BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan...

22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan Kehamilan adalah proses berkembangnya hasil konsepsi (hasil pembuahan sel telur wanita oleh sperma laki – laki) dalam rahim seorang wanita. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai aterm kira – kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari. Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian masing-masing : kehamilan trimester pertama (0-12 minggu), kehamilan trimester kedua (12-28 minggu) dan kehamilan trimester ketiga (28-40 minggu) (Prawirohardjo, 2002). Pada trimester pertama, segera setelah konsepsi, hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh mulai meningkat. Peningkatan kedua hormon tersebut menyebabkan sekitar 50% wanita hamil mengalami mual, muntah yang terjadi di pagi hari “morning sickness” (Lewellyn, 2005). Kelemahan, keletihan dan perasaan mual membuat calon ibu tidak merasa sehat dan semuanya mengalami depresi (Hamilton, 1995). Pada trimester pertama ini, seorang ibu akan mencari tanda – tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil malah berkurang. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat 8

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

Kehamilan adalah proses berkembangnya hasil konsepsi (hasil pembuahan

sel telur wanita oleh sperma laki – laki) dalam rahim seorang wanita. Lamanya

kehamilan mulai dari ovulasi sampai aterm kira – kira 280 hari (40 minggu) dan

tidak lebih dari 300 hari. Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3

bagian masing-masing : kehamilan trimester pertama (0-12 minggu), kehamilan

trimester kedua (12-28 minggu) dan kehamilan trimester ketiga (28-40 minggu)

(Prawirohardjo, 2002).

Pada trimester pertama, segera setelah konsepsi, hormon estrogen dan

progesteron dalam tubuh mulai meningkat. Peningkatan kedua hormon tersebut

menyebabkan sekitar 50% wanita hamil mengalami mual, muntah yang terjadi di

pagi hari “morning sickness” (Lewellyn, 2005). Kelemahan, keletihan dan

perasaan mual membuat calon ibu tidak merasa sehat dan semuanya mengalami

depresi (Hamilton, 1995). Pada trimester pertama ini, seorang ibu akan mencari

tanda – tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan

yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena

hamil malah berkurang. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat 8

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

menggunakan energi dan pikirannya. Secara lebih konstruktif. Pada trimester ini

ibu dapat merasakan gerakan janinnya, dan ibu mulai merasakan kehadiran

bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa

terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tak nyaman seperti yang dirasakannya pada

trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido (Pudiknakes, 2003).

Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena

kelahiran bayi. Sekitar bulan ke -8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan

depresi. Ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu

menjadi lelah dan menunggu nampaknya berlalu lama sekitar 2 minggu sebelum

melahirkan, sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan senang dan

mencapai klimaksnya sekitar 24 jam setelah persalinan. Kecuali jika berkembang

masalah fisik, kegembiraan itu membawa sampai proses persalinan. Suatu periode

dengan stress yang tinggi (Hamilton, 1995).

2. Pendidikan

a. Definisi pendidikan

1) Notoatmodjo (2002) mengatakan bahwa :

Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan

kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan

penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan membina dan

mengembangkan potensi pribadinya, yang berupa rohani (cipta, rasa,

karsa) dan jasmani. Pendidikan merupakan kemajuan – kemajuan

masyarakat dan kebudayaan sebagai suatu kesatuan.

2) Suryo (2001) mengatakan bahwa :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Pendidikan pada dirinya adalah penamaan pengetahuan serta

pengembangan mental maupun ketrampilan yang berlangsung dengan

jangkauan waktu tertentu, sejak mulai pelaksanaannya, sebaiknya juga

diawali dari analisis kebutuhan sampai dengan studi penerapan pendidikan

tersebut ditempat diharapkannya peserta didik dapat bekerja, dan tidak

berhenti sampai pada evaluasi hasil pendidikan saja.

b. Fungsi pendidikan (Ihsan, 1996)

Secara mikro, pendidikan membantu secara sadar perkembangan jasmani dan

rohani. Secara makro kegiatan pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan

yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

1) Pendidikan keluarga

a) Merupakan lingkungan pertama bagi anak – anak untuk pertama kali

mendapat pengaruh sadar.

b) Keluarga sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak,

anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan norma.

c) Dalam lingkungan keluarga yang harmonis mampu memancarkan

keteladanan kepada anak –anaknya, sehingga akan lahir anak yang

mempunyai kepribadian dengan pola yang mantap.

2) Pendidikan sekolah

Sekolah merupakan jenis pendidikan yang berjenjang, berstruktur

dan berkesinambungan. Jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan

umum, kejurusan, kedinasan, keagamaan dan pendidikan dasar,

menengah, pendidikan tinggi serta ada pendidikan pra sekolah. Mengenai

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

jenjang pendidikan menurut undang – undang RI No. 20 th 2003 tentang

SISDIKNAS adalah :

a) Pendidikan dasar

Adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan,

menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan serta mempersiapkannya

untuk mengikuti pendidikan menengah. Merupakan bekal dasar bagi

perkembangan kehidupan baik pribadi maupun masyarakat, oleh

karena itu warga negara diberi kesempatan memperoleh pendidikan

dasar. Terdiri dari SD dan SMP.

b) Pendidikan menengah

Adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan

hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dengan alam

sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam

dunia kerja atau perguruan tinggi. Pendidikan menengah terdiri dari

pendidikan menengah umum (SMA/MA) dan kejuruan.

c) Pendidikan tinggi

Adalah pendidikan yang mempersipakan peserta didik untuk

menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tingkat tinggi

yang bersifat akademik atau profesional sehingga dapat menerapkan,

mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan manusia.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Pendidikan tinggi terdiri dari Akademi, Institusi, Sekolah Tinggi, dan

Universitas.

3) Pendidikan di Masyarakat

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga yang ikut bertanggung

jawab dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui pendidikan

dimasyarakat, anak akan dibekali dengan penalaran, ketrampilan dan

sikap, oleh karena itu sering juga pendidikan dimasyarakat dijadikan

upaya untuk mengoptimalkan perkembangan diri.

3. Umur Kehamilan

a. Definisi Umur Kehamilan

Umur kehamilan merupakan lama kehamilan yang dihitung atau diukur

dari hari pertama haid terakhir (HPHT).( Mochtar Rustam, 1998)

b. Cara Menentukan Umur Kehamilan

Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan.

Umur hamil dapat ditentukan dengan ( Manuaba, 1998) :

1) Mempergunakan rumus Naegle.

Rumus Neagle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama

288 hari. Perhitungannya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama

haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

ditetapkan. Rumus Neagle dapat dihitung hari haid pertama ditambah

tujuh dan bulannya ditambah sembilan.

2) Gerakan pertama janin.

Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama janin pada umur

hamil 16 minggu, maka perkiraan hamil dapat ditetapkan. Tetapi perkiraan

ini tidak tepat.

3) Perkiraan tingginya fundus uteri.

Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil

terutama tepat pada hamil pertama.

Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri berdasarkan umur kehamilan

Tinggi fundus uteri Umur kehamilan ⅓ diatas simpisis ½ simpisis-pusat ⅔ diatas simpisis Setinggi pusat ⅓ diatas pusat ½ pusat-prosesus xifoideus Setinggi prosesus xifoideus Dua jari (4 cm) dibawah prosesus xifoideus

12 minggu 16 minggu 20 minggu 22 minggu 28 minggu 34 minggu 36 minggu 40 minggu

4) Penentuan umur hamil dengan ultrasonografi.

Metode ini memerlukan pengetahuan teoritis dan ketrampilan khusus.

Untuk menentukan umur hamil melalui ultrasonografi dengan mengukur

bagian janin:

a) Menentukan diameter kantongan gestasi.

b) Menentukan jarak kepala dan bokong.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

c) Menentukan jarak tulang biparental.

d) Menentukan lingkaran perut.

e) Menentukan panjang tulang femur

c. Perubahan Psikologis pada tiap Umur Kehamilan

1) Trimester I ( 0-12 minggu )

Pada sebagian wanita, reaksi psikologik dan emosional pertama

adalah kecemasan, ketakutan, kepanikan dan kegusaran terhadap

kehamilan. Perasaan benci pada suami yang menyebabkan dia hamil

ditumpahkan melalui manifestasi mual, muntah, pening dan sebagainya

yang merupakan gejala hamil muda. Pada keadaan yang agak berat, dia

menolak kehamilannya dan mencoba untuk menggugurkan, pada kasus

yang lebih parah mencoba untuk bunuh diri. Manifestasi lain yaitu ibu

hamil muda sering meminta makanan yang aneh-aneh yang selama ini

tidak disukainya.

2) Trimester II ( 12-28 minggu )

Ibu yang menganggap kehamilan merupakan suatu identifikasi

abstrak, kini mulai menyadari kenyataan bahwa kehamilan merupakan

identifikasi nyata. Maka ibu mulai menyesuaikan diri dengan kenyataan;

perut bertambah besar, terasa gerakan janin, teman-teman menyatakan

selamat, dan dokter telah mendengar suara jantung janin. Wanita bijaksana

mulai mempersiapkan kebutuhan kedatangan bayi seperti popok, baju,

tempat tidur bayi, kereta bayi, dan sebagainya.

3) Trimester III ( 28-40 minggu )

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Timbul gejolak baru menghadapi persalinan dan perasaan

tanggung jawab sebagai ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan.

Ada 2 golongan ibu yang mungkin merasa takut :

a) Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang

lalu;

b) Multipara agak berumur, merasa takut terhadap janin dan anak-anak

apabila terjadi sesuatu atas dirinya, takut bila anak-anak diurus ibu tiri.

c) Primigravida yang mendengar tentang pengalaman ngeri dan

menakutkan dari teman-teman lain.

d) Kerja sama ibu dengan penolong; pendekatan dan perhatian; rasa

simpati; dan, bila perlu, pendekatan akan membantu semuanya itu

dengan baik.

4. Kecemasan

a. Definisi kecemasan

Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan yang ditandai oleh ketegangan,

ketakutan dan kekhawatiran, ada kalanya terhadap obyek tertentu tetapi lebih

sering terhadap obyek yang tidak jelas (Rafeda, 2000).

Pendapat lain tentang Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan,

ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan

seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Saddock, 1997).

Kecemasan dianggap sebagai keadaan emosi yang menentang atau tidak

menyenangkan dan dapat dilihat dari reaksi fisiologis seperti bernafas lebih

cepat, jantung berdebar-debar dan berkeringat (De clerq, 2006).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Kecemasan adalah

rasa ketakutan dan kategangan sebagai proses emosi yang diakibatkan oleh

tekanan perasaan yang ditandai reaksi fisiologis seperti bernafas lebih cepat

dan jantung berdebar-debar.

b. Penyebab kecemasan

1) Faktor predisposisi

a) Teori Psikoanalitik (Stuart dan Sundeen, 2007)

Konflik psikologis yang tidak disadari mulai sejak lahir, implus.

Implus Id menimbulkan ancaman bagi individu karena bertentangan

dengan nilai pribadi atau sosial.

b) Teori interpersonal

Cemas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan

dan penolakan interpersonal.

c) Teori perilaku

(1) Frustasi

Yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(2) Teori belajar

Suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam

untuk menghindari kepedihan.

2) Faktor presipitasi

Ancaman integritas diri meliputi ketidakmampuan fisiologis yang datang

atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari – hari.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,

harga diri dan fungsi sosial yang berintegrasi seseorang.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil

1) Status kesehatan ibu dan bayi

Kehamilan merupakan tahapan proses berkembangnya janin dalam

rahim ibunya. Kondisi atau perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh

kesehatan ibunya (Llewellyn, 2005). Sementara itu, perubahan hormonal

diawali kehamilan menyebabkan ibu hamil mual, muntah, kelelahan dan

merasa kurang sehat (Pusdiknakes, 2003). Kondisi tersebut membuat ibu

merasa cemas akan kondisi bayi dalam kandungannya. Mual dan

kelelahan yang disertai peningkatan kecemasan akan semakin

memperburuk kondisi ibu dan janin yang dikandungnya.

2) Kehamilan yang direkomendasikan

Bagi sebagian besar orang, kehamilan merupakan hal – hal yang

sangat diharapkan kehadiran seorang anak atau anggota baru dipandang

akan memberi kecerahan dalam kehidupan mereka. Oleh karean itu, ibu

hamil yang sangat mengharapkan kehamilannya ini akan merasa lebih

tenang dan menikmati proses kehamilannya.

3) Umur kehamilan

Kecemasan dalam kehamilan akan muncul pada Trimester pertama

(0-12 minggu), karena pada trimester ini ibu akan mengalami kelemahan,

keletihan dan perasaan mual membuat calon ibu tidak merasa sehat dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

semuanya mengalami depresi (Hamilton, 1995). Kemudian kecemasan

akan berkurang pada Trimester II (12-28 minggu), karena pada trimester

ini ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang

lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil malah berkurang. Ibu

sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan

pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester III (28 – 40 minggu)

kecemasan ibu akan muncul lagi. Sekitar bulan ke -8 mungkin terdapat

periode tidak semangat dan depresi. Ketika bayi membesar dan

ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan menunggu

nampaknya berlalu lama sekitar 2 minggu sebelum melahirkan

(Pusdiknakes, 2003).

4) Dukungan suami

Sebagai makhluk sosial, seseorang selalu membutuhan keberadaan

orang lain dimanapun ia berada. Keberadaan orang lain tersebut akan

sangat dirasakan ketika seseorang mengalami suatu masalah atau

kesulitan. Kehadiran orang lain bagi seseorang yang mengalami kesulitan

diharapkan dapat memberi dukungan sehingga dapat mengurangi beban

yang dirasakan.

Dukungan sosial sebagaimana diuangkapkan oleh Hopfull

merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang didalamnya terdapat

hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat

nyata. Bantuan tersebut akan menempatkan individu – individu yang

terlibat dalam sistem sosial yang pada akhirnya dapat memberikan cinta.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Wujud dari dukungan keluarga khususnya suami meliputi informasi,

emosi, penilaian dan instrumen atau finansial (Nurgiwiati, 2001).

Informasi yang diberikan suami, informasi tentang kehamilan, persalinan,

baik secara langsung yang dijelaskan oleh suami atau melalui buku

majalah, yang diberikan oleh suami.

Dukungan emosi sendiri dapat berupa perhatian, mendampingi

atau menemani istri saat dirumah atau mengantar istri saat pemeriksaan

kehamilan. Dukungan penilaian berupa penilaian yang positif dari suami

bahwa perubahan pada ibu hamil baik secara fisik ataupun psikologis

adalah hal yang wajar dan membutuhkan pengertian. Sedangkan hubungan

finansial dapat berupa uang atau dana untuk membiayai persalinan

ataupun berupa bantuan suami menyiapkan keperluan istri yang akan

melahirkan ataupun membantu dalam menyiapkan keperluan bayi yang

akan lahir.

5) Pengalaman kehamilan lalu

Pengalaman merupakan guru terbaik dalam kehidupan agar tidak

terjadi pengulangan kesalahan atau musibah yang pernah dialami

sebelumnya jika bersifat merugikan dirinya dan merupakan guru terbaik

yang menjadi petunjuk dalam meraih kebahagiaan hidup jika bersifat

menguntungkan.

Begitu pula seorang wanita hamil memiliki persepsi mengenai

kehamilan dari pengalaman kehamilan sebelumnya (multigravida)

pengalaman kehamilan orang lain (terutama ibu kandungnya). Persepsi ibu

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

hamil yang negatif terhadap kehamilan akan cenderung menyebabkan

kecemasan dan penolakan terhadap kehamilannya (Farrer, 1999). Persepsi

buruk tersebut biasanya terjadi pada ibu multigravida dengan komplikasi

pada riwayat obstetri sebelumnya, atau pada ibu hamil dari seorang ibu

pengalaman kehamilan atau persalinan yang sulit.

6) Faktor Pendidikan

Di Indonesia tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan

menghasilkan banyak perubahan disegala bidang termasuk pengetahuan

masyarakat di bidang kesehatan (Ihsan, 1996). Orang yang mempunyai

pendidikan yang lebih tinggi, dalam menghadapi gagasan – gagasan baru

akan lebih banyak mempergunakan rasio dari pada emosi (BKKBN,

1998).

Keadaan ini berlaku pula pada ibu hamil dimana terjadi perubahan

– perubahan psikologis yang cenderung mengarah pada adanya

kecemasan. Tingkat kecemasan dan stress seorang (ibu hamil) dipengaruhi

oleh ketrampilan coping yang dimilikinya. Metode coping tersebut dapat

digunakan oleh calon orang tua dan anggota keluarga untuk menyesuaikan

terhadap realitas kehamilan dan mencapai keseimbangan pada kehidupan

mereka yang terganggu (Hamilton, 1995). Hal ini sesuai dengan

pernyataan Brouwer (1986) bahwa faktor pendidikan seseorang sangat

menentuan kecemasan, klien dengan pendidikan tinggi akan lebih mampu

mengatasi, menggunakan koping yang efektif dan konstruktif daripada

seseorang dengan pendidikan rendah.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

7) Status Ekonomi

Krisis ekonomi berkepanjangan di Indonesia sejak pertengahan

tahun 1997 telah menambah jumlah penduduk miskin dan menurunnya

kemampuan daya beli masyarakat termasuk didalamnya adalah belanja

untuk kebutuhan kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Pada sisi lain,

kesadaran masyarakat akan pentingnya memeriksakan kesehatan

kehamilan masih kurang. Akibatnya sebagian anggota masyarakat

memilih untuk tidak memeriksakan kehamilan (Depkes RI, 2000).

Frekuensi pemeriksaan kehamilan yang kurang dan lilitan kemiskinan

yang memaksa ibu hamil tetap bekerja akan semakin memperburuk

kondisi kehamilan dan janinnya yang kemudian akan meningkatkan

kecemasan ibu selama hamil (Depeks RI, 2000).

8) Budaya

Di Indonesia, adat istiadat, tradisi atau kebudayaan yang diwarnai

oleh kepercayaan dan keyakinan tradisional masih sangat berpengaruh.

Begitu juga pada kehamilan, masih ada tradisi, mitos dan kepercayaan

takhayul yang dipercaya ibu hamil. Bahkan sebagian ibu hamil yang

terdidik masih ada yang belum bisa meninggalkan kepercayaan nenek

moyang. Kepercayaan takhayul tersebut akan menimbulkan ketakutan –

ketakutan pada ibu yang sedang hamil. Ketakutan selama kehamilan yang

berlebihan akan membuat ibu tegang dan menambah beban

kecemasannya.

9) Agama

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Agama dalam kehidupan bangsa Indonesia mempunyai peranan

yang penting, sesuai dengan falsafah negara yang berdasarkan Pancasila.

Agama dapat membedakan pedoman kehidupan baik pribadi maupun

masyarakat secara luas. Juga dapat mempengaruhi pandangan hidup

masyarakat terhadap sesuatu.

Adanya kepercayaan yang mendalam bahwa Tuhan telah

menentukan dan memberikan rejeki hambanya. Sekalipun dunia ini nanti

penuh, manusia tidak perlu takut akan kehabisan rejeki, sebab rejeki

datangnya dari Tuhan yang mengatur semuanya itu. Jadi kalau ada usaha –

usaha membatasi kelahiran anak karena takut tidak bisa memberinya

makan, maka hal itu sangat dimurkai Tuhan.

d. Tingkat Kecemasan

Kecemasan mempunyai berbagai tingkatan, Stuart dan Sundeen (2007)

menggolongkan sebagai berikut :

1) Kecemasan Ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari – hari.

Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati – hati

serta waspada.

Individu akan terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan

pertumbuhan dan kreatiftas.

2) Kecemasan Sedang

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih

memfokuskan pada hal yang sangat penting saat itu, mengesampingkan

hal yang sangat penting saat itu, mengesampingkan hal yang lain, individu

lebih waspada lebih tegang.

3) Kecemasan Berat

Sangat mengurangi persepsi atau lahan persepsi sangat sempit,

individu cenderung memikirkan pada hal yang kecil – kecil saja dan

mengabaikan hal – hal yang lain. individu tidak mampu berpikir berat lagi

dan membutuhan banyak pengarahan.

4) Tingkat Panik

Tingkat ini persepsi terganggu, individu sangat kacau, hilang

kontrol, tidak dapat berpikir secara sistematis dan tidak dapat melakukan

apa – apa walaupun sudah diberi pengarahan.

e. Respon terhadap Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen (2007) respon terhadap kecemasan meliputi :

1) Respon fisilogis

a) Sistem kardiovaskuler

Palpitasi, meningkatnya tekanan darah, rasa mau pingsan, tekanan

darah menurun, nadi menurun, rasa mau pingsan.

b) Sistem respiratori

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Nafas cepat dan pendek, rasa tertekan pada dada, perasaan tercekik,

terengah – engah, pembengkakan pada tenggorokan.

c) Sistem neuromuskuler

Reflek meningkat, insomnia, tremor, rigid, gelisah, muka tercekik,

ketakutan, reaksi kejutan, wajah tegang, gerakan lambat, kelemahan

secara umum.

d) Sistem gastrointestinal

Rasa tidak nyaman pada abdomen, nafsu makan menurun, mual, diare,

rasa penuh diperut, rasa terbakar pada epigastrium.

e) Sistem urinari

Tekanan pada sistem, frekuensi BAK meningkat.

2) Respon perilaku

Kelelahan, ketegangan fisik, tremor, reaksi tiba – tiba, bicara cepat,

koordinasi kurang, sering terjadi kecelakaan.

3) Respon kognitif

Gangguan perhatian, konsentrasi kurang, pelupa, selalu salah dalam

mengambil keputusan bloking, penurunan lapang pandang, penurunan

produktifitas, menarik diri, penurunan kreatifitas, kebingungan,

obyektifitas kurang, takut mati.

4) Respon afektif

Gelisah, tidak sabar, tegang, nervous, mudah terganggu, ketakutan, mudah

tersinggung, gugup

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

f. Manifestasi Klinis Kecemasan

Tanda dan gejala kecemasan yang timbul secara umum menurut

Langerqurst (1997) adalah :

1) Tanda fisik

a) Cemas ringan

(1) Gemetar, renjatan, rasa goyang

(2) Ketegangan otot

(3) Nafas pendek, hiperventilasi

(4) Mudah lelah

b) Cemas sedang

(1) Sering kaget

(2) Hiperaktifitas autonomie

(3) Wajah merah dan pucat

c) Cemas berat

(1) Tachycardia

(2) Nafas pendek, hiperventilasi

(3) Berpeluh

(4) Tangan rasa dingin

d) Panik

(1) Diare

(2) Mulut kering

(3) Sering kencing

(4) Parestesia (kesemutan pada kaki dan tangan)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

(5) Sulit menelan

2) Gejala psikologis

a) Rasa takut

b) Sulit konsentrasi

c) Hipervigilance (siaga berlebih)

d) Insomnia

e) Libido menurun

f) Rasa mengganjal di tenggorokan

g) Rasa mual di perut

g. Koping

Koping sendiri memiliki beberapa tugas untuk menghadapi stress,

seperti yang dikemukakan Taylor (1997), antara lain :

1) Mengembalikan kondisi lingkungan yang tidak menyenangkan untuk

upaya pemulihan individu sehingga menerima atau meminimalkan akibat

cemas.

2) Mentoleransi atau mengatur stressor untuk mengantisipasi dan bertindak

menghadapi resiko.

3) Mempertahankan gambaran diri yang positif

4) Menopang keseimbangan emosi artinya individu harus mempertahankan

control emosi untuk kembali pada kondisi normal.

5) Melanjutkan hubungan yang baik pada kondisi sosial individu dengan

menggunakan strategi koping untuk menerima nilai – nilai pada kondisi

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

normal, menghargai diri sendiri dan mengisyaratkan emosi sampai

individu dapat melanjutkan aktivitas sosial dalam kehidupan keseharian.

B. Kerangka Teori

Status Kesehatan Ibu dan Bayi

Perencanaan kehamilan

Dukungan suami

Pengalaman kehamilan yang lalu

Faktor sosial : -

Umur kehamilan Kecemasan ibu hamil : - Ringan - Sedang - Berat - Tingkat panik

P didik

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Sumber : Novak dan Broom (1999)

Gambar 2.1 : Kerangka Teori faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan

ibu hamil

C. Kerangka Konsep

Variabel Independent

Variabel Dependent

Tingkat pendidikan

Umur kehamilan

Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida

Gambar 2.2 : Skema kerangka Konsep

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-rindalesti... · bayinya sebagai seseorang diluar dan dirinya sendiri. Banyak ibu yang

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan ibu hamil

primigravida.

2. Ada hubungan antara umur kehamilan dengan tingkat kecemasan ibu hamil

primigravida.