BAB II TINJAUAN PUSTAKA A....

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Effendy, 1998). Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan keluarga dan Keluarga Berencana yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Syahlan, 1996). 2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Indeks Maternal Rate) atau angka kematian ibu c. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada 6

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu

1. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan forum komunikasi, alih tehnologi dan

pelayanan kesehatan masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,

yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya

manusia sejak dini (Effendy, 1998).

Posyandu adalah pusat pelayanan kesehatan keluarga dan Keluarga

Berencana yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat

dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian

Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Syahlan, 1996).

2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu

a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

(Indeks Maternal Rate) atau angka kematian ibu

c. Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang

peningkatan kemampuan hidup sehat

e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

6

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

penduduk berdasarkan letak geografi

f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka

alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat

3. Sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu

a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun

b. Anak balita usia 1 sampai 5 tahun

c. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas

d. Wanita Usia Subur (WUS)

4. Macam Kegiatan

a. Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu)

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana

3. Imunisasi

4. Peningkatan gizi

5. Penanggulangan diare

b. Tujuh kegiatan posyandu (Sapta Krida Posyandu)

1. Kesehatan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana

3. Imunisasi

4. Peningkatan gizi

5. Penanggulangan diare

6. Sanitasi dasar

7. Penyediaan obat esensial

7

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

5. Pelayanan kesehatan yang dijalankan

a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita

b. Penimbangan bulanan

c. Pemberian tambahan makanan bagi yang berat badannya kurang

d. Imunisasi bayi 3-14 bulan

e. Pemberian oralit untuk menanggulangi diare

f. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

g. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia

subur

h. Pemeriksaan kesehatan umum

i. Pemeriksaan kehamilan dan nifas

j. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil

penambah darah

k. Imunisasi TT untuk ibu hamil

l. Penyuluhan kesehatan dan KB

m. Pemberian alat kontrasepsi KB

n. Pemberian oralit pada ibu yang terkena diare

o. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

p. Pertolongan pertama pada kecelakaan

8

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

6. Sistem lima meja

a. Meja I

1) Pendaftaran

2) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan

usia subur

b. Meja II

1) Penimbangan balita, ibu hamil

c. Meja III

1) Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

d. Meja IV

1) Diketahui berat badan anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan

resiko tinggi, Pasangan Usia Subur yang belum mengikuti KB

2) Penyuluhan kesehatan

3) Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan,

kondom

e. Meja V

1) Pemberian imunisasi

2) Pemeriksaan kehamilan

3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

4) Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan

Untuk meja I sampai IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan

untuk meja V dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya : dokter,

bidan, perawat, juru imunisasi dan sebagainya (Effendy, 1998).

9

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

B. Kunjungan Balita

1. Pengertian

Kunjungan adalah hal atau perbuatan berkunjung ke suatu tempat.

Kunjungan balita ke posyandu adalah datangnya balita ke posyandu untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi,

penyuluhan gizi, dan lain sebagainya. Kunjungan balita ke posyandu yang

paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali pertahun. Untuk ini

kunjungan balita diberi batasan 8 kali pertahun.

Posyandu yang frekuensi penimbangan atau kunjungan balitanya

kurang dari 8 kali pertahun dianggap masih rawan. Sedangkan bila

frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu

tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi frekuensi penimbangan

tergantung dari jenis posyandunya (Dinkes Prov. Jateng, 2007).

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke

posyandu (Sri poerdji, 2002)

a. Umur balita

Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk seseorang

dan pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat.

Menurut Sri Poerdji menyatakan bahwa umur 12 hingga 35 bulan

merupakan umur yang paling berpengaruh terhadap kunjungan karena

pada umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan

10

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Hal

lain yang menyebabkan ibu balita tidak lagi hadir di posyandu

khususnya balita diatas usia 36 bulan, karena ibu balita merasa bahwa

anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan perkembangan

sosial anak semakin bertambah.

b. Jumlah Anak

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi kehadiran ibu

yang mempunyai anak balita untuk hadir atau berpartisipasi dalam

posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Hurlock

(2005) bahwa semakin besar keluarga maka semakin besar pula

permasalahan yang akan muncul dirumah terutama untuk mengurus

kesehatan anak mereka.

Dalam kaitannya dengan kehadirannya di posyandu seorang

ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di posyandu karena

waktunya akan habis untuk memberi perhatian dan kasih sayang dalam

mengurus anak-anaknya di rumah.

c. Status Pekerjaan Ibu

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan

keluarga dan waktu untuk mengasuh anak akan berkurang, sehingga

ibu balita yang harus bekerja di luar rumah waktunya untuk

berpartisipasi dalam posyandu mungkin sangat kurang atau bahkan

tidak ada waktu sama sekali untuk ikut berpartisipasi di posyandu.

11

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

Sedangkan pada ibu rumah tangga memungkinkan mempunyai waktu

lebih banyak untuk beristirahat dan meluangkan waktu untuk

membawa anaknya ke posyandu.

Peran ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja sangat

berpengaruh terhadap perawatan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari

waktu yang diberikan ibu untuk mengasuh dan membawa anaknya

berkunjung ke posyandu masih kurang karena waktunya akan habis

untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Aspek lain yang

berhubungan dengan alokasi waktu adalah jenis pekerjaan ibu dan

tempat ibu bekerja serta jumlah waktu yang dipergunakan untuk

keluarga di rumah (Husnaini, 1989).

d. Jarak tempat tinggal

Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat

mempengaruhi ibu untuk hadir atau berpartisipasi dalam kegiatan

posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Lawrence

Green dalam Notoatmodjo (2003) bahwa faktor lingkungan fisik/letak

geografis berpengaruh terhadap perilaku seseorang/masyarakat

terhadap kesehatan. Ibu balita tidak datang ke posyandu disebabkan

karena rumah balita tersebut jauh dengan posyandu sehingga ibu balita

tersebut tidak datang untuk mengikuti kegiatan dalam posyandu.

Demikian juga sesuai yang dikemukakan oleh WHO dalam

Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa sikap akan terwujud

didalam suatu tindakan tergantung dari situasi pada saat itu. Ibu balita

12

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

mau datang ke posyandu tetapi karena jaraknya jauh atau situasi

kurang mendukung maka balita tidak berkunjung ke posyandu.

C. Kesehatan Balita

1. Kesehatan

Undang-Undang kesehatan No.23 tahun 1992 memberikan batasan

kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut organisasi

kesehatan dunia (WHO) adalah keadaan sempurna baik fisik, mental,

maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat

(Notoatmodjo, 2003).

2. Perkembangan anak balita

Anak balita adalah salah satu sasaran pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh bidan komunitas. Anak baru lahir (umur 0-28 hari) dan

bayi (umur 1 bulan-11 bulan) termasuk anak balita. (Syahlan,1996).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena

pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini

perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,

emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan

perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar

kepribadian juga dibentuk pada masa ini.

Frankerburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental

13

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

Screening Test) yang dikutip dalam Soetjiningsih (1995) mengemukakan 4

parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak

balita, yaitu :

a. Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial). Aspek yang

berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya

b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus). Aspek yang

berhubungan dengan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan

gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan

dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang

cermat

c. Language (bahasa). Kemampuan untuk memberikan respon

terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan

d. Grass motor (perkembangan motorik kasar). Aspek yang

berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

Menurut Soetjiningsih (1995) perkembangan balita dibagi menjadi

7 aspek perkembangan, seperti pada program Bina Keluarga dan Balita

yaitu:

a. Tingkah laku sosial

b. Menolong diri sendiri

c. Intelektual

d. Gerakan motorik halus

e. Komunikasi pasif

14

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

f. Komunikasi aktif

g. Gerakan motorik kasar

3. Pemeliharaan kesehatan balita

Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian

anak balita adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya.

Pemeliharaan kesehatan balita dititik beratkan pada upaya pencegahan dan

peningkatan kesehatan dari pada pengobatan dan pemulihan.

Pelayanan kesehatan anak balita yang diberikan di posyandu,

antara lain :

a. Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala

b. Penyuluhan pada orang tau menyamgkut perbaikan gizi, perbaikan

kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh kembang anak

c. Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit lainnya

d. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada

balita dan cara menanggulanginya

Kegiatan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan

berhasil dengan baik apabila didukung oleh pemerintah desa, pemimpin

dan orang terkemuka di masyarakat termasuk dukun. Para ibu perlu

didorong untuk memeriksakan kesehatan anaknya (Syahlan, 1996).

Menurut Behrman&Klieghman (1996), beberapa penyakit yang

sering menyerang anak antara lain :

15

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

a. Pneumonia

Pneumonia menyebabkan kematian sebagian besar anak.

Kekurangan Vit.A berhubungan dengan peningkatan insiden,

morbiditas dan mortalitas penyakit saluran pernafasan. Vit.A

menstabilkan struktur dan fungsi permukaan mukosa dan terlibat

dalam respon imun dan produksi mucus

b. Penyakit diare

Infeksi parasit sering disebabkan oleh salmonella dan shigela.

Infeksi parasit bersifat endemis tetapi biasanya menyebabkan

kekurangan gizi dan bukan diare akut. Korela tetap menjadi problem di

seluruh negara yang sedang berkembang

c. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Enam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu

cacar, difteri, pertusis, tetanus, dan tuberculosis dimana dapat

membunuh, membutakan, membuat cacat dan dapat membuat

kerusakan mental pada lebih kurang sepuluh juta anak tiap tahun

d. Malnutrisi

Malnutrisi adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas

serta faktor yang mempersulit penyakit lainnya. Pendidikan wanita,

KB dan jarak kelahiran adalah beberapa diantara strategi paling efektif

mencegah malnutrisi

e. Masalah kesehatan lainnya

Malaria, sistomiosis dan demam dengue adalah contoh-contoh

16

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

penyakit menular lain yang umum bagi anak di negara sedang

berkembang.

D. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Friedman keluarga adalah dua atau lebih individu yang

bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan

pendekatan emosional (Stanhope, 1997)

Dalam UU No.10 tahun 1992 disebutkan bahwa keluarga adalah

unit terkecil dalam masyarakat, yang terdiri dari suami istri atau suami istri

dan anak atau ayah/ibu dan anak.

2. Tipe/bentuk Keluarga

a. Tipe keluarga tradisional

1) Keluarga inti (nuclear family) : keluarga terdiri dari suami, istri

dan anak-anak (kandung/angkat)

2) Keluarga besar (extended family) : keluarga inti ditambah dengan

keluarga lain yang mempunyai hubungan darah

3) Keluarga dyad (dyad family) : satu rumah tangga terdiri dari suami,

istri tanpa anak

4) Keluarga single (single family/single parent) : suatu rumah tangga

yang terdiri dari satu orang tua karena perceraian atau kematian

dengan anak (kandung atau angkat)

5) Keluarga berkomposisi (composite) : keluarga yang perkawinannya

17

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

berpoligami dan hidup bersama

6) Keluarga usila : rumah tangga yang terdiri atas suami-istri berusia

lanjut

b. Tipe keluarga non tradisional

1) Comune family : lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah

hidup serumah

2) Keluarga kabitas (cohabitation) : orang tua menjadi satu tanpa

ikatan perkawinan dengan atau tanpa anak hidup bersama dalam

satu rumah tangga

3) Keluarga homoseksual : dua individu yang sejenis hidup bersama

dalam satu rumah tangga dengan/tanpa anak

3. Peran Keluarga

a. Peran ayah

Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak mempunyai

peran sebagai pencari nafkah, kepala keluarga, pendidik, pelindung

dan pemberi rasa aman, memelihara hubungan keluarga, memenuhi

hubungan afektif pasangan, sebagai anggota masyarakat dan kelompok

b. Peran ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anak mempunyai peran sebagai

pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak, pelindung,

sebagai anggota masyarakat dan lingkungan, pencari nafkah tambahan

18

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

c. Peran anak

Melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangan fisik, mental, sosial, spiritual

4. Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis : meneruskan keturunan, membesarkan anak,

memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat

anggota keluarga

b. Fungsi psikologis : memberi kasih sayang, memberi perhatian,

membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberi

identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi : membina sosialisasi anak, membentuk norma

tingkah laku anak, meneruskan nilai budaya keluarga

d. Fungsi ekonomi : mencari sumber penghasilan keluarga, mengatur

penggunaan penghasilan keluarga, menabung untuk masa depan

e. Fungsi pendidikan : menyekolahkan anak termasuk memberi

pengetahuan, ketrampilan, membentuk perilaku, mempersiapkan

anak menuju dewasa mendidik anak sesuai tahap perkembangan

5. Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Friedman (2003) tahap perkembangan keluarga di bagi

menjadi 8 tahap, yaitu :

a. Tahap keluarga baru

19

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

Dimulai saat suami dan istri membentuk keluarga melalui

ikatan perkawinan. Tugas perkembangannya adalah membina

hubungan intim yang memuaskan, membina hubungan dengan

keluarga lain, teman, kelompok sosial, mendiskusikan rencana untuk

memiliki anak.

b. Tahap keluarga menanti kelahiran anak

Dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan

berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun). Tugas

perkembangannya adalah persiapan menjadi orang tua, adaptasi

dengan peran anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang

memuaskan dengan pasangan.

c. Tahap keluarga dengan anak prasekolah

Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 sampai 5 tahun. Tugas

perkembangannya adalah memenuhi kebutuhan anggota keluarga,

membantu anak bersosialisasi, beradaptasi dengan anak yang baru

lahir sedangkan kebutuhan anak lain tetap dipenuhi, menegakkan

hubungan yang sehat didalam dan luar keluarga, pembagian tanggung

jawab anggota keluarga, stimulasi tubuh kembang anak.

d. Tahap keluarga dengan anak sekolah

Dimulai saat anak pertama masuk sekolah pada usia 6-12

tahun. Tugas perkembangannya adalah membantu sosialisasi anak,

tetangga, sekolah dan lingkungan, mempertahankan hubungan

perkawinan yang bahagia, memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan.

20

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

e. Tahap keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13-20 tahun. Tugas

perkembangannya adalah memberi kebebasan yang seimbang dengan

tanggung jawab, mempertahankan hubungan yang intim dalam

keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang

tua, perubahan sistem peran dan peraturan dalam keluarga.

f. Tahap kelurga dengan anak dewasa awal

Dimulai saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir

pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas perkembangannya

adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar,

mempertahankan keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri

di masyarakat, penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

g. Tahap keluarga dengan anak dewasa tengah

Dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah sampai

dengan pensiun atau salah satu meninggal dunia. Tugas

perkembangannya adalah mempertahankan kesehatan dan hubungan

yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak, meningkatkan

keakraban pasangan.

h. Tahap keluarga dengan usia lanjut

Dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah

satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal. Tugas

perkembangannya adalah adaptasi dengan perubahan kehilangan

pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan, mempertahankan

21

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

keakraban suami istri dan saling merawat, mempertahankan hubungan

dengan anak dan sosial masyarakat.

E. Peran Serta Masyarakat

1. Pengertian Peran Serta Masyarakat

Dalam pembahasan ini partisipasi masyarakat diartikan sebagai

keadaan dimana individu, keluarga, maupun masyarakat umum ikut

bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, masyarakat, maupun

lingkungannya (Mantra, 1985).

Menurut WHO, seperti yang dikemukakan dalam pertemuan Alma

Ata 1978, yang dimaksud dengan peran serta masyarakat adalah suatu

proses sehingga individu/keluarga :

a. Bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan diri, keluarga

dan masyarakat

b. Berkembang kemampuannya untuk berkontribusi dalam

pembangunan

c. Mengetahui keadaannya dengan lebih baik dan termotivasi untuk

memecahkan masalahnya

d. Memungkinkan tumbuh menjadi perintis pembangunan (Agent of

development)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Peran Serta Masyarakat

a. Faktor perilaku individu

Perilaku individu sangat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti :

22

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

tingkat pengetahuan dan keyakinan, sikap mental, tingkat kebutuhan,

tingkat keterikatan dalam kelompok dan tingkat kemampuan sumber

daya yang ada.

1) Tingkat pengetahuan dan keyakinan

Tingkat pengetahuan seseorang sangat mempengaruhi

perilaku individu. Makin tinggi pendidikan atau pengetahuan

kesehatan seseorang, makin tinggi kesadaran untuk berperan serta.

Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara

tingkat pendidikan ibu dan kesehatan lingkungannya.

Dalam permasalahan kesehatan, sering dijumpai bahwa

persepsi masyarakat tidak selalu sama dengan persepsi pihak

provider kesehatan. Untuk menyamakan persepsi itu diperlukan

suatu proses Komunikasi-Informasi-Motivasi yang mantap. Dalam

proses ini diharapkan terjadi perubahan perilaku yang tahap-

tahapnya adalah Pengenalan (Awareness), Permintaan (Interest),

Penilaian (Evaluation), Percobaan (Trial), Penerimaan (Adoption).

2) Sikap Mental

Sikap mental pada hakikatnya adalah kondisi kejiwaan,

perasaan dan keinginan seseorang, sehingga hal tersebut

berpengaruh pada perilaku serta pada akhirnya perbuatan yang

diwujudkannya. Kondisi ini didapatkan dari proses tumbuh

kembang individu sejak masa bayi atau anak dan berkembang pula

dari pendidikan serta pengalaman hidup dalam berinteraksi dengan

23

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

lingkungan/masyarakat.

Dengan memahami sikap mental masyarakat (norma) maka

para pemberi pelayanan sebagai agen pembaharu akan dapat

membentuk strategi pelayanan yang baik.

3) Tingkat Kebutuhan Individu

Berkaitan dengan sistem kebutuhan yang terdapat dalam

diri individu, Maslow mengatakan bahwa pada diri manusia

terdapat sejumlah kebutuhan dasar yang menggerakkannya untuk

berperilaku tertentu. Kebutuhan tersebut terdiri dari 5 macam

kebutuhan pokok : kebutuhan faali (biologic), kebutuhan rasa

nyaman (security), kebutuhan rasa sayang dan rasa ketergolongan

(social), Kebutuhan untuk dihargai (ego/esteem), kebutuhan untuk

dapat mengaktualisasi diri dengan seluruh potensi yang ingin

dikembangkan (self actualization).

Prinsip dari teori Maslow adalah sebelum kebutuhan yang

lebih rendah terpenuhi, maka kekuatan desakan kebutuhan yang

lebih tinggi terbatas daya dorongnya. Namun tidak berarti bahwa

secara mutlak kebutuhan yang lebih rendah harus sepenuhnya

terpuaskan lebih dulu sebelum kebutuhan lainnya akan muncul,

karena setiap ragam kebutuhan tersebut hadir secara simultan atau

bersamaan.

4) Tingkat keterikatan dalam kelompok

Suatu masyarakat adalah terdiri dari individu, keluarga

24

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

yang hidup bersama, terorganisir dalam suatu sistem sosial atau

ikatan. Kepribadian atau perilaku seseorang muncul sebagai akibat

dari pengalaman dari berbagai interaksi (interelationship) yang

dilakukannya. Setiap masyarakat memiliki kemampuan yang

berbeda dalam mengadakan hubungan antara manusia, baik

hubungan kekuasaan maupun sosial, formal maupun informal

5) Tingkat kemampuan sumber daya

Perilaku individu juga dipengaruhi oleh tersedianya sumber

daya terutama sarana untuk pemenuhan kebutuhan baik yang

dimiliki olehnya maupun yang tersedia di masyarakat.

b. Faktor Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh keadaan politik,

ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan agama. Keadaan dan struktur

politik dipandang sebagai salah satu aspek penting yang tidak kecil

peranannya dalam mempengaruhi derajat perilaku masyarakat.

Keadaan ekonomi tidak disangsikan lagi mempunyai pengaruh

terhadap perwujudan peran serta masyarakat. Kemajuan dibidang

ekonomi lebih memungkinkan kemampuan masyarakat untuk berperan

serta dalam berbagai aspek pembangunan.

Aspek sosial budaya turut menentukan perwujudan peran serta

masyarakat. Tingkat pendidikan suatu bangsa akan mempengaruhi

perilaku rakyatnya. Makin tinggi pendidikan masyarakat, makin tinggi

pula kesadaran kesehatannya. Ketentuan atau ajaran yang berlaku

25

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

dalam berbagai agama mempengaruhi perilaku masyarakat. Agama

dapat merupakan jembatan atau hambatan bagi terwujudnya perilaku

positif masyarakat dalam kesehatan.

Faktor-faktor diatas baik yang mempengaruhi perilaku

seseorang maupun masyarakat akan menentukan tingkat keikutsertaan

masyarakat dalam pembangunan kesehatan (Depkes RI, 1990).

3. Tahap-tahap Peran Serta Masyarakat

Peran Serta Masyarakat dalam bidang kesehatan mempunyai

beberapa tahap sebagai berikut :

a. Partisipasi dalam tahap pengenalan masalah dan penentuan

prioritas

b. Partisipasi dalam tahap penentuan cara pemecahan masalah

c. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan, penyediaan sumber daya

d. Partisipasi dalam tahap penilaian dan pemantapan.

4. Keuntungan Peran Serta Masyarakat

Peran Serta Masyarakat mempunyai beberapa keuntungan bagi

masyarakat, antara lain :

a. Upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan

masalah yang dihadapi masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi

para penyelenggara semata.

b. Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat, baik

secara fisik, sosial maupun secara ekonomis. Ini karena masyarakat

berpartisipasi dalam merumuskan masalahnya dan dalam

26

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

Umur balitaJumlah anak dalam keluarga Kunjugan balita

ke posyandu

merencanakan pemecahannya.

c. Masyarakat merasa puas karena mempunyai andil pula dalam menilai

pelaksanaan daripada upaya kesehatan yang sudah direncanakan dan

dilaksanakan bersama.

d. Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam proses pemecahan

masalah di bidang kesehatan maka akan mengembangkan kemampuan

dan sikap positif serta motivasi mereka untuk hidup sehat atas dasar

swadaya.

F. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang berhubungan :

Sumber : Sri Poerdji, 2002

Gambar 1 : Kerangka Teori

27

Kunjugan balita

ke posyandu

Umur balita

Jumlah anak dalam keluarga

Status pekerjaan ibu

Jarak tempat tinggal

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandudigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-yunitriast... · Imunisasi bayi 3-14 bulan e. ... pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan

G. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2 : Kerangka Konsep

H. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas/Independent

Faktor-faktor yang berhubungan meliputi umur balita, jumlah anak

dalam keluarga, status pekerjaan ibu dan jarak tempat tinggal dengan

posyandu

2. Variabel terikat/Dependent

Kunjungan balita ke posyandu

I. Hipotesis

1. Ada hubungan antara umur balita dengan kunjungan balita ke

posyandu

2. Ada hubungan antara jumlah anak dalam keluarga dengan kunjungan

balita ke posyandu

3. Ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan kunjungan balita ke

posyandu

4. Ada hubungan antara jarak tempat tinggal dengan kunjungan balita ke

posyandu

28

- Umur balita

- Jumlah anak dalam keluarga

- Status pekerjaan ibu

- Jarak tempat tinggal

Kunjungan

balita ke posyandu