BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan...

22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep Kehamilan Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke dua dari bulan ke empat sampai bulan ke 7, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008). Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur (Mansjoer, 2001). Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi: a. Kehamilan trimester pertama: 0-14 minggu b. Kehamilan trimester kedua: 14-28 minggu c. Kehamilan trimester ketiga: 28-42 minggu 7

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Kehamilan

Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan

yaitu triwulan pertama di mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke

dua dari bulan ke empat sampai bulan ke 7, triwulan ketiga dari bulan ke 7

sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008).

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu

(280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang

berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur,

sedangkan bila lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur

(Mansjoer, 2001).

Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi:

a. Kehamilan trimester pertama: 0-14 minggu

b. Kehamilan trimester kedua: 14-28 minggu

c. Kehamilan trimester ketiga: 28-42 minggu

7

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses

patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus

dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang

ada, dapat dikenal lebih dini. Tujuan pemeriksaan antenatal adalah

menyiapkan fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan, persalinan, dan masa nifas agar sehat dan normal setelah ibu

melahirkan (Mansjoer, 2001).

2. Paritas

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau

sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati. Bila

berat badan tak diketahui maka dipakai umur kehamilan, yaitu 24 minggu

(Siswosudarmo, 2008). Penggolongan paritas bagi ibu yang masih hamil

atau pernah hamil berdasarkan jumlahnya menurut Perdinakes-WHO-

JPHIEGO yaitu:

a. Primigravida

Adalah wanita hamil untuk pertama kalinya

b. Multigravida

Adalah wanita yang pernah hamil beberapa kali, di mana kehamilan

tersebut tidak lebih dari 5 kali.

c. Grandemultigravida

Adalah wanita yang pernah hamil lebih dari 5 kali.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

Menurut sumber lain jenis paritas bagi ibu yang sudah partus antara lain

yaitu:

a. Nullipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang

mampu hidup (Siswosudarmo, 2008).

b. Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan bayi yang telah

mencapai tahap mampu hidup (Siswosudarmo, 2008).

c. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih

(Siswosudarmo, 2008).

d. Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi 6 kali atau

lebih (Mochtar, 1998).

Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau

lebih (Padjadjaran, FK., 1983).

e. Great Grandemultipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan

bayi yang sudah viable 10 kali atau lebih (Wiknjosastro, 2002).

3. Asuhan Antenatal (Antenatal Care)

Pengertian Antenatal Care adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kahamilan dan persiapan persalinan yang aman

dan memuaskan (Mudlilah, 2009).

Tujuan antenatal antara lain (Saifuddin, 2008):

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial

ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Dari tujuan tersebut, tujuan kunjungan antenatal pada

kunjungan pertama adalah (Mufdillah,2009):

a. Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan

b. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan

c. Menentukan status kesehatan ibu dan janin.

d. Menentukan kehamilan normal atau abnormal serta ada atau tidaknya

faktor risiko kehamilan

e. Menentukan rencana pemeriksaan atau penatalaksanaan selanjutnya.

4. Kebijakan Pemerintah Tentang Standar Pelayanan Antenatal

Menurut Mufdlilah (2009) menyatakan bahwa standar pelayanan

antenatal yang berkualitas dtetapkan oleh Departemen Kesehatan RI yaitu

memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III untuk

memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga dapat

mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara tepat.

Menurut Saifuddin (2008) pelayanan/asuhan antenatal hanya

dapat di berikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat di

berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil

secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi

kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-

komponen sebagai berikut :

a. Mengupayakan kehamilan yang sehat

b. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal

serta rujukan bila diperlukan.

c. Persiapan persalinan yang bersih dan aman

d. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika

terjadi komplikasi.

Dalam memberikan pelayanan tersebut telah diberikan

pelayanan atau asuhan standar minimal ”7T” yaitu

a. Timbang berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas

(LLA) secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada

hubungan erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan

dengan berat badan lahir anak. Pertambahan berat badan ibu selama

kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin

dalam rahim. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20% dari

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

berat badan ibu sebelum hamil, jika berat badan tidak bertambah,

lingkar lengan atas <23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi

(Mufdlilah, 2009).

b. Pengukuran Tekanan darah dan penimbangan berat badan harus

dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini

terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Apabila pada kehamilan

triwulan III terjadi kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu

1 minggu kemungkinan disebabkan terjadinya oedema, apabila

kenaikan tekanan darah dan tekanan diastolik yang mencapai >140/90

mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran

dengan jarak 1 jam. ibu hamil dikatakan dalam keadaan preeklamsi

mempunyai 2 dari 3 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat

diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklamsi. Eklamsi merupakan

salah satu penyebab kematian maternal yang seharusnya dapat dicegah

atau deteksi secara dini, melalui monitoring kenaikan tekanan darah

dan kenaikan berat badan yang berlebihan (Mufdlilah, 2009).

c. Mengukur Tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin dengan tujuan

mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Indikator

pertumbuhan berat janin intrauterin, tinggi fundus uteri dapat juga

mendeteksi secara dini terhadap terjadinya molahidatidosa, janin

ganda atau hidramnion di mana ketiganya dapat mempengaruhi

terjadinya kematian maternal (Mufdlilah, 2009).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

d. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap kepada ibu hamil

sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat

menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu

bersalin dan nifas (Mufdlilah, 2009).

e. Pemberian Tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan kehamilan,

diminum setiap hari, ingatkan ibu hamil tidak minum dengan teh dan

kopi, suami atau keluarga hendaknya selalu dilibatkan selama ibu

mengkonsumsi zat besi, untuk meyakinkan betul-betul diminum

(Mufdlilah, 2009).

f. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin,

protein urine, gula darah, dan hepatitis B.

Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah prevalensi tinggi dan atau

kelompok perilaku berisiko dilakukan terhadap HIV, sifilis, malaria,

tuberkulosis, cacingan dan thalasemia (Machfoeds, 2009).

g. Temu wicara (Konseling)

Pelayanan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan

dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi. Disini untuk memberikan

penyuluhan tentang perawatan hamil, perawatan payudara, gizi ibu

hamil, tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan tanda-tanda pada janin

sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam

perawatan selanjutunya dan mendengarkan keluhan yang disampaikan

oleh ibu dengan penuh minat (Machfoeds, 2009; Mufdlilah, 2009).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

Menurut Saifuddin (2008) jadwal kunjungan antenatal

tersebut yaitu:

a) Kunjungan I (KI): Sebelum umur kehamilan 16 minggu.

Menurut Pedoman Pemantauan Kesejahteraan Ibu dan Anak (PWS

KIA, 1998) Kunjungan I ibu hamil dibedakan menjadi 2, yaitu:

1) Kunjungan I (K1) Akses

K1 akses Ialah kunjungan ibu hamil baru (pertama kali periksa

kehamilan) tanpa memandang umur kehamilan atau lebih dari

16 minggu. Contoh: Ibu hamil 20 minggu yang datang untuk

ANC pertama kalinya.

2) Kunjungan I (K1) Murni

K1 murni ialah kunjungan ibu hamil baru (pertama kali periksa

kehamilan) pada umur kehamilan 4-16 minggu.

Dilakukan untuk (Saifuddin dkk, 2008):

a) Penapisan dan pengobatan anemia

b) Perencanaan persalinan

c) Pengenalan komplikasi akan kehamilan dan pengobatannya.

d) Pemberian imunisasi TT-1

e) Pemeriksaan Laboratorium

1) Darah : Hb, Golongan darah, VDRL, HbSAg, GDS.

2) Urine : Urine reduksi, Urine protein

f) Pemberian tablet tambah darah (Fe): 90 hari → segera

setelah masa mual hilang.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

b) Kunjungan II (K2) : (24-28 minggu)

c) Kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk:

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

2) Penapisan pre eklamsi, gemelli, infeksi alat reproduksi dan

perkemihan.

3) Mengulang perencanaan persalinan.

4) Pemberian imunisasi TT-II

d) Kunjungan IV (K4) : Umur kehamilan 36 minggu sampai akhir,

dilakukan untuk:

1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi,

3) Memantapkan rencana persalinan,

4) Mengenali tanda-tanda persalinan.

5) Cek kembali Hb dan pemeriksaan lain jika ada indikasi.

5. Strategi Pelayanan Antenatal

Dalam pengelolaan kesehatan ibu, khususnya dalam operasional

pelayanan antenatal, terutama dalam meningkatkan cakupan K1 murni

diperlukan perencanan yang baik, antara lain (Depkes RI, 1994):

a. Pendataan sasaran

Sasaran pelayanan antenatal adalah ibu hamil yang ada di suatu wilayah

kerja, dapat diperoleh dengan pendataan langsung secara aktif oleh

petugas Puskesmas bekerja sama dengan kader kesehatan, dukun bayi

dan pamong setempat.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

b. Pencatatan data ibu hamil dalam register kohort ibu

c. Penentuan target cakupan pelayanan antenatal

Cakupan pelayanan antenatal ialah persentase ibu hamil yang telah

mendapat pemeriksaan kehamilannya oleh tenaga kesehatan. Dengan

target cakupan ANC yang tinggi dan dengan tingkat mutu pelayanan

yang baik, diharapkan ibu hamil di wilayah kerja (Puskesmas) dapat

terlindung dari bahaya kesakitan dan kematian.

d. Pelaksanaan pelayanan antenatal.

Untuk memperkuat cakupan ANC di masyarakat, kegiatan ini perlu

diintegrasikan dan dikoordinasikan dengan kegiatan lain seperti:

1) Kegiatan puskesmas keliling

2) Kegiatan tim KB keliling

3) Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat

4) Kegiatan upaya gizi keluarga

5) Kegiatan posyandu

6. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri.

Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2005).

Menurut teori World Health Organization (WHO) salah satu

bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang

diperoleh dari pengalaman sendiri.

1) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan yaitu (Notoadmodjo, 2003):

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu ”tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan di mana dapat

menginterprestasikan secara benar. Orang yang paham terhadap

objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan,

menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi sebenarnya.

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005):

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama

untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang

pun metode ini masih sering dipergunakan. Metode ini telah

banyak jasanya, terutama dalam meletakkan dasar-dasar

menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.

Disamping itu, pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan

metode ini banyak membantu perkembangan berpikir dan

kebudayaan manusia ke arah yang lebih sempuna.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan masyarakat

baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan

berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji

terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan

fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut

”metode penelitian ilmiah”, atau lebih populer disebut metodologi

penelitian.

c. Sumber – sumber pengetahuan

Menurut Istiarti (2000) pengetahuan seseorang biasanya

diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber,

misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas

kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003) sumber pengetahuan

dapat berupa pemimpin – pemimpin masyarakat baik formal maupun

informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.

d. Menurut Notoatmodjo (2003) faktor yang mempengaruhi pengetahuan

yaitu :

1) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi

respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional

terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana

keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.

Suami yang berpendidikan tentu akan lebih banyak memberikan

respon emosi, karena ada tanggapan bahwa hal yang baru akan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

memberikan perubahan terhadap apa yang mereka lakukan di masa

lalu. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita – cita tertentu.

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup, terutama dalam memotivasi sikap berperan

serta dalam perkembangan kesehatan. Semakin tinggi tingkat

kesehatan seseorang makin menerima informasi sehingga makin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

2) Paparan media massa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai

informasi dapat diterima masyarakat, sehingga seseorang yang lebih

sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain -

lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan

dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media.

Ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan

yang dimiliki oleh seseorang.

3) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan

sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah

tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal

ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sekunder. Jadi dapat

disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang tentang berbagai hal.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

4) Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling

berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat

berinteraksi secara continue akan lebih besar terpapar informasi.

Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan

individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan menurut model

komunikasi media dengan demikian hubungan sosial dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu hal.

5) Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa di peroleh

dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya

sering mengikuti kegiatan. Kegiatan yang mendidik misalnya seminar

organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamannya, karena dari

berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

7. Perilaku Kesehatan

a. Pengertian

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus

atau obyek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor

yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan,

makanan, minuman dan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

Perilaku ini dibagi menjadi 3 tingkat yang merupakan aspek

perilaku dalam pelayanan antenatal (Notoatmodjo, 2005) :

1) Pengetahuan, yaitu hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.

2) Sikap, yaitu respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu.

3) Tindakan atau praktik, yaitu kecenderungan untuk bertindak (praktik)

terhadap situasi dan atau rangsangan dari luar.

Perilaku kesehatan dapat dirumuskan semua aktivitas atau

kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat

diamati, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan

suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan

merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoatmodjo,

2003). Sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu

yang berdiri sendiri, terpisah, dan berbeda. Mengetahui sikap tidak

berarti dapat memprediksi perilaku (Azwar, 2009).

Perilaku itu terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor

utama yakni: stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang tersebut

(faktor eksternal), dan respon merupakan faktor dari dalam diri orang

yang bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau stimulus adalah

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non fisik dalam bentuk

sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Dari penelitian-

penelitian yang ada faktor eksternal yang paling besar perannya dalam

membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya, di mana

seseorang tersebut berada. Sedangkan faktor internal yang menentukan

seseorang itu merespons stimulus dari luar adalah: perhatian,

pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya

(Notoatmodjo, 2005).

Sikap individu memegang peranan dalam menentukan perilaku

seseorang di lingkungannya. Selain itu, ada beberapa faktor yang ikut

berpengaruh, antara lain hakikat stimulus, latar belakang pengalaman

individu, motivasi, status kepribadian, dan sebagainya (Azwar, 2009).

b. Model Perubahan Perilaku

Menurut Green perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu

(Notoatmodjo, 2005):

1) Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi

terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap,

kepercayaan atau keyakinan, nilai-nilai tradisi dan sebagainya.

a) Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan

sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005).

b) Sikap

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap

stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan,

termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau

objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap

stimulus atau objek kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2003).

c) Kepercayaan atau keyakinan

Dalam bidang kesehatan perilaku seseorang sangat di pengaruhi

oleh kepercayaan orang tersebut terhadap kesehatan. Kepercayaan

yang dimaksud meliputi manfaat yang akan didapat, hambatan

yang ada, kerugian, dan kepercayaan bahwa seseorang dapat

terserang penyakit (Istiarti, 2000).

2) Faktor Pemungkin (Enabling factors)

Yaitu faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi

perilaku atau tindakan. Yang dimaksud faktor pemungkin adalah

fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan atau tersedia tidaknya

fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah sakit, dan sebagainya.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

3) Faktor Penguat (Reinforsing Factors)

Yaitu faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya

perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk

berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Untuk berperilaku sehat

memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat. Misalnya seorang ibu

hamil tahu manfaat periksa hamil, dan di dekat rumahnya ada

Polindes, dekat dengan bidan, tetapi ia tidak mau melakukan periksa

hamil, karena ibu lurah dan ibu-ibu tokoh lain tidak pernah periksa

hamil, namun anaknya tetap sehat.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi Istiarti, 2000 dan Notoatmodjo, 2005

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan ibu hamil

Paritas

Kunjungan K1 murni

Faktor Predisposisi:

• Pengetahuan

• Paritas

• Sikap

• Keyakinan

• Kepercayaan

• Nilai-nilai

Faktor pemungkin:

• Fasilitas/sarana

kesehatan

Faktor Pendukung:

• Tokoh Masyarakat

Kunjungan KI

Murni

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/113/jtptunimus-gdl-yaumanurul... · Pemberian imunisasi tetanus toxoidTT) ... banyak jasanya, terutama dalam

D. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang

dibuat untuk menjelaskan hal tersebut yang sering dituntut untuk melakukan

pengecekannya (Riwidikdo, 2008). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan K1

murni

2. Ada hubungan antara paritas ibu dengan kunjungan K1 murni.