tidak ada.

Mesjid

Tersebar di seluruh desa dengan perkembangannya cukup besar, pada tahun

1989 berjumlah 133 buah dan tahun 1991 menjadi 152 buah. Pada tahun 1990

jumlah seluruh mesjid di wilayah Gedebage ada 142 buah, dan yang terbesar

terletak di Kecamatan Margacinta 84 buah, kemudian Kecamatan Badung Kidul

38 buah serta Kecamatan Rancasari 20 buah.

Langgar

Hampir setiap desa memiliki langgar kecil kecuali Desa Margasenang. Pada

tahun 1990 langgar yang ada jumlahnya 146 buah dengan penyebarannya 74 buah

di Kecamatn Rancasari, 42 buah di Kecamatan Bandung Kidul, dan 30 buah di

Kecamatan Margacinta.

Gereja

Sarana peribadatan ini hanya terdapat di Kecamatan Margacinta dengan

jumlahnya sebanyak 1 buah dan terletak di Desa Sekejati.

2.7 Sarana Rekreasi dan Olahraga

Berdasarkan data yang diperoleh, jenis sarana rekreasi dan olah raga yang

ditemui di wilayah Gedebage adalah :

Bioskop

Dari tahun 1989 sampai tahun 1991 bioskop yang ada jumlahnya masih tetap

yaitu sebanyak 2 buah. Penyebarannya terdapat di Desa Margasenang 1 buah dan

Desa Derwati 1 buah.

Gedung Pertunjukan Tertutup

Terdapat hanya 1 buah terletak di Desa Sekejati Kecamatan Margacinta.

Gedung Olahraga Tertutup

Pada tahun 1989 saranai ini berjumlah 11 buah dan tahun 1990 mengalami

penurunan menjadi 10 buah kemudian tahun 1991 berkembang lagi menjadi 24

buah. Gedung olahraga tertutup ini tidak terdapat di semua desa, seperti tahun

II-12

Page 13: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

1990 hanya terdapat di Kecamatan Bandung Kidul 3 buah dan Kecamatan

Margacinta 7 buah.

Lapangan Olahraga Terbuka

Sarana ini mengalami perkembangan yang cukup besar terlihat pada tahun

1989 berjumlah 72 buah dan tahun 1991 menjadi 92 buah. Adapun pada tahun

1990 lapangan olahraga terbuka jumlahnya 89 buah dengan penyebarannya

terdapat pada setiap kecamatan yaitu Kecamatan Bandung Kidul 27 buah,

Kecamatan Margacinta 57 buah dan Kecamatan Rancasari 5 buah.

Taman

Penyebarannya tidak terdapat di semua kecamatan. Pada tahun 1990 taman

yang ada di wilayah Gedebage jumlahnya 2 buah, terdapat di Kecamatan Bandung

Kidul Desa Kujangsari 1 buah dan Kecamatan Margacinta Desa Margasari 1

buah.

2.8 Sarana Perdagangan

Sarana penunjang kegiatan perdagangan yang ada di wilayah Gedebage

adalah Pasar Umum, Kios/warung, Toko, Gudang, Bank Desa, dan Lumbung

Desa.

Pasar Umum

Pada tahun 1990 jumlah pasar umum yang ada 4 buah, dengan penyebarannya

terdapat di Kecamatan Bandung Kidul 2 buah yaitu Kelurahan Batununggal 1

buah dan Desa Kujangsari 1 buah. Sedangkan 2 buah lagi terdapat di Kecamatan

Margacinta tepatnya di Desa Margasenang 1 buah dan Desa Sekejati 1 buah.

Kios/Warung

Jumlah sarana ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, tahun 1989

jumlahnya 1713 buah dan tahun 1991 menjadi 1715 buah kios/warung dengan

sebaran yang terbanyak terletak di Kecamatan Margacinta 1344 buah, kemudian

Kecamatan Rancasari 206 buah, dan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan

Bandung Kidul 165 buah.

II-13

Page 14: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

Toko

Pada tahun 1990 jumlah toko seluruhnya ada 575 buah. Di wilayah Gedebage

tidak semua desa mempunyai toko, seperti Desa Mengger dan Desa Cisaranten

Kidul. Kecamatan Mergacinta merupakan kecamatan yang mempunyai toko

terbanyak yaitu 531 buah, Kecamatan Bandung Kidul 32 buah dan Kecamatan

Rancasari 12 buah. Dilihat dari perkembangannya, jumlah toko dari tahun ke

tahun bertambah yaitu tahun 1989 jumlahnya 571 buah dan tahun 1991 jumlahnya

704 buah.

Gudang

Pada tahun 1990 terdapat gudang sebanyak 22 buah, penyebarannya terletak di

Kecamatan Rancasari 10 buah, Kecamatan Margacinta 8 buah dan Kecamatan

Bandung Kidul 4 buah.

2.9 Industri

Berdasarkan data tahun 1991, jenis industri yang terdapat di wilayah

Gedebage terbagi atas industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri

rumah tangga/kerajinan, dengan perinciannya sebagai berikut :

Industri Besar, hanya terdapat pada Kecamatan Bandung Kidul dan

Kecamatan Margacinta. Industri besar yang terdapat di Kecamatan Bandung

Kidul jumlahnya 11 buah dan 4 buah di Kelurahan Batununggal di antaranya

PT. Ficosyn, PT. OSB dan PT. Buah Batu yang bergerak di bidang tekstil,

serta 2 buah di Kelurahan Wates yaitu PT. SBJTM dan PT. Yasaco bergerak

di bidang tekstil. Sedangkan untuk Kecamatan Margacinta 5 buah,

penyebarannya terdapat di Desa Margasenang 2 buah (PT. Jatatex dan PT.

Alpindo), Desa Margasari 1 buah (PT. Jatatex) serta Desa Sekejati 2 buah.

Industri Sedang, terdapat hampir di setiap desa/kelurahan wilayah Gedebage

hanya saja Desa Mengger tidak mempunyai industri jenis ini. Penyebarannya

terdapat di Kecamatan Bandung Kidul 3 buah yaitu Kelurahan Batununggal,

Kelurahan Wates dan Desa Kujangsari masing-masing 1 buah, Kecamatan

Margacinta 10 buah (3 buah Desa Margasenang, 4 buah Desa Margasari dan 3

buah Desa Sekejati). Kemudian 5 buah di Kecamatan Rancasari yaitu 3 buah

II-14

Page 15: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

di Desa Derwati dan 1 buah masing-masing di Desa Cisaranten Kidul dan

Desa Cipamokolan.

Industri Kecil, penyebarannya hampir merata di setiap kecamatan yaitu 7 buah

masing-masing di Kecamatan Bandung Kidul dan Kecamatan Margacinta,

serta 10 buah di Kecamatan Rancasari. Umumnya industri kecil yang terdapat

di wilayah Gedebage ini bergerak dalam bidang industri kerupuk.

Industri Rumah Tangga/Kerajinan, jumlah seluruhnya yang ada di wilayah

Gedebage 17 buah yaitu 3 buah di Kecmatan Bandung Kidul, 13 buah di

Kecamatan Rancasari dan 1 buah di Kecamatan Margacinta.

2.10 Sarana Perkantoran/Jasa

Pada tahun 1989 jumlah sarana perkantoran/jasa yang ada di wilayah

Gedebage adalah 28 buah yang terdiri dari 10 buah Kantor Pemerintah dan 18

buah Kantor Swasta.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan Kantor Pemerintah adalah Kantor

Pemerintah Pusat, Kantor Daerah Tingkat I, dan Kantor Daerah Tingkat II.

Sedangkan Kantor Swasta adalah Konsultan, Kontraktor/Developer, Jasa, dan

Show Room.

Kantor Pemerintahan Pusat

Terdapat pada 2 kecamatan dengan jumlah 4 buah. Penyebarannya terletak di

Kelurahan Batununggal Kecamatan Bandung Kidul 1 buah dan 2 buah lagi di

Kecamatan Rancasari masing-masing di Desa Cisaranten Kidul dan Desa

Cipamokolan.

Kantor Daerah Tingkat I

Penyebarannya hanya terdapat pada Kecamatan Bandung Kidul tepatnya di

Kelurahan Batunungal sebanyak 2 buah.

Kantor Daerah Tingkat II

Penyebaran sarana ini terdapat pada Kecamatan Bandung Kidul dan

Kecamatan Rancasari dengan jumlah seluruhnya sebanyak 4 buah.

II-15

Page 16: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

Kontraktor/Developer

Hanya terdapat pada Kecamatan Bandung Kidul Kelurahan Batununggal

sebanyak 1 buah.

Jasa

Hanya terdapat pada 2 kecamatan yaitu Kecamatan Bandung Kidul dan

Kecamatan Margacinta sebanyak 17 buah. Adapun penyebaran dari jasa ini adalah

9 buah di Kelurahan Batununggal, 6 buah di Desa Margasenang, dan 1 buah

masing-masing di Desa Margasari dan Desa Sekejati.

2.11 Karakteristik Prasarana Kota

Unsur-unsur yang tergolong dalam utilitas umum dan prasarana sanitasi

lingkungan dapat diuraikan sebagai berikut :

Utilitas umum yang meliputi pelayanan air bersih, jaringan listrik serta

jaringan telepon dan gas.

Prasarana sanitasi lingkungan meliputi drainase, pengelolaan pembuangan

sampah dan pengelolaan air limbah.

Berikut akan dibahas mengenai beberapa utilitas yang berkaitan dengan

lingkungan.

2.11.1 Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi suatu lingkungan perumahan,

oleh sebab itu kawasan perumahan harus mendapat distribusi air bersih yang

cukup. Jenis sumber air yang ditemui di Wilayah Gedebage umumnya

menggunakan sumur pompa dan sumur terbuka.

2.11.2 Drainase

Sistem drainase merupakan prasarana sanitasi lingkungan yang harus

dipenuhi pada setiap lingkungan perumahan maupun perkotaan yang berfungsi

untuk mengeringkan air hujan dan harus mempunyai kapasitas tampung yang

cukup agar suatu lingkungan terbebas dari genangan banjir. Di beberapa tempat di

wilayah perencanaan sering terkena banjir akibat kondisi wilayah berada di bawah

II-16

Page 17: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

ketinggian jalan terutama jalan arteri dan regional (Jl. Raya Soekarno-Hatta dan

Jl. Tol Padalarang-Cileunyi), saluran drainase yang belum sempurna maupun

saluran yang tersumbat oleh sampah atau buangan limbah industri.

Sistem drainase yang terdapat di wilayah Gedebage umumnya mengikuti

pola jaringan jalan yang telah ada dan mempunyai lebar rata-rata 0,50 m sampai

1,00 m dengan kedalaman ±0,5 m. Saluran drainase di wilayah Gedebage

sebagian besar merupakan saluran terbuka, sedangkan saluran tertutup hanya

sebagian terdapat di daerah pertokoan, perkantoran, perdagangan di sepanjang

jalan raya Soekarno-Hatta.

2.11.3 Pengelolaan Pembuangan Sampah

Fasilitas pembuangan sampah merupakan faktor penting yang perlu

diperhatikan terutama bagi lingkungan pemukiman, dengan sistem pembuangan

yang aman dan dapat memenuhi kebutuhan.

Sistem pembuangan sampah yang terdapat di wilayah Gedebage dilakukan

dengan beberapa cara, diantaranya :

Sistem dari rumah ke rumah yaitu sampah diangkut oleh truk dan langsung

diangkut ke tempat pembuangan akhir.

Sistem jemputan yaitu sampah dari setiap rumah dikumpulkan di setiap RW

kemudian dibuang ke kontainer dan langsung diangkut ke tempat pembuangan

akhir.

Sistem angkut sampah dengan menggunakan gerobak dikumpulkan dari

masing-masing rumah kemudian ke dalam kontainer dan dibuang ke tempat

pembuangan akhir.

Di wilayah Gedebage tidak ada lokasi tempat pembuangan akhir, jadi

sampah yang dihasilkan oleh pemukiman umumnya ditampung dengan

menggunakan kontainer lalu diangkut oleh truk ke pembuangan akhir.

2.11.4 Pengelolaan Air Limbah

Pengelolaan air limbah merupakan komponen yang sangat penting bagi

suatu lingkungan perumahan yang mana pengelolaan air limbah mempunyai

II-17

Page 18: BAB II Tinjauan Umum Kondisi Wilayah Perencanaan.doc

fungsi utama sebagai saluran yang membuang limbah air kotor ke tempat

pembuangan akhir. Sistem pembuangan air limbah di wilayah perencanaan masih

menggunakan selokan dan sebagian menggunakan septik tank, namun cenderung

menggunakan sungai sebagai pembuangan air limbah terutama dari rumah

tanggga dan industri-industri. Pada umumnya industri di wilayah perencanaan

belum mempunyai tempat pengolahan air limbah, sehingga dialirkan ke sungai-

sungai yang ada di wilayah Gedebage.

II-18