Bab II Tinjauan Pustaka Edit Kirim Who Revisi 2

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Perilaku a. Pengertian Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. (Notoatmodjo, 2007) Menurut Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini menjadi terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau stimulus organisme respons. Skinner membedakan adanya dua respon. Dalam teori Skiner dibedakan adanya dua respon: 1) Respondent respons atau flexi, yakni respon yang ditimbulkan olehrangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eleciting stimulalation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. 68

Transcript of Bab II Tinjauan Pustaka Edit Kirim Who Revisi 2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Perilakua. PengertianPerilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. (Notoatmodjo, 2007)Menurut Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini menjadi terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori S-O-R atau stimulus organisme respons. Skinner membedakan adanya dua respon.Dalam teori Skiner dibedakan adanya dua respon:

1) Respondent respons atau flexi, yakni respon yang ditimbulkan olehrangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eleciting stimulalation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. 2) Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yangtimbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena mencakup respon.

Menurut Notoatmodjo (2007) dilihat dari bentuk respon stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:1) Perilaku tertutup (covert behavior)Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2) Perilaku terbuka (overt behavior)Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik (practice) yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain.

b. Domain perilakuMeskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda yang disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya. 2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007, p. 139).Benyamin Bloom (1908) yang dikutip Notoatmodjo (2007), membagi perilaku manusia kedalam 3 domain ranah atau kawasan yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor).Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni: pengetahuan, sikap, dan praktik atau tindakan (Notoatmodjo, 2007, p. 139)

c.Pengukuran perilakuPengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.59)

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilakuMenurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003), perilaku diperilaku oleh 3 faktor utama, yaitu:1) Faktor predisposisi (predisposing factors) Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, dan sebagainya. 2) Faktor pendukung (enabling factors) Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi, dsb. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb.Termasuk juga dukungan sosial, baik dukungan suami maupun keluarga.3) Faktor penguat (reinforcing factors) Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toma), sikap dan perilaku pada petugas kesehatan.Termasuk juga disini undang-undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.Teori Snenhandu mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan (behavior intention), dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support), ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility of information), otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomi) dan situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation).WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :1) Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).(a) Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.(b) Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.(c) Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.2). Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.3). Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya.4) Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia (Notoatmodjo, 2003).

e.Perilaku kesehatanMenurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan adalah sesuatu respon (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari 3 aspek:1) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah senbuh dari sakit. 2) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. 3) Perilaku gizi (makanan) dan minuman.

TEORI PERILAKU PEMBUANGAN AIR LIMBAH

AIR LIMBAH1. Pengertian Air Limbah Air limbah atau air buangan adalah air sisa yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, induksi maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.1. Jenis, Sumber dan karakteristik Air Limbah a. Jenis air limbah 0. Air sabun (Grey Water) Air sabun umumnya berasal dari limbah rumah tangga, hasil dari cuci baju, piring atau pel lantai. Air ini sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk menyirami tanaman karena pada kadar tertentu alam masih memiliki kemampuan untuk mengurai sabun, yang pada dasarnya merupakan rantai karbon yang umum terdapat di alam. Hanya saja perlu diperhatikan jika sabunnya mengandung bahan berat pembunuh kuman seperti karbol, atau mengandung minyak yang sulit terurai seperti air hasil cuci mobil yang umumnya tercemar oli.0. Air Tinja/Air limbah padat (Black Water) Air tinja merupakan air yang tercemar tinja, umumnya berasal dari WC. Volumenya dapat cair atau padat, umumnya seorang dewasa menghasilkan 1,5 L air tinja/hari. Air ini mengandung bakteri coli yang berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab itu harus disalurkan melalui saluran tertutup ke arah pengolahan/penampungan. Air tinja bersama tinjanya disalurkan ke dalam septic tank. Septic tank dapat berupa 2 atau 3 ruangan yang dibentuk oleh beton bertulang sederhana. Air yang sudah bersih dari pengolahan ini barulah dapat disalurkan ke saluran kota, atau lebih baik lagi dapat diresapkan ke dalam tanah sebagai bahan cadangan air tanah. 1. Sumber air limbah 0. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic waste water), adalah air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta ( tinja dan air seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi dan umumnya terdiri dari bahan organik.0. Air buangan dari industri (industrial waste water), Air buangan dari industri (industrial waste water) adalah air buangan yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi, sesuai dengan bahan baku yang dipakai industri antara lain : nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh karena itu pengelolaan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan lebih rumit daripada air limbah rumah tangga. 0. Air buangan kotapraja (manucipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat ibadah dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah tangga. 1. Karakteristik air limbah 0. Karakteristik fisik Sebagian besar terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi, terutama air limbah rumah tangga biasa berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau, kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinta dan sebagainya.0. Karakteristik kimiawi Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik yang berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basah pada waktu masih baru, dan cenderung bau asam apabila sudah mulai membusuk.0. Karakteristik bakteriologis Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli terdapat juta dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.1. Pengelolaan Air Limbah Air limbah merupakan air bekas yang berasal dari kamar mandi, dapur atau cucian yang dapat mengotori sumber air seperti sumur, kali ataupun sungai serta lingkungan secara keseluruhan.Banyak dampak yang ditimbulkan akibat tidak adanya SPAL yang memenuhi syarat kesehatan.Hal yang pertama dirasakan adalah mengganggu pemandangan, dan terkesan jorok karena air limbah mengalir kemana-mana.Selain itu, air limbah juga dapat menimbulkan bau busuk sehingga mengurangi kenyamanan khususnya orang yang melintas sekitar rumah tersebut.Air limbah juga bisa dijadikan sarang nyamuk yang dapat menularkan penyakit seperti malaria serta yang tidak kalah penting adalah adanya air limbah yang melebar membuat luas tanah yang seharusnya dapat digunakan menjadi berkurang.Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: 0. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah. 0. Tidak mengotori permukaan tanah.0. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah. 0. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain. 0. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu. 0. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah. 0. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m. Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan.Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak.Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus.Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja.Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah.1. Efek Buruk LimbahSesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.a. Gangguan Terhadap Kesehatan VirusMenyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air. Vibrio Cholera Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa bMerupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus. Salmonella SppDapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada air hasil pengolahan. Shigella SppAdalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah. Basillus AntraksisAdalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan terhadap pengolahan. Brusella SppAdalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran (aborsi) pada domba. Mycobacterium TuberculosaAdalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium. LeptospiraAdalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan . Entamuba HistolitikaDapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur yang mengandung kista. Schistosoma SppPenyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat melewati pengolahan air limbah. Taenia SppAdalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap cuaca. Ascaris Spp. Enterobius Spp Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan dan lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.b. Gangguan Terhadap Kehidupan BiotikDengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.c. Gangguan Terhadap KeindahanDengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan-bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat organic yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organik yang sangat menusuk hidung.

Pada bangunan pengolah air limbah sumber utama dari bau berasal dari :1. Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air dan bau-bau lain yang melewati bangunan pengolahan.2. Tempat pengumpulan buangna limbah industri.3. Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.

KERANGKA TEORI

Pemikiran dan Perasaan (Thought and Feelings)Pengetahuan KepercayaanSikap

Tokoh penting sebagai panutan (Personal Reference)Sumber daya yang tersedia (Resource)PendapatanFasilitasWaktuTenaga kesehatanPendidikan, dll.Kebudayaan (Culture) Perilaku NormalKebiasaanNilai-nilaiPerilaku

KERANGKA KONSEPVariabel Independen Variabel Dependen

Tokoh penting sebagai panutan

Pengetahuan

Perilaku pembuangan limbah cair

PendapatanFasilitasTenaga kesehatanPendidikan

76

DEFINISI OPERASIONALNoVariabelDefinisi operasionalAlat ukurCara ukurHasilSkala

1Perilaku Perilaku membuang limbah cair rumah tangga di saluran pembuangan.KuisonerWawancara1. Jika 1 :Responden memiliki perilaku yang baik1. Jika 0 :Responden memiliki perilaku yang burukNominal

2Pengetahuan Pengetahuan cara membuang limbah cair rumah tanga ke saluran pembuangan yang bersih, tertutup dan memiliki penampungan.Pengetahuan tentang dampak kesehatan jika tidak membuang limbah cair rumah tangga dengan baik ( diare, gatal- gatal )KuisonerWawancara1. Jika > 3: Responden memiliki pengetahuan tentang pembuangan limbah cair rumah tangga yang baik1. Jika< 3 : Responden memiliki pengetahuan tentang pembuangan limbah cair rumah tangga yang burukNominal

3Tokoh masyarakat Tokoh masyarakat adalah sesorang yang berpengaruh ditokohkan oleh lingkungannya ( RT ).

KuisonerWawancara0. Jika 1 :Terdapat tokoh masyarakat yang dapat menjadi panutan dalam memberi contoh cara membuang limbah cair rumah tangga yang baik.0. Jika 0 :Tidak terdapat tokoh masyarakat yang dapat menjadi panutan dalam memberi contoh cara membuang limbah cair rumah tangga yang baik.Nominal

4PendapatanJumlah pendapatan keluarga binaan sesuai dengan UMRKuisonerWawancara1. Jika > UMR : Tinggi1. Jika = UMR : Cukup1. Jika < UMR : RendahOrdinal

5Fasilitas Fasilitas tersedianya saluran pembuangan yang bersih dan tertutup serta bak penampungan limbah cair rumah tangga yang baik.Cek listObservasi dan wawancara1. Jika terpenuhi semua : fasilitas memadai1. Jika tidak terpenuhi semua : fasilitas tidak memadai

Nominal

6Tenaga kesehatanTersedianya pentugas kesehatan yang memberikan penyuluhan mengenai cara membuang limbah cair rumah tanggga yang baik.KuisonerWawancara1. Jika 1 : Adanya petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai pembuangan limbah cair rumah tangga yang baik1. Jika 0 : Tidak ada petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan mengenai pembuangan limbah cair rumah tangga yang baikNominal

7.Pendidikan Tingkat pendidikan yaitu pendidikan terkahir responden dan mendapatkan ijasahkuisonerWawancara1. Jika tidak sekolah sd : Tingkat pendidikan rendah1. Jika SMP SMA : Tingkat pendidikan sedang1. Jika perguruan tinggi : Tingkat pendidikan tinggi

Ordinal