BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
Kehamilan adalah proses berkembangnya hasil konsepsi (hasil pembuahan
sel telur wanita oleh sperma laki – laki) dalam rahim seorang wanita. Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi sampai aterm kira – kira 280 hari (40 minggu) dan
tidak lebih dari 300 hari. Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3
bagian masing-masing : kehamilan trimester pertama (0-12 minggu), kehamilan
trimester kedua (12-28 minggu) dan kehamilan trimester ketiga (28-40 minggu)
(Prawirohardjo, 2002).
Pada trimester pertama, segera setelah konsepsi, hormon estrogen dan
progesteron dalam tubuh mulai meningkat. Peningkatan kedua hormon tersebut
menyebabkan sekitar 50% wanita hamil mengalami mual, muntah yang terjadi di
pagi hari “morning sickness” (Lewellyn, 2005). Kelemahan, keletihan dan
perasaan mual membuat calon ibu tidak merasa sehat dan semuanya mengalami
depresi (Hamilton, 1995). Pada trimester pertama ini, seorang ibu akan mencari
tanda – tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan
yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena
hamil malah berkurang. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat 8
menggunakan energi dan pikirannya. Secara lebih konstruktif. Pada trimester ini
ibu dapat merasakan gerakan janinnya, dan ibu mulai merasakan kehadiran
bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa
terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tak nyaman seperti yang dirasakannya pada
trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido (Pudiknakes, 2003).
Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena
kelahiran bayi. Sekitar bulan ke -8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan
depresi. Ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu
menjadi lelah dan menunggu nampaknya berlalu lama sekitar 2 minggu sebelum
melahirkan, sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan senang dan
mencapai klimaksnya sekitar 24 jam setelah persalinan. Kecuali jika berkembang
masalah fisik, kegembiraan itu membawa sampai proses persalinan. Suatu periode
dengan stress yang tinggi (Hamilton, 1995).
2. Pendidikan
a. Definisi pendidikan
1) Notoatmodjo (2002) mengatakan bahwa :
Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan
kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan
penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan membina dan
mengembangkan potensi pribadinya, yang berupa rohani (cipta, rasa,
karsa) dan jasmani. Pendidikan merupakan kemajuan – kemajuan
masyarakat dan kebudayaan sebagai suatu kesatuan.
2) Suryo (2001) mengatakan bahwa :
Pendidikan pada dirinya adalah penamaan pengetahuan serta
pengembangan mental maupun ketrampilan yang berlangsung dengan
jangkauan waktu tertentu, sejak mulai pelaksanaannya, sebaiknya juga
diawali dari analisis kebutuhan sampai dengan studi penerapan pendidikan
tersebut ditempat diharapkannya peserta didik dapat bekerja, dan tidak
berhenti sampai pada evaluasi hasil pendidikan saja.
b. Fungsi pendidikan (Ihsan, 1996)
Secara mikro, pendidikan membantu secara sadar perkembangan jasmani dan
rohani. Secara makro kegiatan pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan
yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
1) Pendidikan keluarga
a) Merupakan lingkungan pertama bagi anak – anak untuk pertama kali
mendapat pengaruh sadar.
b) Keluarga sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak,
anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.
c) Dalam lingkungan keluarga yang harmonis mampu memancarkan
keteladanan kepada anak –anaknya, sehingga akan lahir anak yang
mempunyai kepribadian dengan pola yang mantap.
2) Pendidikan sekolah
Sekolah merupakan jenis pendidikan yang berjenjang, berstruktur
dan berkesinambungan. Jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan
umum, kejurusan, kedinasan, keagamaan dan pendidikan dasar,
menengah, pendidikan tinggi serta ada pendidikan pra sekolah. Mengenai
jenjang pendidikan menurut undang – undang RI No. 20 th 2003 tentang
SISDIKNAS adalah :
a) Pendidikan dasar
Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan,
menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan serta mempersiapkannya
untuk mengikuti pendidikan menengah. Merupakan bekal dasar bagi
perkembangan kehidupan baik pribadi maupun masyarakat, oleh
karena itu warga negara diberi kesempatan memperoleh pendidikan
dasar. Terdiri dari SD dan SMP.
b) Pendidikan menengah
Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dengan alam
sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam
dunia kerja atau perguruan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari
pendidikan menengah umum (SMA/MA) dan kejuruan.
c) Pendidikan tinggi
Adalah pendidikan yang mempersipakan peserta didik untuk
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tingkat tinggi
yang bersifat akademik atau profesional sehingga dapat menerapkan,
mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan manusia.
Pendidikan tinggi terdiri dari Akademi, Institusi, Sekolah Tinggi, dan
Universitas.
3) Pendidikan di Masyarakat
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga yang ikut bertanggung
jawab dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan
dimasyarakat, anak akan dibekali dengan penalaran, ketrampilan dan
sikap, oleh karena itu sering juga pendidikan dimasyarakat dijadikan
upaya untuk mengoptimalkan perkembangan diri.
3. Umur Kehamilan
a. Definisi Umur Kehamilan
Umur kehamilan merupakan lama kehamilan yang dihitung atau diukur
dari hari pertama haid terakhir (HPHT).( Mochtar Rustam, 1998)
b. Cara Menentukan Umur Kehamilan
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan.
Umur hamil dapat ditentukan dengan ( Manuaba, 1998) :
1) Mempergunakan rumus Naegle.
Rumus Neagle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama
288 hari. Perhitungannya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama
haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat
ditetapkan. Rumus Neagle dapat dihitung hari haid pertama ditambah
tujuh dan bulannya ditambah sembilan.
2) Gerakan pertama janin.
Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama janin pada umur
hamil 16 minggu, maka perkiraan hamil dapat ditetapkan. Tetapi perkiraan
ini tidak tepat.
3) Perkiraan tingginya fundus uteri.
Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil
terutama tepat pada hamil pertama.
Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri berdasarkan umur kehamilan
Tinggi fundus uteri Umur kehamilan ⅓ diatas simpisis ½ simpisis-pusat ⅔ diatas simpisis Setinggi pusat ⅓ diatas pusat ½ pusat-prosesus xifoideus Setinggi prosesus xifoideus Dua jari (4 cm) dibawah prosesus xifoideus
12 minggu 16 minggu 20 minggu 22 minggu 28 minggu 34 minggu 36 minggu 40 minggu
4) Penentuan umur hamil dengan ultrasonografi.
Metode ini memerlukan pengetahuan teoritis dan ketrampilan khusus.
Untuk menentukan umur hamil melalui ultrasonografi dengan mengukur
bagian janin:
a) Menentukan diameter kantongan gestasi.
b) Menentukan jarak kepala dan bokong.
c) Menentukan jarak tulang biparental.
d) Menentukan lingkaran perut.
e) Menentukan panjang tulang femur
c. Perubahan Psikologis pada tiap Umur Kehamilan
1) Trimester I ( 0-12 minggu )
Pada sebagian wanita, reaksi psikologik dan emosional pertama
adalah kecemasan, ketakutan, kepanikan dan kegusaran terhadap
kehamilan. Perasaan benci pada suami yang menyebabkan dia hamil
ditumpahkan melalui manifestasi mual, muntah, pening dan sebagainya
yang merupakan gejala hamil muda. Pada keadaan yang agak berat, dia
menolak kehamilannya dan mencoba untuk menggugurkan, pada kasus
yang lebih parah mencoba untuk bunuh diri. Manifestasi lain yaitu ibu
hamil muda sering meminta makanan yang aneh-aneh yang selama ini
tidak disukainya.
2) Trimester II ( 12-28 minggu )
Ibu yang menganggap kehamilan merupakan suatu identifikasi
abstrak, kini mulai menyadari kenyataan bahwa kehamilan merupakan
identifikasi nyata. Maka ibu mulai menyesuaikan diri dengan kenyataan;
perut bertambah besar, terasa gerakan janin, teman-teman menyatakan
selamat, dan dokter telah mendengar suara jantung janin. Wanita bijaksana
mulai mempersiapkan kebutuhan kedatangan bayi seperti popok, baju,
tempat tidur bayi, kereta bayi, dan sebagainya.
3) Trimester III ( 28-40 minggu )
Timbul gejolak baru menghadapi persalinan dan perasaan
tanggung jawab sebagai ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan.
Ada 2 golongan ibu yang mungkin merasa takut :
a) Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang
lalu;
b) Multipara agak berumur, merasa takut terhadap janin dan anak-anak
apabila terjadi sesuatu atas dirinya, takut bila anak-anak diurus ibu tiri.
c) Primigravida yang mendengar tentang pengalaman ngeri dan
menakutkan dari teman-teman lain.
d) Kerja sama ibu dengan penolong; pendekatan dan perhatian; rasa
simpati; dan, bila perlu, pendekatan akan membantu semuanya itu
dengan baik.
4. Kecemasan
a. Definisi kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan yang ditandai oleh ketegangan,
ketakutan dan kekhawatiran, ada kalanya terhadap obyek tertentu tetapi lebih
sering terhadap obyek yang tidak jelas (Rafeda, 2000).
Pendapat lain tentang Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan,
ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan
seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Saddock, 1997).
Kecemasan dianggap sebagai keadaan emosi yang menentang atau tidak
menyenangkan dan dapat dilihat dari reaksi fisiologis seperti bernafas lebih
cepat, jantung berdebar-debar dan berkeringat (De clerq, 2006).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Kecemasan adalah
rasa ketakutan dan kategangan sebagai proses emosi yang diakibatkan oleh
tekanan perasaan yang ditandai reaksi fisiologis seperti bernafas lebih cepat
dan jantung berdebar-debar.
b. Penyebab kecemasan
1) Faktor predisposisi
a) Teori Psikoanalitik (Stuart dan Sundeen, 2007)
Konflik psikologis yang tidak disadari mulai sejak lahir, implus.
Implus Id menimbulkan ancaman bagi individu karena bertentangan
dengan nilai pribadi atau sosial.
b) Teori interpersonal
Cemas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan
dan penolakan interpersonal.
c) Teori perilaku
(1) Frustasi
Yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
(2) Teori belajar
Suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam
untuk menghindari kepedihan.
2) Faktor presipitasi
Ancaman integritas diri meliputi ketidakmampuan fisiologis yang datang
atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari – hari.
Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri dan fungsi sosial yang berintegrasi seseorang.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil
1) Status kesehatan ibu dan bayi
Kehamilan merupakan tahapan proses berkembangnya janin dalam
rahim ibunya. Kondisi atau perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh
kesehatan ibunya (Llewellyn, 2005). Sementara itu, perubahan hormonal
diawali kehamilan menyebabkan ibu hamil mual, muntah, kelelahan dan
merasa kurang sehat (Pusdiknakes, 2003). Kondisi tersebut membuat ibu
merasa cemas akan kondisi bayi dalam kandungannya. Mual dan
kelelahan yang disertai peningkatan kecemasan akan semakin
memperburuk kondisi ibu dan janin yang dikandungnya.
2) Kehamilan yang direkomendasikan
Bagi sebagian besar orang, kehamilan merupakan hal – hal yang
sangat diharapkan kehadiran seorang anak atau anggota baru dipandang
akan memberi kecerahan dalam kehidupan mereka. Oleh karean itu, ibu
hamil yang sangat mengharapkan kehamilannya ini akan merasa lebih
tenang dan menikmati proses kehamilannya.
3) Umur kehamilan
Kecemasan dalam kehamilan akan muncul pada Trimester pertama
(0-12 minggu), karena pada trimester ini ibu akan mengalami kelemahan,
keletihan dan perasaan mual membuat calon ibu tidak merasa sehat dan
semuanya mengalami depresi (Hamilton, 1995). Kemudian kecemasan
akan berkurang pada Trimester II (12-28 minggu), karena pada trimester
ini ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang
lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil malah berkurang. Ibu
sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan
pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester III (28 – 40 minggu)
kecemasan ibu akan muncul lagi. Sekitar bulan ke -8 mungkin terdapat
periode tidak semangat dan depresi. Ketika bayi membesar dan
ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu
nampaknya berlalu lama sekitar 2 minggu sebelum melahirkan
(Pusdiknakes, 2003).
4) Dukungan suami
Sebagai makhluk sosial, seseorang selalu membutuhan keberadaan
orang lain dimanapun ia berada. Keberadaan orang lain tersebut akan
sangat dirasakan ketika seseorang mengalami suatu masalah atau
kesulitan. Kehadiran orang lain bagi seseorang yang mengalami kesulitan
diharapkan dapat memberi dukungan sehingga dapat mengurangi beban
yang dirasakan.
Dukungan sosial sebagaimana diuangkapkan oleh Hopfull
merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang didalamnya terdapat
hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat
nyata. Bantuan tersebut akan menempatkan individu – individu yang
terlibat dalam sistem sosial yang pada akhirnya dapat memberikan cinta.
Wujud dari dukungan keluarga khususnya suami meliputi informasi,
emosi, penilaian dan instrumen atau finansial (Nurgiwiati, 2001).
Informasi yang diberikan suami, informasi tentang kehamilan, persalinan,
baik secara langsung yang dijelaskan oleh suami atau melalui buku
majalah, yang diberikan oleh suami.
Dukungan emosi sendiri dapat berupa perhatian, mendampingi
atau menemani istri saat dirumah atau mengantar istri saat pemeriksaan
kehamilan. Dukungan penilaian berupa penilaian yang positif dari suami
bahwa perubahan pada ibu hamil baik secara fisik ataupun psikologis
adalah hal yang wajar dan membutuhkan pengertian. Sedangkan hubungan
finansial dapat berupa uang atau dana untuk membiayai persalinan
ataupun berupa bantuan suami menyiapkan keperluan istri yang akan
melahirkan ataupun membantu dalam menyiapkan keperluan bayi yang
akan lahir.
5) Pengalaman kehamilan lalu
Pengalaman merupakan guru terbaik dalam kehidupan agar tidak
terjadi pengulangan kesalahan atau musibah yang pernah dialami
sebelumnya jika bersifat merugikan dirinya dan merupakan guru terbaik
yang menjadi petunjuk dalam meraih kebahagiaan hidup jika bersifat
menguntungkan.
Begitu pula seorang wanita hamil memiliki persepsi mengenai
kehamilan dari pengalaman kehamilan sebelumnya (multigravida)
pengalaman kehamilan orang lain (terutama ibu kandungnya). Persepsi ibu
hamil yang negatif terhadap kehamilan akan cenderung menyebabkan
kecemasan dan penolakan terhadap kehamilannya (Farrer, 1999). Persepsi
buruk tersebut biasanya terjadi pada ibu multigravida dengan komplikasi
pada riwayat obstetri sebelumnya, atau pada ibu hamil dari seorang ibu
pengalaman kehamilan atau persalinan yang sulit.
6) Faktor Pendidikan
Di Indonesia tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan
menghasilkan banyak perubahan disegala bidang termasuk pengetahuan
masyarakat di bidang kesehatan (Ihsan, 1996). Orang yang mempunyai
pendidikan yang lebih tinggi, dalam menghadapi gagasan – gagasan baru
akan lebih banyak mempergunakan rasio dari pada emosi (BKKBN,
1998).
Keadaan ini berlaku pula pada ibu hamil dimana terjadi perubahan
– perubahan psikologis yang cenderung mengarah pada adanya
kecemasan. Tingkat kecemasan dan stress seorang (ibu hamil) dipengaruhi
oleh ketrampilan coping yang dimilikinya. Metode coping tersebut dapat
digunakan oleh calon orang tua dan anggota keluarga untuk menyesuaikan
terhadap realitas kehamilan dan mencapai keseimbangan pada kehidupan
mereka yang terganggu (Hamilton, 1995). Hal ini sesuai dengan
pernyataan Brouwer (1986) bahwa faktor pendidikan seseorang sangat
menentuan kecemasan, klien dengan pendidikan tinggi akan lebih mampu
mengatasi, menggunakan koping yang efektif dan konstruktif daripada
seseorang dengan pendidikan rendah.
7) Status Ekonomi
Krisis ekonomi berkepanjangan di Indonesia sejak pertengahan
tahun 1997 telah menambah jumlah penduduk miskin dan menurunnya
kemampuan daya beli masyarakat termasuk didalamnya adalah belanja
untuk kebutuhan kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Pada sisi lain,
kesadaran masyarakat akan pentingnya memeriksakan kesehatan
kehamilan masih kurang. Akibatnya sebagian anggota masyarakat
memilih untuk tidak memeriksakan kehamilan (Depkes RI, 2000).
Frekuensi pemeriksaan kehamilan yang kurang dan lilitan kemiskinan
yang memaksa ibu hamil tetap bekerja akan semakin memperburuk
kondisi kehamilan dan janinnya yang kemudian akan meningkatkan
kecemasan ibu selama hamil (Depeks RI, 2000).
8) Budaya
Di Indonesia, adat istiadat, tradisi atau kebudayaan yang diwarnai
oleh kepercayaan dan keyakinan tradisional masih sangat berpengaruh.
Begitu juga pada kehamilan, masih ada tradisi, mitos dan kepercayaan
takhayul yang dipercaya ibu hamil. Bahkan sebagian ibu hamil yang
terdidik masih ada yang belum bisa meninggalkan kepercayaan nenek
moyang. Kepercayaan takhayul tersebut akan menimbulkan ketakutan –
ketakutan pada ibu yang sedang hamil. Ketakutan selama kehamilan yang
berlebihan akan membuat ibu tegang dan menambah beban
kecemasannya.
9) Agama
Agama dalam kehidupan bangsa Indonesia mempunyai peranan
yang penting, sesuai dengan falsafah negara yang berdasarkan Pancasila.
Agama dapat membedakan pedoman kehidupan baik pribadi maupun
masyarakat secara luas. Juga dapat mempengaruhi pandangan hidup
masyarakat terhadap sesuatu.
Adanya kepercayaan yang mendalam bahwa Tuhan telah
menentukan dan memberikan rejeki hambanya. Sekalipun dunia ini nanti
penuh, manusia tidak perlu takut akan kehabisan rejeki, sebab rejeki
datangnya dari Tuhan yang mengatur semuanya itu. Jadi kalau ada usaha –
usaha membatasi kelahiran anak karena takut tidak bisa memberinya
makan, maka hal itu sangat dimurkai Tuhan.
d. Tingkat Kecemasan
Kecemasan mempunyai berbagai tingkatan, Stuart dan Sundeen (2007)
menggolongkan sebagai berikut :
1) Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari – hari.
Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati – hati
serta waspada.
Individu akan terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatiftas.
2) Kecemasan Sedang
Lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih
memfokuskan pada hal yang sangat penting saat itu, mengesampingkan
hal yang sangat penting saat itu, mengesampingkan hal yang lain, individu
lebih waspada lebih tegang.
3) Kecemasan Berat
Sangat mengurangi persepsi atau lahan persepsi sangat sempit,
individu cenderung memikirkan pada hal yang kecil – kecil saja dan
mengabaikan hal – hal yang lain. individu tidak mampu berpikir berat lagi
dan membutuhan banyak pengarahan.
4) Tingkat Panik
Tingkat ini persepsi terganggu, individu sangat kacau, hilang
kontrol, tidak dapat berpikir secara sistematis dan tidak dapat melakukan
apa – apa walaupun sudah diberi pengarahan.
e. Respon terhadap Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen (2007) respon terhadap kecemasan meliputi :
1) Respon fisilogis
a) Sistem kardiovaskuler
Palpitasi, meningkatnya tekanan darah, rasa mau pingsan, tekanan
darah menurun, nadi menurun, rasa mau pingsan.
b) Sistem respiratori
Nafas cepat dan pendek, rasa tertekan pada dada, perasaan tercekik,
terengah – engah, pembengkakan pada tenggorokan.
c) Sistem neuromuskuler
Reflek meningkat, insomnia, tremor, rigid, gelisah, muka tercekik,
ketakutan, reaksi kejutan, wajah tegang, gerakan lambat, kelemahan
secara umum.
d) Sistem gastrointestinal
Rasa tidak nyaman pada abdomen, nafsu makan menurun, mual, diare,
rasa penuh diperut, rasa terbakar pada epigastrium.
e) Sistem urinari
Tekanan pada sistem, frekuensi BAK meningkat.
2) Respon perilaku
Kelelahan, ketegangan fisik, tremor, reaksi tiba – tiba, bicara cepat,
koordinasi kurang, sering terjadi kecelakaan.
3) Respon kognitif
Gangguan perhatian, konsentrasi kurang, pelupa, selalu salah dalam
mengambil keputusan bloking, penurunan lapang pandang, penurunan
produktifitas, menarik diri, penurunan kreatifitas, kebingungan,
obyektifitas kurang, takut mati.
4) Respon afektif
Gelisah, tidak sabar, tegang, nervous, mudah terganggu, ketakutan, mudah
tersinggung, gugup
f. Manifestasi Klinis Kecemasan
Tanda dan gejala kecemasan yang timbul secara umum menurut
Langerqurst (1997) adalah :
1) Tanda fisik
a) Cemas ringan
(1) Gemetar, renjatan, rasa goyang
(2) Ketegangan otot
(3) Nafas pendek, hiperventilasi
(4) Mudah lelah
b) Cemas sedang
(1) Sering kaget
(2) Hiperaktifitas autonomie
(3) Wajah merah dan pucat
c) Cemas berat
(1) Tachycardia
(2) Nafas pendek, hiperventilasi
(3) Berpeluh
(4) Tangan rasa dingin
d) Panik
(1) Diare
(2) Mulut kering
(3) Sering kencing
(4) Parestesia (kesemutan pada kaki dan tangan)
(5) Sulit menelan
2) Gejala psikologis
a) Rasa takut
b) Sulit konsentrasi
c) Hipervigilance (siaga berlebih)
d) Insomnia
e) Libido menurun
f) Rasa mengganjal di tenggorokan
g) Rasa mual di perut
g. Koping
Koping sendiri memiliki beberapa tugas untuk menghadapi stress,
seperti yang dikemukakan Taylor (1997), antara lain :
1) Mengembalikan kondisi lingkungan yang tidak menyenangkan untuk
upaya pemulihan individu sehingga menerima atau meminimalkan akibat
cemas.
2) Mentoleransi atau mengatur stressor untuk mengantisipasi dan bertindak
menghadapi resiko.
3) Mempertahankan gambaran diri yang positif
4) Menopang keseimbangan emosi artinya individu harus mempertahankan
control emosi untuk kembali pada kondisi normal.
5) Melanjutkan hubungan yang baik pada kondisi sosial individu dengan
menggunakan strategi koping untuk menerima nilai – nilai pada kondisi
normal, menghargai diri sendiri dan mengisyaratkan emosi sampai
individu dapat melanjutkan aktivitas sosial dalam kehidupan keseharian.
B. Kerangka Teori
Status Kesehatan Ibu dan Bayi
Perencanaan kehamilan
Dukungan suami
Pengalaman kehamilan yang lalu
Faktor sosial : -
Umur kehamilan Kecemasan ibu hamil : - Ringan - Sedang - Berat - Tingkat panik
P didik
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Sumber : Novak dan Broom (1999)
Gambar 2.1 : Kerangka Teori faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan
ibu hamil
C. Kerangka Konsep
Variabel Independent
Variabel Dependent
Tingkat pendidikan
Umur kehamilan
Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida
Gambar 2.2 : Skema kerangka Konsep
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan ibu hamil
primigravida.
2. Ada hubungan antara umur kehamilan dengan tingkat kecemasan ibu hamil
primigravida.