BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik...

23
6 BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. Pengertian Terapi Musik Klasik Terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu “terapi” dan “musik”. Kata “terapi” berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau menolong orang lain. Biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks masalah fisik atau mental. Kata “musik” dalam terapi musik digunakan untuk menjelaskan media yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi. Musik adalah terapi yang bersifat nonverbal. Dengan bantuan musik pikiran klien dibiarkan mengembara, baik untuk mengenang hal-hal yang membahagiakan, membayangkan ketakutan- ketakutan yang dirasakan, mengangankan hal-hal yang diimpikan dan dicita-citakan, atau langsung mencoba menguraikan permasalahan yang dihadapi. Seorang terapis musik akan menggunakan musik dan aktivitas musik untuk memfasilitasi proses terapi dalam membantu kliennya (Djohan, 2006). Menurut Aditia (2012) dalam Pratiwi, Desi Ratnasari, 2014 mengatakan bahwa jenis musik yang digunakan untuk terapi adalah musik instrumental dan musik klasik. Musik instrumental menjadikan badan, pikiran dan mental menjadi sehat. Sedangkan musik klasik bermanfaat membuat seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera,

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

6

BAB II

TINJAUAN TEORI DAN KONSEP

A. Terapi Musik Klasik

1. Pengertian Terapi Musik Klasik

Terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu “terapi” dan “musik”. Kata

“terapi” berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk

membantu atau menolong orang lain. Biasanya kata tersebut digunakan

dalam konteks masalah fisik atau mental. Kata “musik” dalam terapi

musik digunakan untuk menjelaskan media yang digunakan secara khusus

dalam rangkaian terapi. Musik adalah terapi yang bersifat nonverbal.

Dengan bantuan musik pikiran klien dibiarkan mengembara, baik untuk

mengenang hal-hal yang membahagiakan, membayangkan ketakutan-

ketakutan yang dirasakan, mengangankan hal-hal yang diimpikan dan

dicita-citakan, atau langsung mencoba menguraikan permasalahan yang

dihadapi. Seorang terapis musik akan menggunakan musik dan aktivitas

musik untuk memfasilitasi proses terapi dalam membantu kliennya

(Djohan, 2006).

Menurut Aditia (2012) dalam Pratiwi, Desi Ratnasari, 2014

mengatakan bahwa jenis musik yang digunakan untuk terapi adalah musik

instrumental dan musik klasik. Musik instrumental menjadikan badan,

pikiran dan mental menjadi sehat. Sedangkan musik klasik bermanfaat

membuat seseorang menjadi rileks, menimbulkan rasa aman dan sejahtera,

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

7

melepas rasa gembira dan sedih, menurunkan tingkat kecemasan pra

operasi, melepaskan rasa sakit dan menurunkan tingkat stres.

Terapi musik klasik adalah sebuah musik yang dibuat dan

ditampilkan oleh orang yang profesional melalui pendidikan musik

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 dalam Pratiwi, Desi

Ratnasari,2014). Terapi musik klasik mozart adalah musik yang muncul

sejak 250 tahun yang lalu, diciptakan oleh Wolgang Amadeus Mozart.

Musik klasik mozart memberikan ketenangan, memperbaiki persepsi

sosial, dan memungkinkan pasien untuk berkomunikasi baik dengan hati

maupun pikiran. Musik klasik Mozart memiliki kekuatan yang

membebaskan, mengobati dan dan menyembuhkan (Musbikin, 2009

dalam Mahanani, Anjar 2013).

2. Sejarah Terapi Musik

Di abad pertengahan, sejumlah asumsi teoritis seputar hubungan antara

musik dan pengobatan mulai berkembang. Beberapa di antaranya adalah:

a. Teori bahwa tubuh manusia terdiri dari empat cairan tubuh. Maka

kesehatan terjadi ketika ada keseimbangan di anatara ke empatnya, dan

ketidakseimbangan dapat menyebabkan gangguan mental.

Keseimbangan keempat cairan tubuh ini diyakini dapat dipengaruhi

oleh vibrasi musik.

b. Musik memiliki potensi dan khasiat mempengaruhi pikiran manusia.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

8

c. Kesadaran (pikiran) dapat meningkatkan atau mengganggu kesehatan,

dan musik melalui pikiran dengan mudah menembus dan

mempengaruhi seseorang untuk mengikuti prinsip tertentu.

3. Tujuan Diberikan Terapi Musik

Terapi musik akan memberi makna yang berbeda bagi setiap orang

namun semua terapi mempunyai tujuan yang sama yaitu:

a. Membantu mengekspresikan perasaan

b. Membantu rehabilitasi fisik

c. Memberikan pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi

d. Meningkatkan memori, serta

e. Menyediakan kesempatan unik untuk berinteraksi dan membangun

kedekatan emosional.

f. Membantu mengurangi stres, mencegah penyakit dan meringankan

rasa sakit.

4. Kerja Musik Klasik

Berbeda dengan terapi dalam lingkup psikologi yang justru

mendorong klien untuk menceritakan permasalah-permasalahannya, terapi

musik bersifat nonverbal. Dimana dengan bantuan musik, pikiran klien

dibiarkan mengembara, baik untuk mengenang hal-hal yang bahagia,

membayangkan ketakutan yang dirasakan, mengangankan hal-hal yang

dicita-citakan dan sesuatu yang diimpikan (Djohan, 2006).

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

9

Terapi musik di rancang untuk pengenalan yang mendalam

terhadap keadaan dan permasalahan klien sehingga setiap orang akan

memberi makna yang berbeda terhadap terapi musik yang diberikan.

Benezon (1997) mengemukakan, kesesuaian terapi musik akan sangat

ditentukan oleh nilai-nilai individual, falsafah yang dianut, pendidikan,

tatanan klinis, dan latar belakang budaya.

Musik dapat mempengaruhi denyut jantung sehingga menimbulkan

efek tenang, disamping itu dengan irama lembut yang ditimbulkan oleh

musik yang didengarkan melalui telinga akan langsung masuk ke otak dan

langsung diolah sehingga menghasilkan efek yang sangat baik terhadap

kesehatan seseorang (Campbell, 2002 dalam jurnal penelitian oleh

Jasmarizal 2011).

Semua jenis musik dapat digunakan sebagai terapi musik seperti

lagu-lagu relaksasi, lagu populer maupun musik klasik. Namun ajarannya

lagu yang bersifat rileks adalah lagu dengan tempo sekitar 60

ketukan/menit. Apabila lagu terlalu cepat, maka secara tidak sadar

stimulus yang masuk akan membuat kita mengikuti irama tersebut,

sehingga keadaan istirahat yang optimal tidak tecapai. Dengan

mendengarkan musik, sistem limbik akan teraktivasi dan menjadikan

individu menjadi rileks yang dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu

alunan musik dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi molekul yang

disebut nitric oxide (NO). Molekul ini akan bekerja pada tonus pembuluhn

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

10

darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah (Nurrahmi, 2012 dalam

jurnal penelitian oleh Nafilasari, Mike Yevie, 2013)

Terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh Jasmarizal tahun 2011

didapatkan hasil bahwa terapi musik klasik (mozart) dapat menurunkan

darah tinggi. Penelitian diberlakukan kepada 11 penderita yang sudah

dilakukan pengukuran terlebih dahulu, 100% mengalami hipertensi. Terapi

musik klasik diberikan sampai 3 buah musik klasik (mozart) didengarkan

kepada responden, dari penelitian tersebut didapatkan hasil rata-rata

tekanan darah sistolik sebelum perlakuan adalah 145,4 mmHg dengan

sistolik tertinggi 159 mmHg dan sistolik terendah 140 mmHg dan setelah

di beri perlakuan rata-rata tekanan darah sistolik menjadi 139,2 mmHg

dengan sistolik tertinggi adalah 149 mmHg dan sistolik terendah adalah

120 mmHg.

Dalam penelitian yang berjenis one group pre-post design oleh

Mike Yevie Nafilasari tahun 2013 melaporkan bahwa terapi musik

instrumental dapat menurunkan tekanan darah. Peneliti mempunyai 30

responden dengan rentan umur 60-90 tahun. Dari hasil penelitiannya rata-

rata tekanan darah sistolik sebelum perlakuan adalah 92,03 mmHg dengan

sistolik tertinggi 180 mmHg dan sistolik terendah 130 mmHg dan setelah

di beri perlakuan rata-rata tekanan darah sistolik menjadi 142,72 mmHg

dengan sistolik tertinggi adalah 178 mmHg dan sistolik terendah adalah

120 mmHg. Sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum diberi

perlakuan adalah 92,03 mmHg dengan tekanan diastolik tertinggi adalah

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

11

110 mmHg dan diastolik terendah adalah 70 mmHg, dan setelah diberi

perlakuan tekanan darah diastolik menjadi 79,83 mmHg dengan tekanan

diastolik tertinggi adalah 110 mmHg dan diastolik terendah adalah 70

mmHg.

B. Hipertensi

1. Pengertian

Brunner & Suddart mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan

darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan

diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan

sebagai tekanan sistolik lebih dari atau sama dengan 160mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.

Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik

atau sistolik yang intermitten atau menetap. Pengukuran tekanan darah

serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia 50 tahun

(Schaeffer, 2008).

Hipertensi dapat diidentifikasikan sebagai tekanan sistolik lebih

dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg yang membutuhkan

obat antihipertensi (Luekenotte, 2000).

2. Klasifikasi

Tekanan darah seseorang bervariasi secara alami. bayi dan anak-anak

secara normal memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan dengan

dewasa, begitu pula lansia memiliki tekanan darah lebih tinggi dari pada

orang dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik,

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

12

tekanan darah menjadi tinggi pada saat melakukan aktivitas dan menjadi

lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga akan

berbeda, tekanan darah akan tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah

pada saat tidur malam hari.

Tabel 2.1

Klasifikasi tekanan darah

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal < 130 mmHg < 85 mmHg

Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1

(Hipertensi ringan)

140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2

(Hipertensi sedang)

160-179 mmHg 100-109 mmHg

(Ruhyanudin,

2007)

3. Adaptasi Fisiologis

Adaptasi fisiologis pada sistem kardiovaskuler yang terjadi pada

lansia, antara lain:

a. Terjadinya penurunan elastisitas dinding aorta.

b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku

c. Sesudah umur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun yang menyebabkan menurunnya kontraksi dan

volunternya, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah karena berkurangnya efektivitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur

ke duduk atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah

menurun menjadi 65 mmHg yang mengakibatkan pusing mendadak.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

13

e. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningginya resistensi dari

pembuluh darah perifer : sistolis normal kurang lebih 170 mmHg,

diastolis normal kurang lebih 90 mmHg.

4. Etiologi

Reeves & lockhart (2001) mengemukakan faktor resiko yang dapat

menyebabkan hipertensi adalah stress, kegemukan, merokok, dan

hipernatrium.

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik,

namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan

tekanan darah, yaitu:

a. Genetik, respon neurologis terhadap stres atau kelainan ekskresi atau

transport Na.

b. Obesitas, level insulin yang meningkat mengakibatkan tekanan darah

meningkat.

c. Stres karena lingkungan

d. Hilangnya elastisitas jaringan, arterisklerosis dan pelebaran pembuluh

darah.

Penyebab hipertensi berdasarkan klasifikasi hipertensi dibedakan

menjadi 2 bagian yaitu:

a. Hipertensi Esensial/ Hipertensi Primer

Penyebab hipertensi primer belum diketahui secara pasti, namun

ada beberapa faktor yang dapat menjadikan hipertensi:

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

14

1) Faktor keturunan

Seseorang memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita

hipertensi jika orang tuanya menderita hipertensi.

2) Ciri perseorangan

a) Umur, semakin bertambahnya umur semakin meningkatkan

tekanan darah

b) Jenis kelamin, laki-laki beresiko menderita hipertensi lebih

tinggi dari pada perempuan.

c) Ras, ras kulit hitam lebih banyak menderita hipertensi dari pada

ras kulit putih.

3) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menimbulkan hipertensi adalah

mengkonsumusi garam berlebihan (lebih dari 30 gram),

kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok, minuman

beralkohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin.

b. Hipertensi Sekunder

Penyebab hipertensi sekunder dapat diketahui dengan pasti diantaranya

sebagai berikut:

1) Penyakit ginjal : Glomerulonefritis,piyelonefritis, nekrosis tubular

akut, tumor.

2) Penyakit vaskuler : Aterosklerosis, hiperplasia, trombosis,

aneurisma, emboli kolesteroldan vaskulitis.

3) Kelainan endokrin : DM, hipertiroidisme, hipotiroidisme.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

15

4) Penyakit saraf: stroke, ensephalitis, syndrom guilan bare.

5) Obat-obatan:kontrasepsi oral, kortikosteroid.

Pada lansia terjadinya hipertensi karena adanya perubahan-perubahan

pada kerja jantung diantaranya terjadinya penurunan elastisitas dinding

aorta, katup jantung menebal dan menjadi kaku, sesudah umur 20 tahun

kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun yang

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volunternya, kehilangan

elastisitas pembuluh darah karena berkurangnya efektivitas pembuluh

darah perifer untuk oksigenasi, serta meningkatnya resistensi pembuluh

darah perifer.

5. Manifestasi Klinis

Hipertensi pada setiap orang menimbulkan tanda dan gejala yang

berbeda, namun terkadang ada yang timbul tanpa gejala. Secara umum

gejala yang di timbulkan oleh penderita hipertensi adalah:

a. Sakit kepala

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pasa tengkuk

c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh.

d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat.

e. Telinga berdengin

f. Wajah kemerahan

g. Kelelahan

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

16

Corwin (2000) menyebutkan bahwa hipertensi yang terjadi setelah

bertahun-tahun akan menimbulkan gejala klinis berupa:

a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntal akibat

adanya peningkatan tekanan intrakranial.

b. Penglihatan kabur karena rusaknya retina akibat hipertensi.

c. Ayunan langkah tidak mantap karena rusaknya susunan saraf pusat.

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerolus.

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan

kapiler.

Jika klien menderita hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati,

maka bisa timbul gejala sebagai berikut (Ruhyanudin, 2007):

a. Sakit kepala

b. Kelelahan

c. Mual

d. Muntah

e. Sesak napas

f. Gelisah

g. Pendangan menjadi kabur karena kerusakan pada otak, mata, jantung

dan ginjal.

h. Terjadi penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi

pembengkakan otak.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

17

6. Pemeriksaan Diagnostik

1) Hemoglobin dan Hematokrit untuk menunjukkan anemia dan

polycythemia.

2) Urinalysis, untuk mengetahui adanya proteinuria atau tanda lain dari

gagal ginjal.

3) Serum sodium, potassium, dan kreatinin.

4) Gula darah puasa, karena DM adalah faktor resiko jantung yang

dipengaruhi oleh obat antihipertensi.

5) ECG untuk mengkaji fungsi ventrikel kiri dan hipertropi.

6) X-Ray

7. Pentalaksanaan

1) Farmakologis

Satu dari berbagai pertimbangan dalam pemberian terapi obat pada

lansia dengan hipertensi seharusnya dimulai sedikit-sedikit dengan

dosis yang rendah (Luekenotte, 2000).

Obat antihipertensi diantaranya:

a) Diuretik meliputi Thiazide : Chlorotiazid, Chlortalidone,

Hydrodiuril, Indapamide, Metolazone. Loop diuretik : Bumetanide,

Ethacrynic acid, Furosemide (lasix). Potassium-Sparing Diuretics :

Amiloride, Spironolactone, Triamterene.

b) B-Bloker meliputi Acebutolol, Atenolol, Betanolol, Metoprolol,

Nadolol, Penbutolol, Pindolol, Propanolol, Timolol.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

18

c) ACEIs meliputi Captopril, Enalapril, Lisinopril,

Fosinopril,Quinapril, Rampiril.

d) Calcium Channel Blockers meliputi Diltiazem, Nicardipine,

Nifedipine, sustained release ( Procardia, XL), Verapamil,

sustained release (Calan SR, Isoptin SR).

2) Non Farmakologis

Menurut (Luekenotte, 2000) modifikasi gaya hidup menjadi dasar

untuk mengontrol hipertensi, diantaranya sebagai berikut :

a) Menurunkan berat badan jika diperlukan.

b) Hindari alkohol.

c) Olahraga

d) Menganjurkan untuk menambahkan potassium, kalsium, dan

magnesium kedalam diitnya.

e) Mengurangi masukan garam 2,4-6 gram garam.

f) Mengurangi pemenuhan makanan berlemak dan kolesterol, serta

meningkatkan makan buah, sayuran dan produk susu tanpa lemak.

Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Jasmarizal hipertensi

dapat diintervensikan menggunakan terapi musik klasik. Jasmarizal

mendatangkan 11 lansia, musik klasik yang diberikan ada3 macam musik

klasik dengan menggunakan metode pretest dan posttest. Dari penelitian

tersebut didapatkan hasil bahwa 11 lansia mengalami penurunan tekanan

darah.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

19

8. Komplikasi

Peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi dalam waktu lama

menyebabkan organ tidak mampu bertahan dalam keadaan normal yang

berakibat pada kerusakan salah satu atau bahkan lebih pada organ tubuh.

Oragn-organ tersebut dinamakan target obat hipertensi. Organ-organ

tersebut meliputi : otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri dan ginjal.

Pada otak, hipertensi dapat mengakibatkan stroke, daya ingat

menurun ataumulai pikun (demensia) dan kehilangan kemampuan mental

lainnya.

Pada mata, hipertensi dapat menimbulkan robeknya pembuluh

darah halus mata (bagian belakang mata). Darah merembes ke jaringan

sekitarnya sehingga dapat menimbulkan kebutaan.

Komplikasi pada jantung dan pembuluh darah diantaranya

terjadinya arteriosklerosis, aneurisma, penyakit pada arteri koronaria, dan

ginjal.

9. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Aktivitas / istirahat

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

20

2) Sirkulasi

Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner/katup, dan penyakit serebrovaskuler.

Tanda : kenaikan tekanan darah, takikardi, disaritmia, denyutan

jelas pada nadi karotis, jugularis, radialis; denyut femoralis

melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau brakialis;

denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis tidak teraba atau lemah.

Pada ekstremitas terjadi perubahan warna kulit, suhu dingin. Pada

kulit terjadi sianosis, diaforesis, pucat, dan kemerahan.

3) Integritas Ego

Gejala : ancietas, depresi, marah kronik, faktor stres, riwayat

perubahan keprobadian.

Tanda : letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang, perhatian

menyempit, tangisan yang meledak, gerak tangan empati.

4) Eliminasi

Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.

5) Makanan / cairan

Gejala : makanan yang disukai adalah makanan yang tinggi garam,

tinggi lemak, dan tinggi kolesterol (seperti makanan yang

digoreng, keju, telur). Makanan tinggi kalori. Terjadi

penurunan/kenaikan berat badan, mual, muntah, riwayat

penggunaan diuretik.

Tanda : berat badan noraml atau obesitas, adanya oedem.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

21

6) Neurosensori

Gejala : keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipitalis

(terjadi saat bangun tidur dan menghilang spontan beberapa jam),

gangguan penglihatan, episode kelemahan pada satu sisi,

epistaksis.

Tanda : status mental terjadi perubahan kesadara, orientasi, isi

bicara, proses berfikir, memori, perubahan retina optik.

Pada respon motorik terjadi penurunan kekuatan genggaman

tangan atau refleks tendon dalam.

7) Nyeri / ketidaknyamanan

Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi

(indikasi aterosklerosis pada arteri ekstremitas bawah), sakit kepala

oksipital berat yang sering dijumpai sebelumnya, nyeri abdomen/

massa.

8) Pernafasan

Gejala : dyspnea saat aktivitas / kerja, takipnea, ortopnea, dipsnea

nokturnal paroksismal (PND), batuk dengan atau tanpa sputum,

riwayat merokok.

Tanda : bunyi suara nafas tambahan (krackles), sianosis, distres

srespirasi atau penggunaan alat bantu pernafasan

9) Keamanan

Gangguan koordinasi, cara berjalan, episode parestesia unilateral

transien, hipotensi postural.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

22

b. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul pada Pasien dengan

Hipertensi pada Lansia.

1) Intolerani aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,

ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2.

2) Nyeri akut: sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral.

3) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi

motorik sekunder terhadap kerusakan nueron motorik atas.

4) Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan defisit lapang

padang, motorik, atau persepsi.

5) Ketidakseimbangan gangguan perfusi jaringan serebral

berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.

c. Rencana Keperawatan

Fokus intervensi dalam penerapan therapi musik klasik pada

kenaikan tekanan darah adalah ketidakseimbangan gangguan perfusi

jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan

intrakranial.

1. Pengertian

Gangguan perfusi jaringan serebral adalah terjadinya

penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu

kesehatan (NANDA, 2012).

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

23

2. Perubahan Fisiologis pada Ketidakseimbangan Gangguan Perfusi

Jaringan Serebral berhubungan dengan Peningkatan Tekanan

Intrakranial

Pada orang normal mempunyai sistem autoregulasi arteri

serebral. Bila tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh darah

serebral menjadi vasokonstriksi. Sebaliknya bila tekanan darah

sistemik menurun, pembuluh darah serebral menjadi vasodilatasi.

Dengan demikian aliran darah ke otak masih tetap konstan.

Walaupun terjadi penurunan tekanan darah sistemik mengalami

penurunan sampai 50 mmHg, sistemautoregulasi serebral masih

mampu mempertahankan aliran darah ke otak tetap konstan.

Kenaikan maksimal tekanan darah sistemik yang masih dapat

ditanggulangi oleh sistem autoregulasi adalah 200 mmHg untuk

sistolik dan 110-120 mmHg untuk diastolik (Dewi, Sofia &

Familia, Digi, 2010).

Bila tekanan darah meningkat pembuluh darah serebral

akan konstriksi. Derajat konstriksi sesuai dengan peningkatan

tekanan darah. Bila tekanan darah meningkat cukup tinggi selama

berbulan-bulann atau bertahun-tahun, akan menyebabkan

hialinisasi pada otot pembuluh darah serebral. Yang berakibat

diameter lumen pembuluh darah menjadi tetap. Hal ini berbahaya

karena pembuluh serebral tidak dapat berkonstriksi dan berdilatasi

dengan leluasa untuk mengatasi fluktuasi tekanan darah sistemik.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

24

Bila terjadi penurunan tekanan darah sistemik, maka tekanan

perfusi jaringan ke otak tidak adekuat. Hal ini mengakibatkan

iskemik serebral. Jika terjadi kenaikan tekanan darah sistemik,

maka tekanna perfusi pada dinding kapiler menjadi tinggi.

Akibatnya terjadi hiperemia, edema dan kemungkinan terjadi

perdarahan otak (Dewi, Sofia & Familia, Digi, 2010).

3. Rencana Keperawatan pada Ketidakseimbangan Gangguan Perfusi

Jaringan Serebral berhubungan dengan Peningkatan Tekanan

Intrakranial

Faktor yang berhubungan:

1) Gangguan afinitas Hb oksigen

2) Penurunan konsentrasi Hb

3) Hipervolemia, hipoventilasi

4) Gangguan transport O2

5) Gangguan aliran arteri dan vena

DO:

1) Gangguan status mental

2) Perubahan perilaku

3) Perubahan respon motorik

4) Perubahan reaksi pupil

5) Kesulitan menelan

6) Kelemahan atau paralisis ekstremitas

7) Abnormalitas bicara

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

25

NOC:

Circulation status

Tissue Prefusion : cerebral

Kriteria Hasil:

1) Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan:

a) Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang

diharapkan

b) Tidak ada tanda-tanda ortostatikhipertensi

c) Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial

(tidak lebih dari 15 mmHg)

2) Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai

dengan:

a) Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai kemampuan

b) Menunjukkan perhatian, konsentrasi, dan orientasi

c) Memproses informasi

d) Membuat keputusan yang benar

3) Menunjukkan fungsi sensori motorik cranial yang utuh :

tingkah kesadaran membaik, tidak ada gerakan-gerakan

involunter

NIC:

Intracranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor Tekanan

Intrakranial):

1) Berikan informasi kepada keluarga

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

26

2) Monitor tekanan perfusi jaringan serebral

3) Catat respon klien terhadap stimulasi

4) Monitor tekanan intrakranial pasien dan respon neurology

terhadap aktivitas

5) Monitor jumlah drainage cairan serebrospinal

6) Monitor intake dan output cairan

7) Restrain pasien jika perlu

8) Monitor suhu dan angka WBC

9) Kolaborasi pemberian antibiotik

10) Posisikan pasien pada posisi semifowler

11) Minimalkan stimulasi dari lingkungan

Peripheral Sensation Management(Manajemen sensasi perifer)

1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap

panas/dingin/tajam/tumpul.

2) Monitor adanya paretese

3) Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi

atau laserasi

4) Gunakan sarung tangan untuk proteksi

5) Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung

6) Monitor kemampuan BAB

7) Kolaborasi pemberian analgetik

8) Monitor adanya tromboplebitis

9) Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

27

Untuk mengatasi gangguan perfusi jaringan serebral yang

dapat berakibat lanjut menjadi stroke maka penulis ingin

mengaplikasikan terapi musik klasik untuk menurunkan tekanan

darah pada usia lanjut di Unit Rehabilitasi Sosial Mandiri II

Pucanggading Semarang.

Alat-alat yang perlu disiapkan sebelum dilakukan terapi

musik klasik:

1) MP3 Player

2) Headset

3) Stetoskop

4) Spynomanometer

5) Musik klasik yang diberikan :

a) https://www.youtube.com/watch?v=fz4MzJTeL0c&list=R

Dfz4MzJTeL0c&index=24

Titanium-Pavane (Piano-Cello Cover) David Guetta –

Faure –The Piano Guys.

b) https://www.youtube.com/watch?v=DKClRhvdNY&list=R

Dfz4MzJTeL0c&index=16

Me and My Cello - Happy Together (Turtles) Cello Cover

c) https://www.youtube.com/watch?v=aDHxhhB8710&index

=34&list=RDfz4MzJTeL0c

Twinkle Lubally (Twinkle Little Star) The Piano Guys

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasikdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-ainikhofif... · TINJAUAN TEORI DAN KONSEP A. Terapi Musik Klasik 1. ...

28

d) https://www.youtube.com/watch?v=mJ_fkw5jt0&index=46

&list=RDfz4MzJTeL0c

Beethoven’s 5 Secret OneRepublik (Cello-Orchestral-

Cover) The Piano Guys.

Cara kerja:

1) Sebelum musik klasik diperdengarkan maka terlebih dahulu

peneliti memberi penjelasan dan pengarahan tentang terapi

musik dan juga jenis musik yang akan diperdengarkan. Hal ini

dapat memberi dampak positif pada saat proses berjalannya

terapi.

2) Sebelum diberikan terapi musik, terlebih dahulu ukur tekanan

darah responden.

3) Lansia berada di ruangan yang nyaman

4) Setiap lansia di beri seperangkat alat musik berupa MP3 Player

dan Headset yang berisi 4 buah lagu klasik

5) Putar lagu dengan volume yang sesuai dengan responden

sampai lagu yang diperdengarkan selesai didengar oleh

responden.

6) Ukur tekanan darah responden

7) Catat hasil pengukuran tekanan darah dan catat respon

responden.