BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

31
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners 1. Definisi Ners Hidayat (2007) dalam Rika (2016) mendefinisikan keperawatan merupakan segala perencanaan atau tindakan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pelayanan keperawatan yang dimaksud ialah berupa bantuan yang diberikan karena terdapat keterbatasan pengetahuan, kelemahan mental dan fisik, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan aktivitas harian. Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdikan dirinya kepada tugas-tugas kemanusiaan, dengan memprioritaskan segala urusan kesehatan pasiennya dibandingkan kepentingannya dirinya sendiri. Keperawatan merupakan bentuk pelayanan yang berorientasi pada tugas kemanusiaan dengan pendekatan secara menyeluruh, yang dilakukan atas dasar ilmu dan kiat keperawatan, dan juga menggunakan kode etik keperawatan sebagai pedoman dalam melaksanakan seluruh bentuk pelayanan/asuhan keperawatan. Pendidikan keperawatan adalah laboratorium yang berperan besar dalam memformulasikan, mengembangkan dan menciptakan proses tenaga keperawatan yang profesional. Pendidikan keperawatan harus dapat membentuk ciri khas pada tenaga medis pada lulusannya dengan mentingkatkan kapasitasnya yang sekaligus mampu untuk dapat membentuk kumpulan perawat dalam satu wadah (komunitas) dalam

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profesi Ners

1. Definisi Ners

Hidayat (2007) dalam Rika (2016) mendefinisikan keperawatan

merupakan segala perencanaan atau tindakan yang dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pelayanan keperawatan yang dimaksud ialah berupa bantuan yang

diberikan karena terdapat keterbatasan pengetahuan, kelemahan mental

dan fisik, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan

melaksanakan aktivitas harian. Keperawatan adalah suatu profesi yang

mengabdikan dirinya kepada tugas-tugas kemanusiaan, dengan

memprioritaskan segala urusan kesehatan pasiennya dibandingkan

kepentingannya dirinya sendiri. Keperawatan merupakan bentuk

pelayanan yang berorientasi pada tugas kemanusiaan dengan pendekatan

secara menyeluruh, yang dilakukan atas dasar ilmu dan kiat keperawatan,

dan juga menggunakan kode etik keperawatan sebagai pedoman dalam

melaksanakan seluruh bentuk pelayanan/asuhan keperawatan.

Pendidikan keperawatan adalah laboratorium yang berperan besar

dalam memformulasikan, mengembangkan dan menciptakan proses

tenaga keperawatan yang profesional. Pendidikan keperawatan harus dapat

membentuk ciri khas pada tenaga medis pada lulusannya dengan

mentingkatkan kapasitasnya yang sekaligus mampu untuk dapat

membentuk kumpulan perawat dalam satu wadah (komunitas) dalam

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

11

memberikan sumbangsih bagi profesinya dan masyarakat secara luas

(Ma’rifin, 1999). Dengan kata lain, pendidikan keperawatan dan

pengembangan profesional guna meningkatkan kualitas pelayanan oleh

perawat. Pendidikan Ners menggunakan proses pembelajaran yang

meninjau seluruh aspek tumbuh kembang intelegensi dan mental

mahasiswanya untuk menjadi seorang akademisi dan praktisi yang handal

melalui pendidikan akademik-profesional (Haryanti dkk, 2015).

2. Kurikulum Ners

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan terhadap perawat-perawat

yang bekerja di instansi kesehatan, banyak terjadinya kejenuhan dan rasa

bosan mereka untuk bekerja yang disebabkan olehnya kurangnya

penyegaran atau pelatihan untuk mengupgrade soft skill yang dimilikinya

sesuai dengan alur zaman Karena kejenuhan, ini adalah masalah praktik

ketenagakerjaan yang mengarah pada degradasi. Selain degradasi,

efisiensi juga menurun (Dale, 2011). Selain Selain itu, terlihat komunikasi

dan hubungan antara klien dan perawat yang masih buruk, perawat belum

mampu melakukan komunikasi terapetik dengan maksimal meningkatkan

pelayanan kepada pasien. Komunikasi yang kurang baik dalam proses

pelayanan terhadap pasien dapat meningkatkan resiko medication error,

memperpanjang proses perawatan, membahayakan pasien,

memperpanjang hari rawat pasien, menurunkan kepuasan pasien, dan

berakhir terhadap kurangnya mutu asuhan keperawatan yang diberikan

kepada pasien (Malekzadeh, dkk., 2013). Perawat dalam proses

memberikan bentuk pelayanan kepada pasien belum sesuai antara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

12

kemampuannya dan tugas yang akan mereka laksanakan seperti pelatihan,

pendidikan, dan pengalaman kerja yang dimilikinya selama bekerja di

rumah sakit. Selama ini perawat hanya melakukan seluruh pekerjaan yang

bersifat ritualistik, yang bermakna mengerjakan seluruh hal pada

umumnya perawat lakukan di rumahsakit. Salah satu alternatif yang dapat

dilaksanakan oleh perawat ialah melalui pelatihan antara yang senior dan

junior dalam bentuk kegiatan dengan metode pelatihan untuk

meningkatkan kapasitas perawat itu sendiri.

Kurikulum pendidikan S1 Ilmu Keperawatan selalu mengendepankan

pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum adalah

program pendidikan yang memuat berbagai bahan ajar dan pengalaman

belajar yang memprogram, merencanakan, dan merancang secara

sistematis standar inti yang berlaku yang akan dijadikan pedoman dalam

proses pembelajaran bagi tenaga kesehatan dan untuk mencapai tujuan

pendidikan (Dakir, 2004). Fasilitas pendidikan menjadi bahan utama dalam

memberikan pengalaman belajar yang lebih maksimal melalui berbagai

materi yang sesuai dengan kurikulum pendidikan yuang bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas peserta didik dalam mengembangkan dan

menguasai ilmu keperawatan lebih maksimal.

Calon ners dalam Suatu pendidikan harus memenuhi standar

kualifikasi untuk jenis dan jenjang tertentu. Pasal 16 Perjanjian Menteri

Riset, Teknologi, dan Penerbitan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2015 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan: “Maksimal 7

(tujuh) tahun akademik untuk program sarjana, menggunakan program

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

13

diploma / sarjana dengan Beban studi minimal 144 (seratus empat puluh

empat) SKS, terutama dalam tiga (tiga) tahun akademik, program

kedokteran telah menyelesaikan program sarjananya atau melamar

program diploma empat / untuk program sarjana, pembelajaran

mahasiswa, dengan beban minimal 24 sks (dua puluh empat). Namun,

harus sesuai dengan gelar magister untuk umur minimal 36 sks (Haryanti

dkk, 2015). Untuk urutan semua aturan dalam Pasal 15-18 Menteri Riset

dan Teknologi di Pendidikan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015

Standar Nasional Tinggi Pendidikan harus dibuat sesuai dengan pedoman

yang diberikan pada tiap program studi.

3. Kompetensi Ners

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan Kompetensi No. 45 / U /

2002 berbunyi sebagai berikut: Seperangkat tindakan tanggung jawab

konsumen secara penuh, yaitu kondisi manusia, adalah bahwa perusahaan

tidak dapat melaksanakan tugas tertentu di bidangnya. Kompetensi dapat

didefinisikan sebagai tingkat pengetahuan, penilaian, keterampilan,

kualifikasi, pengalaman, dan motivasi untuk memenuhi persyaratan

tanggung jawab profesional dengan baik (Hale dkk, 2012). Kompetensi

diartikan sebagai suatu gambaran tentang sesuatu yang harus diketahui atau

dilakukan seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik

(Hutapea & Thoha, 2008). Pengertian kompetensi jenis ini dikenal dengan

nama kompetensi teknis atau fungsional atau dapat disebut juga dengan

istilah hard skill/hard competency. Kompetensi yang mengambarkan

bagaimana seseorang diharapkan berperilaku agar dapat melaksanakan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

14

pekerjaannya dengan baik, dikenal dengan Model intervensi kompetensi

keperawatan soft skill/soft competency.

Menurut Haryanti dkk (2015), kompetensi yang harus dicapai calon

ners ada 5, yakni :

a. Care provider, yaitu menerapkan keterampilan berfikir kritis dan

proses penyelesaian masalah. dalam hal ini pemberian asuhan

keperawatan yang holistik berdasarkan aspek etik dan legal.

b. Community leader, yaitu mampu menjadi pemimpin dalam setiap

komunitas.

c. Educator, yaitu dapat memberikan edukasi atau pembelajaran kepada

pasien dan keluarga yang menjadi tanggungjawabnya.

d. Manager, yaitu mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan

manajemen keperawatan dalam asuhan klien.

e. Research, yaitu dapat menjadi seorang peneliti yang berdasarkan pada

kajian ilmiah.

4. Tugas Ners

Menurut UU No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 29,

perawat bertugas sebagai :

a. Pemberi asuhan keperawatan. Perawat melaksanakan aktivitas yang

diarahkan pada keluarga, individu, kelompok dan masyarakat guna

proses memenuhi seluruh kebutuhan dasar seseorang untuk kesehatan

yang lebih maksimal, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

15

keperawatan, menggunakan proses keperawatan dan melibatkan klien

sebagai mitra kerja dalam perencanaan,.

b. Penyuluh dan konselor bagi pasien yang di rawat oleh tenaga

kesehatan. Dengan melaksanakan aktivitas edukatif melalui keluarga,

pasien, kelompok maupun masyarakat guna meningkatkan

pengetahuan pasien dalam pola hidup bersih dan sehat, tindakan apa

saja yang diberikan, tanda dan gejala dari sebuah penyakit serta

bagaimana cara untuk meminimalisir tekanan mentalnya. Disisi lain,

perawat juga harus dapat memberikan dukungan emosional agar

pasien memiliki keinginan yang besar untuk sembuh.

c. Pengelola pelayanan keperawatan. Perawat harus mampu

melaksanakan seluruh bentuk pelayanan keperawatan dengan

memperhatikan aspek manajemen baik terhadap ruang rawat, kasus

yang ditangani dan institusi pemberi pelayanan kesehatan.

d. Peneliti keperawatan. Perawat harus mampu mengkaji dan

mengindentifikasi seluruh kejadian yang dapat menjadi faktor

terjadinya penurunan kesehatan melalui bukti-bukti yang ada di

lapangan untuk dijadikan bahan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan.

e. Pelaksana tugas. Maksudnya adalah perawat dituntut untuk dapat

melaksanakan seluruh bentuk asuhan keperawatan namun dengan

pelimpahan secara formal, yang artinya secara tertulis kepada perawat

yang diberikan mandat untuk melakukan tindakan medis.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

16

f. Pelaksana tugas. Maksudnya ialah dalam keadaan tertentu perawat

dapat melaksanakan tugas secara pararel dengan mempertimbangkan

aspek geografis maupun keterbatas sumber daya manusia. Namun,

yang menjadi perhatian adalah harus sesuai dengan kompetensi

perawat itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, perawat profesi bekerja lebih ekstra di

Rumahsakit selama 7-8 jam. Hal itu karena adanya pelimpahan wewenang

oleh dokter dalam rangka melaksanakan tindakan medis. Di sisi lain,

perawat profesi juga di tuntut untuk dapat menyelesaikan asuhan

keperawatan sebagai tugas akademik. Maka dari itu, diperlukan

lingkungan kerja yang harmonis dan tanpa tekanan agar dapat bekerja

secara optimal. Sukoco (2006), menjelaskan bahwa salahsatu penyebab

menurunnya produktivitas dan moral pegawai ialah lingkungan yang tidak

sehat dan nyaman yang akan mempengaruhi tujuan organisasi.

B. Stres

1. Definisi Stres

Secara etimologi, stres berasal dari kata latin "Stringi", yang berarti,

"menjadi ditarik ketat". Stres dapat didefinisikan sebagai setiap faktor

yang mengancam kesehatan tubuh atau memiliki efek buruk pada

fungsinya, seperti cedera, penyakit, atau khawatir (Singh dkk, 2015).

Menurut National Safety Council (2004) dalam Pratiwi (2013) Stres

merupakan tidak mampunya seseorang dalam mengatasi setiap ancaman

yang dhadapi tubuhnya baik secara fisik, mental, spiritual maupun

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

17

emosional yang berpengaruh besar terhadap kesehatan individu. Stres

merupakan respon alami tubuh yang membuat individu untuk

mengaktifkan proses pertahanan tubuhnya dalam menghadapi setiap

masalah. Tingkat stres yang tinggi mengakibatkan terjadinya tekanan

berlebih pada tubuh seseorang. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap

kesehatan fisik dengan timbulnya gejala-gejala seperti mudah marah,

sakit kepala dan kesulitan untuk tidur.

Menurut Asmadi (2008) Stres adalah respon fisik maupun psikis

seseorang terhadap setiap masalah atau tuntutan yang dirasa mengancam

dirinya yang menyebabkan terjadinya perubahan baik dalam aspek

psikologi, fisik serta spiritual. Stres yang dirasakan oleh mahasiswa

dipicu oleh beberapa faktor baik dalam lingkungan yang membuat dirinya

merasa terancam dan tertekan (Safaria & Saputra, 2009). Sejalan dengan

Sujiato dkk (2015), Stres merupakan suatu ketidakseimbangan antara

Antara kemauan atau keinginan fisik dengan kemampuan respon tubuh

dalam memenuhi hasrat yang diinginkannya.

2. Anatomi Otak

a. Talamus

Sebagian besar informasi yang diterima oleh talamus di proses

dan diolah pada korteks serebrum. Namun, ada satu informasi yang

tidak di olah oleh talamus yakni informasi olfaktori, hal ini terjadi

karena arus informasinya langsung masuk ke korteks serebrum

melalui reseptor olfaktori. Pada talamus, banyak sekali nuklei yang

menjadi input utama salahsatu sistem sensorik, seperti penglihatan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

18

Nukleus tersebut menstransmisikan seluruh informasi yang

diterimanya ke salahsatu bagian kortek serbrum. Secara mekanisme

kerjanya, korteks serebrum mengembalikan seluruh informasi ke

talamus dengan menguatkan input-input tertentu guna merasang

perhatian fokus pada stimulus tertentu. (Chalarasinta, 2015).

b. Hipotalamus

Hipotalamus bertugas dalam mengendalikan pelepasan

hormon kelenjar pituitari dengan meneruskan seluruh pesan yang

diterimanya dengan bantuan beberapa saraf dan hormon.

Hipotalamus memegang peranan penting dalam mengendalikan

perilaku seseorang yang erat kaitannya dengan motivasi, seperti

makan, minum, perkelahian, suhu tubuh, perilaku seksual dan

tingkat aktivitas tubuh

c. Kelenjar Pituitari

Kelenjar pituitari merupakan kelenjar yang melekat pada

bawah hipotalamus yang berfungsi untuk menghasilkan hormon

(kelenjar endokrin) yang dibentuk melalui neuron, jaringan ikat dan

pembuluh darah. Kelenjar pituitari merespons seluruh informasi

yang diterima oleh hipotalamus dengan melepaskan hormon-

hormon ke dalam pembuluh darah guna menuju organ yang

menjadi targetannya (Chalarasinta, 2015).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

19

d. Basal Ganglia

Basal ganglia terletak dibawah korteks serebrum dan lateral

dari talamus. Basal ganglia meruapakan susunan struktur yang

dibentuk atas 3 yakni, putamen, kaudat, dan globus palidus. Basal

ganglia saling bertukar informasi dengan bagian kortek serebrum

pada bagian yang berbeda. Namun, secara dominan frontal kortek

serebrum menjadi bagian terbanyak dalam proses pertukaran

informasi tersebut, Mengingat bahwa bagian ini adalah bagian yang

mengatur atas tanggungjawab rangkaian perilaku baik dalam aspek

emosional maupun ekspresi. Pada penyakit hungtington dan

parkinson ditemukan fakta bahwa terjadinya penurunan fungsi dari

ganglia basal. Salahsatunya adalah dengan adanya gangguan pada

gerak seseorang, depresi serta gangguan penglihatan maupun

memori.

e. Dasar Otak Bagian Depan

Nukleus basalis merupakan salahsatu struktur yang terletak di

otak bagian depan pada sisi dorsal. Nukleus basalis berfungsi untuk

menerima seluruh informasi yang diberikan oleh bangsal ganglia

dan hipotalamus, hal tersebut terjadi karena pelepasan asetilkolin

pada daerah yang luas di korteks serebrum oleh akson-akson yang

ada pada nukleus basalis. Banyak yang menganggap bahwa nukleus

basalis merupakan bagian penghubung antara proses olahan

informasi yang dilakukan oleh serebrum dan hipotalamus yang

berfungsi sebagai pengatur emosi. Padahal, nukleus basalis

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

20

memegang peranan penting dalam menjaga seseorang dapat

terjaga, dan perhatian. Salahsatu contoh akibat dari tidak aktifnya

nukleus basalis dapat kita temukan pada penyakit parkinson, yakni

terjadinya penurunan perhatian dan kecerdasan (Chalarasinta,

2015).

f. Hipokampus

Hipokamus secara tata letaknya terdapat pada sisi posterior

otak bagian belakang, tepatnya antara talamus dan korteks

serebrum. Hipokamus berfungsi dalam penyimpanan dan

pengkategorian memori tertentu. Apabila seseorang mengalami

kerusakan pada bagian hipokamus, maka sudah dapat dipastikan

bahwa dalam menyimpan informasi terbaru dalam memori akan

terganggu. (Chalarasinta, 2015).

3. Tingkatan Stres

Tingkat stres pada tiap orang juga bermacam-macam. Sebab, stres

dapat dipicu oleh berbagai macam stressor. Menurut Psychology

Foundation of Australia (2010), terdapat beberapa klasifikasi, sebagai

berikut :

a. Stres Ringan

Stres yang dialami dalam waktu beberapa menit hingga

beberapa jam masih dapat dikategorikan sebagai stres ringan.

Contoh Salahsatu stressor yakni saat sseorang terlalu banyak

menghabiskan waktu tidur dan saat mengalami kemacetan di jalan

raya. Beberapa gejala yang akan muncul saat seseorang mengalami

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

21

stres ringan seperti merasa lemas, napas memburu, bibir terasa

mengering, berkeringat berlebih saat suhu sedang normal, rasa

cemas yang berlebih tanpa adanya alasan yang jelas. Hal tersebut

sangat berpengaruh terhadap peningkatan resiko penyakit dengan

banyaknya jumlah stressor ringan..

b. Stres Sedang

Stres ini biasanya ditandai dengan lamanya proses stres

tersebut yang memakan waktu beberapa jam hingga beberapa hari.

Stres sedang memiliki beberapa tanda gejala yang bisa dirasakan

seperti mudah tersinggung, kesulitan beristrahat, merasa cemas

yang membuat tubuh menjadi lemas hingga bereaksi secara

berlebihan atas suatu kejadian. Salahsatu hal yang dapat

menyebabkan stres sedang ini yakni dengan adanya permasalahan

yang tidak menemui jalan keluar atau solusi.

c. Stres Berat

Stres berat ini berbeda dengan stres ringan maupun sedang. Hal

tersebut ditandai dengan waktunya yang begitu lama, mulai dari

beberapa minggu hingga tahunan. Beberapa pemicu yang paling

sering dirasakan oleh mahasiswa adalah adanya permasalahan

dengan teman maupun dosen yang berlangsung panjang, tuntutan

akademik atau tugas akhir yang membuat mahasiswa harus

memberikan waktunya secara lebih untuk menyelesaikannya. Hal

tersebut memicu beberapa tanda dan gejala seperti sedih terus

menerus, mudah putus asa bahkan selalu merasa tertekan meski

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

22

dalam keadaan tenang. Pada hakikatnya, semakin banyak dan

semakin lama stressor yang menganggu seseorang, maka semakin

tinggi pula tingkat stres yang meningkatkan resiko penyakit yang

terjadi pada mahasiswa.

4. Gejala Stres

Menurut sarafia & saputra (2009), terdapat 5 gejala stres terhadap

seseorang, yakni :

a. Gejala Fisik

Gejala ini biasanya ditandai dengan kepala pusing, sakit

pinggang, sakit perut, tidak bersemangat dalam beraktivitas dan

nafsu makan yang menurun.

b. Gejala Emosi

Berupa keluhan mudah marah, cemas, gugup, sedih dan juga

takut.

c. Gejala Kognitif

Hal ini berkaitan dengan menurunnya daya ingat (mudah lupa),

kesulitan untuk berkonsentrasi, pikiran yang kacau dan sulit untuk

membuat sebuah keputusan.

d. Gejala Interpersonal

Berupa sikap acuh pada lingkungannya, kurang percaya

kepada orang lain, merasa minder dan sangat mudah untuk

menyalahkan orang lain tentang satu hal.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

23

e. Gejala Organisasional

Meningkatnya kemalasan untuk menghadiri perkuliahan, tidak

produktivitas, menurunnya motivasi untuk berprestasi.

5. Tahap-tahap Stres

Amberg (1979) dalam Yunitasari (2011), tahap stres terbagi atas 6,

sebagai berikut :

a. Tahap I

Stres yang disertai dengan perasaan nafsu yang besar untuk

terus bekerja dengan berlebihan,mampu menyelesaikan pekerjaan

tanpa memperhitungkan kemampuan yang dimiliki dan penglihatan

menjadi tajam.

b. Tahap II

Stres yang disertai dengan keluhan, seperti saat bangun pagi

terasa lelah dan letih, semangat mulai menurun saat menjelang sore,

perasaan tidak santai, malas saat setelah makan, jantung berdebar,

dan punggung terasa tegang. Hal ini dikarenakan tenaga yang tidak

memadai.

c. Tahap III

Tahapan stres dengan keluhan, seperti defekasi tidak teratur,

tegang, emosional, emosional, insomnia, mudah terjaga dan sulit

untuk tidur kembali, koordinasi yang terganggu serta rasa jatuh mau

pingsan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

24

d. Tahap IV

Tahapan stres dengan keluhan, seperti tidak mampu

beraktivitas seperti biasanya (lemas), rutinitas yang terganggu,

pekerjaan yang terasa sangat menjenuhkan, sering menolak ajakan,

konsentrasi dan daya ingat yang menurun, serta timbul ketakutan

dan kecemasan.

e. Tahap V

Tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental,

ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang ringan, gangguan

pencernaan yang berat, serta meningkatnya ras takut dan cemas.

f. Tahap VI

Tahapan stres yang ditandai dengan jantung yang berdebar-

debar keras, sesak napas, badan gemetar, produksi keringat

meningkat serta pingsan.

6. Jenis Stres

Para ahli membagi beberapa jenis stres. Menurut Selye (1976)

dalam Wulandari (2012), dibagi atas 2, yaitu :

a. Eustres

Stres yang menghasilkan respon individu sehat, positif dan

membangun. Hal itu tidak hanya dirasakan oleh individu itu sendiri,

melainkan lingkungannya juga dapat merasakannya seperti

meningkatnya performance, kemampuan adaptasi yang baik,

adanya pertumbuhan dan fleksibilitas.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

25

b. Distres

Stres yang berkebalikan dengan eustres, negatif dan sifatnya

merusak. Hal itu juga berdampak pada lingkungannya seperti

meningkatnya kemalasan untuk menghadiri perkuliahan, sulit

berkonsentrasi dan menerima hasil yang telah didapatnya.

7. Faktor yangMmempengaruhi Stres

Gunawati (2005), setiap individu memberikan respon yang berbeda

terhadap stimulus stressor yang datang. Respon stres ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Variabel dalam diri individu, yang meliputi : umur, tahap

kehidupan, jenis kelamin, tempramen, faktor genetik, intelegensi,

suku, budaya dan ekonomi.

b. Karateristik kepribadian, yang meliputi : introvert-ekstrovert,

kestabilan emosi secara umum, locus of control, kekebalan dan

ketahanan.

c. Variabel sosio-kognitif, yang meliputi : dukungan sosial yang

dirasakan, jaringan sosial, dan kontrol pribadi.

d. Hubungan dengan lingkungan sosial adalah dukungan sosial yang

diterima olehnya dan diintegrasikan dalam komunikasi

interpersonal.

e. Strategi coping merupakan respon yang melibatkan unsur-unsur

pemikiran untuk mengatasi permasalahan atau mencari jalan

keluar atas apa yang dialami dalam kesehariannya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

26

8. Alat Ukur Stres

a. Definisi Perceived Stress Scale

Perceived stress scale merupakan instrumen penilaian stres

klasik. Skala ini awalnya dikembangkan pada tahun 1983. Namun,

tetap menjadi pilihan populer untuk membantu kita memahami

bagaimana setiap keadaan mempengaruhi perasaan dan stres yang

kita dirasakan. Pertanyaan-pertanyaan dalam skala ini bertanya

tentang perasaan dan pikiran selama bulan lalu.

Tabel 2.1. Kuisioner Perceived stress scale

Sumber :State of New Hampshire

No Pertanyaan Nilai

1 Pada bulan lalu, seberapa sering anda marah

karena sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba ?

2 Pada bulan lalu, seberapa sering anda merasa

bahwa anda tidak dapat mengontrol hal yang

penting dalam hidup anda ?

3 Pada bulan lalu, seberapa sering anda merasa

gugup dan stres ?

4 Pada bulan lalu, seberapa sering anda merasa

yakin tentang kemampuan anda dalam

menangani masalah pribadi anda ?

5 Pada bulan lalu, seberapa sering anda merasa

bahwa yang anda lakukan adalah benar ?

6 Pada bulan lalu, seberapa sering anda merasa

tidak bisa mengatasi hal yang anda harus

lakukan ?

7 Pada bulan lalu, seberapa sering anda bisa

mengontrol iritasi di hidup anda ?

8 Pada bulan lalu, seberapa sering anda merasa

bahwa anda menguasai berbagai hal ?

9 Pada bulan lalu, seberapa sering anda marah

karena hal-hal yang terjadi di luar kendali

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

27

anda ?

10 Pada bulan lalu,seberapa sering anda merasa

kesulitan mengatasi hal-hal yang telah jauh

anda capai ?

b. Cara Mengukur

Kuisioner diatas dapat kita nilai dengan menjumlahkan seluruh

hasil nilai yang di isi oleh responden . Kuisioner diisi dengan skala

angka 0-4. sebagai berikut :

1) Skala 0 = tidak pernah

2) Skala 1 = hampir tidak pernah

3) Skala 2 = kadang-kadang

4) Skala 3 = cukup sering

5) Skala 4 = sangat sering

Namun, terkhusus pertanyaan nomor 4,5,7, dan 8 dihitung

terbalik dari nilai yang di isi oleh responden. Seperti skala 0 = 4,

skala 1 = 3, skala 2 = 2, skala 3 = 1 dan skala 4 = 0. Total skor dari

nilai yang diisi oleh responden berkisar dari angka 0 sampai 40

dengan skor yang lebih tinggi menandakan semakin meningkatnya

stres. Klasifikasi stres pada kuisioner ini ada 3, yaitu :

1) Skor mulai 0-13 akan dianggap stres rendah.

2) Skor mulai 14-26 akan dianggap stres moderat.

3) Skor mulai 27-40 akan dianggap stres yang dirasakan tinggi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

28

C. Kualitas Tidur

1. Definsi Tidur

Tidur merupakan keadaan dimana seseorang tidak sadarkan diri

ditandai dengan adanya peningkatan ambang respon terhadap rangsangan

dari luar dibandingkan saat ia sedang terjaga, hal ini terjadi secara berulang

mudah reversibel dan teratur (Sadock dkk, 2010). Tidur juga dapat

diartikan sebagai suatu proses pemulihan yang menjadi tahap terpenting

bagi individu untuk mengembalikan seseorang pada keadaan lelah menjadi

segar kembali. Proses pemulihan tubuh yang terganggu mengakibatkan

kelelahan dan terjadinya penurunan konsentrasi terhadap hal-hal yang ada

disekitarnya (Dewi & Ardani, 2013).

Arifin & Burhan (2010), tidur adalah salahsatu kebutuhan pokok

manusia yang berarti secara alamiah manusia setiap harinya akan

membutuhkan tidur. Tidur sebagai keadaan tidak sadar yang relatif lebih

responsif terhadap rangsangan internal. Pada keadaan tidur kita dianggap

mengalami keadaan pasif dan keadaan dorman dari kehidupan.

2. Jenis Tidur

Menurut Potter & Perry (2006), Tidur terdiri dari 2 siklus yaitu Rapid

Eye Movement (REM), yaitu active sleep dan Non-Rapid Eye Movement

(NREM). NREM yaitu quiet sleep yang berfungsi untuk memperbaiki

kembali organ-organ tubuh. Rapid Eye Movement akan mempengaruhi

pembentukan hubungan baru pada korteks dan sistem neuroendokrin yang

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

29

menuju otak. Non-Rapid Eye Movement akan mempengaruhi proses

anabolik dan sintesis makromolekul Ribonukleic Acid (RNA).

Asmadi (2008), Tidur dapat diklasifikasikan ke dalam 2 kategori,

yaitu :

a. Tidur Rapid Eye Movement (REM)

Tidur REM merupakan tidur yang bersifat nyenyak sekali namun

dalam merespon hal itu fisiknya tetap aktif dengan kedua gerakan

kedua bolamatanya yang aktif. Tidur REM dapat ditandai dengan

beberapa hal seperti tekanan darah bertambah, otot yang tidak

menegang, dan adanya mimpi dalam tidurnya serta sekresi lambung

yang meningkat.

b. Tidur Non-Rapid Eye Movement (NREM)

Tidur NREM adalah tidur yang terjadi pada seseorang dengan

dalam dan nyaman. Beberapa tanda akan kita temui saat seseorang

berada pada fase NREM yakni gelombang otak yang lebih lambat,

kecepatan pernafasan, metabolisme, dan tekanan darah yang menurun,

serta gerakan bola mata yang melambat. Secara umum, NREM terbagi

atas 4 tahapan. Tahap 1 adalah tahap dimana terjadinya perpindahan

dari bangun tidur yang ditandai dengan beberapa hal seperti frekuensi

nadi dan napas yang menurun, merasa kantuk, rileks, serta bola mata

yang bergerak dari samping ke samping. Perlu diketahui, bahwa tahap

1 ini terjadi selama 5 menit. Pada tahap 2, tahap ini seseorang sedang

berada pada fase tidur ringan yang ditandai dengan denyut jantung dan

frekuensi napas menurun, temperatur menurun, dan gerakan bola mata

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

30

menetap. Pada tahap ini, akan berlangsung selama 10-15 menit. Tahap

3 adalah tahap dimana seseorang sulit untuk bangun dari tidurnya.

Tahap ini ditandai dengan beberapa hal seperti frekuensi napas serta

proses tubuh yang lainnya ikut melambat. Tahap 4 merupakan tahapan

dimanan seseorang sangat sulit dibangunkan ditandai dengan

berkurangnya gerakan saat tidur, serta kecepatan pernapasan dan

denyut jantung yang ikut menurun, serta tonus otot yang ikut rileks.

Pada umumnya, siklus NREM dan REM terjadi selama 1,5 jam per

siklusnya.

3. Tahap-tahap Tidur Normal

Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan

Seseorang tidur saat malam hari pada normalnya sekitar tujuh jam, yang

artinya siklus REM dan NREM terjadi sebanyak 4-6 kali. Apabila

seseorang menjadi hiperaktif, emosi yang tidak terkontrol dan nafsu

makannya meningkat, hal tersebut menandakan bahwa pada saat tiudrnya

dimalam hari kurang cukup mengalami REM. Sedangkan apabila

seseorang dalam kesehariannya fisiknya kurang gesit, pertanda bahwa fase

NREM pada malam harinya kurang. (Mardjono, 2008).

Siklus tidur normal dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1. Tahapan tidur (Mardjono, 2008)

NREM I NREM II NREM III NREM IV

NREM IV NREM III

REM

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

31

Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan bola mata yang cepat

atau Rapid Eye Movement (REM) dan pergerakan bola mata yang tidak

cepat atau Non Rapid Eye Movement (NREM)

a. Tidur Rapid-Eye Movement (REM)

Tidur REM merupakan tidur yang bersifat nyenyak sekali namun

dalam merespon hal itu fisiknya tetap aktif dengan kedua gerakan

kedua bolamatanya yang aktif. Tidur REM dapat ditandai dengan

beberapa hal seperti tekanan darah bertambah, otot yang tidak

menegang, dan adanya mimpi dalam tidurnya serta sekresi lambung

yang meningkat. Seseorang yang kehilangan fase tidur REM memiliki

gejala cemas, meningkatnya perasaan khawatir dan curiga, emosi

tidak stabil, lebih hiperaktif dan meningkatnya nafsu makan (Asmadi,

2008)

b. Tidur Non Rapid-Eye Movement(NREM)

Tidur NREM atau tidur gelombang lambat yang dikenal dengan

tidur yang dalam, istirahat penuh dengan gelombang otak yang lebih

lambat. Rafknowledge (2004) dalam Iqbal (2017), menjelaskan bahwa

tidur ini memiliki 4 tahapan dari yang sampai 1-4. Saat seseorang

mulai tidur maka dia memasuki fase 1 yaitu tahapan tidur biasa,

kemudian memasuki fase 2 dan 3 yaitu tidur sedang, dan kemudian

fase 4 yaitu tidur yang pulas. Selama tidur pulas ini, jantung berkerja

lambat, dan tekanan darah berada pada titik paling rendah dari seluruh

hari itu.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

32

Di bawah ini merupakan tahapan NREM oleh Nelson dalam Iqbal

(2017), sebagai berikut :

1) Tahap I

a) Tahap perpindahan antara tidur dan bangun

b) Terjadi kurang lebih 5 menit

c) Masih menyadari keadaan sekitar

d) Kantuk yang masih terasa

e) Bergeraknya bola mata dari sisi yang satu ke yang lainnya

f) Sedikit menurunnya frekuensi napas dan nadi

2) Tahap 2

a) Tahap tidur ringan

b) Menurunnya metabolisme tubuh

c) Terjadi sekitar 10-15 menit

d) Mudah sekali untuk terbangun

3) Tahap 3

a) Transisi tidur kearah yang lebih dalam

b) Melambatnya frekuensi napas dan denyut nadi, dan proses

tubuh lainnya

c) Mendominasinya sistem saraf parasimpatis

d) Sulit untuk dibangunkan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

33

4) Tahap 4

a) Tahapan tidur terdalam

b) Menurunnya kecepatan pernapasan dan jantung

c) Tonus otot rileks

d) Jarang bergerak dan sangat sulit untuk dibangunkan

e) Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit

4. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur adalah proses diaturnya tidur seseorang.hal tersebut

terjadi dengan menekan dan mengaktifkan pusat otak agar dapat bangun

dan tidur melalui hubungan mekanisme serebral secara bergantian.

Retikularis merupakan salahsatu sistem pengaktivasi yang berfungsi

mengatur seluruh aktivitas susunan saraf pusat yang meningkatkan tingkat

kewaspadaan seseorang saat sedang tidur. RAS juga berfungsi untuk

pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat stimulasi dari korteks serebral

untuk merangsang oproses pikir dan emosi.. Dalam keadaan sadar, neuron

dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian

juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel

khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar

Synchronizing Regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari

keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan system limbik.

Dengan demikian, system pada batang otak yang mengatur siklus atau

perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2006).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

34

5. Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Terjadinya gangguan terhadap proses belajar, menurunannya tingkat

konsentrasi, keinginan untuk belajar, fisik, kemampuan untuk memahani

lebih dalam, kemampuan berinteraksi dengan individu atau lingkungan

di kampus, dan penurunan kemampuanuntuk menghadapi dan

menyelesaikan tugas merupakan dampak dari gangguan tidur (Gaultney,

2010).

Sejumlah faktor psikologis, fisiologi dan lingkungan dapat

mempengaruhi tidur. Beberapa faktor tersebut sebagai berikut.

a. Usia

Usia merupakan salahsatu faktor yang mempengaruhi kualitas

tidur seseorang. Karena, seiring bertambahnya usia maka fungsi tubuh

juga semakin menurun. Menurut Warahmatillah (2012), usia

seseorang berpengaruh terhadap kebutuhan tidurnya, dijelaskan

sebagai berikut :

1) Bayi baru lahir usia 0–3 bulan, durasi tidurnya 14-17 jam

2) Masa bayi usia 4–12 bulan, durasi tidurnya 12-15 jam

3) Batita usia 1–2 tahun, durasi tidurnya 11-14 jam

4) Balita usia 3–5 tahun, durasi tidurnya 10–13 jam

5) Anak – anak usia 6–13 tahun, durasi tidurnya 9–11 jam

6) Remaja usia 14–17 tahun, durasi tidurnya 8–10 jam

7) Dewasa muda usia 18–25 tahun, durasi tidurnya 7–8 jam

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

35

8) Dewasa tua usia 26–64 tahun, durasi tidurnya 6–7 jam

9) Lansia > 65 tahun, durasi tidurnya 6 jam

b. Penyakit Fisik

Masalah tidur dapat terjadi akibat dari ketidaknyamanan fisik

(seperti kesulitan bernafas), penyakit yang menyebabkan nyeri, atau

masalah hati seperti kecemasan atau depresi. Hal tersebut berakibat

pada posisi tidur seseorang menjadi tidak biasa (Warahmatillah,

2012).

c. Gaya Hidup

pola tidur individu selalu berubah karena aktivitas rutin yang

dilakukan setiap harinya. jadwal tidur yang tidak teratur menjadi

salahsatu akbiat dari waktu kerja yang tidak sama disetiap harinya.

aktivitas sosial pada larut malam sangat berpengaruh terhadap pola

tidur seseorang, dan juga terjadi perubahan waktu makan malam

(Warahmatillah, 2012).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

36

d. Lingkungan

Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting

pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik

adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi

tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Jika seseorang biasanya

tidur dengan individu lain, maka tidur sendiri dapat menyebabkan ia

terjaga. Selain itu, suara juga mempengaruhi tidur, tingkat suara yang

dibutuhkan untuk membangunkan seseorang tergantung dari tahapan

tidurnya. Suara yang lebih rendah cenderung dapat membangunkan

orang yang tidur dalam tahap I, sementara suara yang keras

membangunkan seseorang dari tidur tahap III atau IV. Tingkat cahaya

juga dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur, beberapa orang

kadang menyukai keadaan gelap dan sementara itu beberapa orang

juga menyukai keadaan yang terang (Warahmatillah, 2012).

e. Aktivitas dari Kelelahan

Jam hidup manusia terbagi atas tiga tahap yaitu 8 jam bekerja

normal, 8 jam berikutnya dipergunakan untuk pekerjaan ringan, dan 8

jam lebihnya dipergunakan untuk istirahat total. Tidak ada yang dapat

menggantikan jam biologis ini, meskipun manusia menyuplai

berbagai macam suplemen untuk tetap fit seharian kerena suplemen

hanya memiliki sedikit peran dan produktivitas tubuh dan bahkan akan

mempengaruhi penyakit akibat menumpuknya berbagai bahan kimia

yang berlebihan dan dapat merugikan tubuh. Maka dari itu istirahat

yang cukup sangat penting demi menjaga stabilitas kerja tubuh dan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

37

menghindari berbagai dampak yang timbul akibat dari kurangnya

waktu tidur dimalam hari oleh aktivitas tambahan (Warahmatillah,

2012).

6. Manfaat Tidur

Tidur dapat memberikan manfaat bagi tubuh setiap individu. Tidur

merupakan proses yang diperlukan individu untuk memperbaiki dan

memperbarui sel epitel, mengembalikan keseimbangan fungsi – fungsi

normal tubuh, menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.

Selain itu, tidur juga berfungsi untuk memberikan waktu organ tubuh dan

otak, terutama serebral korteks (bagian otak terpenting yang berfungsi

untuk mengingat, memvisualisasikan, serta membayangkan suatu

keadaan) untuk beristirahat (Potter & Perry, 2006).

7. Alat Ukur Kualitas Tidur

a. Definisi PSQI

Brick dkk, (2010) dalam Latifah (2019) Pittsburgh Sleep Quality

Index (PSQI) adalah alat ukur yang paling banyak digunakan untuk

mengukur kualitas tidur. Hasil penilaian yang diukur oleh PSQI terbagi

menjadi empat yaitu baik, ringan, sedang dan buruk. Terdapat 7 sub poin

penilaian dalam mengukur kualitas tidur. 7 sub poin penilaian tersebut

yaitu kualitas tidur secara subyektif, latensi dalam tidur, durasi selama

tidur, efisiensi selama tidur, gangguan tidur serta pemakaian obat-

obatan terutama yang memberikan pengaruh kepada kualitas tidur

seseorang. Skala angka yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

38

yaitu 0-3 untuk masing-masing sub poin penilaian. Kemudian hasil

pengukuran dijumlahkan dan akan menghasilkan skala angka 0-21.

b. Kuisioner PSQI

Berikut beberapa pertanyaan dalam Pittsburgh Sleep Quality

Index (PSQI) :

1. Jam berapa anda biasanya pergi tidur?

2. Berapa lama (dalam menit) anda untuk dapat tertidur setiap

malam?

3. Jam berapa anda biasanya bangun di pagi hari?

4. Berapa jam tidur yang sebenarnya yang Anda dapatkan di

malam hari? (Ini mungkin berbeda dari jumlah jam yang Anda

habiskan di tempat tidur)

5. Selama bulan

terakhir,

seberapa

sering anda

merasa

kesulitan

untuk tidur,

karena anda..

Tidak

selama

bulan

terakhi

r

(0)

Kurang

dari

sekali

selama

semingg

u

(1)

Sekali

atau dua

kali

selama

semingg

u

(2)

Tiga kali

atau

lebih

selama

semingg

u

(3)

a. Tidak dapat

tidur selama 30

menit

b. Bangun di

tengah malam atau

dini hari

c. Harus bangun

untuk kamar

mandi

d. Tidak bisa

bernapas dengan

nyaman

e. Batuk atau

mendengkur

terlalu keras

f. Merasa terlalu

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

39

dingin

g. Merasa terlalu

panas

h. Memiliki

mimpi buruk

i. Memiliki nyeri

j. Lainnya

6. Selama bulan

terakhir,

seberapa

sering anda

mengunakan

obat-obatan

untuk

membantu

anda tidur ?

7. Selama bulan

terakhir,

seberapa

sering anda

mengalami

kesulitan

untuk tetap

terjaga saat

mengemudi,

makan, atau

dalam

kegiatan

sosial ?

8. Selama bulan

terakhir,

seberapa besar

masalah yang

anda hadapi

dan tetap

bersemangat

dalam

menyelesaika

n sesuatu ?

Sangat

baik

(0)

Cukup

baik

(1)

Cukup

buruk

(2)

Sangat

buruk

(3)

9. Selama bulan

terakhir,

bagaimana

anda menilai

kualitas tidur

anda secara

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profesi Ners

40

keseluruhan ?

Sumber : Hartford Institute for Geriatric Nursing, New York University, College

of Nursing (2012)