BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan...

37
Muhammad Ridwan NIM. E2A 007007 13 SI Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Teori adalah sebagai suatu unsur penelitian mempunyai peranan yang sangat besar, sebab dengan menggunakan unsur ilmu inilah peneliti melakukan penjelasan atau menerangkan tentang penomena sosial maupun penomena alami yang menjadi pusat penelitianya dan tanpa teori maka yang hanya ada pengetahuan saja tanpa suatu ilmu pengetahuan. Hal tersebut menurut (Iskandar, 1999 ; 318 ) 2.1.1. Pengertian Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. Koentjaraningrat juga menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana yang membedakan antara budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan perkembangan majemuk budi daya, yang berarti daya dari budi. Namun, pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada perbedaan dari definisi. Kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut Koentjaraningrat merupakan, keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

13

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Teori adalah sebagai suatu unsur penelitian mempunyai peranan yang

sangat besar, sebab dengan menggunakan unsur ilmu inilah peneliti

melakukan penjelasan atau menerangkan tentang penomena sosial maupun

penomena alami yang menjadi pusat penelitianya dan tanpa teori maka yang

hanya ada pengetahuan saja tanpa suatu ilmu pengetahuan. Hal tersebut

menurut (Iskandar, 1999 ; 318 )

2.1.1. Pengertian Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar

budaya berasal dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari

buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan

budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan

kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. Koentjaraningrat juga

menerangkan bahwa pada dasarnya banyak sarjana yang membedakan antara

budaya dan kebudayaan, dimana budaya merupakan perkembangan majemuk

budi daya, yang berarti daya dari budi. Namun, pada kajian Antropologi,

budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan, tidak ada perbedaan

dari definisi. Kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut Koentjaraningrat

merupakan, keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

14

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia

dengan belajar. Dilain pihak Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan

merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam

bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi,

melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap

kehidupan (Abdullah, 2006:1). Lebih sepesifik lagi, E. B Taylor, dalam

bukunya “Primitive Cultures”, mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan

yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain

serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota

masyarakat.” (Setiadi, 2007:27).

Sumarwan (2004:170), mengemukakan pendapatnya mengenai

budaya, menurutnya definisi budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol

yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan seseorang

dan masyarakat. Budaya bukan hanya yang bersifat abstrak, seperti nilai,

pemikiran dan kepercayaan, budaya bisa berbentuk objek material. Rumah,

kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, adalah contoh-contoh produk yang

bisa dianggap sebagai budaya suatu masyrakat. Undang-undang, makanan,

minuman, musik, teknologi, dan bahasa adalah beberapa contoh lain dari

budaya suatu masyarakat. Objek material dari budaya disebut artefak budaya

(cultural artifacts) atau manifestasi material dari sebuah budaya. Budaya

akan memberikan petunjuk kepada seseorang tentang perilaku yang bisa

diterima oleh suatu masyarakat, dan budaya juga memberikan rasa memiliki

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

15

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

identitas bagi seseorang dalam suatu masyarakat. Pemasar harus mengetahui

peran yang dimainkan oleh budaya. Dengan pemahaman terhadap

kebudayaan memungkinkan pemasar menginterpretasikan reaksi konsumen

ke dalam strategi pemasaran. Konsumen secara biologis mungkin serupa,

tetapi pandangan-pandangannya terhadap dunia, nilai-nilai yang mereka anut,

bagaimana mereka bertindak adalah berbeda sesuai dengan latar belakang

budayanya.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai

kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan

dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,

sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh

manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda

yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,

organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk

membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Budaya

adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang

karena budaya tumbuh dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian

budaya itu sendiri adalah kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan

tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga

dan lembaga penting lainnya (Philip Kotler, 1999:232). Setiap masyarakat

mempunyai budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian

bervariasi amat besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

16

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin

diinginkan. Sumarwan (2004) menjelaskan bahwa ada pengaruh budaya

terhadap perilaku konsumen. Produk dan jasa memainkan peranan yang

sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu

membawa pesan makna budaya. Adalah nilai-nilai, norma-norma dan

kepercayaan yang dikomunikasikan secara simbolik. Makna budaya akan

dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke

konsumen. Gambar 2.1. memperlihatkan proses komunikasi makna budaya

tersebut.

Gambar 2.1

Proses Komunikasi Makna Budaya (Sumarwan, 2004 hal 183)

Dunia yang berbudaya

Sistem Periklanan

Sistem Fesyen

Barang-barang Konsumen

Ritual Pemilikan

Ritual Pertukaran

Ritual Pemakaian

Ritual Pembuangan

Konsumen

Location of Meaning Instrument of Meaning Transfer

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

17

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

(sumber: Schiffman dan kanuk (2000,figure 12.2 hal. 326)

Dari gambar 2.1 tersebut dapat dijelaskan bahwa makna budaya

dikomunikasikan kepada produk dan jasa melalui media iklan dan sistem

berpakaian. Makna budaya atau makna simbolik yang telah melekat kepada

produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk pemilikan produk

(possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (Grooming

ritual), dan pembangunan (divestment ritual). Menurut Mowen dan Miror

(1999), ritual adalah tindakan simbolik yang dilakukan konsumen untuk

menciptakan, menguatkan, menghilangkan, atau merevisi makna budaya

tertentu. Schiffman dan Kanuk (2002) mengemukakan bahwa sebuah ritual

adalah sejenis kegiatan simbolik yang terdiri atas sejumlah tahapan (banyak

perilaku) yang muncul dengan teratur dan berulang kali. Selanjutnya Enggel

et.al. (1994) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang sangat dipengaruhi

oleh budaya, yaitu sebagai berikut; Kesadaran diri dan ruang (sense of self

and space), komunikasi dan bahasa, pakaian dan penampilan, makanan dan

kebiasaan makanan, waktu dan kesadaran akan waktu, hubungan keluarga,

organisasi dan lembaga pemerintah, nilai dan norma, kepercayaan dan sikap,

proses mental dan belajar, kebiasaan kerja.

2.1.2. Konsep kebudayaan

Kebudayaan merupakan suatu kompleks keseluruhan dimana

dimasukkannya pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat istiadat,

dan kemampuan lain apapun serta kebiasaan yang diperoleh oleh manusia

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

18

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

sebagai anggota masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara: “Kebudayaan adalah

buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat”. Dari konsep kebudayaan

dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: pertama; kebudayaan itu

hanya dimiliki oleh masyarakat manusia; kedua; kebudayaan itu tidak

diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan

ketiga; kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia

sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan ini dijalankan oleh keadaan yang batasnya cukup bebas

pada perilaku individu dan berpengaruh fungsinya dari institusi seperti

keluarga dan media massa. Batasan dimana perangkat budaya dalam perilaku

disebut norma yang merupakan aturan sederhana dimana menentukan

beberapa perilaku dalam situasi yang spesifik, norma yang dijalankan dari

nilai budaya dimana nilai budaya adalah kepercayaan yang dipertahankan

dimana menguatkan apa yang diinginkan. Pendekatan yang biasa dilakukan

dalam pemasaran adalah dengan menganalisis budaya dari sudut ciri atau

kandungan utamanya. Pemasar biasanya berfokus pada pengidentifikasian

nilai-nilai dominan suatu masyarakat, tapi budaya itu lebih dari sekedar nilai.

Termasuk dalam kandungan suatu budaya (content of culture) adalah

kepercayaan, sikap, tujuan dan nilai-nilai yang dipegang oleh sebagian besar

masyarakat dalam suatu lingkungan, disamping arti dari perilaku, aturan,

kebiasaan, dan norma yang dianut sebagian masyarakat. Kandungan budaya

lainnya adalah makna dari aspek-aspek penting lingkungan social dan fisik,

termasuk institusi sosial utama di lingkungan (partai politik, agama, kamar

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

19

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

dagang) dan obyek-obyek fisik tertentu (produk, peralatan, gedung) yang

digunakan oleh masyarakat dalam suatu lingkungan. Tujuan dari analisis

budaya adalah untuk mengerti makna budaya dari konsep-konsep tersebut

dari sudut pandang konsumen yang menciptakan dan menggunakannya (J.

Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000: 33)

2.1.3. Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen

a) Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari

Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami

perubahan Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat,

dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen

terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat

secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga

pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja. Barulah ketika

seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan

kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa

budaya telah membentuk perilaku seseorang. Kemudian akan muncul

apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapkan dengan

budaya yang berbeda.

b) Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan

Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan

masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan

pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

20

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

“Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal

dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan

dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus

dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan.

c) Pengaruh Budaya dapat Dipelajari

Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang

memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan

kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang.

Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui

secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih

tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara

berperilaku. seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya,

teman atau pahlawan di televisi.

d) Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi

Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan

serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam

rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan

selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat

bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah

fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat

yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan dengan

pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan

membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

21

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2.1.4. Faktor-faktor Budaya

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada

perilaku konsumen. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari

keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai

dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota

masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Pengiklan harus

mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas

sosial pembeli. Faktor-faktor tersebut meliputi:

a. Budaya (culture) adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan

dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari

keluarga dan lembaga penting lainnya dan merupakan penyebab paling

mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang. Ketika tumbuh dalam

suatu masyarakat, seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi,

keinginan dan perilaku dari keluarga dan institusi penting lainnya. Setiap

kelompok atau masyarakat memiliki budaya dan pengaruh budaya pada

perilaku pembelian sangat beraneka ragam, kegagalan menyesuaikan

pada perbedaan-perbedaan ini dapat mengakibatkan pemasaran yang

tidak efektif atau kesalahan-kesalahan yang memalukan.

b. Sub-budaya : adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah

berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum, setiap

kebudayaan mengandung sub kebudayaan (sub culture) yang lebih kecil,

atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

22

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub

kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah

geografis. Banyak subkebudayaan yang membentuk segmen pasar

penting dan orang pemasaran seringkali merancang produk dan program

pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sub-budaya

dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok

keagamaan, kelompok ras, area geografis.

c. Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur

dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku

yang serupa. Hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk

struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat

yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya

mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama. Kelas sosial

tidak ditentukan oleh satu faktor saja. Misalnya pendapatan, tetapi

ditentukan sebagai suatu kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan,

kesejahteraan dan variabel lainnya. Dalam beberapa sistem sosial,

anggota-anggota dari kelas-kelas yang berbeda menggunakan aturan-

aturan tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. Variabel

yang membentuk kelas sosial dapat berupa: Ekonomi: pekerjaan,

pendapatan dan kekayaan; Interaksi: prestis pribadi, asosiasi, sosialisasi ;

Politik : kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas atau suksesi. Kelas

sosial dapat dibagi menjadi beberapa kelompok. Namun pada intinya

kelas sosial itu berkisar antara kelas sosial atas sampai bawah. Untuk

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

23

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

kepentingan pemasaran kelas sosial itu dapat dibagi menjadi; kelas atas,

kelas menengah, dan kelas bawah. Gambaran pembagian kelas sosial

dapat dibuat sebagai berikut:

1. Kelas atas dicirikan dengan pendapatan besar, intelek, membeli barang

yang bergengsi, ikut dalam klub bergengsi, suka perjalanan ke negara

maju.

2. Kelas menengah dicirikan dengan kehidupan baik, membeli apa yang

populer, membelajakan uang untuk hal-hal yang layak untuk dialami,

memberikan perhatian tinggi pada rumah.

3. Kelas bawah dicirikan dengan sangat tergantung pada dukungan

ekonomi dan emosional dari sanak keluarga, menginginkan

kemudahan berkarya dan hiburan, bertahan dari cobaan dunia menuju

karunia Tuhan.

2.1.5. Dampak Nilai – Nilai Inti Budaya Terhadap Pemasar

Dampak nilai-nilai tersebut sebagai berikut:

1. Kebutuhan; Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan

manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan,

dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan

manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan,

pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri,

sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

24

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen akan mencari produk

atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.

2. Keinginan; Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan

kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan

dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau

keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik.

Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin

luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga

dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus

memenuhi kebutuhan manusia dengan menembus keterbatasan tersebut,

paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya.

3. Permintaan; Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber

daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk

atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah

istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang

didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.

4. Perubahan Nilai; Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada

beberapa aspek dari perlunya perluasan perubahan budaya yaitu :

a. Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal

tersebut termasuk segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran

individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak menentukan sifat

dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

25

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

tersebut berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan

memberi kepuasan.

b. Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan

mewarisi respon dan kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula

dari perilaku manusia tersebut.

c. Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran

budaya yang jarang memberikan ketentuan yang terperinci atas

perilaku yang tepat.

5. Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan

konsumsi; Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku

konsumen dimana dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori

umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi

gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan

kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang

utama dalam praktek pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat

menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah lain pada

pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon

keuntungan pada seruan promosi untuk menjadi seorang individual.

Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai

yang terkait ini termasuk individual atau kolektif, kaum muda atau tua,

meluas atau batas keluarga, maskulin atau feminim, persaingan atau

kerjasama dan perbedaan atau keseragaman.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

26

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

6. Individual atau kolektif; Budaya individualis terdapat pada budaya

Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New Zealand, dan Swedia.

Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan

Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor

kunci yang membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh

besar pada individu. Tidak mengherankan, konsumen dari budaya yang

memiliki perbedaan nilai, berbeda pula reaksi mereka pada produk

asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai dari suatu informasi. Seperti

contoh, konsumen dari negara yang lebih kolektifis cenderung untuk

menjadi lebih suka meniru dan kurang inovatif dalam pembelian

mereka dibandingkan dengan budaya individualistik. Dalam tema yang

diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin lebih efektif

di negara Amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea,

atau Cina.

7. Usia muda atau tua; Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu

keluarga, anak-anak sebagai kaum muda lebih berperan dibandingkan

dengan orang dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah

melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari

peran usia. Dan penting untuk diingat bahwa segmen tradisional dan

nilai masih berpengaruh dan para pemasar harus menyesuaikan bukan

hanya pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya.

8. Luas atau batasan keluarga; Yang dimaksud disini adalah bagaimana

keluarga dalam suatu budaya membuat suatu keputusan penting bagi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

27

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa dan

orang tua memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang

terbaik bagi anaknya. Atau malah sebaliknya anak-anak memberi

keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri mereka sendiri. Dan bisa

dikatakan juga bahwa pengaruh pembelian oleh orang tua akan

berpengaruh untuk seterusnya pada anak. Cara utama budaya

mempengaruhi produk yang dibeli dan digunakan ada tiga efek yang

terjadi:

a. Pertama, budaya mempengaruhi struktur konsumsi (contoh: institusi-

institusi yang tersedia dipasaran).

b. Kedua, budaya mempengaruhi bagaimana individu mengambil

keputusan. Budaya mempengaruhi penggerak yang memotivasi

orang untuk bertindak lebih jauh untuk motif yang bermacam-

macam (contoh: kebebasan dan kemampuan baca tulis).

c. Ketiga, budaya adalah variabel utama di dalam penciptaan dan

komunikasi makna didalam produk. Budaya memberikan makna

pada barang dan jasa (contoh: memasukan lagu-lagu yang kedesa-

desaan atau alam di dalam suatu produk).

2.1.6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler (2000) definisi bauran pemasaran adalah:

“Marketing mix is the of marketing tools that the firm uses to pursue its

marketing objectives in the target market”. Artinya bauran pemasaran

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

28

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

adalah seperangkat peralatan pemasaran yang digunakan oleh suatu

perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam sasaran pasar.

sedangkan menurut Churchill (1995) definisi bauran pemasaran adalah:

“The mix of controllalel marketing variable that the firm that desired level

of sales in the market. Consist of four elements product, pricing, place and

promotion. Artinya bauran dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan

dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dari pasar sasaran

yang terdiri dari empat (4) elemen yaitu : produk, harga, tempat dan

promosi. Keempat unsur tersebut di dalam bauran pemasaran 4 P yaitu:

Gambar 2.2.

bauran pemasaran

Sumber : Mc Carthy dalam sony 1995

1. Produk (Product)

( product )

( price )

( place

)

( promotion)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

29

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Menurut Kotler (2000:5) definisi produk adalah : “A product is

anything that can offered to a market to satisfy a want or need”. Artinya

produk merupakan suatu yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dan produk adalah

penawaran dari perusahaan untuk pemuasan kebutuhan-kebutuhan

(McCarthy 1985).

2. Promosi (Promotion)

Menurut Stanton (1994) promosi adalah: “Promotion is the element

in organization’s marketing mix that serves information, persuade, and

remind that market of organization and it’s products”. Artinya promosi

adalah unsur di dalam bauran pemasaran yang di selenggarakan untuk

memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan pasar perusahaan

dan produk yang diinginkan. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong

(1996), definisi promosi adalah: “promotion is the ingredient used to

inform and persuade the market regarding a company’s product”.

Artinya promosi adalah suatu komponen yang digunakan untuk

menginformasikan dan membujuk pasar mengenai produk perusahaan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan

berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mengkonsumsikan manfaat dari produk dan untuk meyakinkan

konsumen tentang produk yang mereka hasilkan. Disamping itu promosi

juga terdiri dari elemen-elemen promosi yaitu periklanan, promosi

penjualan, hubungan masyarakat, penjualan perorangan dan direct

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

30

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

marketing. Promosi merupakan alat bauran pemasaran keempat, meliputi

semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan

dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.

Suatu produk betapapun bermanfaatnya, jika tidak dikenal konsumen,

maka produk tersebut tidak akan diketahui atau dikenal oleh para

konsumen, oleh karena itu perusahaan harus selalu mempengaruhi

konsumen untuk menciptakan permintaaan atas produk tersebut,

kemudian dipelihara dan dikembangkan usaha tersebut dapat

dilaksanakan melalui kegiatan promosi yang merupakan salah satu acuan

program. Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rencana

pemasaran secara keseluruhan serta direncanakan, diarahkan dan

dikendalikan dengan baik, diharapkan akan berperan secara berarti dalam

peningkatan dan dikendalikan dengan baik, diharapkan akan berperan

secara berarti dalam peningkatan penjualan dan market share. Promosi

juga sering dikatakan proses berlanjut karena dapat menimbulkan

rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Dan Tjiptono Fandy

(1997) mengatakan bahwa promosi penjualan adalah bentuk persuasi

langsung melalui penggunakan berbagai insentif yang dapat diatur untuk

merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan

jumlah barang yang dibeli pelanggan. Tujuan promosi penjualan adalah :

pertama; meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan atau

konsumen akhir, kedua; meningkatkan kinerja pemasaran perantara,

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

31

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

ketiga; mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan

iklan.

3. Harga (Price)

Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh

konsumen untuk mendapatkan barang atau jasa. Menurut Kotler dan

Amstrong (1996) definisi harga adalah : “price is the amount of money

for a product or service”.Artinya harga merupakan sejumlah uang yang

dibelanjakan untuk barang dan jasa. Kemudian menurut Lamb (2001)

harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen (pembeli) untuk

mendapatkan suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling

fleksibel di antara keempat elemen bauran pemasaran.

4. Distribusi (Place)

Distribusi merupakan aktivitas perusahaan dalam menyalurkan

produknya agar produk yang dihasilkan dapat diperoleh konsumen

dengan mudah pada tempat dan waktu yang tepat dan merupakan alat

memindahkan produk dari produsen kepada konsumen atau organisasi

yang menggunakan keputusan mengenai distribusi sangat penting agar

konsumen dapat memperoleh produk yang dibutuhkan pada waktu yang

tepat. Ada 2 kegiatan utama yaitu saluran distribusi dan distribusi fisik,

yaitu :

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

32

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

a. Saluran distribusi; menyangkut pemilihan pengolahan saluran dan

perantara yang digunakan kepada konsumen.

b. Distribusi fisik; menyangkut kegiatan-kegiatan penyalur produk

secara fisik yang meliputi transportasi, pengendalian, persediaan,

pergudangan dan proses pesanan. Beberapa tujuan strategi

pemasaran; untuk mendapatkan calon pembeli, untuk

mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan, untuk

memenangkan persaingan.

2.1.7. Analisis Persaingan Strategi Bauran Pemasaran

Uraian analisis tentang persaingan, keunggulan dan kelemahan

pesaing meliputi: produk, harga, distribusi, promosi. Cara mengembangkan

bauran pemasaran (marketing mix) sebagai berikut;

a. Membuat anggaran pemasaran dan mengalokasikan anggaran tersebut ke

berbagai bauran pemasaran (4 P)

b. Tawaran (product) ke pasar meliputi : kualitas, bentuk, merek, dan

kemasan serta dilengkapi dengan pelayanan

c. Harga (price) yang ditetapkan harus sebanding dengan penawaran nilai

kepada pelanggan

d. Tempat (place) distribusi merupakan hal yang penting agar pelanggan

dapat memperoleh produk dengan mudah

e. Promosi (promotion) diperlukan untuk mengkomunikasikan produk ke

pasar sasaran

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

33

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2.1.7.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran

a. lingkungan makro; terdiri dari demografi dan kondisi ekonomi, situasi

politik/hukum, teknologi dan sosial budaya

b. lingkungan mikro; terdiri dari perantara pemasaran, pemasok, pesaing,

masyarakat

2.1.8. Perilaku Konsumen

Menurut Shiffman dan Kanuk (2000:4) pengertian perilaku konsumen

adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang

diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan

kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.

Sedangkan Basu Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: Perilaku

konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-

kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan

tertentu. Dan menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior

dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu

produk yang dibeli dan dikonsumsi. Ada empat hal yang harus diperhatikan

perusahaan dalam perilaku konsumen; konsumen adalah raja, motivasi dan

perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian, perilaku konsumen

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

34

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

dapat dipengaruhi dan pengaruh konsumen secara social (Engel, 1994; P.8-

12)

2.1.9. Model Perilaku Konsumen

Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari.

Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen

secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli

konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka

membeli, serta mengapa mereka membeli. Pertanyaan sentral bagi pemasar:

Bagaimana konsumen memberikan respon terhadap berbagai usaha

pemasaran yang dilancarkan perusahaan. Perusahaan benar−benar

memahami bagaimana konsumen akan memberi respon terhadap sifat-sifat

produk, harga dan daya tarik iklan yang berbeda mempunyai keunggulan

besar atas pesaing. Titik awalnya adalah model rangsangan-tanggapan dari

perilaku membeli yang digambarkan dalam gambar 2.2 berikut ini;

Gambar 2.3 Model Perilaku Konsumen

Sumber : Prinsip-prinsip pemasaran Philip Kotler dan G. Armstrong

( 2001:196)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

35

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Gambar diatas menunjukkan bahwa pemasaran dan rangsangan

lainnya memasuki kotak hitam konsumen dan menghasilkan tanggapan

tertentu. Orang pemasaran harus menebak apa yang ada dalam kotak hitam

pembeli. Rangsangan pemasaran terdiri dari empat P: product, price, place,

dan promotion ( produk, harga, distribusi dan promosi). Rangsangan lainnya

mencakup kekuatan dan peristiwa besar dalam lingkungan pembeli:

ekonomi, teknoligi, politik dan budaya. Seluruh masukan ini memasuki

kotak hitam pembeli, lalu disana diubah menjadi satu susunan tanggapan

pembeli yang dapat diselidiki : pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer,

waktu membeli dan jumlah pembelian. Para pemasar ingin memahami

bagaimana rangsangan tersebut berubah menjadi tanggapan-tanggapan

didalam kotak hitam konsumen, yang memiliki dua bagian: pertama,

karakteristik pembeli yang mempengaruhi bagaimana dia bersikap dan

bereaksi terhadap rangsangan; kedua, proses keputusan pembeli itu sendiri

yang mempengaruhi perilaku pembelian.

2.1.10. Karakteristik Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2001:144): Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian

faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus

diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku

konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen. Pembelian

konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial dan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

36

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

psikologis dan budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada

perilaku konsumen. seperti yang ditunjukkan gambar 2.4 pada umumnya

orang pemasaran tidak dapat mengendalikan faktor-faktor semacam itu, tetapi

mereka harus memperhitungkannya.

Gambar 2.4

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Sumber: Prinsip-prinsip pemasaran (Philip Kotler dan G. Armstrong 2001,

hal:196-197)

Walaupun banyak dari faktor-faktor ini tidak dapat dipengeruhi oleh

orang pemasaran, mereka dapat berguna untuk mengidentifikasi minat

pembeli yang tertarik dan dalam menentukan produk dan daya penarik untuk

memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik. Budaya adalah

determinan paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya

meliputi nilai-nilai dasar, persepsi, pilihan dan perilaku yang dipelajari

seseorang dari keluarga dan institusi penting lainnya . sub-budaya adalah

budaya didalam suatu budaya yang memiliki nilai dan gaya hidup yang

berbeda dan dapat didasarkan pada apapun mulai dari umur sampai dengan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

37

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

etnis. Orang-orang dengan karakteristik budaya dan sub-budaya serta kelas

sosial yang berbeda memiliki produk dan merek yang berbeda pula.

Akibatnya orang pemasaran ingin menfokuskan program pemasaran mereka

pada kebutuhan-kebutuhan khusus dari kelompok-kelompok tertentu. Faktor-

faktor sosial juga mempengaruhi perilaku seorang pembeli. Kelompok acuan

seseorang keluarga, rekan, organisasi sosial, asosiasi profesi dengan kuat

mempengaruhi pemilihan produk dan merek. Umur pembeli, tahap siklus

hidup, pekerjaan, lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan

karakteristik personal lainnya mempengaruhi keputusan pembelian. Gaya

hidup pelanggan, keseluruhan pola bertindak dan berinteraksi dengan dunia

juga merupakan pengaruh yang penting dalam keputusan pembelian.

Akhirnya perilaku pembelian juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis

utama; motivasi, persepsi, proses belajar, serta keyakinan dan sikap. Masing-

masing factor memberikan perspektif yang berbeda dalam memahami apa

yang terjadi dalam kotak hitam pembeli.

2.1.11. Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Philip Kotler (1998;170) proses pengambilan keputusan

pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian

informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku

setelah pembelian. Jelas bahwa proses pembelian berlangsung jauh sebelum

pembelian aktual dan berlanjut jauh sesudahnya. Pasar perlu berfokus pada

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

38

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

seluruh proses pengambilan keputusan pembelian bukan hanya pada proses

pembeliannya saja.

Gambar 2.5 Proses Keputusan Pembeli

Sumber: Prinsip-prinsip pemasaran Philip Kotler dan G. Armstrong

(hal:222-223)

a. Pengenalan Kebutuhan; Proses pembelian bermula dari pengenalan

kebutuhan (need recognition) pembelian mengenali permasalahan atau

kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual

dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh

stimulus internal ketika salah satu kebutuhan normal yaitu lapar, haus,

seks, naik ke tingkatan yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong.

Kemudian, kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan eksternal. Pada tahap

ini, para pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis

kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan

mereka dan bagaimana kebutuhan atau masalah tadi mengarahkan

konsumen pada produk tertentu.

b. Pencarian Informasi; Tahap proses pengambilan keputusan pembeli

dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi:

konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif

mencari informasi. Konsumen dapat memperoleh informasi dari

beberapa sumber manapun. Sumber-sumber ini meliputi; sumber pribadi

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

39

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

(keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, wiraniaga,

dealer, kemasan, pajangan), sumber publik (media massa, organisasi

penilai pelanggan), Sumber pengalaman (mengani, memeriksa,

menggunakan produk).

c. Evaluasian Berbagai Alternatif; Tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk

mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.

Konsep-konsep dasar menjelaskan proses evaluasi konsumen yaitu ;

atribut produk, tingkat kepentingan, keyakinan merek, kepuasan produk

total dan prosedur evaluasi.

d. Keputusan Pembeli; Tahap dalam proses pengambilan keputusan

pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk dari merek yang

paling disukai, ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan

pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang

lain. Dengan membeli produk yang harganya paling murah, maka

kesempatan membeli produk yang mahal akan berkurang. Faktor kedua

adalah faktor situasi tak terduga. Konsumen mungkin membentuk

kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan,

harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, keadaan tak

terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian

e. Perilaku Setelah Pembelian; Tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut

setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

40

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

rasakan. Yang terjadi adalah harapan konsumen dengan kinerja yang

dirasakan dari produk. Jika produk gagal memenuhi harapan, konsumen

kecewa; jika harapan terpenuhi, konsumen puas; jika harapan terlampaui,

konsumen amat puas.

2.1.12. Tipe - tipe Perilaku Keputusan Membeli

Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan

keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli dan adanya perbedaan

pandangan yang signifikan antara merek yang satu dengan yang lain.

Gambar dibawah ini menggambarkan tipe-tipe perilaku membeli

berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan diantara

berbagai merek.

Gambar 2.6 Empat Tipe Perilaku Membeli

Sumber: Diadaptasi dari Henry Assael, Consumer Behavior and Marketing

Action (Boston:Kent Publishing Company, 1987) hlm.87. Hak Cipta 1987

oleh Wadsworth Publishing Company, divisi Wadsworth, Inc. Dicetak ulang

seijin Kent Publishing Company, sebuah divisi dari Wadsworth, Inc.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

41

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya

semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Menurut (Kotler,

2000:160): adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen

berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara

merek, yaitu: (a). Tingkah laku membeli yang kompleks merupakan

perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan

keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli dan adanya perbedaan

pandangan yang signifikan antara merek satu dengan yang lain. Disini

konsumen terlibat ketika produknya mahal, beresiko, jarang dibeli dan

sangat menonjolkan ekspresi diri, biasanya konsumen harus banyak

belajar mengenai kategori produk tersebut. (b). Tingkah laku membeli

yang mengurangi ketidakcocokan merupakan Tingkah laku membeli

konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang

tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Dan

setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidakcocokan

(merasa tidak nyaman setelah membeli) ketika mereka menemukan

kelemahan-kelemahan terhadap suatu merek. (c). Tingkah laku membeli

yang merupakan kebiasaan merupakan perilaku membeli konsumen

dalam situasi bercirikan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit

perbedaan yang dirasakan diantara merek-merek yang ada. Konsumen

tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih

merek tersebut karena dikenal. Jadi, pengulangan iklan akan menciptakan

pengenalan merek dan bukan keyakinan pada merek. (d). Tingkah laku

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

42

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

membeli yang mencari variasi merupakan perilaku membeli konsumen

dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi

perbedaan di antara merek dianggap besar dan cukup berarti. Dalam

kasus semacam ini, konsumen seringkali mengganti merek. Menurut

Kotler (1999:252-253) peranan dalam membeli dapat dibedakan pada

beberapa peranan yang mungkin dimainkan orang dalam sebuah

keputusan membeli:

- Pengambil inisiatif (inisiator) adalah orang yang pertama-tama

menyarankan atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa

tertentu

- Orang yang mempengaruhi (influences). Seseorang yang memberikan

pengaruh adalah orang yang pandangan atau nasihatnya diperhitungkan

dalam membuat keputusan akhir

- Pembuat keputusan (decides) adalah seseorang yang pada akhirnya

menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli:

apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli atau dimana

membeli

- Pembeli (buyer) adalah seseorang yang melakukan pembelian yang

sebenarnya

- Pemakai (user) adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati

atau memakai produk atau jasa.

2.2. Penelitian Terdahulu

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

43

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Penelitian terdahulu yang mengkaji tentang keputusan pembelian

dilakukan oleh Taufik Dian Permana (2007) yaitu Analisis Faktor Budaya,

Kelas Sosial dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Mahasiswa S1

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Dalam Membeli Telepon

Seluler Merek Nokia. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang yang menggunakan ponsel

Nokia dan diambil sembilan puluh lima orang responden sebagai sampel

penelitian. Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu variabel bebas faktor

budaya (X1), kelas sosial (X2), kelompok referensi (X3) dan variabel terikat

(Y) adalah keputusan pembelian produk. Data diperoleh dari responden

dengan menggunakan alat bantu pengumpul data berupa angket tertutup.

Setelah melalui proses pengolahan data dan analisis regresi berganda,

diperoleh temuan: (1) secara parsial terdapat pengaruh positif yang signifikan

antara variabel Budaya, Kelas Sosial dan Kelompok Referensi terhadap

keputusan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Unifersitas Negeri Malang

dalam membeli ponsel Nokia. Adapun kontribusi besarnya pengaruh setiap

Faktor Eksternal terhadap Keputusan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Malang dalam membeli ponsel Nokia mulai dari Faktor

Budaya dengan nilai B=0,288, dengan signifikan t= 0,048 Kelas Sosial B=

0,295, dengan signifikan t= 0,049, Kelompok Referensi B= 0,278 dengan

signifikan t= 0,030. (2) secara simultan terdapat pengaruh positif yang

signifikan variabel Budaya, Kelas Sosial, dan Kelompok Referensi terhadap

Keputusan Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

44

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

dalam membeli ponsel Nokia dengan Adjusted R square sebesar 0,142 Hal

ini membuktikan bahwa ada pengaruh positif Faktor Budaya, Kelas Sosial,

dan Kelompok Referensi terhadap Keputusan Mahasiswa S1 Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Malang dalam membeli ponsel Nokia secara

simultan sebesar 14,2% dan sisanya 85,8% dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian. Dari penelitin ini pula diketahui signifikan F sebesar =

0,001, artinya bahwa Faktor Budaya, Kelas Sosial, dan Kelompok Referensi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Mahasiswa S1

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang dalam membeli ponsel Nokia

karena signifikan F nya kurang dari 0,05.

Penelitian lain dilakukan oleh Indah Yuliani Analisis Pengaruh Perilaku

Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Ruko Di Kota Malang. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor, analisis

regresi linear berganda. Secara keseluruhan hasil dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa faktor produk, harga, lokasi strategis, promosi, bukti

fisik, dan kelompok referensi berpengaruh secara bersama-sama terhadap

keputusan konsumen dalam membeli ruko di kota Malang. Secara parsial,

produk, harga, lokasi strategis, bukti fisik berpengaruh signifikan sedangkan

promosi dan kelompok referensi tidak berpengaruh. Untuk factor yang

berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian ruko di kota Malang

adalah lokasi strategis. Hasil penelitian menyarankan kepada pengembang

untuk memahami perilaku konsumen untuk mengetahui konsep ruko yang

diharapkan konsumen.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

45

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Penelitian lain dilakukan oleh Faizal Abadi yaitu Analisis Pengaruh

Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Album Band Indie Kota

Malang (Studi Pada Siswa AMP, Siswa SMA, Dan Mahasiswa Di Kota

Malang) Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability

sampling. Alat pengukuran menggunakan skala Likert, dan diolah dengan

menggunakan regresi berganda Berdasarkan hasil yang diperoleh, hipotesis

pertama dapat diterima. Untuk Siswa SMP dengan nilai Fhitung sebesar

18,436 yang lebih besar dari Ftabel (18,436 > 2,69), untuk siswa SMA

dengan nilai Fhitung sebesar 7,585 yang lebih besar dari Ftabel (7,585 >

2,69), dan mahasiswa dengan nilai Fhitung sebesar 5,037 yang lebih besar

dari Ftabel (5,037 > 2,69). Sedangkan hipotesis kedua, untuk siswa SMP

hipotesis diterima sebab variabel produk adalah variabel yang paling

dominan dengan nilai koefesien beta sebesar 0.537. Dengan nilai adjusted

(R2) sebesar 0.691, kemampuan persamaan regresi yang diperoleh dalam

memprediksi nilai variabel dependen adalah sebesar 69,1%, sedangkan

sisanya (31,9%) dijelaskan oleh faktor lain diluar empat variabel yang telah

diteliti. Hipotesis kedua untuk siswa SMA ditolak sebab variabel promosi

ternyata paling dominan dengan nilai koefisien beta sebesar 0,435, lebih

besar dari koefisien beta variabel produk (0,435>0,411). Dengan nilai

adjusted (R2) sebesar 0.459, kemampuan persamaan regresi yang diperoleh

dalam memprediksi nilai variabel dependen adalah sebesar 45,9%,

sedangkan sisanya (54,1%) dijelaskan oleh faktor lain diluar empat variabel

yang telah diteliti. Sedangkan untuk mahasiswa, hipotesis kedua juga ditolak

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

46

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

sebab sebab variabel saluran distribusi ternyata paling dominan dengan nilai

koefisien beta sebesar 0,377, lebih besar dari koefisien beta variabel produk

(0,377>0,009). Dengan nilai adjusted (R2) sebesar 0.343, kemampuan

persamaan regresi yang diperoleh dalam memprediksi nilai variabel

dependen adalah sebesar 34,3%, sedangkan sisanya (65,7%) dijelaskan oleh

faktor lain diluar empat variabel yang telah diteliti.

Penelitian juga dilakukan oleh M Rhendria Dinawan (2010) dengan

judul Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

(Studi kasus pada konsumen Yamaha Mio PT Harpindo Jaya Semarang).

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel

kualitas produk, harga kompetitif, citra merek terhadap keputusan pembelian

adalah dengan mengguanakan analisis regresi berganda dengan bantuan

program statistic SPSS for window versi 14 dan uji hipotesis yang

berpedoman pada apabila P value < 0,05 maka kesimpulannya Ha diterima

dan apabila P value > 0,05 maka Ha ditolak.Hasil penelitian mendapatkan

bahwa persamaan regresi yang terbentuk adalah Y: 0,303 X1 + 0,255 X2 +

0,334 X3 . Secara simultan variabel kualitas produk (X1), harga kompetitif

(X2), citra merek (X3) dapat mempengaruhi keputusan pembelian karena

nilai koefisien uj F hitung sebesar 34,339, sedangkan secara parsial tidak

dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas produk, harga

kompetitif, citra merek. Variabel penjual secara parsial tidak dapat

mempengaruhi keputusan pembelian.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

47

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2.3. Kerangka Pemikiran

Budaya dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya

memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan

menyediakan metode “tried-and-true” dalam memuaskan kebutuhan

fisiologis, personal dan sosial. Budaya sangat mempengaruhi perilaku

manusia, tidak hanya dari segi aspek pola hidup saja tetapi dari daya belinya

juga. Kemudian faktor analisis berikutnya adalah marketing mix atau bauran

pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan,

yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan

pasar sasaran. Marketing mix adalah semua faktor yang dapat dikuasai oleh

seseorang manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan

konsumen terhadap barang dan jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi,

yaitu: product, place, price, promotion. Dari faktor-faktor tersebut akan dicari

pengaruh terhadap terciptanya keputusan pembelian konsumen pada surat

kabar Suara Merdeka, baik menyangkut dari faktor budaya (budaya, sub

budaya, kelas sosial) dan bauran pemasaran (product, place, price,

promotion). Berdasarkan dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

terhadap terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka, maka

dibuat suatu kerangka pemikiran sebagai berikut;

Faktor Budaya (X1)

Bauran Pemasaran (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

48

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Gambar 2.7

Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis

Menurut Prof. Dr. S. Nasution (2000) definisi hipotesis adalah

pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja tanggapan

yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Fungsi hipotesis

menurut Prof. Dr. S. Nasution adalah; 1). Untuk menguji kebenaran suatu

teori 2).Memberikan gagasan untuk mengembangkan suatu teori dan 3).

Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang

dipelajari. Berdasarkan kerangka pemikiran diata, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

1. Ho : tidak ada pengaruh positif dan signifikan budaya terhadap terciptanya

keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka

Ha : ada pengaruh positif dan signifikan budaya terhadap terciptanya

keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka

2. Ho : tidak ada pengaruh positif dan signifikan bauran pemasaran terhadap

terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka

Ha : ada pengaruh positif dan signifikan bauran pemasaran terhadap

terciptanya keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoridigilib.unimus.ac.id/files/disk1/129/jtptunimus-gdl-muhammadri... · TINJAUAN PUSTAKA ... pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan

49

Muhammad Ridwan

NIM. E2A 007007

SI Manajemen Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

3. Ho : tidak ada pengaruh positif dan signifikan adanya hubungan antara

budaya konsumen dengan bauran pemasaran terhadap terciptanya

keputusan pembelian surat kabar Suara Merdeka

Ha : ada pengaruh positif dan signifikan adanya hubungan antara budaya

konsumen dengan bauran pemasaran terhadap terciptanya keputusan

pembelian surat kabar Suara Merdeka