BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu....

23
5 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui 2.1.1 Pengertian Ibu Menyusui Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, panggilan kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015). Menyusui adalah proses alami bagi seorang ibu untuk menghidupi bayinya pasca melahirkan melalui pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk dapat menelan ASI (Wattimena et al, 2012). Jadi pengertian ibu menyusui adalah suatu proses alami yang dilakukan seorang ibu untuk dapat memberikan makanan dalam bentuk ASI kepada bayinya. 2.1.2 Masalah dalam Masa Menyusui Masalah yang muncul pada masa menyusui menurut Restuning (2008) adalah sebagai berikut: 1. Puting susu lecet Pada keadaan puting susu lecet, kadang kala retak-retak atau luka. Seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena putingnya sakit. Rasa sakit yang disebabkan oleh pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang tidak efektif

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu....

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

5

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

2.1 Konsep Ibu Menyusui

2.1.1 Pengertian Ibu Menyusui

Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak,

panggilan kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun

yang belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2015).

Menyusui adalah proses alami bagi seorang ibu untuk

menghidupi bayinya pasca melahirkan melalui pemberian air susu

ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap

untuk dapat menelan ASI (Wattimena et al, 2012).

Jadi pengertian ibu menyusui adalah suatu proses alami

yang dilakukan seorang ibu untuk dapat memberikan makanan

dalam bentuk ASI kepada bayinya.

2.1.2 Masalah dalam Masa Menyusui

Masalah yang muncul pada masa menyusui menurut

Restuning (2008) adalah sebagai berikut:

1. Puting susu lecet

Pada keadaan puting susu lecet, kadang kala retak-retak atau

luka. Seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena

putingnya sakit. Rasa sakit yang disebabkan oleh pelekatan

yang kurang baik dan proses mengisap yang tidak efektif

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

6

akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara dan

biasanya akan berkurang seiring bayi menyusu. Namun jika

lecetnya cukup parah, rasa sakit dapat berlangsung terus

selama proses menyusu akibat pelekatan kurang baik atau

mengisap tidak efektif.

2. Payudara bengkak

Payudara bengkak sering terjadi setelah beberapa hari

setelah melahirkan. Namun, resiko payudara bengkak akan

meningkat jika ibu tidak memberikan ASI kepada bayi.

Payudara Bengkak ditandai dengan payudara yang terasa

penuh, nyeri, keras, membesar, rasa tidak nyaman atau sakit

pada payudara serta badan bisa demam setelah 24 jam.

Kondisi ini terjadi karena produksi ASI meningkat, terlambat

menyusukan dini, perlekatan kurang baik, ASI kurang

dikeluarkan dan mungkin ada pembatasan waktu menyusui.

3. Mastitis atau abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara

menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan

suhu tubuh meningkat. Didalam payudara terasa ada masa

padat (lump) dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini

terjadi pada masa nifas 1 – 3 minggu setelah persalinan

diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut.

Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI dihisap atau

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

7

dikeluarkan atau penghisapan tidak efektif. Dapat juga karena

kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena

tekanan baju atau BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik

pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah

payudara yang menggantung. Mastitis bisa membuat ibu

mengalami kesulitan memberikan ASI karena kondisi

payudara yang terasa sakit.

2.1.3 Frekuensi dan Waktu Menyusui

Menyusui akan lebih berhasil bila bayi terjaga dan lapar. Jika

bayi sedang tidur, butuh beberapa menit untuk membangunkan

bayi. Bayi baru lahir harus diberi makan setiap dua sampai tiga

jam dengan jumlah total 8 – 12 kali dalam 24 jam selama

sekurang-kurangnya satu bulan. Menyusui setiap kali bayi lapar

mudah dilakukan karena ASI selalu siap untuk diberikan.

Beberapa bayi mungkin menjadi lapar setiap jam atau setiap dua

jam pada beberapa hari tertentu, pada hari yang lain hanya setiap

empat jam. Semakin sering bayi menyusu, lebih banyak ASI yang

diproduksi. Bayi dapat disusukan pada kedua buah payudara

secara bergantian, tiap payudara sekitar 10 – 15 menit (Bobak,

2004).

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

8

2.1.4 Tanda-tanda bayi mendapat cukup ASI (Ikatan Dokter Anak

Indonesia (IDAI), 2013)

Untuk mencegah malnutrisi seorang ibu harus mengetahui

tanda kecukupan ASI. Tanda bahwa bayi mendapat cukup ASI

adalah sebagai berikut:

a. Produksi ASI akan “berlimpah” pada hari kedua sampai

keempat setelah melahirkan, nampak dengan payudara

bertambah besar, berat, lebih hangat dan seringkali ASI

menetes dengan spontan.

b. Bayi menyusu 8 – 12 kali sehari, dengan pelekatan yang

benar pada setiap payudara dan menghisap secara teratur

selama minimal 10 menit pada setiap payudara.

c. Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan seringkali

tertidur pada saat menyusu.

d. Frekuensi BAK (Buang Air Kecil) bayi lebih dari 6 kali sehari.

Urin berwarna jernih, tidak kekuningan. Butiran halus

kemerahan (yang mungkin berupa kristal urat pada urin)

merupakan salah satu tanda ASI kurang.

e. Frekuensi BAB (Buang Air Besar) lebih dari 4 kali sehari

dengan volume paling tidak 1 sendok makan, tidak hanya

berupa noda membekas pada popok bayi, pada bayi usia 4

hari sampai 4 minggu. Sering ditemukan bayi yang BAB

setiap kali menyusu, dan hal ini merupakan hal yang normal.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

9

f. Feses berwarna kekuningan dengan butiran-butiran

berwarna putih susu diantaranya (seedy milk) setelah bayi

berumur 4 – 5 hari. Apabila setelah bayi berumur 5 hari,

fesesnya masih berupa mekoneum (berwarna hitam seperti

teh), atau transisi antara hijau kecoklatan, mungkin ini

merupakan salah satu tanda bayi kurang mendapat ASI.

g. Puting payudara akan terasa sedikit sakit pada hari-hari

pertama menyusui. Apabila sakit ini bertambah dan

menetap setelah 5 – 7 hari, lebih-lebih apabila disertai

dengan lecet, hal ini merupakan tanda bahwa bayi tidak

melekat dengan baik saat menyusu. Apabila tidak segera

ditangani dengan membetulkan posisi dan pelekatan bayi

maka hal ini akan menurunkan produksi ASI.

h. Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10 % dibanding

berat lahir.

i. Berat badan bayi kembali seperti berat lahir pada usia 10 –

14 hari setelah lahir.

2.2 Konsep Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi berusia 0 –

6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Bayi usia

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

10

0 – 6 bulan sudah terpenuhi gizinya hanya dengan ASI (Depkes,

2007).

Definisi dari WHO, pemberian ASI eksklusif atau menyusui

eksklusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain,

termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan

vitamin atau mineral atau ASI perah juga diperbolehkan (Depkes,

2014).

Jadi ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja pada bayi

umur 0 – 6, tanpa ada tambahan makanan atau minuman lain.

2.2.2 Komposisi ASI

1. Komposisi ASI menurut Stadium Laktasi (Purwanti, 2004)

a. ASI stadium I (kolostrum)

Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh

kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke empat

yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan

ASI matang dengan volume 150 – 300 ml/hari. Kandungan

tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap

melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah.

b. ASI stadium II (ASI peralihan)

ASI peralihan diproduksi pada hari ke empat sampai hari

ke sepuluh. Komposisi protein semakin rendah,

sedangkan lemak dan karbohidrat semakin tinggi dan

jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

11

pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang semakin aktif

karena bayi sudah beradaptasi terhadap lingkungan. Pada

masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi

fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang.

Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan kandungan

protein dan kalsium dalam makanan ibu.

c. ASI stadium III (ASI matur)

ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh sampai

seterusnya merupakan nutrisi bayi yang terus berubah

disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai berumur

6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan

makanan lain selain ASI. Telur akan lebih aman bila diberi

setelah satu tahun karena sistem pencernaan bayi telah

siap mengatasi alergi yang dapat ditimbulkan oleh jenis

proteinnya. Biasanya ibu mulai melatih dengan

pengenalan susu buatan. Keadaan ini dapat diatasi

dengan ibu tetap harus lebih sering memberikan ASI dan

mengosongkan payudara sehingga akan terus

merangsang hormon prolaktin yang membantu

memproduksi ASI menjadi lebih banyak dan dapat

menyimpan sisa ASI-nya dalam lemari pendingin. Dengan

metode ini, bayi tidak akan pernah kekurangan ASI

walaupun ibu bekerja.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

12

2. Komposisi Nutrisi dalam ASI (Soetjiningsih, 1997)

Protein ASI mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan mudah

dicerna. ASI mengandung asam amino esensial taurin yang

tinggi yang penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi

bilirubin. Selain itu ASI juga mengandung sistin yang tinggi

yang merupakan asam amino yang sangat penting untuk

pertumbuhan otak bayi. Karbohidrat utama dalam ASI adalah

laktosa yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi

untuk otak. Lemak dalam ASI merupakan kalori utama bagi

bayi. Lemak dalam ASI memiliki bentuk emulsi lebih

sempurna karena mengandung enzim lipase yang

memecahkan trigliserida menjadi digliserida dan kemudian

menjadi monogliserida sebelum pencernaan diusus terjadi.

ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun

kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur

6 bulan. Total mineral selama laktasi adalah konstan, tetapi

beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari diet

dan stadium laktasi. Sekitar 88% ASI terdiri dari air berguna

untuk melarutkan zat-zat yang terdapat didalamnya. Air yang

relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus

dari bayi. Vitamin ASI yaitu A, D, C, sedangkan golongan

vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik adalah

kurang. Kalori ASI relatif rendah, hanya 77 kalori/100 ml ASI.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

13

2.2.3 Keunggulan dan Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

America Academy Pediatric menyebutkan ASI dan menyusui

adalah standar normatif untuk pemberian makanan bergizi

seimbang sehingga dengan pemberian ASI maka bayi

mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan

(Eidelman & Schanler, 2012).

Ip et al (2007) membuktikan keunggulan dan manfaat

pemberian ASI dengan melakukan penelitian 9000 abstrak

pemberian ASI yang berkaitan dengan manfaat jangka pendek

dan manfaat jangka panjang bagi kesehatan. Keuntungan bagi

kesehatan bayi penurunan angka kejadian penyakit Otitis Media,

Dermatitis Atopik, infeksi Gastrointestinal, penyakit saluran

pernapasan bawah, asma, dan menurunkan resiko sindrom

kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrom (SIDS)).

Selain itu, orang dewasa yang mendapatkan ASI eksklusif

semasa bayi mempunyai 30% risiko rendah terkena diabetes tipe

1, 40% resiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2, serta 15 – 30

% resiko rendah obesitas. Sedangkan manfaat bagi menyusui

bagi ibu ialah penurunan 28 % angka kejadian kanker ovarium

dan kanker payudara, serta penurunan depresi postpartum

karena menyusui dapat meningkatkan sensitivitas ibu akan

kebutuhan bayinya.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

14

Penelitian Bartick & Reinhold (2010) menyebutkan terjadi

penghematan dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Hasil yang didapat dalam penelitiannya ialah 90% dari ibu AS

yang mematuhi rekomendasi medis untuk menyusui eksklusif

selama 6 bulan, akan ada tabungan $ 13 miliar per tahun.

2.3 Konsep Dukungan Sosial

2.3.1 Pengertian Dukungan Sosial

Gottlieb (Lihat Nursalam, 2007) menyatakan dukungan sosial

terdiri dari informasi verbal atau nonverbal, nasihat, bantuan yang

nyata atau terlihat, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang

yang akrab dengan subyek didalam lingkungan sosialnya dan hal-

hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau

berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

Orford (Lihat Hayati, 2010) menyatakan bahwa dukungan

sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang

diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

dukungan sosial adalah ketersedian orang lain dalam

memberikan suatu kenyamanan yang didapat seseorang dari

orang-orang terdekat disaat mengalami atau sedang berada

dalam situasi yang sulit.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

15

2.3.2 Sumber Dukungan Sosial

Menurut Sarafino (2006) membagi sumber-sumber dukungan

sosial menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang-orang yang

selalu ada sepanjang hidupnya, yang selalu bersama

dengannya dan mendukungnya. Misalnya: keluarga dekat,

pasangan (suami atau istri), atau teman dekat.

b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang

sedikit berperan dalam hidupnya dan cenderung mengalami

perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini

meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman

sepergaulan.

c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang

sangat jarang memberi dukungan dan memiliki peran yang

sangat cepat berubah. Meliputi dokter atau tenaga ahli atau

profesional, keluarga jauh.

2.3.3 Bentuk Dukungan Sosial dalam Keluarga

Menurut House (Lihat Setiadi, 2008) setiap bentuk dukungan

sosial keluarga mempunyai ciri - ciri sebagai berikut.

1. Informatif. Bantuan informasi yang disediakan agar dapat

digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan

yang dihadapi, meliputi pemberian nasihat, penghargaan, ide-

ide atau informasi lain yang dibutuhkan dan informasi ini

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

16

dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin

menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.

2. Perhatian emosional. Setiap orang pasti membutuhkan

bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan

simpati, empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan.

Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan

merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih

ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala

keluhan, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang

dihadapi, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang

dihadapi.

3. Bantuan instrumental. Bantuan yang bertujuan untuk

mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya

berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya,

atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadir,

misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan

memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang

dibutuhkan dan lain-lain.

4. Bantuan penilaian. Suatu bentuk penghargaan yang diberikan

seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi

sebenarnya. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana

pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

17

dengan dukungan sosial keluarga maka penilaian yang

sangat membantu adalah penilaian positif.

2.3.4 Keluarga sebagai Sumber Dukungan Sosial bagi anggota Lainnya

Dukungan sosial diperlukan oleh setiap individu di dalam

setiap siklus kehidupannya. Dukungan sosial akan semakin

dibutuhkan pada saat seseorang sedang menghadapi masalah

atau sakit, disinilah peran anggota kelurga diperlukan untuk

menjalani masa-masa sulit dengan cepat (Effendy & Makhfudi,

2009). Dukungan sosial dalam keluarga menjadikan keluarga

mampu berfungsi dengan berbagai pengetahuan sehingga akan

meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.

2.4 Konsep Pengambilan Keputusan

2.4.1 Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses mengidentifikasi

sejumlah alternatif, mengurangi ketidakpastian, dan keraguan

terhadap berbagai alternatif, serta memilih satu pilihan dari

berbagai alternatif pilihan yang ada berdasarkan nilai-nilai (value),

dan prefensi (preferences) pengambilan keputusan, dalam rangka

mencapai suatu keputusan (Silalahi & Meinarno, 2010).

Pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu proses

kognitif yang kompleks dalam upaya untuk memutuskan

serangkaian tindakan tertentu (Marquis & Huston, 2010).

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

18

Pengambilan keputusan menujuk pada proses penentuan

solusi terbaik pada situasi atau masalah. Proses ini membutuhkan

pemikiran kritis untuk dapat membuat keputusan yang tepat dan

memberi keuntungan (Reeder et al, 2011).

Proses pembuatan keputusan melibatkan pendekatan

sistematik, yaitu memiliki tahapan dalam memilih berbagai

alternatif dan membuat pilihan menjadi suatu tindakan. Proses

pembuatan keputusan juga harus dapat diterima oleh lingkungan

yang akan menggunakannya. Kemampuan pembawaan,

pengalaman masa lalu, dan bentuk intuisi adalah dasar untuk

keberhasilan keputusan (Swanburg, 2000).

Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah

dalam penyelesaian masalah. Bagaimana seseorang berhasil

membuat keputusan dan menyelesaikan masalah tergantung

kepada kemampuan seseorang tersebut dalam berfikir kritis

(Wise, 2011). Meskipun keberhasilan pengambilan keputusan

dapat dipelajari dari pengalaman hidup namun tidak semua orang

dapat menyelesaikan masalah dengan baik melalui metode trial-

and-error. Hal ini disebabkan karena tidak semua orang

mendapatkan kesempatan untuk belajar dan memperoleh

pelajaran terkait ketrampilan yang terstruktur dalam institusi yang

formal, sehingga mereka tidak diajarkan bagaimana cara berfikir

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

19

logis yang penuh wawasan dari berbagai sudut pandang (Marquis

& Huston, 2010).

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Dalam mengambil sebuah keputusan, manusia dapat

terpengaruh oleh kebiasaan individu yang muncul dari adanya

perbedaan nilai, pengalaman hidup, serta pilihan individu dan

keinginan individu untuk mengambil resiko. Keputusan yang

dibuat oleh seseorang dipengaruhi secara sadar ataupun tidak

sadar oleh sistem nilai yang diyakininya. Nilai-nilai ini akan

mempengaruhi pengumpulan dan pemrosesan data, serta

membatasi alternatif pilihan yang ada sehingga ditemukan pilihan

akhir (Marquis & Huston, 2010).

Wise (2011) mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam pengambilan keputusan terdiri dari faktor internal dan

eksternal. Faktor internal termasuk kedalam beberapa variabel

meliputi fisik dan emosional dari pengambil keputusan,

kepribadian, filosofi yang diyakini, nilai, pengalaman, ketertarikan

akan sesuatu, pengetahuan, sikap serta keinginan untuk mencari

dan menghindari resiko yang ada. Sementara itu, faktor eksternal

meliputi kondisi lingkungan, ketersedian waktu dan sumber yang

bisa digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Nilai-nilai yang mempengaruhi semua aspek pengambilan

keputusan dapat berasal dari suatu budaya, sosial, dan latar

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

20

belakang filosofi yang menyediakan dasar dari sebuah ketentuan

etika. Individu dalam mengambil suatu keputusan dapat

dipengaruhi oleh tekanan sosial. Sementara itu, faktor personaliti

seperti keyakinan diri dan kepercayaan diri mempengaruhi

seseorang dalam mengambil resiko untuk memecahkan suatu

masalah dan mengambil keputusan. Karakter individu sebagai

pengambil keputusan yang efektif meliputi memiliki keberanian,

kemauan dalam mengambil resiko, memiliki kesadaran diri,

energik, kreatif, sensitif dan fleksibel (Wise, 2011).

2.4.3 Pengambilan Keputusan dalam Keluarga

Dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada

keluarga, yang mengambil keputusan dalam pemecahannya

adalah kepala keluarga atau anggota keluarga yang dituakan.

Menurut Setiadi (2008), hal ini didasarkan pemikiran sebagai

berikut:

1. Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.

2. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-

masing anggota keluarga.

3. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan

terhadap keluarga atau anggota keluarga yang bermasalah.

Proses pengambilan keputusan merupakan prinsip dari kekuatan

karena kekuatan dimanifestasikan melalui pengambilan

keputusan. Pengambilan keputusan merupakan upaya bersama

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

21

dalam keluarga yang menggunakan teknik interaksi antara

anggota keluarga sebagai upaya kontrol dalam negosiasi atau

pengambilan keputusan (McDonald; Lihat Friedman et al, 2003).

Fokus sentral kekuatan keluarga adalah bagaimana keluarga

tersebut membuat keputusan. Menurut Friedman et al (2003),

membagi proses pengambilan keputusan dalam 3 tipe, yaitu:

a. Pengambilan keputusan dengan konsensus

Tipe pengambilan keputusan konsensus merupakan metode

pengambilan keputusan yang dilakukan secara bersama-

bersama atau dengan musyawarah antara suami dan istri.

Komponen penting konsensus yaitu tingkat komitmen yang

tinggi terhadap keputusan yang diambil dan pemahaman atau

alasan yang kuat untuk berkomitmen pada keputusan yang

diambil.

b. Pengambilan keputusan dengan akomodasi

Tipe akomodasi merupakan metode pengambilan keputusan

yang melibatkan anggota keluarga dalam pengambilan

keputusan. Pengambilan keputusan ini dicirikan oleh adanya

orang yang dominan, sehingga keputusan yang diambil

adalah dengan menerima pendapat orang yang dominan.

Tipe ini merupakan tipe yang kurang baik, karena terdapat

pihak yang menyetujui hasil keputusan dan pihak yang

menentang hasil keputusan, sehingga terdapat perbedaan

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

22

yang tidak dapat disatukan, akibatnya hanya orang tertentu

yang akan merasa puas.

c. Pengambilan keputusan dengan de-facto

Pembuatan keputusan de-facto menunjukkan masalah

disorganisasi atau keluarga dengan banyak masalah.

Keputusan de-facto bersifat memaksa kepada semua anggota

keluarga karena tidak adanya perencanaan sebelumnya.

Proses pembuatan keputusan terjadi secara aktif, sukarela

dan efektif. Anggota keluarga melaksanakan keputusan de-

facto dalam situasi tertentu karena tidak ditemukannya

keputusan akibat dari perbedaan pendapat yang tidak dapat

disatukan.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

23

2.5 Kerangka Penelitian

Dukungan Sosial

Pengambilan Keputusan

Pemberian ASI

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Sumber Dukungan Sosial - Orang yang selalu ada sepanjang

hidupnya - Lingkungan sosial

Bentuk Dukungan Sosial - Dukungan informatif - Dukungan emosional - Dukungan instrumental - Dukungan penilaian

Faktor Pengambilan Keputusan - Kebiasaan individu - Faktor internal - Faktor personaliti

Proses Pengambilan Keputusan - Konsensus - Akomodasi - de-facto

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

24

Kerangka penelitian yang menggambarkan tentang dukungan sosial

dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi pemberian ASI.

Ibu menyusui adalah sebuah proses alami pemberian ASI dari ibu

kepada bayinya. Ibu akan berhasil memberikan ASI eksklusif jika pemberian

ASI kepada bayi selama 0 – 6 bulan tanpa ada makanan atau minuman lain.

Pemberian ASI berhubungan dengan dukungan sosial yang diberikan pada

seorang ibu serta mempengaruhi pengambilan keputusan untuk pemberian

ASI.

Sumber dukungan sosial biasanya diterima oleh seorang ibu menyusui

berbeda-beda. Seperti sumber dukungan sosial dari orang yang selalu ada

sepanjang hidupnya ialah keluarga dekat, suami, dan teman dekat. Ibu

dalam masa menyusui mengalami masa-masa sulit peranan orang terdekat

sebagai sumber dukungan sosial sangat dipercayai ibu menyusui untuk

melewati masa sulit dalam menyusui. Peran orang terdekat untuk

memotivasi ibu untuk pemberian ASI sangatlah besar, karena

keberadaannya selalu bersama ibu menyusui. Lingkungan sosial seperti

seperti teman kerja, teman sepergaulan biasanya menjadi sumber dukungan

sosial karena memiliki pengalaman sebelumnya dalam menyusui. Tenaga

kesehatan seperti dokter, tenaga ahli, atau tenaga profesional sumber

dukungan sosial dalam menyusui karena mempunyai keahlian khusus

dalam masalah menyusui sehingga ibu melakukan pemeriksaan,

pengobatan, ataupun konsultasi memberikan atau tidak memberikan ASI.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

25

Dampak buruknya jika sumber dukungan sosial memberikan saran untuk

tidak memberikan ASI dan menyarankan pemberian susu formula dan

makanan tambahan. Walaupun sumber dukungan sosial sangat jarang

berperan dalam kehidupan ibu menyusui, tetapi saran yang diberikan selalu

menjadi pedoman dalam pemberian ASI. Keberadaan orang lain baik yang

terdekat maupun yang jauh mempengaruhi pemberian ASI.

Jenis dukungan sosial dan bentuk dukungan sosial dalam keluarga

juga mempengaruhi seorang ibu untuk menyusui. Dukungan emosional

berupa empatik, perhatian, kepedulian, dan kepercayaan. Dukungan

emosional diberikan untuk membangun kekuatan psikologis dalam diri ibu

menyusui bahwa ibu dapat memberikan ASI kepada bayi, walaupun sedang

terjadi masalah dalam menyusui. Dukungan instrumental berupa bantuan

secara langsung yaitu berupa dukungan yang dilakukan seperti membantu

ibu dalam menggendong bayi, mengganti popok bayi, atau memandikan

bayi. Dukungan informatif berupa pemberi nasihat, bantuan informasi,

pemberi saran, pengetahuan, dan petunjuk. Dukungan informatif

mempengaruhi ibu dalam keputusan pemberian ASI. Jika sumber dukungan

informatif membahas tentang pemberian ASI ekslusif dan keunggulan ASI

sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi maka akan

berdampak positif dalam pemberian ASI. Dukungan penilaian berupa

penilaian positif dan penilaian negatif. Ibu sering dihadapkan dengan pilihan

menyusui atau tidak menyusui sehingga penilaian baik atau tidak baik

pemberian ASI sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui. Jika ibu

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

26

dalam masa menyusui mendapat dukungan sosial yang baik maka ibu akan

merasa sangat terbantu sehingga ibu dapat memutuskan untuk menyusui.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah dalam

penyelesaian masalah. Salah satu tugas dalam kesehatan keluarga adalah

membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat. Sebelum keluarga

dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan yang

dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga agar dapat

memfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan. Teori pengambilan

keputusan biasanya hanya dihubungkan dalam dominasi pengambilan

keputusan yaitu patriakal (dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak

suami) atau matriakal (dominasi pengambilan keputusan ada pada isteri).

Pengambilan keputusan dalam penelitian ini akan mengkaji pengambilan

keputusan pada partisipan (ibu menyusui). Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan ialah kebiasaan individu, faktor

internal, faktor personaliti. Kebiasaan individu dikaitkan dengan perbedaan

nilai dan pengalaman individu. Perbedaan nilai yang dimaksudkan disini

karena setiap ibu menyusui memiliki nilai budaya yang berbeda-beda.

Pengalaman individu pada ibu menyusui dibagi menjadi dua yaitu

pengalaman ibu primipara dan pengalaman ibu multipara. Faktor internal

berupa kepribadian, sikap, dan pengetahuan. Ibu menyusui yang memiliki

kepribadian harus memberikan ASI kepada bayinya karena ASI merupakan

hak bayi. Sikap sangat berhubungan dengan pengetahuan. Jika seorang ibu

dalam masa menyusui dibekali dengan pengetahuan tentang cara

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Konsep Ibu Menyusui · 2017. 8. 1. · perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini meliputi teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.

27

pemberian ASI eksklusif, manfaat ASI, solusi untuk masalah menyusui maka

akan mempengaruhi sikap ibu keberhasilan pemberian ASI. Dukungan dari

orang lain sangatlah penting tetapi faktor personaliti dari dalam diri seorang

ibu juga mempengaruhi pemberian ASI. Jika keyakinan diri dan

kepercayaan diri seorang ibu telah dibangun dalam dirinya sendiri bahwa ia

mampu memberikan ASI maka hal itu menjadi kekuatan psikologis untuk

terus menyusui. Selain faktor pengambilan keputusan terdapat tiga tipe

pengambilan keputusan yaitu consensus, akomodasi, dan de-facto. Dengan

memahami teknik yang digunakan dalam pembuatan keputusan keluarga,

maka akan lebih mudah untuk mengidentifikasi kekuatan keluarga dari tiap

anggota keluarga dari peran serta mereka dalam pengambilan keputusan

keluarga.