BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1420/3/PUNGKI RETNOWATI BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/1420/3/PUNGKI RETNOWATI BAB II.pdf ·...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
“Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran
gas setempat”. (Zul, 2001). “Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran
akut (ISNBA) dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang
disebabkan agen infesius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan aspirasi
substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi.”
(NANDA, 2013). “Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiolgi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing” (Hassan
at all, 2007). “Pneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh
infeksi bakteri (stafilokokus, pneumokokus, atau streptokokus), atau virus”
(respiratory syncytial virus) (Kathleen Morgan Speer, 2008). Kesimpulan dari
penjelasan diatas bahwa Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur ataupun benda asing) yang
menyebar membentuk bercak-bercak diruang alveoli yang mengenai bronkus.
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
Gambar 1.1 System Pernafasan (Smeltzer, 2001)
system pernafasan terutama berfungsi untuk pengambilan oksigen (O2). Paru
dihubungkan dengan lingkungan luarnya melalui serangkaian saluran,
berturut-turut, hidung, faring, trachea dan bronchi. Saluran-saluran itu relative
kaku dan tetap terbuka, keseluruhannya merupakan bagiaan konduksi dari
system pernafasan, meskipun fungsi utama pernafasan utama adalah
pertukaran oksigen dan karbondioksida, masih ada fungsi tambahan lain,
yaitu tempat menghasilkan suara, meniup balon, kopi/the panas, tangan, alat
music dan lain sebagainya. Tertawa, menangis, bersin, batuk homostatik (PH
darah) otot-otot pernafasan membantu kompresi abdomen (Tambayong,
2001)
Saluran pernafasan bagian atas menurut (Evelyn, 2004)
1) Hidung/Naso : Nasal
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang dipisahkan
oleh secret hidung, terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring
udara, debu dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.
2) Faring
Merupakan tempat persimpanan antara jalan makan, yang berbentuk
seperti pipa yang memiliki otot, memanjang mulai dari dasar tengkorak
sampai dengan osofgus. Letaknya didasar tengkorak dibelakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang belakang.
3) Laring : Pangkal Tenggorok
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan atau
penghasil suara yang dipakai berbicara dan bernyanyi, terletak didepan
bagian faring sampai ketinggian vertebrata servikalis dan masuk kedaam
trachea dan tulang-tulang bawah yang berfungsi pada waktu kita menlan
makan dan menutup laring.
4) Trackhea : Batang Tenggorok
Batang tenggorokan kira-kira penjangnya 9cm, trachea tersusun atas 16-
20 lingkara tak lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama
oleh jaringan fibrosa dan melengkapi lingkaran disebela belakang
trackhea.
5) Bronchus : Cabang Tenggorok
Merupakan lanjutan dari trachea ada dua buah yang terdapat pada
ketinggian vetrebrata torakolis ke IV, mempunyai struktur serupa dengan
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama, bronchus kanan lebih
pendek dan lebih besar daripada bronchus kiri.
6) Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel
endotel. Pernafasan paru-paru (pernafasan pulmoner) merupakan
pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru atau
pernafasan eksternal, oksigen diambil oleh sel darah merah dibawa ke
jantung disampaikan keseluruh tubuh. Didalam paru-apru karbondioksida
dikeluarkan melalui pipa bronchus berakhir pada mulut dan hidung
(Evelyn, 2004)
2. Fisiologi
Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi (pernafasan) didalam
tubuh terdapat tiga tahapan yakni ventilasi, difusi dan transportasi
(Guyton, 1997)
a. Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar masuknya oksigen daro atmosfer
kedalam alveoli atau alveoli keatmosfer, dalam proses ventiasi ini
terdapat beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah
perbedaan tekanan antar atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat
maka tekanan udara semakin rendah.
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
b. Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara oksigen alveoli dengan kapiler paru dan
CO2 kapiler dan alveoli. Dalam proses pertukaran ini terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, diantaranya pertama
luasnya permukaan paru. Kedua, tebal membrane respirase/
permeabilitas yang trediri dari epite alveoli dan intestinal keduanya.
c. Transportasi Gas
Merupakan transportasi antara O2 kapiler kejaringan tubuh dan CO2
jaringan tubuh kapiler. Proses transportasi, O2 akan berkaitan dengan
Hb membentuk oksihemoglobin dan larutan dalam plasma. Kemudian
pada transportasi CO2 akan berkaitan dengan Hb membentuk
karbohemoglobin dan larut dalam plasma, kemudian sebagian menjadi
HCO3 (Hidayat, 2006)
C. Etiologi
Menurut pendapat Ngastiyah pada tahun (2005) etiologi pneumonia ada 7
yaitu : bakteri, virus, mikoplasma pneumonia, jamur, aspirasi, pneumonia
hipostatik, Sindrom Loeffler.
a. Bakteri
Bakteri penyebab pneumonia adalah pneumococus, streptococcus,
Hoemophilus Influenza, dan Pseudomonas Aeruginosa.
b. Virus
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
Respiratori syncitial virus, adenovirus, sitomegalovirus dan virus
influenza.
c. Pneumonia Interstisial dan Bronkiolitis
Pneumocystis carinii pneumonia, Mycoplasma pneumonia dan klamidia.
d. Jamur
Aspergilus, koksidiodomikosis dan histoplasma.
e. Aspirasi
Cairan amnion, makanan dan cairan lambung.
f. Pneumonia Hipostatik
Disebabkan karena terus-menerus berada dalam posisi yang sama. Gaya
tarik bumi menyebabkan darah tertimbun pada bagian bawah paru-paru,
dan infeksi membantu timbulnya pneumonia.
g. Pneumonia oleh radiasi
Disebabkan karena terus-menerus terpaapr oleh radiasi sehingga terjadi
infeksi pada paru yang dapat menyebabkan kerusakan paru.
h. Pneumonia Hipersensitivitas
Keadaan sensitifitas yang berlebihan mengakibatkan paru sangat rentan
terhadap benda asing yang masuk, reaksi sensitifitas tersebut dapat
mengakibatkan infeksi pada paru sehingga terjadi kerusakan pada paru.
D. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan anatomi dan etiologis (IKA FKUI) yaitu :
A. Pembagian Anatomis
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
1. Pneumonia Lobaris
Biasanya gejala penyakit secara mendadak, tapi kadang didahului oleh
infeksi traktus respiratorius bagian atas. Pneumonia ini terjadi
didaerah lobus paru. Gejala awal hamper sama dengan pneumonia
lain, hanya pada pemerikaan fisik kelainan khas tampak setelah 1-2
hari.
2. Pneumonia Lobularis (Bronchopnemonia)
Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas
selama beberapa hari. Suhu tubuh 39o-40o dan kadang disertai kejang
demam yang tinggi. Membuat sangat gelisah, dyspneu, pernafasan
cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung sera sianosis
sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare. Batuk
biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah
beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif.
3. Pneumonia Interstisial (Bronchiolus)
Pneumonia yang terjadi pada jaringan interstisial. Pada jaringan ini
ditemukan infiltrate sel radang, juga dapat ditemukan edema dan
akumulasi mucus serta eksudat karena adanya edema dan eksudat
maka dapat terjadi obstruksi parsial atau total pada bronhiolus.
Menurut pendapat Hidayat pada tahun 2006, macam pneumonia
antara lain :
a. Pneumonia Lobaris
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
Terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan bila
kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris.
b. Pneumonia Interstitial
Terjadi pada dinding alveolar dan jaringan peribronkhial serta
interlobularis.
c. Bronchopneumonia
Terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh
eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam
lobus.
B. Pembagian Etiologis
1. Bakteria : Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus
hemolyticus, Streptococcus auerus, Hemophilus Influenza, Bacillus
Friedlander, Mycobaterium tubercolusis.
2. Virus : respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, virus
sitomegalitik, mycoplasma pneumonia.
3. Jamur : histoplasma capsulatum, Cryptococcus neuroformans,
blastomyces dematitides, coccidodies immitis, aspergilus species,
candida albicans.
4. Aspirasi : makanan, kerosene (minyak tanah, bensin) cairan amnion,
benda asing.
E. Tanda dan Gejala
Menurut Wong (2008) tanda dan gejala dari Pneumonia adalah :
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
1. Demam
Suhu mencapai 39,5oC-40,5oC bila terjadi proses inflamasi.
2. Penyumbatan pada jalan nafas
3. Batuk dan nyeri pada dada
4. Perubahan system pernafasan
System pernafasan yang mengalami infeksi untuk memaninfestasikan
pernafasan yang cepat dapat juga disertai dengan cairan (ninorea), kental
bernanah, tergantung dari tipe dan tempat inflamasi.
5. Bunyi nafas
Sesak, merintih, stridor, wheezing, crackles, tanpa bunyi.
6. Tenggorakan luka
Komplikasi dari inflamasi tingkat tinggi.
7. Anoreksia
Menyerang yang terinfeksi akut.
8. Muntah
Mudah muntah jika sakit, hal ini menunjukan ada serangan infeksi
biasanya tidak lama tetapi tetap terjadi selama sakit.
9. Diare
Biasanya ringan kemudian berat, sering menyertai infeksi pernafasan dan
dapat menyebabkan dehidrasi.
10. Nyeri perut
Spasme otot mungkin disebabkan karena faktor muntah, takut, gelisah dan
ketegangan.
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
Menurut Rahajoe (2008) tanda dan gejala aspirasi benda asing kedalam
saluran respratori yang timbul dapat dibagi berdasarkan urutan dari
perjalanan gejala. Berdasarkan perjalanan dan urutannya, gejala yang
timbul dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Gejala awal
Gejala awal yang timbul berupa tersedak, serangan batuk keras dan
tiba-tiba sesak nafas, rasa tidak enak didada, mata berair, rasa perih
ditenggorokan dan dikerongkongan.
2. Periode laten atau tanpa gejala
Setelah gejala awal dilalui ikut periode bebas gejala yang disebut
masa laten.
3. Gejala susulan atau lanjutan
Gejala susulan tidak spesifik, sebagai perubahan fisiologi atau
patologis yang ditimbulkan benda asing.
F. Patofisiologi
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia
melalui udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi
inflamasi hebat sehingga membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari
reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual, muntah serta nyeri
pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar masuk alveoli sehingga
terjadi sekresi, edema dan bronkospasme yang menimbulkan manifestasi
klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
partial oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi).
Konsolidasi paru menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan
penurunan rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas
difusi menurun dan selanjutnya terjadi hipoksemia
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul, yaitu : Risiko kekurangan
volume cairan, Nyeri (akut), Hipertermi, Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, Bersihan jalan nafas tak efektif, Gangguan pola tidur, Pola
nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas.
Empat tahap respon yang khas pada pneumonia menurut pendapat Prince dan
Wilson (2005) meliputi :
a. Kongesti (4 sampai 12 jam pertama)
Eksudat serosa masuk kedalam alveoli melalui pembuluh darah yang
berdilatasi dan bocor.
b. Hepatitis merah (48 jam berikutnya)
Paru-paru tampak merah dan bergranula (hepatisasi seperti hepar) karena
sel-sel darah merah, fibrin dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli.
c. Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari)
Paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami
konsolidasi didalam alveoli yang terserang.
d. Resolusi (7 sampai 11 hari)
Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag sehingga
jaringan kembali pada strukturnya semula.
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
G. Pathway Keperawatan
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
H. Komplikasi
Menurut pendapat Ngastiyah (2005), komplikasi pneumonia meliputi :
1. Empiema
Adanya peradangan pada saluran nafas tersebut dapat menyebar ke
jaringan pleura. Pada fase awal, timbul cairan pleura yang jumlahnya
sedikit berlanjut sehingga terjadi fibrosis di pleura parietalis dan viseralis
yang kemudian berkembang menjadi kumpulan pus dalam rongga pleura
atau empiema.
2. Otitis Media Akut
Adanya infeksi pada slauran nafas dapat menyebar sampai ke telinga
tengah melalui tuba eustachius sehingga dapat menyebabkan otitis media
akut.
3. Atelektasis
Terjadi apabila terjadi penumpukan secret akibat berkurangnya daya
kembang paru-paru terus terjadi. Penumpukan secret ini akan
menyebabkan obstruksi bronchus intrinsik. Obstruksi ini akan
menyebabkan atelektasi obstruksi, dimana terjadi penyumbatan saluran
udara yang menghambat masuknya udara kedalam alveolus.
4. Empisema
Terjadi dimulai adanya gangguan pembersihan jalan nafas akibat
penumpukan sputum. Peradangan yang menjalar ke bronchioles akan
menyebabkan dinding bronchioles mulai melubang dan membesar. Pada
waktu inspirasi lumen bronchious melebar sehingga udara dapat
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
tersumbat karena penumpukan sputum. Tetapi saat ekspirasi lumen
menyempit sehingga sumbatan tersebut menghalangi keluarnya udara.
5. Meningitis
Penyebaran virus haemophilus influenza melalui hematogen ke sistem
syaraf sentral. Penyebarannya juga bisa dimulai saat terjadi infeksi
saluran pernafasan atau dimana maninfestasi klinik meningitis
menyerupai pneumonia.
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray) teridentifikasi adanya
penyebaran (misal lobus dan bronchial), menunjukkan multiple
abses/infiltrat, empiema (Staphylococcus), penyebaran atau lokasi
infiltrasi (bacterial), penyebaran/extensive nodul infiltrat (viral).
2. Pemeriksaan laboratorium (Darah Lengkap, Serologi, LED)
leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri, menentukan diagnosis
secara spesifik, LED biasanya meningkat. Elektrolit : Sodium dan Klorida
menurun. Bilirubin biasanya meningkat.
3. Analisis gas darah dan Pulse oximetry menilai tingkat hipoksia dan
kebutuhan O2.
4. Pewarnaan Gram/Cultur Sputum dan Darah untuk mengetahui
oganisme penyebab.
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
5. Pemeriksaan fungsi paru-paru volume mungkin menurun, tekanan
saluran udara meningkat, kapasitas pemenuhan udara menurun dan
hipoksemia.
Menurut pendapat Betz dan Sowden (2002) meliputi :
1. Kajian foto thorak
Untuk melihat adanya infeksi diparu dan status pulmones (untuk mengkaji
perubahan pada paru).
2. Nilai analisis gas darah
Untuk mengevaluasi status kardiopulmoner sehubungan dengan
oksigenasi.
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis
Untuk menetapkan adanya infeksi, anemia, proses inflamasi.
4. Pewarnaan gram (darah)
Untuk seleksi awal anti mikroba.
5. Tes kulit untuk tuberkulin
Mengesampingkan kemungkinan TB jika tidak merespon terhadap
pengobatan.
6. Jumlah leukosit
Penurunan jumlah leukosit terjadi pada pneumonia bacterial.
7. Bronkoskopi
Untuk melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama dari pohon
trakeobronkial, jaringan yang diambil untuk uji diagnostic.
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
J. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi antibiotic
Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan manifestasi
apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman
penyebabnya.
2. Terapi suportif umum
a. Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 %
berdasar pemeriksaan AGD.
b. Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak yang
kental.
c. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk
batuk dan napas dalam.
d. Pengaturan cairan: pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih sensitif
terhadap pembebanan cairan terutama pada pneumonia bilateral.
e. Pemberian kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis.
f. Ventilasi mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator
dilakukan bila terjadi hipoksemia persisten, gagal napas yang disertai
peningkatan respiratoy distress dan respiratory arrest.
g. Drainase empiema bila ada
K. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum (Hidayat, 2006)
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolus (Hidayat, 2006)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi kurang adekuat (NANDA, 2013)
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan Kognitif
(NANDA, 2013)
L. Rencana Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum (Hidayat, 2006)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan bersihan jalan nafas kembali efektif.
Nursing Outcomes Classification (NOC) : Status pernafasan :
Kriteria Hasil :
1) Menunjukan jalan nafas paten dengan bunyi bersih
2) Tidak ada dyspneu
3) Sputum dapat keluar
4) Mendemonstrasikan batuk efektif
Skala penilaian NOC :
1 : Tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan
3 : kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
5 : selalu menunjukan
Nursing Interventions Classification (NIC) : Airway Management
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2) Lakukan fisioterapi dada bila perlu
3) Keluarkan secret dengan batuk atau suction
4) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
5) Kaji vital sign dan status respirasi
6) Bantu pasien latihan nafas dalam dan melakukan batuk efektif
7) Kolaborasi pemberian oksigen dan obat bronkodilator serta
mukolitik ekspetoran.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi kurang adekuat (NANDA, 2013)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan status nutrisi seimbang dan berat badan ideal.
NOC : menunjukan status gizi : asupan makanan dan cairan.
Kriteria Hasil :
1) Pasien akan mendekati berat badan ideal
2) Asupan nutrisi adekuat
3) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
4) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Skala penilaian NOC :
1 : tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
3 : kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
5 : selalu menunjukan
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan : mengidentifikasi kerusakan dan aktivitas perawatan diri.
Kriteria Hasi :
1) Pasien mampu merawat diri.
2) Mendemonstrasikan optimal setelah bantuan dalam keperawatan
diberikan.
3) Berpartisipasi secara aktif dan atau verbal dalam aktivitas.
Intervensi
1) Kaji tingkat aktivitas pasien.
2) Tingkatkan partisipasi pasien dalam perawatan diri, beri bantuan
sesuai keperluan.
3) Berikan dorongan pada pasien untuk partisipasi dalam aktivitas.
4) Berikan waktu yang cukup pada pasien dalam beraktivitas.
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
(NANDA, 2013)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jm, diharapkan
informasi yang diperoleh keluarga adekuat.
NOC: Disease Process
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
Kriteria hasil:
1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi prognosis dan program pengobatan.
2) Pasein dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar.
3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang telah
dijelaskan perawat atau tim kesehatan lainnya.
Skala penilaian NOC:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: selalu menunjukan
NIC : Teaching : Disease Process
1) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit.
2) Gambarkan proses penyakir dengan cara tepat.
3) Sediakan informasi pada pasien tentang kondisinya dengaan cara yang
tepat.
4) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi dimasa akan dating dan atau proses
pengontrolan penyakit.
Asuhan Keperawatan Pada..., PUNGKI RETNOWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015